Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Transkripsi

1 PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha mengenali dirinya sehingga dapat memiliki gambaran mengenai dirinya tersebut yang menentukan penilaian atas dirinya. Penilaian individu terhadap dirinya ini disebut konsep diri. Buku Harian sebagai salah satu media yang digunakan remaja dalam menggambarkan kepribadian dirinya, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang diperolehnya melalui interaksi dan pengalamannya dengan orangorang disekitarnya, nampaknya merupakan sarana yang positif untuk menentukan konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan intensitas menulis di buku harian terhadap konsep diri positif pada remaja. Penelitian ini diharapakan membantu memberikan pandangan mengenai peranan buku harian dalam kehidupan seharihari, khususnya pada kehidupan remaja sebagai media yang digunakan dalam membentuk konsep dirinya dan agar hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan Psikologi Sosial. Subjek penelitian yang berjumlah 40 subjek adalah siswa dan siswi kelas dua dan tiga SMU dan SMK Taruna Andhiga yang menulis di buku harian dan berusia antara tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi skala intensitas menulis di buku harian dan skala konsep diri positif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Regresi Sederhana menunjukkan nilai F sebesar 9,694 dengan signifikansi sebesar 0,004 ( p < 0,01), dan nilai R 2 sebesar 0, 203. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan intensitas menulis di buku harian terhadap konsep diri positif pada remaja. PENDAHULUAN Penilaian masyarakat terhadap perilaku remaja pada umumnya mencerminkan nilai positif dan negatif. Penilaian negatif tentang remaja didasari oleh adanya perilaku menyimpang yang banyak terjadi saat ini, seperti penyalahgunaan obat terlarang, hubungan seks pranikah, dan tawuran antar sekolah. Untuk menanggulangi masalah tersebut, peran dan bimbingan orang tua sangat dibutuhkan mengingat keadaan emosi remaja yang belum stabil. Di sisi lain, remaja sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. 1

2 Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya sehingga dapat memiliki gambaran mengenai dirinya sendiri. Agar remaja dapat mengenali identitas dirinya, remaja tersebut harus dapat memahami dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian membuat remaja berusaha mendapatkan identitas dirinya. Proses tersebut diawali dari lingkungan keluarga karena keluarga merupakan unit sosial terkecil yang pada dasarnya memiliki peranan besar dalam membentuk perilaku setiap anggotanya, yang kemudian akan dibawanya berhadapan dengan masyarakat luar selain keluarganya. Brooks (dalam Rakhmat, 2001) memaparkan konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya sendiri. Persepsi tentang diri tersebut dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan intensitas menulis di buku harian terhadap konsep diri positif pada remaja. Dengan menulis di buku harian individu dapat melatih dirinya untuk merefleksikan atau introspeksi diri dan mengeksplorasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan serta berlatih memecahkan masalah sendiri saat menghadapi kesulitan. Adanya proses refleksi setelah menulis di buku harian dapat terlihat dalam salah satu dimensi intensitas menulis di buku harian yaitu intensitas dalam mencatat sikap-sikap pribadi mengenai kejadian sehari-hari. Sikap-sikap pribadi dapat berkembang selaras dengan pertumbuhan dan perkembangan aspek psikologis, sosial dan fisik meliputi kemampuan mengasimilasikan pengalaman dan informasi yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain dan lingkungannya baik yang positif maupun negatif sehingga memiliki kemungkinan besar untuk dapat mencapai setiap tujuan-tujuan yang dirancang berdasarkan kemampuannya yang bersifat realistik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan menulis di buku harian dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam penilaian diri sendiri, melatih diri untuk merefleksikan atau introspeksi diri dan mengeksplorasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya, yang berarti juga membantu mengembangkan konsep diri seseorang menjadi positif. Apabila menulis di buku harian dilakukan secara intensif maka akan semakin membantu remaja dalam membentuk konsep diri yang positif, dengan kata lain semakin intensif menulis di buku harian maka semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh remaja. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peranan positif dari intensitas menulis di buku harian terhadap konsep diri positif pada remaja, yaitu sebesar 20,3%. Sedangkan 79,7 % lainnya kemungkinan akan dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang mungkin menyebabkan adanya sumbangan relatif sebesar 20,3% dalam penelitian ini yaitu adanya dampak positif yang dirasakan subjek setelah menulis di buku harian. Dengan menulis di buku harian, individu 2

3 dapat melatih dirinya untuk merefleksikan atau introspeksi diri dan mengeksplorasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan serta berlatih memecahkan masalah sendiri saat menghadapi kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Cole (1963) yang mengatakan bahwa individu yang menulis di buku harian mungkin lebih sering melakukan introspeksi dibanding orang lain yang sebaya mereka. Adanya proses refleksi setelah menulis di buku harian dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam penilaian diri sendiri, yang berarti juga membantu mengembangkan konsep diri seseorang menjadi positif. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku harian memiliki peranan terhadap konsep diri positif pada remaja, tetapi bukan berarti remaja yang tidak menulis di buku harian, memiliki konsep diri yang negatif. Buku harian hanya salah satu media yang digunakan remaja dalam menggambarkan kepribadian dirinya, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang diperolehnya melalui interaksi dan pengalamannya dengan orang-orang sekitarnya. Ada banyak faktor yang membuat konsep diri seseorang berkembang dan menjadi positif. Menurut Hurlock (1974), konsep diri berkembang karena adanya pengaruh interaksi antara individu dengan faktor-faktor spesifik di dalam lingkungan sosial dan budaya tempat individu tersebut menjalani kehidupannya. Seringnya remaja menulis di buku harian mungkin disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah minat. Jersild (1978) mengatakan bahwa bahwa salah satu karakteristik remaja yaitu menentukan minat. Subjek dalam penelitian ini memiliki minat yang tinggi dalam merekam dan menjelaskan pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan mereka yang digabungkan dengan keinginan untuk mengekspresikan diri mereka melalui kata-kata dan ketepatan hati dalam meluangkan waktu untuk menulis di buku harian. Selain itu, ada banyak manfaat yang mungkin dirasakan oleh subjek setelah menulis di buku harian harian, diantaranya sebagai media yang luas untuk penggambaran diri, media introspeksi diri, mengurangi perasaan negatif dan mendatangkan perasaan positif, media pengontrolan emosi, media coping, memperluas perspektif seseorang, memberikan insight untuk pemecahan masalah, arena kreasi dan motivasi. Untuk variabel konsep diri terlihat bahwa mean empirik (148,32) berada diantara mean hipotetik (105) ditambah 2 standar deviasi (25), sehingga secara umum menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini juga memiliki tingkat konsep diri yang tinggi atau positif. Positifnya konsep diri pada remaja tersebut mungkin disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya usia kematangan, remaja yang matang lebih awal yang diperlakukan seperti orang hampir dewasa mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri positif pada 3

4 remaja adalah kreativitas. Menurut Hurlock (2000), remaja yang semasa kanak-kanaknya didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas akademis akan mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peranan positif dari intensitas menulis di buku harian terhadap konsep diri positif pada remaja, yaitu sebesar 20,3%. Sedangkan 79,7 % lainnya kemungkinan akan dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang mungkin menyebabkan adanya sumbangan relatif sebesar 20,3% dalam penelitian ini yaitu adanya dampak positif yang dirasakan subjek setelah menulis di buku harian. Dengan menulis di buku harian, individu dapat melatih dirinya untuk merefleksikan atau introspeksi diri dan mengeksplorasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan serta berlatih memecahkan masalah sendiri saat menghadapi kesulitan. Adanya proses refleksi setelah menulis di buku harian dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam penilaian diri sendiri, yang berarti juga membantu mengembangkan konsep diri seseorang menjadi positif. Subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat intensitas menulis di buku harian dan tingkat konsep diri yang tinggi. Seringnya remaja menulis di buku harian mungkin disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah minat. Jersild (1978) mengatakan bahwa bahwa salah satu karakteristik remaja yaitu menentukan minat. Subjek dalam penelitian ini memiliki minat yang tinggi dalam merekam dan menjelaskan pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan mereka yang digabungkan dengan keinginan untuk mengekspresikan diri mereka melalui kata-kata dan ketepatan hati dalam meluangkan waktu untuk menulis di buku harian. Positifnya konsep diri pada subjek penelitian ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya usia kematangan, remaja yang matang lebih awal yang diperlakukan seperti orang hampir dewasa mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Selain itu, kreativitas juga mempengaruhi konsep diri sesorang menjadi positif. Remaja yang semasa kanak-kanaknya didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas akademis akan mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. DAFTAR PUSTAKA Anastasi, A., dan Urbina, S. (1998). Tes Psikologi ; Psychological Testing 7e jilid 1 (Edisi Bahasa Indonesia). Alih bahasa : Robertus Hariono S. Iman MA. Jakarta : Pt. Prenhallindo Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4

5 Cole, L. (1963). Psychology of Adolescent (5 th Edition). New York : Holt, R & Winston Inc Deaux, K., Dane, F.C., Wrightsman, L.S., & Sigelman, S.L. (1993). Social Psychology In the (4 th Edition). Tokyo : McGraw - Hill Hurlock, E.B. (1974). Personality Development (1 st ed). New York : McGraw - Hill Publishing Company Hurlock, E.B. (2000). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta : Erlangga Jersild, A.T.,Brook, J.S., & Brook, D.W. (1978). The Psychologi of Adolescent (3 rd Edition). New York : Macmillan Publishing Co, Inc Lovelace, R.T. (1990). Stress Master. New York : John Willey & Sons Inc Rakhmat, J. (2002). Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rice, F.P. (1996). The Adolescent : Development, Relationship and Culture (8 th ed). Boston : Ally and Bacon 5