PROFlL WWNiTA PENGARI NAFKAW DI KEBUN TEW! Kasus di Desa klekarsari, Kegamatan Pasir Jamiabu, Kabupaten Bandung 1

Transkripsi

1 PROFlL WWNiTA PENGARI NAFKAW DI KEBUN TEW! Kasus di Desa klekarsari, Kegamatan Pasir Jamiabu, Kabupaten Bandung 1

2 (TINA A. PARAMITA. Profil Wanita Pencari Nafkah di Kebun Teh. Kasus di Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. (Dl bawah bimbingan Ir. FREDIAN TONNY, XS dan Dr. Ir. AIDA VITAYALA SJAFRI HUBEIS). Dalam kehidupan sehari-harinya, wanita memainkan "peranan ganda", yaitu sebagai ibu, ibu rumahtangga, istri dan pencari nafkah (Pudjiwati Sajogyo, 1983). Banyak pertanyaan yang ditimbulkan oleh keadaan demikian. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap wanita pencari nafkah?, bagaimana persepsi wanita itu sendiri terhadap pekerjaannya?, dan bagaimana aspirasi wanita mengenai kehidupannya? Berdasarkan ha1 tersebut, dalam penelitian ini ingin ditelaah profil wanita pencari nafkah, persepsi terhadap pekerjaan dan aspirasi wanita terhadap kehidupannya serta ingin diketahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap pekerjaan mencari nafkah yang dilakukan wanita pedesaan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualita- tif dan kuantitatif, mengarnbil responden sebanyak 30 orang keterangan-keterangan lain yang diperoleh. Pembahasan disajikan secara deskrip- ai analisis tabulasi. wanita pencari nafkah ditinjau dari aspek berdaya pribadi berupa agama dan suku, umur, status

3 pekerjaan, tingkat pendidikan, pendidikan suami serta pekerjaan suami. Sedanqkan sumberdaya rumahtangqa ditinjau dari pemilikan anak usia terkecil, pemilikan lahan, pemilikan barang berharqa serta kondisi perumahan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa status pekerjaan wanita pencari nafkah di kebun teh sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditekuni. Tidak pernah ada seorang wanita denqan tinqkat pendidikan rendah menjabat sebagai staf di perkebunan. Pemilikan lahan sangat rendah dan pemilikan barang berharga tidak begitu beragam serta tidak dimiliki oleh semua responden. Lahan pertanian hanya dimiliki oleh 10 persen responden dengan rata-rata pemilikan 0.6 hektar, sedangkan lahan sewa dimiliki hanya oleh 6.67 persen responden denqan rata-rata 0.15 hektar. Untuk pemilikan barang berharga, persen memiliki televisi, persen memiliki radio, 6.67 persen memiliki sepeda motor dan 3.33 persen memiliki mesin jahit. Pandangan masyarakat terhadap pekerjaan mencari nafkah yang dilakukan oleh wanita dapat dibedakan ke dalam beberapa kelompok/tipe, yaitu pandangan wanita lapisan menengah ke atas, pandangan wanita lapisan menengah ke bawah, pandanqan pria lapisan menengah ke atas dan pandangan pria lapisan menengah ke bawah. Wanita lapisan menengah ke atas berpendapat bahwa wanita yang bekerja mencari nafkah dapat ditolerir karena keluarganya memang miskin atau tidak mampu. Wanita lapisan menengah

4 ke bawah umumnya menganggap bahwa pekerjaan mencari nafkah tersebut layak dilakukan untuk kelangsungan hidup rumahtangganya. Agak berbeda dengan pandangan di atas, pria lapisan menengah ke atas melihat bahwa mencari nafkah bagi seorang istri tidak perlu dilakukan jika tidak dalam keadaan mendesak. Sebaiknya istri tinggal di rumah saja mengurus anak dan keluarganya. Pria lapisan menengah ke bawah mengatakan bahwa pencarian nafkah yang dilakukan wanita adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, hanya saja jangan sampai menelantarkan anak dan keluarqanya. Masyarakat dari semua lapisan tetap akan memberikan sanksi moral kepada wanita yang menelantarkan keluarganya karena harus mencari nafkah. Pandangan dan aspirasi wanita sendiri terhadap kegiatan sehari-harinya dibedakan atas enam tipe/kelompok, yaitu wanita berbalita bersuami pekerja kebun teh; wanita berbalita bersuami pekerja di luar kebun teh; wanita berbalita bersuami tidak bekerja; wanita tidak berbalita bersuami pekerja kebun teh; wanita tidak berbalita bersuami pekerja di luar kebun teh dan wanita tidak berbalita bersuami tidak bekerja. Pekerjaan rumahtangga tetap menjadi tanggungjawab seorang wanita meskipun adakalanya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu dibantu oleh anggota keluarga lain. Pekerjaan mencari nafkah bagi wanita dilakukan untuk kelangsungan hidup keluarga, dimana pada

5 umumnya keluarga pekerja kebun teh adalah keluarga sederhana. Kegiatan sosial seperti natanqga atau arisan atau pengajian masih sempat dilakukan oleh wanita pencari nafkah. Namun untuk kegiatan-kegiatan lain seperti PKK sangat jarang dilakukan karena tidak ada waktu luang dari wanita pencari nafkah. Mengenai aspirasi, wanita-wanita ini menyebutkan bahwa ingin agar anak-anaknya bersekolah tinggi dan berkehidupan lebih baik dari dirinya.

6 PROFIL WANITA PENCARI NAFKAII DI KEIZUN TEH (Kasus di Iksa Rlekarsari, Kecamatan Pasir Jambu, Kahilpaten Bandung) JURUSAN ILhlU-ILhiU SOSIAL EKONOhll PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

7

8

9

10