I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa isu strategis, antara lain : 1. Dampak perubahan iklim pada sektor pertanian berupa meningkatnya serangan OPT dan penyakit hewan, menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen. Berdasarkan Somowiyarjo (2011), ratarata kerugian untuk semua komoditas pertanian di aras dunia karena OPT ditaksir mencapai %. Ironisnya kerugian di negara yang sedang berkembang lebih besar dari pada di negara maju, padahal negara yang sedang berkembang ancaman kerawanan pangan lebih besar. 2. Meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan. BPS (2013) menyebutkan jumlah penduduk miskin pada September 2013 mencapai 28,55 juta orang atau 11,47 persen dari total jumlah penduduk, bila dibandingkan Maret 2013 persentase sebesar 11,37 yang berarti meningkat 480 ribu orang. Keadaan ini disebabkan periode Maret ke September 2013 terjadi inflasi yang cukup tinggi disebabkan oleh kenaikan BBM yang memicu harga komoditas bahan makanan dan makanan naik. Dapat disimpulkan kenaikan harga komoditas pangan dari pertanian memicu multiple effect yaitu terjadinya inflasi hingga berakibat meningkatnya angka kemisikinan. 3. Ketersediaan produksi kedelai, gula dan daging dalam negeri dan internasional terbatas, di sisi lain kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga komoditas tersebut meningkat. 4. Kenaikan impor bahan pangan dan pakan yang mengurangi devisa negara. BPS (2014) menyebutkan nilai impor produk pertanian Indonesia mencapai US$ 14,9 miliar atau melonjak 346%, atau empat kali lipat dibandingkan 2003 yang baru senilai US$ 3,34 miliar. Impor hortikultura menyumbang nilai cukup besar dari total seluruh nilai impor Indonesia. 5. Terbatasnya pembiayaan pertanian yang mudah diakses petani/peternak. 6. Terbatasnya infrastruktur lahan dan air. 1

2 7. Sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif. Berdasarkan UU Nomor 16 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, setiap desa idealnya mempunyai paling tidak satu penyuluh pertanian. Namun yang sering ditemui satu penyuluh menangani 3 4 desa, sehingga tidak semua desa dapat menerima penyuluhan pertanian (Pramita et al, 2013). 8. Dan belum optimalnya peran dan dukungan pemerintah daerah. Sebenarnya, kemudahan kegiatan pembangunan nasional dalam rangka mengatasi masalah pertanian- dapat dicapai salah satunya dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi yang sekarang ini semakin cepat berkembang. Informasi mengenai perkembangan dunia pertanian di Indonesia juga dirasa sangat penting bagi agen-agen penggerak pembangunan pertanian. Pelayanan informasi sangat dihargai, karena berperan mengurangi ketidakpastian dan sebagai bahan perumusan kebijaksanaan guna memecahkan masalah dan penentuan alternatif dalam pengambilan keputusan (Widodo, 2003). Selain itu, media informasi dapat memotivasi dan menggerakkan warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan pesan-pesan pembangunan yang bermakna, mengantarkan berbagai informasi dan pengetahuan kepada mereka. Demikian pula dalam pembangunan pertanian, pesan-pesan yang ada perlu disebarluaskan dan dikomunikasikan untuk menggerakkan dinamika masyarakat dalam pembangunan pertanian (Jahi, 1988). Salah satu bentuk teknologi komunikasi dan informasi yaitu media massa. Media massa sendiri ialah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (DeFleur dan McQuail, 1985). Media massa terlengkap dan tidak terbatas ruang dan waktu adalah buku. Karakteristik buku berbeda dengan media massa lainnya. Perbedaan masing-masing media dapat dilihat berdasarkan kekuatan dan kelemahannya yang secara rinci dijelaskan Tabel

3 Tabel 1.1 Karakteristik Media Komunikasi Media Kekuatan Kelemahan Koran - beritanya aktual - informasi cepat basi - bisa didokumentasi dan duplikasi - jangkauan terbatas - gambar yang dihasilkan kurang bagus Majalah/ - informasi berlaku Tabloid lebih lama - jangkauan sangat terbatas/ spesifik - gambar lebih bagus - beritanya kurang actual - bisa didokumentasi dan duplikasi TV - beritanya aktual - dokumentasi dan duplikasi sulit - informasi dikonsumsi secara instan - jangkauan luas - kombinasi suara, gambar, gerak - biaya periklanan terus meningkat - merupakan medium yang sangat kreatif dan luwes Radio - beritanya aktual - waktu siaran relatif pendek - jangkauan luas - hanya berupa suara - informasi sulit diterima Buku - informasi berlaku lebih lama - dapat disajikan berbagai bentuk (gambar, grafik, tabel) - jangkauan terhadap ruang dan waktu - dapat diulangi dan ditinjau kembali - tidak memiliki ketergantungan pada sumber daya - harga murah, disesuaikan daya beli Sumber : - cenderung monolog - membatasi kreatifitas - keterbatasan daya fisik buku - tidak dapat memenuhi kebutuhan semua orang di semua tempat dan waktu Giblin (2001) menyatakan 10% informasi diingat dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita bicara, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Walaupun hanya menyumbang 10% daya ingat, namun buku dapat dibaca berulang-ulang dan ditinjau kembali. Informasi yang disajikan mengandung kajian mendalam yang tidak terbatas ruang dan waktu. 3

4 Pembaca buku dapat menyerap informasi dengan utuh dan menambah kekayaan batin, kepribadian dan pikiran, tak terkecuali untuk buku pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia terus mengusahakan pertaniannya menuju keadaan lebih baik. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani atau mencari penghasilan dari pertanian membutuhkan modul atau buku pertanian. Didukung inovasi dan teknologi baru di bidang pertanian yang bersifat terus berkembang setiap waktu membuat materi pertanian selalu dibutuhkan. Menurut Longginus (2012) keberadaan buku pertanian mampu menggugah hati petani agar tahu lebih banyak mengenai sesuatu. Tak heran,banyak penerbit nasional yang merambah produksi buku pertanian dan menyajikan informasi praktis dan inovatif bagi masyarakat yang tertarik pada pertanian. Salah satu penerbit nasional yang terus eksis menerbitkan buku pertanian adalah Agro Media Pustaka. Semenjak didirikan 1 April 2001 hingga sekarang, mereka telah menghasilkan lebih dari 500 judul buku. Ratusan judul buku tersebut merupakan kontribusi dari para penulis yang tersebar di seluruh Indonesia. Penerbit ini mewadahi dunia pertanian ke dalam 13 tema besar, yaitu agrobisnis, perkebunan, tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias, teknologi pertanian, perawatan tanaman, ternak, unggas bisnis, ikan konsumsi, ikan hias, hewan peliharaan, dan burung peliharaan. Tema-tema tersebut dikemas dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, praktis, aplikatif, akurat, smart, dan bermutu. Penulis dari kalangan pakar dan praktisi yang berkompeten dibidangnya. Dari pakar dan praktisi, para pembaca diharapkan dapat memetik informasi lanjutan dari buku yang dibacanya, bahkan dapat langsung berkonsultasi dengan penulisnya (Agro Media, 2010). Buku pertanian yang diterbitkan oleh Agro Media Pustaka telah tersebar di berbagai daerah seluruh Indonesia. Untuk dapat menerbitkan buku dan sampai pada tangan pembaca, penerbit Agro Media Pustaka melalui proses yang sangat panjang. Proses dimulai dari penentuan tema, penentuan pengarang, penyuntingan naskah, pemotretan, penataan letak (setting), covering, pencetakan buku hingga pemasaran buku. Semua proses itu dikelola dan dikoordinatori oleh penerbit bekerja sama dengan pengarang, percetakan, distributor dan lainnya. Lewat buku-buku yang diterbitkan Agro Media senantiasa untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi para pembaca terhadap informasi pertanian. Semua bentuk usaha tersebut dapat diketahui 4

5 manfaatnya apabila mengetahui respons dari pembaca, karena mereka adalah penikmat informasi pertanian ataupun pelaku penting usaha pertanian. B. Perumusan Masalah Buku pertanian terbitan oleh Agro Media Pustaka merupakan salah satu upaya penyebaran informasi dan inovasi pertanian kepada khalayak umum. Keberadaan terbitannya diharapkan mampu menggugah hati pelaku usaha pertanian, hobiis ataupun penikmat informasi pertanian untuk tahu lebih banyak mengenai sesuatu bahkan memetik informasi lanjutan tentang hal yang diminati. Selain itu, setiap bentuk upaya penerbitan Agro Media Pustaka diharapkan berhasil memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pembaca. Walaupun terbitan buku pertanian Agro Media telah mencapai lebih dari 500 judul dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi suatu industri buku terus bergerak dan ekspektasi pembaca terus berubah. Perlu dilakukan upaya untuk mengetahui tanggapan pembaca terhadap hasil terbitan buku pertanian Agro Media dari segi pemilihan judul, pemilihan pengarang, desain sampul, wara atau tulisan singkat mengenai isi buku, tata letak, tata bahasa, harga buku, dan promosi. Selain itu, perlu diketahui tinggi rendahnya pengetahuan dan sikap pembaca setelah membaca buku pertanian terbitan Agro Media Pustaka. Dengan itu, dapat mengetahui respons positif atau negatif pembaca, sehingga dapat direncanakan tindak lanjutnya. Berdasarkan uraian ini maka dapat disusun perumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana respons pembaca terhadap buku pertanian terbitan Agro Media Pustaka? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respons pembaca terhadap buku pertanian terbitan Agro Media Pustaka? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat respons pembaca terhadap buku pertanian terbitan Agro Media Pustaka. 2. Mengetahui faktor-faktor (tingkat pendidikan, pekerjaan, persepsi, pengarang, judul buku, harga buku, tata bahasa, wara, sampul, tata letak, atau promosi)yang mempengaruhi respons pembaca terhadap buku pertanian terbitan Agro Media Pustaka. 5

6 D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti sebagai sarana untuk mengembangkan pola pikir dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian. 2. Bagi instansi terkait dalam hal ini buku pertanian terbitan, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan dan pengembangan strategi komunikasi pertanian baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. 3. Banyak penelitian mengenai media komunikasi pertanian dilakukan, khususnya media cetak. Namun sebagian besar mengenai surat kabar dan majalah pertanian. Jarang ditemukan penelitian mengenai buku pertanian yang juga sebagai salah satu media komunikasi pertanian. Oleh sebab itu melalui penelitian ini penulis berharap dapat berguna untuk memacu berkembangnya penelitian mengenai media komunikasi pertanian buku mengingat sebenarnya peredaran buku pertanian tersebar luas di mana-mana sebagai media transfer informasi inovasi dan teknologi pertanian. 4. Lebih lanjut bagi pembaca ataupun peneliti lain, yang berminat dalam masalah ini diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi informasi dan perbandingan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. 6