Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2017 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix + 70 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Gambar Kulit: Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Dicetak Oleh : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

4 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2017 Tim Penyusun: Pengarah Editor Penulis : Ratna Megawati Hamida Gusti SE, MP : Andrie Wardani, SST. : Tegar Dani Pratama, SST.

5 Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat 2017 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Raja Ampat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Raja Ampat. Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat 2017 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat 2017 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Raja Ampat dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Waisai, September 2017 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Ratna M.H. Gusti, SE, MP Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 iii

6 Statistik Kunci No. Uraian Satuan Jumlah Penduduk orang Jumlah Penduduk Laki-laki orang Jumlah Penduduk Perempuan orang Jumlah Rumah Tangga orang Kepadatan Penduduk orang/km 2 7,45 7,55 6,17 6 Penduduk per Rumah Tangga orang 4,53 4,53 4,4 7 Sex Ratio orang ,47 8 Jumlah PNS orang Jumlah Penduduk Usia Kerja orang * 10 Jumlah Angkatan Kerja orang * 11 Jumlah Penduduk Bekerja orang * 12 Jumlah Pengangguran orang * 13 Jumlah Penduduk Bukan Angkatan Kerja orang * 14 Tingkat Kesempatan Kerja % 96,56 94,41 94,41* 15 Tingkat Pengangguran Terbuka % 3,44 5,59 5,59* 16 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 65,55 66,92 66,92* 17 Koefisien Gini - 0,36 0,43 0,43* 18 Angka Partisipasi Sekolah 7-12 tahun % 94,67 97,32 95,59 19 Angka Partisipasi Sekolah tahun % 100,00 98,01 99,13 20 Angka Partisipasi Sekolah tahun % 73,22 77,25 65,04 21 Angka Partisipasi Murni SD % 92,76 95,86 94,21 22 Angka Partisipasi Murni SMP % 58,42 68,72 48,20 23 Angka Partisipasi Murni SMA % 52,86 61,17.43,62 *Angka mengacu pada tahun sebelumnya Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 iv

7 Statistik Kunci No. Uraian Satuan Angka Harapan Lama Sekolah tahun 11,34 11,44 11,65 25 Rata-rata lama sekolah tahun 7,32 7,39 7,53 26 Angka harapan hidup tahun 64,05 64,06 64,16 27 IPM - 60,86 61,23 61,95 28 Rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan/ppp ribu rupiah PDRB ADHB juta rupiah , , ,3 30 PDRB ADHK juta rupiah , , ,3 31 Laju Pertumbuhan Ekonomi Dengan % 6,68 1,90 2,41 32 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa % 7,10 4,62 5,27 33 Laju Indeks Implisit (Inflasi) % 2,35-0,16 1,05 34 PDRB Per Kapita Dengan Migas juta rupiah 50,71 50,90 51,89 35 PDRB Per Kapita Tanpa Migas juta rupiah 31,15 33,81 37,45 36 Jumlah Kunjungan Kapal Kapal Jumlah Penumpang Naik (Embarkasi) Orang Jumlah Penumpang Turun (Debarkasi) Orang Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 v

8 Penjelasan Teknis Desa pesisir/tepi laut adalah desa/ kelurahan/lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau). Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km 2. Laju Pertumbuhan Penduduk adalah ratarata laju perubahan jumlah penduduk satu tahun di suatu daerah selama periode waktu tertentu. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Kematian Balita adalah probalita bayi meninggal sebelum usia mencapai lima tahun, dinyataknan dalam perseribu kelahiran. Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. bruto. Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makan dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Anggota Rumah Tangga semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada di rumah tersebut Tingkat Partisipasi Angkatan kerja adalah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 vi

9 Penjelasan Teknis Berkerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/tempat bekerja dimana seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan usaha mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dalam 1 digit. Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Kematian Balita adalah probalita bayi meninggal sebelum usia mencapai lima tahin, dinyatakan dalam perseribu kelahiran. Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di Indonesia akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksi (15-49) tahun. Angka Melek Hurup Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk 15 tahun ke atas. Angka Partisi[asi Sekolah (APS) adalah perbandingan penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th; th). Bersekolah adalah mereka yang mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B, atau paket C). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit dari gabungan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien gini terletak antara 0 dan 1. Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 vii

10 Penjelasan Teknis Luas Panen adalah luas tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil hasilnya/dipanen pada periode pelaporan. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir. Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien gini terletak antara 0 dan 1. Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit dari gabungan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan angka yang menggambarkan tentang penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah suatu indikator penting yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun tertentu. PDRB Atas Dasar Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dijadikan sebagai tahun dasar. Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) adalah perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64 tahun). Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 viii

11 DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Statistik Kunci iv Penjelasan Teknis vi Daftar Isi ix 1. Geografi dan Iklim Industri Pengolahan Pemerintahan Konstruksi Penduduk Hotel dan Pariwisata Ketenagakerjaan Transportasi dan Komunikasi Pendidikan Perbankan dan Investasi Kesehatan Harga-harga Perumahan Pengeluaran Penduduk Pembangunan Manusia Perdagangan Pertanian Pendapatan Regional Pertambangan dan Energi Perbandingan Regional 50 Lampiran Tabel 54 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017 ix

12 Khusus Halaman Ini tidak Usah di cetak

13 GEOGRAFI DAN IKLIM Distrik Waigeo Barat Memiliki Luas Wilayah Terluas Luas wilayah Kabupaten Raja Ampat ,69 Km2 dimana Distrik Waigeo Barat adalah distrik dengan luas wilayah terluas sebesar 13,21 persen dari luas wilayah Kabupaten Raja Ampat. Kabupaten Raja Ampat merupakan salah Gambar 1.1 Peta Kabupaten Raja Ampat satu kabupaten di Provinsi Papua Barat dan merupakan salah satu wilayah Indonesia yang terluar karena berbatasan langsung dengan Republik Federal Palau di sebelah utara. Sedangkan wilayah Raja Ampat di bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seram Utara (Maluku), di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Tengah (Maluku Utara), dan di bagian Timur berbatasan dengan Kota dan Kabupaten Sorong. Secara astronomis, Kabupaten Raja Ampat terletak di bawah garis katulistiwa, antara Lintang Utara hingga Lintang Selatan dan hingga Bujur Timur. Kabupaten Raja Ampat dimekarkan dari Kabupaten Sorong dan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2002, terdiri dari 10 Distrik/Kecamatan. Wilayah tersebut sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi 24 Distrik. Luas wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah ,6 km 2, dimana total wilayah daratan hanya mencapai 7.559,6 km 2. Wilayah terluas adalah Distrik Waigeo Barat dengan luas 12,98 persen dari total luas wilayah Kabupaten Raja Ampat dan Wilayah terkecil adalah Distrik Tiplol Mayalibit hanya sebesar 0,44 persen. 1 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

14 GEOGRAFI DAN IKLIM Bulan Februari Intensitas Hujanya Paling Rendah Jumlah hari hujan di bulan Februari hanya sebanyak 9 hari, atau dengan kata lain terdapat 20 hari di bulan Februari yang tidak diguyur hujan. Rata-rata Suhu Udara - 27,31 Hari Hujan Hari 192 Curah HUjan Mm ,0 Rata-rata Tekanan Udara Mbs 1.009,55 Rata-rata kelembaban udara % 84 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, 2017 Tabel 1.1 Keadaan Iklim Kabupaten Raja Ampat Tahun 2016 Sebagian besar penduduk di Kabupaten Raja Ampat tinggal di daerah pesisir, hal ini Uraian Satuan 2016 terlihat dari topografi wilayah, dimana Luas Km ,6 sebanyak 107 desa merupakan desa pesisir Rata-rata Suhu Udara Min. Rata-rata Suhu Udara Max ,40 28,2 dan desa bukan pesisir jumlahnya 14 desa, dari 14 desa bukan pesisir tersebut seluruhnya terletak di daerah darat. Jumlah curah hujan tahun 2016 tercatat 3.048,0 mm 3 /tahun, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 665,0 mm 3 dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 48 mm 3. Banyak hari Gambar 1.2 Curah Hujan dan Tekanan Udara Raja Ampat 2016 hujan selama satu tahun tercatat sebanyak 192 hari. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Juli sebanyak 24 hari dan hari hujan terendah terjadi pada bulan Februari sebanyak 9 hari. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah hari hujan tahun 2016 mengalami peningkatan, jumlah hari hujan tahun 2016 yaitu sebesar 192 hari. Hari hujan pada tahun 2015 merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir, jumlah hari hujan pada tahun 2013, 2014, dan 2016 sebanyak 210 hari, 274 hari dan 132 hari. Seiring dengan tren jumlah hari hujan yang mengalami peningkatan, curah hujan tahun 2016 sebesar 3.054,0 mm 3 /tahun lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 2.093,0 mm 3 /tahun yang juga merupakan curah hujan terendah selama lima tahun terakhir. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

15 GEOGRAFI DAN IKLIM Suhu Terdingin Terjadi Pada Bulan Agustus Selama tahun 2016, suhu terendah terjadi pada bulan Februari dengan suhu mencapai 23,4 0 C, dan rata-rata kelembaban udara mencapai 84 % Rata-rata suhu udara yang tercatat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sorong pada temperatur normal berada pada kisaran 27,31 0 C pada tahun 2016, rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 26,4 0 C dan rata-rata suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 28,2 0 C. Rata-rata Kelembaban Udara pada tahun 2016 sebesar 84 persen, rata-rata kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 81,00 persen dan rata -rata kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Oktober sebesar 87,00 persen. Sedangkan penyinaran matahari yang terjadi di Raja Ampat berkisar antara 3,7 persen sampai dengan 6 persen dengan rata-rata penyinaran matahari sebesar 4,6 persen. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Raja Ampat, Selama tahun 2016 terjadi delapan kejadian bencana alam yaitu banjir di Kelurahan Waisai dan Tanah longsor di Kelurahan Bonkawir dengan kerugian material sebesar 89 rumah rusak dan 3 rumah rusak. Gelombang dan angin kencang di Distrik Kota Waisai, Misool, Bianci, Mutus, Ayau, Teluk Mayalibit, Kabare, Laut Sorong, Saonek, dan Meosbekwan, dengan total jumlah korban diperkirakan mencapai tiga puluh tiga orang. Gambar 1.3 Suhu udara maksimum dan minimum Gambar 1.4 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Raja Ampat Tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

16 PEMERINTAHAN Jumlah PNS Mengalamai Penurunan. Pada tahun 2016, jumlah PNS mengalami peningkatan dari di tahun 2015 menjadi orang di tahun Dikarenakan terdapat penambahan PNS pada sektor pendidikan dan kesehatan. Gambar 2.1 Pembagian wilayah administrasi menurut distrik Struktur hierarki pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Raja Ampat digolongkan kedalam kecamatan (distrik), kelurahan dan desa (kampung). Sampai dengan tahun 2016 pemekaran wilayah di Kabupaten Raja Ampat mengalami peningkatan menjadi Gambar 2.2 Jumlah PNS menurut jenis kelamin 24 distrik dari kondisi sebelumnya 10 distrik, kemudian pemekaran kelurahan meningkat menjadi 4 kelurahan dan perkembangan wilayah desa dari 85 desa menjadi 117 desa. Ibukota Kabupaten Raja Ampat berada di Kelurahan Kota Waisai yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2016 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Raja Ampat berjumlah orang dimana jumlah PNS lakilaki jauh lebih banyak dibandingkan jumlah PNS perempuan; dengan rincian orang (61,89%) berjenis kelamin laki-laki dan 1167 orang (38,11%) berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2016, jumlah PNS mengalami peningkatan sekitar 513 orang dibandingkan tahun 2015, karena pada tahun 2016 terdapat penambahan jumlah PNS pada sektor pendidikan dan kesehatan. Dilihat dari komposisinya, terlihat bahwa jumlah PNS laki-laki separuh lebih banyak dibandingkan jumlah PNS perempuan, hal ini mengindikasikan bahwa kesetaraan gender belum sepenuhnya terjadi di Kabupaten Raja Ampat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

17 PEMERINTAHAN Dua Partai Politik Dominasi Kursi Anggota DPRD Kab. Raja Ampat Pada periode dari total 20 kursi legislatif yang diperebutkan pada pemilu tahun 2014 yang lalu, Partai Golkar dan Partai Demokrat mendominasi jumlah kursi anggota dewan dimana 5 anggota dari Partai Golkar dan 4 Anggota dari Partai Demokrat. Dilihat dari latar belakang pendidikan, Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah daerah Raja Ampat sudah mulai didominasi oleh pegawai berpendidikan sarjana yakni sebesar 41,38 persen. Sedangkan banyaknya PNS dengan pendidikan sarjana kebawah yakni diploma (12,25 persen) dan SMA (33,64 persen). Di lingkungan Pemerintah daerah raja Ampat juga masih terdapat PNS dengan latar belakang SMA kebawah baik SD maupun SMP sebesar 5,72 persen. Jika dilihat dari trendnya kualitas PNS dilingkungan Pemda Kabupaten Raja Ampat mengalami perbaikan kualitas dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah PNS yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana. Peta perpolitikan Kabupaten Raja Ampat didominasi dua partai besar di parlemen (DPRD) yakni Partai Golkar dan Partai Demokrat. Dari total 20 kursi legislatif yang diperebutkan pada pemilu tahun Partai Golkar dan Partai Demokrat masing-masing menempatkan 5 wakilnya di DPRD Raja Ampat. Namun, 1 perwakilan DPRD dari partai demokrat meninggal. Hampir 50 persen DPRD dikuasai oleh kedua partai tersebut. Dari 12 partai politik peserta pemilu legislatif di Kabupaten Raja Ampat tahun 2014, hanya ada 9 partai politik yang mendapatkan kursi anggota DPRD di Kabupaten Raja Ampat. Gambar 2.3 Persentase PNS menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Raja Ampat ,46% 3,26% Gambar 2.4 Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Raja Ampat Periode ,79% 42,49% < SMP SMA Diploma Sarjana Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

18 PEMERINTAHAN Penerimaan Daerah Raja Ampat Bergantung Pada DAU Pada tahun 2016, dari total penerimaan daerah sebesar 1,3 trilyun rupiah, sekitar 49 persen disumbang pleh komponen Dana Alokasi Umum (DAU). Pemerintah daerah Kabupaten Raja Am- Tabel 2.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2015 pat dalam rangka membiayai pembangunan di daerahnya bersumber dari beberapa pos penerimaan yaitu pendapatan asli daerah Dana Perimbangan, 81,73% (PAD), dana perimbangan dan pendapatan daerah yang sah lainnya. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, 15,69% id Dari total penerimaan daerah Raja Ampat o. sebesar 1,3 trilyun rupiah, sekitar 81 persen s. g diantaranya disumbang oleh dana perimbangan, dimana didalamnya terdapat kompo- PAD, 2,57% bp nen Dana Alokasi Umum (DAU) yang me- b. nyumbang sekitar 49 persen dari pos dana Pajak; 10,69% ra ja Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 47,63% am pa Gambar 2.5 Komposisi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2015 tk a perimbangan ini. Kemudiaan pendapatan ht tp :// Retribusi Daerah; 20,72% Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ; 20,96% daerah yang sah lainnya menyumbang 15 persen, dan dari pendapatan asli daerah hanya menyumbang 4 persen. Pada tahun 2016, dilihat dari sisi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam APBD terlihat bahwa komponen lainlain PAD yang sah memberikan sumbangan terbesar terhadap total PAD, yakni sebesar 63 persen. komponen Selanjutnya retribusi daerah diikuti oleh dan pajak daerah, masing-masing sebesar 33,58 persen dan 3,4 persen. Anggaran APBD Raja Ampat 2015 sebagian besar (sekitar 86,73 persen) tersedot untuk belanja barang dan jasa dan belanja pegawai. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

19 PENDUDUK Pertumbuhan Penduduk Raja Ampat sebesar 1,35 Persen Pada tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,5 persen. Penduduk menjadi titik sentral pem- Tabel 3.1 Indikator Kependudukan Raja Ampat bangunan di suatu wilayah, baik sebagai Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk(%) 1,66 1,35 1,5 wilayah mempunyai potensi dan keunikan Kepadatan Penduduk (Jiwa/ Km) 7,45 7,55 6,17 karakteristik penduduk masing-masing. Varia- Sex Rasio (%) ,47 bel demografi yang mempengaruhi penduduk Jumlah Rumah Tangga di suatu wilayah diantaranya fertilitas, mortali- Rata-rata ART (Jiwa/Ruta) 4,53 4,53 4,4 pengaruhi variabel demografi dan variabel non demografi, yang mengakibatkan tiap-tiap tas dan migrasi, sedangkan variabel non demografi diantaranya meliputi aspek sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi dan aspek Gambar 3.1 Sex Ratio Kabupaten Raja Ampat 2016 tk a lainnya. o. di- s. g akan bp penduduk b. perkembangannya, id Uraian subjek maupun objek pembangunan. Dalam pa Jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat am terus mengalami perkembangan setiap tahun. Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun ja 2014 jumlah penduduk Kabupaten Raja Am- ra pat mencapai jiwa kemudian ber- tp :// dasarkan proyeksi penduduk meningkat pada tahun 2015 menjadi jiwa dan kembali ht naik menjadi jiwa pada tahun Selama periode , pertumbuhan penduduk tahun 2015 merupakan yang terendah. Pertumbuhan penduduk tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,35 persen, mengalami sedikit penurunan dibandingkan pertumbuhan penduduk tahun 2014 sebesar 1,66 persen. 7 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

20 PENDUDUK Distrik Ayau mempunyai Kepadatan Penduduk Tertinggi Pada tahun 2015, dengan luas wilayah hanya 4,7 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak jiwa Distrik Ayau mempunyai kepadatan penduduk tertinggi sekitar 245 jiwa/km 2. Gambar 3.2 Piramida Penduduk Raja Ampat 2015 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, 2017 Raja Ampat dengan luas wilayah mencapai ,60 Km 2 dan luas wilayah daratan mencapai 7.559,60, jumlah penduduk jiwa mempunyai kepadatan penduduk sekitar 6,17 jiwa/km 2. Distrik Ayau mempunyai kepadatan penduduk terbesar yakni 198 jiwa/km 2 karena Distrik Ayau memiliki luas wilayah terkecil hanya 5,83 km 2 namun memiliki jumlah penduduk yang cukup besar sekitar jiwa. Jumlah rumah tangga Kabupaten Raja Ampat berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 mencapai rumah tangga dengan jumlah rata-rata banyaknya anggota sekitar 4-5 jiwa per rumah tangga. Selama kurun waktu jumlah rumah tangga ini selalu mengalami kenaikan sedangkan rata-rata ART cenderung konstan sebanyak 4 jiwa per rumah tangga. Jika dilihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio), jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan. Hal ini terbukti dengan besarnya sex ratio penduduk dari tahun yang selalu berada diatas 100. Sex ratio penduduk tahun 2005 sebesar 111 persen, pada tahun 2013 meningkat menjadi 113 persen, pada tahun 2014 dan 2015 tetap sebesar 113 persen. Kemudian, pada tahun 2016 menurun menjadi 112 persen Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

21 PENDUDUK Penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan Selama periode , jumlah penduduk laki-laki selalu lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan, pada tahun 2005 sex ratio 111 % kemudian pada tahun 2016 menjadi 112%. Rasio jenis kelamin 112 mengandung pengertian bahwa tiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat sekitar 112 Gambar 3.3 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun jiwa penduduk laki-laki atau dengan kata lain penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan id Komposisi penduduk Kabupaten Raja o. Ampat tahun 2016 didominasi oleh penduduk s. g usia muda hal ini dapat dilihat dari piramida lompok umur muda atau terjadi pelebaran Gambar 3.4 Dependency Ratio Kabupaten Raja Ampat tahun (persen) tk a pada alas piramida penduduk. Penduduk pa- b. penduduk lebih terdistribusi ke dalam ke- bp penduduk menurut kelompok umur, dimana da kelompok umur 0-4 tahun jumlahnya lebih pa besar dari pada penduduk usia yang lebih tua am yaitu 5-9, tahun dan seterusnya. Kondisi ini mengakibatkan nilai dependency ratio ja (rasio ketergantungan) yang cukup besar ra mencapai 63,93. tp :// Nilai rasio ketergantungan pada tahun 2016 sebesar 63,93 persen, hal ini berarti ht bahwa diantara 100 orang penduduk usia produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar penduduk usia belum produktif 0-14 tahun dan usia tidak produktif 65 tahun keatas. Nilai rasio Ketergantungan pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, nilai rasio ketergantungan tahun 2015 sebesar 67,72 persen. 9 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

22 KETENAGAKERJAAN Terjadi Kenaikan Jumlah Pengangguran Pada tahun 2015, dengan jumlah angkatan kerja sebanyak orang, jumlah pengangguran mencapaai orang, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya mencapai 669 orang. Tabel 4.1 Indikator Ketenagakerjaan Uraian Satuan Bekerja Orang Pengangguran Orang Angkatan Kerja Orang Penduduk Usia Kerja Orang TPT Persen 3,38 3,44 5,59 TPAK Persen 65,99 65,55 66,92 Gambar 4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Raja Ampat tahun (persen) Aspek ketenagakerjaan merupakan aspek pokok dalam pembahasan kesejahteraan penduduk. Dalam pembahasan ketenagakerjaan berkaitan dengan pengertiannya maka tidak bisa terlepas dari konsep Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja, Bukan Angkatan Kerja, Tingkat Kesempatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas. Selama kurun waktu penduduk usia kerja di Raja Ampat cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja di kabupaten Raja Ampat mencapai orang, mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi orang dan kembali naik pada tahun 2015 menjadi orang. Hal ini sesuai dengan komposisi penduduk Kabupaten Raja Ampat dimana masih didominasi oleh penduduk dengan usia muda. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja, jumlah penduduk bukan usia kerja selama periode mengalami penurunan dari orang di tahun 2013 menjadi orang di tahun Termasuk kedalam penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang masih berusia dibawah 15 tahun. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

23 KETENAGAKERJAAN Sebagian Besar Penduduk Yang Bekerja Hanya Lulusan SD Pada tahun 2015 dari total orang yang bekerja, 35,56 persen diantaranya lulusan SD dan hanya sekitar 6 persen penduduk yang bekerja lulusan diploma keatas. Penduduk usia kerja digolongkan lagi kedalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Dari jumlah penduduk tahun 2015 sebesar jiwa, sekitar orang diantaranya merupakan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak orang dan tahun 2014 sebanyak orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK Kabupaten Raja Ampat dari tahun berfluktuatif. TPAK tahun 2012 mencapai 64,60 persen naik menjadi 65,99 persen pada tahun 2013 kemudian turun lagi menjadi 65,55 persen pada tahun 2014 dan kembali meningkat menjadi 66,92 persen di tahun Kenaikan TPAK pada tahun 2015 terjadi karena kenaikan jumlah penduduk usia kerja lebih lambat dibandingkan kenaikan jumlah penduduk angkatan kerja. Kenaikan jumlah penduduk usia kerja sebesar 1,8 persen sedangkan kenaikan jumlah angkatan kerja sebesar 3,9 persen. Tingkat partisipasi angkatan kerja Kabupaten Raja Ampat tahun 2015 sebesar 66,92 persen, yang berarti bahwa diantara 100 orang penduduk usia kerja di Kabupaten Raja Ampat terdapat sekitar orang yang termasuk kedalam angkatan kerja. Gambar 4.2 Jumlah Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja Tahun Gambar 4.3 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

24 KETENAGAKERJAAN Sebagian Besar Penduduk Bekerja di Sektor Pertanian Pada tahun 2015 dari total orang yang bekerja, 63 persen diantaranya bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Gambar 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Industri Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya Penduduk yang termasuk angkatan kerja digolongkan kedalam penduduk bekerja dan pengangguran. Jumlah penduduk bekerja Raja Ampat tahun 2015 sebanyak orang, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak orang dan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebanyak orang. Menurut lapangan pekerjaannya, penduduk yang bekerja di Raja Ampat sebagian besar terpusat di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuhan dan perikanan. Dari jumlah penduduk yang bekerja sebanyak orang, orang atau sekitar 63 persen diantaranya bekerja di sektor ini. Kemudian penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebanyak orang atau sekitar 18 persen. Tingginya jumlah pekerja di sektor pertanian berimbas kepada besarnya Raja Ampat share/kontribusi sektor ini terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Raja Ampat. Pada tahun 2015 dengan kontribusi 63 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor pertanian mampu menyumbangkan sekitar 28,53 persen dari total nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku. Kontribusi ini merupakan yang terbesar kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

25 KETENAGAKERJAAN Tingkat Kesempatan Kerja Raja Ampat 94,41 persen Pada tahun 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,59 persen. Dengan kata lain Tingkat Kesempatan Kerja Raja Ampat sebesar 94,41 persen. Semakin rendah angka TPT berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin baik. Angka TPT Kabupaten Raja Ampat tahun 2015 adalah 5,59 persen, yang berarti dari setiap 100 orang angkatan kerja sebanyak 5-6 orang diantaranya termasuk pengangguran, sehingga Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kabupaten Raja Ampat mencapai 94,41 persen. TKK ini masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan TKK Provinsi Papua barat (91,92 persen). Jika dilihat dari trend, TPT Kabupaten Raja Ampat 2015 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014, hal ini karena jumlah angkatan kerja juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun Pada tahun 2013 TPT mencapai 3,38 persen dan pada tahun 2014 TPT mencapai 3,44 persen. TPT menurut jenis kelamin pada tahun 2015 dapat dilihat bahwa TPT laki-laki sedikit lebih baik dari pada TPT perempuan. TPT laki -laki sebesar 4,36 persen, sedangkan TPT perempuan mencapai 8,16 persen. Pengangguran terbuka laki-laki ini paling banyak dijumpai pada kelompok umur produktif, yakni kelompok umur tahun (26,34 persen) dan kelompok umur tahun (59,40 persen). Sementara pengangguran terbuka perempuan banyak dijumpai pada kelompok umur kelompok umur tahun (29,5%) dan kelompok umur tahun (38,72%). Gambar 4.5 Persentase Pengangguran Menurut Kelompok Pendidikan Tahun 2015 Gambar 4.6 TPT Kabupaten Raja Ampat Menurut Jenis Kelamin Tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

26 KETENAGAKERJAAN Penduduk yang Bekerja Paling Banyak Berusaha Sendiri. Pada tahun 2015, dari jumlah penduduk yang bekerja sebesar orang, 28,70 persen diantaranya bekerja dengan berusaha sendiri. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Status Pekerjaan Utama Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja Bebas di Pertanian Pekerja Bebas di non pertanian Pekerja tidak dibayar/keluarga Raja Ampat Gambar 4.7 Persentase Pekerja Formal dan Informal Raja Ampat Tahun Penganggur di Raja Ampat menurut latar belakang pendidikannya, paling banyak mempunyai latar belakang pendidikan SMA yakni sebesar 44,33 persen, kemudian selanjutnya dengan latar belakang pendidikan SD sebesar 28,55 persen sementara pengangguran yang tidak tamat SD atau tidak memiliki ijazah sebesar 13,74 persen, terdapat juga penganggur yg mempunyai latar belakang pendidikan diploma/sarjana sebesar 6 persen. Sedangkan untuk penganggur yang mempunyai latar belakang pendidikan SMP sebesar 4,08 persen. Cukup rendahnya pengangguran dengan latar belakang pendidikan diploma/universitas dikarenakan di Kabupaten Raja Ampat sampai saat ini belum terdapat sekolah tinggi atau universitas. Dari total penduduk yang bekerja di Raja Ampat pada tahun 2015, paling banyak bekerja berusaha sendiri yang mencapai 28,70 persen, kemudian diikuti pekerja buruh/ karyawan/pegawai sebanyak 28,46 persen. Sedangkan yang berusaha dibantu buruh tidak tetap ada sekitar 23,69 persen. Penduduk yang bekerja di Raja Ampat sebagian besar atau sekitar 66,35 persen bekerja pada sektor informal, sedangkan yang bekerja di sektor formal hanya 33,65 persen. Jumlah pekerja di sektor formal ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 26,31 persen. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

27 PENDIDIKAN Belum Seluruh Distrik Memiliki Sekolah SMP Pada tahun 2016, terdapat 32 gedung sekolah SMP, dari 24 distrik di Kabupaten Raja Ampat hanya distrik Supnin yang belum memiliki sekolah SMP. Pendidikan sangat penting demi tercipta- nya sumber daya manusia yang berkualitas demi tercapainya keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Salah satu faktor penentu capaian pendidikan di suatu wilayah adalah ketersediaan fasilitas penunjang pendidikan. Hal ini akan berpengaruh demi terwujudnya program pemerintah wajib belajar 12 tahun, yaitu dari tingkat kelas 1 SD/MI hingga kelas 12 SMA/MA/SMK/MAK. Pada tahun 2015 jumlah SD di Kabupaten Raja Ampat sebanyak 109 unit, dengan jumlah murid sebanyak siswa dan 568 guru. Pada jenjang pendidikan SD ini seorang guru ratarata memiliki beban mengajar sekitar siswa. Sementara pada jenjang pendidikan SMP terdapat 35 sekolah, siswa dan 347 guru. Di Kabupaten Raja Ampat 23 dari 24 distrik telah memiliki bangunan SMP. Menurut data dari dinas pendidikan Kabupaten Raja Ampat masih ada satu distrik yang belum memiliki gedung SMP, yakni Distrik Supnin. Seorang guru di jenjang pendidikan SMP memiliki beban mengajar sekitar 9-10 siswa. Pada jenjang pendidikan SMA di Kabupaten Raja Ampat terdapat 20 banguna SMA, siswa dan 288 guru; dimana baru 15 distrik di Kabupaten Raja Ampat yang sudah terdapat gedung SLTA. Pada jenjang pendidikan ini satu orang guru rata-rata memiliki beban mengajar sekitar 6-7 siswa. Tabel 5.1 Indikator Pendidikan Kabupaten Raja Ampat 2016 Uraian SD/MI SMP/MTs SMA/ Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Murid Sekolah 96,28 91,08 90,4 Rasio Murid Guru 18,48 9,49 6,28 Gambar 5.1 Perkembangan Jumlah Sekolah Kabupaten Raja Ampat tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

28 PENDIDIKAN Penduduk dengan kelompok Usia 7-12 tahun Hampir Semuanya Bersekolah Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun sebesar 95,58 persen, berarti bisa dikatakan hampir semua penduduk dengan kelompok umur 7-12 tahun bersekolah. Gambar 5.2 APS Menurut Kelompok Umur Pendidikan Tahun Kabupaten Raja Ampat yang sudah terdapat gedung SMA/SMK. Pada jenjang pendidikan ini satu orang guru rata-rata memiliki beban mengajar 4-5 siswa. Rasio murid terhadap sekolah menggambarkan rata-rata murid yang bisa ditampung dalam satu gedung sekolah. Pada jenjang pendidikan SD rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 96,28 atau dengan kata lain rata-rata setiap sekolah SD menampung sekitar siswa. Pada jenjang pendidikan SMP, rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 94,09. Sedangkan pada jenjang pendidikan SMA/Sederajat rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 90,4. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th; th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th; th). APS usia 7-12 pada tahun 2016 mencapai 95,58 persen, hal ini berarti masih ada sekitar 4,42 persen penduduk usia 7-12 tahun sedang tidak bersekolah. APS mencapai 99,12 persen dan APS hanya sebesar 65,01 persen. Angka partisipasi sekolah pada kelompok usia 7-12 dan kelompok usia mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 97,32 dan 77,25. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

29 PENDIDIKAN Semakin Tinggi Jenjang Pendidikan APM Semakin Rendah Pada tahun 2016, Angka Partisipasi Murni (APM) SD 94,21 persen lebih tinggi dibandingkan APM SMP sebesar 48,2 persen dan APK SMA sebesar 43,62 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD tahun 2016 mencapai 116,78 persen, berarti masih ada sekitar 16,78 persen murid SD yang umurnya berada diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu kurang dari 7 tahun atau di atas 12 tahun. APK SD pada tahun 2016 \ lebih tinggi dibandingkan APK SMP (72,05 persen). Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator yang menunjukkan persentase penduduk yang tepat bersekolah pada kelompok umur yang sesuai. Pada tingkat SD persentase penduduk yang bersekolah SD tepat pada usia sekolah SD sebesar 94,21 persen. Artinya masih ada sekitar 5,79 persen penduduk yang tepat berusia sekolah SD 7-12 tahun sedang tidak bersekolah SD. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka Angka Partisipasi Kasar semakin rendah, kondisi ini berlaku di Raja Ampat. Nilai APK SMP terlihat lebih rendah dari pada APK SD dan APK SMA lebih rendah dari pada APK SMP dibandingkan dengan APK SD. APK SD sebesar 116,78 persen, APK SMP 72,05 persen, sementara APK SMA yang hanya sebesar 61,84 persen. Penduduk Raja Ampat yang berumur 10 tahun keatas yang menamatkan pendidikan- nya, sebagian besar (34,53 %) hanya lulus di bangku sekolah dasar, bahkan sekitar 13,4 persen tidak mempunyai ijazah atau berhenti ditengah pendidikan, dan hanya sekitar 10,05 persen yang lulus dibangku universitas. Gambar 5.3 APK dan APM Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2016 Gambar 5.4 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun keatas Menurut Ijazah Tertinggi yang di miliki Kabupaten Raja Ampat tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

30 KESEHATAN Satu Orang Dokter Harus Melayani Orang Rasio penduduk per dokter di Kabupaten Raja Ampat sebesar 2.701, artinya satu orang dokter harus melayani setidaknya orang.. Tabel 6.1 Indikator Kesehatan Kabupaten Raja Ampat Tahun Uraian Jumlah Rumah Sakit Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Pustu Jumlah Posyandu Jumlah Dokter Jumlah Perawat Jumlah Bidan Tabel 6.2 Jumlah Dokter dan Rasio Penduduk Per Dokter Tahun Uraian Jumlah Dokter Umum Jumlah Dokter Spesialis Rasio Penduduk Per Dokter Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, 2017 Jumlah fasilitas kesehatan berupa rumah sakit di Raja Ampat sampai tahun 2016 hanya berjumlah 1 unit. Rumah sakit ini berada di Distrik Kota waisai. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan lain seperti Puskesmas dan puskesmas pembantu ada hampir di seluruh distrik di wilayah Raja Ampat. Dari total 24 distrik di Raja Ampat, jumlah puskesmas mencapai 19 unit. Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan minimal harus ada satu unit puskesmas, namun ternyata kondisi ini belum sepenuhnya terpenuhi. Begitu juga dengan fasilitas puskesmas pembantu yang jumlahnya belum setara dengan jumlah kelurahan/desa di Raja Ampat, dimana jumlah kelurahan/desa mencapai 121, jumlah pustu hanya 65 unit. Tenaga kesehatan juga memegang peranan penting dalam hal pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Jumlah tenaga kesehatan dokter di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2016 hanya berjumlah 27 orang, dimana hanya terdapat 3 orang dokter spesialis, dan 3 orang dokter gigi, sedangkan yang lainya merupakan dokter umum, sehingga rasio beban kerja seorang dokter di Kabupaten Raja Ampat harus melayani sekitar orang. Kondisi tahun 2016 ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2015 (seorang dokter harus melayani orang). Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

31 KESEHATAN Puskesmas Keliling Menggunakan Moda Trasnportasi Laut Dari total jumlah puskesmas keliling sebanyak 23 unit, 95,65 persen diantaranya merupakan puskesmas keliling dengan menggunakan moda transportasi laut.. Jumlah Puskesmas Keliling (PUSLING) di Kabupaten Raja Ampat ada sebanyak 23 unit. Menurut jenis kendaraan yang digunakan untuk berkeliling, ada 2 macam PUSLING yaitu PUSLING dengan menggunakan perahu dan mobil yang masing-masing berjumlah sebanyak 22 dan 1 unit. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, ada lima distrik yang tidak mempunyai puskesmas keliling yakni Distrik Salawati Tengah, Salawati Barat, Batanta Utara, Supnin dan Kepulauan Ayau. Sedangkan untuk posyandu di Kabupaten Raja Ampat ada sebanyak 124 unit. Jumlah terbanyak ada di Distrik Meosmansar yaitu sebanyak 9 unit. Persentase penolong kelahiran akhir bayi di Kabupaten Raja Ampat yang ditolong oleh tenaga medis seperti dokter, bidan dan tenaga medis lainnya di tahun 2016 sekitar 52,9 persen, angka ini mencapai mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 sebesar 67,26 persen. Sementara itu di tahun 2016 bayi yang proses kelahiran terakhirnya di tolong oleh dukun mengalami peningkatan dari 25,29 persen di tahun 2015 menjadi 26,91 persen di tahun Penurunan persentase penolong kelahiran terakhir oleh dukun diduga karena kurang sadarnya masyarakat di Kabupaten Raja Ampat terhadap keberadaan tenaga kesehatan medis yang ada di Kabupaten Raja Ampat. Gambar 6.1 Persentase Puskesmas Keliling Menurut Jenis Kendaraan Tahun 2015 Gambar 6.2 Persentase Penolong Kelahiran Terakhir Kabupaten Raja Ampat tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

32 PERUMAHAN Terjadi Peningkatan Kualitas Jenis Lantai Terluas Berdasarkan jenis lantai dan dinding terluas, persentase rumah tangga yang memiliki rumah dengan jenis lantai terluas mengalami penurunan kualitas dimana jenis lantai bukan tanah persentasenya naik dari 98,08 persen di tahun 2015 menjadi 94,35 persen di tahun Perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat. Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati, menikmati, atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat aman, serasi dan teratur (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Bab III Perumahan Pasal 5 ). Pada tahun 2016 rumah tangga yang telah memiliki rumah dengan status milik sendiri mencapai 74,4,70 persen, mengalami peningkatan dari kondisi tahun 2015 yaitu 68,7 persen. Sedangkan untuk status kepemilikan rumah kontrak dan sewa mengalami penurunan menjadi 9,98 persen dan 7,77 persen seiring dengan peningkatan dari status kepemilikan rumah milik sendiri. Untuk status kepemilikan rumah dinas mengalami peningkatan menjadi 7,85 persen. Dilihat dari sisi jenis lantai terluas, rumah tangga yang memiliki rumah berlantai bukan tanah mengalami penurunan dari 98,08 persen di tahun 2015 menjadi sekitar 94,35 persen di tahun Dilihat dari jenis dinding terluas, rumah tangga yang menggunakan dinding kayu paling tinggi yaitu sebesar 58,61 persen, diikuti dengan dinding tembok yaitu sebesar 38,68 persen. Tabel 7.1 Indikator Perumahan Tahun Uraian Kepemilikan Rumah (%) Milik Sendiri 68,70 74,4 Kontrak 16,82 9,98 Sewa 9,07 7,77 Dinas 5,41 7,85 Lainnya - - Sumber Penerangan Utama (%) Listrik 81,72 64,96 Bukan Listrik 18,28 35,04 Jenis Lantai Terluas (%) Bukan Tanah 98,08 94,35 Tanah 1,92 5,65 Jenis Dinding terluas (%) Tembok 42,91 38,68 Kayu 53,64 58,61 Bambu 0,63 0 Lainnya 2,82 2,71 Sumber : Statistik Kesra Prov Papua Barat, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

33 PERUMAHAN Terjadi Peningkatan Sumber Penerangan Listrik Berdasarkan sumber penerangan, persentase rumah tangga yang memiliki rumah dengan sumber penerangan listrik mengalami penurunan dari 81,72 persen di tahun 2015 menjadi 64,96 persen di tahun Gambar 7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Ditinjau dari sisi penerangan yang Minum Tahun 2016 digunakan oleh penduduk dapat diketahui bahwa 35 persen penduduk Kabupaten Raja Ampat belum merasakan penerangan listrik, baik itu listrik dari PLN ataupun dari PLTD Waisai yang merupakan salah satu BUMD di Gambar 7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Air Minum Tahun 2016 Kabupaten Raja Ampat. Sampai pada tahun 2016 hanya 64,96 persen penduduk yang menggunakan penerangan listrik, dimana sebagian besar merupakan listrik non PLN. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya persentase rumah tangga yang menggunakan listrik mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Akses terhadap air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk di suatu wilayah. Persentase Rumah tangga dengan sumber air minum dari sumur pada tahun 2016 adalah sebesar 42,71 persen, dari angka tersebut sekitar 56,17 persen bersumber dari sumur yang terlindungi. Pada tahun 2016 ini juga terdapat sekitar 33,10 persen rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air isi ulang. 21 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

34 PERUMAHAN Ada Rumah Tangga Tidak Memiliki Fasilitas Tempat Buang Air besar Salah satu indikator rumah layak huni adalah memiliki fasilitas tempat buang air besar (WC) sendiri, akan tetapi sampai tahun 2016 di Raja Ampat masih ada sekitar 10,93 persen rumah tangga yang tidak terdapat fasilitas buang air besar. Rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari isi ulang, sebagian besar berada di Gambar 7.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun 2016 Ibu kota Kabupaten, Distrik Kota Waisai. Sementara itu untuk penggunaan fasilitas air minum sebagian besar penduduk atau sekitar 35,69 persen menggunakan fasilitas air minum dari persentase rumah tangga o. Dilihat id milik sendiri. s. g menurut fasilitas tempat buang air besar, sendiri; 16,61 persen menggunakan tempat bu- tk a ang air besar secara bersama; kemudian b. dah memiliki tempat pembuangan air besar bp sebanyak 55,90 persen rumah tangga yang su- sebanyak 15,21 persen menggunakan fasilitas pa tempat buang air besar umum; dan masih ada Gambar 7.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Utama untuk Memasak Tahun 2016 sebanyak 10,93 persen rumah tangga yang tid- am ak terdapat fasilitas tempat pembuangan air be- ja sar; serta 1,34 persen rumah tangga memiliki ra tempat pembuangan air besar namun tidak tp :// digunakan. Rumah tangga di Raja Ampat sebagian be- ht sar masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama untuk memasak. Ada sekitar 62,16 persen rumah tangga menggunakan kayu bakar, kemudian yang menggunakan minyak tanah sekitar 35,34 persen dan ada juga sekitar 1,27 persen rumah tangga yang tidak pernah memasak, hal ini dikarenakan banyak pegawai di Raja Ampat yang tinggal sendiri sementara keluarga tinggal di Kota Sorong. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

35 PEMBANGUNAN MANUSIA Semua Indikator Pembangunan Manusia Mengalami Peningkatan Komponen penyusun IPM yang meliputi angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan paritas daya beli masyarakat pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan tahun Gambar 8.1 Komponen penghitungan IPM Uraian Indeks Pembangunan Manusia 60,86 61,23 61,95 Angka harapan hidup (th) 64,05 64,06 64,16 Harapan Lama Sekolah (th) 11,34 11,44 11,65 Rata-rata lama sekolah (th) 7,32 7,39 7,53 Pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan (ribu Rp) Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, , , Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. Secara rinci ketiga dimensi ini diukur dengan menggunakan empat indikator sosial yang dinyatakan dengan ukuran harapan hidup (untuk mengukur capaian umur panjang) sebagai ukuran bidang kesehatan, Angka melek huruf sebagai ukuran umum kemampuan baca tulis masyarakat bidang pendidikan dan partisipasi sekolah yaitu rata-rata lamanya sekolah dan angka partisipasi sekolah serta ukuran daya beli masyarakat. Perkembangan Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Hal ini berarti bahwa kondisi angka kematian bayi (infant mortality rate) di Raja Ampat termasuk dalam kategori Hardrock, artinya dalam waktu satu tahun penurunan angka kematian bayi yang tajam sulit terjadi. Angka harapan hidup waktu lahir penduduk Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2016 diperkirakan 64,16 tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar 64,05 tahun dan tahun 2015 sebesar 64,06 tahun. Rata-rata lama sekolah penduduk berumur 25 tahun atau lebih pada tahun 2016 juga mengalami peningkatan dibandingkan 23 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

36 PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Kabupaten Raja Ampat Termasuk kedalam Golongan Menengah Pada tahun 2016, IPM Kabupaten Raja Ampat mencapai 61,95. Berdasarkan klasifikasi UNDP capaian IPM Kabupaten Raja Ampat termasuk kedalam golongan menengah. tahun 2014 dan 2015 yaitu sebesar 7,32 dan 7,39 tahun. Pada tahun 2016, setiap penduduk dewasa rata-rata menghabiskan 7,53 tahun untuk menyelesaikan pendidikan formalnya, hal ini berarti program wajib belajar dua belas tahun belum sukses dirasakan oleh semua penduduk di Kabupaten Raja Ampat. Di sisi lain, angka harapan lama sekolah pada tahun 2016 juga megalami peningkatan. Pada tahun 2014 angka harapan lama sekolah penduduk dewasa tercatat 11,34 kemudian naik menjadi 11,44 di tahun 2015 dan kembali naik menjadi 11,65 di tahun Seiring dengan kemajuan pembangunan ekonomi di Kabupaten Raja Ampat serta adanya faktor inflasi, daya beli penduduk pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 pengeluaran penduduk perkapita yang disesuaikan 7,06 juta rupiah, kemudian meningkat menjadi 7,19 juta rupiah pada tahun 2015 dan meningkat kembali pada tahun 2016 menjadi 7,39 juta rupiah. IPM Raja Ampat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di tahun 2016 IPM sebesar 61,95 lebih besar dibandingkan tahun 2014 dan 2015 sebesar 60,86 dan 61,23. Dalam klasifikasi UNDP capaian IPM Raja Ampat termasuk ke dalam golongan sedang (60,00-69,99 persen). IPM Raja Ampat pada tahun 2016 ini berada pada ranking ke 6 dari 12 Kab/Kota di Provinsi Papua Barat. Gambar 7.3 Tren Indeks Pembangunan Manusia Kab Raja Ampat Tahun Gambar 7.4 Tren Angka Harapan Hidup Kabupaten Raja Ampat Tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

37 PERTANIAN Sektor Pertanian Mempunyai Share yang Cukup Besar Pada tahun 2016, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap penciptaan PDRB ADHB dengan share sebesar 30,13 persen. Gambar 9.1 Share Sektor Pertanian Terhadap Penciptaan PDRB Tahun Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar kedua atas penciptaan PDRB di Kabupaten Raja Ampat setelah sektor pertambangan. Selama periode peranan sektor pertanian selalu mengalami pen- ingkatan. Pada tahun 2014 kontribusi sektor id pertanian mencapai 26,54 persen dari total o. PDRB ADHB, mengalami peningkatan di tahun s. g 2015 menjadi 28,53 persen dan kembali naik menjadi 30,13 persen ditahun Dari total bp 30,13 persen kontribusi kategori pertanian, seki- b. tar 75,45 persen berasal dari sub kategori peri- tk a kanan. Secara umum selama periode , Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, pa kondisi pertanian khususnya tanaman pangan ht tp :// ra ja am di kabupaten Raja Ampat mengalami penurunan Salah satu hasil perikanan di Kabupaten Raja Ampat. produksi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kecuali komoditas padi. Produksi padi (sawah dan ladang) mengalami penurunan produksi dari 742 ton di tahun 2015 menjadi 435 ton di tahun Penurunan ini disebabkan karena terjadi peningkatan luas panen dari 212 hektar di tahun 2015 menjadi sekitar 174 hektar di tahun Bertolak belakang dengan produksi padi, produksi dan luas panen tanaman ubi kayu pada tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Produksi ubi kayu turun dari 733,5 ton di tahun 2015 menjadi ton di tahun Sedangkan luas panen ubi kayu naik dari 172 ha menjadi 230 hektar di tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

38 PERTANIAN Produktivitas Padi Mengalami Peningkatan Pada tahun 2016 produksi tanaman padi mengalami penurunan, dari 742 ton di tahun 2015menjadi 435 ton di tahun 2016 Produktivitas ubi jalar pada tahun 2016 juga mengalami penurunan. Hasil produksi tanaman ubi jalar setiap hektarnya adalah 39,2 kuintal. Nilai produktivitas ini menurun jika dibandingkan tahun Akan tetapi untuk luas panen dan produksi ubi jalar mengalami peningkatan. Produksi ubi jalar naik dari 864 ton menjadi ton. Produktivitas tanaman pangan lainya di Kabupaten Raja Ampat tahun 2016 adalah tanaman kacang tanah, dengan tingkat produktivitas 72,6 kuintal per hektar, dan luas panen mencapai 114 hektar, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai produktivitas 72,5 kuintal per hektar dengan luas panen 33 hektar. Komoditas tanaman pangan jagung pada tahun 2016 ini juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Pertanian Raja Ampat, produksi jagung turun dari 858,5 ton pada tahun 2015 menjadi sekitar 1.084,25 ton pada tahun Sektor pertanian yang paling menonjol di Kabupaten Raja Ampat adalah kategori perikanan, hal ini dikarenakan sekitar 89 persen wilayah di Raja Ampat adalah lautan sementara daratan hanya sekitar sebelas persen saja, dan masyarakat sebagian besar tinggal di daerah pesisir pantai yang menggantungkan hidupnya dari perikanan. Padi Tabel 9.1 Indikator Pertanian Tahun Uraian Luas panen (ha) Produksi (ton) 528, Hasil per Hektar (Kw/Ha) Jagung 35,0 35,0 25,0 Luas panen (ha) Produksi (ton) 947,75 858, ,25 Hasil per Hektar (Kw/Ha) Kacang Tanah 42,5 42,5 42,5 Luas panen (ha) Produksi (ton) ,3 827,9 Hasil per Hektar (Kw/Ha) Ubi Kayu 73,0 72,5 72,6 Luas panen (ha) Produksi (ton) 940,5 733, Hasil per Hektar (Kw/Ha) Ubi Jalar 45,0 42,6 45 Luas panen (ha) Produksi (ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha) 40,0 40,0 39,2 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

39 PERTANIAN Produksi Komoditi Kelapa Mengalami Penurunan Sebesar 43 Persen Ada beberapa komoditi tanaman perkebunan yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat, yang paling menonjol adalah tanaman kelapa dengan nilai produksi mencapai ton, Nilai produksi ini menurun jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai ton. Komoditi tanaman perkebunan unggulan di Tabel 9.2 Indikator Perkebunan Tahun Kabupaten Raja Ampat adalah kelapa. Pada Uraian Kelapa tahun 2016 luas area dari kelapa mencapai hektar dengan hasil produksi mencapai Luas Area (ha) ,13 ton. Produksi ini mengalami Produksi (ton) Kakao ,13 penurunan sekitar 8 persen dibandingkan tahun Tanaman sagu mempunyai produksi terbesar kedua setelah kelapa dengan nilai Luas Area (ha) produksi mencapai 711,6 ton dengan luas Produksi (ton) Sagu Luas Area (ha) Produksi (ton) Pinang Luas Area (ha) Produksi (ton) , ,6 77 2,5 area 654 hektar. Selain kelapa dan sagu, tanaman perkebunan lain yang diusahakan oleh penduduk yang ada di Raja Ampat antara lain kakao, jambu mete dan pinang. Selain tanaman pangan dan perkebunan, di Kabupaten Raja Ampat juga terdapat beraneka macam komoditi sayuran dan buah-buahan. Jenis sayuran yang banyak ditanam di Kabupaten Raja Ampat antara lain kubis, petsai atau sawi, kacang panjang,cabe besar, cabe rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung dan bayam. Dari bermacam sayuran diatas yang paling besar produksinya adalah tomat dan yang paling sedikit produksinya adalah ketimun. Sedangkan untuk jenis buah-buahan, yang banyak ditanam di Kabupaten Raja Ampat antara lain pisang, nenas, mangga, jeruk, rambutan, sukun dan durian. Diantara bermacam buah-buahan diatas, buah yang mempunyai produksi paling tinggi adalah buah pisang. 27 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

40 PERTANIAN Populasi Ternak Sapi Meningkat Pada tahun 2016 ini di Kabupaten Raja Ampat terdapat populasi ternak sapi sebanyak ekor, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Raja Ampat, ternak yang dibudidayakan di kabupaten Raja Ampat antara lain sapi, kambing dan babi. Semua populasi ternak pada akhir tahun 2016 mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 populasi ternak sapi yaitu sebanyak ekor, kambing 435 ekor dan babi sebanyak 549 ekor. Populasi ternak sapi pada tahun 2016 ini mengalami peningkatan jumlah dibandingkan tahun 2015, dimana pada tahun 2015 berjumlah ekor. Pada tahun 2016 ini terdapat pemotongan hewan ternak di Raja Ampat antara lain sapi sebanyak Produksi Daging (Kg) 265 ekor, kambing sebanyak 113 ekor dan babi sebanyak 176 ekor. Walaupun terdapat pemotongan hewan ternak, akan tetapi di Kab. Raja Ampat tidak terdapat rumah pemotongan hewan (RPH). Populasi unggas yang ada di Kabupaten Raja Ampat antara lain ayam kampung, itik dan entok dimana jumlah populasinya tahun 2016 berturut-turut ekor, 103 ekor dan 31 ekor. Populasi ungas ini pada tahun 2016 sama dengan tahun Dari ternak-ternak unggas tersebut dihasilkan produksi daging masingmasing untuk ayam sebanyak kg, itik sebanyak 48 kg dan entok sebanyak 23 kg. Sementara untuk produksi telurnya, untuk ayam menghasilkan kg dan itik sebanyak 522 kg. Tabel 9.3 Indikator Peternakan Tahun Uraian Populasi Ternak (Ekor) Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Itik Entok Sapi Kambing Babi Ayam Itik Entok Produksi Telur (Kg) Ayam Itik Entok Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

41 PERTAMBANGAN DAN ENERGI Kontribusi Kategori Pertambangan Mengalami Penurunan Selama kurun waktu , Kontribusi kategori pertambangan cenderung mengalami penurunan, dari 46,31 persen di tahun 2013 menjadi 32,15 persen di tahun Gambar 10.1 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Tabel 10.1 Jumlah Pembangkit Listrik, Daya Terpasang dan Lokasi Pembangkit Listrik Jumlah Pelanggan Listrik Tahun 2016 Jumlah Unit Kalobo Saonek Waigama Kabare Samate Waisai 7 n.a n.a Jumlah Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, 2017 dan PLN Cabang Sorong. Daya Tersambung (VA) Jumlah Pelanggan Kontribusi Kategori pertambangan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Raja Ampat selama empat tahun terakhir mengalami penurunan walaupun begitu kategori ini termasuk kedalam kategori unggulan yang mampu memberikan kontribusi terbesar diantara kategori-kategori yang lain. Sekitar hampir separoh dari nilai PDRB disumbang oleh kategori ini. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku kategori pertambangan dan penggalian Kabupaten Raja Ampat tahun 2016 mencapai 778 miliar rupiah, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang nilainya nencapai 761 miliar. Meningkat dibandingkan dengan nilai tambah yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun, kontribusi kategori pertambangan dan penggalian berangsur mengalami penurunan sejak tahun Pada tahun 2012, kontribusi sektor ini mencapai 47,67 persen, kemudian angka ini terus mengalami penurunan hingga 32,15 persen di tahun Pada tahun 2016 ada sebanyak 16 unit pembangkit listrik di Raja Ampat yang tersebar di 6 distrik. Distrik Kota waisai mempunyai pembangkit listrik terbanyak dengan 7 unit yang dikelola oleh BUMD, sedangkan 5 distrik lainnya untuk pembangkit listrik dikelola oleh PT.PLN Cabang Sorong. 29 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

42 INDUSTRI PENGOLAHAN Hanya Terdapat Industri Kecil Dari total 60 industri pengolahan di Raja Ampat, seluruhnya merupakan industri kecil dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB hanya mencapai 0,79 persen. Dalam struktur ekonomi Kabupaten Raja Ampat, kategori industri pengolahan bukan merupakan sektor unggulan dalam pembentukan PDRB. Kontribusi kategori industri pengolahan terhadap total PDRB ADHB pada tahun 2015 hanya mencapai 0,76 persen, dimana semuanya merupakan industri kecil kerajinan rumah tangga. Kontribusi kategori industry pengolahan pada tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2015 kontribusi kategori ini mencapai 0,76 persen kemudian meningkat menjadi 0,79 persen di tahun Industri pengolahan yang ada di Raja Ampat semuanya termasuk industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Raja Ampat, pada tahun 2016 Industri yang ada di Kabupaten Raja Ampat masih didominasi oleh industri makanan. Dari total 82 industri yang ada, 36 diantaranya merupakan industri makanan dengan rincian 14 merupakan industri ikan asin, 18 industri terasi udang dan 4 industri kerupuk ikan. Tenaga kerja yang terserap dari sektor industri pengolahan pun masih sangatlah sedikit, hanya 238 orang, sebagian besar atau sekitar 25 persen dari tenaga kerja tersebut berada di sektor industri makanan. Gambar 11.1 Kontribusi PDRB Kategori Industri Pengolahan Tahun (persen) Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, 2017 Tabel 11.1 Jumlah Unit Usaha Industri dan Tenaga Kerja Jenis Industri Menurut Kelompok Indsutri Tahun 2016 Jumlah Unit Air Galon 8 40 Ikan Asin Kerupuk Ikan 4 4 Terasi Udang Batu Bata Perabot 9 35 Bengkel Motor 6 15 Anyaman 4 40 Jumlah Sumber : Raja Ampat Dalam Angka Jumlah Tenaga Kerja Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

43 KONSTRUKSI Kontribusi Kategori Konstruksi Selalu Mengalami Peningkatan Selama periode , kontribusi kategori konstruksi selalu mengalami peningkatan dari 6,17 persen di tahun 2012 menjadi 11,69 persen di tahun Gambar 12.1 Kontribusi Kategori Konstruksi Tahun (persen) Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Tabel 12.2 Pertumbuhan Ekonomi Kategori Konstruksi Tahun (persen) Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Selama periode , nilai tambah bruto kategori konstruksi selalu mengalami kenaikan. Nilai tambah bruto kategori konstruksi Kabupaten Raja Ampat tahun 2016 atas dasar harga berlaku mencapai 283 miliar rupiah, jumlah ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 120 miliar rupiah. Kontribusi kategori konstruksi juga cenderung mengalami peningkatan dari 6,17 persen di tahun 2012 kemudian meningkat menjadi 7,26 persen di tahun 2013, meningkat pada tahun 2015 menjadi 10,14 persen, dan meningkat hingga persen pada tahun Selama periode pertumbuhan kategori ini selalu berada di atas 10 persen. Pertumbuhan kategori ini pada tahun 2016 merupakan pertumbuhan kategori tertinggi pertama diantara kategori-kategori lain pembentuk PDRB. Pertumbuhan kategori ini mencapai 16,69 persen di tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 22,21 persen di tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 15,27 persen di tahun 2015, dan pada tahun 2016 kembali turun menjadi 14,88 persen. Penurunan pertumbuhan ini dikarenakan pada tahun 2014 pertumbuhannya sangat tinggi dengan adanya event sail raja ampat dimana tujuan daripada sail raja ampat adalah untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, sehingga pada tahun 2014 banyak dibangun infrastruktur untuk mendukung kegiatan sail tersebut. 31 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

44 HOTEL DAN PARIWISATA Kategori Penyediaan Akomodasi Memberikan Kontribusi 0,31 persen Terhadap PDRB Pada tahun 2016 nilai tambah bruto yang tercipta dari kategori penyediaan akomodasi sebesar 13 miliar rupiah, memberikan kontribusi terhadap penciptaan PDRB sekitar 0,55 persen. Sebagai salah satu tujuan wisata utama di Provinsi Papua Barat, sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata di Kabupaten Raja Ampat belum begitu maksimal. Padahal hotel merupakan salah satu faktor terpenting dalam industri pariwisata selain transportasi. Kontribusi subkategori penyediaan akomodasi terhadap pembentukan PDRB tidak signifikan. Walaupun begitu selama tiga tahun terakhir kontribusi sub kategori ini selalu mengalami kenaikan. Kontribusi kategori penyediaan akomodasi pada tahun 2014 sebesar 0,50 persen kemudian meningkat menjadi 0,60 persen di tahun Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab Raja Ampat, jumlah hotel dan homestay di Raja Ampat tahun 2015 sebanyak 66 unit, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 62 unit. Hotel dan homestay ini sebagian besar atau sekitar 77 persen tersebar di Distrik Meosmansar dan distrik kota waisai. Sedangkan sisa hotel/losmen lainnya terdapat masingmasing di Distrik Misool Selatan, Batanta Utara dan Distrik Waigeo Selatan. Tabel 13.1 Statistik Perhotelan Kabupaten Raja Ampat Tahun Rincian Jumlah Hotel/Homestay Kamar Tersedia Tempat Tidur Tersedia Kamar yang digunakan Banyaknya Tamu Asing yang Check In Banyaknya Tamu Asing yang Check Out Banyaknya Tamu Indonesia yang Check In Banyaknya Tamu Indonesia yang Check Out Gambar 13.1 Kontribusi PDRB Subkategori Penyediaan Akomodasi Tahun (persen) Jumlah kamar yang tersedia pada tahun 2015 sebanyak 251 kamar, jumlah kamar ini mengalami peningkatan dari tahun 2013 (181 kamar dan tahun 2014 (243 kamar). Begitu juga dengan jumlah tempat tidur yang tersedia, dari 352 tempat tidur di tahun 2013 menjadi Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

45 HOTEL DAN PARIWISATA Terjadi Penurunan Jumlah Wisatawan Domestik Pada tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat sebanyak orang, mengalami peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan tahun Resort di Raja Ampat. 461 tempat tidur di tahun 2014 dan meningkat lagi menjadi 471 tempat tidur di tahun Jumlah tempat wisata di Kabupaten Raja Ampat dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 ini untuk desa wisata terdapat 23 desa wisata sedangkan untuk resort jumlahnya 11 resort yang tersebar di 4 distrik. Di Distrik Waigeo Selatan terdapat 4 resort, Distrik Meosmansar terdapat 5 resort sedangkan 2 resort sisanya berada di Distrik Batanta Utara dan Misool Selatan. Gambar 13.2 Persentase Wisatawan Asing Berdasarkan Asal Selama periode , selalu terjadi Tujuan Tahun 2015 peningkatan jumlah wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Pada tahun 2013 total jumlah wisatawan sebanyak wisatawan kemudian naik menjadi wisatawan di tahun 2014 dan mengalami kenaikan lagi ditahun 2015 menjadi Dari total wisatawan pada tahun 2015 sebanyak orang, orang merupakan wisatawan domestik dan orang wisatawan Asing. Kenaikan jumlah wisatawan ini diduga karena Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, gencarnya promosi wisata baik di dalam negeri maupun sampai ke luar negeri. Dalam satu tahun 2015 di Kabupaten Raja Ampat terdapat dua event resmi yakni dalam rangka HUT Kabupaten Raja Ampat dan Event Festival Raja ampat Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

46 HOTEL DAN PARIWISATA Wisatawan Asing Banyak Yang Tinggal di Atas Kapal (Liveaboard) Wisatawan asing yang berkunjung ke Raja Ampat selain tinggal di resort, juga banyak yang tinggal di atas kapal (liveaboard). Wisatawan asing yang banyak berkunjung ke Raja Ampat pada tahun 2015 paling banyak berasal dari Asia sebanyak 70,44 persen, kemudian diikuti oleh wisatawan dari Eropa sebanyak 21,38 persen, kemudian dari Amerika 3,14 persen, dari Australia 3,14 persen. Wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Raja Ampat biasanya tinggal di resort, akan tetapi sebagian besar ada juga yang tinggal di atas kapal (liveaboard) dengan lama tinggal antara 10 sampai 21 hari. Wisatawan asing banyak yang tinggal di atas kapal (liveaboard) karena pada umumnya mengikuti paket kunjungan (paket liveaboard) yang disediakan oleh perusahaan penyedia jasa pariwisata. Pada tahun 2015, berdasarkan data dari dinas pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Raja Ampat, jumlah kapal wisata yang beroperasi di perairan Kabupaten Raja Ampat ada sebanyak 40 buah kapal. Dari 4o kapal tersebut separoh diantaranya merupakan badan usaha yang modalnya dari dalam negeri sedangkan separoh lainya merupakan badan usaha yang modalnya berasal dari luar negeri atau penyertaan modal asing. Kabupaten Raja Ampat Sebagai salah satu kabupaten kepulauan yang terajut oleh mozaik 610 pulau. Kabupaten Raja Ampat merupakan bagian terpenting dari ekosistem kepulauan Nusantara yang sangat kaya dan beragam. Kapal liveaboard di Raja Ampat. Pasir Timbul, Salah satu destinasi wisata di Raja Ampat. Terumbu karang di Raja Ampat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

47 HOTEL DAN PARIWISATA Kabupaten Raja Ampat Terletak di Coral Triangle Wilayah Kabupaten Raja Ampat yang berada di jantung segitiga karang dunia (coral triangle) merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini. Salah satu tempat wisata di Meosmansar, di Raja Ampat. Stalagmit di Distrik Teluk Mayalibit, di Raja Ampat. Beragam di gerbang Pasifik wilayah Kepala Burung, Provinsi Papua Barat. Realitas wilayah Kabupaten Raja Ampat memberikan konsekuensi betapa besar potensi dan keanekaragaman hayati pesisir dan laut kepulauan yang mempesona sebagai aset prospektif bagi pengembangan pariwisata. Kekayaan dan keanekaragaman hayati kepulauan Raja Ampat ditandai dengan beragamnya ekosistem yang ada di wilayah tersebut seperti ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, ekosistem mangrove, ekosistem pantai berpasir dan sebagainya. Bahkan keindahan panorama bawah lautnya dengan hamparan terumbu karang yang eksotik sangat terkenal di dunia. Semua ini memberi peluang bagi pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata pulau pulau kecil dan bahari berbasis ekosistem. Wilayah Kabupaten Raja Ampat yang berada di jantung segitiga karang dunia (coral triangle) merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia pada saat ini. Dengan sekitar 540 jenis karang teras (jumlah ini lebih dari 75 % jenis karang di dunia) dan lebih dari sekitar jenis ikan karang, 60 jenis udang karang ditambah dengan 699 jenis hewan lunak (moluska) menjadikan Kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan pulau-pulau kecil yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa besar. 35 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

48 HOTEL DAN PARIWISATA Pianemo Adalah Salah Satu Ikon Wisata di Raja Ampat Dari beraneka macam objek wisata di Raja Ampat, salah satunya yang terkenal adalah Pianemo yang merupakan gugusan pulau-pulau karst, yang merupakan panorama alam yang sangat menarik. Ekosistem terumbu karang merupakan potensi sumberdaya pesisir dan laut yang menonjol di kepulauan Raja Ampat, terutama di sekitar gugusan pulau kecil. Ekosistem terumbu karang di kepulauan Raja Ampat terdapat pada paparan dangkal di hampir semua pulau-pulai kecil, dengan penyebaran terbesar di jumpai di daerah Waigeo Barat, Waigeo Selatan, Ayau, Samate dan Misool. Tipe terumbu karang di Raja Ampat umumnya berupa karang tepi (fringing reef) dengan kemiringan yang cukup curam. Selain itu terdapat juga tipe terumbu cincin (atol) dan terumbu penghalang (barrier reef). Terdapat beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara pulau Waigeo dan pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan Misool Timur dan Kepulauan Wayag. Di Kepulauan Wayag terdapat gugusan pulau-pulau karst yang merupakan panorama alam yang sangat menarik untuk dinikmati. Selain Wayag ada juga gugusan pulau karst yang sekarang menjadi andalan tujuan wisata di Raja Ampat yakni Pianemo. Pianemo semenjak adanya acara Sail Raja Ampat 2014 menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat. Pianemo mempunyai karakteristik yang sama dengan Wayag, sehingga dikenal juga sebagai mini wayag. Panorama bawah laut di Raja Ampat. Pianemo di Raja Ampat. Lukisan manusia goa di Tomolol, Raja Ampat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

49 HOTEL DAN PARIWISATA Ada Fenomena Halmahera Edy Halmahera Edy merupakan kondisi perairan di Kepulauan Raja Ampat dipengaruhi oleh massa air dari Samudra Pasifik Barat dengan adanya arus yang bergerak dari arah timur menuju timur laut dan sejajar dengan daratan besar Papua bagian utara, arus ini membuat perairan di Raja Ampat menjadi sangat subur. Wisata Bawah Laut Kepulauan Raja Ampat Batu pensil di Raja Ampat. Beberapa objek wisata menarik lainnya yang ada di Kabupaten Raja Ampat antara lain Di Distrik Teluk Mayalibit, terdapat sebuah batu yang memiliki nilai religius. Batu tersebut adalah dua buah batu yang berbentuk Alat Kelamin Laki-Laki, yang terdapat di sebuah pulau kecil dekat Kampung Warsamdim. Menurut cerita masyarakat setempat, bahwa kedua batu tersebut sudah ada sejak dahulu kala, batu tersebut dipercaya dapat memberikan keturunan bagi orang yang tidak memiliki anak, dengan hanya menyentuhnya atau memegangnya. Ada fenomena menarik yang terjadi di perairan Raja Ampat, namanya Halmahera Edy. Kondisi perairan di Kepulauan Raja Ampat dipengaruhi oleh massa air dari Samudra Pasifik Barat dengan adanya arus yang bergerak dari arah timur menuju timur laut dan sejajar dengan daratan besar Papua bagian utara. Ketika sampai di Laut Halmahera yang berada di utara Raja Ampat, sebagian arus itu bergerak ke selatan dan menuju Alur Pelayaran Jailolo. Ada juga sebagian kecil arus yang membelok ke arah Selat Dampier. Sebagian besar dari arus itu kemudian berbalik arah ke Samudra Pasifik. Arus inilah yang dinamakan Halmahera Edy oleh para peneliti. Adanya arus ini membuat perairan di Raja Ampat menjadi sangat subur. Cahaya bisa menembus hingga meter dengan salinitas yang sangat tinggi. Fenomena bawah laut Raja Ampat. 37 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

50 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Kontribusi Ekonomi Kategori Transportasi Cenderung Naik Walaupun memiiki kontribusi dalam penciptaan PDRB yang tidak terlalu besar, kontribusinya cenderung mengalami peningkatan. Kontribusi kategori transportasi dan pergudangan dalam perekonomian di kabupaten Raja Ampat cenderung terus mengalami peningkatan, walaupun kontribusinya tidak terlalu besar. Kontribusi kategori ini pada tahun 2014 hanya 0,53 persen kemudian meningkat menjadi 0,59 persen di tahun 2015 dan naik lagi menjadi 0,64 persen di tahun Penyumbang terbesar dari kategori angkutan ini berasal dari kategori ASDP yang merupakan alat transportasi utama bagi penduduk di Kabupaten Raja Ampat karena kondisi geografisnya yang berupa kepulauan. Walaupun memiliki kontribusi yang tidak terlalu besar, kategori transportasi dan pergudangan ini memiliki laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada tahun 2014 sektor ini tumbuh sebesar 10,38 persen kemudian turun menjadi 6,37 persen di tahun 2015 dan naik menjadi sekitar 6,38 persen di tahun Jika dibandingkan dengan kategori tersier lainnya, pertumbuhan kategori transportasi dan pergudangan pada tahun 2016 mempunyai pertumbuhan yang cukup tinggi. Sebagai kabupaten yang sebagian besar wilayahnya berupa lautan, Raja Ampat memiliki sejumlah dermaga tambatan untuk kapal berlabuh. Sampai tahun 2016 total ada 5 dermaga yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Raja Ampat. Dari total 121 kampung hampir di setiap kampung terdapat dermaga. Gambar 14.1 Kontribusi PDRB Kategori Transportasi dan Pergudangan Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Gambar 14.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kategori Transportasi dan Pergudangan Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

51 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sebagian Besar Kondisi Jalan di Raja Ampat Belum Diaspal Pada tahun 2016, panjang jalan di Kabupaten Raja Ampat 490,850 km dimana permukaannya sebagian besar (17,03 %) tidak diaspal.. Gambar 14.3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Sebagai kabupaten dengan kondisi geografis yang berupa kepulauan dimana sebagi- Kabupaten Raja Ampat Tahun 2016 an besar wilayahnya berupa lautan, jalan darat bukan merupakan alat transportasi utama masyarakat di Kabupaten Raja Ampat. Panjang jalan di Kabupaten Raja Ampat Ruang Tunggu Pelabuhan di Kabupaten Raja Ampat sepanjang 490,850 Km, dimana belum semua distrik terdapat jalan kabupaten, masih terdapat 5 distrik yang belum terdapat jalan kabupaten. Jalan terpanjang berada di Distrik Kota Waisai sepanjang 134,409 km sementara jalan terpendek sepanjang 0,303 km berada di Distrik Misool Selatan. Sementara itu di Kabupaten Raja Ampat juga tidak terdapat jalan provinsi dan jalan Negara karena letaknya yang terpisah dengan kabupaten atau kota terdekat. Jika dilihat dari kualitasnya, kualitas jalan di Kabupaten Raja Ampat masih dalam keadaan kurang memadai. Idealnya, semua jalan memiliki permukaan aspal, namun hingga tahun 2016 hanya sekitar 8,56 persen jalan berpermukaan aspal dimana semuanya berada di ibukota kabupaten. Sementara itu sebagian besar jalan jenisnya berupa permukaan jalan yang tidak diaspal yakni sekitar 17,03 persen dan lainnya 74,42 persen. Panjang jalan lainnya cukup tinggi karena terdapat pembukaan jalan baru dalam rangka program trans papua di beberapa lokasi termasuk di Kabupaten Raja Ampat. 39 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

52 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Angkutan Laut Adalah Alat Transportasi Utama di Raja Ampat Sebagai kabupaten kepulauan, moda transportasi utama penduduk di Raja Ampat adalah angkutan laut yang digunakan untuk menghubungkan ibu kota kabupaten dengan distrik-distrik lainya di wilayah Raja Ampat. Berdasarkan data yang tercatat dari Kantor Samsat, Kepolisian Resort Raja Ampat, pada tahun 2016, populasi kendaraan bermotor di Kabupaten Raja Ampat mencapai unit kendaraan, dimana unit atau sekitar 88,85 persen di antaranya berupa sepeda motor. Sedangkan mobil barang ada 134 unit dan mobil penumpang sekitar 117 unit. Angkutan laut merupakan moda transportasi yang utama bagi masyarakat di Kabupaten Raja Ampat, hal ini bisa dilihat antara lain dari aktivitas kunjungan kapal dan bongkar muat barang. Pada tahun 2015, tercatat kunjungan kapal dari dalam negeri yang dirinci kedalam kapal umum, perintis, kapal pesiar, kapal barang dan kapal cepat (speed boat), jumlah kunjungan kapal ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2014 yang tercatat kunju- ngan. Dari kunjungan kapal tersebut kapal cepat paling banyak berkunjung dengan frekuensi sekitar 511 kunjungan, diikuti kapal barang sebanyak 238 kunjungan dan kapal pesiar sebanyak 229 kunjungan, sementara kapal umum sebanyak 191 kunjungan. Tingginya jumlah kunjungan kapal cepat dibandingkan dengan kunjungan kapal lainnya disebabkan karena kapal cepat merupakan moda transportasi utama masyarakat yang akan keluar masuk dari Raja Ampat ke Kota Sorong dan juga sebaliknya. Gambar 14.4 Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis Kendaraan Tahun 2016 Bulan Tabel 14.1 Jumlah Kunjungan Kapal Berdasarkan Jenis Kapal Umum Kapal Tahun 2015 Kapal Perintis Kapal Pesiar Kapal Barang Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kapal Cepat Jumlah Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

53 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Penumpang Terbanyak Terjadi Pada Bulan Desember Selama tahun 2015, jumlah penampang yang naik dan turun di Pelabuhan Waisai paling banyak terdapat di Bulan Desember dengan total penumpang penumpang, sebagai efek dari libur natal dan tahun baru. Gambar 14.5 Jumlah Penumpang Kapal Naik dan Turun di Kabupaten Raja Ampat Tahun Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Gambar 14.6 Jumlah Surat Yang di terima Berdasarkan Jenis Pengirimannya di Kab Raja Ampat Tahun Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Sebagai daerah yang sebagian besar kebutuhan pokok masyarakatnya di impor dari daerah lain, melalui aktivitas bongkar muat barang juga dapat diketahui arus distribusi barang antar pulau di Kabupaten Raja Ampat. Kegiatan bongkar barang di Kabupaten Raja Ampat lebih dominan dibandingkan kegiatan muat barang. Pada tahun 2015 kegiatan bongkar barang mencapai sekitar ton sementara kegiatan muat barang hanya sekitar ton. Hampir semua barang yang dibongkar di Pelabuhan Waisai didatangkan dari Kota Sorong, karena hanya dari kota sorong yang terdapat angkutan reguler ke waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pada tahun 2015, jumlah penumpang angkutan laut yang tercatat sebanyak orang, jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai orang. Dari total penumpang yang tercatat, jumlah penumpang yang naik lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penumpang yang turun, dengan rincian penumpang turun dan penumpang naik. Jumlah penumpang pada tahun 2015 mengalami penurunan diduga karena pada tahun 2015 tidak ada event kegiatan pariwisata sebesar Sail Raja Ampat Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

54 PERBANKAN DAN INVESTASI Kontribusi Sub kategori Jasa Perantara Keuangan Mengalami Kenaikan Selama lima tahun terakhir, kontribusi sub kategori jasa perantara keuangan tidak lebih dari 1 persen, walaupun demikian kontribusinya selalu mengalami kenaikan, dari 0,42 persen di tahun 2012 menjadi 0,54 persen di tahun Dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kategori jasa perantara Tahun (juta rupiah) Gambar 15.1 Nilai PDRB ADHB Subsektor Perbankan keuangan termasuk kedalam kategori kesebelas yakni kategori Jasa Keuangan dan Asuransi. Kontribusi sub sektor ini dalam perekonomian di Raja Ampat belum memberikan kontribusi yang besar, walaupun sejalan perkembangan pembangunan peranan perbankan secara umum sangat penting, selain memberikan kemudahan fasilitas bertransaksi dan sebagai tempat penyedia dana bagi yang membutuhkan dana kredit juga menjadi sarana yang aman untuk bertransaksi. Sampai dengan tahun 2017 telah ada empat bank umum yang ada di Raja Ampat. Nilai agregat PDRB atas dasar harga berlaku sub kategori jasa perantara keuangan pada tahun 2016 sebesar 13,07 milliar rupiah, nilai ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 (10,67 miliar rupiah) dan tahun 2015 (11,80 miliar rupiah). Kontribusinya pada PDRB Raja Ampat selama tiga tahun terakhir tidak lebih dari satu persen. Kontribusi subkategori ini di tahun 2016 hanya 0,55 %, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,47 persen dan tahun 2015 sebesar 0,51 persen. Walupun kontribusinya sangat kecil, akan tetapi selama lima tahun terakhir memiliki kecenderungan mengalami peningkatan. Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Gambar 15.2 Kontribusi Subsektor PerbankanTerhadap Pembentukan PDRB Tahun Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

55 HARGA-HARGA Raja Ampat Tidak Termasuk Kedalam Cakupan Penghitungan IHK Sampai tahun 2016, Kabupaten Raja Ampat tidak termasuk kedalam kelompok kota inflasi di Indonesia. Gambar 16.1 Laju Indeks Implisit (Inflasi) PDRB Kabupaten Raja Ampat Tahun Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Di Indonesia tingkat inflasi diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Gambar 16.2 Harga Sembako Terpilih di Kabupaten Raja Ampat Tahun Sumber : SHPED, dihitung dan di publikasikan setiap awal bulan oleh BPS. Di Kabupaten Raja Ampat sendiri sampai sekarang tidak termasuk kedalam cakupan kota inflasi di Indonesia, sehingga untuk data inflasi pada publikasi digunakan laju indeks implisit atau inflasi atas dasar harga produsen. Selama tiga tahun terakhir tercatat inflasi Kabupaten Raja Ampat menunjukkan nilai yang menurun. Bahkan pada tahun 2015 terjadi deflasi. Dimana selama periode tersebut, inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 3,19 persen, sedangkan inflasi pada tahun 2014 tercatat 1,85 persen dan pada tahun 2015 tercatat 0,28 persen. Harga Sembako di Raja Ampat selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Harga beras rata-rata tahun 2014 Rp / Kg dan mengalami peningkatan menjadi Rp /Kg di tahun Harga minyak goreng mengalami peningkatan dari Rp /Kg menjadi Rp /Kg di tahun Demikian pula dengan harga gula mengalami peningkatan harga dari Rp /Kg menjadi Rp /Kg di tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

56 PENGELUARAN PENDUDUK Gini Ratio Kabupaten Raja Ampat 0,43 Pada tahun 2015, gini ratio Kabupaten Raja Ampat mencapai 0,43 yang berarti bahwa tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan di Kabupaten Raja Ampat termasuk ke dalam kategori sedang. Gambar 17.3 Gini Ratio Kabupaten Raja Ampat Kondisi kemerataan pendapatan yang ada di Tahun Kabupaten Raja Ampat menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakmerataan pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan 20% pendapatan teratas. Di tahun 2015, Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional, pada 40 persen pendapatan terbawah yang seharusnya dinikmati oleh 40 persen penduduk ternyata 40 persen penduduk hanya menikmati 15,39 persen pendapatan. Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk. Ternyata 20% penduduk menikmati 48,56 persen pendapatan. Alat untuk mengukur ketimpangan pendapatan lainnya adalah menggunakan koefisien gini (gini ratio). Koefisien semakin mendekati nol maka pendapatan semakin merata. Selama periode , gini ratio Kabupaten Raja Ampat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 nilai gini ratio kab raja ampat sebesar 0,37 kemudian turun menjadi 0,36 pada tahun 2014 dan kembali naik pada tahun 2015 menjadi 0,43. Di tahun 2015 nilai gini ratio Kabupaten Raja Ampat sebesar 0,43. Berdasarkan pengelompokkannya berarti tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan di Kabupaten Raja Ampat termasuk ke dalam kategori sedang. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

57 PENGELUARAN PENDUDUK Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Penduduk Mengalami Peningkatan Pada tahun 2016 rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Raja Ampat Rp ,- angka ini menglami peningkatan dibandingkan rata-rata pengeluaran per kapita tahun Pengeluaran penduduk per kapita di suatu Gambar 17.1 Nilai Pengeluaran per kapita per bulan wilayah dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dari penduduk tersebut. Pengeluaran penduduk Kab Raja Ampat Tahun (rupiah) penduduk dibagi kedalam pengeluaran penduduk kelompok makanan dan kelompok non makanan. Semakin besar komposisi pengeluaran kelompok bukan makanan menunjukkan bahwa semakin sejahtera rumah tangga tersebut dan sebaliknya. Selain itu Pengeluaran penduduk per kapita bisa juga digunakan untuk mengetahui kemampuan daya beli masyarakat di wilayah tersebut. Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Raja Ampat pada tahun 2014 hanya Sumber : Raja Ampat Dalam Angka Rp per kapita per bulan, kemudian di tahun 2015 nilainya mengalami peningkatan menjadi Rp per kapita per bulan. Di Gambar 17.2 Kemerataan Distribusi Pendapatan Menurut Bank Dunia di Raja Ampat Tahun 2015 (persen) tahun 2016 rata-rata pengeluaran terjadi penurunan menjadi Rp per kapita per bulan. Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokan kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan teratas. Idealnya, setiap kelompok pendapatan terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pada kelompok yang sama agar tercapai kemerataan sempurna. Namun pada kenyataanya kondisi ideal tersebut sangat sulit tercapai. Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

58 PERDAGANGAN Kontribusinya Selalu Mengalami Kenaikan Selama periode , kontribusi kategori perdagangan selalu mengalami kenaikan, dari 3,62 persen di tahun 2014 kemudian naik menjadi 4,51 persen di tahun Dalam pembentukan Produk Domestik Gambar 18.1 Nilai PDRB ADHB Kategori Perdagangan Kab Regional Bruto (PDRB) kategori perdagangan Raja Ampat Tahun (juta rupiah) tidak termasuk kedalam kategori unggulan. Walaupun begitu kategori ini selama tiga tahun terakhir memiliki tren yang selalu meningkat. Nilai agregat PDRB atas dasar berlaku sub sektor perdagangan pada tahun 2016 sebesar 108,97 miliar rupiah, nilai ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015 yakni masing-masing sebesar 83,08 miliar rupiah dan 95,18 miliar rupiah. Selama periode , kontribusi kategori perdagangan selalu mengalami peningkatan. Kontribusi kategori perdagangan pada tahun 2016 mencapai 4,51 persen meningkat dibandingkan tahun 2014 (3,62 %) dan 2016 (4,07 %). Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhannya dalam periode yang sama menunjukkan tren yang menurun, pada tahun 2016 sedikit mengalami penurunan. Pertumbuhan kategori ini pada tahun 2014 sebesar 8,88 persen kemudian turun menjadi 7,52 persen di tahun 2015 dan kembali turun menjadi 7,40 persen di tahun Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Gambar 18.2 Share dan Pertumbuhan Kategori Perdagangan Tahun (persen) Kondisi perdagangan di suatu wilayah tidak bisa terlepas dari peran pasar, karena di pasar peran pasar tradisional masih belum tergeser karena hanya ada satu pasar di Raja Ampat. Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

59 PENDAPATAN REGIONAL Share Terbesar Berasal dari Kategori Pertambangan dan Penggalian Nilai PDRB Raja Ampat ADHB pada tahun 2016 sebesar 2,42 triliun rupiah, dimana penyumbang terbesar berasal dari kategori pertambangan dan penggalian. Tabel 19.1 Nilai PDRB ADHB Kabupaten Raja Ampat Tahun (juta rupiah) Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,1 Pertambangan dan Penggalian , , ,5 Industri Pengolahan , , ,7 Pengadaan Listrik dan Gas 171,4 246,5 268,3 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 306,2 338,9 375,1 Konstruksi , , ,1 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,9 Transportasi dan Pergudangan , , ,1 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,5 Informasi dan Komunikasi 4 621, , ,2 Jasa Keuangan&Asuransi , , ,1 Real Estat , , ,1 Jasa Perusahaan 474,1 522,0 576,9 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , ,6 Jasa Pendidikan , , ,5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5 376, , ,6 Jasa lainnya 3 745, , ,0 PDRB , , ,3 PDRB Tanpa Migas , , ,3 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Produk Domestik regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan perekonomian suatu wilayah. Selain itu PDRB juga bisa digunakan sebagai ukuran produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. PDRB dibedakan lagi menjadi dua yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB ADHB sering juga disebut PDRB nominal sedangkan PDRB ADHK disebut dengan PDRB riil. Perbedaan nilai PDRB nominal dengan PDRB Riil, disebabkan adanya perbedaan faktor harga komoditi yang bersangkutan. Oleh karenanya PDRB riil dapat digunakan untuk mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata. PDRB nominal menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB riil menggunakan harga pada tahun dasar. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nominal dengan migas pada tahun 2016 sebesar 2,42 trilliun rupiah, nilai ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015 yang masing-masing sebesar 2,29 triliun rupiah dan 2,33 triliun rupiah. Penyumbang terbesar pembentukan PDRB ini berasal dari kategori pertambangan dan penggalian. 47 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

60 PENDAPATAN REGIONAL Nilai PDRB ADHK Mengalami Peningkatan Pada tahun 2016 PDRB ADHK Kabupaten Raja Ampat mencapai 2.133,12 miliar rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang mencapai 2.044,05 miliar dan juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 yang mencapai 2.083,89 miliar rupiah. Sejalan dengan perkembangan nilai PDRB ADHB, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 juga mengalami peningkatan walaupun tidak secepat perkembangan nilai PDRB ADHB karena ADHK hanya mencerminkan nilai produksi saja. Pada tahun 2016 PDRB ADHK Kabupaten Raja Ampat mencapai 2.133,12 miliar rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang mencapai 2.044,05 miliar dan juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 yang mencapai 2.082,89 miliar rupiah. Nilai PDRB ADHK selama tiga tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. PDRB Raja Ampat tahun 2015 tanpa memperhitungkan subsektor migas, besarnya mencapai 1.575,82 miliar rupiah atas dasar harga berlaku dan 1.251,86 miliar rupiah atas dasar harga harga konstan Nilai PDRB ini juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yaitu Rp ,76 miliar atas dasar berlaku dan Rp ,56 miliar atas dasar harga konstan. Perbedaan nilai PDRB dengan migas dan tanpa migas yang begitu besar, membuktikan bahwa kontribusi subsektor migas dalam perekonomian di Kabupaten Raja Ampat sangat signifikan, perubahan yang kecil saja dari sub sektor pertambangan akan berdampak cukup besar bagi nilai PDRB secara keseluruhan. Tabel 19.2 Nilai PDRB ADHK Kabupaten Raja Ampat Tahun (juta rupiah) Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,8 Pertambangan dan Penggalian , , ,7 Industri Pengolahan , , ,3 Pengadaan Listrik dan Gas 176,8 181,0 185,3 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 279,0 294,9 311,3 Konstruksi , , ,3 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,5 Transportasi dan Pergudangan 9 965, , ,0 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9 316, , ,3 Informasi dan Komunikasi 4 312, , ,9 Jasa Keuangan&Asuransi 8 845, , ,7 Real Estat , , ,6 Jasa Perusahaan 397,6 418,0 440,7 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial , , ,4 Wajib Jasa Pendidikan , , ,5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4 683, , ,8 Jasa lainnya 3 219, , ,4 PDRB , , PDRB Tanpa Migas , , ,7 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

61 PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Raja Ampat Mencapai 2,41 Persen Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Raja Ampat dengan migas mencapai 2,41 persen, menurun dibandingkan tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 6,68 persen dan 1,90 persen.. Gambar 19.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Struktur perekonomian daerah ditentukan Kabupaten Raja Ampat Tahun oleh sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB daerah tersebut. Struktur perekonomian di Kabupaten Raja Ampat ditunjukkan melalui distribusi persentase nilai tambah atas dasar harga berlaku Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, per sektor. Struktur perekonomian Kabupaten Raja Ampat tahun 2016 dominasi oleh dua kategori utama yaitu kategori pertambangan dan penggalian serta kategori pertanian. Peranan atau kontribusi kategori pertambangan dan penggalian sebesar 32,15 persen, kategori pertanian memberikan kontribusi sebesar 30,13 persen. Total kontribusi dari dua sektor ini mencapai 62,28 persen, sementara 37,72 persen sisanya dibagi kedalam lima belas kategori lainnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat tahun 2016 sebesar 2,41 persen. Kondisi ini mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan tahun 2014 dan 2015 sebesar 6,68 persen dan 1,90 persen. Pertumbuhan ekonomi rata-rata dengan migas tahun mencapai 3,95 persen. Jika tanpa memperhitungkan subsektor migas, pertumbuhan ekonomi di Raja Ampat tahun 2016 sebesar 5,17 persen. Kecilnya pertumbuhan ekonomi tahun 2015 disebabkan karena produksi migas dan nikel terhenti semenjak diberlakukanya undang-undang minerba tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

62 PERBANDINGAN REGIONAL Jumlah Penduduk Kabupaten Raja Ampat Menduduki Peringkat Ketujuh Pada tahun 2016, berdasarkan proyeksi penduduk jumlah penduduk di Kabupaten Raja Ampat sekitar jiwa, menduduki peringkat ketujuh terbesar diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kota Sorong. Wilayah tersebut sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang terdiri dari 12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) kota. Diantara ketiga belas kabupaten/kota tersebut Kota Sorong memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu jiwa, jumlah penduduk ini masih lebih besar dibandingkan dengan ibukota Provinsi yaitu Kabupaten Manokwari dengan jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Kabupaten Tambrauw, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sorong dengan jiwa. Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk antara tahun , Kota Sorong mempunyai laju pertumbuhan tertinggi yaitu 3,16 persen kemudian diikuti Kaimana sebesar 2,85 persen. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk terkecil yaitu Kabupaten Tambraw hanya sebesar 0,75 persen. Kabupaten Raja Ampat sendiri dengan jumlah penduduk sekitar jiwa di tahun 2016 berada di peringkat ketujuh diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,43 persen. Tabel 20.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Jumlah Penduduk Fak-Fak ,77 Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Provinsi Papua Barat, Laju Pertumbuhan Kaimana ,85 Teluk Wondama ,36 Teluk Bintuni ,12 Manokwari ,65 Sorong Selatan ,2 Sorong ,56 Raja Ampat ,43 Tambrauw ,75 Maybrat ,40 Manokwari Selatan Pegunungan Arfak , ,29 Kota Sorong ,16 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

63 PERBANDINGAN REGIONAL PDRB Tanpa Migas Raja Ampat Peringkat Ketujuh se-papua Barat Pada tahun 2016 nilai PDRB Raja Ampat baik ADHB maupun ADHK tanpa migas menempati peringkat ketujuh diantara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Tabel 20.2 Nilai PDRB ADHB dan ADHK Tanpa Migas Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2016 (juta rupiah) Untuk melihat keterbandingan nilai PDRB antar Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Kab/Kota PDRB ADHB PDRB ADHK LPE (%) digunakan nilai PDRB tanpa migas karena tidak semua kab/kota di Provinsi Papua barat terdapat subsektor pertambangan migas. Pada Fak-Fak , ,3 4,66 Tahun 2016, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kaimana , ,2 3,11 tertinggi di Provinsi Papua Barat dimiliki oleh Kota Sorong yang mencapai 12,40 triliun rupiah. Teluk Wondama , ,1 5,52 Teluk Bintuni , ,3 1227,64 Angka ini sekitar tujuh puluh tiga kali lipat lebih besar dibandingkan nilai PDRB terendah yakni Kabupaten Tambraw yang tercatat hanya Manokwari , ,8 7,64 mencapai 175,091 miliar rupiah. Kabupaten Sorong Selatan , ,7 6,11 Raja Ampat sendiri berada di peringkat ketujuh Sorong , ,8 191,23 Raja Ampat , ,3 70,37 Tambrauw , ,1 5,01 Manokwari , ,6 4,66 Selatan Pegunungan Arfak , ,2 3,78 Maybrat , , Kota Sorong , , Papua Barat , , Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, dengan nilai PDRB ADHB mencapai 2,41 triliun rupiah. Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010, nilai tertinggi juga masih dicapai oleh Kota Sorong yaitu sebesar 8,82 triliun rupiah dan nilai terendah dimiliki oleh Kabupaten Pegunungan Arfak yaitu sebesar 116,59 miliar rupiah. PDRB ADHK 2010 Kabupaten Raja Ampat menunjukkan angka sebesar 2,133 triliun rupiah, dimana Kabupaten Raja Ampat menduduki peringkat ketujuh diantara kab/ kota di Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2016 penghitungan PDRB sudah menggunakan tahun dasar baru 2010 serta mengadopsi SNA 2008, sehingga untuk jumlah sektor yang semula hanya Sembilan sekarang menjadi tujuh belas kategori. Jika dibandingkan dengan nilai PDRB ADHK 2000, PDRB ADHK 2010 levelnya lebih tinggi. 51 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

64 PERBANDINGAN REGIONAL PDRB Per Kapita Raja Ampat Peringkat Kedelapan se-papua Barat Pada tahun 2016 PDRB Per Kapita Raja Ampat tanpa migas sekitar 37,45 juta rupiah, menduduki peringkat kedelapan diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Pertumbuhan ekonomi kab/kota di Provinsi Papua Barat tanpa migas tertinggi dimiliki oleh Teluk Bintuni yaitu sebesar 1227,64 persen dan terendah adalah Kabupaten Kaimana yaitu sebesar 3,11 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat sebesar 70,37 persen berada di peringkat kesepuluh se-provinsi Papua Barat. Pada tahun 2016 PDRB per kapita Kabupaten Raja Ampat tanpa migas tercatat sebesar 37,45 juta rupiah atau rata-rata sekitar 3,12 juta rupiah per bulan, dengan nilai tersebut PDRB per kapita Kabupaten Raja Ampat berada di peringkat kedelapan se-provinsi Papua Barat. Pada tahun 2016 ini PDRB per kapita tertinggi yaitu Kabupaten Fak-fak dan terendah Kabupaten Pegunungan Arfak. Indikator lainnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Dari kab/kota di Provinsi Papua Barat, Kabupaten Teluk Wondama mempunyai TPT terendah yakni 2,83 persen sementara untuk TPT tertinggi Kota Sorong sebesar 17,26 persen. Pada tahun 2015 ini Tingkat Pengangguran Terbuka Raja Ampat sebesar 5,59 persen masih sedikit lebih rendah dibandingkan TPT Provinsi Papua Barat (8,08 persen). Pada tahun 2015, Nilai TPT Tambraw tidak bisa ditampilkan karena sampelnya kurang mencukupi untuk dilakukan estimasi. Tabel 20.3 PDRB Per Kapita Tanpa Migas Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun (juta rupiah) Kab/Kota Fak-Fak 45,22 51, Kaimana 34,36 36, Teluk Wondama 34,84 36, Teluk Bintuni 33,96 37, Manokwari 40,96 44, Sorong Selatan 28,04 31, Sorong 39,52 43, Raja Ampat 31,55 34, Tambrauw 10,48 11, Manokwari Selatan 26,02 27, Pegunungan Arfak 4,84 5, Maybrat 11,80 13, Kota Sorong 42,48 48, Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Tabel 20.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Fak-Fak 6,03 2,99 9,01 Kaimana 4,35 6,87 3,34 Teluk Wondama 0,41 0,98 2,83 Teluk Bintuni 6,22 8,25 6,87 Manokwari 3,45 2,51 6,58 Sorong Selatan 2,62 1,82 2,87 Sorong 3,27 3,81 5,66 Raja Ampat 3,38 3,44 5,59 Tambrauw 1,77 1,17 n.a* Maybrat n.a* n.a* 4,01 Kota Sorong n.a* n.a* 17,26 Sumber : Survei Tenaga Kerja Nasional 2015 Ket *) Sampel tidak mencukupi untuk melakukan estimasi kabupaten. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

65 PERBANDINGAN REGIONAL Distribusi Pendapatan Penduduk di Kabupaten Tambrauw Paling Merata Pada tahun 2015 nilai gini ratio Kabupaten Raja Ampat menempati peringkat keenam terendah diantara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat, sedangkan gini ratio terendah berada di Kabupaten Tambrauw. Tabel 20.5 Gini Ratio Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Fak-Fak 0,39 0,36 0,33 Kaimana 0,38 0,40 0,34 Teluk Wondama 0,35 0,43 0,44 Teluk Bintuni 0,30 0,32 0,43 Manokwari 0,42 0,42 0,48 Sorong Selatan 0,27 0,39 0,38 Sorong 0,29 0,33 0,40 Raja Ampat 0,37 0,36 0,43 Tambrauw 0,21 0,28 0,28 Maybrat 0,25 0,25 0,32 Kota Sorong 0,37 0,40 0,34 Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional, Tabel 20.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Fak-Fak 64,73 64,92 65,55 Kaimana 61,07 61,33 62,15 Teluk Wondama 56,27 56,64 57,16 Teluk Bintuni 60,40 61,09 61,81 Manokwari 69,35 69,91 70,34 Sorong Selatan 58,24 58,60 59,20 Sorong 61,23 61,86 62,42 Raja Ampat 60,86 61,23 61,95 Tambrauw 49,40 49,77 50,35 Maybrat 55,36 55,78 56,35 Pegunungan 53,69 53,73 53,89 Kota Sorong 75,78 75,91 76,33 Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Gini Ratio digunakan untuk melihat tingkat kemerataan pendapatan suatu wilayah, semakin mendekati nol maka semakin mencerminkan kemerataan pandapatan. Pada tahun 2015 gini ratio Raja Ampat 0,40 berada di peringkat ketujuh terendah se-provinsi Papua Barat. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan Provinsi Papua Barat. Sementara gini ratio tertinggi berada di Kabupaten Manokwari dengan 0,48 dan terendah adalah Kabupaten Tambrauw yakni 0,28. Hal ini bisa dikatakan bahwa distribusi pendapatan di Kabupaten Tambrauw lebih merata dibandingkan dengan Kabupaten Manokwari. Perkembangan pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Papua Barat pada tahun 2016 mencapai 62,21. Dalam pengkategorian IPM oleh UNDP capaian ini termasuk kedalam kelompok menengah. Pada tahun 2016 nilai IPM Kabupaten Raja Ampat sebesar 61,95 menempati peringkat keenam diantara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2016 Kota Sorong mempunyai nilai IPM tertinggi yakni 76,33, sementara untuk IPM terendah berada di Kabupaten Tambrauw yakni sebesar 50,35. Pada tahun 2014 yang lalu mulai diperkenalkan metode baru penghitungan IPM, jika dibandingkan dengan metode lama, level IPM dengan metode yang baru lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan metode yang lama. 53 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017

66 LAMPIRAN TABEL Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

67 Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Raja Ampat Menurut Distrik Tahun 2015 Distrik Luas Wilayah (Km2) Persentase 1. MISOOL SELATAN 2 308,13 3,43 2. MISOOL BARAT 1 440,31 2,14 3. MISOOL 4 260,80 6,32 4. KOFIAU 7 539,54 11,19 5. MISOOL TIMUR 5 489,93 8,15 6. KEP. SEMBILAN 1 773,91 2,63 7. SALAWATI UTARA 416,42 0,62 8. SALAWATI TENGAH 730,94 1,08 9. SALAWATI BARAT 1 916,65 2, BATANTA SELATAN 1 867,33 2, BATANTA UTARA 1 390,83 2, WAIGEO SELATAN 790,73 1, KOTA WAISAI 917,05 1, TELUK MAYALIBIT 1 499,58 2, TIPLOL MAYALIBIT 1 120,02 1, MEOSMANSAR 298,88 0, WAIGEO BARAT 8 747,88 12, WAIGEO BARAT KEP ,19 12, WAIGEO UTARA 1 870,72 2, WARWABOMI 1 914,16 2, SUPNIN 850,22 1, KEPULAUAN AYAU 5 581,35 8, AYAU 4 343,03 6, WAIGEO TIMUR 1 872,92 2,78 Jumlah ,60 100,00 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

68 Lampiran 2. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Raja Ampat Kelompok Umur Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

69 Lampiran 3. Suhu Udara Minimum dan Maksimum, Kelembaban Udara di Kabupaten Raja Ampat Tahun Bulan Suhu Minimum Suhu Udara ( o C) Suhu Maksimum Kelembaban Januari 25 31,2 83 Februari 23,4 29,8 81 Maret 25,6 31,6 82 April 24,5 30,7 82 Mei 25,1 31,4 87 Juni 23,7 29,7 85 Juli 24,2 30,1 87 Agustus 24,4 30,8 83 September 23,6 29,6 85 Oktober 24, November 23,7 30,3 85 Desember 24,7 31,1 85 Rata-rata 24,38 30,61 84 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

70 Lampiran 4. Banyaknya Hari Hujan, Curah Hujan, Tekanan Udara dan Penyinaran Matahari di Kabupaten Raja Ampat Tahun Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm) Tekanan Udara (Mb) Penyinaran Matahri (%) Januari ,8 4,4 Februari ,2 5,3 Maret ,6 5,1 April ,7 6 Mei ,3 4,9 Juni ,3 Juli ,6 3,7 Agustus ,5 5,4 September ,3 3,7 Oktober ,7 4 Nopember ,2 5,2 Desember ,7 3,8 Jumlah ,55 4,6 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

71 Lampiran 5. Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun Distrik Jumlah Penduduk Rasio Jenis Kelamin Kepadatan Penduduk 1. MISOOL SELATAN ,1 44,89 2. MISOOL BARAT ,9 3,91 3. MISOOL ,15 1,47 4. KOFIAU ,34 5. MISOOL TIMUR ,71 5,81 6. KEP. SEMBILAN ,91 114,99 7. SALAWATI UTARA ,52 49,4 8. SALAWATI TENGAH ,23 2,97 9. SALAWATI BARAT ,38 1, BATANTA SELATAN ,32 7, BATANTA UTARA ,32 3, WAIGEO SELATAN ,93 7, KOTA WAISAI ,88 67, TELUK MAYALIBIT ,04 1, TIPLOL MAYALIBIT ,34 4,5 16. MEOSMANSAR ,16 8, WAIGEO BARAT ,62 2, WAIGEO BARAT KEP ,5 21, WAIGEO UTARA ,52 9,7 20. WARWABOMI ,2 3, SUPNIN ,61 3,8 22. KEPULAUAN AYAU ,17 73, AYAU ,77 198,8 24. WAIGEO TIMUR ,88 2,75 Jumlah ,47 6,17 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

72 Lampiran 6. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Banyaknya ART Menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun Distrik Jumlah Penduduk Rumah Tangga Rata-rata ART 1. MISOOL SELATAN ,49 2. MISOOL BARAT ,2 3. MISOOL ,37 4. KOFIAU ,02 5. MISOOL TIMUR ,91 6. KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA ,09 8. SALAWATI TENGAH ,55 9. SALAWATI BARAT , BATANTA SELATAN , BATANTA UTARA , WAIGEO SELATAN , KOTA WAISAI , TELUK MAYALIBIT , TIPLOL MAYALIBIT ,3 16. MEOSMANSAR , WAIGEO BARAT , WAIGEO BARAT KEP , WAIGEO UTARA , WARWABOMI ,3 21. SUPNIN KEPULAUAN AYAU , AYAU , WAIGEO TIMUR ,84 Jumlah ,35 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, 2017 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

73 Lampiran 7. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Raja Ampat Tahun Tingkat Pendidikan Sekolah Guru Murid 1. Taman Kanak-kank Sekolah Dasar SMP SMA SMK Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

74 Lampiran 8. Banyaknya Sekolah Dirinci Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun Distrik TK SD SMP SMA SMK 1. MISOOL SELATAN MISOOL BARAT MISOOL KOFIAU MISOOL TIMUR KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA SALAWATI TENGAH SALAWATI BARAT BATANTA SELATAN BATANTA UTARA WAIGEO SELATAN KOTA WAISAI TELUK MAYALIBIT TIPLOL MAYALIBIT MEOSMANSAR WAIGEO BARAT WAIGEO BARAT KEP WAIGEO UTARA WARWABOMI SUPNIN KEPULAUAN AYAU AYAU WAIGEO TIMUR Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

75 Lampiran 10. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Raja Ampat menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan 96,12 97,41 96, ,93 98,20 96,58 Lampiran 11. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Raja Ampat menurut Jenis Jenjang Pendidikan 84,90 74,65 79,99 Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tahun Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan n/a n/a 94,21 SMP n/a n/a 48,20 n/a n/a 43,62 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

76 Lampiran 12. Jumlah Dokter dan Tenaga Kesehatan Menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2016 Distrik Dokter Bidan Perawat 1. MISOOL SELATAN MISOOL BARAT MISOOL KOFIAU MISOOL TIMUR KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA SALAWATI TENGAH SALAWATI BARAT BATANTA SELATAN BATANTA UTARA WAIGEO SELATAN KOTA WAISAI TELUK MAYALIBIT TIPLOL MAYALIBIT MEOSMANSAR WAIGEO BARAT WAIGEO BARAT KEP WAIGEO UTARA WARWABOMI SUPNIN KEPULAUAN AYAU AYAU WAIGEO TIMUR Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

77 Lampiran 13. Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu di Kabupaten Raja Ampat dirinci per Distrik Tahun Distrik Rumah Sakit Puskesmas Pustu Posyandu 1. MISOOL SELATAN MISOOL BARAT MISOOL KOFIAU MISOOL TIMUR KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA SALAWATI TENGAH SALAWATI BARAT BATANTA SELATAN BATANTA UTARA WAIGEO SELATAN KOTA WAISAI TELUK MAYALIBIT TIPLOL MAYALIBIT MEOSMANSAR WAIGEO BARAT WAIGEO BARAT KEP WAIGEO UTARA WARWABOMI SUPNIN KEPULAUAN AYAU AYAU WAIGEO TIMUR Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

78 Lampiran 14. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB Kabupaten Raja Ampat Tahun (juta rupiah). Kategori * 2016** Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,1 Pertambangan dan Penggalian , , ,5 Industri Pengolahan , , ,7 Pengadaan Listrik dan Gas 171,4 246,5 268,3 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 306,2 338,9 375,1 Konstruksi , , ,1 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,9 Transportasi dan Pergudangan , , ,1 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,5 Informasi dan Komunikasi 4 621, , ,2 Jasa Keuangan&Asuransi , , ,1 Real Estat , , ,1 Jasa Perusahaan 474,1 522,0 576,9 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , ,6 Jasa Pendidikan , , ,5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5 376, , ,6 Jasa lainnya 3 745, , ,0 PDRB , , ,3 PDRB Tanpa Migas , , ,3 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut Lapangan Usaha Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

79 Lampiran 15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK Kabupaten Raja Ampat Tahun (juta rupiah). Sektor * 2016** Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,8 Pertambangan dan Penggalian , , ,7 Industri Pengolahan , , ,3 Pengadaan Listrik dan Gas 176,8 181,0 185,3 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 279,0 294,9 311,3 Konstruksi , , ,3 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,5 Transportasi dan Pergudangan 9 965, , ,0 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9 316, , ,3 Informasi dan Komunikasi 4 312, , ,9 Jasa Keuangan&Asuransi 8 845, , ,7 Real Estat , , ,6 Jasa Perusahaan 397,6 418,0 440,7 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , ,4 Jasa Pendidikan , , ,5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4 683, , ,8 Jasa lainnya 3 219, , ,4 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut Lapangan Usaha Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara PDRB , , PDRB Tanpa Migas , , ,7 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

80 Lampiran 16. Distribusi Persentase PDRB ADHB Dengan Migas Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor * 2016** Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26,54 28,53 30,13 Pertambangan dan Penggalian 43,31 37,44 32,15 Industri Pengolahan 0,72 0,76 0,79 Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,01 0,01 0,02 Konstruksi 8,57 10,14 11,69 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,62 4,07 4,51 Transportasi dan Pergudangan 0,53 0,59 0,64 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,50 0,55 0,60 Informasi dan Komunikasi 0,20 0,21 0,22 Jasa Keuangan&Asuransi 0,47 0,51 0,55 Real Estat 0,53 0,58 0,62 Jasa Perusahaan 0,02 0,02 0,02 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,60 15,14 16,57 Jasa Pendidikan 0,97 0,99 1,01 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,23 0,25 0,26 Jasa lainnya 0,16 0,19 0,21 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut Lapangan Usaha Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara PDRB 100,00 100,00 100,00 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

81 Lampiran 17. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor * 2016** Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,40 3,30 2,99 Pertambangan dan Penggalian 4,46-3,27-2,51 Industri Pengolahan 4,47 2,03 2,04 Pengadaan Listrik dan Gas 8,39 2,32 2,38 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,18 5,69 5,57 Konstruksi 22,21 15,72 14,88 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,88 7,52 7,40 Transportasi dan Pergudangan 10,38 6,37 6,38 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,73 6,05 6,10 Informasi dan Komunikasi 7,86 4,91 4,77 Jasa Keuangan&Asuransi 6,72 6,32 6,34 Real Estat 9,68 6,57 6,63 Jasa Perusahaan 7,76 5,11 5,43 Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,74 7,90 7,87 Jasa Pendidikan 4,54 4,05 4,10 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,03 2,43 2,56 Jasa lainnya 15,08 11,23 11,43 PDRB 6,14 1,90 2,41 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut Lapangan Usaha PDRB Tanpa Migas Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut Lapangan Usaha Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 7,10 4,62 4,62 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

82

2 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2016 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2016 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.1626 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2013 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.13.27 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.14.27 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 ISSN : - No. Publikasi : 91080.13.33 Katalog BPS

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL BARAT 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL BARAT 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.29 Katalog BPS : 1102001.9108.012

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.33 Katalog BPS : 1101002.9108.022 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI TENGAH 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI TENGAH 214 ISSN : No. Publikasi : 918.14.35 Katalog BPS : 1112.918.33

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2011 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2011 ISSN : - No. Publikasi : 9106.11.05 Katalog BPS : 1101001.9106 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.45 Katalog BPS : 1101001.9108.050

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2013 ISSN : - No. Publikasi : 91080.13.44 Katalog BPS : 1101001.9108.050 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA WAISAI 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA WAISAI 2014 ISSN : No. Publikasi : 91080.14.43 Katalog BPS : 1101002.9108.043

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.30 Katalog BPS : 1101001.9108.020 Ukuran

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2014 ISSN : 2303-3479 No. Publikasi : 9106.14.07 Katalog BPS : 1102002.9106 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : x + 65 halaman Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103031 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.38 Katalog BPS : 1101001.9108.035

Lebih terperinci

i STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.46 Katalog BPS : 1101001.9108.051 Ukuran Buku : 17.6 cm

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.46 Katalog

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

i STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013 i STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2013 ISSN : 2303-3479 No. Publikasi : 9106.13.02

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2010 STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2010 ISSN : - No. Publikasi : 91300.10.13 Katalog BPS : 1101001.9100 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.30 Katalog BPS : 1102001.2171.080 Ukuran Buku: 25 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 No. 54/11/91/Th. XIV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Agustus 2014 mencapai 398.424 orang, mengalami peningkatan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.21 Katalog BPS : 1102001.2171.020 Ukuran Buku: 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 20 hal. Naskah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

ISSN : - No. Publikasi : 9106.14.55 Katalog BPS : 1102002.9106073 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vii + 21 halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan Gambar Kulit :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 No Publikasi : 2171.15.24 Katalog BPS : 1102001.2171.041 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 9 hal. Naskah

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103011 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN TRUMON TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TRUMON TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103011

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL SELATAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL SELATAN 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.28 Katalog BPS : 1102001.9108.011

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

serangkota.bps.go.id

serangkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 ISBN : 978-979-1426-81-7 No. Publikasi : 3673.1002 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 ISSN : 2302-3716 No. Publikasi : 3673.1503 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH. DISTRIK WAYER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG SELATAN

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH.  DISTRIK WAYER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG SELATAN Katalog BPS : STATISTIK DAERAH DISTRIK WAYER 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG SELATAN STATISTIK DAERAH DISTRIK WAYER 2013 STATISTIK DAERAH DISTRIK WAYER 2013 ISSN : - No. Publikasi : 9106.12.XX

Lebih terperinci

http://www.sorongkab.bps.go.id Statistik Daerah Kabupaten Sorong 200 http://www.sorongkab.bps.go.id BPS Kabupaten Sorong 200 http://www.sorongkab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 200 No. Publikasi

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 Katalog BPS : 1101002.6271010 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 ISSN :

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1616 Katalog BPS : 1101002.5314040 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv +

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor : Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG KECAMATAN SUKAJADI MAJU STATISTIK DAERAH Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN Prioritas intervensi kebijakan ditentukan dengan menganalisis determinan kemiskinan atau masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

Kecamatan Selat Nasik

Kecamatan Selat Nasik Katalog BPS: 1101001.1902063 Statistik Daerah Kecamatan Selat Nasik 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BELITUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SELAT NASIK 2015 ISSN : 2407-2869 No. Publikasi : 19020.1507

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 go.id :// pp uk ab.b ps. ht tp Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 i Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARU No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409020 Naskah

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

Kecamatan Bojongloa Kaler

Kecamatan Bojongloa Kaler Katalog BPS nomor : 9213.3273.030 Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1536 Katalog BPS : 9213.3273.030

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci