Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober"

Transkripsi

1 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDENGAR RADIO DALAM PENYEBARAN INFORMASI DI WILAYAH KEPULAUAN (KASUS KECAMATAN WEDA SELATAN, KABUPATEN HALMAHERA TENGAH, MALUKU UTARA) THE FACTORS OF INFLUENCE LISTENING RADIO BROADCAST ON DIFFUSION OF INFORMATION IN ARCHIPEAGO (CASE OF WEDA SELATAN DISTRICT, HALMAHERA TENGAH GERENCY, MALUKU UTARA) AA Kusumadinata 1a 1 Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor a Korespondensi: Ali Alamsyah Kusumadinata, alialamsyahkusumadinata@gmail.com (Diterima: ; Ditelaah: ; Disetujui: ) ABSTRACT The aims of this research were: (1) determining the farmer s behavior on listening radio broadcast about diffusion of wet rice technology information on Maluku Utara; (2) analyzing the factors that influence farmers behavior on listening radio broadcast. This research used survey method. Purposive approach was used act to determine the location and sample of thus research. Thirty farmers have been chosen from two farmers groups. This research was conducted in Weda Selatan District, Maluku Utara province. This research was taken pleace from May The findings from this research shows that farmers have a high frequent on listening radio broadcast (five time on a week with average on hours a day). The factors that extremely influencing the farmers behavior on listening radio broadcast were age, institutional support, content from the broadcast, time from the broadcast, program format, the announcer style of broadcast, interpersonal media, printed media, television, and sosial status. Key words: radio broadcast, internal and eksternal factors. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio berupa penyebaran informasi teknologi pertanian di wilayah kepulauan; (2) menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perilaku petani mendengarkan siaran radio dalam penyebaran informasi teknologi pertanian di wilayah kepulauan. Penelitian ini menggunakan metode survei penentuan lokasi dalam sampel penelitian ini adalah dengan purposive, yaitu 30 petani yang berasal dari dua kelompok tani. Lokasi penelitian ialah Kecatamatan Weda Selatan, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio yakni frekuensi mendengarkan cukup tinggi yaitu lima kali dalam satu minggu dengan waktu mendengarkan rata-rata 1 jam, isi siaran dirasakan terkait teknologi budidaya pada sawah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio adalah umur, dukungan kelembagaan, isi siaran, waktu siaran, format acara, gaya penyampaian, media interpersonal, media cetak, media TV, dan status sosial. Kata kunci: siaran radio, faktor internal dan eksternal. Kusumadinata AA Faktor-faktor yang memengaruhi pendengar radio dalam penyebaran informasi di wilayah kepulauan (kasus Kecamatan Weda Selatan, Kabupaten Halmahera, Maluku Selatan). Jurnal Sosial Humaniora 4(2):

2 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober Latar Belakang PENDAHULUAN Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu provinsi kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang lebih luas jika dibandingkan dengan daratan. Karakteristik wilayahnya gugus pulau, pedalaman Halmahera, pegunungan, pesisir, dan dominan lintas laut. Masyarakat pertanian dengan berbagai macam tantangan diharapkan dapat mengembangkan pertanian di Maluku Utara sejajar dengan komoditi lainnya. Tantangan yang sangat dirasakan saat ini adalah mendiseminasikan informasi pertanian ke wilayah-wilayah yang terpencil dan sulit terjangkau karena terletak pada remote area dengan keterbatasan infrastruktur umum maupun infrastruktur pertanian yang masih rendah, seperti fasilitas jalan tani, jalan usaha tani, sumber informasi tani, media komunikasi, dan lain-lain dengan tingkat aksesibilitas yang minim. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelesaian yang tepat dengan metode dalam penyampaian informasi dan komunikasi. Pada aspek sumber daya manusia masih relatif rendah sehingga menambah tantangan dalam menerima penyampaian komunikasi, baik melalui media massa seperti siaran radio, siaran televisi, surat kabar, dan media lainnya. Masyarakat pertanian di Maluku Utara dengan kondisi agroekologinya dan kultur yang beragam tentu menjadi masalah untuk setiap kegiatan program yang dikembangkan. Berbagai bentuk media massa yang dapat digunakan untuk membantu pemerintah dalam hal penyebar luasan informasi, antara lain televisi, radio, surat kabar, dan majalah. Dengan proses penyebaran informasi dari berbagai media massa, maka teknologi pertanian diharapkan akan mudah dipahami, dimengerti, dan sekaligus dapat diadopsi. Penyebaran informasi mengenai teknologi pertanian harus dikan dengan kondisi karakteristik wilayah setempat atau teknologi spesifik lokasi. Dengan teknologi yang spesifik lokasi, yang dicanangkan melalui program pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani beserta keluarganya melalui berbagai cara, salah satunya dengan memperbanyak media untuk penyebaran informasi, salah satunya adalah lebih intensif melakukan penyuluhan, temu lapang, siaran radio, siaran televisi, dan surat kabar. Berangkat dari kondisi yang ada, maka selain media cetak, masyarakat Maluku Utara masih menjadikan radio sebagai media yang paling esensial dan cukup efektif dalam fungsinya untuk memeroleh informasi pertanian jika dibanding dengan media massa lainnya. Menurut Wiraatmadja (1997), radio mampu memberikan pendidikan terhadap petani melalui program siaran pedesaan sebagai salah satu bentuk metode penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Penggunaan siaran radio merupakan langkah awal pada tahap kesadaran, artinya dengan adanya siaran radio maka petani diharapkan dapat tertarik dan sadar adanya suatu inovasi teknologi. Sifat dari pemberian informasi ini adalah massal dengan target semua pendengar atau populasi. Setelah adanya pemahaman dan ketertarikan petani diharapkan muncul motivasi individu dan kelompok untuk mencari solusi, baik melalui penyuluhan maupun petugas teknik lainnya yang kemudian mencoba dan pada akhirnya stimulus teknologi padi sawah dapat diadopsi. Upaya untuk mewujudkan peran radio sebagai media siaran tersebut perlu adanya peran serta pemerintah, khususnya masyarakat petani itu sendiri. Peran serta ketiga elemen tersebut dapat dibangun melalui komunikasi yang informatif, persuasif, dan edukatif yang dilakukan secara timbal balik. Melalui komunikasi seperti itu, petani akan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha taninya. Kondisi real dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Maluku Utara masih menjadikan radio sebagai media pendidikan nonformal yang paling penting dalam mengakses suatu informasi dan teknologi. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio berupa penyebaran informasi teknologi pertanian di wilayah Kepulauan?; (2) faktorfaktor apa sajakah yang memengaruhi perilaku petani terhadap siaran radio dalam penyebaran informasi teknologi pertanian di wilayah Kepulauan? Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio berupa penyebaran infromasi teknologi pertanian di wilayah Kepulauan, dan (2) menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perilaku petani mendengarkan

3 88 Kusumadinata Perilaku petani mendengarkan radio pertanian siaran radio dalam penyebaran informasi teknologi pertanian di wilayah Kepulauan. Kerangka Pemikiran Penelitian tentang pengaruh siaran radio dalam penyebaran informasi teknologi budi daya padi sawah ini menggunakan acuan konsep proses komunikasi Rogers (2003). Komponen komunikasi inovasi pertanian yang akan diteliti meliputi sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Komponen komunikasi dalam penelitian yang dimaksud antara lain: 1) sumber inovasi adalah sumber yang mengkomunikasikan inovasi pertanian melalui siaran radio, 2) pesan adalah inovasi pertanian, 3) saluran komunikasi adalah media yang dapat digunakan petani untuk memeroleh inovasi pertanian yang terdiri dari siaran radio, surat kabar, dan media komunikasi interpersonal, 4) penerima adalah petani dalam hal ini adalah kelompok tani, dan 5) efek adalah keefektifan siaran radio sebagai media diseminasi komunikasi pembangun pertanian. Pengaruh siaran radio dalam proses penyebaran informasi adalah tingkat pencapaian tujuan komunikasi tentang inovasi pertanian melalui siaran radio. Rogers (2003) mengemukakan bahwa apabila sumber atau komunikator hanya berkeinginan untuk memberitahu seseorang tentang suatu inovasi, maka lebih tepat kalau memilih media massa sebagai saluran komunikasi karena lebih cepat, efisien, dan pendengarnya banyak tersebar di wilayah yang luas. Pendapat ini diperjelas dengan pernyataan bahwa dalam komunikasi inovasi, media massa digunakan pada tahap pengenalan dengan efek yang diharapkan adanya perubahan pengetahuan. Peranan siaran radio yang merupakan salah satu dari media massa juga mempunyai tujuan terdapatnya perubahan pengetahuan pada penerima dalam proses komunikasi inovasi pertanian yang diselenggarakannya. Konsep tersebut menjadi acuan penelitian ini mengenai peranan siaran radio dalam tingkat pengetahuan petani terhadap inovasi pertanian yang sudah disiarkan radio. Munthe (1996) mengungkapkan bahwa penggunaan siaran radio amat praktik. Seseorang yang menghidupkan pesawat radionya dapat segera mendengarkan. Apabila seseorang tidak menyenangi program yang didengar, pendengar dapat memutar atau menekan tombol pengubah gelombang dan mencari siaran yang memenuhi seleranya. Demikian banyak khalayak stasiun pemancar radio, terutama di perkotaan, sehingga memberikan kemudahan bagi khalayak untuk mencari program yang disukai. Selanjutnya, salah satu khalayak yang merupakan penikmat media elektronik radio adalah kalangan muda yang biasa disebut remaja. Pada kenyataannya, banyak kalangan usia muda menjadi pendengar setia acara siaran radio. Hal ini karena radio berfungsi sebagai alat memberikan informasi (fungsi informatif, artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui dan memahami sesuatu), alat mendidik (fungsi edukatif, artinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang), dan alat menghibur (fungsi entertainment, artinya melalui siaran isinya seseorang dapat disenangkan hatinya, dipenuhi hobinya, dan diisi waktu luangnya). Peranan siaran radio ini berhubungan dengan berbagai komponen komunikasi yaitu sumber, pesan, saluran, dan penerima. Berlo (1960) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menentukan efektivitas proses komunikasi dari sumber adalah tingkat pengetahuan, baik mengetahui tentang materi yang akan disampaikan, sikapnya sendiri, maupun tentang ciri-ciri penerimaannya. Faktor-faktor dari komponen pesan yang menentukan antara lain: (1) tingkat kean isi pesan dengan kebutuhan informasi penerima, (2) tingkat kean bentuk penyajian dengan bentuk yang diharapkan penerima, dan (3) tingkat kean waktu penyajian pesan dengan waktu yang diharapkan penerima (Lionberger dan Gwin 1982). Komponen saluran komunikasi yang diduga berpengaruh pada tingkat efektivitas siaran radio adalah (1) frekuensi penggunaan siaran radio sebagai media komunikasi inovasi pertanian, (2) frekuensi penggunaan media massa lain yaitu siaran televisi, surat kabar, dan media komunikasi interpersonal. Media massa lain dan komunikasi interpersonal ini dapat memengaruhi tingkat efektivitas siaran radio seperti hasil penelitian Shingi dan Mody dalam Rogers (1985) yang berhubungan dengan siaran televisi di India.

4 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober Gambar 1. Hubungan variabel faktor-faktor yang memengaruhi pendengar radio dalam penyebaran informasi di wilayah kepulauan. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Weda Selatan yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran RRI Ternate, Kabupaten Hamahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Dasar pertimbangan memilih desa ini adalah waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 Penelitian menggunakan metode survei. Metode survei melaksanakan penelitian, satu informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner, dengan dibatasi pada pengertian survey sampel sebagai informasi dari sebagian populasi yang mewakili seluruh pupolasi yang ada. Materi siaran pedesaan disusun oleh peneliti dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang berada di lokasi penelitian dan dengan kebutuhan responden tentang budi daya pada sawah. Setelah materi dibuat, materi dibawa ke pihak stasiun RRI Ternate untuk disiarkan. Populasi di sini adalah petani padi sawah di Kecamatan Weda Selatan yang mendengarkan radio. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif untuk mewakili populasi yang bersangkutan (Sugiono 2008). Penentuan lokasi dan sampel penelitian ini adalah dengan purposive, yaitu 30 petani yang berasal dari dua kelompok tani. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data yang berkaitan dengan peubah bebas dan terikat. Data tersebut diperoleh dari anggota petani padi sawah yang sudah ditetapkan sebagai petani sampel, sedangkan data sekunder didapat dari dinasdinas lingkup pertanian Kabupaten Halmahera Tengah sebagai sumber informasi teknologi yang disiarkan melalui RRI Ternate. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan keadaan geografi dan demografis lokasi penelitian serta pengaruh siaran radio dalam mengakses berbagai macam informasi instrumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian berupa kuesioner terstruktur yang berisi daftar pertanyaan dan pertanyaan yang relevan dengan peubah yang teliti. Kuesioner terdiri atas indikator-indikator yang terkait dengan variabel-variabel sebagai berikut: faktor internal, fackor eksternal, penilaian petani terhadap siaran radio, dan perilaku petani dalam mendengarkan radio. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi umur, pendidikan, dan status sosial. Faktor eksternal meliputi keterjangkauan sumber informasi dan dukungan kelembagaan. Hasil penelitian mengenai sebaran karakteristik responden disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Internal Responden No Karakteristik Internal Persen 1 Umur tahun tahun tahun 25 2 Pendidikan Tidak sekolah 10 SD 50 SLTP 30 SLTA 10 3 Status Sosial Rendah 60 Sedang 20 Tinggi 20 Tabel 1 menunjukkan sebuah karakteristik responden berdasarkan faktor internal. Terlihat setengah dari responden berusia relatif masih muda yakni 19 sampai 36 tahun, seperempat lainnya berusia antara 37 sampai 53 tahun, dan seperempat lainnya berusia 57 sampai 70 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan petani padi dengan umur produktif. Sebagaimana hasil pengamatan di

5 90 Kusumadinata Perilaku petani mendengarkan radio pertanian lokasi penelitian, kebanyakan masyarakat yang mengelola usaha tani sawah melakukan kegiatan bertani sebagai mata pencaharian utama dengan usia yang relatif masih muda. Hal ini disebabkan ketersediaan lahan yang cukup banyak dan pengetahuan, serta keterampilan yang dimiliki kebanyakan adalah tentang berusaha tani pada sawah sehingga sektor ini lebih menjanjikan dibanding sektor lain. Umur merupakan suatu faktor yang memengaruhi kemampuan fisik seseorang baik dalam berfikir maupun dalam bekerja, serta menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang sehingga terdapat adanya keragaman perilaku. Semakin lanjut usia seseorang (di atas 50 tahun), maka kemampuannya akan berkuranga. Hal ini disebabkan oleh kerja otot semakin menurun, lamban untuk mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa dilakukannya. Ada dua faktor yang menentukan kemampuan seseorang berhubungan dengan umur yaitu (1) mekanisme belajar dan kematangan otak, organ-organ sensual, dan organ-organ tertentu, serta (2) akumulasi pengalaman dan bentuk-bentuk proses belajar yang lain. Tingkat pendidikan formal responden sebagian besar adalah Sekolah Dasar (SD), yakni sekitar setengah dari seluruh responden. Pendidikan yang rendah lebih mendominasi di wilayah ini dengan menamatkan Sekolah Dasar sebesar 50%. Kondisi tersebut terjadi karena sulitnya akses masyarakat terhadap pendidikan dimana letak sekolah setingkat SLTA berada di luar desa dengan jarak menuju sekolah yang relatif jauh. Selain itu, sarana transportasi sangat terbatas sehingga mobilitas warga juga sangat terbatas. Kecamatan Weda Selatan hanya memiliki fasilitas pendidikan setingkat SLTP dengan jumlah guru yang belum memadai sehingga dapat dikatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan di desa ini bukanlah karena ketidakmampuan warga membiayai keperluan sekolah tetapi lebih karena keterbatasan sarana pendidikan. Keterbatasan pendidikan tersebut tentunya merupakan hal yang cukup krusial mengingat pendidikan adalah jalan yang paling baik untuk memajukan masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Houle dalam Halim (1992) bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang dapat dilakukan secara terencana sehingga diperoleh perubahan dalam meningkatkan taraf hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan merupakan suatu faktor yang menentukan seseorang dalam memeroleh atau mendapatkan pengetahuan. Pendidikan menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan derajat ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Status sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana keterlibatan responden terhadap lembaga atau organisasi yang ada, baik formal maupun informal. Indikator yang digunakan adalah pengurus inti, pengurus biasa, dan anggota. Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana disajikan dalam Tabel 1 yang menunjukkan bahwa status sosial responden sebagian besar adalah rendah. Artinya, tingkat keterlibatan responden dalam lembaga ataupun organisasi baik formal maupun informal rendah. Rendahnya status sosial responden tidak lepas dari rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan kurangnya pengetahuan serta keterampilan dalam hal organisasi dan kelembagaan. Variabel karakteristik eksternal responden berupa kejangkauan sumber informasi sebagaimana dalam Tabel 1 yang menunjukkan bahwa dari lima media yang dapat diakses, hanya radio yang kebanyakan responden menjawab mudah atau cukup mudah diakses, media televisi, koran, majalah, dan leaflet merupakan media yang sulit dijawab responden. Dari hasil wawancara di lokasi penelitian, warga masyarakat kebanyakan tidak dapat mengakses koran, majalah, dan leaflet. Hal ini juga terlihat dari kepemilikan mereka terhadap media tersebut, sebagian besar warga tidak pernah memiliki majalah atau koran. Siaran radio yang dapat diakses berasal dari stasiun RRI Samarinda, Gorontalo, dan Ternate. Format acara berupa siaran pedesaan melalui acara yang kebanyakan responden menyatakan mendengarkan siaran pedesaan melalui acara yang disiarkan oleh stasiun radio tersebut. Meskipun disiarkan oleh RRI dari luar wilayah Maluku Utara, namun acara tersebut dirasakan memberikan informasi yang cukup dibutuhkan oleh responden. Berikut Tabel 2 tentang persentase penilaian responden terhadap keterjangkauan akses informasi.

6 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober Tabel 2. Persentase Penilaian Responden terhadap Keterjangkauan Akses Informasi No Keterjangkauan Penilaian Persen Akses Informasi 1 Televisi Sangat Cukup 25 Mudah 25 Sangat 15 Mudah 2 Radio Sangat Cukup 60 Mudah 15 Sangat 5 Mudah 3 Koran Sangat Cukup 30 Mudah 5 Sangat 5 Mudah 4 Majalah Sangat Cukup 10 Mudah 5 Sangat 5 Mudah 5 Leaflet Sangat Cukup 5 Mudah 0 Sangat Mudah 0 Media yang kebanyakan dimiliki adalah radio dengan tingkat kepemilikan hampir seratus persen, televisi (80%), dan selebihnya tidak memiliki media lain sebagai sumber informasi. Menurut Jahi (1988), media siaran yang memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan pedesaan di dunia ketiga adalah radio dan televisi karena dapat dengan mudah menjangkau massa yang berada di tempat terpencil. Demikian juga dengan persuratkabaran pedesaaan yang mapan dan berdasar luas dapat sangat membantu dalam mendidik, memotivasi, dan mengembangkan opini publik bagi pembangunan. Pada Tabel 3 berikut disajikan persentase penawaran responden berdasarkan tingkat dukungan kelembagaan. Tabel 3. Persentase Penawaran Responden Berdasarkan Tingkat Dukungan Kelembagaan No Dukungan Penilaian Persen Kelembagaan Usaha Tani 1 BPP Sangat tidak 5 Tidak 10 Agak 20 Bermanfaat 15 Sangat 50 2 KUD Sangat tidak 10 Tidak 15 Agak 10 Bermanfaat 40 Sangat 25 3 Kelompok Tani Sangat tidak 0 Tidak 0 Agak 30 Bermanfaat 15 Sangat 55 Hasil penelitian seperti ditampilan dalam Tabel 3 menunjukkan dukungan dari beberapa lembaga yang ada termasuk baik. Hal ini terlihat dari pernyataan responden dari sebagian besar menyatakan bahwa dukungan lembaga-lembaga tersebut atau sangat dalam pengelolaan usaha tani mereka. Dukungan dari BPP dirasakan sangat oleh setengah dari seluruh responden. Demikian pula dengan dukungan yang diberikan oleh KUD dinyatakan dan dukungan kelompok tani

7 92 Kusumadinata Perilaku petani mendengarkan radio pertanian dinyatakan sangat oleh setengah dari seluruh responden. Sebagaimana pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian, ketiga lembaga tersebut cukup berperan dalam membantu petani mengelola usaha tani padi. BPP misalnya, lembaga tersebut sangat membantu petani dalam memperkenalkan metode-metode maupun teknologi baru yang berkaitan dengan pertanian. Petani memeroleh pengetahuan melalui penyuluhan maupun percontohan yang dilakukan oleh pihak BPP. Selain itu, lembaga keuangan desa atau KUD merupakan wadah petani untuk memeroleh bantuan yang berkaitan dengan keuangan atau peralatan pertanian, seperti alat mekanisasi, bibit, pupuk, maupun pestisida. Hal ini dirasakan sangat membantu petani, mengingat prosedur pengajuan bantuan yang diberlakukan tidak begitu rumit seperti halnya lembaga keuangan formal pemerintah. Oleh karena itu, keberadaan lembaga tersebut perlu terus dipertahankan melalui pemberian pelatihan dengan manajemen baik keuangan maupun organisasi bagi pengurus. Demikian pula dukungan lembaga kelompok tani dirasakan sangat bagi petani. Kelompok tani menjadi wadah belajar bagi petani, terutama dalam mengatasi masalah yang ditemukan di lahan. Lembaga ini juga merupakan tempat petani bersosialisasi, menghidupkan suasana kekeluargaan, sekaligus menjadi media komunikasi dengan pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Penilaian Responden terhadap Siaran Radio Penilaian petani terhadap siaran radio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian petani terhadap tingkat kean isi siaran, waktu siaran, format siaran, dan gaya penyampaian siaran dengan kondisi yang ada dan dirasakan oleh petani padi sawah. Hasil penelitian tenang penilaian petani terhadap siaran radio disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap isi siaran lebih dari setengah dari seluruh responden menyatakan cukup, sedangkan kurang dari seperlima menilai sangat,, tidak, dan sangat tidak. Hal ini berarti bahwa isi siaran yang disampaikan oleh stasiun radio yang menyiarkan program siaran pedesaan dirasakan masih kurang dengan kebutuhan petani. Tabel 4. Jumlah dan Persentase Penilaian Persentase Siaran Radio No Siaran Penilaian Jumlah Persen Radio 1 Isi Siaran Sangat 1 3 tidak Tidak 3 10 Cukup Sesuai 3 10 Sangat Waktu Sangat 0 0 Siaran tidak Tidak 0 0 Cukup Sesuai 6 20 Sangat Format/ Kemasan Siaran 4 Gaya Penyampaian Siaran Sangat tidak 1 3 Tidak 0 0 Cukup Sesuai 9 30 Sangat 2 7 Sangat 1 3 sidak Tidak 3 10 Cukup 6 20 Sesuai Sangat 2 7 Jika dicermati lebih lanjut, isi siaran yang disampaikan masih berkisar tentang teknik budi daya padi sawah, sementara petani padi di lokasi penelitian sudah mengerti betul tentang teknis budi daya. Petani pada umumnya menginginkan materi yang memberikan informasi tentang bibit atau benih unggul, informasi harga, baik harga padi maupun harga

8 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober peralatan pertanian seperti pupuk dan pestisida yang disajikan pada Tabel 4 di atas. Penilaian petani terhadap waktu siaran sebagaimana disajikan dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa 80% responden menilai. Hasil tersebut berarti bahwa sebagian besar responden menginginkan penyesuaian waktu siaran dengan waktu yang dimiliki petani. Waktu yang tepat menurut mereka adalah pada pagi hari lebih awal dan sore hari selepas magrib. Waktu-waktu tersebut lebih karena secara umum petani sedang berada di rumah. Sebagian besar petani juga menilai cukup terhadap format atau kemasan siaran pedesaan yang menyiarkan materi pertanian. Secara keseluruhan, format siaran yang digunakan cukup bervariasi, dimana terdapat bentuk dialog, narasi, maupun interaktif. Namun demikian, petani mengalami kesulitan dalam mengikuti format interaktif, dimana rata-rata petani tidak dapat berpartisipasi dalam acara karena keterbatasan sarana komunikasi. Demikian halnya dengan penilaian petani dengan tentang gaya penyajian siaran. Sebagaimana tersaji dalam Tabel 4, sebagian besar menilai cukup dengan keinginan petani. Gaya penyampaian dalam hal ini terkait dengan penggunaan bahasa, suara penyiar maupun suara-suara pendukung seperti jingle dan back sound. Informasi pertanian yang disampaikan lewat siaran radio cukup dirasakan manfaatnya oleh petani, apalagi jika materi yang disampaikan dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki petani. Oleh karena itu, keberadaan siaran pedesaan dan program-program pendukungnya perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitasnya agar masyarakat khususnya petani dapat memeroleh informasi untuk meningkatkan usaha taninya. Sebagaimana dikemukakan oleh Van Den Ban dan Hawkins (1999) bahwa media massa dapat digunakan untuk mengubah pola perilaku, terutama yang kecil dan kurang penting, atau perubahan untuk memenuhi keinginan yang ada. Media tersebut selain untuk menyampaikan informasi, juga untuk menyampaikan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada orang lain. Selain itu, Asian Institute of Journalism (1988) menyebutkan bahwa penting untuk memperkokoh sumber media yang ada agar masyarakat lebih banyak kesempatan untuk memeroleh informasi seperti program pembangunan yang diprioritaskan, mendidik penduduk pedesaan seperti para pemuda yang tidak bersekolah dan kelompok-kelompok yang miskin, dan menggerakkan rakyat ke arah pertumbuhan dan pembangunan yang berswadaya. Keterdedahan terhadap Media Lain Hasil penelitian tentang keterdedahan terhadap media lain disajikan dalam Tabel 5. Keterdedahan petani terhadap media interpersonal berdasarkan hasil penelitian cukup tinggi. Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar petani melihat informasi yang disampaikan melalui interaksi personal dalam hal ini penyuluh cukup atau dengan kebutuhan yang dirasakan. Penyuluh merupakan salah satu sumber informasi penting bagi petani karena penyuluh adalah petugas dari instansi pemerintah yang memang ditugaskan untuk membantu petani menyelesaikan masalah yang ditemui bagi lahan usaha taninya. Interaksi secara langsung tersebut cukup efektif bagi berlangsungnya proses komunikasi karena petani dapat menanyakan secara langsung maupun melihat secara langsung pesan yang disampaikan oleh penyuluh. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penilaian Responden terhadap Media Massa Lain No Keterdedahan Reponden Penilaian Jumlah Persen 1 Keterdedahan terhadap media Sangat tidak 0 0 interpersonal (PPL) Tidak 1 3 Cukup Sesuai Sangat Keterdedahan terhadap media cetak Sangat tidak Tidak 0 0 Cukup Bermanfaat 4 13 Sangat 2 7

9 94 Kusumadinata Perilaku petani mendengarkan radio pertanian 3 Keterdedahan terhadap media televisi Sangat tidak 0 0 Tidak 1 3 Cukup Bermanfaat 7 23 Sangat 8 27 Keterdedahan petani terhadap media cetak menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari seluruh responden menyatakan keberadaan media cetak cukup, namun hampir setengah lagi menyatakan tidak. Hal ini berarti bahwa keberadaan media cetak belum dirasakan manfaatnya oleh petani. Kebanyakan media cetak yang ada di lokasi penelitian tidak memberikan porsi yang cukup untuk informasi pertanian. Rubrik semacam ini masih jarang ditemukan dalam kolom media cetak lokal, seperti koran. Informasi yang ada lebih banyak tentang publik maupun tindak kriminal, padahal media cetak seperti koran, leaflet, dan semacamnya merupakan media yang tergolong murah dan mudah menjangkau petani. Bagaimana dikemukakan oleh Van Den Ban dan Hawkins (1999) bahwa surat kabar dan media cetak lainnya merupakan media yang paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Keterdedahan petani terhadap media televise berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai media televisi cukup dan dalam menambah informasi yang dibutuhkan. Namun, bila ditinjau lebih jauh, televisi lebih berfungsi sebagai hiburan bagi petani. Meskipun 85% responden telah memiliki pesawat televisi, namun media tersebut tidak dapat mengjangkau siaran televisi lokal sehingga informasi spesifik tentang budi daya padi tidak dapat diperoleh. Perilaku Petani dalam Mendengarkan Siaran Radio Perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) frekuensi petani mendengarkan siaran radio yang berkaitan dengan siaran pedesaan dalam waktu satu minggu, dan (2) jumlah waktu (jam) yang dicurahkan petani untuk mendengarkan setiap siaran yang disajikan dalam setiap acara terhadap kean dengan kebutuhan petani. Acara siaran pedesaan yang didengarkan oleh petani disiarkan oleh RRI Ternate yang disiarkan setiap dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Hasil penelitian tentang perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Mendengarkan Siaran Radio No Variabel Kategori Jumlah % 1 Frekuensi Tidak 0 0 (kali/ minggu) mendengarkan 1-2 kali kali kali Lebih dari Jumlah waktu (jam/ minggu) kali Tidak 0 0 mendengarkan 1-2 jam jam jam Lebih dari jam 3 Isi Siaran Sangat tidak 0 0 Tidak 0 0 Netral 7 23 Cukup Bermanfaat Frekuensi mendengarkan siaran radio oleh petani sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 6 menunjukkan sebagian besar petani mendengarkan siaran radio khususnya acara siaran pedesaan di atas lima jam dalam satu minggu. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa hampir setiap hari petani meluangkan waktu untuk mendengarkan siaran pedesaan. Minat petani untuk mendengarkan siaran pedesaan cukup tinggi. Kondisi tersebut merupakan peluang yang sangat baik untuk mengembangkan petani melalui media siaran radio. Oleh karena itu, perlu upaya yang lebih maksimal dari pihak penyelenggara siaran untuk meningkatkan kualitas siaran, khususnya berkaitan dengan transmisi siaran mengingat kondisi siaran radio sering terganggu sehingga menyulitkan petani untuk mendengarkan siaran.

10 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober Jumlah waktu yang digunakan petani untuk mendengarkan siaran pedesaan juga tergolong tinggi. Hal ini terkait dengan frekuensi petani mendengarkan siaran pedesaan, dimana dalam sehari siaran pedesaan disiarkan dua kali yakni pagi, sore, atau malam. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, petani memilih satu waktu siaran dalam sehari yaitu pagi atau sore, dimana siaran tersebut berdurasi selama satu jam. Pemilihan waktu tersebut terkait dengan format acara karena acara sore merupakan pengulangan acara pagi, sehingga bagi kebanyakan petani yang telah mendengarkan acara tersebut pagi hari tidak lagi mendengarkannya pada siaran sore atau malam. Tabel 7. Perilaku Responden dalam Mendengarkan Siaran Radio Penilaian petani terhadap isi siaran berdasarkan Tabel 6 sebagian besar menyatakan. Hal ini menunjukkan bahwa petani merasakan adanya manfaat yang dirasakan terkait perbaikan usaha tani yang mereka kerjakan. Kebanyakan petani mendapatkan informasi tambahan setelah mendengarkan siaran radio pedesaan. Isi siaran dikemas sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh petani, misalnya menyederhanakan istilah-istilah dengan menggunakan bahasa setempat. Siaran radio memiliki peranan penting untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam mengelola usaha taninya. Hal tersebut terkait beberapa keunggulan yang dimiliki radio sebagai media yang mudah dan murah sebagaimana dikemukakan oleh Jahi (1988). Jahi (1988) mengemukakan bahwa radio merupakan satusatunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil. Selain itu, radio tidak terhambat oleh tingkat ketidakmampuan baca dan tulis penduduk pedesaan. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Petani dalam Mendengarkan Siaran Radio Beberapa variabel yang diidentifikasi berhubungan dengan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio yaitu umur, pendidikan, status sosial, akses informasi, dukungan kelembagaan, penilaian petani terhadap siaran radio (isi, waktu, format, gaya penyampaian), dan keterdedahan terhadap media lain (interpersonal, media cetak, dan media TV). Berdasarkan Tabel 7 di bawah ini, beberapa variabel yang menunjukkan hubungan sangat signifikan pada a= 0,01 terhadap penilaian petani terhadap siaran radio dan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio adalah umur, dukungan kelembagaan, isi siaran, waktu siaran, format acara, gaya kepemimpinan, media interpersonal, media cetak, dan media TV. Hal tersebut berarti bahwa variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam menciptakan perilaku mendengarkan radio bagi petani atau dengan kata lain terjadi peningkatan dari variabelvariabel tersebut dapat meningkatkan perilaku petani mendengarkan siaran radio. No Variabel Koefisien Korelasi Spearman Perilaku Mendengarkan Radio Frekuensi Waktu Acara Faktor Internal 1 Umur 0,590* 0,601* 0,600* 2 Pendidikan 0,430* 0,330* 0,325* 3 Status Sosial 0,514* 0,469 0,505* Faktor Eksternal 1 Akses Informasi 0,187 0,098 0,007 2 Dukungan Kelembagaan 0,729* 0,758* 0,757* Keterdedahan Media 1 Media Interpersonal 0,817* 0,859* 0,915* 2 Media Cetak 0,822* 0,863* 0,828* 3 Media TV 0,868* 0,863* 0,828* Keterangan: *Signifikan pada a = 0,05

11 96 Kusumadinata Perilaku petani mendengarkan radio pertanian Umur Hasil uji korelasi spearman untuk hipotesis 1 (umur) menunjukkan semakin bertambah umur, maka semakin baik penilaian dan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio. Hal ini diasumsikan bahwa semakin bertambah umur petani, maka semakin memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap siaran radio khususnya yang berkaitan dengan siaran pedesaan. Padmowihardjo (1994) mengungkapkan bahwa kemampuan umum untuk belajar berkembang secara gradual semenjak dilahirkan sampai saat kedewasaan. Asumsi ini dapat diketahui bahwa umur lebih lanjut orang akan belajar lebih cepat dan berhasil mempertahankan retensi dalam jumlah besar daripada usia lebih muda. Akan tetapi, setelah mencapai umur tertentu, kemampuan belajar akan berkurang secara gradual dan terasa nyata setelah mencapai umur 55 ataupun 60 tahun dan setelah ini penurunan akan lebih cepat lagi. Pendidikan Pendidikan yaitu jenjang pendidikan bersifat formal dan non formal yang pernah responden tempuh. Dilihat dari segi pendidikan formal, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Pendidikan responden dinilai cukup berpengaruh di dalam perilaku mendengarkan radio dengan frekuensi mendengarkan radio 0,430. Waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio responden dari hasil penelitian menunjukkan 0,330, sedangakn pilihan acara yang dinikmati oleh responden dalam mendengarkan radio hanya sebesar 0,32. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dianggap kurang berpengaruh bagi responden dalam mendengarkan radio. Status sosial Status sosial adalah tingkatan sosial responden dalam masyarakat dan tingkat pendapatan yang diperoleh pertahun. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Kluting Jaya menunjukkan bahwa frekuensi mendengarkan radio dianggap cukup berpengaruh terhadap status sosial karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi responden mendengarkan radio menunjukkan 0,514, sedangkan waktu yang dimiliki responden mendengarkan radio menunjukkan 0,469 dan pilihan acara yang sering didengarkan oleh responden menunjukkan 0,505. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kepulauan masih menggunakan radio sebagai media untuk mengakses informasi. Akses Informasi Variabel akses informasi tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap penilaian dan perilaku petani mendengarkan siaran radio. Artinya, variabel tersebut tidak dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan perilaku petani. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, pendidikan petani umumnya adalah SD, namun demikian tidak menjadi faktor pembatas bagi petani untuk mendengarkan siaran radio. Hal ini terkait dengan sifat radio yang bersifat aural sehingga tidak diperlukan keterampilan baca tulis bagi pendengarnya. Selain itu, pesan yang disampaikan dalam siaran tersebut telah dikemas sedemikian rupa sehingga bagi petani dengan tingkat pendidikan rendah dapat memahami pesan atau siaran yang dimaksud. Petani di lokasi penelitian juga umumnya telah memiliki pesawat radio yang memadai untuk mendapatkan siaran yang disiarkan oleh pemancar radio setempat. Oleh karena itu, akses informasi tidak menjadi kendala bagi petani khususnya siaran radio. Dukungan Kelembagaan Korelasi sangat signifikan juga terjadi pada variabel dukungan kelembagaan. Artinya, semakin baik dukungan yang diberikan oleh lembaga yang berkaitan dengan petani padi sawah, maka semakin baik penilaian dan perilaku petani mendengarkan radio. Kelembagaan yang teridentifikasi di lokasi penelitian adalah KUD, BPP, dan kelompok tani. Ketiga lembaga ini dirasakan manfaatnya bagi petani dalam membantu mengelola usaha tani mereka. Dampak dukungan tersebut cukup baik bagi petani sehingga kebutuhan untuk semakin memajukan usaha taninya mendorong petani untuk lebih giat mencari informasi terkait pertanian khususnya padi sawah. Salah satu informasi tersebut adalah siaran radio pedesaan. Dukungan kelembagaan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa petani cukup berpengaruh terhadap frekuensi mendengarkan radio sebanyak 0,729, sedangkan pilihan dalam hal waktu yang paling adalah 0,758, serta pilihan acara yang

12 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober dianggap paling adalah 0,757. Selain dari mendengarkan radio, masih ada dukungan lembaga lain dirasakan petani sangat. Menurut Slamet (2003), kebutuhan-kebutuhan dasar manusia bisa merupakan sumber motivasi yang kuat untuk mendorong para petani mau mempelajari sesuatu yang baru dan berbeda dengan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya. Orang akan belajar yaitu berusaha mengubah perilakunya sendiri bila ia tahu bahwa dengan belajar tersebut dapat terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Tabel 8. Penilaian Petani terhadap Siaran Radio No Variabel Koefisien Korelasi Spearman Penilaian Petani terhadap Siaran Radio Isi Waktu Format Gaya Faktor Internal 1 Umur 0,630* 0,722* 0,520* 0,613* 2 Pendidikan 0,270 0,265 0,188 0,403 3 Status sosial 0,461* 0,474* 0,566* 0,581* Faktor Eksternal 1 Akses informasi Dukungan kelembagaan 0,725* 0,583* 0,760* 0,757* Keterdedahan Media 1 Media interpersonal 0,632* 0,592* 0,906* 0,747* 2 Media cetak 0,751* 0,746* 0,750* 0,804* 3 Media TV 0,700* 0,693 0,866 0,841 Keterangan: *signifikan pada a =0,05 Isi Siaran Kean isi siaran dengan kebutuhan petani mendorong petani berusaha mendengarkan siaran radio. Isi siaran pada prinsipnya merupakan paket yang dipersiapkan khusus bagi petani terutama yang berkaitan dengan kegiatan petani sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi siaran mempunyai hubungan yang nyata dengan frekuensi petani mendengarkan siaran radio 0,681. Hasil penelitian menunjukkan hubungan peneliti dalam mendengarkan radio semuanya dinilai signifikan. Waktu Siaran Waktu yang digunakan untuk siaran sebagian petani menyatakan dengan waktu luang yang dimiliki sehingga petani dapat mendengarkan siaran radio tanpa mengganggu waktu kerja di lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu siaran mempunyai hubungan dengan frekuensi petani dalam mendengarkan siaran radio signifikan 0,639, sedangkan waktu siaran juga dinilai mempunyai hubungan dengan jumlah waktu yang dimiliki petani dalam mendengarkan siaran radio signifikan 0,591 dan pilihan acara yang dimiliki petani pada saat siaran waktunya dinilai juga signifikan yaitu 0,555. Koefisien Rank Spearman perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio dimulai dari frekuensi, jumlah waktu, dan pilihan acara pada saat siaran dinilai semuanya signifikan. Format Siaran Dunia siaran merupakan penentuan format sangat penting bagi sebuah stasiun radio untuk mengelompokkan pendengar sehingga dengan sasaran. Format siaran juga dinilai oleh petani. Format siaran dibuat sederhana dengan gaya penyampaian yang cukup komunikatif sehingga tidak menyulitkan petani mencerna makna pesan yang disampaikan serta menyesuaikan dengan bahasa setempat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa format siaran radio mempunyai hubungan dengan perilaku petani dalam mendengarkan radio demikian pula terhadap format siaran, pemilihan acara yang dimiliki dalam perilaku petani mendengarkan radio. Gaya Penyampaian Materi siaran radio harus mampu menarik pendengar. Untuk itu, materi harus memiliki daya tarik. Daya tarik materi ini dapat dilihat melalui topik materi yang aktual, lengkap, dan terperinci, serta dengan kebutuhan, mampu memecahkan masalah, menguntungkan

13 98 Kusumadinata Perilaku petani mendengarkan radio pertanian berdasarkan fakta, dengan yang diharapkan pendengar, mampu menjawab keingintahuan, dengan kemampuan petani, dengan tradisi daerah setempat, mampu merangsang petani untuk melakukan perubahan, dan bersifat praktis. Materi yang disiarkan oleh si pembawa pesan dalam hal ini pihak RRI (penyiar) dapat dicerna dan diterima oleh petani tidak terlepas dari bagaimana penyiar dengan lihai membawakan materi yang disampaikannya. Penyiar harus pandai meramu bahasa dan vokal untuk menarik simpati pendengar atas materi yang disampaikan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi petani dalam mendengarkan siaran radio berkorelasi positif terhadap gaya penyampaian pesan dari pihak RRI 0,860 dan jumlah waktu yang dimiliki petani juga berpengaruh terhadap gaya penyampaian pesan dengan jumlah waktu mendengar sebanyak 0,836, sedangkan pilihan acara yang dinikmati oleh petani dari gaya penyampaian pesan oleh RRI 0,771 perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio. Penilaian yang secara umum baik tersebut berkorelasi dengan perilaku petani, di mana petani memiliki minat yang cukup tinggi untuk mendengarkan siaran radio. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan dimana secara umum waktu yang dialokasikan petani untuk mendengarkan siaran radio cukup banyak hingga mencapai di atas satu jam sehari dengan rata-rata hampir setiap hari dalam satu minggu dan pilihan acara yang umumnya bertajuk siaran pedesaan. Minat yang baik dari petani untuk mendengarkan siaran radio tidak terlepas dari beberapa kelebihan yang dimiliki radio siaran seperti yang dikemukakan oleh Peigh et.al (1979) bahwa akses terhadap media massa radio cukup mudah karena masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar dan hanya bermodalkan baterai saja yang harganya tidak terlalu mahal sehingga petani dapat menjangkaunya. Kelebihan lain dari radio ialah sifatnya santai, lebih mudah menyampaikan pesan dalam bentuk acara menarik, dan gaya pikat untuk dapat melancarkan pesan. Media Interpersonal Sumber informasi media interpersonal yang biasa dimanfaatkan oleh petani adalah petani lain sesama anggota kelompok dan PPL. Petani sering menggunakan waktunya untuk berdiskusi di lahan pada sore hari dan biasa juga pada malam hari tergantung waktu luang yang ada bagi mereka. Keterdedahan terhadap media menunjukkan korelasi sangat signifikan dengan penelitian dan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio. Media dimaksud adalah media interpersonal dalam hal ini penyuluh, media cetak, dan media TV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media interpersonal mempunyai hubungan dengan frekuensi 0,817 dan waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio mempunyai waktu 0,859, sedangkan pilihan acara yang diminati untuk didengar oleh petani 0,915. Hal ini berarti semakin baik keterdedahan terhadap media tersebut, maka semakin baik perilaku petani dalam mendengarkan radio. Dapat pula diasumsikan bahwa petani dengan keterdedahan media yang baik memiliki perilaku yang baik dalam mendengarkan radio. Petani umumnya merasakan manfaat yang baik dengan keberadaan media tersebut, khusunya penyuluh karena diketahui bahwa media cetak masih terbatas di Desa Kluting Jaya dan media TV secara umum masih berfungsi sebagai hiburan bagi petani sebab tayangan tentang pertanian masih sangat kurang. Namun demikian, media-media tersebut cukup memberikan kontribusi bagi pengembangan wawasan dan kesadaran petani dalam menjalankan kehidupan mereka sebagai petani. Menurut Schramm (1984), segala macam media mulai dari yang mahal dan rumit sampai kepada yang paling sederhana dan murah dapat digunakan dengan efektif untuk mengajarkan tentang pembangunan. Van den Ban dan Hawnkins (1999) mengemukakan bahwa media dapat memengaruhi pikiran dan pembicaraan walaupun tidak dapat memutuskan yang harus dipikirkan. Gagasan baru yang disebar melalui media lebih cepat diterima. Beberapa macam pengetahuan dapat dialihkan melalui media. Variabel lain yang menunjukkan hubungan signifikan terhadap penelitian dan perilaku petani mendengarkan siaran radio adalah status sosial. Hal tersebut berarti bahwa peningkatan status sosial petani dapat meningkatkan penelitian dan perilaku petani mendengarkan siaran radio, walaupun dinilai kurang berpengaruh secara nyata. Status sosial dimaksud adalah keterlibatan petani dalam suatu organisasi, baik organisasi formal maupun nonformal. Petani yang bergabung dalam sebuah informasi memiliki motivasi yang cukup tinggi untuk selalu mendapatkan informasi dalam memajukan pertanian.

14 Jurnal Sosial Humaniora ISSN Volume 4 Nomor 2, Oktober Penyuluh Pertanian Lapangan (LPP) Sebagian ujung tombak pembangunan pertanian PPL adalah merupakan perpanjangan tangan dari Departemen Pertanian untuk membantu petani dalam hal berusaha tani. Kegiatan pengembangan kemandirian petani oleh penyuluh tidak lepas dari dukungan penyuluh pertanian formal maupun nonformal. Keterbatasan anggota PPL karena jarak dari lokasi dari kelompok yang satu kekelompok yang lainnya sering mengakibatkan PPL terlambat untuk mengjangkau lokasi binaan. Korelasi antara penilaian petani terhadap siaran radio dengan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio disajikan dalam Tabel 9 berikut. Tabel 9. Hubungan Penilaian Responden dengan Perilaku Responden Mendengarkan Siaran Radio No Variabel Koefisien Rank Spearman Perilaku Petani dalam Mendengarkan Siaran Radio Frekuensi Jumlah waktu Pilihan acara 1 Isi siaran 0,750* 0,744* 0,681* 2 Waktu Siaran 0,639* 0,591* 0,555* 3 Format Siaran 0,838* 0,882* 0,824* 4 Gaya Penyampaian 0,860* 0,836* 0,771* Keterangan: *signifikan pada a= 0,05 Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat korelasi sangat signifikan antara penilaian petani terhadap siaran radio dengan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio. Hal tersebut berarti bahwa semakin baik penilaian petani terhadap siaran radio, maka semakin baik perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio. Sebagian besar petani menilai baik atau sangat baik atas komponen penyiaran yang meliputi isi siaran, waktu siaran, format siaran, dan gaya penyampaian pesan. Media Televisi Untuk pemanfaatan media elektronik televisi bagi masyarakat Desa Kluting Jaya dirasakan sangat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yaitu frekuensi petani mendengar mempunyai hubungan yang signifikan 0,868 dan waktu luang yang digunakan petani untuk menonton TV 0,862, sedangkan pilihan acara yang diminati oleh petani adalah 0,859. Semua ini dinilai signifikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Namun demikian, kepemilikan media TV ini oleh masyarakat Desa Kluting Jaya sangat ditunggutunggu karena kondisi infrastruktur belum terlalu memungkinkan untuk mengakses informasi dari TV. Hal ini disebabkan belum adanya listrik masuk desa sehingga TV yang dimiliki hanya sebagian pajangan dan terkadang menggunakan gen set sebagai alat penerangan pada malam hari dan hanya digunakan sebagai media hiburan. Media Cetak Kurang dimanfaatkannya sumber informasi dari media cetak disebabkan di samping oleh tidak terjangkaunya bahan media cetak (brosur, surat kabar, leaflet, maupun majalah) bukan berarti petani tidak bisa membaca, tetapi akses media ini cukup lama tiba di lokasi tersebut. Namun demikian, jika seandainya media tersebut dapat dengan segera diakses oleh petani makan dengan demikian media cetak juga dianggap cukup berpengaruh di Desa Kluting Jaya untuk mengakses informasi terbukti dari hasil penilaian menunjukkan bahwa media cetak berhubungan dengan frekuensi petani membaca sebanyak 0,82 dan waktu yang digunakan untuk membaca pun menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu 0,863, sedangkan pilihan acara yang sering dibaca pun cukup tinggi yaitu 0,828. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan Radio merupakan media komunikasi yang penting bagi masyarakat kepulauan. Media ini masih diminati dan informasinya dimanfaatkan untuk perkembangan agribisnisnya. Secara lebih rinci penelitian ini dapat disimpulkan: 1) perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio yakni frekuensi mendengarkan cukup tinggi, lebih dari lima kali dalam satu minggu dengan waktu mendengarkan ratarata satu jam, dan isi siaran dinilai sangat

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

Latar Belakang PENDAHULUAN

Latar Belakang PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI (Related Factors To Fisheries Housewife s Behavior In Using Mass Media As

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Individu 6.1.1. Umur BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dan berada pada rentang usia 40 sampai 67 tahun. Sebaran responden hampir

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah, pengembangan kakao yang cukup potensial. Komoditi ini merupakan sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi saat ini, media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa media massa banyak berperan dalam kehidupan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka.

Lebih terperinci

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) 87 Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) No:. Faktor Internal Petani Padi 1. Nama responden :.. 2. Kelompok Tani :..

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN: Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN: Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN: Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Heryati Suryantini Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jln. Ir. H. Juanda No. 20,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN. AMIRUDDIN SALEH, "Hubungan Beberapa Karakteris- tik dan Perilaku Komunikasi Pemuka-pemuka Tani Dalam Dise-

RINGKASAN. AMIRUDDIN SALEH, Hubungan Beberapa Karakteris- tik dan Perilaku Komunikasi Pemuka-pemuka Tani Dalam Dise- i " /I WUBUNGAN BEDERAPA KARAKTERISTIK DAN PERllAKU KOMUNIKASI PENIUKA - PEMUKA TAHi DWL AM Dl SENIINASI TEKNOLOGI MODEL FARM Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) CITANIIUY* CIAIVIIS, JAWA BARAT - Oleh : AMlRUDDlN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : komunikasi langsung dan tidak langsung.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2 Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS Indra Gunawan, Wasrob Nasruddin, dan Rudi Hartono Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Diarsi Eka Yani Pepi Rospina Pertiwi Argadatta Sigit Program Studi Agribisnis, Jurusan Biologi FMIPA-UT ABSTRACT

ABSTRAK. Diarsi Eka Yani Pepi Rospina Pertiwi Argadatta Sigit Program Studi Agribisnis, Jurusan Biologi FMIPA-UT ABSTRACT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM MENGANALISIS DATA KEADAAN PADA USAHATANI SAYURAN (Kelompok tani sayuran di Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung) Diarsi Eka Yani (diarsi@ut.ac.id)

Lebih terperinci

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract Partisipasi Petani Dalam Kegiatan Kelompok Tani (Studi pada kelompok tani tambak ikan air tawar Mitra Tani Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) M. Zulkarnain Yuliarso 1 1) Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI Amiruddin Saleh 1, Nia Rachmawati 2, Sutisna Riyanto 16 ABSTRACT The objectives of this research are: (1) to understand the communication process

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR. KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN 21 MATERI DAN METODE PENELITIAN Materi Bahan eksperimen untuk video instruksional dan demonstrasi cara berupa materi tentang pesan pengendalian hama Penggerak Buah Kakao (PBK) yang teridiri dari : permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik dan Aktivitas Komunikasi dengan Perilaku Masyarakat Perkampungan Budaya Betawi

Hubungan Karakteristik dan Aktivitas Komunikasi dengan Perilaku Masyarakat Perkampungan Budaya Betawi Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Juli 2008, Vol. 06, No. 2 Hubungan Karakteristik dan Aktivitas Komunikasi dengan Perilaku Masyarakat Perkampungan Budaya Betawi U. Astuti a), A.V.S. Hubeis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi telah memainkan peran yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan utama bagi seluruh masyarakat, salah satunya masyarakat di Indonesia. Kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION 69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga tani di pedesaan, di mana mereka belajar sambil berbuat untuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON Risyat Alberth Far-Far Staf Pengajar Prodi Agribisnis FAPERTA UNPATI-AMBON, e-mail: - ABSTRAK Perilaku pemanfaatan

Lebih terperinci

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sendy Christina Kusumawardhani, Bekti Wahyu Utami, Widiyanto Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT RICKY YUNIAR WILDAN D2C605137 RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT Di era informasi ini, kebutuhan untuk

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usia responden pemuka tani yang terpilih dalam penelitian ini bervariasi di antara 34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usia responden pemuka tani yang terpilih dalam penelitian ini bervariasi di antara 34 , -. -J,. - - BABIV '/ -..,r^.:r v-j HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Data Penelitian. 1.1. Usia Responden. Usia responden pemuka tani yang terpilih dalam penelitian ini bervariasi di antara

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Dwi Agusetyarini Daraningrum F Info di Info RRI Pro I FM Surakarta) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Disusun Oleh: Dwi Agusetyarini Daraningrum F Info di Info RRI Pro I FM Surakarta) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Analisis pengaruh experience, brand name, word of mouth, dan information pada brand commitment yang dimediasi oleh brand trust terhadap acara berita radio di Surakarta (studi kasus pada acara berita Info

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIVITAS PELATIHAN TEKNOLOGI USAHA AYAM HIBRIDA BAGI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PETANI

KAJIAN EFEKTIVITAS PELATIHAN TEKNOLOGI USAHA AYAM HIBRIDA BAGI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PETANI KAJIAN EFEKTIVITAS PELATIHAN TEKNOLOGI USAHA AYAM HIBRIDA BAGI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PETANI TRIE JOKO PARYONO, ERNAWATI DAN HERWINARNI ENDAH MUMPUNI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU 15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan Visi Kota Metro menjadi Kota Pendidikan maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program Jam Belajar Masyarakat

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Tentang Berita Televisi dan Nilai Berita Perbedaan Berita TV, Radio dan Cetak Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Correlation of Interpersonal Communication to Farmers Behavior in

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR

Lebih terperinci

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN (Studi Korelasional Tentang Iklan Tv Berlangganan Centrin Tv Terhadap Minat Masyarakat Berlangganan di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru) ICHE. A. C. NAPITUPULU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu televisi.

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu televisi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi melahirkan suatu media baru yang dapat menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu televisi. Televisi sebagai alat penangkap

Lebih terperinci

Oleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo.

Oleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo. PENGARUH PENYULUHAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TEKNOLOGI SISTIM TANAM LEGOWO DI KELOMPOK TANI KARYA MUKTI III DESA SUKAKARYA KECAMATAN SUKANAGARA KABUPATEN CIANJUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan kehadiran berbagai macam media massa yang semakin hari semakin kompleks. Media massa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Mina Padi 1. Umur Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan berfikir petani dalam melaksanakan usaha taninya, hal tersebut juga berkaitan

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba

Lebih terperinci

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam penyebaran informasi atau sebagai proses komunikasi massa yang bersifat komersil maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini berfokus pada Strategi Komunikasi BP3AKB dalam mensosialisasikan perlindungan anak kepada masyarakat di Kota Bekasi, dan bertujuan untuk memberikan gambaran dan

Lebih terperinci