OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING"

Transkripsi

1 OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Heni Indrayati* dan Bobby Oedy P. Soepangkat** Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Industri * ** ABSTRAK Semakin ketatnya persaingan di industri perhiasan emas yang salah satu pemicunya adalah harga bahan baku emas murni (gold) yang terus naik, menyebabkan PT sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang perhiasan emas, harus selektif dalam menentukan produk dan jumlah perhiasan emas yang akan diproduksi berdasarkan sumber daya yang dimiliki agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Oleh karena itu, dengan banyaknya faktor-faktor pembatas yang ada, perusahaan sering mendapatkan kesulitan untuk menentukan produk dan kuantitas dari perhiasan emas yang harus diproduksi agar diperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk menyelesaikan masalah yang telah dijelaskan, diperlukan perencanaan bauran produk yang tepat agar diperoleh keuntungan yang maksimal. Langkah pertama adalah melakukan peramalan terhadap permintaan produk perhiasan berdasarkan data masa lalu. Langkah yang kedua adalah melakukan maksimasi keuntungan dengan metode Linear Programming. Sebagai variabel keputusannya adalah jumlah produk perhiasan yang harus diproduksi. Adapun batasan-batasannya adalah jumlah ketersediaan bahan baku utama, jam kerja, jumlah tenaga kerja, jumlah persediaan barang jadi dan kapasitas produksinya. Dari hasil maksimasi keuntungan yang telah dilakukan, maka perusahaan harus memprioritaskan pada produk perhiasan kalung polos kadar tengahan warna putih, kalung polos kadar tengahan warna kuning, kalung variasi kadar muda warna kuning dan anting variasi kadar muda warna kuning, agar diperoleh keuntungan sebesar kg/tahun. Kata kunci : Permintaan pelanggan, bahan baku, metode peramalan, bentuk perhiasan, jenis perhiasaan, tenaga kerja, jam kerja, persediaan barang jadi, Linear Programming. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 fashion menjadi sangat penting bagi performansi seseorang. Oleh karenanya perkembangan fashion sangatlah pesat, dan salah satu diantara fashion yang menjadi trend adalah perhiasan. Perhiasan-perhiasan yang diproduksi dan dipasarkan, terbuat dari berbagai macam bahan, seperti platinum, emas, perak, nikel dan lain-lain. Dari semua produk perhiasan yang dipasarkan perhiasan emas merupakan salah satu perhiasan yang penjualannya sangat sensitif. Dari waktu ke waktu harga emas murni terus melonjak, sehingga hal ini menjadi suatu fenomena tersendiri bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis perhiasan emas. Adapun sensitifnya harga jual perhiasan emas

2 dikarenakan harga material utamanya yaitu emas murni (Au), sangat tergantung pada faktor-faktor lain seperti nilai minyak mentah, nilai tukar mata uang, dan lain-lain. Semua transaksi di industri perhiasan emas dinyatakan dalam satuan berat emas murni. Hal ini disebabkan karena harga emas yang fluktuatif. Sehingga resiko yang disebabkan karena kerugian naik-turunnya emas bisa diminimumkan. Demikian juga halnya dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan dinyatakan dalam satuan berat emas murni yaitu kg. PT merupakan salah satu perusahaan perhiasan di Indonesia dengan produk utama yang dihasilkan meliputi bentuk-bentuk seperti kalung, gelang, anting, cincin, liontin, dan bentuk-bentuk lainnya sesuai spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. Kondisi pasar yang semakin ketat, dan harga emas murni dari hari ke hari yang semakin melonjak menyebabkan daya beli masyarakat turun sehingga permintaan terhadap perhiasan emas juga menurun, yang pada akhirnya suplai perhiasan emas yang ada di pasar menjadi berlimpah. Kondisi ini menimbulkan persaingan antar perusahaan perhiasan menjadi semakin ketat, dan menuntut perusahaan untuk melakukan langkahlangkah penyempurnaan yang berkesinambungan, baik secara internal maupun eksternal yang mengarah pada pengembangan usaha dan tuntutan pasar. Kondisi ini menyebabkan perusahaan harus menjadi lebih peka dalam hal mengoptimalkan produksinya. Adapun hal-hal yang harus menjadi perhatian perusahaan adalah bagaimana cara perusahaan dapat menghasilkan produk perhiasan yang bisa memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Agar permasalahan tidak meluas, maka diberlakukan beberapa batasan sebagai berikut: 1. Data yang digunakan adalah data dari periode tahun Produk perhiasan yang akan diproduksi dikategorikan sebagai berikut: a. Bentuk perhiasan (cincin, kalung, gelang, liontin, anting/giwang). b. Jenis perhiasan (polos, variasi). c. Kadar perhiasan (muda, tengah, tua). d. Warna finishing (kuning/merah, putih, gabungan). Asumsi yang diberlakukan adalah: 1. Kebutuhan akan produk perhiasan emas diasumsikan untuk setiap bulannya tidak terpengaruh oleh musim, tradisi atau peringatan tertentu. 2. Kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan diasumsikan tetap atau selama tahun berjalan diasumsikan tidak terjadi penambahan mesin. 3. Produktivitas sumber daya manusia diasumsikan tetap. Adapun tujuan dari penelitian adalah: 1. Menentukan metode peramalan yang tepat untuk mengestimasi permintaan produk perhiasan. 2. Menentukan perencanaan produksi perhiasaan yang bisa memberikan keuntungan secara maksimal berdasarkan permintaan pelanggan dan sumber daya yang dimiliki. 3. Menentukan pengaruh perubahan batasan-batasan yang ada terhaap keuntungan yang diperoleh. METODA Penelitian yang dilakukan diawali dengan peramalan terhadap permintaan produk perhiasan emas berdasarkan data permintaan tahun sebelumnya. Peramalan adalah sebuah prediksi mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang A-30-2

3 (Hanke and Reitsch, 1998). Ketepatan secara mutlak dalam memprediksi peristiwa dan tingkat kejadian yang akan datang adalah tidak mungkin dicapai, oleh karena itu ketika perusahaan tiadak dapat melihat kejadian yang akan datang secara pasti, diperlukan waktu dan tenaga yang besar agar mereka dapat memiliki kekuatan untuk menarik kesimpulan terhadap kejadian yang akan datang. Secara umum metode peramalan dapat diklassifikasikan dalam dua kategori utama, yaitu: 1. Metode Kualitatif Adalah suatu metode peramalan yang pengembangannya berdasarkan estimasi subyektif atau opini para ahli. Contoh metode peramalan kualitatif adalah metode subyektif/pendapat ahli, estimasi survey dan metode Delphi. 2. Metode Kuantitatif Adalah metode peramalan yang berdasarkan perhitungan matematis dan statistik. Terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan metode kuantitatif, yaitu tersedianya informasi tentang masa lalu, informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik dan diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut. Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Metode kuantitatif didasarkan atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan tinggi atau dapat meminimumkan kesalahan ( error), lebih sistematis dan lebih popular dalam penggunaannya. Metode Kuantitatif terbagi atas dua metode, yaitu metode deret berkala ( time series) dan metode kausal. Yang termasuk dalam deret berkala adalah Moving Average, Dekomposisi, Pemulusan Eksponensial ( Exponential Smoothing) dan ARIMA (Autoregresive Integrated Moving Average), sedang yang termasuk metode kausal adalah metode Ekonometrika, Analisa Regresi dan Input-Output (Mason and Lind, 1999). Terdapat dua langkah dasar yang harus dilakukan dalam membuat atau menghasilkan suatu peramalan yang akurat dan berguna (H anke and Reitsch, 1998). Langkah dasar yang pertama adalah pengumpulan data yang relevan dengan tujuan peramalan yang dimaksud dan memuat informasi-informasi yang dapat menghasilkan peramalan yang akurat. Langkah dasar yang kedua adalah memilih metode peramalan yang tepat yang akan digunakan dalam mengolah informasi yang terkandung dalam data yang telah dikumpulkan. Karena yang akan diramalkan adalah permintaan barang perbulan selama satu tahun ke depan, maka teknik peramalan yang sesuai adalah analisa deret waktu (Time Series Analysis) karena periode waktu yang akan diramalkan termasuk pada kategori Medium-Term. Analisa deret waktu adalah suatu analisa yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel dan atau kesalahan masa lalu dengan tujuan untuk menemukan pola dalam deret data historis dan mengestrapolasikan pola tersebut ke masa yang akan datang sebagai suatu pendugaan masa depan (Makridakis et al., 1999). Pendekatan untuk menentukan alternatif yang optimal adalah dengan mengembangkan fungsi keuntungan dengan model Linear Programming. Dalam membangun model Linear Programming digunakan beberapa karakteristik. Menurut Winston (2001), karakteristik linear programming adalah sebagai berikut: a. Variabel keputusan (Decision Variable), yaitu variabel yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yang akan dibuat. A-30-3

4 b. Fungsi Tujuan ( Objective Function), merupakan variabel keputusan yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan. c. Pembatas (Constraint), merupakan pembatas yang dihadapi sehingga harga - harga variabel tidak bisa ditentukan secara sembarang. Koefisien dari variabel keputusan pada kendala disebut koefisien teknologis, sedangkan bilangan yang ada disisi kanan setiap pembatas disebut ruas kanan pembatas. d. Pembatas tanda, adalah pembatas yang menjelaskan apakah variabel keputusan tersebut boleh berharga positif atau negatif. Taylor III (1999), menjelaskan bahwa model linear programming harus mengandung asumsi-asumsi agar definisinya sebagai suatu masalah linear programming menjadi absah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Proportionality Kata linier secara tidak langsung mengatakan bahwa hubungannya proporsional, yang berarti bahwa tingkat perubahan atau kemiringan hubungan fungsional adalah konstan. Oleh karena itu perubahan nilai variabel akan mengakibatkan perubahan relatif nilai fungsi dalam jumlah yang sama. b. Additivity Linear programming juga mensyaratkan bahwa jumlah variabel kriteria dan jumlah penggunaan sumber daya harus bersifat additif. Contohnya adalah bahwa keuntungan total yang merupakan variabel kriteria sama dengan jumlah keuntungan yang diperoleh dari masing-masing kegiatan. c. Divisibility Asumsi ini menghendaki bahwa solusi yang diperoleh tidak harus bilangan bulat, ini berarti nilai solusi dapat berupa bilangan pecah. Tetapi apabila nilai solusi menghendaki harus bilangan bulat, maka integer linear programming harus digunakan. d. Certainty Linear programming menghendaki bahwa semua parameter model jarang bersifat certainty, karena parameter model mencerminkan kondisi masa depan maupun sekarang, dan keadaan masa depan jarang diketahui dengan pasti. Adapun metode yang diterapkan di PT. adalah pemodelan dengan menggunakan Linear Programming. Adapun model yang akan diterapkan adalah: Maks: q m n o p C hijk t 1h 1i 1 j 1k 1 I j Fungsi pembatas: 1. Pembatas bahan baku utama (emas) q m n o p j t 1 h 1 i 1 j 1 k 1 2. Pembatas jumlah tenaga kerja langsung q m n o p F t 1 h 1 i 1 j 1 k 1 3. Pembatas kapasitas produksi o p q j 1k 1t 1 E t 4. Pembatas jam kerja q m n o p G t 1 h 1 i 1 j 1 k 1 A t t B t t.. (1)..(2).. (3).. (4).. (5) A-30-4

5 5. Pembatas persediaan barang jadi I 1 I D 6. Pembatas non-negatif, I 0 (6) Keterangan: : Berat produk dengan bentuk h, jenis i, kadar j, dan warna k pada bulan t yang F G diproduksi (kg). : Jumlah orang yang diperlukan untuk menghasilkan satu kg produk dengan bentuk h, jenis i, kadar j, dan warna k pada bulan t yang diproduksi (orang/kg jam). : Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kg produk dengan bentuk h, jenis i, kadar j, dan warna k pada bulan t yang diproduksi (jam/kg). h : Bentuk perhiasan yang diproduksi, untuk h = 1, 2,, 5;. dimana 1 = cincin, 2 = kalung, 3 = gelang, 4 liontin dan 5 = anting/giwang. i : Jenis perhiasan yang diproduksi, untuk i = 1, 2; dimana 1 = polos dan 2 = variasi. j : Kadar dari perhiasan yang diproduksi, untuk j = 1, 2, 3; dimana 1 = kadar 42%, 2 = kadar 70% dan 3 = kadar 87%. k : Warna finishing dari perhiasan yang diproduksi, untuk k = 1, 2, 3; dimana 1 = warna merah/kuning, 2 = warna putih dan 3 = warna campuran. t : Bulan perhiasan diproduksi, untuk t = 1, 2,,12; dimana t = bulan dalam satu tahun kalender. C : Koefisien keuntungan dari setiap produk perhiasan dengan bentuk h, jenis i, hijk kadar j, dan warna k pada bulan t yang diproduksi. A t : Jumlah emas murni yang disiapkan untuk produksi pada bulan t (kg). B t : Jumlah tenaga kerja untuk memproduksi perhiasan pada bulan t (orang). E t : Kapasitas produksi yang tersedia untuk memproduksi perhiasan pada bulan t (kg). t : Jam kerja yang ada untuk memproduksi perhiasan pada bulan t (jam). I : Jumlah persediaan barang jadi produk dengan bentuk h, jenis i, kadar j, dan D warna k pada bulan t (kg). : Jumlah permintaan produk dengan bentuk h, jenis i, kadar j, dan warna k pada bulan t (kg). : Koefisien kadar untuk setiap kadar j. j Biaya persediaan barang jadi yang ditanggung. Analisa Sensitivitas Dengan model yang telah dibuat, dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan-perubahan satu atau lebih dari parameter-parameter yang mempengaruhi keuntungan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sistem/model yang telah dibuat terhadap perubahan-perubahan pembatasnya. A-30-5

6 HASIL DAN DISKUSI Dari hasil running program, maksimasi keuntungan yang didapat perusahaan dari produksi produk perhiasan adalah sebesar 339,02 kg per-tahun. Dengan model yang ada perubahan-perubahan parameter yang dilakukan memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada keuntungan yang didapat perusahaan Perubahan permintaan produk perhiasan akan mempengaruhi keuntungan yang didapat perusahaan, yaitu apabila ada perubahan permintaan, sistem masih mampu memenuhi permintaan yang meningkat hingga 2.0%. Jika ada permintaan yang melebihi, maka kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh sistem. Tabel 1 Perubahan Keuntungan Akibat Perubahan Permintaan Perubahan Permintaan Keuntungan (Kg) Perubahaan Keuntungan Infeasible - Pengurangan persediaan bahan baku 60% atau lebih tidak bisa dipenuhi oleh sistem. Pengurangan jumlah persediaan bahan baku emas sampai dengan 20% tidak memberikan dampak pada keuntungan yang didapat perusahaan. Demikian juga halnya dengan penambahan persediaan bahan baku merupakan hal yang tidak memberikan manfaat sama sekali. Tabel 2 Perubahan Keuntungan Akibat Perubahan Persediaan Bahan Baku emas. Perubahan Persediaan Bahan Baku Emas Keuntungan (Kg) Perubahaan Keuntungan Infeasible Sistem tidak bisa memenuhi jika terjadi pengurangan tenaga kerja sebesar 20% atau lebih. Pengurangan maupun penambahan jumlah tenaga kerja memberikan dampak kurang lebih 2.5 sampai dengan 3 kali lipat pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Tabel 3 Perubahan Keuntungan Akibat Perubahan Jumlah Tenaga Kerja. Perubahan Jumlah Tenaga Kerja Keuntungan (Kg) Perubahaan Keuntungan Infeasible A-30-6

7 Perubahan jumlah persediaan barang jadi yang disetujui oleh perusahaan tidak mempengaruhi keuntungan perusahaan. Jika persediaan barang jadi ditiadakan atau dengan kata lain tidak ada persediaan barang jadi maka sistem tidak mengakomodasi. Hal ini merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan. Tabel 4 Perubahan Keuntungan Akibat Perubahan Batasan Jumlah Persediaan Barang Jadi Perubahan Jumlah Persediaan barang jadi Keuntungan (Kg) Perubahaan Keuntungan Infeasible KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisa sensitivitas yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil peramalan untuk periode tahun 2009, permintaan pelanggan cenderung konstan untuk setiap periodenya kecuali permintaan produk CiPoTeK 1, CiPoTeCa 2, CiVMCa 3, KPoTeCa 4, KVTeCa 5, GVTeCa 6, LVMK 7, LVMCa 8, ApoTeK 9 dan AVTeCa 10 cenderung menurun untuk setiap periodenya. 2. Hasil optimasi keuntungan yang didapat dengan batasan-batasan yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 339,02 kg/tahun dengan prioritas produk perhiasan kalung polos kadar tengahan warna putih, kalung polos kadar tengahan warna kuning, kalung variasi kadar muda warna kuning dan anting variasi kadar muda warna kuning. 3. Perubahan permintaan memberikan dampak yang berlawanan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana pengurangan permintaan memberikan tambahan keuntungan demikian juga sebaliknya. 4. Perubahan jumlah bahan baku utama (emas murni) memberikan dampak yang significan bagi perusahaan pada level pengurangan 30%. 5. Perubahan jumlah tenaga kerja memberikan dampak yang cukup signifikan yaitu setiap kenaikan atau pengurangan jumlah tenaga kerja memberikan dampak 2.5 s/d 3 kali pada keuntungan yang didapat. 6. Perubahan jumlah persediaan barang jadi tidak memberikan perubahan yang significan pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Saran Berdasarkan data-data yang didapat beserta pengolahannya, sangat penting bagi manajemen PT. untuk meninjau ulang kebijakannya terutama dalam hal pengadaan bahan baku utama, karena biaya yang ditanggung cukup besar sedangkan permintaan produk perhiasaan cenderung menurun. A-30-7

8 Untuk mendapatkan hasil optimasi yang lebih akurat, maka disarankan untuk penelitian di masa yang akan datang lebih memperinci biaya-biaya yang ditanggung setiap produk perhiasaan yang diproduksi, sehingga setiap dampak perubahan yang terjadi bisa diamati dengan jelas. Selain itu perlu juga dipertimbangkan pembagian kategori produk perhiasan yang lebih rinci lagi sampai dengan perbedaan yang menyangkut pada teknik pembuatannya. DAFTAR PUSTAKA Hanke, J. E., and Reitsch, A. G. (1998); Business Forecasting, Sixth Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Makridakis, S.; S. C. Wheelwright; and V. E. McGee (1999); Forecasting: Methods and Application, Second Edition, Terjemahan Binarupa Aksara, Jakarta. Mason, R. D., and Lind, D. A. (1999), Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Taylor III, B. W. (1999); Management Sience, Sixth Edition, Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Winston, W. L. (2001), Practical Management Science, Second Edition, Duxbury Thomson Learning. A-30-8

OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER

OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER Ammar Nuruddin* dan Bobby O.P. Soepangkat** Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ 1 Martinus Harun Koentjoro, 2 Bobby Oedy P. Soepangkat, 3 Nurhadi Siswanto 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi 2 Dosen Magister

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS

SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS Matakuliah : Peramalan Bisnis Kode Matakuliah/sks : AGB 201/ 3(2-3) Semester : 4 Prasyarat Deskripsi Singkat : Metode Statistika : Matakuliah ini memberikan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan

Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan Author: Junaidi Junaidi Ramalan (forecast) merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia saat ini sudah menghadapi pasar bebas. Hal ini membuat persaingan antara produk produk yang ada di Indonesia semakin ketat terutama produk yang sejenis. Dengan semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

VII. MODEL PRAKIRAAN PERMINTAAN

VII. MODEL PRAKIRAAN PERMINTAAN VII. MODEL PRAKIRAAN PERMINTAAN A. Peramalan (Forecasting) Peramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu peristiwa atau kejadian pada waktu yang akan datang, yang dapat bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor kendala pada PT. Primajaya Pantes Garment dengan tujuan untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA Weny Indah Kusumawati Program Studi Sistem Komputer, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya email: weny@stikom.edu Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto Jenis Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dalam 3 jenis : 1. Jangka waktu ramalan yang disusun 1. Peramalan jangka pendek : jangka waktunya 1 tahun

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DATA MINING Data Mining adalah analisis otomatis dari data yang berjumlah banyak atau kompleks dengan tujuan untuk menemukan pola atau kecenderungan yang penting yang biasanya

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI 3.1 Metode Dekomposisi Prinsip dasar dari metode dekomposisi deret berkala adalah mendekomposisi (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dalam sebuah produksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia usaha. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena memiliki tanah yang subur, sebagian besar penduduk Indonesia banyak yang bekerja di bidang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Operasi Menurut Prawirosentono (2007) Manajemen operasi adalah suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses perencanaan, mendesain

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan. mempertimbangkan data dari masa lampau. Ketepatan secara mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan. mempertimbangkan data dari masa lampau. Ketepatan secara mutlak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan (forecasting) merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan mempertimbangkan data dari

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk.

KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk. KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI ROKOK SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. HM. SAMPOERNA, Tbk. Ir. F. Rooslan Edy Santosa, MMT ABSTRAK PT. HM. Sampoerna, Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok sigaret

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

Peramalan dan Optimasi Produksi pada Produksi Emas di PT. X menggunakan Metode Mixed Integer Programming

Peramalan dan Optimasi Produksi pada Produksi Emas di PT. X menggunakan Metode Mixed Integer Programming 173 Peramalan dan Optimasi Produksi pada Produksi Emas di PT. X menggunakan Mixed Integer Programming Zulfikar Cahya Gumilang 1*, Nurhadi Siswanto 2 1 Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri TIN 4103

Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Lecture 10 Outline: Penelitian Operasional References: Frederick Hillier and Gerald J. Lieberman. Introduction to Operations Research. 7th ed. The McGraw-Hill Companies,

Lebih terperinci

Pemodelan dan Linier Programming (LP)

Pemodelan dan Linier Programming (LP) Pemodelan dan Linier Programming (LP) Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Pemodelan dalam mss Model statistik (analisis regresi) digunakan untuk mencari relasi diantara variabel. Model ini merupakan preprogram

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematik tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi di masa lalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era globalisasi saat ini, kartu kredit digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Seiring dengan perkembangan zaman, pola prilaku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 51 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi 2.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tersebut pada masa lalu atau variabel yang berhubungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap Berlaku mulai: Genap/2010 MATA KULIAH : TEKNIK PERAMALAN KODE MATA KULIAH/ SKS : 410103096 / 3 SKS MATA KULIAH PRASYARAT

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN Jurnal Informatika Polinema ISSN: 2407-070X PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN Rudy Ariyanto 1, Dwi Puspitasari 2, Fifi Ericawati 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prediksi terhadap kejadian di masa depan disebut ramalan, dan tindakan untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993). Peramalan diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjangan waktu

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan memiliki tujuan studi yaitu studi deskriptif.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan memiliki tujuan studi yaitu studi deskriptif. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan memiliki tujuan studi yaitu studi deskriptif. Menurut pendapat Sekaran (2006, p155), studi deskriptif (descriptive study) dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian dan Peranan Peramalan Aktivitas manajerial khususnya dalam proses perencanaan, seringkali membutuhkan pengetahuan tentang kondisi yang akan datang. Pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Manufaktur Manufaktur berasal dari kata Manufacture yang berarti membuat dari tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang (Prawirosentono,

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (Linear Programming) Materi Bahasan

Pemrograman Linier (Linear Programming) Materi Bahasan Pemrograman Linier (Linear Programming) Kuliah 02 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Pengantar pemrograman linier 2 Pemecahan pemrograman linier dengan metode grafis 3 Analisis sensitivitas

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai pola pergerakan data deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Kegunaan peramalan

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dilakukan peramalan, Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan situasi apa dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dilakukan peramalan, Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan situasi apa dan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Dalam rangka usaha untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dimasa depan. Harus dilakukan peramalan, Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci