Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2014

4 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2014 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix + 49 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

5 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmatnya penyusunan Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2014 dapat diselesaikan.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2014 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong, berisi data dan informasi terpilih disertai dengan analisis sederhana seputar Kabupaten Sorong. Dari publikasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dan pengguna data lainnya dalam memahami potensi dan perkembangan pembangunan di Kabupaten Sorong. mmmmmmmmmmmmmmmmm Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2014 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Publikasi ini menyajikan berbagai informasi dan indikator terpilih yang berkaitan dengan pembangunan di Kabupaten Sorong dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan kajian untuk perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan di Kabupaten Sorong. Kami sadari bahwa dalam proses penyusunannya masih banyak keterbatasan, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan penerbitan mendatang. Akhirnya semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik dan bermanfaat bagi semua pihak dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Sorong, Oktober 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Uddani Malewa, SE Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014 iii

6 Statistik Kunci No Uraian Satuan Jumlah Penduduk Orang Laki-laki Orang Perempuan Orang Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Persen 112,72 112,66 3 Jumlah Rumah Tangga ruta Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja Orang Jumlah Pengangguran Orang Jumlah Angkatan Kerja Orang TPAK Persen 62,57 62,88 8 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Persen 1,27 3,27 9 Pertumbuhan Ekonomi (dengan migas) Persen 2,07-0,61 10 Pertumbuhan Ekonomi (tanpa migas) Persen 6,36 5,58 11 PDRB ADHB (juta) Rupiah , ,31 12 PDRB ADHK (juta) Rupiah , ,81 13 PDRB per Kapita (juta) Rupiah 96,105 96, Angka Partisipasi Sekolah 7-12 tahun Persen 97,06 99,21 15 Angka Partisipasi Sekolah tahun Persen 90,61 93,44 16 Angka Partisipasi Sekolah tahun Persen 66,87 65,83 17 Angka Harapan Hidup Tahun 68,59 68,65 18 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,11 8,19 19 Angka Melek Huruf Persen 91,84 92,09 20 Paritas Daya Beli (PPP) (ribu) Rupiah 601,41 606,19 21 IPM Persen 69,23 69,74 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014 v

7 Penjelasan Teknis Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah territorial Republik Indonesia selama 6 Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau sementara tidak bulan atau lebih dan atau mereka yang bekerja, dan yang sedang mencari. berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk dengan jumlah penduduk usia kerj. di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai Tingkat Pengangguran Terbuka adalah penduduk per Km 2. perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Rasio Jenis Kelamin (sex ratio) adalah Angka Kematian Bayi adalah perbandingan antara banyaknya penduduk lakilaki probabilita/peluang bayi meninggal sebelum dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki setiap 100 penduduk perempuan. Angka Kematian Balita adalah peluang bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah sehari-harinya dikelola menjadi satu. dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Harapan Hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014 vii

8 Angka Melek Huruf adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka Partisipasi Sekolah adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 thn; thn; thn) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 thn; thn; thn). Bersekolah adalah mereka yang mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan paritas daya beli. Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Garis Kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang SMP/MTs, SMA/SMK/MA atau PT) maupun non layak. formal (paket A, paket B, paket C). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata adalah satu indikator penting untuk mengetahui jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun atau lebih untuk menempuh suatu kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. Paritas Daya Beli (PPP) adalah ukuran daya beli penduduk dalam memenuhi kebutuhan konsumsi makanan dan non makana. viii Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

9 Daftar Isi Identitas Buku i Kata Pengantar v Statistik Kunci vii Penjelasan Teknis ix Daftar Isi xi 1. Geografi dan Iklim Industri Pengolahan Pemerintahan Konstruksi Kependudukan Pariwisata Ketenagakerjaan Transportasi dan Komunikasi Pendidikan Perbankan Kesehatan Harga-harga Perumahan Pengeluaran Penduduk Pembangunan Manusia Perdagangan Pertanian Pendapatan Regional Pertambangan dan Energi Perbandingan Regional 39 Lampiran Tabel 41 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014 ix

10

11 GEOGRAFI DAN IKLIM Wilayah Kabupaten Sorong Mengalami Perubahan Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 127/PUU- VII/2009 tanggal 25 Januari 2010 dan Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2013 maka wilayah administrasi Kabupaten Sorong berkurang 1 distrik, yaitu Distrik Moraid 1 Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah yang terletak di kepala burung Pulau Papua. Secara geografis Kabupaten Sorong terletak pada koordinat 130 o o BT dan 00 o o LS. Sedangkan secara adminstrasi, kabupaten ini merupakan bagian dari Provinsi Papua Barat dengan batas-batas wilayah administrasi adalah Utara Selatan : Laut Seram Timur Barat : Samudera Pasifik dan Selat Dampir : Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Sorong Selatan : Kota Sorong, Kabupaten Raja Ampat dan Laut Seram Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 127/PUU-VII/2009 tanggal 25 Januari 2010 dan Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2013 maka wilayah administrasi Kabupaten Sorong berkurang 1 distrik yaitu Distrik Moraid yang secara hukum menjadi bagian dari Kabupaten Tambrauw. Dengan begitu, wilayah administrasi Kabupaten Sorong pada tahun 2013 menjadi 18 distrik. Dengan berkurangnya satu distrik, maka luas wilayah Kabupaten Sorong pun mengalami pengurangan dari ±13.603,46 Km 2 menjadi ±12.159,3 Km 2. Wilayah terluas dari Kabupaten Sorong adalah Distrik Salawati Selatan, yaitu sebesar 2.265,18 Km 2. Sedangkan, luas wilayah terkecil adalah distrik Mariat, yaitu sebesar 118,16 Km 2 atau hanya sebesar 0,97 persen dari luas Kabupaten Sorong. Keterangan : Peta masih termasuk wilayah Distrik Moraid Sumber : 0,97 1,83 18,63 Gambar 1.1. Peta Wilayah Kabupaten Gambar 1.2. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Sorong menurut Distrik ,98 16,62 4,05 2,60 8,32 7,35 0,98 3,96 1,79 6,76 3,56 4,02 4,27 4,32 Sumber : Kabupaten Sorong Dalam Angka 2013 Klaso Makbon Klayili Beraur Klamono Klawak Klabot Salawati Moisegen Mayamuk Seget Segun Salawati Selatan Aimas Mariat Sayosa Maudus Statistik Daerah Kabupaten Sorong

12 1 GEOGRAFI DAN IKLIM Tahun 2013 Lebih Sering Terjadi Hujan Dibanding Tahun 2012 Pada tahun 2013 lebih sering terjadi hujan dibandingkan tahun 2012, sebab jumlah hari hujan pada tahun 2013 sebanyak 264 hari, sedangkan pada tahun 2012 jumlah hari hujan yang terjadi sebanyak 252 hari Tabel 1.1. Keadaan Iklim Kabupaten Sorong Uraian Suhu Udara Maksimum ( o C) 31,35 31,26 Suhu Udara Minimum ( o C) 24,10 24,26 Rata-rata Suhu Udara ( o C) 27,76 27,11 Rata-rata Kelembaban Udara (%) Rata-rata Tekanan Udara (mbs) 85,92 86, , ,9 Curah Hujan (mm) 3.085, ,0 Hari Hujan (hari) Rata-rata Penyinaran Matahari (%) 48,02 45,78 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Sorong Tabel 1.2. Nama dan Panjang Sungai Di Kabupaten Sorong Nama Sungai Panjang (Kilometer) 1. Beraur 114,61 2. Gajah Besar 13,79 3. Klabra 287,26 4. Katimin 11,13 5. Katapop 17,69 6.Klabetur 27,37 7. Kladjari 27,27 8. Klafama 30,04 9. Klasegun 44, Klasigit 30, Klasof 13, Makbalim 12, Mega 55, Seremuk 72, Waibin 17, Waisalawatol 30, Waisibit 19, Wakanwai 13, Wakemuk 12, Warsamson 134, Wasinsion 12,47 Sumber : Papua Barat Dalam Angka 2013 Kabupaten Sorong memiliki iklim tropis yang lembab dan panas. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sorong, suhu udara maksimum tahun 2013 adalah 31,26 O C. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan suhu maksimum tahun 2012 yaitu 31,35 O C. Sementara itu, suhu minimum tahun 2013 justru lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yaitu 24,26 O C, dengan suhu minimum tahun 2012 sebesar 24,10 O C. Jika dibandingkan tahun 2012, pada tahun 2013 di Kabupaten Sorong lebih sering terjadi hujan. Hal ini terlihat dari jumlah hari hujan yang terjadi sepanjang tahun 2013 lebih banyak dibandingkan tahun Pada tahun 2013 jumlah hari hujan sebanyak 264 hari dengan curah hujan sebesar mm, sedangkan pada tahun 2012 jumlah hari hujan yang terjadi sebanyak 252 hari dengan curah hujan mm. Rata-rata tekanan udara tahun 2013 sebesar 1.007,9 mbs atau lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 1.008,4 mbs. Kondisi hidrologi Kabupaten Sorong jika dilihat dari pola aliran sungai terdiri dari sungai-sungai yang mengalir ke utara (Samudera Pasifik) dan ke selatan (Laut Seram). Sungai-sungai yang mengalir ke arah utara yang relatif besar salah satunya adalah Sungai Warsamson dengan panjang 134,12 kilometer. Sementara itu, sungai-sungai yang mengalir ke arah selatan dan relatif besar antara lain Sungai Beraur dengan panjang 114,61 kilometer dan Sungai Klabra yang panjangnya 287,26 kilometer. 2 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

13 PEMERINTAHAN Distrik Moraid Secara Hukum Keluar Dari Kabupaten Sorong Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 127/PUU- VII/2009 tanggal 25 Januari 2010 dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013, Distrik Moraid masuk kedalam wilayah Kabupaten Tambrauw 2 Menurut sejarah, nama Sorong diambil dari nama sebuah perusahaan minyak Belanda yang pada saat itu diberikan kewenangan untuk mengelola dan mengeksplorasi minyak di wilayah Sorong yaitu Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG. Awal mulanya pemerintah tradisional di wilayah Kabupaten Sorong dibentuk oleh Sultan Tidore guna perluasan wilayah kesultanan Tidore. Hingga usianya yang ke-47 tahun pada tahun 2014, Kabupaten Sorong telah melahirkan 5 daerah otonom baru, yaitu Kota Sorong (tahun 1999), Kabupaten Raja Ampat (tahun 2003), Kabupaten Sorong Selatan (tahun 2003), Kabupaten Tambrauw (tahun 2008) dan Kabupaten Maybrat (tahun 2008). Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 127/PUU-VII/2009 tanggal 25 Januari 2010 dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013 maka wilayah administrasi Kabupaten Sorong berkurang 1 distrik yaitu Distrik Moraid. Distrik tersebut secara hukum menjadi bagian dari Kabupaten Tambrauw. Dengan begitu, wilayah administrasi Kabupaten Sorong terdiri dari 18 kecamatan/distrik, 18 kelurahan dan 123 desa, dengan luas wilayah administrasi seluas ±12.159,3 Km 2. Hingga tahun 2013, Kabupaten Sorong telah dipimpin oleh 9 orang pejabat kepala wilayah/daerah. Pejabat kepala daerah pertama yang memimpin Kabupaten Sorong adalah Abdul Rasyid, yang memimpin Kabupaten Sorong periode Nama Kepala Daerah Masa Bakti 1. Abdul Rasyid R.M. Suwarno Subardja Agus Sujitno Sutadji Joko Purnomo Adi Brigjen Purn. Abraham Oktovianus Atururi Dr. Jhon Piet Wanane, SH, M.Si Dr. Stepanus Malak, Drs, M.Si Sumber : Tabel 2.1. Nama Pejabat Kepala Wilayah/Daerah yang Memimpin Kabupaten Sorong Sejarah Pembentukan Pemerintahan Kabupaten Sorong, Bagian Humas Pemkab Sorong Tabel 2.2. Nama Kepala Distrik Di Kabupaten Sorong Distrik Nama Kepala Distrik 1. Klaso Dance Ulimpa, S.IP 2. Makbon Pither Sanpe, S.Sos 3. Klayili Weynand Noak Fami, S.STP 4. Beraur Yahya Segidifat, S.Sos, MPA 5. Klawak Niko Salossa, SE 6. Klabot Oktovianus Koli, S.Pd.K 7. Klamono Yoel Kamesfle 8. Salawati Adi Bremantio, S.IP, M.Si 9. Moisegen Elisa M.H. Ulimpa, S.Sos.M.Si 10. Mayamuk Ngatijo, S.Sos 11.Seget Marthen Pangala, S.Sos, M.Si 12. Segun Benny Frans Felle, S.Sos 13. Salawati Selatan Maklon Wally, S.Sos,MPA 14.Aimas Yuri, S.Sos 15.Mariat Amat Darodji, S.AN 16.Sayosa Gemmy GP.Abidondifu, S.STP 17. Maudus Oktovianus Malak, S.IP Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Statistik Daerah Kabupaten Sorong

14 2 PEMERINTAHAN Kualitas Pendidikan PNS Pemda Kabupaten Sorong Sudah Baik Berdasarkan tingkat pendidikan,mayoritas PNS Pemda Kabupaten Sorong berpendidikan SLTA ke atas yaitu sebesar 96,01 persen. Sementara sisanya 3,99 persen berpendidikan SD dan SLTP. Arti Keseluruhan Lambang Daerah Kabupaten Sorong Dengan berdasar Pancasila dan berjiwa semangat persatuan, kesatuan dan dinamis maka masyarakat daerah Kabupaten Sorong senantiasa membangun daerahnya yang terdiri dari daratan yang berbukit, gunung, hutan yang subur serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya, laut dengan potensi serta kandungan hasil-hasil lautnya, minyak dan gas serta potensi bahan galian untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur Gambar 2.1. Persentase PNS Pemda Kabupaten Sorong menurut Jenis Kelamin, 2013 Perempuan 47,07 Laki-laki 52,93 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sorong Gambar 2.2. Persentase PNS Pemda Kabupaten Sorong menurut Tingkat Diploma 24,94 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sorong Sementara itu untuk periode , Dr. Stepanus Malak, Drs, M.Si terpilih kembali sebagai bupati. Bersama dengan Suko Hardjono sebagai wakil bupati, Dr. Stepanus Malak, Drs, M.Si memimpin Kabupaten Sorong untuk masa bakti Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sorong tahun 2013 sebanyak orang. Jika dilihat dari sisi gender, PNS Pemda Kabupaten Sorong masih didominasi oleh pegawai pria, yaitu sebanyak orang atau 52,93 persen. Sementara itu, jumlah pegawai perempuan sebanyak orang atau sebesar 47,07 persen. Dari perbedaan jumlah pegawai pria dan wanita tersebut dapat memberikan informasi bahwa kesetaraan gender dalam pemerintahan Kabupaten Sorong belum menunjukkan pemerataan. Tingkat pendidikan yang ditamatkan pegawai adalah salah satu aspek yang menentukan kualitas pegawai. Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas PNS di lingkungan pemda Kabupaten Sorong berpendidikan SLTA ke atas. Pegawai negeri yang berpendidikan sarjana, baik S1 maupun S2, sebesar Sarjana 41,35 SLTA 29,72 SLTP 2,44 SD 1,55 41,35 persen, sedangkan yang berpendidikan diploma (D1,D2 dan D3) sebesar 24,94 persen. Sementara itu, PNS yang berpendidikan SLTA terdapat sebesar 29,72 persen. PNS yang berpendidikan SD dan SLTP di lingkungan pemda Kabupaten Sorong hanya terdapat masing-masing sebesar 1,55 persen dan 2,44 persen. Dari persentase PNS menurut tingkat pendidikannya tersebut dapat diinformasikan bahwa kualitas SDM di 4 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

15 PEMERINTAHAN Kesenjangan Gender di Dunia Politik Masih Nyata Dari 20 kursi anggota legislatif (DPRD) Kabupaten Sorong, hanya terdapat 1 kursi yang terisi oleh anggota dewan wanita. Hal ini memperlihatkan bahwa masih terjadi ketimpangan gender dalam dunia politik Kabupaten Sorong 2 lingkungan pemda Kabupaten Sorong sudah cukup baik. Bila melihat kondisi perpolitikan di DPRD Kabupaten Sorong yang mewakili kondisi perpolitikan di Kabupaten Sorong, diketahui bahwa Partai Golongan Karya (Golkar) unggul di wilayah ini. Pada pemilihan umum tahun 2009, partai ini mampu meloloskan 9 orang wakilnya untuk duduk di DPRD Kabupaten Sorong. Sementara itu di tempat kedua adalah Partai Demokrat, dengan wakilnya di DPRD Kabupaten Sorong sebanyak 3 orang. Partai lainnya yang juga lolos dalam parlemen Kabupaten Sorong adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP). Dari 20 kursi yang tersedia di DPRD Kabupaten Sorong, hanya 1 kursi anggota legislatif tersebut yang terisi oleh wakil rakyat wanita. Dari kondisi tersebut tersirat bahwa keterwakilan wanita dalam parlemen masih terbatas atau dengan kata lain masih terjadi ketimpangan gender dalam perpolitikan di Kabupaten Sorong. Bila dilihat dari umur, mayoritas wakil rakyat yang duduk di DPRD Kabupaten Sorong masih tergolong muda. Sebanyak 12 orang anggota DPRD Kabupaten Sorong berusia 36 hingga 49 tahun. Sementara itu, anggota dewan yang berumur 50 tahun keatas terdapat sebanyak 8 orang, dengan rincian 3 orang berusia 50 hingga 59 tahun dan sebanyak 5 orang berusia 60 tahun keatas. Tabel 2.3. Jumlah Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Sorong menurut Asal Partai dan Jenis kelamin, 2013 Asal Partai Pria Wanita Jumlah 1. Golongan Karya 2. Demokrat 3. PKB 4. PDIP 5. PDS 6. PKDI 7. Hanura 8. PDP Jumlah Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Sorong Gambar 2.3. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Sorong menurut Kelompok Umur, tahun ke atas Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Sorong Statistik Daerah Kabupaten Sorong

16 3 KEPENDUDUKAN Penduduk Kabupaten Sorong Bertambah 1000 Jiwa Per Tahun Jumlah penduduk Kabupaten Sorong tahun 2010 sebesar jiwa, di tahun 2011 bertambah menjadi jiwa. Di tahun 2012 dan 2013 penduduk Kabupaten Sorong kembali meningkat menjadi jiwa dan jiwa. Gambar 3.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong Penduduk Sumber : Jiwa Hasil Sensus Penduduk 2010 dan Proyeksi Penduduk Tabel 3.1. Indikator Kependudukan Kabupaten Sorong, Uraian Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Sex Ratio (%) 112,72 112,66 Jumlah Rumah Tangga (ruta) Rata-rata ART (jiwa/ruta) 4 4 Penduduk menurut Kelompok Umur (%) ,42 32, ,51 64, ,07 3,07 Sumber : Proyeksi Penduduk , BPS Pertumbuhan penduduk suatu daerah merupakan keseimbangan yang dinamis antara faktorfaktor yang menambah dan faktor-faktor yang mengurangi jumlah penduduk wilayah tersebut. Terdapat tiga komponen yang mengakibatkan perubahan penduduk, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Jumlah penduduk Kabupaten Sorong berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, sebanyak jiwa. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Sorong tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi jiwa,dan di tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Sorong bertambah sebanyak jiwa menjadi jiwa. Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Sorong sebanyak jiwa,terdiri dari jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Definisi rumah tangga menurut konsep yang digunakan BPS adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sorong tahun 2013 sebanyak rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4 orang setiap rumah tangga. Jika dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur, mayoritas penduduk Kabupaten Sorong adalah penduduk umur produktif atau berada dalam kelompok umur tahun. Sex Ratio atau rasio jenis kelamin merupakan 6 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

17 KEPENDUDUKAN Hanya Distrik Klabot yang Memiliki Penduduk Perempuan Lebih Banyak Rasio jenis kelamin (SR) Distrik Klabot tahun 2013 sebesar 96,6 persen. Jika dibandingkan dengan distrik lainnya di Kabupaten Sorong, SR Distrik Klabot merupakan yang terendah dan satu-satunya yang kurang dari perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Sex ratio Kabupaten Sorong tahun 2013 sebesar 112,66 persen, artinya bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 112 hingga 113 penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Sorong lebih banyak daripada penduduk perempuan. Jika dirinci menurut distrik, sex ratio Distrik Maudus merupakan yang tertinggi yaitu 123,81 persen. Artinya jumlah penduduk laki-laki di distrik ini 24 persen lebih banyak daripada penduduk perempuan. Sementara itu, sex ratio Distrik Klabot merupakan yang terendah, yaitu sebesar 96,6 persen. Artinya bahwa jumlah penduduk perempuan di distrik ini lebih banyak dibandingkan penduduk laki-lakinya. Diantara distrik lainnya di Kabupaten Sorong, hanya Distrik Klabot yang memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Komposisi penduduk menurut struktur umur dan jenis kelamin dapat digambarkan melalui piramida penduduk. Tingkat perkembangan penduduk pada setiap kelompok umur dan jenis kelamin dapat terlihat melalui piramida penduduk. Piramida penduduk Kabupaten Sorong memiliki bentuk yang besar di alasnya, kemudian perlahan berkurang pada kelompok umur selanjutnya dan memiliki puncak yang lancip pada kelompok umur 65 tahun keatas. Dengan bentuk seperti itu, menandakan bahwa struktur penduduk Kabupaten Sorong tergolong sebagai penduduk umur muda. Kabupaten Sorong Salawati Selatan Sumber : Proyeksi Penduduk 2013, BPS Gambar 3.2. Rasio Jenis Kelamin menurut Distrik di Kabupaten Sorong 2013 (%) Klabot Sayosa Klawak Makbon Segun Beraur Seget Moisegen Mayamuk Mariat Salawati Klaso Klamono Aimas Klayili Maudus Sumber : Proyeksi Penduduk 2013, BPS 96,60 100,76 100,93 104,52 104,73 105,35 108,65 109,37 111,01 111,94 112,66 113,85 114,01 115,42 115,94 118,56 120,40 123,81 Gambar 3.3. Piramida Penduduk Kabupaten Sorong Statistik Daerah Kabupaten Sorong

18 3 KEPENDUDUKAN Distrik Aimas dan Mariat Menjadi Daerah Terpadat Di Kabupaten Sorong Sebaran penduduk Distrik Aimas dan Mariat pada tahun 2013 sebesar 30 persen dan 15,6 persen. Sementara kepadatan penduduk Distrik Aimas dan Mariat sebesar 103 jiwa/km 2 dan 101 jiwa/km 2. Salawati Selatan Gambar 3.4. Sebaran Penduduk Kabupaten Sorong 2013 (%) Klaso Maudus Klayili Klawak Klabot Sayosa Beraur Segun Moisegen Makbon Seget Klamono Salawati Mayamuk Mariat Aimas 0,44 0,55 0,58 0,85 0,91 1,37 1,40 1,98 2,71 2,86 2,95 4,28 6,23 13,03 14,27 15,60 Sumber : Proyeksi Penduduk 2013, BPS 30,00 Gambar 3.5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong 2013 (jiwa/km 2 ) Segun Maudus Sayosa Klayili Salawati Selatan Klaso Beraur Klawak Klabot Makbon Seget Kab. Sorong Klamono Moisegen Salawati Mayamuk Mariat Aimas Sumber : Penduduk : Proyeksi Penduduk 2013, BPS Luas : Kabupaten Sorong Dalam Angka Kecenderungan seseorang untuk memilih suatu wilayah tertentu sebagai tempat tinggal biasanya ditentukan oleh pertimbangan kemudahan dalam mengakses kebutuhan hidupnya, utamanya sandang dan pangan. Hal ini mengakibatkan persebaran penduduk terpusat pada daerah-daerah yang potensial secara ekonomi. Persebaran penduduk Kabupaten Sorong terpusat di daerah-daerah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan dan perusahaanperusahaan yang menyerap banyak tenaga kerja. Distrik Aimas sebagai ibukota dan pusat kegiatan ekonomi Kabupaten Sorong mempunyai sebaran penduduk yang tertinggi dibandingkan distrik lainnya di Kabupaten Sorong, yaitu 30 persen. Sedangkan dari sisi kepadatan penduduk, dengan luas wilayah 222,43 km 2 dan jumlah penduduk jiwa, Distrik Aimas menjadi daerah terpadat di Kabupaten Sorong dengan kepadatan 103 jiwa/km 2. Sementara itu Distrik Mariat yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong memiliki sebaran penduduk terbesar kedua dan juga menjadi daerah terpadat kedua. Sekitar 15,6 persen penduduk Kabupaten Sorong bermukim di Distrik Mariat, dengan kepadatan penduduk 101 jiwa/km 2. Distrik Mayamuk, Salawati, Moisegen dan Klamono mempunyai kepadatan penduduk antara 10 hingga 50 jiwa/km 2. Sedangkan distrik lainnya memiliki tingkat kepadatan penduduk lebih kecil dari kepadatan penduduk Kabupaten Sorong, yaitu dibawah 6 jiwa/km 2. 8 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

19 KEPENDUDUKAN Beban Tanggungan Wanita Melebihi Beban Tanggungan Pria Rasio beban tanggungan perempuan tahun 2013 sebesar 56,64 persen, sementara rasio beban tanggungan laki-laki sebesar 53,62 persen 3 Penduduk usia produktif (15-64 tahun) merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan suatu daerah. Di Kabupaten Sorong terdapat 64,51 persen penduduk usia produktif. Sementara sisanya, yaitu 35,49 persen merupakan penduduk usia non produktif, yang terdiri dari 32,42 persen penduduk usia 0-14 tahun dan 3,07 persen penduduk usia 65 tahun ke atas. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah termasuk daerah maju ataukah daerah sedang berkembang. Semakin tinggi rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk non produktif, begitu juga sebaliknya. Pada tahun 2013, rasio ketergantungan Kabupaten Sorong mencapai 55,02 persen. Artinya 100 orang yang masih produktif akan menanggung beban hidup 55 orang belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas). Secara gender, rasio beban tanggungan perempuan (56,64 persen) lebih tinggi daripada rasio beban tanggungan laki-laki (53,62 persen). Sementara itu jika dilihat menurut distrik di Kabupaten Sorong, rasio beban tanggungan terbesar dipegang oleh Distrik Sayosa, dengan rasio beban tanggungan sebesar 80,76 persen. Sedangkan rasio beban tanggungan terkecil adalah Distrik Aimas, yaitu sebesar 49,16 persen. Gambar 3.6. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Sorong 2013 (%) 53,62 56,64 Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan Sumber : Proyeksi Penduduk 2013, BPS Sumber : Proyeksi Penduduk 2013, BPS 55,02 Gambar 3.7. Rasio Beban Tanggungan menurut Distrik di Kabupaten Sorong 2013 (%) Aimas Mariat Moisegen Salawati Mayamuk Klamono Klawak Maudus Salawati Selatan Klayili Segun Makbon Klaso Seget Beraur Klabot Sayosa 49,16 50,75 52,20 53,56 55,58 58,53 64,39 65,23 65,53 65,92 67,22 69,69 70,56 70,67 76,07 77,04 80,76 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

20 4 KETENAGAKERJAAN Mayoritas Penduduk Bekerja Berpendidikan Rendah Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, sebesar 48,14 persen penduduk yang bekerja di Kabupaten Sorong berlatar belakang pendidikan rendah, yaitu 26,48 persen belum bersekolah/tidak tamat SD dan 21,66 persen tamat SD. Tabel 4.1. Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Sorong Uraian Bekerja (orang) Pengangguran (orang) Angkatan Kerja (orang) Sekolah (orang) Mengurus Ruta (orang) Lainnya (orang) Bukan Angkatan Kerja (orang) Penduduk Usia Kerja (orang) TPAK (persen) 62,57 62,88 Sumber : Sakernas , BPS Gambar 4.1. Persentase Penduduk Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013 SD 21,66 Sumber : Sakernas 2013, BPS SLTP 24,15 Berdasarkan proyeksi penduduk Kabupaten Sorong tahun 2013, terlihat bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Sorong berada pada kelompok usia tahun. Dalam ketenagakerjaan kelompok usia tersebut merupakan usia kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Sorong merupakan penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja (bekerja dan pengangguran) dan bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya). Pada tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Sorong mengalami peningkatan dari orang di tahun 2012 menjadi orang. Peningkatan ini diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Peningkatan jumlah angkatan kerja dibarengi pula dengan peningkatan jumlah penduduk bekerja dan jumlah pengangguran. Jumlah penduduk bekerja naik dari orang di tahun 2012 menjadi orang, sementara jumlah pengangguran naik dari 381 orang di tahun 2012 menjadi orang. Tidak/belu m pernah sekolah+tid ak/belum tamat SD 26,48 SLTA 21,12 Diploma/ universita s 6,58 Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, ternyata sebesar 48,14 persen penduduk yang bekerja di Kabupaten Sorong justru berlatar belakang pendidikan rendah (26,48 persen belum bersekolah/tidak tamat SD dan 21,66 persen tamat SD). Sementara penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan diploma/sarjana hanya sebesar 6,58 persen. 10 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

21 KETENAGAKERJAAN Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Sorong Mengalami Kenaikan Setelah mengalami penurunan pada tahun 2012, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Sorong mengalami kenaikan. TPT 2013 naik dari 1,27 persen di tahun 2012 menjadi 3,27 persen. 4 Penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi lapangan pekerjaan yang paling dominan di Kabupaten Sorong. Sebesar 57,77 persen dari penduduk bekerja di sektor ini. Sementara itu, sektor industri pengolahan yang menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sorong hanya memberikan kontribusi 8,43 persen tenaga kerja terhadap jumlah penduduk yang bekerja. Menurut status pekerjaan utama, sebesar 35,93 persen penduduk bekerja berstatus buruh/karyawan; 21,62 persen berstatus berusaha sendiri; 20,07 persen berstatus berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar; 2,83 persen berstatus berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar; 4,54 persen pekerja bebas dan 15,02 persen berstatus pekerja tak dibayar/pekerja keluarga. Pengangguran terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) diartikan sebagai persentase dari jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. TPT Kabupaten Sorong tahun 2013 mengalami peningkatan setelah sebelumnya di tahun 2012 mengalami penurunan. TPT tahun 2013 meningkat dari 1,27 persen di tahun 2012 menjadi 3,27 persen. Sementara TPT tahun 2011 sebesar 3,6 persen. Gambar 4.2. Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama ,62 9,52 8,43 13,65 Sumber : Sakernas 2013, BPS 57,77 Sumber : Sakernas 2013, BPS Sumber : Sakernas 2013, BPS Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan/Ru mah Makan Jasa Kemasyarakatan Lainnya Gambar 4.3. Persentase Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, ,07 2,83 21,62 15,02 35,93 3,6 1,17 1,27 3,37 berusaha sendiri berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar berusaha dibantu buruh tetap/dibayar buruh/karyawan pekerja bebas di pertanian pekerja bebas non pertanian pekerja tak dibayar Gambar 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Sorong (%) 3,27 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

22 5 PENDIDIKAN Kabupaten Sorong Masih Kekurangan Fasilitas Sekolah Dari 141 desa/kelurahan di Kabupaten Sorong, jumlah sekolah SD, SLTP, dan SLTA yang telah berdiri hanya sebanyak 126 unit, 42 unit dan 29 unit. Artinya belum seluruh desa/kelurahan memiliki SD, SLTP dan SLTA Tabel 5.1. Indikator Pendidikan Kabupaten Sorong 2013 Uraian SD/MI SLTP/ MTs SMU/MA/ SMK Sekolah Guru Murid Lulusan 2012/ Rasio Murid Sekolah 111,05 120,26 102,79 Rasio Murid Guru 14,87 11,05 5,88 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, 2013 Suasana Belajar Mengajar Di Salah Satu Sekolah Dasar Di Distrik Seget Kabupaten Sorong Salah satu tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Guna pencapaian tujuan tersebut, perlu ditunjang dengan ketersediaan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2013, jumlah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sorong sebanyak 126 unit dengan jumlah murid sebanyak siswa dan 941 guru. Jika dibandingkan antara jumlah SD dengan jumlah desa/kelurahan yang terdapat di Kabupaten Sorong maka diperoleh informasi bahwa belum semua desa/kelurahan di Kabupaten Sorong memiliki fasilitas SD karena jumlah desa/kelurahan seluruhnya sebanyak 141. Sementara pada level pendidikan SLTP terdapat 42 sekolah, 457 guru dan murid. Secara rata-rata tiap distrik di Kabupaten Sorong telah memiliki SLTP. Namun kenyataannya masih terdapat beberapa distrik yang belum memiliki sekolah SLTP, seperti Distrik Klaso dan Distrik Maudus. Sedangkan pada jenjang SMU/SMK, jumlah sekolah yang berdiri sebanyak 29 unit, dengan jumlah murid siswa TAHUKAH ANDA? Tingkat Kelulusan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sorong Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 99,43 persen dan 507 guru. Jika dilihat dari rasio murid terhadap guru, diperoleh informasi bahwa pada jenjang SD seorang guru rata-rata bisa mengajar sebanyak 14 hingga 15 murid. Sementara pada jenjang SLTP dan SLTA rasio murid dan guru terlihat semakin kecil, dimana pada jenjang SLTP seorang guru rata-rata dapat mengajar sebanyak 11 murid dan pada jenjang SLTA seorang guru rata-rata dapat mengajar 5 hingga 6 murid. 12 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

23 PENDIDIKAN Persentase Penduduk Buta Huruf Mengalami Penurunan Angka melek huruf mengalami kenaikan dari 91,84 di tahun 2012 menjadi 92,09 %. Hal ini menandakan bahwa persentase penduduk buta huruf mengalami penurunan dari 8,16 persen menjadi 7,91 persen di tahun Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) merupakan indikator yang dipakai untuk mengukur keberhasilan di bidang pendidikan. AMH mengindikasikan kemampuan penduduk untuk membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Angka ini juga digunakan untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan buta huruf. Angka melek huruf Kabupaten Sorong tahun 2013 sebesar 92,09 persen, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 dan Hal ini berarti bahwa persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya mengalami peningkatan. Sementara persentase penduduk buta huruf di Kabupaten Sorong mengalami penurunan dari 8,16 persen di tahun 2012 menjadi 7,91 persen di tahun Rata-rata lama sekolah menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk usia 15 tahun ke atas. Rata-rata lama sekolah Kabupaten Sorong terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 rata-rata lama sekolah meningkat dari 8,09 tahun dan 8,11 tahun pada tahun 2011 dan Rata-rata lama sekolah tahun 2013 sebesar 8,19 tahun, artinya bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Sorong baru mampu menempuh pendidikan sampai dengan kelas 2 SLTP atau dengan kata lain putus sekolah di kelas 3 SLTP. Padahal sistem pendidikan nasional mewajibkan pendidikan dasar hingga 9 tahun atau tamat SLTP. Oleh karena itu diperlukan kebijakan pemerintah untuk mendorong peningkatan partisipasi sekolah penduduk di Kabupaten Sorong. Gambar 5.1. Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas Kabupaten Sorong (%) 91,69 91,76 Sumber : Susenas , BPS Sumber : Susenas , BPS 91,84 92, Gambar 5.2. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Sorong (tahun) 8,06 8,09 8,11 8, Statistik Daerah Kabupaten Sorong

24 5 PENDIDIKAN Pada Jenjang Perguruan Tinggi, APK dan APM MenurunTajam Dibandingkan APK dan APM jenjang pendidikan SLTA, APK dan APM jenjang perguruan tinggi turun tajam yaitu dari 90,12% dan 53,93% untuk APK dan APM SLTA menjadi 16,13% dan 13,61% untuk APK dan APM Perguruan Tinggi Gambar 5.3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur Kabupaten Sorong ,21 93,44 97,06 90,61 Sumber : Susenas 2013, BPS APM APK Sumber : Susenas 2013, BPS 66,87 65,83 21,55 18, Gambar 5.4. APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sorong 2013 (%) ,61 PT 53,93 56,62 SMA 16,13 94,12 90,12 76,89 108,62 SMP SD Untuk mengetahui seberapa besar penduduk pada usia tertentu telah berpartisipasi untuk menempuh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang telah tersedia maka digunakan Angka Partisipasi Sekolah (APS). APS penduduk usia 7-12 tahun mengalami peningkatan dari 97,06 persen di tahun 2012 menjadi 99,21 persen di tahun Kondisi yang sama juga terjadi pada penduduk usia tahun. Pada kondisi ini APS tahun 2013 meningkat dari 90,61 persen di tahun 2012 menjadi 93,44 persen. Pada penduduk usia tahun dan tahun terjadi kondisi yang berbeda. Pada kedua kelompok tersebut APS tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun Pada tahun 2013, APS penduduk usia 7-12 tahun mencapai 99,21 persen,berarti masih terdapat sekitar 0,79 persen penduduk usia 7-12 tahun yang tidak dapat mengenyam pendidikan atau telah putus sekolah. Pada Angka Partisipasi Murni (APM) terlihat bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan maka APM semakin menurun. Sedangkan pada APK penurunan terjadi pada jenjang SMP dan Perguruan Tinggi. Pada APK SLTP = 76,89 persen, artinya persentase penduduk usia tahun yang sedang bersekolah SLTP hanya sebesar 76,89 persen APM SLTP = 56,62 persen, bermakna sekitar 57 orang diantara 100 penduduk usia tahun sedang bersekolah SLTP dan tepat berumur tahun jenjang SD, APK dan APM memiliki persentase yang tinggi yaitu sebesar 108,62 persen dan 94,12 persen. Namun begitu memasuki jenjang SLTP nilai tersebut turun sangat tajam menjadi 76,89 persen untuk APK dan 56,62 persen untuk APM. Nilai APK dan APM yang menurun sangat tajam juga terjadi pada jenjang pendidikan perguruan tinggi. APK dan APM perguruan tinggi hanya sebesar 16,13 persen dan 13,61 persen. 14 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

25 KESEHATAN Peningkatan AHH Sedikit Melambat Pada tahun 2013, Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Sorong hanya meningkat 0,06 tahun dibandingkan tahun Sementara tahun 2011 dan 2012 AHH Kabupaten Sorong mengalami peningkatan 0,37 tahun per tahun 6 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu hal penting yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah Kabupaten Sorong. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). Angka harapan hidup dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH Kabupaten Sorong terus mengalami peningkatan setiap tahun. AHH Kabupaten Sorong tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan 0,37 tahun per tahun. Sementara di tahun 2013, AHH Kabupaten Sorong kembali meningkat namun hanya 0,06 tahun,yaitu menjadi 68,65 tahun. Peningkatan AHH Kabupaten Sorong yang kurang dari satu per tahun mengartikan bahwa kondisi angka kematian bayi di Kabupaten Sorong termasuk dalam kategori Hardrock, artinya dalam waktu satu tahun penurunan angka kematian bayi yang tajam sulit terjadi. Ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan serta kemudahan akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan merupakan salah satu hal penting penunjang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Hingga tahun 2013 di Kabupaten Sorong belum terdapat rumah sakit sehingga penduduk Kabupaten Sorong yang hendak mengakses fasilitas kesehatan ini harus menuju Kota Sorong. Untuk puskesmas, di Kabupaten Sorong tersedia 16 unit puskesmas dan 53 unit puskesmas pembantu (pustu). Idealnya setiap distrik/kecamatan di Kabupaten Sorong mempunyai minimal 1 unit puskesmas, namun kenyataannya dari 18 distrik masih terdapat distrik 67,85 Gambar 6.1. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Sorong (tahun) 68,22 68,59 68, Sumber : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tabel 6.1. Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Sorong Fasilitas Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Balai Pengobatan 4 4 Keterangan : Kondisi 2012 masih termasuk Distrik Moraid Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Salah Satu Puskesmas Di Distrik Klamono Kabupaten Sorong Statistik Daerah Kabupaten Sorong

26 6 KESEHATAN Persentase Penolong Kelahiran Oleh Tenaga Medis Meningkat Persentase penolong kelahiran oleh tenaga medis mengalami peningkatan dibandingkan tahun Tenaga dokter naik dari 5,59% menjadi 10,53%, bidan naik dari 45,05% menjadi 48,65% dan paramedis lainnya naik dari 1,03% menjadi 2,27% Tabel 6.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Sorong, 2013 Distrik Dokter Perawat Non Perawat Klaso Makbon Klayili Beraur Klabot Klawak Klamono Salawati Moisegen Mayamuk Seget Segun Salawati Selatan Aimas Mariat Sayosa Maudus Kab. Sorong Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Gambar 6.2. Persentase Penolong Kelahiran Balita, Lainnya , ,17 Family/keluarga 22,74 Dukun Tenaga paramedis lainnya Bidan Dokter 2,27 1,03 10,53 5,59 Sumber : Susenas , BPS 26,39 24,71 48,65 45,05 yang belum memiliki puskesmas.begitu pula dengan fasilitas pustu, jumlahnya belum setara dengan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Sorong. Jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat minim jumlahnya. Untuk melayani seluruh penduduk Kabupaten Sorong jumlah dokter yang tersedia hanya 32 orang. Jika dilihat rasio beban kerja, seorang dokter di Kabupaten Sorong harus melayani rata-rata orang. Untuk tenaga paramedis (perawat dan non perawat), pada tahun 2013 terdapat 212 orang perawat dan 148 orang non perawat. Dengan kehadiran tenaga paramedis ini,diharapkan daerah-daerah yang belum memiliki dokter masih bisa mendapatkan layanan kesehatan. Salah satu aspek penentu besarnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu adalah penolong kelahiran. Penolong kelahiran yang dilakukan oleh tenaga medis dianggap lebih baik dibandingkan dukun bayi atau family. Pada tahun 2013, persentase penolong kelahiran oleh tenaga dokter, bidan dan paramedis lainnya mengalami peningkatan dibandingkan tahun Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan ibu dan bayi mulai meningkat. Sementara itu, diantara penolong kelahiran oleh bukan tenaga medis, persentase penolong kelahiran oleh dukun bayi merupakan yang tertinggi dan mengalami peningkatan di tahun 2013 dibandingkan tahun Di tahun 2013 persentase penolong kelahiran oleh dukun meningkat dari 24,71 persen di tahun 2012 menjadi 26,39 persen. 16 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

27 PERUMAHAN Terjadi Perbaikan Kualitas Rumah Di Kabupaten Sorong Menurut jenis lantai dan dinding, persentase rumah tangga dengan jenis lantai bukan tanah meningkat dari 90,27 % di tahun 2012 menjadi 93,76 %. Sementara rumah tangga dengan jenis dinding terluas tembok meningkat dari 43,20 % menjadi 46,24 % 7 Kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Disamping sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung, rumah juga merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya suatu keluarga. Kondisi dan kualitas rumah umumnya digunakan sebagai salah satu ukuran tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Semakin baik kondisi dan kualitas rumah maka akan semakin baik tingkat kesejahteraan rumah tangga tersebut. Pada tahun 2013, sebesar 89,13 persen rumah tangga sudah menempati rumah berstatus milik sendiri, persentase tersebut meningkat dari 85,96 persen pada tahun Kondisi yang sama juga terjadi pada status sewa/kontrak, persentasenya meningkat dari 1,26 persen menjadi 3,51 persen. Sementara rumah tangga yang menempati rumah berstatus rumah dinas/bebas sewa/milik keluarga mengalami penurunan dari 12,78 persen di tahun 2012 menjadi 7,36 persen. Dari sisi jenis lantai dan dinding terluas, terjadi perbaikan kualitas rumah dari sisi ini. Persentase rumah tangga dengan jenis lantai terluas bukan tanah meningkat dari 90,27 persen di tahun 2012 menjadi 93,76 persen di tahun Sementara persentase rumah tangga dengan jenis dinding terluas tembok meningkat dari 43,20 persen di tahun 2012 menjadi 46,24 persen. Penggunaan atap seng masih dominan digunakan di Kabupaten Sorong. Di tahun 2012 penggunaan atap seng sebesar 86,83 persen, sedangkan di tahun 2013 naik menjadi 90,8 persen. Tabel 7.1. Indikator Perumahan Kabupaten Sorong Uraian Kepemilikan Rumah (%) Milik Sendiri 85,96 89,13 Sewa/Kontrak 1,26 3,51 Lainnya 12,78 7,36 Luas Lantai per Kapita (%) 8 M 2 20,68 21,87 > 8 M 2 79,32 78,13 Jenis Lantai Terluas (%) Bukan Tanah 90,27 93,76 Tanah 9,38 6,07 Lainnya 0,35 0,17 Jenis Dinding Terluas (%) Tembok 43,20 46,24 Kayu 55,71 51,61 Bambu 0,55 0,84 Lainnya 0,53 1,31 Jenis Atap Terluas (%) Beton 0,63 0,68 Genteng 3,63 3,08 Kayu Sirap 0,27 0,40 Seng 86,83 90,80 Asbes 0,77 2,04 Ijuk/Rumbia 7,11 2,99 Lainnya 0,76 - Sumber : Susenas , BPS Rumah salah satu penduduk Kabupaten Sorong yang tinggal di pinggiran laut Statistik Daerah Kabupaten Sorong

28 7 PERUMAHAN Peminat Gas Elpiji Sebagai Bahan Bakar Memasak Masih Minim Karena pertimbangan harga dan keamanan penggunaan, kemungkinan yang menjadikan gas elpiji sebagai bahan bakar memasak hanya digunakan oleh 1,11 persen rumah tangga di Kabupaten Sorong Sumber Gambar 7.1. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air untuk Minum dan Mandi/Cuci 2013 : Susenas 2013, BPS Gambar 7.2. Persentase Rumah Tangga menurut Bahan Bakar Memasak Kabupaten Sorong 2013 Listrik 0,43 Sumber : Susenas 2013, BPS Untuk kebutuhan air minum, mayoritas rumah tangga di Kabupaten Sorong masih menggunakan air hujan sebagai sumber air minum. Karena alasan kemudahan dalam memperoleh dan tanpa biaya inilah yang kemungkinan menjadikan sebesar 64,78 persen rumah tangga memilih air hujan sebagai sumber air minum. Sedangkan pengguna air minum leding di Kabupaten Sorong merupakan yang terkecil yaitu hanya sebesar 0,04 persen rumah tangga. Untuk mandi dan mencuci, sebesar 67,71 persen rumah tangga di Kabupaten Sorong memilih menggunakan air sumur. Air hujan sebagai sumber air untuk mandi dan mencuci digunakan oleh 14,68 persen rumah tangga. Sementara sama halnya dengan sumber air minum, pengguna air leding sebagai sumber air untuk mandi dan mencuci merupakan yang terkecil yaitu hanya 1,26 persen. Kecilnya persentase rumah tangga pengguna air leding sebagai sumber air minum, mandi dan mencuci kemungkinan disebabkan belum seluruh daerah di Kabupaten Sorong terdapat fasilitas air leding. Penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar Kayu Bakar 50,35 Minyak Tanah 48,1 Elpiji 1,11 utama memasak masih dominan di Kabupaten Sorong. Pada tahun 2013, sebesar 50,35 persen rumah tangga masih menggunakan kayu bakar. Selain kayu bakar, persentase rumah tangga yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak pun cukup besar, yaitu 48,1 persen. Sedangkan penggunaan gas elpiji dan listrik sebagai bahan bakar utama memasak di Kabupaten Sorong masih sangat jarang, yaitu hanya sebesar 1,11 persen (elpiji) dan 0,43 persen (listrik). 18 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

29 PERUMAHAN Belum Semua Rumah Tangga Mempunyai WC Sendiri Dari seluruh rumah tangga di Kabupaten Sorong, hanya sebesar 72,72 % rumah tangga yang memiliki WC sendiri, sementara 18,38 % dan 2,94 % menggunakan WC umum dan WC bersama. Sedangakan sisanya tidak menggunakan WC 7 Kecilnya persentase pengguna elpiji dan listrik dikarenakan adanya pertimbangan harga dan faktor keamanan dalam penggunaan kedua bahan bakar ini. Sebagai sumber penerangan, sebesar 68,05 persen rumah tangga di Kabupaten Sorong sudah menggunakan listrik PLN. Di Kabupaten Sorong terdapat beberapa daerah yang belum teraliri listrik PLN atau belum mendapat pasolan listrik PLN 24 jam. Oleh karena itu, rumah tangga yang belum teraliri listrik PLN atau yang belum mendapat pasokan listrik PLN 24 jam sehari biasanya menggunakan listrik non PLN seperti genset dan listrik tenaga surya sebagai sumber energi listriknya. Rumah tangga yang menggunakan jenis penerangan listrik non PLN sebesar 17,36 persen. Sedangkan rumah tangga yang tidak menggunakan energi listrik masih terdapat sebesar persen. Sumber penerangan yang digunakan adalah pelita, obor, petromak, dan lainnya. Fasilitas tempat buang air besar (WC) merupakan salah satu aspek yang menunjang terciptanya kebersihan lingkungan perumahan. Pada tahun 2013, sebesar 72,72 persen rumah tangga sudah mempunyai fasilitas tempat buang air besar sendiri. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan fasilitas WC umum dan WC bersama terdapat sebesar 18,38 persen dan 2,94 persen. Sementara itu, persentase rumah tangga yang belum menggunakan fasilitas tempat buang air besar atau masih memanfaatkan sungai, pantai dan tanah kosong sebagai tempat buang air besar di Kabupaten Sorong masih terdapat sebesar 5,96 persen. Gambar 7.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Kabupaten Sorong 2013 (%) Listrik PLN 68,05 Lainnya 5,66 Sumber : Susenas 2013, BPS Bersama 2,94 Umum 18,38 Sumber : Susenas 2013, BPS Sendiri 72,72 Listrik Non PLN 17,36 Pelita/obor 8,34 Petromak 0,59 Gambar 7.4. Persentase Rumah Tangga menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar 2013 (%) Tidak Ada 5,96 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

30 8 PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Kabupaten Sorong Stabil Di Posisi 4 Kendati capaian IPM Kabupaten Sorong senantiasa mengalami peningkatan setiap tahun, namun jika dibandingkan dengan pencapaian IPM seluruh kabupaten/kota di Papua Barat maka IPM Kabupaten Sorong senantiasa berada pada posisi keempat Tabel 8.1. Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Sorong Uraian IPM 68,93 69,23 69,74 Angka Harapan Hidup (thn) 68,22 68,59 68,65 Angka Melek Huruf (%) 91,76 91,84 92,09 Rata-rata Lama Sekolah (thn) Pengeluaran per kapita riil disesuaikan (PPP) (ribu Rp) 8,09 8,11 8,19 600,62 601,41 606,19 Indeks Harapan Hidup 72,03 72,65 72,74 Indeks Pendidikan 79,15 79,25 79,59 Indeks Daya Beli 55,61 55,79 56,89 Peringkat IPM Sumber : BPS RI, Menurut UNDP(2009), IPM Dikelompokkan dalam 4 Kategori, yaitu : IPM Sangat Tinggi jika IPM 90,00 IPM Tinggi, jika 80,00 IPM 89,99 IPM Menengah, jika 50,00 IPM 79,99 IPM Rendah, jika IPM < 50,00 Pembangunan fisik dan ekonomi di suatu daerah harus dapat membawa dampak bagi keberhasilan pembangunan manusia di daerah tersebut. Untuk dapat mengukur keberhasilan pembangunan manusia dapat dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dihitung secara komposit berdasarkan tiga indeks, yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan (terdiri dari indeks indeks melek huruf dan indeks ratarata lama sekolah), dan indeks daya beli. Angka IPM berkisar antara 0 hingga 100. Semakin mendekati 100, mengindikasikan bahwa suatu wilayah memiliki pembangunan manusia yang semakin baik. IPM Kabupaten Sorong senantiasa mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2010, IPM Kabupaten Sorong Sorong sebesar 68,50 dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 68,93. Dengan demikan IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan sebesar 0,43 poin di tahun Di tahun 2012, IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan 0,3 poin menjadi 69,23. Di tahun 2013, IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan 0,51 poin menjadi 69,74. TAHUKAH ANDA? Capaian IPM Kota Sorong tahun 2013 adalah yang tertinggi di Papua Barat, sementara IPM Kabupaten Tambrauw merupakan yang terendah Berdasarkan klasifikasi pembangunan manusia oleh UNDP, maka IPM Kabupaten Sorong masuk dalam kategori menengah-atas (66,0 < IPM < 80). Kenaikan IPM pada tahun 2013 dipengaruhi oleh kenaikan ketiga indeks penyusunnya. Indeks harapan hidup meningkat dari 72,65 di tahun 2012 menjadi 72,74. Indeks Pendidikan yang dihasilkan oleh komponen angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, mengalami peningkatan dari 79,25 di tahun 20 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

31 PEMBANGUNAN MANUSIA Perkembangan IPM Kabupaten Sorong Berada Pada Kategori Menengah Pada tahun reduksi shortfall Kabupaten Sorong sebesar 1,66 persen. Kondisi ini menunjukkan perkembangan IPM Kabupaten Sorong dari tahun 2012 ke tahun 2013 masuk kategori menengah menjadi 79,59 di tahun Sementara indeks daya beli meningkat dari 55,79 di tahun 2012 menjadi 56,89 di tahun Kenaikan IPM dan indeks-indeks penyusunnya menunjukkan capaian kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Sorong yang mencerminkan keseriusan pemerintah daerah Kabupaten Sorong dalam pembangunan manusia di Kabupaten Sorong. Jika dibandingkan dengan pencapaian IPM seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, maka IPM Kabupaten Sorong berada pada peringkat ke-4 dan nilainya masih berada di bawah capaian IPM Provinsi Papua Barat sebesar 70,62. Reduksi shortfall digunakan untuk melihat kemajuan atau kemunduran dari pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah selama kurun waktu tertentu. Dengan kata lain, melalui reduksi shortfall dapat dilihat kecepatan perkembangan IPM suatu daerah. Pada tahun reduksi shortfall Kabupaten Sorong mencapai 0,85 persen. Pada tahun reduksi shortfall Kabupaten Sorong mengalami percepatan menjadi 1,08 persen. Reduksi shortfall kembali mengalami percepatan menjadi 1,36 persen pada periode Namun pada tahun , reduksi shortfall Kabupaten Sorong mengalami perlambatan menjadi 0,97 persen. Dan pada periode reduksi shortfall Kabupaten Sorong mengalami percepatan kembali menjadi 1,66 persen. Reduksi shortfall 2013 menunjukkan bahwa perkembangan IPM Kabupaten Sorong dari tahun 2012 ke tahun 2013 masuk kategori menengah. Gambar 8.1. Reduksi Shortfall IPM Kabupaten Sorong, ,85 1,08 Sumber : BPS RI, ,36 0,97 1, r Menghitung Reduksi Shortfall (r) IPM t+n IPM t r = IPM 1 t+n IPM n t IPM t = Reduksi shortfall = IPM pada tahun (t+n) = IPM pada tahun (t) Reduksi Shortfall di kategorikan menjadi : 1. Sangat Lambat, r < 1,30 2. Lambat, 1,30 r < 1,50 3. Menengah, 1,50 r < 1,70 4. Cepat, r 1,70 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

32 9 PERTANIAN Produksi Ubi Kayu dan Ubi Jalar Naik Lebih Dari 100 Persen Pada tahun 2013, produksi ubi kayu mengalami kenaikan dari 970 ton di tahun 2012 menjadi ton. Semenntara produksi ubi jalar naik dari ton di tahun 2012 menjadi ton di tahun 2013 Gambar 9.1. Kontribusi (share) Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Sorong (%) 9,75 10,19 11,22 Sumber : PDRB Kabupaten Sorong, , Tabel 9.1. Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Sorong Uraian Padi (Sawah+Ladang) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) 37,41 39,23 41,15 Jagung Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) 16,41 17,09 17,04 Kacang Tanah Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) 10,54 10,94 10,81 Ubi Jalar Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) 102,43 103,71 112,35 Ubi Kayu Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) 117,16 115,43 113,39 Sumber : Diolah dari Survei Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah pertanian dan menjadi salah satu penyangga pangan Provinsi Papua Barat. Selama kurun waktu 2010 hingga 2013 sektor pertanian menjadi kontributor/penyumbang terbesar ketiga dalam perekonomian Kabupaten Sorong. Kontribusi/share sektor pertanian mengalami kecenderungan meningkat dalam periode tersebut. Pada tahun 2010, sektor pertanian memberikan sumbangan bagi PDRB Kabupaten Sorong sebesar 9,75 persen. Pada tahun 2011 dan 2012 kontribusi sektor ini meningkat menjadi 10,19 persen dan 11,22 persen. Di tahun 2013, kontribusi sektor pertanian kembali meningkat menjadi 12,10 persen. Beras merupakan salah satu makanan pokok penduduk Indonesia yang berasal dari tanaman padi. Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah penghasil beras di Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2013, produksi padi meningkat dari ton di tahun 2012 menjadi ton. Dengan luas panen hektar, produkstivitas padi tahun 2013 sebesar 41,15 kwintal/hektar. Sama halnya dengan padi, produksi dan luas panen tanaman jagung mengalami peningkatan di tahun Produksi jagung meningkat dari 355 ton pada tahun 2012 menjadi 680 ton. Sementara luas panennya meningkat dari 208 hektar menjadi 399 hektar. Selain beras, ubi jalar dan ubi kayu juga merupakan makanan pokok penduduk Kabupaten Sorong. Di tahun 2013, produksi ubi jalar dan ubi kayu 22 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

33 PERTANIAN Produksi Sayur-sayuran dan Buah-buahan Menurun Tajam Pada tahun 2013 beberapa komoditas sayur dan buah mengalami penurunan yang tajam dibandingkan tahun Contohnya produksi cabe besar turun dari 567 ton menjadi hanya 2 ton dan produksi semangka turun 192 ton menjadi 9 ton 9 mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan tahun 2012, yaitu hingga lebih dari 100 persen. Produksi ubi jalar meningkat dari ton di tahun 2012 menjadi ton. Sementara produksi ubi kayu meningkat dari 970 ton di tahun 2012 menjadi ton di tahun Disamping tanaman padi/palawija, Kabupaten Sorong juga merupakan penghasil dan bahkan penyuplai sayur dan buah untuk wilayah Kota Sorong. Beberapa komoditi sayur dan buah dihasilkan di Kabupaten Sorong. Pada tahun 2013, beberapa komoditis sayur dan buah di Kabupaten Sorong mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun Produksi sawi turun dari 611 ton menjadi 22 ton. Produksi cabe besar mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu dari 567 ton di tahun 2012 menjadi hanya 2 ton di tahun Begitu juga dengan produksi tomat yang turun dari ton menjadi hanya 27 ton. Sementara untuk buah-buahan, produksi buah melon pada tahun 2013 mengalami penurunan dari 80 ton di tahun 2012 menjadi 20 ton. Produksi semangka turun dari 192 ton di tahun 2012 menjadi 9 ton, produksi alpukat turun dari 13 ton menjadi hanya 3 ton di tahun Jika dibandingkan antara produksi sayursayuran dan buah-buahan tahun , maka terlihat bahwa hampir seluruh komoditas sayuran dan buah mengalami peningkatan produksi di tahun Sementara di tahun 2013 justru terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi penurunan produksi yang cukup besar. Tabel 9.2. Produksi Sayur dan Buah Kabupaten Sorong (Ton) Uraian Bawang Daun Sawi/Petsai Kacang Panjang Cabe Besar Cabe Rawit Tomat Terung Ketimun Kangkung Bayam Melon Semangka Alpokat Duku/Langsat Durian Pepaya Pisang Rambutan Salak Sumber : Diolah dari Survei Pertanian Tanaman Pangan Peternakan Sapi Di Distrik Mariat Kabupaten Sorong Statistik Daerah Kabupaten Sorong

34 9 PERTANIAN Produksi Daging Sapi Turun, Produksi Daging Babi Naik Hampir 100 % Pada tahun 2013, produksi daging babi mengalami peningkatan hampir 100 persen dibandingkan tahun 2012, yaitu meningkat dari 9,44 ton menjadi 18,66 ton.sementara produksi daging sapi mengalami penurunan dari 690,17 ton menjadi 685,35 ton Tabel 9.3. Produksi Hewan Ternak dan Unggas Kabupaten Sorong (Kilogram) Uraian Sapi Kambing Babi Ayam Buras Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik Telur Ayam Kampung Telur Ayam Ras Telur Itik Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Sorong Gambar 9.2. Produksi Perikanan Kabupaten Sorong (Ton) , , Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Sorong ,70 Disamping sebagai daerah penghasil tanaman pangan dan hortikultura, Kabupaten Sorong juga merupakan penghasil daging dan telur dan bahkan menjadi salah satu menyuplai kebutuhan daging dan telur ayam bagi daerah sekitarnya seperti Kota Sorong. Pada tahun 2013, produksi daging sapi di Kabupaten Sorong sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, yaitu turun dari 690,17 ton menjadi 685,35 ton. Berbeda dengan produksi daging sapi, produksi daging babi justru mengalami peningkatan hampir 100 persen, yaitu dari 9,44 ton menjadi 18,66 ton. Untuk produksi daging unggas, terjadi peningkatan pada semua jenis unggas yang terdapat di Kabupaten Sorong pada tahun Produksi ayam buras naik dari 103,14 ton menjadi 147,62 ton, ayam ras pedaging naik dari 196,53 ton menjadi 315,27 ton, ayam ras petelur naik dari 27,4 ton menjadi 44,12 ton dan itik naik dari 5,9 ton menjadi 8,3 ton. Seiring dengan kenaikan produksi daging ayam, produksi telurnya pun mengalami kenaikan. Produksi telur ayam kampung naik dari 94,13 ton di tahun 2012 menjadi 98,16 ton di tahun Telur ayam ras naik dari 54,8 ton menjadi 68,6 ton. Produksi perikanan Kabupaten Sorong mengalami kecenderungan meningkat dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2013 produksi perikanan Kabupaten Sorong mencapai ,7 ton. Nilai ini meningkat dari ,2 ton di tahun 2011 dan ,7 ton di tahun Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

35 PERTAMBANGAN DAN ENERGI Sektor Pertambangan Tumbuh Hingga -4,6 persen Pada tahun 2012 dan 2013, pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Sorong sangat rendah, yaitu -2,4 persen dan -4,6 persen 10 Kabupaten Sorong selain memiliki kekayaan hasil hutan, pertanian tanaman pangan dan perikanan, juga menyimpan kekayaan hasil tambang baik yang telah tereksplorasi maupun yang belum tereksplorasi. Diantara potensi kekayaan hasil tambang yang telah tereksplorasi adalah minyak dan gas bumi. Pada tahun 2013, nilai tambah bruto atau Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB ADHB) yang tercipta oleh sektor pertambangan dan penggalian mencapai Rp.1.605,38 miliar. Dengan nilai tersebut, menandakan bahwa sektor ini telah memberikan sumbangan sebesar 22,11 persen bagi perekonomian Kabupaten Sorong. Kontribusi/share sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Sorong mengalami penurunan pada tahun 2012 dan Pada tahun 2012 share sektor ini turun 25,75 persen di tahun 2011 menjadi 24,28 persen. Di tahun 2013, share sektor ini kembali turun menjadi 22,11 persen. Dari sembilan sektor pembentuk PDRB Kabupaten Sorong, sumbangan sektor pertambangan dan penggalian merupakan terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar -2,4 persen. Di tahun 2013, kondisi pertumbuhan ekonomi sektor ini pun masih sama, dengan laju pertumbuhan hanya -4,6 persen. Rendahnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dipicu rendahnya pertumbuhan subsektor pertambangan minyak dan gas bumi. Sumber : PDRB Kabupaten Sorong Gambar Share Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap PDRB Kabupaten Sorong ,73 25,75 24,28 Sumber : PDRB Kabupaten Sorong , Gambar Laju Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Sorong (%) 8,42-1,89 16,01-2, Kawasan Tambang Minyak di Distrik Seget -4,6 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

36 11 INDUSTRI PENGOLAHAN Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Melambat Pada tahun 2012 dan 2013, pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan melambat. Pada tahun 2012 sektor ini tumbuh melambat dari 4,63 % di tahun 2011 menjadi 1,44 %, sedangkan di tahun 2013 kembali melambat menjadi 0,64 % Gambar Share Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Sorong (%) 55,99 53,75 52,68 52, Sumber : PDRB Kabupaten Sorong, Gambar Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan (%) 4,06 4,63 1, Sumber : PDRB Kabupaten Sorong, ,64 Secara umum industri pengolahan dibagi menjadi industri rumah tangga, industri kecil, industri sedang, dan industri besar. Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor industri pengolahan terdiri dari subsektor industri kecil/rumah tangga, subsektor industri besar/sedang, dan subsektor industri pengolahan minyak dan gas bumi (migas). Kontribusi (share) sektor industri pengolahan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sorong pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2013 share sektor ini mengalami sedikit peningkatan. Pada tahun 2011 kontribusi sektor ini turun menjadi 53,75 persen dari 55,99 persen di tahun Sedangkan tahun 2012, kontribusinya turun menjadi 52,68 persen. Sementara di tahun 2013 kontribusi sektor industri pengolahan naik menjadi 52,79 persen. Bagi PDRB Kabupaten Sorong tahun , sektor industri pengolahan menjadi kontributor utama atau penyumbang terbesar. Besarnya kontribusi sektor ini berasal dari subsektor industri pengolahan migas, dimana subsektor ini menyumbang lebih dari 90 persen per tahun bagi TAHUKAH ANDA? Pada tahun 2013 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi 8,43 persen bagi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sorong PDRB sektor industri pengolahan. Bila dilihat dari laju pertumbuhannya, sektor ini mengalami kecenderungan melambat pada tahun Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor industri pengolahan melambat dari 4,63 persen pada tahun Sedangkan di tahun 2013 pertumbuhan sektor ini kembali melambat menjadi hanya 0,64 persen. 26 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

37 KONSTRUKSI Harga Bahan Bangunan Tahun 2013 Terendah Di Kabupaten Sorong Pada tahun 2013 nilai indeks kemahalan konstruksi Kabupaten Sorong sebesar 110,34 persen dan merupakan yang terendah diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat 12 Sektor konstruksi (bangunan) menjadi pemeran penting pada suatu daerah yang masih terus melakukan pembangunan, khususnya pembangunan infrastruktur. Melalui pembangunan infrastruktur, seperti jalan, sarana pendidikan dan kesehatan, maka kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2013, nilai tambah bruto yang diciptakan oleh sektor konstruksi mencapai 229,17 miliar rupiah. Sedangkan konstribusi (share) sektor ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sorong mengalami peningkatan per tahunnya. Pada tahun 2010, sumbangan sektor ini sebesar 2,21 persen. Sedangkan di tahun-tahun selanjutnya kontribusi sektor ini berangsur-angsur meningkat menjadi 2,45 persen (tahun 2011); 2,85 persen (tahun 2012); dan 3,09 persen (tahun 2013). Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka yang menunjukkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan secara umum dari suatu daerah terhadap daerah lainnya. Pada tahun 2013 tercatat IKK Kabupaten Sorong sebesar 110,34. IKK Kabupaten Sorong tahun 2013 lebih rendah dibandingkan IKK Provinsi Papua Barat sebesar 121,01 persen. Sementara jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat, IKK Kabupaten Sorong menduduki posisi pertama dan menjadi yang terendah. Hal ini dapat menggambarkan bahwa harga bahan bangunan di Kabupaten Sorong masih relatif lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Gambar Share PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Konstruksi Kabupaten Sorong Tahun (%) 11,99 12,2 12,17 2,21 2,45 2, Share Pertumbuhan Sumber : PDRB Kabupaten Sorong ,11 Sumber : Indeks Kemahalan Konstruksi , BPS 3,09 Gambar Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Sorong, ,47 140,94 132,76 110, TAHUKAH ANDA? IndeksKemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Sorong Tahun 2013 berada pada posisi pertama dan menjadi yang terendah dibandingkan kabupaten/kota yang ada di Papua Barat Statistik Daerah Kabupaten Sorong

38 13 PARIWISATA Sektor Pariwisata Bisa Menjadi Sektor Andalan Kabupaten Sorong memiliki beberapa potensi wisata bahari maupun wisata alam yang apabila dikelola dengan maksimal akan mendatangkan keuntungan dan menjadi sektor andalan dimasa depan Pada dasarnya sektor pariwisata juga memegang peranan penting dalam menunjang peningkatan perekonomian suatu daerah. Wilayah Kabupaten Sorong dinilai sangat potensial untuk pengembangan pariwisata, terutama wisata alam dan wisata bahari. Sektor pariwisata di Kabupaten Sorong diduga bisa menjadi sektor andalan dimasa depan Pantai Mailan Distrik Makbon apabila dikelola oleh pemerintah daerah. Beberapa objek wisata potensial yang terdapat di Kabupaten Sorong antara lain wisata pantai Mailan dan Pulaun Um di Distrik Makbon, Pantai Yeflio di Distrik Mayamuk, wisata alam air panas di Distrik Klayili, dan Embung Klamesen di Distrik Mariat. Wisata Pantai Mailan dan Pulau Um Distrik Makbon Wisata Pantai Mailan mencakup tanjung dan pantai di Teluk Dore Distrik Makbon. Pantai ini memiliki panorama pasir dan pemandangan laut lepas Samudera Pasifik. Pantai ini selain sering dikunjungi oleh masyarakat Kabupaten Sorong, juga sering dikunjungi oleh masyarakat dari luar Kabupaten Panorama Pulau Um Distrik Makbon Sorong. Namun sayangnya, karena belum dikelola secara maksimal maka beberapa fisilitas yang terdapat di tempat wisata ini sudah terlihat sedikit mengalami kerusakan. Jalan Menuju Tempat Wisata Air Panas Distrik Klayili Wisata Pantai Pulau Um Pulau Um biasa dikenal dengan sebutan pulau kelelawar, sebab pulau ini dihuni oleh banyak kelelawar dan burung camar. Wisata Pantai Pulau Um memiliki panorama pasir putih dan terumbu karang. 28 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

39 PARIWISATA Beberapa Potensi Wisata Terancam Kurang Peminat Akses jalan menuju beberapa tempat wisata yang potensial di Kabupaten Sorong masih belum memadai, sehingga menyebabkan tempat wisata tersebut kurang diminati pengunjung 13 Pengunjung sudah dapat mengelilingi pulau ini hanya dalam waktu 15 menit saja. Wisata Alam Air Panas Distrik Klayili Wisata alam air panas Distrik Klayili dikelilingi panorama hutan yang lebat dan beraneka ragam jenis tumbuhan tropis. Pengunjung yang datang juga akan disuguhi kicauan beberapa jenis burung yang juga mendiami tempat wisata ini. Wisata alam ini dapat ditempuh melalui jalan darat dengan jarak tempuh 40 km dari Aimas atau 10 km dari Distrik Makbon. Namun sayangnya, kondisi jalan menuju ke tempat wisata ini Tempat Rekreasi Keluarga Desa Yeflio masih berupa jalan setapak. Tempat Rekreasi Keluarga Desa Yeflio Desa Yeflio merupakan desa yang letaknya berdekatan dengan laut sehingga memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan. Di desa ini terdapat tempat rekreasi keluarga berupa pondokan-pondokan yang dibangun di pinggir pantai Yeflio. Namun sayangnya, karena kurang memadainya sarana jalan menuju tempat ini, sehingga akhirnya tempat ini kurang diminati oleh pengunjung dan bahkan menjadi terbengkalai. Embung Klamesen Distrik Mariat Merupakan sejenis bendungan irigasi pertanian yang juga dikelola sebagai tempat wisata air (wisata tirta). Pengunjung yang datang dapat menyewa perahuperahu yang tersedia atau dapat juga hanya sekedar makan di salah satu tempat makan lesehan yang juga terdapat di tempat wisata ini. Embung Klamesen Distrik Mariat Statistik Daerah Kabupaten Sorong

40 14 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Hanya Panjang Provinsi Yang Mengalami Penambahan Panjang jalan provinsi pada tahun 2013 mengalami penambahan dari tahun Jalan provinsi bertambah menjadi 201 km dari 174 km, sementara jalan negara dan jalan kabupaten masih tetap 90 km dan km Gambar Share PDRB dan Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Komunikasi ,85 10,29 10,48 0,78 0,88 1,05 1, Share Pertumbuhan Sumber : PDRB Kabupaten Sorong Gambar Perkembangan Panjang Jalan menurut Status Kewenangan (Km) Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sorong Uraian Jenis Jalan Negara Provinsi Kabupaten Jenis Permukaan Diaspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sorong 1252 Negara Provinsi Kabupaten Tabel Panjang Jalan menurut Keadaan dan Status Kewenangan 2013 (Km) 8,49 Dalam perekonomian Kabupaten Sorong, sektor transportasi dan komunikasi tidak menjadi kontributor utama. Kendati demikian, kontribusi sektor ini berangsur-angsur mengalami kenaikan dalam kurun waktu Kontribusinya meningkat dari 0,78 persen di tahun 2010 menjadi 1,21 persen di tahun Kondisi yang berbeda terjadi pada laju pertumbuhan ekonominya. Laju pertumbuhan ekonomi sektor ini meningkat dari 9,85 persen di tahun 2010 menjadi 10,48 persen di tahun 2012, namun di tahun 2013 melambat menjadi 8,49 persen. Pembahasan mengenai transportasi berkaitan erat dengan pembahasan kondisi infrastrukturnya, salah satunya yaitu kondisi jalan darat. Menurut status kewenangannya, jalan di Kabupaten Sorong terdiri dari jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Dari ketiga jenis jalan ini, hanya jalan provinsi yang mengalami penambahan panjang jalan pada tahun 2013, yaitu bertambah dari 174 kilometer pada tahun 2012 menjadi 201 kilometer. Sedangkan panjang jalan negara dan jalan kabupaten tetap sama dengan kondisi tahun 2012, yaitu 90 kilometer untuk jalan negara dan kilometer untuk jalan kabupaten. Menurut kondisinya, pada jalan negara masih terdapat 10 kilometer panjang jalan dalam kondisi rusak dan 10 kilometer lagi dalam kondisi rusak berat pada tahun Sementara pada jalan provinsi terdapat 18 kilometer panjang jalan dalam kondisi rusak dan 15 kilometer dalam kondisi rusak berat. Sedangkan pada jalan kabupaten, kondisi jalan rusak 30 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

41 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Penduduk Perempuan Lebih Banyak Mengakses Internet Pada tahun 2013, persentase penduduk perempuan di Kabupaten Sorong yang mengakses internet sebesar 2,87 persen, sedangkan pendudukj laki-laki sebesar 2,65 persen 14 dan rusak berat di tahun 2013 hingga mencapai 410 kilometer dan 316 kilometer. Pemanfaatan fasilitas telepon dan komputer oleh rumah tangga di Kabupaten Sorong masih sangat rendah. Rumah tangga yang memiliki dan menggunakan fasilitas telepon tahun 2013 hanya 2,75 persen. Sementara rumah tangga yang memiliki dan menggunakan fasilitas komputer meja (desktop) dan laptop masing-masing hanya 1,42 persen dan 6,34 persen. Pemanfaatan fasilitas telepon seluler berbeda jauh dengan pemanfaatan fasilitas telepon kabel. Rumah tangga yang memiliki dan menggunakan fasilitas telepon seluler pada tahun 2013 sebesar 71,41 persen. Tingginya pengguna fasilitas komunikasi dibandingkan telepon kabel diduga karena beberapa daerah di Kabupaten Sorong telah mendapatkan jaringan telepon seluler, prosedur penggunaannya dianggap lebih mudah dan terjangkau. harganya yang relatif Dengan semakin luasnya jaringan komunikasi hingga menjangkau daerah-daerah yang terpencil maka internet pun sudah dapat menjangkau daerahdaerah tersebut, termasuk wilayah Kabupaten Sorong. Pada tahun 2013, persentase penduduk Kabupaten Sorong yang telah mengakses internet sebesar 2,76 persen. Jika dilihat secara gender, persentase penduduk perempuan yang mengakses internet pada tahun 2013 justru lebih tinggi daripada penduduk lakilaki, yaitu 2,87 persen dibandingkan 2,76 persen. Gambar Persentase Rumah Tangga yang Menguasai Telepon, HP, Desktop dan Laptop, ,75 71,41 Sumber : Susenas 2013, BPS Sumber : Susenas 2013, BPS 1,42 Dermaga Pelabuhan Penyebrangan Arar 6,34 Telepon HP Desktop Laptop Gambar Persentase Penduduk Kabupaten Sorong yang Mengakses Internet 2013 (%) 2,65 2,87 2,76 Laki-laki Perempuan L + P Statistik Daerah Kabupaten Sorong

42 15 PERBANKAN DAN INVESTASI Share dan Pertumbuhan Sektor Bank Mengalami Peningkatan Pada tahun 2010 dan 2011 share sektor bank sebesar 0,18%, di tahun 2013 meningkat 0,29%. Sementara laju pertumbuhan sektor ini tahun 2010 sebesar 5,91%, di tahun 2013 sektor ini tumbuh sebesar 22,03% Gambar Share PDRB dan Pertumbuhan Subsektor Bank (%) Sumber : PDRB Kabupaten Sorong, Tabel Daftar Nama dan Alamat Bank-Bank Di Kabupaten Sorong, 2013 No Nama Bank Alamat 1. Bank Mandiri KCP Aimas Jl. Klamono Aimas 2. Bank Mandiri KK Aimas Jl. Wortel Malawele Aimas 3. Bank Muamalat Indonesia Jl. Klamono Km 19 KCP Aimas Aimas 4. Bank Negara Indonesia (BNI) Jl. Klamono Km 19 KCP Aimas Aimas 5. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jl. Nangka Malawili KCP Aimas Aimas 6. Bank Rakyat Indonesia (BRI) KCP Mariat Jl. Tuturuga Mariat 7. Bank Papua KC Aimas Jl. Nangka Malawili Aimas 8. Bank Papua KK SPII SP 2 Kel.Mariyai Mariat 9. Bank Papua KK Katapop Kelurahan Majaran Salawati 10. Bank Danamon Indonesia KCP DSP Sorong-Pasar Aimas Jl. Klamono Aimas 11 Bank Tabungan Negara KK Jl. Nusa Indah SP 2 SOPP Aimas Mariat Sumber : Bank Indonesia, Desember 2013 Selain menyediakan layanan penyimpanan uang dan barang berharga, bank juga menyediakan layanan pinjaman dana (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya untuk modal kerja maupun investasi, baik dalam bentuk rupiah maupun valuta asing (valas). Pada tahun 2013, menurut data dari Bank Indonesia (BI), tercatat di Kabupaten Sorong telah terdapat 11 unit bank baik swasta nasional maupun bank persero dan pemerintah daerah. Namun sayangnya, bank-bank tersebut baru tersebar di tiga distrik di Kabupaten Sorong, yaitu Distrik Aimas, Distrik Mariat dan Distrik Salawati. Dengan semakin banyaknya jumlah bank di Kabupaten Sorong, kontribusi (share) sektor bank bagi perekonomian Kabupaten ini mengalami peningkatan. Di tahun 2010 dan 2011, share sektor ini hanya sebesar 0,18 persen. Di tahun 2012 share-nya meningkat menjadi 0,23 persen, dan di tahun 2013 share sektor bank kembali meningkat menjadi 0,29 persen. Sama halnya dengan kontribusinya, laju pertumbuhan sektor bank senantiasa mengalami percepatan setiap tahunnya dalam kurun waktu Pada tahun 2010, sektor bank tumbuh sebesar 5,91 persen. Sementara di tahun 2011 sektor ini tumbuh menjadi 7,68 persen. Di tahun 2012 pertumbuhan sektor bank meningkat cukup tinggi menjadi 17,26 persen, dan di tahun 2013 kembali sektor ini mengalami percepatan pertumbuhan hingga 22,03 persen. 32 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

43 HARGA-HARGA Harga Cabe Rawit Mencapai Rp /Kg Pada tahun 2013, harga cabe rawit cenderung mengalami fluktuasi harga tiap bulannya, dengan harga tertinggi terjadi di bulan Juli yaitu mencapai Rp per kilogram 16 Kebutuhan dasar hidup seseorang terdiri dari kebutuhan pangan (makan), sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi apabila tersedia dalam jumlah yang cukup dan mudah diperoleh dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dibandingkan dengan harga beras dan minyak goreng curah, harga gula pasir curah di Distrik Aimas, ibukota Kabupaten Sorong, pada tahun 2013 dinilai sedikit mengalami pergerakan, yaitu berkisar antara Rp dan Rp per kilogram. Sementara itu, harga beras relatif stabil pada harga Rp per kilogram dan begitu juga dengan harga minyak goreng yang stabil pada harga Rp per liter. Harga beberapa bumbu dapur selama tahun 2013 mengalami fluktuasi harga setiap bulannya. Harga bawang merah (besar) selama tahun 2013 berkisar antara Rp hingga Rp per kilogram. Harga tertinggi terjadi pada bulan April,Juli dan Agustus, yaitu Rp per kilogram, dan harga terendah pada bulan Januari yaitu Rp per kilogram. Harga bawang putih berkisar antara Rp hingga Rp per kilogram. Harga Tomat Sayur berkisar antara Rp hingga Rp per kilogram. Sementara harga cabe rawit selama tahun 2012 berfluktuasi setiap bulannya antara Rp hingga Rp per kilogram. Harga cabe rawit tertinggi terjadi di bulan Agustus, yaitu hingga mencapai Rp per kilogram, sementara harga terendahnya terjadi di bulan Januari, yaitu Rp per kilogram. Tabel Harga Sembako Terpilih per Bulan di Distrik Aimas Tahun 2013 (Rp/Kg) Bulan Beras Gula Pasir Curah Minyak Goreng Curah Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : Olahan Survei Harga Pedesaan 2013, BPS Tabel Harga Bumbu Masakan Terpilih per Bulan di Distrik Aimas Tahun 2013 (Rp.000/Kg) Bulan Bawang Merah Bawang Putih Tomat Sayur Cabe Rawit Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : Olahan Survei Harga Pedesaan 2013, BPS Statistik Daerah Kabupaten Sorong

44 17 PENGELUARAN PENDUDUK Pengeluaran Makanan Masih yang Terbesar dan Cenderung Meningkat Pada tahun 2011 pengeluaran makanan rumah tangga sebesar 57,32 persen. Sementara di tahun 2012 pengeluaran tersebut meningkat menjadi 57,93 persen. Dan di tahun 2013 pengeluaran makanan rumah tangga naik menjadi 59,3 persen Gambar Proporsi Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan Rumah Tangga Kabupaten Sorong 2013 (%) 57,32 57,93 59,30 42,68 42,07 40, Makanan Sumber : Susenas , BPS Sumber : Susenas , BPS Non makanan Gambar Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Kabupaten Sorong (Rp/bln), Pengeluaran konsumsi penduduk dibagi menjadi pengeluaran konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan. Dari kedua jenis pengeluaran tersebut, pengeluaran makanan merupakan yang terbesar dalam proporsi pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Sorong dalam tiga tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, pola pengeluaran makanan memiliki kecenderungan terus meningkat. Di tahun 2011 persentase pengeluaran makanan sebesar 57,32 persen, kemudian di tahun 2012 sedikit meningkat menjadi 57,93 persen. Di tahun 2013 persentase pengeluaran makanan meningkat kembali menjadi 59,3 persen. Sejalan dengan semakin meningkatnya persentase pengeluaran makanan, persentase pengeluaran non makanan pun semakin menurun. Pada tahun 2011 persentase pengeluran rumah tangga untuk non makanan sebesar 42,68 persen, namun pada tahun 2013 persentase pengeluaran rumah tangga untuk non makanan menjadi 40,7 persen. Tingkat pendapatan biasa digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Namun TAHUKAH ANDA? Persentase pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Sorong untuk kebutuhan perumahan dan fasilitas rumah tangga merupakan yang terbesar, yaitu mencapai 22,59 persen seringkali tingkat pendapatan sulit diperoleh, oleh karena itu digunakanlah pengeluran per kapita sebagai perkiraan pendapatan penduduk. Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di Kabupaten Sorong mengalami kecenderungan meningkat. Pada tahun 2011 rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di Kabupaten Sorong sebesar Rp , di tahun 2012 meningkat menjadi Rp Dan di tahun 2013 kembali meningkat menjadi Rp Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

45 PERDAGANGAN Sektor Perdagangan Mulai Menjanjikan Dalam periode , nilai PDRB dan share subsektor perdagangan mengalami tren kenaikan. Tahun 2010 nilai PDRB dan share subsektor ini sebesar Rp.74,7 miliar dan 1,22%, sedangkan tahun 2013 menjadi Rp.126,2 miliar dan 1,7% 18 Dalam penghitungan PDRB menurut lapangan usaha, subsektor perdagangan termasuk dalam sektor enam bersama dengan subsektor hotel dan subsektor restoran. Dalam kelompok sektor ekonomi, sektor perdagangan,hotel dan restoran sendiri termasuk dalam kelompok sektor tersier. Nilai PDRB subsektor perdagangan pada tahun 2013 sebesar 126,2 miliar rupiah, nilai ini meningkat dari 74,7 miliar rupiah di tahun Sedangkan peranan/ share subsektor perdagangan terhadap agregat PDRB Kabupaten Sorong mengalami tren kenaikan dalam dalam kurun waktu Di tahun 2010, share subsektor ini sebesar 1,22 persen. Kemudian di tahun 2011 dan 2012 share-nya meningkat menjadi 1,31 persen dan 1,51 persen. Dan di tahun 2013 kembali meningkat menjadi 1,70 persen. Dalam sektor enam subsektor perdagangan memberikan sumbangan mencapai 94,9 persen bagi pembentukan PDRB sektor enam tahun 2013, sementara sisanya sebesar 5,1 persen hanya berasal dari subsektor restoran. Laju pertumbuhan subsektor perdagangan tahun 2013 sedikit melambat dibandingkan tahun Pada tahun 2011 dan 2012 subsektor ini mengalami percepatan pertumbuhan, namun di tahun 2013 justru terjadi sebaliknya. Pada tahun 2011, pertumbuhan subsektor ini meningkat dari 5,22 persen di tahun 2010 menjadi 5,30 persen. Di tahun 2012 subsektor ini tumbuh sebesar 6,12 persen. Sementara di tahun 2013, subsektor ini tumbuh melambat menjadi 5,88 persen. Gambar Nilai PDRB Subsektor Perdagangan Kabupaten Sorong (juta rupiah) , , ,93 Sumber : PDRB Kabupaten Sorong, Ket : 2012 (angka sementara), 2013 (angka sangat sementara) Sumber : PDRB Kabupaten Sorong , BPS , Gambar Share PDRB dan Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan Tahun (%) 5,22 5,30 1,22 1,31 1,51 6,12 5,88 1, Share Pertumbuhan TAHUKAH ANDA? Peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap nilai PDRB kelompok sektor tersier pada tahun 2013 sebesar 18,27 persen Statistik Daerah Kabupaten Sorong

46 19 PENDAPATAN REGIONAL Sektor Migas Perlahan Tergeser Kontribusi sektor migas mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun. Pada tahun 2010 share sektor migas terhadap PDRB sebesar 76,35 persen, sedangkan pada tahun 2013 menjadi 69,65 persen Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha 2013 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha ADHB ADHK Pertanian , ,66 Pertambangan & Penggalian , ,19 Industri Pengolahan , ,20 Listrik dan Air Bersih 7.001, ,03 Bangunan , ,75 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,30 Pengangkutan & komunikasi , ,59 Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan , ,35 Jasa-jasa , ,72 PDRB , ,81 PDRB tanpa Migas , ,66 Sumber Keterangan Sumber Keterangan : PDRB Kabupaten Sorong 2013, BPS : Angka Sangat Sementara Gambar Perbandingan Share Subsektor Migas dan Subsektor Lainnya terhadap PDRB Kabupaten Sorong, (%) 23,65 25,20 76,35 74,80 27,87 72,13 30,35 69, Subektor Migas : PDRB Kabupaten Sorong , BPS : 2012 (Angka Sementara), 2013 (Angka Sangat Sementara) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sorong tahun 2013 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp.7,4 triliun. Nilai tersebut mengalami perkembangan 1,21 kali dari nilai PDRB tahun 2010 sebesar Rp. 6,14 triliun. Sementara PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2013 berkembang 1,1 kali dari PDRB ADHK tahun 2010 menjadi Rp. 2,00 triliun dari Rp.1,84 triliun. Apabila tidak memperhitungkan sektor minyak dan gas (migas) yang terdiri dari subsektor pertambangan migas dan industri pengolahan migas, maka nilai PDRB Kabupaten Sorong tahun 2013 menjadi Rp.2,25 triliun untuk ADHB dan Rp.852,9 miliar untuk ADHK. Dari kondisi ini terjadi selisih antara PDRB dengan migas dan tanpa migas sebesar Rp.5,16 triliun untuk ADHB dan Rp. 1,15 triliun untuk ADHK. Dari selisih PDRB dengan migas dan tanpa migas yang cukup besar terlihat bahwa pengaruh sektor migas sangat besar terhadap PDRB Kabupaten Sorong. Pada tahun 2013, kontribusi sektor migas sebesar 69,65 persen. Dibandingkan dengan kondisi Subsektor Lainnya tahun-tahun sebelumnya, kontribusi sektor migas mengalami tren penurunan. Pada tahun 2010 kontribusi sektor migas sebesar 76,35 persen, sementara di tahun 2011 kontribusinya turun menjadi 74,8 persen dan di tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi 72,13 persen. Kondisi ini menandakan bahwa terjadi pergeseran sektor ekonomi antara sektor migas dan sektor non migas. Struktur ekonomi atau distribusi persentase 36 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

47 PENDAPATAN REGIONAL Sektor Pertanian Senantiasa Masuk Sektor Dominan Sektor dominan PDRB dengan migas tahun 2013 adalah sektor industri pengolahan, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor pertanian. Sementara pada PDRB tanpa migas adalah sektor pertanian,sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan 19 nilai tambah atas dasar harga berlaku menggambarkan kontribusi atau sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap PDRB. Semakin besar kontribusi suatu sektor maka semakin besar pula peranannya di dalam perekonomian. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar merupakan sektor utama atau sektor dominan dalam perekonomian. Pada tahun 2013, sektor industri pengolahan, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor pertanian merupakan sektor-sektor dengan sumbangan besar bagi perekonomian Kabupaten Sorong. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar yaitu lebih dari setengah nilai PDRB Kabupaten Sorong (52,79 persen). Sektor pertambangan dan penggalian berada di posisi kedua dengan kontribusi 22,11 persen. Sementara sektor pertanian berkontribusi sebesar 12,1 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 7 persen. Apabila sektor migas dieliminir, maka sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan menjadi sektor dominan. Sektor pertanian memberikan kontribusi bagi PDRB tanpa migas tahun 2013 sebesar 36,30 persen, sektor jasa berkontribusi sebesar 25,38 persen, dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 18,22 persen. Sementara sektor pertambangan dan penggalian, yang pada PDRB dengan migas memberikan kontribusi besar, hanya memberikan kontribusi pada PDRB tanpa migas sebesar 1,34 persen. Untuk melihat pertumbuhan dapat dilakukan Gambar Distribusi/Share PDRB (dengan Migas) menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong 2013 (%) Pertanian Sumber Keterangan Sumber Keterangan 22,11 Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan,Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 12,1 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 6,44 52,79 0,38 : PDRB Kabupaten Sorong 2013, BPS : Angka Sangat Sementara : PDRB Kabupaten Sorong 2013, BPS : Angka Sangat Sementara 0,09 3,09 1,79 1,21 Gambar Distribusi/Share PDRB (Tanpa Migas) menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong 2013 (%) 25,38 36,30 1,34 Pertanian Pertambangan & Penggalian 0,86 Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan,Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 5,8 3,36 8,53 18,22 0,22 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

48 19 PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong Tahun 2013 Turun Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong dengan migas tahun 2013 turun dari 2,07% di tahun 2012 menjadi -0,61%. Sementara laju pertumbuhan Kabupaten Sorong tanpa migas melambat dari 6,36% di tahun 2012 menjadi 5,58% Gambar Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong (persen) 6,66 8,36 4,6 Sumber Keterangan Sumber Keterangan 2,47 8,98 7,28 6,36 2,07-0, Dengan Migas Tanpa Migas : PDRB Kabupaten Sorong , BPS : 2012 (Angka Sementara), 2013 (Angka Sangat Sementara) Tabel PDRB Perkapita Kabupaten Sorong (Rupiah) Tahun Dengan Migas Tanpa Migas , , , , , , , ,42 5,58 : PDRB Kabupaten Sorong , BPS : 2012 (Angka Sementara), 2013 (Angka Sangat Sementara) dengan membandingkan nilai tambah atas dasar harga konstan antar waktu. Dengan menggunakan dasar harga konstan maka akan diperoleh pertumbuhan riil suatu daerah tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga sehingga akan benar-banar menggambarkan kondisi perekonomian daerah tersebut. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong dengan migas mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, yaitu menjadi - 0,61 persen dari 2,07 persen. Sedangkan apabila tanpa memperhitungkan migas, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong pun mengalami perlambatan dari 6,36 persen di tahun 2012 menjadi 5,58 persen. Pertumbuhan ekonomi dengan migas terlihat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tanpa migas. Hal ini disebabkan besarnya pengaruh migas sehingga laju pertumbuhan Kabupaten Sorong dipengaruhi laju pertumbuhan sektor migas. PDRB perkapita merupakan besaran kasar yang dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu. PDRB perkapita suatu wilayah diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut pada suatu waktu. PDRB perkapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Sorong pada tahun 2013 mencapai Rp. 96,7 juta per tahun, dan mengalami peningkatan dari Rp.86,89 juta per tahun di tahun Sedangkan apabila tanpa migas, maka diperoleh PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2013 hanya sebesar Rp.26,14 juta per tahun. 38 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

49 PERBANDINGAN REGIONAL Seperempat dari Penduduk Papua Barat Ada Di Kota Sorong Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Sorong sebanyak jiwa, sementara jumlah penduduk provinsi Papua Barat sebanyak jiwa. Hal ini berarti bahwa seperempat dari total penduduk Provinsi Papua Barat ada di Kota Sorong 20 Sorong Raya merupakan istilah yang umum digunakan untuk menyebutkan daerah-daerah yang berada di puncak kepala burung Pulau Papua dan merupakan pecahan dari Kabupaten Sorong. Wilayah Sorong Raya meliputi Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Maybrat. Dari keenam daerah tersebut, Kota Sorong merupakan daerah yang terpadat di wilayah Sorong Raya maupun di Papua Barat. Jumlah penduduk Kota Sorong di tahun 2013 mencapai jiwa atau seperempat dari jumlah penduduk Provinsi Papua Barat. Sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kabupaten Tambrauw, yaitu sebanyak jiwa. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha yang terbesar di wilayah Sorong Raya pada tahun 2013 dimiliki oleh Kabupaten Sorong, yaitu mencapai Rp. 7,4 triliun untuk Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Rp.2 triliun untuk Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Tingginya PDRB Kabupaten Sorong tersebut disebabkan tingginya kontribusi minyak dan gas bumi bagi perekonomian Kabupaten Sorong. Jika kontribusi minyak dan gas bumi tidak diperhitungkan maka PDRB menurut lapangan usaha Kota Sorong justru merupakan yang terbesar di wilayah Sorong Raya bahkan di Papua Barat, yaitu mencapai Rp.5,28 triliun (ADHB) dan Rp.1,98 triliun (ADHK). Sementara itu, PDRB terendah dimiliki oleh Kabupaten Tambrauw, dengan nilai Rp.110,9 miliar Tabel Jumlah Penduduk Wilayah Sorong Raya (jiwa) Kabupaten/Kota Sorong Sorong Selatan Raja Ampat Tambrauw Maybrat Kota Sorong Papua Barat Sumber: Proyeksi Penduduk , BPS Tabel Agregat PDRB menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas dan Tanpa Migas) Wilayah Sorong Raya 2013 (Juta Rupiah) Kabupaten/Kota ADHB ADHK Dengan Migas Sorong , ,81 Sorong Selatan , ,32 Raja Ampat , ,78 Tambrauw , ,09 Maybrat , ,58 Kota Sorong , ,67 Papua Barat , ,72 Tanpa Migas Sorong , ,66 Sorong Selatan , ,32 Raja Ampat , ,53 Tambrauw , ,09 Maybrat , ,58 Kota Sorong , ,67 Papua Barat , ,58 Sumber : PDRB Kabupaten/Kota 2013 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

50 20 PERBANDINGAN REGIONAL Jumlah Penduduk Miskin Kota Sorong Tertinggi Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Sorong sebanyak 41,15 ribu jiwa.jumlah ini merupakan yang tertinggi diantara kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Papua Barat Tabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wilayah Sorong Raya Kabupaten/Kota Sorong 68,93 69,23 69,74 Sorong Selatan 66,59 66,83 67,28 Raja Ampat 65,06 65,49 66,08 Tambrauw 50,81 51,18 51,54 Maybrat 66,43 67,26 67,60 Kota Sorong 77,72 78,36 78,92 Papua Barat 69,65 70,22 70,62 Sumber : BPS RI, Gambar Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Wilayah Sorong Raya 2013 Papua Barat Kota Sorong Maybrat Tambrauw Raja Ampat Sorong Selatan Sorong Sumber : BPS RI, 2013 Kabupaten/Kota Garis Kemiskinan (Rp/kap/bln) Persentase Penduduk Miskin (%) Penduduk Miskin (000) Sorong ,48 27,38 Sorong Selatan ,50 8,47 Raja Ampat ,16 9,47 Tambrauw 281,586 38,68 5,19 Maybrat ,64 12,83 Kota Sorong ,27 41,15 Papua Barat ,14 226,24 Sumber : BPS, Susenas ,01 113,64 129,61 110,34 177,68 173,13 206,04 (ADHB) dan Rp.37,79 miliar (ADHK). Dari sudut perkembangan pembangunan manusia, capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Sorong merupakan yang paling baik. Capaian IPM Kota Sorong senantiasa tertinggi dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Papua Barat, bahkan nilainya lebih tinggi dibandingkan IPM Provinsi Papua Barat. Capaian IPM Kota Sorong tahun 2013 sebesar 78,92, sedangkan capaian IPM Provinsi Papua Barat sebesar 70,62. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan harga bahan bangunan/konstruksi suatu daerah terhadap rata-rata nasional. IKK merupakan salah satu alokator dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Pada tahun 2013, IKK Kabupaten Tambrauw merupakan yang tertinggi diantara kabupaten/kota di wilayah Sorong bahkan tertinggi diantara kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, yaitu mencapai 206,04. Sedangkan IKK terendah dipegang oleh Kabupaten Sorong, yaitu sebesar 110,34. Gambar Indikator Kemiskinan Wilayah Sorong Raya Tahun 2013 Dilihat dari kondisi kemiskinannya, diantara enam kabupaten/kota yang terdapat di wilayah Sorong, jumlah penduduk miskin di Kota Sorong merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 19,27 persen dari jumlah penduduk Kota Sorong atau sebanyak 41,15 ribu jiwa. Sementara jumlah penduduk miskin terendah adalah Kabupaten Tambrauw, yaitu sebanyak 5,19 ribu jiwa. 40 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

51

52

53 Tabel 1.3. Luas Wilayah Kabupaten Sorong Menurut Distrik/Kecamatan 2013 Distrik/Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Rasio terhadap Total (%) (1) (2) (3) 1. Klaso 316,46 2,60 2. Makbon 1.011,42 8,32 3. Klayili 481,26 3,96 4. Beraur 822,26 6,76 5. Klawak 488,45 4,02 6. Klabot 518,72 4,27 7. Klamono 432,89 3,56 8. Salawati 525,03 4,32 9. Moisegen 118,62 0, Mayamuk 217,22 1, Seget 893,81 7, Segun 2.021,37 16, Salawati Selatan 2.265,18 18, Aimas 222,43 1, Mariat 118,16 0, Sayosa 1.213,46 9, Maudus 492,54 4,05 Kabupaten Sorong ,3 100 Sumber : Kabupaten Sorong Dalam Angka, 2013 Keterangan : Luas wilayah Distrik Sorong masih tergabung dengan Distrik Aimas Statistik Daerah Kabupaten Sorong

54 Tabel 3.2. Jumlah Penduduk, Sex Ratio, Sebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong menurut Distrik, Klaso Distrik 2. Makbon 3. Klayili 4. Beraur 5. Klawak 6. Klabot 7. Klamono 8. Salawati 9. Moisegen 10. Mayamuk 11. Seget 12. Segun Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio (%) Sebaran Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2 ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 13. Salawati Selatan 14. Aimas 15. Mariat 16. Sayosa 17. Maudus ,01 104,52 120,40 105,35 100,93 96,60 115,42 113,85 109,37 111,01 108,65 104,73 118,56 115,94 111,94 100,76 123,81 0,44 2,95 0,58 1,40 0,85 0,91 6,23 13,03 2,71 14,27 4,28 1,98 2,86 30,00 15,60 1,37 Kabupaten Sorong , Sumber : Proyeksi Penduduk 2013 (Berdasarkan Sensus Penduduk 2010), BPS 0, Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

55 Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2013 (jiwa) Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Kabupaten Sorong Sumber : Proyeksi Penduduk 2013 (Berdasarkan Sensus Penduduk 2010), BPS Statistik Daerah Kabupaten Sorong

56 Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Bekerja Kabupaten Sorong Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2013 Distrik Jumlah Persentase (1) (2) (3) 1. Pertanian,Perkebunan,Kehutanan,Perburuan dan Perikanan 2. Industri Pengolahan 3. Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel 4. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 5. Lainnya , , , , ,65 Total Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013, BPS 46 Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

57 Tabel 8.2. Indeks Pembangunan Manusia menurut Komponen dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2013 Kabupaten/Kota AHH (thn) Komponen IPM AMH (%) RLS (thn) PPP (Rp.000) IPM Peringkat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Fak-fak 71,33 99,12 9,65 599,05 73, Kaimana 70,11 97,49 8,39 605,73 71, Teluk Wondama 68,06 85,79 7,62 605,45 67, Teluk Bintuni 68,90 87,41 7,22 604,05 67, Manokwari 68,73 89,98 8,62 592,86 68, Sorong Selatan 67,07 88,56 8,10 596,59 67, Sorong 68,65 92,09 8,19 606,19 69, Raja Ampat 67,07 94,86 7,64 567,35 66, Tambrauw 66,48 77,72 5,83 449,68 51, Maybrat 66,95 91,41 8,64 588,25 67, Manokwari Selatan 71,01 77,45 7,10 571,62 64, Pegunungan Arfak 71,47 74,89 8,09 565,41 64, Kota Sorong 72,80 99,71 11,02 646,11 78,92 1 Papua Barat 69,14 94,14 8,53 604,82 70,62 31 Sumber : BPS RI, 2013 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

58 Tabel Agregat PDRB Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2013 Lapangan Usaha Dengan Tanpa Migas Migas 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran ADHB (juta rupiah) ADHK (juta rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,30 7. Pengangkutan & Komunikasi , , , ,59 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan , , , ,35 9. Jasa-jasa , , , ,72 Kabupaten Sorong , , , ,66 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong, Statistik Daerah Kabupaten Sorong 2014

59 Tabel Distribusi PDRB Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2013 Dengan Migas (%) Tanpa Migas (%) Lapangan Usaha (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 9. Jasa-jasa 11,22 12,10 40,27 39,88 24,28 22,11 1,47 1,51 52,68 52,79 15,86 15,78 0,09 0,09 0,31 0,31 5. Bangunan 2,85 3,09 10,23 10,18 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,59 1,79 5,71 5,91 7. Pengangkutan & Komunikasi 1,05 1,21 3,78 3,98 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,31 0,38 1,10 1,25 5,93 6,44 21,28 21,20 Kabupaten Sorong Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong, 2013 Statistik Daerah Kabupaten Sorong

60

61

62

STATISTIK DAERAH KABUPATEN TAMBRAUW 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TAMBRAUW 2014 ISSN : 2302-5204 No. Publikasi : 9109.14.01 Katalog BPS : 1101002.9109 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAWAK 2013 ISSN : 2302-2256 No. Publikasi : 9107.13.14 Katalog BPS : 1101002.9107122 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 22 Naskah : Roberth Yanto Sanggana, S.Kom

Lebih terperinci

http://www.sorongkab.bps.go.id http://www.sorongkab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2012 http://www.sorongkab.bps. bps.go.id http://www.sorongkab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAWAK 2014 ISSN : 2302-2256 No. Publikasi : 9107.14.17 Katalog BPS : 1101002.9107122 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 22 Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2013 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.13.27 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

2 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2016 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2016 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.1626 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.14.27 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAMONO 2014 STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAMONO 2014 ISSN : 2302-2302 No. Publikasi : 9107.13.30 Katalog BPS : 1102001.9107111 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi +

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK AIMAS 2014 STATISTIK DAERAH DISTRIK AIMAS 2014 ISSN : 2302-1977 No. Publikasi : 9107.13.08 Katalog BPS : 1102002.9109011 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 19

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2011 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2011 ISSN : - No. Publikasi : 9106.11.05 Katalog BPS : 1101001.9106 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU KABUPATEN SORONG TAHUN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU KABUPATEN SORONG TAHUN 2014 i ii INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU KABUPATEN SORONG TAHUN 2014 Katalog BPS/ BPS Catalogue : 1413.9107 ISSN : 2302-1535 Nomor Publikasi/ Publication Number : 9107.15.03 Ukuran Buku/ Book size :

Lebih terperinci

http://www.sorongkab.bps.go.id Statistik Daerah Kabupaten Sorong 200 http://www.sorongkab.bps.go.id BPS Kabupaten Sorong 200 http://www.sorongkab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 200 No. Publikasi

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI TENGAH 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI TENGAH 214 ISSN : No. Publikasi : 918.14.35 Katalog BPS : 1112.918.33

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN TAMBRAUW 2012 STATISTIK DAERAH KABUPATEN TAMBRAUW 2012 ISSN : 2302-5204 No. Publikasi : 9109.12.01 Katalog BPS : 1101002.9109 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAMONO 2013 STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAMONO 2013 ISSN : 2302-2302 No. Publikasi : 9107.13.30 Katalog BPS : 1102001.9107111 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm JumlahHalaman :vi + 16

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2017 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.1704 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix + 70 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2014 ISSN : 2303-3479 No. Publikasi : 9106.14.07 Katalog BPS : 1102002.9106 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : x + 65 halaman Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 ISSN : - No. Publikasi : 91080.13.33 Katalog BPS

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL BARAT 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL BARAT 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.29 Katalog BPS : 1102001.9108.012

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN SORONG TAHUN 2010 Nomor Publikasi : 9107.11.03 Katalog BPS : 1413.9107 Ukuran Buku : 16,5 x 21,5 cm Jumlah Halaman : v rumawi + 111 halaman Naskah : Seksi Statistik

Lebih terperinci

No. katalog : 1101002.9107171 No. Publikasi : 9107.13.22 STATISTIK DAERAH DISTRIK MARIAT 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG STATISTIK DAERAH DISTRIK MARIAT 2013 ISSN : 2302-1969 No. Publikasi

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAYILI TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAYILI 2014 ISSN : 9 772302 232007 No. Publikasi : 1101002.9107101 Katalog BPS : 9107.14.10 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG ps.go.id

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG ps.go.id http://www.sorongkab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2011 http://www.sorongkab.bps.g ps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2011 ISSN : - No. Publikasi : 9107.11.04 Katalog BPS : 1101001.9107

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAYILI TAHUN 2013 STATISTIK DAERAH DISTRIK KLAYILI 2013 ISSN : 9 772302 232007 No. Publikasi : 1101002.9107101 Katalog BPS : 9107.13.10 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK KWOOR 204 STATISTIK DAERAH DISTRIK KWOOR 204 ISSN : 2302-93X No. Publikasi : 909.3.3 Katalog BPS : 0002.909040 Ukuran Buku : 7.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vii + 9 halaman Naskah

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

i STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013 i STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2013 ISSN : 2303-3479 No. Publikasi : 9106.13.02

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH DISTRIK BERAUR 2014

STATISTIK DAERAH DISTRIK BERAUR 2014 STATISTIK DAERAH DISTRIK BERAUR 2014 STATISTIK DAERAH DISTRIK BERAUR 2014 ISSN : 2302-2310 No. Publikasi : 9107.14.29 Katalog BPS : 1101002.9107110 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :21 Naskah

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

STATISTIK GENDER 2011

STATISTIK GENDER 2011 STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 ISSN : 2302-3716 No. Publikasi : 3673.1503 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.33 Katalog BPS : 1101002.9108.022 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2010 STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2010 ISSN : - No. Publikasi : 91300.10.13 Katalog BPS : 1101001.9100 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 Katalog : 1101002.7372011 1101002 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah Halaman : 20 halaman Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

ISSN : - No. Publikasi : 9106.14.55 Katalog BPS : 1102002.9106073 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vii + 21 halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan Gambar Kulit :

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 ISSN 2087-7633 KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 KERJASAMA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

serangkota.bps.go.id

serangkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 ISBN : 978-979-1426-81-7 No. Publikasi : 3673.1002 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

VISI PAPUA TAHUN

VISI PAPUA TAHUN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 No Publikasi : 2171.15.24 Katalog BPS : 1102001.2171.041 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 9 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.30 Katalog BPS : 1102001.2171.080 Ukuran Buku: 25 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Profile Perempuan Indonesia

Profile Perempuan Indonesia Profile Perempuan Indonesia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir, ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia tingkat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci