Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun
|
|
- Benny Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Data Umum Kota Semarang Tahun I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis ' ' Lintang Selatan dan garis ' ' Bujur Timur. Wilayah Semarang sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Demak. Sedangkan Ketinggian Kota Semarang terletak Antara 0,75 sampai 348,00 meter diatas permukaan laut. Kota Semarang mempunyai keadaan geografis yang unik karena dikenal istilah Semarang atas dan Semarang bawah. Semarang atas mempunyai keadaan geografis yang berbukit-bukit. Sedangkan Semarang bawah merupakan dataran rendah yang luas. Tabel 1.1 Letak Geografis Kota Semarang Uraian Letak Bujur-Lintang Batas Wilayah Sebelah Utara ' LS Laut Jawa Sebelah Selatan ' LS Kab. Semarang Sebelah Barat ' BT Kab. Kendal Sebelah Timur ' BT Kab. Demak Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
2 Tabel 1.2 Ketinggian Tempat Kota Semarang (meter diatas permukaan laut) Bagian Wilayah Ketinggian Daerah Pantai 0,75 Pusat Keramaian Kota (Depan Hotel Dibya Puri Semarang) 2,45 Simpang Lima 3,49 Candi Baru 90,56 Jatingaleh 136 Gombel 270 Gunungpati : - Sebelah Barat Sebelah Timur Laut 348 Mijen ( Bagian Atas ) 253 Sumber : Semarang Dalam Angka b. Luas Wilayah Luas wilayah Kota Semarang sebesar 373,70 km 2 dan merupakan 1,15% dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Series Data Umum Kota Semarang
3 Tabel 1.3 Luas Wilayah Kecamatan Kecamatan Luas Wilayah Mijen 57,54 Gunungpati 53,99 Banyumanik 26,80 Gajahmungkur 7,65 Smg. Selatan 8,48 Candisari 5,56 Tembalang 38,72 Pedurungan 20,72 Genuk 27,98 Gayamsari 5,26 Smg. Timur 7,70 Smg. Utara 11,35 Smg. Tengah 6,05 Smg. Barat 19,65 Tugu 31,33 Ngaliyan 31,82 Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
4 II. Penduduk a. Jumlah Penduduk Tabel 2.1 Banyaknya Penduduk Per Kecamatan di Kota Semarang Tahun L P Total L P Total L P Total L P Total Mijen Gunungpati Banyumanik Gajah Mungkur Smg. Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Smg. Timur Smg. Utara Smg. Tengah Smg. Barat T U G U Ngaliyan Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
5 Penduduk di kota Semarang,dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari tabel 3.1, jumlah penduduk pada tahun 2007 tercatat jiwa. Kemudian pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi jiwa. Pada tahun 2009, terjadi peningkatan jumlah penduduk menjadi jiwa. Peningkatan jumlah penduduk juga terjadi pada tahun 2010 menjadi sebessar Sepanjang tahun , penduduk kota semarang paling banyak pada usia produktif yaitu usia antara tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan pada tahun 2010, penduduk kota Semarang paling banyak pada usia antara tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Series Data Umum Kota Semarang
6 Tabel 2.2 Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Usia Dan Jenis Kelamin Di Kota Semarang Tahun L P Total L P Total L P Total L P Total Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
7 Tabel 2.3 Banyaknya Penduduk meurut Agama di Kota Semarang Tahun Kecamatan 2007 Islam Kristen Katolik Kristen Protestan Budha Hindu Lainnya Total Mijen Gunungpati Banyumanik Gajah Mungkur Smg. Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Smg. Timur Smg. Utara Smg. Tengah Smg. Barat Tugu Ngaliyan Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
8 Kecamatan 2008 Islam Kristen Katolik Kristen Protestan Budha Hindu Lainnya Total Mijen Gunungpati Banyumanik Gajah Mungkur Smg. Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Smg. Timur Smg. Utara Smg. Tengah Smg. Barat Tugu Ngaliyan Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
9 Kecamatan 2009 Islam Kristen Katolik Kristen Protestan Budha Hindu Lainnya Total Mijen Gunungpati Banyumanik Gajah Mungkur Smg. Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Smg. Timur Smg. Utara Smg. Tengah Smg. Barat Tugu Ngaliyan Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
10 Kecamatan 2010 Islam Kristen Katolik Kristen Protestan Budha Hindu Lainnya Total Mijen Gunungpati Banyumanik Gajah Mungkur Smg. Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Smg. Timur Smg. Utara Smg. Tengah Smg. Barat Tugu Ngaliyan Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
11 b. Indeks Pembangunan Manusia Tabel 2.4 Nilai IPM Kota Semarang Tahun IPM 76,1 76,5 76,9 76,9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja pembangunan di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM pada tahun tertentu merupakan gambaran dari upaya pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. Demikian juga kemajuan upaya pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besarnya IPM pada awal dan akhir periode tersebut. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk dalam hal kelangsungan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. IPM disusun dari tiga komponen : a. Lamanya hidup : diukur dengan harapan hidup pada saat lahir b. Tingkat Pendidikan : diukur dengan kombinasi antara melek huruf pada penduduk dewasa ( dengan bobot dua per tiga) dan rata rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga) c. Tingkat kehidupan yang layak : diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan. Rumus perhitungan IPM dapat disajikan sebagai berikut : IPM = 1 (Indeks X Indeks X 2 + Indeks X 3 ) dimana : X 1 : Indeks Harapan Hidup X 2 : Indeks Pendidikan = 2 ( indeks melek huruf) + 1 (indeks rata rata lama 3 3 sekolah) X 3 : Indeks standar hidup layak Masing - masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan Series Data Umum Kota Semarang
12 nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut : Indeks X i = (X i X i min ) (X i maks X i min ), dimana: X i : Indikator ke i ( i = 1, 2, 3) X i maks : Nilai maksimum X i X i min : Nilai minimum X i Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X i adalah sebagai berikut : Angka Harapan Hidup ; Nilai maksimum : 85 Nilai Minimum : 25 Angka Melek Huruf ; Nilai maksimum :100 Nilai minimum : 0 Rata rata lama sekolah ; Nilai maksimum : 15 Nilai minimum : 0 Berdasarkan Tabel 2.4 dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010, perkembangan kemajuan IPM di Kota Semarang menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Menurut data IPM tahun 2007 angka IPM mencapai 76,1 dan selalu meningkat setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2008 angka IPM mencapai 76,5 dan tahun angka IPM mencapai 76,9. Capaian indeks tersebut didukung oleh peningkatan kemampuan daya beli masyarakat, kesehatan dan pendidikan. III. Pemerintahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Semarang sejak tahun 2007 sampai menunjukkan beberapa perubahan. Jenis organisasi daerah, jumlah Asisten, jumlah Bagian, jumlah Dinas dan UPT mengalami peningkatan kuantitas. Sedangkan yang mengalami penurunan kuantitas adalah Badan yang sebelumnya berjumlah delapan pada tahun 2007 dan 2008, pada tahun 2009 dan 2010 hanya berjumlah enam Badan. Series Data Umum Kota Semarang
13 Tabel 3.1 Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Kota Semarang Tahun Organisasi Daerah Satuan Jumlah Asisten Lembaga Jumlah Bagian Lembaga Jumlah Dinas Lembaga Jumlah Badan Lembaga UPT Lembaga Sumber : Sistem Informasi Profil Daerah Kota Semarang Tabel 3.2 Organisasi Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun Organisasi Pemerintah Daerah Satuan Inspektorat Lembaga Jumlah Badan Lembaga Jumlah Bagian Lembaga Jumlah Dinas Lembaga Jumlah Kantor Lembaga Sekretariat (KPU, Panwaslu, Korpri) Lembaga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lembaga Sumber : Sistem Informasi Profil Daerah Kota Semarang IV. Ketenagakerjaan a. Angkatan Kerja Angkatan Kerja adalah sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk yang termasuk ke dalam usia kerja. Usia kerja adalah suatu tingkat umur seseorang yang diharapkan sudah dapat bekerja dan menghasilkan pendapatannya sendiri. Banyak sedikitnya angkatan kerja ini tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak Series Data Umum Kota Semarang
14 tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jumlah Angkatan Kerja di Kota Semarang pada tahun 2007 sebanyak orang, pada tahun 2008 mengalami kenaikan yaitu sebesar orang sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan yaitu sebanyak orang. Series Data Umum Kota Semarang
15 Tabel 4.1 Jumlah Angkatan Kerja Kota Semarang Tahun L P Total L P Total L P Total L P Total Mijen Gunungpati Banyumanik Gajah Mungkur Smg. Selatan Candisari Tembalang Pedurungan Genuk Gayamsari Smg. Timur Smg. Utara Smg. Tengah Smg. Barat T U G U Ngaliyan Total Sumber : Semarang Dalam Angka Series Data Umum Kota Semarang
16 b. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indikator yang cukup penting dibidang ketenagakerjaan adalah tingkat pengangguran, dimana menunjukkan sampai sejauh mana angkatan kerja yang ada terserap dalam pasar kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah presetase penduduk yang mencari pekerjaan terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2007 TPT kota semarang sebesar 11,39%, kemudian pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 11,48%, pada tahun 2009 dan 2010 kembali mengalami kenaikan menjadi sebesar 11,49% dan 14,96. Mengingat masih tingginya angka pengangguran, maka harus terus diupayakn penyediaan lapangan pekerjaan. Upaya peningkatan kesempatan kerja dan perbaikan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing mutlak dilakukan, hal tersebut sangat perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha melalui pendidikan formal maupun informal Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Semarang Tahun ,96 11,39 11,48 11, Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang Series Data Umum Kota Semarang
17 V. Kependidikan a. Angka Melek Huruf (AMH) Indikator melek huruf menggambarkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang diukur dalam aspek pendidikan. Semakin tinggi persentase Melek Huruf semakin tinggi mutu SDM suatu masyarakat. Melek huruf yang digunakan pada bahasan berikut adalah pada penduduk umur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis minimal kata-kata/kalimat sederhana aksara tertentu, baik huruf latin atau lainnya. Secara umum pembangunan pendidikan di Kota Semarang relatif terus membaik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persentase penduduk yang melek huruf. Persentase penduduk dewasa (usia 15 tahun keatas) yang melek huruf di Kota Semarang mencapai 95,9 persen pada tahun 2007, dan tahun 2008 mencapai 95,9 persen serta meningkat menjadi 96,4 persen pada tahun Gambar 5.1 Grafik Angka Melek Huruf Kota Semarang Tahun ,50% 96,40% 96,30% 96,20% 96,10% 96,00% 95,90% 95,80% 95,70% 95,60% 95,90% 95,90% 96,40% Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang b. Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka partisipasi kasar menunjukkan proporsi anak sekolah baik laki-laki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Selama kurun waktu tiga tahun, antara 2007 sampai dengan 2009 APK untuk semua tingkat pendidikan di Kota Semarang cenderung mengalami penurunan seperti yang Series Data Umum Kota Semarang
18 telihat dalam gambar 3.3. Tingkat pendidikan SD cenderung mengalami penurunan tingkat APK yang terus menerus, tanpa adanya peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun tersebut. Tabel 5.1 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang Tahun Jenjang Pendidikan SD 112,21 108,03 101,25 SLTP 95,99 104,01 100,24 SLTA 77,83 93,39 77,72 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang Gambar 5.2 Grafik Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang Tahun ,03 104,01 112,21 101,25 95,99 100,24 93,39 77,83 77,72 SD SLTP SLTA c. Angka Partisipasi Murni (APM) APM adalah indikator yang menunjukkan proporsi penduduk yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan dan usianya sesuai dengan usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Tingkat pendidikan SD cenderung mengalami penurunan tingkat APM yang terus menerus, tanpa adanya peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun tersebut walaupun nilai nya cenderung lebih besar dibanding tingkat pendidikan SLTP maupun SLTA. Series Data Umum Kota Semarang
19 Tabel 5.2 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang Tahun Jenjang Pendidikan SD 95,23 94,28 85,75 SLTP 75,79 87,33 71,81 SLTA 61,93 72,14 53,56 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang Gambar 5.3 Grafik Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang Tahun ,23 94,28 85,75 87,33 75,79 71,81 72,14 61,93 53,56 SD SLTP SLTA VI. Kesehatan a. Angka Harapan Hidup (AHH) Pencapaian AHH Kota Semarang dalam kurun waktu 3 tahun menunjukkan tren membaik, atau dapat diartikan bahwa tingkat kesehatan masyarakat Kota semarang semakin berkualitas. Dari gambar 3.2 dapat diketahui, AHH pada tahun mengalami peningkatan sebesar 0.18 poin, dari 78,17 pada tahun 2007 menjadi 78,35 pada tahun Series Data Umum Kota Semarang
20 Sedangkan AHH pada tahun meningkat sebesar 0,1 poin, dari 78,35 pada tahun 2008 menjadi 78,45 pada tahun Gambar 6.1 Grafik Perkembangan Komponen Angka Harapan Hidup Kota Semarang Tahun ,5 78,4 78,35 78,45 78,3 78,2 78,17 78, Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang VII. Perekonomian a. Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang PDRB merupakan salah satu ukuran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi dan sekaligus diperlukan untuk menyusun perencanaan dan evaluasi pembangunan ekonomi regional. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga untuk kota Semarang pada tahun cenderung mengalami peningkatan. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2007 sebesar ,72 juta rupiah, tahun 2008 mencapai ,72 juta rupiah dan terus mengalami peningkatan, sehingga mencapai ,06 juta rupiah pada tahun PDRB atas harga konstan 2000, pada tahun 2007 sebesar ,96 juta rupiah, tahun 2008 meningkat menjadi ,29 juta rupiah, dan pada tahun 2009 mencapai ,95 juta rupiah. Series Data Umum Kota Semarang
21 Tabel 7.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Tahun Konstan 2000 di Kota Semarang Tahun PDRB adh Berlaku (juta rupiah) PDRB adh Konstan 2000 (juta rupiah) , , , , , ,95 Sumber : PDRB Kota Semarang Gambar 7.1 Grafik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota Semarang Tahun , , , , , , , , ,00 0, , , , , , , PDRB adh Berlaku PDRB adh Konstan Series Data Umum Kota Semarang
22 b. Pendapatan Perkapita Kota Semarang Pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku dari 2007 sampai dengan 2009 menunjukkan tren yang meningkat. Namun sebaliknya, pendapatan perkapita atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan tren yang menurun. Pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 mencapai ,40 rupiah, pada tahun 2008 meningkat menjadi ,09 rupiah, dan pada tahun 2009 menjadi ,24 rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita atas dasar harga konstan 2000, pada tahun 2007 sebesar ,90 rupiah, tahun 2008 menurun menjadi ,91 rupiah, tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi ,92 rupiah,walaupun peningkatan ini masi belom melampaui nilai pada tahun Tabel 7.2 Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun Tahun Harga Berlaku (Rp) Harga Konstan 00 (Rp) , , , , , ,92 Sumber : PDRB Kota Semarang Gambar 7.2 Grafik Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun ADH Harga Berlaku ADH Harga Konstan , , , , , Series Data Umum Kota Semarang
23 c. Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak peningkatan pendapatan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi perekonomian daerah yang ada, akan semakin besar Produk Domestik Regional Bruto dan Pendapatan Asli Daerah, sehingga mampu meningkatkan keuangan daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Pertumbuhan Ekonomi kota Semarang cenderung mengalami tren yang menurun. Pada tahun 2007 rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,98, tertinggi selama tahun Pada tahun mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar 5,59 dan 5,34. Sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,87. Tabel 7.3 Rata-Rata Petumbuhan Ekonomi Per Tahun Kota Semarang Tahun Tahun Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi Gambar 7.3 Grafik Rata-Rata Petumbuhan Ekonomi Per Tahun Kota Semarang Tahun ,2 6 5,98 5,87 5,8 5,6 5,4 5,2 5,59 5, Series Data Umum Kota Semarang
24 Tingkat Inflasi d. Tingkat Inflasi Laju inflasi kota Semarang selama tahun 2007 sampai dengan 2010 menunjukkan keadaan yang fluktuatif. Pada tahun 2007 inflasi tertinggi terjadi di bulan Februari sebesar 1,69 persen. Pada tahun 2008 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 2,4 persen dan merupakan tingkat inflasi tertinggi sepanjang tahun 2007 sampai dengan Sedangkan pada tahun 2009 inflasi tertinggi terjadi pada bulan September sebesar 1,17 persen. Tahun 2010 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 1,73 persen. Tabel 7.4 Tingkat Inflasi Umum Kota Semarang Tahun Tahun Januari 0,36 1,21-0,09 0,75 Pebruari 1,69 1,44 0,13 0,47 Maret 0,31 1,47 0,67-0,20 April -0,33 0,46-0,17 0,37 Mei 0,47 1,19 0,09 0,02 Juni 0,39 2,4 0,14 0,84 Juli 0,67 1,21 0,46 1,73 Agustus 0,67 0,61 0,32 0,53 September 0,63 0,99 1,17 1,04 Oktober 0,81 0,53 0,41 0,02 Nopember 0,16 0,06-0,27 0,63 Desember 0,74-0,42 0,27 0,70 Jan-Des 6,75 10,34 3,19 7,11 Gambar 7.4 Grafik Tingkat Inflasi Umum Kota Semarang Tahun ,5 2 1,5 1 0,5 0-0, Series Data Umum Kota Semarang
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciA. Keadaan Geografis Dan Topografi
BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT
BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012
RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM Pada bab IV ini penulis akan menyajikan gambaran umum obyek/subyek yang meliputi kondisi geografis, sosial ekonomi dan kependudukan Provinsi Jawa Tengah A. Kondisi Geografis Provinsi
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014
DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI
Lebih terperinciBAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL
BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 DASAR HUKUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 DASAR HUKUM Pemerintah Kota Semarang dibentuk dan ditetapkan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59
Lebih terperinciKata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Gambar.. iv
DAFTAR ISI halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel..... iii Daftar Gambar.. iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Pengertian Ketahanan Sosial... 2 1.3. Ruang Lingkup 2 BAB.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Aspek Geografi, Topografi, dan Hidrologi Secara geografi, luas dan batas wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km 2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi
Lebih terperinciDaftar Tabel. Halaman
Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan
Lebih terperinciDinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame. Rumah Sakit Umum Daerah. Dinas Tata Kota & Perumahan. Uraian Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Bina Marga Dinas PSDA & ESDM Dinas Kebakaran Dinas Tata Kota & Perumahan Dinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame 1,113,103,189,641
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
A. Gambaran Umum Provinsi Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 Maret 1964. Secara
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan
41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Karawang merupakan bagian dari wilayah pantai utara Pulau Jawa, dalam hal ini kabupaten yang termasuk dalam wilayah tersebut yaitu Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada
4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, September 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA, STATISTIK DAN PERSANDIAN KOTA SEMARANG
KATA PENGANTAR Statistik Ketahanan Sosial merupakan Indikator yang mengukur dan menganalisis dampak sosial dari perubahan yang bersifat lintas sektoral. Perubahan tersebut disebabkan karena globalisasi,
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
56 BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Tahap pertama yang harus dilalui sebelum melakukan penelitian adalah menetapkan dahulu kancah atau tempat dimana penelitian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciGAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014
GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN 2013 Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014 Statistik Dasar UU NO. 16 TAHUN 1997 (TENTANG STATISTIK) Statistik yang pemanfaatannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun
Lebih terperinciPARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN
No III. BIDANG PENDIDIKAN TABEL 3.1.a ANGKA PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN TAHUN 2015 KECAMATAN SD SLTP SLTA L P L + P L P L+P L P L+P 1.365 1.191 2.556
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,
Lebih terperinciKABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK
Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1
58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI
BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir
Lebih terperinci3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah
Data capaian IPM Kabupaten Temanggung tahun 2013 belum dapat dihitung karena akan dihitung secara nasional dan akan diketahui pada Semester II tahun 2014. Sedangkan data lain pembentuk IPM diperoleh dari
Lebih terperinci2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD
143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur
Lebih terperinciIV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan
Lebih terperinciLaporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...
DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang
56 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN A. Letak Wilayah dan Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 Lintang selatan dan 104 48-108 48 Bujur Timur, dengan luas
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG. K e p a l a,
KATA PENGANTAR Statistik Ketahanan Sosial merupakan Indikator baru yang mengukur dan menganalisis dampak sosial dari perubahan yang bersifat lintas sektoral. Perubahan tersebut disebabkan karena globalisasi,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN DI KOTA SEMARANG DAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PROFESI
61 BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN DI KOTA SEMARANG DAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PROFESI 2.1 Gambaran Umum Kota Semarang 2.1.1 Aspek Geografis Sebagai Kota Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah,
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara memiliki beberapa tujuan termasuk Indonesia, yang mana salah satu tujuannya ialah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Salah satu ukuran dari
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5
Lebih terperinciPeraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau
Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya
Lebih terperinciPemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bandung Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Soreang, 1 Oktober 2015 Ir. R. Basworo Wahyu Utomo Kepala BPS Kabupaten Bandung Data adalah informasi
Lebih terperinciBAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. a. Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) Kawasan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) merupakan
BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN a. Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) Kawasan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) merupakan kawasan pegunungan yang terpisah dari rangkaian utama barisan pegunungan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah
Lebih terperinciLKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB
LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM DAERAH
BAB II KONDISI UMUM DAERAH 2.1. Kondisi Geografi dan Demografi Kota Bukittinggi Posisi Kota Bukittinggi terletak antara 100 0 20-100 0 25 BT dan 00 0 16 00 0 20 LS dengan ketinggian sekitar 780 950 meter
Lebih terperinciDINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG
IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR
BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara maupun daerah pada kenyatannya terdapat berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan perekonomian, yitu sektor
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan
55 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS)
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pedurungan adalah sebuah kecamatan yang ada di Kota Semarang, Indonesia. Kecamatan Pedurungan memiliki 12 Kelurahan yang meliputi Kelurahan Gemah,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara
28 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara ditinjau dari segi sosial dan ekonomi dari tahun 2001-2014 ini, berlokasi di kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah
Lebih terperinciPEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM
PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto
Lebih terperinciTABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN
TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN SKPD: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2014 % capaian
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinci