BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan komponen yang berhubungan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses transformasi yang terorganisasi (O Brien, 2003, p8). Menurut Mulyadi (1997, p2) sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan objek atau komponen yang berhubungan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu Pengertian Data dan Informasi Menurut Turban et al. (2003, p15), dikemukakan bahwa data adalah fakta atau gambaran dasar benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang ditangkap, dicatat, disimpan dan dikelompokkan, tetapi tidak diatur untuk menyampaikan suatu arti khusus. Sedangkan informasi adalah adalah suatu kumpulan fakta (data) yang telah diatur sedemikian rupa sehingga memiliki arti bagi pengguna. 9

2 2.1.3 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2002, p14), basis data merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan dan deskripsi dari data itu sendiri, yang didesain untuk mencakup informasi yang diperlukan untuk organisasi. Sedangkan menurut Hoffer, George, dan Valencias (1996, p12), basis data adalah koleksi dari data yang berhubungan secara logical dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi penyimpanan (storage) beserta penarikan data (retrieval) untuk user yang banyak dalam sebuah organisasi. Basis data melibatkan metode dari pengaturan data yang memungkinkan data untuk dibakukan, dibuat konsisten, dan diatur secara terpusat Pengertian Sistem Basis Data Menurut Date (1990, p5), sistem basis data merupakan sebuah sistem penyimpanan record yang terkomputerisasi dengan tujuan untuk mempertahankan informasi dan membuat informasi selalu tersedia pada saat diperlukan. Sistem basis data melibatkan empat komponen utama, antara lain: 1. Data adalah nilai-nilai yang disimpan dalam basis data. 2. Hardware adalah perangkat keras dari komputer yang terdiri atas dua bagian utama, yaitu: a. Penyimpanan sekunder, pada khususnya magnetic disk, yang digunakan untuk menyimpan data, bersamaan dengan peralatan input / output yang berhubungan, device controller, dan input / output channels. 10

3 b. Prosesor dan memory utama yang berhubungan, yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan dari software sistem basis data. 3. Software adalah layer yang berperan untuk menghubungkan user dari sistem dengan basis data physical itu sendiri. Dalam hal ini, yang menjadi software adalah Database Management System. 4. User adalah pengguna sistem basis data. User dapat dibagi menjadi tiga kelas, antara lain: a. Application programmer, yang bertanggung jawab untuk menulis program aplikasi menggunakan basis data, pada khususnya dalam bahasa C atau Pascal. b. End user, adalah pengguna yang berhubungan dengan sistem dari suatu online terminal. Seorang end user dapat mengakses basis data melalui salah satu aplikasi online, ataupun interface yang disediakan sebagai bagian integral daripada software sistem basis data. c. Database Administrator (DBA), adalah orang yang membuat basis data secara nyata dan mengimplementasikan pengendalian teknis yang diperlukan untuk menjalankan berbagai macam kebijaksanaan keputusan yang dibuat oleh Data Administrator. Database administrator juga bertanggung jawab dalam memastikan bahwa sistem beroperasi dengan hasil yang memadai dan menyediakan berbagai layanan teknis lainnya. Data Administrator adalah orang yang menentukan data apa yang harus disimpan dalam basis data dan membangun kebijaksanaan dalam mempertahankan data sejak penyimpanan dilakukan.

4 2.1.5 Pengertian Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2002, p16), DBMS adalah sebuah software system yang memungkinkan user untuk menentukan, membuat, mempertahankan dan mengendalikan akses ke basis data. DBMS merupakan software yang menyediakan interaksi antara program aplikasi user dengan basis data. Fasilitas dari DBMS adalah sebagai berikut: 1. Data Definition Language, yang memungkinkan user untuk menspesifikasikan tipe dan struktur data beserta constraint (batasan) pada data untuk disimpan dalam basis data. 2. Data Manipulation Language, yang memungkinkan user untuk melakukan insert, update, delete, dan penarikan data dari basis data. 3. Pengendalian terhadap pengaksesan basis data, yang menyediakan: a. Sistem keamanan, yang mencegah unauthorized user untuk mengakses basis data. b. Sistem integritas, yang mempertahankan konsistensi dari data yang tersimpan. c. Sistem pengendalian concurrency, yang memperbolehkan akses secara bersamaan ke basis data. d. Sistem pengendalian recovery, yang mengembalikan basis data ke keadaan sebelumnya yang konsisten dari suatu kegagalan hardware atau software. e. Katalog yang dapat diakses oleh user, yang berisi deskripsi dari data di dalam basis data.

5 Menurut Connolly dan Begg (2002, p26-29), keuntungan dari Database Management System adalah: 1. Pengendalian atas data redundancy. Dengan penggunaan pendekatan basis data, data-data yang berulang bisa menjadi lebih terkendali dan berkurang dibandingkan dengan sistem berbasis file. 2. Konsistensi data Dengan adanya pengendalian dan penghilangan redundancy, inkonsistensi data dapat dihindari. Jika item data di basis data hanya disimpan pada satu tempat, maka update yang dilakukan cukup sekali saja, dan nilai yang baru akan langsung tersedia bagi user. 3. Lebih banyak informasi yang bisa didapatkan dari data yang sama. Dengan melakukan integrasi data operasional yang ada, dapat dilakukan penambahan informasi dari data yang sama. 4. Sharing dari data Pada pendekatan berbasis file, file hanya dimiliki oleh orang atau departemen tertentu yang menggunakannya. Sementara pada pendekatan basis data, basis data dimiliki oleh keseluruhan organisasi dan dibagi antara semua user yang berwenang. 5. Integritas data lebih terjamin Integritas data dilakukan dengan bantuan constraints (batasan). Dengan adanya batasan pada basis data, maka integritas atau konsistensi data yang tersimpan menjadi lebih terjamin.

6 6. Keamanan meningkat Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari pengaksesan yang dilakukan oleh user yang tidak berwenang. Salah satu cara yang ditempuh adalah meminta user untuk memasukkan user ID dan password sebelum user tersebut melakukan suatu operasi terhadap basis data. Database Administrator juga bisa menentukan operasi apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang user. 7. Kemampuan pengaksesan dan respon data yang lebih baik User bisa mengakses ke basis data untuk melihat informasi dari data yang diperlukan cukup dengan command SQL. 8. Concurrency yang lebih baik Database Management System mengendalikan pengaksesan basis data secara bersamaan oleh beberapa user dan memastikan hal-hal seperti hilangnya informasi ataupun hilangnya integritas data tidak terjadi Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2002, p ), normalisasi merupakan sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan sifat-sifat yang diinginkan berdasarkan kebutuhan data dari sebuah perusahaan. Proses normalisasi adalah sebuah metode formal yang mengenali relasi berdasarkan primary atau candidate key dan ketergantungan fungsional di antara atributatribut. Normalisasi mendukung perancang basis data dengan menyajikan serangkaian pengujian, yang digunakan untuk menguji relasi secara individual

7 sehingga sebuah relational schema dapat dinormalisasikan ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk mencegah kemungkinan terjadinya update anomalies. Menurut Connolly dan Begg (2002, p26-29), proses dari Normalisasi adalah sebagai berikut: 1. Unnormalized Form (UNF) adalah sebuah tabel yang terdiri atas satu atau lebih kelompok yang berulang (repeating group). 2. First Normal Form (1NF) adalah sebuah relasi di mana titik temu dari setiap baris dan kolom terdiri dari satu dan hanya satu nilai. Untuk mengubah tabel unnormalized ke dalam 1NF, perlu dilakukan penghilangan kelompok yang berulang pada tabel dan mengenali primary key yang ada pada tabel tersebut. 3. Second Normal Form (2NF) adalah sebuah relasi yang ada dalam 1NF dan setiap atribut non-primary-key adalah tergantung secara fungsional (Full Functional Dependency) secara penuh pada primary key. Ketergantungan fungsional penuh menunjukkan bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi, B dikatakan tergantung secara fungsional secara penuh pada A jika B memiliki ketergantungan fungsional pada A, tetapi bukan bagian dari A. Sebuah ketergantungan fungsional A B adalah bersifat penuh jika penghapusan sembarang atribut dari A akan mengakibatkan ketergantungan tersebut menjadi tidak bisa berlanjut. Sebuah ketergantungan fungsional A B adalah bersifat penuh jika penghapusan sembarang atribut dari A mengakibatkan ketergantungan tersebut tetap bisa bertahan. 4. Third Normal Form (3NF) adalah sebuah relasi yang ada dalam 1NF dan 2NF, dan di mana setiap atribut non-primary-key tergantung secara transitif

8 pada primary key. 3NF berdasarkan pada ketergantungan transitif. Ketergantungan transitif adalah sebuah kondisi di mana A, B, C adalah atribut dari sebuah relasi, dan jika A B dan B C, maka C adalah tergantung secara transitif terhadap A melalui B Update Anomalies Update Anomalies adalah masalah yang timbul dari relasi-relasi yang mempunyai data yang redundant. Update Anomalies dapat dikelompokkan menjadi insertion, deletion dan modification anomalies. Update Anomalies akan diilustrasikan dengan menggunakan relasi StaffBranch yang berisi keterangan dari Staff dan Branch dan mempunyai primary key staffno. Insertion Anomalies Merupakan anomaly yang terjadi pada saat insert data. Insertion Anomalies terdiri dari dua jenis, contohnya : - Pada relasi StaffBranch, bila ingin dilakukan insert data Staff baru, data Branch tempat Staff bekerja juga harus dimasukkan. Data Branch yang ingin dimasukkan, bila sudah pernah ada juga harus sesuai dengan data Branch yang sama yang sudah ada. Bila tidak hal ini akan menyebabkan inkonsistensi pada basis data. - Pada relasi StaffBranch, bila ingin melakukan insert data Branch baru yang belum memiliki Staff, nilai null untuk Staff harus dimasukkan. Tetapi karena staffno merupakan primary key dari relasi StaffBranch maka insert tidak bisa dilakukan.

9 Deletion Anomalies Merupakan anomaly yang terjadi pada saat delete data. Contoh : Pada relasi StaffBranch, bila delete data dilakukan pada Staff terakhir dari sebuah Branch, maka informasi dari Branch juga akan ikut hilang. Modification Anomalies Merupakan anomaly yang terjadi pada saat update data. Contoh : Pada relasi StaffBranch, bila ingin dilakukan update data Branch, semua baris dari relasi yang berisi Branch tersebut harus di-update. Bila tidak, basis data akan menjadi inkonsisten Pengertian ER-Modeling (Entity-Relationship Modeling) Menurut Connolly dan Begg (2002, p330), ER-Modeling adalah sebuah pendekatan top down untuk perancangan basis data yang dimulai dari mengenali data penting yang disebut entitas dan hubungan di antara data yang harus diwakilkan pada model. Langkah selanjutnya adalah menambahkan detail seperti informasi mengenai entitas dan hubungan yang ingin disimpan yang disebut juga atribut, dan constraint (batasan) yang ada pada entitas, hubungan dan atribut. Salah satu aspek yang tersulit dari perancangan basis data adalah kenyataan bahwa designer, programmer, dan end user cenderung untuk menggambarkan data dan kegunaannya dengan cara yang berbeda. Untuk mendapat pengertian dari data dan bagaimana data tersebut digunakan yang benar, dibutuhkan sebuah model yang non-technical dan tidak ambigu yaitu ER-modelling.

10 2.1.9 Pengertian Relasi Menurut Connolly dan Begg (2002, p72), Relasi digunakan untuk menyimpan informasi mengenai objek yang akan digambarkan dalam basis data. Sebuah relasi digambarkan sebagai sebuah tabel dua dimensi di mana baris dari tabel disesuaikan dengan record individu dan kolom dari tabel disesuaikan dengan atribut Pengertian Atribut Menurut Connolly dan Begg (2002, p72), atribut adalah sebuah kolom yang dinamakan dari sebuah relasi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2002, p419-p501), langkah-langkah perancangan basis data adalah sebagai berikut: Conceptual Database Design Conceptual Database Design adalah proses pembangunan model informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi, yang tidak tergantung pada semua pertimbangan physical. Pertimbangan physical yang dimaksud meliputi DBMS yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa pemrograman, hardware platform, performance issues, dan pertimbangan-pertimbangan physical lainnya. Perancangan basis data conceptual ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

11 Langkah 1: Membangun model data conceptual local untuk setiap view 1.1. Mengidentifikasi Tipe Entitas Mengidentifikasi tipe entitas bertujuan untuk mengidentifikasikan tipe entitas utama yang dibutuhkan dengan view. Tipe entitas dapat dikenali dengan mengidentifikasikan kata benda pada spesifikasi kebutuhan pengguna, objek besar seperti orang (people), tempat (place), benda (thing) atau konsep (concept). Alternatif lain adalah dengan mencari obyek yang mempunyai keberadaan sendiri Mengidentifikasi Tipe Relationship Mengidentifikasi tipe relationship bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan penting yang ada diantara tipe entitas yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Ketika dilakukan identifikasi suatu entitas, metode yang pertama adalah melihat kata benda dalam spesifikasi keperluan dari user Identifikasi dan Asosiasi Atribut suatu Entitas atau Relationship Identifkasi dan Asosiasi Atribut suatu entitas bertujuan untuk menghubungkan atribut-atribut dengan entitas atau tipe-tipe relationship yang tepat. Atribut yang dimiliki oleh setiap entitas dan relationship harus memenuhi karakteristik atribut yaitu simple/composite attribute, single/multi-valued attribute, dan derived attribute Identifkasi Candidate dan Primary Key setiap Entitas Identifkasi Candidate dan Primary Key setiap entitas bertujuan untuk mengidentifikasikan candidate key untuk setiap tipe-tipe entitas dan, jika ada lebih dari satu candidate key, maka salah satu dari candidate

12 key harus menjadi primary key. candidate key yang lain disebut juga dengan alternate key. Berikut adalah acuan dalam menentukan primary key dari candidate key: candidate key dengan set atribut yang minimal. candidate key dengan kemungkinan terjadinya perubahan nilai paling kecil. candidate key dengan jumlah karakter paling sedikit candidate key dengan nilai maksimum yang paling sedikit candidate key yang termudah digunakan dari sudut pandang user Validasi Transaksi Validasi Transaksi bertujuan untuk memastikan bahwa local conceptual model mendukung transaksi yang dibutuhkan dengan view. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu : a. Mendeskripsikan transaksi Mendeskripsikan transaksi dengan cara memeriksa semua informasi yang dibutuhkan oleh tiap-tiap transaksi, dimana disediakan oleh model dengan cara menjelaskan tiap-tiap kebutuhan dari setiap transaksi. b. Menggunakan jalur transaksi Menggunakan jalur transaksi untuk menvalidasi model data dengan transaksi yang dibutuhkan dengan diagram yang menjelaskan jalur-jalur yang ditempuh langsung oleh setiap transaksi pada ER-diagram.

13 Logical Database Design Logical Database Design adalah proses pembangunan sebuah model dari informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi yang didasarkan pada sebuah model data tertentu, dan tidak tergantung pada DBMS dan semua pertimbangan physical lainnya. Pada perancangan basis data logical terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 2: Membangun dan melakukan validasi model data logical local untuk setiap view Tujuannya adalah untuk membangun sebuah model data logical local dari sebuah model data conceptual local yang mewakili view tertentu dari organisasi dan kemudian melakukan validasi pada model ini untuk memastikan bahwa strukturnya benar ( dengan menggunakan teknik normalisasi) dan untuk memastikan dukungannya terhadap transaksi-transaksi yang dibutuhkan Menghilangkan Fitur yang tidak kompatibel dengan model relational Langkah-langkahnya antara lain : Menghilangkan tipe relationship binary many-to-many (*:*) Jika hubungan many-to-many (*:*) direpresentasikan dalam model data conceptual, Hubungan ini dapat diuraikan dengan cara mengidentifikasikan sebuah intermediate entity. Hubungan many-

14 to-many (*:*) ini akan digantikan dengan dua entity baru yang berisfat one-to-many (1:*) Menghilangkan tipe relationship recursive many-to-many (*:*) Sebuah recursive relationship adalah tipe khusus pada sebuah hubungan dimana tipe entitas mempunyai hubungan dengan dirinya sendiri. Menghilangkan tipe relationship yang kompleks Sebuah relationship yang kompleks adalah relationship di antara tiga atau lebih tipe entitas. Menghilangkan atribut multi-valued Sebuah atribut multi-valued menyimpan multiple values untuk single entity. Jika sebuah atribut multi-valued direpresentasikan dalam model data conceptual, maka atribut ini dapat diuraikan untuk mengidentifikasi setiap entitas Mendapatkan relasi untuk model data logical local Mendapatkan relasi untuk model data logical local bertujuan untuk memrepresentasikan relationship, entitas dan atribut yang telah diidentifikasikan. Untuk mendapatkan relasi dari model data yang ada maka digunakan cara-cara berikut ini:

15 Strong entity types Untuk setiap strong entity dalam model data, dibuat sebuah relasi yang mengandung semua simple attributes dari entitas tersebut. Weak entity types Untuk setiap weak entity dalam model data, dibuat sebuah relasi yang mengandung semua simple attributes dari setiap entitas. Primary key dari weak entity adalah penurunan dari sebagian atau seluruhnya setiap entitas pemilik, sehingga identifikasi Primary key dari weak entity tidak dapat dibuat sampai semua hubungan dengan entitas pemilik sudah di mapping. Tipe relationship binary one-to-many (1:*) Untuk setiap relationship binary one-to-many (1:*), entitas pada sisi relationship one side dirancang sebagai entitas parent dan entitas pada sisi relationship many side dirancang sebagai entitas child. Tipe relationship binary one-to-one (1:1) Pada tipe relationship one-to-one (1:1) binary, participation constraints digunakan untuk membantu menentukan cara yang paling bagus untuk merepresentasikan relationship, apakah dengan cara menggabungkan entitas-entitas menjadi satu relasi atau dengan cara membuat dua relasi dan sebuah copy

16 dari primary key dari sebuah relasi akan ditempatkan di relasi lainnya. Cara untuk membuat relasi untuk merepresentasikan participation constraints adalah sebagai berikut: (a) Mandatory participation pada dua sisi dari 1:1 relationship Pada kasus ini, entitas yang berhubungan harus digabungkan menjadi satu relasi dan pilih salah satu dari primary key dari entitas aslinya untuk menjadi primary key dari relasi baru, di mana primary key lainnya dari entitas aslinya (jika ada) digunakan sebagai sebuah alternate key. Contohnya, pada relationship 1:1 Client menyatakan Preference yang mandatory di dua sisi. Pada kasus ini, kita akan menggabungkan kedua relasi dan memilih sebuah primary key yaitu clientno. (b) Mandatory participation pada satu sisi dari 1:1 relationship Pada kasus ini, identifikasi entitas parent dan child untuk 1:1 relationship menggunakan participation constraints. Entitas yang memiliki optional participation dalam relationship ditentukan sebagai entitas parent, dan entitas yang memiliki mandatory participation dalam relationship ditentukan sebagai entitas child. Sebuah copy dari primary key dari entitas parent akan ditempatkan dalam relasi yang mewakili entitas child.

17 Contohnya, jika relasi 1:1 Client menyatakan Preference memiliki partial participation pada sisi Client (dengan kata lain, tidak semua client menyatakan preference), maka entitas Client akan ditentukan sebagai entitas parent dan entitas Preference akan ditentukan sebagai entitas child. Oleh karena itu, sebuah copy dari primary key dari entitas Client (parent) akan ditempatkan pada relasi Preference (child). (c) Optional participation pada dua sisi dari 1:1 relationship Pada kasus ini, penentuan entitas parent dan child akan tidak tetap atau berubah-ubah sebelum bisa mencari tahu lebih banyak informasi mengenai relationship yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan untuk dibuat satu arah atau lainnya. Contohnya, sebuah relationship 1:1 Staff menggunakan Car dengan optional participation pada dua sisi dari 1:1 relationship. Jika tidak ada informasi tambahan yang bisa membantu dalam memilih entitas parent dan child, maka pilihannya akan tidak tetap. Dengan kata lain, bisa dilakukan penempatan sebuah copy dari primary key dari entitas Staff ke entitas Car, ataupun sebaliknya. Namun, dapat diasumsikan bahwa sebagian besar mobil, tetapi tidak semuanya, digunakan oleh staff, dan

18 hanya sebagian kecil dari staff yang menggunakan mobil. Entitas Car, walaupun optional, namun lebih dekat untuk menjadi mandatory dari pada entitas Staff. Sehingga Staff dipilih sebagai entitas parent dan Car dipilih sebagai entitas child, serta dilakukan penempatan sebuah copy dari primary key dari entitas Staff ke entitas Car. Tipe relationship recursive one-to-one (1:1) Untuk hubungan recursive (1:1) dengan mandatory participation on both sides, hubungan recursive akan direpresentasikan sebagai sebuah relasi dengan dua copies dari primary key dan salah satu copy dari primary key akan menjadi foreign key dan harus diubah namanya. Untuk hubungan recursive (1:1) dengan mandatory participation on one side, terdapat beberapa pilihan yaitu membuat sebuah relasi dengan dua copies dari primary key dan salah satu copy dari primary key akan menjadi foreign key dan harus diubah namanya atau membuat relasi baru untuk merepresentasikan hubungan itu. Tipe relationship Superclass/subclass Untuk setiap hubungan Superclass/subclass dalam data model conceptual, dapat dilakukan identifikasi entitas superclass sebagai parent entity dan entitas subclass sebagai child entity.

19 Pemilihan representasi relationship yang pas bergantung pada beberapa faktor seperti disjointness dan participation constraint. Disjointness menentukan eksklusivitas sebuah relationship. Misalnya bila ada superclass Owner yang mempunyai hubungan disjoint dengan subclass-nya yaitu PrivateOwner dan BusinessOwner maka setiap anggota dari superclass Owner hanya boleh menjadi anggota dari PrivateOwner atau BusinessOwner dan tidak boleh kedua-duanya Validasi relationship menggunakan normalisasi Validasi relasi menggunakan normalisasi bertujuan untuk menvalidasi relasi pada local logical data model menggunakan teknik dari normalisasi. Langkah 3: Membangun dan validasi model data logical global Bertujuan untuk menggabungkan masing-masing local logical data model menjadi sebuah global logical data model yang menggambarkan organisasi dengan menyatukan masing-masing local logical data model bagi setiap pandangan pengguna 3.1. Menggabungkan model data logical local ke dalam model data logical global Menggabungkan model data logical individual ke dalam model data logical global organisasi.

20 3.2. Menvalidasi model data logical global Menvalidasi relasi yang telah dibuat dari model data global menggunakan teknik normalisasi dan memastikan relasi ini mendukung transaksi yang diperlukan Memeriksa perkembangan yang akan datang Bertujuan untuk memastikan apakah ada perubahan yang signifikan yang dapat diperkirakan dan memastikan apakah model data logical global ini dapat mendukung perubahan-perubahan ini Memeriksa model data logical global dengan user Memastikan bahwa model data logical global merupakan representasi nyata dari organisasi Physical Database Design Physical Database Design adalah proses yang menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis data pada secondary storage; menjelaskan relasi dasar, file organization, dan pembuatan index yang digunakan untuk mengakses data agar lebih efisien dan semua integrity constraint yang berhubungan dan langkah-langkah keamanan. Langkah 4: Menerjemahkan model data logical global untuk DBMS yang akan digunakan Pada perancangan basis data physical terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 4.1. Perancangan relasi dasar basis data

21 Perancangan relasi dasar basis data bertujuan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasikan pada global logical data model di dalam DBMS. Setiap relasi yang diidentifikasikan pada global logical data model, terdiri dari: Nama dari relasi Sekumpulan atribut yang sederhana Primary key. Jika dibutuhkan maka ditambahkan alternate key dan foreign key Sekumpulan atribut derived dan bagaimana atribut tersebut diletakkan. Referential integrity constraints untuk setiap foreign key yang ada Merancang Enterprise Constraint Merancang enterprise constraint bertujuan menentukan enterprise constraint untuk DBMS. Langkah 5: Mendesain gambaran fisik dari basis data Menentukan organisasi file yang akan digunakan dan indeks untuk menghasilkan performa yang diinginkan serta menentukan apa saja yang akan disimpan dalam secondary strorage.

22 5.1.Analisa Transaksi Analisa transaksi bertujuan untuk memahami functionality dari transaksi yang akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisis transaksi yang penting. 5.2.Pembuatan Indeks setiap Entity Memutuskan apakah dengan menggunakan indeks akan meningkatkan performa dari sistem. 5.3.Mengestimasi kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan Memperkirakan disk storage yang diperlukan untuk menggunakan sistem basis data, disk storage yang dimaksud adalah secondary storage Pengertian Index Menurut Connolly dan Begg (2002, p495), sebuah index disebut sebagai primary index jika atribut yang terpilih sebagai index merupakan key dari sebuah relasi. Menurut Farrow (2005), sebuah primary index membantu mempercepat pencarian primary key dari sebuah relasi. Menurut Connolly dan Begg (2002, p495), secondary index menyediakan mekanisme untuk menentukan sebuah key tambahan untuk sebuah relasi dasar yang bisa digunakan untuk melakukan retrieve data secara lebih efisien. Sedangkan menurut Farrow (2005), sebuah secondary index memungkinkan pencarian yang lebih efisien pada atribut lain yang sering digunakan dalam query.

23 Pedoman dalam memilih secondary index diantaranya adalah sebagai berikut: Tambahkan secondary index pada foreign key jika sering diakses. Tambahkan secondary index pada atribut lain yang sering digunakan sebagai kata kunci dalam pencarian. Tambahkan secondary index pada atribut yang sering digunakan pada order by, group by, min, max, avg. Secondary index tidak diperlukan pada kondisi sebagai berikut: Jika relasinya terlalu kecil tidak banyak baris Jika relasi atau atribut tersebut sering di-update Jika atribut selalu digunakan dalam query yang mendapat bagian terpenting pada baris dalam relasi tersebut Pengertian State Transition Diagram Menurut Whitten et al (2004, p636), State Transition Diagram digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal. Ketika mendesain antarmuka grafis, istilah screen dapat mengacu pada display screen keseluruhan, window, atau dialogue box. Anda dapat menganggapnya sebagai peta jalan (road map). Masing-masing screen dianalogikan sebagai sebuah kota. Tidak semua jalan melewati seluruh kota. Bujur sangkar digunakan untuk menggambarkan display screen. Anak panah menggambarkan aliran kontrol dan menggerakkan kejadian yang akan

24 menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima fokus. Bujur sangkar tersebut hanya menggambarkan apa saja yang akan muncul selama dialogue. Arah anak panah menunjukkan urutan munculnya screen-screen tersebut. Sebuah anak panah yang terpisah, masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena tindakan yang berbeda akan menggerakkan aliran kontrol dari dan aliran kontrol ke screen yang ada Pengertian Intranet Menurut Martin (1999, p6), perbedaan utama intranet dengan internet adalah sifat informasi yang dikandungnya. Informasi pada intranet tidak bisa ditemukan secara umum seperti informasi pada internet karena informasi tersebut dikembangkan oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk kebutuhan internal saja. Intranet yang dijalankan web server internal telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengakses aplikasi korporat (Turban et al, 2003, p222) Framework Framework menurut America Heritage Dictionary adalah suatu struktur yang digunakan untuk mendukung atau melingkupi sesuatu, khususnya sebagai rangka dasar dibangunnya sesuatu. Menurut Wikipedia, Framework aplikasi merupakan framework yang mengimplementasikan struktur yang terstandarisasi dalam pengembangan aplikasi.

25 Penggunaan Framework dalam pengembangan aplikasi akan meningkatkan efisiensi programming dengan tersedianya kumpulan komponen dan desain proses yang telah well-defined, meningkatkan reuseability, dan menerapkan praktik programming yang baik (Zambon dan Sekler, 2007, p ) Account Payable Account Payable adalah liabilitas yang terjadi ketika pembelian dilakukan secara kredit (Warren et al, 2001, p13). Hal ini terjadi ketika perusahaan belum melakukan pembayaran atas barang atau jasa yang telah diterima. Menurut Investopedia, Account Payable adalah hutang yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu untuk menghindari keadaan default (gagal bayar). Dalam hal korporat, Account Payable merujuk pada pembayaran hutang jangka pendek kepada supplier dan bank Invoice Menurut Warren et al. (2001, p228), Invoice adalah tagihan yang diserahkan oleh penjual (disebut invoice penjualan) kepada pembeli (disebut invoice pembelian) atas barang-barang yang terjual. 2.2 Teori-teori khusus Terdapat beberapa teori khusus yang digunakan dalam analisis dan perancangan aplikasi Account Payable berbasis web di PT Federal International Finance seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut.

26 2.2.1 Oracle Forms Oracle Forms adalah tool pengembangan aplikasi yang digunakan untuk mendesain dan membangun aplikasi client/server atau sebagai aplikasi three-tier browser-based via Oracle Application Server Java Applet Java Applet adalah sebuah program yang ditulis dengan bahasa pemrograman Java yang dapat disisipkan di dalam sebuah halaman HTML, mirip dengan cara sebuah gambar disisipkan dalam halaman HTML. Java applet dijalankan di dalam web browser dengan menggunakan Java Virtual Machine (JVM). Java applet dapat digunakan untuk menyediakan fitur-fitur interaktif dari suatu aplikasi web yang tidak dapat disediakan oleh HTML. Selain itu karena Java bytecode bersifat platform independent maka Java Applet dapat dijalankan oleh banyak browser di beberapa platform yang berbeda Forms Client Adalah sebuah Java Applet yang menyediakan user interface untuk proses Forms Runtime di middle tier. Ketika Forms dijalankan pertama kali, Forms Client akan secara otomatis di-download ke komputer client. Forms Client yang sama digunakan untuk semua aplikasi form, sehingga Forms Client yang telah di-download akan tersimpan di

27 cache client. Forms Client memerlukan Java Virtual Machine (JVM) agar bisa dijalankan. Di platform Windows, Oracle menyediakan JInitiator Forms Runtime Process Forms Runtime adalah suatu proses yang mengurus koneksi ke database dari Forms Client. Proses ini akan otomatis dibuat ketika user mengakses suatu aplikasi Forms. Proses ini akan secara otomatis berhenti ketika user menutup aplikasi Forms atau menutup window browser Forms Listener Servlet Forms Listener Servlet adalah sebuah proses yang mengatur: Pembuatan proses Forms Runtime baru untuk setiap client ketika user ingin menjalankan aplikasi Forms. Menghentikan proses Forms Runtime ketika user menutup aplikasi Forms atau menutup window browser. Komunikasi network antara client dan Forms Runtime Process Oracle JInitiator Oracle JInitiator adalah sebuah Java Plug-in versi Oracle yang menyediakan kemampuan untuk menggunakan Java Virtual Machine versi tertentu di client daripada menggunakan Java Virtual Machine default dari browser. Keuntungan-keuntungan dari JInitiator adalah: Mempercepat JVM yang kompatibel dengan Oracle. Memastikan penggunaan JVM yang sama antar browser.

28 JInitiator menyediakan sebuah platform yang reliable. Oracle JInitiator telah dites seluruhnya dan sepenuhnya kompatibel dengan OracleAS Forms Services dan Oracle Application E-Business suite. JInitiator dapat melakukan cache file-file class secara otomatis sehingga dapat mempercepat start-up aplikasi. JInitiator dapat menginstal sendiri dan meng-update sendiri Pengertian Oracle ADF Oracle Application Development Framework (Oracle ADF) adalah sebuah framework pengembangan aplikasi Java Platform, Enterprise Editon (Java EE) yang inovatif namun matang yang dikeluarkan oleh Oracle. Oracle ADF ini didukung secara langsung oleh IDE yang telah memenangkan banyak penghargaan, yakni Oracle JDeveloper 11g. Oracle ADF mempermudah pengembangan Java EE dengan meminimalisasi kebutuhan untuk menulis code yang mengimplementasikan infrastruktur aplikasi. Hal ini yang memungkinkan developer untuk fokus pada fitur dari aplikasi. Oracle ADF menyediakan infrastruktur implementasi ini sebagai bagian dari framework. Oracle ADF dibuat berdasarkan pola desain MVC Definisi Arsitektur MVC Menurut Wikipedia, Model View Controller (MVC) adalah sebuah arsitektur yang digunakan dalam proses software engineering. Tujuan MVC adalah memisahkan business logic dari user interface,

29 sehingga aplikasi yang dihasilkan lebih mudah untuk mengubah desain visual dari aplikasi atau business rule tanpa harus mengubah dua-duanya. Arsitektur MVC terdiri dari: Layer Model adalah layer yang berisi informasi/data dari aplikasi dan business rule. Layer View adalah layer yang berisi halaman-halaman UI yang digunakan untuk melihat dan mengubah data-data yang ada di layer Model. Layer Controller adalah layer yang digunakan untuk memproses input user dan menentukan navigasi halaman. Pemisahan aplikasi ke dalam tiga layer ini memudahkan maintenance dan penggunaan kembali komponen-komponen di aplikasi lain.

30 Gambar 2.1 Layer MVC Beserta Interaksinya Arsitektur Oracle ADF Oracle ADF mengimplementasikan MVC dan memisahkan lagi Layer Model dari Business Service untuk memungkinkan pengembangan aplikasi yang berorientasi service. Arsitektur Oracle ADF terdiri dari 4 layer: Layer Business Services Menyediakan akses ke data dari berbagai sumber, object/relational mapping dan menangani business logic. Layer Business Services di Oracle ADF bisa diimplementasikan dengan pilihan sebagai berikut: class Java, EJB 2.1/3.0, Web Services, JPA objects, dan Oracle ADF Business Components.

31 Layer Model Menghubungkan Business Service dengan objek yang digunakan di layer lain. Oracle ADF menerapkan implementasi layer model di atas layer Business Service, yang menyediakan suatu interface tunggal yang memungkinkan layer View dan Controller mengakses Business Service yang beragam dengan cara yang konsisten. Layer Model terdiri dari dua komponen, yakni data controls dan data bindings, yang menggunakan file metadata untuk mendefinisikan interface. Data controls mengabstraksi detail implementasi Business Service, termasuk informasi properties, methods, dan type yang dipakai. Data bindings mengekspos methods dan attributes Data Control ke komponen UI, yang memberikan pemisahan antara View dan Model. Layer Controller Menyediakan mekanisme untuk mengontrol task flows di aplikasi web. Ada 3 pilihan controller di JDeveloper: Oracle ADF Controller, JSF Controller atau Apache Struts. Layer View Merepresentasikan UI aplikasi. Layer View bisa berupa web client, aplikasi desktop client-server, atau implementasi wireless untuk mobile device seperti handphone.

32 Gambar 2.2 Arsitektur Oracle ADF Oracle ADF memberikan pilihan kepada developer dalam menentukan jenis teknologi yang diimplementasikan di setiap layer. Gambar di atas menunjukan pilihan-pilihan yang bisa dipakai oleh developer ketika membangun suatu aplikasi Oracle ADF. EJB, Web Services, JavaBeans, dan JPA/EclipseLink/TopLink bisa dipakai sebagai Business Services untuk Oracle ADF. Yang termasuk layer View antara lain aplikasi Swing, integrasi dengan MS Office, maupun tampilan HTML dengan menggunakan JSP, Java Server Faces (JSF) dan ADF Faces.

33 Keuntungan Oracle ADF 1. Pengembangan Java EE secara visual dan deklaratif Aspek yang membuat suatu development framework menjadi berguna adalah tersedianya tool pengembangan yang menyederhanakan pembuatan aplikasi dengan menggunakan framework tersebut. Oracle menyediakan tool visual dan deklaratif untuk setiap layer di Oracle ADF. Tool-tool ini, yang terintegrasi di dalam IDE Jdeveloper 11g, memberikan kemudahan bagi developer Java, walaupun jika mereka tidak menggunakan fitur runtime dari Oracle ADF. 2. Business Services Development Oracle Jdeveloper memungkinkan berbagai macam cara dalam membangun business services meliputi: EJB/JPA, web services, Objek Java yang sederhana, ADF BC, dan lain-lain. Productivity with Choice merupakan sebuah landasan untuk pendekatan ini. 3. Pengembangan User Interface Fitur pengembangan secara visual dan deklaratif di layer View dan Controller suatu aplikasi banyak tersedia di Oracle JDeveloper. Fitur-fitur tersebut antara lain: Model Page Flow untuk ADF controller, menyediakan pengembangan model visual dari page flow dengan menggunakan drag and drop dari komponen ke diagram.

34 Editor visual untuk JSP, JSF, HTML, Swing, memungkinkan pengembangan secara WYSIWYG. Tool pengembangan yang bersifat deklaratif untuk menambah komponen ke user interface, property inspector, komponen palette yang extensible, dan data control pallete. Fitur reusability, antara lain dalam pembuatan work flow, ADF Libraries, dan komponen deklaratif. Oracle ADF Faces, suatu set komponen UI untuk aplikasi web yang dibuat dengan menggunakan JSF, menyediakan tampilan UI yang lebih kaya dan interaktif termasuk partial page rendering dan Ajax ADF Business Component (ADF BC) ADF Business Component adalah sebuah framework dari Oracle yang memudahkan pengembangan aplikasi bisnis dengan menggunakan platform Java EE. ADF Business Components terdiri dari: Entity Object Entity object adalah sebuah komponen ADF Business Components yang mewakili sebuah row dari sebuah tabel di data source yang sudah ditentukan sebelumnya. Entity object mengenkapsulasi business logic untuk menjaga konsistensi business rule.

35 View Object View object mewakili sebuah query SQL dan menyederhanakan langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perubahan data dengan hasil dari query SQL. Application Module Application module adalah komponen trasaksional yang digunakan UI untuk mengakses data aplikasi. Application module mendefinisikan data model yang updateable dan prosedur-prosedur dan function-function ADF Faces Rich Client ADF Faces Rich Client (RC) adalah kumpulan dari komponenkomponen standar JSF yang memiliki dukungan terhadap fungsionalitas AJAX. AJAX adalah kombinasi JavaScript asynchronous, Dynamic HTML (DHTML), XML dan XmlHttpRequest. Sehingga hasilnya adalah request dapat dikirim ke server tanpa merender halaman tersebut kembali. AJAX akan menyediakan akses pada client dan JSF akan menyediakan akses pada server. Selain ADF Faces Rich Client, Oracle ADF juga mendukung teknologi view Apache MyFaces Trinidad, Java Swing, ADF Swing dan ADF Mobile

36 2.2.3 Java Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Sun Microsystems dan beredar di tahun 1995 sebagai bagian inti dari platform Java dari Sun Microsystems. Bahasa pemrograman Java memiliki kemiripan sintaks dengan bahasa pemrograman C dan C++, tetapi memiliki model objek yang lebih sederhana dan fasilitas low-level yang lebih sedikit. Aplikasi-aplikasi Java akan di-compile ke dalam bytecode yang dapat berjalan pada Java Virtual Machine (JVM) Java EE Java Platform, Enterprise Edition (Java EE) adalah sebuah platform untuk server programming pada bahasa pemrograman Java. Platform Java EE berbeda dari platform Java Standard Edition (Java SE) dalam hal library-librarynya yang menyediakan fungsionalitas untuk men-deploy software Java yang terdistribusi dan multi-tier serta didasarkan pada komponen-komponen modular yang berjalan pada sebuah application server JavaServer Pages (JSP) JavaServer Pages (JSP) adalah sebuah teknologi Java yang memungkinkan para software developer untuk meng-generate HTML, XML dan dokumen-dokumen lain secara dinamis sebagai response dari request client. Dengan menggunakan JSP, code Java dapat disisipkan ke dalam content statis. Dalam perkembangannya format penulisan sintaks-sintaks JSP menjadi kompatibel dengan XML.

37 Keuntungan penggunaan JSP yang kompatibel dengan XML antara lain: Menghindari pencampuran code Java dan tag-tag komponen. Memudahkan parsing halaman untuk membuat dokumentasi. Memudahkan pembuatan layer view yang dapat dipersonalisasi JavaServer Faces (JSF) Dengan munculnya kesadaran dari komunitas pengembang akan perlunya standarisasi framework layer view, Java Community Process (JCP) mulai mengembangkan JSF sebagai standar UI untuk aplikasi web yang berbasis Java. Dari rilis pertamanya di tahun 2004 hingga rilis terbarunya (JSR-252) di tahun 2006, JCP telah mengumpulkan resources dari komunitas, termasuk Oracle, dalam mendefinisikan spesifikasi JSF. JSF menyederhanakan pengembangan User Interface dengan menyediakan pendekatan yang berfokus pada komponen. Sekarang ini, JSF telah menjadi bagian dari standar Java EE.

BAB III LANDASAN TEORI. user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Teori Umum Terdapat beberapa teori umum yang digunakan dalam implementasi web user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut. 3.1.1. CDM (Conceptual Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Pengertian Basis Data. diperlukan untuk organisasi.

LANDASAN TEORI Pengertian Basis Data. diperlukan untuk organisasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Atau Umum 2.1.1 Teori Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data merupakan sekumpulan data yang saling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. 2.1.1 Definisi Data, Basis Data dan Sistem Basis Data Data adalah fakta, baik objek, variabel,

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Menurut Connolly (2010, p65), database adalah kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, berikut pemaparan beberapa kajian penelitian : (C Wibowo, A. Angelia, A.Natalia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. database system, seperti yang diungkapkan Leitheiser dan March (1996).

BAB 2 LANDASAN TEORI. database system, seperti yang diungkapkan Leitheiser dan March (1996). BAB 2 LANDASAN TEORI Database system pada dasarnya adalah sistem pencatatan terkomputerisasi di mana sistem tersebut ditujukan untuk menyimpan informasi dan mengizinkan pengguna untuk menerima dan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. Menurut Hoffer et al (2011, p5), Data adalah representasi tersimpan dari objek atau kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Data Menurut Everest (1986, p3), data adalah fakta yang dipresentasikan dengan nilai berupa angka, karakter string, atau symbol yang memiliki

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha Konsep Sistem Basis Data SISTEM sebuah keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi / tugas tertentu, yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data dan Informasi Item data merupakan penjelasan dasar mengenai segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, serta disimpan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Basis Data 2 Database Client / Server Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan Memahami bentuk-bentuk arsitektur aplikasi dalam database. Memahami konsep arsitektur: Single-Tier Two-Tier:

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

Lebih terperinci

PENERAPAN JAVA SERVER FACES UNTUK DESIGN PATTERN WEB

PENERAPAN JAVA SERVER FACES UNTUK DESIGN PATTERN WEB PENERAPAN JAVA SERVER FACES UNTUK DESIGN PATTERN WEB Yanto (1) Abstrak: J2EE Pattern adalah kumpulan pola-pola yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang umumnya dihadapi oleh setiap programmer Java

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan merupakan suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, tehnik, tools dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM APLIKASI BASIS DATA MARKETING PADA PT. JASA ANGKASA SEMESTA

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar Basis Data Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A.O'Brien, (2002,p8), sistem adalah sekumpulan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BASIS DATA

LINGKUNGAN BASIS DATA LINGKUNGAN BASIS DATA Tujuan utama dari sistem basis data adalah menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data, dengan menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan.

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 226 BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1 Jadwal Implementasi 5.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras sangat diperlukan dan sangat berpengaruh dalam kelancaran suatu proses pengoperasian aplikasi

Lebih terperinci

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata.

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata. UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PENJUALAN PADA PD. CAHAYA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO Rudy Djailani (0700696386) Erwinsyah Pulungan (0700696764) Yoghi Putrama Syarief (0700724622) Kelas/Kelompok: 07PKT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Penjualan adalah suatu proses pertukaran suatu produk berupa barang atau jasa dari suatu perusahaan. Proses penjualan melibatkan dua departemen di dalam perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah suatu kumpulan data yang terhubung secara logikal satu satu sama lain dan deskripsi dari suatu data yang dirancang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Data Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah bentuk yang dapat

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan BAB 1 : Pendahuluan 1.1. Sasaran Memahami fitur-fitur Oracle9i Dapat menjelaskan aspek teori maupun fisik dari database relasional Menggambarkan Implementasi Oracle pada RDBMS dan ORDBMS 1.2. Oracle9i

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ADMINISTRASI PRODUKSI PADA PT ROFINA INDAH JAYA Abstrak Helena

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perusahaan CV. Alfa Teknologi membutuhkan aplikasi untuk pengembangan reservasi penginapan. Aplikasi ini bisa menjadi investasi bagi perusahaan, karena di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1 Hasil Layout Masukan Hasil layout masukan (data master dan transaksi) dapat dilihat dengan lebih lengkap pada Lampiran 6. 5.2 Hasil Layout Keluaran Hasil layout keluaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Utama 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (2002, p14), database adalah suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu sama lain, dan deskripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Payment Management Control. Manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom PENDAHULUAN SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan recordrecord dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1. Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), Data merupakan sesuatu yang menggambarkan obyek dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperlukan oleh sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperlukan oleh sebuah organisasi. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum / Dasar 2.1.1 Pengertian Database Pengertian database menurut Connolly dan Begg (2005: 15), database adalah sekumpulan data-data dapat digunakan bersama-sama dan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi Futsal Track, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Futsal Track. 3.1 Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi basis data, Database Management System (selanjutnya disingkat DBMS), Structured Query Language

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Menurut Elmasri dan Navathe (1994, p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut O brien (2004, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut McLeod and Schell (2007,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom PENDAHULUAN Alif Finandhita, S.Kom Basis data : Adalah sekumpulan data persistence yang saling terkait, menggambarkan suatu organisasi(enterprise). Sistem Basis data (DBS): Suatu sistem yang mengelola

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1.1.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T.

SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T. SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T. alif.finandhita@email.unikom.ac.id Definisi Sistem Basis Data SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Jerry, dkk dalam Hartono (1999:1) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Informasi Menurut Connolly (2002,p19) data adalah jembatan yang menghubungi antara komponen manusia dan komponen mesin. Menurut Mc Leod (2001,p15) data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Berkaitan Dengan Database 2.1.1 Database Menurut Connoly ( 2010 : 65 ) Database adalah suatu kumpulan dari data yang terselubung secara logis, dan deskripsi dari data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity-

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori dasar yang akan di gunakan sistem database yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori dasar yang akan di gunakan sistem database yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Database Teori-teori dasar yang akan di gunakan sistem database yaitu: 2.1.1 Pengertian sistem Definisi sebuah sistem mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. SPEKTRIS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

BAB III LANDASAN TEORI. rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Penjualan 3.1.1 Pengertian Penjualan Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1. Sistem Menurut Stair dan Reynolds, sistem adalah sebuah kumpulan prosedur bisnis yang digunakan oleh satu unit bisnis dan bekerja sama untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data terdiri dari fakta-fakta dan simbol-simbol angka yang secara relatif mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 World Wide Web World Wide Web yang biasanya disingkat dengan WWW dan lebih dikenal dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang ada di Internet.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini kami akan menjelaskan teori yang akan sering digunakan sebagai penunjang dan pedoman untuk membuat rancangan basis data dan prototype pada skripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi Aplikasi merupakan suatu progam yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci