BAB II VALUE PROPOSITION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II VALUE PROPOSITION"

Transkripsi

1 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1. Sejarah Anjing Anjing adalah salah satu hewan menyusui (mamalia) dan pemakan daging (karnivora). Menurut Kaminski dan Pescini (2014), anjing telah mengalami domestikasi (penjinakan hewan liar) dan termasuk kedalam kelompok Canidea Familiaris, yang terdiri dari 35 spesies sejak 10 juta tahun yang lalu. Berdasarkan bukti genetik berupa DNA menunjukan terdapat tiga kelompok besar pada keluarga anjing yaitu Red Fox, South American Canids dan Wolf. Namun dari ketiga kelompok tersebut anjing merupakan salah satu sepupu terdekat serigala abu abu (Kaminski dan Pescini, 2014). Anjing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang sudah ada sejak berabad abad yang lalu. Anjing banyak dipelihara dan dijadikan teman bermain, hal ini dikarenakan anjing merupakan hewan yang sangat mudah bersahabat dengan manusia, setia, lucu, dan pintar. Selain sebagai teman bermain, biasanya anjing digunakan untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. 12

2 Jenis-jenis Anjing Menurut Sanusi (2004), jenis jenis anjing dikelompokkan berdasarkan perbedaan ukuran. Berdasarkan ukuran, anjing dibagi menjadi dua yaitu anjing ukuran besar dan ukuran kecil. Gambar 2. 1 Anjing berukuran besar (Sumber: Dokumen Penulis)

3 14 Gambar 2. 2 Anjing berukuran kecil (Sumber: Dokumen Penulis) Menurut Hatmosrojo dan Budiana (2003), anjing bermanfaat untuk membantu manusia. Berikut adalah manfaat anjing dalam membantu manusia: 1. Sebagai penjaga 2. Sebagai pemburu 3. Sebagai anjing tempur 4. Sebagai anjing polisi 5. Sebagai pelacak 6. Sebagai pengirim berita 7. Menolong orang buta dan SAR 8. Sebagai anjing pacu

4 Perawatan Anjing Perawatan tidak hanya untuk manusia saja tetapi hewan peliharaan khususnya anjing pun membutuhkan perawatan. Namun perawatan yang dibutuhkan anjing berbeda dengan manusia. Berikut beberapa perawatan yang dibutuhkan anjing. 1. Grooming dan Spa Menurut Blackburn (2008), grooming dan spa anjing merupakan salah satu hal yang penting bagi kesehatan anjing. Perawatan ini harus dilakukan secara rutin agar kulit dan bulu anjing terjaga kebersihannya dan hal ini dapat membuat anjing merasa nyaman. Grooming dan spa pada anjing berfungsi untuk menghilangkan kotoran, sel kulit mati, bau badan anjing serta mencegah bakteri yang menyebabkan infeksi kulit. Adanya treatment dan pijatan dapat membuat anjing peliharaan menjadi lebih segar dan relaks. 2. Cek kesehatan Pengecekan kesehatan anjing perlu dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa anjing yang dipelihara sehat. Menurut Sant (2006), pengecekan kesehatan dapat dilakukan sendiri dirumah, namun jika pada saat pengecekan ada hal yang tidak beres terhadap anjing peliharaan maka sebaiknya segera bawa anjing tersebut ke klinik atau rumah sakit hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat beberapa penyakit penyakit pada anjing yaitu adalah distemper, leptospirosis, parvovirus canine, rabies, dan

5 16 granumaltosa hepatitis. Untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak menyerang anjing maka anjing perlu diberi vaksin rutin Definisi Kafe Menurut KBBI, kafe adalah sebuah tempat minum dimana pengunjung dapat memesan minuman dan makanan seperti kopi, teh dan kue kue. Selain itu, kafe juga biasanya digunakan untuk tempat berkumpul bersama temanteman. Kafe juga memanjakan para pengunjung dengan menyediakan beberapa fasilitas seperti musik dan Wi-Fi (Wireless Fidelity) Customer Insight Untuk melihat customer insight dalam pembuatan bisnis model ini dengan menyebarkan kuesioner. Total responden pengisian kuesioner ini berjumlah 200 responden dengan 80 responden mengisi secara online dan 120 responden mengisi secara offline. Kuesioner offline disebarkan di Gajah Mada pet corner dan di wilayah Jakarta Utara. Berikut merupakan hasil kuesioner yang disebarkan.

6 % 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% 28.5% Dibawah 25 tahun 35.5% Usia 17.0% 15.0% 4.0% tahun tahun tahun Diatas 55 tahun Gambar 2. 3 Hasil Kuesioner Usia Tabel 2. 1 Tabel Jawaban Kuesioner Usia Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Dibawah 25 tahun 57 28,5% tahun 71 35,5% tahun 34 17,0% tahun 30 15,0% Diatas 55 tahun 8 4,0% Total ,0% Dari 200 responden sebanyak 28,5% responden berusia dibawah 25 tahun dan sebanyak 71,5% responden berusia tahun. Berdasarkan hasil kuesioner pada pertanyaan usia, 71,5% responden sesuai dengan target segmentasi Pooch Village yaitu berusia tahun.

7 % 56.5% Jenis Kelamin 50.0% 40.0% 43.5% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Perempuan Laki-laki Gambar 2. 4 Hasil Kuesioner Jenis Kelamin Tabel 2. 2 Tabel Jawaban Kuesioner Jenis Kelamin Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Perempuan ,5% Laki-laki 87 43,5% Total ,0% Dari 200 responden, 56,5% responden berjenis kelamin perempuan dan 43,5% responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil kuesioner pada pertanyaan tersebut, hasil survei memenuhi target segmentasi Pooch Village karena target customer segment Pooch Village tidak membedakan jenis kelamin sehingga pelanggan dapat berupa perempuan dan laki-laki.

8 % 50.0% Lokasi tempat tinggal anda? 54.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 16.5% 6.0% 7.5% 5.0% 11.0% 0.0% Jakarta Barat Jakarta Utara Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Selatan Lainnya Gambar 2. 5 Hasil Kuesioner 1 Tabel 2. 3 Tabel Jawaban Kuesioner 1 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Jakarta Barat 33 16,5% Jakarta Utara ,0% Jakarta Pusat 12 6,0% Jakarta Timur 15 7,5% Jakarta Selatan 10 5,0% Lainnya 22 11,0% Total ,0% Dari 200 responden terdapat sebanyak 54% responden tinggal di wilayah Jakarta Utara, 16,5% responden bertempat tinggal di Jakarta Barat, 5% di Jakarta Selatan, 7,5% di Jakarta Timur, 6% di Jakarta Pusat dan 11% di luar Jakarta seperti Bogor, Bekasi, Depok dan Tangerang. Target segmentasi Pooch Village adalah semua masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta. Berdasarkan hasil kuesioner dimana mayoritas responden tinggal di Jakarta Utara dan

9 20 memiliki anjing (data ada pada lampiran), data tersebut mendukung Pooch Village dalam membuka bisnis di wilayah Jakarta Utara. 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 16.5% Apakah pekerjaan anda? 28.5% 26.5% 21.5% 7.0% 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% Gambar 2. 6 Hasil Kuesioner 2 Tabel 2. 4 Tabel Jawaban Kuesioner 2 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Pelajar/Mahasiswa 33 16,5% Karyawan 57 28,5% Wirausaha 53 26,5% Ibu Rumah Tangga 43 21,5% Pensiunan 0 0,0% Tidak bekerja 0 0,0% Lainnya 14 7,0% Total ,0% Dari total 200 responden, 16,5% responden merupakan mahasiswa, 28,5% merupakan karyawan, 26,5% merupakan wirausaha, 21,5% merupakan

10 21 ibu rumah tangga dan 7% memiliki pekerjaan di luar dari pilihan. Berdasarkan hasil survei, dapat dilihat bahwa penghasilan di atas Rp adalah masyarakat yang bekerja sebagai karyawan dan wirausaha (data berada pada lampiran). 30.0% Berapa pendapatan anda dalam satu bulan? 27.5% 28.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% 22.0% Dibawah Rp Rp Rp Rp Rp % Diatas Rp Gambar 2. 7 Hasil Kuesioner 3 Tabel 2. 5 Tabel Jawaban Kuesioner 3 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Dibawah Rp ,0% Rp Rp ,5% Rp Rp ,0% Diatas Rp ,5% Total ,0% Dari total 200 responden, sebanyak 22% responden memiliki penghasilan dibawah Rp dan sebanyak 78% responden memiliki

11 22 pendapatan diatas Rp Berdasarkan hasil kuesioner, 78% mewakili target segmentasi Pooch Village yaitu masyarakat yang mempunyai penghasilan di atas Rp karena menurut Sunaryo (2013) untuk merawat anjing diperlukan pendapatan minimal Rp per bulannya. 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Apakah anda memiliki anjing sebagai hewan peliharaan? 78.0% Ya 22.0% Tidak Gambar 2. 8 Hasil Kuesioner 4 Tabel 2. 6 Tabel Jawaban Kuesioner 4 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Ya ,0% Tidak 44 22,0% Total ,0% Dari total 200 responden terdapat sebanyak 78% responden yang memiliki anjing dan 22% responden tidak memiliki anjing karena tidak dapat ijin, takut terhadap anjing, tidak mempunyai waktu dan tidak punya

12 23 pengalaman merawat anjing. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 78% responden memiliki anjing sehingga Pooch Village memiliki pangsa pasar yang besar dalam bisnis ini. Hal ini dikarenakan Pooch Village tidak hanya memiliki bisnis kafe tetapi juga memiliki bisnis perawatan, penitipan, penjualan makanan dan aksesoris anjing. 40.0% 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% Seberapa sering anda membawa anjing anda untuk melakukan perawatan dalam sebulan? 12.2% Tidak pernah 22.4% 14.7% 35.3% 15.4% 0.0% Satu kali Dua kali Tiga kali Empat kali Lebih dari empat kali Gambar 2. 9 Hasil Kuesioner 5 Tabel 2. 7 Tabel Jawaban Kuesioner 5 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Tidak pernah 19 12,2% Satu kali 35 22,4% Dua kali 23 14,7% Tiga kali 55 35,3% Empat kali 24 15,4% Lebih dari empat kali 0 0,0% Total ,0%

13 24 Dari hasil kuesioner, 12,2% responden tidak pernah membawa anjingnya untuk melakukan perawatan, 22,4% responden membawa anjing untuk melakukan perawatan sebulan sekali, 65,4% responden membawa anjingnya lebih dari dua kali dalam sebulan untuk melakukan perawatan. Pooch Village menyediakan tempat perawatan untuk kecantikan bulu, klinik dan spa anjing. Dari survei ini, dapat dilihat bahwa 87,8% responden minimal membawa anjingnya untuk melakukan perawatan sebulan sekali. 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% Berapa kira-kira biaya perawatan anjing tersebut (per satu ekor) dalam satu bulan? 13.5% Dibawah Rp % Rp Rp % Rp Rp % Rp Rp % Diatas Rp Gambar Hasil Kuesioner 6

14 25 Tabel 2. 8 Tabel Jawaban Kuesioner 6 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Dibawah Rp ,5% Rp Rp ,2% Rp Rp ,7% Rp Rp ,4% Diatas Rp ,3% Total ,0% Dari 156 responden yang ada, terdapat 21 responden yang mengeluarkan biaya untuk perawatan anjing dibawah Rp dalam satu bulan, 33 responden mengeluarkan biaya sebanyak Rp Rp , 51 responden mengeluarkan biaya Rp Rp , 24 responden mengeluarkan biaya Rp Rp dan sebanyak 27 responden mengeluarkan biaya diatas Rp untuk biaya perawatan anjing yang dipelihara dalam satu bulan. Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa 65.4% dari para pemilik anjing peliharaan dapat mengeluarkan biaya untuk perawatan anjingnya sebesar Rp Rp per bulannya.

15 % 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Apakah anda tergabung dalam komunitas anjing? 72.4% Ya 27.6% Tidak Gambar Hasil Kuesioner 7 Tabel 2. 9 Tabel Jawaban Kuesioner 7 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Ya ,4% Tidak 43 27,6% Total ,0% Dari total 156 responden, terdapat 113 responden yang tergabung dalam komunitas pencinta anjing dan 43 responden lainnya tidak bergabung dalam komunitas pencinta anjing. Dari grafik yang ada, dapat dilihat bahwa sebanyak 72,4% dari responden tergabung dalam komunitas pencinta anjing. Hal ini menandakan banyaknya masyarakat yang menyukai anjing.

16 % 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% Dimana anda biasanya mendapat informasi mengenai anjing? Jawaban dapat lebih dari % 33.7% 31.6% 8.0% Komunitas anjing Social media Media cetak Lainnya Gambar Hasil Kuesioner 8 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 8 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Komunitas pencinta anjing ,7% Social media ,7% Media cetak ,6% Lainnya 34 8,0% Total ,0% Para pemilik anjing tentu memerlukan informasi mengenai anjing peliharaan mereka. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui dari mana informasi didapatkan. Dari total 156 responden yang ada, mereka mendapatkan informasi mengenai anjing melalui komunitas pencinta anjing, social media dan media cetak diantaranya terdapat 26.7% yang memilih komunitas pencinta anjing, sebanyak 33.7% yang memilih social media, 31.6% memilih media

17 28 cetak dan 8% memilih lainnya karena responden mendapatkan informasi mengenai anjing melalui teman atau pet shop. 50.0% 40.0% Dimana anda biasanya membeli perlengkapan anjing (makanan, kandang dan aksesoris lainnya)? Jawaban dapat lebih dari 1. 45,8% 36.4% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Pet shop Pusat perbelanjaan 9.1% 6.2% 2.5% Pasar hewan Secara online Lainnya Gambar Hasil Kuesioner 9 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 9 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Pet shop ,8% Pusat perbelanjaan 88 36,4% Pasar hewan 15 6,2% Secara online 22 9,1% Lainnya 6 2,5% Total ,0% Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 45,8% dari 156 responden yang ada membeli perlengkapan anjing di pet shop. Hal ini dikarenakan pet shop merupakan tempat yang menyediakan perlengkapan anjing. Dari presentase data diatas mendukung Pooch Village yang menjual berbagai

18 29 perlengkapan anjing berupa aksesoris dan makanan anjing dikarenakan banyaknya pemilik anjing yang ingin memenuhi kebutuhan anjing mereka. 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% Produk makanan apa yang anda berikan kepada anjing peliharaan anda? Jawaban dapat lebih dari % 24.6% 17.0% 7.6% 10.4% 21,2% Prokanin Pedigree Alpo Royal Canin Max Lainnya Gambar Hasil Kuesioner 10 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 10 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Prokanin 61 19,2% Pedigree 78 24,6% Alpo 54 17,0% Royal Canin 24 7,6% Max 33 10,4% Lainnya 67 21,2% Total %

19 30 Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 24.6% dari 156 responden memilih Pedigree sebagai produk makanan yang responden berikan kepada anjing peliharaan mereka. Hal ini dikarenakan harga dari produk ini relatif murah dibandingkan yang lain dan produk makan ini lebih mudah ditemukan dimana saja seperti mall, Carefour, dan pet shop. Dari pertanyaan tersebut Pooch Village dapat mengetahui makanan apa saja yang paling diminati oleh para pemilik anjing sehingga memberikan informasi bagi Pooch Village dalam pengadaan makanan yang akan dijual. 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Dimana tempat anda biasa menghabiskan waktu bersama hewan peliharaan? 56.4% 34.6% 9.0% Rumah Taman Pusat perbelanjaan atau mall 0.0% Lainnya Gambar Hasil Kuesioner 11

20 31 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 11 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Rumah 88 56,4% Taman 54 34,6% Pusat perbelanjaan atau mall 14 9,0% Lainnya 0 0,0% Total ,0% Dari total 156 responden, terdapat 88 responden yang menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan di rumah saja, sebanyak 54 responden menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan mereka di taman dan sebanyak 14 responden menghabiskan waktunya dengan hewan peliharaan mereka dipusat perbelanjaan atau mall. Dari grafik yang ada, dapat dilihat bahwa kurangnya tempat untuk pemilik anjing dan hewan peliharaan untuk menghabiskan waktu selain di rumahnya. 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Apakah anda pernah menitipkan anjing anda di tempat penitipan? 69.2% Ya 30.8% Tidak Gambar Hasil Kuesioner 12

21 32 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 12 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Ya ,2% Tidak 48 30,8% Total ,0% Dari total 156 responden terdapat 69,2% responden yang menitipkan anjingnya dan 30,8% tidak pernah menitipkan anjingnya sama sekali. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui ketertarikan pemilik anjing dalam menggunakan jasa penitipan. Banyaknya responden yang pernah menitipkan anjing menunjukkan bahwa jasa penitipan Pooch Village banyak memiliki peminat. 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% Apakah yang anda perhatikan ketika menitipkan anjing? Jawaban dapat lebih dari % Kebersihan tempat 21.9% Kualitas makanan anjing 24.2% 23.1% Perawatan anjing (rutinitas pemberian makanan) Keamanan 0.0% Lainnya Gambar Hasil Kuesioner 13

22 33 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 13 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Kebersihan tempat ,8% Kualitas makanan anjing 77 21,9% Perawatan anjing (rutinitas pemberian makanan) 85 24,2% Keamanan 81 23,1% Lainnya 0 0,0% Total ,0% Dari survei yang dilakukan terdapat 156 responden terdapat sebanyak 30,8 %yang memperhatikan kebersihan tempat pada penitipan, 24,2% memperhatikan perawatan anjing yang diberikan di tempat penitipan, 23,1%memperhatiakan keamanan, 21,9% memperhatikan kualitas makanan yang diberikan. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa yang menjadi perhatian para pemilik anjing dalam menitipkan anjingnya. Pengembangan model bisnis Pooch Village akan mengacu pada hal-hal yang menjadi perhatian pemilik anjing seperti kebersihan, kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjing.

23 % 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Apa yang menjadi kendala anda tidak memelihara anjing? Jawaban dapat lebih dari % 54.5% Biaya Tidak ada pemeliharaan tempat / izin yang relatif untuk mahal memelihara 2,2% Takut terhadap binatang 13.6% 15.9% Tidak punya pengalaman memelihara anjing Tidak memiliki waktu 4.5% Lainnya Gambar Hasil Kuesioner 14 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 14 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Biaya pemeliharaan yang relatif mahal 4 9,1% Tidak ada tempat / izin untuk memelihara 24 54,5% Takut terhadap binatang 1 2,2% Tidak punya pengalaman memelihara anjing 6 13,6% Tidak memiliki waktu 7 15,9% Lainnya 2 4,5% Total ,0% Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kendala responden dalam memelihara anjing. Dari total 44 responden yang tidak memelihara anjing terdapat beberapa alasan diantaranya sebanyak 9,1% dikarenakan Biaya pemeliharaan yang relatif mahal, 54,5% dikarenakan tidak ada tempat / ijin untuk memelihara, 2,2% dikarenakan takut terhadap binatang, 13,6% dikarenakan tidak mempunyai pengalaman memelihara anjing, 15,9%

24 35 dikarenakan tidak memiliki waktu untuk memelihara anjing dan 4,5% dikarenakan malas dan alergi. Mayoritas responden memilih tidak memiliki tempat atau izin dalam memelihara binatang. Dari data tersebut, Pooch Village dapat membantu para pencinta anjing yang tidak dapat memelihara anjing untuk dapat bermain dan berinteraksi langsung dengan anjing di kafe Pooch Village. 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Jika tersedia penitipan anjing yang menyediakan CCTV online agar pemilik dapat memantau anjingnya, pakah anda tertarik? 71.5% Ya 28.5% Tidak Gambar Hasil Kuesioner 15 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 15 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Ya % Tidak % Total %

25 36 Dari total 200 responden terdapat 71.5% responden yang tertarik dengan penitipan anjing yang menyediakan CCTV online agar dapat memantau anjing yang diletakkan pada penitipan. Hal ini menunjukkan bahwa responden ingin mengetahui keadaan anjing kesayangan mereka yang berada penitipan, apakah diberi perawatan yang baik dan keamanan anjing peliharaannya terjamin % 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% Jika ada sebuah tempat yang dapat memungkinkan komunitas anjing berkumpul seperti kafe dan dapat berinteraksi langsung dengan anjing. Apakah anda tertarik untuk mengunjunginya bersama anjing peliharaan anda? 87.0% Ya 13.0% Tidak Gambar Hasil Kuesioner 16 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 16 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Ya % Tidak % Total %

26 37 Pertanyaan tersebut untuk mengetahui ketertarikan responden terhadap kafe dengan adanya anjing di dalamnya sehingga pelanggan dapat bermain dengan anjing serta dapat menjadi tempat berkumpul bagi para pencinta dan komunitas pencinta anjing. Dari total 200 responden, terdapat 174 responden yang tertarik dengan tempat yang menyediakan kebutuhan anjing yang lengkap dan kafe yang dapat dijadikan tempat berkumpul serta dapat berinteraksi langsung dengan anjing dan sebanyak 26 responden tidak tertarik untuk mengunjunginya % 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% Jika kafe memberikan pelayanan yang sigap dan ramah, apakah pelayanan tersebut memberikan anda kenyaman? 98.0% Ya 2.0% Tidak Gambar Hasil Kuesioner 17 Tabel Tabel Jawaban Kuesioner 17 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase Ya % Tidak 4 2.0% Total %

27 38 Dari total 200 responden terdapat 98% responden yang merasa nyaman dengan pelayanan yang sigap dan ramah dan 2% responden tidak suka dengan pelayanan yang sigap. Hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan sebuah tempat dengan pelayanan yang ramah dan sigap dalam menjaga kenyamanan dan kebersihan. Gambar Pertanyaan Nomor 18 Sebagian besar responden menjawab dengan pengadaan pet shop, spa, grooming dan pembuatan komunitas pencinta anjing. Selain itu terdapat beberapa pendapat seperti pembuatan taman untuk anjing dan pengadaan kolam renang untuk anjing.

28 Kesimpulan Customer Insight Kesimpulan dari hasil kuesioner yang disebarkan yaitu dari sebanyak 200 responden menunjukan sebesar 71,5% dari responden berusia diatas 25 tahun bekerja sebagai karyawan dan wirausaha dengan pendapatan rata rata diatas Rp Sebanyak 54% responden (108 responden) memiliki tempat tinggal yang terletak di wilayah Jakarta Utara dan 101 diantaranya memiliki anjing sebagai hewan peliharaan. Selain itu, 87,8% dari responden menyediakan waktunya minimal sekali dalam sebulan untuk perawatan anjingnya dengan biaya rata-rata Rp sampai Rp Tidak jarang juga pemilik menitipkan anjing peliharaannya di tempat penitipan dengan melihat fasilitas yang diberikan seperti kebersihan, kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjingnya. Para responden sebesar 26,7% bergabung dengan komunitas pencinta anjing untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan anjingnya ataupun 33,7% responden mendapatkannya melalui social media. Dari 200 responden, 45,8% dari responden menginginkan sebuah tempat yang menyediakan segala kebutuhan anjing dan sebuah kafe yang dapat dijadikan tempat berkumpul dengan sesama pencinta anjing dan tempat yang dapat berinteraksi langsung dengan anjing. Hal ini dikarenakan susahnya mencari tempat untuk berkumpulnya para pemilik anjing selain di rumah dan di taman.

29 40 Sebanyak 87% responden tertarik dengan adanya kafe yang dapat bermain dengan anjing sambil berkumpul dengan rekannya, perawatan anjing yang terjaga kualitasnya, adanya penitipan anjing yang menjaga kebersihan, kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjing Analisis Pasar Analisa pasar dilakukan untuk mengetahui seberapa luas dan seberapa potensialnya pasar terhadap produk yang dijual. Hal hal dilakukan dalam analisa pasar adalah memperkirakan pangsa pasar luas pasar, saluran distribusi, tingkat permintaan, posisi perusahaan dalam persaingan, mengindentifikasi pelanggan, harga, kualitas, dan strategi strategi yang akan digunakan Analisis Internal dan Eksternal Analisis internal dan eksternal diperlukan untuk membantu sebuah perusahaan dalam menentukan tindakan pencegahan atau antisipasi terhadap perubahan yang terjadi, baik di internal perusahaan maupun eksternal atau lingkungan. Analisis ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam membuat keputusan atau strategi yang akan diambil untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

30 Analisis TOWS Menurut pernyataan Wihrich (1982) yang dikutip oleh Ravanavar dan Charantimath (2012), analisis TOWS merupakan cara efektif untuk mengembangkan sebuah strategi dengan menggabungkan kekuatan yang berasal dari internal dengan peluang dan kekuatan serta menggabungkan kelemahan internal dengan peluang yang berasal dari eksternal dan ancaman. Cara menggunakan analisis TOWS yaitu dengan mengkombinasikan : 1. Strength / Opportunities Mempertimbangkan semua kekuatan yang di tulis satu per satu di SWOT analisis untuk dapat menentukan bagaimana cara memanfaatkan peluang yang berasal dari luar. 2. Strength / Threats Pada Strength dan Threats yaitu mempertimbangkan semua kekuatan yang ditulis satu per satu di SWOT analisis untuk dapat menentukan bagaimana cara memanfaatkan menghindari ancaman yang berasal dari luar. 3. Weakness / Opportunity Mempertimbangkan kelemahan yang ditulis di SWOT analisis untuk dapat menghilangkan kelemahan yang berasal dari internal dengan menggunakan setiap peluang yang berasal dari luar.

31 42 4. Weakness / Threats Mempertimbangkan semua kelemahan yang ditulis di SWOT analisis, berdasarkan setiap ancaman yang ada dapat menghindari keduanya. Tabel TOWS Matriks Internal Strengths (S) Internal Weakness(W) External Opportunities (O) SO: Maxi-Maxi Strategy Strategies thath uses strengths to maximize oppurtunities WO: Mini-Maxi Strategy Strategies that minimize weakness by taking advantage of opportunities External Threats (T) ST: Maxi-Mini Strategy Strategies that uses strengths to minimize threats WT: Mini-Mini Strategy Strategies that minimize weakness and avoid threats (Sumber: Ravanavar dan Charantimath, Strategic Formulation Using TOWS Matrix, 2012, p. 3 4)

32 Analisis Five Forces Gambar Porter s Five Forces Model (Sumber: Turban dan Volonino, Information Technology for Management, 2012, p.18) Model Five Forces merupakan suatu metode analisis untuk memberi gambaran mengenai 5 (lima) kekuatan utama, baik sebagai tekanan ataupun pacuan, yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan dalam suatu industri dan membantu manajemen dalam menentukan strategi mana yang diambil untuk kelangsungan perusahaan (Turban dan Volonino, 2012). Menurut Porter s Five Forces Model, terdapat 5 (lima) kekuatan utama dalam suatu kompetisi yaitu:

33 44 1. Ancaman kompetitor baru Sebuah industri yang memperoleh profit margin yang besar akan lebih menarik para pesaing atau pendatang baru untuk terjun dalam industri tersebut dibandingkan dengan suatu industri yang memperoleh profit margin yang lebih sedikit. Para pengusaha akan saling bersaing untuk menarik atau mempertahankan konsumen baik dengan menurunkan harga produk atau jasa ataupun memberikan pelayanan yang lebih baik. Tahap ini menjelaskan bagaimana kekuatan industri memberi hambatan masuk pada para kompetitor atau bagaimana kemudahan suatu kompetitor untuk memasuki sebuah industri. Hambatan masuk kompetitor terbilang rendah apabila perusahaan yang ada memiliki suatu produk yang susah untuk di duplikasi ataupun harganya sangat mahal sehingga mengurangi kompetitor yang ingin memasuki industri tersebut. 2. Daya tawar pemasok Pada poin ini menjelaskan mengenai bagaimana kekuatan suatu pemasok terhadap perusahaan. Apabila semakin banyak pemasok dalam suatu industri maka pemasok mempunyai daya tawar yang rendah dengan profit margin yang lebih sedikit.

34 45 3. Daya tawar konsumen Daya tawar konsumen merupakan hal yang berkebalikan dengan daya tawar pemasok. Semakin banyak konsumen dalam suatu pasar (market) maka daya tawar konsumen tinggi. 4. Ancaman produk atau jasa pengganti Kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan inovasi dalam produknya merupakan salah satu cara untuk menangani ancaman produk atau jasa pengganti. Semakin banyak produk atau jasa pengganti, maka harga akan semakin murah dan menurunkan profit margin. 5. Persaingan di antara pemain yang sudah ada Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan kompetitor yang ada dalam industri. Perusahaan biasanya bersaing dalam hal pemasangan iklan, promosi dan investasi dalam pengembangan (research and development) produk. Persaingan ini akan dinilai tinggi apabila ancaman kompetitor baru rendah, ancaman produk pengganti tinggi, dan daya tawar pemasok dan konsumen dapat dikendalikan. Oleh karena itulah alasan kenapa persaingan antar pemain yang sudah ada ini menjadi pusat dalam model ini.

35 Analisis PESTEL Analisis PESTEL (Politic, Economic, Social, Technology, Environmental, Legal) digunakan sebagai alat untuk memberikan gambaran luas mengenai lingkungan dimana perusahaan beroperasi. Secara khusus, analisis ini digunakan untuk memahami risiko yang terkait dengan peningkatan atau penurunan dari kebutuhan pasar. Keenam elemen PESTEL ini membentuk kerangka kerja untuk meninjau situasi dan strategi atau posisi perusahaan, proporsi pemasaran ataupun ide. Politic. Faktor yang menentukan seberapa jauh pemerintah dapat mempengaruhi ekonomi atau industri tertentu. Beberapa contoh faktor politik yaitu kebijakan pajak, kebijakan fiskal dan tarif perdagangan yang berpengaruh pada lingkungan bisnis. Economic. Faktor yang menentukan kinerja perekonomian dunia dan berdampak langsung pada perusahaan. Seperti kenaikan tingkat inflasi yang akan mempengaruhi harga produk. Berikut beberapa faktor ekonomi yaitu tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar mata uang asing dan pola pertumbuhan ekonomi. Social. Faktor yang meneliti lingkungan sosial pada pasar dan faktor penentu lainnya seperti budaya, demografis dan analisis populasi. Technology. Faktor yang berkaitan dengan inovasi dalam teknologi yang berpengaruh terhadap operasional perusahaan.

36 47 Environmental. Faktor ini merupakan pengaruh lingkungan sekitar terhadap perusahaan, seperti iklim, cuaca, lokasi geografis dan perubahan iklim global. Legal. Faktor ini memiliki sisi eksternal dan internal. Terdapat hukumhukum yang mempengaruhi lingkungan bisnis pada negara tertentu dan kebijakan perusahaan dalam mempertahankan bisnis mereka. Contoh faktor legal yaitu undang-undang konsumen, standar keselamatan dan hukum perburuhan Business Model Canvas Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009), Business Model Canvas digunakan untuk dapat memperjelas bisnis yang akan dibangun dan dapat mengetahui gambar mengenai keseluruhan proses bisnis yang akan dibuat. Business Model Canvas juga dapat menggambarkan tentang bagaimana menciptakan dan memberikan nilai dari bisnis Customer Segments Segmentasi pelanggan merupakan pembagian pasar menjadi suatu kelompok yang bertujuan untuk dicapai atau menjadi target dari suatu produk. Terdapat beberapa tipe dari segmentasi pelanggan: a. Mass Market Mass market merupakan suatu model bisnis yang berfokus pada suatu kelompok besar tanpa dibedakan menjadi segmen-segmen

37 48 sehingga proses distribusi, proporsi nilai dan hubungan pelanggan berfokus pada satu kelompok karena memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. b. Niche market Niche market merupakan bisnis model yang berfokus pada segmen yang spesifik dan terspesialisasi sehingga proses distribusi, proporsi nilai dan hubungan pelanggan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari sebuah niche market. c. Segmented Segmented merupakan bisnis model yang membedakan segmen pelanggan berdasarkan kebutuhan dan masalah. d. Diversified Model bisnis yang melakukan diversifikasi dengan dua segmentasi pelanggan yang tidak berhubungan dan mempunyai kebutuhan dan masalah yang berbeda. e. Multi-Sided Platforms (Multi-Sided Market) Multi-Sided Platforms merupakan beberapa pengembang produk yang menggabungkan dua atau lebih segmentasi yang saling tergantung.

38 49 Segmentasi pelanggan pada model bisnis Pooch Village fokus pada beberapa segmentasi pelanggan berikut. 1) Komunitas pencinta anjing 2) Pencinta dan pemilik anjing 3) Masyarakat di Jakarta 4) Usia tahun 5) Middle-high SES 6) Pendapatan diatas Rp per bulan Value Propositions Value proposition merupakan nilai dari produk atau jasa yang akan ditawarkan kepada segmentasi pelanggan untuk memenuhi apa yang dibutuhkan pelanggan dan memecahkan masalah pelanggan. Value proposition merupakan sebuah alasan kenapa pelanggan akan memilih produk kita. Value propositions yang Pooch Village berikan kepada pelanggan yaitu: 1) One stop dog s solution (kafe, grooming dan spa, penitipan anjing dan klinik hewan) 2) Pemantauan CCTV online 3) Menawarkan customer experience yang baru 4) Pelayanan yang sigap

39 Channel Channel menggambarkan bagaimana perusahaan dapat mengkomunikasikan value proposition dari produk kepada segmentasi pelanggan. Channel mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Meningkatkan kesadaran pelanggan tentang produk dan jasa dari perusahaan. 2. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi value proposition dari produk. 3. Membantu dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan. 4. Memberikan value proposition kepada pelanggan. 5. Menyediakan dukungan kepada pelanggan setelah pembelian. Beberapa channel pada Pooch Village yang digunakan untuk mengkomunikasikan value proposition yang diberikan kepada pelanggan yaitu: 1) Toko 2) Advertising 3) Social media (Instagram, Twitter, Facebook) 4) Website 5)

40 Customer Relationship Customer relationship merupakan cara bagaimana membangun hubungan dan menjalin hubungan dengan pelanggan. Customer relationship dapat dibuat dan dijalin melalui beberapa kategori berikut : 1. Personal Assistance Pada personal assistance, mendasarkan dengan hubungan dengan antar manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan seorang customer service yang dapat membantu pelanggan setelah proses pembelian selesai. 2. Dedicated Personal Assistance Pendekatan ini menggunakan personal assistance yang dikhususkan langsung secara personal untuk membantu pelanggan dan bersifat jangka panjang. 3. Self-Service Tipe relationship ini yaitu dengan menyediakan semua yang dibutuhkan oleh pelanggan sehingga pelanggan dapat melayani dan membantu diri sendiri. 4. Automatic Service Tipe relation ini mencampurkan proses layanan mandiri yang lebih canggih dengan pelayanan otomatis. Misalnya, profil personal online yang memberikan akses kepada pelanggan dengan menggunakan layanan sesuai dengan yang diinginkan.

41 52 5. Communities Dalam menjangkau segmen pasar yang lebih luas maka perusahaan dapat menggunakan komunitas sebagai fasilitas agar pelanggan dapat berhubungan dengan anggota komunitas. Pendekatan ini dapat memperluas kemungkinan pelanggan untuk mengerti tentang produk atau jasa dari suatu perusahaan dan saling bertukar informasi. 6. Co-Creation Dengan pendekatan ini maka pelanggan dapat secara langsung memberikan masukan kepada perusahaan sehingga dapat lebih membangun, memperbaiki, dan menjaga kualitas dari produk atau jasa. Pooch Village membuat komunitas pencinta anjing, website, , social media dan membership card yang digunakan untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan Revenue Streams Revenue streams merupakan sumber inti sebagai pendapatan dari penjualan produk dan jasa. Jenis pendapatan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : 1. Pendapatan transaksi yang didapat dari satu kali pembayaran oleh pelanggan.

42 53 2. Pendapatan berulang didapat dari pembayaran dari proporsi nilai yang diberikan atau memberikan dukungan pelayanan lebih kepada pelanggan pasca-pembelian. Revenue stream Pooch Villagei dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Human dan Dog. 1) Human a. Penjualan makanan dan minuman b. Penyewaan tempat c. Penjualan tiket 2) Dog a. Penjualan makanan anjing b. Penjualan produk perawatan dan aksesoris anjing c. Jasa perawatan (grooming dan spa) d. Jasa penitipan anjing e. Klinik hewan f. Jasa penjemputan anjing Key Resources Untuk membangun sebuah bisnis, maka diperlukan sumber daya utama yang menggambarkan aset-aset penting yang dapat mendukung bisnis agar dapat berjalan lancar seperti penawaran value proposition, menjangkau pasar, menjalin hubungan dengan pelanggan dan menghasilkan pendapatan.

43 54 Key resource Pooch Village dibagi menjadi dua karena fokus pada dua jenis bisnis yaitu: 1) Human a. Bahan baku makanan dan minuman b. Karyawan 2) Dog a. Dokter hewan b. Peralatan anjing (grooming dan hospitality) Key Activities Dalam sebuah bisnis membutuhkan aktivitas kunci yang merupakan hal penting dalam menjalankan bisnis model agar bisnis dapat berjalan dengan sukses. Aktivitas kunci diperlukan untuk menawarkan value proposition, menjangkau pasar, dan menjalin hubungan dengan pelanggan dan menghasilkan pendapatan. Berikut key activities yang dilakukan oleh Pooch Village dalam kegiatan bisnisnya: 1) Menjual makanan dan minuman untuk manusia 2) Menjual produk makanan, aksesoris dan produk perawatan anjing 3) Mengadakan event (seminar, gathering dan kompetisi) 4) Perawatan anjing (grooming, spa dan cek kesehatan) 5) Pelatihan karyawan (grooming dan hospitality) 6) Pengadaan persediaan kafe

44 Key Partnership Key partnership merupakan bagian dalam bisnis model yang berfungsi untuk menjalin hubungan kemitraan dengan pemasok agar bisnis dapat berjalan dengan lancar. Beberapa partner yang dimiliki Pooch Village untuk menjalankan bisnis yaitu: 1) Komunitas pencinta anjing 2) PERKIN 3) Jakarta Grooming School (Sekolah khusus perawatan anjing) 4) Kennel 5) Pemasok makanan dan aksesoris anjing Cost Structure Cost structure menjelaskan biaya apa saja yang menjadi pendukung dalam menjalankan model bisnis yang dirancang. Beberapa faktor yang dapat menjadi sumber biaya adalah membuat dan menawarkan value proposition, menjalin hubungan dengan pelanggan dan menghasilkan pendapatan. Cost structure Pooch Village dibagi menjadi 2 (dua) karena mempunyai dua sumber biaya, yaitu: 1) Human a. Bahan baku makanan dan minuman b. Gaji karyawan

45 56 c. Biaya iklan d. Legal Fee e. Biaya operasional f. Biaya pelatihan karyawan 2) Dog a. Shampoo b. Produk anjing (aksesoris, makanan dan produk perawatan) c. Biaya dokter hewan d. Biaya penjemputan anjing Strategi Pemasaran Analisis Strategi Pemasaran STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Segmenting Menurut Kasali, et al (2010), segmentasi merupakan strategi yang digunakan untuk membagi pasar dari jumlah besar ke dalam kelompok-kelompok yang lebih homogen (contohnya membagi pasar untuk laki-laki dewasa saja dengan penghasilan di bawah lima juta rupiah per bulan).

46 57 Strategi segmentasi dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu : a. Geografi, membagi pasar menjadi beberapa segmen yang berbeda, seperti berdasarkan Negara, wilayah, kota, daerah atau rumah tangga. b. Demografi, membagi pasar berdasarkan siapa yang akan membeli produk kita. Pasar dibagi berdasarkan beberapa faktor seperti usia, gender, penghasilan dan kelas sosial ekonomi. c. Psychographic, membagi pasar berdasarkan faktor kenapa mereka akan membeli produk. Pasar dibagi berdasarkan beberapa faktor yang berbeda, seperti gaya hidup, kepribadian, dan nilai-nilai yang mereka anut. d. Behavioral, pasar dibagi berdasarkan perilaku konsumen seperti sikap, pemakaian dan tanggapan konsumen terhadap produk tertentu. e. Individual, pada segmentasi ini, perusahaan dituntut untuk menggunakan variabel yang lebih spesifik atau paling dekat dengan perilaku pelanggan karena pelanggan dianggap sebagai individu-individu yang berbeda satu sama lain.

47 Targeting Menurut Kasali, et al (2010), untuk dapat mencapai target segmen pasar yang dituju maka diperlukan cara untuk dapat menjangkaunya. Target segmen pasar yang berhasil harus memberikan 5 (lima) reaksi terhadap beberapa kriteria berikut, yaitu : a. Measurable Ukuran, daya beli, dan karakteristik dari segmen pasar harus dapat diukur. b. Substantial Segmen yang terbesar adalah segmen yang menguntungkan dan dapat dilayani. Segmen tersebut dapat disesuaikan dengan program pemasaran. c. Accessible Target segmen pasar harus dapat dicapai dan dilayani. d. Differentiable Segmen yang dituju akan memberikan respon yang berbeda terhadap cara pemasaran yang dilakukan. e. Actionable Program yang efektif dibutuhkan untuk dapat mencapai target segmen pasar yang dituju.

48 Positioning Positioning adalah cara untuk membuat penawaran dari perusahaan dan image agar dapat diingat oleh target pasar (Kasali, et al.,2010). Tujuannya adalah untuk mepermudah pelanggan dalam mengingat brand untuk mencapai keuntungan perusahaan yang optimal Marketing Mix Marketing mix merupakan faktor-faktor yang digunakan untuk mempengaruhi penjualan produk. Marketing mix yang biasanya disebut dengan 7P mempunyai 7 (tujuh) faktor yaitu product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence (Kotler dan Keller, 2012) Product Produk merupakan barang atau jasa yang dapat ditawarkan ke pasar sehingga dapat dikonsumsi dan digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Produk harus ditetapkan secara tepat kepada pasar yang dituju sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat meningkatkan keuntungan jangka panjang.

49 Price Harga merupakan sebuah faktor yang paling penting dalam sebuah bisnis karena dapat menentukan kualitas yang akan diperoleh oleh pelanggan. Dalam marketing mix, price merupakan salah satu elemen dalam menentukan pendapatan. Untuk dapat menentukan pendapatan, maka perusahaan perlu untuk mengkalkulasikan biaya COGS, waktu pengerjaan, channel dan kegiatan operasional Place Tempat merupakan faktor yang penting juga setelah harga karena dalam membangun sebuah usaha maka memerlukan tempat yang strategis agar bisnis dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan keuntungan bagi penjual dan konsumen. Bagi penjual dengan tempat yang strategis maka akan lebih mudah untuk menjual produk kepada konsumen. Bagi konsumen, tempat yang strategi maka akan mempermudah konsumen untuk menjangkau Promotion Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan dan mengkomunikasikan produk atau jasa kepada target

50 61 pasar sehingga konsumen lebih mengenal produk dari suatu perusahaan dan tertarik untuk membeli. Promosi dapat menggunakan berbagai cara yaitu dengan sales promotion, events, direct marketing, word-of-mouth marketing dan personal selling People People merupakan orang yang terlibat dalam proses bisnis, baik secara langsung berhubungan dengan pelanggan maupun tidak langsung berhubungan. Orangorang yang berhubungan langsung dengan pelanggan akan memberikan efek yang mendalam pada kepuasan pelanggan. Reputasi brand terletak pada orang atau karyawan. Oleh karena itu, mereka harus diberikan pelatihan dan motivasi untuk mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik Process Process merupakan bagaiaman cara kita memberikan pelayanan kepada pelanggan dan sikap dari orang yang memberikan pelayanan merupakan hal yang penting terhadap kepuasan pelanggan. Pelayanan yang diberikan dapat berbagai macam, seperti menyediakan pengantaran

51 62 barang hingga sampai ke tujuan dan menjemput binatang untuk penitipan hewan Physical Evidence Physical evidence merupakan bukti nyata dari service yang diberikan. Physical evidence dapat disajikan dalam bentuk penataan gedung dan interior dari perusahaan. Menyajikan fasilitas yang bersih, rapi dan tersusun dengan baik akan membantu untuk meyakinkan pelanggan Perencanaan dan Perkiraan Keuangan Keuangan merupakan penyokong dalam menjalankan suatu kegiatan maupun bisnis agar dapat bertahan dan berkembang. Perencanaan keuangan yang baik mampu menggambarkan potensi kelangsungan hidup dari suatu bisnis. Perencanaan keuangan merupakan proses yang berkelanjutan dalam mengelola keuangan perusahaan agar mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Perkiraan keuangan merupakan pembuatan laporan untuk membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan di masa mendatang. Perkiraan keuangan ini bisa saja tidak tepat karena hanya bersifat meramalkan dan dapat berbeda dengan keadaan sebenarnya.

52 63 Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai kegiatan perusahaan dalam waktu tertentu dalam bentuk angka. Terdapat 3 (tiga) laporan keuangan dasar dalam suatu perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. 1. Neraca (Balance Sheet) Neraca berisi laporan yang menunjukkan aset, kewajiban dan ekuitas pemilik suatu perusahaan dalam waktu yang telah ditentukan (Keown, Martin dan Petty, 2011). Neraca dapat digunakan sebagai gambaran keadaan keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu. Neraca dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam periode tertentu untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam keadaan baik atau tidak, investor maupun pihak yang memerlukan dapat melihat dari kondisi neraca perusahaan tersebut. Neraca merupakan laporan keuangan yang paling mendasar dengan formula : Assets = Liabilities + Equity. Pada sisi sebelah kiri, terdapat assets yaitu berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan yang merupakan investasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan melalui kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan pada sisi kanan, liabilities merupakan pendanaan dari kreditor atau merupakan kewajiban, equity merupakan hak pemilik dalam aset perusahaan tersebut.

53 64 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Menurut Keown, Martin dan Petty (2011), laporan laba rugi mengindikasikan jumlah keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam waktu tertentu, sering kali dalam jangka 1 (satu) tahun. Laporan laba rugi mencatat gambaran semua aktivitas dalam perusahaan, baik pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Net income perusahaan biasanya terdapat di bagian bawah laporan. Laporan laba rugi dapat mengukur performa keuangan perusahaan. Pemilik perusahaan, kreditur, maupun pihak lainnya dapat melihat performa perusahaan tersebut dan melihat laporan mengenai pendapatan dan beban perusahaan selama waktu tertentu. Dari laporan laba rugi dapat dilihat apakah perusahaan menghasilkan laba atau rugi. 3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) Perusahaan membutuhkan dana tunai atau kas dalam menjalankan usahanya. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan mengenai transaksi-transaksi pemasukan dan pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan kas sehingga jika telah digambarkan dengan benar dan detail maka dapat mengidentifikasi kapan dan berapa banyak keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan (Bygrave dan Zacharakis, 2014).

54 65 Gambar Contoh Laporan Arus Kas (Sumber: Keown, Martin Petty, Foundation of Finance 7 th edition, 2011, p.65) Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (2011), laporan arus kas baik dalam penerimaan maupun pengeluaran kas tergolong kedalam tiga kategori, yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas keuangan. a. Alur kas dari aktivitas operasional yaitu termasuk dalam transaksi kas yang dapat menghasilkan pendapatan dan beban. Transaksi ini juga yang menentukan dalam laporan laba rugi.

55 66 b. Alur kas dari aktivitas investasi termasuk dalam transaksi keuangan yang bertujuan untuk membeli atau menjual investasi, properti, bangunan, dan perlengkapan serta meminjam dan mengumpulkan pinjaman. c. Alur kas dari aktivitas keuangan yaitu memperoleh kas dengan menerbitkan pinjaman dan memperoleh kas dari para pemegang saham, membeli saham dan membayar dividen. Alur kas dari aktivitas operasional merupakan kategori yang penting karena menunjukan kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Sumber kas dari kegiatan operasional ini yang umumnya dianggap sebagai pengukuran yang terbaik untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup untuk kelangsungan perusahan tersebut. Selain untuk mencatat kegiatan transaksi pemasukan dan pengeluaran kas, laporan arus kas juga berguna untuk memberikan informasi yang diperlukan investor, kreditor dan pihak lainnya (Kimmel, Weygandt, dan Kieso, 2011). i. Melihat kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas pada masa depan. ii. Melihat kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajiban (obligations).

56 67 iii. Melihat alasan adanya perbedaan antara net income dan arus kas dari aktivitas operasional. iv. Melihat transaksi investasi dan keuangan dalam periode tertentu Analisis Kelayakan Usaha Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi suatu usaha pada masa mendatang. Dari analisis ini diharapkan dapat mengetahui risiko yang dihadapi dan kelayakan suatu usaha untuk investasi Free Cash Flow Menurut Warren, Reeve, Duchac (2009) Free cash flow adalah sebuah ukuran dari aliran cash flow operasional yang tersedia untuk keperluan perusahaan setelah mencadangkan penambahan fixed asset yang cukup untuk mempertahankan kapasitas produktif. Cara untuk menghitung free cash flow : Free Cash Flow : Cash flow from operating activities Less : Investments in fixed assets to maintain current production Free cash flow $XXX $XXX $XXX

57 Net Present Value (NPV) NPV merupakan proposal investasi dengan melakukan selisih antara nilai saat (present value) ini dari hasil proyeksi pendapatan bersih yang diharapkan di masa mendatang dengan nilai investasi awal saat ini (Keown, Martin dan Petty, 2011). NPV = PV benefits PV costs PV benefits = dimana : FCF n = pendapatan bersih pada tahun ke n k n = rate of return perusahaan = lamanya waktu NPV memiliki kelemahan yaitu NPV merupakan penghitungan yang detail sehingga membutuhkan alat bantu seperti kalkulator finansial atau spreadsheet. NPV tidak bisa menganalisis pemilihan alternatif usaha dengan jumlah investasi dan waktu yang berbeda Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan perhitungan suku bunga yang setara dengan nilai investasi awal saat ini dengan pendapatan bersih yang diharapkan. PV cost = 0

58 69 dimana : FCF n = pendapatan bersih pada tahun ke n IRR = internal rate of return n = lamanya waktu Metode Payback Period Payback period merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali pengeluaran kas awal yang merupakan sebuah investasi (Keown, Martin dan Petty, 2011). Berikut formula payback period. Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mendapat kembali investasi awal yang digunakan dalam bisnis ini dan akan memberikan keyakinan pada investor jika bisnis ini cukup potensial. Kekurangan dalam metode ini yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang dan tidak dapat menganalisis arus kas setelah pengembalian investasi awal tercapai.

59 Analisis Break Even Point (BEP) BEP merupakan suatu titik atau kondisi perusahaan dimana pendapatan dari bisnis sama dengan modal yang diperlukan untuk membuat bisnis tersebut (EBIT = 0). Menurut Keown, Martin dan Petty (2011), analisis BEP digunakan baik oleh perusahaan yang kecil dan besar untuk memperoleh informasi yang dinilai bermanfaat bagi perusahaan untuk membantu dalam membuat keputusan bagi perusahaan. Analisis BEP memungkinkan karyawan bagian keuangan untuk menentukan kuantitas produk yang harus dijual agar dapat menanggulangi biaya operasional dan menghitung EBIT yang akan dicapai pada berbagai tingkat output (output levels). 1. Elemen Model Break Even Point Dalam implementasi model Break-Even, biaya produksi perusahaan tergolong dalam 2 (dua) kategori, yaitu fixed costs dan variable costs. Fixed Costs. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh produksi unit dan penjualan perusahaan. Beberapa contoh fixed costs yaitu depreciation, pajak properti dan biaya sewa. Variable Costs. Variable costs akan berubah seiring dengan perubahan jumlah output. Cara menghitung total variable costs yaitu dengan mengalikan (multiply) dengan jumlah yang diproduksi dan terjual. Total variable costs dan penjualan (sales) berbanding lurus, bila penjualan naik 10% maka

60 71 variable costs juga meningkat 10%. Beberapa contoh variable costs yaitu biaya bahan bakar, listrik, packaging dan komisi penjualan. Gambar Perilaku Total, Fixed dan Variable Costs dengan Jumlah Produksi Unit (Sumber: Keown, Martin Petty, Foundation of Finance 7 th edition, 2011, p. 340) Semivariable (Semifixed) Costs. Tidak semua orang percaya bahwa semua biaya (cost) seperti yang dideskripsikan diatas hanya fixed costs dan variable costs. Tidak ada hukum atau ilmu accounting yang menyatakan bahwa elemen costs selalu fixed dan variable. Hal ini tergantung pada kondisi spesifik suatu perusahaan. Ada beberapa biaya yang fixed untuk sementara kemudian meningkat seiring dengan kenaikan tingkat produksi, kembali dalam keadaan fixed, dan meningkat lagi. Biaya ini yang disebut dengan semivariable costs.

61 72 Gambar Perilaku Semivariable Costs dengan Jumlah Produksi Unit (Sumber: Keown, Martin dan Petty, Foundation of Finance 7 th edition, 2011, p.341) Total Revenue dan Volume Output. Selain fixed dan variable costs, ada elemen penting dalam model BEP ini yaitu total revenue yang merupakan penjualan produk dengan cara mengalikan harga produk dengan jumlah produk yang terjual dan volume output yaitu operasional perusahaan yang dapat diindikasikan dengan kuantitas atau jumlah unit atau penjualan dalam bentuk mata uang (revenue).

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Business Model Canvas dalam Pooch Village. Business Model Canvas ini terdiri dari Customer Segments, Value Propositions, Channels,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: STRATEGI PEMASARAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

PENGANTAR BUSINESS PLAN

PENGANTAR BUSINESS PLAN PENGANTAR BUSINESS PLAN Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian business plan 2. Latar belakang penyusunan business plan 3. Tujuan business plan 4. Manfaat business plan 5. Elemen dasar business plan 6. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Pada penelitian ini riset yang digunakan adalah riset deskriptif. Riset deskriptif berasal dari kata to describe berarti menggambarkan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI I. Peluang Pasar Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengenal peluang peluang pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menggantungkan diri pada produk dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HARGO SUKSES MANDIRI adalah perusahaan pelayanan yang mengkhususkan diri pada penyedia dan pengelola tenaga kerja jasa keamanan, berdiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang diprioritaskan konsumen dalam memilih sebuah salon Berdasarkan hasil pengujian Cochran setiap variabel yang terdapat pada kuesioner penelitian,

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Definisi business model canvas menurut Osterwalder (2010) adalah sebuah bisnis model yang menjelaskan dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan,

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN SUMBER DANA YANG TERBAIK RENCANA KEUANGAN, PEMBELANJAAN PENGGUNAAN DANA YANG TERBAIK Pemilihan sumber dana SUMBER DANA KEBAIKAN KELEMAHAN Dari dalam Dapat digunakan sewaktu-waktu Tidak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

3.9 Penyebaran Kuesioner Pendahuluan Pengolahan Kuesioner Pendahuluan Identifikasi Variabel Penelitian

3.9 Penyebaran Kuesioner Pendahuluan Pengolahan Kuesioner Pendahuluan Identifikasi Variabel Penelitian ABSTRAK Hypermart adalah salah satu usaha ritel yang terdapat di Bandung Indah Plaza (BIP) yang berdiri sejak BIP melakukan renovasi yaitu pada akhir tahun 2005. Pada awal-awal pembukaan Hypermart penjualan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS NASI PUYENG (FASE PENGEMBANGAN) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS NASI PUYENG (FASE PENGEMBANGAN) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS NASI PUYENG (FASE PENGEMBANGAN) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen M. Diffa Ghassana 1111001004 PROGRAM SARJANA STRATA 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perencanaan bisnis Rimora Pay yang nantinya akan berlokasi di Semarang. Alasan peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS MELATI WIBOWO SEKAR TUGAS AKHIR

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS MELATI WIBOWO SEKAR TUGAS AKHIR RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS MELATI WIBOWO SEKAR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 ELLY LISTYA WIBOWO NIM. 1121001011 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN. 27 Juni 2014 (RENCANA BISNIS)

BUSINESS PLAN. 27 Juni 2014 (RENCANA BISNIS) BUSINESS PLAN 27 Juni 2014 (RENCANA BISNIS) DAPAT PINJAMAN APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN? Langkah Awal Berani bermimpi Cari bisnis yang Anda sukai Pilih rekan Pilih modal Rencanakan Lakukan Baca, Pahami,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN 1.0. Informasi Umum Perusahaan 1.1. Visi (Nama Usaha) Misi (Nama Usaha) 1.2. Tujuan Strategis Perusahaan, adalah : 1.3. Lokasi dan Fasilitas Perusahaan Lokasi Perusahaan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. : Kucing anggora dan peralatan perawatannya : nologaten. Gg selada,seleman Yogyakarta

BAB 1 LATAR BELAKANG. : Kucing anggora dan peralatan perawatannya : nologaten. Gg selada,seleman Yogyakarta BAB 1 LATAR BELAKANG Nama Perusahaan : Meong pus (Cat shop) Bidang Usaha : Peternakan Jenis Produk : Kucing anggora dan peralatan perawatannya Alamat Perusahaan : nologaten. Gg selada,seleman Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Natura Foods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri minuman dalam kemasan gelas dan sachet. Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada

BAB V KESIMPULAN. HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada BAB V KESIMPULAN HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada penyediaan produk furniture multifungsi. Bisnis ini memberikan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan produk furniture

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Spa adalah salah satu alternatif pilihan masyarakat Bandung untuk melepaskan lelah. Melihat hal ini, pengusaha Delta Spa di Jakarta berminat mengembangkan usaha spa pria di Bandung, karena belum

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

SUATU DOKUMEN YG MENYATAKAN KEYAKINAN ATAU KEMAMPUAN SEBUAH BISNIS UNTUK MENJUAL BARANG ATAU JASA DG MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YNG MENARIK.

SUATU DOKUMEN YG MENYATAKAN KEYAKINAN ATAU KEMAMPUAN SEBUAH BISNIS UNTUK MENJUAL BARANG ATAU JASA DG MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YNG MENARIK. BUSINESS PLAN SUATU DOKUMEN YG MENYATAKAN KEYAKINAN ATAU KEMAMPUAN SEBUAH BISNIS UNTUK MENJUAL BARANG ATAU JASA DG MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YNG MENARIK. SEBUAH SELLING DOKUMEN YANG BERISI DAYA TARIK DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci