UJI VARIABEL YANG DIDUGA MEMPENGARUHI TINGKAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEDERAJAT DI BEKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI VARIABEL YANG DIDUGA MEMPENGARUHI TINGKAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEDERAJAT DI BEKASI"

Transkripsi

1 UJI VARIABEL YANG DIDUGA MEMPENGARUHI TINGKAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEDERAJAT DI BEKASI RIESA ANANDYA ELFITRA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA DEPOK 2009

2 UJI VARIABEL YANG DIDUGA MEMPENGARUHI TINGKAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEDERAJAT DI BEKASI Skrps dajukan sebaga salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sans Oleh: RIESA ANANDYA ELFITRA DEPOK 2009

3 SKRIPSI : UJI VARIABEL YANG DIDUGA MEMPENGARUHI TINGKAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEDERAJAT DI BEKASI NAMA : RIESA ANANDYA ELFITRA NPM : SKRIPSI INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI DEPOK, JULI 2009 Dra. TITIN SISWANTINING, DEA PEMBIMBING I Dra. RUSTINA PEMBIMBING II Tanggal Lulus Ujan Sdang Sarjana: 3 Jul 2009 Penguj I : Dra. Ttn Sswantnng, DEA Penguj II : Sarn, S.S, M.Stats Penguj III : Prof. Dr. Belawat H. Wdjaya

4 KATA PENGANTAR Puj dan syukur kehadrat Allah SWT yang telah melmpahkan rahmat serta karuna-nya sehngga penuls dapat menyelesakan tugas akhr n. Penuls menghaturkan banyak terma kash kepada Ibu Dra. Ttn Sswantnng, DEA selaku pembmbng I, dan Ibu Dra. Rustna selaku pembmbng II sekalgus sebaga pembmbng akademk, yang dengan penuh kesabaran membmbng, memotvas, membantu, dan member semangat selama peneltan berlangsung hngga tersusunnya tugas akhr n. Penuls juga berterma kash kepada dosen penguj semnar penuls, Ibu Rant, Ibu Saskya, Mbak Mla, Ibu Bela, Mbak Sarn, Ibu Nur, Mbak Fev. Terma kash atas pertanyaan, krtk serta masukan yang sangat bermanfaat bag penuls. Ucapan terma kash penuls sampakan juga kepada seluruh staf pengajar Jurusan Matematka UI yang selalu tulus dalam member bekal lmu. Terma kash juga kepada Departemen Penddkan Nasonal, Departemen Agama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Alyah d Kota Bekas yang sudah berseda memberkan data yang sangat dbutuhkan oleh penuls.

5 Penuls mengucapkan banyak terma kash kepada seluruh rekan Matematka angkatan 2005 (terutama buat Syarah, Puj, Rath, Teha, Shnta) atas persahabatan selama n. Terma kash kepada Serly, Wna, Reka, Nov, Rendr, Wulan beserta teman-teman, anak Analdat 2006, Revan dan Mama yang sudah membantu menyebarkan kuesoner d sekolah-sekolah. Terma kash secara khusus kepada Papa dan Mama tercnta, adk Reka, dan Revan yang selalu member kash sayang dan semangat kepada penuls sehngga penuls dapat menyelesakan tugas akhr n sesua dengan waktu yang dngnkan. Terakhr, terma kash kepada Angg Pandyo Wbowo atas segala bantuan, dukungan, serta semangat yang dberkan sehngga penuls dapat menyelesakan tugas akhr n. Terma kash juga telah meneman penuls saat suka maupun duka selama proses pengerjaan tugas akhr sehngga penuls dapat semangat terus dalam menyelesakannya. Penuls menyadar bahwa mash banyak kekurangan dalam skrps n dan penuls berseda menerma segala krtk dan saran yang dberkan semua phak. Terma kash. Penuls 2009

6 ABSTRAK Perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) telah memberkan pengaruh terhadap duna penddkan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam tugas akhr n dseldk varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas. Untuk memperoleh varabel tngkat perkembangan TIK, dlakukan analss two step cluster berdasarkan 2 varabel, yatu kualtas guru dan sarana prasarana TIK. Lalu, analss regres logstk bner dlakukan untuk mengetahu varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas. Dperoleh varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK adalah jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner. Setelah tu, dengan menggunakan Sstem Informas Geografs (SIG), dperoleh gambaran penyebaran varabel jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d tap kecamatan d Bekas. Kata kunc : analss two step cluster, analss regres logstk bner, Sstem Informas Geografs, Teknolog Informas dan Komunkas hlm; lamp. Bblograf: 7 ( )

7 BAB II. KONSEP DAN DEFINISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DEFINISI OPERASIONAL Varabel yang Dgunakan dalam Analss Two Step Cluster Varabel yang Dgunakan dalam Analss Regres Logstk Bner BAB III. LANDASAN TEORI ANALISIS TWO STEP CLUSTER Ukuran Jarak Log Lkelhood Langkah-Langkah dalam Analss Two Step Cluster Contoh Penggunaan Analss Two Step Cluster pada Data ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER Pengertan v

8 3.2.2 Model Regres Logstk Bner Penaksran dengan Metode Mamum Lkelhood Pengujan Sgnfkans Model dan Parameter Uj Kecocokan Model Uj Sgnfkans Parameter Interpretas Parameter dalam Model untuk Varabel Bebas Kontnu Interpretas Parameter dalam Model untuk Varabel Bebas Kategork SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Pengertan SIG Manfaat SIG Karakterstk SIG Arcvew. 36 v

9 BAB IV. ANALISIS DATA SUMBER DATA PROSEDUR ANALISIS DATA ANALISIS TWO STEP CLUSTER ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER Penaksran Parameter dalam Model Uj Kecocokan Model Uj Sgnfkans Parameter dalam Model Ukuran Keakuratan Model Interpretas Parameter SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA. 56 v

10 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman. Penyebaran Jumlah Komputer pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas Penyebaran Jumlah Prnter dan atau Scanner pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat. 5 DAFTAR TABEL Tabel Halaman. Contoh Data dalam Penggunaan Analss Two Step Cluster Jarak Antar Cluster Dstrbus Cluster Konds Tap Cluster Berdasarkan Varabel Output Hasl Penaksran Parameter Output Hasl Penaksran Parameter (Lanjutan) Output Uj Hosmer and Lemeshow.. 44 v

11 8. Output Ukuran Keakuratan Model Konds Tap Kecamatan Berdasarkan Ketersedaan Jumlah Komputer dan Jumlah Prnter dan atau Scanner DAFTAR LAMPIRAN Lampran Halaman. Kuesoner untuk Sekolah Kuesoner untuk Sswa Pengecekan Independens Antar Varabel pada Analss Cluster DAFTAR SKEMA Skema Halaman. Prosedur Analss Data... 37

12 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) sebaga bagan dar Ilmu Pengetahuan dan Teknolog (IPTEK) secara umum adalah semua teknolog yang berhubungan dengan pengamblan, pengumpulan, pengolahan, penympanan, penyebaran, dan penyajan nformas (Kementeran Negara Rset dan Teknolog, 2006). Istlah TIK muncul setelah berpadunya teknolog komputer (bak perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknolog komunkas sebaga sarana penyebaran nformas pada paruh kedua abad ke-20. Bahkan sampa awal abad ke-2 n, dpercaya bahwa TIK mash akan terus berkembang pesat dan belum terlhat ttk jenuhnya sampa beberapa dekade mendatang. Tantangan yang akan dhadap d masa depan cenderung berkembang semakn kompleks, yang dtanda dengan semakn cepatnya perkembangan lmu pengetahuan dan teknolog sebaga akbat dar arus globalsas yang semakn terbuka. (PUSTEKKOM, 2006).

13 2 Perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) telah memberkan pengaruh terhadap duna penddkan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam bdang penddkan, keberadaan TIK merupakan salah satu komponen yang tdak dapat dpsahkan dar aktvtas penddkan. Salah satu bukt pentngnya TIK dalam bdang penddkan adalah untuk menngkatkan mutu penddkan. Karena dengan adanya TIK, pelajar dapat dengan mudah menerma nformas yang dngnkan, bak dar dalam maupun dar luar neger. Komunkas sebaga meda penddkan dlakukan dengan menggunakan meda-meda komunkas sepert telepon, komputer, nternet, e-mal, dsb. Interaks antara guru dan sswa tdak hanya dlakukan melalu hubungan tatap muka tetap juga dlakukan dengan menggunakan medameda tersebut. Guru dapat memberkan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan sswa. Demkan pula sswa dapat memperoleh nformas dalam lngkup yang luas dar berbaga sumber melalu cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau nternet. Hal yang palng mutakhr adalah berkembangnya cyber teachng atau pengajaran maya, yatu proses pengajaran yang dlakukan dengan menggunakan nternet. Istlah lan yang makn poluper saat n alah e-learnng yatu satu model pembelajaran dengan menggunakan meda Teknolog Informas dan Komunkas khususnya nternet.

14 3 Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbak mutu pembelajaran, ada tga hal yang harus dwujudkan yatu:. Sswa dan guru harus memlk akses kepada teknolog dgtal dan nternet dalam kelas, sekolah, dan lembaga penddkan guru, 2. Harus terseda sarana yang memada serta mater yang berkualtas, bermakna, dan dukungan kultural bag sswa dan guru, dan 3. Guru harus memlk pengetahuan dan ketramplan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber dgtal untuk membantu sswa agar mencapa standar akademk. Oleh karena tu, pengembangan TIK dalam bdang penddkan harus dlakukan secara terus menerus agar kualtas sumber daya manusa Indonesa yang merupakan produk dar penddkan tu semakn bak dan dapat bersang dalam duna yang berbasskan teknolog. Berdasarkan uraan datas, tulsan n akan membahas lebh lanjut tentang Uj Varabel yang Dduga Mempengaruh Tngkat Perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas.

15 4.2 PERUMUSAN MASALAH Permasalahan dalam tugas akhr n adalah:. Varabel apa saja yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas? 2. Bagamana gambaran penyebaran varabel tersebut pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas?.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulsan tugas akhr n adalah:. Menentukan varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas. 2. Menggambarkan penyebaran varabel tersebut pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas.4 METODOLOGI. Metode Pengamblan Sampel

16 5 Peneltan n menggunakan data prmer yang dambl d 2 kecamatan d Kota Bekas. D masng-masng kecamatan, terdapat SMA, SMK, dan MA. Dar tap kecamatan, dambl masng-masng 30% sekolah secara acak dar tap jens sekolah. Dar tap sekolah, dambl juga beberapa sswa secara acak. Kuesoner terbag atas 2 jens, yatu kuesoner untuk sekolah (terdapat dalam Lampran ) dan kuesoner 2 untuk sswa (terdapat dalam Lampran 2). 2. Metode Analss Data Metode analss yang dgunakan dalam tugas akhr n adalah analss two step cluster, analss regres logstk bner, dan Sstem Informas Geografs (SIG). Pada analss two step cluster, terdapat 2 varabel yang dgunakan untuk mengelompokkan responden yatu kualtas guru dan sarana prasarana. Sedangkan pada analss regres logstk bner, yang menjad varabel dependen adalah varabel yang dbentuk berdasarkan hasl analss two step cluster, dan yang menjad varabel ndependen adalah jumlah sswa, jumlah komputer, jumlah LCD proyektor atau OHP dan jumlah prnter dan atau scanner. Selanjutnya dengan menggunakan Sstem Informas Geografs (SIG) dlhat gambaran penyebaran varabel yang ddapat dar analss regres logstk bner.

17 6.5 PEMBATASAN MASALAH Sekolah : Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Madrasah Alyah Sswa : hanya sswa kelas 2 dan atau kelas 3 Pada analss two step cluster, banyaknya cluster dtentukan sendr, yatu sebanyak 2 cluster..6 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN, Terdr dar latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulsan, metodolog, pembatasan masalah dan sstematka penulsan. BAB II : KONSEP DAN DEFINISI, Membahas konsep dan defns dar varabel-varabel yang dgunakan dalam penulsan tugas akhr n. BAB III : LANDASAN TEORI,

18 7 Membahas teor tentang analss two step cluster, analss regres logstk bner, dan Sstem Informas Geografs (SIG) yang dgunakan dalam peneltan n. BAB IV : ANALISIS DATA, Membahas keseluruhan analss dmula dar pengumpulan data, pengolahan dan analss data, serta pembahasannya. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN, Bers kesmpulan dan saran yang dberkan penuls.

19 BAB II KONSEP DAN DEFINISI 2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Dalam kehdupan sehar-har, komunkas sangatlah pentng, karena dengan komunkas setap manusa dapat bernteraks satu dengan yang lan. Namun dengan serngnya perkembangan zaman, komunkas tdaklah hanya sebatas antar ndvdu yang berkomunkas secara langsung tetap harus ada perkembangan teknolog untuk mengatas segala permasalahan yang ada. Untuk tulah dbutuhkan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) untuk menunjang segala aspek dalam komunkas tersebut. Beberapa unsur TIK yang dapat memfasltas antara lan adalah suatu perangkat keras atau basa juga dsebut dengan hardware, perangkat lunak atau software, sampa kepada komuntas yang menjalankan perangkat TIK tersebut atau branware. D era nformas n, akses nformas sangatlah menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab tu, tersedanya sarana dan prasarana komunkas sangatlah pentng dan dapat menjad ndkas penyebaran dan penyerapan nformas oleh masyarakat. Perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) d Indonesa dapat dlhat dar tersedanya sarana dan 8

20 9 prasarana komunkas, bak untuk komunkas suara (audo), vdeo maupun data. Tak dapat dsangkal bahwa kehdupan selama beberapa dasawarsa belakangan n dtanda dengan perubahan besar-besaran yang berpangkal dar kemajuan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK). Industr dan jasa nformas dan telekomunkas (komputer, barang elektronk, perangkat telekomunkas, jasa perangkat lunak dan nformas) mengambl alh pmpnan dalam proses pertumbuhan ekonom. Satelt, jarngan telekomunkas dgtal dan komputer untuk keperluan khusus, menyedakan prasarana bag perluasan layanan nformas dan komunkas yang berlanjut terus ke abad 2. Bentuk kemajuan teknolog komunkas yang palng mutakhr adalah berkembangnya nternet dengan segala fasltas dan kemudahan yang dtawarkannya. Dengan kemajuan yang luar basa dalam Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) tersebut telah mendorong perubahan ekonom dan sosal untuk menunjang segala aspek kehdupan. 2.2 DEFINISI OPERASIONAL 2.2. Varabel yang Dgunakan dalam Analss Two Step Cluster :. Kualtas guru mengena TIK

21 0 Varabel n merupakan penlaan sswa terhadap kualtas guru d sekolah. Kualtas guru dnla berdasarkan 3 pernyataan yang dajukan kepada sswa, yatu: pengetahuan guru mengena TIK, kemampuan guru dalam menggunakan TIK d sekolah, serta ntenstas penggunaan TIK oleh guru. Ketga pernyataan tersebut memlk lma kemungknan jawaban, yatu:. Sangat tdak setuju 4. Setuju 2. Tdak Setuju 5. Sangat Setuju 3. Netral Dar setap sswa akan dperoleh skor penlaan terhadap tga pernyataan. Lalu, ketga skor tersebut djumlahkan untuk mewakl skor kualtas guru untuk tap sswa. Dan dengan melhat frekuens dar skor tersebut, dbentuklah varabel kualtas guru sebaga varabel kategork dengan pendefnsan sebaga berkut: 0: kurang bak : bak 2. Sarana Prasarana TIK Varabel n menyatakan ketersedaan sarana prasarana TIK d sekolah. Varabel n dnla berdasarkan 0 pernyataan mengena ketersedaan, kelengkapan, ntenstas penggunaan sarana prasarana

22 TIK yatu komputer, aplkas komputer, nternet, hotspot, webste, LCD proyektor dan atau OHP, prnter dan atau scanner, ruang multmeda, perpustakaan dgtal, dan majalah sekolah Kesepuluh pernyataan tersebut memlk lma kemungknan jawaban, yatu:. Sangat tdak setuju 4. Setuju 2. Tdak Setuju 5. Sangat Setuju 3. Netral Dar setap sekolah akan dperoleh skor penlaan terhadap sepuluh pernyataan. Lalu, kesepuluh skor tersebut djumlahkan untuk mewakl skor sarana prasarana TIK untuk tap sekolah. Dan dengan melhat frekuens dar skor tersebut, dbentuklah varabel sarana prasarana TIK sebaga varabel kategork dengan pendefnsan sebaga berkut: 0: kurang bak : bak Varabel yang Dgunakan dalam Analss Regres Logstk Bner:. Jumlah Sswa

23 2 Varabel n menyatakan jumlah keseluruhan sswa pada suatu sekolah. 2. Jumlah Komputer Varabel n menyatakan jumlah keseluruhan komputer yang berfungs pada suatu sekolah. 3. Jumlah LCD Proyektor dan atau OHP Varabel n menyatakan jumlah keseluruhan LCD Proyektor dan atau OHP yang berfungs pada suatu sekolah. 4. Jumlah prnter dan atau scanner Varabel n menyatakan jumlah keseluruhan prnter dan atau scanner yang berfungs pada suatu sekolah. 5. Tngkat perkembangan TIK Varabel n sebaga varabel respon yang ddapat dar hasl analss two step cluster berdasarkan 2 varabel yang dgunakan. Varabel tngkat perkembangan TIK ddefnskan sebaga berkut : 0 : kurang bak : bak

24 BAB III LANDASAN TEORI 3. ANALISIS TWO STEP CLUSTER Analss cluster merupakan suatu metode untuk mengelompokkan ndvdu-ndvdu ke dalam beberapa kelompok dmana setap unt pengamatan dalam satu kelompok akan mempunya cr yang relatf sama sedangkan antar kelompok unt pengamatan memlk sfat yang berbeda. Jka varabel yang dgunakan merupakan varabel kontnu dan atau kategork dgunakan metode two step cluster. Dalam metode two step cluster hal yang perlu dperhatkan adalah ukuran jarak.ukuran jarak yang dgunakan bukan ukuran jarak Eucldean sepert yang dgunakan dalam pengelompokan berdasarkan varabel kontnu tetap dalam metode n dgunakan ukuran jarak log lkelhood yang akan dbahas kemudan. 3.. Ukuran Jarak Log Lkelhood Jarak log-lkelhood ddefnskan dengan bentuk sebaga berkut : 3

25 4 d j, s j s j, s dmana A B N K K 2 2 log ˆ ˆ log vkl vkl v v k vk k 2 k l Nv Nv L K N N Keterangan: j adalah log lkelhood pada cluster j j, s adalah log-lkelhood pada gabungan cluster j dan s N v adalah banyaknya obyek pengamatan pada cluster v K A adalah total banyaknya varabel kontnu yang dgunakan. K B adalah total banyaknya varabel kategork yang dgunakan L K adalah banyaknya level untuk varabel kategork ke-k. N vkl adalah banyaknya obyek pengamatan pada cluster v, kategor ke-k, level ke-l. 2 ˆ k adalah taksran varans dar varabel kontnu ke-k pada keseluruhan data. 2 ˆ vk adalah taksran varans dar varabel kontnu ke-k pada cluster v.

26 5 Krtera penggabungan cluster : Jka j s -, j s < 0, maka cluster j dan cluter s akan bergabung Jka j s -, j s > 0, maka cluster j dan cluter s tdak bergabung 3..2 Langkah-Langkah dalam Analss Two Step Cluster Langkah : Membentuk pra-cluster Anggap setap objek pengamatan sebaga sub-cluster, lalu plh salah satu objek sebaga sub-cluster awal. Tentukan batas banyak objek yang dapat bergabung dalam setap sub-cluster yang akan terbentuk, msalkan sebanyak N. Lakukan penggabungan berdasarkan krtera penggabungan cluster. Jka suatu sub-cluster sudah mengandung lebh dar N objek, maka sub-cluster tersebut akan membelah menjad dua yang masng-masng dbentuk oleh objek yang berjarak palng jauh. Penggabungan objek yang lan dteruskan hngga semua objek bergabung pada suatu sub-cluster. Dan, ddapatlah pra-cluster yang merupakan hmpunan dar sub-cluster-sub cluster yang terbentuk.

27 6 Langkah 2: Membentuk cluster Sub cluster-sub cluster yang terbentuk dalam pra-cluster dkelompokan ke dalam sejumlah cluster yang dngnkan dengan menghtung jarak antar cluster yang metodenya smlar dengan menggunakan metode herark, namun perbedaannya hanya pada ukuran jaraknya, yatu tetap menggunakan ukuran jarak log lkelhood sepert pada langkah. Metode herark (herarchcal methods) adalah teknk clusterng membentuk kontruks herark atau berdasarkan tngkatan tertentu sepert struktur pohon. Dengan demkan proses pengelompokkannya dlakukan secara bertngkat atau bertahap. Salah satu metode yang dgunakan dalam teknk herark adalah metode aglomeras. Metode n dmula dengan kenyataan bahwa setap objek membentuk clusternya masng-masng. Kemudan dua objek dengan jarak terdekat bergabung. Selanjutnya objek ketga akan bergabung dengan cluster yang ada atau bersama objek lan dan membentuk cluster baru. Hal n tetap memperhtungkan jarak kedekatan antar objek. Proses akan berlanjut hngga akhrnya terbentuk satu cluster yang terdr dar keseluruhan objek. Ada beberapa teknk dalam metode aglomeras, salah satunya adalah sngle lnkage (nearest neghbor methods). Metode n

28 7 menggunakan prnsp jarak mnmum yang dawal dengan mencar dua obyek terdekat dan keduanya membentuk cluster yang pertama. Pada langkah selanjutnya terdapat dua kemungknan, yatu : a. Objek ketga akan bergabung dengan cluster yang telah terbentuk, atau b. Dua objek lannya akan membentuk cluster baru. Proses n akan berlanjut sampa akhrnya terbentuk cluster tunggal. Pada metode n jarak antar cluster ddefnskan sebaga jarak terdekat antar anggotanya Contoh Penggunaan Analss Two Step Cluster pada Data Msal terdapat data yang terdr dar 0 responden dan satu varabel, sebaga berkut: Tabel Contoh Data dalam Penggunaan Analss Two Step Cluster Responden Varabel : : : : 0

29 8 Dar data tersebut, akan dkelompokkan kesepuluh responden ke dalam 2 kelompok. Dgunakan analss two step cluster untuk mengelompokannya. Langkah pertama yang dlakukan adalah membentuk pra-cluster, dengan tahapan sebaga berkut: Anggap setap responden sebaga sub-cluster. Berdasarkan kasus d atas, maka terdapat 0 sub-cluster. Plh suatu sub-cluster sebaga sub-cluster awal, msalkan sub-cluster. Tentukan batas banyak objek yang dapat bergabung dalam setap sub-cluster yang akan terbentuk, msalkan sebanyak 3. Htung jarak berdasarkan ukuran jarak log lkelhood dan lakukan penggabungan berdasarkan krtera penggabungan cluster. - Msal akan dcar jarak antara sub-cluster dan sub-cluster 2 : d,2 2, 2 Karena varabel yang dgunakan hanya varabel kategork saja, ukuran jarak log lkelhood yang dgunakan sebaga berkut: v N v K B L K N N vkl log N N vkl k l v v Sehngga: 2 N l N l N N N2 N2 N log log log log 0log 0 0 l N N N N N N

30 9 2 N 2l N 2l N 2 N 2 N 22 N 22 2 N 2 log log log 0log 0 log 0 l N 2 N 2 N 2 N 2 N 2 N 2 2 NA l NA l NA NA NA 2 NA 2,2 A NA log 2 log log 2 log log 0.6 l NA NA NA NA NA NA Ddapatkan bahwa, , maka sub-cluster dan subcluster 2 tdak dgabungkan. - Apabla dperoleh sub-cluster dan sub-cluster 2 bergabung, maka tahap selanjutnya adalah menghtung jarak sub-cluster yang lan terhadap subcluster penggabungan dan 2, msal danamakan sub-cluster A. - Karena dalam kasus n dperoleh bahwa sub-cluster dan sub-cluster 2 tdak bergabung, maka tahap selanjutnya adalah menghtung jarak subcluster yang lan terhadap sub-cluster. Jka suatu sub-cluster sudah mengandung lebh dar 3 objek, maka sub-cluster tersebut akan membelah menjad dua yang masng-masng dbentuk oleh objek yang berjarak palng jauh. Penggabungan objek yang lan dteruskan hngga semua objek bergabung pada suatu sub-cluster. Dan, ddapatlah pra-cluster yang merupakan hmpunan dar sub-cluster-sub cluster yang terbentuk.

31 20 Msalkan dperoleh 4 pra-cluster, yang terdr dar sub-cluster A, B, C, dan D. Selanjutnya dlakukan langkah kedua, yatu membentuk cluster, dengan tahapan sebaga berkut: Menghtung jarak antar sub-cluster dengan menggunakan ukuran jarak log lkelhood, msalkan dperoleh jarak antar cluster sebaga berkut: Tabel 2 Jarak Antar Cluster Sub-cluster A B C D A B C D Car dua obyek dengan jarak terdekat sehngga keduanya akan membentuk cluster yang pertama. Berdasarkan data datas, maka sub-cluster A dan sub-cluster C memlk jarak terdekat yatu 2, sehngga mereka bergabung membentuk suatu cluster baru, sebut cluster P. Pada langkah selanjutnya terdapat dua kemungknan, yatu : a. Objek ketga akan bergabung dengan cluster P atau b. Objek tersebut akan membentuk cluster baru.

32 2 Proses n akan berlanjut sampa akhrnya terbentuk cluster tunggal. Berdasarkan tujuan awal, maka dperoleh 2 cluster untuk mengelompokkan sepuluh responden, dmana setap unt pengamatan dalam satu cluster akan mempunya cr yang relatf sama sedangkan antar cluster unt pengamatan memlk sfat yang berbeda. 3.2 ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER 3.2. Pengertan Analss regres logstk adalah metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara satu varabel respony dengan satu atau lebh varabel bebas X dmana varabel respon Y merupakan varabel kategork. Regres logstk bner telah banyak dgunakan secara luas sebaga salah satu alat analss pemodelan ketka varabel responnya (Y) bersfat bner. Istlah bner merujuk pada penggunaan dua buah blangan 0 dan untuk menggantkan dua kategor pada varabel respon. Contoh varabel respon yang dmaksud adalah kesuksesan (sukses gagal), konds (bak -- kurang bak), kesetujuan (setuju tdak setuju), dan mash banyak lag

33 Model Regres Logstk Bner Msalkan terdapat varabel respon Y yang merupakan varabel bner. Msal terdapat vektor dar p varabel bebas untuk observas ke-;,2,...,n, yatu X (,,..., ). 2 p Sebut Pr( Y ) ( ). Karena Y mempunya nla 0 dan, maka Pr( Y 0 ) ( ) dan E Y ). ( ) 0.( ( )) ( ) ( Dalam analss regres lner berganda, dketahu bahwa: E ( Y ) 0... p p Dengan mengambl sembarang nla varabel bebas X, maka nla E Y ) berada d antara dperoleh: ( sampa. Karena Y merupakan varabel respon bner, E ( Y ) ( ) Pr( Y ), sehngga 0 E Y ). ( Oleh karena tu, bentuk E Y ) ( tdak dapat dnyatakan sebaga fungs lner dar varabel bebas X. Untuk mengatas masalah n, dperlukan

34 23 suatu bentuk fungs lan untuk membatas nla E Y ) agar terletak antara 0 dan. ( Analss regres logstk mangasumskan bahwa hubungan antara ( ) dan varabel bebas X, mengkut bentuk fungs dstrbus logstk sebaga berkut: F( p) ; < p <. p e Jka fungs dstrbus logstk dgunakan, maka model regres logstk dapat dtulskan sebaga berkut: ( ) = E Y ) =... ) ( e ( 0 p p e ( 0 = (... ) e 0... p p p ) p dmana 0,,..., p adalah parameter yang akan dtaksr. Lalu, - ( ) =... ) e ( 0 p p..(3.) e ( 0 = (... ) e 0... p p p ) p

35 24 )... ( )... ( )... ( )... ( ) ( ) ( p p p p p p p p e e e e...(3.2) Raso n dsebut Odd (resko) dar munculnya suatu karakterstk tertentu. Makn besar odd, makn besar kecenderungan munculnya karakterstk tersebut. Log dar Odd dsebut log-odd atau logt : p p g... ) ( ) ( log ) ( 0..(3.3) Penaksran dengan Metode Mamum Lkelhood Koefsen 0,,..., p selanjutnya dtaksr dengan menggunakan metode mamum lkelhood. Secara sederhana dapat dsebutkan bahwa metode n berusaha mencar nla ˆ 0, ˆ,..., ˆ p yang memaksmumkan fungs lkelhood. Dengan nla Y yang bersfat bner, dapat dgunakan Bernoull sebaga sebaran varabel Y sehngga fungs lkelhood dapat dtulskan sebaga berkut: L( ) = n y y ) ( ) (

36 25 = n )) ( ( ) ( ) ( y..(3.4) Dengan mensubsttus persamaan (3.) dan (3.2) ke persamaan (3.4), dperoleh: L( ) = n p p y e )... ( 0 )... ( 0 p p e Transformas logartma dapat dgunakan untuk mempermudah perhtungan dalam mendapatkan taksran maksmum lkelhood dar parameter 0,,..., p. Sehngga fungs lkelhood dgant dengan fungs log-lkelhood sebaga berkut : ) ( ln L LL = )... ( )... ( 0 0 ln p p p p y n e e = n y p p p p e e )... ( )... ( 0 0 ln = n p p p p e e y )... ( )... ( 0 0 ln ln

37 26 n ( 0... p p ) = y 0... p p ln e Taksran dar parameter,..., 0, p dperoleh dar turunan parsal pertama fungs log-lkelhood terhadap parameter,..., 0, p, dan kemudan menyamakannya dengan nol Pengujan Sgnfkans Model dan Parameter Setelah mendapatkan taksran dar parameter,..., 0, p, dlakukan pengujan sgnfkans model dan pengujan sgnfkans parameter Uj Kecocokan Model Pengujan n dlakukan untuk melhat apakah model yang terbentuk sudah sesua dengan data. Pengujan yang dgunakan adalah Uj Hosmer and Lemeshow, sebaga berkut: Hpotess: H 0 : model sesua dengan data H : model tdak sesua dengan data

38 27 Tngkat Sgnfkans : = 0.05 Statstk Uj : Uj Hosmer and Lemeshow C g k 2 ( o k nk k ) n ( ) k k k C ~ 2 ( 2) g Keterangan: n k adalah jumlah observas pada grup ke k. o k c k y j j adalah jumlah observas pada c k bentuk kovarat, dan k c k j m ˆ j n k j adalah rata-rata taksran probabltas. Aturan Keputusan: H 0 dtolak jka C g 2 ( 2); Penolakan H 0 mengartkan bahwa model tdak sesua dengan data.

39 Uj Sgnfkans Parameter Pengujan n dlakukan untuk melhat apakah parameter - parameter yang ada dalam model sudah sgnfkan. Pengujan yang dgunakan adalah Uj Wald, sebaga berkut: Hpotess: H 0 : 0 untuk suatu j tertentu; j,2,..., p j H : j 0 Tngkat Sgnfkans : = 0.05 Statstk Uj : Uj Wald W j ˆ j ˆ( ˆ SE j ) 2 dmana W j ~ 2, Aturan Keputusan: H 0 dtolak jka W j > 2, Penolakan H 0 mengartkan bahwa parameter j, untuk suatu j,2,..., p sgnfkan pada tngkat sgnfkans. Hal n berart

40 29 varabel bebas j yang bersesuaan dengan parameter pengaruh terhadap varabel respon bner Y. j mempunya Interpretas Parameter dalam Model untuk Varabel Bebas Kontnu Parameter-parameter dalam model regres logstk dapat dnterpretaskan dengan beberapa cara. Cara pertama: Pandang logt untuk model regres logstk: g (, 2,..., p ) 0... p p Jka adalah varabel bebas kontnu ke-j untuk observas ke ;,2,..., n, j maka untuk kenakan unt satuan nla bebas lannya tetap, akan dperoleh: j dengan asums nla-nla varabel g (, 2,..., j,..., p ) 0... ( )... j j p p Parameter j menunjukkan selsh logt antara sesudah dan sebelum terjadnya kenakan unt satuan nla bebas lannya tetap. j dengan asums nla-nla varabel

41 30 g(, 2,..., j,..., p ) g(, 2,..., j,..., p )... ( )... ) ( ( 0 j j p p 0... j j... p p )..(3.5) Cara kedua: Cara lan yang dapat dgunakan untuk mengnterpretaskan parameter dalam model regres logstk adalah odds rato. Odds rato merupakan raso dar dua odd. Dar persamaan (3.3) dan (3.5), dperoleh: g(, 2,..., j,..., p ) g(, 2,..., j,..., p ) (, 2,, j +,, p ) log - (, 2,, j +,, p ) (, 2,, j,, p ) log = (, 2,, j,, p ) (, 2,, j +,, p ) (, 2,, j +,, p ) log (, 2,, j,, p ) (, 2,, j,, p ) = j Sehngga dperoleh odds rato: R ( (, 2,,, 2,, +,, +,, (, 2,, j,, p ) (, 2,, j,, p ) j j p ) p ) = e j

42 3 Interpretas parameter j adalah untuk setap kenakan unt nla varabel bebas kontnu, resko munculnya suatu karakterstk tertentu ( Y ) akan j nak sebesar j e kal dengan asums nla varabel bebas lannya tetap Interpretas Parameter dalam Model untuk Varabel Bebas Kategork Msalkan j adalah varabel bebas kategork berjens bner dengan nla jka j merupakan kategor dan nla 0 jka j merupakan kategor 2. Jka j merupakan kategor ( j ), maka: g (, 2,..., j,..., p ) j ()... p p..(3.6) Sedangkan jka merupakan kategor 2 ( 0 ), maka: j j g (, 2,..., j 0,..., p ) j (0)... p p..(3.7)

43 32 Parameter j menunjukkan selsh logt antara j yang merupakan kategor dan j yang merupakan kategor 2 dengan asums nla-nla varabel bebas lannya tetap. g(, 2,..., j,..., p ) g(, 2,..., j 0,..., p ) = ( 0... j ()... p p ) ( 0... j (0)... p p ) = j (3.8) Berdasarkan persamaan (3.3) dan (3.8), dperoleh: g(, 2,..., j,..., p ) g(, 2,..., j 0,..., p ) = (, 2,..., j,..., p ) (, 2,..., j 0,..., p ) log log = (, 2,..., j,..., p ) (, 2,..., j 0,..., p ) (, 2,..., j,..., p ) (, 2,..., j,..., p ) log (, 2,..., j 0,..., p ) (, 2,..., j 0,..., p ) = j Lalu ddapatlah odds rato dengan bentuk sebaga berkut: R (, 2,..., j,..., p ) j (, 2,...,,..., p ) ( j, 2,..., 0,..., p ) j (, 2,..., 0,..., p ) e j..(3.9)

44 33 Sehngga, nterpretas parameter j dar persamaan (3.9) adalah resko munculnya suatu karakterstk tertentu ( Y ) untuk j yang merupakan kategor adalah sebesar j e kal resko munculnya suatu karakterstk tertentu ( Y ) untuk j yang merupakan kategor 2 dengan asums nla-nla varabel lannya tetap. 3.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Sstem Informas Geografs (SIG) atau juga dkenal sebaga Geographc Informaton System (GIS) akhr-akhr n mengalam perkembangan yang berart serng kemajuan teknolog nformas. Bergulrnya otonom daerah beberapa tahun lalu dan penngkatan kebutuhan akan perlunya nformas kebuman dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam menjad pemcu penngkatan n d Indonesa Pengertan SIG Sstem Informas Geografs (SIG) merupakan aplkas komputer yang berbass pada sstem nformas yang dgunakan untuk memberkan bentuk

45 34 dgtal dan analsa terhadap permukaan geograf bum. Defns SIG selalu berubah karena SIG merupakan bdang kajan lmu dan teknolog yang relatf mash baru. SIG merupakan suatu sstem yang mengorgansr perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sstem penympanan, pengolahan, maupun analss data secara smultan, sehngga dapat dperoleh nformas yang berkatan dengan aspek keruangan Manfaat SIG SIG dapat memberkan kemudahan dalam melhat fenomena kebuman dengan perspektf yang lebh bak. SIG mampu mengakomodas penympanan, pemrosesan, dan penayangan data spasal dgtal bahkan ntegras data yang beragam, mula dar ctra satelt, foto udara, peta bahkan data statstk. Dengan tersedanya komputer dengan kecepatan dan kapastas ruang penympanan besar sepert saat n, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menamplkannya. SIG juga mengakomodas dnamka data, pemutakhran data yang akan menjad lebh mudah.

46 Karakterstk SIG Merupakan suatu sstem hasl pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehngga fakta wlayah dapat dsajkan dalam satu sstem berbass komputer. Melbatkan ahl geograf, nformatka, dan komputer, serta aplkas terkat Masalah dalam pengembangan melput: cakupan, kualtas, dan standar data, struktur, model dan vsualsas data, koordnas kelembagaan dan etka, penddkan, epert system dan decson support system serta penerapannya Perbedaannya dengan sstem nformas lannya: data dkatkan dengan letak geografs, dan terdr dar data tekstual maupun grafk Mampu mengumpulkan, menympan, mentransformaskan, menamplkan, memanpulas, memadukan dan menganalss data spasal dar fenomena geografs suatu wlayah.

47 Arcvew ArcVew merupakan salah satu perangkat lunak (software) Sstem Informas Geografs (SIG). ArcVew memlk kemampuan-kemampuan untuk melakukan vsualsas, meng-eplore, menjawab query (bak bassdata spasal maupun non-spasal), menganalss data secara geografs, dan sebaganya. Secara umum kemampuan ArcVew dapat dlhat melalu uraan berkut : Pertukaran data, membaca dan menulskan data dar dan ke dalam format perangkat lunak SIG lannya. Melakukan analss statstk dan operas-operas matemats. Membuat peta tematk. Arcvew menyedakan beberapa metode klasfkas, salah satunya adalah metode quantle, yang dgunakan dalam tugas akhr n. Pada metode n, nla-nla atrbut unsur-unsur peta durutkan (dar kr ke kanan) mula yang palng kecl hngga yang palng besar. Kemudan nla atrbut n dbag menjad kelas-kelas baru. Pada metode n, setap kelas dtanda dengan jumlah unsur-unsur peta yang sama.

48 BAB IV ANALISIS DATA 4. SUMBER DATA Data yang dgunakan dalam tugas akhr n adalah data prmer yang berasal dar peneltan yang dlakukan pada Bulan Maret sampa Jun 2009 d Kota Bekas. Sampel dambl dar populas Sekolah Menengah Atas dan Sederajat beserta sswanya yang berada d seluruh kecamatan d Bekas. Dar 99 sekolah yang ada, terplh 58 sekolah secara acak, kemudan dar masng-masng sekolah tersebut dambl juga beberapa sswa secara acak untuk mengs kuesoner. 4.2 PROSEDUR ANALISIS DATA Dalam tugas akhr n, data danalss dengan menggunakan 3 metode analss, yatu analss two step cluster, analss regres logstk bner serta Sstem Informas Geografs (SIG). Tujuan peneltan adalah mengetahu varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah 37

49 38 Menengah Atas dan Sederajat d Bekas. Untuk memperoleh varabel tngkat perkembangan TIK, dlakukan analss two step cluster berdasarkan 2 varabel, yatu kualtas guru dan sarana prasarana TIK. Kemudan analss regres logstk bner dlakukan untuk mengetahu varabel manakah antara jumlah sswa, jumlah komputer, jumlah LCD proyektor dan atau OHP, dan jumlah prnter dan atau scanner yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas. Setelah tu, dengan menggunakan Sstem Informas Geografs (SIG), dperoleh gambaran penyebaran varabel varabel yang ddapat dar analss regres logstk pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d tap kecamatan d Bekas. Prosedur analss data dapat dlhat dalam skema berkut: Skema Prosedur Analss Data Data yang terdr dar 58 responden dengan menggunakan 2 varabel kategork Analss Two Step Cluster Ddapat varabel tngkat perkembangan TIK, yang akan dgunakan sebaga varabel respon pada analss selanjutnya

50 39 Analss Regres Logstk Bner Dperoleh varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas Sstem Informas Geografs (SIG) Dperoleh gambaran penyebaran varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan TIK pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d tap kecamatan d Bekas 4.3 ANALISIS TWO STEP CLUSTER Dalam tugas akhr n, metode two step cluster dgunakan untuk mengelompokan 58 sekolah menjad dua kelompok, dmana setap sekolah dalam satu kelompok akan mempunya cr yang relatf sama sedangkan antar kelompok, sekolah memlk sfat yang berbeda. Metode n dgunakan karena varabel yang dgunakan merupakan varabel kategork. Varabel yang dgunakan adalah kualtas guru dan sarana prasarana TIK dengan pendefnsan sebaga berkut: 0: tdak terseda

51 40 : terseda. Sebelumnya, terlebh dahulu dlakukan uj ndependens terhadap varabel kualtas guru dan sarana prasarana TIK. Dan dperoleh bahwa kedua varabel tersebut salng ndependen, sehngga metode analss two step cluster dapat dgunakan dalam peneltan n. Berkut n adalah Tabel Dstrbus Cluster yang menyatakan banyaknya sekolah yang berada dalam cluster dan juga cluster 2. Berdasarkan Tabel, dar total 58 sekolah, 38 sekolah dkelompokan ke dalam cluster dan 20 sekolah lannya dkelompokan ke dalam cluster 2. Tabel 3 Tabel Dstrbus Cluster Berdasarkan hasl analss data, dperoleh konds tap cluster berdasarkan varabel kualtas guru dan sarana prasarana TIK, sebaga berkut:

52 4 Tabel 4 Konds Tap Cluster Berdasarkan Varabel Varabel Cluster Cluster 2 Kualtas Guru Kurang bak Bak Sarana prasarana TIK Kurang bak Bak Profl cluster : Sekolah sekolah dmana konds kualtas guru mengena TIKnya cenderung kurang bak Sekolah sekolah yang cenderung memlk sarana prasarana TIK yang kurang bak. Sehngga, dapat dsmpulkan bahwa cluster terdr dar sekolahsekolah dengan kualtas guru dan ketersedaan sarana prasarana TIK yang belum cukup bak. Maka, dapat dkatakan bahwa sekolah-sekolah yang berada pada cluster memlk tngkat perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) yang kurang bak. Profl cluster 2 : Sekolah sekolah dmana konds kualtas guru mengena TIKnya cenderung bak

53 42 Sekolah sekolah yang cenderung memlk sarana prasarana TIK yang bak. Sehngga, dapat dsmpulkan bahwa cluster 2 terdr dar sekolahsekolah dengan kualtas guru dan ketersedaan sarana prasarana TIK yang cukup bak. Maka, dapat dkatakan bahwa sekolah-sekolah yang berada pada cluster 2 memlk tngkat perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) yang bak. Berdasarkan analss two step cluster, dbentuk sebuah varabel baru yang dnamakan varabel tngkat perkembangan TIK, dengan pendefnsan sebaga berkut: 0: kurang bak : bak Varabel tngkat perkembangan TIK n dgunakan sebaga varabel dependen dalam analss regres logstk bner. 4.4 ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER Analss regres logstk bner dgunakan untuk menguj varabel apa saja yang mempengaruh tngkat perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas.

54 43 Dalam analss n, dgunakan varabel tngkat perkembangan TIK sebaga varabel dependen dan yang menjad base levelnya adalah kategor kurang bak. Sedangkan varabel ndependennya adalah jumlah sswa, jumlah komputer, jumlah LCD proyektor dan atau OHP, dan jumlah prnter dan atau scanner. Berdasarkan hasl analss data dengan bantuan SPSS 6, dperoleh taksran dar parameter-parameter yang ngn dcar. Setelah mendapatkan taksran parameter, dlakukan pengujan kecocokan model dan juga pengujan sgnfkans masng-masng parameter dalam model. Dan terakhr, dlakukan nterpretas terhadap parameter parameter yang sgnfkan dalam model Penaksran Parameter dalam Model Tabel 5 Output Hasl Penaksran Parameter

55 44 Berdasarkan Tabel 2 datas, dperoleh bahwa varabel yang sgnfkan pada tngkat sgnfkans adalah varabel jumlah komputer dan varabel jumlah prnter dan atau scanner. Oleh karena tu, akan dlakukan analss ulang hanya dengan menggunakan kedua varabel yang sgnfkan tersebut. Ddapatlah hasl sebaga berkut: Tabel 6 Output Hasl Penaksran Parameter (lanjutan) Berdasarkan Tabel 3 datas, dperoleh bahwa varabel jumlah komputer dan varabel jumlah prnter dan atau scanner tetap sgnfkan pada tngkat sgnfkans Sehngga terbentuklah model sebaga berkut: ( ) gˆ( ) ln jml_ komp jmlh_prntr_scnr ( )

56 Uj Kecocokan Model Pengujan n dlakukan untuk melhat apakah model yang terbentuk sudah sesua dengan data. Dengan menggunakan Uj Hosmer dan Lemeshow, dapat dlhat apakah model sudah sesua dengan data atau tdak. Tabel 7 Output Uj Hosmer dan Lemeshow Berdasarkan Tabel 4, dperoleh nla ˆ , yang mengndkaskan bahwa model yang terbentuk sudah sesua dengan data Uj Sgnfkans Parameter dalam Model Pengujan n dlakukan untuk melhat apakah parameter yang terdapat pada model mempunya pengaruh terhadap varabel respon. Berdasarkan Tabel 3 terlhat bahwa ˆ untuk varabel jumlah komputer dan ˆ untuk varabel jumlah prnter dan atau scanner. Hal n berart bahwa koefsen jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau

57 46 scanner sgnfkan pada tngkat sgnfkans Dengan perkataan lan, varabel jumlah komputer dan varabel jumlah prnter dan atau scanner mempunya pengaruh terhadap varabel respon Y Ukuran Keakuratan Model Ukuran keakuratan model dgunakan untuk melhat seberapa bak model dapat menjelaskan data. Ukuran keakuratan model dapat dlhat dar Tabel Klasfkas. Tabel 8 Output Ukuran Keakuratan Model Berdasarkan Tabel 5, dperoleh bahwa sektar 8 % dar total observas dapat dpredks dengan benar oleh model. Sehngga dapat dkatakan bahwa hasl predks model sudah cukup bak.

58 Interpretas Parameter Setelah dlakukan uj kecocokan model, ternyata model yang terbentuk adalah sebaga berkut: ( ) gˆ( ) ln jml_ komp jmlh_prntr_scnr ( ) dengan nla e. 068 dan e Sehngga, dlakukan nterpretas untuk dan 2 sebaga berkut: Interpretas adalah untuk setap kenakan unt jumlah komputer, resko dperolehnya tngkat perkembangan TIK yang bak akan nak sebesar e. 068 kal dengan asums nla-nla varabel lannya tetap. Interpretas 2 adalah untuk setap kenakan unt jumlah prnter dan atau scanner, resko dperolehnya tngkat perkembangan TIK yang bak akan nak sebesar e lannya tetap. kal dengan asums nla-nla varabel

59 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Berdasarkan hasl analss regres logstk bner, dperoleh bahwa varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas adalah varabel jumlah komputer dan varabel jumlah prnter dan atau scanner. Varabel jumlah komputer menyatakan jumlah keseluruhan komputer yang berfungs pada suatu sekolah. Sedangkan varabel jumlah prnter dan atau scanner menyatakan jumlah keseluruhan prnter dan atau scanner yang berfungs pada suatu sekolah. Dar sekolah-sekolah yang djadkan sebaga sampel, dlakukan pengelompokan varabel jumlah komputer dan varabel jumlah prnter dan atau scanner berdasarkan kecamatan. Setelah tu, dcar nla rata-rata dar jumlah komputer dan nla rata-rata dar jumlah prnter dan atau scanner untuk tap kecamatan berdasarkan jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner pada keseluruhan sekolah yang ada d masng-masng kecamatan tersebut. Lalu, dperolehlah nla rata-rata jumlah komputer dan nla rata-rata jumlah prnter dan atau scanner untuk tap kecamatan. Setelah tu, dengan menggunakan metode klasfkas quantl pada aplkas Arcvew, nla rata-rata jumlah komputer dan nla rata-rata jumlah

60 49 prnter dan atau scanner durutkan mula dar yang terkecl sampa yang terbesar. Karena ngn ddapatkan pengklasfkasan dengan kelas ketersedaan jumlah komputer memada dan kurang memada dan ketersedaan jumlah prnter dan atau scanner memada dan kurang memada, setap kelas dtanda dengan jumlah unsur-unsur peta yang sama. Lalu, akan dperoleh enam kecamatan yang menggambarkan keberadaan jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner yang kurang memada. Dan juga akan dperoleh enam kecamatan yang menggambarkan keberadaan jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner yang memada. Berkut adalah gambaran penyebaran jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas.

61 50 Gambar Penyebaran Jumlah Komputer pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas Keterangan: : Kurang memada : Memada

62 5 Gambar 2 Penyebaran Jumlah Prnter dan atau Scanner pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas Keterangan: : Kurang memada : Memada

63 52 Berdasarkan Gambar dan 2, dperoleh hasl sebaga berkut: Tabel 9 Konds Tap Kecamatan Berdasarkan Ketersedaan Jumlah Komputer dan Jumlah Prnter dan atau Scanner Kecamatan Ketersedaan Ketersedaan Jumlah Komputer Jumlah Prnter dan atau Scanner Bekas Tmur Memada Memada Bekas Utara Memada Kurang Memada Bekas Selatan Kurang Memada Kurang Memada Bekas Barat Memada Memada Rawa Lumbu Kurang Memada Kurang Memada Medan Satra Memada Memada Jat Ash Kurang Memada Memada Bantar Gebang Memada Kurang Memada Jat Sampurna Kurang Memada Memada Pondok Gede Kurang Memada Memada Pondok Melat Memada Kurang Memada Mustka Jaya Kurang Memada Kurang Memada

64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasl analss regres logstk bner dperoleh bahwa varabel yang mempengaruh tngkat perkembangan Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas adalah varabel jumlah komputer dan varabel prnter dan atau scanner. Model yang terbentuk berdasarkan analss regres logstk bner adalah: ( ) gˆ( ) ln jml_ komp jmlh_prntr_scnr ( ) Artnya, untuk setap kenakan unt jumlah komputer, resko dperolehnya tngkat perkembangan TIK yang bak lebh besar dbandngkan yang kurang bak. Dan untuk setap kenakan unt jumlah prnter dan atau scanner, resko dperolehnya tngkat perkembangan TIK yang bak lebh besar dbandngkan yang kurang bak. 53

65 54 Berdasarkan Sstem Informas Geografs, dperoleh bahwa pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d kecamatan, Pondok Gede, Jat Ash, Jat Sampurna, Rawa Lumbu, Mustka Jaya, dan Bekas Selatan ketersedaan jumlah komputernya mash kurang memada. Sedangkan pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d kecamatan Pondok Melat, Bekas Barat, Medan Satra, Bekas Utara, Bekas Tmur, dan Bantar Gebang, ketersedaan jumlah komputernya sudah memada. Lalu, pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d kecamatan Bekas Utara, Bekas Selatan, Rawa Lumbu, Bantar Gebang, Pondok Melat, dan Mustka Jaya ketersedaan jumlah prnter dan atau scannernya mash kurang memada. Sedangkan pada Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d kecamatan Bekas Barat, Medan Satra, Jat Ash, Jat Sampurna, Pondok Gede, dan Bekas Tmur ketersedaan jumlah prnter dan atau scannernya sudah memada. 5.2 SARAN Berdasarkan hasl peneltan, perlu adanya penngkatan sarana prasarana TIK d Sekolah Menengah Atas dan Sederajat d Bekas, terutama dalam penambahan jumlah komputer dan jumlah prnter dan atau scanner

66 55 yang dapat mempengaruh berkembangnya Teknolog Informas dan Komunkas (TIK). Akan lebh bak jka penngkatan sarana prasarana TIK lebh dutamakan untuk sekolah-sekolah yang ketersedaan dan kelengkapan sarana prasarana TIKnya mash kurang memada.

67 DAFTAR PUSTAKA Azs, Abdul Pengaruh Tpe Pola Asuh Orang Tua, Kepuasan pada Guru dan Beberapa Faktor Lan Terhadap Motvas Belajar Remaja (Stud Kasus Sswa SMP XYZ d Solo Tahun Ajaran 2004/2005). Skrps sarjana Fakultas MIPA Jurusan Matematka. Depok. Hosmer, Davd W. And Stanley Lemeshow Appled Logstc Regresson. John Wley & Sons. New York. USA. Mendenhall, Wllam. And Terry Sncch A Second Course n Statstcs: Regresson Analyss, 4th edton, Prentce-Hall, Inc. Prahasta, Eddy Sstem Informas Geografs : Tutoral ArcVew. Bandung : Informatka Bandung. Rencher, Alvn C Methods of Multvarate Analyss. Amerka : John Wley & Sons, Inc. r.pdf 56

68 Lampran KUESIONER (untuk sekolah) Nama Sekolah: Kecamatan: Berkan tanda pada plhan yang terseda! (Plhan yang Anda berkan harus sesua dengan keadaan sekolah Anda saat n) Keterangan: = Sangat Tdak Setuju/Tdak terseda 2 = Tdak Setuju 3 = Netral/Tdak tahu 4 = Setuju 5= Sangat Setuju Catatan: TIK (Teknolog Informas dan Komunkas) d sekolah msalnya: komputer beserta aplkasnya(e-book, lathan soal yang dsajkan secara nteraktf, ), nternet(beserta e-mal), hotspot, webste sekolah, dsb. Perpustakaan dgtal: Perpustakaan yang menyedakan katalog buku(koleks perpustakaan) berbass komputer sehngga memudahkan warga sekolah dalam mencar buku yang dngnkan. No. Pernyataan D sekolah terseda aplkas komputer sepert e-book, aplkas lathan soal yang dsajkan secara nteraktf melalu komputer, dan aplkas-aplkas penunjang lannya(vsual basc, Java, Photoshop, dsb). 2 Komputer yang terseda d sekolah sudah dlengkap program-program dasar yang dperlukan dalam menunjang 57

69 aktftas sekolah sepert offce(word, ecel, dsb), nternet browser(nternet eplorer, mozlla, opera, dsb), dll. 3 D sekolah terseda layanan nternet yang mudah dakses warga sekolah. 4 Tersedanya layanan hotspot d sekolah, sangat memudahkan warga sekolah untuk mengakses nternet d lngkungan sekolah. 5 Adanya webste sekolah, sangat membantu warga sekolah dan juga masyarakat untuk mendapatkan nformas tentang sekolah saya ataupun nformas lan yang dtamplkan d webste sekolah. 6 D sekolah terseda LCD proyektor/ohp yang dgunakan dalam proses belajar mengajar. 7 D sekolah terdapat ruang multmeda/audo-vsual yang dgunakan untuk menyakskan vdeo/flm dokumenter pada mata pelajaran tertentu 8 Sekolah sudah menyedakan perpustakaan dgtal 9 Sekolah menyedakan beberapa prnter dan atau scanner yang dtujukan untuk keperluan sekolah dan juga guru serta sswa dalam menunjang proses belajar mengajar 0 D sekolah terdapat majalah dan atau buletn sekolah yang terbt berkala yang bers nformas-nformas terkn, bak yang berhubungan dengan kegatan sekolah ataupun pengetahuan umum lannya. Jumlah sswa: Jumlah komputer: Jumlah LCD proyektor/ohp: Jumlah prnter dan atau scanner: 58

70 Lampran 2 KUESIONER (untuk sswa) Berkan tanda pada plhan yang terseda! (Plhan yang Anda berkan harus sesua dengan keadaan sekolah Anda saat n) Keterangan: = Sangat Tdak Setuju/Tdak terseda 2 = Tdak Setuju 3 = Netral/Tdak tahu 4 = Setuju 5= Sangat Setuju Catatan: TIK (Teknolog Informas dan Komunkas) d sekolah msalnya: komputer beserta aplkasnya(e-book, lathan soal yang dsajkan secara nteraktf, ), nternet(beserta e-mal), hotspot, webste sekolah, dsb. No. Pernyataan Guru-guru d sekolah saya mampu menerapkan TIK tanpa adanya kesultan 2 Guru-guru d sekolah saya serng menerapkan TIK dalam proses mengajar sepert menggunakan OHP ketka mengajar, menggunakan aplkas e-book, dsb. 3 Pengetahuan guru-guru d sekolah saya mengena teknolog (sepert komputer, nternet, handphone, dsb) sangat bak 59

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH Dw Wra Prawaty 110502294 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci