KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk."

Transkripsi

1 KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk. Ir. F. Rooslan Edy Santosa, MMT ABSTRAK PT. HM. Sampoerna, Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok sigaret kretek tangan yang mempunyai pasar di seluruh pelosok Indonesia. Pelanggan sangat mengharapkan pengiriman rokok dapat dilakukan tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana peramalan permintaan rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna di tingkat distributor tunggal wilayah dan distributor serta kajian tentang sistem distribusi yang ada selama ini untuk mencari alternatif perbaikan sistem distribusi dari distributor tunggal ke distributor tunggal wilayah dan dari distributor tunggal wilayah ke distrbutor yang dapat meminimumkan lead time dengan menggunakan metode penugasan (assignment). Peramalan untuk meramalkan volume permintaan rokok sigaret kretek tangan setiap triwulan dalam satu tahun kiranya perlu terus dilakukan oleh PT. HM. Sampoerna, Tbk. agar tingkat keakuratan dalam memproduksi rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna sesuai dengan tingkat permintaan setiap triwulan dan dapat terus terjaga terutama apabila terjadi lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Rute pengiriman yang optimal untuk mendistribusikan rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna dari distributor tunggal di Surabaya ke masing-masing distributor tunggal wilayah dan distributor adalah dengan menggunakan alternatif transportasi ketiga dimana terdapat distributor tunggal wilayah yang berfungsi sebagai tempat transit dan stock barang untuk distributor-distributor yang ada dalam wilayahnya. Dengan pemilihan alternatif ketiga ini juga akan memberikan dampak positif bagi pasar rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna, mengingat kondisi pasar yang cukup fluktuatif dan cenderung untuk terus meningkat, juga untuk mempertahankan service level sesuai yang diharapkan. Kata Kunci: Rute, Peramalan, Lead Time, Assignment Model PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah jumlah pengiriman rokok sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin dengan kuantitas yang optimal dan lead time pengiriman yang tepat dari distributor tunggal ke distributor tunggal wilayah dan distributor harus ditangani dengan baik karena dalam industri rokok kedua aspek tersebut sangat berperan dalam mendukung tingkat pemasaran sehingga harus tetap menjadi perhatian yang utama. Alasan inilah yang mendorong PT. HM. Sampoerna, Tbk. untuk selalu memperbaiki kinerjanya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen akan rokok sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin. Di mana dalam suatu industri yang menghasilkan produk dengan perputaran cepat di pasaran, perusahaan dituntut untuk melakukan distribusi produknya secara cepat untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Selama ini di PT. HM. Sampoerna, Tbk. belum pernah dilakukan pengkajian terhadap sistem distribusi rokok sigaret kretek tangan dan sigaret kretek

2 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5 mesin untuk mengetahui apakah sistem yang dipakai sekarang sudah dapat menghasilkan waktu pengiriman yang optimal. Permasalahan Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:. Bagaimanakah menentukan peramalan permintaan rokok sigaret kretek tangan di tingkat distributor tunggal wilayah dan distributor.. Bagaimanakah rute pengiriman untuk mendistribusikan rokok sigaret kretek tangan ke masing-masing distributor tunggal wilayah dan distributor yang dapat meminimasi lead time. LANDASAN TEORI Metode-metode Peramalan Secara umum metode peramalan dapat diklasifikasikan dalam dua kategori utama, yaitu:. Metode Kualitatif: adalah suatu metode peramalan yang pengembangannya berdasarkan estimasi subyektif atau opini para ahli. Contoh metode peramalan kualitatif adalah metode subyektif/pendapat ahli, estimasi survey dan metode Delphi.. Metode Kuantitatif: adalah motode peramalan yang berdasarkan perhitungan matematis dan statistik. Terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan metode kuantitatif, yaitu: tersedianya informasi tentang masa lalu, informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik dan diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut. Metode kuantitatif terbagi atas dua metode, yaitu metode deret berkala (time series) dan metode kausal. Yang termasuk dalam metode deret berkala adalah Moving Average, Dekomposisi, Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothing) dan ARIMA (Autoregresive Integrated Moving Average). Sedang yang termasuk metode kausal adalah metode Ekonometrika, Analisa Regresi dan Input-output (Mason and Lind, 999). Dasar Transportasi Transportasi biasanya menunjukkan salah satu elemen terpenting dalam biaya logistik di seluruh perusahaan. Perpindahan yang signifikan akan berpengaruh terhadap total biaya logistik. Pada Gambar. menunjukkan bahwa dalam pelayanan konsumen yang fokusnya meliputi produk, pelayanan logistik maupun proses pemesanan dan sistem informasi mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan diperlukan sinergi antara strategi persediaan dan strategi transportasi. Di mana dalam strategi persediaan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan adalah peramalan permintaan, kebijakan persediaan, kebijakan pembelian dan perencanaan penyimpanan. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam strategi transportasi adalah dasar-dasar transportasi dan kebijakannya. Kedua hal pokok tersebut di atas akan sangat berpengaruh terhadap strategi pemilihan lokasi yang meliputi kebijakan pemilihan lokasi dan perencanaan proses jaringan kerja (Ballou, 99). Sistem Transportasi yang Efektif Efektivitas dan mahalnya suatu sistem transportasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kompetisi dalam pemasaran, skala ekonomi dalam produksi dan pengurangan biaya produksi (Ballou, 99).

3 Kompetisi Dalam rangka mendorong kompetisi secara langsung, biaya yang murah dan kualitas transportasi yang tinggi juga merupakan tambahan dari kompetisi dengan membuat barang yang cocok di pasaran. Penjualan dapat ditingkatkan dengan penetrasi pasar yang normal yang tidak tersedia pada beberapa produk tertentu. Barang dari luar wilayah dapat distabilkan pada biaya dengan produk yang serupa di pasaran. Gambar : Transport Decision Sumber: Taylor (996) Skala Ekonomi Pasar yang luas dapat berakibat pada pengurangan biaya produksi. Dengan volume yang besar yang disediakan oleh pasar, utilitas yang lebih dapat dibuat dengan fasilitas produksi dan biasanya tenaga kerja juga termasuk. Biaya transportasi yang murah juga mengijinkan decoupling dari pasar dan tempat produksi. Hal ini dapat menjadikan kebebasan untuk memilih tempat produksi yang secara geografis/wilayah dapat menguntungkan. Pengurangan Biaya Biaya transportasi yang murah juga berakibat pada pengurangan harga produksi. Ini terjadi tidak hanya karena bertambahnya kompetisi di pasar tetapi juga karena transportasi juga merupakan komponen biaya dari produksi, penjualan dan biaya distribusi yang membuat biaya agregat produk meningkat. Dengan efisiennya sistem transportasi, seperti peningkatan performansi, akan bermanfaat pada standar hidup. Assignment Model Assignment model merupakan model khusus dari suatu model program linear yang serupa dengan model transportasi. Perbedaannya adalah dalam model penugasan penawaran pada tiap sumber dan permintaan di tiap tempat tujuan dibatasi sebanyak satu unit barang apa saja (Taylor III, 996). TAHAP PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA Data yang dibutuhkan untuk membuat suatu rancangan sistem distribusi dan tranportasi adalah sebagai berikut:

4 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5. Data Lead Time dari Distributor Tunggal ke Distributor Tunggal Wilayah dan dari Distributor Tunggal Wilayah ke Distributor.. Data Distributor Tunggal, Distributor Tunggal Wilayah dan Distributor.. Jumlah permintaan untuk sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna masing-masing Distributor Tunggal Wilayah dan Distributor.. Data biaya tranportasi. 5. Data biaya penyimpanan. 6. Kemampuan/kapasitas masing-masing gudang Distributor Tunggal, Distributor Tunggal Wilayah dan Distributor. Dalam penelitian ini tahap pengolahan data meliputi:. Peramalan (forecasting) tingkat permintaan untuk delapan triwulan atau dua tahun ke depan dengan menggunakan metode-metode peramalan (forecasting) yang ada. Untuk peramalan ini akan digunakan software Minitab Release.0, yaitu sebuah software yang mudah dalam pengoperasiannya namun sangat akurat dalam meramalkan tingkat permintaan yang akan datang.. Memperkirakan jumlah permintaan rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna dari distributor.. Menentukan bagaimana rute pengiriman yang optimal untuk mendistribusikan rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna ke masing-masing distributor tunggal wilayah dan distributor. Setelah model perbaikan sistem distribusi dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan simulasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik, kemudian dilanjutkan penyelesaian model dengan menggunakan software Lingo 6.0 dan dilakukan analisa terhadap model yang telah dibuat tersebut. Penyelesaian Problem dengan Lingo 6.0 Dalam penyelesaian permasalahan model assignment untuk distribusi ini akan digunakan Software Lingo 6.0. Software Lingo 6.0 adalah software yang sudah banyak digunakan karena simpel dalam pengoperasiannya, interaktif dan user friendly. Disamping itu software Lingo 6.0 juga dapat mendukung sistem pengambilan keputusan yang berisi berbagai model dari sains manajemen dan manajemen operasional. Pemilihan Alternatif Terbaik Tahap ini merupakan tahap pemilihan alternatif terbaik dari tiga alternatif yang ada. Yang menjadi prioritas utama dalam pemilihan aternatif ini adalah alternatif yang memberikan nilai terkecil dalam hal lead time, kemudian pilihan alternatif lead time yang diperoleh akan dibandingkan dengan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan apakah juga akan memberikan nilai yang lebih kecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Permintaan Rokok Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna Sebagai contoh data permintaan rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna untuk distributor tunggal wilayah Jakarta dari tahun 996 hingga 006 dapat dilihat pada Tabel. di bawah ini. Pemilihan Metode Peramalan Untuk melakukan pemilihan metode peramalan yang akan dijadikan alternatif pilihan, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah penggambaran karakteristik dari data histori sebelumnya. Salah satu cara untuk dapat menggambarkan data adalah dengan melakukan plotting data. Plotting data merupakan hal yang sangat penting dan

5 5 cukup efektif untuk mereduksi alternatif metode peramalan meskipun proses yang lebih penting adalah proses interpretasi terhadap grafik yang muncul. Tabel : Data Permintaan Rokok Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna untuk Distributor Tunggal Wilayah Jakarta Periode (Slof) Tahun / Triwulan D i s t r i b u t o r Jakarta Dji Sam Soe Sampoerna Bogor Total Dji Sam Soe Sampoerna Serang Total Dji Sam Soe Sampoerna Pontianak Total Dji Sam Soe Sampoerna Total Sumber: internal PT. HM Sampoerna Tbk Sebagai contoh hasil plotting data dari penjualan rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna untuk distributor tunggal wilayah Jakarta periode dapat dilihat pada Gambar. Berdasarkan plotting data di atas, maka dapat dilihat bahwa semua data memiliki kecenderungan yang hampir sama. Semua data menganut pola trend naik pada setiap periodenya. Kesamaan yang lain adalah data permintaan tersebut juga menganut pola

6 6 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5 seasonal, hanya belum dapat diputuskan apakah semua data memiliki kecenderungan periode seasonal yang sama dan teratur. Distributor Tunggal Wilayah Jakarta n a l a u j n e -p d n a m e d )f o ls ( Gambar. Hasil Plotting Data Penjualan Rokok Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna pada Distributor Tunggal Wilayah Jakarta Periode Sumber: data olahan Dari tujuh metode tersebut, sebenarnya semua metode memiliki kelemahan yang tidak mampu mengcover karakteristik data dengan sempurna. Metode trend analysis misalnya, tidak dapat mengakomodir terjadinya seasonal pada data, dan hanya cenderung mengamati trend naik, turun atau konstan sesuai dengan pendekatan yang dilakukan baik linear, eksponensial ataupun quadratic. Hal ini juga dialami untuk metode double exponential smoothing yang sedikit lebih maju, hanya saja tidak bisa mengakomodir aspek seasonal. Metode moving average, hampir sama dengan trend linear, juga sulit untuk mengakomodir terjadinya seasonal, bahkan untuk trend sekalipun, mengingat moving average hanya merata-rata beberapa data histori yang ada. Pendekatan yang lebih baik sebenarnya adalah metode Winter s ataupun time series decomposition. Mengingat metode tersebut mengakomodir kedua jenis pergerakan trend ataupun seasonal. Hanya saja yang menjadi perhatian adalah ketika kita gagal melakukan pendekatan terhadap nilai pembobotan trend seasonal yang baik, maka yang terjadi justru penyimpangan yang sangat besar. Berdasarkan pertimbangan itulah, maka tujuh metode tersebut diikutsertakan dalam perhitungan peramalan sebagai alternatif terpilih. Hal ini dirasa jauh lebih optimal mengingat pemilihan metode terbaik bukan didasarkan pada interpretasi subyektif data, melainkan dengan parameter-parameter yang ditetapkan. Terpilihnya metode time series decomposition menjadi metode peramalan terbaik pada lebih dari 60 % data demand yang ada memperlihatkan bahwa pola demand untuk produk rokok terutama rokok Dji Sam Soe, cenderung menganut pola

7 7 seasonal terhadap periode tahunan ( triwulan). Hal ini juga didukung dengan terpilihnya metode Winter s sebagai alternatif pilihan pada permintaan di Kota Palembang. Bobot kecenderungan seasonal yang lebih besar terlihat pada permintaan produk rokok yang memilih metode decomposition, ataupun Winter s sebagai metode terpilih. Aspek seasonal ini terlihat dari pola kenaikan dan penurunan yang membentuk siklus yang hampir sama pada setiap tahunnya. Sedangkan pada permintaan-permintaan yang menggunakan pendekatan trend quadratic ataupun linear sebagai alternatif terbaik memperlihatkan bahwa aspek seasonal tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam permintaan akan rokok Sampoerna. Meskipun pola kenaikan dan penurunan permintaan terlihat sangat jelas namun tidak memperlihatkan kecenderungan yang sama pada tiap tahunnya. Hasil Peramalan Permintaan Berdasarkan metode terpilih untuk peramalan permintaan pada tiap-tiap distributor tunggal wilayah, dibuat peramalan untuk delapan triwulan atau tahun kedepan. Pertimbangan dilakukannya peramalan sebanyak periode tersebut adalah bahwa hasil peramalan dapat digunakan dan mencerminkan kondisi yang akan dihadapi perusahaan pada tahun 008, sedangkan karena data yang didapatkan hanya sampai pada tahun 006, maka peramalan dilakukan untuk 8 periode (8 triwulan) atau dengan kata lain untuk tahun 007 dan 008 berdasarkan metode yang terpilih. Sama dengan kondisi sebelumnya, hasil peramalan menunjukkan kecenderungan produk yang mengalami peningkatan demand setiap periodenya terutama untuk produkproduk yang memiliki metode trend quadratic pada alternatif peramalan terbaiknya. Distribusi Produk ke Distributor Tunggal Wilayah Kondisi Eksisting Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saat ini PT. HM. Sampoerna, Tbk. menggunakan pola distribusi langsung, di mana semua produk langsung dikirim dari distributor tunggal (Surabaya) ke seluruh distributor yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Fungsi distributor tunggal wilayah tidak lagi untuk menjalankan aktivitas transit produk sebelum didistribusikan ke distributor, melainkan hanya sebagai fungsi administratif saja. Kondisi seperti ini tentunya membuat PT. HM. Sampoerna, Tbk. kurang fleksibel terhadap terjadinya fluktuasi permintaan pasar, mengingat waktu lead time distribusi yang sangat besar karena setiap permintaan harus dipenuhi langsung dari Surabaya. Belum lagi kontrol terhadap proses pengiriman itu sendiri yang kurang bisa dilakukan secara intensif dan besarnya resiko adanya keterlambatan pengiriman maupun barang rusak akibat jarak pengiriman yang sangat jauh dan waktu yang tidak sedikit. Hal ini tercermin misalnya pada lead time untuk pengiriman produk rokok Sampoerna dari distributor tunggal Surabaya ke distributor Ambon yang mencapai kurang lebih hari ( minggu). Lonjakan permintaan rokok Sampoerna yang terjadi dengan tiba-tiba dan gagal untuk diidentifikasi sebelumnya oleh distributor Ambon tidak akan dapat dipenuhi dengan baik dan menyebabkan terjadinya lost sales / loss opportunity. Dengan lead time yang besar untuk distribusi dari distributor tunggal ke distributor, rokok Sampoerna menjadi kurang kompetitif dalam persaingan pasar yang semakin sensitif terhadap kecepatan delivery produk sampai ke tujuan setelah dipesan.

8 8 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5 Atas dasar itulah maka perlunya dilakukan evaluasi terhadap sistem distribusi yang saat ini telah dilakukan oleh PT. HM. Sampoerna, Tbk. dalam pelaksanaan operasionalnya sehari-hari, termasuk berusaha untuk menggenerate alternatif baru ataupun hanya sebatas melakukan restrukturisasi atau klastering terhadap penggolongan distributor tunggal wilayah yang sudah ada. Skenario Perbaikan Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap proses distribusi rokok yang selama ini telah dilakukan dan mencari alternatif perbaikan yang lebih baik. Adapun dalam proses untuk menggenerate alternatif baru dasar yang digunakan bertujuan untuk meminimasi lead time dari pemesanan sampai pada barang sampai di tujuan (distributor). Hal ini dilakukan selain karena dua produk tersebut merupakan produk rokok sigaret kretek tangan PT. HM. Sampoerna, Tbk. yang paling laku di pasaran, aspek biaya transportasi tidak memegang peranan yang cukup penting dari total biaya yang harus dikeluarkan untuk produk. Biaya transportasi sendiri hanya memakan biaya tidak lebih dari % harga produk untuk barang yang paling jauh sekalipun. Sedangkan rata-rata biaya yang harus dikeluarkan hanya 5 %. Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan sistem distribusi rokok sigaret kretek tangan di PT. HM. Sampoerna, Tbk. tetapi berdasarkan kondisi riil yang ada hanya ada (tiga) alternatif yang dapat dievaluasi, hal ini disebabkan:. Sistem distribusi yang digunakan saat ini sudah berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang, sehingga apabila dilakukan perbaikan sistem distribusi tidak dapat dilakukan secara besar-besaran tetapi hanya merupakan perbaikan dari sistem yang sudah ada.. Tidak semua distributor yang ada memiliki persyaratan untuk dapat digunakan sebagai distributor tunggal wilayah terutama karena faktor lokasi dan kondisi kapasitas gudang yang ada.. Pengalaman menunjukkan bahwa permasalahan yang ada pada sistem distribusi rokok sigaret kretek di PT. HM. Sampoerna, Tbk. adalah ketidaktepatan waktu pengiriman, sehingga alternatif perbaikan sistem distribusinyapun lebih banyak ditujukan untuk meningkatkan ketepatan waktu pengiriman. Alternatif Alternatif pertama untuk perbaikan sistem distribusi rokok sigaret kretek tangan ke distributor adalah dengan pola distribusi yang telah dilakukan oleh PT. HM. Sampoerna, Tbk. selama ini. Di mana dalam pola distribusi yang telah dilakukan, distributor tunggal wilayah (Surabaya, Bandung, Jakarta, Palembang, Medan dan Makasar) hanya berfungsi sebagai distributor tunggal wilayah secara administratif saja, sedangkan semua pasokan rokok ke distributor dilakukan secara langsung dari distributor tunggal di Surabaya. Alternatif Alternatif kedua untuk penyelesaian sistem distribusi produk ke distributor adalah dengan menggunakan distributor tunggal wilayah sebagai tempat transit produk dari distributor tunggal (Surabaya) dengan distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Pemilihan alternatif kedua ini dilakukan untuk memotong jalur distribusi yang terlalu panjang jika produk dikirim langsung dari distributor tunggal Surabaya. Dengan harapan ketika terjadi fluktuasi pasar, distributor dapat langsung

9 9 menginformasikan ke distributor tunggal wilayahnya dan dapat segera menerima barang yang diinginkan dengan lebih cepat, karena barang sudah tersedia terlebih dahulu di gudang distributor tunggal wilayah yang terdekat. Untuk penentuan distributor tunggal wilayah, pada alternatif ini digunakan klastering yang telah dilakukan oleh PT. HM. Sampoerna, Tbk. di mana penggolongannya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hanya saja fungsi distributor tunggal wilayah tidak hanya berfungsi secara administratif, tetapi juga berfungsi sebagai supply untuk distributor-distributor yang ada di wilayahnya. Supply suatu distributor tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dari satu distributor tunggal wilayah atau distributor tunggal, tetapi hanya dapat dilakukan oleh satu distributor tunggal wilayah saja. Alternatif Alasan pemilihan alternatif ketiga pada dasarnya hampir sama dengan alternatif kedua, hanya saja akan dilakukan evaluasi apakah penggolongan distributor tunggal terhadap distributor wilayahnya sudah sesuai dangan prinsip minimasi lead time ataukah belum. Kemungkinan yang akan terjadi adalah adanya usulan restrukturisasi atau klastering pembagian wilayah yang baru sehingga lead time yang dihasilkan lebih minimum. Restrukturisasi/klastering ini akan dilakukan setelah mengevaluasi hasil pengolahan data yang didapatkan. Penentuan Distibutor Tunggal Wilayah Untuk penentuan ini tidak semua distributor dapat menjadi distributor tunggal wilayah. Hal ini disebabkan kapasitas gudang dan sarana prasarana yang kurang mencukupi pada gudang-gudang distributor lokal. Untuk itu yang dapat dijadikan sebagai alternatif distributor tunggal wilayah adalah ke enam kota yang memang menjadi atau sudah pernah menjadi distributor tunggal wilayah, baik sebagai tempat transit ataupun hanya sebagai fungsi administratif. Lead Time Untuk dapat menyelesaikan problem restrukturisasi/klastering pembagian wilayah pada alternatif ketiga, maka terlebih dahulu dilakukan pendataan lead time yang sebelumnya tidak terakomodir oleh proses yang ada saat ini. Untuk mendapatkan lead time pada daerah-daerah yang belum tercatat sebelumnya, dilakukan beberapa pendekatan, yang pertama adalah dengan mendapatkan data yang sebenarnya berapa waktu distribusi yang dibutuhkan, ataupun dengan menggunakan pendekatan jarak terhadap waktu lead time dengan membuat persamaan yang bisa mencerminkan hubungan antara lead time dan jarak sehingga penentuan besarnya lead time dilakukan dengan persamaan tersebut. Pada penentuan persamaan ini dilakukan pendekatan regresi, di mana pendekatan ini dipandang layak setelah didapatkan bahwa tingkat kebenaran yang tercermin pada nilai R squarenya selalu diatas 95 % bahkan hampir ada yang mencapai 99 %. Pada data lead time yang didapatkan, ada beberapa kolom matriks yang seharusnya terisi penuh tetapi tidak terisi oleh data lead time. Hal ini dilakukan mengingat tidak semua solusi yang ditawarkan (jalur alternatif pengiriman) tersedia. Hal ini berlaku terutama untuk tempat-tempat yang pengirimannya harus dilakukan melalui laut. Sedangkan untuk yang ada di darat, beberapa kolom yang kosong diakibatkan karena alternatif solusi yang akan muncul jelas-jelas tidak akan terpilih sebagai alternatif terbaik karena memang memiliki jarak yang sangat jauh dibandingkan distributor tunggal wilayah yang lain.

10 0 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5 Misalkan, alternatif pengiriman dari Bandung ke Banda Aceh, dapat dikatakan tidak mungkin menghasilkan solusi yang optimal. Hal ini dikarenakan perjalanan dari Bandung ke Banda Aceh dan daerah-daerah lain yang ada di Sumatera harus dilalui dengan melewati kota Jakarta terlebih dahulu sehingga sudah pasti, lead time antara Bandung Banda Aceh lebih besar dari Jakarta Banda Aceh. Perhitungan Biaya Distribusi Untuk dapat membandingkan alternatif-alternatif tersebut, tentunya parameter lead time saja tidak cukup. Meskipun biaya transportasi tidak terlalu sensitif terhadap perubahan biaya total yang dikeluarkan, namun faktor biaya pengiriman tetap akan berpengaruh pada total biaya yang harus dikeluarkan. Sehingga faktor ini memang harus diperhitungkan dengan teliti. Jangan sampai kita dapat merestrukturisasi pola distribusi dengan penghematan lead time mencapai 50% tapi dengan biaya distribusi yang berlipat ganda sehingga dapat mengurangi keuntungan yang didapat dengan hasil yang belum tentu signifikan. Adapun rumusan yang biasa digunakan sebagai dasar perhitungan biaya transportasi di PT. HM. Sampoerna, Tbk. adalah sebagai berikut: Biaya transportasi Alternatif : transportasi dari DT ke D + biaya gudang di D + biaya distribusi. Sebagai contoh biaya transportasi rokok sigaret kretek tangan per slof untuk distributor Malang adalah sebagai berikut: Rp. 00,- + Rp. 00,- + Rp..000,- Rp..600,Biaya transportasi Alternatif dan : transportasi dari DT ke DTW + transportasi dari DTW ke D + biaya gudang di DTW + biaya gudang di D + biaya distribusi Sebagai contoh biaya transportasi rokok sigaret kretek tangan per slof untuk distributor Malang adalah sebagi berikut: Rp.50,- + Rp.50,- + Rp.00,- + Rp.00,- + Rp..000,- Rp..700,Pencarian Solusi Optimal Untuk dapat memecahkan assignment problem dan pembagian wilayah yang optimal akan digunakan software Lingo 6.0. Maka, selain masalah lead time yang juga harus didapatkan adalah constrain masalah kapasitas gudang yang tersedia pada tiaptiap calon distributor tunggal wilayah. Berdasarkan data yang sudah ada maka dapat dibuat persamaan yang digunakan untuk assignment problem minimasi lead time sebagai berikut (contoh periode dari rokok Sampoerna): m n Min Z Lij.Xij i j Subject to: m Xij, j,,, n i Artinya bahwa setiap distributor j (destination j) hanya boleh disupply oleh satu sumber i (distributor tunggal wilayah i). n Dj.Xij Cpi i,,, m j

11 Artinya bahwa jumlah pengiriman dari distributor tunggal wilayah i ke distributor j (destination j) + jumlah pengiriman ke distributor j (destination j) + jumlah pengiriman ke distributor j (destination j) n harus lebih kecil atau sama dengan kapasitas gudang di distributor tunggal wilayah i (Cpi) dimana : i j m n Lij Dj Cpi Xij Distributor Tunggal Wilayah i, i,,,, 5, 6 Distributor j, j,,,, Jumlah distributor tunggal wilayah Jumlah distributor Lead Time dari Distributor Tunggal Wilayah i ke Distributor j Jumlah demand di distributor j Kapasitas gudang di Distributor Tunggal Wilayah i 0 atau 0 jika permintaan distributor j tidak dipenuhi oleh distributor tunggal wilayah i, atau jika permintaan distributor j dipenuhi oleh distributor tunggal wilayah i. Min : X. + X. + 8X. + 7X. + 0X5. + 0X X X X X X5. + 6X6. Subject to : X. + X. + X. + X. + X5. + X6.... X. + X. + X. + X. + X5. + X X X X. + 75X. + 7X X X. + 50X X X X X. + 75X. + 7X X X. + 50X X X X X. + 75X. + 7X X X. + 50X X X X X. + 75X. + 7X X X X X X X. + 75X. + 7X X X. + 50X X X X X. + 75X. + 7X X X X. 570

12 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5 ANALISA DAN INTERPRETASI SOLUSI Dari perhitungan solusi optimal assignment problem dengan software Lingo 6.0 di atas didapatkan hasil sebagai berikut (untuk salah satu periode saja) : Global optimal solution found at step: 5 Objective value: E+08 Variable Value Reduced Cost KAPASITASGUDANG(DTW) KAPASITASGUDANG(DTW) KAPASITASGUDANG(DTW) KAPASITASGUDANG(DTW) KAPASITASGUDANG(DTW5) KAPASITASGUDANG(DTW6) PERMINTAANYGDILAYANI(DTW, D) PERMINTAANYGDILAYANI(DTW, D8) PERMINTAANYGDILAYANI(DTW, D7) PERMINTAANYGDILAYANI(DTW, D) PERMINTAANYGDILAYANI(DTW5, D5) PERMINTAANYGDILAYANI(DTW6, D) Berdasarkan hasil dari perhitungan sofware Lingo 6.0 terlihat bahwa untuk mendapatkan lead time yang minimum perlu dilakukan perubahan untuk 5 kota yang ada yaitu Semarang, Yogyakarta dan Solo, yang sebelumnya ada pada DTW Bandung, seharusnya langsung berada pada kontrol DTW Surabaya. Sedangkan untuk kota Padang dan Pekanbaru yang sebelumnya ada pada DTW Medan menjadi tanggung jawab DTW Palembang. Penentuan Alternatif Terbaik Berdasarkan Lead Time Dari tiga alternatif yang diperoleh dapat dilihat kemampuan alternatif transportasi yang ada untuk melayani permintaan konsumen yang digambarkan dalam lead time yang minimum. Dari alternatif alternatif yang ada, yang memiliki lead time yang paling minimum adalah alternatif ketiga. Hal ini terjadi setelah dilakukannya restrukturisasi pada alokasi jalur transportasi dari alternatif kedua. Terlihat bahwa

13 perbedaan yang terjadi hanyalah pada kelima kota yang mengalami pengalihan supplier (distributor tunggal wilayah). Walaupun alternatif ketiga merupakan prioritas utama dalam pemilihan alternatif terbaik masalah lead time, tetapi perlu juga dibandingkan dengan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Alternatif Terbaik Lead Time Dibandingkan dengan Biaya Berdasarkan ketiga alternatif, alternatif ketiga menunjukkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan paling kecil dibandingkan dengan alternatif yang lain. Penghematan yang dilakukan dengan menggunakan alternatif ketiga sebesar Rp ,untuk produk Rokok Dji Sam Soe dan sekitar Rp ,- untuk produk Rokok Sampoerna atau total sebesar Rp ,- untuk setiap tahunnya. Untuk alternatif kedua biaya transportasi lebih besar dari alternatif pertama, peningkatan biaya yang terjadi semata-mata disebabkan karena adanya biaya inventory yang harus dibayar akibat produk harus disimpan di dalam gudang distributor tunggal wilayah terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke distributor-distributor yang ada. Selain itu juga diakibatkan biaya transportasi yang membengkak akibat pengiriman yang dulunya dilakukan hanya dengan satu kali pengiriman ( truk) langsung ke tujuan sekarang menjadi dua kali pengiriman ( truk) dengan biaya yang lebih mahal tentunya. Perbedaan antara biaya yang harus dikeluarkan untuk alternatif kedua dan ketiga secara umum tidak jauh berbeda dikarenakan hanya terjadi sedikit restrukturisasi pada 5 distributor saja. Penentuan Alternatif Terbaik Dari parameter lead time yang digunakan untuk menentukan alternatif mana yang menjadi alternatif terbaik, maka alternatif ketiga merupakan pilihan alternatif terbaik, karena alternatif ketiga dapat meminimasi lead time secara total sampai dengan 6,% dari kondisi yang ada pada saat ini. Di samping itu juga terjadi penghematan biaya transportasi yang cukup besar (walaupun tidak signifikan). Berdasarkan kondisi di atas, maka yang seharusnya menjadi pilihan perusahaan untuk alternatif distribusinya adalah alternatif yang ketiga. Di mana alternatif ini memiliki lead time yang paling minimum dibandingkan alternatif pertama dan kedua. Juga dari segi biaya alternatif ini memberikan nilai yang paling kecil dibandingkan dengan alternatif yang lain. Hal ini juga sangat menguntungkan dari segi pasar, mengingat kondisi dari pasar yang cukup fluktuatif dan cenderung untuk terus meningkat, kemungkinan terjadinya error peramalan akan sangat besar. Hal ini didukung dengan tingkat error yang dilambangkan dengan MAD, MSD atau MAPE tidak sedikit yang berarti masih banyak terjadi error dalam peramalan. Secara umum dengan memilih alternatif ketiga sebagai solusi untuk meningkatkan service level perusahan dengan meminimasi lead time dan biaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Dari tujuh metode peramalan yang digunakan yaitu: metode trend analysis (linier, quadratic dan eksponensial), moving average, double exponential smoothing, winter s dan time series decomposition. Ternyata hasil peramalan

14 NEUTRON, VOL.9, NO., AGUSTUS 009: -5 terbaik didominasi oleh metode time series decomposition dan trend quadratic. Hasil metode peramalan terbaik rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe untuk masing-masing distributor didominasi Metode Decomposition. Sedangkan hasil metode peramalan terbaik rokok sigaret kretek tangan Sampoerna untuk masingmasing distributor didominasi Metode Decomposition dan Quadratic.. Rute pengiriman yang optimal untuk mendistribusikan rokok sigaret kretek tangan (Rokok Dji Sam Soe dan Sampoerna) ke masing-masing distributor tunggal wilayah dan distributor adalah dengan menggunakan alternatif transportasi ketiga di mana terdapat distributor tunggal wilayah yang berfungsi sebagai tempat transit dan stok barang untuk distributor-distributor yang ada dalam wilayahnya.. Terjadi perubahan pembagian distributor dalam distributor tunggal wilayah sebagai berikut: Distributor Semarang, Yogyakarta dan Solo yang sebelumnya masuk dalam distributor tunggal wilayah Bandung setelah restrukturisasi masuk dalam distributor tunggal wilayah Surabaya (baik untuk distribusi rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna). Distributor Padang dan Pekanbaru yang sebelumnya masuk dalam distributor tunggal wilayah Medan setelah restrukturisasi masuk dalam distributor tunggal wilayah Palembang (baik untuk distribusi rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna). Saran Berdasarkan analisis data, maka saran yang dapat diberikan pada perusahaan dalam penelitian ini adalah:. Peramalan untuk meramalkan volume permintaan setiap triwulan dalam satu tahun kiranya perlu terus dilakukan oleh PT. HM. Sampoerna agar tingkat keakuratan dalam memproduksi rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna sesuai dengan tingkat permintaan setiap triwulan dan dapat terus terjaga terutama apabila terjadi lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Untuk memperoleh hasil peramalan yang lebih teliti dan akurat maka penggunaan metode ARIMA (Autoregresive Integrated Moving Average) perlu untuk dipertimbangkan penggunaannya dalam peramalan permintaan.. Alternatif distribusi yang sebaiknya digunakan adalah alternatif ketiga, di mana alternatif ini memiliki lead time yang paling minimum dibandingkan dengan alternatif pertama dan kedua. Di samping itu alternatif ketiga juga memberikan kontribusi penghematan biaya transportasi yang cukup siginifikan yaitu sebesar Rp ,- setiap tahunnya. Dengan pemilihan alternatif ketiga ini juga akan memberikan dampak positif bagi pasar rokok sigaret kretek tangan Dji Sam Soe dan Sampoerna, mengingat kondisi pasar yang cukup fluktuatif dan cenderung untuk terus meningkat, juga untuk mempertahankan service level sesuai yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Ballou, R.H (99), Business Logistics/Supply Chain Management, Planning, Organizing, and Controlling the Supply Chai, 5th Edition, Prentice Hall. Chase, R.B; Aquilano, J.N; Jacobs F.R (998), Production and Operations Management, Manufacturing and Service, 8th Edition, New York: Irwin McGraw Hill.

15 5 Lambert, D.N; Stock J.R dan Ellram, L.M (998), Fundamentals of Logistic Management, New York, San Fransisco: Irwin Mc. Graw Hill, Boston. Makridakis, S; Wheelwrigt, dan McGee (98), Forecasting: Methods and Apllications, nd, John Willey & Sons, Inc. Mason, R.D dan Lind, D.A (999), Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Penerbit Erlangga. Taylor III, B.W (996), Sains Manajemen (Pendekatan Matematika untuk Bisnis). Edisi Indonesia. Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd. Tersine, J.R (99). Principles of Inventory and Materials Management, th Edition, The University of Oklahoma, Prentice Hall International, Inc.

KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk.

KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk. Kajian Sistem Distribusi dan Transportasi 1 KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk. Ir. F. Rooslan Edy Santosa, MMT ABSTRAK PT. HM. Sampoerna, Tbk

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING

OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Heni Indrayati* dan Bobby Oedy P. Soepangkat** Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan.

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. X Indra Dwiharto, Moses L. Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) Diana Safitri Yulianti, I Nyoman Pudjawan Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-65X Vol. 3, No. 2, Nov 26, 19 117 Studi Perbandingan Ekpektasi iaya Total Antara Kasus akcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik Valeriana Lukitosari

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN MODEL

BAB IV PERANCANGAN MODEL 36 BAB IV PERANCANGAN MODEL 4.1 Karakteristik Sistem Model simulasi yang akan dikembangkan menggambarkan sistem persaingan yang terjadi antara tiga produsen semen besar di Indonesia dalam memaksimalkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era pasar bebas mengakibatkan tingkat persaingan yang ketat dalam dunia industri baik yang bergerak dalam produksi barang maupun pendistribusian barang

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan. Perusahaan memproduksi berbagai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Manajemen rantai pasok merupakan salah satu alat bersaing di industri, mulai dari pasokan bahan baku, bahan tambahan, kemasan, pasokan produk akhir ke tangan konsumen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Flowchart pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan penelitian. Dimulai dari tahap observasi di PT. Agronesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

berhati-hati dalam melakukan perencanaan agar tidak terjadi kekosongan stok akan bahan baku dan produk jadi. Salah satu kesalahan perencanaan yang dil

berhati-hati dalam melakukan perencanaan agar tidak terjadi kekosongan stok akan bahan baku dan produk jadi. Salah satu kesalahan perencanaan yang dil Penyusunan Jadwal Induk Produksi Pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia Alden Siregar (30404050) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Contact Person : Alden

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh. PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REGION III DEPOT MALANG MENGGUNAKAN METODE WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan diagram alir pada metodologi penelitian bertujuan untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan diagram alir pada metodologi penelitian bertujuan untuk BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Penggunaan diagram alir pada metodologi penelitian bertujuan untuk menggambarkan urutan kerja serta tahapan dalam melakukan penelitian dari awal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DISTRIBUSI LPG DENGAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING) DAN SAVING MATRIKS

PERENCANAAN DISTRIBUSI LPG DENGAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING) DAN SAVING MATRIKS PERENCANAAN DISTRIBUSI LPG DENGAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING) DAN SAVING MATRIKS (Studi Kasus pada PT Sari Bumi) Skripsi Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai pola pergerakan data deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Tri Wahyu Ningsih 1, Achmad Bahauddin 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. (Single Moving Average), metode pemulusan tunggal (Single Exponential

BAB 5 PENUTUP. (Single Moving Average), metode pemulusan tunggal (Single Exponential 72 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil peramalan dengan metode rata-rata bergerak tunggal (Single Moving Average), metode pemulusan tunggal (Single Exponential Smoothing), metode pemulusan ganda (Double

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era globalisasi saat ini, kartu kredit digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Seiring dengan perkembangan zaman, pola prilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 251 258. PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL

Lebih terperinci

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk PENETAPAN PERENCANAAN PRODUKSI GUNA MENENTUKAN BESARAN PRODUKSI YANG TEPAT PADA PT GOODYEAR INDONESIA TBK Dewi Taurusyanti Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Wawan Hermawan Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.304-308 ISSN 2302-495X Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini mendorong perusahaan untuk semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : distribusi, bullwhip effect, pemusatan informasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : distribusi, bullwhip effect, pemusatan informasi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X adalah perusahaan yang memproduksi unit motor. Persediaan di jalur distribusi PT X memiliki nilai yang besar. Hal tersebut menjadi masalah karena jika PT X memiliki banyak penyimpanan, biaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE Yulia 1, Andreas Handojo 2, Mira Karina Soesetio 3 1,2 Dosen tetap Fakultas

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER Nama Mahasiswa : Eka Novi Nurhidayati NRP : 1208 100 040 Jurusan : Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN ATK REGULAR PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA PERIODE

ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN ATK REGULAR PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA PERIODE ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN ATK REGULAR PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA PERIODE 2011-2012 Angeline Williany BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi.

Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi. Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi. Ariyanto Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan

Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan Author: Junaidi Junaidi Ramalan (forecast) merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1) Petunjuk Sitasi: Setyanto, N. W., Herdianto, B., & Eunike, A. (2017). Analisa Kapasitas Produksi Pembuatan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Menggunakan Metode Rougt Cut Capacity Planning (RCCP). Prosiding

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan stabil meskipun sedang terjadi krisis di Negara eropa dan AS, pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENUGASAN KAPAL SEMEN CURAH DARI PABRIK KE PABRIK PENGANTONGAN DI LINGKUNGAN SEMEN GRESIK GROUP

OPTIMASI PENUGASAN KAPAL SEMEN CURAH DARI PABRIK KE PABRIK PENGANTONGAN DI LINGKUNGAN SEMEN GRESIK GROUP OPTIMASI PENUGASAN KAPAL SEMEN CURAH DARI PABRIK KE PABRIK PENGANTONGAN DI LINGKUNGAN SEMEN GRESIK GROUP Suhandik, Ahmad Rusdiansyah, Nurhadi Siswanto Manajemen Industri-Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya) Dira Ernawati Teknik Industri FTI UPN Veteran Jatim

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerata api mempunyai peran penting dalam mobilitas penduduk. Dari grafik jumlah penumpang dan barang yang diangkut oleh kereta api, minat masyarakat terhadap jasa

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Akomodasi Ketidakpastian Asumsi Model

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ 1 Martinus Harun Koentjoro, 2 Bobby Oedy P. Soepangkat, 3 Nurhadi Siswanto 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi 2 Dosen Magister

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tersebut pada masa lalu atau variabel yang berhubungan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI (Optimum Product Distribution Using Transportation Method) Jevi Rosta*, Hendy Tannady** Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 205, Halaman 957-966 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI NILAI KURS DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Universitas Gunadarma PERAMALAN PERAMALAN PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK Prima Denny Sentia 1, Didi Asmadi 2, Ilham Akbar Al Fadil 3 Program Studi Teknik Industri, Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu

Analisis Deret Waktu Analisis Deret Waktu Jenis Data Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci