NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.,M.Soc.Sc.)

3 SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Syaiful Anwar Prasetyo Yulianti Dwi Astuti INTI SARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, semakin tinggi kepercayaan diri, semakin kecil kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat, dan sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri, semakin besar kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA GAMA YOGYAKARTA, kelas dua, tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 50 subyek. Teknik pengambilan data penelitian dengan menggunakan skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala kepercayaan diri yang mengacu dari teori Lauster, Anthony, dan Hakim (dikutip Ambarwati, 1999). Sedangkan skala sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat mengacu dari teori Azwar (1988). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS 12.0 for Windows untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Hasil analisis data menunjukkan r XY = dengan p= Karena p<0.05 berarti ada korelasi negatif yang signifikan antara variabel kepercayaan diri dengan variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat.

4 PENGANTAR Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini banyak terjadi kasus penyalahgunaan obat-obatan dan yang sangat memprihatinkan adalah sebagian besar penggunaannya adalah remaja. Ofter (Koeswara, 1988) mengemukakan bahwa remaja sering melakukan hal-hal yang menyimpang atau melakukan pelanggaran hukum, penyalahgunaan zat yang berupa obat-obatan. Hurlock (1993) mengatakan bahwa masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia bermasalah dan masa remaja sebagai masa mencari identitas diri. Dengan keadaan psikologis remaja yang demikian, remaja rentan terhadap penyalahgunaan obat. Salah satu sebab penting yang mendorong para remaja menggunakan narkoba adalah kecemasan. Keadaan cemas menyebabkan munculnya perasaan tidak percaya diri. Hal ini mendorong mereka mencari jalan pintas untuk mengatasinya. Melalui penggunaan narkoba mereka berusaha untuk memperoleh hidup yang bebas dari kecemasan dan ketidakpercayaan diri. Gejalagejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi ketidakpercayaan diri adalah meningkatnya penyalahgunaan obat. Sikap merupakan kesediaan bereaksi terhadap suatu obyek (Gerungan, 1986). Agar dapat mengetahui kecenderungan-kecenderungan remaja terhadap

5 penyalahgunaan obat, perlu diketahui bagaimana sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Pada kenyataannya ada remaja yang menunjukkan sikap tidak menyukai penggunaan obat-obatan dimana remaja tersebut menganggap bahwa menggunakan obat-obatan dan alkohol akan merusak diri sendiri, dan menghambat aktivitas belajar sehingga dapat merugikan dirinya sendiri (Widjono, 1982). Di sisi lain sebagian remaja menunjukkan sikap menyukai penggunaan obat-obatan karena dengan begitu segala persoalan dapat dipecahkan. Ada juga remaja yang beranggapan bahwa dengan penggunaan obat-obatan akan lebih percaya diri. Hawari (1996) dalam penelitiannya menemukan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi apakah seseorang akan terlibat penyalahgunaan obat yaitu faktor predisposisi, faktor kontribusi dan faktor pencetus. Variabel-variabel yang masuk di dalam faktor predisposisi diantaranya kepribadian individu seperti kecemasan, depresi, atau adanya gangguan kepribadian antisosial. Variabel-variabel yang masuk dalam faktor kontribusi diantaranya adalah kondisi keluarga, keutuhan keluarga, kesibukan orang tua dan hubungan interpersonal di dalam keluarga itu sendiri. Variabel-variabel yang masuk di dalan faktor pencetus diantaranya pengaruh teman sebaya, peer groups dan kemudahan memperoleh napza itu sendiri. Salah satu faktor kepribadian yang tidak lepas dari permasalahan penyalahgunaan obat adalah kepercayaan diri yang dimiliki oleh remaja itu sendiri. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-

6 tindakannya dan dapat dengan bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan, berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai kelebihan dan kekurangannya (Daradjat, 1990). Dengan tingginya kepercayaan diri, diharapkan remaja mampu menentukan arah sikap dimana dalam sikap positif yaitu mendekati, menyenangi, mengharapkan ataukah dalam sikap negatif yaitu menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai terhadap penyalahgunaan obat (Sarwono, 1987). Berdasarkan uraian di atas maka muncul pertanyaan, Apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Tujuan Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: Memberikan masukan bagi disiplin Psikologi, khususnya Psikologi Perkembangan Remaja. 2. Manfaat Praktis: Sebagai bahan acuan untuk masyarakat guna menahan atau mengurangi jumlah penyalahgunaan obat dan mencegah penyalahgunaan obat.

