Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni tahun Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa mahasiswa semester VI jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara. Penelitian dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode Team Games Tournament dalam mata kuliah Sakubun to Happyou II. Analisis data ini akan dijabarkan dalam empat sub bab, yaitu metode dan alur penelitian, analisis pre test dan post test grup responden yang diberi perlakuan yang berbeda, analisis hubungan strategi dan metode Team Games Tournament dengan hasil belajar responden, dan analisis hasil angket responden kelas eksperimen yang berkaitan dengan tanggapan responden terhadap metode TGT tersebut. 3.1 Metode dan Alur Penelitian Pada penelitian yang penulis lakukan pada bulan Mei dan Juni 2013 pada kelas penelitian mata kuliah Sakubun to Happyou II dengan metode Team Games Tournament, diadakan 5 kali pertemuan sesuai dengan tahapan pembelajaran metode Team Games Tournament yaitu tahap Class Presentation, Team, Games, Tournament, Team Recognition. Masing-masing pertemuan berlangsung selama menit. 22

2 Dari tahapan penelitian yang telah dilaksanakan, kemudian dapat dianalisis adanya hubungan strategi pengajaran dan pembelajaran kognitif. Pada pertemuan pertama, diberikan pre test untuk mengetahui kemampuan sakubun responden sebelum diberikan pembelajaran dengan metode TGT. Pada pertemuan ke 2, penulis melakukan latihan dalam kelas eksperimen sesuai dengan tahap pelaksanaan metode Team Games Tournament yaitu Class Presentation. Dalam kelas penelitian, responden mengulang kembali sekaligus diperkenalkan kepada materi baru tentang formula dan pola pembuatan sakubun menggunakan media presentasi. Kemudian responden melakukan kombinasi yaitu membentuk kelompok belajar, lalu berlatih membuat tulisan sesuai dengan tema yang diberikan dan mempresentasikannya. Adapun tema sakubun yang diangkat dalam penelitian kelas ini adalah 日本人が働き過ぎる. Hal ini sesuai dengan unsur unsur strategi kognitif yaitu berlatih, peneliti melakukan repetisi atau pengulangan, latihan dengan suara dan tulisan, mengenali dan menggunakan pola yang sesuai, serta membuat kombinasi baru di dalam kelas penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh materi yang dipelajari responden dalam kelas penelitian. 立場私は という意見に賛成/ 反対だ 理由 理由のための根拠 説得できるの理由 私は賛成 / 反対理由は三つある 一つ目は だ 二つ目は だ 三つ目は だ 23

3 結論 以上 三つの理由から 私は という意見に賛成 / 反対する Sumber: Penelitian bulan Mei Juni 2013 Pada pertemuan ke 3 dan ke 4 diadakan games sakubun berkelompok yang diikuti oleh seluruh kelas dengan sistem turnamen, sesuai dengan tahap pelaksanaan metode TGT selanjutnya yaitu Team, Games dan Tournament. Dalam turnamen sakubun yang dilaksanakan, 20 responden dibagi menjadi 4 kelompok yang masing masing beranggotakan 5 orang responden. Ada tiga buah games sakubun yang dimainkan dengan sistem turnamen, yaitu sistem gugur. Di awal turnamen tim 1 hingga tim 4 diundi untuk menentukan lawan dalam pertandingan, sehingga setiap tim memiliki kesempatan yang sama untuk menang. Dalam turnamen sakubun yang dilakukan, penting bagi setiap individu dan tiap tim untuk cepat memahami materi dan tugas yang diberikan secara cepat, agar dapat membantu mereka dalam memenangkan kompetisi. Di sisi lain, peneliti menggunakan teknik yang bervariasi seperti power point, games, dan sistem turnamen untuk menyampaikan materi kepada responden. Adapun permainan yang terdapat dalam turnamen sakubun di kelas penelitian sebagai berikut: 24

4 ゲーム Ⅰ: 言葉を説明しよう! Dalam waktu 10 menit, bergantian mengambil kartu di atas meja, lalu tuliskan pengertiannya di kertas jawaban. Setelah selesai kembali ke belakang barisan. Permainan dilanjutkan pemain di belakangnya, dan seterusnya. Pemain dilarang melanjutkan jawaban pemain sebelumnya. ゲームⅡ: 反論できたら勝ち Berdasarkan topik yang diberikan, kedua tim mengundi untuk setuju/tidak setuju. Kelompok pertama menuliskan pendapatnya di sisi kanan papan tulis, lalu akan disanggah oleh kelompok kedua di sisi kiri papan tulis. Begitu seterusnya. Waktu berpendapat 2 menit. Waktu 10 menit untuk satu topik. Nilai berkurang jika kalimat belum selesai, dan kalah jika tidak menuliskan pendapat atau waktu telah habis. ファイナル発表 Buatlah sakubun bertemakan "Hidup Sehat" Setelah itu rancanglah happyou dengan konsep Iklan Layanan Masyarakat dengan durasi happyou minimal 3 menit maksimal 7 menit. Buatlah happyou se kreatif dan se unik mungkin. Sumber: Penelitian bulan Mei Juni 2013 Pada game I dan II, ke 4 kelompok bertanding untuk mengumpulkan skor mereka. Pada akhir game ke II skor tiap tiap kelompok dijumlahkan, dan dua tim yang nilainya paling tinggi berhak menuju babak final. Ketiga permainan dalam turnamen akademik ini melatih kemampuan responden untuk menganalisa sambil membandingkan bahasa, menterjemahkan, serta transfer bahasa. 25

5 Setelah melangsungkan babak final, tim dengan nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa hadiah dan sertifikat, sesuai dengan tahap terakhir pada pelaksanaan metode pembelajaran Team Games Tournament yaitu tahap Team Recognition. Setelah responden mendapatkan pengajaran dan mengikuti proses belajar, responden akan memberikan informasi kepada penulis berupa hasil games maupun latihan yang telah dikerjakan, serta pertanyaan mereka mengenai turnamen sakubun yang dilaksanakan. Informasi yang diperoleh dari responden kemudian menjadi acuan peneliti untuk membuat kesimpulan apakah responden tersebut telah paham dan mengerti materi yang diajarkan oleh penulis. Contoh hasil test atau skor yang menjadi informasi bagi peneliti adalah nilai pre test, skor kelompok dalam turnamen sakubun pada pertemuan kedua, ketiga, dan keempat, serta nilai post test. 3.2 Analisis Grup Responden Secara keseluruhan, telah dilakukan penelitian terhadap 40 orang responden dengan rentang usia tahun, kemudian dibagi menjadi dua grup. Grup pertama berjumlah 20 orang responden dikenakan perlakuan menggunakan metode TGT, terdiri dari 13 orang perempuan dan 7 orang pria yang selanjutnya disebut kelas eksperimen. Grup kedua berjumlah 20 orang responden tidak diberikan perlakuan, terdiri dari 18 orang perempuan dan 2 orang pria yang selanjutnya disebut kelas kontrol. Seluruh responden, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, adalah mahasiswa/i semester VI Universitas Bina Nusantara. Jarak waktu antara pre test dan post test adalah 4 minggu. Maka yang dianalisis adalah hasil pre test dan post test dari kedua grup tersebut. Hasil survei yang dianalisis adalah hasil pre test dan post test, dengan tujuan 26

6 ingin melihat apakah terdapat perbedaan antara hasil pre test dan post test pada kedua grup. Pengujian dilakukan dengan program SPSS menggunakan metode uji peringkat bertanda Wilcoxon dengan tingkat signifikansi (α) = Analisis Grup Kelas Eksperimen yang Diajarkan Menggunakan Metode TGT Pada sub bab ini dianalisis hasil pre test dan post test kelas eksperimen (06PAN) yang telah diajarkan dengan menggunakan metode TGT. Data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: Responden Pre Test Post Test Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Keterangan warna: Biru : Responden dengan peningkatan paling besar 27

7 Merah : Responden dengan peningkatan paling kecil Hijau : Responden low-achiever yang mengalami peningkatan cukup besar Tabel di atas menunjukkan hasil pre test dan post test dari kelas 06 PAN yang diajarkan dengan menggunakan metode Team Games Tournament. Responden yang mengalami peningkatan paling besar adalah responden ke 6 dengan nilai pre test 78 dan nilai post test 90, memperoleh peningkatan sebesar 12 poin. Responden yang mengalami kenaikan paling kecil adalah responden ke 13 dengan nilai pre test 70 dan nilai post test 72, yaitu hanya mengalami kenaikan sebesar 2 poin. Selain itu, hasil pre dan post test menunjukkan kenaikan nilai pada 7 orang responden yang merupakan responden low-achiever (Nilai <75). Peningkatan terbesar ditunjukkan oleh responden ke 18 dengan nilai pre test 68 dan post test 68 dan responden ke 20 dengan nilai pre test 50 dan nilai post test 60, memperoleh peningkatan sebesar 10 poin. Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang akurat, pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17 menggunakan metode uji peringkat bertanda Wilcoxon dengan tingkat signifikansi (α) = 0.05 pada uji satu sisi. Hasil pre test dan post test dari grup responden dengan metode TGT dapat dilihat pada grafik berikut ini. 28

8 Gambar Grafik Hasil Pre Test dan Post Test Responden Dengan Metode TGT Berdasarkan survei yang dilakukan, dilakukan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui nilai rata - rata 20 responden. Olah data Uji deskriptif dalam penelitian ini menggunakan SPSS statistic 17.0, dan menghasilkan output sebagai berikut : Nilai Pre Test Kelas Eksperimen Nilai Post Test Kelas Eksperimen Tabel Statistik Deskripsi Responden Dengan Metode TGT Valid N (listwise) 20 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei-Juni 2013 dengan SPSS Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata nilai responden pada pre test adalah sebesar dan nilai post test mereka sebesar Dari nilai rata-rata (mean) 29

9 ini dapat dilihat bahwa nilai responden mengalami kenaikan sebesar 5,90 poin. Untuk mendukung akurasi hasil penelitian ini, penulis melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Pada uji peringkat bertanda Wilcoxon ini terdapat dua hipotesis, yaitu: 1. Hipotesis nol (H 0 ), tidak ada perbedaan hasil pre test dan post test para responden setelah belajar dengan metode TGT. 2. Hipotesis alternatif (H 1 ), ada perbedaan hasil pre test dan post test, hasil post test para responden lebih besar daripada hasil pre test setelah belajar dengan metode TGT. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H 0 diterima jika α hitung > 5% pada α = 5% pada uji satu sisi H 1 diterima jika α hitung 5% pada α = 5% pada uji satu sisi Atau H 0 diterima jika - Z hitung > - Z kritis atau Z hitung > Z kritis pada α = 5% dengan uji satu sisi H 1 diterima jika - Z hitung < - Z kritis atau Z hitung < Z kritis pada α = 5% dengan uji satu sisi Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis digambarkan pada grafik berikut ini. 30

10 Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 Sumber : Santoso, 2006: 358 Dengan bantuan program SPSS, dilakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon yang kemudian menghasilkan dua tabel output sebagai berikut : Nilai Post Test Kelas Eksperimen - Nilai Pre Test Kelas Eksperimen Tabel Ranking Responden Dengan Metode TGT N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 0 a Positive Ranks 19 b Ties 1 c Total 20 a. Nilai Post Test Kelas Eksperimen < Nilai Pre Test Kelas Eksperimen b. Nilai Post Test Kelas Eksperimen > Nilai Pre Test Kelas Eksperimen c. Nilai Post Test Kelas Eksperimen = Nilai Pre Test Kelas Eksperimen Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei-Juni 2013 dengan SPSS Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa ada sembilan belas responden yang hasil post test nya lebih besar dari nilai pre test nya dan, satu responden yang nilai pre test dan post test nya tidak mengalami perubahan. 31

11 Tabel Tingkat Signifikansi Responden Dengan Metode TGT Z Nilai Post Test Kelas Eksperimen - Nilai Pre Test kelas Eksperimen a Asymp. Sig. (2-tailed).000 Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei-Juni 2013 dengan SPSS Pada tabel hasil uji peringkat bertanda Wilcoxon diatas, diperoleh tingkat signifikansi (α) sebesar 0,000. Karena 0,000 < 0,05 maka sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Begitu juga jika dilihat berdasarkan nilai Z hitung, pada tabel diatas menunjukkan nilai Z hitung sebesar -3,861. Jika level signifikansi 0.05 dan menggunakan uji satu sisi, maka didapat nilai Z tabel (kritis) -1,645 atau 1,645 (lihat lampiran Tabel Z ), karena -3,861 < - 1,645 maka sesuai dengan aturan hipotesis yang telah ditetapkan, maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Untuk lebih jelasnya, hasil pengambilan hipotesis responden dengan metode TGT dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Responden dengan Metode TGT Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 α = 0,000 Sumber : Hasil Analisa Data Penelitian Mei - Juni 2013 dengan SPSS 32

12 Dari hasil uji Wilcoxon dapat diketahui bahwa hasil post test para responden lebih besar daripada hasil pre test mereka. Dengan kata lain, penggunaan metode TGT terbukti meningkatkan proses pembelajaran pada para responden Analisis Grup Responden Kelas Kontrol yang Tidak Diberikan Metode TGT Pada sub bab ini dianalisis hasil pre test dan post test kelas kontrol (06PBN) yang tidak diajarkan dengan menggunakan metode TGT. Data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: Responden Pre Test Post Test Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden

13 Responden Responden Responden Keterangan warna: Biru : Responden dengan peningkatan paling besar Merah : Responden dengan peningkatan paling kecil Hijau : Responden dengan penurunan nilai paling besar Tabel di atas menunjukkan hasil pre test dan post test dari kelas yang t i d a k d i b e r i k a n m e t o d e T G T. Responden yang mengalami peningkatan paling besar adalah responden ke 11 dengan nilai pre test 64 dan nilai post test 70, dan responden ke 19 dengan nilai pre test 52 dan nilai post test 58, memperoleh peningkatan sebesar 6 poin. Responden yang mengalami kenaikan paling kecil adalah responden ke 18 dengan nilai pre test 56 dan nilai post test 57, hanya mengalami kenaikan 1 poin. Berbeda dari kelas eksperimen, pada kelas kontrol terdapat 4 responden yang mengalami penurunan nilai, yaitu responden ke 7, 8, 9 dan ke 10, dimana responden yang mengalami penurunan nilai paling tinggi adalah responden ke 7 dengan nilai pre test 76 dan nilai post test 68, mengalami penurunan sebesar 8 poin. Hasil pre test dan post test dari grup responden yang tidak diberikan perlakuan dapat dilihat pada grafik berikut ini. 34

14 Gambar Grafik Hasil Pre Test dan Post Test Responden yang Tidak Diberikan Metode TGT Berdasarkan survei yang dilakukan, dilakukan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui nilai rata - rata 20 responden. Olah data Uji deskriptif dalam penelitian ini menggunakan program SPSS statistic 17.0, dan menghasilkan output sebagai berikut : Tabel Statistik Deskripsi Responden Kelas Kontrol N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai Pre Test Kelas Kontrol Nilai Post Test Kelas Kontrol Valid N (listwise) 20 Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei dan Juni 2013 dengan SPSS 35

15 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai responden pada pre test adalah sebesar dan nilai post test mereka sebesar Dari nilai rata-rata (means) ini dapat dilihat bahwa nilai responden mengalami kenaikan sebesar 1,1 poin. Untuk mendukung akurasi hasil penelitian ini, peneliti melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Pada uji peringkat bertanda Wilcoxon ini terdapat dua hipotesis, yaitu : 1. Hipotesis nol (H 0 ), tidak ada perbedaan hasil pre test dan post test para responden pada kelas kontrol. 2. Hipotesis alternatif (H 1 ), ada perbedaan hasil pre test dan post test, hasil post test para responden lebih besar daripada hasil pre test setelah belajar tanpa diberikan metode TGT. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H 0 diterima jika α hitung > 5% pada α = 5% pada uji satu sisi H 1 diterima jika α hitung 5% pada α = 5% pada uji satu sisi Atau H 0 diterima jika - Z hitung > - Z kritis atau Z hitung > Z kritis pada α = 5% dengan uji satu sisi H 1 diterima jika - Z hitung < - Z kritis atau Z hitung < Z kritis pada α = 5% dengan uji satu sisi 36

16 Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis digambarkan pada grafik berikut ini. Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 Sumber : Santoso (2006:358) Dengan bantuan program SPSS statistic 17.0, dilakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon yang kemudian menghasilkan dua tabel output sebagai berikut : Nilai Post Test Kelas Kontrol - Nilai Pre Test Kelas Kontrol Tabel Ranking Responden Kelas Kontrol N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 4 a Positive Ranks 13 b Ties 3 c Total 20 a. Nilai Post Test Kelas Kontrol < Nilai Pre Test Kelas Kontrol b. Nilai Post Test Kelas Kontrol > Nilai Pre Test Kelas Kontrol c. Nilai Post Test Kelas Kontrol = Nilai Pre Test Kelas Kontrol Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei-Juni 2013 dengan SPSS Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa pada grup responden ini terdapat empat responden yang nilai pre test nya lebih besar daripada nilai post test nya, dan tiga belas responden yang nilai post test nya lebih besar daripada nilai pre test nya. 37

17 Juga terdapat tiga responden yang nilai pre test dan post test nya tidak mengalami perubahan. Tabel Tingkat Signifikansi Responden Tanpa Metode TGT Nilai Post Test Kelas Kontrol - Nilai Pre Test Kelas Kontrol Z a Asymp. Sig. (2-tailed).152 Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei-Juni 2013 dengan SPSS Pada tabel hasil uji peringkat bertanda Wilcoxon di atas, diperoleh tingkat signifikansi (α) sebesar 0,152. Karena 0,152 > 0,05 maka sesuai dengan aturan hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 diterima. Begitu pula apabila dilihat berdasarkan nilai Z hitung, pada tabel diatas menunjukkan nilai Z hitung sebesar - 1,433. Jika level signifikansi 0,05 dan menggunakan uji satu sisi maka didapat nilai Z tabel (kritis) atau (lihat lampiran Tabel Z), karena 1,433 > - 1,645 maka sesuai dengan aturan hipotesis yang telah ditetapkan, maka H 0 diterima. Artinya, dari hasil uji Wilcoxon ini dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara hasil post test para responden dengan hasil pre test mereka. Walaupun ada peningkatan rata - rata nilai responden setelah belajar, akan tetapi dengan pengujian peringkat bertanda Wilcoxon diketahui bahwa responden yang tidak diberikan perlakuan sebenarnya tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada hasil nilai responden sebelum dan sesudah 38

18 belajar. Dengan kata lain, bahwa media pembelajaran tanpa metode TGT kurang efektif dalam menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Responden Tanpa Metode TGT Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 α = 0,152 Sumber: Hasil Analisa Data Penelitian Mei-Juni 2013 dengan SPSS Dari hasil pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah dilakukan oleh penulis, dapat dilihat bahwa hampir semua responden pada kelas eksperimen mengalami kenaikan nilai, sedangkan pada kelas kontrol, terdapat responden yang mengalami kenaikan dan penurunan nilai. Hal tersebut membuktikan bahwa pengajaran dengan menggunakan metode TGT, lebih dapat meningkatkan hasil belajar dari responden dibandingkan dengan kelas kontrol. 3.3 Analisis Hubungan Strategi Pengajaran dan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode TGT Pada sub bab ini penulis akan menganalisis metode TGT yang telah diterapkan dalam kelas penelitian, dihubungkan dengan strategi pembelajaran yang ditinjau dari sudut pandang pemelajar. Proses pembelajaran bahasa Jepang adalah usaha memberikan ilmu pengetahuan 39

19 tentang bahasa Jepang dan keterampilan menggunakannya. Proses ini tidak terlepas dari kegiatan latihan dan disiplin. Dalam hal ini pengajar perlu mendorong pembelajar agar memahami berbagai aturan yang ada dalam bahasa Jepang agar dapat mempraktekkan aturan-aturan tersebut dengan baik (Sudjianto, 2010: 24). Oleh karenanya strategi pembelajaran yang tepat harus dimiliki oleh pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode Team Games Tournament merupakan salah satu strategi yang dapat dipraktekkan oleh pengajar di dalam kelas. Diharapkan dengan menerapkan metode TGT di kelas penelitian dapat membantu pengajar meningkatkan motivasi pelajar dalam proses pembelajaran sakubun Analisis Hubungan Mata Kuliah Sakubun to Happyou II dengan Pembelajaran Kooperatif Metode TGT Ditinjau dari Sudut Pandang Pemelajar Seperti yang telah dijelaskan oleh Kobayashi pada bab sebelumnya mengenai keterampilan bahasa, terdapat empat keterampilan bahasa dalam pembelajaran bahasa asing yang meliputi keterampilan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Sakubun (mengarang) sendiri merupakan keterampilan bahasa Jepang terpadu yang merupakan gabungan dari ke empat keterampilan tersebut (Mimaki 2003:100). Salah satu strategi pembelajaran untuk melatih keterampilan sakubun adalah pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran yang melibatkan kelompok kelompok belajar dalam pertukaran informasi dan materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan metode yang penulis berikan pada pengajaran Sakubun to Happyou II dalam penelitian ini, yaitu metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament. Setelah 40

20 dilaksanakan penelitian kelas yang telah penulis lakukan pada bulan Mei dan Juni 2013, penulis membagikan angket berisi pertanyaan mengenai pembelajaran Sakubun to Happyou II kepada responden kelas eksperimen. Berdasarkan hasil angket tersebut, dapat dianalisis unsur unsur pembelajaran kooperatif yang terkandung dalam metode Team Games Tournament ditinjau dari sudut pandang pemelajar. Tabel Analisis Jawaban Angket Pembelajaran Kooperatif dengan Metode TGT dari Sudut Pandang Pemelajar Metode Pembelajaran Kooperatif Ya Tidak Adanya hubungan kerja sama Adanya tanggung jawab individu Anggota terorganisir secara heterogen Ada pembagian kepemimpinan Ada hubungan saling percaya Hubungan antar manusia ditekankan Mengajarkan keterampilan sosial langsung Pengajar menyesuaikan kelompok Ada evaluasi perbaikan kelompok Sumber: Penelitian bulan Mei Juni 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa metode Team Games Tournament melatih hubungan berkelompok antar pelajar dan mengajarkan keterampilan sosial langsung. Metode TGT juga mewakili ke lima unsur pembelajaran kooperatif yaitu unsur saling ketergantungan yang positif (Positive Interdependence); Interaksi tatap muka yang promotif (Face to face Promotive Interaction); Tanggung jawab diri sendiri (Individual Accountability/Personal Responsibility); Kemampuan bekerja sama dalam kelompok (Interpersonal and Small Group Skills) dan Proses berkelompok (Group Processing). 41

21 Selain itu metode TGT menciptakan suasana rileks di dalam kelas dengan games dan turnamen, sehingga meningkatkan semangat pelajar dalam belajar di dalam kelas. Menurut hasil analisis dari sub bab sebelumnya, dapat terlihat kenaikan nilai yang signifikan yang dicapai para responden setelah diajarkan dengan metode Team Games Tournament. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa metode pengajaran dengan metode TGT dapat menjadi salah satu pilihan metode pengajaran bahasa yang dapat dipraktekkan. 3.4 Analisis Hubungan Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT dengan Konsep Pengajaran TGT Pada sub bab ini penulis akan menganalisis jawaban dari hasil angket yang telah dibagikan kepada responden dihubungkan dengan konsep pengajaran TGT yang dilakukan pada kelas eksperimen. Metode TGT menggunakan turnamen akademik, yakni para pemelajar sebagai wakil tim bekerja sama dengan anggota tim yang lain untuk mencapai skor kelompok yang terbaik. Slavin (2005:170) mengatakan bahwa terdapat lima tahap dalam melaksanakan metode pengajaran TGT, yaitu 1.) Class Presentation/Presentasi Kelas; 2.) Team/Pembentukan Kelompok; 3.) Games/Permainan; 4.) Tournament/Turnamen; dan 5.) Team Recognition/Penghargaan Kelompok. Dalam penelitian yang penulis lakukan, metode Team Games Tournament diberikan kepada responden dalam pengajaran sakubun. Setelah diberikan pengajaran dengan metode TGT, penulis membagikan angket kepada 20 orang responden kelas eksperimen untuk mengetahui pendapat responden terhadap pengajaran sakubun yang diberikan metode TGT. Pada sub bab berikutnya akan dianalisis hasil angket responden 42

22 dalam pengajaran sakubun dihubungkan dengan langkah langkah pelaksanaan metode TGT Analisis Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Class Presentation Perbedaan tahap Class Presentation dalam metode Team Games Tournament dengan pengejaran konvensional adalah presentasi tersebut benar benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, pelajar akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka dalam games dan turnamen akademik yang akan dilakukan, dan skor game mereka menentukan skor tim mereka (Slavin, 2005). Dalam angket yang diberikan, peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden sehubungan dengan tahap Class Presentation yang telah dilaksanakan pada kelas eksperimen. Dari 20 responden kelas eksperimen, hasil jawaban angket yang didapat adalah sebagai berikut: 43

23 Grafik Grafik Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Class Presentation Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa 3 responden merasa sangat setuju, dan 16 responden merasa setuju bahwa kegiatan presentasi dan diskusi berkelompok yang dilaksanakan cukup baik. Alasan yang diberikan atas pilihan jawaban tersebut adalah karena dapat melatih pelajar dalam mengemukakan pendapat dengan bahasa Jepang. Selain itu karena peneliti telah memberikan materi pembuka sebelumnya, dapat menjadi panduan bagi responden sehingga mempermudah ketika mereka berdiskusi dalam kelompok. Di sisi lain, terdapat 1 orang responden yang tidak setuju bahwa kegiatan presentasi dan diskusi kelompok yang dilaksanakan cukup baik. Alasan yang diberikan atas pilihan jawaban ini adalah karena responden kurang merasa nyaman melakukan diskusi dalam kelompok dan mengemukakan pendapatnya di dalam kelas. 44

24 3.4.2 Analisis Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Team/Pembentukan Kelompok Pada pertanyaan nomor 9 dalam angket yang dibagikan kepada responden, peneliti memberikan pertanyaan mengenai tahap berikutnya dari metode TGT yaitu Team/Pembentukan Kelompok. Yoshitoshi (2004) mengatakan bahwa kelompok dibentuk agar pelajar dapat menguasai materi dengan cara saling bertukar informasi, baik menggunakan worksheet/lembar kerja maupun dengan melakukan brainstorming bersama anggota kelompoknya. Dalam metode TGT, fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar benar belajar, khususnya untuk mempersiapkan anggota kelompoknya agar dapat memenangkan turnamen (Slavin, 2005:144). Dari 20 responden kelas eksperimen metode TGT dalam pengajaran sakubun, hasil angket yang diperoleh adalah sebagai berikut: 45

25 Grafik Grafik Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Team/Pembentukan Kelompok Grafik di atas menunjukkan bahwa 15 responden merasa sangat setuju atas diadakannya kompetisi sakubun antar kelompok. Dapat dilihat juga dari grafik di atas bahwa terdapat 4 responden yang setuju atas diadakannya kompetisi sakubun antar kelompok. Alasan yang diberikan oleh responden antara lain adalah belajar dalam kelompok lebih menyenangkan dan menciptakan suasana relaks dalam kelas, selain itu antar kelompok dapat membantu anggota kelompok lain dalam games sakubun yang diberikan. Namun dari hasil angket pertanyaan nomor 9 mengenai tahap Team/Pembentukan kelompok, terdapat 1 orang responden yang tidak setuju diadakannya kompetisi sakubun antar kelompok. Alasan yang diberikan adalah responden merasa mempelajari sakubun harus dilakukan dengan latihan individu, bukan melalui games berkelompok agar lebih serius dalam belajar. 46

26 3.4.3 Analisis Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Games Games atau permainan merupakan kegiatan yang mempunyai unsur menang atau kalah didalamnya, tentunya dengan menang sebagai tujuan utamanya. Di dalam proses pembelajaran, game dilakukan untuk menciptakan atmosfer belajar yang rileks dan menyenangkan di dalam kelas, sehingga pelajar seolah olah lupa bahwa mereka sedang berlatih dan belajar. (Kokusai kouryuu kikin, 2007:19) Pada pelaksanaan metode TGT yang dilakukan oleh peneliti, games atau permainan sakubun dilakukan pada pertemuan ke dua, ke tiga dan ke empat. Game terdiri atas pertanyaan pertanyaan yang kontennya relevan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya, dan dirancang untuk menguji pengetahuan pelajar yang diperoleh dari tahap Class Presentation dan Team (Slavin, 2005:166). Dalam angket yang disebarkan kepada 20 orang responden kelas penelitian, hasil angket pada tahap games pada pelaksanaan metode Team Games Tournament adalah sebagai berikut: 47

27 Grafik Grafik Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Games Dari grafik di atas dapat dilihat terdapat 7 responden yang menjawab sangat setuju, dan terdapat 10 orang responden yang menjawab setuju bahwa games sakubun yang dilaksanakan pada kelas penelitian menarik. Responden merasa dengan diadakannya games pada pengajaran sakubun membuat suasana belajar sakubun tidak tegang, karena sakubun bisa dikatakan sebagai mata kuliah yang cukup sulit dan membutuhkan tingkat konsentrasi dan keseriusan yang cukup tinggi. Sedangkan 3 orang responden berpendapat kurang setuju bahwa games yang diadakan pada kelas penelitian menarik. Responden merasa untuk membuat sakubun memerlukan waktu dan persiapan sedangkan games yang diberikan mengharuskan mereka untuk dapat menyusun sakubun dengan cepat dan pada saat itu juga. 48

28 3.4.4 Analisis Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Tournament Jika game adalah kegiatan yang memiliki unsur kalah dan menang di dalamnya, turnamen adalah sebuah struktur dimana games berlangsung. Parsons dalam Slavin (2005:167) mengatakan bahwa para pelajar sejatinya menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu mereka hadapi setiap hari, tetapi TGT memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari teman mereka. Pada penelitian yang penulis lakukan, dilaksanakan turnamen kelas yang berisi permainan permainan sakubun yang dimainkan oleh responden. Hasil angket yang telah disebarkan kepada 20 orang responden kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Grafik Grafik Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Tournament 49

29 Pada pertanyaan angket nomor 8, penulis menanyakan pendapat responden mengenai hubungan kompetisi/turnamen sakubun yang diadakan pada kelas penelitian dengan semangat belajar responden. Dari 20 responden, 8 responden menjawab sangat setuju bahwa kompetisi/turnamen sakubun yang diadakan membuat responden bersemangat belajar. 11 responden lainnya menjawab setuju bahwa kompetisi/turnamen yang diadakan membuat responden bersemangat belajar. Responden merasa kompetisi yang diadakan dalam suasana yang positif membuat responden bersemangat berada di dalam kelas dan mengikuti pelajaran. Akan tetapi terdapat 1 responden yang kurang setuju bahwa kompetisi/turnamen yang diadakan membuat reponden bersemangat belajar. Responden merasa kompetisi/turnamen yang diadakan kurang menyenangkan karena hanya berisi permainan membuat sakubun saja Analisis Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Team Recognition Tahap Team Recognition merupakan tahap akhir dari pelaksanaan metode TGT. Tim yang berhasil mendapatkan skor tertinggi akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan lain. Deutsch dalam Slavin (2005) mengatakan bahwa yang sering kali terjadi pada kelas konvensional adalah ketika salah satu pelajar mendapatkan penghargaan di kelas, ia akan dikucilkan atau kehilangan status. Ini bertolak belakang dengan pembelajaran kooperatif dimana murid yang berusaha keras, selalu hadir di kelas, dan membantu temannya belajar akan dipuji dan didukung oleh teman satu timnya. Sehingga ketika salah satu tim mendapatkan penghargaan, tak hanya terjadi saling menghargai antar anggota kelompok, tetapi juga saling menghargai antara kelompok satu 50

30 dengan kelompok lainnya. Hal inilah yang mendasari pentingnya tahap Team Recognition dalam pembelajaran kooperatif metode Team Games Tournament. Dalam kelas penelitian yang dilakukan, penghargaan yang diberikan adalah berupa sertifikat bagi tim yang berhasil memenangkan turnamen, dan hadiah sederhana bagi kedua tim yang berhasil masuk ke tahap final dalam turnamen sakubun. Pada angket yang dibagikan kepada 20 orang responden kelas penelitian, penulis memberikan pertanyaan mengenai penghargaan atau hadiah yang diberikan kepada kelompok, untuk mengetahui pendapat responden mengenai tahap Team Recognition pada metode TGT yang dilakukan pada mata kuliah sakubun. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Grafik Grafik Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT Dihubungkan dengan Tahap Team Recognition 51

31 Dapat dilihat dari grafik atas, 17 responden menjawab sangat setuju bahwa penghargaan maupun hadiah yang diberikan kepada kelompok memicu responden dalam belajar. 3 responden lainnya menjawab setuju bahwa penghargaan maupun hadiah yang diberikan kepada kelompok memicu responden dalam belajar. Pada pertanyaan ini bisa dikatakan seluruh responden merasa setuju, hal ini dikarenakan responden merasa effort atau usahanya dihargai oleh pengajar. Selain itu responden merasa adanya penghargaan membuat responden merasa antusias untuk bekerja di dalam kelompok, dan membuat suasana kelas sakubun menjadi menyenangkan Analisis Hasil Angket Mengenai Minat Responden Terhadap Metode TGT Pada pertanyaan nomor 12 yang merupakan pertanyaan terakhir dalam angket yang disebarkan kepada responden kelas eksperimen, peneliti memberikan pertanyaan untuk mengetahui pendapat responden mengenai metode Team Games Tournament. Dari 20 orang responden kelas eksperimen hasil angket yang diterima adalah sebagai berikut: 52

32 3.4.6 Grafik Hasil Angket Mengenai Minat Responden Terhadap Metode TGT Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat 18 responden yang menjawab akan merekomendasikan pembelajaran Sakubun dengan metode TGT kepada orang lain karena responden merasa pengajaran sakubun menggunakan metode TGT dapat membuat sakubun yang dianggap sebagai mata pelajaran bahasa Jepang yang cukup rumit menjadi menyenangkan. Selain itu bagi responden yang kurang menyukai kegiatan mengarang, belajar sakubun dengan menggunakan metode TGT dapat mempermudah responden dalam berlatih membuat sakubun, karena dalam melakukan games responden juga dilatih untuk dapat membuat sakubun atau karangan secara singkat. Di sisi lain terdapat 2 responden yang menjawab tidak merekomendasikan pembelajaran Sakubun dengan metode TGT kepada orang lain. Responden memilih jawaban tersebut dengan alasan bahwa games dan turnamen rumit untuk dilakukan, terlebih pada pelajaran sakubun yang dirasa membutuhkan keseriusan dan konsentrasi yang tinggi. 53

33 Maka dari hasil angket responden dapat diketahui strategi pembelajaran kooperatif dengan metode Team Games Tournament yang telah responden praktekkan pada kelas eksperimen mata kuliah Sakubun to Happyou II adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Analisis Hubungan Hasil Angket Responden yang Diberikan Metode TGT dengan Konsep Pengajaran TGT Langkah langkah Pelaksanaan Sudah Dilakukan TGT Class Presentation Presentasi Kelas Team Pembentukan Kelompok Games Permainan Tournament Sistem Kompetisi/Turnamen Team Recognition Penghargaan Tim Sumber: Penelitian Mei Juni 2013 Tidak Dilakukan Dari tabel analisis di atas, dapat dilihat konsep pengajaran TGT yang diaplikasikan pada mata kuliah Sakubun to Happyou II telah memenuhi lima tahapan pelaksanaan TGT, yaitu Class Presentation, Team, Games, Tournament dan Team Recognition. Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament pada mata kuliah Sakubun to Happyou II ini terbilang sukses. 54

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini Bab 3 Analisis Data Pada bab 3 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013. Ada pun responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Pada subbab ini, penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Bab 4. Kesimpulan dan Saran. Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang

Bab 4. Kesimpulan dan Saran. Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang Bab 4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang menggunakan metode Team Games Tournament, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang memiliki daya tarik yang besar bagi orang asing untuk dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa yang mengambil jurusan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA KULIAH SAKUBUN TO HAPPYOU II MAHASISWA SEMESTER ENAM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

EFEKTIFITAS METODE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA KULIAH SAKUBUN TO HAPPYOU II MAHASISWA SEMESTER ENAM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EFEKTIFITAS METODE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA KULIAH SAKUBUN TO HAPPYOU II MAHASISWA SEMESTER ENAM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Luh Ayu Reni Nova Dewita Jurusan Sastra Jepang Binus University, Jl. Kemanggisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA

LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA Nama Observer : Wulandari NIM : 20130830046 Tempat Observasi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal Observasi : 15 Februari 2017 Kelas

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

SILABUS JITSUYO KAIWA II JP 403

SILABUS JITSUYO KAIWA II JP 403 No: SILABUS JITSUYO KAIWA II JP 403 Novia Hayati, S.Pd, M.Ed JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 DESKRIPSI MATA KULIAH JITSUYO KAIWA

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis Data

BAB 4. Analisis Data BAB 4 Analisis Data Pada bab 4 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Mei Juni 2014. Responden di dalam penelitian ini adalah 24 orang mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya bahasa, kita bisa bertukar pikiran, berbagi informasi, bisa mengetahui budaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 51 siswa kelas 3 SD Negeri Getasan yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 3a dan 3b. Kelas kontrol

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa asing adalah salah satu upaya untuk mempelajari bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, namun cukup menarik

Lebih terperinci

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan 4. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, yang telah di dapat oleh peneliti setelah melakukan observasi sebanyak tiga kali dan membagikan angket kepada 20 orang yang dibagikan angket

Lebih terperinci

No 02 Vol 03 Th 2015 Hal Hikari

No 02 Vol 03 Th 2015 Hal Hikari PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PAILKEM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ARISAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF HIRAGANA ( あーん ) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SURABAYA Betty Nisma Anugraheni Pendidikan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Hasil Belajar a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa sebelum

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Effendi (1985: 5) mengatakan bahwa, kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi pendahuluan yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02 yang menjadi kelas eksperimen dengan jumlah siswa 22 orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi pembelajaran dan pembahasannya. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 sebagai

Lebih terperinci

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XI.IA-3 SMA N 9 SEMARANG PADA PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA NUMBER CARD Oleh : Wiwik Indah Kusumaningrum,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN 1. Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono metode eksperimen adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIIA dan VIIB yang masing-masing kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas VIIB ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan BAB 5 RINGKASAN Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila banyak perhatian yang

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pada masa sekarang banyak model pembelajaran yang sering digunakan, salah satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat, seringkali terjadi keadaan saat masyarakat ingin mengungkapkan gagasan, pikiran maupun pendapat kepada orang lain dan terkadang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Sukiman (2012:65) mengatakan kegunaan praktis dari penggunaan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan 41 BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, ia pasti memiliki tujuan tertentu karena adanya kepentingan untuk berinteraksi sosial seperti misalnya meminta

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara, Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan elemen yang penting untuk berkomunikasi. Setiap negara mempunyai bahasa yang berbeda sehingga untuk berbicara dengan penduduk negara lain, seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

Lebih terperinci

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI OLEH: SATRIO PRIBADI NIM 105110209111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN Nelli Ma rifat Sanusi 1, Fitri Widyaningsih 2 1 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika kita banyak menemukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kontrastivitas Kata Majemuk Bahasa Jepang dan Bahasa Bali. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antarunsur dan makna kata majemuk bahasa Jepang dan bahasa Bali serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Mojotengah 1 dan SDN Mojotengah 2 Kabupaten Temanggung pada semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ). Bahasa memiliki

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. pengetahuan yang berkaitan, pengaplikasiannya dan lain-lain

Bab 3. Analisis Data. pengetahuan yang berkaitan, pengaplikasiannya dan lain-lain Bab 3 Analisis Data Untuk menganalisa suatu proses pembelajaran, diperlukan suatu konsep yang dapat mendukung suatu analisa. Penulis menggunakan strategi Kognitif dalam menganalisis proses pembelajaran

Lebih terperinci

Lampiran I. Skor Uji Kompetensi Jitsuyo Dokkai tahun ajaran

Lampiran I. Skor Uji Kompetensi Jitsuyo Dokkai tahun ajaran LAMPIRAN 76 Lampiran I. Skor Uji Kompetensi Jitsuyo Dokkai tahun ajaran 2016-2017 No Responden Nilai 1 R1 86.5 2 R2 79 3 R3 87 4 R4 79 5 R5 72.5 6 R6 77 7 R7 80.5 8 R8 77.5 9 R9 88.5 10 R10 62 11 R11 68

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe STAD. Adapun

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JEPANG (CHOUKAI)

EFEKTIFITAS METODE DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JEPANG (CHOUKAI) EFEKTIFITAS METODE DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JEPANG (CHOUKAI) Audrey Natasha Arifin Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9 Jakarta 11480, (021) 534-5830/(021) 530-0244,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa pengujian-pengujian dengan perhitungan statistika melalui teknik analisis data yang telah dijelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas 5 SDN Duren 01 dengan jumlah 27 siswa sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Belajar dan Media Pembelajaran Menurut Slameto dalam Djamarah (2011:13) belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Belajar aktif, ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif

METODOLOGI PENELITIAN. suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci