BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 OBSERVASI LAPANG Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan. Perusahaan memproduksi berbagai jenis kemasan, salah satunya adalah kemasan galon. Perum perhutani memiliki satu areal pabrik air minum dalam kemasan dan satu gudang distribusi. Letak pabrik dan gudang distribusi tidak berada dalam satu lokasi, pabrik berada di Sentul Bogor dan gudang distribusi berada di Bandung. Pemilihan lokasi pabrik berdasarkan kedekatan dengan sumber mata air, sedangkan pemilihan gudang distribusi berdasarkan kedekatan dengan target pasar. Gudang pusat berada di dalam satu areal pabrik, dimana terdapat gudang produk dan gudang galon kosong. Kemasan galon digunakan secara berulang-ulang. Setelah produk di konsumsi oleh konsumen maka galon kosong akan ditarik kembali oleh pabrik dengan tujuan untuk memproduksi kembali air minum dalam kemasan dan kembali didistribusikan ke konsumen. Perusahaan melayani penjualan langsung ke konsumen ataupun melewati distributor. Produk sebagian besar dikirimkan ke gudang distribusi dan sebagian dikirimkan langsung ke konsumen sesuai dengan jumlah permintaan. Pengiriman produk dilakukkan bersamaan dengan kedatangan galon kosong. Pengiriman produk dilakukan setelah pengiriman galon kosong ke pabrik. Dengan demikian jumlah galon kosong kembali ke pabrik ditentukan oleh banyaknya galon kosong yang berhasil dikumpulkan kembali oleh distributor, kapasitas angkut yang tersedia dan jumlah galon kosong yang dikirimkan oleh distributor. Pengiriman produk ke tempat distributor berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran. Jumlah pengiriman produk dilakukan dengan mempertimbangan jumlah pemesanan konsumen, sedikitnya persediaan di tempat distributor adanya ketersediaan produk di gudang pusat. Pengiriman produk langsung ke konsumen ada yang sifatnya permintaan rutin atau tidak rutin. Perputaran galon dimulai dari gudang pusat ke bagian produksi kemudian kembali ke gudang dalam bentuk produk Gudang kemudian mendistribusikan produk ke gudang distributor atau konsumen. Pengangkutan produk dan galon kosong menggunakan truk dan mobil angkutan. Pengiriman produk dan galon kosong dilakukkan setiap hari termasuk hari minggu. Ketersediaan galon kosong merupakan faktor yang sangat berperan dalam perencanan produksi sehingga secara langsung menentukan pula jumlah pengiriman dan distribusi produk. Galon menjadi faktor yang sangat penting karena sifatnya yang dapat digunakan secara berulang. Terdapat dua kepentingan yang membutuhkan galon, pihak konsumen atau distributor ketersediaan produk atau galon isi sangat penting sedangkan pihak pabrik membutuhkan galon kosong yang kembali dari konsumen untuk diproduksi kembali. Ketersediaan galon kosong menjadi pembatas volume produksi, penjadwalan produksi dan rencana pengiriman produk ke gudang distribusi. Oleh karena itu, kelancaran produksi dan distribusi sangat ditretukan oleh kelancaran perputaran galon. Ketersediaan galon kosong dipengaruhi pengembalian galon kosong. Pengembalian galon kosong setiap periode berbeda-beda. Kekurangan galon kosong untuk produksi sering terjadi karena ketidakpastian pengembalian galon kosong. Perusahaan pernah terjadi kekurangan galon kosong akibat dari perusahaan hanya mengandalkan galon kosong yang kembali dari konsumen sebagai rencana produksi. Selama ini, perusahaan melakukan pembelian galon baru berdasarkan kekurangan dengan membeli galon kosong kurang lebih 500 galon per bulan untuk mengantisipasi kekurangan galon kosong. 34

2 Kondisi kekurangan galon kosong menyebabkan keterlambatan proses produksi atau penjadwalan produksi tidak teratur sehingga akan terjadi keterlambatan pemenuhan permintaan atau terjadinya stok out dalam pelayanan di tingkat kosumen. Dampak dari stok out dapat berakibat pada kerugian dengan kehilangan potensi keuntungan akibat lost sales dan kehilangan keuntungan di masa depan akibat dari kehilangan pelanggan yang berpindah pada produk lain. Ketidaktersedianya galon kosong juga mengakibatkan sering terjadi kegiatan produksi diluar waktu shift kerja atau dapat dikatakan penjadwalan produksi tidak teratur. Kegiatan produksi dilakukkan selama 6 hari waktu kerja. Target produksi perusahaan berdasarkan kapasitas optimal pabrik akan tetapi berdasarkan sumber daya yang dimiliki dan permintaan pasar maka perusahaan berproduksi sesuai dengan jumlah galon kosong yang kembali pada periode sebelumnya. Selain itu perusahaan melakukan estimasi produksi berdasarkan tingkat persediaan dan kekurangan produk. Kapasitas produksi yaitu 800 produk per shift, satu shift berdurasi 8 jam waktu kerja. Overtime kerja selama 1 shift kerja atau apabila dijumlahkan satu hari kerja perusahaan mampu memproduksi maksimal 1600 produk per hari. Kerusakan galon sering terjadi pada saat transportasi dan dapat teridentifikasi ketika galon dalam bentuk produk yang tersimpan dalam gudang. Sesuai dengan prosedur, produk di karantina selama sehari untuk mengetahui apakah galon mengalami kebocoran atau tidak. Galon yang bocor terlihat dari kurangnya volume air dalam produk. Jumlah kerusakan galon per hari dapat diasumsikan 0.01 % dari total produk yang di karantina Dari hasil observasi lapang ini kemudian disusun model rencana persediaan, tingkat pengembalian galon kosong dan pemilihan teknik peramalan permnitaan yang sesuai. Model ini disusun untuk memberikan informasi bagi perencana persediaan galon dalam mengestimasi kebutuhan galon kosong sesuai dengan kebutuhan permintaan. Model diaplikasikan dalam bentuk perangkat kunak dengan konfigurasi mengikuti struktur model sistem basis data, model sistem basis model, danmodel manajemen dialog. Tingkat persediaan produk merupakan selisih antara stok persediaan produk periode sebelumnya dari gudang dengan permintaan konsumen pada periode sekarang. Persediaan produk akan bertambah jika produk yang diterima dari hasil produksi lebih besar dari pada yang dikirim pada tiap periodenya. Permintaan pengiriman produk berdasarkan permintaan dari distributor dan konsumen, ketersediaan persediaan terdapat di gudang distributor dan ketersediaan produk di gudang pusat. Jumlah permintaan dapat dipengaruhi dari faktor dalam dan dari faktor luar perusahaan. Faktor dari dalam perusahaan adalah kemampuan bagian pemasaran untuk menjual produk ke konsumen, kemampuan pemasaran untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan atau pabrik untuk memasok produk secara rutin, jaringan distribusi yang tersedia dan kemampuan bagian persediaan dan produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan terhadap produk. Faktor dari luar perusahaan adalah selera dan kecenderungan konsumsi pasar, tingkat persaingan dengan produk air kemasan galon lain dan kondisi perekonomian. Permintaan produk dan pengembalian galon kosong tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan karena bersifat probabilistik. Perencanaan persediaan disusun dengan membuat prakiraan permintaan produk dan estimasi galon kosong yang akan kembali pada periode selanjutya. Prakiraan permintaan produk dilakukkan dengan menggunakan metode peramalan deret waktu dan estimasi galon kosong yang akan kembali digunakan metode simulasi sesuai dengan sebaran data yang teridentifikasi. 35

3 Metode peramalan deret waktu digunakan untuk memprakirakan permintaan masa yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lalu dan kondisi sekarang. Metode peramalan deret waktu tidak mempertimbangkan faktor penyebab dan faktor peubah dari pola data yang terbentuk atau mengapa permintaan memiliki nilai tersebut.selain itu, data diasumsikan terdapat hubungan antara permintaan dan faktor peubahyang mempengaruhinya akan berlanjut pada masa yang akan datang. Metode estimasi galon kosong yang kembali menggunakan metode simulasi probabilistik. Data yang disimulasikan merupakan rasio perbandingan antara jumlah pengembalian galon kosong dengan jumlah pengiriman galon kosong. Penggunaan rasio karena jumlah pengiriman dari gudang pusat tidak terlalu berbeda dengan jumlah pengembalin galon kosong dari gudang distributor. Pertama data diidentifikasi untuk mengetahui jenis sebaran data dan kemudian disimulasikan berdasarkan sebaran data tersebut. 5.2 PRAKIRAAN PERMINTAAN Model prakiraan permintaan merupakan suatu model untuk mengolah data yang menghasilkan informasi tentang prakiraan permintaan pada periode masa datang. Model prakiraan terdiri dari beberapa teknik peramalan. Teknik-teknik peramalan permintaan yang digunakan adalah metode deret waktu. Model peramalan yang dipilih sesuai dengan pola data historis dan parameter kesalahan minimal yang dihasilkan. Verifikasi model peramalan menggunakan data aktual pengiriman produk sebagai data aktual permintaan yang terdapat dalam Lampiran 1. Plot data permintaan produk dapat dilihat pada Gambar 11. Jumlah Galon Periode Ke- Gambar 11. Grafik Permintaan Air Minum Dalam Kemasan Galon Plot data memberikan informasi awal dalam melihat kecenderungan data dan fluktuasi data. Tahapan identifikasi pola data diperlukan sebagai tahap awal untuk memilih teknik peramalan yang tepat dan memungkinkan. Berdasarkan kecenderungan pola yang terbentuk maka pola data dapat dikatagorikan dalam 4 jenis pola data, yaitu pola data yang memiliki efek kecenderungan (trend), musiman, random dan stasioner. Pada Gambar 11 terlihat bahwa data tidak memiliki efek musiman dan berpola stasioner tetapi sedikit ada efek kecenderungan (trend) maka kemungkinan model yang dipilih adalah model perataan bergerak, model pemulusan eksponensial tunggal, model pemulusan eksponensail ganda. Setelah itu maka pemilihan model yang tepat dengan membandingkan nilai MAPE (Mean Absolute Persentage Error) dari ketiga model tersebut dengan nilai parameter yang berbeda-beda. Semakin kecil nilai MAPE maka semakin kecil nilai kesalahan antara ramalan dengan data aktual. Perbandingan nilai MAPE dari ketiga model dapat dilihat pada Tabel 2. 36

4 Tabel 2. Perbandingan Nilai MAPE Berdasarkan Metode Peramalan Model Peramalan Parameter Nilai MAPE Model Peramalan Parameter Metode Perataan Bergerak Tunggal Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal MA (3) MA (4) MA (5) = = = Metode Pemulusan Eksponensial Ganda = = = = = = Nilai MAPE Pemilihan nilai parameter menggunakan metode trial and error. Pada tabel 2 terlihat bahwa metode peramalan yang memiliki MAPE terkecil adalah metode pemulusan eksponensial tunggal pada tingkat = Akan tetap, nilai MAPE yang dihasilkan diatas 100 maka dapat dikatakan hasil peramalan memiliki persentase error sangat tinggi. Sehingga kurang tepat apabila memilih metode pemulusan eksponensial tunggal sebagai dasar untuk meramal permintaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, maka metode peramalan tepat apabila menggunakan metode naif yaitu suatu metode yang meramalkan sejumlah permintaan masa depan memiliki jumlah yang sama dengan data historis permintaan. 5.3 SIMULASI TINGKAT PENGEMBALIAN GALON Tingkat pengembalian galon kosong merupakan rasio perbandingan antar jumlah galon kosong yang kembali dengan jumlah produk yang dikirimkan perusahaan per satu periode. Penggunaan rasio ini berdasarkan mekanisme yang digunakan perusahaan bahwa galon dalam bentuk produk yang dikirimkan, jumlah dan kuantitasnya harus sama atau tidak jauh berbeda dengan galon kosong yang kembali. Tingkat pengembalian galon kosong akan disimulasikan untuk periode mendatang. Tahap awal simulasi yaitu mengidentifikasi pola sebaran data mengikuti sebaran data tertentu. Setelah itu dilakukan proses simulasi berdasarkan pola sebaran data yang terbentuk. Tahap identifikasi dan simulasi menggunakan bantuan perangkat lunak EasyFit 5.5 yang dibuat oleh mathwave. Data aktual tingkat pengembalian galon kosong dapat dilihat pada Lampiran 2 dan grafik data dapat dilihat pada Gambar Rasio Periode ke- Gambar 12. Grafik Data Tingkat pengembalian Galon Kosong 37

5 Data diidentifikasi pola sebaran data menggunakan perangkat lunak EasyFit 5.5. Perangkat lunak tersebut akan memberikan rangking atau peringkat berdasarkan kesesuaian data yang akan diidentifikasi dengan sebaran data teoritis tertentu dengan melihati nilai test goodness of fit terkecil. Test goodness of fit yang digunakan adalah kolmogrov-sminorv, Anderson-Darling, dan Chi-square. Peringkat kesesuaian data aktual dengan sebaran teoritis tertentu berdasarkan test goodness of fit dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan identifikasi sebaran data maka sebaran data yang terpilih adalah sebaran cauchy dengan nilai goodness of fit terkecil dapat dilihat pada Tabel 3 dan nilai parameter skala = dan nilai parameter lokasi = Tabel 3. Nilai Goodnees of Fit Sebaran Cauchy Hipotesis yang digunakan adalah: Ho: Sebaran mengikuti sebaran teoritis tertentu Hi : Sebaran tidak mengikuti sebaran teoritis tertentu 1. Ho diterima, atau Hi ditolak jika nilai hitung (statistik) < nilai kritis pada tertentu 2. Ho ditolak, atau Hi diterima jika nilai hitung (statistik) > nilai kritis pada tertentu Berdasarkan hasil uji Kolmogrov-Sminorv dan Anderson-Darling sebaran Cauchy pada tingkat kepercayaan 95 % maka tingkat pengembalian galon kosong mengikuti sebaran Cauchy. Pada uji Kolmogrov-Sminorv, nilai hitung sebaran Cauchy lebih kecil dibandingkan dengan nilai kritisnya pada =0,05 ( < 0,1404). Pada uji Anderson-Darling, nilai hitung sebaran Cauchy lebih kecil dibandingkan dengan nilai kritisnya pada =0,05 (2,1594 < 2,5018). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3. 38

6 Proses pembangkitan nilai random dan bilangan acak menggunakan software EasyFit 5.5. Data hasil simulasi dapat dilihat pada Lampiran 4. Pengujian validitas hasil simulasi menggunakan uji median. Penggunaan uji median karena data tidak berdistribusi normal. Uji median termauk dalam uji statistik non parametik untuk menguji dua populasi data memiliki tipe sebaran data yang sama. Hipotesesis yang digunakan adalah: Ho: Data aktual dan hasil simulasi diambil dengan mediun dari distribusi data yang sama. Hi: Data aktual dan hasil simulasi diambil dengan mediun dari distribusi data yang beda. 1. Ho diterima, atau Hi ditolak jika nilai hitung < nilai kritis (chi-kuadrat) pada dan derajat kebebasan tertentu 2. Ho ditolak, atau Hi diterima jika nilai hitung (statistik) > nilai kritis (chi-kuadrat) pada dan derjat kebebasan tertentu Berdasarkan hasil uji median pada tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan sama dengan 1 maka didapatkan hasil bahwa Ho diterima dan Hi ditolak, dimana nilai hitung lebih kecil dari nilai kritisnya ( < 3.84). Perhitungan uji median dapat dilihat pada Lampiran 5. Gambar 13 merupakan perbandingan antara hasil simulasi tingkat pengembalian galon kosong dan data aktual tingkat pengembalian Jumlah Hasil Simulasi Data Aktual Periode ke- Gambar 13. Grafik Perbandingan data aktual tingkat pengembalian dengan data simulasi 5.4 ESTIMASI KONDISI PERSEDIAAN GALON Model estimasi kondisi persediaan galon dan produk mengunakan data prakiraan permintaan dan dats simulasi tingkat pengembalian galon kosong. Estimasi dilakukkan untuk 91 periode harian. Penyusunan model dalam periode harian bertujuan untuk mengetahui mutasi galon dan produk dapat terpantau lebih detail dan dapat memberikan informasi aktual kondisi persediaan. Tahapan penggunaan model adalah : 1. Pemasukan data hasil simulasi tingkat pengembalian galon kosong. Data simulasi akan menjadi dasar prakiraan atau estimasi jumlah galon kosong yang kembali. 2. Pemasukan data prakiraan permintaan untuk 91 periode hari mendatang (3 bulan). Data prakiraan ini akan menjadi dasar penyusunan rencana pengiriman produk. 39

7 3. Penentuan estimasi kebocoran galon kosong selama periode dan estimasi penyimpangan pengiriman dari prakiraan permintaan sebagai faktor kebijakan persediaan. 4. Pemasukan informasi stok produk dan jumlah galon kosong kembali periode terahkir Tabel 4. Masukan dan Parameter Model Estimasi Kondisi Persediaan Galon Stok Produk Galon Kosong Kembali Estimasi Perkiraan Kebocoran Produk Penyimpangan pengiriman dari perencanaan % 1 % Kondisi Persediaan produk akhir dan galon kosong kembali per 2 April 2011 dan parameter masukan model ini dapat dilihat pada Tabel 4. Estimasi perkiraan kebocoran produk merupakan perkiraan kemungkinan produk bocor selama penyimpanan produk. Menurut observasi yang dilakukan, kebocoran produk terjadi selama penyimpanan sebesar 0,1 % dari stok produk yang disimpan. Tampilan akhir model merupakan tabel yang mencantumkan kondisi persediaan produk dan galon kosong. Pada kolom 1 tabel di Lampiran 6, menampilkan periode estimasi dalam satuan harian. Periode estimasi harian karena tidak adanya antrisipasi galon kosong juga menyebabkan perencanaan dilakukan dalam periode harian dan perencanaan sangat bergantung pada galon kosong yang kembali pada periode sebelumnya. Kolom 2 menunjukan data prakiraan permintaan yang merupakan output dari model prakiraan permintaan dan menjadi input pada model estimasi kondisi persediaan galon. Kolom 2 didapatkan dari metode metode pemulusan eksponensial tunggal. Kolom 3 merupakan tingkat persediaan produk yang didapatkan berdasarkan perhitungan dari persamaan 1. Jumlah kekurangan produk dapat dillihat pada kolom 4 dan didapatkan berdasarkan perhitungan dari persamaan antara 2, 3, 4, atau 5. Estimasi kekurangan produk untuk periode 6, 12, 18 dan kelipatannya atau bertepatan pada hari sabtu maka menggunakan persamaan 2 dan 3. Sedangkan untuk periode selain 6, 12, 18 dan kelipatannya maka menggunakan persamaan 4 dan 5. Estimasi kekurangan produk terjadi apabila tingkat persediaan bernilai minus atau tingkat persediaan tidak mampu memenuhi permintaan pada periode selanjutnya. Pada periode ke 6, 12, 18 dan kelipatannya atau pada hari sabtu estimasi kekurangan produk berdasarkan permintaan untuk hari minggu dan senin. Kolom 5 mengestimasi jumlah produk yang harus dihasilkan atau estimasi permintaan produksi. Perhitungan didapatkan berdasarkan persamaan antara 6, 7, atau 8. Estimasi dilakukan pada waktu kerja sedangkan selain waktu kerja tidak dilakukan estimasi permintaan produksi karena pabrik tidak beroperasi. Persamaan yang digunakan yaitu persamaan 6 sedangkan untuk periode hari kerja digunakan persamaan 7 dan 8. Apabila estimasi kekurangan produk melebihi jumlah galon kosong yang kembali ditambahkan jumlah kelebihan galon kosong pada periode sebelumnya maka estimasi produksi sejumlah estimasi kekurangan produk atau dapat dilihat pada persamaan 7. Apabila sebaliknya maka estimasi produksi sejumlah galon kosong yang kembali ditambahkan dengan sejumlah kelebihan galon kosong pada periode sebelumnya atau dapat dilihat pada persaman 8. Kolom 6 menunjukan realisasi produksi yang dilakukkan oleh bagian produksi dan menunjukan jumlah produk yang dihasilkan. Perhitungan didapatkan berdasarkan persamaan antara 9, 10, 11, 12, atau 13. Realisasi produksi dilakukkan berdasarkan estimasi produksi yang disesuaikan dengan kapasitas produksi yang terpasang. Apabila estimasi produksi melebihi dari kapasitas produksi maka jumlah produk yang dihasilkan merupakan jumlah produk maksimal yang mampu dihasilkan pabrik (Full Capacity) atau dapat dilihat pada persamaan 10 dan 12. Pada periode 8, 15, 22 40

8 dan kelipatannya atau bertepatan hari senin maka realisasi produksi sesuai dengan jumlah galon kosong yang kembali dua periode sebelumnya atau dapat dilihat pada persamaan 11. Sedangkan pada periode lainnya maka realisasi produksi sesuai dengan galon kosong yang kembali satu periode sebelumnya dan dapat dilihat pada persamaan 13. Pengiriman produk ditunjukkan pada kolom 7 dan didapatkan dari perhitungan pada persamaan 14 atau 15. Rencana pengiriman merupakan selisih antara permintaan yang telah diprakiraan dengan estimasi penyimpangan dari target yang telah direncanakan. Jika stok akhir produk setelah produksi tidak mampu memenuhi rencana pengiriman produk yang harus dilakukan maka pengiriman hanya sejumlah produk yang tersedia atau dapat dilihat pada persamaan 14. Stok produk ditunjukan pada kolom 8 yaitu banyaknya persediaan produk akhir yang merupakan pertambahan dari produk yang diproduksi pada periode tersebut ditambahkan dengan persediaan produk periode sebelumnya dan dikurangi pengiriman produk dan kemungkinan kebocoran produk selama penyimpanan atau dapat dilihat pada persamaan 16. Kolom 9 merupakan hasil simulasi dari model tingkat pengembalian galon kosong. Galon kosong kembali ditunjukan pada kolom 10 yang bergantung pada hasil simulasi kolom 9 dan pengiriman produk kolom 7 atau dapat dilihat pada persamaan 17. Kekurangan galon untuk produksi ditampilkan pada kolom 11. Kekurangan galon kosong disebabkan karena galon kosong yang kembali pada periode sebelumnya tidak mampu mencukupi kebutuhan galon kosong sebanyak periode estimasi produksi atau dapat dilihat pada persamaan 18. Kelebihan galon kosong juga ditampilkan pada kolom 12 dan didapatkan dari persamaan 20 atau 21. Kekurangan galon kosong untuk produksi yang mempengaruhi atau dipengaruhi dari kekurangan produk pada suatu periode. Berdasarkan hasil simulasi pada Lampiran 6 diketahui bahwa akan terjadi kekurangan galon untuk produksi pada periode ke 8, 10, 13, 14, 28, dan 55. Selain itu, akan terjadi kekurangan produk pada periode ke 6 dan akan berdampak pada periode 8, 9, 10, dan 11. Kekurangan produk yang mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan terjadi pada periode ke 13 dan 14. Keterlambatan pemenuhan produk juga akan terjadi pada periode 17, 25, 52, 53, 54, dan 56. Kekurangan produk pada period 27 akan berdampak pada kekurangan persediaan pada periode ke 28 dan 29. Kekurangan produk terjadi berdasarkan estimasi permintaan terjadi pada periode ke 41, 83 dan 90 tetapi tidak berdampak pada periode yang akan datang. Hasil simulasi tingkat pengembalian galon kosong pada periode ke 72 bernilai nol. Angka nol didapatkan karena berdasarkan hasil simulasi nilai tingkat pengembalian galon kosong kurang dari nol atau bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa tidak ada pengembalian galon kosong dari konsumen atau distributor. Tidak adanya pengembalian galon kosong dikarenakan beberapa alasan. Kemungkinan pertama adalah adanya konsumen baru yang mengkonsumsi produk sehingga tidak adanya galon kosong yang kembali. Kemungkinan kedua adalah terjadi penumpukan galon kosong di konsumen atau distributor. Kemungkinan ketiga adalah kurang kemampuan distributor untuk menarik kembali galon kosong dari konsumen. Penambahan galon kosong bersifat sebagai antisipasi kekurangan galon selama periode estimasi. Pertimbangan penambahan galon berdasarkan jumlah kekurangan galon kosong untuk produksi atau ketika tingkat persediaan benilai minus yang berarti bahwa terjadi kekurangan produk. Penambahan galon kosong dilakukan satu periode sebelum tingkat persediaan bernilai minus atau pada periode terjadinya kekurangan galon kosong. 41

9 Pengadaan galon kosong yang diperlukan sebanyak 1093 galon kosong. Berdasarkan hasil simulasi penambahan galon kosong diperlukan pada periode 6 sebanyak 242 galon, periode 9 sebanyak 104 galon, periode 11 sebanyak 148 galon, periode 16 sebanyak 198 galon, periode 24 sebanyak 156 galon, periode 27 sebanyak 159 galon. Penambahan galon kosong dapat dilakukkan untuk mengantisipasi kekurangan galon kosong. Perhitungan penambahan galon kosong dapat dilihat pada Lampiran 7. Dengan pengembangan model pengendalian persediaan galon maka dapat diketahui jumlah penambahan galon kosong untuk mengantisipasi kekurangan galon pada periode selanjutnya. Apabila dibandingkan antara metode perusahaan yang melakukan pembelian galon kosong sekitar 1500 galon kosong untuk 3 bulan dengan hasil estimasi penambahan galon kosong berdasarkan model yang telah dibuat maka didapatkan hasil yang berbeda. Perusahaan hanya memerlukan 1082 galon kosong untuk 3 bulan dan perusahaan mampu menghemat biaya investasi dalam pengadaan galon kosong. 5.5 PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK Model pengendaliaan persediaan kemasan galon dikembangkan dalam perangkat lunak berbasis komputer sehingga memudahkan pengguna untuk menggunakannya. Perangkat lunak ini diberi mama PMIG 1.0. Pemrograman dikembangkan dengan bahasa Delphi XE dengan sistem operasi Windows 7. Basis data yang digunakan adalah Ms.Access 2007 dengan versi data Ms.Access (*.mdb). Selain itu, model tingkat pengembalian galon untuk mengidentifikasi sebaran data dan pembangkitan data menggunakan perangkat lunak EasyFit 5.5. Sedangkan hasil model prakiraan, model tingkat pengembalian dan estimasi dapat dibaca pada perangkat lunak Ms.Excel yang umum terdapat dalam sistem operasai Windows 7. Penggunaan PMIG1.0 dilakukan dengan pemilihan menu, menekan tombol perintah dari mouse, pemasukan data dilakukan pada kotak teks untuk kemudahan pemakaian pengguna. Perangkat lunak kompetibel dengan sistem operasi Windows 7 dehingga pengguna dapat mengoperasikan dengan cepat. Kemudahan penggunaan PMIG 1.0 dibantu dengan menggunkan tampilan menu, dialog singkat, tampilan informasi petunjuk pengguna dan kotak pesan atau peringatan. Pemilihan menu dapat dilakukkan dengan mengkik tombol atau menu yang ditampilkan. Pengguna perangkat lunak ini adalah manajer produksi. Pada tahap awal, pengguna perlu mensimulasikan terlebih dahulu tingkat pengembalian galon kosong dengan bantuan perangkat lunak lain yaitu EasyFit 5.5. Pada tahap awal pengguna harus menginputkan data tingkat pengembalian yang didapatkan dari rasio atau perbandingan antara jumlah galon yang kembali dengan jumlah produk yang dikirimkan. Data dapat diperoleh dari program PMIG 1.0 pada menu model tingkat pengembalian galon kosong. Form utama PMIG 1.0 dapat dilihat pada Gambar 14. Form utama terdapat 4 pilihan menu yaitu, data tingkat pengembalian galon kosong, model prakiraan permintaan serta model estimasi persediaan galon, tentang program yang memberikan informasi penggunaan perangkat lunak, dan profil pembuat. Setelah itu, data akan diidentifikasi sesuai dengan sebaran data tertentu dan dilakukan simulasi sesuai dengan sebaran data yang telah teridentifikasi. 42

10 Gambar 14. Form Menu Utama Perangkat Lunak PMIG 1.0 Gambar 15 merupakan form menu data tingkat pengembalian galon kosong. Pada menu ini, pengguna dapat memasukan, menghapus, mengubah data pengiriman produk, pengembalian galon kosong dan tingkat pengembalian aktual serta hasil simulasi dari program EasyFit 5.5. Gambar 15. Form Menu Data Tingkat Pengembalian Galon Kosong 43

11 Setelah pengguna memasukan data hasil simulasi pada menu data tingkat pengembalian maka pengguna kembali ke menu utama. Pengguna memilih menu model prakiraan permintaan dan model estimasi kondisi persediaan galon. Sebelum mengklik menu model prakiraan permintaan, pengguna harus memasukan data historis permintaan produk yang dapat dilihat pada Gambar 16. Selain dapat memasukan data, pengguna dapat mengubah, menyimpan, dan menghapus data. Menu model prakiraan permintaan terdapat empat metode prakiraan yang dapat dipilih yaitu metode perataan bergerak, metode pemulusan tunggal, metode pemulusan ganda dan metode winter s. Model akan memprakirakan permintaan pada periode mendatang berdasarkan nilai parameter yang telah diinputkan. Tampilan menu ini dilengkapi dengan grafik hasil plot data historis dan hasil prakiraan. Form menu model prakiraan permintaan dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 16. Form Input Data Permintaan 44

12 Gambar 17. Form Model Prakiran Permintaan Data hasil prakiraan menjadi input bagi model estimasi kondisi persediaan galon dan dapat dilihat pada Gambar 18. Pengguna memasukan nilai parameter seperti stok awal produk, jumlah galon kosong yang kembali, persentase estimasi galon akan bocor dan estimasi penyimpangan pengiriman dari prakiraan permintaan. Hasil perhitungan model estimasi kondisi persedian galon berupa tabel hasil perhitungan dari sub model. Gambar 18. Form Model Estimasi Kondisi Persediaan Galon 45

13 Kebutuhan galon kosong dapat dihitung dengan menekan tombol Hitung Kebutuhan Galon pada tampilan model estimasi galon. Setelah menekan tombol maka akan muncul form penambahan galon kosong dan dapat dilihat pada Gambar 19. Pengguna memasukan jumlah galon yang perlu ditambahkan sesuai dengan periode estimasi yang mengalami kekurangan galon kosong dan kekurangan produk. Gambar 19. Form Model Penambahan Galon Kosong 46

BAB IV PEMODELAN SISTEM

BAB IV PEMODELAN SISTEM BAB IV PEMODELAN SISTEM 4.1 ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Model pengendalian persediaan galon menggunakan berbagai asumsi untuk memberikan batasan terhadap model yang merepresentasikan sistem sebenarnya. Asumsi-asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Manajemen rantai pasok merupakan salah satu alat bersaing di industri, mulai dari pasokan bahan baku, bahan tambahan, kemasan, pasokan produk akhir ke tangan konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Sumber Tirta merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam penjualan air minum kemasan merk aqua. Barang yang dijual pada distributor ini

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Permintaan III KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA 18 BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1. Pengumpulan Data Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara di Jln. Asrama No. 179 Medan

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengertian Pengolahan Data Pengolahan data dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah dimengerti dan menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Baba Rafi Indonesia merupakan perusahaan waralaba (franchise)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Baba Rafi Indonesia merupakan perusahaan waralaba (franchise) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Baba Rafi Indonesia merupakan perusahaan waralaba (franchise) makanan cepat saji khas Timur Tengah yang kini semakin dikenal luas. PT. Baba Rafi Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Infrastuktur Pendukung Program Agar diperoleh hasil yang memuaskan, sebaiknya program aplikasi ini digunakan pada komputer dengan spesifikasi minimal sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 4 APLIKASI DAN IMPLEMENTASI. Untuk implementasi basis data pada PD Rudy Motors dibutuhkan spesifikasi

BAB 4 APLIKASI DAN IMPLEMENTASI. Untuk implementasi basis data pada PD Rudy Motors dibutuhkan spesifikasi BAB 4 APLIKASI DAN IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Untuk implementasi basis data pada PD Rudy Motors dibutuhkan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang memandai. Berikut akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas secara rinci sistem yang diusulkan yaitu sistem pengendalian persediaan menggunakan metode least square regression line dan economic order quantity. Bagian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif eksploratif adalah

Lebih terperinci

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi.

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi. 77 V. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang Dari hasil wawancara dengan manager Sirkulasi dan pimpinan Biro Fajar Antang, selama ini Biro Fajar Antang melakukan pemesanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai hasil pengumpulan data, hasil analisis data, pembahasan dan hasil perancangan layar. Setelah hasil perancangan layar juga terdapat

Lebih terperinci

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Demografi Penduduk Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

SKRIPSI MOHAMMAD ARYA WICAKSANA F

SKRIPSI MOHAMMAD ARYA WICAKSANA F MODEL PEGENDALIAN PERSEDIAAN KEMASAN GALON DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT PENGEMBALIAN DAN PERMINTAAN PRODUK DI PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN SKRIPSI MOHAMMAD ARYA WICAKSANA F34070053

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH CV. Titian Mandiri merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri air minum dalam kemasan dengan merk produk Ciryo yang beredar kemasan galon dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil analisis dari permasalahanpermasalahan yang menjadi latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Program Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan aplikasi ini adalah kebutuhan sistem. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi Penerimaan Pesanan Barang dan Peramalan Penjualan dengan. Menggunakan Metode Single Moving Average.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi Penerimaan Pesanan Barang dan Peramalan Penjualan dengan. Menggunakan Metode Single Moving Average. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan uji coba dari Aplikasi Penerimaan Pesanan Barang dan Peramalan Penjualan dengan Menggunakan Metode Single Moving

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menunjang kegiatan penelitian, dalam bab ini akan dijabarkan desain penelitian, alat dan bahan, dan bahan penelitian. 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi Make-to-Stock. Fokus operasional dari perusahaan industri yang memilih

BAB I PENDAHULUAN. strategi Make-to-Stock. Fokus operasional dari perusahaan industri yang memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UD. Eka Proma merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan baku sepatu dan sandal. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1990 ini telah mengirimkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI. Dalam penelitian ini bahan / materi dikumpulkan melalui : selama 4 tahun penjualan besi Wiremesh untuk diramalkan

BAB 4 METODOLOGI. Dalam penelitian ini bahan / materi dikumpulkan melalui : selama 4 tahun penjualan besi Wiremesh untuk diramalkan BAB 4 METODOLOGI 4.1 Metodologi Penelitian 4.1.1 Pengumpulan Bahan Penelitian Dalam penelitian ini bahan / materi dikumpulkan melalui : 1) Data sekunder, yaitu dengan mengumpulkan data penjualan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. Metode peramalan yang biasanya dilakukan didasarkan atas konsep

BAB III METODE PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. Metode peramalan yang biasanya dilakukan didasarkan atas konsep BAB III METODE PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI Metode peramalan yang biasanya dilakukan didasarkan atas konsep bahwa apabila terdapat pola yang mendasari suatu deret data, maka pola tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program 36 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI 4.1. Implementasi Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun,dikembangkan menggunakan pemrograman

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk penganalisaan tugas akhir ini adalah data jumlah hasil produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 Tabel 3.1 Data Produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan evaluasi simulasi pelayanan retoran cepat saji dengan menggunakan metode next event time advance.

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Berikut adalah spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Agung Jaya Cabang Pabean adalah cabang perusahaan CV. Agung Jaya Kalang Anyar Sedati. CV. Agung Jaya Cabang Pabean merupakan distributor alat tulis kantor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK Prima Denny Sentia 1, Didi Asmadi 2, Ilham Akbar Al Fadil 3 Program Studi Teknik Industri, Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sangat berperan penting untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan memberikan solusi yang teratur dan terarah sesuai dengan tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani1,

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani 1, Evi Febianti 2, M. Adha Ilhami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PERAMALAN PERMINTAAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENTINGNYA PERAMALAN EKONOMI Tujuan Peramalan Ekonomi adalah untuk mengurangi risiko atau ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Untuk implementasi Rancangan Sistem Informasi Distribusi Air Minum Dalam Kemasan Pada CV. Sumber Nadi Jaya, ada beberapa spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

untuk mengirimkan PO ke Supplier. Tombol Reject berfungsi untuk

untuk mengirimkan PO ke Supplier. Tombol Reject berfungsi untuk 55 Saat user (manajer) memilih nomor PO pada Daftar Purchase Order akan muncul detail PO. Di bagian bawah PO ini terdapat tombol Approve untuk memberikan persetujuan kepada PO tersebut. Tombol ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA)

APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA) APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA) Evi Dewi Sri Mulyani 1, Egi Badar Sambani 2, Rian Cahyana 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat menjalankan sistem tersebut dengan baik dibutuhkan beberapa persyaratan mengenai

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Definisi dan Tujuan Peramalan Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada masa

Lebih terperinci

HASIL DAN ANALISIS DATA. Berikut ini adalah data penjualan besi Wiremesh selama 4 tahun berturutturut.

HASIL DAN ANALISIS DATA. Berikut ini adalah data penjualan besi Wiremesh selama 4 tahun berturutturut. BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA 5.1 Penyajian Data Penelitian Berikut ini adalah data penjualan besi Wiremesh selama 4 tahun berturutturut. Data berikut merupakan data aktual untuk diramalkan penjualannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL Minitab adalah program statistik yang setiap versinya terus dikembangkan. Gambar 1 memperlihatkan kepada anda aspek-aspek utama

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen persediaan dalam sebuah perusahaan berada di antara fungsi manajemen operasional yang paling penting, karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era globalisasi saat ini, kartu kredit digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Seiring dengan perkembangan zaman, pola prilaku

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Persiapan Penelitian Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko mitra elektronik yaitu dari tahun 2010 2013 untuk memprediksi penjualan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dari hasil penelitian, analisis, perancangan dan pengembangan sistem yang diusulkan, maka hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah perangkat lunak Sistem

Lebih terperinci

Setelah user menambah data transaksi penjualan dan menyimpannya dengan menekan

Setelah user menambah data transaksi penjualan dan menyimpannya dengan menekan 77 Setelah user menambah data transaksi penjualan dan menyimpannya dengan menekan tombol rekam maka jumlah barang akan secara langsung berkurang secara otomatis pada database stock. Ketika terjadi kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci