BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Belajar dan Media Pembelajaran Menurut Slameto dalam Djamarah (2011:13) belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Irham dan Wiyani (2013:161) mendefinisikan belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang menghasillkan bentuk perubahan tingkah laku yang menetap yang disebabkan adanya interaksi antara individu dengan lingkungan belajarnya. Sedangkan menurut Djamarah (2011:13) belajar merupakan serangkaian usaha dalam rangkan memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Dari pendapat para ahli diatas, dapat diketahui bahwa belajar merupakan sebuah usaha untuk memperoleh pengetahuan yang berguna untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (2011:22) mengklasifikasikan hasil belajar terdiri dari 3 ranah yaitu: a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan, jawaban atua reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik yaitu gerakan, refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif interpretatif.

2 5 Seseorang yang di akhir aktivitasnya ia berubah, maka tandanya ia telah belajar. Slameto (2010:54) mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: a. Faktor Intern merupakan faktor yang ada pada individu yang sedang belajar meliputi: (1). Faktor jasmaniah (2). Faktor psikologis (3). Faktor kelelahan d. Faktor Ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu, yang termasuk didalamnya: (1). Faktor keluarga (cara orangtua mendidik, suasana rumah, latar belakang kebudayaan) (2). Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin, standar pelajaran, tugas rumah) (3). Faktor masyarakat (kegiatan dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, kehidupan masyarakat) Perubahan yang terjadi sebagai hasil dari belajar tentu saja menuju kearah yang lebih baik, bukan menjadi lebih buruk. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan, pikiran dan perasaan bukan karena hal yang bersifat sementara misalnya mabuk-mabukan, perubahan karena narkoba dan sebagainya karena perubahan perilaku pada kondisi mabuk ataupun narkoba tidak bisa dikatakan perubahan karena belajar. Dengan demikian dapat juga disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut kejiwaan seseorang. Belajar jika dilihat dari segi pendidikan formal tak lepas dari peran sekolah. Dan jika seseorang belajar di sekolah, peran guru disini sangat vital. Guru menjadi sosok panutan dan figur teladan bagi siswa. Maka dari itu sudah sepatutnya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Suasana belajar yang menyenangkan

3 6 akan menimbulkan gairah tersendiri bagi siswa untuk belajar lebih banyak. Dan untuk menciptakan suasana yang menarik bagi siswa, tak lepas dari bagaimana guru menggunakan media dalam pembelajaran di sekolah. Hamalik dalam Sadiman (2009:55) mengungkapkan bahwa pemakaian media dapat membangkitkan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Pemilihan media yang tepat akan memberikan pengaruh tersendiri bagi atmosfer kelas, baik itu dari hasil belajar siswa maupun suasana dalam belajar. Maka dari itu perlu diperhatikan kriteria-kriteria pemilihan media yang tepat untuk siswa. Arsyad (2009 :75-76) menyampaikan bahwa kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. 1. Sesuai Dengan Tujuan Media dipilih berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penerapan tujuan pembelajaran ini dapat berupa tugas, tes maupun kegiatan lain yang bisa siswa lakukan. 2. Tepat Untuk Mendukung Isi Pelajaran Agar penggunaan media pembelajaran efektif maka media harus sesuai dengan isi pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan sangat membantu siswa selama proses belajar 3. Praktis, Luwes dan Bertahan Kriteria ini menuntun guru untuk menggunakan apa yang ada karena media yang mahal, rumit belum tentu bagus atau bermanfaat bagi siswa. Memanfaatkan sumber daya yang ada jauh lebih baik daripada guru harus jauh-jauh mencari media atau dengan susah payah membuat media. 4. Guru Terampil Menggunakannya Apapun medianya, secanggih apapun media itu jika guru tidak bisa menggunakannya akan percuma. Sebaik-baiknya media adalah jika guru mampu menggunakannya dengan baik untuk mendukung isi pembelajaran 5. Pengelompokan Sasaran

4 7 Penggunaan media harus pas dengan sasaran yaitu mengenai besar kecilnya atau banyak tidaknya sasaran. Media untuk pembelajaran banyak anak tentu tidak pas jika digunakan dalam pembelajaran sedikit anak 6. Mutu Teknis Pemggunaan media harus jelas dan tidak ada unsure-unur lain yang mengganggu seperti penggunaan slide harus sederhana dan tidak ada animasi-animasi atau gambar yang mengganggu sehingga dapat mengalihkan konsentrasi siswa Kosakata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kosakata adalah perbendaharaan kata. Kosakata merupakan bagian dari bahasa yang berupa himpunan kata-kata. Kosakata merupakan bagian penting dari bahasa. Kosakata itu adalah dasar dari bahasa. Tanpa kosakata tidak mungkin untuk belajar bahasa. Chaer (2010:249) mengartikan perbendaharaan kata yaitu semua kata dalam suatu bahasa yang merupakan kekayaan atau khazanah dari bahasa itu. Kemampuan berbahasa seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut berkomunikasi menggunakan bahasa itu. Contohnya adalah kemampuan bahasa Indonesia seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berkomunikasi dan saling mengerti satu sama lain. Dalam hal ini tak lepas dari bagaimana seseorang menguasai kosakata karena apa saja yang diucapkan dalam sebuah bahasa adalah kosakata Bahasa Inggris Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi dan sebagai bahasa internasional pertama yang digunakan untuk berinteraksi antar negara di seluruh dunia Bahasa Inggris adalah bahasa resmi dari berbagai negara dan dipahami serta digunakan secara luas. Bahasa Inggris digunakan oleh banyak negara dibanding dengan bahasa lain, bahasa ini juga lebih banyak dipergunakan orang. Fungsi dari bahasa Inggris adalah bahasa utama yang sering digunakan dalam komunikasi antar negara. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris tentu

5 8 sangatlah penting dalam rangka menjawab tantangan global. Dalam dunia internasional, untuk dapat berkomunikasi wajib hukumnya menguasai bahasa Inggris Kosakata Bahasa Inggris Dari uraian mengenai kosakata diatas, dapat diketahui bahwa kosakata bahasa Inggris adalah bagian dari bahasa Inggris yang berupa perbendaharaan kata. Seseorang bisa berbahasa Inggris dengan lebih baik jika ia menguasai banyak perbendaharaan kata. Semakin banyak kosakata seseorang dalam bahasa Inggris, maka akan semakin baik pula kemampuannya dalam berbicara serta menyampaikan sesuatu dalam bahasa Inggris. Sebaliknya jika kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris seseorang sangat sedikit maka kemampuan bahasa Inggrisnya bisa dikatakan belum baik Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Pembelajaran bahasa Inggris di SD khususnya tentang kosakata (vocabulary) dapat difokuskan untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuan tentang kata dalam rangka penggunaan kata secara baik dan efektif (Cameron,2009:75). Cameron (2009:84) menyampaikan ada 5 tahapan penting yang mendasari pembelajaran vocabulary yaitu: e. Memiliki sumber kata-kata baru. f. Gunakan gambar yang jelas. g. Pelajari arti kata. h. Bentuk ikatan ingatan yang kuat antara betk dan arti kata tersebut. i. Menggunakan kata-kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Nation (dalam Cameron,2009:85) ada beberapa tehnik dasar yang dapat digunakan guru untuk mengajarkan kosakata baru. Keseluruhan yang ada pada daftar ini dapat digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar antara lain: a. Menggunakan benda atau objek. b. Menggunakan potongan dari sebuah bentuk. c. Menggunakan gerakan anggota tubuh. d. Menampilkan sebuah tindakan.

6 9 e. Foto. f. Menggambar di papan tulis. g. Gambar dari buku. h. Menganalisis definisi dari suatu kara dari guru. i. Meletakkan kata tersebut dalam konteks kalimat. j. Menerjemahkan ke bahasa lain Metode Ceramah dan Diskusi Sabri (2007:50) mengungkapkan bahwa metode ceramah adalah sebuah metode dimana guru menjelaskan materi tertentu secara lisan kepada murid-muridnya. Metode ceramah adalah menyampaikan sesuatu secara lisan atas materi pembelajaran kepada sekelompok pendengar dengan tujuan tertentu. Sedangkan diskusi adalah sebuah kegiatan kelompok untuk memecahkan masalah guna mendapat pemecahan bersama dan pengertian bersama (Sabri,2007:51). Dalam diskusi diharapkan setiap peserta diskusi menyampaikan pendapatnya sehingga semua peserta mendapat kesimpulan yang sama mengenai hasil diskusi Kelebihan metode ceramah dan diskusi adalah metode ini dapat menyesuaikan keadaan. Maksudnya adalah jika waktu yang tersedia sedikit maka yang disampaikan bisa hanya poin-poin pentingnya saja. Namun jika ada banyak waktu, maka bahan yang disampaikan dapat lebih detil dan terperinci. Dalam metode ini, peran guru adalah sebagai narasumber sementara siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru. Selain itu, kelebihan metode ceramah dan diskusi adalah mengajarkan siswa untuk berani menyampaikan pendapat dan juga menghargai pendapat orang lain Permainan Bingo Bingo merupakan permainan dimana angka-angka ditarik secara acak oleh pemanggil dan pemain menyusun angka-angka tersebut sesuai pola yang ditentukan yaitu vertical, diagonal atau horizontal. Pola tersebut terbentuk tergantung bagaimana cara pemain memainkannya.

7 10 Permainan ini membutuhkan ketelitian dan konsentrasi dari para pemainnya karena jika mereka melewatkan angka untuk ditandai maka pemain tidak akan memenangkan permainan tersebut. Permainan ini sudah cukup dikenal banyak orang. Tak jarang pula anak-anak suka memainkannya. Dalam permainan ini satu orang bertugas sebagai pemanggil dan beberapa orang lainnya sebagai pemain. Pemanggil tugasnya adalah untuk menunjukkan kartu atau gambar atau angka kepada pemain dan pemain berebut secepat mungkin untuk mendapatkan kartu demi membentuk pola pada kuponnya yaitu vertikal, horizontal maupun diagonal. Terdapat berbagai macam versi cara bermain bingo yaitu Australian bingo atau British bingo dan American bingo. Dalam permainan british bingo, tujuan permainannya adalah dengan menutupi 1,2 atau 3 garis pada kupon yang terdiri atas 3 garis dan 9 kotak. Namun disini yang akan dimainkan dalam pembelajaran adalah American bingo. Tujuan permainan ini adalah untuk mengisi 5 kotak dengan kartu baik diagonal, vertikal maupun horizontal dimana kotak-kotak yang disusun pada pemain harus sesuai dengan kotak pada kupon seperti yang ada pada gambar dibawah ini. Gambar 2.1 Bingo Cara Bermain Bingo Tujuan permainan bingo adalah untuk menutupi kotak dalam kupon pemain (terlampir) secara vertikal, horizontal atau diagonal. Kotak tersebut harus sesuai dengan

8 11 apa yang pemanggil tunjukkan. Disini para pemain berebut untuk mendapat kartu yang sesuai dengan ada di kupon masing-masing. Berikut adalah langkah-langkah bermain bingo. 1. Persiapan Tunjuk seorang pemanggil. Disini pemanggil bertugas menunjukkan kartu atau nomor kepada pemain yang akan diperebutkan pada permainan. Pemanggil juga berperan sebagai pengadil/ wasit dalam permainan ini. Para pemain mendapat 1 kupon masing-masing yaitu selembar kertas yang terdiri dari 25 kotak (5 baris dan 5 kolom) dimana didalamnya terdapat angka atau gambar yang sesuai dengan apa yang ada pada masing-masing kartu yang dimiliki pemanggil. 2. Bermain Bingo Pemanggil menunjukkan kartu atau nomor kepada pemain Para pemain memperebutkan kartu tersebut dengan cara tunjuk jari jika ada yang sesuai dengan kuponnya. Siapa cepat dia dapat. Aturan mainnya adalah pemain tidak boleh menyebutkan jawaban yang ia punya sebelum ditunjuk oleh pemanggil. 3. Bingo. Jika kartu yang didapatkan pemain sudah berbentuk pola diagonal, vertikal atau horizontal dengan 5 kartu pada kuponnya, maka pemain berteriak Bingo. Itu berarti ia telah memenangkan permainan tersebut. Jika sudah ada pemenang, maka permainan diulang kembali dari awal Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-Game-Tournament (TGT) Ada banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang penting untuk diterapkan. Seperti yang diungkan oleh Slavin (2005:4-5) salah satunya adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan juga akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas

9 12 yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka. Johnson dan Johnson (dalam Marzano, 2005:85) mengungkapkan bahwa terdapat lima elemen dalam pembelajaran kooperatif: i. Saling ketergantungan yang positif. ii. Interaksi tatap muka (saling membantu satu sama lain, tepuk tangan untuk kesuksesan dan usaha dalam kelompok) iii. Tanggungjawab individu dan kelompok (setiap anggota kelompok harus berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama) iv. Interpersonal dan kemampuan berkelompok (komunikasi, kepercayaan, kepemimpinan, membuat keputusan dan penyelesaian masalah) v. Proses berkelompok (mencakup bagaimana kelompok berfungsi dan bagaimana kelompok menjadi lebih baik) Model Pembelajaran TGT merupakan pembelajaran koperatif dimana dalam aktivitas pembelajaran ini melibatkan semua siswa. Aktivitas belajar siswa ditunjang dengan sebuah perlombaan permainan akademik memungkinkan siswa untuk belajar lebih rileks. Selain itu permainan akademik mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan termotivasi karena pada akhir pembelajaran terdapat penghargaan dari guru dalam bentuk sertifikat atau penghargaan lainnya. Menurut Slavin (2005: ) pembelajaran kooperatif tipe Team-Game Tournament (TGT) terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap presentasi di kelas, tim, permainan, turnamen,dan rekognisi tim. 1. Presentasi kelas Materi dalam TGT pertama-tama dikenalkan dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Tujuan presentasi kelas adalah untuk

10 13 memperkenalkan materi pelajaran kepada siswa yang nantinya digunakan dalam turnamen. 2. Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa heterogen dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dalam tim ini adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bias mengikuti turnamen dengan baik. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalah pahaman apabila tiap anggota tim ada yang membuat kesalahan. 3. Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim. Setiap siswa memiliki tanggungjawab secara individu yaitu dengan menunjukkan bahwa dirinya telah mampu menguasai materi yang digunakan dalam game sedangkan tanggungjawab secara kelompok adalah setiap anggota kelompok turut serta menentukan perolehan skor untuk kelompok. 4. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. 5. Rekognisi Tim Tim terbaik akan mendapat penghargaan apabila skor mereka memenuhi kriteria tertentu. Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung skor kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh,

11 Permainan Bingo dengan model Team-Game-Tournament dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Permainan Bingo merupakan permainan yang mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Hanya saja dalam bermain, pemain diharapkan untuk teliti dan konsentrasi agar bisa memenangkan permainan. Permainan Bingo dapat diterapkan sebagai salahsatu alternatif dalam pembelajaran di sekolah dasar pada mata pelajaran bahasa Inggris guna meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Prinsipnya sederhana yaitu dengan bermain bingo seperti biasanya namun ada sedikit modifikasi pada konten dalam permainan bingo. Jika dalam permainan bingo yang terdapat pada kupon adalah angka-angka atau gambar maka dalam pembelajaran bahasa Inggris, bisa diganti dengan gambar dan kosakata gambar tersebut. Dengan ini siswa bisa bermain sekaligus belajar kosakata bahasa Inggris. Selain itu siswa juga bisa lebih fokus dalam belajar karena dalam permainan ini menuntut adanya konsentrasi tinggi dan kecepatan. Berikut adalah langkah-langkah permainai bingo dalam pembelajaran bahasa Inggris. Model Team game tournament dengan media permainan bingo adalah sebuah kombinasi antara pembelajaran yang berpegang pada sintaks TGT namun pada akhir pembelajaran permainan atau perlombaan pada sintaks touanament diganti dengan permainan bingo. Tahapan Tabel 2.1 Sintaks TGT Dengan Media Permainan Bingo Kegiatan Presentasi di kelas Tim Guru memperkenalkan bahan ajar kepada siswa yaitu materi bahasa Inggris yang pada pertemuan selanjutnya akan digunakan dalam kerja tim dan turnamen.. Guru membagi siswa kedalam

12 15 beberapa kelompok dengan heterogenitas yang sama yaitu jenis kelamin, ras, kemampuan kognitif dll. Mereka belajar bersama dalam tim mereka, diskusi dalam mengerjakan tugas dari guru dan saling melengkapi antar sesama anggota kelompok. Game Turnamen Dalam hal ini, game berupa permainan bingo yang difasilitasi oleh guru. Siswa bermain bersama dengan kelompok heterogen. Guru menjelaskan bagaimana permainan Bingo dilakukan beserta aturan yang harus ditaati semua peserta Guru memfasilitasi jalannya permainan dan guru juga bertindak sebagai pengadil / wasit. Rekognisi Tim Guru menghitung hasil perolehan poin siswa dan kemudian memberikan penghargaan dalam bentuk hadiah kepada tim pemenang.

13 16 Sebelum mulai permainan, siswa terlebih dahulu diminta untuk memahami apa saja konten yang ada pada permainan bingo. Baru setelah itu permainan bisa dimulai. Untuk dapat mengkondisikan kelas saat bermain bingo, guru membuat aturan bahwa siapa yang cepat ia yang dapat. Disini siswa tidak diperkenankan untuk menyebut jawabannya sebelum guru yang sekaligus menjadi wasit menentukan siapa yang berhak menjawab. Tugas siswa disini adalah berkonsentrasi dalam permainan untuk memikirkan jawabannya secepat mungkin dan jika sudah memiliki jawaban yang tepat maka secepat mungkin juga ia tunjuk jari. Jika terdapat siswa yang melanggar aturan maka pemanggilan kartu yang dipegang guru dibatalkan dan diulangi lagi dengan lain kartu. Dan jika ternyata kartu yang didapat siswa sudah tidak ada lagi celah untuk kartu yang sama pada kupon, maka kartu dibatalkan dan dilanjutkan dengan pemanggilan kartu lainnya. Dalam permainan ini, guru sebagai pemanggil menyebutkan sebuah kata sesuai yang dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya namun guru menyebutkan dengan bahasa Indonesia. Tugas siswa disini adalah secepat mungkin tunjuk jari dan menyebutkan kata itu kedalam bahasa inggris. Jika jawaban tepat maka kelompok mendapat kartu dan jika jawaban salah maka tidak mendapat kartu Kelebihan Model Pembelajaran Team Game Tournament 1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai antar anggota kelompok 2. Belajar sambil bermain akan membuat siswa merasa lebih semangat 3. Peserta didik ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran 4. Penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok terbaik akan memicu siswa untuk menjadi yang terbaik. 5. Memberikan pengalaman langsung dalam belajar. 6. Mengembangkan ketrampilan social anak. 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

14 17 Penelitian Hengki Yudha Barnaba (2013) yang berjudul Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris melalui Media Anagram dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sagan Yogyakarta menyimpulkan bahwa penerapan media anagram dalam pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar kosakata bahasa inggris siswa kelas IV SD Negeri Sagan Yogyakarta. Penelitian Kd. Yulita Pratiwi, I Dw. Pt. Raka Rasana dan Kt. Pudjawan (2013) yang berjudul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD GUGUS IV KECAMATAN TABANAN menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar ko Bahasa Inggris antara siswa diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dan siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas Kerangka Berpikir Upaya untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris secara efektif diantaranya dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan usia siswa Sekolah Dasar. Djamarah (2011 : 125 ) menyampaikan bahwa salahsatu sifat khas anak-anak pada masa kelas rendah sekolah dasar adalah adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional. Penggunaan media permainan Bingo penting untuk diterapkan karena anak akan cenderung mematuhi peraturan pada permainan. Dengan kata lain, permainan akan tetap berjalan sesuai aturan dan guru menyisipkan materi pembelajaran dalam permainan itu. Selain itu penggunaan media permainan Bingo juga dapat membantu siswa untuk bisa belajar dengan senang dan riang dan tentunya dapat menangkap materi pembelajaran yang dimasukkan dalam media permainan Bingo tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat bagaimana pengaruh penggunaan media permainan bingo pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol dengan pembelajaran yang guru lakukan seperti biasa. Hasil belajar kedua kelompok ini akan dilihat perbedaan rata-rata apakah penggunaan media permainan bingo dapat berpengaruh signifikan.

15 18 Kelas Kontrol Pre Test Pembelajaran menggunakan metode konvensional Post test Hasil test harus tidak ada perbedaan yang signifikan Apakah ada pengaruh penggunaan media bingo dalam pelajaran bahasa inggris? Kelas Eksperimen Pre Test Pembelajaran menggunakan media permainan bingo Post test Bagan 2.1 Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut: Ho : Nilai kelas eksperimen = Nilai kelas kontrol Dari rumusan tersebut bila ditarik pernyataan yaitu jika rata-rata hasil belajar bahasa inggris kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol, maka artinya tidak ada pengaruh penggunaan model TGT menggunakan permainan bingo terhadap peningkatan kemampuan kosakata siswa. Ha: Nilai kelas eksperimen > Nilai kelas kontrol Dari rumusan tersebut ditarik pernyataan yaitu jika nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol, maka artinya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran TGT menggunakan media permainan bingo terhadap peningkatan kemampuan kosakata siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 51 siswa kelas 3 SD Negeri Getasan yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 3a dan 3b. Kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Matematika Menurut isjoni (2010:11), pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tujuan pendidikan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pembukaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang dapat dirumuskan kebenarannya secara empiris. Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Menurut Corey dalam Ahmad Susanto (2013: 186), pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan secara sengaja dikelola untuk memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang- Undang No.20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Menurut

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 1. Definisi Hasil belajar Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur, yaitu: tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Kooperatif Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Tipe STAD 2.1.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Mohamad Nur (2011:1) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Setiap manusia pasti mengalami proses pembelajaran untuk mencapai kemajuan hidup. Proses pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi kesuksesan belajar siswa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah

Lebih terperinci

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Belajar aktif, ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,

Lebih terperinci

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XI.IA-3 SMA N 9 SEMARANG PADA PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA NUMBER CARD Oleh : Wiwik Indah Kusumaningrum,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Teori Tentang Belajar Skinner dalam Fathurrohman P. & Sutikno S (2014 hlm. 5) mengatakan, Belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropilogi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT), pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Hasil Belajar Peserta didik Menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan bagi suatu negara sama halnya dengan kebutuhan pangan, sandang dan papan, hanya saja pendidikan di negeri ini sangat jauh dari yang diharapkan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar a. Pengertian dan Aspek-aspek Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010: 57), model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA Widyo Pramono Universitas Negeri Surabaya widyo@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap siswa terhadap materi ajar. Lemahnya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa.

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa. 64 BAB V ANALISIS Pembelajaran yang digunakan pada kelas VIIB adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada kelas VIIC menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003: BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkesan dan bermakna. Sejak beberapa tahun terakhir pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkesan dan bermakna. Sejak beberapa tahun terakhir pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan yang amat pesat. Berbagai cara atau metode baru yang telah diperkenalkan serta digunakan supaya pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Cooperative Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Cooperative Learning 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning 2.1.1 Pengertian Model Cooperative Learning Cooperative learning dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Cooperative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak dapat dipisahkan dari unsur permainan maupun bermain. Sesuai dengan keadaan Pendidikan Jasmani pada masa sekarang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut Nurulhyati dalam Rusman (2012:203) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk, proses, sikap dan aplikasi. Secara sederhana IPA didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari

Lebih terperinci

aspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif,

aspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif, Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu, sebagai akibat atau umpan balik dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut bukan terjadi hanya pada satu aspek saja, tetapi terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dibahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini agar dapat memberi gambaran umum tentang latar peneliti dan sebagai bahan rujukan pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran TGT 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Team Game Tournament. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap proses pembelajaran, terutama pembelajaran di sekolah akan dilihat hasil belajarnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dilakukan melalui tes, misalnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan belajar itu sendiri berasal dari suku kata ajar. Makna dan hakikat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan belajar itu sendiri berasal dari suku kata ajar. Makna dan hakikat 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makna Belajar dan Pembelajaran Pada dasarnya, belajar dan pembelajaran memiliki makna yang tidak jauh berbeda. Kata pembelajaran merupakan kata yang berasal dari kata dasar

Lebih terperinci

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding. Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP PENINGKATAN KEAKTIFAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. yang maksimal. Menurut Slavin (2015:4), pembelajaran kooperatif merujuk pada

BAB II KAJIAN TEORETIS. yang maksimal. Menurut Slavin (2015:4), pembelajaran kooperatif merujuk pada BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari hal-hal baru.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari hal-hal baru. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun sebagian dari kita mengetahui tentang apa itu pendidikan, tetapi terdapat bermacam-macam pengertian tentang pendidikan. Pendidikan atau pengajaran merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Pustaka 1.1.1 Hakekat Pembelajaran IPA 1.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Bandar Lampung didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

Lebih terperinci

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

Lebih terperinci