BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi pembelajaran dan pembahasannya. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 sebagai kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran CPS dan kelas eksperimen 2 sebagai kelas yang mendapatkan pembelajaran PBL. Proses penelitian dilakukan selama kurang lebih 3 minggu, dimulai pada tanggal 19 September 2011 dan berakhir pada tanggal 03 Oktober Sebelum dilaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu kedua kelas diberikan pretes untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah seluruh sub pokok bahasan selesai, kedua kelas diberi postes untuk melihat kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis diperoleh dari hasil pretes, postes, dan indeks gain siswa pada kelas eksperimen 1 (CPS) dan kelas eksperimen 2 (PBL), sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil angket siswa, observasi, dan jurnal harian. Data kuantitatif digunakan untuk melihat bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CPS dan 49

2 50 PBL. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows. 4.1 Analisis Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Deskripsi Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa kelas CPS dan kelas PBL sama atau berbeda. Data skor pretes diperoleh dari hasil tes awal sebelum model pembelajaran diterapkan. Setelah dilakukan pengolahan data hasil pretes, baik kelas CPS maupun kelas PBL, diperoleh skor terendah, skor tertinggi, jumlah skor (sum), skor ratarata (mean), deviasi standar, dan varians. Berikut ini disajikan hasil perhitungan statistik deskriptif data hasil pretes kelas CPS dan kelas PBL tersebut, disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation variance Pretes CPS Pretes PBL Valid N (listwise) 40 Skor Maksimal Ideal : 100 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas CPS dan kelas PBL masing-masing adalah 20,80 dan 12,98. Varians kelas CPS dan kelas PBL masing-masing adalah 59,45 dan 20,03. Deviasi standar kelas CPS dan PBL masing-masing adalah 7,71 dan 4,47.

3 51 Gambaran mengenai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis kedua kelas sebelum pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Gambar 4.1 Histogram Skor Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas CPS Gambar 4.2 Histogram Skor Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas PBL Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat grafik kurva lebih berat ke kanan, kurva halusnya yang di sebelah kiri lebih panjang daripada yang di sebelah kanan,

4 52 kemungkinan tidak normal, dan datanya lebih menyebar, hal ini dapat dilihat dari variansnya. Sedangkan berdasarkan Gambar 4.2 terlihat grafik kurva berada di tengah, kemungkinan normal, data lebih banyak berada di sekitar rata-ratanya hal ini dapat dilihat dari variansnya (sebaran datanya). Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata skor pretes yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sebelum diberi perlakuan adalah berbeda. Akan tetapi data perbandingan nilai rata-rata ini belum cukup untuk menggambarkan signifkasi perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematis antara kelas CPS dan kelas PBL. Maka dari itu, untuk mengetahui perbedaan rata-rata tes awal kemampuan pemecahan masalah matematis antara kedua kelompok sampel dilakukan analisis statistik uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum melaksanakan analisis statistik uji perbedaan rata-rata dua pihak, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians Uji Normalitas Data Pretes Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians, sedangkan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji statistika nonparametrik. Rumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data pretes sebagai berikut:

5 53 H 0 : Skor pretes sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : Skor pretes sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 ( =0,05), kriteria pengujiannya sebagai berikut: 1. Jika signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika signifikansi (Sig.) kurang dari 0,05, maka H 0 ditolak. Untuk sampel berukuran lebih dari 30, Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi α = 5%. Hasil dari analisis uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Pretes CPS Pretes PBL a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan data pada Tabel 4.2 tersebut diperoleh bahwa untuk uji Shapiro-Wilk data pretes siswa kelas CPS memiliki nilai signifikansi dan data pretes siswa kelas PBL memiliki nilai signifikansi Nilai signifikansi untuk kelas CPS kurang dari 0.05 sehingga H 0 ditolak, artinya skor pretes kelas CPS berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal, sedangkan nilai signifikansi untuk kelas PBL lebih dari 0.05 sehingga H 0 diterima, artinya skor pretes kelas PBL berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

6 54 Dalam hal ini tidak dilakukan uji homogenitas varians dan pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah uji perbedaaan dua rata-ratanya menggunakan uji statistika nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney Uji Mann-Whitney Skor Pretes Untuk menguji apakah kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas CPS dan kelas PBL sama atau tidak, digunakan uji statistik α nonparametrik dengan uji Mann-Whitney. Hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa antara kelas PBL dan kelas CPS. H 1 : Terdapat perbedaan kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa antara kelas PBL dan kelas CPS. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 =0,05), kriteria pengujiannya sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05 maka H 0 diterima. 2. Jika nilai signifikansi (Sig.) kurang dari 0,05 maka H 0 ditolak. Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil uji statistik α nonparametrik dengan uji Mann-Whitney (U) skor pretes kelas CPS dan kelas PBL.

7 55 Tabel 4.3 Uji Mann-Whitney (U) Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Ranks KELAS N Mean Rank Sum of Ranks NILAI CPS PBL Total 80 Test Statistics a NILAI Mann-Whitney U Wilcoxon W 1.155E3 Z Asymp. Sig. (2-tailed).000 a. Grouping Variable: KELAS Kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian tersebut sebagai berikut: 1. Terima H 0 jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0, Tolak H 0 jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Dilihat dari Tabel Mann-Whitney terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai tersebut kurang dari Berdasarkan kriteria pengujian di atas, H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas CPS dan kelas PBL adalah berbeda. Hasil lengkap dari uji statistik data pretes kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat di Lampiran E.1.

8 Analisis Data Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Deskripsi Data Indeks Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Secara Umum Untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas CPS dan kelas PBL setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CPS dan PBL dapat dilihat dari data gains. Sebelum dianalisis, data gains diubah dahulu kedalam bentuk indeks gains. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas CPS dan PBL dapat dilihat dari nilai rata-rata indeks gains pada kedua kelas tersebut. Data mengenai hasil indeks gains untuk kelas CPS dan kelas PBL tersaji pada Lampiran D.1 dan Lampiran D.2. Hasil analisis deskriptif data indeks gains kelas CPS dan kelas PBLdapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Indeks Gains Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CPS PBL Valid N (listwise) 40 Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata indeks gains yang diperoleh siswa kelas eksperimen sebesar 0,44 artinya kelas CPS mempunyai peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang tergolong sedang, dan rata-rata indeks gains siswa kelas PBL sebesar 0,43 artinya kelas PBL juga mempunyai

9 57 peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang tergolong sedang. Berdasarkan indeks gains, hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas CPS dan kelas PBL tergolong sedang. Namun, nilai rata-rata indeks gains kelas CPS lebih tinggi daripada nilai rata-rata indeks gain kelas PBL. Dengan demikian dapat disimpulkan kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas CPS lebih tinggi daripada siswa kelas PBL. Sama halnya dengan pengolahan data hasil tes awal, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data indeks gains pada masing-masing kelas CPS dan kelas PBL untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan. Gambaran mengenai data skor indeks gains kelas eksperimen 1 (kelas CPS) dan kelas eksperimen 2 (kelas PBL) dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Gambar 4.3 Histogram Skor Indeks Gains Kelas CPS

10 58 Gambar 4.4 Histogram Skor Indeks Gains Kelas PBL Berdasarkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 terlihat bahwa kedua kurva berada di tengah, data lebih banyak berada sekitar rata-ratanya, namun Gambar 4.4 kurva halusnya yang di sebelah kiri terlihat sedikit lebih panjang daripada yang disebelah kanan. Kemungkinan indeks gains untuk kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari variansnya (sebaran datanya) Uji Normalitas Data Indeks Gains Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas dalam penelitian ini sebagai berikut: H 0 : Skor indeks gains berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : Skor indeks gains berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

11 59 Untuk mengetahui uji normalitas skor indeks gains ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikasi α = 5%. Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Output dari analisis uji normalitas Shapiro-Wilk disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Indeks Gains Kelas CPS dan Kelas PBL Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. CPS PBL a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan data pada Tabel 4.5 tersebut diperoleh bahwa untuk uji Shapiro-Wilk data indeks gains siswa kelas CPS memiliki nilai signifikansi 0,251 dan data indeks gains siswa kelas PBL memiliki nilai signifikansi 0,003. Nilai signifikansi untuk kelas CPS, yaitu 0,251 lebih besar dari 0,05 sehingga H 0 diterima, artinya data indeks gains kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk kelas PBL, yaitu 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga H 0 ditolak, artinya data indeks gains kelas PBL berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu skor indeks gains berdistribusi tidak normal. Selanjutnya, karena salah

12 60 satu skor indeks gains berdistribusi tidak normal, maka langsung diuji kesamaan dua rata-ratanya menggunakan uji statistik α nonparametrik yaitu uji Mann- Whitney Uji Mann-Whitney Indeks Gain Kelas CPS dan Kelas PBL Dalam hal ini digunakan uji statistik α nonparametrik, yaitu uji Mann- Whitney untuk menguji apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas CPS lebih baik atau tidak lebih baik dari kelas PBL. Rumusan hipotesis yang digunakan pada pengujian perbedaan dua ratarata indeks gains sebagai berikut: H 0 : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CPS sama dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL. H 1 : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CPS tidak sama dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 ( =0,05), kriteria pengujiannya sebagai berikut: 1. Terima H 0 jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0, Tolak H 0 jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji statistik α nonparametrik dengan uji Mann-Whitney(U) untuk skor indeks gains kelas CPS dan kelas PBL.

13 61 Tabel 4.6 Uji Mann-Whitney (U) Data Indeks Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Test Statistics a Indeksgain Mann-Whitney U Wilcoxon W 1.603E3 Z Asymp. Sig. (2-tailed).870 a. Grouping Variable: kelas Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) = 0,870. artinya H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CPS sama dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL. Dengan demikian kedua model tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 4.3 Analisis Data Angket Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen non tes berupa angket. Angket pada penelitian ini diberikan kepada siswa di akhir pembelajaran setelah tes dilaksanakan. Tujuan diberikannya angket skala sikap ini terbagi kedalam dua aspek, yaitu mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran CPS atau PBL dan sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk kelas eksperimen 1 mendapat angket CPS dan untuk kelas eksperimen 2 mendapat angket PBL. Angket yang diberikan kepada dua

14 62 kelas eksperimen terdiri dari 20 nomor yang terdiri dari 10 nomor berupa pernyataan positif dan 10 nomor berupa pernyataan negatif. Angket diberikan kepada siswa kelas CPS dan PBL setelah postes yaitu setelah semua pembelajaran berlangsung. Jumlah angket yang akan dianalisis sebanyak 40 angket dan analisis data angket menggunakan skala Likert. Berikut merupakan penjabaran analisis angket sikap siswa terhadap model pembelajaran CPS atau PBL dan sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis Hasil Analisis Angket Siswa Kelas CPS dan PBL Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model CPS dan PBL adalah butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14. Pernyataan nomor 1, 3, 4, 7, 8, 10, dan 13 menunjukkan pernyataan positif, sedangkan pernyataan nomor 2, 5, 6, 9, 11, 12, dan 14 menunjukkan pernyataan negatif. Jumlah butir pernyataan positif maupun negatif adalah sama yaitu 7 nomor pernyataan. Sedangkan butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis adalah butir soal nomor Pernyataan nomor 15, 17, dan 19 menunjukkan pernyataan positif, sedangkan pernyataan nomor 16, 18, dan 20 menunjukan pernyataan negatif. Jumlah butir pernyataan positif maupun negatif adalah sama yaitu 3 nomor pernyataan. Untuk mendapatkan jawaban yang konsekuen dari responden maka jawaban ragu-ragu/netral tidak dimasukan kedalam angket. Untuk pernyataaan

15 63 positif, responden yang menjawab SS diberi skor 5, jika memilih S diberi skor 4, jika menjawab TS diberi skor 2, dan jika menjawab STS diberi skor 1. Sedangkan untuk negatif, responden yang menjawab SS diberi skor 1, jika memilih S diberi skor 2, jika menjawab TS diberi skor 4, dan jika menjawab STS diberi skor 5. Jawaban angket siswa mengenai sikapnya terhadap pembelajaran dengan model CPS disajikan dalam Tabel 4.7. Untuk angket siswa ini dibagi kedalam 3 indikator, yaitu menunjukkan minat terhadap pembelajaran dengan menggunakan model CPS, menunjukkan manfaat model pembelajaran CPS dalam pembelajaran matematika, dan menunjukkan minat terhadap soal-soal pemecahan masalah matematis yang diberikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran D.5.1. Tabel 4.7 Skor Angket Siswa dan Kategori Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Model CPS No. Sampel Skor Rata-rata Kategori Sikap 1 C1 4,35 Positif 2 C2 4,30 Positif 3 C3 4,10 Positif 4 C4 4,00 Positif 5 C5 3,90 Positif 6 C6 4,30 Positif 7 C7 3,90 Positif 8 C8 4,00 Positif 9 C9 4,85 Positif 10 C10 3,95 Positif 11 C11 4,15 Positif 12 C12 4,35 Positif 13 C13 3,95 Positif 14 C14 4,05 Positif 15 C15 3,80 Positif 16 C16 4,00 Positif 17 C17 4,15 Positif

16 64 Lanjutan No. Sampel Skor Rata-rata Kategori Sikap 18 C18 4,00 Positif 19 C19 4,55 Positif 20 C20 3,95 Positif 21 C21 4,00 Positif 22 C22 4,00 Positif 23 C23 4,05 Positif 24 C24 4,35 Positif 25 C25 4,05 Positif 26 C26 4,55 Positif 27 C27 4,00 Positif 28 C28 4,10 Positif 29 C29 3,95 Positif 30 C30 4,05 Positif 31 C31 4,15 Positif 32 C32 4,00 Positif 33 C33 4,15 Positif 34 C34 4,20 Positif 35 C35 4,05 Positif 36 C36 4,50 Positif 37 C37 4,00 Positif 38 C38 4,00 Positif 39 C39 4,25 Positif 40 C40 4,10 Positif Rata-rata 4,13 Positif Keseluruhan Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh rata-rata skor sikap siswa terhadap model pembelajaran CPS sebesar 4,13 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model CPS. Untuk melihat minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model CPS dapat dilihat pada Tabel 4.8.

17 65 Tabel 4.8 Minat Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model CPS No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 1 Saya senang dengan pembelajaran CPS 3,98 Positif 2 Pembelajaran CPS membuat saya jenuh 4,03 Positif di kelas Rata-rata Keseluruhan 4,01 Positif Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh rata-rata skor sikap siswa yang menunjukkan minat terhadap pembelajaran dengan menggunakan model CPS sebesar 4,01 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap indikator tersebut. Sedangkan untuk indikator yang menunjukkan manfaat model pembelajaran CPS dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Manfaat Model Pembelajaran CPS dalam Pembelajaran Matematika No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 1 Saya senang berdiskusi dengan temanteman dalam belajar 2 Pembelajaran CPS membuat saya tertarik dan tertantang mengerjakan soal matematika 3 Pembelajaran CPS membuat saya tidak percaya diri dan tidak kreatif untuk mengungkapkan ide 4 Pembelajaran CPS membuat saya tidak tertarik dan tidak tertantang untuk mengungkapkan ide 5 Dengan pembelajaran CPS saya merasa belajar matematika dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari 6 Pembelajaran CPS memacu saya untuk belajar lebih giat lagi 7 Saya lebih suka belajar mandiri daripada belajar berkelompok 8 Pembelajaran CPS membuat saya tertarik dan tertantang untuk mengungkapkan ide 4,28 Positif 4,20 Positif 4,08 Positif 4,15 Positif 4,13 Positif 4,23 Positif 4,15 Positif 4,08 Positif

18 66 Lanjutan No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 9 Mempelajari matematika tidak ada 4,28 Positif manfaatnya ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 10 Pembelajaran CPS membuat saya malas belajar 4,20 Positif 11 Pembelajaran CPS membuat saya 4,08 Positif percaya diri dan kreatif untuk mengungkapkan ide 12 Pembelajaran CPS membuat saya malas 4,15 Positif mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS Rata-rata Keseluruhan 4,17 Positif Berdasarkan Tabel 4.9, rata-rata skor sikap siswa terhadap manfaat model pembelajaran CPS dalam pembelajaran matematika sebesar 4,17 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap manfaat pembelajaran dengan model CPS. Untuk sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.10 Sikap Siswa terhadap Soal-soal Pemecahan Masalah Matematis Kelas CPS No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 1 Soal-soal yang diberikan membuat 4,10 Positif kemampuan pemecahan masalah matematis saya meningkat 2 Soal yang diberikan terlalu mudah 4,10 Positif untuk saya 3 Soal yang diberikan membuat saya 4,15 Positif berpikir untuk menemukan solusinya 4 Soal yang diberikan membosankan 4,10 Positif 5 Saya tertantang untuk menyelesaikan 4,10 Positif soal yang diberikan 6 Soal-soal yang diberikan membuat saya tidak bisa menjawab dengan spontan 3,50 Positif Rata-rata Keseluruhan 4,01 Positif

19 67 Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh rata-rata skor sikap siswa terhadap soalsoal kemampuan pemecahan masalah matematis kelas CPS sebesar 4,10 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap soal-soal yang diberikan. Jawaban angket siswa mengenai sikapnya terhadap pembelajaran dengan model PBL disajikan dalam Tabel Untuk angket siswa ini dibagi kedalam 3 indikator, yaitu menunjukkan minat terhadap pembelajaran dengan menggunakan model PBL, menunjukkan manfaat model pembelajaran PBL dalam pembelajaran matematika, dan menunjukkan minat terhadap soal-soal pemecahan masalah matematis yang diberikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran D.5.2. Tabel 4.11 Skor Angket Siswa dan Kategori Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Model PBL No. Sampel Skor Rata-rata Kategori Sikap 1 C1 4,10 Positif 2 C2 4,20 Positif 3 C3 4,25 Positif 4 C4 4,10 Positif 5 C5 4,25 Positif 6 C6 4,15 Positif 7 C7 4,05 Positif 8 C8 4,35 Positif 9 C9 4,15 Positif 10 C10 4,20 Positif 11 C11 4,00 Positif 12 C12 4,05 Positif 13 C13 4,05 Positif 14 C14 4,00 Positif 15 C15 4,10 Positif 16 C16 4,05 Positif 17 C17 4,10 Positif 18 C18 4,10 Positif 19 C19 4,00 Positif 20 C20 4,15 Positif

20 68 Lanjutan No. Sampel Skor Rata-rata Kategori Sikap 21 C21 4,00 Positif 22 C22 4,05 Positif 23 C23 4,20 Positif 24 C24 4,20 Positif 25 C25 4,15 Positif 26 C26 4,65 Positif 27 C27 4,05 Positif 28 C28 4,05 Positif 29 C29 4,00 Positif 30 C30 4,20 Positif 31 C31 4,35 Positif 32 C32 4,05 Positif 33 C33 4,00 Positif 34 C34 4,25 Positif 35 C35 4,05 Positif 36 C36 4,10 Positif 37 C37 4,25 Positif 38 C38 4,10 Positif 39 C39 4,05 Positif 40 C40 4,10 Positif Rata-rata 4,13 Positif Keseluruhan Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh rata-rata skor sikap siswa terhadap model pembelajaran PBL sebesar 4,13 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model PBL. Untuk melihat minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model PBL dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.12 Minat Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model PBL No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 1 Saya senang dengan pembelajaran PBL 3,98 Positif 2 Pembelajaran PBL membuat saya jenuh 4,28 Positif di kelas Rata-rata Keseluruhan 4,13 Positif

21 69 Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh rata-rata skor sikap siswa yang menunjukkan minat terhadap pembelajaran dengan menggunakan model PBL sebesar 4,13 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap indikator tersebut. Sedangkan untuk indikator yang menunjukkan manfaat model pembelajaran PBL dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel Tabel 4.13 Manfaat Model Pembelajaran PBL dalam Pembelajaran Matematika No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 1 Saya senang berdiskusi dengan temanteman 4,48 Positif dalam belajar 2 Pembelajaran PBL membuat saya tertarik 4,05 Positif dan tertantang mengerjakan soal matematika 3 Pembelajaran PBL membuat saya tidak 4,13 Positif percaya diri dan tidak kreatif untuk mengungkapkan ide 4 Pembelajaran PBL membuat saya tidak 4,08 Positif tertarik dan tidak tertantang untuk mengungkapkan ide 5 Dengan pembelajaran PBL saya merasa 4,05 Positif belajar matematika dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari 6 Pembelajaran PBL memacu saya untuk 4,13 Positif belajar lebih giat lagi 7 Saya lebih suka belajar mandiri daripada 4,05 Positif belajar berkelompok 8 Pembelajaran PBL membuat saya tertarik 4,03 Positif dan tertantang untuk mengungkapkan ide 9 Mempelajari matematika tidak ada 4,38 Positif manfaatnya ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 10 Pembelajaran PBL membuat saya malas 4,18 Positif belajar 11 Pembelajaran PBL membuat saya percaya 4,10 Positif diri dan kreatif untuk mengungkapkan ide 12 Pembelajaran PBL membuat saya malas 4,01 Positif mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS Rata-rata Keseluruhan 4,14 Positif

22 70 Berdasarkan Tabel 4.13, rata-rata skor sikap siswa terhadap manfaat model pembelajaran PBL dalam pembelajaran matematika sebesar 4,14 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap manfaat pembelajaran dengan model PBL. Untuk sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.14 Sikap Siswa terhadap Soal-soal Pemecahan Masalah Matematis Kelas PBL No. Pernyataan Skor Rata-rata Kategori sikap 1 Soal-soal yang diberikan membuat 4,08 Positif kemampuan pemecahan masalah matematis saya meningkat 2 Soal yang diberikan terlalu mudah 4,18 Positif untuk saya 3 Soal yang diberikan membuat saya 4,13 Positif berpikir untuk menemukan solusinya 4 Soal yang diberikan membosankan 4,13 Positif 5 Saya tertantang untuk menyelesaikan 4,13 Positif soal yang diberikan 6 Soal-soal yang diberikan membuat saya tidak bisa menjawab dengan spontan 3,93 Positif Rata-rata Keseluruhan 4,01 Positif Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh rata-rata skor sikap siswa terhadap soalsoal kemampuan pemecahan masalah matematis kelas PBL sebesar 4,10 > 3 yang artinya bahwa siswa bersikap positif terhadap soal-soal yang diberikan. 4.4 Analisis Data Observasi Lembar observasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu lembar observasi terhadap aktivitas guru dan lembar observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran. Pada saat penelitian, penulis dibantu oleh observer yaitu satu orang guru

23 71 matematika SMA Negeri 1 Margahayu yang mengajar di kelas yang menjadi kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan. Observasi ini bertujuan untuk memberikan data kualitatif mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model CPS dan PBL setelah pembelajaran. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran matematika dengan penerapan model CPS dan PBL. Berikut ini diuraikan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran, baik terhadap aktivitas guru maupun siswa. a. Hasil observasi terhadap aktivitas guru Hasil observasi dicatat dalam lembar observasi dan difokuskan pada hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model CPS dan PBL. Pada umumnya, tahapan-tahapan pada pembelajaran matematika pada ketiga pertemuan dengan model CPS dan PBL dapat terlaksana. Untuk lebih lengkapnya terdapat pada Lampiran F.6. b. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa Hasil observasi dicatat dalam lembar observasi dan difokuskan pada hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model CPS dan PBL. Pada umumnya, tahapan-tahapan pada pembelajaran matematika dengan model CPS dan PBL dapat terlaksana diterapkan pada siswa kelas eksperimeni

24 72 dan eksperimen2. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi dari observer. Untuk lebih lengkapnya terdapat pada Lampiran F Analisis Data Jurnal Harian Jurnal harian siswa merupakan media bagi siswa untuk mengemukakan kesan mereka terhadap pembelajaran matematika. Jurnal diisi setiap akhir dari suatu pelajaran. Hasil dari jurnal untuk tiap pembelajaran sangat penting sebagai masukan dari siswa untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Pertanyaan pada jurnal ada dua, yang pertama mengenai hal penting apa yang sudah didapatkan dari pembelajaran hari ini dan yang kedua adalah mengenai saran untuk pembelajaran berikutnya. Masing-masing siswa mempunyai pendapat tersendiri mengenai model CPS dan PBL. Pendapat siswa diinterpretasikan menjadi tiga kategori yaitu respons positif, negatif dan netral atau tidak berkomentar. Berikut hasil rekapitulasi jurnal harian siswa pada setiap pertemuan yang disajikan dalam tabel Kategori Komentar Tabel 4.15 Data Hasil Jurnal Harian Siswa Kelas CPS dan PBL Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2 Pertemuan Ke-3 CPS PBL CPS PBL CPS PBL Positif 27 (68%) 25 (63%) 32 (80%) 31 (78%) 35 (88%) 34 (86%)

25 73 Lanjutan Kategori Komentar Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2 Pertemuan Ke-3 CPS PBL CPS PBL CPS PBL Negatif 13 (32%) 15 (37%) 8 (20%) 9 (22%) 5 (12%) 6 (14%) Tidak berkomentar 0% 0% 0% 0% 0% 0% Berdasarkan data hasil jurnal harian siswa di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa memberikan komentar yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan model CPS dan PBL pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama, sebanyak 68 % dan 63 % siswa menyatakan respons yang positif namun tidak sedikit juga siswa yang menyatakan respons negatif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model CPS dan PBL, yaitu sebanyak 32 % dan 37 %. Kemudian pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan respons siswa yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan model CPS dan PBL. Jumlah siswa yang memberikan komentar positif bertambah menjadi 80 % dan 78 % sedangkan sebanyak 20 % dan 22 % siswa memberikan komentar yang negatif. Pada pertemuan ketiga, sebagian besar siswa memberikan komentar yang positif yaitu 88 % dan 86 % siswa menyatakan sikap positifnya terhadap pembelajaran matematika dengan model CPS dan PBL dan hanya 12 % dan 14 % siswa memberikan komentar negatif. Namun secara keseluruhan dari tiap pertemuan, siswa memberikan respons yang baik terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model CPS dan PBL yang sudah dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari kategori komentar

26 74 positif yang persentasenya lebih dari 65%. Fakta ini mengindikasikan bahwa siswa menerima dengan baik pembelajaran matematika dengan model CPS dan PBL. Berdasarkan analisis data hasil jurnal harian siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir terdapat pro dan kontra dalam berpendapat, ada menyatakan pendapat positif dan ada pula menyatakan pendapat negatif terhadap pembelajaran CPS dan PBL yang telah dilakukan. Adapun contoh beberapa pendapat siswa yang berpendapat positif maupun negatif menuliskannya pada jurnal harian yang dapat dilihat pada lampiran 4.6 Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan, data skor pretes kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal (test of normality Saphiro-Wilk). Selanjutnya, dengan menggunakan uji Mann- Whitney dengan taraf signifikansi α = 5%, diperoleh bahwa kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2 berbeda. Selanjutnya pembelajaran matematika pada kelompok eksperimen1 dilakukan dengan model CPS sedangkan pada kelompok eksperimen2 dilakukan dengan model PBL. Dilaksanakan pembelajaran sebanyak tiga kali pertemuan pada masing-masing kelompok, kemudian dilakukan postes. Karena data skor rata-rata indeks gains kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 berdistribusi tidak normal, maka uji perbedaan dua ratarata menggunakan uji Mann-Whitney dengan taraf signifikansi α = 5%, diperoleh

27 75 bahwa Ho diterima. Sehingga disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan model CPS sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model PBL. Dengan demikian, dapat dikatakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CPS ataupun PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi agar hasilnya lebih maksimal. Selanjutnya, berdasarkan hasil angket, observasi dan jurnal harian diperoleh bahwa sebagian besar siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan model CPS dan PBL. Berdasarkan hasil temuan bahwa pembelajaran matematika dengan model CPS dan PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Aisyah dan Zahria yang relevan diperoleh bahwa pembelajaran matematika dengan dengan menggunakan CPS dan PBL, kedua model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa di antaranya kreativitas, penalaran logis, dan kemampuan yang lain. Oleh karena itu, model CPS ataupun PBL layak untuk dicoba dan dijadikan sebagai alternatif pembelajaran matematika di sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil angket siswa dan lembar observasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan, terdapat dua jenis data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa pengujian-pengujian dengan perhitungan statistika melalui teknik analisis data yang telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh 59 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh berasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI). 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Disain penelitian Melalui uraian yang dikemukakan dalam latar belakang dan rumusan masalah, penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Arifin (2011: 68), metode eksperimen merupakan cara praktis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen, sebab dalam penelitian ini peneliti tidak memilih siswa secara acak untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 87 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DATA HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan pengolahan data skor pretes dan postes kemampuan pemahaman matematika dan disposisi matematika pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan data hasil skala sikap siswa. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kedua kelas tersebut mendapat perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran aktif (active learning)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (experimental research). Menurut Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai dengan 1 Agustus 2017 di kelas sampel yaitu XI IPA.3 SMA N 4 Kota Solok tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut diperoleh dari hasil pretes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut diperoleh dari hasil pretes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data kemampuan koneksi matematis siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dipaparkan mengenai temuan penelitian dan pembahasannya. Temuan yang didapat dari penelitian ini berupa analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs Dede Siti Nurjanah Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Subang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005, hlm. 35), penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang beralamat jl kartini Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas X

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dengan

Lebih terperinci

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Uji statistik N-Gain Idikator berpikir kritis a. Mengidentifikasi/memformulasikan jawaban yang mungkin 1. Hasil Uji normalitas Tabel uji normalitas pada Indikator Mengidentifikasi/memformulasikan jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah eksperimen yang menggunakan perlakuan (treatments), pengukuranpengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA Ari Septian Universitas Suryakancana ariseptian@unsur.ac.id

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan generalisasi matematis siswa setelah menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pembelajaran matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2005:35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengotrolan penuh terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Russeffendi (2005, hlm. 35) menyatakan bahwa, Penelitian eksperimen atau percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Ruseffendi (Mahuda, 2012) Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Maka dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran pelaksanaan pembelajaraan dengan umpan balik dan tanpa umpan balik serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaaan metode eksperimen ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain kuasieksperimen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah penyelidikan yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, subjek tidak dikelompokkan secara acak, melainkan peneliti menerima keadaan subjek apa adanya, sehingga penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2004, hlm. 1), metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Karena pada penelitian ini dilakukan implementasi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif, kemudian ingin dilihat dampaknya terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Baleendah Kabubaten Bandung yang terdiri atas 10 kelas dengan banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Bab IV pada laporan penelitian ini berisi mengenai hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh, nantinya diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kelas VIIIA sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan bahan ajar matematika berkarakter yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan disposisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok dipilih secara acak, walaupun hanya menurut kelas. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh model Mind Mapping terhadap peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan variabel bebas yaitu perlakuan yang diberikan kepada siswa dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang terletak di jalan Kartini No 2 Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan diuraikan mengenai subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, metode dan desain penelitian, juga instrumen penelitian baik tes maupun non tes.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan dari tanggal 14 Maret 2014 sampai 22 Maret 2014. Kegiatan hal teknis seperti permohonan izin

Lebih terperinci

0 X

0 X BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Russefendi (2010: 35), seperti halnya metode eksperimen, metode kuasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan sampel sebanyak 140 orang. Data penelitian diambil menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2005, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, dengan responden sebanyak 76 siswa dengan rincian sebaran pada tabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal a. Deskripsi hasil belajar Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dari nilai tes kemampuan awal. Nilai tes kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, variabel penelitian, subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, juga instrumen penelitian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Pengukuran Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Peserta Senam Lansia Di Banjar Tuka Desa Dalung MASTER TABEL Darah Lansia Di Banjar Tuka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pembelajaran melalui

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian Sumber.

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian Sumber. BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini disampaikan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi hasil penelitian dan analisis data yang terdiri atas peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Hasil Belajar a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUN SUBYEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD N 3 Tuntang yang beralamat di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Subyek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci