Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2013

4 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2013 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix + 71 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Gambar Kulit: Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Dicetak Oleh : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

5 Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat 2013 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Raja Ampat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Raja Ampat. Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat 2013 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat 2013 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Raja Ampat dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Waisai, September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat Oktofianus Antaribaba, SE Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 iii

6 Statistik Kunci No. Uraian Satuan Jumlah Penduduk orang Jumlah Penduduk Laki-laki orang Jumlah Penduduk Perempuan orang Jumlah Rumah Tangga orang Kepadatan Penduduk orang/km 2 5,29 5,40 5,61 6 Penduduk per Rumah Tangga orang 4,51 4,45 4,51 7 Sex Ratio orang Jumlah PNS orang Jumlah Penduduk Usia Kerja orang Jumlah Angkatan Kerja orang Jumlah Penduduk Bekerja orang Jumlah Pengangguran orang Jumlah Penduduk Bukan Angkatan Kerja orang Tingkat Kesempatan Kerja % 93,56 94,47 94,49 15 Tingkat Pengangguran Terbuka % 6,44 5,53 5,51 16 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 62,29 72,39 64,60 17 Koefisien Gini - 0,38 0,32 0,33 18 Angka Partisipasi Sekolah 7-12 tahun % ,56 92,27 19 Angka Partisipasi Sekolah tahun % ,37 93,23 20 Angka Partisipasi Sekolah tahun % ,78 55,69 21 Angka Partisipasi Murni SD % 95,04 86,97 88,43 22 Angka Partisipasi Murni SMP % 42,00 38,54 46,94 23 Angka Partisipasi Murni SMA % 21,62 32,77 49,75 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 iv

7 Statistik Kunci No. Uraian Satuan Angka Harapan Hidup tahun 66,17 66,50 66,82*) 25 Rata-rata lama sekolah tahun 7,35 7,43 7,53*) 26 Angka melek huruf persen 93,62 94,13 94,34*) 27 IPM - 64,58 65,06 65,49*) 28 Rata-rata pengeluaran per kapita ribu rupiah 560,70 562,22 563,96*) 29 PDRB ADHB jutaan rupiah , , ,21 30 PDRB ADHK jutaan rupiah , , ,73 *) 31 Laju Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas % 0,69-5,55 5,69 32 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas % 6,73 6,92 8,96 33 Laju Indeks Implisit (Inflasi) % 5,39 5,72 3,09 34 PDRB Per Kapita Dengan Migas Juta Rupiah 26,38 25,39 27,07 35 PDRB Per Kapita Tanpa Migas Juta Rupiah 13,18 14,23 16,13 36 Jumlah Kunjungan Kapal Kapal Jumlah Penumpang Naik (Embarkasi) Orang Jumlah Penumpang Turun (Debarkasi) Orang Keterangan : *) Angka Sementara Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 v

8 Penjelasan Teknis Desa pesisir/tepi laut adalah desa/ kelurahan/lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau). Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km 2. Laju Pertumbuhan Penduduk adalah ratarata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahu keatas. Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencarian kerja dengan jumlah angkatan kerja. Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Kematian Balita adalah probalita bayi meninggal sebelum usia mencapai lima tahun, dinyataknan dalam perseribu kelahiran. Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. bruto. Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makan dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga. Yang dimaksud dengan makan dar satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Anggota Rumah Tangga semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada di rumah tersebut Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 vi

9 Penjelasan Teknis Berkerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/tempat bekerja dimana seseorang seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan usaha mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dalam 1 digit. Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencarian kerja dengan jumlah angkatan kerja. Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Kematian Balita adalah probalita bayi meninggal sebelum usia mencapai lima tahin, dinyataknan dalam perseribu kelahiran. penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di Indonesia akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksi (15-49) tahun. Angka Melek Hurup Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahu ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk 15 tahunke atas. Angka Partisi[asi Sekolah (APS) adalah perbandingan penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th; th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B, atau paket C). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit dari gabungan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien gini terletak antara 0 dan 1. Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 vii

10 Penjelasan Teknis Luas Panen adalah luas tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil hasilnya/dipanen pada periode pelaporan. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir. Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien gini terletak antara 0 dan 1. Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit dari gabungan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan angka yang menggambarkan tentang penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah suatu indikator penting yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun tertentu. PDRB Atas Dasar Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dijadikan sebagai tahun dasar. Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) adalah perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64 tahun). Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 viii

11 DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Statistik Kunci iv Penjelasan Teknis vi Daftar Isi ix 1. Geografi dan Iklim Industri Pengolahan Pemerintahan Konstruksi Penduduk Hotel dan Pariwisata Ketenagakerjaan Transportasi dan Komunikasi Pendidikan Perbankan dan Investasi Kesehatan Harga-harga Perumahan Pengeluaran Penduduk Pembangunan Manusia Perdagangan Pertanian Pendapatan Regional Pertambangan dan Energi Perbandingan Regional 51 Lampiran Tabel 56 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013 ix

12

13 GEOGRAFI DAN IKLIM Distrik Waigeo Barat Memiliki Luas Wilayah Terluas Luas wilayah Kabupaten Raja Ampat 8.034,44 Km2 dimana Distrik Waigeo Barat adalah distrik dengan luas wilayah terluas sebesar 20,78 persen dari luas wilayah Kabupaten Raja Ampat. Kabupaten Raja Ampat merupakan salah Gambar 1.1 Peta Kabupaten Raja Ampat satu kabupaten di Provinsi Papua Barat dan merupakan salah satu wilayah Indonesia yang terluar karena berbatasan langsung dengan Republik Federal Palau di sebelah utara. Sedangkan wilayah Raja Ampat di bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seram Utara (Maluku), di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Tengah (Maluku Utara), dan di bagian Timur berbatasan dengan Kota dan Kabupaten Sorong. Secara astronomis, Kabupaten Raja Ampat terletak antara Bujur Timur dan 0 14 Lintang Selatan. Kabupaten Raja Ampat dimekarkan dari Kabupaten Sorong dan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2002, terdiri dari 10 Distrik/Kecamatan. Wilayah tersebut sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi 24 Distrik atau terjadi penambahan 14 Distrik sejak awal terbentuk. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 luas wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah 8.034,440 Km 2. Wilayah terluas adalah Distrik Waigeo Barat dengan luas mencapai 20,78 persen dan Wilayah terkecil adalah Distrik Kota Waisai hanya sebesar 0,68persen, yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Raja Ampat. TAHUKAH ANDA? Kabupaten Raja Ampat adalah daerah yang mempunyai wilayah perairan terluas di Provinsi Papua Barat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

14 GEOGRAFI DAN IKLIM Hampir Setiap Hari Selama Bulan Maret Diguyur Hujan Jumlah hari hujan di bulan Maret sebanyak 26 hari, atau dengan kata lain hanya 5 hari di bulan Maret yang tidak diguyur hujan. Tabel 1.1 Keadaan Iklim Kabupaten Raja Ampat Tahun Uraian Satuan 2012 Luas Km ,44 Rata-rata Suhu Udara Min. 23,6 Rata-rata Suhu Udara Max. 30,7 Rata-rata Suhu Udara 26,9 Hari Hujan Hari 252 Curah HUjan Mm 3.085,2 Rata-rata Tekanan Udara Mbs 1.008,8 Rata-rata kelembaban udara % 86 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Gambar 1.2 Curah Hujan dan Tekanan Udara Raja Ampat 2012 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, TAHUKAH ANDA? Kabupaten Raja Ampat adalah daerah yang mempunyai wilayah perairan terluas di Provinsi Papua Barat. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Raja Ampat tinggal di daerah pesisir, hal ini terlihat dari topografi wilayah, dimana sebanyak 107 desa merupakan desa pesisir dan desa bukan pesisir jumlahnya 14 desa, dari 14 desa bukan pesisir tersebut seluruhnya terletak di daerah daratan. Jumlah curah hujan tahun 2012 tercatat 3.085,2 mm/tahun, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 568,0 mm dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 103,0 mm. Banyak hari hujan selama satu tahun tercatat sebanyak 252 hari, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret sebanyak 26 hari dan hari hujan terendah terjadi pada bulan Oktober sebanyak 15 hari. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah hari hujan tahun 2012 lebih sedikit, jumlah hari hujan pada tahun 2011sebanyak 258 hari. Seiring dengan tren jumlah hari hujan yang mengalami penurunan, curah hujan tahun 2012 lebih redah dibandingkan dengan tahun 2011 (3.468,95mm/tahun). Tekanan udara rata-rata selama satu tahun mencapai 1.008,8 mbs, dengan tekanan udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Agustus 1.009,9 mbs dan tekanan udara ratarata terendah tercatat pada bulan Desember yakni 1.007,3 mbs 2 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

15 GEOGRAFI DAN IKLIM Suhu Terdingin Terjadi Pada Bulan Juni Selama tahun 2012, suhu terendah terjadi pada bulan Juni dengan suhu mencapai 23,50⁰C, dan ratarata kelembaban udara mencapai 86 % Rata-rata suhu udara yang tercatat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sorong pada temperatur normal berada pada kisaran 24,1⁰C pada tahun 2012, rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 23,50⁰C dan rata-rata suhu udara tertinggi yaitu sebesar 33,30⁰C. terjadi pada bulan Oktober Rata-rata Kelembaban Udara pada tahun 2012 sebesar 86,00 persen, kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Oktober sebesar 83,00 persen dan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli sebesar 88,00 persen. Kecepatan angin yang tercatat selama tahun 2012 berkisar antara 2,9 knot, kecepatan angin terendah terjadi pada bulan Juli dan tertinggi terjadi pada bulan Desember. Sedangkan penyinaran matahari yang terjadi di Raja Ampat berkisar antara 29,6 persen sampai dengan 75,4 persen dengan rata-rata penyinaran matahari sebesar 48,0 persen. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Raja Ampat, Selama tahun 2012 terjadi enam kejadian bencana alam yaitu angin topan di Distrik Waisai, air pasang di Desa Yensner, tanah longsor di Desa Waisai, Kebakaran di Waisai dengan total kerugian diperkirakan mencapai 140 juta rupiah. Gambar 1.3 Rata-rata suhu udara maksimum dan minimum di Kabupaten Raja Ampat ,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 31,30 31,40 30,90 31,50 31,90 30,30 30,40 30,30 31,50 33,30 31,60 24,00 24,10 25 Gambar 1.4 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Raja Ampat Tahun ,00 24,00 24,30 23,50 23,80 23,70 24,90 24,40 24,50 24,00 Rata2 Suhu Udara Min TAHUKAH ANDA? Pulau Waigeo adalah pulau dengan jumlah distrik terbanyak yakni 8 distrik atau sekitar 33 % dari total keseluruhan distrik. 20 Rata2 Suhu Udara Max ,80 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

16 PEMERINTAHAN Jumlah PNS Perempuan Selalu Mengalami Kenaikan Setiap Tahun. Selama kurun waktu jumlah PNS dengan jenis kelamin perempuan selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, dari 524 orang di tahun 2008 menjadi 898 orang di tahun Gambar 2.1 Pembagian wilayah administrasi menurut distrik Gambar 2.2 Jumlah PNS menurut jenis kelamin tahun Perempuan TAHUKAH ANDA? Laki-laki Pada tahun 2012, total belanja pegawai di Kabupaten Raja Ampat mencapai rupiah. Struktur hierarki pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Raja Ampat digolongkan kedalam kecamatan (distrik), kelurahan dan desa (kampung). Sampai dengan tahun 2012 pemekaran wilayah di Kabupaten Raja Ampat mengalami peningkatan menjadi 24 distrik dari kondisi semula 7 distrik, kemudian pemekaran kelurahan meningkat menjadi 4 kelurahan dan perkembangan wilayah desa dari 85 desa menjadi 121 desa. Ibukota Kabupaten Raja Ampat berada di Kelurahan Waisai yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2012 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Raja Ampat berjumlah orang dimana jumlah PNS lakilaki jauh lebih banyak dibandingkan jumlah PNS perempuan; dengan rincian orang (62,62%) berjenis kelamin laki-laki dan 898 orang (37,38%) berjenis kelamin perempuan. Selama periode , jumlah PNS selalu mengalami kanaikan, dari orang di tahun 2010 meningkat menjadi orang dan meningkat lagi menjadi orang di tahun Dilihat dari komposisinya, terlihat bahwa jumlah PNS laki-laki separuh lebih banyak dibandingkan jumlah PNS perempuan, hal ini mengindikasikan bahwa kesetaraan gender belum sepenuhnya terjadi di Kabupaten Raja Ampat. 4 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

17 PEMERINTAHAN Terjadi Peningkatan Jumlah PNS Dengan Tingkat Pendidikan Sarjana Pada tahun 2012 dari total jumlah PNS sebanyak orang, 34,68 persen diantaranya mempunya latar belakang pendidikan SMA Dilihat dari latar belakang pendidikan, Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah daerah Raja Ampat banyak didominasi oleh pegawai berpendidikan SMA yakni sebesar 34,68 persen. Sedangkan banyaknya PNS dengan pendidikan SMA keatas yakni diploma (25,23 persen) dan Sarjana (34,39 persen). Di Pemda raja Ampat juga masih terdapat PNS dengan latar belakang SMA kebawah baik SD maupun SMP sebesar 5,70 persen. Keadaan ini tidak jauh berbeda dibandingkan tahun 2011 dimana juga didominasi pegawai dengan pendidikan SMA (40,62 persen). Walaupun demikian jika dilihat dari trendnya kualitas PNS dilingkungan Pemda Kabupaten Raja Ampat mengalami perbaikan kualitas dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah PNS yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana. Peta perpolitikan Kabupaten Raja Ampat diwarnai dengan dominasi Partai Golkar di parlemen (DPRD) yang diikuti oleh Partai Demokrat. Dari total 20 kursi legislatif yang diperebutkan pada pemilu tahun 2009 yang lalu, Partai Golkar menempatkan 7 wakilnya di DPRD Raja Ampat yang berarti sekitar 35 persen DPRD dikuasai oleh Partai Golkar. Jumlah terbanyak kedua ditempati Partai Demokrat dengan jumlah perolehan kursi Gambar 2.3 Persentase PNS menurut tingkat pendidikan di < SMP SMA Diploma Sarjana Kabupaten Raja Ampat ,68% 5,70% Gambar 2.4 Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Raja Ampat Periode TAHUKAH ANDA? 1 34,39% 25,23% 2 2 Hanya ada dua orang perempuan (10%) yang menduduki kursi legislatif DPRD Kabupaten Raja Ampat periode Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

18 PEMERINTAHAN Penerimaan Daerah Raja Ampat Bergantung Pada DAU Pada tahun 2012, dari total penerimaan daerah sebesar 667 milyar rupiah, sekitar 76 persen disumbang pleh komponen Dana Alokasi Umum (DAU). Tabel 2.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun ,51% PAD Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah Gambar 2.5 Komposisi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Kekayaan daerah yang dipisahkan 18,67% Retribusi 33,48% 2,34% Lain-lain PAD yang sah 41,52% TAHUKAH ANDA? 16,16% Setiap desa/kelurahan di Raja Ampat mendapatkan alokasi dana otonomi khusus (Otsus) minimal sebesar 100 juta rupiah. Pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat dalam rangka membiayai pembangunan di daerahnya bersumber dari beberapa pos penerimaan yaitu pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan pendapatan daerah yang sah lainnya. Dari total penerimaan daerah Raja Ampat sebesar 667 milyar rupiah, sekitar 81 persen diantaranya disumbang oleh dana perimbangan, dimana didalamnya terdapat komponen Dana Alokasi Umum (DAU) yang menyumbang sekitar 76 persen dari pos dana perimbangan ini. Kemudiaan pendapatan daerah yang sah lainnya menyumbang 16,16 persen, dan dari pendapatan asli daerah hanya menyumbang 2,34 persen. Pada tahun 2012, dilihat dari sisi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam APBD terlihat bahwa komponen lainlain PAD yang sah memberikan sumbangan Pajak 6,33% terbesar terhadap total PAD, yakni sebesar 41,52 persen. Selanjutnya diikuti oleh komponen retribusi daerah dengan sumbangan sebesar 33,48 persen, dan sisanya bersumber dari komponen kekayaan daerah yang dipisahkan dan pajak daerah, masing-masing sebesar 18,67 persen dan 6,33 persen. 6 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

19 PENDUDUK Pertumbuhan Penduduk Raja Ampat sebesar 3,74 Persen Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,74 persen. Penduduk menjadi titik sentral pembangunan di suatu wilayah, baik sebagai subjek maupun objek pembangunan. Dalam perkembangannya, penduduk akan dipengaruhi variabel demografi dan variabel non demografi, yang mengakibatkan tiap-tiap wilayah mempunyai potensi dan keunikan karakteristik penduduk masing-masing. Variabel demografi yang mempengaruhi penduduk di suatu wilayah diantaranya fertilitas, mortalitas dan migrasi, sedangkan variabel non demografi diantaranya meliputi aspek sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi dan aspek lainnya. Jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat terus mengalami perkembangan setiap tahun. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat tahun 2010 mencapai jiwa kemudian berdasarkan proyeksi penduduk meningkat pada tahun 2011 menjadi jiwa dan kembali naik menjadi jiwa pada tahun Selama periode , pertumbuhan penduduk Kabupaten Raja Ampat selalu mengalami peningkatan. Pertumbuhan penduduk tahun 2010 sebesar 1,55 persen kemudian naik menjadi 2,22 persen pada tahun 2011 dan naik kembali menjadi 3,74 pa- Tabel 3.1 Indikator Kependudukan Raja Ampat Uraian Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk(%) 1,55 2,22 3,74 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km) Gambar 3.1 Sex Ratio Kabupaten Raja Ampat ,29 5,40 5,61 Sex Rasio (%) Jumlah Rumah Tangga Rata-rata ART (Jiwa/Ruta) 4,51 4,45 4,51 TAHUKAH ANDA? Pada tahun 2012, Distrik di Kabupaten Raja Ampat dengan pertumbuhan penduduk tertinggi adalah distrik Kota waisai. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

20 PENDUDUK Distrik Kota Waisai mempunyai Kepadatan Penduduk 156 jiwa/km 2 Pada tahun 2012, dengan luas wilayah hanya 54,84 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak jiwa Distrik Kota Waisai mempunyai kepadatan penduduk 156 jiwa/km 2. Gambar 3.2 Piramida Penduduk Raja Ampat 2012 Raja Ampat dengan luas wilayah mencapai 8.034,44 Km 2 dan jumlah penduduk jiwa mempunyai kepadatan penduduk sekitar 5 jiwa/km 2. Distrik Kota Waisai mempunyai kepadatan penduduk terbesar yakni 156 jiwa/km 2 karena Kota waisai memiliki luas wilayah terkecil namun jumlah penduduk terbesar di Kab Raja Ampat. Hal ini dikarenakan Distrik Kota Waisai adalah Ibu Kota Kabupaten yang merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan di Raja Ampat. Jumlah rumah tangga Kabupaten Raja Ampat berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2012 mencapai rumah tangga dengan jumlah rata-rata banyaknya anggota sekitar 4 jiwa per rumah tangga. Selama kurun waktu jumlah rumah tangga ini selalu mengalami kenaikan sedangkan rata-rata ART cenderung konstan sebanyak 4 jiwa per rumah tangga. TAHUKAH ANDA? Distrik Waigeo Barat adalah distrik dengan kepadatan penduduk terkecil di Raja Ampat yakni 0,87 jiwa per km 2. Jika dilihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio), jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan. Hal ini terbukti dengan besarnya sex ratio penduduk dari tahun yang selalu berada diatas 100. Sex ratio penduduk tahun 2005 sebesar 111 persen, pada tahun 2011 meningkat 8 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

21 PENDUDUK Penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan Selama periode , jumlah penduduk laki-laki selalu lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan, pada tahun 2005 sex ratio 111 % kemudian pada tahun 2012 menjadi 114 %. 114 persen dan pada tahun 2012 tetap sebesar 114 persen. Hal ini berarti bahwa tiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat sekitar 114 jiwa penduduk laki-laki atau dengan kata lain penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan Gambar 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 1,68 2,07 1,79 60,69 61,87 61,41 Komposisi penduduk Kabupaten Raja Ampat tahun 2012 didominasi oleh penduduk usia muda hal ini dapat dilihat dari piramida penduduk menurut kelompok umur, dimana penduduk lebih terdistribusi ke dalam kelompok umur muda atau terjadi pelebaran pada alas piramida penduduk. Penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun jumlahnya lebih besar dari pada penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9, tahun dan seterusnya. Hal ini mengakibatkan nilai dependency ratio (rasio ketergantungan) yang cukup besar. Nilai rasio ketergantungan pada tahun 2012 sebesar 62,83 persen, hal ini berarti bahwa diantara 100 orang penduduk usia produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar penduduk usia belum produktif 0-14 tahun dan usia tidak produktif 65 tahun keatas. Nilai rasio ketergantungan ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 61,63 persen dan lebih rendah dibandingkan nilai rasio tahun 2010 yang mencapai 64,76 per- 37,62 36,06 36, Gambar 3.4 Dependency Ratio Kabupaten Raja Ampat tahun , ,63 TAHUKAH ANDA? 62, Dependency ratio Raja Ampat tahun 2012 sebesar 62,83 persen lebih besar dibandingkan dengan dependency ratio Provinsi Papua Barat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

22 KETENAGAKERJAAN Terjadi Kenaikan Jumlah Angkatan Kerja Pada tahun 2012, jumlah angkatan kerja sebanyak orang, angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai orang. Tabel 4.1 Indikator Ketenagakerjaan Uraian Satuan Bekerja Orang Pengangguran Orang Angkatan Kerja Orang Penduduk Usia Kerja Orang TPT Persen 6,44 5,53 5,51 TPAK Persen 62,99 72,39 64,60 Gambar 4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Raja Ampat tahun ,77 62,29 72,39 64, Aspek ketenagakerjaan merupakan aspek pokok dalam pembahasan kesejahteraan penduduk. Dalam pembahasan ketenagakerjaan berkaitan dengan pengertiannya maka tidak bisa terlepas dari konsep Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja, Bukan Angkatan Kerja, Tingkat Kesempatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas. Selama kurun waktu penduduk usia kerja di Raja Ampat cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2010 jumlah penduduk usia kerja di kabupaten Raja Ampat mencapai orang, mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi orang dan kembali naik pada tahun 2012 menjadi orang. Hal ini sesuai dengan komposisi penduduk Kabupaten Raja Ampat dimana didominasi oleh penduduk usia muda. TAHUKAH ANDA? TPAK Raja Ampat Tahun 2012 sebesar 64,60 persen menduduki peringkat kedelapan diantara kab/kota lain di Provinsi Papua Barat. Seiring dengan jumlah penduduk usia kerja, jumlah penduduk bukan usia kerja selama periode juga mengalami fluktuasi dari orang di tahun 2010 menjadi orang di tahun 2011 dan naik lagi menjadi orang di tahun Termasuk kedalam penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang masih berusia dibawah 15 tahun. 10 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

23 KETENAGAKERJAAN Sebagian Besar Penduduk Yang Bekerja Hanya Lulusan SD Pada tahun 2011 dari total orang yang bekerja, 47,48 persen diantaranya lulusan SD dan masih ada sekitar 15,49 persen yang tidak tamat SD. Penduduk usia kerja digolongkan lagi kedalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Dari jumlah penduduk tahun 2012 sebesar jiwa, sekitar orang diantaranya merupakan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012 ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011 ( orang) dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 ( orang). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase penduduk 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja. TPAK Kabupaten Raja Ampat dari tahun berfluktuatif. TPAK tahun 2009 mencapai 64,77 persen turun menjadi 62,29 persen pada tahun 2010 kemudian naik lagi menjadi 72,39 persen pada tahun 2011 dan mengalami penurunan lagi menjadi 64,60 persen di tahun Kenaikan TPAK pada tahun 2012 diduga karena terjadi penurunan jumlah penduduk angkatan kerja sedangkan jumlah penduduk usia kerja mengalami peningkatan. Tingkat partisipasi angkatan kerja Kabupaten Raja Ampat tahun 2012 sebesar 64,60 persen, yang berarti bahwa diantara 100 orang penduduk usia kerja di Kabupaten Raja Ampat terdapat sekitar orang yang termasuk kedalam angkatan kerja. Gambar 4.2 Jumlah Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja Tahun Gambar 4.3 Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 SD 51,30% Dibawah SD 16,79% TAHUKAH ANDA? SLTP 11,72% SLTA 16,36% Diploma / Sarjana 3,82% Pada tahun 2012 dari orang yang bekerja, 77,83 % diantaranya bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

24 Persentase KETENAGAKERJAAN Terjadi Kenaikan Jumlah Pengangguran Pada tahun 2011, seiring dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, jumlah pengangguran juga mengalami kenaikan sebesar 9 persen dibandingkan dengan tahun Gambar 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ,6 6,4 6,2 6 5,8 5,6 5,4 5,2 5 4, TPT 6,44 5,53 5,5 Tabel 4.2 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan TAHUKAH ANDA? Industri Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya Raja Ampat TPT Raja Ampat Tahun 2012 sebesar 5,5 persen menduduki peringkat keempat terbesar diantara Kab/Kota di Provinsi Papua Barat. Penduduk yang termasuk angkatan kerja digolongkan kedalam penduduk bekerja dan pengangguran. Jumlah penduduk bekerja Raja Ampat tahun 2012 sebanyak orang, jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak orang dan sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 sebanyak orang. Menurut lapangan pekerjaannya, penduduk yang bekerja di Raja Ampat sebagian besar terpusat di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuhan dan perikanan. Dari jumlah penduduk yang bekerja sebanyak orang, orang atau sekitar 78 persen diantaranya bekerja di sektor ini. Kemudian penduduk yang bekerja di sector jasa kemasyarakatan, sosia dan perorangan sebanyak orang atau sekitar 11,4 persen. Tingginya jumlah pekerja di sektor pertanian berimbas kepada besarnya share/kontribusi sektor ini terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Raja Ampat. Pada tahun 2012 dengan kontribusi 78,00 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor pertanian mampu menyumbangkan sekitar 37,27 persen dari total nilai PDRB atas dasar harga berlaku. Kontribusi ini merupakan uang terbesar kedua setelah sector pertambangan dan penggalian. 12 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

25 KETENAGAKERJAAN Tingkat Kesempatan Kerja Raja Ampat 94,50 persen Pada tahun 2012 Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,50 persen. Dengan kata lain Tingkat Kesempatan Kerja Raja Ampat sebesar 94,50 persen. Semakin rendah angka TPT berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin baik. Angka TPT Kabupaten Raja Ampat tahun 2012 adalah 5,50 persen, yang berarti dari setiap 100 orang angkatan kerja sebanyak 5-6 orang diantaranya termasuk pengangguran. Dengan demikian maka Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kabupaten Raja Ampat mencapai 94,50 persen. TKK ini masih sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan TKK Provinsi Papua barat (94,51 persen). Jika dilihat dari trend, TPT Kabupaten Raja Ampat 2012 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, hal ini karena jumlah pengangguran juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 dan Pada tahun 2010 TPT mencapai 6,44 persen dan pada tahun 2011 TPT mencapai 5,53 persen. TPT menurut jenis kelamin pada tahun 2012 dapat dilihat bahwa TPT laki-laki jauh lebih baik dari pada TPT perempuan. TPT laki -laki sebesar 2,49 persen, sedangkan TPT perempuan mencapai 12,23 persen. Pengangguran terbuka perempuan ini paling banyak dijumpai pada kelompok umur produktif, yakni kelompok umur tahun (14,29 persen), kelompok umur tahun (33,33 persen) dan kelompok umur tahun (21,05 persen). Gambar 4.5 Jumlah Pengangguran Menurut Kelompok Pendidikan Tahun 2012 Gambar 4.6 TPT Kabupaten Raja Ampat Menurut Jenis Kelamin Tahun TAHUKAH ANDA? TPT Laki-laki 2,49 persen artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki 2-3 orang diantaranya adalah pengangguran. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

26 KETENAGAKERJAAN Penduduk yang Bekerja Paling Banyak Sebagai Buruh. Pada tahun 2012, dari jumlah penduduk yang bekerja sebesar orang, 27,99 persen diantaranya bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Tabel 4.2 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Status Pekerjaan Utama Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja Bebas di Pertanian - - Pekerja Bebas di non pertanian - 97 Pekerja tidak dibayar/keluarga Raja Ampat Gambar 4.7 Persentase Pekerja Formal dan Informal Raja Ampat Tahun ,55 69,45 18,85 81,15 29,67 70, TAHUKAH ANDA? Informal Formal TPAK Raja Ampat Tahun 2012 sebesar 64,60 persen masih lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Sorong (62,57 persen) selaku Kabupaten induk sebelum pemekaran. Penganggur di Raja Ampat menurut latar belakang pendidikannya, paling banyak mempunyai latar belakang pendidikan SMA yakni sebesar 43,48 persen, kemudian selanjutnya dengan latar belakang pendidikan SMP sebesar 39,32 persen dan hanya sekitar 10,92 persen saja yang mempunyai latar belakang pendidikan diploma/sarjana, sementara itu masih juga terdapat penganggur yg mempunyai latar belakang pendidikan SD sebesar 6 persen. Hal ini dimungkinkan mengingat di Raja Ampat sampai tahun 2012 belum terdapat gedung universitas dan masih ada distrik yang tidak mempunyai gedung SMA. Dari total penduduk yang bekerja di Raja Ampat pada tahun 2012, paling banyak bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yang mencapai 27,99 persen, kemudian diikuti pekerja tidak dibayar/keluarga sebanyak 26,46 persen. Sedangkan yang berusaha sendiri ada sekitar 22 persen. Penduduk yang bekerja di Raja Ampat sebagian besar atau sekitar 70,33 persen bekerja pada sektor informal, sedangkan yang bekerja di sektor formal hanya 29,67 persen. Jumlah pekerja di sektor informal ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 81,15 persen. 14 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

27 PENDIDIKAN Belum Seluruh Distrik Memiliki Sekolah SMP Pada tahun 2012, terdapat 33 gedung sekolah SMP, dari 24 distrik di Kabupaten Raja Ampat hanya distrik Supnin yang belum memiliki sekolah SMP. Pendidikan sangat penting demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas demi tercapainya keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Salah satu faktor penentu capaian pendidikan di suatu wilayah adalah ketersediaan fasilitas penunjang pendidikan. Pada tahun 2012 jumlah SD di Kabupaten Raja Ampat sebanyak 106 unit, dengan jumlah murid sebanyak siswa dan 378 guru. Pada jenjang pendidikan SD ini seorang guru rata-rata memiliki beban mengajar siswa. Sementara pada jenjang pendidikan SMP terdapat 33 sekolah, siswa dan 250 guru. Jumlah sekolah SMP ini mengalami kenaikan sebanyak 2 sekolah dibandingkan dengan tahun 2011 (31 sekolah). Secara rata -rata tiap distrik/kecamatan di Kabupaten Raja Ampat telah memiliki bangunan SMP karena jumlah distrik di Kabupaten Raja Ampat sebanyak 24 distrik. Namun kenyataannya belum semua kecamatan memiliki bangunan gedung SMP, dimana menurut data dari dinas pendidikan Kabupaten Raja Ampat masih ada satu distrik yang belum memiliki gedung SMP, yakni Distrik Supnin. Seorang guru di jenjang pendidikan SMP memiliki beban mengajar 9-10 siswa. Pada jenjang pendidikan SMA di Kabupaten Raja Ampat terdapat 15 sekolah, Tabel 5.1 Indikator Pendidikan Kabupaten Raja Ampat 2012 Uraian SD SMP SMA/SMK Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Murid Sekolah 97,56 75,39 94,20 Rasio Murid Guru 27,36 9,95 8,12 Gambar 5.1 Perkembangan Jumlah Sekolah Kabupaten Raja Ampat tahun TAHUKAH ANDA? Distrik Meosmansar adalah distrik dengan jumlah gedung sekolah SD terbanyak di Kabupaten Raja Ampat dengan 7 sekolah. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

28 PENDIDIKAN APS Usia tahun Hanya Sebesar 62,37 Persen Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia tahun sebesar 62,37 persen, berarti masih ada sekitar 37,63 persen penduduk usia tahun sedang tidak bersekolah. Gambar 5.2 APS Menurut Kelompok Umur Pendidikan Tahun siswa dan 174 guru, dimana baru 12 distrik di Kabupaten Raja Ampat yang sudah terdapat gedung SMA/SMK. Pada jenjang pendidikan ini satu orang guru rata-rata memiliki beban mengajar 8-9 siswa. TAHUKAH ANDA? APS usia tahun Kabupaten Raja Ampat sebesar 93,23 persen masih lebih tinggi dibandingkan APS tahun Provinsi Papua Barat. Rasio murid terhadap sekolah menggambarkan rata-rata murid yang bisa ditampung dalam satu gedung sekolah. Pada jenjang pendidikan SD rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 97,56 atau dengan kata lain rata-rata setiap sekolah SD menampung sekitar siswa. Pada jenjang pendidikan SMP, rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 75,39. Sedangkan pada jenjang pendidikan SMA/Sederajat rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 94,20. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th; th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; th; th). APS usia 7-12 pada tahun 2012 mencapai 92,27 persen, hal ini berarti masih ada sekitar 7,73 persen penduduk usia 7-12 tahun sedang tidak bersekolah. APS mencapai 93,23 persen dan APS hanya sebesar 62,37 persen, yang berarti sekitar 37,63 %) penduduk yang berusia tahun sedang tidak bersekolah. 16 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

29 PENDIDIKAN Masih Ada Distrik Yang Belum Memiliki Gedung Sekolah SMP Pada tahun 2011, terdapat 31 gedung sekolah SMP, dari 24 distrik di Kabupaten Raja Ampat hanya distrik Supnin yang belum memiliki sekolah SMP. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD tahun 2012 mencapai 115,31 persen, berarti masih ada sekitar 15,31 persen murid SD yang berada diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu kurang dari 7 tahun atau di atas 12 tahun. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin rendah angka partisipasi kasarnya. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator yang menunjukkan persentase penduduk yang tepat bersekolah pada kelompok umur yang sesuai. Pada tingkat SD persentase penduduk yang bersekolah SD tepat pada usia sekolah SD sebesar 88,43 persen. Artinya masih ada sekitar 11,57 persen penduduk yang tepat berusia sekolah SD 7-12 tahun sedang tidak bersekolah SD. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka Angka Partisipasi Sekolahnya semakin rendah, kondisi ini berlaku juga di Raja Ampat. Nilai APK dan APM SMP terlihat menurun tajam bila dibandingkan dengan APK dan APM SD. APK dan APM SMP sebesar 62,05 persen dan 46,94 persen, begitu juga dengan nilai APK dan APM SMA yang hanya sebesar 71,47 persen dan 49,75 persen. Angka melek huruf di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 sebesar 94,34 persen meningkat dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 93,62 persen dan juga lebih besar dari tahun 2011 sebesar 94,13 persen.. Gambar 5.3 APK dan APM Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Gambar 5.4 Angka Melek Huruf Kabupaten Raja Ampat tahun ,77 93, ,13 TAHUKAH ANDA? 94,34 APM usia 7-12 tahun sebesar 100 % adalah salah satu target indikator dari tujuan MDG s yakni tercapainya pendidikan dasar untuk semua. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

30 KESEHATAN Tidak Ada Dokter Spesialis di Kabupaten Raja Ampat Sampai dengan tahun 2012, hanya terdapat 9 orang dokter umum di Kabupaten Raja Ampat, sementara untuk dokter spesialis dan dokter ahli belum ada. Tabel 6.1 Indikator Kesehatan Kabupaten Raja Ampat Tahun Uraian Jumlah Rumah Sakit Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Pustu Jumlah Posyandu Jumlah Dokter Jumlah Perawat Jumlah Bidan Jumlah Non Medis Tabel 6.2 Jumlah Dokter dan Rasio Penduduk Per Dokter Tahun Uraian Jumlah Dokter Ahli Jumlah Dokter Umum Jumlah Dokter Spesialis Rasio Penduduk Per Dokter TAHUKAH ANDA? Ada 5 Distrik yang belum mempunyai Puskesmas, yakni Distrik Salawati Tengah, Salawati Barat, Batanta Utara, Supnin dan Kepulauan Ayau. Jumlah fasilitas kesehatan berupa rumah sakit di Raja Ampat sampai tahun 2011 hanya berjumlah 2 unit. Rumah sakit ini semuanya berada di Distrik Kota waisai. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan lain seperti Puskesmas dan puskesmas pembantu ada hampir di seluruh distrik di wilayah Raja Ampat. Dari total 24 distrik di Raja Ampat, jumlah puskesmas mencapai 19 unit. Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan minimal harus ada satu unit puskesmas, namun ternyata kondisi ini belum sepenuhnya terpenuhi. Begitu juga dengan fasilitas puskesmas pembantu yang jumlahnya belum setara dengan jumlah kelurahan/desa di Raja Ampat, dimana jumlah kelurahan/desa mencapai 121, jumlah pustu hanya 47 unit. Tenaga kesehatan juga memegang peranan penting dalam hal pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Jumlah tenaga kesehatan dokter di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 hanya berjumlah 9 orang, semuanya merupakan dokter umum. Artinya rasio beban kerja seorang dokter di Kabupaten Raja Ampat harus melayani sekitar orang. Jumlah rasio ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 (2.671 orang). Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 banyak terdapat dokter PTT yang ditugaskan di Kabupaten Raja Ampat. 18 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

31 KESEHATAN Satu Orang Dokter Harus Melayani Orang Rasio penduduk per dokter di Kabupaten Raja Ampat sebesar orang, artinya satu orang dokter harus melayani setidaknya orang. Jumlah Puskesmas Keliling (PUSLING) di Kabupaten Raja Ampat ada sebanyak 16 unit. Menurut jenis kendaraan yang digunakan untuk berkeliling, ada 3 macam PUSLING yaitu PUSLING dengan menggunakan perahu, mobil dan motor yang masing-masing berturut-turut berjumlah sebanyak 8 unit, 3 unit dan 5 unit. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, jumlah pusling terbanyak berada di Distrik Waigeo Utara dengan 3 PUSLING. Sedangkan untuk posyandu di Kabupaten Raja Ampat ada sebanyak 121 unit. Jumlah terbanyak ada di Distrik Meosmansar yaitu sebanyak 9 unit. Persentase penolong kelahiran akhir bayi di Kabupaten Raja Ampat yang ditolong oleh tenaga medis seperti dokter, bidan dan tenaga medis lainnya di tahun 2012 mencapai sekitar 56,77 persen, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 sebesar 41,46 persen. Sementara itu di tahun 2011 bayi yang proses kelahiran terakhirnya di tolong oleh dukun mengalami penurunan dari 55,57 persen di tahun 2011 menjadi 40,89 persen di tahun Penurunan persentase penolong kelahiran terakhir oleh dukun diduga karena semakin sadarnya masyarakat di Kabupaten Raja Ampat terhadap keberadaan tenaga kesehatan medis. Gambar 6.2 Persentase Penolong Kelahiran Terakhir Kabupaten Raja Ampat tahun Gambar 6.1 Puskesmas Keliling Menurut Jenis Kendaraan Tahun 2012 TAHUKAH ANDA? Masyarakat di Kab Raja Ampat,jika ingin berobat ke dokter spesialis harus dirujuk ke Kota Sorong karena di Raja Ampat belum terdapat dokter spesialis. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

32 KESEHATAN Puskesmas Menjadi Tujuan Favorit Penduduk Untuk Berobat Ada beberapa pilihan fasilitas kesehatan bagi penduduk yang akan berobat, diantara pilihan fasilitas tersebut puskesmas menjadi tujuan favorit penduduk untuk berobat jalan yakni sebesar 86,70 persen. Gambar 6.3 Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Tahun 2012 Gambar 6.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Dirinci Menurut Tempat/Cara Berobat T ahun 2012 TAHUKAH ANDA? Jumlah peserta JAMKESMAS di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 sebanyak peserta. Jumlah ini tidak mengalami perubahan sejak Pada tahun 2012 penduduk di Kabupaten Raja Ampat cenderung lebih memilih mengobati sendiri daripada berobat jalan. Hal ini dimungkinkan karena di Kabupaten Raja Ampat sendiri baru terdapat 2 rumah sakit dan semuanya berada di Ibukota Kabupaten Raja Ampat, sehingga pilihan paling realistis adalah dengan mengobati sendiri. Ada sebanyak 59,13 persen yang mengobati sakit dengan mengobati sendiri, sementara yang berobat jalan ada sekitar 50,83 persen. Ada beberapa pilihan fasilitas kesehatan bagi penduduk yang akan berobat jalan, antara lain Puskesmas, praktek dokter, rumah sakit dan tenaga kesehatan. Diantara fasilitas -fasilitas tersebut yang paling banyak digunakan adalah puskesmas yaitu sebesar 86,70 persen kemudian rumah sakit hanya 8,72 persen.kemudian berturut-turut baru disusul tenaga kesehatan dan dokter sebesar 2,85 persen dan 1,74 persen. Hal ini dimungkinkan karena puskesmas ada hampir di semua distrik sedangkan untuk rumah sakit susah dijangkau oleh penduduk karena letaknya hanya ada di Ibu Kota Kabupaten. Jumlah peserta ASKES pada tahun 2012 sebanyak peserta dengan total anggota ASKES mencapai anggota, jumlah peserta ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai peserta. 20 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

33 PERUMAHAN Terjadi Peningkatan Kepemilikan Rumah Sewa Berdasarkan status kepemilikan rumah, persentase rumah tangga yang memiliki rumah dengan sewa mengalami peningkatan dari 1 persen di tahun 2011 menjadi 4,65 persen di tahun Perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat. Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati, menikmati, atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat aman, serasi dan teratur (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Bab III Perumahan Pasal 5 ). Kondisi perumahan di Raja Ampat tahun 2012 bisa dikatakan tidak mengalami perubahan yang terlalu berarti, ada beberapa indikator perumahan yang mengalami peningkatan kualitas tetapi ada juga yang mengalami penurunan kualitas. Pada tahun 2012 rumah tangga yang telah memiliki rumah dengan status milik sendiri mencapai 81,96 persen, mengalami penurunan dari kondisi tahun 2011 yang mencapai 86,91 persen. Sedangkan untuk status kepemilikan rumah kontrak, sewa dan dinas mengalami penurunan seiring kenaikan dari status kepemilikan rumah lainnya. Dilihat dari sisi jenis lantai terluas, rumah tangga yang memiliki rumah berlantai tanah mengalami peningkatan dari 5,75 persen di tahun 2011 menjadi sekitar 7,06 persen di tahun Tabel 7.1 Indikator Perumahan Tahun Kepemilikan Rumah (%) Uraian Milik Sendiri 86,91 81,96 Kontrak 1,00 0,00 Sewa 1,00 4,65 Dinas 4,39 3,78 Lainnya 6,70 9,61 Sumber Penerangan Listrik 59,14 62,24 Bukan Listrik 40,86 37,76 Jenis Lantai Terluas (%) Bukan Tanah 94,25 92,94 Tanah 5,75 7,06 Jenis Dinding terluas (%) Tembok 37,68 40,09 Kayu 56,70 57,05 Bambu - 0,81 Lainnya 5,62 2,04 TAHUKAH ANDA? Berdasarkan jenis atap terluas, pada tahun 2012 di Kabupaten Raja Ampat masih terdapat sekitar 12,67 persen rumah yang beratapkan ijuk/rumbia. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

34 PERUMAHAN Masih ditemukan Rumah dengan Dinding Terluas dari Bambu Ada sekitar 0,81 persen rumah tangga yang mempuyai rumah dengan dinding terluas dari bambu, hal ini dikarenakan rumah tersebut merupakan sisa rumah peninggalan jaman pendudukan Belanda di Indonesia. Gambar 7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Ditinjau dari sisi penerangan yang Air Minum Tahun 2012 digunakan oleh penduduk dapat diketahui bahwa hampir separoh penduduk Kabupaten Raja Ampat belum merasakan penerangan listrik, baik itu listrik dari PLN ataupun dari PLTD Waisai yang merupakan salah satu BUMMD di Kabupaten Raja Ampat. Sampai pada tahun 2012 hanya 62,24 persen penduduk yang menggunakan penerangan listrik, yang terdiri dari 49,65 persen diantaranya menggunakan listrik dari PLTD Waisai dan sisanya sebesar 12,59 persen Gambar 7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penggunaan Air Bersih Tahun ,34 36,09 19,66 0,91 Sendiri Bersama Umum Tidak ada penerangan listrik PLN. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya persentase rumah tangga yang menggunakan listrik mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Persentase rumah tangga yang mempunyai rumah dengan dinding terluas dari tembok mengalami peningkatan kualitas dari 37,68 persen di tahun 2011 menjadi 40,09 persen di tahun Hal ini diduga pada tahun 2012, banyak penduduk yang membangun rumah permanen di waisai dengan dinding terluas dari beton, karena harga kayu juga semakin mahal dan semakin banyaknya penjual batu tela di Waisai. Walaupun demikian untuk rumah tangga dengan dinding terluas dari bambu di Kabupaten Raja Ampat masih ditemukan sebesar 0,81 persen, kondisi ini merupakan sisa peninggalan jaman pendudukan Belanda. 22 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

35 PERUMAHAN Ada Rumah Tangga Tidak Memiliki Fasilitas Tempat Buang Air besar Salah satu indikator rumah layak huni adalah memiliki fasilitas tempat buang air besar (WC) sendiri, akan tetapi sampai tahun 2012 di Raja Ampat masih ada sekitar 12,65 persen rumah tangga yang tidak terdapat fasilitas buang air besar. Akses terhadap air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk di suatu wilayah. Persentase Rumah tangga dengan sumber air minum dari sumur pada tahun 2012 adalah sebesar 53,96 persen, dari angka tersebut sekitar 31,75 persen bersumber dari sumur yang terlindungi. Pada tahun 2012 ini juga terdapat sekitar 19,50 persen rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari mata air, kemudian 10,77 persen rumah tangga dengan sumber air minum yang berasal dari air hujan, 8,83 berasal dari air sungai serta sisanya 6,95 persen dari sumber air isi ulang. Rumah tangga yang sumber air minumnya berasal dari isi ulang semuanya berada di Ibu kota Kabupaten, Distrik Kota Waisai. Dilihat dari persentase rumah tangga menurut fasilitas tempat buang air besar, baru sebanyak 36,09 persen rumah tangga sudah memiliki tempat pembuangan air besar sendiri; kemudian sebanyak 43,34 persen menggunakan fasilitas tempat buang air besar umum; 19,66 persen menggunakan tempat buang air besar secara bersama; dan masih ada sebanyak 0,91 persen rumah tangga yang tidak terdapat fasilitas tempat pembuangan air besar. Gambar 7.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun ,71% 45,40% Gambar 7.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Utama untuk Memasak Tahun ,25% 12,65% Sendiri Bersama Umum Tidak ada Minyak tanah 12,79% Listrik 0,50% TAHUKAH ANDA? Kayu 86,71% Pada Tahun 2012 penduduk di Raja Ampat tidak ada yang menggunakan gas/elpiji sebagai bahan bakar memasak. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

36 PEMBANGUNAN MANUSIA Semua Indikator Pembangunan Manusia Mengalami Peningkatan Komponen penyusun IPM yang meliputi angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, dan paritas daya beli masyarakat mengalami peningkatan dibandingkan tahun Gambar 8.1 Komponen penghitungan IPM Uraian Indeks Pembangunan Manusia 64,58 64,06 65,49 Angka harapan hidup (th) 66,17 66,50 66,82 Angka Melek Huruf (%) 93,62 94,13 94,34 Rata-rata lama sekolah (th) 7,35 7,43 7,53 Pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan (ribu Rp) 560,70 562,22 563,96 Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. Secara rinci ketiga dimensi ini diukur dengan menggunakan empat indikator sosial yang dinyatakan dengan ukuran harapan hidup (untuk mengukur capaian umur panjang) sebagai ukuran bidang kesehatan, Angka melek huruf sebagai ukuran umum kemampuan baca tulis masyarakat bidang pendidikan dan partisipasi sekolah yaitu rata-rata lamanya sekolah dan angka partisipasi sekolah serta ukuran daya beli masyarakat. Angka harapan hidup waktu lahir penduduk Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 diperkirakan 66,82 tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 66,17 tahun dan tahun 2011 sebesar 66,50 tahun. Rata-rata lama sekolah penduduk berumur 15 tahun atau lebih pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 dan Pada tahun 2012, setiap penduduk dewasa rata-rata menghabiskan 7,53 tahun untuk menyelesaikan pendidikan formalnya, hal ini berarti program wajib belajar sembilan tahun belum sukses dinikmati semua penduduk di Kabupaten Raja Ampat. Di sisi lain, angka melek huruf pada 24 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

37 PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Kabupaten Raja Ampat Termasuk kedalam Golongan Menengah Pada tahun 2012, IPM Kabupaten Raja AMpat mencapai 65,49. Berdasarkan klasifikasi UNDP capaian IPM Kabupaten Raja Ampat termasuk kedalam golongan menengah juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 angka melek huruf penduduk dewasa tercatat 93,62 persen kemudian naik menjadi 94,13 persen di tahun 2011 dan kembali naik menjadi 94,34 persen di tahun Seiring dengan kemajuan pembangunan ekonomi di Kabupaten Raja Ampat serta adanya factor inflasi, daya beli penduduk pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 paritas daya beli penduduk 560,70 ribu rupiah, kemudian meningkat menjadi 563,96 ribu rupiah pada tahun Indeks Pembangunan Manusia Kabupat- Raja Ampat Tahun en Raja Ampat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di tahun 2012 IPM sebesar 65,49 lebih besar dibandingkan tahun 2010 dan 2011 sebesar 64,58 dan 65,06. Dalam klasifikasi UNDP capaian IPM Raja Ampat termasuk ke dalam golongan menengah (50,00-79,99 persen). IPM kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 ini berada pada ranking ke 10 dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat. Gambar 7.3 Tren Indeks Pembangunan Manusia Kab Raja Ampat Tahun ,00 65,50 65,00 64,50 64,00 63,50 63, IPM 64,08 64,58 65,06 65,49 Gambar 7.4 Tren Reduksi Shortfall IPM Kabupaten 1,40 1,40 1,34 1, Untuk mencapai kondisi pembangunan manusia ideal diperlukan waktu yang masih sangat panjang. Jika sudah mencapai kondisi ideal, Kabupaten Raja Ampat telah terbebas dari buta huruf, angka harapan hidup mencapai 85 tahun dan daya beli masyarakat telah semakin tinggi. TAHUKAH ANDA? Selama periode , posisi IPM Kab Raja Ampat selalu menempati peringkat ke 10 diantara Kab/Kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

38 PERTANIAN Sektor Pertanian Mempunyai Share yang Cukup Besar Pada tahun 2012, sektorpertanian merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap penciptaan PDRB ADHB dengan share sebesar 37,27 persen. Gambar 9.1 Share Sektor Pertanian Terhadap Penciptaan PDRB Tahun ,27 36,54 33, Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Salah satu hasil perikanan di Kabupaten Raja Ampat. Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar kedua atas penciptaan PDRB di Kabupaten Raja Ampat setelah sektor pertambangan. Selama periode peranan sektor pertanian mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 kontribusi sektor pertanian mencapai 37,27 persen dari total PDRB ADHB, mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang mencapai 33,84 persen dan tahun 2011 Dari total 37,27 persen kontribusi sektor pertanian, sekitar 72,16 persen berasal dari sub sektor perikanan. Secara umum selama periode , kondisi pertanian khususnya tanaman pangan di kabupaten Raja Ampat mengalami penurunan produksi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Produksi padi (sawah dan ladang) mengalami penurunan produksi dari ton di tahun 2011 menjadi hanya 497 ton di tahun 2012, atau terjadi penurunan sekitar 74 persen. Penurunan ini disebabkan karena terjadi penurunan luas panen dari 540 hektar di tahun 2011 menjadi sekitar 142 hektar di tahun TAHUKAH ANDA? Distrik Salawati Tengah adalah sentra penghasil tanaman padi di Kabupaten Raja Ampat. Berbanding terbalik dengan produksi padi, produksi dan luas panen tanaman jagung tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Produksi naik dari 142 ton di tahun 2011 menjadi 472 ton di tahun 2012, sementara luas panennya justru galami 26 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

39 PERTANIAN Produktivitas Kedelai Mengalami Penurunan Selama kurun waktu , produktivitas tanaman kedelai selalu mengalami penurunan, dari 9,89 Kw/Ha di tahun 2010 menjadi 4,80 Kw/Ha di tahun Mengalami penurunan dari 89 hektar menjadi 76 hektar di tahun Peningkatan produksi dan luas panen ini juga terjadi pada komoditas tanaman pangan ubi jalar, sementara untuk komoditas lain seperti kedelai, kacang tanah dan ubi kayu mengalami penurunan produksi. Komoditas tanaman pangan kedelai Produksinya turun pada tahun 2012 dari 20 ton pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 5,8 ton pada tahun 2010, penurunan ini dikarenakan terjadi penurunan luas panen dari 21 hektar di tahun 2011 menjadi 12 hektar di tahun Produktivitas ubi kayu pada tahun 2012 paling besar dibandingkan dengan produktivitas tanaman pangan yang lain. Hasil produksi tanaman ubi kayu setiap hektarnya adalah 364,92 kuintal. Nilai ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 116,63 kuintal per hektar. Produktivitas tertinggi kedua adalah tanaman ubi jalar, dengan tingkat produktivitas 166,97 kuintal per hektar mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 101,26 kuintal per hektar. Sedangkan produktivitas tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung, kacang tanah dan kedelai pada tahun 2012 masing-masing sebesar 35,00; 62,11; 7,33 dan 4,80 kuintal/hektar. Padi Tabel 9.1 Indikator Pertanian Tahun Uraian Luas panen (ha) Produksi (ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha) Jagung 34,96 35,58 35,0 Luas panen (ha) Produksi (ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha) Kedelai 15,60 15,98 62,11 Luas panen (ha) Produksi (ton) ,8 Hasil per Hektar (Kw/Ha) Kacang Tanah 9,89 9,60 4,80 Luas panen (ha) Produksi (ton) ,2 Hasil per Hektar (Kw/Ha) Ubi Kayu 10,32 10,13 7,33 Luas panen (ha) ,5 Produksi (ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha) Ubi Jalar 104,29 116,63 364,92 Luas panen (ha) Produksi (ton) Hasil per Hektar (Kw/Ha) 100,82 101,26 166,97 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

40 PERTANIAN Kelapa Adalah Komoditi Unggulan Tanaman Perkebunan Ada beberapa komoditi tanaman perkebunan yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat, yang paling banyak produksinya adalah tanaman kelapa dengan nilai produksi mencapai ton. Kelapa Tabel 9.2 Indikator Perkebunan Tahun Uraian Luas Area (ha) Produksi (ton) Kakao Luas Area (ha) Produksi (ton) Jambu Mete Sagu Luas Area (ha) 6 3 Produksi (ton) 2,5 0,5 Luas Area (ha) Produksi (ton) Pinang Luas Area (ha) Produksi (ton) TAHUKAH ANDA? Distrik Misool merupakan penghasil kelapa terbesar di Kabupaten Raja Ampat dengan perkiraan produksi sebesar ton. Komoditi tanaman perkebunan unggulan di Kabupaten Raja Ampat adalah kelapa. Pada tahun 2012 luas area dari kelapa mencapai hektar dengan hasil produksi mencapai ton. Tanaman sagu mempunyai produksi terbesar kedua setelah kelapa dengan nilai produksi mencapai 668 ton dengan luas area 660 hektar. Selain kelapa dan sagu, tanaman perkebunan lain yang diusahakan oleh penduduk di Raja Ampat antara lain kakao, jambu mete, kopi pinang, pala. Selain tanaman pangan dan perkebunan, di Kabupaten Raja Ampat juga terdapat beraneka macam komoditi sayuran dan buahbuahan. Jenis sayuran yang banyak ditanam di Kabupaten Raja Ampat antara lain kubis, petsai atau sawi, kacang panjang,cabe besar, cabe rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung dan bayam. Dari bermacam sayuran diatas yang paling besar produksinya adalah tomat dan yang paling sedikit produksinya adalah ketimun. Sedangkan untuk jenis buah-buahan, yang banyak ditanam di Kabupaten Raja Ampat antara lain pisang, nenas, mangga, jeruk, rambutan, sukun dan durian. Diantara bermacam buah-buahan diatas, buah yang mempunyai produksi paling tinggi adalah buah pisang. 28 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

41 PERTANIAN Populasi Ternak Sapi Meningkat Pada tahun 2012 ini di Kabupaten Raja Ampat terdapat populasi ternak sapi sebanyak ekor, jumlah ini meningkat sekitar 50,60 persen dibandingkan tahun Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Raja Ampat, ternak yang dibudidayakan di kabupaten Raja Ampat antara lain sapi, kambing dan babi. Populasi ternak akhir tahun 2012 yaitu sapi sebanyak ekor, kambing 311 ekor dan babi sebanyak 597 ekor. Populasi ternak sapi pada tahun 2012 ini mengalami kenaikan jumlah dibandingkan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 berjumlah ekor. Hal ini diduga karena adanya program bantuan dari Pemda Kabupaten Raja Ampat kepada masyarakat. Sementara itu di Raja Ampat juga terdapat kerbau sebanyak satu ekor yang berada di Distrik Misool. Pada tahun 2012 ini terdapat pemotongan hewan ternak di Raja Ampat antara lain sapi sebanyak 321 ekor, kambing sebanyak 86 ekor dan babi sebanyak 186 ekor. Populasi unggas yang ada di Kabupaten Raja Ampat antara lain ayam kampung, itik dan entok dimana jumlah populasinya tahun 2012 berturut-turut ekor, ekor dan 948 ekor. Dari ketiga ternak unggas tersebut dihasilkan produksi daging masingmasing untuk ayam sebanyak kg, itik sebanyak 869 kg dan entok sebanyak 706 kg daging. Sementara untuk produksi telurnya, untuk ayam menghasilkan kg, itik sebanyak kg dan entok sebanyak kg. Tabel 9.3 Indikator Peternakan Tahun Uraian Populasi Ternak (Ekor) Sapi Kerbau 1 1 Kambing Babi Ayam Itik Entok Produksi Daging (Kg) Sapi Kambing Babi Ayam Itik Entok Produksi Telur (Kg) Ayam Itik Entok TAHUKAH ANDA? Pada tahun 2012, sekitar 78 persen populasi ternak sapi berada di Distrik Salawati Tengah. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

42 PERTAMBANGAN DAN ENERGI Kontribusi Sektor Pertambangan Mengalami Penurunan Selama kurun waktu , Kontribusi sektor pertambangan cenderung mengalami penurunan, dari 53,28 persen di tahun 2009 menjadi 40,63 persen di tahun Gambar 10.1 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Tabel 10.1 Jumlah Pembangkit Listrik, Daya Terpasang dan Lokasi Pembangkit Listrik Jumlah Pelanggan Listrik Tahun 2012 Jumlah Unit Daya Jumlah Terpasang (VA) Pelanggan Kalobo Saonek Waigama Kabare Samate Waisai 5 n.a Jumlah Sektor pertambangan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten raja Ampat termasuk kedalam sektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi terbesar diantara sektor-sektor yang lain. Sekitar separoh dari nilai PDRB disumbang oleh sektor ini. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Raja Ampat tahun 2012 mencapai 495,81 miliar rupiah, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang nilainya nencapai 494,69 miliar. Walaupun nilainya mengalami peningkatan akan tetapi kontribusi sektor pertambangan dan penggalian berangsur mengalami penurunan sejak tahun Pada tahun 2009, kontribusi sektor ini mencapai 53,28 persen, kemudian angka ini terus mengalami penurunan hingga 40,63 persen di tahun 2012 atau terjadi penurunan sekitar 12 persen. Pada tahun 2012 ada sebanyak 10 unit pembangkit listrik di Raja Ampat yang tersebar di 6 distrik, dengan. Distrik Kota waisai mempunyai pembangkit listrik terbanyak dengan 5 unit yang dikelola oleh BUMD, sedangkan lima distrik lainnya masing-masing terddapat 1 unit ysng dikelola oleh PT.PLN Cabang Sorong. 30 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

43 INDUSTRI PENGOLAHAN Hanya Terdapat Industri Kecil Dari total 13 industri pengolahan di Raja Ampat, seluruhnya merupakan industri kecil dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB hanya mencapai 0,24 persen.. Dalam struktur ekonomi Kabupaten Raja Ampat, sektor industri pengolahan bukan merupakan sektor unggulan dalam pembentukan PDRB. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDRB ADHB pada tahun 2012 hanya mencapai 0,24 persen, dimana semuanya merupakan ndustri kecil kerajinan rumah tangga. Kontribusi sektor ini pada tahun 2012 tetap dibandingkan tahun 2011, dan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2009 dan Industri pengolahan yang ada di Raja Ampat semuanya termasuk industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Raja Ampat, pada tahun 2012 Industri yang ada di Kabupaten Raja Ampat masih didominasi oleh industri kimia, agro, dan hasil hutan. Dari total 13industri yang ada, 9 diantaranya merupakan industri kimia, agro, dan hasil hutan. Kemudian yang berusaha di bidang industri logam, mesin dan elektronika berjumlah 2 unit dan industri sandang, kulit dan aneka berjumlah 13 unit. Tenaga kerja yang terserap dari sektor industri pengolahan pun masih sangatlah sedikit, hanya 48 orang, sebagian besar atau sekitar 73 persen dari tenaga kerja tersebut berada di sektor kimia. Gambar 11.1 Kontribusi PDRB Sektor Industri Pengolahan Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Jenis Industri Jumlah Unit Jumlah Tenaga Kerja Kimia, Agro & Hasil Hutan 9 35 Sandang, Kulit & Aneka 2 8 Logam, Mesin & Elektronika 2 5 0,19 0,21 0,24 0, Tabel 11.1 Jumlah Unit Usaha Industri dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Indsutri Tahun 2012 Jumlah Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kab. Raja Ampat TAHUKAH ANDA? Dari total 13 jumlah unit usaha industri di Raja Ampat, 84,61 persen diantaranya berada di Distrik Kota Waisai. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

44 KONSTRUKSI Kontribusi Sektor Konstruksi Selalu Mengalami Peningkatan Selama periode , kontribusi sektor konstruksi selalu mengalami peningkatan dari 4,33 persen di tahun 2009 menjadi 65,68 persen di tahun Gambar 12.1 Kontribusi Sektor Konstruksi Tahun ,33 5,49 7,14 Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Tabel 12.2 Pertumbuhan Sektor Konstruksi Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, , ,16 34,78 TAHUKAH ANDA? 29, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Raja Ampat tahun 2011 sebesar 160,64, menduduki peringkat kedua terbesar se Provinsi Papua Barat. 25,00 Kabupaten Raja Ampat sebagai kabupaten yang relatif masih baru, sedang giatmelakukan pembangunan, seperti akses dan sarana transportasi, gedung pemerintahan, sarana pendidikan, kesehatan serta infrastruktur pendukung lainnya. Selama periode , nilai tambah bruto sektor konstruksi selalu mengalami kenaikan. Nilai tambah bruto sektor konstruksi Kabupaten Raja Ampat tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai 99,93 miliar rupiah, jumlah ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 45,73 miliar rupiah. Kontribusi sektor konstruksi cenderung mengalami peningkatan dari 4,33 persen di tahun 2009 kemudian meningkat menjadi 5,50 persen di tahun 2010 dan meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 8,19 persen. Selama periode pertumbuhan sektor ini mengalami perlambatan, walaupun begitu pertumbuhan sektor ini selalu berada di atas 15 persen. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2012 merupakan pertumbuhan sektor tertinggi kedua diantara sektor-sektor lain pembentuk PDRB. Pertumbuhan sebesar 51,16 persen di tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 29,72 persen di tahun 2011 dan terkoreksi lagi menjadi 25,00 persen di tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

45 HOTEL DAN PARIWISATA Subsektor Hotel Memberikan Kontribusi 0,07 persen Terhadap PDRB Pada tahun 2011, nilai tambah bruto yang tercipta dari subsektor hotel sebesar819 juta rupiah, dan memberikan kontribusi terhadap penciptaan PDRB sekitar 0,07 persen... Sebagai salah satu tujuan wisata utama di Tabel 13.1 Statistik Perhotelan Kabupaten Raja Ampat Tahun Provinsi Papua Barat, sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata di Kabupaten Rincian Raja Ampat belum begitu maksimal. Padahal Jumlah Hotel/Losmen hotel merupakan salah satu faktor terpenting Kamar Tersedia dalam industri pariwisata selain transportasi. Tempat Tidur Tersedia Kontribusi subsektor hotel terhadap pembentukan PDRB tidak signifikan. Walaupun begitu Banyaknya Tamu Asing yang Kamar yang digunakan selama tiga tahun terakhir kontribusi subsektor ini selalu mengalami kenaikan. Kontri Check In Banyaknya Tamu Asing yang Check Out busi Subsektor Hotel pada tahun 2010 sebesar 0,05 persen kemudian meningkat menjadi Banyaknya Tamu Indonesia Banyaknya Tamu Indonesia yang Check In ,10 persen di tahun yang Check Out Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab Raja Ampat, jumlah hotel dan losmen di Raja Ampat tahun 2012 sebanyak 19 unit, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 18 unit. Hotel dan losmen ini sebagian besar atau sekitar 83 persen tersebar di Distrik Meosmansar dan distrik kota waisai. Sedangkan 3 hotel/losmen laninnya terdapat 0,05 masing-masing di Distrik Misool Selatan, Batanta Utara dan Distrik Waigeo Selatan. Gambar 13.1 Kontribusi PDRB Subsektor Hotel Tahun ,10 0,07 Jumlah kamar yang tersedia pada tahun 2012 sebanyak 175 kamar, jumlah kamar ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 (140 kamar dan tahun 2011 (150 kamar). Begitu juga dengan jumlah tempat tidur yang tersedia, dari 163 tempat tidur di tahun 2010 MENJ Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

46 HOTEL DAN PARIWISATA Terjadi Peningkatan Jumlah Wisatawan Yang Cukup Besar Pada tahun 2011, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat sebanyak orang, mengalami peningkatan sekitar 90 persen dibandingkan tahun Resort di Raja Ampat. Gambar 13.2 Persentase Wisatawan Asing Berdasarkan Asal Amerika 17,00% Tujuan Tahun 2012 Eropa 65,20% Australia 4,60% TAHUKAH ANDA? Asia 12,37% Afrika 0,84% Selama tahun 2012, Wisatawan yang datang ke Raja Ampat paling banyak berkunjung di bulan Desember. menjadi 185 tempat tidur di tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 195 tempat tidur di tahun Jumlah tempat wisata di Kabupaten Raja Ampat dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012ini untuk desa wisata terdapat 17 desa wisata sedangkan untuk resort jumlahnya sekitar 7 resort yang tersebar di 5 distrik. Di Distrik Kota Waisai dan Meosmansar terdapat 2 resort sedangkan 3 resort sisanya berada di Distrik Batanta Utara, Misool selatan dan Distrik Waigeo Barat. Selama periode , terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang cukup signifikan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Pada tahun 2010 total jumlah wisatawan sebanyak kemudian naik menjadi dua kali lipat menjadi wisatawan di tahun 2011 dan sedikit mengalami kenaikan ditahun 2012 menjadi Dari total wisatawan pada tahun 2011 sebanyak orang, orang merupakan wisatawan domestik dan orang wisatawan Asing. Kenaikan jumlah wisatawan ini diduga karena gencarnya promosi wisata baik di dalam negeri maupun sampai ke luar negeri. Dalam satu tahun di Kabupaten Raja Ampat juga terdapat dua event resmi tetap yakni dalam rangka HUT Kabupaten Raja Ampat dan Festival Bahari. 34 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

47 HOTEL DAN PARIWISATA Wisatawan Asing Banyak Yang Tinggal di Atas Kapal (Liveaboard) Wisatawan asing yang berkunjung ke Raja Ampat selain tinggal di resort, juga banyak yang tinggal di atas kapal (liveaboard). Wisatawan asing yang banyak berkunjung ke Raja Ampat paling banyak berasal dari Eropa sebanyak 65,20 persen, kemudian diikuti oleh wisatawan dari Amerika sebanyak 17,00 persen, kemudian dari Asia 12,37 persen, dari Australia 4,60 persen dan kurang dari satu persen berasal dari Afrika. Wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Raja Ampat biasanya tinggal di resort, akan tetapi sebagian besar ada juga yang tinggal di atas kapal (liveaboard) dengan lama tinggal antara 10 sampai 21 hari. Wisatawan asing banyak yang tinggal di atas kapal (liveaboard) karena pada umumnya mengikuti paket kunjungan (paket liveaboard) yang disediakan oleh perusahaan penyedia jasa pariwisata. Kabupaten Raja Ampat Sebagai salah satu kabupaten kepulauan yang terajut oleh mozaik 610 pulau, Raja Ampat merupakan bagian terpenting dari ekosistem kepulauan Nusantara yang sangat kaya dan beragam di gerbang Pasifik wilayah Kepala Burung, Provinsi Papua Barat. Realitas wilayah Kabupaten Raja Ampat memberikan konsekuensi betapa besar potensi dan keanekaragaman hayati pesisir dan laut kepulauan yang mempesona sebagai aset prospektif bagi pengembangan pariwisata. Kekayaan dan keanekaragaman hayati kepulauan Raja Ampat ditandai dengan beragamnya ekosistem yang ada di wilayah tersebut seperti ekosistem Kapal liveaboard di Raja Ampat. Terumbu karang di Raja Ampat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

48 HOTEL DAN PARIWISATA Kabupaten Raja Ampat Terletak di Coral Triangle Wilayah Kabupaten Raja Ampat yang berada di jantung segitiga karang dunia (coral triangle) merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini. Salah satu tempat wisata di Meosmansar, di Raja Ampat. terumbu karang, ekosistem lamun, ekosistem mangrove, ekosistem pantai berpasir dan sebagainya. Bahkan keindahan panorama bawah lautnya dengan hamparan terumbu karang yang eksotik sangat terkenal di dunia. Semua ini memberi peluang bagi pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata pulau pulau kecil dan bahari berbasis ekosistem. Wilayah Kabupaten Raja Ampat yang berada di jantung segitiga karang dunia (coral triangle) merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia pada saat ini. Dengan sekitar 540 jenis karang teras (jumlah ini lebih dari 75 % jenis karang di dunia) dan lebih dari sekitar jenis ikan karang, 60 jenis udang karang ditambah dengan 699 jenis hewan lunak (moluska) menjadikan kepulauan raja ampat sebagai kawasan pulau-pulau kecil yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa besar. Stalagmit di Distrik Teluk Mayalibit, di Raja Ampat. TAHUKAH ANDA? Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Raja Ampat pada tahun 2012 sebesar 33,89 persen. Ekosistem terumbu karang merupakan potensi sumberdaya pesisir dan laut yang menonjol di kepulauan Raja Ampat, terutama di sekitar gugusan pulau kecil. Ekosistem terumbu karang di kepulauan Raja Ampat terdapat pada paparan dangkal di hampir semua pulau-pulai kecil, dengan penyebaran terbesar di jumpai di daerah Waigeo Barat, 36 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

49 HOTEL DAN PARIWISATA Kepulauan Wayag Adalah Salah Satu Ikon Wisata di Raja Ampat Dari beraneka macam objek wisata di Raja Ampat, salah satunya yang terkenal adalah Kepulauan Wayag yang merupakan gugusan pulau-pulau karst, yang merupakan panorama alam yang sangat menarik. nya berupa karang tepi (fringing reef) dengan kemiringan yang cukup curam. Selain itu terdapat juga tipe terumbu cincin (atol) dan terumbu penghalang (barrier reef). Terdapat beberpa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara pulau Waigeo dan pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan Misool Timur dan Kepulauan Wayag. Di Kepulauan Wayag terdapat gugusan pulau-pulau karst yang merupakan panorama alam yang sangat menarik untuk dinikmati. Beberapa objek wisata menarik lainnya yang ada di Raja Ampat antara lain menikmati keunikan pemandangan goa di daerah misool, di beberapa goa terdapat lukisan telapak tangan manusia berukuran besar yang diduga dilukis oleh manusia goa di misool, di beberapa goa terdapat lukisan telapak tangan manusia berukuran besar yang diduga dilukis oleh manusia goa. Di Pulau Wai, wisatawan dapat melakukan penyelaman di lokasi bangkai pesawat thunderbolt, peninggalan Perang Dunia II, dan lokasi yang terkenal dengan keberadaan manta (ikan pari) yang berukuran sangat besar dan melimpah. Di kawasan Cagar Alam Pulau Waigeo Barat Tercatat sekitar 171 jenis Panorama bawah laut di Raja Ampat. Ekosistem Lamun di Raja Ampat. Kepulauan Wayag Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

50 HOTEL DAN PARIWISATA Ada Goa Yang Terdapat Lukisan Telapak Tangan Manusia Di daerah Misool ada gua yang terdapat lukisan telapak tangan manusia berukuran besar yang diduga dilukis oleh manusia gua. Lukisan manusia goa di Tomolol, Raja Ampat. Salah satu peserta festival bahari 2012, di Raja Ampat. Salah satu kegiatan festival bahari, di Raja Ampat. ditemukan di kawasan ini, diantaranya bandikut (Echymipera kalubu) dan kus-kus bertotol (Phalanger maculatus), di kawasan ini juga merupakan habitat fauna khas papua yang dilindungi seperti kakatua putih jambul kuning, dan nuri merah kepala hitam. Di Distrik Teluk Mayalibit, terdapat sebuah batu yang memiliki nilai religius. Batu tersebut adalah dua buah batu yang berbentuk Alat Kelamin Laki-Laki, yang terdapat di sebuah pulau kecil dekat Kampung Warsamdim. Menurut cerita masyarakat setempat, bahwa kedua batu tersebut sudah ada sejak dahulu kala, batu tersebut dipercaya dapat memberikan keturunan bagi orang yang tidak memiliki anak, dengan hanya menyentuhnya atau memegangnya. Lokasi tersebut dapat ditempuh dengan speed boat/long boat dari Desa Warsamdim sekitar menit ke arah timur. Setiap tahun di Kabupaten Raja Ampat juga ada event pariwisata yang sudah menjadi kalender nasional yakni Festival Bahari yang biasanya diselenggarakan setiap bulan Oktober. Ada beragam kegiatan yang ditampilkan di event ini diantaranya expo dan kegiatan suling tambur yang menampilkan berbagai kelompok suling tambur dari distrikdistrik yang ada di Kabupaten Raja Ampat. 38 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

51 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Kontribusi Sektor Transportasi dalam Perekonomian Cenderung Naik Walaupun memiiki kontribusi dalam penciptaan PDRB yang tidak terlalu besar, kontribusinya cenderung mengalami peningkatan. Kontribusi sektor angkutan/transportasi dan komunikasi dalam perekonomian di kabupaten Raja Ampat cenderung terus mengalami peningkatan, walaupun kontribusinya tidak terlalu besar. Kontribusinya selama tiga tahun terakhir tidak pernah lebih dari 2 persen. Kontribusi sektor ini pada tahun 2010 hanya 1,02 persen kemudian meningkat menjadi 1,22 persen di tahun 2011 dan naik lagi menjadi 1,44 persen. Penyumbang terbesar dari sektor angkutan ini berasal dari subsektor angkutan laut yang merupakan alat transportasi utama bagi penduduk di Kabupaten Raja Ampat karena kondisi geografisnya yang berupa kepulauan. Walaupun memiliki kontribusi yang tidak terlalu besar, sektor transportasi dan komunikasi ini memiliki laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada tahun 2010 sektor ini tumbuh sebesar 12,91 persen kemudian turun menjadi 8,33 persen di tahun 2010 dan kembali naik menjadi sekitar 18,15 persen di tahun Jika dibandingkan dengan sektor tersier lainnya, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2012 termasuk tinggi hanya kalah dari sector keuangan dan jasa perusahaan yang mencapai 76,49 persen; pertumbuhan sektor perdagangan 10,62 persen, dan sektor jasajasa sebesar 12,66 persen. Gambar 14.1 Kontribusi PDRB Sektor Industri Pengolahan 12,91 Tahun Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Raja Ampat, Alat trransportasi kapal waisai-sorong. 8,53 18,15 1,02 1,22 1, TAHUKAH ANDA? Kabupaten Raja Ampat hanya bisa dijangkau dengan alat transportasi angkutan laut dari Kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

52 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sebagian Besar Kondisi Jalan di Raja Ampat Berupa Kerikil Pada tahun 2012, panjang jalan di Kabupaten Raja Ampat 192,79 km dimana permukaannya sebagian besar (77,15 %) berupa kerikil.. Gambar 14.2 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Raja Ampat Tahun ,85% 77,15%. Gambar 14.3 Panjang Jalan Menurut Kondisinya di Kabupaten Raja Ampat Tahun ,34% 4,67% Aspal Kerikil Tanah Tidak dirinci Rusak 25,08% Sedang 13,96% Sebagai kabupaten dengan kondisi geografis yang berupa kepulauan dimana sebagian besar wilayahnya berupa lautan, jalan darat bukan merupakan alat transportasi utama masyarakat di Kabupaten Raja Ampat. Panjang jalan di Kabupaten Raja Ampat sepanjang 192,79 Km, dimana belum semua distrik terdapat jalan kabupaten, masih terdapat 5 distrik yang belum terdapat jalan kabupaten. Jalan terpanjang berada di Distrik Kota Waisai sepanjang 35,63 km sementara jalan terpendek sepanjang 0,38 km berada di Distrik Tiplol Mayalibit. Jika dilihat dari kualitasnya, kualitas jalan di Kabupaten Raja Ampat masih dalam keadaan kurang memadai. Idealnya, semua jalan memiliki permukaan aspal, namun hingga tahun 2012 hanya sekitar 5,85 persen jalan berpermukaan aspal dimana semuanya berada di ibukota kabupaten. Sementara itu Baik 60,96% sebagian besar jalan jenisnya berupa permukaan kerikil yakni sekitar 77,15 persen. Kondisi jalan juga kurang mendukung, mengingat masih terdapat yang kondisinya rusak. Dari panjang jalan 192,79 km, 60,96 persen diantaranya kondisinya baik, dan terdapat sekitar 25,08 persen jalan yang kondisinya rusak sedangkan yang kondisinya sedang sekitar 13,96 persen. 40 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

53 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Angkutan Laut Adalah Alat Transportasi Utama di Raja Ampat Sebagai kabupaten kepulauan, moda transportasi utama penduduk di Raja Ampat adalah angkutan laut yang digunakan untuk menghubungkan ibu kota kabupaten dengan distrik-distrik lainya di wilayah Raja Ampat. Berdasarkan data yang tercatat dari Gambar 14.4 Banyaknya Kendaraan Bermotor Berdasarkan Kantor Samsat, Kepolisian Resort Raja Jenis Kendaraan Tahun 2012 Ampat, pada tahun 2012, populasi kendaraan bermotor di Kabupaten Raja Ampat 412 mencapai 573 unit kendaraan, dimana 520 unit atau sekitar 90 persen di antaranya berupa sepeda motor. Sedangkan mobil 108 penumpang ada 27 unit dan 26 unit lainnya Sepeda Motor 14 Mobil beban merupakan mobil beban. Sementara jika 2 11 Mobil Penumpang dilihat berdasarkan jenis plat nomornya, dari Plat Plat Plat total 573 unit kendaraan 75,56 persen Hitam Kuning Merah diantaranya kendaraan bermotor dengan plat hitam/pribadi, 22,68 persen merupakan plat merah/kendaraan dinas dan hanya sekitar 1,74 persen kendaraan dengan plat kuning. Tabel 14.1 Banyaknya Kunjungan Kapal Berdasarkan Jenis Kapal Tahun 2012 Angkutan laut merupakan moda Kapal Kapal Kapal Kapal Kapal Bulan Umum Perintis Pesiar Barang Cepat transportasi yang utama bagi masyarakat di Kabupaten Raja Ampat, hal ini bisa dilihat antara lain dari aktivitas kunjungan kapal dan bongkar muat barang. Pada tahun 2012, Januari Februari Maret tercatat kunjungan kapal dari dalam negeri yang dirinci kedalam kapal umum, perintis, kapal pesiar, kapal barang dan kapal cepat (speed boat). Dari kunjungan kapal tersebut kapal cepat paling banyak berkunjung dengan frekuensi sekitar 368 kunjungan, kemudian diikuti kapal umum sebanyak 276 kunjungan dan kapal barang sebanyak 237 kunjungan, sementara kapal pesiar hanya sebanyak 61 kunjungan. April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

54 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Penumpang Terbanyak Terjadi Pada Bulan Desember Selama tahun 2012, jumlah penampang yang naik dan turun di Pelabuhan Waisai paling banyak terdapat di Bulan Desember dengan total penumpang penumpang. Gambar 14.5 Jumlah Penumpang Kapal Naik dan Turun di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Debarkasi Embarkasi Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Gambar 14.6 Jumlah Surat Yang di terima Berdasarkan Jenis Pengirimannya di Kab Raja Ampat Tahun Biasa/ Kilat Kilat Khusus Luar Negeri Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, TAHUKAH ANDA? 425 Sebagai daerah yang sebagian besar kebutuhan pokok masyarakatnya di impor dari daerah lain, melalui aktivitas bongkar muat barang juga dapat diketahui arus distribusi barang antar pulau di Kabupaten Raja Ampat. Kegiatan bongkar barang di Kabupaten Raja Ampat lebih dominan dibandingkan kegiatan muat barang. Pada tahun 2012 kegiatan bongkar barang mencapai sekitar 13 juta ton sementara kegiatan muat barang hanya sekitar 2 juta ton. Hampir semua barang yang dibongkar di Pelabuhan Waisai didatangkan dari Kota Sorong, karena hanya dari kota sorong yang terdapat angkutan reguler ke waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pada tahun 2012, jumlah penumpang angkutan laut yang tercatat sebanyak orang, jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai orang. Dari total penumpang yang tercatat, jumlah penumpang yang naik lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penumpang yang turun, dengan rincian penumpang naik dan penumpang turun. Sampai tahun 2012, di Kabupaten Raja Ampat belum terdapat Kantor Pos, untuk berkirim surat masyarakat harus ke Kota Sorong. Berdasarkan data dari PT,Pos Indonesia cabang Sorong, jumlah surat yang diterima sebanyak surat, sebagian besar (66,46 %) merupakan surat biasa/kilat. 42 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

55 PERBANKAN DAN INVESTASI Kontribusi Subsektor Bank Terus Mengalami Kenaikan Selama tiga tahun terakhir, kontribusi subsektor bank tidak lebih dari 1 persen, walaupun demikian kontribusinya selalu mengalami kenaikan, dari 0,10 persen menjadi 0,38 persen di tahun Dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub sektor bank termasuk kedalam sektor kedelapan yakni sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor ini termasuk kedalam sektor tersier bersama sektor perdagangan, hotel dan restoran; transportasi/angkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa. Kontribusi sub sektor ini dalam perekonomian di Raja Ampat belum memberikan kontribusi yang besar, walaupun seiring perkembangan pembangunan peranan perbankan secara umum sangat penting, selain memberikan kemudahan fasilitas bertransaksi dan sebagai tempat penyedia dana bagi yang membutuhkan dana kredit juga menjadi sarana yang aman untuk bertransaksi. Sampai dengan tahun 2012 hanya ada dua bank umum yang ada di Raja Ampat. Nilai agregat PDRB atas dasar harga berlaku sub sektor bank pada tahun 2012 sebesar 4,67 milliar rupiah. Kontribusinya pada PDRB Raja Ampat selama tiga tahun terakhir tidaklah lebih dari satu persen. Kontribusi sub sektor ini di tahun 2012 hanya 0,38 persen, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 sebesar 0,10 persen dan tahun 2011 sebesar 0,12 persen. Walupun kontribusinya sangat kecil, akan tetapi selama tiga tahun terakhir memiliki kecenderungan mengalami peningkatan. Gambar 15.1 Nilai PDRB ADHB Subsektor Perbankan Tahun , , , Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Gambar 15.2 Kontribusi Subsektor PerbankanTerhadap Pembentukan PDRB Tahun ,38 0,12 0, Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

56 HARGA-HARGA Raja Ampat Tidak Termasuk Kedalam Cakupan Penghitungan IHK Sampai tahun 2012, Kabupaten Raja Ampat tidak termasuk kedalam kelompok kota inflasi di Indonesia. Gambar 16.1 Laju Indeks Implisit (Inflasi) PDRB Kabupaten Raja Ampat Tahun ,39 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Gambar 16.2 Harga Sembako Terpilih di Kabupaten Sumber : SHPED, ,72 Raja Ampat Tahun , Beras Minyak Goreng Gula Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Di Indonesia tingkat inflasi diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dihitung dan di publikasikan setiap awal bulan oleh BPS. Di Raja Ampat sendiri sampai sekarang tidak termasuk kedalam cakupan kota inflasi di Indonesia, sehingga untuk data inflasi pada publikasi digunakan laju indeks implisit atau inflasi atas dasar harga produsen. Selama tiga tahun terakhir tercatat inflasi Kabupaten Raja Ampat menunjukkan nilai yang berfluktuatif. Dimana selama periode tersebut, inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 5,72 persen, sedangkan inflasi pada tahun 2009 tercatat 5,39 persen dan pada tahun 2012 tercatat 3,09 persen. Harga Sembako di Raja Ampat selama dua tahun terakhir selalu mengalami kenaikan. Harga beras tahun 2011 rata-rata Rp /Kg dan mengalami kenaikan menjadi Rp /Kg di tahun Harga minyak goreng juga mengalami kenaikan dari Rp /Kg menjadi Rp /Kg di tahun Demikian pula dengan harga gula mengalami kenaikan dari Rp /Kg menjadi Rp /Kg di tahun Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

57 PENGELUARAN PENDUDUK Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Penduduk Mengalami Peningkatan Pada tahun 2011 rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Raja Ampat Rp ,- angka ini menglami kenaikan dibandingkan rata-rata pengeluaran per kapita tahun Pengeluaran penduduk per kapita di suatu wilayah dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dari penduduk tersebut. Pengeluaran penduduk dibagi kedalam pengeluaran penduduk kelompok makanan dan kelompok non makanan. Semakin besar komposisi pengeluaran kelompok bukan makanan menunjukkan bahwa semakin sejahtera rumah tangga tersebut dan sebaliknya. Selain itu Pengeluaran penduduk per kapita bisa juga digunakan untuk mengetahui kemampuan daya beli masyarakat di wilayah tersebut. Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Raja Ampat terus mengalami peningkatan. Di tahun 2010 rata-rata pengeluaran hanya Rp per kapita per bulan, kemudian di tahun 2011 nilainya mengalami peningkatan mencapai 5,8 persen menjadi Rp per kapita per bulan. Di tahun 2012 rata-rata pengeluaran kembali meningkat menjadi Rp per kapita per bulan. Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokan kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan teratas. Idealnya, setiap kelompok pendapatan terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pa- Gambar 17.1 Nilai Pengeluaran per kapita per bulan penduduk Kab Raja Ampat Tahun Sumber : Statistik Kesra Prov Papua Barat, Gambar 17.2 Kemerataan Distribusi Pendapatan di Raja Ampat Tahun , , ,55 Ideal Ketimpangan Sumber : Statistik Kesra Prov Papua Barat, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

58 PENGELUARAN PENDUDUK Gini Ratio Kabupaten Raja Ampat 0,33 Pada tahun 2012, gini ratio Kabupaten Raja Ampat mencapai 0,33 yang berarti bahwa tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan di Kabupaten Raja Ampat termasuk ke dalam kategori sedang. Gambar 17.3 Gini Ratio Kabupaten Raja Ampat 0,38 Tahun ,32 0, Sumber : Statistik Kesra Prov Papua Barat, TAHUKAH ANDA? Pada tahun 2012, gini ratio Kabupaten Raja Ampat 0,33 masih lebih rendah dibandingkan dengan gini ratio Provinsi Papua Barat (0,42). pada kelompok yang sama agar tercapai kemerataan sempurna. Namun pada kenyataanya kondisi ideal tersebut sulit tercapai. Kondisi kemerataan pendapatan di Kabupaten Raja Ampat menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakmerataan pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan 20% pendapatan teratas. Di tahun 2012, pada 40 persen pendapatan terbawah yang seharusnya dinikmati oleh 40 persen penduduk ternyata 40 persen penduduk hanya menikmati 29,55 persen pendapatan. Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk. Ternyata 20% penduduk menikmati 32,84 persen pendapatan. Alat untuk mengukur ketimpangan pendapatan lainnya adalah menggunakan koefisien gini (gini ratio). Gini ratio Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 mengalami sedikit kemunduran dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 0,32. Di tahun 2012 nilai gini ratio Kabupaten Raja Ampat naik menjadi 0,33, namun angka pada tahun 2011 ini masih lebih rendah dibandingkan gini ratio tahun 2010 yang mencapai 0,38. Berdasarkan pengelompokkannya berarti tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan di Kabupaten Raja Ampat termasuk ke dalam kategori sedang. 46 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

59 PERDAGANGAN Kontribusinya Selalu Mengalami Kenaikan Selama periode , kontribusi subsektor perdagangan selalu mengalami kenaikan, dari 2,78 persen di tahun 2010 kemudian naik menjadi 3,31 persen di tahun Dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub sektor perdagangan tidak termasuk kedalam sektor unggulan. Walaupun begitu sub sektor ini selama tiga tahun terakhir memiliki tren yang selalu naik. Nilai agregat PDRB atas dasar berlaku sub sektor perdagangan pada tahun 2012 sebesar 40,38 miliar rupiah, nilai ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011 yakni masingmasing sebesar 31,17 miliar rupiah dan 35,10 miliar rupiah. Selama periode , kontribusi sub sektor perdagangan selalu mengalami kenaikan walaupun kenaikannya tidak sampai satu persen. Kontribusi sub sektor perdagangan pada tahun 2012 mencapai 3,31 persen meningkat dibandingkan tahun 2010 (2,78 %) dan 2011 (3,13 %). Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhannya dalam periode yang sama cenderung berfluktuatif. Pertumbuhan sub sektor ini pada tahun 2010 sebesar 7,98 % kemudian turun menjadi 6,02 % di tahun 2011 dan kembali naik menjadi 8,91 % di tahun Kondisi perdagangan di suatu wilayah tidak bisa terlepas dari peran pasar, karena di pasar inilah terjadi arus perputaran uang dan barang. Di Raja Ampat peran pasar tradisional masih belum tergeser karena anya ada satu pasar di Raja Ampat yakni Pasar Mbilin Gambar 18.1 Nilai PDRB ADHB Sub Sektor Perdagangan 31173,06 Kab Raja Ampat Tahun ,74 Gambar 18.2 Share dan Pertumbuhan Sub sektor Perdagangan Tahun , Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, ,98 2,78 6,02 8,91 3,13 3, Pertumbuhan Share Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

60 PENDAPATAN REGIONAL PDRB Raja Ampat Menduduki Peringkat Keenam Nilai PDRB Raja Ampat ADHB pada tahun 2012 menempati peringkat keenam diantara kabupaten/ kota lain di Papua Barat. Tabel 19.1 Nilai PDRB ADHB Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor Pertanian , , ,82 Pertambangan & Penggalian , , ,67 Industri Pengolahan 2 384, , ,51 Listrik & Air bersih 584,73 621,42 670,01 Bangunan , , ,73 Perdag, Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persew & Jasa Perus , , , , , , , , ,2 Jasa-jasa , , ,89 PDRB , , ,21 PDRB Tanpa Migas , , ,54 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Tabel 19.2 Nilai PDRB ADHK Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor Pertanian , , ,05 Pertambangan & Penggalian , , ,63 Industri Pengolahan 1 286, , ,84 Listrik & Air bersih 227,64 241,86 259,51 Bangunan , ,47 Perdag, Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persew & Jasa Perus , , , , , , , , ,32 Jasa-jasa , , ,93 PDRB , , ,73 PDRB Tanpa Migas , , ,36 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Produk Domestik regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan perekonomian suatu wilayah. Selain itu PDRB juga bisa digunakan sebagai ukuran produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. PDRB dibedakan lagi menjadi dua yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB ADHB sering juga disebut PDRB nominal sedangkan PDRB ADHK disebut dengan PDRB riil. Perbedaan nilai PDRB nominal dengan PDRB Riil, disebabkan adanya perbedaan faktor harga komoditi yang bersangkutan. Oleh karenanya PDRB riil dapat digunakan untuk mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata. PDRB nominal menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB riil menggunakan harga pada tahun dasar PDRB Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2012 menduduki peringkat ke enam diantara 11 kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Nilai PDRB nominal pada tahun 2012 sebesar 1,22 trilliun rupiah, nilai ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011 yang masing-masing sebesar 1,12 triliun rupiah dan 1,11 triliun rupiah. 48 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

61 Pertumbuhan (%) PENDAPATAN REGIONAL Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Paling Besar Pada tahun 2012, walaupun kontribusi sektor pertambangan mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kontribusinya masih paling besar diantara sektor-sektor lain pembentuk PDRB ADHB. Sejalan dengan perkembangan nilai PDRB ADHB, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 juga mengalami peningkatan walaupun tidak secepat perkembangan nilai PDRB ADHB karena ADHK hanya mencerminkan nilai produksi saja. Pada tahun 2012 PDRB ADHK Kabupaten Raja Ampat mencapai 533,58 miliar rupiah. Nilai ini mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2010 yang mencapai 534,53 miliar dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 yang mencapai 504,83 miliar rupiah. Nilai PDRB ADHK selama tiga tahun terakhir berfluktuatif dikarenakan nilai tambah dari sub sektor migas jg berfluktuatif. PDRB Raja Ampat tahun 2012 tanpa memperhitungkan subsektor migas, besarnya mencapai 727,30 miliar rupiah atas dasar harga berlaku dan 306,98 miliar rupiah atas dasar harga harga konstan Nilai PDRB ini juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu Rp. 627,80 miliar atas dasar berlaku dan Rp. 281,72 miliar atas dasar harga konstan. Perbedaan nilai PDRB dengan migas dan tanpa migas yang begitu besar, membuktikan bahwa kontribusi subsektor migas dalam perekonomian di Kabupaten Raja Ampat sangat signifikan, perubahan yang kecil saja dari sub sektor pertambangan akan berdampak cukup besar bagi nilai PDRB secara keseluruhan. Gambar 19.1 Share PDRB ADHB Dengan Migas Kab Raja Ampat Tahun 2012 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Gambar 19.2 Pertumbuhan Ekonomi Kab Raja Ampat Tahun Dengan Migas 1,9 0,69-5,55 5,69 Tanpa Migas 5,66 6,73 6,92 8,96 Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

62 PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Raja Ampat Mencapai 5,69 Persen Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Raja Ampat dengan migas mencapai 5,60 persen, meningkat dibandingkan tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 0,69 persen dan 5,55 persen.. Gambar 19.3 Share PDRB ADHB Tanpa Migas Jasa-jasa 11,12% Keuangan, Per sew & Jasa PerusAngkutan & 0,69% Komunikasi 3,27% Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Industri Pengolahan 0,49% Bangunan 9,84% P ertanian 68,37% Listrik & Air bersih 0,08% Sumber : PDRB Kab Raja Ampat Menurut lapangan usaha, TAHUKAH ANDA? Pertambanga n & Perdag, Hotel Penggalian & Restoran 48.02% 5,68% Selama periode kontribusi sub sektor minyak buni dan migas terhadap penciptaan PDRB selalu mengalami penurunan. Struktur perekonomian daerah ditentukan oleh sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB daerah tersebut. Struktur perekonomian Raja Ampat ditunjukkan melalui distribusi persentase nilai tambah atas dasar harga berlaku per sektor. Struktur perekonomian Kabupaten Raja Ampat tahun 2012 dominasi oleh dua sektor utama yaitu sektor pertambangan dan penggalian dan sektor pertanian. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 40,63 persen, sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 37,27 persen. Total kontribusi dari dua sektor ini mencapai tiga perempat dari total PDRB atau mencapai 77,90 persen, sementara 22,10 persen sisanya kedalam tujuh sektor lainnya. dibagi Pertumbuhan ekonomi Raja Ampat tahun 2012 sebesar 5,69 persen. Kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 dan 2011 sebesar 0,69 persen dan 5,55 persen. Pertumbuhan ekonomi rata-rata dengan migas tahun mencapai 0,30 persen. Jika tanpa memperhitungkan subsektor migas, pertumbuhan ekonomi Raja Ampat tahun 2012 sebesar 8,96 persen. Kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 6,73 persen dan 6,92 persen.. 50 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

63 PERBANDINGAN REGIONAL Jumlah Penduduk Raja Ampat Menduduki Peringkat Ketujuh Pada tahun 2012 jumlah penduduk di Raja Ampat sekitar jiwa, menduduki peringkat ketujuh diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kota Sorong. Wilayah tersebut sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang terdiri dari 10 (sepuluh) kabupaten dan 1 (satu) kota. Diantara sebelas kabupaten/kota tersebut Kota Sorong memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu jiwa, jumlah penduduk ini masih lebih besar dibandingkan dengan ibukota Provinsi yaitu Kabupaten Manokwari dengan jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Kabupaten Tambrauw, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sorong dengan jiwa. Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk antara tahun , Sorong Selatan mempunyai laju pertumbuhan terbesar yaitu 4,09 persen kemudian diikuti Kabupaten Maybrat sebesar 3,95 persen. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk terkecil yaitu Kabupaten Tambraw dan Kabupaten Sorong hanya sebesar 1,82 persen. Kabupaten Raja Ampat sendiri dengan jumlah penduduk sekitar jiwa di tahun 2012 berada di peringkat ketujuh diantara Tabel 20.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Jumlah Penduduk Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Provinsi Papua Barat, Laju Pertumbuhan Fak-Fak ,90 Kaimana ,59 Teluk Wondama ,26 Teluk Bintuni ,23 Manokwari ,41 Sorong Selatan ,09 Sorong ,82 Raja Ampat ,77 Tambrauw ,82 Maybrat ,95 Kota Sorong ,74 TAHUKAH ANDA? Laju pertumbuhan penduduk Raja Ampat tahun sebesar 2,77 persen, masih lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua Barat sebesar 3,31 persen. Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

64 PERBANDINGAN REGIONAL PDRB Kabupaten Raja Ampat Peringkat Ketujuh se-papua Barat Pada tahun 2012 nilai PDRB Raja Ampat baik ADHB maupun ADHK tanpa migas menempati peringkat ketujuh diantara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat.. Tabel 20.2 Nilai PDRB ADHB dan ADHK Tanpa Migas Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 Kab/Kota PDRB ADHB PDRB ADHK LPE (%) kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Sementara laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2,77 persen, paling rendah ketiga setelah Kabupaten Sorong dan Tambraw. Fak-Fak , ,71 7,31 Kaimana , ,05 9,51 Teluk Wondama , ,15 5,53 Teluk Bintuni , ,76 4,94 Manokwari , ,32 7,52 Sorong Selatan , ,43 7,53 Sorong , ,16 6,10 Raja Ampat , ,36 8,96 Tambrauw , ,80 83,97 Maybrat , ,71 6,39 Kota Sorong , ,14 8,24 Papua Barat , ,52 7,41 Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, TAHUKAH ANDA? Jika dilihat dari nilai PDRB ADHB dengan migas, Kabupaten Raja Ampat menempati peringkat keenam diantara Kab/Kota lain di Provinsi Papua Barat, sementara peringkat pertama terbesar adalah Kabupaten Teluk Bintuni. Untuk melihat keterbandingan nilai PDRB antar Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat digunakan nilai PDRB tanpa migas karena tidak semua kab/kota di Provinsi Papua barat terdapat subsektor pertambangan migas. Pada Tahun 2012, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tertinggi di Provinsi Papua Barat dimiliki oleh Kota Sorong yang mencapai 4,36 triliun rupiah. Angka ini sekitar empat puluh lima kali lipat lebih besar dibandingkan nilai PDRB terendah yakni Kabupaten Tambrauw yang tercatat hanya mencapai 95,13 milyar rupiah. Kabupaten Raja Ampat sendiri berada di peringkat ketujuh dengan nilai PDRB ADHB mencapai 727,30 miliar rupiah. Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, nilai tertinggi juga masih dicapai oleh Kota Sorong yaitu sebesar 1,8 triliun rupiah dan nilai terendah dimiliki oleh Kabupaten Tambraw yaitu sebesar 35,79 miliar rupiah. PDRB ADHK 2000 Kabupaten Raja Ampat menunjukkan angka sebesar 306,98 miliar rupiah, dimana Kabupaten Raja Ampat menduduki peringkat kab/kota di Provinsi Papua Barat. ke-7 diantara 52 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

65 PERBANDINGAN REGIONAL PDRB Per Kapita Raja Ampat Peringkat Ketujuh se-papua Barat Pada tahun 2012 PDRB Per Kapita Raja Ampat sekitar 16,13 juta rupiah, menduduki peringkat ketujuh diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. Pertumbuhan ekonomi kab/kota di Provinsi Papua Barat tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Tambraw yaitu sebesar 83,97 persen dan terendah adalah Kabupaten Kabupaten Teluk Bintuni yaitu sebesar 4,94 persen. Pertumbuhan ekonomi Raja Ampat sebesar 8,96 persen berada di peringkat ketiga se-provinsi Papua Barat, pertumbuhan ekonomi Raja Ampat hanya lebih kecil dari Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Kaimana. Pada tahun 2012 PDRB per kapita Raja Ampat tanpa migas tercatat sebesar 16,13 juta rupiah atau rata-rata sekitar 1,3 juta rupiah per bulan, dengan nilai tersebut PDRB per kapita Raja Ampat berada di peringkat kedelapan se-provinsi Papua Barat. Pada tahun 2012 ini PDRB per kapita tertinggi yaitu Kabupaten Fak-fak dan terendah Kabupaten Maybrat. Sementara PDRB per kapita Provinsi Papua Barat tercatat sekitar 23 juta rupiah. Indikator lainnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Dari kab/kota di Provinsi Papua Barat, Kabupaten Tambraw mempunyai TPT terendah yakni 1,10 persen sementara untuk TPT tertinggi Kota Sorong sebesar 11,39 persen. Pada tahun 2012 ini TPT Raja Ampat sebesar 5,51 persen masih sedikit lebih tinggi dibandingkan TPT Provinsi Papua Barat Tabel 20.3 PDRB Per Kapita Tanpa Migas Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Fak-Fak 22,57 24,86 27,88 Kaimana 19,22 20,73 23,21 Teluk Wondama 14,98 16,98 17,58 Teluk Bintuni 21,76 21,83 23,93 Manokwari 15,56 17,07 18,63 Sorong Selatan 10,42 11,48 13,41 Sorong 20,46 22,82 25,97 Raja Ampat 13,18 14,09 16,13 Tambrauw 6,59 7,15 14,88 Maybrat 5,65 6,21 6,72 Kota Sorong 16,78 18,43 20,36 Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Tabel 20.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Fak-Fak 15,64 9,58 8,93 Kaimana 8,30 11,16 3,05 Teluk Wondama 4,26 4,36 3,79 Teluk Bintuni 7,00 8,11 6,10 Manokwari 1,53 9,26 2,24 Sorong Selatan 4,03 4,72 3,86 Sorong 5,76 3,60 1,27 Raja Ampat 6,44 5,53 5,51 Tambrauw 2,65 3,76 1,10 Maybrat 6,88 5,59 4,33 Kota Sorong 15,72 13,01 11,39 Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

66 PERBANDINGAN REGIONAL Distribusi Pendapatan Penduduk di Kabupaten Maybrat Paling Merata Pada tahun 2012 nilai gini ratio Raja Ampat menempati peringkat ketiga terendah diantara kabupaten/ kota lainnya di Provinsi Papua Barat, sedangkan gini ratio terendah berada di Kabupaten Maybrat. Tabel 20.5 Gini Ratio Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kab/Kota Fak-Fak 0,30 0,34 0,37 Barat yang mempunyai nilai TPT 5,49 persen. Dengan angka TPT tersebut, Kabupaten Raja Ampat berada di posisi terendah kedelapan diantara kab/kota lain di papua Barat. Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw 0,29 0,30 0,32 0,34 0,42 0,29 0,38 0,27 0,38 0,33 0,34 0,43 0,42 0,33 0,32 0,31 0,43 0,38 0,38 0,47 0,36 0,34 0,33 0,27 Gini Ratio digunakan untuk melihat tingkat kemerataan pendapatan suatu wilayah, semakin mendekati nol maka semakin mencerminkan kemerataan pandapatan. Pada tahun 2012 gini ratio Raja Ampat 0,33 berada di peringkat ketiga terendah se-provinsi Papua Barat. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan Provinsi Papua Barat. Sementara gini Maybrat 0,40 0,25 0,25 ratio tertinggi berada di Kabupaten Kota Sorong 0,31 0,30 0,34 Manokwari dengan 0,47 dan terendah adalah Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Kabupaten Maybrat yakni 0,25. Hal ini bisa dikatakan bahwa distribusi pendapatan di Tabel 20.6 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kabupaten Maybrat lebih merata dibandingkan Kab/Kota Fak-Fak Kaimana Teluk Wondama ,23 144,64 144, ,76 144,81 155, ,58 149,66 138,46 dengan Kabupaten Manokwari. Indikator berikutnya adalah Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). IKK merupakan angka indeks yang menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap Teluk Bintuni 147,14 160,12 192,59 TKK kabupaten/kota atau provinsi lain. TKK dapat mencerminkan suatu nilai Sorong Selatan 145,58 153,91 148,89 bangunan/konstruksi yaitu biaya yang dibutuhkan Sorong 135,47 140,94 132,76 Manokwari 138,24 153,33 129,15 Raja Ampat Tambrauw Maybrat 156,54 150,33 187,87 160,64 156,46 194,96 146,73 197,27 209,86 untuk membangun satu unit bangunan persatuan ukuran luas di suatu kabupaten/ kota atau provinsi. Kota Sorong 120,38 134,30 128,22 Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Tahun 2012 nilai IKK Kabupaten Raja Ampat adalah sebesar 146,64. Nilai ini lebih 54 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

67 PERBANDINGAN REGIONAL Jumlah Penduduk Raja Ampat Menduduki Peringkat Ketujuh Pada tahun 2012 jumlah penduduk di Raja Ampat sekitar jiwa, menduduki peringkat ketujuh diantara kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat. tinggi dibandingkan dengan IKK Provinsi Papua Barat yang mencapai 148,13. Sementara Kabupaten Maybrat adalah kabupaten dengan IKK tertinggi yakni 209,86 sementara IKK terendah adalah Kota Sorong yakni 128,22. Hubungan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran (TPT) terlihat dari diagram kuadran pada gambar 20.1, Menurut hukum okun, idealnya jika pertumbuhan ekonomi tinggi maka TPT akan memiliki hubungan yang negatif, namun tidak selamanya kondisi tersebut tercapai. Kondisi terbaik ditunjukkan oleh Kabupaten Tambraw dan Kabupaten Kaimana dengan karakteristik pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah. Sementara Kabupaten Raja Ampat berada pada kuadran pertama yakni dengan karakteristik pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tetapi juga mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi pula, selain Kabupaten Raja Ampat, Kota Sorong juga berada pada kuadran ini. Kondisi yang lebih buruk terjadi pada Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Teluk Bintuni dimana pertumbuhan ekonominya rendah tetapi mempunyai tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Gambar 20.1 Hubungan TPT dengan Pertumbuhan Ekonomi 12,00 8,00 4,00 0,00 Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 Kota Sorong Fak-fak Teluk Bintuni Raja Ampat Maybrat Sorong Wondama Selatan Kaimana Manokwari Sorong Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Tambraw Gambar 20.2 Peta Wilayah Provinsi Papua Barat Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

68

69 LAMPIRAN TABEL 56 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

70

71 Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Raja Ampat Menurut Distrik Tahun 2012 Distrik Luas Wilayah (Km2) Persentase 1. MISOOL SELATAN 619,445 7,71 2. MISOOL BARAT 268,206 3,34 3. MISOOL 420,853 5,24 4. KOFIAU 845,065 10,52 5. MISOOL TIMUR 532,341 6,63 6. KEP. SEMBILAN 163,665 2,04 7. SALAWATI UTARA 240,946 3,00 8. SALAWATI TENGAH 160,631 2,00 9. SALAWATI BARAT 133,859 1, BATANTA SELATAN 205,250 2, BATANTA UTARA 250,861 3, WAIGEO SELATAN 310,763 3, KOTA WAISAI 54,841 0, TELUK MAYALIBIT 106,808 1, TIPLOL MAYALIBIT 167,059 2, MEOSMANSAR 224,081 2, WAIGEO BARAT 1 669,843 20, WAIGEO BARAT KEP. 939,287 11, WAIGEO UTARA 95,150 1, WARWABOMI 61,672 0, SUPNIN 63,434 0, KEPULAUAN AYAU 135,613 1, AYAU 203,419 2, WAIGEO TIMUR 161,349 2,01 Jumlah 8 034,44 100,00 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

72 Lampiran 2. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Raja Ampat 2012 Kelompok Umur Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

73 Lampiran 3. Suhu Udara Minimum dan Maksimum, Kelembaban Udara di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Bulan Suhu Minimum Suhu Udara ( o C) Suhu Maksimum Kelembaban Udara (%) Januari 24,00 31,30 85 Februari 24,10 31,40 85 Maret 24,00 30,90 86 April 24,00 31,50 86 Mei 24,30 31,90 84 Juni 23,50 30,30 88 Juli 23,80 30,40 88 Agustus 23,70 30,30 88 September 24,00 31,50 86 Oktober 24,90 33,30 83 Nopember 24,40 31,60 87 Desember 24,50 31,80 85 Rata-rata 24,10 31,30 86 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

74 Lampiran 4. Banyaknya Hari Hujan, Curah Hujan, Tekanan Udara dan Penyinaran Matahari di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm) Tekanan Udara (Mb) Penyinaran Matahri (%) Januari , ,70 42,6 Februari , ,40 36,4 Maret ,80 29,6 April , ,20 50,5 Mei , ,10 55,3 Juni , ,30 36 Juli , ,40 32,2 Agustus ,90 31,8 September , ,40 51,8 Oktober , ,50 75,4 Nopember , ,00 67 Desember , ,30 67,6 Rata-rata , ,8 48,0 60 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

75 Lampiran 5. Jumlah Penduduk, Sex Rasio dan Kepadatan Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Distrik Jumlah Sex Rasio Kepadatan 1. MISOOL SELATAN ,52 5,4 2. MISOOL BARAT ,56 5,31 3. MISOOL ,5 4,62 4. KOFIAU ,41 2,94 5. MISOOL TIMUR ,34 5,14 6. KEP. SEMBILAN ,89 9,79 7. SALAWATI UTARA ,89 8,88 8. SALAWATI TENGAH ,67 11,91 9. SALAWATI BARAT ,56 6,7 10. BATANTA SELATAN ,05 6, BATANTA UTARA ,47 3, WAIGEO SELATAN ,33 5, KOTA WAISAI ,63 156, TELUK MAYALIBIT ,61 7, TIPLOL MAYALIBIT ,81 5,6 16. MEOSMANSAR ,68 7, WAIGEO BARAT ,92 0, WAIGEO BARAT KEP ,93 2,3 19. WAIGEO UTARA ,95 15, WARWABOMI ,38 14, SUPNIN ,64 16, KEPULAUAN AYAU ,49 7, AYAU ,35 6, WAIGEO TIMUR ,37 8,45 Jumlah ,12 5,61 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

76 Lampiran 6. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Banyaknya ART Menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Distrik Jumlah Rumah Tangga Rata-rata ART 1. MISOOL SELATAN ,33 2. MISOOL BARAT ,24 3. MISOOL ,4 4. KOFIAU ,02 5. MISOOL TIMUR ,17 6. KEP. SEMBILAN ,37 7. SALAWATI UTARA ,2 8. SALAWATI TENGAH ,66 9. SALAWATI BARAT ,6 10. BATANTA SELATAN , BATANTA UTARA ,4 12. WAIGEO SELATAN , KOTA WAISAI , TELUK MAYALIBIT , TIPLOL MAYALIBIT , MEOSMANSAR , WAIGEO BARAT , WAIGEO BARAT KEP , WAIGEO UTARA , WARWABOMI , SUPNIN , KEPULAUAN AYAU , AYAU , WAIGEO TIMUR ,88 Jumlah ,51 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka, Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

77 Lampiran 7. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Tingkat Pendidikan Sekolah Ruang Kelas Guru Murid 1. Taman Kanak-kank Sekolah Dasar SMP SMA SMK Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

78 Lampiran 8. Banyaknya Sekolah Dirinci Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Distrik TK SD SMP SMA SMK 1. MISOOL SELATAN MISOOL BARAT MISOOL KOFIAU MISOOL TIMUR KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA SALAWATI TENGAH SALAWATI BARAT BATANTA SELATAN BATANTA UTARA WAIGEO SELATAN KOTA WAISAI TELUK MAYALIBIT TIPLOL MAYALIBIT MEOSMANSAR WAIGEO BARAT WAIGEO BARAT KEP WAIGEO UTARA WARWABOMI SUPNIN KEPULAUAN AYAU AYAU WAIGEO TIMUR Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

79 Lampiran 10. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Raja Ampat menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki dan ,05 91,37 92, ,98 100,00 93, ,85 49,70 62,37 Lampiran 11. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Raja Ampat menurut Jenis Jenjang Pendidikan Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Laki-laki Perempuan Lampiran 12. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Raja Ampat menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Laki-laki dan Perempuan SD 112,51 118,58 115,31 SMP 67,16 55,45 62,05 SMA 85,15 61,56 71,47 Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan SD 90,13 86,44 88,43 SMP 52,36 39,95 46,94 SMA 58,20 43,62 49,75 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

80 Lampiran 13. Banyaknya Dokter dan Tenaga Kesehatan Menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2012 Distrik Dokter Bidan Perawat Apoteker Asisten Apoteker 1. MISOOL SELATAN MISOOL BARAT MISOOL KOFIAU MISOOL TIMUR KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA SALAWATI TENGAH SALAWATI BARAT BATANTA SELATAN BATANTA UTARA WAIGEO SELATAN KOTA WAISAI TELUK MAYALIBIT TIPLOL MAYALIBIT MEOSMANSAR WAIGEO BARAT WAIGEO BARAT KEP WAIGEO UTARA WARWABOMI SUPNIN KEPULAUAN AYAU AYAU WAIGEO TIMUR Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

81 Lampiran 14. Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu di Kabupaten Raja Ampat dirinci per Distrik Tahun 2012 Distrik Rumah Sakit Puskesmas Pustu Pusling Posyandu 1. MISOOL SELATAN MISOOL BARAT MISOOL KOFIAU MISOOL TIMUR KEP. SEMBILAN SALAWATI UTARA SALAWATI TENGAH SALAWATI BARAT BATANTA SELATAN BATANTA UTARA WAIGEO SELATAN KOTA WAISAI TELUK MAYALIBIT TIPLOL MAYALIBIT MEOSMANSAR WAIGEO BARAT WAIGEO BARAT KEP WAIGEO UTARA WARWABOMI SUPNIN KEPULAUAN AYAU AYAU WAIGEO TIMUR Jumlah Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

82 Lampiran 15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor * 2012** Pertanian , , , ,82 Pertambangan & Penggalian , , , ,67 Industri Pengolahan 1.983, , , ,51 Listrik & Air bersih 525,78 584,73 621,42 670,01 Bangunan , , , ,73 Perdagangan Hotel & Restoran , , , ,33 Pengangkutan & Komunikasi , , , ,03 Keuangan, Persew & Jasa Perusahaan 1.752, , , ,24 Jasa-jasa , , , ,89 PDRB , , , ,21 PDRB Tanpa Migas , , , ,54 Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 68 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

83 Lampiran 16. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor * 2012** Pertanian , , , ,05 Pertambangan & Penggalian , , , ,63 Industri Pengolahan 1.156, , , ,84 Listrik & Air bersih 207,2 227,64 241,86 259,51 Bangunan , , , ,47 Perdagangan Hotel & Restoran , , , ,26 Pengangkutan & Komunikasi 6.941, , , ,71 Keuangan, Persew & Jasa Perusahaan 932, , , ,32 Jasa-jasa , , , ,93 PDRB , , , ,73 PDRB Tanpa Migas , , , ,36 Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

84 Lampiran 17. Distribusi Persentase PDRB ADHB Dengan Migas Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor * 2012** Pertanian 33,41 33,84 36,54 37,27 Pertambangan & Penggalian 53,28 50,24 44,17 40,63 Industri Pengolahan 0,19 0,21 0,24 0,24 Listrik & Air bersih 0,05 0,05 0,06 0,05 Bangunan 4,33 5,49 7,14 8,19 Perdagangan Hotel & Restoran 2,58 2,95 3,39 3,64 Pengangkutan & Komunikasi 1,06 1,24 1,48 1,72 Keuangan, Persew & Jasa Perusahaan 0,17 0,24 0,30 0,61 Jasa-jasa 4,94 5,74 6,68 7,64 Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 70 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2013

85 Lampiran 18. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Raja Ampat Tahun Sektor * 2012** Pertanian 3,09 4,18 5,12 7,06 Pertambangan & Penggalian -1,13-4,51-17,59 1,60 Industri Pengolahan 6,29 11,22 8,75 6,81 Listrik & Air bersih 21,93 9,86 6,25 7,30 Bangunan 25,16 19,28 16,72 12,00 Perdagangan Hotel & Restoran 6,43 8,77 7,89 10,62 Pengangkutan & Komunikasi 13,35 12,91 8,53 18,15 Keuangan, Persew & Jasa Perusahaan 22,69 14,92 12,04 76,49 Jasa-jasa 8,88 12,11 9,92 12,66 PDRB 1,90 0,69-5,55 5,69 PDRB Tanpa Migas 5,66 6,73 6,92 8,96 Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun

86

87

88

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.14.27 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

2 Statistik Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2016 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2016 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.1626 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2017 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.1704 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix + 70 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN KEPULAUAN SEMBILAN 2013 ISSN : - No. Publikasi : 91080.13.33 Katalog BPS

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL BARAT 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL BARAT 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.29 Katalog BPS : 1102001.9108.012

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.33 Katalog BPS : 1101002.9108.022 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI TENGAH 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI TENGAH 214 ISSN : No. Publikasi : 918.14.35 Katalog BPS : 1112.918.33

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2011 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2011 ISSN : - No. Publikasi : 9106.11.05 Katalog BPS : 1101001.9106 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2014 ISSN : 2303-3479 No. Publikasi : 9106.14.07 Katalog BPS : 1102002.9106 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : x + 65 halaman Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.45 Katalog BPS : 1101001.9108.050

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.30 Katalog BPS : 1101001.9108.020 Ukuran

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT 2013 ISSN : - No. Publikasi : 91080.13.44 Katalog BPS : 1101001.9108.050 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATANTA SELATAN 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.38 Katalog BPS : 1101001.9108.035

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103031 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103031

Lebih terperinci

i STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2012 ISSN : - No. Publikasi : 91080.12.46 Katalog BPS : 1101001.9108.051 Ukuran Buku : 17.6 cm

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA WAISAI 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA WAISAI 2014 ISSN : No. Publikasi : 91080.14.43 Katalog BPS : 1101002.9108.043

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAIGEO BARAT KEPULAUAN 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.46 Katalog

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

i STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013 i STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2013 ISSN : 2303-3479 No. Publikasi : 9106.13.02

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 No Publikasi : 2171.15.24 Katalog BPS : 1102001.2171.041 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 9 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2010 STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2010 ISSN : - No. Publikasi : 91300.10.13 Katalog BPS : 1101001.9100 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATU AMPAR 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.30 Katalog BPS : 1102001.2171.080 Ukuran Buku: 25 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103011 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN TRUMON TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TRUMON TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103011

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

ISSN : - No. Publikasi : 9106.14.55 Katalog BPS : 1102002.9106073 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vii + 21 halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan Gambar Kulit :

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.21 Katalog BPS : 1102001.2171.020 Ukuran Buku: 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 20 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL SELATAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL SELATAN 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.28 Katalog BPS : 1102001.9108.011

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH. DISTRIK WAYER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG SELATAN

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH.  DISTRIK WAYER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG SELATAN Katalog BPS : STATISTIK DAERAH DISTRIK WAYER 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG SELATAN STATISTIK DAERAH DISTRIK WAYER 2013 STATISTIK DAERAH DISTRIK WAYER 2013 ISSN : - No. Publikasi : 9106.12.XX

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBIRU 2015 ISSN / ISBN : - No. Publikasi : 3273.1545 Katalog BPS : 9213.3273.110 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi + 12 halaman Naskah: Priatna Nugraha Badan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

serangkota.bps.go.id

serangkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 ISBN : 978-979-1426-81-7 No. Publikasi : 3673.1002 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA BLITAR 2013

STATISTIK DAERAH KOTA BLITAR 2013 STATISTIK DAERAH KOTA BLITAR 2013 No Publikasi : 35725.1102 Katalog BPS : 1101002.3572 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : iv + 30 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

http://www.sorongkab.bps.go.id Statistik Daerah Kabupaten Sorong 200 http://www.sorongkab.bps.go.id BPS Kabupaten Sorong 200 http://www.sorongkab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 200 No. Publikasi

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 ISSN : 2302-3716 No. Publikasi : 3673.1503 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

w tp :// w ht ja.r a w.g.b ps ab tk pa am o. id STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARWARBOMI 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARWARBOMI 2014 ISSN : - No. Publikasi : 91080.14.48 Katalog BPS : 1101002.9108.061

Lebih terperinci

Katalog BPS : 1101002.3208 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2014 ISBN : 978-602-0964-40-9 No. Publikasi : 32080.1450 Katalog BPS : 1101002.3208 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN FAKFAK

STATISTIK DAERAH KABUPATEN FAKFAK STATISTIK DAERAH KABUPATEN FAKFAK 2011 STATISTIK DAERAH KABUPATEN FAKFAK 2011 ISSN : No. Publikasi : 9101.1003 Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : x + 94 halaman Naskah : Seksi

Lebih terperinci

Kecamatan Selat Nasik

Kecamatan Selat Nasik Katalog BPS: 1101001.1902063 Statistik Daerah Kecamatan Selat Nasik 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BELITUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SELAT NASIK 2015 ISSN : 2407-2869 No. Publikasi : 19020.1507

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE BARAT DAYA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE BARAT DAYA 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1613 Katalog BPS : 1101002.5314010 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor : Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG KECAMATAN SUKAJADI MAJU STATISTIK DAERAH Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik

Lebih terperinci