METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA oleh: YULI ASTUTI M SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012 to user

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id MOTO Selalu berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan iii

4 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Karya ini, saya persembahkan untuk kedua orang tua saya tercinta. Atas kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan mereka yang tak terhingga, sehingga saya bisa sampai pada tahap ini. iv

5 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Yuli Astuti, METODE UTILITY ADDITIVE UNTUK MENGEVALUASI PERINGKAT SUBJEKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Multiple criteria decision aid (MCDA) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan memperhatikan beberapa sudut pandang. Pada konteks pengambilan keputusan multikriteria, biasanya metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah MCDA mengasumsikan bahwa struktur preferensi pengambil keputusan diketahui, sehingga dapat dievaluasi semua alternatif pengambilan keputusannya. Satusatunya metode yang bertujuan mengestimasi struktur preferensi pengambil keputusan adalah metode utility additive (UTA). Metode UTA adalah suatu metode yang menilai fungsi utilitas aditif pada sekumpulan kriteria, menggunakan informasi berdasarkan peringkat subjektif pada seperangkat alternatif dan evaluasi multikriteria dari alternatif tersebut. Metode UTA dapat mengevaluasi suatu peringkat alternatif berdasarkan utilitasnya. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji ulang metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria. Fungsi utilitas yang diestimasi konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi multikriteria secara global apabila total potensial erornya bernilai nol. Kata kunci : MCDA, Metode UTA, fungsi utilitas, potensial eror. v

6 digilib.uns.ac.id ABSTRACT Yuli Astuti, UTILITY ADDITIVE METHOD FOR EVALUATING SUBJECTIVE RATINGS IN MULTICRITERIA DECISION MAKING. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University. Multiple criteria decision aid (MCDA) is a method of decision making to solve complex problems with respect to some point of view. In the context of multicriteria decision making, the method that used to solve the problem of MCDA assumes that the decision maker preference structure is known, so it can evaluate all alternatives of decision making. The only method that aims to estimate the preference structure of decision maker is utility additive (UTA) method. UTA method is a method to assess the additive utility functions on a set of criteria, by using information based on subjective ratings on a set of alternatives and multicriteria evaluation of these alternatives. UTA method can evaluate an alternative ranking based on utility. In this research, the recearcher reviewing the UTA method for evaluating subjective ranking of multicriteria decision making. The estimated utility function is consistent with the subjective ranking and the globally multicriteria evaluation if the total potential error is zero. Key words: MCDA, UTA Method, utility function, potential error. vi

7 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Terima kasih kepada Allah SWT, atas semua berkah dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc., Ph.D yang telah membimbing penulis dalam pendalaman materi serta penulisan skripsi ini, 2. Titin Sri Martini, S.Si, M.Kom yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, 3. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Surakarta, Juli 2012 Penulis vii

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI JUDUL... i PENGESAHAN... ii MOTO... iii PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penulisan... 3 II. LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Fungsi Utilitas Aditif Program Linier Analisis Sensitivitas Kerangka Pemikiran... 9 III. METODE PENELITIAN 10 IV. PEMBAHASAN Fungsi Utilitas Aditif Pengembangan dari metode UTA Input Data Penilaian Fungsi Utilitas yang Optimal Analisis Sensitivitas commit... to user 15 viii

9 digilib.uns.ac.id 4.3. Ilustrasi V. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 31 ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL 4.1 Penilaian setiap alternatif dengan kriteria Nilai parameter untuk penilaian fungsi utilitas Nilai untuk setiap kriteria Nilai estimasi utilitas dari setiap kriteria x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR NOTASI : himpunan alternatif : himpunan alternatif pada peringkat subjektif : kriteria : kinerja pada kriteria ke- : fungsi utilitas aditif : hubungan preference : hubungan indifference : urutan yang lemah dari alternatif : evaluasi multikriteria dari alternatif : nilai kriteria yang paling diinginkan dalam membuat keputusan : nilai kriteria yang paling tidak diinginkan dalam membuat keputusan : interval nilai-nilai dari setiap kriteria ke : banyak titik untuk mengestimasi setiap utilitas marginal : utilitas marginal kriteria : titik untuk mengestimasi fungsi utilitas : bilangan real kecil tergantung pada : banyaknya alternatif pilihan dalam : fungsi utilitas alternatif : potensial eror utilitas pada alternatif : ambang batas indifference : jumlah total dari potensial eror : penyelesaian optimal : nilai ambang real positif yang merupakan proporsi yang sangat kecil dari xi

12 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Riset operasi merupakan metode untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari-hari, baik mengenai bisnis, ekonomi, sosial, maupun bidang lainnya ke dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal. Bagian terpenting dari riset operasi adalah bagaimana menerjemahkan permasalahan sehari-hari ke dalam model matematis. Riset operasi dapat dikatakan berkaitan dengan pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil menjadi keputusan yang optimal. Multiple criteria decision aid (MCDA) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan memperhatikan beberapa kriteria. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MCDA, seperti Smart, AHP, ELECTRE, PROMETHEE, Macbeth, UTA, dan sebagainya. Metode utility additive (UTA) adalah suatu metode yang menilai fungsi utilitas aditif pada sekumpulan kriteria, menggunakan informasi berdasarkan peringkat subjektif pada seperangkat alternatif dan evaluasi multikriteria dari alternatif tersebut. Metode UTA adalah metode yang diperkenalkan oleh Jacquet- Lagreze dan Siskos [3]. Parameter fungsi utilitas diestimasi dengan PL. PL mengoptimalkan fungsi utilitas sehingga konsisten dengan pengambilan keputusan secara global. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan parameter PL terhadap pemecahan optimum [3]. Menurut Jacquet-Lagreze dan Siskos [3], fungsi utilitas yang dinilai bukan fungsi utilitas tunggal, namun merupakan himpunan fungsi utilitas. Fungsi utilitas tersebut akan menjadi model yang konsisten dengan pembuat keputusan preferensi sebelumnya. Metode UTA dapat mengurangi himpunan fungsi utilitas menjadi fungsi utilitas tunggal. commit Selain itu, to user juga memungkinkan menggunakan 1

13 digilib.uns.ac.id 2 himpunan fungsi utilitas untuk menilai hubungan peringkat yang hanya memberikan urutan parsial pada alternatif pilihan [3]. Pada konteks pengambilan keputusan multikriteria, metode UTA adalah satusatunya metode yang bertujuan untuk mengestimasi struktur preferensi pengambil keputusan. Metode lain seperti Smart, AHP, ELECTRE, PROMETHEE, dan Macbeth, mengasumsikan bahwa struktur preferensi pengambil keputusan diketahui dan dapat digunakan secara langsung untuk mengevaluasi semua alternatif [2]. Metode UTA dapat mengevaluasi suatu alternatif berdasarkan utilitasnya, sehingga metode UTA sering diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, transportasi, ekonomi, komunikasi, dan sebagainya. Bidang komunikasi sangat penting untuk kelancaran dalam berbagai bidang. Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang, beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Setiap orang membutuhkan alat komunikasi agar dapat berkomunikasi jarak jauh, misalnya handphone. Bermacam-macam merek dan fasilitas handphone yang semakin canggih membuat konsumen harus cermat dalam memilih handphone yang sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya. Pada umumnya, seseorang memilih handphone berdasarkan gaya dan trend masa kini, sehingga dengan keberadaan tipe handphone terbaru dapat menggeser tipe-tipe yang lama tanpa dipertimbangkan fungsi dan kegunaannya. Oleh sebab itu, penulis mengkaji ulang dan menerapkan metode UTA untuk mengevaluasi pendapat seorang responden mengenai 10 peringkat merek handphone dengan lima kriteria, yaitu harga, memori internal, tahan baterai saat siaga, tahan baterai saat bicara, dan ukuran kamera. 10 peringkat merek handphone yang telah dipilih dan diranking oleh responden tersebut dievaluasi agar hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar rasional dalam membuat keputusan. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria dengan metode UTA.

14 digilib.uns.ac.id TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria dengan metode UTA. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjelaskan metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria. Manfaat praktisnya adalah memberikan kontribusi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam evaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria.

15 digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitan yang telah dilaksanakan dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian ini, serta teori-teori penunjang berisi definisidefinisi yang digunakan dalam pembahasan. Sedangkan kerangka pemikiran berisi alur pemikiran dalam penulisan skripsi ini. 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Sejumlah karya telah diterbitkan pada multi attribute utility theory (MAUT) dan penggunaannya dalam analisis keputusan. Kerangka teoritis berdasarkan pertimbangan aksiomatis memungkinkan untuk dapat menggunakan model yang lebih sederhana seperti fungsi utilitas aditif. Namun demikian, terdapat kekurangan dari prosedur penilaian fungsi utilitas aditif yang diperkenalkan oleh Keeney dan Raiffa, yakni ketika dihadapkan dengan banyak proses pengelolaan keputusan. Di Eropa, relatif sedikit aplikasi dari MAUT yang dikembangkan di Inggris, misalnya prosedur penilaian pragmatis yang tidak mengikuti prosedur teoritis yang dikembangkan oleh Keeney dan Raiffa [5]. Di Perancis telah banyak dilakukan pemodelan preferensi dan penilaian prosedur yang digunakan dalam perusahaan-perusahaan swasta dan administrasi publik. Sebagian besar pendekatan menggunakan perbandingan parsial dari alternatif, bukan penilaian fungsi utilitas. Dalam penelitian ini prosedur penilaian sekumpulan fungsi utilitas dilakukan dengan menggunakan metode UTA yang pertama kali diperkenalkan oleh Jaquet-Lagreze dan Siskos [3]. Metode UTA dianggap memiliki dasar aksiomatis yang mendasari MAUT karena adanya sebuah fungsi utilitas aditif. Untuk itu, perlu diuraikan beberapa hal yang mendasari penelitian ini. Adapun beberapa hal tersebut memuat fungsi utilitas aditif, PL, dan analisis sensitivitas. 4

16 digilib.uns.ac.id Fungsi Utilitas Aditif Utilitas didefinisikan sebagai preferensi pembuat keputusan terhadap suatu nilai dengan mempertimbangkan faktor resiko. Hasil penjajagan preferensi pembuat keputusan terhadap suatu nilai dengan mempertimbangkan faktor resiko tersebut dikodekan dalam suatu kurva yang disebut kurva preferensi atau kurva utilitas. Kurva utilitas memberikan sebuah cara untuk mengkonversikan suatu satuan (misalnya mata uang Rupiah) menjadi unit utilitas. Utilitas biasanya disajikan dalam bentuk fungsi yang disebut fungsi utilitas. Fungsi utilitas adalah fungsi yang memberi peringkat semua pasangan dari alternatif pada urutan preferensi dengan adanya tiga atau lebih himpunan sehingga membentuk sebuah relasi transitif [6]. Fungsi utilitas dapat digunakan dalam pengambilan keputusan multikriteria. Dalam pengambilan keputusan multikriteria, alternatif tindakan dihimpun pada himpunan. Himpunan dievaluasi oleh kriteria, dimana adalah banyaknya kriteria. Menurut Keeney dan Raiffa [5], kesatuan dari semua kriteria menjadi kriteria tunggal disebut fungsi utilitas multikriteria yang dituliskan. Dalam pengambilan keputusan, alternatif pilihan yang ada dapat dibandingkan satu dengan yang lain untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hubungan yang mungkin terbentuk saat membandingkan dua alternatif yaitu hubungan preference ( ) dan indifference ( ). Dua alternatif dikatakan memiliki hubungan preference jika salah satu dari dua alternatif tersebut memiliki nilai yang lebih dari alternatif yang lainnya. Sedangkan dua alternatif dikatakan memiliki hubungan indifference jika dua alternatif setara atau sama dengan alasan tertentu. Jika adalah evaluasi multikriteria dari alternatif, maka sifat sebagai berikut berlaku untuk fungsi utilitas pada alternatif dan.,, dan relasi adalah urutan yang lemah dari alternatif.

17 digilib.uns.ac.id 6 Fungsi utilitas merupakan penjumlahan fungsi nilai dari masing-masing kriteria. Sedangkan fungsi utilitas aditif merupakan fungsi linier yang memenuhi sifat aditivitas. Aditivitas mengharuskan bahwa fungsi tujuan merupakan jumlahan langsung dari kontribusi individual variabel-variabel yang berbeda. Bentuk linier fungsi utilitas aditif dimana setiap adalah utilitas marginal dari kinerja pada kriteria. Suatu hipotesis yang mendasar ketika menerapkan fungsi utilitas aditif yaitu kondisi saling independent dari kriteria [3]. dan berturut-turut nilai kriteria yang paling diinginkan dan yang paling tidak diinginkan dalam pengambilan keputusan. Jika diasumsikan hipotesis tak turun dari preferensi sebelumnya, maka utilitas marginal merupakan fungsi monoton naik dari preferensi pada setiap kriteria [4]. Fungsi utilitas dapat dinormalisasi dalam interval [0,1] untuk menyamakan satuan dengan batas bawah dan batas atas tertentu. Fungsi kendala normalisasi dari fungsi utilitas yaitu dan untuk semua (Keeney dan Raiffa [5]) Pemrograman Linier Pemrograman Linier (PL) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier [7]. Terdapat beberapa tahap dalam penyelesaian optimasi dari PL, yaitu : (1) Menentukan variabel tujuan, (2) Membuat fungsi tujuan (memaksimumkan/meminimumkan), (3) Memformulasikan fungsi kendala, (4) Menggambarkan dalam bentuk grafik/membuat tabel simplex, (5) Menentukan daerah kemungkinan yang layak, (6) Menentukan solusi optimum.

18 digilib.uns.ac.id 7 Sejak diperkenalkan di akhir dasawarsa 1940-an, PL telah terbukti merupakan salah satu alat riset operasi yang paling efektif. Di samping itu, tersedianya program komputer yang sangat efisien untuk memecahkan masalah-masalah PL yang sangat luas merupakan faktor penting dalam tersebarnya penggunaan teknik ini [8]. Menurut Siringoringo [7], suatu model dapat dikatakan sebagai PL apabila memenuhi karakteristik berikut. 1. Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan pembatas. 2. Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk adalah sama, berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas tidak dipenuhi. 3. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi. 4. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.

19 digilib.uns.ac.id 8 5. Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu. Ke-5 asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam PL diperlukan analisis sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dirancang untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam parameter model PL terhadap pemecahan optimum. Analisis sensitivitas memberikan karakteristik dinamis pada model yang memungkinkan analis untuk mempelajari perilaku pemecahan optimum sebagai hasil dari perubahan dalam parameter model. Tujuan akhir dari analisis sensitivitas adalah untuk memperoleh informasi tentang pemecahan optimum yang baru dan yang dimungkinkan dengan perhitungan tambahan yang minimal. Analisis sensitivitas sangat sesuai untuk mempelajari pengaruh variasi dalam koefisien biaya/laba dan dalam jumlah sumber daya yang tersedia terhadap pemecahan optimum [8]. Terdapat dua masalah umu dalam analisis sensitivitas, yaitu 1. Berapa besar perubahan yang diijinkan dalam koefisien fungsi tujuan. Perubahan dalam koefisien fungsi tujuan hanya akan mempengaruhi kemiringan garis lurus yang diwakili olehnya. Penentuan titik sudut optimum dari sebuah ruang pemecahan tertentu sepenuhnya bergantung pada kemiringan fungsi tujuan. Sasaran dari sudut pandang analisis sensitivitas adalah menentukan kisaran variasi dalam setiap koefisien fungsi tujuan yang akan membuat titik sudut optimum tidak berubah. 2. Berapa nilai satu unit sumber daya. Masalah ini berkaitan dengan studi sensitivitas dari pemecahan optimum terhadap perubahan dalam sisi kanan batasan. Sasaran spesifik dari masalah sensitivitas ini adalah untuk menentukan pengaruh perubahan dalam sisi kanan batasan terhadap nilai pemecahan optimum. Pada intinya, hasilnya diberikan sebagai kisaran sisi kanan yang ditentukan sebelumnya, dimana dalam kisaran tersebut nilai

20 digilib.uns.ac.id 9 optimum dari fungsi tujuan akan berubah (meningkat atau menurun) dengan laju konstan tertentu. 2.2 KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu masalah tentang pengambilan keputusan, diperlukan suatu metode yang mampu dengan cepat dan mudah dalam menyelesaikan permasalahan. Dalam pengambilan keputusan diperlukan adanya suatu kriteria sebagai bahan pertimbangan dan alat perbandingan dari bermacam-macam alternatif yang ada. Metode UTA dimulai dengan meminta seorang responden untuk memberikan peringkat subkelompok alternatif dalam urutan preferensi. Kemudian, dari alternatif yang dipilih, dilakukan penilaian pada setiap kriteria untuk setiap alternatif pilihan. Mengestimasi fungsi utilitas dari setiap alternatif dan memberikan perbandingan utilitas antar alternatif yang telah diranking. PL digunakan untuk mengestimasi parameter dari fungsi utilitas dengan fungsi tujuan meminimumkan potensial eror dengan kendala yang mencerminkan preferensi dari pengambilan keputusan itu. Minimum potensial eror dari alternatif dapat menunjukkan bahwa pendapat subjektif sesuai dengan peringkat global atau tidak. Jika total potensial eror bernilai nol, maka utilitas yang diestimasi konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi multikriteria secara global.

21 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan mencari informasi dan teori-teori penunjang yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Langkah selanjutnya mempelajari materi dari berbagai referensi, yaitu buku, artikel ilmiah, dan karyakarya ilmiah, serta mengkaji ulang jurnal tentang metode UTA. Dalam penelitian ini dipergunakan ilustrasi dengan data sebanyak 10 merek handphone yang dipilih dan diberi peringkat oleh seorang responden. Responden dipilih sesuai dengan keahliannya yang mengetahui dan menpunyai pengalaman tentang handphone. Merek handphone yang terpilih dievaluasi dengan 5 kriteria, yaitu harga, memori internal, daya tahan baterai saat siaga, daya tahan baterai bicara, dan ukuran kamera (pixel). Dipergunakan 5 kriteria tersebut untuk mempermudah kuantitatif data sehingga mudah dijadikan sebagai alat perbandingan antar alternatif pilihan merek handphone. Data evaluasi multikriteria pada masing-masing handphone diperoleh dari internet [1]. Langkah langkah penelitian sebagai berikut. 1. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pemilihan merek handphone. 2. Menentukan evaluasi nilai kriteria dari masing-masing merek handphone dan menentukan peringkat subjektif dari pembuat keputusan. 3. Menentukan estimasi fungsi utilitas dari masing-masing kriteria. 4. Normalisasi fungsi utilitas. 5. Optimalisasi fungsi utilitas. 6. Estimasi utilitas. 7. Analisis sensitivitas. 10

22 digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan materi yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan fungsi utilitas aditif. Bagian kedua menjelaskan metode UTA, yang berisi tentang input data, penilaian fungsi utilitas yang optimal, dan analisis sensitivitas. Sedangkan bagian ketiga diberikan ilustrasi tentang evaluasi peringkat subjektif 10 merek handphone yang diambil dari seorang responden. 4.1 Fungsi Utilitas Aditif Pada bagian ini dijelaskan mengenai pengertian dari fungsi utilitas aditif yang mengacu pada Keeney dan Raiffa [5]. Pada pengambilan keputusan multikriteria, alternatif pilihan dihimpun dan disebut sebagai himpunan. Himpunan dievaluasi oleh sebanyaknya kriteria, dengan banyaknya kriteria yang dipakai sebagai pembanding antar alternatif. Fungsi utilitas multi atribut yang ditulis. Dengan adanya hubungan sebagai hubungan preference dan sebagai hubungan indifference, untuk atau evaluasi multikriteria dari suatu alternatif, berlaku persamaan berikut untuk fungsi utilitas pada alternatif dan (4.1). (4.2) Relasi didefinisikan sebagai urutan yang lemah dari peringkat alternatif pilihan berdasarkan pendapat subjektif dari seseorang yang nantinya akan dievaluasi. Fungsi utilitas aditif dirumuskan sebagai berikut. (4.3) adalah utilitas marginal dari kinerja pada kriteria. Pada pengambilan keputusan multikriteria, biasanya kriteria-kriteria yang menjadi perbandingan antar alternatif memiliki satuan yang berbeda-beda, untuk 11

23 digilib.uns.ac.id 12 itu perlu menyamakan bobot satuan dengan batas atas dan batas bawah tertentu. Batas yang biasa digunakan adalah interval [0,1]. Untuk mengatasi hal ini, normalisasi pada fungsi utilitas perlu dilakukan. Normalisasi fungsi utilitas dilakukan dengan menambahkan fungsi kendala (Keeney dan Raiffa [5])., dan, (4.4) untuk semua, dimana, dengan merupakan nilai kriteria yang paling diinginkan dan merupakan nilai kriteria yang paling tidak diinginkan dalam pengambilan keputusan. 4.2 Pengembangan dari metode UTA Input Data Didefinisikan dengan, merupakan interval untuk nilai-nilai dari setiap kriteria ke-. Preferensi subjektif adalah urutan peringkat yang lemah pada himpunan dari tindakan nyata dengan evaluasi kriteria dalam. Data kemudian terdiri dari informasi evaluasi kriteria dan urutan peringkat alternatif yang lemah dalam yang didefinisikan pada, { } subset dari, adalah alternatif ke-, dengan, dimana adalah peringkat paling atas dan adalah peringkat paling bawah.. Himpunan berfungsi sebagai referensi untuk mengevaluasi pembuat keputusan. Untuk setiap pasangan alternatif, dimana dan, pembuat keputusan memberikan preference atau indifference keseluruhannya [2] Penilaian Fungsi Utilitas yang Optimal Jika adalah kontinu atau nilai terlalu besar, maka interval dipotong menjadi sesuai interval. ditentukan oleh pembuat keputusan untuk mengestimasi setiap utilitas marginal. Setiap kemudian ditentukan dengan commit, to user, dan. (4.5)

24 digilib.uns.ac.id 13 Setelah menentukan, dilakukan estimasi variabel. Utilitas marginal dari suatu alternatif diperkirakan dengan interpolasi linier [3]. Jadi, untuk, ditentukan sebagai berikut. ( ) [ ( ) ( )]. (4.6) Jika interval adalah diskrit dengan interval yang kecil, maka dipilih sama dengan jumlah dari interval dalam. Misalnya, maka ambil untuk menemukan utilitas. Penilaian fungsi utilitas memiliki perbedaan yang signifikan dari yang sebenarnya, yang dapat dituliskan sebagai berikut. (4.7) untuk setiap. sebagai kesalahan potensial relatif terhadap utilitas [3]., sehingga dapat juga dituliskan. Berdasarkan (4.1) dan (4.2), serta fungsi utilitas (4.7), diperoleh, (4.8), (4.9) untuk setiap, bilangan real kecil tergantung pada. harus dipilih untuk memisahkan secara signifikan dua kelas alternatif yang berurutan dalam urutan peringkat yang lemah dalam R. Dianjurkan untuk menggunakan nilai yang berbeda untuk untuk memilih nilai yang memberikan penyesuaian terbaik. Jaquet-Lagreze dan Siskos [3] menetapkan nilai berasal dari interval, sesuai dengan banyaknya alternatif pilihan dalam. Metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif, terdapat asumsi transitif untuk fungsi utilitas dari alternatifnya karena fungsi utilitas memetakan bilangan real ke bilangan real. Jika alternatif memiliki fungsi utilitas lebih besar dari alternatif, dan alternatif memiliki commit to fungsi user utilitas lebih besar dari alternatif

25 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id, maka dapat dikatakan alternatif juga memiliki fungsi utilitas yang lebih besar dari alternatif. Sehingga pembuat keputusan hanya akan membutuhkan perbandingan antar alternatif dan tidak begitu diperlukan untuk memberikan preference atau indifference keseluruhannya [2]. Selanjutnya mencari perbandingan antar alternatif dilakukan dengan mensubstitusi persamaan (4.7) ke dalam (4.8) dan (4.9) dan dapat dinyatakan sebagai berikut. { [ ] [ ]}, (4.10) { [ ] [ ]}. (4.11) Sebagai penjelasan, misal diambil tiga alternatif dalam sebagai berikut ( Untuk relasi [ dan ] [ )., dapat dituliskan [ Sedangkan untuk yang berbeda ],, diuraikan sebagai berikut. ] [ ]. Demikian, apabila menjumlahkan dua ketidaksamaan tersebut diperoleh hasil [ ] [ ] [ ] [ ] ( [ ] ) [ ]. Sehingga dapat ditulis dan, dan, dan. Hal ini membuktikan bahwa jika terdapat asumsi transitif dalam, maka hanya dibutuhkan perbandingan antar alternatif, dimana banyaknya alternatif sesuai dengan. Jika berlaku suatu hipotesis monoton naik dari urutan tingkatan pada preferensi sebelumnya, maka utilitas marginal harus memenuhi kendala berikut. ( ) ( ),. (4.12)

26 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dimana adalah ambang batas indifference yang didefinisikan pada setiap kriteria. Dalam kasus evaluasi dengan metode UTA tidak diperlukan ambang batas indifference, sehingga nilai ( menghindari kasus untuk setiap. Hal ini dilakukan untuk ) untuk Variabel yang mewakili utilitas. dan eror, diestimasi dengan menggunakan PL, berdasarkan kendala pada batas atas dan bawah untuk setiap kriteria, kendala menurut preference dan indifference antar alternatif, dan kendala yang menjamin hipotesis monoton naik dari utilitas marginal. Optimalisasi fungsi utilitas dilakukan dengan meminimumkan potensial eror utilitas terkait dengan utilitas dari setiap alternatif. Misal adalah total potensial eror fungsi utilitas, optimalisasi dapat dinyatakan ke dalam PL berikut. (PL1) min (4.13) dengan kendala { [ ] [ ]}, (4.14) { [ ] [ ]}, (4.15) ( ) ( ), untuk setiap dan,, (4.16) (4.17), untuk setiap, (4.18), untuk setiap dan, (4.19), untuk setiap (4.20) Analisis Sensitivitas Solusi optimal PL1 memberikan nilai terbaik untuk fungsi obyektif. Misal penyelesaian optimal dari PL1. Jika, maka tidak diperoleh penyelesaian yang optimal. Oleh karena itu, dicari penyelesaian lainnya dengan memberikan toleransi perubahan nilai parameter terhadap penyelesaian optimal dengan menambahkan kendala berikut pada PL1. (4.21) Kendala (4.21) menetapkan bahwa fungsi tujuan tidak melebihi. sebesar commit user yang merupakan proporsi yang adalah nilai ambang real to positif

27 digilib.uns.ac.id 16 sangat kecil dari. Jaquet-Lagreze dan Siskos [3] menunjukkan bahwa eksplorasi fungsi utilitas dapat dilakukan melalui pemecahan dua masalah PL yang terkait dengan kriteria, yaitu menentukan nilai minimum dan nilai maksimum dari utilitas marginal untuk kriteria yang dianalisis. Dengan demikian, masalah PL berikut harus diselesaikan. PL2 min dan PL3 max adalah banyaknya kriteria dan. Fungsi objektif PL2 dan PL3 dioptimalkan dengan fungsi kendala (4.14) sampai dengan (4.21). 4.3 Ilustrasi Iliustrasi yang diambil menggunakan data 10 peringkat merek handphone dari seorang responden berdasarkan peringkat subjektif sesuai dengan faktor keawetan, fitur, serta fasilitas yang ada pada handphone. Responden yang dipilih adalah responden yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai handphone. Merek-merek handphone yang ada dijadikan sebagai alternatif dalam penilaian fungsi utilitas. Data disajikan beserta spesifikasinya berdasarkan 5 kriteria, yaitu harga, memori internal, daya tahan baterai saat siaga, daya tahan baterai saat bicara, dan ukuran kamera handphone (pixel). Metode UTA diterapkan dalam kasus ini untuk mengestimasi struktur preferensi pembuat keputusan dan untuk mengevaluasi peringkat subjektif apakah sesuai dengan peringkat global atau tidak. Tabel berikut digunakan dalam proses penilaian fungsi utilitas. Nilai evaluasi multikriteria pada Tabel 4.1 diambil dari internet [1]. Nilai-nilai dalam Tabel 4.1 merupakan nilai yang diperoleh dari data spesifikasi dari handphone berdasarkan kriteria yang ada. adalah alternatif ke,, dengan 1 peringkat paling atas dan 10 adalah peringkat paling bawah. adalah kriteria ke, dengan.

28 digilib.uns.ac.id 17 Alternatif Tabel 4.1 Penilaian setiap alternatif Kriteria Harga HP (Juta) Memori Internal (GB) dengan kriteria Tahan baterai siaga (Jam) Tahan baterai bicara (Jam) Ukuran kamera (Mega pixel) Nokia X6 1, ,5 5 Nokia Asha , ,9 5 Nokia Asha 303 1,4 0, ,17 3,2 BB Torch , ,5 5 BB Dakota ,5 5 Samsung Galaxy 1,28 0, Y Nokia N ,5 12 Nokia E5 1,67 0, ,5 5 BB 9700 Onyx 3, ,2 Nexian Xtreme NX- A899 1,85 0, Langkah awal untuk menilai fungsi utilitas dalam evaluasi peringkat subjektif dengan metode UTA adalah memilih interval kriteria dan parameter,,. berasal dari interval, dengan nilai sesuai dengan banyaknya alternatif dalam pengambilan keputusan, sehingga diperoleh. Dipilih nilai yang kecil yaitu agar perbedaan signifikan antara dua alternatif kecil sehingga dengan nilai yang kecil sekalipun dapat mempertahankan hubungan preference antara dua alternatif. Nilai-nilai parameter yang lain disajikan dalam Tabel 4.2. Kriteria Tabel 4.2 Nilai parameter untuk penilaian fungsi utilitas Nilai dan merupakan interval yang mencakup nilai-nilai. Misalnya pada kriteria harga, nilai [ commit ] [ to ] user merupakan interval yang mencakup

29 digilib.uns.ac.id 18 nilai-nilai harga handphone dari yang termahal sebagai nilai yang paling tidak diinginkan sampai yang termurah yaitu nilai yang paling diinginkan dalam membuat keputusan. Begitu pula untuk kriteria-kriteria yang lain dicari dengan cara yang sama. diberikan oleh penganalisis untuk estimasi fungsi utilitas. Sebagai contoh untuk, yang berarti bahwa digunakan 5 titik estimasi untuk interpolasi linier fungsi utilitas, dan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan nilai yang lain. Mengacu pada bagian 4.2.2, nilai. Proses dalam penilaian fungsi utilitas yang optimal untuk evaluasi peringkat subjektif dibagi menjadi dua tahap, yaitu penilaian fungsi utilitas yang optimal dan analisis sensitivitas. Langkah pertama untuk penilaian fungsi utilitas adalah melakukan estimasi nilai untuk masing-masing kriteria dengan menggunakan persamaan (4.5). Misal pada kriteria harga ( ) untuk nilai,,, dan, maka diperoleh nilai sebagai berikut. Keseluruhan dari nilai disajikan dalam Tabel 4.3. Harga ( ) Tabel 4.3. Nilai Memori Internal ( ) Tahan baterai siaga ( ) untuk setiap kriteria Tahan baterai bicara ( ) Ukuran kamera ( ) Langkah selanjutnya menilai utilitas marginal dari setiap alternatif, yang diperkirakan dengan interpolasi linier. { }.

30 digilib.uns.ac.id 19 Untuk ditentukan dengan persamaan berikut. ( ) [ ( ) ( )] a. Nilai untuk dan b. Nilai untuk dan c. Nilai untuk dan

31 digilib.uns.ac.id 20 d. Nilai untuk dan e. Nilai untuk dan Setelah melakukan estimasi, selanjutnya dicari nilai untuk setiap.

32 digilib.uns.ac.id 21

33 digilib.uns.ac.id 22

34 digilib.uns.ac.id 23 Untuk mendapatkan fungsi utilitas yang optimal dilakukan dengan menyelesaikan (PL1) yang bertujuan untuk meminimalkan potensial eror dari alternatif, yaitu meminimumkan fungsi objektif (4.13) dengan kendala (4.14) sampai (4.20). Berikut ini uraian mengenai fungsi kendala optimalisasi. Sesuai dengan kendala (4.14) dilakukan perbandingan antara dua alternatif sesuai dengan peringkat subjektif yang ada. Untuk setiap pasangan ( ), dengan, jika a. Untuk { } b. Untuk { } c. Untuk { }

35 digilib.uns.ac.id 24 d. Untuk { } e. Untuk { } f. Untuk { } g. Untuk { } h. Untuk { } i. Untuk { }

36 digilib.uns.ac.id 25 Dalam evaluasi peringkat subjektif berlaku suatu hipotesis monoton naik dari urutan peringkat preferensi sebelumnya, utilitas marginal harus memenuhi kendala berikut (sesuai dengan kendala (4.16)): ( ) ( ), untuk setiap dan, dengan dan. a. Untuk dan b. Untuk dan c. Untuk dan

37 digilib.uns.ac.id 26 d. Untuk dan e. Untuk dan Pada fungsi kendala (4.17) dan (4.18) yang merupakan kendala normalisasi untuk fungsi utilitas yang bertujuan menyamakan batas atas dan batas bawah yang tertentu dan memberikan bobot yang setimbang walaupun dengan satuan yang berbeda-beda. a. b., untuk setiap

38 digilib.uns.ac.id 27 Nilai untuk setiap dan, dengan dan, sedangkan nilai dari potensial eror adalah non negatif, untuk setiap. Fungsi objektif yang terkait pada tujuan meminimumkan potensial eror dapat dituliskan sebagai berikut. Min Pada akhirnya dilakukan optimalisasi fungsi utilitas dengan PL untuk mengoptimalkan PL1 dengan 31 fungsi kendala dan 31 variabel. Fungsi utilitas yang optimal didapat pada iterasi ke 32 dengan nilai, yang berarti bahwa terdapat suatu potensial eror dalam peringkat subjektif dari alternatif. Dapat juga dikatakan bahwa dengan nilai berarti fungsi utilitas belum konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi muitikriteria secara global. Hal ini dapat terjadi dengan kemungkinan kesalahan pada ketidaksesuaian pemberian peringkat subjektif. Misal peringkat handphone yang satu lebih tinggi dari peringkat handphone yang lain, namun pada kriteria tertentu memiliki evaluasi multikriteria yang lebih rendah. Nilai estimasi utilitas dari setiap alternatif disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4. Nilai estimasi utilitas dari setiap alternatif Alternatif Alternatif Nokia X6 0, Samsung Galaxy Y 0, Nokia Asha 300 0, Nokia N8 0, Nokia Asha 303 0, Nokia E5 0, BB Torch , BB 9700 Onyx 0, BB Dakota 0, Nexian Xtreme NX-A 899 0, Dari nilai di Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai utilitas Nokia X6 sebagai peringkat yang pertama justru lebih rendah dari peringkat dibawahnya. Ini berarti peringkat yang diberikan oleh responden belum sesuai dengan utilitas dari handphone tersebut. Berikut ini disajikan grafik antara peringkat subjektif dan estimasi utilitas untuk memperlihatkan hubungan antara peringkat subjektif dengan estimasi utilitasnya.

39 digilib.uns.ac.id Estimasi Utilitas Peringkat Subjektif Gambar 4.1 Hubungan peringkat subjektif dan estimasi utilitas Berdasarkan gambar tersebut nampak bahwa semakin tinggi peringkat belum tentu estimasi utilitasnya semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada peringkat satu dan peringkat dua, dimana utilitas peringkat dua lebih besar dari utilitas peringkat satu. Tahap yang kedua dari metode UTA adalah analisis setelah optimal. Analisis sensitivitas dilakukan dengan memilih yang dipilih kurang dari nilai. Akan dicari penyelesaian dari fungsi tujuan PL2 dan PL3 dengan. Sehingga terdapat 10 fungsi tujuan dengan fungsi kendala berdasarkan kendala (4.14) sampai (4.21) atau menambahkan kendala (4.21) pada PL1. Fungsi kendala (4.21) yaitu Diperoleh range dari sebagai berikut.

40 digilib.uns.ac.id 29 Kisaran nilai merupakan ide dari stabilitas utilitas. Analisis stabilitas menyajikan identifikasi batas kisaran nilai yang membuat PL optimal dan stabil. Dengan analisis ini dapat diamati berapa besar perubahan yang dapat ditolerir agar solusi tetap optimal.

41 digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Sesuai kajian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dilakukan dengan menilai fungsi utilitas yang sesuai dengan peringkat subjektif yang ada. Penilaian fungsi utilitas dilakukan dengan menentukan estimasi titik dengan interpolasi linier untuk mengestimasi fungsi utilitas marginal. Selanjutnya fungsi utilitas dioptimalkan dengan meminimumkan total potensial eror dengan kendala monoton naik sesuai preferensi sebelumnya, kendala menurut preference dan indifference antar alternatif, normalisasi fungsi utilitas, dan nilai dari utilitas yang non negatif. Jika total potensial eror bernilai nol, maka utilitas yang diestimasi konsisten dengan peringkat subjektif dan evaluasi multikriteria. 5.2 SARAN Penelitian ini membahas tentang metode UTA untuk mengevaluasi peringkat subjektif dalam pengambilan keputusan multikriteria. Dalam penelitian ini hanya digunakan satu responden yang memberikan peringkat subjektif. Bagi pembaca yang tertarik dengan metode ini, dapat mengembangkan penelitian menggunakan lebih dari satu responden atau banyak responden. Pembaca dapat juga melanjutkan penelitian mengenai pengembangan metode UTA yaitu metode UTASTAR dan UTADIS. 30

BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR

BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR BAB II. PEMROGRAMAN LINEAR KARAKTERISTIK PEMROGRAMAN LINEAR Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA DEFINISI PEMROGRAMAN LINEAR Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Oleh NUR INDAH NIM. M0109055 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL II LINEAR PROGRAMMING DAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINEAR

BAB 2 PROGRAM LINEAR BAB 2 PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA oleh FIQIH SOFIANA M0109030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SIMULASI PEMILIHAN SUPPLIER SIMPLISIA TERBAIK DI PT. AIR MANCUR MENGGUNAKAN METODE ADDITIVE RATIO ASSESSMENT

SIMULASI PEMILIHAN SUPPLIER SIMPLISIA TERBAIK DI PT. AIR MANCUR MENGGUNAKAN METODE ADDITIVE RATIO ASSESSMENT SIMULASI PEMILIHAN SUPPLIER SIMPLISIA TERBAIK DI PT. AIR MANCUR MENGGUNAKAN METODE ADDITIVE RATIO ASSESSMENT oleh TITIK MURDATIK M0107061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE oleh HILDA ANGGRIYANA M0109035 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS

PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS oleh CAESAR ADHEK KHARISMA M0109017 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Menurut Sitorus, Parlin (1997), Program Linier merupakan suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bi-level Mathematical Programming (BLMP) diidentifikasi sebagai pemrograman matematika yang memecahkan masalah perencanaan desentralisasi dengan dua pengambil keputusan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori himpunan fuzzy banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu seperti teori kontrol dan manajemen sains, pemodelan matematika dan berbagai aplikasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Dinamik Pemrograman dinamik adalah suatu teknik matematis yang biasanya digunakan untuk membuat suatu keputusan dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pemrograman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Multiple Attribute Decision Making (MADM) Multiple Attribute Decision Making (MADM) adalah studi tentang identifikasi dan pemilihan alternatif berdasarkan nilai-nilai dan preferensi

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS)

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS) ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS) oleh Lisa Apriana Dewi M0108055 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, para pakar matematika telah banyak mencoba melakukan pendekatan untuk memecahkan permasalahan Program Linier Pecahan (PLP). Dalam tulisan

Lebih terperinci

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh ANITA NUR MUSLIMAH M01009009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY TSUKAMOTO

REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY TSUKAMOTO REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY TSUKAMOTO oleh ENDRA PRATAMA M0112030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENERAPANALMOST STOCHASTIC DOMINANCE DAN NEW ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE PADA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA

PENERAPANALMOST STOCHASTIC DOMINANCE DAN NEW ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE PADA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA PENERAPANALMOST STOCHASTIC DOMINANCE DAN NEW ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE PADA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA oleh MUTIA HANNY PRATIWI M0110057 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL oleh ASRI SEJATI M0110009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

METODE URUTAN PARSIAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM LINIER FUZZY TIDAK PENUH

METODE URUTAN PARSIAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM LINIER FUZZY TIDAK PENUH METODE URUTAN PARSIAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM LINIER FUZZY TIDAK PENUH Sesar Sukma Jiwangga 1, Bambang Irawanto 2, Djuwandi 3 1 Program Studi S1, Matematika, Departemen Matematika FSM Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI oleh AMELIA FEBRIYANTI RESKA M0109008 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF oleh FITHRI ANNISATUN LATHIFAH M0111038 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai program linear, konsep himpunan fuzzy, program linear fuzzy dan metode Mehar untuk membahas penyelesaian masalah fuzzy linear programming untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Persoalan pengambil keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih. Yang prosesnya melalui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Sistem pendukung keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970 oleh Michael S. Scott dengan istilah management decision system yang merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD ZERO JURNAL SAINS MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 Page : 11-21 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN: 2580-5754 DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD Ismail

Lebih terperinci

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN Zulfikar Sembiring 1* 1 Fakultas Teknik, Universitas Medan Area * Email : zoelsembiring@gmail.com

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS oleh ADITYA WENDHA WIJAYA M0109003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO oleh KARTIKA DEWAYANI M0112048 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier (linear programming) ditemukan dan diperkenalkan seorang ahli matematika bangsa Amerika, Dr.George Dantzig yaitu dengan dikembangkannya metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu teknologi internet. Pemanfaatan teknologi Web sudah. manusia yang dapat dipenuhi dengan teknologi Web.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu teknologi internet. Pemanfaatan teknologi Web sudah. manusia yang dapat dipenuhi dengan teknologi Web. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet telah memberikan akses kepada informasi tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Informasi dapat diakses kapan saja secara global. Pemanfaatan internet telah

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. sudir15mks

PROGRAM LINEAR. sudir15mks PROGRAM LINEAR A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Suatu garis dalam bidang koordinat dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk: x a x b a1 1 2 2 Persamaan semacam ini dinamakan persamaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan, seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : rainfall, forecasting, fuzzy time series seasonal method

ABSTRACT. Keywords : rainfall, forecasting, fuzzy time series seasonal method ABSTRAK Risqa Fitrianti Khoiriyah. 2016. PERAMALAN CURAH HUJAN DI STASIUN PABELAN SUKOHARJO DENGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY MUSIMAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA oleh NADYA AL FITRIANI M0111060 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL M Khahfi Zuhanda, Syawaluddin, Esther S M Nababan Abstrak. Beberapa tahun

Lebih terperinci

Contoh Kasus Program Linier K A S U S M A K S I M A S I D A N K A S U S M I N I M A S I

Contoh Kasus Program Linier K A S U S M A K S I M A S I D A N K A S U S M I N I M A S I Contoh Kasus Program Linier K A S U S M A K S I M A S I D A N K A S U S M I N I M A S I Kasus maksimasi Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang dikerjakan hanya merakit

Lebih terperinci

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh MARYATUN M0112053 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

KRITERIA ALMOST MARGINAL CONDITIONAL STOCHASTIC DOMINANCE (AMCSD) DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN

KRITERIA ALMOST MARGINAL CONDITIONAL STOCHASTIC DOMINANCE (AMCSD) DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN KRITERIA ALMOST MARGINAL CONDITIONAL STOCHASTIC DOMINANCE (AMCSD) DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN oleh SISKA MARDIANA PUTRI CARISSA M0112082 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk

Lebih terperinci

III RELAKSASI LAGRANGE

III RELAKSASI LAGRANGE III RELAKSASI LAGRANGE Relaksasi Lagrange merupakan salah satu metode yang terus dikembangkan dalam aplikasi pemrograman matematik. Sebagian besar konsep teoretis dari banyak aplikasi menggunakan metode

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN oleh NOVIAH EKA PUTRI NIM. M0109054 SKRIPSI ditulis

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH

DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH oleh HIDRA VERTANA M0112042 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI xvi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau (

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear 5 BAB II LANDASAN TEORI A Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear Persamaan linear adalah bentuk kalimat terbuka yang memuat variabel dengan derajat tertinggi adalah satu Sedangkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian

Lebih terperinci

oleh BANGKIT JOKO WIDODO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh BANGKIT JOKO WIDODO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika DIMENSI METRIK PADA GRAF SUN, GRAF HELM DAN GRAF DOUBLE CONES oleh BANGKIT JOKO WIDODO M0109015 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika MODEL REGRESI B-SPLINE PADA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M0112032 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, VARIASI VARIABEL BANTU, DAN KORELASI PADA PRODUKSI KEDELAI DI PULAU JAWA TAHUN 2013

PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, VARIASI VARIABEL BANTU, DAN KORELASI PADA PRODUKSI KEDELAI DI PULAU JAWA TAHUN 2013 PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, VARIASI VARIABEL BANTU, DAN KORELASI PADA PRODUKSI KEDELAI DI PULAU JAWA TAHUN 2013 oleh TONI IRAWAN M0110078 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado)

Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado) Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Felliks F. Tampinongkol 1, Altien J. Rindengan 2, Luther A. Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, fftampinongkol09@gmail.com

Lebih terperinci

ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH oleh RAMADHANI KUSUMA PUTRA M0110069 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I oleh NANDA HIDAYATI M0108098 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

MODEL HIBRIDA RUNTUN WAKTU FUZZY TERBOBOT-DERET FOURIER UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO

MODEL HIBRIDA RUNTUN WAKTU FUZZY TERBOBOT-DERET FOURIER UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO MODEL HIBRIDA RUNTUN WAKTU FUZZY TERBOBOT-DERET FOURIER UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO oleh INDIAWATI AYIK IMAYA M0111045 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Abstract.

Lebih terperinci

OPTIMALISALI KASUS PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN SIMPLEKS

OPTIMALISALI KASUS PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN SIMPLEKS OPTIMALISALI KASUS PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN SIMPLEKS RISNAWATI IBNAS Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM risnawati988@gmail.com Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 1 Edisi:

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM)

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) oleh MIKA ASRINI M0108094 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan UKM dalam negeri didominasi oleh industri makanan, salah satunya produk roti yang menunukan bahwa minat masyarakat terhadap produk ini terus bertambah.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) PMDK adalah salah satu program penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. Sesuai dengan

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS. MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS. Henry Wibowo S Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP Oleh : MUHAMAD SIDIQ NIM. M0108095 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Assignment problem yang biasa dibentuk dengan matriks berbobot merupakan salah satu masalah dalam dunia teknik informatika, di mana masalah ini merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

Modul Mata Kuliah. Pemrograman Linear MAT Disusun Oleh: Rully Charitas Indra Prahmana

Modul Mata Kuliah. Pemrograman Linear MAT Disusun Oleh: Rully Charitas Indra Prahmana Modul Mata Kuliah Pemrograman Linear MAT 3224 Disusun Oleh: Rully Charitas Indra Prahmana Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya Tangerang 2013 Kata Pengantar

Lebih terperinci

oleh ACHMAD BAIHAQIH M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh ACHMAD BAIHAQIH M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH DARI GRAF FRIENDSHIP DAN GRAF (n, t) KITE oleh ACHMAD BAIHAQIH M0108025 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep teori permainan pada permainan berstrategi murni dan campuran dari dua pemain yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND Ridayati Ircham Jurusan Teknik Sipil STTNAS Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman e-mail: ridayati@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang

Lebih terperinci