BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Data dan Informasi Menurut Connolly (2002,p19) data adalah jembatan yang menghubungi antara komponen manusia dan komponen mesin. Menurut Mc Leod (2001,p15) data terdiri dari fakta-fakta dan angkaangka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Menurut Mc Leod (2001,p4) informasi adalah salah satu jenis sumber daya yang tersedia bagi manajer, yang dapat dikelola seperti halnya sumber daya yang lain. Informasi dari komputer dapat digunakan oleh para manajer, non-manajer, serta orang-orang dan organisasi-organisasi dalam lingkungan perusahaan. Sebagai contoh, data dapat berupa jumlah barang yang terjual dalam suatu perusahaan. Saat data ini diproses, ia dapat diubah menjadi informasi. Jika jumlah barang yang terjual dikalikan dengan harga jual barang maka akan menghasilkan pendapatan kotor. Jika angka-angka pendapatan kotor dari semua hasil penjualan dijumlahkan, maka hasil penjumlahan tersebut merupakan total pendapatan kotor bagi perusahaan. Jumlah pendapatan kotor ini dapat menjadi informasi bagi pemilik perusahaan agar dapat diolah lebih lanjut lagi. Dapat dilihat bahwa data merupakan suatu bentuk keterangan- 6

2 7 keterangan yang belum diolah atau dimanipulasi. Data pada suatu perusahaan umumnya didapatkan dari hasil kegiatan sehari-hari atau hasil dari transaksi Sistem Menurut Mulyadi (2001,p2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut O Brien (2002,p8) sistem adalah sekelompok komponenkomponen yang saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan memproses output dalam proses perubahan organisasi. Menurut Mc Leod (2001,p11) sistem adalah sekelompok elemen yang berintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan guna memperbaiki organisasi ke arah yang lebih baik Sistem Informasi Menurut O Brien (2002,p7) sistem informasi dapat diorganisasikan dengan adanya gabungan antara manusia, hardware, software, jaringan komputer, dan sumber data, yang mampu mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi.

3 Sistem Basis Data Menurut Connolly (2002,p14) basis data adalah sekumpulan data yang secara logika saling berhubungan dan dirancang untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Basis data merupakan pemyimpanan data yang tunggal dan besar yang dapat digunakan secara simultan oleh banyak bagian perusahaan dan pengguna. Basis data merupakan suatu objek kompleks untuk menyimpan informasi terstuktur, yang diorganisir dan disimpan dengan aturan-aturan tertentu sehingga pemakai dapat mengambil informasi tersebut dengan cepat dan efisien. Menurut Date (2000, p5) sistem basis data adalah sistem yang menyimpan record secara komputerisasi, yang secara keseluruhan memiliki tujuan untuk menyimpan informasi dan memperbolehkan pengguna untuk mengambil dan mengubah informasi yang dibutuhkan DBMS (Database Management System) Menurut Connolly (2002,p16) DBMS adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna dapat mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengatur akses ke basis data. Adapun keuntungan dan kekurangan dari DBMS adalah : Keuntungan DBMS: 1. Pengawasan data terhadap redudansi data

4 9 Pendekatan basis data berusaha untuk menghilangkan redudansi dengan mengintegrasikan file-file supaya salinan dari data yang sama tidak disimpan. Suatu data mengalami redudansi, bila data yang sama dengan data tersebut dapat ditemukan pada lebih dari satu tabel di dalam basis data. 2. Konsistensi data Dengan menghilangkan atau mengontrol redudansi, akan memelihara konsistensi data. Jika data disimpan lebih dari sekali dan sistem mengetahuinya maka sistem harus meyakinkan bahwa semua salinan data tetap konsisten. 3. Meningkatkan integritas data Integritas basis data menunjuk pada validitas dan konsistensi data yang tersimpan. 4. Meningkatkan keamanan Keamanan basis data merupakan perlindungan basis data dari pengguna yang tidak berwenang. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk username dan password untuk mengidentifikasi pengguna yang berwenang menggunakan basis data. Akses yang diberikan pada pengguna yang berwenang pada suatu data dapat dibatasi oleh jenis operasi (retrieval, insert, update, delete).

5 10 5. Meningkatkan produktivitas DBMS menyediakan banyak fungsi standar sehingga memungkinkan programmer berkonsentrasi pada fungsionalitas spesifik yang dibutuhkan oleh pengguna tanpa harus memikirkan tentang rincian implementasi level bawah. Hal ini menghasilkan peningkatan produktivitas programmer dan mengurangi waktu pengembangan. 6. Penggunaan data bersama Basis data dimiliki oleh keseluruhan organisasi dan dapat digunakan bersama oleh pengguna yang berwenang. 7. Meningkatkan pelayanan backup dan recovery Untuk melindungi data dari kegagalan sistem komputer atau program aplikasi maka dilakukan backup terhadap data secara teratur. Apabila setelah dilakukan backup terjadi kegagalan, DBMS menyediakan fasilitas untuk meminimalkan jumlah pemrosesan yang hilang. Kerugian DBMS: 1. Meningkatkan kompleksitas perangkat lunak Ketentuan dari sebuah fungsionalitas yang baik menjadikan DBMS sebuah perangkat lunak yang sangat kompleks.

6 11 2. Meningkatkan ukuran dari perangkat lunak Fungsionalitas yang kompleks menjadikan DBMS sebuah perangkat lunak yang membutuhkan media penyimpanan yang sangat besar dan jumlah memori yang besar untuk menjalankan DBMS secara efisien. 3. Meningkatkan biaya untuk tambahan perangkat keras Keperluan media penyimpan untuk DBMS dan basis data membutuhkan pembelian tambahan media penyimpan. 4. Meningkatkan biaya untuk DBMS Biaya untuk suatu DBMS bervariasi tergantung pada lingkungan dan fungsionalitas yang diberikan. Selain itu juga dibutuhkan biaya perawatan. 5. Meningkatkan biaya untuk konversi data Biaya untuk mengubah aplikasi yang telah ada agar berjalan pada DBMS dan perangkat keras yang baru. Selain itu juga meliputi biaya pelatihan pegawai untuk menggunakan sistem yang baru. Adapun komponen-komponen dari DBMS itu sendiri sebagai berikut: 1. Hardware

7 12 Dapat berkisar dari sebuah komputer tunggal, suatu jaringan komputer, ataupun suatu mainframe. Untuk menjalankan DBMS memerlukan kecepatan memori dan kapasitas hard disk tertentu. 2. Software Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri, program aplikasi, bersama-sama dengan sistem operasi, dapat juga meliputi perangkat lunak jaringan apabila terhubung dengan jaringan komputer. Program aplikasi dapat ditulis dengan bahasa pemrograman tertentu seperti C, C++, Java, Visual Basic, Cobol, dan lain sebagainya. DBMS itu sendiri antara lain : Microsoft SQL Server, Microsoft Visual FoxPro, Oracle, dan lainlain. 3. Data Data sebagai jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia. Secara umum, data pada basis data terutama pada sistem yang besar mempunyai dua aspek yaitu integrated dan shared. Integrated berarti basis data merupakan penggabungan beberapa file yang berbeda dengan jumlah redudansi seminimal mungkin. Sedangkan shared berarti bagian-bagian data individual pada basis data dapat digunakan bersama-sama antara pengguna yang berbeda.

8 13 4. Prosedur Prosedur berhubungan dengan instruksi-instruksi dan aturanaturan yang menentukan bagaimana perancangan dan penggunaan dari basis data. Contohnya: a. Prosedur log on ke dalam Basis data b. Prosedur menjalankan dan mematikan Basis data c. Prosedur membuat cadangan data dari Basis Data 5. Manusia a. Data dan Database Administrator i. Data Administrator bertanggung jawab terhadap sumber daya data meliputi perencanaan basis data, pengembangan dan pemeliharaan, prosedur dan aturan, dan perancangan basis data logikal dan konseptual. ii. Database Administrator bertanggung jawab terhadap realisasi fisik dari basis data meliputi perancangan fisikal basis data dan implementasi, keamanan dan pengawasan integritas, pemeliharaan dari sistem operasional, dan memastikan keputusan pengguna terhadap aplikasi.

9 14 b. Database Designer Berhubungan dengan identifikasi data., relasi data, batasanbatasan data yang akan disimpan dalam basis data. c. Application Developers Bertanggung jawab mengimplementasi program aplikasi yang menyediakan fungsionalitas yang diperlukan oleh pengguna. d. End-user Merupakan pengguna akhir dari basis data yang telah dirancang dan diimplementasikan Data Definition Language (DDL) Definisi DDL menurut Connolly (2002,p40) adalah suatu bahasa yang memungkinkan DBA atau pengguna untuk menggambarkan dan memberi nama entiti, atribut, dan relasi yang diperlukan untuk aplikasi. Data Definition Language digunakan untuk mendefinisikan suatu skema atau untuk merubah yang sudah ada, tetapi tidak bisa digunakan untuk memanipulasi data. Hasil dari kompilasi Data Definiton Language adalah berbagai macam tabel yang disimpan secara kolektif dalam suatu file khusus yang disebut data dictionary. Data dictionary diintegrasikan dengan metadata. Metadata adalah

10 15 data yang mendeskripsikan objek di dalam basis data dan membuat data itu lebih mudah untuk diakses atau dimanipulasi Data Manipulation Languange (DML) Menurut Connolly (2002,p41) adalah suatu bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahukan sistem, data apa saja yang diperlukan dan bagaimana memperoleh data tersebut. Operasi untuk manipulasi data biasanya meliputi : a. Penambahan data baru ke dalam basis data b. Modifikasi dari data yang disimpan ke dalam basis data c. Pengambilan data yang disimpan ke dalam basis data d. Penghapusan data dari basis data Salah satu fungsi utama dari DBMS untuk mendukung Data Manipulation Language dimana pengguna bisa membuat statement yang dapat menyebabkan manipulasi data terjadi. Manipulasi data dapat diaplikasi pada tingkat eksternal, konseptual, dan internal. Akan tetapi pada tingkat internal harus mendefinisikan prosedur low-level yang kompleks yang memungkinkan pengaksesan data yang efisien. Sebaliknya, pada tingkat yang lebih tinggi lebih ditekankan kepada kemudahan dalam penggunaan usaha-usaha yang diarahkan pada efisiensi interaksi pengguna dengan sistem.

11 Entity Relationship Modeling Menurut Connolly (2002,p330), salah satu aspek yang paling sulit dalam perancangan basis data adalah kenyataan dimana perancang, programmer, dan end-user cenderung melihat data dan penggunaannya dengan cara yang berbeda. Akan tetapi, jika tidak mendapat pengertian secara umum yang merefleksikan bagaimana suatu perusahaan beroperasi, maka desain yang kita buat akan tidak memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk memastikan bahwa kita mendapat pengertian yang spesifik tentang darimana data itu berasal dan bagaimana digunakan oleh perusahaan tersebut, dibutuhkan suatu model komunikasi yang non-teknikal dan bebas dari ambiguitas. Contohnya adalah Entity-Relationship (ER). Pemodelan ER merupakan pendekatan top-down terhadap perancangan Basis Data yang dimulai dengan mengidentifikasi datadata yang penting yang disebut entities dan relationship antara data-data yang akan direpresentasikan ke dalam model. Kemudian menambahkan detail seperti informasi yang diinginkan tentang entities dan relationship yang disebut atribut dan constraints yang ada pada entities, relationship, atributatribut. a. Entiti Merupakan sekumpulan objek-objek dengan ciri-ciri yang sama yang diasumsikan oleh perusahaan memiliki keberadaan yang berdiri sendiri. Didalam entity relationship diagram (ERD), entiti

12 17 digambarkan sebagai sebuah persegi yang diberi label dengan nama entiti tersebut. b. Relationship(relasi) Relationship adalah sekumpulan asosiasi dari satu atau lebih entiti. Dalam ERD, relasi berderajat dua (binary) digambarkan sebagai sebuah garis yang menghubungkan antara entiti-entiti yang berasosiasi yang diberi label dengan nama relasi tersebut beserta arah relasinya. Sedangkan untuk relasi berderajat tiga (ternary) atau lebih digambarkan berupa belah ketupat. Recursive relationship adalah suatu relasi dimana entiti-entiti yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. c. Atribut Atribut adalah properti dari sebuah entiti atau tipe relasi. Atribut domain adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. 1. Single attribute adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal dan dengan keberadaan sendiri. Sedangkan composite attribute adalah atribut yang terdiri dari banyak komponen dimana masing-masing memiliki keberadaan sendiri.

13 18 2. Multi-value attribute adalah suatu atribut yang memiliki satu atau lebih nilai untuk setiap entitinya. 3. Derived attribute adalah suatu atribut yang menggambarkan suatu nilai yang didapat dari atribut-atribut yang berhubungan, tidak selalu dari entiti yang sama. 4. Dalam ERD apabila entiti ingin ditampilkan beserta atributatributnya maka dibentuk sebuah persegi di bawah entiti yang berisi atribut-atribut dari entiti tersebut. d. Key 1. Candidate key adalah sekumpulan minimal dari atributatribut yang secara unik mengidentifikasi keberadaan dari setiap entiti. 2. Primary key adalah candidate key yang secara unik mengidentifikasi keberadaan dari setiap entiti dan mempunyai karakter yang paling sedikit. 3. Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. e. Mutliplicity Sejumlah kemungkinan kejadian-kejadian dari sebuah tipe entiti di dalam sebuah hubungan n-ary ketika nilai-nilai yang lain (n-1)

14 19 ditentukan. Multiplicity biasanya terdiri dari dua batasan terpisah, yaitu: 1. Cardinality: Mendeskripsikan jumlah maksimum dari kemungkinan kejadian-kejadian yang saling berhubungan untuk sebuah partisipasi entiti dalam proses penentuan tipe relationship. 2. Participation: Menentukan apakah semua kejadian-kejadian entiti akan ikut berpartisipasi dalam sebuah relationship atau hanya beberapa yang ikut berpartisipasi. Jenis-jenis multiplicity menurut Connolly (2002,p345) adalah : 1. One to One (1:1) relationships Gambar 2.1 One-to-One Relationships Pada gambar 2.1, dapat dilihat bahwa A hanya terhubung One-to-one (1:1) dengan C, dan B hanya terhubung One-to-One

15 20 (1:1) dengan D. Jadi dari gambar tersebut dapat ditulis notasi multiplicity-nya dengan gambar di bawah ini. Gambar 2.2 Notasi One-to-One relationships 2. One-to-Many (1:*) Relationships Gambar 2.3 One-to-Many Relationships

16 21 Pada gambar 2.3 diatas, dapat dilihat bahwa B terhubung One-to-Many(1:*) dengan D dan E. Jadi dari gambar tersebut, dapat ditulis notasi multiplicity-nya seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.4 Notasi One-to-Many Relationships 3. Many-to-Many (*:*) Relationships Gambar 2.5 Many-to-Many Relationships

17 22 Pada gambar 2.5 diatas,dapat dilihat bahwa A terhubung One-to-Many(1:*) dengan D dan E. Sedangkan E terhubung Oneto-Many(1:*) dengan A dan B. Jadi dari entiti Group 1(value-nya A dari gambar di atas) dan Group 2 (value-nya E dari gambar diatas) terhubung Many-to-Many(*:*). Dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicity-nya dengan gambar dibawah ini. Gambar 2.6 Notasi Many-to-Many (*:*) Relationships Normalisasi Menurut Connolly (2002,p376) normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan berdasarkan kebutuhan data sebuah organisasi. Normalisasi sering dilakukan dengan serangkaian pengujian pada sebuah relasi untuk menentukan apakah relasi tersebut memenuhi kebutuhan untuk sebuah bentuk normal yang diberikan. Proses normalisasi merupakan metode formal yang mengidentifikasi relasi berdasarkan primary key atau candidate key dan ketergantungan fungsional diantara atribut-atributnya.

18 23 Tahapan normalisasi 1. First Normal Form (1 NF) Suatu relasi di mana setiap perpotongan antar kolom dan baris hanya mengandung satu nilai saja. Suatu data dikatakan unnormalized jika di dalamnya mengandung kelompok berulang (Repeating Group), sehingga untuk membentuk normalisasi pertama (1 NF) Repeating Group harus dihilangkan. 2. Second Normal Form (2 NF) Dapat dihasilkan dengan melihat apakah ada atribut bukan primary key yang merupakan fungsi dari sebagian (partial dependence). Dalam normalisasi kedua (2 NF) setiap atribut yang tergantung parsial ini harus dipisahkan dengan mengikutsertakan determinannya. Bentuk normal diperoleh bila setiap atribut bukan bagian primary key dari suatu tabel sepenuhnya merupakan fungsi dari primary key tersebut. 3. Third Normal Form (3 NF) Pengujian terhadap 3 NF dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat atribut bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan key yang lain (disebut ketergantungan transitif atau transitive dependence). Dengan cara yang sama, maka setiap ketergantungan

19 24 transitif dipisahkan. 3 NF sudah cukup bagus dalam arti bahwa anomali sudah minimum (hampir tidak ada) Siklus Hidup Basis Data Basis data merupakan komponen fundamental dalam suatu sistem informasi, penggunaan dan pengembangannya harus dilihat dari perspektif yang lebih luas berdasarkan kebutuhan perusahaan. Maka dari itu siklus hidup sistem informasi dari suatu perusahaan berhubungan erat dengan siklus hidup sistem basis data yang mendukung. Berikut ini dalah gambaran siklus hidup basis data.

20 25 Gambar 2.7 Tahapan siklus hidup aplikasi basis data Berikut ini uraian dari masing masing aktivitas pada siklus hidup basis data: a. Database Planning: perencanaan terhadap tahap-tahap siklus hidup agar dapat direalisasikan secara efesien dan efektif.

21 26 Perencanaan basis data harus tergabung dalam seluruh strategi sistem informasi perusahaan. Tiga hal penting dalam merumuskan strategi informasi: 1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan dari perusahaan berikut menentukan sistem informasi yang diperlukan. 2. Evaluasi kelebihan dan kekurangan sistem informasi yang ada. 3. Penilaian peluang penggunaan teknologi informasi yang menguntungkan. b. System Definition: mendefinisikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan sudut pandang mayoritas pengguna. c. Requirements Collection and Analysis: proses pengumpulan dan analisis informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem yang baru untuk pengguna. d. Database design proses merancang suatu basis data yang akan mendukung aplikasi basis data. e. DBMS Selection memilih suatu DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data.

22 27 f. Aplication Design perancangan antar muka dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. g. Prototyping: membangun suatu model kerja aplikasi basis data. Tujuan utama dari proses ini adalah memungkinkan pengguna menggunakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi sifat-sifat dari sistem yang sudah bekerja dan jika mungkin memberikan masukan bagi aplikasi basis data. h. Implementation : realisasi fisik dari basis data dan perancangan aplikasi. i. Data Conversion and Loading : memindahkan semua data yang ada ke dalam basis data baru dan mengubah aplikasi yang ada agar dapat berjalan sesuai dengan basis data yang baru. j. Testing : proses menjalankan aplikasi program dengan maksud menemukan berbagai kesalahan. k. Operational Maintenance : proses-proses pengawasan dan pemeliharaan sistem. Meliputi aktivitas : 1. Mengawasi performasi dari sistem. 2. Memelihara dan meng-upgrade aplikasi basis data.

23 Metodologi Perancangan Basis Data Metodologi perancangan basis data menurut Connolly (2002, p418) adalah pendekatan terstuktur yang menggunakan prosedur, alat bantu dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Metodologi perancangan basis data dibagi kedalam tiga fase utama, yaitu: a. Perancangan Basis Data Konseptual b.perancangan Basis Data Logikal c. Perancangan Basis Data Fisikal Menurut Connolly (2002, p419) perancangan basis data konseptual adalah proses membuat suatu model informasi yang digunakan pada suatu perusahaan, yang terlepas dari semua pertimbangan fisik. Langkah-langkah di dalam perancangan basis data konseptual: Langkah 1 Membangun Model Data Konseptual Lokal untuk setiap view Selama analis, sejumlah user view mungkin telah diidentifikasi. Beberapa user view mungkin telah dikombinasikan bersama-sama untuk membentuk view yang tergabung, dimana diberikan suatu nama yang tepat. Adapun langkah-langkah panduan dalam perancangan basis data konseptual sebagai berikut: Langkah 1.1 Identifikasi tipe entiti

24 29 Mengidentifikasi tipe entiti utama yang diperlukan dari view. Langkah 1.2 Identifikasi tipe relationship Mengidentifikasi relationship penting yang berada di antara tipe entiti yang telah diidentifikasi. Langkah 1.3 Identifikasi dan menghubungkan atribut dengan entiti atau tipe relationship Menghubungkan atribut dengan entiti atau tipe relationship yang tepat. Langkah 1.4 Menentukan atribut domain Menentukan domain bagi atribut dalam model data konseptual lokal. Langkah 1.5 Menentukan atribut candidate dan primary key Mengidentifikasi candidate key(s) untuk setiap tipe entiti dan jika ada lebih dari satu candidate key, maka dipilih satu untuk menjadi primary key. Langkah 1.6 Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept (langkah pilihan) Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts seperti specialization/generalization, aggregation, dan composition. Langkah 1.7 Memeriksa redudansi dari suatu model

25 30 Memeriksa keberadaan redudansi dalam model basis data. Bila ditemukan redudansi, redudansi tersebut dihilangkan. Langkah 1.8 Melakukan validasi pada model data konseptual lokal terhadap transaksi pengguna Memastikan model data konseptual lokal mendukung transaksi yang diperlukan. Langkah 1.9 Meninjau ulang model data konseptual dengan pengguna Meninjau ulang model data konseptual dengan pengguna untuk memastikan model yang data yang dihasilkan merupakan representasi dari view Perancangan Basis Data Logikal Menurut Connolly (2002, p419) perancangan basis data logikal adalah proses membuat model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan spesifikasi data model, tetapi terlepas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. Langkah 2 Membangun dan memvalidasi model data logikal untuk setiap view Membangun model data logikal lokal dari model data konseptual yang merepresentasikan view tertentu dari perusahaan kemudian memvalidasi model ini untuk

26 31 memastikan agar benar secara struktural (penggunaan teknik normalisasi) dan untuk memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi yang dibutuhkan. Langkah 2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan relational model (langkah pilihan) Memperbaiki model data konseptual lokal untuk menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan relational model. Langkah 2.2 Menurunkan relasi untuk model data logikal lokal Membuat relasi untuk model data logikal lokal untuk merepresentasikan entiti-entiti, relationships, dan atributatribut yang sudah diidentifikasi. Langkah 2.3 Memvalidasi relasi-relasi dengan menggunakan normalisasi Memvalidasi relasi-relasi di dalam model data logikal lokal dengan menggunakan teknik normalisasi. Langkah 2.4 Memvalidasi relasi-relasi terhadap transaksi pengguna Memastikan bahwa relasi-relasi dalam model data logikal lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan view. Langkah 2.5 Mendefinisikan integritas constraints Mendefinisikan integritas constraint yang diberikan di dalam view

27 32 Langkah 2.6 Meninjau ulang model data logikal lokal dengan pengguna. Memastikan bahwa model data logikal lokal dan dokumen pendukung menjelaskan bahwa model tersebut merupakan representasi yang benar dari view. Langkah 3 Membangun dan memvalidasi model data logikal global Menggabungkan model-model data logikal lokal individu ke dalam sebuah model data logikal global yang mewakili perusahaan tersebut. Langkah 3.1 Menggabungkan model-model data logikal lokal ke dalam model global Menggabungkan model-model data logikal lokal individu ke dalam sebuah model data global yang mewakili perusahaan tersebut. Langkah 3.2 Memvalidasi model data logikal global Memvalidasi relasi-relasi yang dibuat dari model data logikal global dengan menggunakan teknik normalisasi dan jika perlu, memastikan bahwa relasi-relasi tersebut mendukung transaksi yang dibutuhkan. Langkah 3.3 Memeriksa kemungkinan pengembangan basis data di masa yang akan datang Menentukan apakah ada perubahan yang signifikan yang akan berubah di masa yang akan datang dan juga

28 33 menunjukkan apakah model data logikal global dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Langkah 3.4 Meninjau ulang model data logikal global dengan pengguna Memastikan bahwa model data logikal global adalah representasi yang benar dari sebuah perusahaan Perancangan Basis Data Fisikal Menurut Connolly (2002,p419) perancangan basis data fisikal adalah proses pembuatan deskripsi dan implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder. Proses tersebut menjelaskan relasi dasar, pengorganisasian file, dan indexes yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien dan integritas constraint yang berhubungan, dan tingkat keamanan. Langkah 4 Menterjemahkan model data logikal global untuk target DBMS Menghasilkan skema relational basis data dari model data logikal global yang bisa diimplementasikan ke target DBMS. Langkah 4.1 mendesain relasi-relasi dasar Memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasi di model data logikal global ke target DBMS. Langkah 4.2 Mendesain representasi dari data turunan

29 34 Memutuskan bagaimana merepresentasikan data turunan yang ada di dalam model data logikal global ke target DBMS. Langkah 4.3 Mendesain batasan-batasan pada perusahaan Mendesain batasan-batasan perusahaan untuk target DBMS. Langkah 5 Mendesain dari representasi fisikal Menentukan file organisasi yang optimal untuk menyimpan relasi-relasi dasar dan indeks-indeks yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat diterima, yaitu dengan cara dimana relasi-relasi dan tupples (baris-baris dari sebuah relasi) yang disimpan pada media penyimpanan sekunder. Langkah 5.1 Menganalisa transaksi-transaksi Memahami bahwa fungsionalitas dari transaksi-transaksi yang akan dijalankan dalam basis data dan untuk menganalisa transaksi-transaksi yang penting. Langkah 5.2 Memilih organisasi file Menentukan efisiensi file organisasi untuk setiap relasi dasar. Langkah 5.3 Memilih indeks-indeks Menentukan apakah dengan menambah indeks-indeks akan meningkatkan performa dari sistem. Langkah 5.4 Memperkirakan kebutuhan disk space

30 35 Memperkirakan jumlah disk space yang akan dibutuhkan basis data. Langkah 6 Mendesain user views Mendesain user view yang telah diidentifikasi selama tahap pengumpulan kebutuhan dan tingkat analisis dari siklus hidup aplikasi basis data relational State Transition Diagram (STD) Menurut Hoffer. J. A. et al (1996, p364), State Transition Diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan bagaimana suatu proses dihubungkan satu sama lain dalam waktu yang bersamaan. State Transition Diagram digambarkan dengan sebuah state yang berupa komponen sistem yang menunjukkan bagaimana kejadian-kejadian tersebut dari satu state ke state yang lain. Ada dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam State Transition Diagram(STD), yaitu: 1. Gambar Persegi panjang menunjukkan state dari sistem Mewakili State dalam STD 2. Gambar panah menunjukkan transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang di atas menunjukkan kejadian atau kondisi yang menyebabkan transisi yang terjadi. Label yang di bawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.

31 36 Mewakili Transisi dalam STD Data Flow Diagram (DFD) Pengertian Data Flows Menurut Whitten (2004, p357), Data Flow merepresentasikan masukan dari data menuju proses atau output dari data(atau informasi) dari sebuah proses. Proses merespon masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output), satu proses minimal mempunyai satu masukan dan satu keluaran Pengertian Data Flow Diagram Menurut Whitten (2004, p344), Data Flow Diagram(DFD) adalah sebuah alat untuk menggambarkan aliran data dan proses kerjanya yang terjadi di sistem. Diagram aliran data mempunyai kegunaan untuk memperhatikan : a. Informasi yang masuk dan keluar dari sistem b. Apa yang merubah informasi c. Dimana informasi disimpan Merancang Data Flow Diagram Dalam diagram aliran data terdapat levelisasi yang bertujuan untuk menghindari aliran data yang rumit dan kompleks.

32 37 Levelisasi dimulai dengan tingkatan tertinggi dan kemudian diuraikan ke dalam bentuk yang lebih rinci. Tingkatan tersebut terdiri dari : a. Diagram konteks (Context Diagram) Memperlihatkan karakteristik suatu sistem b. Diagram nol Menggambarkan proses-proses utama yang ada pada suatu sistem c. Diagram rinci Merupakan proses rinci dari proses yang terdapat dari tingkatan sebelumnya. Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan diagram aliran data yaitu : Tabel 2.1 Perbandingan simbol diagram aliran data De Marco dan Yourdon Gane dan Sarson Process Data Store

33 38 Source / Sink Data Flow Berdasarkan De Marco Yourdon dengan Gane dan Sarson terdapat beberapa peraturan yang harus diikuti saat menggambar diagram aliran data (Jeffrey A. Hoffer, 1996, p320) Process : a. Tidak ada proses yang hanya mempunyai keluaran. Jika sebuah objek hanya mempunyai keluaran maka itu adalah source. b. Tidak ada proses yang hanya mempunyai masukan. Jika sebuah objek hanya mempunyai masukan maka itu adalah sink. c. Sebuah proses harus dilabeli dengan sebuah kata kerja. Data Store : a. Data tidak dapat bergerak dari sebuah data store menuju data store lainnya. Data dapat bergerak melalui proses. b. Data tidak dapat bergerak secara langsung dari source menuju data store. Data harus bergerak melalui proses

34 39 dimana data diterima dari data source dan menempatkan data ke data source. c. Data tidak dapat bergerak langsung menuju sink dari data source. Data harus bergerak melalui proses. d. Sebuah data store harus dilabeli dengan kata benda. Source / Sink : a. Data tidak dapat bergerak secara langsung dari source menuju sink. Data harus melalui proses. b. Sebuah source / sink harus dilabeli dengan kata benda. Data Flow : a. Sebuah data flow hanya mempunyai satu arah diantara simbol. b. Sebuah cabang pada data flow berarti beberapa data yang sama menuju dua atau lebih proses yang berbeda. c. Sebuah penggabungan pada data flow berarti data yang sama muncul dari dua atau lebih proses menuju sebuah lokasi yang sama. d. Sebuah data flow tidak boleh menuju proses yang sama dengan sumber prosesnya (rekursif). Harus ada minimal satu proses yang menangani data flow, menghasilkan

35 40 data flow, dan mengembalikan data flow menuju proses awal. e. Sebuah data flow menuju data store berarti memperbaharui (update atau delete) data. f. Sebuah data flow dari data store berarti mengambil atau menggunakan data. g. Sebuah data flow mempunyai label berupa kata kerja. Bisa lebih dari satu kata kerja yang muncul pada sebuah panah data flow dengan syarat semua aliran / flows pada satu panah bergerak sebagai satu paket Perbedaan DFD (Data Flow Diagram) dan UML (Unified Modeling Language) DFD (Data Flow Diagram) merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Kelebihan pendekatan aliran data, yaitu : A. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem. B. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem. C. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data. D. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah datadata dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan.

36 41 E. Dapat digunakan sebagai latihan yang bermanfaat bagi penganalisis, sehingga bisa memahami dengan lebih baik keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem. F. Membedakan sistem dari lingkungannya dengan menempatkan batas-batasnya. G. Dapat digunakan sebagai suatu perangkat untuk berinteraksi dengan pengguna. H. Memungkinkan penganalisis menggambarkan setiap komponen yang digunakan dalam diagram. Kekurangan pendekatan aliran data, yaitu : A. Memaksa penganalisis berpikir bahwa data flow merupakan satusatunya interaksi. B. Lebih menekankan pada sistem dekomposisi secara fungsional bukan dalam bentuk kelas-kelas obyek dan sebagainya dalam istilah arsitektur. Subsistem, sub subsistem, dan lain-lain cenderung menjadi fungsi dan subfungsi, sehingga hasilnya lebih rendah dari arsitektur yang optimal dalam hal pemahaman, pemakaian kembali, perawatan, dan lain-lain UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan,

37 42 membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object Oriented). Kelebihan UML, yaitu : A. Memiliki kemampuan untuk memberikan bahasa yang dapat dipahami dan dikomunikasikan baik oleh user, developer, dan analyst yang terlibat dalam proses pengembangan software. B. Obyek lebih mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan rumit. C. Dapat dipakai untuk pemodelan sistem dinamis dan real time. Kekurangan UML, yaitu : A. UML di kritik sebagai model yang besar dan rumit karena mempunyai banyak diagram dan konstruksi yang redundan dan jarang dipakai. B. UML memakai banyak garis yang secara tampilan mirip, sehingga menyulitkan dalam membedakan arti yang terdapat di tiap garis. Garis yang sama mempunyai arti yang berlainan di tipe diagram yang berbeda. C. Tidak konsistennya inter-model dalam representasi model UML. D. UML bukanlah bahasa pemrograman visual, melainkan bahasa pemodelan visual. Dari hasil analisis kelebihan dan kekurangan dari DFD dan UML, penulis memilih menggunakan DFD karena DFD lebih logis dan alami dari

38 43 partisi sistem. Sedangkan UML, lebih dipaksakan dan partisi buatan dari sebuah sistem. Dari perbedaan di atas dapat diketahui bahwa teknik UML akan mendapatkan hasil yang kurang teliti dari segi analisis fungsional dibandingkan dengan DFD. Terutama dalam skala yang lebih besar. DFD adalah satu satunya teknik yang memungkinkan pembuatan diagram dengan cara yang mudah, bagaimana proses proses yang berinteraksi tanpa merujuk kepada bagaimana mereka diimplementasikan. 2.2 Teori Pendukung Pembelian Menurut Mulyadi (2001, p299), sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian adalah : 1. Fungsi Gudang : bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. 2. Fungsi Pembelian : bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang

39 44 dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 3. Fungsi Penerimaan : bertanggung jawab untuk memeriksa mutu, jenis, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan, dan untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan. Menurut Mulyadi (2001,p301), jaringan prosedur dalam sistem pembelian adalah 1. Prosedur permintaan pembelian. Dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. 2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok. Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. 3. Prosedur order pembelian.

40 45 Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat hutang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. 4. Prosedur penerimaan barang. Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut. 5. Prosedur pencatat hutang. Dalam prosedur ini, fungsi akutansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan hutang. 6. Prosedur distribusi pembelian. Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

41 46 Retur Pembelian Menurut Mulyadi (2001,p335), Barang yang sudah diterima dari pemasok adakalanya tidak sesuai dengan barang yang dipesan menurut surat order pembelian. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman, atau barang diterima melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok. Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasoknya Penjualan Menurut Mulyadi (2001,p202), kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam transaksi penjualan secara tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan secara kredit adalah : 1. Fungsi Penjualan : bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambah informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit,

42 47 menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. 2. Fungsi Kredit : bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. 3. Fungsi Gudang : bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman : bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan, dan untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. 5. Fungsi Penagihan : bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. 6. Fungsi Akuntansi : bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Di samping itu, juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.

43 48 Menurut Mulyadi (2001, p219), jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Order Penjualan : dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli. 2. Prosedur Persetujuan Kredit : dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit. 3. Prosedur Pengiriman : dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman. 4. Prosedur Penagihan : dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman. 5. Prosedur Pencatatan Piutang : dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau

44 49 dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang. 6. Prosedur Distribusi Penjualan : dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen. 7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan : dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode kuntansi tertentu. Menurut Mulyadi (2001, p462), fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari penjualan tunai adalah 1. Fungsi Penjualan : bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2. Fungsi Kas : bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3. Fungsi Gudang : bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman : bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

45 50 5. Fungsi Akuntansi : bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas serta pembuat laporan penjualan. Menurut Mulyadi (2001, p469), jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan kas dari penjualan tunai adalah 1. Prosedur Order Penjualan : dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan harga barang ke fungsi kas dan memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli. 2. Prosedur Penerimaan Kas : dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang telah dibelinya dari fungsi pengiriman. 3. Prosedur Penyerahan Barang : dalam prosedur ini, fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. 4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai : dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. 5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank : dalam prosedur ini, fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

46 51 6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas : dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasaran bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas. 7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan : dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang telah dicatat dalam kartu persediaan. Retur Penjualan Menurut Mulyadi (2001,p226), Transaksi retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan karena barang yang diterima pelanggan tidak sesuai dengan permintaan. Ketidaksesuaian tersebut terjadi kemungkinan karena barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order penjualan, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman atau barang diterima melewati tanggal pengiriman.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001,P2) : Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. 2.1.1 Definisi Data, Basis Data dan Sistem Basis Data Data adalah fakta, baik objek, variabel,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata.

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata. UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PENJUALAN PADA PD. CAHAYA

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT MULIA ASLI Henry Kurniawan 0800738383

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PERSEDIAAN DAN PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar Basis Data Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A.O'Brien, (2002,p8), sistem adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu : Secara tradisional data memiliki hierarki sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu : Secara tradisional data memiliki hierarki sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar Teori-teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu : 2.1.1 Pengertian Data Data merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN, DAN PERSEDIAAN PADA CV. PROPOSTER INDONESIA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN, DAN PERSEDIAAN PADA CV. PROPOSTER INDONESIA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly & Begg (2002, p14), basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA PT. YOUNGINDO UTAMA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PERSEDIAAN, DAN PENJUALAN PADA AHASS DUNIA BARU. Oleh. Budianto Liono

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PERSEDIAAN, DAN PENJUALAN PADA AHASS DUNIA BARU. Oleh. Budianto Liono ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PERSEDIAAN, DAN PENJUALAN PADA AHASS DUNIA BARU SKRIP SI Oleh Budianto Liono 1100039022 Johannes Effendi 1100039193 Felix Sucipta 1100039331 Kelas/Kelompok

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PT. SINAR CIPTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Khusus 2.1.1 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Pengumpulan dan Analisis kebutuhan adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian perusahaan yang didukung

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), terdapat dua pendekatan untuk mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan secara prosedur dan komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Utama 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (2002, p14), database adalah suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu sama lain, dan deskripsi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA & PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA PT. PELAYARAN MITRABAHARI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PADA SISTEM INFORMASI PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT. SUMBER DATA

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p352), data adalah fakta-fakta mentah, yang tidak teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. Menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. Pertemuan 5-DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DIAGRAM ALUR DATA (DAD)

ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. Pertemuan 5-DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DIAGRAM ALUR DATA (DAD) ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM Pertemuan 5-DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DIAGRAM ALUR DATA (DAD) 1. KONSEP PERANCANGAN TERSTRUKTUR Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970. Pendekatan terstruktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data terdiri dari fakta-fakta dan simbol-simbol angka yang secara relatif mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). Menurut

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PENGELOLAAN JASA PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem menurut Gordon B. Davis adalah terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran; penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI Oleh PETER JOHN / 0800777195 ADITYA DWINANDA / 1000856535 DHEKA RAMADHAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15), adalah fakta-fakta yang belum diolah

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data pada PT. Siemens Indonesia Departemen Sales, Service dan Commercial

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data pada PT. Siemens Indonesia Departemen Sales, Service dan Commercial UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Infromatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005 / 2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data pada PT. Siemens Indonesia Departemen Sales, Service

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum 2.1.1 Teori Basis Data Teori yang berkaitan dengan basis data seperti data, basis data (database), Database Management System (DBMS), Database Application, Entity

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENYIMPANAN DAN PENJUALAN PADA PT. SOLUSI CORPORINDO TEKNOLOGI SKRIPSI. Oleh

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENYIMPANAN DAN PENJUALAN PADA PT. SOLUSI CORPORINDO TEKNOLOGI SKRIPSI. Oleh ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENYIMPANAN DAN PENJUALAN PADA PT. SOLUSI CORPORINDO TEKNOLOGI SKRIPSI Oleh Lourensius Erico Gunawan 1000845531 Peter 1000843122 Stefano Sanjaya 1000847700

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002), Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Bodnar dan Hopwood (2000, p1), sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2001, p2) sistem pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Database 2.1.1 Database Menurut Connolly & Berg, basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS Abstrak NATHANIEL

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Database dan DBMS (Database Management System) keperluan informasi pada sebuah perusahaan (Conolly, p15).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Database dan DBMS (Database Management System) keperluan informasi pada sebuah perusahaan (Conolly, p15). 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Database dan DBMS (Database Management System) 2.1.1 Pengertian Database Database adalah sekumpulan koleksi data yang berhubungan secara logikal, dan sebuah deskripsi dari data

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ADMINISTRASI PRODUKSI PADA PT ROFINA INDAH JAYA Abstrak Helena

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PERDAGANGAN PADA PT SUNICODATA COMININDO Linlinfie Juliaty

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PENJUALAN, DAN PEMBELIAN PADA PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. Menurut Hoffer et al (2011, p5), Data adalah representasi tersimpan dari objek atau kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA EKSPEDISI BARANG PADA PT. PELAYARAN NASIONAL SARANABAHARI PRIMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA EKSPEDISI BARANG PADA PT. PELAYARAN NASIONAL SARANABAHARI PRIMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Jenjang Pendidikan Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA EKSPEDISI BARANG PADA PT.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN DAN PENJUALAN BERBASIS WEB PADA PT.

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1. Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel (Yazid, 2009:50).

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. VICTORY INDO PERKASA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. VICTORY INDO PERKASA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. SRI REJEKI SKRIPSI. Oleh

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. SRI REJEKI SKRIPSI. Oleh ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. SRI REJEKI SKRIPSI Oleh SHERLY 1000875111 HARIYONO 1000890195 MARTHIAS 1000890440 KELAS / KELOMPOK : 07 PJT / 04

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PERSEDIAAN BARANG DAN PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PADA PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci