Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara yang sedang menjalani perkuliahan semester dua, kelas 02PCN, pembagian dua grup responden berdasarkan hasil pre test yang telah dilakukan pada tanggal 29 Maret Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya keefektivan dari penggunaan media pembelajaran audio visual berupa video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dalam pelajaran menyimak ketika mempelajari verba te. 3.1 Analisis Hasil Pre Test dan Post Test Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, penulis melakukan uji pre test dan post test. Perhitungan peningkatan nilai akan dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 17, metode yang dipakai adalah metode non-parametric menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon dengan tingkat signifikansi (α)=0.05. Penulis membagi peserta menjadi dua grup responden dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu, pada bab ini akan dibagi lagi menjadi dua sub bab, yaitu analisis perolehan nilai pada kelas eksperimen dan pada kelas non-eksperimen Analisis Perolehan Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Berdasarkan data hasil analisis yang telah dilakukan, pada sepuluh responden kelas eksperimen yang telah menyimak menggunakan media audio visual berupa video Erin 27

2 ga Chousen! Nihongo Dekimasu, ditemukan peningkatan hasil belajar yang cukup banyak pada responden kelas eksperimen ini. Berikut ini adalah tabel hasil nilai rata-rata pre test dan post test pada kelas eksperimen Tabel Nilai Rata-rata Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Nilai Rata-rata Pre test dan Post Test Kelas Eksperimen Nilai Pre test Nilai Post Test Peningkatan Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan data tabel di atas, dapat dilihat peningkatan hasil belajar kelas eksperimen pada kegiatan post test adalah sebesar 13.2 point. Untuk lebih jelasnya penulis akan menjabarkan lebih terperinci pada tabel dan grafik perbandingan hasil nilai pre test dan post test kelas eksperimen dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 metode uji peringkat bertanda Wilcoxon. Tabel Peringkat Hasil Pre Test dan Post Test Responden Kelas Eksperimen N Mean Rank Sum of Ranks PostTest - PreTest Negative Ranks 0 a Positive Ranks 9 b Ties 1 c Total 10 Keterangan : a. PostTest < PreTest b. PostTest > PreTest c. PostTest = PreTest Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei

3 Pada tabel peringkat hasil pre test dan post test kelas eksperimen tersebut dapat diketahui jumlah responden yang memiliki nilai post test lebih besar dari pada nilai pre test berjumlah sembilan responden dan responden yang tidak memiliki perubahan nilai berjumlah satu orang. Berdasarkan data tersebut maka diketahui pula pada kelas eksperimen ini tidak ada satu responden pun yang mengalami penurunan nilai. Hasil nilai yang diperoleh, secara spesifik akan dijabarkan pada grafik perbandingan perolehan nilai pre test dan post test responden pada kelas eksperimen berikut ini Grafik Grafik Nilai Pre Test dan Post Test Responden Kelas Eksperimen Responden Grafik Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10 Pre Test Post Test Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang telah dijabarkan pada grafik nilai pre test dan post test kelas eksperimen sebelumnya, secara terperinci penulis akan memaparkan prosentase peningkatan nilai yang dialami oleh masing-masing responden kelas eksperimen yang akan lebih jelas dengan melihat grafik berikut ini 29

4 Grafik Prosentase Peningkatan Nilai Responden Kelas Eksperimen 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 2% Prosentase Peningkatan Nilai Responden Kelas Eksperimen 4% 14% 0% 8% 42% 8% 4% 28% 22% Prosentase Peningkatan Nilai Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada grafik tersebut diketahui responden keenam memiliki prosentase peningkatan nilai tertinggi dibandingkan dengan responden lainnya, yakni 42%. Perolehan prosentase tertinggi selanjutnya disusul oleh responden kesembilan yang memiliki prosentase peningkatan nilai sebesar 28%. Berdasarkan grafik ini, dapat menjadi bukti bahwa media audio visual berupa video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dapat menjadi salah satu media yang berperan cukup penting dalam membantu peningkatan nilai responden kelas eksperimen. Untuk mendukung akurasi hasil penelitian ini, penulis melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Pada uji peringkat bertanda Wilcoxon ini terdapat dua hipotesis, yaitu : 30

5 1. Hipotesis nol (H 0 ), tidak ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para responden kelas eksperimen setelah menyimak menggunakan media audio visual (video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu) 2. Hipotesis alternatif (H 1 ), hasil nilai post test para responden kelas eksperimen lebih besar daripada hasil nilai pre test setelah menyimak menggunakan media audio visual (video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu) Karena penulis menggunakan tingkat signifikansi 0.05 yakni H 0 akan diterima jika α > Sebaliknya, jika α 0.05 maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis digambarkan pada grafik berikut ini Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 Sumber : Santoso, 2009: 358 Berdasarkan penggunaan aplikasi SPSS 17, karena responden yang digunakan jumlahnya sedikit yakni hanya berjumlah dua puluh orang, maka pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan analisis non-parametric tests dengan two related samples, maka hasil uji statistik kelas eksperimen berupa tabel dapat dilihat di bawah ini 31

6 Tabel Tabel Uji Statistik Kelas Eksperimen PostTest - PreTest Z Asymp. Sig. (2-tailed).008 Sumber : Data Penelitian Maret Mei 2011 Pada tabel hasil uji statistik bertanda Wilcoxon di atas, diperoleh tingkat signifikansi (α) sebesar 0,008. Karena 0,008 < 0,05 maka sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Berikut hasil grafik pengambilan hipotesis kelas eksperimen Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Kelas Eksperimen Tolak H 0 Terima H 0 0 0,008 0,05 0,1 Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Artinya, dari hasil uji Wilcoxon ini telah diketahui bahwa hasil post test para responden lebih besar daripada hasil pre test mereka. Dengan kata lain, penggunaan media pembelajaran audio visual (video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu) dalam menyimak verba bentuk te dapat menjadi salah satu media yang efektif guna meningkatkan kemampuan responden kelas eksperimen dalam menjawab soal post test 32

7 yang diberikan, dan media audio visual dapat dijadikan salah satu media alternatif untuk menunjang kegiatan belajar mengajar khususnya menyimak verba bentuk te. Berdasarkan hasil kuesioner pada pertanyaan nomor empat bahwa mengikuti kelas penelitian ini bermanfaat, sebesar 80% responden menjawab setuju dan 20% responden lainnya menjawab sangat setuju. Maka disimpulkan kelas penelitian ini, yaitu menyimak menggunakan media audio visual (video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu) tidak hanya menjadi salah satu media yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran menyimak tetapi juga dianggap bermanfaat bagi seluruh responden. Menurut Arsyad (2006) dalam Yuliani (2008: 13) mengatakan bahwa media audio visual dapat memberikan banyak manfaat. Salah satu manfaatnya adalah media audio visual dapat mendorong pemanfaatan yang bermakna pada suatu mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar. Manfaat lain yang didapat jika menggunakan media audio visual adalah memungkinkan komunikasi secara audio dan video, memfasilitasi perasaan secara pribadi dan memungkinkan interaksi secara lebih baik (Florida Center for Intructional Technology, 2009) Analisis Perolehan Hasil Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Non-Eksperimen Menurut hasil analisis yang telah dilakukan pada responden kelas non-eksperimen yang pada kegiatan menyimaknya di kelas menggunakan media audio berupa rekaman CD Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25. Sebanyak 60% responden mengalami peningkatan nilai. Hasil nilai rata-rata pre test dan post test pada kelas non- 33

8 eksperimen akan dijabarkan menggunakan tabel perbandingan yang dapat dilihat lebih jelas sebagai berikut Tabel Nilai Rata-rata Pre Test dan Post Test Kelas Non-Eksperimen Nilai Rata-rata Pre Test dan Post Test Kelas Non- Eksperimen Nilai Pre Test Nilai Post Test Peningkatan 2.2 Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan data tabel di atas, dapat dilihat peningkatan hasil belajar dari keseluruhan jumlah responden kelas non-eksperimen pada kegiatan post test adalah sebesar 2.2 point. Peningkatan yang terjadi pada kelas non-eksperimen ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelas eksperimen yang memiliki peningkatan sebesar 13.2 point. Tetapi apabila dilihat berdasarkan peningkatan nilai per responden, maka dapat dilihat sebenarnya peningkatan nilai kelas non-eksprimen ini tidak jauh berbeda dengan responden kelas eksperimen. Untuk lebih jelasnya penulis akan mejabarkan lebih spesifik pada tabel dan grafik perbandingan hasil nilai pre test dan post test kelas noneksperimen dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 metode uji peringkat bertanda wilcoxon berikut ini 34

9 Tabel Peringkat Hasil Pre Test dan Post Test Responden Kelas Non-Eksperimen N Mean Rank Sum of Ranks PostTest - PreTest Negative Ranks 3 a Keterangan : a. PostTest < PreTest Positive Ranks 6 b Ties 1 c Total 10 b. PostTest > PreTest c. PostTest = PreTest Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada tabel peringkat hasil pre test dan post test kelas non-eksperimen tersebut, dapat dilihat jumlah responden yang mempunyai nilai post test lebih kecil dari pada nilai pre test berjumlah tiga orang, sedangkan yg memiliki nilai post test lebih besar dari pada nilai pre test berjumlah enam orang dan yang tidak memiliki perubahan nilai berjumlah satu orang. Berikut ini grafik perbandingan perolehan nilai pre test dan post test pada kelas non-eksperimen yang mempelajari verba te menggunakan media audio (rekaman CD Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25). 35

10 Grafik Grafik Nilai Pre Test dan Post Test Responden Kelas Non- Eksperimen Responden Grafik Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Non Eksperimen R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Pre Test Post Test Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Mengacu pada tabel di atas, dapat dilihat ternyata penurunan hasil nilai yang terjadi pada responden kelas non-eksperimen ini tidak banyak dikarenakan hasil nilai pre test mereka memang sudah cukup tinggi. Untuk mempermudah dalam melihat peningkatan maupun penurunan nilai responden kelas non-eksperimen, maka penulis menjabarkan perolehan prosentase peningkatan nilai masing-masing responden dalam bentuk grafik yang dapat dilihat sebagai berikut 36

11 Grafik Prosentase Perolehan Nilai Responden Kelas Non-Eksperimen Prosentase Perolehan Nilai Responden Kelas Non Eksperimen 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 2% 4% 6% 8% 10% Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Prosentase Perolehan Nilai 2% 2% 8% 0% 10% 4% 2% 10% 4% 4% Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada grafik tersebut dapat dilihat responden ketiga memiliki tingkat penurunan nilai paling banyak, yakni sebesar 8%. Peningkatan nilai tertinggi yang diperoleh responden kelas non-eksperimen hanya sebesar 10%, yang jika dibandingkan dengan peningkatan nilai kelas eksperimen, yakni responden keenam, mencapai peningkatan prosentase nilai tertinggi sebesar 42%. Untuk mendukung akurasi hasil penelitian ini, penulis melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Pada uji peringkat bertanda Wilcoxon ini terdapat dua hipotesis, yaitu 37

12 1. Hipotesis nol (H 0 ), tidak ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para responden kelas non-eksperimen setelah menyimak menggunakan media audio (rekaman CD Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25 Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25) 2. Hipotesis alternatif (H 1 ), hasil nilai post test para responden kelas noneksperimen lebih besar daripada hasil nilai pre test setelah menyimak menggunakan media audio (rekaman CD Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25) Karena penulis menggunakan tingkat signifikansi 0.05 yakni H 0 akan diterima jika α > Sebaliknya, jika α 0.05 maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis digambarkan pada grafik berikut ini Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 Sumber : Santoso, 2009: 358 Dari penggunaan aplikasi SPSS 17, maka hasil uji statistik kelas non-eksperimen berupa tabel dapat dilihat di bawah ini 38

13 Tabel Tabel Uji Statistik Kelas Non-Eksperimen PostTest - PreTest Z Asymp. Sig. (2-tailed).170 Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada tabel hasil uji statistik bertanda Wilcoxon berikut, diperoleh tingkat signifikansi (α) sebesar 0,170. Karena 0,170 > 0,05 maka sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 akan diterima dan H 1 akan ditolak. Berikut hasil grafik pengambilan hipotesis kelas non-eksperimen Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Kelas Non-Eksperimen Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 0,170 Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan hasil uji Wilcoxon ini dapat diketahui bahwa setelah diberi perlakuan, tidak ada peningkatan terlalu jauh antara hasil pre test dengan hasil post test para responden kelas non-eksperimen. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan pada hasil nilai responden sebelum dan sesudah menyimak dengan menggunakan media audio (rekaman CD Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25). 39

14 Didasari perolehan data tersebut, dapat dilihat pula hampir sebagian dari jumlah keseluruhan responden kelas non-eksperimen mengalami penurunan nilai. Menurut Fenrich (2005: 99) media audio dapat sangat efektif bila dikombinasikan dengan media lain. Hal ini dapat juga dikarenakan media audio memiliki kekurangan, dalam Florida Center for Intructional Technology (2009) menyatakan bahwa beberapa kekurangan dari teknologi audio dalam pengajaran adalah Tidak kondusif untuk informasi visual. Banyak siswa yang kesulitan untuk fokus dan belajar hanya menggunakan audio. Selain itu, format audio hanya membatasi konten yang dari pesan yang ingin disampaikan (sebagai contoh konsep-konsep abstrak sangat sulit disampaikan hanya dengan audio). Dapat menjadi tidak personal. Dengan interaksi audio saja, tidak ada kontak mata dan tidak ada bahasa tubuh. Siswa dapat menjadi kehilangan minat dengan hanya berbicara ke kotak yang dapat berbunyi Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dengan Kelas Non- Eksperimen Guna mempermudah dalam melihat perbandingan hasil penelitian dua grup responden, maka pada sub bab ini penulis akan menunjukan perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen dan non-eksperimen. Nilai tersebut diperoleh dengan cara menjumlahkan keseluruhan nilai pre test dan post test masing-masing kelas, yang kemudian dibagi dengan jumlah responden pada masing-masing kelas. Setelah itu, hasil rata-rata nilai post test yang didapat dikurangi dengan hasil rata-rata nilai pre test. Didasari perhitungan tersebut, maka diperoleh hasil yaitu kelas eksperimen dengan nilai 40

15 rata-rata 13.2 point, sedangkan rata-rata nilai pada kelas non-eksperimen sebesar 2.2 point. Dari hasil nilai tersebut maka didapat perbandingan hasil peningkatan dari kelas eksperimen dengan non-eksperimen yaitu sebesar 11 point. Perbandingan hasil peningkatan masing-masing kelas akan lebih jelas, apabila dilihat pada tabel dan grafik yang telah penulis rangkum sebagai berikut Tabel Tabel Perbandingan Hasil Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen dengan Non-Eksperimen Rata-Rata Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen Rata-Rata Peningkatan Nilai Kelas Non-Eksperimen Perbedaan Hasil Peningkatan 13.2 point 2.2 point 11 point Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Perbandingan hasil peningkatan nilai kelas eksperimen dengan non-eksperimen berupa grafik, dapat dilihat berikut sebagai berikut 41

16 Grafik Grafik Perbandingan Hasil Peningkatann Nilai Kelas Eksperimen dengan Non-Eksperimen Perband dingan Hasil Nilai Kelas Eksperimen dengann Non Eksperimen Kelas Eksperimen Kelas Non Eksperimenn Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan perbandingan hasil rata-rata seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa responden kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual (Video Erin ga Chousen! Nihongoo Dekimasu) ) dalam menyimak verba te mengalami peningkatan n nilai 6 kali lebih besar dibandingkan dengann responden kelas non-eksperimen yang menggunakan rekaman CD Minna no Nihongo Shokyuu 1, Choukai Tasuku 25. Untuk perbandingan hasil signifikansi masing-masing kelas, berdasarkan uji peringkat Wilcoxon dapat dilihat pada grafik di bawah ini 42

17 Grafik Grafik Signifikansi Kelas Eksperimen dengan Non-Eksperimen Perbandingan Nilai Signifikansi Kelas Eksperimen dengan Non Eksperimen Kelas Eksperimen Kelas Non Eksperimen Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada grafik di atas dapat dilihat tingkat signifikansi masing-masingg grup responden. Karena merupakan hasil dari uji signifikansi, apabila hasil uji lebih kecil dari angka signifikansi yaitu 0.05, berarti data tersebut tingkat keberhasilannyaa semakin tinggi. Sebaliknya apabila hasil uji lebih besar dari angka signifikansi (0.05), maka data tersebut dianggap gagal karena tidak menunjukan perubahan yang berarti. Grafik di atas menunjukann nilai signifikansi kelas ekesperimen sebesar dan kelas ekesperimen sebesar Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media nonaudio visual memberikan pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan hasil nilai responden kelas eksperimen. Melalui analisis hasil pembelajaran responden juga diketahui terdapat responden yang mengalami peningkatan, tidak ada perubahan, bahkan terdapat responden yang mengalami penurunan nilai pada saat mengerjakan soal post test. Berikut penjabaran 43

18 laporan hasil peningkatan dan penurunan nilaii dari dua grup responden berupa grafik yang telah penulis rangkum berikut ini Grafik Hasil Peningkatan dan Penurunan Nilai Dua Grup Responden 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan Penurunan Tidak berubah Eksperimen Non Eksperimen Sumber : Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa responden kelas eksperimen mengalami peningkatann nilai yang dilambangkan dengan grafik berwarna ungu mencapai 90%, tidak terdapat responden yang mengalami penurunan nilai pada kelas ini. Sedangkan responden yang tidak memiliki perubahan perolehan nilai sebesar 10%. Prosentase ini dapat dibandingkan dengan kelas non-eksperimen yang dilambangkan dengan grafik berwarna jingga. Responden kelas non-eksperimen yang mengalami penurunan nilai sebesar 30%, dan yang mengalami peningkatan nilai sebesar 60%. Jika prosentase peningkatann nilai kelas non-eksperimen dibandingkann dengan kelas eksperimen, memiliki perbedaan hingga 30% %. Pada kelas non-eksperimen jumlah responden yang tidak memiliki perubahan perolehan nilai serupa dengan kelas eksperimen, yakni sebesar 10%. 44

19 Hasil penelitian ini mendukung pendapat Rahman (2004: 225) mengenai kelebihan media audio visual, yakni dapat menjadi motivasi terbaik dalam proses belajar dan dapat menjadi penyalur informasi yang positif tentang materi pembelajaran sehingga dapat menyokong interaksi di dalam kelas yang berdampak pada peningkatan hasil belajar. 3.2 Pemilihan Bahan Simakan Berdasarkan Hasil Kuesioner Dalam pemilihan materi, penulis telah menyeleksi media pembelajaran dengan menerapkan syarat-syarat dari teori bahan simakan yang menarik perhatian. Untuk lebih jelasnya mengenai pemilihan materi kelas eksperimen yang penulis lakukan, dapat dilihat pada tabel berikut Tabel Pemilihan Bahan Simakan Oleh Penulis Menurut Teori Bahan Simakan yang Menarik Perhatian Bahan Simakan yang Menarik Perhatian Ya Tidak - Tema mutakhir - Tema terarah dan sederhana - Menambah pengetahuan - Bersifat sugestif dan evaluatif - Bersifat motivatif dan persuasif - Bersifat menghibur - Bahasa sederhana dan mudah dimengerti - Bersifat dialog Sumber : Bahan Simakan yang Menarik Perhatian (Tarigan, 2008: 210) 45

20 Bahan simakan yang terpilih memiliki tema masing-masing disetiap episodenya yang sesuai dengan tingkat kemampuan ketatabahasaan responden. Tema tersebut juga sesuai dengan tujuan diadakannya kelas penelitian ini (Tarigan, 2008: 44), yaitu video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu episode sembilan sampai sebelas. Pada video tersebut didalamnya berisikan tema atau materi verba te imasu, -te mo iidesuka, dan te kara yang sesuai dengan bahan materi pelajaran yang sedang responden pelajari saat ini pada kelas formal. Karena pada setiap episode yang dipilih mempunyai bagian-bagian yang didalamnya tidak hanya terdapat pembahasan tentang verba te, tetapi pada video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu ini juga berisikan tentang kebiasaan dan kebudayaan masyarakat Jepang. Berkaitan dengan hal ini, video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu juga dapat dijadikan sebagai bahan penambah pengetahuan. Pendapat ini sesuai dengan hasil kuesioner yang penulis berikan. Pada nomor sembilan, terdapat pernyataan bahwa responden mendapat pengetahuan baru dalam kelas penelitian ini. 90% dari responden menjawab setuju dan 10% responden lainnya menjawab sangat setuju. Bahan simakan yang dipilih oleh penulis adalah yang bersifat motivatif dan persuasif (Tarigan, 2008: 210). Hal ini didukung oleh 90% responden menjawab dengan pernyataan kuesioner pada nomor tujuh yang menyatakan bahwa anda akan merekomendasikan pembelajaran Choukai menggunakan media video seperti ini kepada orang lain. Dari pernyataan pada kuesioner tersebut, penulis menyimpulkan responden menganggap video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu ini bersifat motivatif dan persuasif, maka dari itu responden akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan media video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu ini. 46

21 Pernyataan yang terdapat pada kuesioner di nomor dua yang menyatakan bahwa belajar Choukai menggunakan media video seperti pada kelas penelitian ini menyenangkan, menunjukkan responden yang menjawab setuju dengan pernyataan ini adalah sebanyak 90%, berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan responden merasa menyenangkan dapat mengikuti kelas penelitian ini karena bahan atau materi simakan video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dapat menjadi hiburan bagi mereka, Alasan dari pernyataan ini karena video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu menceritakan tentang kehidupan siswa asing yang tinggal di Jepang yang mencoba beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Jepang. Bahasa yang digunakan dalam video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu sederhana dan mudah dimengerti karena berisikan dialog atau percakapan bahasa Jepang seharihari yang ditujukkan bagi pemelajar bahasa Jepang dasar. Dari jumlah keseluruhan responden, 70% di antaranya menjawab setuju dengan pernyataan dalam kuesioner pada nomor tiga belas bahwa responden lebih mudah mengingat inti dari percakapan dalam vido Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu. Alasan dari pernyataan ini adalah karena video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu berisikan cerita tentang kehidupan seharihari masyarakat Jepang. Hal tersebut juga didukung berdasarkan jawaban dari sebesar 70% dari keseluruhan responden, yang menyatakan setuju atas pernyataan pada kuesioner nomor delapan bahwa responden lebih mengerti pelajaran bentuk verba te dengan menggunakan media video dibandingkan mempelajarinya dalam kelas formal. 47

22 3.3 Pencapaian Proses Menyimak Model HURIER Responden Kelas Eksperimen Berkaitan dengan Model Interaksi antara Masukan dan Keluaran dari Perolehan Bahasa Kedua GASS Kelas penelitian dilakukan sudah seharusnya memiliki proses yang telah direncanakan sebelumnya, begitupun kelas penelitian yang penulis lakukan. Menurut Wolvin (2010: 145), pada proses menyimak terdapat beberapa tahapan yaitu, tahap mendengar, memahami, mengingat, menginterpretasi, mengevaluasi dan menanggapi. Tabel Proses Menyimak yang Dicapai Oleh Responden Kelas Eksperimen Proses Menyimak Ya Tidak Tahap Mendengar Tahap Memahami Tahap Mengingat Tahap menginterpretasi Tahap Mengevaluasi Tahap Menanggapi Sumber : Wolvin (2010: 145) Proses menyimak yang dilakukan oleh responden dalam penelitian ini adalah sampai pada tahap evaluasi. Proses menyimak ini akan penulis kaitkan dengan interaksi antara masukan dan keluaran dari perolehan bahasa kedua GASS yang dapat dilihat pada skema berikut ini 48

23 Gambar Model Interaksi antara Masukan dan Keluaran dari Perolehan Bahasa Kedua GASS MODEL INTERAKSI ANTARA MASUKAN DAN KELUARAN DARI PEROLEHAN BAHASA KEDUA (THE IIO (INPUT-INTERACTION-OUTPUT) MODEL OF SLA) MASUKAN / INPUT APERSEPSI MASUKAN / APPERCEIVED INPUT PEMAHAMAN MASUKAN / COMPREHENDED INPUT Pengetahuan ketatabahasaan secara universal yang diperoleh sebelumnya PENERIMAAN / INTAKE KELUARAN / OUTPUT Sumber : Gass dalam Block (2003: 28) Pada skema di atas dapat dilihat proses pengolahan informasi yang terdapat pada perolehan bahasa kedua. Berdasarkan skema tersebut, penulis menghubungkannya 49

24 dengan proses pengolahan informasi yang terdapat pada kegiatan menyimak, yakni masukan (input) dan apersepsi masukan (apperceived input) yang penulis kategorikan pada tahap mendengar. Pemahaman masukan (comprehended input) pada tahap memahami dan tahap mengingat, selanjutnya proses penerimaan (intake) pada tahap menginterpretasi, dan yang terakhir adalah keluaran (output) yang penulis kategorikan pada tahap evaluasi guna mengukur perolehan informasi yang didapat oleh responden kelas eksperimen. Untuk mengukur pencapaian proses menyimak responden kelas eksperimen, penulis menggunakan uji peringkat bertanda wilcoxon. Pada uji peringkat tersebut terdapat dua hipotesis, yaitu 1. Hipotesis nol (H 0 ), bahwa dengan adanya perlakuan (menyimak menggunakan media video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu), tidak terdapat perbedaan antara hasil nilai pre test dengan hasil nilai post test responden kelas eksperimen 2. Hipotesis alternatif (H 1 ), bahwa dengan adanya perlakuan (menyimak menggunakan media video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu), responden kelas eksperimen memiliki hasil nilai post test lebih besar daripada hasil nilai pre test Karena penulis menggunakan tingkat signifikansi 0.05 yakni H 0 akan diterima jika α > Sebaliknya, jika α 0.05 maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis digambarkan pada grafik berikut ini 50

25 Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Tolak H 0 Terima H 0 0 0,05 0,1 Sumber : Santoso, 2009: 358 Tahapan pertama proses menyimak adalah tahap mendengarkan. Penulis mengkategorikan proses menyimak yang dilakukan oleh responden kelas eksperimen pada tahap mendengarkan adalah lebih pada kegiatan masukan (input) informasi yang terdapat pada video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu, karena kegiatan mendengarkan itu sendiri menurut Wolvin (2010: 144) mencangkup proses pada saat seseorang membuat keputusan tentang informasi apa yang akan difokuskan, dalam konteks lingkungan yang berisi beberapa pilihan stimulus. Menurut Gass dalam Block (2003: 27) dijelaskan pada proses masukan apersepsi (apperceived input) dari pemerolehan bahasa kedua, didalamnya terdapat informasi yang masuk, kegiatan masukan informasi ini juga termasuk mengingat-ingat kembali atau menghubungkan pengalaman belajar responden mengenai verba bentuk -te yang telah dipelajari sebelumnya pada kelas formal. Kegiatan pre test yang telah dilakukan pada pertemuan pertama selain untuk menjadi tolak ukur pengetahuan responden kelas eksperimen, juga penulis kategorikan sebagai masukan bagi responden kelas eksperimen, karena dengan mengerjakan soal pre test akan menambah pengetahuan tentang verba bentuk te yang telah dipelajari sebelumnya pada kelas formal. Hal ini didukung oleh Djiwandono (2006: 212) yang memaparkan pada Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif tingkatan pertama yakni pengetahuan, meliputi ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan 51

26 disimpan dalam ingatan, yang dapat digali pada saat dibutuhkan melalui mengingat kembali. Selanjutnya pada tahap memahami, responden kelas eksperimen diharapkan dapat memahami perubahan bentuk dari verba te. Menurut Wolvin (2010: 145) tahap memahami adalah pengolahan informasi yang sama dengan fase pemahaman membaca dan mengacu pada arti kata secara harafiah atau tanda-tanda yang didapat. Berikut salah satu contoh pada soal pre test dan post test yang menitikberatkan pada tahap memahami perubahan verba bentuk -te つぎのもんだいはただしいーてけいをかいてください ますけい いそぎます ふります よびます やめます おぼえます はらいます でかけます かります つきます あびます てけい Soal lainnya yang penulis kategorikan pada tahap memahami terdapat pada bagian kelima dalam soal pre test dan post test, yakni soal mengisi rumpang kosong dengan kata yang tepat sesuai dengan pilihan verba yang telah disiapkan oleh penulis. Soal tersebut juga merupakan salah satu cara melatih menyimak intensif yang penulis 52

27 gunakan sebagai dasar dilaksanakannya kelas penelitian ini. Menurut Tarigan (2008: 4) salah satu cara untuk melatih tipe menyimak intensif adalah dengan menggunakan latihan mengisi rumpang kosong dengan kata atau frasa yang sesuai dengan materi yang telah mereka simak sebelumnya. Salah satu contoh soal tersebut dapat dilihat berikut ini 3. ミラー : みなもとさんはうみがすきですか みなもと : ええ にちようびミラー : わたしもうみがすきです 日曜日いっしょにうみを見に行きませんか みなもと : いいですねミラー : みなもとさん けいたいでんわを ていますか みなもと : はい これ わたしのばんごうですミラー : ありがとうございます でんわを てもいいですか みなもと : ええ いいでしょう おしえますもちますはたらきますすみますかけますけっこんします Penulis mengkategorikan bentuk soal-soal tersebut sebagai tahap pemahaman responden kelas eksperimen karena menurut Gass dalam Block (2003: 29) memahami masukan (comprehended input) adalah lebih kepada pemahaman tatabahasa secara universal yang telah dipelajari sebelumnya. Sedangkan dalam Taksonomi Bloom pada ranah kognitif tingkatan kedua yakni pemahaman, meliputi kemampuan dalam menangkap arti dari mata pelajaran yang dipelajari (Djiwandono, 2006: 212). Dari 53

28 pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa soal tersebut merupakan kemampuan dalam menangkap pemahaman tatabahasa dasar yang sebelumnya telah dipelajari pada kelas formal, yaitu berupa merubah kata kerja biasa (~masu) ke dalam verba bentuk te. Pencapaian tahap pemahaman ini dapat dilihat pada tabel uji peringkat Wilcoxon (α 0.05) dengan bantuan aplikasi SPSS 17, berikut ini Tabel Rata-Rata Pencapaian Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te Responden Kelas Eksperimen dalam Proses Menyimak N Mean Minimum Maximum Pre_Test Post_Test Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Jumlah skor pada kategori soal tahap memahami ini adalah sebesar 28 point. Bedasarkan tabel di atas, maka diketahui rata-rata skor pre test responden pada kategori soal yang merupakan pencapaian tahap memahami penggunaan verba bentuk te dalam proses menyimak adalah sebesar point, dan rata-rata skor post test responden sebesar point. Dari hal tersebut maka diketahui peningkatan yang terjadi adalah sebesar 4.60 point atau terjadi peningkatan nilai sebesar 16.43%. Untuk mengetahui seberapa banyak responden yang mengalami peningkatan nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini 54

29 Tabel Peringkat Hasil Pencapaian Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te Responden Kelas Eksperimen dalam Proses Menyimak N Mean Rank Sum of Ranks Post_Test - Pre_Test Negative Ranks 1 a Positive Ranks 7 b Ties Total 10 a. Post_Test < Pre_Test b. Post_Test > Pre_Test c. Post_Test = Pre_Test Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada tabel di atas dapat dilihat pada kegiatan post test, sebagian besar responden mengalami peningkatan. Responden yang mengalami peningkatan skor pada hasil post test atau pada tabel di atas ditunjukkan dengan PositiveRanks sebanyak tujuh responden atau 70% dari keseluruhan jumlah responden, dan responden yang mengalami penurunan skor sebesar 10%, serta responden lainnya tidak mengalami perberubahan skor, yakni 20% dari keseluruhan jumlah responden. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka diperoleh sebagian besar jumlah responden mengalami peningkatan skor pada kategori soal tahap memahami perubahan verba bentuk te yang dapat diperhatikan pada grafik berikut ini 2 c 55

30 Grafik Grafik Hasil Perolehan Skor Kelas Eksperimen pada Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk -Te Grafik Hasil Perolehan Skor Kelas Eksperimen pada Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te Penurunan 10% Tidak Berubah 20% Peningkatan 70% Sumber : Analisis Data Penelitiann Periode Maret Mei 2011 Penulis merangkum hasil skor seluruh masing-masing responden kelas eksperimen yang dapat dilihat pada grafik berikut 56

31 Grafik Grafik Skor Peningkatan Responden Kelas Eksperimen pada Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te dalam Proses Menyimak Responden Skor Grafik Skor Peningkatan Responden Kelas Eksperimen pada Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te dalam Tahapan Menyimak R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 PreTest PostTest Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Untuk lebih jelas dalam melihat perbandingan perolehan hasil pre test dan post test guna mencapai tahap memahami perubahan verba bentuk te dalam proses menyimak responden, penulis mencantumkan prosentase peningkatan yang dialami oleh masingmasing responden kelas eksperimen yang dapat dilihat pada tabel berikut ini 57

32 Tabel Tabel Skor dan Prosentase Peningkatan Responden Kelas Eksperimen pada Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te dalam Proses Menyimak Responden Pre Test Post Test Prosentase Responden (-) 3.57% Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Dengan menggunakan aplikasi SPSS 17, maka didapat hasil pencapaian tahap memahami perubahan verba bentuk te responden kelas eksperimen pada proses menyimak menggunakan metode uji peringkat Wilcoxon, dapat dilihat pada tabel berikut 58

33 Tabel Hasil Uji Statistik Tahap Memahami Perubahan Verba Bentuk Te Responden Kelas Eksperimen dalam Proses Menyimak Post_Test Pre_Test Z Asymp. Sig. (2-tailed).020 Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Bedasarkan hasil uji statistik pencapaian tahap memahami perubahan verba bantuk - te responden kelas eksperimen dalam proses menyimak di atas, diperoleh tingkat signifikansi (α) sebesar Karena 0.05 > maka sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Grafik pengambilan hipotesis dapat dilihat berikut ini Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Pencapaian Tahap Memahami dalam Proses Menyimak Tolak H 0 Terima H 0 0 0,020 0,05 0,1 Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan analisis data tabel, grafik dan hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan pada penelitian kali ini, proses menyimak responden kelas 59

34 eksperimen mencapai tahap memahami, yakni pemahaman akan perubahan pola verba bentuk te. Pencapaian tahap memahami pada proses menyimak oleh responden kelas eksperimen membuktikan bahwa penggunaan media audio visual yang tepat selain berguna dalam menarik perhatian responden, dapat juga menjadi alat bantu bagi pemelajar dalam proses pemahaman untuk meningkatkan hasil nilai belajar (Rahman, 2004: ). Proses menyimak selanjutnya, yaitu mengingat. Menurut Wolvin (2010: 145) tahap mengingat adalah proses mental yang terpisah, fungsinya dalam konteks komunikasi adalah menekankan pada mendengarkan karena tingkat kegunaan informasi tergantung pada kemampuan individu untuk memproses apa yang diterima, baik pada saat itu juga atau nantinya. Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan tahap mengingat ini sebagai proses dan kelanjutan dari proses memahami yang lebih menekankan pada kemampuan pemahaman perubahan verba bentuk te dari masing-masing responden untuk menuju pada proses selanjutnya, yaitu tahap menginterpretasi. Tahap selanjutnya adalah tahap menginterpretasi, menurut Djiwandono (2006: 212) pada tahap menginterpretasi, responden menafsirkan, memprediksi dan menerapkan pemahaman materi yang telah diperoleh sebelumnya pada sebuah konsep atau kasus baru. Kasus yang penulis gunakan adalah menggunakan soal yang telah dimodifikasi berupa memprediksi gambar-gambar dan menerapkannya pada pemahaman responden dalam memilih penggunaan verba bentuk te yang sesuai. Tujuan dari penggunaan kategori soal tahap menginterpretasi ini adalah untuk menyampaikan pesan-pesan nonverbal sesuai dengan pernyataan Wolvin (2010: 145) yang menyatakan proses mengintepretasikan pesan membutuhkan pesan-pesan verbal maupun nonverbal untuk 60

35 mengartikan maksud atau pesan dari penutur. Berikut contoh soal-soal yang menitikberatkan pada tahap menginterpretasi penggunaan verba bentuk te ke dalam soal yang telah dimodifikasi I. A から D までただしいこたえをえらんでください 4. 男 : おたんじょうびおめでとうございます 女 : わあ! ありがとうございます それは何ですか 男 : プレゼント 女 : A. きってもいいですか B. きいてもいいですか C. あけてもいいですか D. あげてもいいですか きょうと II. 女は京都からおおさかじょうへ見に行きたいです どうやって行きますか.4x1 点 女 : すみません おおさかじょうをみにいきたいです 男 : じゃ JR がいいでしょう 女 : どうやって行きますか 15 ふんぐらいです おおさかじょうこうえんでおります おおさかでんのりかえて きょうと京都えきからおおさかまで行って おおさかじょうはえきからあるいて 答え : 例 :4 61

36 Pada penjelasan sebelumnya telah dipaparkan pada tahap menginterpretasi tidak hanya pada memprediksi gambar-gambar dan menghubungkannya pada pemahaman verba bentuk te saja. Tetapi adapula pengolahan dan penerapan dari verba bentuk -te yang telah dipelajari sebelumnya. Contoh soal yang menitikberatkan pada tahap menginterpretasi khususnya penerapan verba bentuk te adalah sebagai berikut IV. てから します 4. はをみがきます ねます 答え : Soal di atas juga penulis kategorikan sebagai pencapaian tahap menginterpretasi responden kelas eksperimen karena menurut Gass dalam Block (2003: 29) penerimaan, pengolahan, pemrosesan atau penafsiran (intake) adalah proses penerimaan dari materi ketatabahasaan. Ini adalah tahap penting antara masukan (input) dengan tata bahasa, tahap pertama dalam konsep awal ketatabahasaan para pemelajar mulai diubah dalam beberapa cara. Penerimaan (intake) memiliki arti penerimaan fitur bahasa baru oleh pemelajar sebagai bagian dari pembelajaran. Dari penjelasan ini penulis mengkategorikan soal tersebut kedalam tahap menginterpretasi yang lebih mengarah pada kegiatan penerapan perolehan bahasa kedua. Hal ini dikarenakan pada soal tersebut responden diminta untuk menerapkan pola perubahan verba bentuk te kedalam kalimat yang dirubah secara menyeluruh. Pencapaian tahap menginterpretasi ini dapat dilihat pada tabel uji peringkat Wilcoxon (α 0.05) dengan bantuan aplikasi SPSS 17, berikut ini 62

37 Tabel Rata-Rata Nilai Pre Test dan Post Test Pencapaian Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke dalam Soal yang Telah Dimodifikasi N Mean Minimum Maximum Pre_Test Post_Test Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Jumlah skor pada kategori soal tahap menginterpretasikan penggunaan verba bentuk te ke dalam soal yang telah dimodifikasi pada proses menyimak adalah 18 point. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata nilai hasil pre test adalah sebesar point, sedangkan untuk rata-rata hasil nilai post test sebesar point. Dari hasil ratarata tersebut, maka didapat peningkatan nilai yang terjadi adalah sebesar 3.2 point atau 17.78%. Untuk mengetahui seberapa banyak responden kelas eksperimen yang mengalami peningkatan nilai post test, dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel Peringkat Hasil Pencapaian Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke dalam Soal yang Telah Dimodifikasi N Mean Rank Sum of Ranks Post_Test - Pre_Test Negative Ranks 2 a a. Post_Test < Pre_Test b. Post_Test > Pre_Test Positive Ranks 8 b Ties 0 c Total 10 c. Post_Test = Pre_Test Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei

38 Dari analisis data tabel yang diperoleh, dapat dilihat jumlah responden yang mengalami peningkatann nilai post test (PositiveRanks) adalah 80% dari keseluruhan jumlah responden, dan hanya 20% dari keseluruhan responden yang mengalami penurunan hasil nilai post test pada soal-soal yang merupakan pencapaian tahap menginterpretasi, menafsirkan dan menerapkan perubahan pola verba bentuk te kedalam konsep atau kasus baru dalam proses pembelajaran pada proses menyimak. Untuk lebih jelasnya dalam melihat jumlah responden baik yang mengalami peningkatan maupun penurunan, dapat dilihat pada grafik berikut ini Grafik Grafik Hasil Perolehan Skor Kelas Eksperimen Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke Dalam Soal yang Telah Dimodifikasi Grafik Hasil Perolehan Skor Kelas Eksperimen padaa Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke Dalam Soal yang Telah Dimodifikasi Peningkatann Penurunan Tidak Berubah 20% 80% Sumber : Analisis Data Penelitiann Periode Maret Mei

39 Secara lebih terperinci, penulis menjabarkan hasil skor masing-masing responden kelas eksperimen yang dapat dilihat pada grafik berikut Grafik Grafik Skor Peningkatan Responden Kelas Eksperimen pada Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke Dalam Soal yang Telah Dimodifikasi Grafik Skor Peningkatan Responden Kelas Eksperimen Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke Dalam Soal yang Telah Dimodifikasi Responden Skor R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 PreTest PostTest Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Dengan diperolehnya hasil skor dari masing-masing responden kelas eksperimen, maka penulis merangkum prosentase peningkatan dan penurunan nilai skor pada tahap menginterpretasi penggunaan verba bentuk te ke dalam soal yang telah dimodofikasi pada proses menyimak yang dapat dilihat pada tabel berikut ini 65

40 Tabel Tabel Skor dan Prosentase Peningkatan Responden Kelas Eksperimen Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke Dalam Soal yang Telah Dimodifikasi Responden Pre Test Post Test Prosentase Responden % Responden (-) 5.55% Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden % Responden (-) 11.11% Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Berdasarkan hasil analisis tabel tersebut, maka diketahui responden yang mengalami peningkatan skor sebanyak delapan responden. Responden yang memiliki prosentase peningkatan paling besar adalah responden ketujuh dengan perolehan prosentase sebesar 55.56%, sedangkan bila dibandingkan dengan responden kedua yang juga mengalami penurunan, responden kesepuluh merupakan responden yang mengalami penurunan skor paling banyak, yaitu sebesar 11.11%. 66

41 Dari penggunaan aplikasi SPSS 17 maka didapat hasil uji statistik pencapaian tahap menginterpretasi penggunaan verba bentuk te ke dalam soal yang telah dimodifikasi, dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel Hasil Uji Statistik Pencapaian Tahap Menginterpretasikan Penggunaan Verba Bentuk Te ke Dalam Soal yang Telah Dimodifikasi Post_Test - Pre_Test Z Asymp. Sig. (2-tailed).028 Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Bedasarkan hasil uji statistik pencapaian pada tahap menginterpretasi dalam proses menyimak responden di atas, diperoleh tingkat signifikansi (α) sebesar Karena 0.05 > maka sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan maka H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima. Grafik pengambilan hipotesis dapat dilihat berikut ini Gambar Grafik Pengambilan Hipotesis Pencapaian Tahap Menginterpretasi dalam Proses Menyimak Tolak H 0 Terima H 0 0 0,028 0,05 0,1 Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei

42 Berdasarkan analisis data tabel, grafik dan hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan pada penelitian kali ini, proses menyimak para responden kelas eksperimen mencapai tahap menginterpretasi, yakni memprediksi, menafsirkan, dan menerapkan perubahan pola verba bentuk te kedalam soal-soal latihan yang telah dimodifikasi ke dalam konsep atau kasus baru dalam proses menyimak bahasa kedua. Pemilihan bahan simakan video Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu turut mendukung pencapaian tahap menginterpretasi ini karena menurut Rahman (2004: ) kelebihan media audio visual apabila digunakan secara tepat adalah berguna dalam memasukkan pengajaran hal yang baru dan memberikan pengalaman yang mendalam sehingga dapat menyimpan informasi lebih lama dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya. Proses menyimak yang tearkhir adalah tahap mengevaluasi, pada tahap ini responden akan mengerjakan soal-soal yang telah dibuat oleh penulis sebagai bentuk pengukuran dari hasil informasi yang diperoleh dalam proses menyimak mereka, yaitu berupa soal post test yang merupakan hasil keluaran (output) dari responden kelas eksperimen. Menurut Wolvin (2010: 146), komponen evaluasi dalam mendengarkan berpusat pada komunikasi yang mengacu pada proses dimana seseorang membuat penilaian tentang akurasi dan validasi informasi yang diterima dan menurut Gass dalam Block (2003: 30) proses keluaran (output) dapat berfungsi sebagai bagian dari umpan balik dari tahap penerimaan (intake). Dari pernyataan tersebut, maka penulis mengkategorikan tahap mengevaluasi dalam proses menyimak guna mengukur hasil dari keluaran (output) dari responden kelas eksperimen. Pada kelas penelitian ini, hasil pembagian kuesioner dan hasil nilai post test yang dilakukan oleh responden kelas eksperimen merupakan bukti 68

43 dari kefektivitasan media audio visual. Berikut hasil pencapaian proses menyimak pada tahap evaluasi guna mengukur hasil keluaran (output) berupa tabel nilai rata-rata kelas eksperimen menggunakan metode uji peringkat Wilcoxon. Tabel Rata-Rata Hasil Nilai Pre Test Dan Post Test dalam Mencapai Tahap Evaluasi Sebagai Hasil Keluaran (Output) Responden Kelas Eksperimen pada Proses Menyimak N Mean Minimum Maximum PreTest PostTest Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Menurut tabel tersebut, dapat dilihat pemerolehan nilai pada soal-soal yang merupakan pencapaian tahap mengevaluasi responden kelas eksperimen pada proses menyimak. Rata-rata nilai hasil pre test adalah sebesar 66.6 point, sedangkan untuk ratarata hasil nilai post test sebesar 79.8 point. Dari hasil rata-rata tersebut, maka didapat peningkatan nilai yang terjadi adalah sebesar 13.2 point. Untuk mengetahui seberapa banyak responden kelas eksperimen yang mengalami peningkatan nilai post test, dapat dilihat pada tabel berikut ini 69

44 Tabel Peringkat Hasil Pencapaian Tahap Evaluasi Sebagai Hasil Keluaran atau Output Responden Kelas Eksperimen pada Proses Menyimak N Mean Rank Sum of Ranks PostTest - PreTest Negative Ranks 0 a a. PostTest < PreTest b. PostTest > PreTest Positive Ranks 9 b Ties 1 c Total 10 c. PostTest = PreTest Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Pada tabel di atas, dapat dilihat sembilan responden kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai, dan yang tidak memiliki perubahan nilai sebanyak satu orang. Dapat dilihat pula, tidak terdapat responden yang mengalami penurunan nilai post test. Untuk memperjalas tabel tersebut, pada grafik berikut ini penulis memaparkan hasil skor seluruh responden kelas eksperimen yang dapat dilihat sebagai berikut 70

45 Grafik Grafik Skor dan Prosentase Peningkatan Responden Kelas Eksperimen pada Tahap Evaluasi Sebagai Hasil dari Keluaran (Output) dalam Proses Menyimak Grafik Skor dan Prosentase Peningkatan Responden Kelas Eksperimen pada Tahap Evaluasi Sebagai Hasil dari Keluaran (Output) dalam Tahapan Menyimak Responden R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10 Pre Test Post Test Prosentase 2% 4% 14% 0% 8% 42% 8% 4% 28% 22% Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Dari grafik tersebut, dapat dilihat perolehan hasil nilai post test sebagai pencapaian tahap evaluasi sekaligus berfungsi sebagai pengukur hasil dari keluaran (output) responden kelas eksperimen, responden pertama memiliki peningkatan nilai sebesar 2%, responden kedua dan kedelapan sebesar 4%, responden ketiga sebesar 14%, dan responden keempat merupakan satu-satunya responden pada kelas eksperimen yang tidak memiliki perubahan pada hasil nilai pre test dan post test. Selanjutnya responden kelima dan ketujuh memiliki peningkatan nilai sebesar 8%. Responden keenam adalah responden pada kelas eksperimen yang mengalami peningkatan nilai post test tertinggi 71

46 dengan perolehan prosentase nilai sebesar 42%. Disusul dengan responden kesembilan yang memiliki prosentase peningkatan nilai sebesar 28% dan responden kesepuluh memiliki prosentase peningkatan nilai post test sebesar 22%. Guna mempermudah dalam melihat perbandingan prosentase peningkatan nilai post test sebagai hasil dari keluaran (output) masing-masing responden kelas eksperimen, penulis akan mejabarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut Grafik Grafik Prosentase Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen pada Tahap Evaluasi Sebagai Hasil dari Keluaran (Output) 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Prosentase Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen pada Tahap Evaluasi Sebagai Hasil dari Keluaran (Output) 2% 4% 14% 0% 8% 42% 8% 4% 28% 22% Prosentase Peningkatan Nilai Sumber : Analisis Data Penelitian Periode Maret Mei 2011 Dari penggunaan aplikasi SPSS 17 maka didapat hasil uji statistik pencapaian tahap evaluasi sebagai hasil keluaran atau output yang dicapai oleh responden kelas eksperimen pada proses menyimak, dapat dilihat pada tabel berikut 72

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

Lampiran A Soal Pre Test dan Post Test

Lampiran A Soal Pre Test dan Post Test Lampiran A Soal Pre Test dan Post Test Pre Test Sumber : Buku Panduan DVD De Manabu Nihongo Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu. Vol 2 dan Minna no Nihongo Shokyuu I: Choukai Tasuku 25 L1 Sumber : Buku Panduan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Pada subbab ini, penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat jenis komponen yaitu, berbicara, menulis, membaca, dan mendengar atau menyimak. Dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. BAB III PROSES PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. Menurut Arikunto yang dimaksud penelitian pre eksperimen atau kuasi eksperimen adalah

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini Bab 3 Analisis Data Pada bab 3 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013. Ada pun responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk berbahasa, karena bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi,

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 Ima nanji desuka? 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 3.3 Menentukan informasi berkenaan dengan memberi dan meminta informasi terkait tanggal,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis Data

BAB 4. Analisis Data BAB 4 Analisis Data Pada bab 4 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Mei Juni 2014. Responden di dalam penelitian ini adalah 24 orang mahasiswa

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? だい あんぜん さ ぎょう なん ひつ 第 1 安 全 作 業 は 何 のために 必 要 よう か? Perlunya melakukan pekerjaan dengan aman 1) Kalau sampai cedera karena kecelakaan kerja, bahkan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari* ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI Mei Ambar Sari* Abstrak Novel Bocchan karya Natsume Souseki merupakan salah satu novel yang masih banyak dibaca oleh

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil Bab 3 Analisis Data Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni tahun 2013. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen bermakna terima kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan persalaman berterima kasih dalam bahasa Indonesia No Ungkapan Persalaman Kalimat Penutur Mitra

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. yang arbiter yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk

Bab 2. Landasan Teori. yang arbiter yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk Bab 2 Landasan Teori 2.1 Empat Keterampilan Bahasa Dan menurut Dardjowidjojo (2007: 14) bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbiter yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki fungsi utama yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk pelaksanaannya. Dengan adanya metode, seseorang akan sangat terbantu untuk

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Penelitian ini terfokus pada transfer pragmatik dalam respon terhadap pujian pembelajar bahasa Jepang. Permasalahan penelitian terpusat pada empat hal yaitu realisasi tuturan

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi? 10. Buku ke-25, pada bagian judul cerita : 愛のタゴ作ツール halaman 70. Dalam situasi percakapan di bawah ini digambarkan, mengenai Mama yang sedang menegur Tatami dan Asari karena bertengkar mempermasalahkan

Lebih terperinci

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String Venny Larasati Ayudiani 13513025 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan metode analisis kesalahan. Metode deskriptif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Dialek di Jepang Tiap daerah hampir memiliki dialek yang berbeda. Menurut sejarahnya ini karena letak dan pengaruh terhadap daerah-daerah ini yang berlainan. Dan dimulai

Lebih terperinci

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj.

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj. DAFTAR PENGAJAR SMAN 15 BANDUNG NAMA GURU PENGAJAR MATA PELAJARAN Drs. Suherman Pendidikan Agama Islam Dra. Nining Cunengsih Pendidikan Agama Islam Didi Nuradi, S.Pd Pendidikan Agama Islam Hana Juhana,

Lebih terperinci