Umay Mulyani 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Departement Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus Agroidustri Tahu Bapak Warija di Desa Rambah Muda Kecamata Rambah Hilir Kabupate Roka Hulu) FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSYS OF BUSINESS TAHU AGROINDUSTRY (Case study of Mr.Warija s Tahu Agroidustry i Roka Hulu Regecy o Rambah Hilir District at Rambah Muda Village) Umay Mulyai 1), Yusmii 2), Susy Edwia 2) Agribusiess Departemet Faculty of Agriculture UR umaymulyai9@gmail.com ABSTRACT This research aims to fid out ad aalyze: Fiacial Feasibility, The level of sesitivity Mr.Warija s tahu agro-idustry busiess chages of price levels of material (soybeas) ad decrease of productio. This research methods usig case studies with iformat agro-idustry busiessma. The fiacial eligibility with the traits of ivestmet criteria: Net Preset Value (NPV), Net Beefit Cost Ratio (Net B/C), Iteral Rate of Retur (IRR) ad Payback Period (PP). The result of the aalysis ivestmets criteria period for 10 years, tahu agro-idustry busiess feasible carried out for develop, that is retrieved the value of NPV Rp , Net B/C registratio 4 (bigger tha 1), IRR is bigger tha discout factor 12% that 55% ad payback period 4 years with 4 moth, it s mea this busiess cover the cost of the first ivestmet before the age of busiess eds. The result of the sesivity the icrease i material soybea 10% ad the descrease i productio scale 10% shows this busiess ot allow implemetatios, because the value of NPV egative, Net B/C 0, IRR is smaller tha discout factor 12% ad o payback period, meas there is o flow payback of capital. Based o the result the sesitivity aalysis icrease value of material soybea, as well as descrease scale of productio will makig Mr.Warija s higlhly ifluetial agaist feasibility of busiess or busiess developmet tahu agro-idustry. Keywords : Agroidustry, Fiacial Feasibility, Sesitivity, Tahu 1. Mahasiswa Agribisis Fakultas Pertaia Uiversitas Riau 2. Staf Pegajar Fakultas Pertaia Uiversitas Riau

2 PENDAHULUAN Agroidustri ialah idustri yag bergerak dibidag pertaia, yaitu pegolaha hasil pertaia dega memafaatka baha baku dari pertaia, sehigga dapat meghasilka produk akhir yag siap dikosumsi, ataupu sebagai baha baku idustri lai. Pegembaga agroidustri melalui pemberdayaa UKM (usaha kecil meegah), dapat dijadika sebagai strategi yag ditempuh utuk megembagka perekoomia daerah. Agroidustri dapat mejadi salah satu piliha strategis dalam meghadapi masalah, upaya meigkata perekoomia da pedapata masyarakat di pedesaa, serta meciptaka kesempata kerja bagi masyarakat yag hidup di pedesaa. Usaha idustri pegolaha paga yag berkembag dimasyarakat, seperti idustri rumah tagga (home idustry) da idustri kecil. Salah satu idustri kecil yag potesial dikembagka adalah idustri pegolaha kedelai mejadi tahu. Tahu merupaka salah satu makaa tradisioal yag populer di masyarakat. Meurut data Dias Koperasi, Peridustria da Perdagaga tahu 2013, terdapat 8 Idustri tahu da tempe di Kecamata Rambah Hilir, Kabupate Roka Hulu. Usaha agroidustri tahu Bapak Warija adalah usaha idustri tahu yag terdapat di Kecamata Rambah Hilir. Usaha ii memiliki skala produksi kurag lebih 396 kg/hari dari baha baku kedelai yag diolah mejadi tahu, serta mampu memeuhi kebutuha pasar yag ada di kota Pasir Pegaraia da daerah Kecamata Rambah Hilir. Usaha agroidustri tahu Bapak Warija setiap hari memproduksi tahu sebayak uit, dega dua jeis tahu yaitu tahu basah da tahu goreg. Tujua melakuka usaha yaitu utuk medapatka keutuga. Semaki besar suatu usaha dijalaka, maka semaki besar pula resiko yag aka timbul, oleh sebab itu harus ada pegelolaa yag tepat khususya dari aspek fiasial (keuaga). Peilaia aspek fiasial melalui aalisis kriteria ivestasi sagat diperluka utuk melihat perkembaga usaha kedepa, melihat keutuga yag diperoleh da berapa lama pegembalia modal yag diivestasika pada usaha tersebut, serta bagaimaa tigkat sesitivitas atau kepekaa usaha dega adaya resiko-resiko yag harus dihadapi yag dapat mempegaruhi besar kecilya keutuga. Aalisis kelayaka fiasial bergua utuk membatu pegusaha agroidustri tahu meramalka perkembaga usaha kedepa, dega melihat kodisi usaha sebelumya, sebagai referesi utuk meghidari resiko yag terjadi dimasa lalu da dapat memiimalka atau meghidari resiko-resiko yag kemugkia terjadi dimasa medatag, agar peaama ivestasi atau modal pada usaha lebih optimal. Berdasarka uraia diatas, peulis megagkat permasalaha utuk melakuka aalisis dega judul: Aalisis Kelayaka Fiasial Agroidustri Tahu (Studi Kasus Agroidustri Tahu Bapak Warija di Desa Rambah Muda, Kecamata Rambah Hilir Kabupate Roka Hulu). Tujua peelitia utuk

3 megetahui da megaalisis: Kelayaka fiasial dilihat dari kriteria ivestasi (NPV, Net B/C, IRR da Payback Period), da tigkat kepekaa (sesitivitas) apabila terjadi perubaha harga baha baku (kedelai) da peurua skala produksi pada usaha agroidustri tahu Bapak Warija. METODE PENELITIAN Tempat da Waktu Peelita Peelitia ii dilakuka pada agroidustri tahu Bapak Warija di Desa Rambah Muda, Kecamata Rambah Hilir, Kabupate Roka Hulu. Pemiliha tempat ii dilakuka, karea agroidustri tahu ii berkembag cukup baik da sudah beroperasi lama yaitu sejak Tahu 2000 higga sekarag, dilihat dari rata-rata kapasitas produksi 396 kg kedelai/hari, meghasilka tahu sebayak uit (tahu basah da tahu goreg) da teaga kerja 7 orag. Agroidustri ii merupaka agroidustri tahu terbesar di Kecamata Rambah Hilir da belum melakuka studi kelayaka fiasial terhadap usaha. Peelitia ii dilaksaaka pada Bula November 2014 sampai Desember 2015 yag dimulai dega peyusua proposal, pegambila data, pegolaha data da dilajutka dega peulisa skripsi. Metode Peelitia da Iforma Peelitia yag dilakuka megguaka metode studi kasus, yaitu melakuka pegamata lagsug ke lokasi tujua peelitia. Metode studi kasus merupaka metode peelitia yag rici megeai suatu objek tertetu selama kuru waktu tertetu dega cukup medalam da meyeluruh termasuk ligkuga da kodisi masa laluya (Umar, 2011). Iforma dalam peelitia ii yaitu Bapak Warija sebagai pemilik agroidustri tahu da karyawa Metode Pegambila Data Data diambil dari beberapa iforma, yaitu kepada pemilik agroidustri tahu da karyawa. Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data primer da data skuder. Data primer diperoleh melalui pegamata da pecatata lagsug di lapaga (observasi), serta wawacara lagsug dega Bapak Warija sebagai pemilik usaha agroidustri tahu da karyawa dega megguaka kuesioer. Data primer yag diambil: idetitas respode, gambara umum agroidustri tahu Bapak Warija, biaya-biaya yag dikeluarka seperti biaya ivestasi da biaya operasioal, proses produksi tahu serta harga iput da output pada agroidustri ii. Data sekuder diperoleh dari hasil studi pustaka beberapa istasi terkait: BPS, DISKOPERINDAG Kabupate Roka Hulu, hasil peelitia terdahulu, perpustakaa, da literatur lai yag medukug peelitia. Data sekuder yag mecakup: keadaa daerah peelitia, data jumlah agroidustri tahu da harga baha baku setiap tahu. Aalisis Data Aalisis data yag dilakuka adalah aalisis terhadap aspek kelayaka fiasial pada agroidustri tahu Bapak Warija dega megguaka aalisis kriteria ivestasi (NPV, Net B/C, IRR da Payback Period) serta aalisis sesitivitas. Sebelum aalisis ii

4 dilakuka, terlebih dahulu dilakuka perhituga Discout Factor (DF), aalisis tred da aalisis rata-rata bergerak (movig average). 1. Discout Factor Discout Factor adalah meghitug ilai sekarag dari ilai uag yag aka datag jika diketahui besarya tigkat buga da lamaya periode (Pasaribu, 2012), megguaka rumus: 1 P = F (1 + i) Dimaa: P = Nilai sekarag (Rp) F = Nilai uag yag aka datag (Rp) i = Tigkat buga (12%) N = Umur usaha agroidustri tahu (10 tahu). 2. Aalisis Tred Tred merupaka metode pegukura da peramala yag dapat diguaka utuk memperkiraka keadaa dimasa yag aka datag, berdasarka data masa sebelumya. Tred ii meampaka suatu geraka atau kecederuga yag lamba, pajag, da meuju kesatu arah (Satoso da Hamdai, 2007). Peelitia ii megguaka aalisis tred dega metode jumlah kuadrat terkecil (least square method). Metode tred diguaka utuk variabel-variabel seperti : harga baha baku kedelai, harga miyak goreg, harga garam, harga jeruk ipis, harga baha bakar solar, harga baha bakar besi, harga kayu bakar, biaya listrik serta proyeksi harga produk sepuluh tahu kedepa yaitu harga tahu basah, harga tahu goreg, harga ampas tahu da harga ampera tahu. Rumus : (Ibrahim, 2009). Yc = a + b (x) Keteraga: Y c = Nilai yag diperkiraka a,b= Nilai kostata da koefisie dalam persamaa tred x = Ragkaia tahu. 3. Metode rata-rata bergerak (Movig average). Metode rata-rata bergerak merupaka metode pemulusa (smootig), diguaka utuk meghilagka atau meguragi keteracaka (radomess) dari data deret waktu (Siagia. D da Sugiarto, 2006). Aalisis movig average dalam peelitia ii diguaka utuk variabel harga bawag putih yaitu proyeksi harga bawag putih dimasa yag aka datag. Persamaa aalisis movig average : (Fahmi, 2014). X = X i Dimaa: X = Mea (rata-rata) X i = Jumlah tiap data = Jumlah data 4. Aalisis Kriteria Ivestasi Aalisis Kriteria ivestasi ataralai; NPV (Net Prese Value), Net B/C (Net Beefit Cost Ratio), IRR (Iteral Rate of Retur), da PP (Payback Period). Persamaa dari aalisis kriteria adalah: (Ibrahim, 2009). a. NPV (Net Preset Value) NPV = t=0 Bt Ct (1 + i) t Dimaa: B t = Beefit dalam usaha agroidustri tahu pada tahu ke-t (Rp/tahu)

5 C t = Biaya total yag dikeluarka dalam usaha agroidustri tahu pada tahu ke-t (Rp/tahu) = Umur ekoomis usaha (10 tahu) i = Compoud rate atau tigkat suku buga yag berlaku di daerah peelitia t = Tahu (0,1,2,3, ) Kriteria peilaia sebagai berikut: NPV>0: Usaha agroidustri tahu layak/utug NPV<0: Usaha agroidustri tahu yag tidak layak/rugi NPV=0: Usaha agroidustri tahu berada pada titik impas. b. Net B/C (Net Beefit-Cost Ratio) Net B C Ratio = i=1 NB i (+) = i=1 NB i ( ) t=0(b t C t )/ 1+i t (+) t=0(b t C t )/ 1+i t ( ) Dimaa: NB = Net beefit usaha B t = Pedapata kotor pada tahu i (Rp/tahu) C t = Biaya usaha pada tahu i i (Rp/tahu) = Compoud rate atau tigkat buga yag berlaku di daerah peelitia = Umur usaha agroidustri tahu (10 tahu) t = Tahu (0, 1, 2, 3) Kriteria peilaia sebagai berikut: Net B/C >1: Usaha agroidustri tahu layak/utug Net B/C <1: Usaha agroidustri tahu tidak layak/rugi Net B/C =1: Usaha agroidustri tahu berada pada titik impas. c. Metode IRR (Iteral Rate of Retur) Dimaa: NPV 1 = Nilai NPV positif NPV 2 = Nilai NPV egatif i 1 = Tigkat Compoud rate (meghasilka NPV positif) i 2 = Tigkat Coupoud rate (meghasilka NPV egatif) Kriteria peilaia sebagai berikut: IRR >r : Usaha agroidustri tahu layak/utug IRR <r : Usaha agroidustri tahu tidak layak/rugi IRR =r : Usaha agroidustri tahu berada pada titik impas. d. PP (Payback Period) PP T p1 i1 I i1 B p B icp1 Dimaa: PP = Payback Period T P-1 = Tahu sebelum terdapat PP I 1 = Jumlah ivestasi yag telah di discout B = Jumlah beefit yag telah di icp1 discout sebelum Payback Period B = Jumlah beefit pada p IRR= i 1 + NPV NPV 1 NPV 2 X i 2 i 1 Payback Period Kriteria peilaia: a. Semaki besar ilai PP, semaki lama pegambila ivestasi yag ditaamka pada usaha agroidustri tahu. b. Semaki kecil ilai PP, semaki cepat pegambila ivestasi yag ditaamka pada usaha agroidustri tahu.

6 e. Aalisis Sesitivitas Aalisis kepekaa atau aalisis sesitivitias diperluka sejak awal proyek waktu direcaaka, hal ii utuk megatisipasi beberapa kemugkia misalya turuya harga produk akibat harga pasar di pasar iterasioal merosot. Terjadiya biaya yag over disebabka harga iput kompoe proyek mejadi tiggi (Pasaribu, 2012). Variabel-variabel resiko seperti terjadi keaika harga baha baku da peurua skala produksi, apakah usaha kedepaya masih layak utuk dikembagka atau tidak, da seberapa besar tigkat sesitivitas perubaha variabelvariabel tersebut berdampak pada pegembaga hasil kelayaka (NPV, Net B/C, IRR da Payback Period). Upaya utuk megatasi permasalaha yag dihadapi dalam usaha, perlu dibagu asumsi-asumsi utuk memperkecil resiko yag dihadapi. Asumsi-asumsi tersebut: 1. Apabila terjadi keaika harga baha baku, hal ii diasumsika dega pertimbaga persetase faktor produksi yag palig tiggi da rata-rata persetase keaika pada tahu sebelumya. 2. Apabila terjadi peurua skala produksi, peurua diasumsika dega pertimbaga semaki besarya biaya produksi yag harus dikeluarka pada usaha tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Peilaia Kelayaka Ivestasi Kriteria yag diguaka dalam pegambila keputusa peilaia ivestasi adalah: Net Preset Value (NPV), Net Beefit Cost Ratio (Net B/C), Iteral Rate of Retur (IRR), da Payback Period (PP). Nilai dari kriteria peilaia ivestasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai da Kriteria Ivestasi Agroidustri Tahu Periode Kreteria Ivestasi Nilai NPV Rp Net B/C 4 IRR 55% PP 4 tahu 4 bula Rata-rata NPV pertahu Rp Rata-rata NPV perbula Rp a. Net Preset Value (NPV) Net Preset Value merupaka ilai sekarag dari selisih atara beefit (mafaat) dega cost (biaya) pada discout tertetu dega megguaka Social Oppourtuity Of Capital (SOCC) sebagai discout factor (Pasaribu, 2012). Berdasarka Tabel 1. bahwa dega tigkat Discout Factor (DF) 12% meghasilka NPV sebesar Rp , artiya dega tigkat buga sebesar 12% usaha ii memberika keutuga sebesar Rp selama umur proyek 10 tahu meurut ilai waktu uag sekarag. Jika dihitug rata-rata keutuga pertahu yaitu sebesar

7 Rp , rata-rata keutuga perbula Rp Pegusaha digaji perbula Rp , sehigga pedapata bersih keluarga dari usaha ii medapatka keutuga perbula Rp , meujukka bahwa usaha agroidustri tahu Bapak Warija layak dijalaka da dikembagka. Periode usaha pada peelitia ii Tahu da periode setelah akhir proyek Tahu 2025 (tahu ke-11), pada periode ii terdapat ilai sisa ivestasi dari bagua da peralata sebesar Rp , da ilai akhir ivestasi laha Rp , sehigga total Rp Nilai ii dijadika sebagai pedapata tambaha yag diperoleh pegusaha setelah proyek berakhir. b. Net Beefit Cost Ratio (Net B/C) Net beefit cost Ratio adalah perbadiga atara beefit kotor dega biaya secara keseluruha yag telah megalami compoudig. Net Beefit Cost Ratio diperoleh dari perbadiga total preset value positif dega total preset value egatif (Ibrahim, 2009). Nilai Net B/C diperoleh sebesar 4 artiya setiap pegeluara Rp.1, maka aka meghasilka pedapata kotor sebesar Rp.4, artiya pegusaha agroidustri tahu masih memperoleh pedapata bersih sebesar Rp.3 da usaha agroidustri tahu Bapak Warija berada pada kodisi yag layak. c. Iteral Rate of Retur (IRR) Perecaaa proyek layak utuk dilaksaaka, jika memiliki Iteral Rate of Retur lebih besar dari Social Oppourtuity Of Capital (SOCC), jika proyek/usaha yag direcaaka memiliki IRR sama dega SOCC, maka layak dijalaka da apabila perecaaa proyek memiliki ilai IRR dibawah dari SOCC, maka proyek/usaha tersebut tidak layak dilaksaaka (Ibrahim, 2009). Nilai IRR diperoleh dega cara coba-coba (trial ad error) pada tigkat suku buga berapa aka dihasilka NPV egatif (sama dega ol). Nilai IRR terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Perhituga Net Preset Value (NPV) Tigkat Buga 55% da 60% Periode Tahu Net Beefit Preset Value at DF 55% Preset Value at DF (Rp) 60% (Rp) ( ) ( ) ( ) Jumlah ( )

8 Tabel 2. meujukka bahwa ilai NPV positif berada pada tigkat suku buga 55%, dega ilai sebesar Rp da pada tigkat suku buga 60% meujukka ilai NPV egatif lebih kecil dari ol dega ilai sebesar Rp.( ). Berdasarka perhituga didapatka ilai IRR sebesar 55%, artiya tigkat pegembalia usaha pada agroidustri Bapak Warija terhadap ivestasi yag ditaamka sebesar 55%, ilai tersebut lebih besar dibadigka dega cost of capital yag telah ditetuka yaitu 12% (IRR>DR), sehigga usaha ii layak utuk dilaksaaka. d. Payback Period (PP) Aalisis Payback Period (PP) dilakuka bertujua utuk megetahui jagka waktu pegembalia ivestasi, yag dihitug dari arus peerimaa bersih yag telah di discout factor (Pasaribu, 2012). Perhituga ilai Payback Period (PP): ( ) PP ( ) PP PP 4 3,6 PP 4 tahu 4bula Nilai T p-i dihitug secara kumulatif dari ilai beefit yag telah di discout factor 12% yaitu ( = Rp , karea tahu ke-3 terdapat kumulatif beefit yag berada dibawah jumlah ivestasi yag telah di discout factor 12%. Apabila diambil kumulatif beefit higga tahu ke-4, disii jumlah beefit lebih besar dari jumlah ivestasi, selajutya ilai B p yaitu jumlah beefit pada PP adalah sebesar Rp , artiya tahu ke-4 terdapat jumlah kumulatif beefit sama dega jumlah ivestasi, utuk lebih jelasya perhituga payback period terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Payback Period (PP) Agroidustri Tahu (Rp) Periode Tahu Net Beefit Preset Value at DF 12% (Rp) Kumulatif ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah

9 Berdasarka Tabel 3. hasil perhituga Payback Period (PP) agroidustri tahu ii aka mecapai titik pegembalia ivestasi pada saat usaha berumur 4 tahu 4 bula, artiya saat usaha berumur 4 tahu 4 bula, usaha tersebut sudah bisa megembalika modal usaha. Nilai kumulatif beefit tahu ke-1 sampai tahu ke-3 berilai egatif, pada tahu tersebut usaha belum bisa megembalika modal sedagka tahu ke-4 ilai kumulatif beefit berilai positif yaitu Rp , pada tahu ii usaha sudah bisa megembalika modal usaha. Bila ditijau dari umur usaha yag mecapai 10 tahu, hal ii berarti usaha agroidustri sudah dapat meutupi biaya ivestasi awal sebelum umur usaha berakhir, maka usaha ii layak utuk dilaksaaka karea jagka waktu pegembalia ivestasi lebih kecil dari umur usaha. 2. Aalisis Sesitivitas Aalisis sesitivitas atau kepekaa, dilakuka utuk megatisipasi faktor kemugkia yag aka terjadi pada usaha yag dijalaka. Faktor kemugkia yag dimaksud yaitu adaya variabel-variabel resiko seperti keaika harga iput tapa di ikuti keaika harga produk, sehigga tigiya biaya yag harus dikeluarka serta terjadi peurua produksi yag meyebabka pedapata usaha berkurag. Aalisis sesitivitas dilakuka terhadap kompoe yag meimbulka keaika biaya, da megakibatka peurua produksi yaitu: a. Aalisis Sesitivitas Terhadap Peigkata Iput (Harga Kedelai). Kedelai merupaka baha pokok dalam produksi tahu da hargaya kemugkia berubah sewaktu-waktu. Perubaha harga kedelai yag dialami produse pada usaha ii yaitu sebesar 10%, ii merupaka persetase keaika tertiggi Tahu Proyeksi harga kedelai pada tahu berikutya diguaka metode tred. Perubaha berupa keaika harga kedelai pada usaha agroidustri tahu Bapak Warija, maka aka dilihat aalisis sesitivitas usaha tersebut jika terjadi keaika harga baha baku kedelai sebesar 10%. Hasil aalisis sesitivitas terhadap keaika harga kedelai terdapat pada Tabel 4. Tabel 4. Aalisis Sesitivitas terhadap Keaika Harga Baha Baku Kedelai (Rp) Periode Keaika Kedelai NPV (Rp) Net B/C (Rp) IRR (%) Aalisis Awal Sesitivitas 10%+ ( ) - - Tabel 4. mejelaska bahwa, setelah dilakuka perhituga aalisis sesitivitas terhadap peigkata harga kedelai sebesar 10%, dega harga jual tetap terjadi peurua ilai NPV yaitu meghasilka NPV berilai egatif sebesar Rp.( ), Net B/C adalah 0 da ilai IRR juga adalah 0. Usaha agroidustri tahu Bapak Warija tidak bisa dijalaka karea hasil perhituga kriteria ivestasi ilai NPV sudah egatif (kurag dari 1), Net B/C kurag dari

10 1 da IRR berada dibawah discout factor 12% serta tidak ada ilai Payback Period (PP) atau tidak ada pegembalia modal usaha, maka usaha ii tidak layak utuk dijalaka. b. Aalisis Sesitivitas Terhadap Peurua Skala Produksi. Produksi merupaka sumber pedapata usaha yag berpegaruh terhadap tigkat peerimaa usaha. Harga baha baku sagat berpegaruh terhadap biaya produksi. Jika harga baha baku kedelai aik, maka biaya produksi aka bertambah sehigga skala produksi aka megalami peurua da keutuga yag didapat produse aka berkurag. Perhituga aalisis ii diasumsika peurua produksi 10%, sehigga dalam aalisis sesitivitas usaha agroidustri tahu Bapak Warija aka dilihat jika terjadi peurua produksi sebesar 10%. Hasil aalisis sesitivitas terhadap peurua produksi terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Aalisis Sesitivitas terhadap Peurua Produksi Periode Peurua Produksi NPV (Rp) Net B/C (Rp) IRR (%) Aalisis Awal Sesitivitas 10%- ( ) - - Tabel 5. mejelaska bahwa, hasil perhituga aalisis sesitivitas peurua produksi sebesar 10%, dega harga jual tetap terjadi peurua ilai NPV yaitu ilai NPV Rp. ( ) (kurag dari 1), Net B/C adalah 0 (kurag dari 1), IRR juga berilai 0 berada dibawah Discout Factor (DF) 12% da tidak ada payback period atau tidak ada pegembalia modal usaha, maka usaha agroidustri tahu Bapak Warija tidak bisa dijalaka karea tidak lagi medapatka keutuga usaha. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpula 1. Hasil peelitia aalisis kelayaka fiasial dega tigkat suku buga 12% pada umur usaha 10 tahu, meujukka usaha agroidustri tahu Bapak Warija layak utuk dijalaka da dikembagka, dega NPV Rp , rata-rata keutuga pertahu sebesar Rp , da ratarata keutuga perbula sebesar Rp , Net B/C sebesar 4 (lebih besar dari 1), IRR lebih besar dari discout factor 12% yaitu sebesar 55% da payback period 4 tahu 4 bula, artiya usaha ii sudah dapat meutupi biaya ivestasi awal sebelum umur usaha berakhir. 2. Aalisis sesitivitas keaika harga baha baku kedelai 10%, da peurua skala produksi 10%, dilihat dari ilai NPV sudah berilai egatif, Net B/C 0, IRR lebih kecil dari discout factor 12%, da tidak ada payback period, artiya tidak ada pegembalia modal usaha, meujukka usaha agroidustri tahu Bapak Warija tidak layak utuk dilaksaaka. Berdasarka hasil aalisis sesitivitas, keaika harga baha baku

11 kedelai maupu peurua skala produksi sagat berpegaruh terhadap kelayaka usaha atau pegembaga usaha agroidustri tahu Bapak Warija kedepa. Sara Hasil aalisis usaha yag telah dilakuka pada usaha agroidustri tahu Bapak Warija ii telah layak utuk dijalaka, aka tetapi perlu mewaspadai faktorfaktor resiko yaitu pada keaika harga baha baku kedelai 10%, da peurua produksi 10%, karea sagat mempegaruhi terhadap keberlagsuga usaha. Pegusaha tahu sebaikya melakuka alteratif, ketika terjadi keaika harga baha baku da peurua produksi supaya usaha bisa tetap berjala, seperti meguragi ukura produk dega tetap mempertahaka kualitas rasa produk, agar pejuala tetap meigkat. Pegusaha sebaikya mulai melakuka pecataata usaha (pembukua) yag terkait dega pegeluara da pemasuka sehigga pemilik usaha dapat melihat peigkata ataupu peurua yag terjadi pada kodisi keuaga da keutuga yag diperoleh. DAFTAR PUSTAKA Dias Koperasi, Peridustria da Perdagaga Kabupate Roka Hulu Data Idustri Tahu da Tempe di Kecamata Rambah Hilir. DISKOPERINDAG. Pasir Pegaraia. Fahmi, Irfa Studi Kelayaka Bisis da Keputusa Ivestasi. Mitra Wacaa Media. Jakarta. Ibrahim, Yacob Studi Kelayaka Bisis. Rieka Cipta. Jakarta. Pasaribu, A.M Perecaaa da Evaluasi Proyek Agribisis (kosep da Aplikasi). Lily Publisher. Yogyakarta. Satoso, B.P da M. Hamdai Statistik Deskriptif dalam Bidag Ekoomi da Niaga. Erlagga. Jakarta. Siagia, D da Sugiarto Metode Statistika utuk Bisis da Ekoomi. PT Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Umar, Husei Metode Peelitia utuk Skripsi da Tesis Bisis. Rajawali Pers. Jakarta.