BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Terdapat teori-teori yang melandasi dan mendukung kegiatan penelitian pada penelitian ini. Teori yang dipakai untuk penelitian ini merupakan teori-teori yang didapat dari penelitian-penelitian sebelumnya/terdahulu, sehingga dapat digunakan untuk referensi penelitian ini. Dalam bab ini akan membahas teoriteori mengenai knowledge, knowledge management, knowledge management system, dan bahasan terkait Kerangka Teoritis Knowledge Menurut Davenport (1998). Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Explicit Knowledge dan Tacit Knowledge, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Explicit Knowledge Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual, dan sebagainya.pengetahuan jenis ini dapat diteruskan dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. 7

2 8 2. Tacit Knowledge Adalah pengetahuan dari para pakar, baik individu maupun masyarakat, serta pengalaman mereka. Tacit Knowledge bersifat sangat personal dan sulit diformulasikan sehingga membuatnya sangat sulit dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik, serta petunjuk teknis (rule of thumbs) termasuk dalam jenis tacit knowledge. Terdapat 4 model konversi knowledge yang disebut SECI Model menurut Nonaka & Takeuchi (1995) pada buku Dalkir, Kimiz (2005, p53) sebagai berikut: 1. Proses Externalization, merupakan konversi Tacit knowledge ke Explicit knowledge; 2. proses Socialization, merupakan konversi Tacit knowledge ke Tacit knowledge 3. proses Combination, merupakan konversi Explicit knowledge ke Explicit knowledge 4. proses Internalization, merupakan konversi Explicit knowledge ke Tacit knowledge

3 9 Gambar 2.1. Diagram SECI Sumber: Dalkir, Kimiz. (2005). Kristian Prakoso, F. (2012) melengkapi pernyataan SECI Model sebagai berikut: 1. Socialization (Tacit to Tacit) Pada proses ini, knowledge yang berjenis tacit dirubah menjadi tacit knowledge yang lain. Sebagai contoh, belajar dari individu yang memilii pengalaman yang lebih. Pada proses ini, membuat pengembangan diri dan peningkatan pada diri individu tersebut. Nantinya, proses ini akan berputar pada proses eksternalisasi. Pada proses eksternalisasi, seorang individu akan banyak menghasilkan explicit knowledge seiring banyaknya proses tacit knowledge baru yang didapatnya. 2. Externalization (Tacit to Explicit) Pada tahap ini, proses yang terjadi yaitu pengubahan tacit knowledge yang dimiliki seorang individu menjadi explicit knowledge. Hal ini bisa diperoleh dengan cara mencatat know how dan pengalaman yang didapat dalam bentuk tulisan artikel atau mungkin dari buku. Dari

4 10 catatan tersebut, memberikan bermanfaat bagi individu lain yang memerlukannya. Dialog merupakan cara yang paling efektif untuk dilakukan pada proses externalization. 3. Combination (Explicit to Explicit) Pada proses combination, pemanfaatan explicit knowledge yang ada, lalu explicit knowledge tersebut diimplementasikan menjadi explicit knowledge baru. Peningkatan Skill dan produktifitas diri sendiri merupakan manfaat dari proses ini. Kombiasi explicit knowledge yang ada menjadi explicit knowledge baru yang lebih bermanfaat, juga melalu proses Combination ini. 4. Internalization (Explicit to Tacit) Proses Internalization mengubah explicit knowledge yang merupakan inspirasi dari munculnya tacit knowledge. Dari keempat proses pada SECI Model, dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung proses ini telah dilakukan. Degan kata lain, bisa dikatakan bahwa learning by doing. Contohnya saja, seseorang mulai bekerja dengan referensi dari manual book yang ada, mendapat pengalaman baru, pemahaman baru, dan know-how baru yang belum didapatkannya dari buku tersebut Eksternal dan Internal Knowledge Berdasarkan Pojasek, Robert, B. (2001, pp 79) Knowledge terbagi atas eksternal knowledge dan internal knowledge bagi suatu organisasi. Eksternal knowledge termasuk beberapa hal di bawah ini:

5 11 1. Pelanggan; pada kategori kebutuhan, keinginan, dan aktivitasnya pada pasar 2. Pesaing: pada kategori mengetahui kekuatan dan kelemahan, serta aktifitas pada pasar 3. Hukum/peraturan: pada kategori dalam mempengaruhi organisasi Internal knowledge pada suatu organisasi, sebagai berikut: 1. Sejarah dan buadaya pada suatu organisasi 2. Petunjuk sebagai arahan yang strategis 3. Komunitas berdasarkan kegemaran, jaringan dan interaksi informal 4. Individu yangg ahli dalam suatu bidang 5. Pada proses tersebut 6. Produk maupun jasa 7. Sistem serta peralatan 8. Teknologi dan paten 9. Peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis 10. Pada bagian mana informasi dialokasikan dan bagaimana untuk mengaksesnya 11. Bagaimana cara mengimplementasikan informasi untuk untuk dapat menyelesaikan masalah maupun hal lainnya 12. Bagaimana langkah untuk menjadi sukses 13. Resource yang dibutuhkan guna produksi barang dan jasa

6 Knowledge Management Menurut Debowski (2006), Knowledge management adalah proses mengidentifikasi, menangkap dan menyebarkan aset intelektual yang kritis bagi kinerja jangka panjang organisasi. Debowski (2006) membuat pola yang dinamakan The five P s of Strategic Knowledge Management, yang mana 5 (lima) p tersebut terdiri dari Planning, People, Process, Products, dan Performance. Pola tersebut sebagai untuk menerapkan KM secara efektif. Model Collison dan Parcell menunjukkan kesuksesan Knowledge Management dalam berinteraksi di antara tiga elemen pokok yaitu: 1. People Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk suatu knowledge baru, maka jika tanpa adanya orang (manusia) tidak akan adanya knowledge. 2. Technology Merupakan infrastruktur yang memiliki kriteria standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan. 3. Processes Yang terdiri dari beberapa kategori yaitu, menyebarkan, mentransformasikan, mengesahkan, menyaring, dan menangkap knowledge ke seluruh perusahaan dan dilengkapi dengan prosedur dan proses tertentu.

7 13 Ketiga elemen tersebut saling melengkapi antara satu sama lain, karena knowledge management adalah wilayah dimana tiga elemen tersebut overlap seperti tampak pada gambar berikut. Gambar 2.2. Three Fundamental Elements of Knowledge Management Sumber: Collison & Parc ell, 2004 Sedangkan menurut Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004), terdapat tiga aspek utama sebagai solusi penerapan KM secara efektif yaitu KM Processes, KM Systems, dan KM Infrastructure. Berdasarkan penuturan Zaeid (2012), knowledge management berperan sebagai proses yang memudahkan perusahaan untuk menemukan, memilih, mengatur, menyebarkan, dan mentransfer informasi dan kehalian penting yang diperlukan untuk operasional maupun support perusahaan. Dan berdasarkan perspektif yang relevan dengan studi kasus ini, maka akan dikaji lebih dalam mengenai KM Processes.

8 Lingkup Knowledge Management Rosenberg (2001,pp 28) mengidentifikasi luas lingkup aplikasi Knowledge Management yang dibagi ke dalam 3 tingkatan (level), yaitu: Level 1: Document Management Merupakan aplikasi knowledge management yang paling sederhana, dikatakan aplikasi sederhana karena hanya digunakan untuk memfasilitasi distribusi informasi perusahaan. Level 2: Information Creation, Sharing, and Management Knowledge management yang digunakan pada level ini antara lain: isi baru dari penciptaan informasi, komunikasi dan kolaborasi, manajemen informasi waktu yang sesungguhnya, menangkap dan menyalurkan pengalaman para ahli. Level 3: Enterprise Intelligence "The truly know-how of the organization digambarkan pada level Knowledge management ini. Kemampuan berbasis knowledge yang melekat pada keseluruhan system yang berjalan dalam perusahaan merupakan hal yang berpengaruh pada pelaksanaan dari aktivitas primer pada suatu organisasi. Adapaun berbagai aktivitas knowledge management pada tingkat ini yaitu: leveraging organizational know-how, performance support, interacting with operational databases dan building expert network. Maksudnya adalah, peningkatan organisasi know-how,

9 15 dukungan kinerja, interaksi kepada operasional basis data, dan membangun jaringan ahli. Gambar 2.3. The Knowledge Management Pyramid Sumber: Rosenberg, Knowledge Management Process Menurut para peneliti terdahulu yang telah mengemukakan tentang beberapa proses ataupun mekanisme Knowledge Management pada organisasi, salah satunya Debowski (2006) mengemukakan bahwa mekanisme KM terdiri dari lima fase yaitu knowledge sourcing, knowledge abstraction, knowledge conversion, knowledge diffusion, knowledge development and refinement. KM Processes merupakan proses dari awal pengumpulan sampai dengan pemanfaatan dari knowledge tersebut di sebuah organisasi. Banyak definisi dan tahapan KM Process, sebagai contohnya menurut Beliveau, Bernstein & Hsieh (2011). KM Process terdiri dari enam aspek, yaitu Internal Knowledge Acquisition, External Knowledge Acquisition, Knowledge Upgrade, Knowledge Protection, Knowledge Conversion and

10 16 Knowledge Application. Menurut Tatoglu, Zaim & Zaim (2007) KM Process terdiri atas Knowledge Generation, Knowledge Transfer, Utilitzation dan Coding & Storage. Menurut Goldoni & Oliviera (2006) dimana KM Process terbagi atas empat hal yaitu creation, storage, dissemination dan utilization. Menurut Bose (2004) KM Process terdiri atas Create Knowledge, Capture Knowledge, Refine Knowledge, Store Knowledge, Manage Knowledge, Disseminate knowledge, dsb. Penelitian ini menggunakan definisi yang dikemukakan oleh Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004) dimana KM Process terdiri dari Knowledge Discovery, Knowledge Capture, Knowledge Sharing, dan Knowledge Application Knowledge Discovery Menurut Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004), Knowledge Discovery merupakan proses pengubahan pengetahuan tacit menjadi explicit baru dari data dan/atau informasi pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis mendapatkan cakupan knowledge discovery dari knowledge process adalah sebagai berikut : 1. Internal Knowledge Acquisition, External Knowledge Acquisition & Knowledge Upgrade (Beliveau, Bernstein & Hsieh, 2011) 2. Create Knowledge (Bose, 2004) 3. Creation phase (Goldoni & Oliviera, 2006)

11 17 4. Generation (Tatoglu, Zaim & Zaim, 2007) Goldoni & Oliviera (2006) menyatakan discussion group merupakan salah satu metric yang ia gunakan untuk mengukur creation phase. Tatoglu, Zaim & Zaim (2007) menggunakan aktivitas Research & Development sebagai salah satu indikator untuk pengukuran knowledge generation. Sedangkan Beliveau, Bernstein & Hsieh (2011) memecah knowledge discovery menjadi beberapa aktivitas yang salah satu merupakan External Knowledge Acquisition dimana pada aktivitas ini, terjadi proses pengembangan konten baru dan mengganti yang sudah ada dalam basis tacit dan explicit knowledge suatu perusahaan, proses tersebut melibatkan pihak luar (eksternal). Menurut Becerra-Fernandez, Gonzales & Sabherwal (2004), dapat dikatakan Knowledge Discovery jika dalam prosesnya terjadi sintesa atau pembentukan knowledge baru dari knowledge-knowledge yang sudah ada. Tentu dalam konteks knowledge management di perusahaan sangatlah penting knowledge yang ada lebih menitik beratkan kepada pemenuhan kebutuhan dan sudut pandang customer/user Knowledge Capture Menurut Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004), Knowledge Capture merupakan proses pengambilan knowledge baik itu explicit ataupun tacit yang berada dalam diri

12 18 people (individual atau grup), artifacts (practices, technologies, atau repositories) atau organizational entities. Dalam proses knowledge capture, terdapat variabel input dan output menurut Dow & Pallaschke (2010), sebagai berikut : Input Tabel 2.1. Input & output dari knowledge capture Output Experts Dispersed Knowledge Source Capture Tools Expert Interview Content Management Lesson Learned Sumber: Dow & Pallaschke (2010) Knowledge Sharing Menurut Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004), knowledge sharing merupakan proses yang sudah dapat mengkomunikasin explicit yang didapatkan dari tacit kepada individu lainnya. Singkatnya proses transfer knowledge ke orang lain dari ilmu tacit yang sudah di-explicit-kan. Karena inti dari knowledge sharing adalah berbagi ide dari satu individu kepada individu lain (Ahmed, Rafiq & Wang, 2008) maka hal tendensi atau kecenderungan dari pegawai adalah faktor penting untuk terjadinya proses knowledge sharing (Khamda & Monavvarian, 2010). Proses tersebut biasanya akan tercipta dengan sendirinya dalam lingkup kerja grup (group work) (Antonova, Csepregi & Marchev, 2011).

13 Knowledge Application Menurut Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004), knowledge application memungkinkan untuk mendukung pengambilan keputusan, mendukung perencanaan diberbagai fungsi organisasi, dan sebagai perpustakaan pengetahuan di organisasi. Proses ini terbagi atas dua hal yaitu direction dan routines (Becerra- Fernandez, Gonzalez, & Sabherwal, 2004). 1. Directions Memproses knowledge dengan tindakan, tanpa proses transfer knowledge. Ketika seorang pekerja meminta bantuan kepada seorang expert untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 2. Routines Melibatkan pemanfaatan dari knowledge yang ada pada prosedur, aturan dan norma yang ada (Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal, 2004) Knowledge Management System Knowledge Management System (KMS) menyediakan teknologi untuk efisiensi manajemen pengetahuan. Teknologi yang mendukung KMS akan memfasilitasi interaksi, distribusi, pengambilan, dan penyimpanan pengetahuan. KMS harus dibuat semudah mungkin agar user dapat memiliki komitmen terhadap manajemen pengetahuan untuk mengakses

14 20 dan menggunakan sumber daya pengetahuan yang ada dalam organisasi. KMS yang baik memberikan kontribusi yang besar terhadap kesuksesan implementasi dan adopsi manajemen pengetahuan. Gambar 2.4. Struktur KMS Sumber: Debowski (2006) Menyediakan dukungan teknis yang memungkinkan untuk mengcapture dan bertukar pengetahuan secara bebas diantara stakeholder dalam organisasi adalah tujuan dari KMS. KMS yang baik memastikan tidak

15 21 adanya rintangan (masalah) bagi user untuk mencari, membagi, atau memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber yang ada. Gambar 2.5. Komponen Knowledge Management System Sumber: Debowski (2006) Menurut Turban et al. (2001, p26), Knowledge management system adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung kreasi, pengaturan dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan manajer dalam perusahaan secara menyeluruh. KMS merupakan sebuah system yang digunakan sebagai fasilitator penyimpanan, pencarian, pengiriman dan pengembalian pengetahuan yang telah tersimpan di knowledge repository. Knowledge repository merupakan salah satu kunci sukses dalam implementasi knowledge management. Terdapat tiga tipe repository pengetahuan, yaitu dokumen berupa printout, dokumen pada basis data, self memory dimana dapat berupa dokumen kertas ataupun data komputer yang dipelihara oleh

16 22 individual. Implementasi knowledge management tidak harus dengan menggunakan teknologi IT, namun akan lebih efektif jika menggunakan teknologi IT. Turban dan Anderson (2001) mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar KMS sukses dalam implementasinya, sebagai berikut : 1. Menyediakan basis value bagi perusahaaan 2. Menstimulasi management agar focus pada hal-hal yang penting 3. Menjustifikasi investasi dari aktivitas KM Knowledge management system yang berhasil akan mendorong terbentuknya community of practice yang skalanya terus meningkat atau tidak pernah menurun sesuai jumlah populasi, yang dimana komunitas ini akan menjadikan anggotanya symber daya yang kreatif dan produktif hingga mampu melakukan pekerjaanya secara high performance Penerapan Knowledge Management dalam Organisasi Pada umumnya, organisasi terbentuk atas individu-individu yang memiliki latar belakang ekonomi, social, budaya, dan mungkin dengan politik yang tidak sama. Pada saat organisasi akan mengimplementasikan knowledge management, terdapat beberapa poin atau aspek yang seharusnya dipertimbangkan sehingga implementasi yang dimaksud akan membuahkan kesuksesan (Zaied, Hussein, dan Hassan, 2012). Adapaun aspek yang dimaksud, sebagai berikut:

17 23 1. Aspek konseptual Aspek ini tujuannya untuk membuat organisasi dapat berkembang dengan kontstruksi secara integrasi, yang mana hal ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi knowledge di dalam organisasi. 2. Aspek perubahan Aspek perubahan perlu diperhatikan dikarenakan segala perubahan dapat terkait atau terkonesi dengan stabilitas organisasi, hal ini dikarenakan kerangka kerjanya berhubungan dengan organisasi maupun perkembangannya. Sebaiknya diutamkan agar knowledge dengan mudah dapat dijangkau, dimengerti dan dipahami, setelah itu barulah dapat dilakukan pengubahan struktur pada knowledge dan juga sistem yang berjalan pada organisasi tersebut. Sangat wajar dan seringkali ditemui secara fakta bahwa adanya perlawanan sebagai hambatan jika terdapat perubahan. Biasanya pada berbagai kondisi perubahan, memang selalu ada perlawanan, perlawanan tersebut bisa bersumber dari knowledge management itu sendiri, bisa juga berasal dari kendala menjangkau, menerima, memahami dan atau berasal dari kendala manajemen. 3. Aspek pengukuran Mekanisme integrasi di dalam organisasi merupakan hal penting, maka dari itu aspek pengukuran merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian. Sudut pandang ditentukan secara implisit dari setiap sistem. Pengukuran ini juga melihat kondisi bagaimana

18 24 penerapan dari knowledge management tersebut, apakah bergerak sesuai maksud dan tujuan atau malah jauh dari maksud dan tujuan yang ingin dicapai. 4. Aspek struktur organisasi Pada aspek struktur organisasi, didalamnya terdapat pembagian tanggung jawab dan peran guna tercapainya efektifias knowledge management untuk dapat terlaksana. Hal tersebut perlu diperhatikan juga. Tanggung jawab dan peran yang dimaksud seperti penemu knowledge, penyebar knowledge, pencari knowledge, dan koordinasi komunitas knowledge. 5. Aspek isi knowledge Knowledge dapat dikategorikan atau diklasifikasikan dalam berbagai cara, jika knowledge dianggap sebagai sebuah produk. Guna pengelolaan produk pada knowledge process, dibutuhkan knowledgeyag saling mendukung dan sesuai. Konten dari knowledge tersebut juga harus berhubungan dengan kebutuhan keterampilan karyawan. Dapat dikembangan direktori kemampuan, sistem pengelolaan keterampilan, pemetaan knowledge, maupun berbagai model knowledge untuk pengelolaan konten knowledge. Maka, berbagai isu seperti varsi dari pengawasan maupun resource dokumen, kualitas dan pengelolaan dokumen sangat diperlukan kesadaran yang dapat diwujudkan dengan berbagai manjemen yang terstruktur.

19 25 6. Aspek alat Pada aspek alat, kaitannya adalah dengan avalibility pada sarana guna memperoleh knowledge. Maka dari itu, yang dapat menjadi pertimbangan strategi knowledge management adalah bagaimana metode untuk pengelolaan knowledge, dan representasi dari knowledge yang akan dikelola, juga infrastruktur yang diperlukan guna menunjang manajemen knowledge. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu dari berbagai macam infrastruktur yang dapat digunakan untuk dukungan proses knowledge organisasi maupun knowledge management. Teknologi infromasi yang bisa digunakan atau diadopsi adalah bentuk kolaborasi dari bermacam-macam alat seperti system pengelolaan knowledge, sistem pendukung memori organisasi, system pendukung inovasi, alat untuk menemukan informasi, dan alat untuk menemukan data. Disamping aspek-aspek tersebut, juga dibutuhkan langkah perubahan sistematis berupa formulasi strategi, langkah tersebut dimaksud agar perubahan yang telah dilakukan berlangsung sukses. Pada konteks ini, fungsi formulasi lebih berfokus pada usaha untuk memberikan bahasa penyampaian dan pemahaman serta kesamaan sudut pandang. Dengan bahasa penyampaian, pemahaman dan kesamaan sudut pandang, aka memungkinkan para pelaku perubahan pada organisasi melihat aktivitas implementasi knowledge management sebagai kesatuan yang bersifat menyeluruh.

20 Kinerja Karyawan Hasil kerja yang dicapai oleh suatu individu atau kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masingmasing dalam rangka mencapai tujuan disebut kinerja karyawan, adapun pengertian lain kinerja adalah suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dalam sebuah organisasi, baik swasta maupun pemerintahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang baik menurut Anwar (2000), yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Kemampuan Kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill), secara psikologis merupakan faktor dari kemampuan karyawan. Arti dari (Knowledge + skill) yaitu dimana karyawan mempunyai IQ diatas rata-rata dengan nilai , dengan pendidikan dan jabatannya serta terampilan dalam pekerjannya, maka akan mudah mendapatkan prestasi yang diharapkan. Maka karyawan perlu ditempatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya agar dapat memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan. 2. Faktor Motivasi Terbentuknya sebuah motivasi dari seorang karyawan adalah saat menghadapi situasi pekerjaannya. Kondisi yang menggerakkan seorang karyawan untuk mencapai tujuan organisasi adalah arti dari motivasi. William Stern dalam A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006, pp 163)

21 27 menyatakan bahwa faktor-faktor penentu kinerja individu adalah: 1. Faktor Individu Secara psikologis, individu yang normal yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Individu akan memiliki konsentrasi diri yang baik jika terdapat tingginya integritas antara fungsi fisik dan psikis. Manfaat dari konsentrasi yang baik ini salah satunya merupakan modal utama pada individu manusia untuk dapat mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya dengan optimal untuk melaksanakan kegiatan maupun aktivitas kerja setiap harinya guna mencapai tujuan organisasi. Maksudnya adalah, jika tidak ada konsentrasi yang baik pada individu dalam melaksanakan pekerjaan, maka harapan perusahaan untuk mendapatkan kinerja karyawan yang produktif dalam mencapai tujuan organisasi, hanya harapan dan mimpi belaka. Konsentrasi pada setiap individu dalam melaksanakan pekerjaan sangat dipengaruhi dari kemampuan potensi yaitu kecerdasar pikiran / Intelegensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi/emotional Quotiont (EQ). 2. Faktor Lingkungan Organisasi Pengaruh yang dapat membuat kinerja lebih baik adalah faktor lingkungan kerja dan organisasi yang menunjang untuk setiap individunya. Faktor yang dimaksud adalah uraian jabatan yang jelas, target yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, autoritas yang memadai, hubungan kerja yang harmonis, iklim

22 28 kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas yang relatif memadai. Walaupun faktor lingkungan yang tidak mendukung, namun bagi karyawan yang mempunyai tingkat kecerdasan dengan kecerdasan emosi baik, sebenarnya mereka tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasinya Hubungan Knowledge Management Dengan Kinerja Karyawan Sebuah perusahaan untuk mendapatkan kinerja yang baik maka perusahaan harus menyediakan sistem yang baik pula. Yang dinamakan sistem bukan hanya sekedar peraturan atau standaritas perusahaan namun juga pihak-pihak yang terkait yaitu sumber daya manusia. Knowledge management adalah salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola (Honeycutt, 2005). Knowledge management dalam prakteknya dapat dijadikan guidance tentang pengelolaan intangible asset yang dapat menjadikan pilar perusahaan dalam menentukan nilai. Sebuah perusahaan harus dapat mengetahui sejauh mana knowledge management berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan.

23 SEM (Structural Equation Model ) Santoso (2011) SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan mengkaji sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan tersebut dibangun antara satu atau beberapa variabel independen. SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik untuk menganalisa hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 2006). Pada metode SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi) (Yamin, 2009). Beberapa alasan penggunaan metode SEM yaitu: 1) SEM memiliki kemampuan untuk menggambarkan hubungan antara konstruk laten dan variabel manifes atau variabel indikator. 2) Kemampuan yang dimiliki metode SEM yaitu untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara konstruk dependen dan independen). Berikut beberapa istilah pada SEM

24 30 1) Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan tergantung. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel eksogen atau perantara dengan satu variabel tergantung atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan-kesalahan (variabel error) dengan semua variabel endogen masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel eksogen. 2) Variabel eksogen dalam suatu model jalur ialah variabel yang variabilitasnya diasumsikan ditentukan oleh sebab-sebab yang berada di luar model. 3) Model sebab akibat (causal modeling,) atau disebut juga analisis jalur (path analysis), yang menyusun hipotesis hubungan sebab akibat (causal relationships) diantara variabel- variabel dan menguji modelmodel sebab akibat (causal models) dengan menggunakan sistem persamaan linier. Model-model sebab akibat dapat mencakup variabel-variabel manifes (indikator), variabel-variabel laten atau keduanya. 4) Variabel endogen ialah variabel yang variasinya dapat diterangkan oleh variabel eksogen dan endogen yang berada di dalam sistem. Variabel endogen diperlakukan sebagai variabel terikat dalam suatu himpunan variabel tertentu mungkin juga dikonsepsikan sebagai variabel bebas dalam hubungannya dengan variabel yang lain.

25 31 5) Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau mengukur sebuah variabel laten. Dalam satu variabel laten terdiri dari beberapa variabel manifes. 6) Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar atau disebut beta yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu. 7) Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifes. 8) Analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis), suatu teknik kelanjutan dari analisis faktor dimana dilakukan pengujian hipotesishipotesis struktur factor loadings dan interkorelasinya. Metode path analysis adalah metode yang menguji pengaruh (efek) langsung ataupun tidak langsung dari variabel-variabel yang dihipotesiskan sebagai akibat pengaruh perlakuan terhadap variabel tersebut. Teknik ini digunakan untuk menguji hubungan kausal yang diduga masuk akal (plausibility) antara satu variabel dengan variabel lain di dalam kondisi noneksperimental (Muhidin, 2009). Sugiyono (2006) Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Dalam model kausal, harus dibedakan antara variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang variabilitasnya diasumsikan ditentukan oleh sebab-sebab yang berada di luar model. Sedangkan variabel

26 32 endogen adalah variabel yang variasinya dapat diterangkan oleh variabel eksogen dan endogen yang berada di dalam sistem. Variabel endogen diperlakukan sebagai variabel terikat dalam suatu himpunan variabel tertentu mungkin juga dikonsepsikan sebagai variabel bebas dalam hubungannya dengan variabel yang lain Penelitian Terdahulu Peneliti memerlukan acauan maupun dasar berupa teori-teori ataupun temuan dari hasil berbagai penelitian yang telah ada sebelumnya sebagai pendukung. Salah satunya yang dapat menjadi acuan maupun dasar penelitian merupakan penelitian terdahulu yang tentunya relevan dengan permasalahann yang dibahas pada penelitian ini. Fokus dari penelitian dari penelitian terdahulu yang menjadi acuan merupakan pada bagian topik Knowledge Management Knowledge, khususnya Management System pada suatu perusahaan. Maka, peneliti melakukan kajian pada beberapa hasil penelitian dari berbagai sumber seperti tesis, jurnal, dan sebagainya. Fokus analisis penelitian ini adalah analisis implementasi Knowledge Management System berdasarkan konsep/teori Knowledge Management Process. Dari berbagai sumber yang telah dikaji, dapat dibuktikan bahwa analisis implementasi Knwoledge Management System tidak hanya terbatas pada Knowledge Management Process saja, seperti kajian peneliti terdahulu berikut yang akan dibahas lebih lanjut. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Kristin (2012), dengan topik Knowledge Management System yang berjudul Evaluasi Knowledge

27 33 Management System Di Kompas Gramedia Menggunakan Analisis Faktor, telah didapatkan faktor-faktor dan indikator-indikator yang mempengaruhi kinerja KMS pada Kompas Gramedia. Penelitian tersebut meneliti data yang didapat dari observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada para pengguna KM Portal di Kompas Gramedia. Data tersebut diolah dengan metode analisa faktor yang terdiri dari uji reliabilitas dan KMO & Bartlett s Test. Dari pengolahan data dengan metode tersebut, didapatkan faktor serta indikator yang mempengaruhi kinerja KMS yaitu faktor pertama adalah kualitas KM portal dan dukungan terhadap user yang terdiri dari indikator kelengkapan informasi, openness communication channel, penyediaan wadah komunikasi, knowledge storage, KM Portal user friendly, respon yang cepat, Information Update, Bahasa mudah dimengerti, reward; faktor kedua adalah partisipasi user yang terdiri dari indikator partisipasi user tanpa reward, partisipasi user tanpa paksaan, peran user, training mendukung pengguna KM Portal, akses ke departemen lain; dan faktor ketiga adalah proses prosedur yang terdiri dari indicator mudah dalam pencarian informasi, knowledge sharing, knowledge utilization, akses KM Portal yang berbeda-beda. Sementara itu, dari penelitian lain yang masih dengan topic Knowledge Management System yang ditulis oleh Akbar (2013) dengan judul Pengaruh Penerapan Knowledge Management System (Kms) Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Di PT. PLN Distribusi Jakarta Dan Tangerang melakukan penelitian dengan konsep personal knowledge, technology literature, dan job procedur. Pada penelitian tersebut, mencurigai bahwa terdapat pengaruh pada konsep tersebut terhadap kinerja KMS untuk meningkatkan kinerja karyawan PT. PLN

28 34 Distribusi Jakarta Dan Tangerang. Penelitian tersebut meneliti data yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada karyawan PT. PLN Distribusi Jakarta Dan Tangerang. Untuk mengola data penelitian, peneliti tersebut melakukan uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroksiditas, uji autokorelitas, anova, dan pengujian hipotesis. Hasil kelola data tersebut menunjukkan bahwa personal knowledge berpengaruh terhadap kinerja KMS dengan hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 6,396 > 1,661; technology literacy berpengaruh terhadap kinerja KMS dengan hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 6,308 > 1,661; job procedure berpengaruh terhadap kinerja KMS dengan hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,452 > 1, Kerangka Berpikir Abad kedua puluh satu adalah era pengetahuan ekonomi, di mana sebagian besar organisasi memiliki pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan kinerja mereka (Zaied, Hussein, dan Hassan, 2012). Pengetahuan sudah diakui sebagai sumber daya terpenting pada perusahaan (Ling, Yih, Eze, Gan, dan Pei Ling; 2008). Knowledge Management merupakan pilihan perusahaan untuk mengelola pengetahuannya, sehingga mendapatkan manfaat yang besar dari pengetahuan yang harus dimiliki tersebut (Munir, 2011). Maka, knowledge merupakan sumber daya utama bagi organisasi dan menjadi core competency organisasi sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan bisnis organisasi, oleh karena itu organisasi perlu menerapkan knowledge management, karena dapat

29 35 membantu mendorong strategi, menyelesaikan masalah lebih cepat, menerapkan best practice dan meningkatkan pengetahuan dalam produk dan layanan. Knowledge management akan diimplementasikan dalam sistem pengelolaan pengetahuan atau biasa disebut dengan Knowledge Management System (KMS). Maka diperlukan analisis guna mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan KMS untuk meningkatkan kinerja karyawan. Selanjutnya hasil dari analisis akan menjadi bahan evaluasi guna memberikan dampak baik bagi pengembangan KMS maupun organisasi. Adapun kerangka berpikir untuk analisis KMS KOMET adalah dengan knowledge management process yang memiliki 4 (empat) faktor didalamnya yaitu faktor knowledge discovery, faktor knowledge capture, faktor knowledge sharing, dan faktor knowledge application.

30 Kerangka Konsep Knowledge Discovery 1. Data 2. Informasi 3. Pengetahuan Knowledge Sharing 1. People 2. Process 3. Technology Knowledge Management System Knowledge Capture 1. Instrumen Penelitian 2. Analisa Hasil Penelitian 3. Pengetahuan Knowledge Application Organizational Performance : 1. Innovation 2. Competitive Advantage Tabel 2.2. Kerangka konsep penelitian Sumber: Hasil analisis peneliti, 2016 Tabel 2.7. diatas merupakan penjelasan mengenai kerangka konsep yang menjadi acuan dari penelitian studi kasus ini. Konsep tersebut diadopsi berdasarkan faktor yang dikemukakan oleh Becerra-Fernandez, Gonzalez & Sabherwal (2004), mengenai faktor dari KM Process, yaitu Knowledge Discovery, Knowledge Capture, Knowledge Sharing, dan Knowledge Application.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2008:5), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Knowledge dalam lingkungan perusahaan maupun organisasi masih sangat minim karena tidak adanya kesadaran.apabila adanya kesadaran untuk menerapkan penyebaran pengetahuan

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Knowledge atau pengetahuan sendiri adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, sehingga Knowledge yang ada menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka hipotesis yang diterima adalah H 1, yaitu adanya faktor-faktor dan indikator-indikator yang mempengaruhi kesadaran user

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

Evaluasi Implementasi Binus Online pada Proses Pembelajaran Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi

Evaluasi Implementasi Binus Online pada Proses Pembelajaran Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi Evaluasi Implementasi Binus Online pada Proses Pembelajaran Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi G. G. Faniru Pakuning Desak 1, Nyoman Ayu Gita Gayatri 2 1 PJJ Sistem Informasi, BINUS University,

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERFORMA ORGANISASI STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

ANALISA DAMPAK KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERFORMA ORGANISASI STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 ANALISA DAMPAK KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERFORMA ORGANISASI STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Rida Indah Fariani Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Peneliti merangkai kerangka teori berdasarkan olah data yang di ambil dari responden yang menggunakan sistem ERP di satuan kerja kementerian keuangan. sistem ERP

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini terdapat teori-teori untuk melandasi dan mendukung kegiatan penelitian. Teori-teori yang dipakai adalah teori yang sudah diuji melalui penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik

Lebih terperinci

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

Vertical dan Horizontal Internal dan Eksternal. 4 dimensi. Written dan Verbal

Vertical dan Horizontal Internal dan Eksternal. 4 dimensi. Written dan Verbal Project Communications Management proses yang sesuai dengan waktu dan sesuai rencana, pengumpulan, kreasi, distribusi, penyimpanan, feedback, manajemen, control, monitoring, dan susunan dari informasi.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pengetahuan adalah istilah manajemen yang terbaru dan ditujukan untuk melakukan pengembangan proses kerja dan penciptaan nilai bagi operasi perusahaan secara

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inisiatif besar dalam proses transformasi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Materi II Overview Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Why Study Information Systems? Teknologi Informasi dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah dalam pengaruh penerapan manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PT Semen Padang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge adalah informasi yang telah disusun agar mudah dimengerti dan berguna untuk pemecahan masalah dan dapat digunakan untuk bahan mengambil keputusan (Liebowitz

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem 1. Sistem menurut O Brien (1997, p18), adalah sekumpulan komponen yang berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian analitik cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dituntut untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam kondisi persaingan

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Mengetahui komponen kunci komunitas praktik Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang besar terhadap tata kelola suatu bisnis dan strategi bersaing perusahaan. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Strategi dan Pengukuran Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami lebih jelas mengenai strategi knowledge management. Memahami lebih detail dari mulai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Landasan Teori.1.1. Knowledge Knowledge adalah proses translasi informasi dan pengalaman masa lalu menjadi hubungan berarti yang dipahami dan diterapkan oleh individu (Debowski,

Lebih terperinci

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen MODUL PERKULIAHAN Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen Can IT contribute to competitive advantage? Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Dan Bisnis Magister Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagian besar perusahaan termasuk perusahaan konsultan kontruksi bertujuan untuk tumbuh dan sukses dalam bisnis mereka. Pertumbuhan adalah aspek penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Agar mahasiswa mengerti perangkat manajemen pengetahuan apa saja yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Knowledge Menurut Modi Lakulu, Mohd Hasan Selamat (February 2010) knowledge adalah campuran dari pengalaman, value, informasi kontekstual, dan wawasan yang memberikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang hanya bertujuan mendeskripsikan data hasil penelitian tanpa membuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan berfungsi mewujudkan bagaimana suatu organisasi dapat meningkatkan sumber daya informasi serta pengetahuannya dengan mencari, mengingat

Lebih terperinci

Knowledge Management: Konsep dan Metodologi

Knowledge Management: Konsep dan Metodologi Knowledge Management: Konsep dan Metodologi Suparto Darudiato, Kevin Setiawan Jurusan Sistem Informasi, School of Information System, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia supartod@binus.edu,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci