BAB 4. Analisis Data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. Analisis Data"

Transkripsi

1 BAB 4 Analisis Data Pada bab 4 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Mei Juni Responden di dalam penelitian ini adalah 24 orang mahasiswa semeseter 4 jurusan Sastra Jepang BINUS University. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi reading guide dalam kemampuan memahami bacaan bahasa Jepang. Analisis dalam bab ini akan dibagi menjadi analisis hasil pre test dan post test dan analisis hasil hubungan strategi reading guide dengan teori teori yang dipaparkan pada bab 2. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pre test dan post test yang dilakukan pada pertemuan pertama dan terakhir, serta tiga kali eksperimen di kelas 04 PBN pada mata kuliah Kakikata to Yomikata IV. Untuk mengerjakan pre test dan post test, responden diberikan waktu sekitar 45 menit. Sedangkan pada tiga kali eksperimen, responden diberikan satu bacaan dan latihan soal yang harus dikerjakan dalam waktu 30 menit. Ministry of education (2008 : 72) mengatakan bahwa dalam menggunakan strategi reading guide, pemilihan teks menjadi sesuatu yang penting dalam keberhasilan strategi reading guide. Terdapat beberapa ketentuan dalam pemilihan teks, yaitu panjang teks, tampilan teks (terdapat ilustrasi atau visual lainnya), tingkat kesulitan kosakata (perbandingan antara jumlah kata-kata yang sudah diketahui para pembelajar dengan kata-kata baru), tingkat kesulitan istilah-istilah yang terdapat di dalam teks, tingkat prediksi, kesesuaian isi atau subjek, dan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pembelajar Berdasarkan ketentuan tersebut maka bacaan yang digunakan dalam eksperimen ini disesuaikan dengan kemampuan responden yang merupakan mahasiswa semester empat. Materi mata kuliah yang diberikan pada pertemuan ke dua sampai ke empat diambil dari buku Yomeru Topikku 25. Bacaan yang diambil menjadi materi berjudul keshitai mono, jyoushiki, dan niku wo taberu to. Ada beberapa tipe soal yang diberikan kepada responden selama penelitian, yaitu pilihan ganda untuk mengetahui pemahaman responden terhadap kosakata, menjawab pertanyaan seputar bacaan untuk mengetahui pemahaman terhadap isi bacaan, menjodohkan, pertanyaan isian, dan pertanyaan benar atau salah. 25

2 Analisis Statistik Responden Penulis melakukan penelitian terhadap 24 orang responden yang diberikan perlakuan menggunakan strategi reading guide. Berikut akan dijelaskan analisis mengenai seluruh responden tersebut. Tabel Hasil pre test dan post test kelas eksperimen Pre test Post test Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden Responden

3 27 Tabel tersebut menjelaskan perubahan nilai pre test dan post test responden pada kelas eksperimen setelah melakukan pembelajaran dengan strategi reading guide. Secara lebih rinci, perubahan nilai pre test dan post test akan dijelaskan satu per satu dalam bentuk grafik melalui gambar berikut. Gambar Grafik Nilai Pre Test Responden Grafik di atas menggambarkan nilai pre test yang diperoleh oleh responden di kelas eksperimen. Melalui grafik tersebut dapat dilihat bahwa responden yang mendapat nilai paling tinggi adalah responden 6 dengan nilai 91 dan responden yang mendapat nilai terendah adalah responden 14 dengan nilai 26. Setelah dilakukan 3 kali eksperimen dan diakhiri post test, responden mengalami perubahan nilai seperti yang tergambar pada gambar berikut ini.

4 28 Gambar Grafik Nilai Post Test Responden Melalui grafik tersebut, dapat dilihat bahwa nilai responden mengalami perubahan bila dibandingkan dengan hasil pre test. Terdapat responden yang mengalami peningkatan nilai paling tinggi, yaitu responden 14 sebesar 37 poin dari nilai 26 menjadi 63. Responden yang mengalami kenaikan paling kecil, yaitu 1 poin adalah responden 3 dan responden 8. Responden 3 memperoleh nilai pre test 80 dan nilai post test 81. Responden 8 memperoleh nilai pre test 74 dan nilai post test 75. Di sisi lain, terdapat responden yang mengalami penurunan nilai. Responden yang mengalami penurunan nilai paling besar adalah responden 17, yaitu penurunan sebesar 16 poin dari nilai 60 menjadi 44. Sedangkan responden yang mengalami penurunan nilai terkecil adalah responden 6 dengan penurunan sebesar 4,5 poin dari nilai 90,5 menjadi 86. Selama tiga kali eksperimen setelah pre test, terdapat satu responden yang mengalami peningkatan nilai, yaitu responden 13. Responden tersebut mendapat nilai 77,5 pada eksperimen pertama, nilai 80 pada eksperimen kedua, dan nilai 90 pada eksperimen ketiga. Peningkatan nilai tersebut diperoleh setelah responden menggunakan strategi reading guide. Berdasarkan hasil pre test dan post test, Penulis melakukan uji statistik deskriptif untuk mengetahui nilai rata-rata yang diperoleh oleh responden. Hasil analisis terdapat pada tabel berikut ini.

5 29 Tabel Statistik Deskriptif Responden dengan Strategi Reading Guide N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai pre test ,71 20,819 Nilai post test ,83 14,367 Valid N (listwise) 24 Sumber : Hasil analisis data penelitian Mei-Juni 2014 dengan SPSS Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai rata-rata atau mean yang diperoleh responden pada tahap pre test adalah 56,71. Kemudian pada tahap post test, nilai rata-rata yang diperoleh responden adalah 70,83. Dapat disimpulkan bahwa strategi reading guide yang digunakan dalam proses pembelajaran membuat nilai rata-rata kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 14,12 poin. Selain statistik deskripsi, penulis juga melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk mendukung akurasi hasil penelitian. Penulis menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon yang merupakan salah satu teknik penghitungan statistik dalam uji non parametrik karena jumlah responden kurang dari 30 orang. Langkah pertama yang dilakukan dalam uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah menghitung ranking responden dilihat dari nilai post test dan pre test, seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel Ranking Responden dengan Strategi Reading Guide Nilai post test - Nilai pre test Negative Ranks N Mean Rank Sum of Ranks 3 a 7,83 23,50 Positive Ranks 21 b 13,17 276,50 Ties Total 24 a. Nilai post test < Nilai pre test b. Nilai post test > Nilai pre test c. Nilai post test = Nilai pre test Sumber : Analisis hasil data penelitian Mei-Juni 2014 dengan SPSS 0 c

6 30 Tabel menunjukkan rangking responden setelah melakukan pembelajaran dengan strategi reading guide. Negative ranks adalah jumlah responden yang mengalami penurunan nilai dari pre test ke post test, yaitu sebanyak 3 orang. Responden yang mengalami peningkatan nilai dari pre test ke post test ada di dalam positive ranks, yaitu sebanyak 21 orang. Sedangkan Ties berarti responden yang tidak mengalami peningkatan maupun penurunan nilai atau statis. Akan tetapi dalam penelitian ini tidak ada responden yang masuk ke dalam kategori Ties. Setelah memperoleh penghitungan ranking responden, langkah ke dua adalah menguji dua hipotesis. Dalam uji peringkat bertanda Wilcoxon atau Wilcoxon signed rank tests, ada dua hipotesis yang digunakan, yaitu : 1. Hipotesis nol (Hо) : tidak ada perubahan nilai pre test dan nilai post test responden setelah menggunakan strategi reading guide. 2. Hipotesis alternatif (Hı) : ada perubahan nilai pre test dan nilai post test responden, yaitu nilai post test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre test setelah menggunakan strategi reading guide. Pada uji peringkat bertanda Wilcoxon, terdapat ketentuan bahwa Hо akan diterima apabila tingkat signifikasi (α) > 0,05. Sebaliknya, Hо akan ditolak dan Hı diterima apabila tingkat signifikasi (α) 0,05. Setelah melakukan penghitungan dengan SPSS maka keluar hasil sebagai berikut : Tabel Tingkat Signifikasi Responden dengan Strategi Reading Guide Z Nilai post test - Nilai pre test -3,617 b Asymp. Sig. (2-tailed),000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. Sumber : hasil analisis data penelitian Mei-Juni 2014 dengan SPSS Berdasarkan tabel tersebut, dapat dililhat bahwa tingkat signifikasi (α) adalah sebesar 0,000. Ini berarti α sebesar 0,000 < 0,05. Sesuai dengan hipotesis yang sudah ditetapkan dan ketentuan yang terdapat pada uji peringkat bertanda Wilcoxon maka

7 31 keputusannya adalah Hₒ ditolak dan Hı diterima. Dengan kata lain, terdapat perubahan nilai pre test dan nilai post test responden, yaitu nilai post test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre test. Hal ini berarti strategi reading guide dapat meningkatkan hasil akademis dalam pembelajaran membaca. Pada penghitungan ranking responden, diperoleh hasil bahwa 21 orang responden mendapat positive ranks atau mengalami kenaikan nilai post test. Kemudian, pengujian dua hipotesis menghasilkan keputusan bahwa nilai post test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre test. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penghitungan ranking sesuai dengan hasil pengujiaan hipotesis. 4.2 Analisis Hubungan Metode Active Learning dengan Strategi Reading Guide Strategi reading guide merupakan salah satu aplikasi dari metode active learning. Prince (2004 : 1) mengatakan bahwa pembelajaran aktif secara umum didefinisikan sebagai metode yang melibatkan pembelajar dalam proses pembelajaran. Singkatnya, pembelajaran aktif menuntut pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Prince, Mustafa, dkk (2012 : 45) mengatakan, pembelajaran aktif adalah pendekatan yang berpusat pada pembelajar dalam hal belajar dan memberikan tanggung jawab belajar kepada pembelajar. Metode active learning akan membuat pembelajar menjadi aktif dalam kegiatan belajar karena mereka yang menjadi pusat dari kegiatan belajar dan mereka memiliki tanggung jawab atas apa yang mereka pelajari. Melalui penelitian ini, penulis menerapkan pembelajaran aktif dengan menggunakan strategi reading guide dalam mata kuliah membaca. Keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, cenderung dianggap sebagai tindakan pasif karena pembelajar hanya menerima informasi melalui teks. Akan tetapi ketika responden melakukan kegiatan membaca dengan strategi reading guide, mereka secara langsung terlibat dalam pembelajaran. Pada saat membaca, responden dipandu oleh guide atau panduan yang tertera pada lembar bacaan. Responden diminta untuk memahami isi bacaan, kemudian menjawab soal-soal dengan panduan guide tersebut. Dengan demikian, secara langsung mereka terlibat dalam pembelajaran karena mereka berusaha sendiri untuk berpikir dan memiliki tanggung jawab untuk dapat memahami bacaan, mengerjakan soal yang diberikan, dan menyelesaikannya tepat waktu.

8 Analisis Hubungan Strategi Reading Guide dengan Karakteristik Pembelajar Aktif Dalam metode active learning, terdapat karakteristik pembelajar aktif. Nist dan Holschuh (2000 : 31) menjelaskan karakteristik pembelajar aktif (active learners) adalah pembelajar yang memiliki waktu belajar yang berkualitas, memahami tanggung jawab atas pembelajaran yang mereka lakukan, dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, pembelajar aktif juga menyadari bahwa ketika mereka membutuhkan bantuan, mereka harus mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan segera, dan menggabungkan apa yang sudah mereka ketahui dengan informasi baru yang diperoleh melalui teks, pembelajaran, dan diskusi kelompok. Karakteristik pembelajar aktif tersebut sesuai dengan responden di dalam penelitian ini. Responden memiliki waktu 30 menit untuk fokus kepada bacaan yang diberikan sehingga mereka memiliki waktu belajar yang berkualitas. Kemudian untuk memahami isi bacaan maupun mengetahui informasi yang tertulis di dalam bacaan, responden membutuhkan bantuan. Bantuan yang mereka dapatkan adalah melalui guide yang tertera pada teks. Maka mereka memanfaatkan guide tersebut untuk menemukan apa yang mereka cari. Mengacu pada keterampilan membaca yang menjadi topik pada penelitian ini, terdapat perbedaan dalam hal membaca antara pembelajar aktif dengan pembelajar pasif. Ketika melakukan kegiatan membaca, pembelajar aktif membaca untuk mengerti dan mengingat, sedangkan pembelajar pasif membaca namun tidak mengerti dan tidak ingat apa yang mereka baca (Nist dan Holschuh, 2000 : 31). Karakteristik tersebut juga terdapat pada responden. Dalam wawancara diakhir penelitian, mereka mengatakan bahwa mereka masih mengerti dan mengingat apa yang mereka baca ketika menjadi responden di kelas eksperimen. Hal tersebut disebabkan oleh usaha yang mereka lakukan sendiri untuk dapat memahami apa yang tertulis di dalam bacaan, sehingga mereka masih mengingat apa yang mereka pelajari Analisis Hubungan Manfaat Metode Active Learning dengan Strategi Reading Guide

9 33 Active learning memiliki manfaat yang dapat dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek akademis dan psikologis. Secara akademis, active learning dapat membantu para pembelajar untuk mendapat nilai yang lebih tinggi, meningkatkan waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan sosial, dan yang paling penting adalah mendapat pengetahuan. Kemudian secara psikologis, active learning dapat membuat para pembelajar menjadi pribadi yang sukses. Kesuksesan yang mereka dapat berawal dari pencapaian mereka, yaitu nilai yang lebih tinggi. Ketika para pembelajar sudah mendapatkan pencapaian akademis yang lebih baik dari sebelumnya, mereka akan termotivasi untuk melanjutkannya dengan cara yang sama. Pencapaian tersebut membuat para pembelajar merasa dirinya mampu, sehingga mereka juga mendapat apresiasi atau tanggapan yang baik dari orang-orang disekitarnya (Nist dan Holschuh, 2000 : 32). Dalam penelitian ini, manfaat yang paling terlihat adalah manfaat dalam aspek akademis. Melalui uji satistik yang sudah dijabarkan pada poin 4.1, terdapat 21 orang responden yang mengalami peningkatan pada nilai post test setelah menggunakan strategi reading guide. Selain itu, nilai rata-rata kelas eksperimen juga mengalami peningkatan sebesar 14,12 poin. Dengan kata lain, melalui penggunaan strategi reading guide responden mendapat pencapaian akademis yang lebih baik dari sebelumnya. Peningkatan nilai yang dialami responden juga dipengaruhi oleh suasana yang tercipta melalui strategi reading guide. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, kelima responden mengatakan bahwa strategi reading guide membuat mereka rileks dan lebih santai dalam membaca. Mereka tidak cepat lelah dalam berpikir sehingga bisa memikirkan dengan baik jawaban dari soal-soal yang diberikan. Manfaat yang ditinjau dari aspek psikologis pada penelitian ini belum dapat dijabarkan secara rinci. Penyebabnya adalah eksperimen hanya dilakukan dalam lima kali pertemuan. Rentang waktu tersebut terlalu singkat bila digunakan untuk menilai perubahan responden secara psikologis. 4.3 Langkah-langkah Strategi Reading Guide Untuk melakukan strategi reading guide, terdapat beberapa langkah-langkah yang dilakukan. Menurut Zaini (2008 : 8), ada lima langkah dalam melaksanakan

10 34 srategi reading guide. Langkah pertama adalah menentukan bacaan yang dipelajari. Bacaan tersebut sebaiknya merupakan bacaan dengan topik yang menarik sehingga dapat membuat peserta didik juga tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Dalam penelitian ini, bacaan yang dipilih adalah bacaan yang menarik. Bacaan juga tidak bersifat fiktif, akan tetapi dikemas dengan alur cerita yang cukup mudah untuk diikuti. Langkah kedua adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik atau kisi-kisi, bagan, dan skema yang dapat diisi oleh mereka. Panduan yang diberikan berhubungan dengan bahan bacaan yang sudah dipilih sebelumnya. Panduan yang penulis berikan pada bacaan berupa daftar kosakata baru maupun kosakata sulit beserta artinya yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga memberi panduan berupa perintah bagi responden untuk membaca dengan teliti paragraf tertentu dan meminta responden untuk mencari informasi yang harus mereka temukan di dalam bacan. Contohnya pada bacaan jyoushiki yang bercerita tentang pengetahuan umum, penulis meminta responden untuk menemukan alasan mengapa ketika sakit tidak boleh berendam di ofuro. Bentuk perintahnya adalah sebagai berikut. ねつりゆう 風のときや熱があるとき, お風呂に入らないの理由を見つけてください (kaze no toki ya netsu ga aru toki, ofuro ni hairanai no riyuu wo mitsukete kudasai.) Perintah tersebut penulis berikan di dalam guide bacaan. Selanjutnya, bahan bacaan beserta pertanyaan atau kisi-kisinya dibagikan kepada peserta didik. Penulis menyusun panduan, bacaan inti, dan pertanyaan ke dalam satu kertas sehingga responden tidak terpecah konsentrasinya dan tidak perlu membuka buku. Tugas peserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Sebelum mereka mulai membaca, penulis menjelaskan alur membaca menggunakan srategi reading guide. Batasi aktivitas ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan. Waktu yang diberikan kepada para responden adalah 30 menit dari mulai membaca hingga menjawab pertanyaan. Selanjutnya, pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dibahas dengan menanyakan jawabannya kepada peserta didik. Sambil mengumpulkan lembar kerja, penulis

11 35 menanyakan jawaban responden serta menanyakan tanggapan responden terhadap bacaan yang diberikan. 4.4 Analisis Hubungan Strategi Pembelajaran Kognitif dengan Strategi Reading Guide Sebelum membahas stategi pembelajaran kognitif, secara umum penulis akan membahas mengenai strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu hal yang dilakukan untuk dapat memasukkan pesan dari luar, termasuk di dalamnya terjadi pemrosesan, penyimpanan, dan penerimaan informasi. (Brown, 2008 : 141). Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran, pembelajar akan memasukkan pesan atau informasi ke dalam pikiran mereka. Setelah itu terjadi proses pemahaman terhadap apa yang mereka serap. Ketika pembelajar sudah memahami apa yang mereka serap maka mereka dikatakan telah menerima informasi yang berasal dari luar. Oxford (1996 : 14) membagi strategi pembelajaran ke dalam 2 bagian, yaitu strategi langsung dan tidak langsung. Strategi pembelajaran langsung adalah strategi pembelajaran bahasa yang secara langsung melibatkan bahasa target (Oxford, 1996 : 37). Di dalam strategi pembelajaran langsung, terdapat strategi kognitif. Dalam sub bab ini, penulis akan menganalisis hubungan strategi pembelajaran kognitif pada membaca, dengan strategi reading guide. Menurut Oxford (1996 : 43) strategi strategi kognitif adalah strategi yang didominasi oleh kegiatan berlatih atau practicing. Hal tersebut membuat strategi kognitif menjadi sebuah strategi yang esensial dalam mempelajari bahasa baru, karena dalam mempelajari bahasa baru, berlatih adalah suatu hal yang penting dan harus dilakukan oleh para pembelajar. Strategi kognitif dijalankan dengan melakukan empat unsur, yaitu berlatih, menerima dan mengirim pesan, menganalisis dan membuat alasan, serta membuat struktur input dan output. Penulis akan menyajikan unsur-unsur kognitif yang dilakukan oleh responden selama kelas eksperimen dalam bentuk tabel berikut ini.

12 36 Tabel Tabel Strategi Pembelajaran Kognitif Unsur-unsur kognitif Ya Tidak Praktek Mengulang Secara formal melakukan praktek dengan suara dan sistem penulisan Mengenali dan menggunakan formula dan pola Rekombinasi Berlatih secara wajar Menerima dan mengirim pesan Menganalisis dan menarik kesimpulan Membuat struktur input dan output Menemukan ide secara cepat Menggunakan sumber untuk menerima dan mengirim pesan Menganalisa secara deduktif Menganalisa ekspresi Analisa perbedaan Menerjemahkan Penyampaian Menulis catatan Merangkum Membuat highlight Melalui tabel tersebut dapat dilihat unsur kognitif apa saja yang dilakukan oleh responden di dalam kelas eksperimen yang diadakan oleh penulis. Unsur pertama adalah berlatih. Selama penelitan, penulis melakukan tiga kali latihan soal dengan memberikan sebuah bacaan yang harus dipahami oleh responden. Pemberian bacaan dimulai dari bacaan yang paling mudah hingga yang paling sulit. Bacaan pertama yang diberikan adalah keshitaimono ( 消したいもの ) kemudian jyoushiki ( 常識 ), dan terakhir adalah niku wo taberuto ( 肉を食べると ). Untuk mempelajari ketiga bacaan tersebut, responden berlatih dengan menggunakan strategi reading guide yang diajarkan oleh penulis. Secara formal responden pun melakukan praktek dengan suara dan sistem penulisan. Dalam penelitian ini, suara tidak digunakan karena kegiatan yang dilakukan adalah membaca. Akan tetapi, responden melakukan praktek dengan

13 37 sistem penulisan karena responden menuliskan jawaban pada lembar soal dengan menggunakan huruf hiragana, katakana, dan kanji. Responden juga mengalami pengulangan dalam berlatih karena ketika membaca, responden beberapa membaca ulang kalimat-kalimat yang belum mereka pahami hingga mereka mengerti maksud kalimat tersebut. Selain itu, materi yang dibahas dalam tiga kali eksperimen tersebut ada di dalam pre test dan post test. Unsur kedua adalah menerima dan mengirim pesan. Di dalam kelas eksperimen, responden menerima materi pembelajaran dari teks yang dibagikan, kemudian mengirim pesan kepada penulis dalam bentuk jawaban dari soal-soal yang mereka kerjakan. Meskipun hal tersebut sudah dilakukan dengan cukup baik oleh responden, ada kekurangan yang penulis temui. Kekurangan tersebut adalah pengiriman pesan kepada penulis dalam bentuk jawaban dari soal latihan tidak dapat dikatakan sempurna 100%. Penyebabnya adalah ada beberapa responden yang tidak menjawab soal latihan dibeberapa bagian. Aspek kognitif pada unsur kedua mengatakan bahwa pembelajar dapat menemukan ide secara cepat. Menemukan ide secara cepat berarti dapat menemukan dengan tepat apa yang mereka butuhkan untuk dimengerti (Oxford, 1996 : 86). Salah satu cara untuk menemukan ide secara cepat adalah dengan menjawab pertanyaan tipe benar atau salah, atau yes or no question. Tipe soal tersebut terdapat pada setiap bacaan yang diberikan ketika eksperimen. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penulis, 80% responden menjawab tipe soal tersebut dengan benar. Berarti, responden mampu menemukan ide secara cepat. Responden juga menggunakan sumber untuk menerima dan mengirim pesan. Sumber yang mereka gunakan adalah bacaan yang diambil dari buku Yomeru Topikku 25. Unsur ketiga adalah menganalisis dan menarik kesimpulan. Dalam eksperimen ini, responden tidak diminta untuk menuliskan kesimpulan tentang apa yang mereka baca atau dapatkan melalui materi mata kuliah. Akan tetapi, kesimpulan maupun analisis yang mereka dapatkan digunakan untuk memahami bacaan tersebut sehingga dapat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan. Unsur keempat adalah membuat struktur input dan output. Pada poin ini, responden melakukan 2 hal, yaitu membuat catatan dan membuat highlight. Dari keseluruhan lembar soal yang diperiksa oleh penulis, terdapat catatan-catatan dan highlight yang dibuat oleh responden. Akan tetapi, masih ada responden yang tidak membuat catatan atau highlight untuk membantu mereka dalam kegiatan membaca.

14 38 Melalui lembar soal yang diperiksa oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa catatan yang ditulis oleh responden pada eksperimen ini adalah hal-hal penting yang diprediksi akan muncul dilatihan soal. Untuk menandai informasi penting maupun bagian yang kurang dipahami, responden menggarisbawahi atau melingkari kalimat maupun kata-kata yang diperlukan. Mengingat bahwa bahasa yang digunakan dalam eksperimen ini adalah bahasa asing, penulisan catatan maupun highlight akan membantu mereka dalam menerjemahkan dan dalam proses memahami bacaan. 4.5 Analisis Hubungan Strategi Reading Guide dengan Teori Membaca Bahasa Jepang (Dokkai) Keterampilan yang digunakan dalam strategi reading guide adalah keterampilan membaca. Bahasa yang digunakan sebagai bahasa target adalah bahasa Jepang. Dalam hal ini, bahasa Jepang sebagai bahasa asing karena tidak memiliki fungsi sosial dan fungsi komunikatif langsung dalam masyarakat tempat bahasa tersebut dipelajari (Oxford, 1990 : 6). Lebih jelasnya, responden belajar bahasa Jepang di Indonesia yang masyarakatnya tidak menguasai bahasa Jepang sehingga tidak terjadi fungsi komunikatif maupun fungsi sosial. Berbicara tentang keterampilan membaca, Tarigan (2008 : 7) mendefinisikan membaca sebagai, suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis. Dalam bahasa Jepang, membaca atau yomu ( 読む ) secara umum berarti bukan sekadar tindak pasif menerima informasi yang tertulis dalam suatu teks, tetapi sebuah tindak aktif yaitu pembaca memprediksi dan menilai isi bacaan (Kokusai kouryuu kikin 2008 : 10). Dengan kata lain berdasarkan kedua teori tersebut, membaca dapat diartikan sebagai proses dalam memperoleh informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui teks yang diikuti dengan tindak aktif pembaca dalam memprediksi dan menilai isi bacaan. Tindak aktif pembaca yang dilakukan dalam kegiatan membaca, terdapat pada strategi reading guide yang dipilih penulis dalam penelitian ini. Strategi reading guide memberi pelajar tanggung jawab untuk membaca sebuah teks dengan diberikan panduan berupa penjelasan mengenai kosakata asing. Selain itu, para pembelajar juga diberi pertanyaan-pertanyaan yang memancing mereka untuk berpikir kritis (Ministry of education, 2008 : 70).

15 39 Dengan demikian, responden menjadi aktif untuk membaca dan memanfaatkan panduan-panduan atau guide yang tertera dalam bacaaan untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Selain itu, melalui panduan-panduan tersebut, responden juga harus berpikir kritis supaya dapat memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Kemudian, responden juga mendapat informasi baru karena ketiga bacaan yang digunakan dalam eksperimen bukan bacaan fiktif seperti dongeng. Hal tersebut sesuai dengan pengertian membaca pemahaman atau dalam bahasa Jepang disebut dokkai, yaitu kegiatan membaca yang dapat memaksimalkan penggunakan informasi tertulis dalam bacaan (Toukai daigaku ryuugakusei gakushuu sentaa, 2005 : 159). Penggunaan informasi dapat dimaksimalkan supaya pembelajar dapat menjawab pertanyaan, dan memahami isi bacaan. Sehingga ketika diperlukan, pembelajar juga dapat menceritakan kembali apa yang telah mereka baca, secara lisan maupun tertulis Model Membaca Bottom Up Selanjutnya, strategi reading guide juga sesuai dengan salah satu model atau cara membaca dalam bahasa Jepang, yaitu botomu appu moderu ( ボトムアップモデル ) atau bottom up model. Botomu appu moderu ( ボトムアップモデル ) adalah kegiatan membaca sambil memahami kosakata, tata bahasa, hubungan antara kalimat dengan kalimat, paragraf dengan paragraf. Dengan model tersebut, pembaca akan membaca teks secara keseluruhan dan memperhatikan setiap kata, kalimat, serta paragraf dengan teliti untuk memahami isi bacaan(kokusai Kouryuu Kikin, 2008 : 21). Dalam strategi reading guide, meskipun diberikan beberapa panduan, responden tetap harus membaca bacaan tersebut secara keseluruhan supaya dapat memahami apa yang tertulis di dalam teks. Terlebih, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jepang yang memiliki tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Terdapat tiga hal yang dilakukan dalam botomu appu moderu ( ボトムアップモデル ) yang juga dilakukan responden ketika melakukan kegiatan membaca dengan strategi reading guide, yaitu :

16 40 1. Memastikan penggunaan maupun arti dari tata bahasa atau bentuk kalimat yang digunakan dalam teks. 2. Memastikan hubungan antar kalimat melalui konjungsi dan istilah-istilah yang terdapat dalam teks. 3. Mencari arti dari kosakata yang sulit maupun kosakata yang baru bagi pembaca. Ketiga hal tersebut dilakukan responden pada langkah strategi reading guide yang ke empat, yaitu mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Jepang maka ketika membaca, secara sadar maupun tidak disadari, responden melakukan ketiga hal tersebut di atas. Pertama, karena buku Yomeru Topikku 25 berhubungan dengan buku Minna no Nihongo II maka tata bahasa yang digunakan dalam bacaan di buku Yomeru Topikku 25, sesuai dengan bab pada Minna no Nihongo II. Contohnya, dalam bacaan yang berjudul keshitai mono, tata bahasa atau bunpou yang dipelajari adalah ~no wa (~ のは ) ~no ga (~のが) dan ~no wo (~のを). Sehingga ketika menemui kalimat dengan pola tersebut, responden memastikan penggunaan maupun arti tata bahasa tersebut. Salah satu kalimat dalam bacaan keshitai mono yang mengandung pola tersebut terdapat pada kalimat terakhir paragraf dua yang berbunyi : 年をとると 恥ずかしいことがたくさんあって きっと思い出すのがのが大変なのだ Toshi wo toru to, hazukashii koto ga takusan ate, kitto omoidasu no ga taihen na no da. (Shokyuu de yomeru topikku :40) Kedua, responden memastikan hubungan antar kalimat melalui konjungsi dan istilah-istilah yang terdapat dalam teks. Salah satu kalimat dengan konjungsi terdapat pada bacaan jyoushiki yang terletak di paragraf dua. Kalimat tersebut berbunyi : お風呂に入って疲れると 病気がひどくなります それでそれで 風のときや熱があるときは お風呂に入ってはいけないと思うようになりました Ofuro ni haitte tsukareru to, byouki ga hidoku narimasu. Sorede, ofuro no toki ya netsu ga aru toki wa, ofuro ni haitte wa ikenai to omou youni narimashita. ( Shokyuu de yomeru topikku :48)

17 41 Ketiga, responden juga mencari arti kosakata yang sulit dan kosakata baru. Arti kosakata-kosakata tersebut mereka dapatkan melalui guide yang tertera pada lembar bacaan. Pada intinya, ketiga hal tersebut dilakukan dengan tujuan memahami bacaan dalam bahasa Jepang yang membutuhkan keaktifan dan usaha responden untuk tujuan tersebut. Karena, bahasa Jepang bukan merupakan bahasa ibu yang digunakan sehari-hari, sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri untuk memahaminya. 4.6 Analisis Hasil Wawancara dengan Responden Tentang Strategi Reading Guide Untuk mengetahui tanggapan responden tentang strategi reading guide yang digunakan penulis di kelas eksperimen, penulis melakukan wawancara dengan lima responden yang menjadi responden ketika eksperimen ini berlangsung. Wawancara dilakukan dengan mengajukan 10 pertanyaan yang berkaitan dengan strategi reading guide. Pada sub bab ini, penulis akan menjabarkan empat pertanyaan khusus mengenai strategi reading guide Strategi Reading Guide dalam Proses Pemahaman Bacaan Pertanyaan pertama adalah sebagai berikut, Apakah Anda merasa terbantu dengan adanya guide atau panduan ketika membaca, terutama dalam memahami bacaan yang sulit dan banyak menggunakan kosakata baru? Kelima responden memiliki jawaban yang sama. Mereka merasa terbantu dengan adanya guide atau panduan yang berkaitan dengan bacaan yang harus mereka baca. Bagi mereka, dengan diberikan panduan, mereka membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk bisa mengikuti alur cerita sehingga dapat memahami bacaan dan dapat segera menemukan arti kosakata yang baru mereka temui. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi pada pra penelitian. Responden mengatakan bahwa kesulitan yang mereka alami dalam memahami bacaan bahasa Jepang adalah kotoba atau kosakata. Sehingga dalam penyusunan panduan dan soal, yaitu soal pre test, latihan soal seputar bacaan, maupun post test, penulis memasukkan soal yang berhubungan dengan kosakata Strategi Reading Guide dalam Mengerjakan Soal Latihan Pertanyaan kedua, berdasarkan apa yang Anda alami, apakah panduan pada

18 42 bacaan membantu Anda dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan?. Lima orang responden menjawab bahwa panduan pada bacaan sangat membantu dalam menjawab pertanyaan, terutama pertanyaan yang mudah. Dua orang responden menjawab panduan tersebut cukup membantu dalam menjawab pertanyaan Strategi Reading Guide dalam Mengingat Isi Bacaan Pertanyaan ketiga, ketika membaca, Anda dipandu dengan guide yang disediakan. Ini berarti Anda harus berusaha sendiri untuk memahami isi bacaan dan dapat menemukan informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan. Apakah dengan cara tersebut, Anda masih dapat mengingat isi bacaan meskipun sudah selesai membaca dan mengerjakan soal? Empat dari lima responden menjawab bahwa mereka masih mengingat isi bacaan meskipun sudah selesai membaca dan mengerjakan soal. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajar aktif yang dikatakan oleh Nist dan Holschuh (2000 : 31), yaitu ketika melakukan kegiatan membaca, pembelajar aktif membaca untuk mengerti dan mengingat, sedangkan pembelajar pasif membaca namun tidak mengerti dan tidak ingat apa yang mereka baca. Selain itu, jawaban keempat responden terhadap pertanyaan tersebut juga sesuai dengan pengertian metode active learning yang dikatakan oleh Prince (2004 : 1), yaitu pembelajaran aktif secara umum didefinisikan sebagai metode yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Responden dapat mengingat isi bacaan meskipun sudah tidak dibahas lagi di dalam mata kuliah karena mereka terlibat langsung di dalam pembelajaran. Sehingga mereka memahami apa yang mereka pelajari sendiri Kesulitan dalam Penggunaan Strategi Reading Guide Pertanyaan keempat adalah kesulitan apa yang Anda temui dalam membaca dengan panduan? Kelima responden menjawab bahwa mereka tidak menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan membaca dengan panduan. Akan tetapi, kesulitan justru terdapat pada materi yang diberikan. Menurut responden, bacaan yang paling mudah untuk dipahami adalah keshitai mono, sedangkan bacaan yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi adalah niku wo taberu to.

19 43 Dengan demikian, melalui hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi reading guide dapat diterapkan dalam proses pemahaman bacaan bahasa Jepang. Selain itu, melalui hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa strategi reading guide dapat meningkatkan pencapaian pembelajar secara akademis.

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini Bab 3 Analisis Data Pada bab 3 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013. Ada pun responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI READING GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (DOKKAI) Gabriella Kushendrati

EFEKTIVITAS STRATEGI READING GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (DOKKAI) Gabriella Kushendrati EFEKTIVITAS STRATEGI READING GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (DOKKAI) Gabriella Kushendrati Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No.9 Jakarta 11480, (021) 534-5830/ (021) 530-0244,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil Bab 3 Analisis Data Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni tahun 2013. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Pada subbab ini, penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. BAB III PROSES PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. Menurut Arikunto yang dimaksud penelitian pre eksperimen atau kuasi eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 Ima nanji desuka? 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 3.3 Menentukan informasi berkenaan dengan memberi dan meminta informasi terkait tanggal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bagi pembelajar yang berasal dari negara yang tidak mempelajari kanji ( 非漢字圏 )seperti orang Indonesia, kanji merupakan salah satu huruf yang dirasa sulit, karena jumlahnya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN MEMBACA Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

METODE PENGAJARAN MEMBACA Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia) METODE PENGAJARAN MEMBACA Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pengantar Sudah banyak konsep yang telah dikemukakan para ahli sehubungan dengan istilah membaca. Secara umum dan terkesan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian

BAB 3. Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Memulai Penelitian Sesuai Metodologi Pada sub bab ini, penulis akan menjelaskan alur ketika memulai penelitian. Alur penelitian tersebut digambarkan pada bagan berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam komunikasi. Bahasa digunakan oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Sehingga bahasa menjadi

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan Bab 5 Ringkasan Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan segala informasi tentang Jepang. Salah satu media informasinya adalah majalah Jepang yang sudah bisa didapatkan

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa asing adalah salah satu upaya untuk mempelajari bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, namun cukup menarik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makna merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat mengalami perubahan. Pateda (2010:158-159) mengatakan perubahan makna bisa saja terjadi dikarenakan beberapa faktor,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya bahasa, kita bisa bertukar pikiran, berbagi informasi, bisa mengetahui budaya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bab ini, penulis akan mengambil simpulan dari hasil analisis datadata pada bab sebelumnya, yaitu hasil analisi fungsi partikel ka, sa, na dan wa yang terdapat

Lebih terperinci

BAB 5. Simpulan dan Saran

BAB 5. Simpulan dan Saran BAB 5 Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Strategi reading guide merupakan salah satu strategi belajar yang termasuk dalam metode active learning dalam rangka meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang digunakan manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang berkenaan dengan aspek dalam Bahasa Jepang telah banyak dibahas dalam berbagai artikel dan jurnal Bahasa Jepang, dimana didalamnya diterangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki fungsi utama yaitu

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Siti Hadianti Nurkamilah M Noviyanti Aneros. Melia Dewi J.

Siti Hadianti Nurkamilah M Noviyanti Aneros. Melia Dewi J. EFEKTIVITAS METODE PQ4R TEKNIK TEMUKAN KESALAHANNYA DULU DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016) Siti Hadianti

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pengajaran bahasa asing diperlukan satu strategi tepat yang dapat membuat pembelajar mudah memahami hal yang sedang dipelajarinya. Penggunaan bahasa asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang menarik untuk dipelajari karena bahasa sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki makna yang hampir mirip. Salah satunya terdapat pada kelas kata adverbia. Adverbia adalah kata yang

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) didefinisikan oleh McCafferty dkk. dalam Yamamoto (2011 : 143) sebagai pembelajaran berdasarkan kelompok-kelompok

Lebih terperinci