BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Bayak orag tekik (egieer) berpikir bahwa urusa keuaga khususya dalam pekerjaa tekik aka diurus oleh orag lai yag berkompete, da buka merupaka hal yag perlu dipikirka. Tetapi di dalam keyataaya, setiap proyek ketekika (egieerig project) tidak haya harus mampu diwujudka (realizable) secara tekis, malaika juga harus layak (feasible) secara ekoomis, artiya bahwa proses peracaga dari proyek ketekika sagat tergatug pada faktor-faktor ekoomi. Jadi ekoomi tekik sudah merupaka suatu bagia yag tak terpisahka dari proses itu, tapa memadag apa disipli ketekikaya (DeGarmo dkk,1997). 2.2 PENGERTIAN EKONOMI TEKNIK Proyek pembagua merupaka ragkaia suatu kegiata yag salig berhubuga. Pada dasarya proyek pembagua merupaka suatu kegiata yag didasarka pada aalisis dari berbagai aspek utuk mecapai sasara da tujua tertetu dega hasi seoptimal mugki. Aspek-aspek yag medukug keberhasila suatu proyek dapat dibagi mejadi empat tahapa, yaitu (Kodoatie,2001): Tahapa studi Tahapa perecaaa Tahapa pelaksaaa Tahapa operasi da pemeliharaa Empat tahapa tersebut meliputi berbagai macam aktivitas, yag secara garis besar dapat ditujukka pada gambar berikut ii :

2 6 1. Ide atau sasara /tujua yag aka dicapai 2. Pra Studi Kelayaka Aalisis Tekis Aalisis Ekoomi Aalisis Sosial Aalisis Ligkuga (AMDAL) Layak Ya Tidak Berheti Kaji ulag Tahap Studi 3. Studi Kelayaka Layak Aalisis Tekis Aalisis Ekoomi Aalisis Sosial Aalisis Ligkuga (AMDAL) Layak Ya Tidak Berheti Kaji ulag Rekomedasi Beberapa Alteratif 4. Seleksi Peracaga Tahap Perecaaa 5. Detail Desai Tahap Pelaksaaa 6. Pelaksaaa Fisik Tahap Operasi da Pemeliharaa 7. Operasi da Pemeliharaa Gambar 2.1 Tahapa Kegiata Suatu Proyek Pembagua (Kodoatie,2001)

3 7 Dega melaksaaka tahapa-tahapa aalisis di atas, maka diharapka pembagua suatu proyek dapat berjala secara baik da dapat meghasilka mafaat yag optimal. Tahapa yag cukup petig dalam pelaksaaa proyek pembagua adalah tahap studi kelayaka. Pada tahapa ii seorag egieer aka melakuka aalisis kelayaka yag terdiri dari : Aalisis Tekis Aalisis Ekoomi Aalisis Sosial Aalisis Ligkuga (AMDAL) Masig-masig aalisis tersebut aka memberika peilaia yag atiya dapat memberika solusi apakah proyek tersebut layak atau tidak layak utuk dilaksaaka. Keempat aalisis ii merupaka stadar yag harus dilaksaaka terhadap kajia kelayaka suatu proyek. Aalisis ekoomi tekik sediri memiliki peraa yag besar dalam perecaaa suatu proyek pembagua. Aalisis ekoomi proyek merupaka suatu kajia secara ekoomi apakah suatu ide, sasara, atau recaa suatu proyek aka dapat diwujudka dega porsi yag layak secara ekoomi (Kodoatie,2001). Ekoomi tekik (Egieerig ecoomy) adalah disipli ilmu yag berkaita dega aspek-aspek ekoomi dalam tekik, yag terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya da mafaat-mafaat usula proyek-proyek tekik. Prisip-prisip da metodologi ekoomi tekik merupaka bagia itegral dari maajeme sehari-hari da operasi perusahaa-perusahaa swasta da koperasi, pegatura utilitas publik yag diregulasi, bada-bada atau age-age pemeritah, da orgaisasi-orgaisasi irlaba. Prisip-prisip ii dimafaatka utuk megaalisis pegguaa-pegguaa alteratif terhadap sumber daya uag, khususya yag berhubuga dega aset-aset fisik da operasi suatu

4 8 orgaisasi. Bidag studi ekoomi tekik berurusa dega evaluasi sistematis terhadap mafaat da biaya proyek-proyek yag melibatka aalisis ketekika (DeGarmo dkk,1997). Dega demikia, ekoomi tekik merupaka sisi yag berhubuga dega uag dari keputusa yag dibuat para isiyur sewaktu mereka bekerja memposisika sebuah perusahaa agar mampu laba dalam pasar yag sagat kompetitif. Jadi ekoomi tekik melibatka aalisis-aalisis tekik, yag meitikberatka pada aspek-aspek ekoomi da bertujua membatu membuat keputusa. Hal ii memag berlaku baik pada pegambila keputusa oleh seorag isiyur yag beriteraksi dalam megaalisis alteratif-alteratif pada pekerjaa proyek baru (DeGarmo dkk,1997). 2.3 ISTILAH DASAR EKONOMI TEKNIK Di dalam ekoomi tekik, kita megeal beberapa istilah petig yag serig dipakai dalam tahapa aalisis kelayaka. Beberapa istilah petig yag aka dipakai adalah berdasarka prisip discrete compoudig yag dapat dijelaska sebagai berikut (Kodoatie,2001) : i = Compoud iterest (buga) = besarya suku buga tahua (%) P = Preset Value (ilai sekarag) = sejumlah uag pada saat ii F = Future Value (ilai yag aka datag) = sejumlah uag pada saat yag aka datag A = Aual Paymet = pembayara tahua = sejumlah uag yag dibayar setiap tahu = Jumlah tahu G = Gradiet Series = aual yag tidak kosta, membetuk suatu keaika atau peurua yag teratur SFF = Sikig Fud Factor = peaama sejumlah uag CRF = Capital Recovery Factor = pemasuka kembali modal

5 9 Pada umumya seluruh persoala da periode waktuya dikoversika berdasarka tahua (aual basis), sehigga istilah A, i, da juga berdasarka periode tahua. Dari pejelasa istilah-istilah tersebut, terdapat rumus-rumus petig yag merupaka dasar aalisis ekoomi tekik proyek yag berdasarka buga bergada (iterest compoud) da metode peggadaa yag berperiode (discrete compoudig), yaitu : 1. Future Value (harga yag aka datag) F ) = P( 1+ I... (2.1) 2. Preset Value (harga sekarag) F P =... (2.2) r ( 1+ i) 3. Sikig Fud (peaama sejumlah uag) Fi A =... (2.3) ( 1+ i) 1 4. Capital Recovery (pemasuka kembali modal) Pi(1 + i) A =... (2.4) (1 + i) 1 5. Future Value dari Aual A[( 1+ i) 1] F =... (2.5) i 6. Preset Value dari Aual A[(1 + i) 1] P =... (2.6) i(1 + i) 7. Uiform dari Gradiet Series 1 A = G... (2.7) i (1 + i) 1

6 BIAYA A. PENGERTIAN BIAYA Pada setiap tahapa pelaksaaa proyek pembagua pasti membutuhka bermacam-macam biaya. Pada aalisis kelayaka ekoomi tekik, biaya-biaya tersebut dikelompokka mejadi beberapa kompoe sehigga memudahka dalam perhituga (Kodoatie,2001). B. JENIS BIAYA Meurut Kuiper dalam Kodoatie (2001) biaya-biaya tersebut dikelompokka mejadi dua, yaitu : 1. Biaya Modal (Capital Cost) Defiisi dari biaya modal adalah jumlah semua pegeluara yag dibutuhka mulai dari pra studi sampai dega proyek selesai dibagu. Semua pegeluara yag termasuk biaya modal ii dibagi mejadi dua yaitu (Kuiper dalam Kodoatie,2001) : Biaya Lagsug (Direct Cost) Biaya ii merupaka biaya yag diperluka utuk pembagua suatu proyek. Misal, utuk membagu suatu waduk biaya lagsug yag diperluka terdiri dari : - biaya pembebasa taah - biaya galia da timbua - biaya beto bertulag - da laiya Semua biaya iilah yag atiya mejadi biaya kostruksi yag ditawarka pada kotraktor kecuali biaya pembebasa taah. Biasaya biaya ii ditaggug oleh ower (Kodoatie,2001). Biaya Tak Lagsug (Idirect Cost) Biaya ii ada tiga kompoe yaitu : - kemugkia/hal yag tak diduga (cotigecies) dari biaya lagsug.

7 11 - Biaya tekik (egieerig cost), adalah biaya utuk pembuata desai mulai dari studi awal, pra studi kelayaka, studi kelayaka, biaya perecaaa da biaya pegawasa selama waktu pelaksaaa kostruksi. - Buga (iterest), dari periode waktu dari ide sampai pelaksaaa fisik, buga berpegaruh terhadap biaya lagsug, biaya kemugkia da biaya tekik, sehigga harus diperhitugka. 2. Biaya Tahua (Aual Cost) Biaya tahua adalah biaya yag yag harus dikeluarka oleh pemilik/ivestor setelah proyek selesai dibagu da mulai dimafaatka. Biaya tahua ii dikeluarka selama umur recaa proyek yag sesuai dega rekayasa tekik yag telah dibuat pada waktu detail desai. Biaya tahua ii terdiri dari tiga kompoe, yaitu (Kodoatie,2001) : Buga Biaya ii meyebabka terjadiya perubaha biaya modal karea adaya tigkat suku buga selama umur proyek. Besarya biaya dapat berbeda dega buga selama waktu dari ide sampai pelaksaaa fisik selesai buga ii merupaka kompoe terbesar yag diperhitugka terhadap biaya modal. Depresiasi atau Amortisasi Depresiasi adalah turuya/peyusuta suatu harga/ilai dari sebuah beda karea pemakaia da kerusaka atau keusaga beda tersebut. Sedagka amortisasi adalah pembayara dalam suatu periode tertetu sehigga hutag yag ada aka terbayar luas pada akhir periode tersebut (Kuiper dalam Kodoatie,2001).

8 12 Biaya Operasi Pemeliharaa Biaya operasi da pemeliharaa sagat diperluka agar proyek dapat memeuhi umur recaa sesuai dega yag telah direcaaka pada tahapa detail desai. Sedagka meurut DeGarmo dkk (1997), biaya dapat digologka mejadi : 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya-biaya yag tidak terpegaruh oleh tigkat kegiata di atas jagkaua pegoperasia yag layak utuk kapasitas atau kemampua yag tersedia. Biaya-biaya tetap dapat berupa biaya upah pegawai, biaya asurasi da pajak, biaya buga pijama modal, da biaya lisesi. 2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya-biaya yag dihubugka terhadap pegoperasia secara total berubah-ubah sesuai dega bayakya keluara (output) atau ukura-ukura tigkat kerugia yag lai. Biaya-biaya variabel dapat berupa biaya listrik, telepo, PDAM, da biaya trasportasi. 3. Biaya Ikremetal (Icremetal Cost) Biaya ikremetal atau pedapata ikremetal (icremetal reveue) adalah biaya atau pedapata tambaha yag diakibatka dari peigkata kelaura dari suatu sistem dega satu uit atau lebih. Biaya atau pedapata ikrametal pada keyataaya serig kali cukup sulit utuk ditetuka MANFAAT Meurut Praoto (2001) dalam bukuya Diktat Kuliah Ekoomi Rekayasa defiisi dari mafaat atau beefit adalah keguaa da atau keutuga setelah proyek tersebut selesai

9 13 dibagu. Atau hasil prodk dari suatu proyek yag biasa dijual atau diikmati. Sedagka meurut Kodoatie (2001), mafaat dari suatu proyek dapat diklasifikasika mejadi : Mafaat Lagsug Mafaat lagsug adalah mafaat yag kagsug dapat diperoleh dari suatu proyek. Cotoh dari mafaat lagsug ii adalah : Pembagua PLTA yag dapat meghasilka listrik Pembagua jala tol Pembagua beduga utuk pegaira Mafaat Tidak Lagsug Mafaat tidak lagsug adalah mafaat yag baru dapat dirasaka setelah beberapa waktu dari saat proyek tersebut selesai. Cotoh dari mafaat tidak lagsug ii adalah : Pembuata jembata yag membuat suatu daerah mejadi berkembag idustriya Pembuata taggul bajir yag dapat megatasi bajir selama bertahu-tahu, sehigga harga taah di daerah tersebut aik. Mafaat Nyata (tagible beefit) Mafaat yata adalah mafaat yag dapat diukur dalam betuk suatu ilai uag. Cotoh dari mafaat yata ii adalah : Pedapata petai yag bertambah Rp. X / tahu karea hasil pae yag baik setelah dibagu beduga di daerah tersebut.

10 14 Mafaat Tidak Nyata (itagible beefit) Mafaat tidak yata adalah mafaat dari suat proyek yag tidak dapat diukur, tetapi dapat dirasaka da da diyakii ada mafaatya. Cotoh dari mafaat tidak yata ii adalah : Perasaa ama terhadap bajir sesudah adaya proyek pegedalia bajir LAJU PENGEMBALIAN (RATE OF RETURN) A. PENGERTIAN LAJU PENGEMBALIAN Laju pegembalia (Rate of Retur) adalah tigkat suku buga yag membuat mafaat da biaya yag mempuyai ilai yag sama atau B-C = 0 atau yag membuat B/C = 1 (Kodoatie,2001). Metode IRR ii merupaka metode yag palig luas diguaka utuk mejalaka aalisis ekoomi tekik. Metode ii memberika solusi utuk tigkat buga yag meujukka persamaa dari ilai ekivale dari arus kas masuk (peerimaa atau peghemata) pada ilai ekivale arus kas keluar (pembayara, termasuk biaya ivestasi). Tigkat buga yag didapatka tersebut disebut sebagai tigkat pegembalia iteral (Iteral Rate of Retur = IRR) (Kodoatie,2001). B. DASAR PERHITUNGAN LAJU PENGEMBALIAN (RATE OF RETURN) Parameter IRR ii merupaka parameter yag tidak terpegaruh dega buga komersil yag berlaku. Apabila besarya IRR ii sama dega besarya buga komersil yag berlaku, maka proyek dikataka impas. Namu apabila IRR ii lebih besar daripada buga komersil, maka proyek ii dikataka megutugka (Kodoatie,2001). Apabila biaya da mafaat tahua dari suatu proyek kosta, perhituga IRR dapat dilakuka dega dasar

11 15 tahua. Tetapi apabila tidk kosta dapat dilakuka dega dasar ilai keadaa sekarag (preset value) da dicari dega cara coba-coba (trial ad error) (Kodoatie,2001). Rumus yag dapat dijadika dasar perhituga IRR dapat megguaka dua cara, yaitu (DeGarmo dkk,1997) : Dega memperguaka rumus PV, IRR adalah i% yag pada ilai ii k = 0 R k R k ke-k E k ( P F, i'%, k) = E ( P / F, i'%, k) /... (2.8) k = 0 k = peghasila atau peghemata etto utuk tahu = pegeluara etto termasuk tiap biaya ivestasi utuk tahu ke-k = umur proyek Dega meetuka ilai NPV = 0, da meetuka ilai i. Dalam betuk persamaa, ilai IRR adalah ilai i yag ada pada ilai ii NPV = k = 0 R k ( P F, i'%, k) E ( P / F, i'%, k) /... (2.9) k = 0 k NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE) A. PENGERTIAN NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE) Preset Value dari suatu ivestasi adalah suatu ukura megeai seberapa bayak uag yag mampu dibayarka oleh suatu perusahaa atau pribadi utuk ivestasi tadi, melebihi biayaya (Kodoatie,2001). B. DASAR PERHITUNGAN NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE) Utuk medapatka PV (Preset Value) sebagai fugsi dari i% (per periode buga) dari seragkaia kas masuk da kas keluar, jumlah di masa yag aka datag perlu didiskoto ke masa sekarag dega megguaka tigkat buga selama

12 16 periode yag tepat, dega cara sebagai berikut (DeGarmo dkk,1997): PW ( i% ) = F ( 1+ i) + F ( 1+ i) + F ( + i) + K k k ( 1+ i) + K + F ( + i) = F 1 k = 0 ( ) k = F k 1 + i... (2.10) 2.4 PERBANDINGAN BIAYA Aalisis ekoomi tekik pada suatu proyek pembagua megarahka para perecaa dalam meetuka piliha terbaik dari beberapa alteratif hasil perecaaa yag dipilih. Peetua alteratif mempuyai betuk yag bermacam-macam. Alteratif ii bisa berupa perbadiga biaya dari beberapa piliha yag direkomedasi, dapat pula aalisis ekoomi melibatka usur resiko yag mugki bisa terjadi. Disampig itu, selai membadigka dega berbagai macam biaya, aalisis ekoomi juga dapat dikembagka berdasarka asa mafaat dari proyek yag bersagkuta. Hal di atas dapat digambarka dalam betuk tabel seperti Tabel 2.1 (Kuiper dalam Kodoatie,2001). Tabel 2.1 Masalah da Solusiya dalam Aalisis Ekoomi Tekik A. Perbadiga Biaya 1. Alteratif yag tidak terkait 2. Alteratif yag terkait a. dega 2 variabel b. dega 3 variabel c. dega variabel 3. Melibatka resiko a. resiko da 1 variabel b. resiko da 2 variabel c. resiko da variabel Mafaat & Biaya Tahua Kosta Mafaat & Biaya Tahua Bervariasi

13 17 B. Studi hubuga mafaat da biaya 1. Proyek tuggal a. utuk satu pegguaa b. utuk multi-gua 2. Proyek-proyek alteratif a. utuk satu peguaa b. utuk multi gua Sumber : Kuiper dalam Kodoatie, PENGERTIAN PROYEK PUBLIK Proyek-proyek publik adalah proyek-proyek yag dikuasai, dibiayai, da dioperasika oleh bada-bada pemeritah. Karea dalam proyek publik juga memerluka pegeluara modal, maka proyek publik tersebut dikeaka juga prisip-prisip ekoomi tekik sehubuga dega desai, akuisisi, da operasiya. Aka tetapi karea merupaka proyek publik, sejumlah faktor khusus petig yag mucul biasaya tidak ditemuka dalam bisis yag dibiayai oleh pihak swasta (DeGarmo, dkk,1997). Tabel 2.2 Perbadiga proyek publik dega proyek Swasta Publik Tujua Meyediaka barag Melidugi da atau jasa demi kesehata; laba; memaksimumka melidugi kehidupa laba atau da hak milik; memiimumka biaya meyediaka jasa tapa mecari laba; meyediaka pekerjaa Sumber modal Ivestor swasta atau Pajak; pemberi pemberi pijama pijama swasta Metode pedaaa Kepemilika pribadi; Pembayara pajak kemitraa; korporasi lagsug; pijama tapa buga; pijama buga redah Keguaa bergada Sedag Umum Umur proyek Biasaya relatif Biasaya relatif pedek (5 sampai 20 pajag (20 sampai tahu) 60 tahu) Hubuga pemberi Lagsug Tidak lagsug atau modal terhadap tidak ada

14 18 proyek Sifat mafaat Keuaga atau mudah dihitug dalam uag Serig kali buka keuaga, sulit dikuatifikasi, sulit dihitug dalam ukura-ukura uag Publik secara umum Peerima mafaat Terutama, etitas proyek yag mejalaka proyek Koflik keguaa Sedag Cukup serig Koflik kepetiga Sedag Amat serig Dampak politis Kecil sampai sedag Faktor-faktor serig Ukura efisiesi Sumber : DeGarmo dkk.,1997 Tigkat pegembalia modal Segat sulit; tidak ada pembadigya dega proyek-proyek swsta 2.6 PROYEK PENGENDALI BANJIR TINJAUAN UMUM Pada dasarya kegiata peaggulaga bajir adalah suatu kegiata yag meliputi aktifitas sebagai berikut (Kodoatie,2002): - megeali besarya debit bajir - megisolasi daerah geaga bajir - meguragi tiggi elevasi air bajir Kegiata peaggulaga bajir dega bagua pada umumya mecakup kegiata berikut ii (Kodoatie,2002): - perbaika sugai da atau pembuata taggul bajir utuk meguragi besarya resiko bajir di sugai - pembuata salura (floodway) utuk megalirka sebagia atau seluruh air sugai - pegatura sistim pegalira utuk meguragi debit pucak bajir, dega bagua seperti beduga, kolam retesi, da lai-lai. Utuk meujag keberhasila pegedalia bajir diperluka kegiata pegelolaa da perbaika sugai, utuk meigkatka kapasitas sugai. Pekerjaa ii meliputi (Kodoatie,2002):

15 19 - meambah dimesi tampag alur sugai - memperkecil ilai kekasara alur sugai - pelurusa atau pemedeka alur sugai pada sugai berbelaok atau bermeader - pegedalia traspor sedime Faktor-faktor yag perlu dipertimbagka dalam pemiliha jeis bagua pegedalia bajir adalah sebagai berikut (Kodoatie,2002): - pegaruh regim sugai terutama erosi da sedimetasi da hubugaya dega biaya pemeliharaa - kebutuha perligduga erosi di daerah kritis - pegaruh bagua terhadap ligkuga - perkembaga pembagua daerah - pegaruh bagua terhadap kodisi alira di sebelah hulu da sebelah hilirya BANGUNAN PENGENDALI BANJIR A. BENDUNGAN Merupaka bagua yag diguaka utuk meampug da megelola distribusi sugai da megatur pegedalia debit air sugai di bagia hilir. Faktor-faktor yag diguaka dalam pemiliha lokasi beduga atara lai (Kodoatie,2002): - lokasi mudah dicapai - topografi daerah memadai - kodisi geologi taah - ketersediaa baha bagua - tujua serbagua (multi purpose) - pegaruhya terhadap ligkuga

16 20 B. KOLAM PENAMPUNGAN (RETENTION BASIN) Berfugsi utuk meyimpa semetara debit sugai sehigga pucak bajir dapat dikuragi. Wilayah yag diguaka utuk kolam peampuga biasaya di daerah datara redah atau rawa (Kodoatie,2002). C. TANGGUL PENAHAN BANJIR Adalah peghalag (barrier) yag didesai utuk meaha air bajir di palug sugai utuk melidugi daerah di sekitarya. Taggul bajir sesuai utuk daerah-daerah yag elevasi muka airya lebih tiggi di alur sugai (Kodoatie,2002). D. SALURAN BY PASS Adalah salura yag diguaka utuk megalihka sebagia atau seluruh alira air bajir dalam ragka meguragi debit air bajir pada daerah yag dilidugi (Kodoatie,2002). E. SISTEM PENGERUKAN/NORMALISASI ALUR SUNGAI Bertujua utuk memperbesar kapasitas tampug sugai da memperlacar alira. Aalisis yag harus diperhitugka adalah aalisis hidrologi, hidraulika da aalisis sedimetasi (Kodoatie,2002). F. SISTEM DRAINASE KHUSUS Sistem draiase khusus serig diperluka utuk memidahka air dari daerah rawa bajir karea draiase yag buruk secara alami atau karea ulah mausia (Kodoatie,2002).

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH REKAYASA PENILAIAN DOSEN PENGAMPU. PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT.

HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH REKAYASA PENILAIAN DOSEN PENGAMPU. PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG Hei Fitriai Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Sriwijaya Jala Raya Prabumulih Km. 32 Ideralaya Oga Ilir Sumatra Selata E-mail:

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 05 KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akutasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Pedahulua Kosep ilai waktu dari uag (time value of moey) pada dasarya mejelaska

Lebih terperinci

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan. Arti ivestasi : a. Hasil pejuala. b. Biaya c. Ekspektasi da kepercayaa. Ivestasi : peigkata barag modal berujud Kekuata Ekoomi Utama; Hasil pegembalia ivestasi yag dipegaruhi oleh struktur ekoomi, biaya

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

Muniya Alteza

Muniya Alteza NILAI WAKTU UANG 1. Kosep dasar ilai waktu uag (time value of moey) 2. Nilai masa depa (future value) 3. Nilai sekarag (preset value) 4. Auitas (auity) 5. Perpetuitas (perpetuity) 6. Buga tahua efektif/

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH

ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH Jural Sipil Statik Vol. No.5, April 203 (377-38) ISSN: 2337-6732 ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH Steve Fredrik Josef Maopo J. Tjakra, R. J. M. Madagi, M. Sibi Fakultas Tekik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI Spectra Nomor 9 Volume V Jauari 2007: 16-24 STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI Kamidjo Rahardjo Dose Tekik Sipil FTSP ITN Malag ABSTRAKSI Volume lalulitas yag terus meigkat di

Lebih terperinci

Buku Padua Belajar Maajeme Keuaga Chapter 0 KONSEP NILAI WAKTU UANG. Pegertia. Nilai Uag meurut waktu, berarti uag hari ii lebih baik / berharga dari pada ilai uag dimasa medatag pada harga omial yag sama.

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jala Lapaga Hatta No. 1 Keluraha Pasar Muara ama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG SIMPANG SELAYANG KOTA MEDAN

KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG SIMPANG SELAYANG KOTA MEDAN ISSN 2407-733X E-ISSN 2407-9200 pp. 29-34 Jural Tekik Sipil Uaya KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG SIMPANG SELAYANG KOTA MEDAN Amrizal 1, Jeffry Lisra 2 1) Program Studi Tekik Peracaga

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Investment Criteria Analysis. Arranged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Investment Criteria Analysis. Arranged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010 STUDI KELAYAKAN BISNIS Arraged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010 TUJUAN Setelah mempelajari Bab ii diharapka mahasiswa dapat memahami: Apakah gagasa usaha (proyek) yag direcaaka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

Ekonomi Rekayasa Koreksi

Ekonomi Rekayasa Koreksi Ekoomi Rekayasa Koreksi Koreksi pembeara karea kesalaha tada kurug tidak tampil dalam rumus da perhituga Gambar 2.15Tigkat akurasi peratura 72 da 69 2.4.6 Peratura 113 Selai itu ada juga perhituga dega

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama Padi sawah tadah huja (Oryza Sativa L.) di Kelompok Tai Karya Tai I Desa Karag Rejo Kecamata Jati Agug Kabupate

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

ANALISIS INTENSITAS HUJAN DI STASIUN KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO

ANALISIS INTENSITAS HUJAN DI STASIUN KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO ANALISIS INTENSITAS HUJAN DI STASIUN KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO Titiek Widyasari 1 1 Program Studi Tekik Sipil, Uiversitas Jaabadra Yogyakarta, Jl. Tetara Rakyat Mataram 55 57 Yogyakarta Email: myso_jayastu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Kegiata peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2011 bertempat di Dusu Nusa Bakti, Kecamata Serawai da Dusu Natai Buga, Kecamata Melawi yag merupaka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

kesimpulan yang didapat.

kesimpulan yang didapat. Bab ii merupaka bab peutup yag merupaka hasil da kesimpula dari pembahasa serta sara peulis berdasarka kesimpula yag didapat. BAB LANDASAN TEORI. Kosep Dasar Peramala Peramala adalah kegiata utuk memperkiraka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat da waktu peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama padi sawah irigasi Kelompok Tai Sri Mulya Desa Priggodai Kecamata Sukadaa Kabupate Lampug Timur, dega areal pertaama

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perecaaa Produksi 2.1.1 Pegertia Perecaaa Produksi Perecaaa produksi dapat diartika sebagai proses peetua sumber-sumber yag diperluka utuk melaksaaka operasi maufaktur da megalokasikaya

Lebih terperinci

SESI 13 Payback Period

SESI 13 Payback Period Mata Kuliah : Ekoomi Tekik Kode MK : TKS 4107 Pegampu : Achfas Zacoeb SESI 13 Payback Period zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Metode Payback Period pada dasarya bertujua utuk megetahui seberapa lama

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS PELABUHAN KARGO BENGKALIS DITINJAU DARI SUDUT KELAYAKAN EKONOMI

ANALISIS PELABUHAN KARGO BENGKALIS DITINJAU DARI SUDUT KELAYAKAN EKONOMI ANALISIS PELABUHAN KARGO BENGKALIS DITINJAU DARI SUDUT KELAYAKAN EKONOMI Hedra Taufik & Rialdi (Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Riau) email: taufik27@yahoo.com, aldiero@yahoo.com ABSTRAK Begkalis

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka Itegral etu Jika fugsi kotiu yag didefiisika utuk, kita bagi selag mejadi selag bagia berlebar sama Misalka berupa titik ujug selag bagia ii da pilih titik sampel di dalam selag bagia ii, sehigga terletak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi da Waktu Kajia Kajia telah dilakuka di PD. Augerah Hero, suatu idustri kecil sepatu yag beralamat di Kampug Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamata Ciomas, Kabupate

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6 BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lokasi objek peelitia berada di ruas jala Solo Jogja, dimulai dari Km 15+000 da berakhir di Km 15+500, lebar bada jala 7,5 m da lebar bahu jala m, sedagka jala pembadig berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bagi-Dua (Bisection) pada Analisis Pulang-Pokok (Break Even)

Penerapan Metode Bagi-Dua (Bisection) pada Analisis Pulang-Pokok (Break Even) Peerapa Metode Bagi-Dua (Bisectio) pada Aalisis Pulag-Pokok (Break Eve) Oleh: Nur Isai Jurusa Pedidika Matematika FMIPA UNY Yogyakarta Email: urisai001@yahoo.com Abstrak Persoala dalam mecari akar persamaa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang BAB II LANDASAN TEORI A. Maajeme Keuaga Keuaga terdiri dari tiga bidag yag salig berhubuga: (1) pasar uag da pasar modal, berkaita dega pasar sekuritas da lembaga keuaga; () ivestasi, yag memfokuska pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si.

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si. ANUITAS 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmato,S.Si. 1 OVERVIEW Auitas adl suatu pembayara dalam jumlah tertetu, yag dilakuka setiap selag waktu da lama tertetu, secara berkelajuta. Suatu auitas yg pasti dilakuka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Pegukura kierja keuaga perusahaa pada dasarya dilaksaaka karea igi megetahui tigkat profitabilitas (keutuga) da tigkat resiko atau tigkat kesehata suatu

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

Umay Mulyani 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Departement Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

Umay Mulyani 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Departement Faculty of Agriculture UR ABSTRACT ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus Agroidustri Tahu Bapak Warija di Desa Rambah Muda Kecamata Rambah Hilir Kabupate Roka Hulu) FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSYS OF BUSINESS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT X DI CIMAHI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT X DI CIMAHI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT X DI CIMAHI Rii Ratayati Jurusa Tekik Sipil, Fakultas Tekik, Istitut Tekologi Nasioal Badug E-mail : zeska2210@yahoo.com Berardius Herbudima Jurusa Tekik Sipil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman jagung (Zea mays, L.) Kelompok

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman jagung (Zea mays, L.) Kelompok III. BAHAN DAN METODE A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama jagug (Zea mays, L.) Kelompok Tai Tai Makmur yag secara admiistratif berada di wilayah Desa Siar Mulya Kecamata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ii aka memberika iformasi hal yag berkaita dega lagkah-lagkah sistematis yag aka diguaka dalam mejawab pertayaa peelitia.utuk itu diperluka beberapa hal sebagai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk Lampira 1 Bukti Kas Masuk Lampira 2 Bukti Kas Keluar Lampira 3 Struktur Orgaisasi Lampira 3 Tabel Jawaba Respode Lampira 4 Tabel Hasil Pegujia Data dega SPSS N A1 N A2 N A3 N A4 N A5 N A6 N A7 Pearso TOTAL

Lebih terperinci

Aspek Keuangan 2. dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

Aspek Keuangan 2. dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. plikasi Bisis TI, Pertemua 9 Sistem Iformasi-UG spek Keuaga 2 CSH FLOW Cash flow ( alira kas ) merupaka sejumlah uag kas yag keluar da yag masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaa, dega kata lai adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayaka Studi Kelayaka merupaka salah satu tahapa yag cukup petig dari ragkaia pelaksaaa kegiata. Studi Kelayaka ii semaki dirasaka petig dimaa sumber daya alam, sumber

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

Hubungan antara nilai uang yang akan datang (future value - F) terhadap nilai sekarang (present value - P) dituliskan dengan rumus:

Hubungan antara nilai uang yang akan datang (future value - F) terhadap nilai sekarang (present value - P) dituliskan dengan rumus: BAB II FINANSIAL 1. Nilai waktu dari uag Telah kita ketahui bahwa sebelum memikirka usaha apa yag aka dijalaka, perlu dikaji kelayaka dari usaha tersebut. Salah satu pegkajia yag dilakuka adalah dari sisi

Lebih terperinci

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO KERANGKA PIKIR EVALUASI KINERjA PORTOFOLIO (EKP) MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO RISK-ADJUSTED PERFORMANCE - INDEKS SHARPE - INDEKS TREYNOR - INDEKS JENSEN dede08m.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman padi (Oryza sativa L.) Kelompok

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman padi (Oryza sativa L.) Kelompok III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama padi (Oryza sativa L.) Kelompok Tai Karya Subur Desa Pesawara Idah Kecamata Padag Cermi Kabupate Pesawara dega

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

psikologis membentuk citra/ pandangan seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kemudahan akses

psikologis membentuk citra/ pandangan seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kemudahan akses 28 KERANGKA PEMIKIRAN Kepuasa merupaka peilaia seseorag terhadap produk atau jasa yag telah dikosumsiya. Seorag pelagga aka merasa puas apabila mafaat produk yag didapatya melebihi harapa mereka yag timbul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM MATEMATIKA BISNIS OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM BAB BARISAN DAN DERET A. BARISAN Barisa bilaga adalah susua bilaga yag diurutka meurut atura tertetu.betuk umum barisa bilaga a,

Lebih terperinci