7 TINJAUAN PUSTAKA Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat Sikap berasal dari bahasa Inggris, attitude yang artinya kesediaan bereaksi terhadap suatu hal (Gerungan, 1981). Sikap tersebut berhubungan dengan obyek dan memberikan penilaian terhadap obyek yang dihadapi. Allport memberikan gambaran sedikit berbeda mengenai sikap, menurutnya sikap adalah keadaan mental dan syarat dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya (Sears, dkk, 1988). Azwar (dikutip Ambarwati, 1999) menyatakan bahwa sikap mempunyai komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek. Sejalan dengan pernyatakan Azwar tersebut adalah pernyataan dari Baron dan Byrne, juga Myers dan Gerungan (dikutip oleh Walgito, 1991). Yang menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu: a. Komponen kognitif atau komponen persepsi, merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaiman orang membuat persepsi terhadap obyek sikap. b. Komponen afektif atau komponen perasaan yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang terhadap obyek sikap.

8 c. Komponen konatif atau komponen perilaku, yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertidak terhadap obyek sikap. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: konsep diri, harga diri, kepercayaan diri, usia, pengalaman pribadi, dan pengaruh faktor emosional. Sedangkan faktor eksternal meliputi: pengaruh kebudayaan, keluarga, dan tingkat pendidikan. Penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat yang tidak ditujukan untuk pengobatan, tetapi obat tersebut dipergunakan untuk mendapatkan kenikmatan. Sedangkan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat adalah kesediaan remaja untuk menerima atau menolak penggunaan obat yang bukan untuk tujuan medik atau pengobatan. Kepercayaan Diri Walgito (1991) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah kepercayaan seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya. Sedangkan Angelish (1997) kepercayaan diri adalah suatu keyakinan dalam hati bahwa segala tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Individu yang percaya diri akan memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Lauster, Anthony, dan Hakim (dikutip Ambarwati, 1999) sebagai berikut:

9 1) Kemandirian: Adanya kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa tergantung dengan orang lain. 2) Komitmen: Individu memiliki kemampuan dalam memegang komitmen yang sudah ia buat serta bagaimana orang tersebut mematuhinya. 3) Pemahaman diri: Pemahaman diri secara objektif akan memungkinkan seorang individu bisa melihat kelebihan-kelebihannya yang dapat membuatnya percaya diri untuk bisa berbuat segala sesuatu, sekalipun harus bersaing. 4) Penyesuaian diri: Adanya kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di lingkungan tempat ia berada dalam artian orang tersebut bisa di terima sebagai salah satu anggota masyarakat yang di butuhkan oleh orang lain. 5) Tegas dan berani menyatakan pendapat: Individu memiliki ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat yang meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan, dan pemikiran secara terbuka dan terakhir adalah kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat Narkoba atau penyalahgunaan obat sangat dekat dengan kehidupan remaja. Remaja yang masih labil akan mudah terpengaruh sehingga mudah tergiur oleh tawaran teman yang tidak baik dan bukannya tidak mungkin mereka akan mencoba

10 memakai obat-obatan terlarang atau narkoba. Remaja yang memiliki rasa percaya diri biasanya optimis dalam menjalani hidup, memiliki keyakinan akan berhasil, selain itu setiap persoalan yang datang akan dihadapi dengan hati yang tenang (Daradjat, 1990). Rasa kurang percaya diri dapat terjadi karena dihantui rasa tidak mampu sebelum mencoba serta kurangnya kekuatan mental dalam menghadapi suatu peristiwa (Rubin, 1989). Remaja yang memiliki rasa percaya diri, mempunyai sikap mandiri atau tidak terpengaruh kepada orang lain (Langter, 1994). Kepercayaan diri yang dimiliki remaja berkaitan erat dengan sikap terhadap penyalahgunaan obat. Semakin tinggi kepercayaan diri maka remaja akan memiliki sikap tidak setuju terhadap penyalahgunaan obat, karena remaja cenderung mempunyai kepercayaan diri yang kuat sehingga remaja tidak menunjukkan sikap ingin mempergunakan obat terlarang, sebaliknya apabila kepercayaan diri yang dimiliki oleh remaja rendah maka dapat menimbulkan sikap setuju terhadap penyalahgunaan obat. Hipotesis Penelitian Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, semakin tinggi kepercayaan diri, semakin kecil kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat, dan sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri, semakin besar kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat.

11 METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah para remaja siswa dan siswi SMA GAMA YOGYAKARTA yang berjumlah 50 subyek, karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia tahun yang tercatat sebagai siswa SMA GAMA YOGYAKARTA. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Sampling. Teknik Cluster Sampling merupakan teknik sampling dimana satuan-satuan sampel tidak terdiri dari individu, melainkan dari kelompok individu atau cluster (Hadi, 1993). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode angket. Adapun angket yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat dan angket kepercayaan diri. 1. Angket sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat Angket ini terdiri dari tiga aspek yang mengacu pada teori Azwar (1988) yang menyatakan bahwa sikap mempunyai 3 komponen yaitu: a. Aspek Kognitif b. Aspek Afektif c. Aspek Konatif

12 Setiap aspek dalam angket sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat terdapat butir-butir yang berbentuk pernyataan yang seiring dengan variabel atau favorable dan butir-butir yang berbentuk pernyataan yang tidak seiring dengan variabel atau unfavorable. Setiap butir mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Pada butir favorable, skor jawaban bergerak dari 4 (Sangat Setuju) sampai 1 (Sangat Tidak Setuju) sedangkan butir yang unfavorable, skor jawabannya bergerak dari 1 (Sangat Setuju) sampai 4 (Sangat Tidak Setuju). 2. Angket Kepercayaan Diri Angket kepercayaan diri terdiri dari beberapa aspek yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Lauster, Anthony, dan Hakim (dikutip Ambarwati, 1999) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Kemandirian b. Komitmen c. Pemahaman diri d. Penyesuaian diri e. Tegas dan berani menyatakan pendapat Pada butir favorable, skor jawaban bergerak dari 4 (Sangat Sesuai) sampai 1 (Sangat Tidak Sesuai) sedangkan butir yang unfavorable, skor jawaban bergerak dari 1 (Sangat Sesuai) sampai 4 (Sangat Tidak Sesuai).

13 Metode Analisis Data Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan mempergunakan teknik korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment melukiskan hubungan antara dua gejala interval, gejala interval yang menggunakan skala pengukuran yang berjarak sama (Hadi, 1998). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui hubungan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat ditinjau dari kepercayaan diri. Maka sebagai perhitungan analisis datanya, penulis menggunakan korelasi Product Moment. Dengan menggunakan pedoman teknik statistik Product Moment, pedoman pengambilan kesimpulan yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Apabila koefisien korelasi menunjukkan p < 0,05 maka asumsinya hipotesis diterima. 2. Apabila koefisien korelasi menunjukkan p > 0,05 maka asumsinya hipotesis ditolak.

14 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian Setelah menyebarkan angket dan mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan, diperoleh gambaran umum data penelitian yang dapat dilihat pada tabel deskripsi statistik data penelitian yang meliputi variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat dan variabel kepercayaan diri. Tabel 1 Deskripsi Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik X min X max Mean X min X max Mean SD Kepercayaan Diri Skp Rmj Thdp Pnylhgnn Obat Keterangan: Hipotetik X min X max Mean Empirik = jumlah item x skor minimal = jumlah item x skor maksimal = X min + X max 2 Nilai X min, X max, mean, dan SD empirik adalah hasil dari analisis SPSS 12.0 for windows. Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas dapat diketahui kategori masingmasing variabel yaitu kepercayaan diri dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat pada subyek. Deskripsi penelitian yang digunakan untuk membuat kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,

15 Rendah, Sangat Rendah. Kategori yang dibuat berdasarkan lima kategorisasi. Penentuan kategorisasi tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang dikehendaki. Namun untuk memperoleh kategori perlu ditentukan terlebih dahulu batasan yang akan digunakan berdasarkan nilai deviasi standar dengan memperhitungkan rentangan nilai maksimum dan minimum teoritisnya. Kategori ini ditentukan berdasarkan sebaran empirik. Tabel 2 Kriteria Kategori skala Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Catatan: µ = rerata/mean; σ = standar deviasi Nilai X > (µ σ) (µ σ) < X (µ σ) (µ σ) < X (µ σ) (µ σ) X (µ σ) X < (µ σ) Tabel 3 Kategorisasi Variable Kepercayaan Diri Kategori Nilai Jumlah Prosentase Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah X > < X < X < X 30.2 X < % 18 % 42 % 36 % - Kategorisasi variabel kepercayaan diri untuk kategori Sangat Rendah tidak ada, kategori Rendah ada 18 subyek (36 %), kategori Sedang ada 21 subyek (42 %), kategori Tinggi ada 9 subyek (18 %) dan kategori Sangat Tinggi ada 2 subyek (4 %). Berdasarkan kategorisasi tabel variabel kepercayaan diri diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subyek masuk dalam kategori kepercayaan diri yang sedang.

16 Tabel 4 Kategorisasi Variable Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat Kategori Nilai Jumlah Prosentase Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah X > < X < X < X 55.2 X < % 22 % 42 % 30 % 2 % Kategorisasi variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat untuk kategori Sangat Rendah ada 1 subyek (2 %), kategori Rendah ada 15 subyek (30 %), kategori Sedang ada 21 subyek (42 %), kategori Tinggi ada 11 subyek (22 %), sedangkan kategori Sangat Tinggi ada 2 subyek (4 %). Berdasarkan kategorisasi tabel variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap yang tidak setuju terhadap penyalahgunaan obat sebanyak 16 subyek, sikap yang setuju terhadap penyalahgunaan obat sebanyak 13 subyek, sedangkan sikap yang cenderung setuju terhadap penyalahgunaan obat sebanyak 21 subyek. Uji Asumsi Setelah mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan, kemudian peneliti melakukan uji asumsi. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji linearitas. Uji Normalitas Sebaran skor variabel penelitian dikatakan normal jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara distribusi skor empirik dengan distribusi skor hipotetik.

17 Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 for Windows. Setelah dilakukan tabulasi terhadap data subyek penelitian, selanjutnya dilakukan uji normalitas sebaran dengan teknik One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test. Hasil yang diperoleh skor variabel kepercayaan diri adalah normal (K-SZ=1.540 atau p>0.05), sedangkan variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat adalah normal (K-SZ=0.538 atau p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data variabel kepercayaan diri dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat berdistribusi normal. Uji Linearitas Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat dan kepercayaan diri. Dari hasil uji linearitas terhadap variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat dengan kepercayaan diri diperoleh hasil F = dengan p= Karena p<0.05 dengan begitu kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang linier. Uji Hipotesis Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan r XY = dengan p= Karena p<0.05 berarti ada korelasi negatif yang signifikan antara variabel kepercayaan diri dengan variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

18 PEMBAHASAN Hasil analisis data diatas menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, dengan kata lain hipotesis penelitian ini diterima. Pada hipotesis ini disebutkan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, apabila kepercayaan diri tinggi maka sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat rendah. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang menunjukkan r XY = dengan (p=0.008 atau p<0.05)). Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah dikemukakan, bahwa seorang remaja yang mempunyai kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh untuk menyalahgunakan obat. Biasanya remaja menyalahgunakan obat karena mereka tidak percaya diri dan dengan menyalahgunakan obat, mereka akan merasa lebih percaya diri. Selain itu remaja menjadi penyalahguna obat karena terpengaruh oleh temanteman di lingkungannya. Dengan demikian kalau remaja sudah mempunyai kepercayaan diri maka tidak perlu untuk menyalahgunakan obat. Remaja yang memiliki kepercayaan diri mempunyai sikap yang negatif terhadap penyalahgunaan obat. Hal ini sesuai dengan (Langter,1994) bahwa seseorang yang memiliki rasa percaya diri mempunyai sikap mandiri atau tidak terpengaruh kepada orang lain. Sumbangan efektif variabel kepercayaan diri terhadap sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat sebesar 11,4%. Menurut Rubin (1989) bahwa kepercayaan diri memberikan kekuatan dalam menentukan langkah. Sehingga 88,6% selebihnya

19 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu konsep diri, harga diri, usia, pengalaman pribadi, faktor emosional, pengaruh kebudayaan, keluarga, dan tingkat pendidikan. Dikatakan oleh Azwar (1988), tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang. Sedangkan menurut Walgito (1991) tingkat pendidikan memiliki hubungan yang seimbang dengan sikap. Dari deskripsi data penelitian dapat diketahui bahwa Mean Empirik untuk variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat adalah dan jika dibandingkan dengan Mean Hipotetik sebesar 70, berarti Mean Empirik lebih kecil dari Mean Hipotetik dengan SD remaja sebesar hal ini memiliki arti bahwa subyek dalam penelitian ini mempunyai sikap yang cenderung setuju terhadap penyalahgunaan obat. Sedangkan Mean Empirik untuk variabel kepercayaan diri adalah dan jika dibandingkan dengan Mean Hipotetik sebesar 47.5, berarti Mean Empirik lebih kecil dari Mean Hipotetik dengan SD hal ini memiliki arti bahwa subyek dalam penelitian ini mempunyai kepercayaan diri yang masuk dalam kategori sedang. Remaja yang memiliki rasa percaya diri biasanya optimis dalam menjalani hidup, memiliki keyakinan akan berhasil, selain itu setiap persoalan yang datang akan dihadapi dengan hati yang tenang, sebaliknya jika remaja yang kurang percaya diri akan cenderung pesimis dalam menghadapi kesukaran, karena setiap kali ada kesukaran atau persoalan yang harus dihadapi sudah terbayang kegagalan sebelum mencoba untuk menghadapinya (Daradjat, 1990).

20 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMU GAMA YOGYAKARTA, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa: Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, dengan kata lain semakin tinggi kepercayaan diri, semakin kecil kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat, dan sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri, semakin besar kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat. Selain itu juga diperoleh sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap sikap remaja pada penyalahgunaan obat sebesar 11,4%. Dengan ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima. SARAN Untuk mempertahankan kepercayaan diri yang tinggi memang tidak mudah. Hal ini disebabkan karena adanya banyak pengaruh dari luar yang mungkin dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Maka alternatif operasional yang bisa ditempuh misalnya, sebagai berikut: a. Pihak sekolah memberikan pengarahan dan pelajaran yang berhubungan dengan cara mempertahankan kepercayaan diri dan menganggap kepercayaan diri sebagai salah satu kekuatan penghalang untuk mencegah remaja menerima penyalahgunaan obat.

21 b. Bagi remaja, diharapkan untuk dapat menjaga dan mempertahankan kepercayaan dirinya dengan cara menghindari pengaruh yang negatif dari teman atau lingkungan sekitar, dengan begitu akan mampu atau berani menolak segala bentuk penyalahgunaan obat. Untuk meningkatkan kepercayaan diri harus yakin dan jangan takut gagal sebelum mencoba. c. Bagi peneliti lain, yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut tentang topik ini hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor penentu yang lain yang dipandang berpengaruh, tetapi belum disertakan dalam penelitian ini, antara lain: faktor lingkungan sosial dan tingkat pengetahuan keagamaan.

22 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, D SikapRemaja Pengguna Alkohol Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Angelis, B.D, Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian, Alih Bahasa Baty Subakti, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Azwar, S Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Edisi ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daradjat,Z Kesehatan Mental, Jakarta; CV. Haji Masagung. Gerungan,W.A Psikologi Sosial, Bandung: Eresco. Hadi, S Statistik Jilid 2 Yogyakarta: Andi Offset. Hawari, D Al-Qur an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. Hurlock, E.B Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima, Alih Bahasa Istiwidayanti, Jakarta: Erlangga. Koeswara, E Agresi Manusia, Bandung: PT. Eresco. Langter, P The Personality Test London, Holt Reinhart Cruston Inc. Rubin, T.I Delapan Strategi Keputusan Yang Efektif, Semarang: Sahara Price. Sarwono, S.W Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sears, D.O., dkk, Psikologi Sosial, Alih Bahasa M. Adryanto dan S. Soekrisno, Jakarta: Erlangga. Walgito, B Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset.. Widjono, H Yang Perlu Diketahui Generasi Muda Tentang Penyalahgunaan Obat, Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti menggunakan tryout dengan alasan bahwa dengan menggunakan tryout diharapkan item pada skala ini lebih valid dan reliable untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul dan siap diolah dan dianalisis, maka dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Jika asumsi telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA WANITA DEWASA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (006) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Product Moment Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK

Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN UMUM PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV DAN V DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP TUNTUTAN ORANGTUA UNTUK BERPRESTASI DALAM BELAJAR Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PASIEN PENYAKIT JIWA DENGAN PERILAKU AGRESIF PERAWAT PASIEN PENYAKIT JIWA

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PASIEN PENYAKIT JIWA DENGAN PERILAKU AGRESIF PERAWAT PASIEN PENYAKIT JIWA HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PASIEN PENYAKIT JIWA DENGAN PERILAKU AGRESIF PERAWAT PASIEN PENYAKIT JIWA Elok Faiqoh 1*) dan Falasifatul Falah **) 1) Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung *)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial INSTRUMEN SKALA Variabel: Kepercayaan Diri

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial INSTRUMEN SKALA Variabel: Kepercayaan Diri Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial INSTRUMEN SKALA Variabel: Kepercayaan Diri A. Skala Saifuddin Azwar (2012: xvii) mengemukakan bahwa, skala merupakan perangkat pertanyaan yang disusun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karateristik dan tujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS SKRIPSI DIAN SAVITRI 99.40.3019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2005 PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment untuk mencari hubungan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu penelitian berfungsi untuk menentukan alat dan teknik pengukuran data, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi. Dalam mahasiswa terdapat beberapa golongan remaja.

Lebih terperinci

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG Gusti Yuli Asih, Rusmalia Dewi Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan individu. Kemajuan ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji Asumsi dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis, uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dari uji asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek

BAB III METODE PENELITIAN. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bisa diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Sesuai dengan namanya, penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah data penelitian didapat, maka selanjutnya dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis statistik. Uji asumsi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU Oleh: AMELIA DESTARI SONNY ANDRIANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, beringkat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Uji asumsi normalitas dan linearitas akan dilakukan sebelum analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson. 1. Uji Asumsi Dalam uji asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto, karena penelitian ini tidak mencoba memanipulasi variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. hasil penelitian. Sehingga ketepatan dala memilih metode penelitian yang akan

BAB III METODOLOGI. hasil penelitian. Sehingga ketepatan dala memilih metode penelitian yang akan BAB III METODOLOGI Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Suatu penelitian harus menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N PACITAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bagian yang paling utama didalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana (rancangan penelitian). Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF CONFIDENCE TO THE EIGHTH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data skala penyalahgunaan narkoba, dan kecerdasan spiritual dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dan diolah terlebih dahulu dengan menggunakan uji asumsi, yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 20 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci