BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016."

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun b. Data harga pokok dan harga jual setiap jenis wingko. c. Data ketersediaan jam kerja dan ketersediaan bahan baku Data Permintaan Wingko Tahun 2016 Tabel 4.1 Data Permintaan Wingko Babat Bulan Januari - Desember Tahun 2016 No Bulan Permintaan (Bag) Original Durian Nangka Coklat Jumlah 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Ket: dalam 1 bag wingko babat sama dengan 20 bungkus wingko 40

2 Data Harga Pokok dan Harga Jual Tiap Jenis Produk Harga pokok dan harga penjualan untuk pembuatan masing-masing wingko berbeda-beda karena menggunakan jenis bahan yang berbeda. Harga Pokok dan harga Jual wingko per bag dapat dilihat dari tabel 4.2. Tabel 4.2 Harga Pokok dan Harga Jual Tiap Jenis Produk No Jenis Produk Harga Pokok Harga Jual 1 Wingko Original Rp Rp Wingko Durian Rp Rp Wingko Nangka Rp Rp Wingko Coklat Rp Rp Sumber: UD. Wingko Babat Pak Moel, Data Ketersediaan Jam Kerja Jam kerja yang tersedia pada UD. Wingko babat Pak Moel adalah terdiri dari 8 jam dalam seharinya. Dalam 1 minggu terdiri dari 6 hari jam kerja. Untuk menentukan jam kerja yang tersedia, dapat digunakan rumus: Waktu kerja yang tersedia = ( waktu/hari) x (jumlah hari kerja/bulan) Waktu kerja yang tersedia pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.3.

3 42 Tabel 4.3 Jam Kerja yang Tersedia Pada Tahun 2017 Bulan Jumlah Kerja Jam Kerja Tersedia (Jam) Jam Kerja Tersedia (Menit) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber Data: UD. Wingko Babat Pak Moel Pemakaian dan Ketersediaan Bahan Baku Pemakaian bahan baku untuk setiap produk berbeda-beda tergantung dari jenis produk yang akan diproduksi namun untuk komposisinya relatif sama. Pemakaian bahan baku untuk membuat masing-masing produk dalam satu bag wingko babat dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Pemakaian Bahan Baku Per Bag No Bahan Baku Wingko Babat Original Durian Nangka Coklat 1 Kelapa 1 butir 1 butir 1 butir 1 butir 2 Tepung Ketan 0,15 kg 0,15 kg 0,15 kg 0,15 kg 3 Gula Pasir 0,1 kg 0,1 kg 0,1 kg 0,1 kg 4 Mentega 4 g 3 g 3 g 3 g 5 Vanili 2,5 g 2,5 g 2,5 g 2,5 g 6 Garam 3 g 3 g 3 g 3 g 7 Perasa Durian - 5 g

4 43 8 Perasa Nangka - 5 g 9 Perasa Coklat - 6 g Sumber: UD. Wingko Babat Pak Moel Jumlah ketersediaan bahan baku untuk satu bulan dilakukan dengan safety stock. Jumlah ketersediaan bahan baku wingko babat dapat dilihat pada tabel 4.5. Table 4.5 Data Ketersediaan Bahan Baku No Jenis Bahan Baku Ketersediaan 1 Kelapa 8500 Butir 2 Tepung Ketan 1200 Kg 3 Gula Pasir 800 Kg 4 Mentega gram 5 Vanili gram 6 Garam gram 7 Perasa Durian 8000 gram 8 Perasa Nangka g 9 Perasa Coklat g Sumber: UD. Wingko Babat Pak Moel

5 Jumlah Permintaan (bag) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Peramalan Permintaan Peramalan permintaan dilakukan untuk menentukan batasan target produksi, batasan target biaya produksi dan batasan target keuntungan yang ingin dicapai perusahaan. Langkah-langkah peramalan yang dilakukan untuk tiap jenis produk sebagai berikut: 1. Mendefinisikan Tujuan Peramalan Peramalan yang dilakukan bertujuan untuk meramalkan jumlah permintaan tiap jenis wingko babat pada periode bulan Januari 2016 Desember Membuat Diagram Pola data dapat diketahui dengan melihat diagram dari jumlah permintaan tiap jenis wingko bulan Januari Desember Diagram permintaan untuk tiap jenis wingko dapat dilihat pada gambar berikut: Data Permintaan Wingko Babat Original Tahun 2016 Wingko Babat Original Gambar 4.1 Diagram Permintaan Wingko Babat Original Tahun 2016 Sumber: Olah data, 2017

6 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Penjualan (bag) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Penjualan (bag) 45 Data Permintaan Wingko Babat Durian Tahun Wingko Babat Durian Gambar 4.2 Diagram Permintaan Wingko Babat Durian Tahun 2016 Sumber: Olah data, 2017 Data Permintaan Wingko Babat Nangka Tahun Wingko Babat Nangka Gambar 4.3 Diagram Permintaan Wingko Babat Nangka Tahun 2016 Sumber: Olah data, 2017

7 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Penjualan (bag) Data Permintaan Wingko Babat Coklat Tahun 2016 Wingko Babat Coklat Gambar 4.2 Diagram Permintaan Wingko Babat Coklat Tahun 2016 Sumber: Olah data, Memilih Metode Peramalan yang Dianggap Tepat/Sesuai Pemilihan metode peramalan dilakukan setelah diperoleh model pola data. Dari model pola data permintaan wingko babat yang diperoleh bahwa pola data dihasilkan membentuk pola musiman (seasonal) karena data ini terjadi dipengaruhi oleh faktor musim. Dari data terlihat seperti di musim lebaran ataupun perayaan hari besar dibulan-bulan tertentu terjadi peningkatan permintaan. Oleh karena itu metode yang digunakan untuk meramalkan permintaan setiap jenis wingko babat untuk periode satu tahun kedepan menggunakan metode Moving Average, dan Double Ekponensial Smoothing. 4. Menghitung Parameter Peramalan Perhitungan parameter peramalan untuk produk wingko original dengan menggunakan software Minitab 16 dapat dilihat sebagai berikut:

8 Original 47 a. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average) Moving Average Plot for Original Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Moving Average Length 2 Accuracy Measures MAPE 11,9 MAD 256,6 MSD 88456, Index Gambar 4.5 Time Series Moving Average Wingko Babat Sumber: Olah data, 2017 Tabel 4.6 Accuracy Measure MovingAverage Accuracy Measures MAPE 11,9 MAD 256,6 MSD 88456,4 Sumber: Olah data, 2017 Tabel 4.7 Hasil Forecast Moving Average Periode Forecast Lower Upper

9 Original Sumber: Olah data, 2017 Dari hasil olahan forecast menggunakan metode moving average dengan lenght = 2 didapatkan bahwa nilai MAPE sebesar 11,9, nilai MAD sebesar 256,6 dan nilai MSD sebesar 88456,4 dengan continuous forecast sebesar 2460 dimana lower forecast adalah sebesar 1877 dan upper forecast sebesar b. Metode Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Eksponential Smoothing) Smoothing Plot for Original Double Exponential Method Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0, Gamma (trend) 0, Accuracy Measures MAPE 8,8 MAD 187,9 MSD 50831, Index Gambar 4.6 Double Ekponential Smoothing Wingko Babat Original Sumber: Olah data, 2017

10 49 Tabel 4.8 Accuracy Measure Double Eksponential Smoothing Accuracy Measures MAPE 8,8 MAD 187,9 MSD 50831,3 Sumber: Olah data, 2017 Tabel 4.9 Hasil Forecast Double Eksponential Smoothing Periode Forecast Lower Upper Sumber: Olah data, 2017 Dari hasil olahan forecast menggunakan metode moving average dengan didapatkan bahwa nilai MAPE sebesar 8,8, nilai MAD sebesar 187,9 dan nilai MSD sebesar 50831,3. 5. Pemilihan Metode Peramalan Terbaik Permintaan Wingko Babat Pemilihan metode peramalan terhadap permintaan wingko babat adalah dengan melakukan perhitungan dan pengamatan terhadap perilaku

11 50 data series peramalan wingko babat selama satu tahun periode Januari 2016 sampai Desember Peramalan yang dilakukan dengan menggunakan metode time series seperti Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average) dan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Eksponensial Smoothing). Tujuan dari penggunaan beberapa metode peramalan tersebut adalah untuk mengetahui metode mana yang paling sesuai dengan pola data peramalan wingko babat sehingga sesuai untuk meramalkan tingkat peramalan satu tahun mendatang. Berdasarkan hasil penerapan metode peramalan dipilih metode peramalan terbaik ditunjukkan oleh nilai MAPE, MAD dan MSD terkecil dibandingkan dengan metode lainnya. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai MAPE suatu peramalan maka semakin mendekati nilai akurat. Tabel 4.10 menunjukkan hasil perhitungan beberapa metode peramalan permintaan wingko babat original. Tabel 4.10 Nilai Perhitungan Beberapa Metode Peramalan No Metode Peramalan Nilai MAPE Nilai MAD Nilai MSD 1 Moving Average 11,9 256, ,4 2 Double Eksponential 8,8 187, ,3 Smoothing Sumber : Olah data, 2017 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.10 tersebut, diketahui nilai MAPE terkecil yang diperoleh wingko babat original sebesar 8,8 dihasilkan oleh perhitungan menggunakan metode Double Moving Average. Perhitungan peramalan untuk produk lainnya juga menggunakan metode Moving average dan Double ekponential smoothing. Dengan cara yang sama

12 51 dicari peramalan permintaan untuk produk lainnya. Perhitungan untuk parameter dan error setiap produk dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil rekapitulasi peramalan untuk produk wingko original, wingko durian, wingko nangka dan wingko coklat pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Peramalan Setiap Produk Tahun 2017 No Bulan Original (Bag) Durian (bag) Nangka (bag) Coklat (bag) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Olah Data, 2017

13 Penyelesaian Goal Programming Perhitungan Keuntungan Tiap Jenis Produk Berdasarkan hasil pengamatan, dari data penjualan didapatkan keuntungan yang diperoleh dari rumus: Keuntungan = harga jual harga pokok. Hasil keuntungan tiap produk seperti pada tabel berikut: Tabel 4.12 Keuntungan Tiap Jenis Produk No Jenis Produk Keuntungan per bag 1 Wingko Babat Original Rp Wingko Babat Durian Rp Wingko Babat Nangka Rp Wingko Babat Coklat Rp Sumber : UD. Wingko Babat Pak Moel, Batasan Target Keuntungan Wingko Babat Tahun 2017 Target keuntungan wingko babat tahun 2017 diperoleh dari hasil kali ramalan jumlah produksi wingko per bulan dengan keuntungan per bag wingko babat. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Proyeksi Keuntungan (PK): Dengan: = Keuntungan per unit produk i = jumlah produk i yang diproduk

14 53 = banyak jenis produk Tabel 4.13 Target Keuntungan Wingko Babat Tahun 2017 No. Bulan Ramalan (bag) Target 1 Januari 2 Februari 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September 10 Oktober 11 November 12 Desember Keuntungan 7697 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber: Olah data, Perhitungan Waktu Penyelesaian Produk dan Ketersediaan Waktu Kerja Perhitungan waktu penyelesaian dan ketersediaan waktu kerja sebagai fungsi kendala digunakan untuk mengubungkan antara waktu produksi dengan jumlah yang dihasilkan. Formulasi yang digunakan untuk merumuskan fungsi kendala ini adalah: Dengan :

15 54 A = waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 bag wingko X JK = Variabel keputusan untuk jenis wingko ke-i = Jumlah jam kerja yang tersedia i = Jenis wingko (i = 1,2,3,4) j = bulan (1,2,...,12) = banyak jenis produk Dalam sekali produksi menghasilkan 50 bag wingko babat. Perhitungan waktu produksi untuk 1 bag dapat dilihat pada tabel Tabel 4.14 Kecepatan Waktu Produksi No Produk Jumlah produk dalam sekali produksi Waktu Penyelesaian (Menit) Waktu rata-rata yang dibutuhkan per bag (Menit) 1 Wingko Original 50 bag Wingko Durian 50 bag Wingko Nangka 50 bag Wingko Coklat 50 bag Sumber: UD. Wingko Babat Pak Moel, Perhitungan Pemakaian dan Ketersediaan Bahan Baku Pemakaian dan ketersediaan bahan baku sebagai fungsi kendala adalah untuk melihat hubungan antara pemakaian dan ketersediaan bahan baku dengan jumlah produk yang dihasilkan. Pemakaian bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.5.

16 55 Jumlah pemakaian bahan baku masing-masing produk harus lebih kecil atau sama dengan ketersediaan bahan baku tersebut. Rumus yang digunakan adalah: Dengan: B X BT i = Jumlah pemakaian bahan baku setiap wingko = Variabel keputusan untuk jenis wingko ke- i = Jumlah ketersediaan bahan baku = jenis wingko l = jenis bahan baku (l = 1,2,3,...,7) = banyak jenis produk B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 B 8 B 9 = Jumlah pemakaian kelapa = Jumlah pemakaian tepung ketan = Jumlah pemakaian gula pasir = Jumlah pemakaian mentega = Jumlah pemakaian vanili = Jumlah pemakaian garam = Jumlah pemakaian perasa durian = Jumlah pemakaian perasa nangka = Jumlah pemakaian perasa coklat

17 56 Berdasarkan penilitian terdahulu Nurti Gusnita (2011), menggunakan bahan baku sebagai fungsi kendala dalam pembuatan produk keripik model goal programming. Dalam penelitian ini rumus fungsi kendala pemakaian bahan baku satu bag wingko setiap bulannya adalah: a. Fungsi kendala pemakaian kelapa - b. Fungsi kendala pemakaian tepung ketan - c. Fungsi kendala pemakaian gula - d. Fungsi kendala pemakaian margarin - e. Fungsi kendala pemakaian vanili - f. Fungsi kendala pemakaian garam -

18 57 g. Fungsi kendala pemakaian perasa durian - h. Fungsi kendala pemakaian perasa nangka - i. Fungsi kendala pemakaian perasa coklat Pembahasan Formulasi Model Goal Programming 1. Penetapan sasaran yang ingin dicapai Untuk sasaran dalam permasalahan ini adalah sebagai berikut: a. Memaksimalkan volume produksi. b. Memaksimalkan keuntungan. 2. Variabel Keputusan Variabel-variabel yang digunakan dalam perumusan Goal Programming ini adalah sebagai berikut: X 1 X 2 X 3 X 4 = Jumlah produksi wingko babat original = Jumlah produksi wingko babat durian = Jumlah produksi wingko babat nangka = Jumlah produksi wingko babat coklat

19 58 3. Fungsi Pembatas Model Fungsi-fungsi pembatas dari model Goal Programming pada permasalahan yang dihadapi oleh UD. Wingko Babat Pak Moel dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Pembatas Target Permintaan Pasar Untuk memenuhi target permintaan pasar, maka deviasi negatif dan deviasi positif dari pembatas target permintaan harus diminimumkan. b. Pembatas Keuntungan Penjualan Pembatas ini bertujuan untuk mencapai target keuntungan dari penjualan yang telah ditetapkan dan bila mungkin dimaksimumkan.

20 59 c. Pembatas ketersediaan waktu kerja Pembatas ini bertujuan untuk mencapai target ketersediaan waktu kerja dengan jumlah permintaan yang diharapkan penyimpangan kelebihan jam kerja diusahakan nol. d. Pembatasan pemakaian dan ketersediaan bahan baku Dalam hal ini, sesuai sasaran kelebihan bahan baku diusahakan nol. Untuk itu model kendala goal programmingnya adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i.

21 60 4. Fungsi Tujuan Model Berdasarkan pembatas-pembatas tujuan yang diuraikan dan sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan maka fungsi tujuan model Goal Programming ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu memaksimalkan jumlah volume permintaan dan memaksimalkan keuntungun, maka formulasi perencanaan produksi Goal Programming untuk kasus ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Formulasi Fungsi Tujuan Perencanaan Produksi Tiap Bulan Bulan Fungsi Tujuan Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar Januari Pembatas Keuntungan Penjualan - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku

22 61 Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar - Pembatas Keuntungan Penjualan Februari Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku

23 62 Tabel 4.15 Formulasi Fungsi Tujuan Perencanaan Produksi Tiap Bulan (lanjutan) Bulan Fungsi Tujuan Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar - Pembatas Keuntungan Penjualan Maret Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku

24 63 Kendala: - Pembatas Target Permintaan Pasar - Pembatas Keuntungan Penjualan April Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku Tabel 4.15 Formulasi Fungsi Tujuan Perencanaan Produksi Tiap Bulan (lanjutan) Bulan Fungsi Tujuan Mei 2017

25 64 Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar - Pembatas Keuntungan Penjualan - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku Juni 2017 Kendala: - Pembatas Target Permintaan Pasar

26 65 - Pembatas Keuntungan Penjualan - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku Tabel 4.15 Formulasi Fungsi Tujuan Perencanaan Produksi Tiap Bulan (lanjutan) Bulan Fungsi Tujuan Juli 2017 Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar

27 66 - Pembatas Keuntungan Penjualan - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku Kendala: - Pembatas Target Permintaan Pasar Agustus Pembatas Keuntungan Penjualan

28 67 - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku Tabel 4.15 Formulasi Fungsi Tujuan Perencanaan Produksi Tiap Bulan (lanjutan) Bulan Fungsi Tujuan Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar September Pembatas Keuntungan Penjualan

29 68 - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku Kendala: - Pembatas Target Permintaan Pasar Oktober Pembatas Keuntungan Penjualan - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku

30 69 Tabel 4.15 Formulasi Fungsi Tujuan Perencanaan Produksi Tiap Bulan (lanjutan) Bulan Fungsi Tujuan Kendala : - Pembatas Target Permintaan Pasar November Pembatas Keuntungan Penjualan - Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku

31 70 Kendala: - Pembatas Target Permintaan Pasar - Pembatas Keuntungan Penjualan Desember Pembatas Ketersediaan Jam Kerja - Pembatas Ketersediaan Bahan Baku

32 Penyelesaian Model Data yang telah dikumpulkan diolah menjadi formulasi dalam bentuk model goal programming. Hasil formulasi data dihitung berdasarkan masingmasing tujuan dan fungsi kendalanya dengan menggunakan software LINDO. Hasil penyelesaian model goal programming dapat dilihat pada output software LINDO berikut ini: MIN DB1 + DB2 + DB3 + DB4 + DB5 + DA6 + DA7 + DA8 + DA9 + DA10 + DA11 + DA12 + DA13 + DA14 + DA15 SUBJECT TO X1 + DB1 - DA1 = 2303 X2 + DB2 - DA2 = 1507 X3 + DB3 - DA3 = 1947 X4 + DB4 - DA4 = X X X X4 + DB5 - DA5 = X X X X4 + DB6 - DA6 = X1 + 1X2 + 1X3 + 1X4 + DB7 - DA7 = X X X X4 + DB8 - DA8 = X X X X4 + DB9 - DA9 = 800 4X1 + 3X2 + 3X3 + 3X4 + DB10 - DA10 = X X X X4 + DB11 - DA11 = X1 + 3X2 + 3X3+ 3X4 + DB12 - DA12 = 25000

33 72 5X2 + DB13 - DA13 = X3 + DB14 - DA14 = X4 + DB15 - DB15 = END OUTPUT: LP OPTIMUM FOUND AT STEP 3 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) E+00 VARIABLE VALUE REDUCED COST DB DB DB DB DB DA DA DA DA DA DA DA DA DA DA

34 73 X DA X DA X DA X DA DA DB DB DB DB DB DB DB DB DB DB ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) ) ) ) ) )

35 74 8) ) ) ) ) ) ) ) ) NO. ITERATIONS= 3 Hasil Penyelesaian perencanaan produksi dengan menggunakan metode goal programming dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil pengolahan data dengan menggunakan software LINDO, maka dapat diketahui jumlah optimal produksi yang ditampilkan untuk produk wingko babat UD. Wingko babat Pak Moel, jumlah produksi yang ditampilkan oleh software LINDO ini merupakan hasil optimum dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Dari hasil formulasi model goal programming mendapatkan jumlah perencanaan produksi yang optimum untuk periode Januari sampai dengan Desember 2017 dapat dilihat pada tabel 4.16: Tabel 4.16 Hasil Perencanaan Produksi Menggunakan Goal Programming Produksi Wingko Babat No Bulan Durian Nangka Coklat Original (bag) (bag) (bag) (bag) 1 Januari Februari Maret

36 75 4 April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Olah Data, 2017 Dengan kombinasi produk yang diperoleh, maka nilai untuk masing-masing sasaran untuk bulan Januari 2017 adalah: 1. Perhitungan Keuntungan Bulan Januari 2017 Keuntungan optimal dari kombinasi produk yang diperoleh dengan menggunakan goal programming untuk bulan Januari 2017 adalah: Keuntungan yang diperoleh = (jumlah wingko original x keuntungan original) + (jumlah wingko durian x keuntungan durian) + ( jumlah wingko nangka x keuntungan nangka) + (jumlah wingko coklat x keuntungan coklat).

37 76 2. Perhitungan Pemakaian Jam Kerja Bulan Januari 2017 Penggunaan jam kerja dalam satu tahun dari hasil perencanaan produksi goal programming adalah: Pemakaian Jam Kerja = (Jam kerja wingko original x jumlah wingko original) + (Jam kerja wingko durian x jumlah wingko durian) + (jam kerja wingko nangka x jumlah wingko nangka) + (jam kerja wingko coklat + jumlah wingko coklat). = 1,2 menit (2303) menit (1507) + 1,5 menit (1947) + 1,5 menit (2000) = menit Rekapitulasi hasil perencanaan produksi dengan menggunakan goal programming dapat dilihat pada tabel Tabel 4.17 Hasil Perencanaan Keuntungan dan Jam Kerja Produksi No Bulan Keuntungan Optimal Pemakaian Jam Kerja (Menit) 1 Januari Rp Februari Rp Maret Rp April Rp Mei Rp Juni Rp Juli Rp Agustus Rp September Rp Oktober Rp Nopember Rp Desember Rp Sumber: Olah data,2017

38 Analisis Pembahasan Analisis pembahasan terdiri dari analisis hasil peramalan dan analisis perencanaan produksi dengan menggunakan Goal Programming Analisis Hasil Peramalan Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan terhadap produk yang diprediksi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Perhitungan peramalan permintaan dalam penelitian ini digunakan menghitung kouta permintaan pada 12 periode yang akan datang. Data yang digunakan untuk meramalkan adalah data permintaan pada tahun Dari scatter diagram yang diperoleh, maka dilakukan perhitungan parameter-parameter peramalan menggunakan software minitab 16. Pemilihan metode terbaik dilakukan berdasarkan nilai MAPE (tingkat kesalahan) terkecil. Metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan permintaan dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut: Tabel 4.18 Metode yang Digunakan untuk Meramalkan Permintaan Pada Tahun 2016 No Jenis Wingko Metode yang Digunakan 1 Wingko Original Double Eksponential Smoothing 2 Wingko Durian Moving Average 3 Wingko Nangka Double Eksponential Smoothing 4 Wingko Coklat Double Eksponential Smoothing Sumber : Olah Data, 2017

39 Analisis Perencanaan Produksi 1. Analisis Volume Produksi Sasaran dalam perencanaan produksi yaitu memaksimalkan volume produksi. berdasarkan hasil peramalan diperoleh jumlah permintaan untuk 12 periode kedepan. Hasil peramalan yang diperoleh dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan produksi dengan menggunakan Goal Programming. Hasil perencanaan produksi dengan menggunakan Goal Programming menghasilkan jumlah produksi optimal yang dapat dihasilkan dengan memenuhi fungsi tujuan dan fungsi kendala yang dimiliki perusahaan. Selisih antara jumlah produksi dari hasil peramalan dengan perencanaan produksi optimal dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut: Tabel 4.19 Selisih Peramalan dengan Hasil Optimasi Perencanaan Produksi Goal Programming Tahun 2017 No Jenis Produk Peramalan Goal programming Selisih (bag) (bag) (bag) 1 Original Durian Nangka Coklat Sumber: Olah Data, 2017 Dari Tabel 4.19 diperoleh bahwa sasaran memaksimalkan volume produksi dengan goal programming tercapai. Jumlah volume produksi yang direncanakan dengan menggunakan goal programming hampir sama dengan jumlah permintaan yang diramalkan. Volume produksi yang dimaksimalkan terdapat pada produk wingko coklat sebesar 772 bag. Hal ini dikarenakan pada beberapa periode kendala jam kerja dan ketersediaan bahan baku yang

40 79 digunakan dalam goal programming dapat dioptimalkan. Jika melihat sistem produksi di perusahaan yang bersifat make to order, perencanaan yang dilakukan dapat digunakan untuk merencanakan stock bahan baku setiap bulannya. Sehingga perencanaan yang dilakukan dapat digunakan untuk memenuhi jumlah permintaan setiap bulannya guna untuk menghindari ketidaksesuaian jumlah produksi yang diminta dan keterlambatan penyelesaian barang yang diminta. 2. Analisis Pencapaian Sasaran Memaksimalkan Keuntungan Dengan jumlah kombinasi produk yang diperoleh dari formulasi goal programming, maka hasil sasaran memaksimalkan keuntungan dari keempat produk dibandingkan dengan jumlah keuntungan jika menggunakan peramalan seperti pada tabel 4.20 berikut: Tabel 4.20 Penyimpangan antara Target Keuntungan dengan Solusi Optimal Goal Programming No Bulan Keuntungan Target Keuntungan Solusi Optimal Goal Programming 1 Januari Rp Rp Februari Rp Rp Maret Rp Rp April Rp Rp Mei Rp Rp Juni Rp Rp Juli Rp Rp Agustus Rp Rp September Rp Rp

41 80 10 Oktober Rp Rp Nopember Rp Rp Desember Rp Rp Total Rp Rp Sumber: Olah data, 2017 Salah satu sasaran dalam perencanaan produksi yang optimal memaksimalkan keuntungan. Pada tabel 4.20 dapat dilihat Target yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan sebelumnya sebelumnya bahkan keuntungan melebihi target sasaran dengan kombinasi optimal yang lebih menguntungkan dengan menggunakan perencanaan goal programming. total keuntungan dengan menggunakan perencanaan goal programming selama tahun 2017 adalah Rp Dari data keuntungan pada periode sebelumnya pada tahun 2016 didapatkan keuntungan sebesar Rp ,- dan adapaun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode Goal Programming untuk periode tahun 2017 keuntungan diperoleh Rp Jadi, selisih peningkatan keuntungannya yaitu sebesar Rp Analisis pencapaian Sasaran Pemakaian Jam Kerja Selisih pemakaian jam kerja yang telah dioptimalkan menggunakan perencanaan goal programming dengan jumlah ketersediaan jam kerja guna dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut:

42 81 Tabel 4.21 Selisih Pemakaian Jam Kerja dan Ketersediaan Jam Kerja No Bulan Jam Kerja Tersedia (Menit) Pemakaian Jam Kerja (Menit) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Olah data, 2017 Pemakaian Jam kerja Tahun 2017 sebesar menit lebih kecil daripada jam kerja yang tersedia sebesar menit, sehingga UD. Wingko Babat Pak Moel tidak perlu melakukan lembur. Dilihat dari kelebihan jam kerja yang tersedia ini maka sasaran untuk mengoptimalkan jam kerja tercapai. 4. Analisis Pencapaian Sasaran Pemakaian Bahan Baku Pemakaian bahan baku selama perencanaan jika dibandingkan dengan ketersediaan bahan baku, maka dapat dilihat bahwa bahan baku tidak habis terpakai. Persentase pemakaian bahan baku dapat dilihat pada tabel berikut:

43 82 Tabel 4.21 Persentase Pemakaian Bahan Baku Periode Januari - Desember 2017 Bulan Pemakaian Bahan Bahan Baku Bahan Baku yang Persentase Baku yang Terpakai Tersedia Pemakaian Kelapa 7757 butir 8500 butir 91% Tepung Ketan 1163,55 kg 1200 kg 97% Gula Pasir 775 kg 800 kg 97% Mentega g g 58% Januari Vanili 19392,5 g g 78% Garam g g 93% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka 9735 g g 81% Coklat g g 100% Kelapa 7835 butir 8500 butir 98% Tepung Ketan 1175,25 kg 1200 kg 98% Gula Pasir 775,7 kg 800 kg 97% Mentega g g 74% Februari Vanili 19587,5 g g 78% Garam g g 94% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka 9935 g g 83% Coklat g g 100% Kelapa 8459 butir 8500 butir 100% Tepung Ketan 1268,85 kg 1200 kg 106% Gula Pasir 838,2 kg 800 kg 105% Mentega g g 80% Maret Vanili 21147,5 g g 85% Garam g g 102% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 98% Coklat g g 100% Kelapa 7991 butir 8500 butir 94% Tepung Ketan 1198,65 kg 1200 kg 100% Gula Pasir 799,1 kg 800 kg 100% Mentega g g 75% April Vanili 19977,5 g g 80% Garam g g 96% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 86% Coklat g g 100%

44 83 Tabel 4.21 Persentase Pemakaian Bahan Baku Periode Januari - Desember 2016 (Lanjutan) Bulan Pemakaian Bahan Bahan Baku Bahan Baku yang Persentase Baku yang Terpakai Tersedia Pemakaian Kelapa 8069 butir 8500 butir 95% Tepung Ketan 1210,35 kg 1200 kg 101% Gula Pasir 806,9 kg 800 kg 101% Mentega g g 76% Mei Vanili 20172,5 g g 81% Garam g g 97% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 88% Coklat g g 100% Kelapa 8146 butir 8500 butir 96% Tepung Ketan 1221,9 kg 1200 kg 102% Gula Pasir 814,6 kg 800 kg 102% Mentega g g 77% Juni Vanili g g 81% Garam g g 98% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 89% Coklat g g 100% Kelapa 8224 butir 8500 butir 97% Tepung Ketan 1233,6 kg 1200 kg 103% Gula Pasir 822,4 kg 800 kg 78% Mentega g g 82% Juli Vanili g g 99% Garam g g 94% Durian g 8000 g 91% Nangka g g 100% Coklat g g 103% Kelapa 8302 butir 8500 butir 98% Tepung Ketan 1245,3 kg 1200 kg 104% Gula Pasir 830,2 kg 800 kg 104% Mentega g g 78% Agustus Vanili g g 83% Garam g g 100% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 93% Coklat g g 100%

45 84 Tabel 4.21 Persentase Pemakaian Bahan Baku Periode Januari - Desember 2016 (Lanjutan) Bulan Pemakaian Bahan Bahan Baku Bahan Baku yang Persentase Baku yang Terpakai Tersedia Pemakaian Kelapa 8333 butir 8500 butir 98% Tepung Ketan 1249,95 kg 1200 kg 104% Gula Pasir 833,3 kg 800 kg 104% Mentega g g 79% September Vanili 20832,5 g g 83% Garam g g 100% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 96% Coklat g g 100% Kelapa 8382 butir 8500 butir 99% Tepung Ketan 1257,3 kg 1200 kg 105% Gula Pasir 838,2 kg 800 kg 105% Mentega g g 79% Oktober Vanili g g 84% Garam g g 101% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 96% Coklat g g 100% Kelapa 8459 butir 8500 butir 100% Tepung Ketan 1268,85 kg 1200 kg 106% Gula Pasir 845,9 kg 800 kg 106% Mentega g g 72% November Vanili 19242,5 g g 77% Garam g g 102% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 98% Coklat g g 100% Kelapa 8537 butir 8500 butir 100% Tepung Ketan 1280,55 kg 1200 kg 107% Gula Pasir 853,7 kg 800 kg 107% Mentega g g 81% Desember Vanili 21342,5 g g 85% Garam g g 102% Durian 7535 g 8000 g 94% Nangka g g 99% Coklat g g 100% Sumber data : Olah data, 2017

46 85 Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa usaha untuk meminimumkan pemakaian bahan baku dengan terjadinya peningkatan produksi tercapai dimana bahan baku masih berada dalam batas ketersediaan. Beberapa pemakaian bahan baku terjadi kelebihan beberapa persen dari ketersediaan bahan baku yang ada. Namun beberapa jumlah bahan baku juga tersisa cukup banyak, oleh karena itu UD. Wingko Babat Pak Moel perlu mengurangi persediaan bahan baku yang persentasi pemakaiannya cukup kecil dibandingkan ketersediaan selama ini guna mengurangi biaya penyimpanan bahan baku dan mencegah kerugian akibat bahan baku yang rusak.

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab 71 Lampiran 1. Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab Moving Average Data C1 Length 12 NMissing 0 Moving Average Length 4 Accuracy Measures MAPE 25 MAD 54372 MSD 4819232571 Time C1 MA Predict

Lebih terperinci

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman Lampiran 1. Data Tingkat Hunian Hotel di Propinsi DIY Tahun 1991-2003 48 49 Lampiran 1 Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun 1991-2003, Tahun Bulan Wisman 1991 1 27,00 1991 2 30,60

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. ii DAFTAR ISI.. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN. viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. ii DAFTAR ISI.. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN. viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. ii DAFTAR ISI.. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN. v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Identifikasi Masalah. 4 1.3 Rumusan Masalah 5 1.4 Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL Minitab adalah program statistik yang setiap versinya terus dikembangkan. Gambar 1 memperlihatkan kepada anda aspek-aspek utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dalam sebuah produksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia usaha. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah produksi webbing setengah jadi pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dari uraian latar belakang masalah, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Rianse dan Abdi dalam Surip (2012:33)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR) PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR) Oleh : Pupy Ajiningtyas 1209 100 075 Dosen Pembimbing : 1. Drs. Suhud Wahyudi, M.Si

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan ilmu teknologi yang begitu cepat membuat persaingan pasar di antara perusahaan-perusahaan semakin meningkat, khususnya dalam hal memperebutkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD 3.1 Sumber dan Waktu Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan pihak yang berwenang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas! SOAL LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Suatu perusahaan mempunyai tiga lokasi gudang yaitu F a, F b dan F c yang akan didistribusikan ke 3 kota yaitu W 1, W 2 dan W 3.

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu

Analisis Deret Waktu Analisis Deret Waktu Jenis Data Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF (TEKNIK STATISTIK) Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI.

TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF (TEKNIK STATISTIK) Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF (TEKNIK STATISTIK) Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENERAPAN TEKNIK Keakuratan data yang dimiliki Asumsi yang disepakati bersama Kondisi perusahaan yang terdiri dari

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TERTINGGI BULAN DESEMBER disusun untuk memenuhi Tugas Lapangan Mata Kuliah Metode Peramalan

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TERTINGGI BULAN DESEMBER disusun untuk memenuhi Tugas Lapangan Mata Kuliah Metode Peramalan PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TERTINGGI BULAN DESEMBER 3 disusun untuk memenuhi Tugas Lapangan Mata Kuliah Metode Peramalan Disusun Oleh :. Ilani Agustina M00037 2. Intan Purnomosari M00042

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 205, Halaman 957-966 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI NILAI KURS DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

(FORECASTING ANALYSIS):

(FORECASTING ANALYSIS): ANALISIS KUANTITATIF ANALISIS PERAMALAN Hand-out ke-3 ANALISIS PERAMALAN (FORECASTING ANALYSIS): Contoh-contoh sederhana PRODI AGRIBISNIS UNEJ, 2017 PROF DR IR RUDI WIBOWO, MS Contoh aplikasi tehnik peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM PABRIK NYLON PT. ITS Dyah Lintang Trenggonowati 1), Wisnu Broto Darmawan 2) 1),2 ) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 Theresia Oshin Rosmaria Pasaribu 1 Rossi Septy Wahyuni 2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh. PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REGION III DEPOT MALANG MENGGUNAKAN METODE WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

OPTIMASI JUMLAH PRODUKSI DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA HOME INDUSTRY BERKAT BERSAMA DESA KUALU NENAS TUGAS AKHIR. Oleh :

OPTIMASI JUMLAH PRODUKSI DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA HOME INDUSTRY BERKAT BERSAMA DESA KUALU NENAS TUGAS AKHIR. Oleh : OPTIMASI JUMLAH PRODUKSI DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA HOME INDUSTRY BERKAT BERSAMA DESA KUALU NENAS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong) Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 117 128. PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong) Elikson Damanik,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia saat ini sudah menghadapi pasar bebas. Hal ini membuat persaingan antara produk produk yang ada di Indonesia semakin ketat terutama produk yang sejenis. Dengan semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier)

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) 2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier) Metode MODI disebut juga metode Faktor Pengali atau Multiplier. Cara iterasinya sama seperti Metode Batu Loncatan. Perbedaan utama terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 67 BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 5.1 Analisa Plot Data Analisa plot data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dari permintaan terhadap suatu barang/jasa setiap bulannya.

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan - 1

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan - 1 STK511 Analisis Statistika Pertemuan - 1 PERKULIAHAN 1. Dosen : Anang Kurnia (anangk@apps.ipb.ac.id) 2. Asisten : Septian Rahardiantoro 3. Waktu : Rabu > 08.00 09.40 Jumat > 08.00 10.00 4. Office Hours

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang

BAB 4 PEMBAHASAN. PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang BAB 4 PEMBAHASAN P. PLN (Persero Udiklat Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kompetensi SM Pegawai P. PLN (Persero. Selayaknya tempat pelatihan dan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

SKRIPSI APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING. Disusun oleh: DANI AL MAHKYA

SKRIPSI APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING. Disusun oleh: DANI AL MAHKYA APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SKRIPSI Disusun oleh: DANI AL MAHKYA 24010210141025 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAKUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

Perbandingan Analisis Trend dan Holt Double Eksponensial Smoothing dalam Meramalkan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur

Perbandingan Analisis Trend dan Holt Double Eksponensial Smoothing dalam Meramalkan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur Perbandingan Analisis Trend dan Holt Double Eksponensial Smoothing dalam Meramalkan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur Mazro atul Qoyyimah dan Lutfi Agus Salim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KUE BOLU BERDASARKAN RAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MODEL P (STUDI KASUS: P.IRT FOKER CAKE)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KUE BOLU BERDASARKAN RAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MODEL P (STUDI KASUS: P.IRT FOKER CAKE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KUE BOLU BERDASARKAN RAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MODEL P (STUDI KASUS: P.IRT FOKER CAKE) Eman Lesmana 1), Julita Nahar 2), Wahyu Suseno Rizkiyanto 3) Departemen Matematika,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU Romy Biri ), Yohanes A.R. Langi ), Marline S. Paendong ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 251 258. PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI MODUL VIII ( TIME SERIES FORECASTING

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI MODUL VIII ( TIME SERIES FORECASTING FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VIII TIME SERIES FORECASTING I. Pendahuluan A. LatarBelakang (Min. 1 halaman)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mendirikan suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati ( )

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati ( ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati (1207 100 031) Dosen Pembimbing: Drs. I G Ngurah Rai Usadha, M.Si Dra. Nuri

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam cat, dan lain sebagainya. Barang-barang yang diperoleh UD. Adi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam cat, dan lain sebagainya. Barang-barang yang diperoleh UD. Adi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UD. Adi Jaya Makmur adalah perusahaan dagang yang menjual bahan bangunan. UD. Adi Jaya Makmur terletak di Jalan Gubernur Sunandar Priyo Sudarmo 79 Krian Sidoarjo.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA (JITIKA) Vol.11, No.1, Februari 2017 ISSN: 0852-730X Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX Nama : Desty Trisnayannis NPM : 21210860 Latar Belakang Dalam dunia usaha, perusahaan harus memperkirakan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dalam Rancang Bangun Penentuan Persediaan Berdasarkan Peramalan Volume

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dalam Rancang Bangun Penentuan Persediaan Berdasarkan Peramalan Volume BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang analisis dan perancangan aplikasi dalam Rancang Bangun Penentuan Persediaan Berdasarkan Peramalan Volume Permaan pada UD. Adi Jaya

Lebih terperinci

Harwein et al., Peramalan Data Times Series Kebutuhan Tepung Terigu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Roti...

Harwein et al., Peramalan Data Times Series Kebutuhan Tepung Terigu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Roti... TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN PERAMALAN DATA TIMES SERIES KEBUTUHAN TEPUNG TERIGU SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ROTI (Studi Kasus di PT. Inti Cakrawala Citra Jember Jawa Timur) FORECASTING OF WHEAT FLOUR AS

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 L1 LAMPIRAN Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 Bulan Penjualan Mei 1.826 Juni 6.089 Juli 5.268 Agustus 5.083 September

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model Peramalan Data yang diambil untuk penelitian adalah data permintaan produk MCSet AD1 12.5kV pada

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi penerapan pengendalian persediaan dalam meningkatkan efisiensi biaya persediaan Abstract Photography yang berlokasi di Jalan

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING Vera Devani Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ABSTRAK Metode

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR NAMA : GALANG INDRAS SUWANTO NPM : 12210908 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SUPRIYO HARTADI, W. SE. MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

Peramalan Harga Beras di Perum BULOG Divre Jatim

Peramalan Harga Beras di Perum BULOG Divre Jatim Peramalan Harga Beras di Perum BULOG Divre Jatim Disusun oleh : Woro Morphi H (1309030010) Dosen Pembimbing : Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Pendahuluan Latar Belakang, Perumusan Masalah,Tujuan Penelitian,

Lebih terperinci