BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Definisi business model canvas menurut Osterwalder (2010) adalah sebuah bisnis model yang menjelaskan dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan dan ditangkap nilainya. Osterwalder merancang sebuah template yaitu 9 Building Blocks untuk prototipe strategi bisnis melalui struktur organisasi, proses, dan sistem. Business model canvas berisi 9 elemen dasar yang terdiri dari key activities, key resources, value proposition, customer segment, customer relationship, channel, cost structure, revenue stream, dan key partners. Business model canvas ini akan digunakan untuk dasar dalam membuat business model creation. Gambar 2.1 : Template Business Model Canvas Sumber : Business Model Generation,

2 Elemen Dasar Business Model Canvas 1. Customer Segments Untuk membangun model bisnis yang efektif, perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan yang akan dilayani. Berbagai set pelanggan dapat tersegmentasi berdasarkan kebutuhan yang berbeda dan atribut untuk memastikan pelaksanaan yang tepat dari strategi perusahaan untuk memenuhi karakteristik kelompok yang dipilih dari klien. Berbagai jenis segmen pelanggan yaitu: Pasar Umum : Tidak ada segmentasi khusus untuk perusahaan yang mengikuti unsur pasar massa sebagai organisasi menampilkan pandangan yang luas potensi klien. Pasar Niche : Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan khusus dan karakteristik klien. Tersegmentasi : Sebuah perusahaan yang memberlakukan segmentasi tambahan yang ada dalam segmen pelanggan. Dalam situasi tersegmentasi, bisnis mungkin lebih lanjut membedakan klien berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendapatan. Diversifikasi: Sebuah bisnis menyajikan segmen pelanggan berganda dengan kebutuhan yang berbeda dan karakteristik. Multi-Sided Landasan atau Pasar: Untuk memperhalus operasi bisnis sehari-hari beberapa perusahaan akan melayani segmen pelanggan yang saling tergantung.

3 25 2. Value Proposition Value proposition pada business model canvas adalah pandangan keseluruhan dari perusahaan rangkaian produk dan layanan yang bersama-sama mewakili nilai untuk segmen pelanggan tertentu. Ini adalah rangkaian produk dan jasa bisnis yang dapat menawarkan memenuhi kebutuhan pelanggan, karena dengan value prosition ini dapat membedakan satu merek dengan merek lainnya. Value proposition perusahaan adalah pembedaan antara dirinya dengan para pesaingnya (Osterwalder, 2010). Value proposition memberikan nilai melalui berbagai elemen seperti kebaruan akan produk, hasil pelaksanaan, kustomisasi, bagaimana produknya berfungsi membantu pelanggan untuk menyelesaikan pekerjannya dan kenyamanan atau kegunaan. Value proposition dapat diukur dua aspek, yaitu: Kuantitatif - harga dan efisiensi Kualitatif - pengalaman pelanggan secara keseluruhan dan hasil Atribut yang terdapat dalam value proposition adalah sebagai berikut : 1. Newness Menciptakan nilai untuk pelanggan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

4 26 2. Performance Meningkatkan kinerja produk atau jasa yang mampu memberikan kontribusi untuk penciptaan nilai pelanggan. 3. Customization Melakukan kostumisasi untuk kebutuhan spesifik pelanggan dalam menciptakan nilai akhir. Pendekatan ini memungkinkan untuk produk atau layanan yang disesuaikan dalam mengambil keuntungan. 4. Getting the job done Memudahkan konsumen untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. 5. Design Disain merupakan elemen penting namun disini sulit untuk mengukur keyakinan pelanggan, penyedia jasa atau produk harus mengetahui disain seperti apa yang diinginkan pasar. 6. Brand status Dalam hal ini brand merupakan citra dan cerminan dari suatu perusahaan. Konsumen melihat produsen atau jasa yang ditawarkan dan mengenalinya dari merek atau ikon yang ada. 7. Price Harga menawarkan nilai yang sama dengan harga yang lebih rendah ini merupakan cara yang umum untuk memenuhi persaingan yang kompetitif.

5 27 8. Cost reduction Kemampuan dalam membantu pelanggan mengurangi biaya adalah penting, agar produk dan layanan tersedia untuk disesuaikan demi terciptanya nilai. 9. Risk reduction Pengurangan risiko biaya dimaksudkan dengan tujuan agar dapat dijangkau oleh semua segmen konsumen. 10. Accesibility Kemudahan para konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan maupun untuk mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan. 11. Convinience / usability Jaminan layanan untuk membangun hubungan yang erat dengan para konsumen. 3. Channel Sebuah perusahaan dapat memberikan value proposition kepada target pelanggan melalui saluran yang berbeda. Saluran yang efektif akan mendistribusikan value proposition perusahaan nilai dengan cara yang cepat, efisien dan biaya yang efektif. Sebuah organisasi dapat menjangkau klien dengan melalui saluran sendiri, saluran mitra (distributor utama) atau kombinasi keduanya.

6 28 Chanel memiliki beberapa fungsi yaitu adalah meningkatkan kesadaran konsumen atas produk dan jasa perusahaan, membantu konsumen untuk menguji proporsi nilai dari perusahaan, mengizinkan konsumen untuk membeli produk atau jasa tertentu, memberikan konsumen sebuah nilai tertentu, dan menghasilkan dukungan atau pelayanan setelah pembelian. Untuk membangun chanel, melalui 5 tahap yaitu kesadaran, evaluasi, pembelian, pengantaran dan penjualan. Kesadaran adalah ketika membangun kesadaran mengenai produk dan jasa dari perusahaan. Tahap evaluasi ketika kita membantu konsumen untuk mengevaluasi proporsi nilai yang diberikan oleh organisasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu pembelian. Pembelian yang dimaksud terjadi ketika memperbolehkan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang spesifik. Dilanjutkan dengan tahap pengantaran, ketika memberikan proporsi nilai kepada konsumen. Tahap terakhir adalah ketika memberikan dukungan setelah pembelian yang dilakukan oleh konsumen. 4. Customer Relationship Untuk menjamin kelangsungan hidup dan keberhasilan setiap bisnis, perusahaan harus mengidentifikasi jenis hubungan mereka ingin membuat segmen pelanggan mereka. Berbagai bentuk hubungan pelanggan yaitu:

7 29 Bantuan Pribadi: Bantuan dalam bentuk interaksi karyawanpelanggan. Bantuan tersebut dilakukan baik selama penjualan, setelah penjualan, dan atau keduanya Dedikasi Bantuan Pribadi: Yang paling akrab di mana perwakilan penjualan ditugaskan untuk menangani semua kebutuhan dan pertanyaan khusus dari satu klien. Self Service: Jenis hubungan yang menerjemahkan dari tidak langsung interaksi antara perusahaan dan klien. Di sini, sebuah organisasi memberikan peralatan yang diperlukan untuk pelanggan untuk melayani diri mereka sendiri dengan mudah dan efektif. Layanan Otomatis : Sebuah sistem yang mirip dengan self-service namun lebih personal sebagai memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi konsumennya dan preferensinya. Komunitas: Menciptakan komunitas yang memungkinkan untuk interaksi langsung antara klien yang berbeda dan perusahaan. Platform komunitas menghasilkan skenario di mana pengetahuan dapat dibagi dan masalah ini diselesaikan antara klien yang berbeda. Co-creation: Sebuah hubungan pribadi yang diciptakan melalui masukan pelanggan langsung untuk hasil akhir dari produk perusahaan atau jasa.

8 30 5. Revenue Streams. Aliran pendapatan dapat dihasilkan dari setiap segmen pelanggan dengan strategi harga yang berbeda. Ada dua strategi harga dari revenue streams, tetap dan dinamis. Ada dua jenis yang berbeda dari Revenue Streams yang dapat terlibat dalam Business Model Canvas (Osterwalder dan Pigneur, 2010): Pendapatan transaksi dengan pembayaran pelanggan satu kali, Pendapatan berulang yang disebabkan oleh pembayaran yang berkelanjutan untuk menyampaikan, nilai-nilai ke pelanggan atau untuk dukungan purna jual. Konsumen akan memberikan pembayaran untuk beberapa penjualan aset, biaya penggunaan, pembayaran subscription, penyewaan, licensing, pengiklanan dan brokerage fee. Penjualan aset merupakan sebuah pembayaran atas produk atau jasa yang diberikan kepada konsumen. Penggunaan aset yang dimaksud adalah ketika konsumen merasakan daripada keuntungan produk atau jasa. Subscription fees terjadi ketika harus memberikan masa atau waktu untuk menikmati jasa atau produk. Sehingga waktu tersebut itulah yang dibayar oleh konsumen. Penyewaan adalah memberikan pendapatan dengan memberikan keistimewaan konsumen untuk menikmati jasa atau produk. Licensing adalah memberikan jasa atau produk bagi konsumen untuk

9 31 menikmati jasa yang terbatas pengguna. Brokerage fee ketika memberikan pelayanan atau produk atas nama dari perusahaan lain. Pengiklanan memberikan penghasilan ketika kita membantu memasarkan produk atau jasa perusahaan lain. 6. Key Resources Sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan dianggap aset bagi perusahaan, yang diperlukan untuk mempertahankan dan mendukung bisnis yang meliputi value proposition, jangkauan pasar, menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa manusia, keuangan, fisik dan intelektual. Sumber daya utama dikategorikan menjadi empat bagian, yaitu : 1. Fisik, yang meliputi gedung, tanah, kendaraan dan mesin. 2. Intelektual, yang meliputi hak intelektual, hak paten, merek dan database pelanggan. 3. Manusia, yaitu sumber daya manusia yang merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan, maka perusahaan harus dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk mempertahankan sumber daya manusianya. 4. Finansial, yaitu keuangan yang mencerminkan kinerja dari sebuah perusahaan atau perputaran uang yang terjadi dalam perusahan tersebut.

10 32 7. Key Activities Dalam rangka mengeksekusi untuk menjalankan value proposition sebuah perusahaan, hal yang paling penting adalah mengetahui kunci dari kegiatan utama yang akan dijalani. Kegiatan utama adalah dasar untuk menciptakan dan memberikan proposisi penting pada nilai bisnis, untuk mempertahankan hubungan pelanggan, untuk mengakses pasar, dan memperoleh penghasilan dasar. Key Activities dapat dikategorikan menjadi tiga bagian (Osterwalder,2010), yaitu: Produksi, aktivitas yang berhubungan dengan perancangan, pembuatan dan pengiriman produk. Pemecahan masalah, aktivitas yang berhubungan dengan masalah yang ditimbulkan dari produk tersebut. Perusahaan harus dapat mengatasi masalah yang datang dari produk dan bagaimana dapat memenuhi keinginan dari pelanggan supaya produk mereka dapat diterima oleh pelanggan. Platform, bisnis yang aktivitas utamanya berhubungan dengan jaringan dan bergerak dibidang teknologi informasi dan terhubung dengan jaringan internet. 8. Key Partner Dalam rangka mengoptimalkan operasi dan mengurangi risiko model bisnis, organisasi biasanya menumbuhkan hubungan pembeli-

11 33 pemasok sehingga mereka dapat fokus pada kegiatan inti mereka. Aliansi bisnis pelengkap juga dapat dianggap melalui usaha patungan, aliansi strategis antara pesaing atau non-pesaing. Kemitraan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1. Strategi aliansi antar non kompetitif. 2. Kerja sama. 3. Joint venture untuk mengembangkan bisnis baru. 4. Buyer supplier relationship untuk memastikan pemasok terpercaya. Terdapat tiga motivasi utama dalam membangun sebuah kemitraan yang baik, yaitu : Optimization and economic of scale yaitu untuk mengoptimalkan alokasi dari sumber daya dan aktivitas bisnis. Optimization and economic of scale biasanya dibentuk untuk mengurangi biaya dan sering melibatkan outsourcing atau infrastruktur berbagi. Reduction of risk and uncertainty yaitu kerjasama yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam persaingan yang kompetitif. Acquisition of particular resources and activity yaitu perusahaan yang memiliki sumber dayanya sendiri dan melakukan kegiatan bisnis sesuai dengan model bisnisnya. Sebaliknya, mereka memperluas kemampuan mereka sendiri dengan mengandalkan

12 34 perusahaan lain untuk memberikan sumber tertentu atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Kemitraan tersebut dapat termotivasi oleh kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan, lisensi atau akses ke pelanggan. 9. Cost Structure Stuktur biaya yang menjelaskan konsekuensi moneter yang paling penting saat beroperasi di bawah model bisnis yang berbeda. Struktur biaya dibagi menjadi 2 yaitu: Cost-Driven : Model bisnis ini berfokus pada meminimalkan semua biaya dan tanpa memiliki detail tambahan. Value-Driven : Kurang peduli dengan biaya, model bisnis ini lebih berfokus pada menciptakan nilai bagi produk dan layanan mereka. Ada empat karakteristik struktur biaya yang akan dijelaskan sebagai berikut: Biaya Tetap : Biaya yang tidak berubah di seluruh aplikasi yang berbeda, misalnya biaya gaji dan biaya sewa. Biaya Variabel : Biaya ini bervariasi tergantung pada jumlah produksi barang atau jasa. Economies of Scale : Biaya turun karena jumlah permintaan diproduksi yang optimal.

13 35 Economies of Scope : Biaya turun karena menggabungkan bisnis lain yang memiliki hubungan langsung dengan produk asli Daycare Definisi Daycare adalah suatu jenis kelembagaan perawatan diluar rumah bagi anak-anak kecil dari usia lima tahun, lembaga ini independen yang menyediakan fasilitas tempat penitipan anak (pemerintah, swasta atau kombinasi keduanya). Layanan yang diberikan di daycare diantaranya menyediakan tempat yang aman di mana anak-anak akan dirawat sementara ibu mereka bekerja, kesehatan, gizi dan pendidikan komponen (Gadsden & Guijarro, 2012). Daycare identik dengan anak-anak karena konsep awalnya adalah solusi untuk menitipkan anak pada saat orang tuanya bekerja Panti Werdha Panti Werdha diartikan sebagai tempat untuk merawat lansia (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tempat berkumpulnya orang lansia baik secara sukarela maupun karena dititipkan oleh keluarga mereka. Untuk tempatnya ada yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah. Di panti werda sendiri banyak fasilitas dan kegiatan yang diberikan dengan tujuan untuk mandiri dan tetap aktif, juga untuk mencegah kemunduran fisik dan mendorong lansia untuk berkumpul bersama-sama di panti. Tujuan disediakan panti werdha agar

14 36 lansia baik yang tidak memiliki tempat tinggal ataupun lansia yang karena tidak memiliki caregiver di rumah tidak menjadi terlantar Gerontology Di dalam kehidupan manusia dikenal delapan tahapan perkembangan yang telah diakui di dunia barat. Ada tiga tahap utama yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Masing - masing tahapan dibagi menjadi tiga kembali. Anak - anak dibagi menjadi anak- anak masa awal, anak - anak masa tengah dan anak - anak masa akhir. Begitu pula juga untuk remaja dan dewasa (Papalia, 2015). Di dalam perkembangan manusia dikenal ilmu Gerontology adalah sebuah ilmu yang mempelajari usia dan proses pertambahan usia. Ilmu ini tertarik dengan perbedaan yang terjadi pada lansia. Di dalam Gerontology, juga dikenal dengan life span dimana sebuah periode waktu terpanjang dimana satu jenis spesies dapat hidup. Fokus utama ilmu gerontology ini adalah mempelajari berbagai perbedaan dan apa yang terjadi pada orang lanjut usia (Papalia, 2015). Menurut Santrock (2002) lansia menurut pandangan orang Indonesia adalah seseorang yang telah melampaui usia kerja atau sudah menunjukkan ciri - ciri penuaan. Proses penuaan ini sendiri bagi individu akan memiliki tanggapan yang berbeda - beda. Beberapa dapat menerima kemudian beberapa lainnya ada yang tidak menerima (Setiawan, 2013).

15 37 Organisasi kesehatan dunia seperti The World Health Organization (WHO) (Setiawan, 2013), menggolongkan lansia menjadi empat bagian. Pertama adalah usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90 tahun) dan usia sangat tua (di atas 90 tahun). Sedangkan menurut pemerintah Indonesia sendiri batas usia lansia adalah 56 tahun ke atas. Hal ini sama dengan batas usia pensiun seseorang yang disebabkan oleh usia berdasarkan undang - undang tenaga kerja no.13 tahun Sehingga menurut pendapat Setiawan (2013), lansia merupakan perkembangan hidup seseorang. Dimulai dari anak - anak, remaja, dewasa dan berakhir pada masa lanjut usia. Batas yang digunakan adalah usia 56 tahun. mengingat kita berada di Indonesia, maka mengikuti aturan hukum yang berlaku. Lansia sendiri akan mengalami kemunduran baik dari fisik maupun dari psikologis sehingga dianggap kurang mampu untuk melakukan sebuah pekerjaan. Menurut Papalia (2015) usia 56 tahun ke atas termasuk dalam dewasa tengah dan dewasa akhir. Terjadi beberapa tanda - tanda baik secara fisik, kognitif dan psikososialnya. Perubahan yang terjadi tidak dapat disamaratakan karena akan tergantung dengan keadaan dari individu masing - masing. Bila pada fisik ditandai dengan perubahan penurunan kemampuan sensorik, respon, tenaga dan kesehatan. Pada wanita seringkali telah menopause. Secara kognitif ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah yang tinggi, kreatifitas mulai menurun tetapi secara akualitas meningkat, karir

16 38 sudah lebih stabil, beberapa kemampuan intelegensi dan ingatan menurun. Tetapi biasa ada yang dapat menggantikan kemampuan intelegensi dan ingatan dengan kemampuan lain atau sudah menemukan bagaimana cara untuk mengatasinya (Papalia, 2015). Bila dilihat dari psikososial muncul tanggung jawab ganda untuk menjaga orang tua dan anak, bersiap untuk melepaskan anak keluar dari rumah untuk membentuk keluarga baru, pensiun, kehilangan orang di sekitar (teman atau pasangan hidup) dan mulai mencari arti kehidupan (Papalia, 2015). Hal ini juga diutarakan oleh Erikson yang menempatkan lansia pada kebutuhan menguatkan kepemilikan sebuah hubungan beserta produktivitas dan kemudian melepaskan daripada hubungan dan produktivitas yang ada. Bila lansia itu sejahtera, maka kehidupannya akan lebih berhasil secara hubungan sosial, produktif dan mampu mendidik dan menjaga anak. Pada tahap berikutnya mampu mengikhlaskan segala hal yang telah dicapai dan gagal di masa lalu. Agar mendapat kesejahteraan dan kedamaian di dalam hidup. Penggambaran Erikson lebih kepada perkembangan emosional dan kehidupan sosial (Papalia, 2015) Segmenting, Targeting dan Positioning Langkah utama dalam menjalankan start-up adalah menyusun strategi pemasaran, dimana dengan langkah ini kita dapat mengetahui dukungan apa saja yang diperlukan agar pelanggan yang berpotensi mau melakukan

17 39 pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang dibuat harus sudah mempertimbangkan besarnya permintaan (market demand) serta kondisi persaingan yang ada pada masing-masing segmen pasar yang akan ditargetkan. Kondisi persaingan dan besarnya permintaan ini selalu berubah. Karena itu strategi pemasaran juga harus selalu dievaluasi secara terus-menerus dan periodik Segmenting Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2014) adalah pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut. Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu: Dapat diukur (measurable) Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu. Dapat dijangkau (accessible)

18 40 Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. Cukup besar (substantial) Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai. Dapat dibedakan (differentiable) Differentiable berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas. Dapat dilaksanakan (actionable) Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Begitu luasnya karakteristik yang terdapat di pasar, maka segmentasi pasar perlu dilakukan, berikut adalah manfaat dan tujuan secara lebih detail: 1. Pasar Lebih Mudah Dibedakan Sangat sulit bagi perusahaan untuk terus-menerus mengikuti selera konsumen yang selalu berkembang di keadaan pasar yang heterogen. Oleh karenanya perusahaan cenderung mencari kelompok

19 41 konsumen yang sifatnya homogen agar lebih mudah untuk memahami selera konsumen, agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga produk yang dibuat pun dapat diterima dengan baik oleh konsumen. 2. Pelayanan Lebih Baik Ada empat hal penting yang diinginkan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhannya, yaitu kualitas, harga, pelayanan, dan ketepatan waktu. Namun dari keempat hal penting itu, pelayanan merupakan hal yang paling dominan. Sedang harga dan kualitas seringkali menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Oleh karena itu segmentasi pasar harus dilakukan agar bisa memberikan pelayanan yang mengarah dan tepat kepada pasarnya. 3. Strategi Pemasaran Lebih Terarah Dengan melayani pasar yang sifatnya homogen, maka dalam merencanakan strategi pemasaran, penyusunan bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosinya dapat lebih terarah dan lebih tajam.

20 42 4. Menemukan Peluang Baru Perusahaan yang memiliki pemahaman atas segmen pasar yang baik tentunya akan sampai pada titik di mana ia menemukan peluang, meski peluang yang ditemukan tidak selalu besar. 5. Faktor Penentu Desain Dengan adanya pemahaman terhadap kebutuhan segmen-segmen pasar, maka pemasar dapat mendesain produk sesuai dengan kebutuhan segmen tersebut dan desain yang dibuat pun lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. 6. Strategi Komunikasi Lebih Efektif Komunikasi bisa menjadi efektif apabila komunikator tahu persis siapa komunikan yang diajak berkomunikasi olehnya seperti apa kesukaan, kebiasaan, latar belakang, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan sebagai komunikator akan berkomunikasi dengan cara yang berbeda-beda dan melalui media yang berbeda pula yang disesuaikan kepada target segmen pasarnya. 7. Melihat Kompetitor Dengan Segmen Yang Sama Dengan mengetahui siapa yang menjadi segmen bagi sebuah perusahaan, tentunya perusahaan itu juga bisa melihat apabila ada

21 43 perusahaan-perusahaan lain (perusahaan kompetitor) yang menawarkan produk atau jasa yang sama, yang juga menargetkan segmen pasar yang sama dengan yang ditargetnya, dan kegiatan apa saja yang dilakukan perusahaan-perusahaan kompetitor itu untuk merebut perhatian pasar dalam usaha memenuhi kebutuhan segmen pasar tersebut. 8. Evaluasi Target Dan Rencana Bisnis Setelah mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen pasar yang ditarget, maka perusahaan bisa melakukan evaluasi atas efektif tidaknya kegiatan pemasaran yang sudah dilakukan selama periode tertentu, apakah sudah sesuai dengan karakteristik pasar yang ditargetnya, dan juga perusahaan bisa mempelajari apa yang lebih dan kurang dari strategi yang sudah berjalan, untuk dibuat perencanaan bisnis selanjutnya di depan. Dalam hal ini pasar bersifat heterogen, makan akan sulit bagi produsen untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus memilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutannya.

22 44 Dalam pengadaan segmentasi pasar, maka pembagiannya dibagi berdasarkan sembilan kategori: 1. Segmentasi Pasar Berdasarkan Geografi Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan. 2. Segmentasi Pasar Berdasarkan Demografi Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan. 3. Segmentasi Pasar Berdasarkan Psikografi Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan segmen demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran. 4. Segmentasi Pasar Berdasarkan Sociocultural Sebagai dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar, segmentasi sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap yaitu : Daur hidup keluarga Kelas sosial

23 45 Budaya dan sub budaya Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global 5. Segmentasi Pasar Berdasarkan Hubungan Secara Ekstrim Merupakan bentuk efektif segmentasi bagi penggunaan merek, seperti: Tingkat penggunaan: Beda segmentasi terletak pada pengguna berat, pengguna sedang, dan pengguna ringan. Bukan pengguna sebuah produk, jasa, atau merek khusus. Tingkat kesadaran: Kesadaran konsumen pada produk, kesiapan membeli produk, atau apakah konsumen membutuhkan informasi tentang produk tersebut. Loyalitas merek: Loyalitas konsumen pada merek dijadikan perusahaan sebagai identifikasi karakteristik konsumen di mana mereka bisa langsung menjadi pendukung promosi ke orang dengan karakteristik yang sama namun dengan populasi yang lebih besar. 6. Segmentasi Berdasarkan Situasi Penggunaan Kesempatan atau situasi bisa menentukan apakah konsumen akan membeli atau mengkonsumsi. Segmentasi ini dibuat untuk membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.

24 46 7. Segmentasi Berdasarkan Benefit Bentuk segmentasi yang mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat berbeda yang mereka cari dari produk merupakan bentuk segmentasi yang kuat. Sebuah studi yang melakukan pengujian apakah yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap mikro atau craftbeer, teridentifikasi lima keuntungan strategic brand, yaitu: Fungsional (contoh kualitas) Nilai uang Manfaat sosial Manfaat emosi positif Manfaat emosi negatif 8. Segmentasi Hybrid Segmen ini dibentuk berdasarkan kombinasi beberapa variabel segmen yang membentuk sebuah segmen tunggal. Sebagai contoh segmen geodemografis, sangat berguna untuk menemukan prospek terbaik bagi seorang pengiklan atau pemasar dalam menemukan kepribadian, tujuan, dan ketertarikan dan diisolasikan di mana mereka hidup.

25 47 9. Segmentasi Pasar Berdasarkan Tingkah Laku Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi pembeli terhadap suatu produk Targeting Targeting adalah menetapkan sasaran dan siapa yang dituju. Penentuan target market dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai konsumen terbaik. Konsumen yang paling baik memiliki dua kategori,yaitu mudah untuk diajak bekerjasama dan memberikan keuntungan maksimal. (Elizabeth Bowker, 2011). Strategi untuk menentukan targeting adalah : 1. Undifferentiated Marketing Strategi ini adalah strategi pada pasar yang tidak dibedakan (undifferentiated), perusahaan melakukan strategi yang sama untuk seluruh pasar. Dengan demikian, produk yang dihasilkan bersifat massal, promosi dilakukan secara besar-besaran dan perusahaan memperoleh keuntungan skala ekonomis karena memproduksi dalam jumlah yang sangat besar sehingga biaya produksi per unitnya rendah.

26 48 2. Differentiated Marketing Strategi yang dilakukan pada pasar yang berbeda-beda (differentiated), adalah sangat spesifik, tergantung segmen pasar yang akan dilayani. Strategi ini umumnya menghadapi masalah biaya yang tinggi. Usaha memodifikasi produk menjadikan biaya per unitnya menjadi sangat mahal, selain itu perlu adanya biaya promosi yang sangat spesifik serta biaya penelitian dan pengembangan yang sangat besar. 3. Concetrated Marketing Strategi ini diterapkan apabila perusahaa ingin berfokus pada pasar yang relatif sempit tetapi memiliki potensi pasar yang sangat luas. Strategi terpusat (concetrated) ini sangat bermanfaat apabila perusahaan memiliki sumber daya yang sangat terbatas dan memiliki produk yang daur hidupnya dalam fase pertama atau memperkenalkan produk baru Positioning Positioning merupakan suatu cara untuk menempatkan produk sehingga dapat tertanam di benak pelanggan. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak masalah dan tidak dianggap

27 49 penting selama barang-barang yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu banyak dan persaingan belum menjadi sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah sangat sengit Porter Five Forces Analysis Porter Five Forces Analysis adalah sebuah kerangka kerja untuk menganalisis tingkat persaingan dalam industri dan untuk mengembangkan strategi bisnis sesudahnya. Menurut Kotler (2012) Porter Five Forces Analysis digunakan untuk mengembangkan strategi bisnis agar tetap kompetitif dalam suatu industri. Porter Five Forces Analysis mengacu pada ekonomi organisasi industri untuk memperoleh lima kekuatan yang akan menentukan bagaimana intensitas kompetitif dan bagaimana dayaa tarik pasar. Gambar 2..2 : Porter Five Forces Analysis Sumber : Crafting and Executing Strategy, 2014.

28 Rivarly among Competing Sellers Rivarly among Competing Sellers adalah persaingan industri yang sudah ada akan menjadi ancaman bagi perusahaan untuk saling bersaing dalam merebut pangsa pasar. Persaingan industri akan sulit dijalankan jika sudah banyak kompetitornya dan persaingan industri akan lebih mudah dijalankan jika kompetitornya sedikit Potential New Entrants Potential New Entrants adalah segmen yang paling menarik karena jika perusahaan dapat dengan mudah masuk kedalam industri, maka persaingan menjadi kompetitif tetapi keuntungan yang didapat kecil. Tapi bila kompetitor baru sulit masuk ke dalam suatu industri maka persaingan menjadi lebih kompetitif tapi dapat meningkatkan keuntungan yang besar, ancaman yang datang dari kompetitor baru dapat mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan keuntungan Firm in Other Industries Offering Subtitute Product Firm in other industries offering subtitute product adalah ancaman yang datang dari produk sejenis yang dapat menawarkan produk yang sejenis kepada konsumen. Banyaknya produk sejenis akan membuat industri menjadi lebih kompetitif, karena banyaknya pilihan yang ditawarkan oleh produk-produk sejenis tersebut.

29 Buyer Buyer akan mengancam jika pembeli dapat memiliki berbagai pilihan produk sehingga pembeli memiliki kekuatan tawar menawar yang kuat. Semakin banyak pilihan produk yang dapat dipilih oleh pembeli maka posisi pembeli akan semakin kuat Suppliers Suppliers adalah kekuatan dari supplier produk yang dapat berdampak bagi perusahaan ketika ada produk pengganti yang berpotensial menggantikan. Semakin sedikit jumlah supplier dan semakin penting barang tersebut, maka kekuatan dari supplier akan semakin tinggi. Tapi semakin banyak jumlah supplier maka kekuatan dari supplier akan semakin rendah 2.7. Analisis 7P Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menentukan target pasar dan berlaku produk dan jasa untuk melayani pasar ini. Hal ini juga melibatkan mempromosikan produk dan layanan tersebut dalam pasar. Pemasaran merupakan bagian integral dari keberhasilan bisnis, besar atau kecil, dengan fokus utama pada kualitas, nilai konsumen dan kepuasan pelanggan. Sebuah strategi yang umum digunakan adalah bauran pemasaran atau Marketing Mix.

30 52 Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process. Adapun pengertian 7P (Kotler, 2012) : 1. Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa 2. Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan. 3. Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan penjualan produk secara fisik. 4. Promosi (promotion), adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru

31 53 pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. 5. Bukti Fisik (physical evidence), merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya. 6. Orang (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa. 7. Proses (process), adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat

32 54 berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian TOWS Untuk mengevaluasi situasi dari perusahaan, pertanyaan utamanya adalah bagaimana posisi perusahaan tersebut terkait dengan ketertarikan pasar kepada bisnisnya dan bagaimana perusahaan itu melakukan pertahanan terhadap ancaman dari luar (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014). Untuk mengetahui analisis ini, seringkali perusahaan menggunakan analisis SWOT. Yang dimaksud daripada SWOT adalah mengetahui strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman). Kekuatan, kelemahan dan kesempatan merupakan faktor internal perusahaan yang dikenali. Sedangkan ancaman untuk mengethaui lebih jauh faktor eksternal daripada perusahaan. Hal ini merupakan refleksi daripada tujuan metode ini kepada bisnis. Bila kita menganalisis dari ancaman terlebih dahulu yang lebih dikenal dengan sebutan TOWS tetapi tetap dengan hal - hal yang dianalisa (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014). Untuk menganalisis ancaman, kita perlu memperhatikan perkembanganperkembangan yang terjadi, seperti perkembangan teknologi dan peraturan dari pemerintah sendiri. Setiap perusahaan pasti menghadapi ancaman tidak terkecuali, kita hanya bisa berusaha mengantisipasi dan meminimalkan jumlahnya (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).

33 55 Kesempatan yang mungkin didapatkan oleh perusahaan dianalisis untuk mempertajam strategi yang digunakan. Dari setiap kesempatan yang ada tidak semua akan diambil atau dipergunakan perusahaan. Biasanya perusahaan menganalisis terlebih dahulu kesempatan mana yang memungkinkan dan menghitung untung dan rugi dari setiap kesempatan. Melihat lebih jauh kesempatan yang ada dengan keadaan perusahaan. Karena kesempatan itu sendiri terdiri dari banyak tingkatan antara lain berlimpah atau terbatas, fana atau abadi dan sangat menarik atau hanya menarik sebagian saja (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014). Kelemahan merupakan analisis terhadap hal yang kurang daripada perusahaan. Bila dibandingkan dengan pasar yang ada saat itu. Kelemahan dapat berhubungan dengan kelemahan kemampuan, kekurangan aset baik yang terlihat dan tidak terlihat serta ketidakmampuan dalam beberapa hal (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014). Kekuatan merupakan sebuah hal dimana perusahaan memberikan hal yang lebih baik di dalam pasar perusahaan itu bergerak. Kekuatan bergantung kepada kualitas sumber daya dan kemampuan. Biasanya kedua hal ini dihasilkan dengan evaluasi yang dilakukan secara objektif (Thompson; Peteraf; Gamble & Strickland, 2014).

34 Laporan Keuangan Neraca Salah satu yang dimuat dalam laporan keuangan adalah neraca atau dikenal dengan Balance Sheet. Neraca keuangan adalah laporan sistematis tentang aktiva, utang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah membei informasi kepada pengguna mengenai posisi keuangan perusahaan tentang apa yang dimiliki dan menjadi kewajibannya. Kiranya semua penting bagi investor untuk mengetahui bagaimana menggunakan, menganalisis dan membaca dokumen tersebut. (Bambang, 2014). Neraca terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Aktiva 2. Utang atau kewajiban 3. Modal atau aktiva bersih Neraca selalu ada tiga unsur diatas, hal ini mengandung pengertian bahwa aktiva yang merupakan sarana yang digunakan untuk operasi perusahaan harus sama dengan penjumlahan kewajiban keuangan perusahaan dan investsi modal berikut laba ditahan. Berikut penjelasan mengenai tiga unsur neraca sebagai berikut : (Bambang, 2014). 1. Aktiva adalah aset yang digunakan perusahaan untuk mengoperasikan bisnis. Sementara itu, kewajiban dan modal adalah dua sumber untuk mendukung aktiva. Modal pemilik mengacu pada

35 57 modal pemegang saham yang pertama kali diinvestasikan ke perusahaan ditambah laba ditahan. 2. Utang adalah kewajiban ke kreditor seperti pinjaman dan utang usaha. Utang yang jatuh temponya sekarang dicantumkan lebih awal dibanding utang yang jatuh temponya dalam tahun berikunya. Utang usaha dan utang pajak upah biasanya dicantumkan sebelum utang lainnya. 3. Modal atau aktiva bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan. Aktiva tersebut mencerminkan saldo yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi. Neraca juga diperlukan untuk melihat perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun, mengetahui aktiva dan pasiva serta berguna dalam pengajuan kredit perbankan untuk perluasan usaha Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi atau Income Statement pada setiap periode akuntansi, perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai pertanggung jawaban kepada pemilik perusahaan, baik pada perusahaan dagang maupun pada perusahaan industri (manufaktur). Laporan laba rugi dipergunakan untuk menggambarkan informasi mengenai penghasilan, biaya dan pendapatan bersih perusahaan dalam menghasilkan labar selama periode waktu tertentu. (Hidayat, 2013).

36 58 Komponen dalam laba rugi terdiri dari : 1. Penjualan 2. Pendapatan 3. Beban 4. Beban penjualan 5. Beban administrasi 6. Laba kotor 7. Laba usaha 8. Laba (rugi) sebelum pajak 9. Biaya-biaya usaha sendiri Laporan Arus Kas Laporan arus kas menggambarkan arus kas yang masuk dan keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan laporan arus kas diantaranya untuk memberikan gambaran kegiatan manajemen dalam operasi, investasi dan pendanaan. Informasi tersebut berguna untuk memprediksi arus kas perusahaan pada masa yang akan datang. Penyajian laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Arus kas dari aktivitas operasi 2. Arus kas dari aktivitas investasi 3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

37 Analisis Laporan Keuangan Return On Investment (ROI) Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (2013), return on investment adalah salah satu rasio profitabilitas dalam keuangan bisnis. Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sangat fundamental, yaitu sudahkah perusahaan mendapatkan pengembalian nilai yang sebanding dengan investasi-investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, analis berpindah ke dua pengukuran, yaitu margin keuntungan dari perusahaan, yang berkemampuan melakukan prediksi kemampuan dari perusahaan untuk mengatur pengeluarannya, dan persentase pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Dua faktor yang menjadi penting saat rasio profitabilitas dibahas adalah: Pengendalian biaya : seberapa baik perusahaan mengendalikan cost of goods sold, pengeluaran operasional, biaya-biaya keuangan, dan pengeluaran lain yang relatif kepada setiap uang dari penjualan yang dilakukan perusahaan? Efisiensi utilisasi aset-aset : Seberapa efektif manajemen dari perusahaan atas penggunaan aset-aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan?

38 60 Tujuan melakukan analisis ROI adalah untuk mengevaluasi keputusan yang telah kita jalankan sehingga di masa yang akan datang kita dapat menentukan secara tepat investasi yang akan kita lakukan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan : Seandainya marketing champaign yang kita lakukan hanya bersifat satu kali dan kita tidak mengetahui pengaruhnya terhadap return yang diharapkan, biaya yang kita keluarkan ini harus dimasukkan ke dalam investasi pemasaran. Sebagian biaya yang dikeluarkan terkadang menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan, misalnya biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan informasi teknologi. Besarnya ROI dipengaruhi dua faktor yaitu Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi) dan Profit Margin (keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih). Faktor dasar yang menentukan ROI dari sebuah investasi adalah: (Abrams, 2012) 1. Semua biaya finansial investasi awal dan ivestasi berikutnya. 2. Semua perolehan finansial termasuk peningkatan dana (jika ada) dari investasi dan kembalinya uang investor.

39 61 Adapun tiga cara yang lazim digunakan untuk menganalisis tingkat pengembalian investasi (ROI) yaitu : 1. Nilai Sekarang (neto) (Net Present Value) Diperoleh dengan cara mengurangkan biaya total (yang dikonversikan ke dalam nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto, tingkat bunga dasar pada batasan tertentu (hurdle rate) secara umum merupakan tingkat pengembalian oleh seluruh proyek untuk dapat dikatakan layak). Ini ditetapkan terhadap beberapa bandingan investasi lainnya seperti invetasi pada saham dengan risiko rendah dari total nilai sekarang manfaat tersebut. 2. Periode Pengembalian (Payback Period) Periode yang dibutuhkan untuk menutup atau mengembalikan biaya total (biaya pengembangan dan biaya pendukungan) melalui akumulasi manfaat. 3. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return) Didapatkan dengan menggunakan persamaan eksponesial yang akan menghitung tingkat bunga yang dibutuhkan untuk membuat total nilai manfaat di masa datang akan sama dengan total nilai biaya di masa datang.

40 62 ROI dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Laba setelah pajak ROI = X 100% Total aset Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus keluar kas (Titman, 2014). Karena NPV dari suatu investasi adalah perkiraan dampak dari peluang investasi pada nilai perusahaan, Salah satu tujuan utama dari perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham. NPV adalah standar kriteria utama untuk mengevaluasi peluang investasi baru. Dengan demikian, NPV memperkirakan jumlah kekayaan yang menciptakan proyek. Berikut rumus untuk NPV : Dimana : Bt = Keuntungan pada tahun ke t atau capital interest Ct = Biaya pada tahun ke t atau cost at year t t n = Tingkat suku bunga atau interest level = Umur ekonomis proyek atau project economis age

41 63 Jika NPV lebih besar dari nol, proyek ini akan menambah nilai dan harus diterima, tetapi jika NPV negatif proyek harus ditolak. Jika NPV proyek adalah persis nol (yang sangat tidak mungkin) proyek ini akan tidak akan berjalan baik Payback Period (PP) Payback Period adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sebuah proyek untuk memulihkan biaya awal dari kas bersih yang mengalir menghasilkan. Periode ini kadang-kadang disebut sebagai waktu yang dibutuhkan untuk investasi untuk membayar sendiri" (Noreen, 2014). Payback period dinyatakan dalam tahun. Lalu annual net cash inflow adalah setiap tahun yang sama. Berikut rumus untuk menghitung Payback Period : Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi atau proyek berbeda jumlahnya setiap tahun : Payback Period = n + a - b c - d x 1 tahun Dimana : n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment

42 64 a = Jumlah initial investment b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1 Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi atau proyek sama jumlahnya setiap tahun : Payback Period = Initial Investment Cash Flow x 1 tahun Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek atau investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain, seperti bunga deposito bank, reksadana, dan lainnya. Menurut Kimmel, Weygandt dan Kieso (2013), internal rate of return atau disingkat IRR adalah besarnya potongan yang menghasilkan net present value sebesar nol (0) untuk sebuah proyek. IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return (MARR). MARR adalah laju

43 65 pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Dengan kata lain IRR adalah tingkat pengembalian yang menyebabkan NPV proyek itu sama dengan nol. Artinya jika IRR melebihi tingkat pengembalian yang diinginkan maka proyek bisa diterima dan diharapkan untuk meningkatkan nilai, namun sebaliknya jika IRR kurang dari tingkat pengembalian yang diinginkan, makaa proyek tidak dapat diterima dan diharapkan untuk berkurang nilainya. Contohnya jika kita menginvestasikan $100 sekarang di sebuah proyek, dan diharapkan untuk menghasilkan $120 nantinya dengan tenggat waktu satu (1) tahun, IRR untuk investasi tersebut adalah 20% %. Kita dapat menunjukkan bahwa ini benar dengan melakukan pemotongan/discount arus kas $120 untuk satu tahun pada besar 20%, yang menghasilkan sebuah present value yang sama dengan pengeluaran kas awal yaitu $100 (CF 0 = -100). Hasilnya adalah sebuah net present value sebesar nol Rumus perhitungan IRR sebagai berikut : Dimana : r = n = IRR yaitu tingkat diskonto yang menghasilkan NPV = 0 Jumlah tahun

44 Break Event Point (BEP) BEP adalah tingkat penjualan di mana keuntungan adalah nol. Setelah BEP telah tercapai, Net Operating Income (NOI) akan meningkat dengan jumlah margin kontribusi unit untuk setiap unit tambahan yang telah dijual (Noreen, 2014). Bila ingin memasukan laba yang dianggarkan maka dapat digunakan rumus sebagai berikut : Kuantitas penjualan yang harus dicapai pada tingkat laba yang diinginkan. BEP (unit) = Biaya tetap + laba Harga jual/unit biaya variabel/unit Jumlah rupiah penjualan yang harus dicapai pada tingkat laba yang direncanakan. BEP (rupiah) = Biaya tetap + laba Contribution margin ratio Dapat disimpulkan bahwa BEP adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, dengan kata lain laba sama dengan nol.

45 67 Kegunaan analisis break even point adalah memberi gambaran tentang batas jumlah minimal yang harus diusahakan agar perusahaan tidak menderita kerugian dan break even point dapat juga dipakai untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada persyaratan tertentu, misalnya penjualan yang seharusnya diperoleh akan sama dengan jumlah penjualan pada keadaan break even ditambah sejumlah penjualan lain yang diperlukan untuk memperoleh laba yang dimaksud. Berikut beberapa manfaat dari break even point : Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba. BEP menyediakan informasi tentang berbagai tingkat jumlah volume suatu penjualan dan hubungannya dengan potensi mendapatkan laba berdasarkan tingkat volume penjualan yang bersangkutan. Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan. Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang sangat mudah dibaca ataupun dimengerti. Tujuan break even point adalah mempelajari hubungan antara volume penjualan, harga dan biaya sehingga dapat digunakan dalam penetapan harga jual produk yang menguntungkan bagi perusahaan agar memberikan laba.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI I. Peluang Pasar Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengenal peluang peluang pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menggantungkan diri pada produk dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli BAB II LANDASAN TEORI A. PEMASARAN 1. Pengertian dari Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Spa adalah salah satu alternatif pilihan masyarakat Bandung untuk melepaskan lelah. Melihat hal ini, pengusaha Delta Spa di Jakarta berminat mengembangkan usaha spa pria di Bandung, karena belum

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya. Dua hal yang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION A. Teori - Teori Umum Untuk membuat dan menganalisis suatu model bisnis, diperlukan beberapa pertimbangan yang dilandasi oleh berbagai sumber dari landasan teori secara umum. Beberapa

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci