LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG"

Transkripsi

1 KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG Periode Triwulan-I 2013 : 1 Januari - 31 Maret 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan kunjungan lapangan Personel Konsultan Manajemen Pusat (KMP) PNPM Mandiri Perkotaan pada periode triwulan-i tahun 2013 : 1 Januari - 31 Maret 2013, telah dilaksanakan di 21 kelurahan/desa yang tersebar di 14 kota/kabupaten dan 9 provinsi lokasi PNPM Mandiri Perkotaan wilayah-2. Selama kunjungan di masing-masing kelurahan dilakukan pengumpulan data dan informasi melalui : wawancara dan diskusi bersama anggota BKM, KSM, warga masyarakat, aparat kelurahan, dan sebagainya. pemeriksaan dokumen/arsip dan pengambilan data sekunder dari PJM Pronangkis, pembukuan Sekretariat BKM, Pembukuan UPK, proposal kegiatan, laporan pertanggungjawaban kegiatan, dan sebagainya. observasi dan pemeriksaan kondisi lapang terhadap : hasil kegiatan tridaya, papan proyek, papan informasi, dan lainya. Dari seluruh informasi & data yang terkumpul dipetakan menjadi beberapa aspek/bidang, yaitu : Siklus Tinjauan Partisipatif, Pemanfaatan BLM, Pinjaman Dana Bergulir, Manajemen Keuangan, PLPBK, Kelembagaan BKM, dan Isu Umum Siklus Masyarakat. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, KMP merumuskan rekomendasi tindak lanjut untuk perbaikan ke depan. II. PERKEMBANGAN UMUM PROGRAM 1. Kegiatan Tingjkat Masyarakat. Menurujuk pada data SIM QS per 1 April 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan tahapan siklus reguler tingkat masyarakat mengalami keterlambatan. Pada akhir Desember 2012 seharusnya semua kegiatan siklus masyarakat di semua lokasi sasaran (Tahun-2, 3, & 4) sudah selesai 100%; termasuk kegiatan RWT (Rembug Warga Tahunan). Pada Wilayah-2 yang mencakup lokasi kelurahan, pelaksanaan kegiatan siklus Tahun-2, 3, & 4 mengalami keterlambatan 4,7% - 2,0%. Sedangkan pelaksanaan kegiatan siklus Tahun-4 di kelurahan mengalami keterlambatn 0,5% - 12,5%. 2. Pencapaian KPI. Pencapaian kinerja program sesuai indikator utama (KPI); dari 15 indikator yang ditetapkan terdapat pencapaian sesuai target 10 indikator, sedangkan 5 indikator lainnya di Page 0

2 bawah standar (tidak tercapai). Secara umum, indikator terkait partisipasi masyarakat dan kelembagaan masyarakat menunjukkan capaian di atas target (status Tercapai), sedangkan capaian indiaktor terkait pinjaman bergulir dan pemenuhan DDUB di bawah target (Tidak Tercapai). 3. Penyerapan dan Pemanfaatan dana BLM. Status pencapaian detail monitoring dan pelaporan progress pemanfaatan DIPA PIP Kabupaten/ Kota di lokasi Wilayah-2 per 5 April 2013 adalah sebagai berikut : Dana BLM dari DIPA PIP Kota/Kabupaten yang cair ke rekening bank milkik BKM, khusus di wilayah-2 sebesar 737,270 Miliar atau 99,45% dari total DIPA TA Rp. 741,387Miliar. Secara nasional total DIPA PIP TA sebesar Rp ,2 Miliar. BLM yang dicairkan ke KSM dan dimanfaatkan untuk kegiatan tridaya (infrastruktur, ekonomi, dan sosial) sebesar Rp. 711,861 Miliar (96,02%). Dari pemanfaatan dana tersebut, KSM telah menyampaikan laporan pertanggung-jawaban sebesar Rp. 534,945 Miliar (72,16%). III. SUPERVISI A. Pendampingan Tingkat Kelurahan a) Siklus Pemilu BKM Pada pemilihan BKM yang baru dilakukan, seluruh lokasi yang dikunjungi belum memenuhi capaian KPI 30% pemilih dewasa. Panitia pemilihan BKM yang dikunjungi seluruhnya tidak mengetahui KPI 30% untuk pemilih dewasa yang terlibat dalam Pemilu BKM di tingkat basis. Pemilihan BKM tingkat basis dilakukan melalui even pertemuan rutin RT dan tidak dilakukan dengan pemilihan langsung akan tetapi dengan menggunakan cara penyepakatan bersama. Fasilitator dan Panitia pemilihan BKM harus melakukan pengendalian pencapaian jumlah keterlibatan penduduk dewasa dengan target minimal 30%. Fasilitator agar memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada Panitia pemilihan BKM agar mereka mengetahui KPI 30% pemilih dewasa terlibat dalam Pemilu BKM di tingkat basis. Panitia pemilihan BKM agar menjelaskan secara tegas mengenai kriteria pemimpin yang baik menurut hasil diskusi kepemimpinan masyarakat. B. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) a) Aspek Aplikasi. Kesulitan memahami Pelaporan SIM PNPM-MP bagi semua pelaku, sulitnya melakukan analisis data di level KMW/Korkot, MK masih menggunakan aplikasi lama untuk kelurahan Lama dan Lanjutan KMP perlu menyusun Data Fact Sheet yang bisa menjadi Executive Information System, KMP perlu memperkaya tool analisa data yang sudah ada di KMW/Korkot, dan USK SIM harus menyelesaikan pelaporan rekap Nasional untuk data MK. b) Aspek Database. Kelengkapan data SIM untuk OSP 9 Maluku Utara untuk data Siklus Masyarakat dan BLM pemanfaatan masih sangat rendah, dan dalam penilaian evaluasi kinerja Triwulan ke-4 SIM akhir tahun 2012 OSP 9 Maluku Utara menduduki ranking 19 dari 19 Propinsi di wilayah 2. Meminta OSP mengejar ketertinggalan Siklus masyarakat dan juga Page 1

3 pemanfaatan BLM sebelum tanggal 31 Maret Meminta OSP melengkapi data yang belum masuk, dan Faskel harus segera menyelesaikan supply data ke Asmandat Korkot. c) Aspek SDM. Kurangnya koordinasi di Korkot dan KMW dalam penanganan data SIM. TA SIM di tingkat OSP yang baru dimobilisasi meski pelaku lama PNPM Perkotaan, tetapi belum pernah menjadi TA SIM sebelumnya. Mendorong KMW/Korkot untuk Berbudaya SIM (termasuk terhadap Hari SIM) dan memberikan penguatan kapasitas Asmandat Korkot yang dinilai lemah. d) Infrastruktur yang kurang mendukung khususnya di Tidore komputer yang dipakai oleh Asmandat Kota Tidore sudah tidak layak sehingga sering kali harus meminjam komputer dari Korkot untuk menyelesaikan tugasnya. Begitu juga untuk Infrastruktur Internet di Tidore, jaringannya internet yang tersedia dari provider yang ada, kurang mendukung (sangat lambat), sehingga seringkali harus dilakukan upload di tengah malam, dan untuk data yang agak besar harus dititipkan di OSP yang ada di Ternate untuk dilakuakn Upload. REKOMENDASI; Ketersediaan infrastruktur komputer dan koneksi internet yang cepat dan lancar menjadi prasyarat utama untuk menunjang kelancaran proses pengiriman data dari Korkot ke KMP, selama ini untuk di Tidore ketergantungan dengan OSP sangat tinggi dalam melakukan pengiriman data ke pusat dikarenakan permasalahan jaringan internet. C. MANAJEMEN KEUANGAN a) Terkait dengan kelengkapan pembukuan keuangan sekretariat LKM/BKM dan UPK diperoleh temuan : Buku Kas tidak diselenggarakan dengan lengkap, terlihat tidak dijumlahkannya Total transaksi debit, dan total transaksi kredit. Sehingga disinyalir tidak dilakukan cross check antara BKM dan UPK. Untuk itu direkomendasikan untuk memastikan proses manajemen kontrol dari Senior Faskel dan Tim Korkot pada pekerjaan pendampingan Fasilitator. b) Kantor BKM berada di rumah Koordinator BKM, sebagaimana disampaikan oleh koordinator, bahwa sebenarnya BKM telah difasilitasi oleh Kelurahan. Akan tetapi dirasa kurang oleh BKM. Direkomendasikan kepada korkot untuk memfasilitasi BKM untuk dapat memperoleh fasilitas oleh kelurahan. Sangat diharapkan bahwa BKM memiliki tempat tersendiri/khusus yang difasilitasi oleh pihak kelurahan. c) Papan Pengumuman tidak ditemukan di kantor BKM. Direkomendasikan untuk dapat memberikan papan pengumuman di kantor BKM, sehingga masyarakat dapat secara mudah mengetahui aktivitas program. d) Laporan Keuangan yang ditempel tidak diperbaharui setiap bulan. Sehingga SIM PK MK tidak sesuai dengan kondisi exsisting. Untuk itu direkomendasikan untuk memberikan penguatan kepada Team faskel, sekaligus memperbaiki manajemen pengendalian Tim Korkot. Rekomendasi; Tim Korkot agar Memastikan kesesuaian kondisi eksisting dengan data yang dilaporkan ke SIM PK MK. Direkomendasikan agar Senior Faskel memastikan pekerjaan pendampingan Faskel Ekonomi, khususnya terkait dengan Pengukuran Kinerja MK KM. Tim Korkot memastikan pekerjaan setiap tim faskel melalui mekanisme Uji Akurasi. Page 2

4 e) Kebutuhan jasa Audit Independen oleh BKM dampingan. Direkomendasikan agar pengadaan jasa audit independen memperhatikan langkah-langkah sebagaimana yang disyaratkan dalam pedoman. Rekomendasi : Fasilitasi KAP yang berkeinginan untuk mendapatkan penugasan dari BKM, agar dapat melakukan penugasannya sebagaimana yang diinginkan oleh program. Proses pembelajaran bagi dampingan, terkait pentinnya transparansi dan akuntabilitas melalui kegiatan Audit, harus dapat diperoleh secara maksimal malalui prosedur audit yang akan dilakukan oleh auditor independen. f) BKM belum membuat RAPB tahunan (2013) seperti yang dipersyaratkan dalam pengukuran kinerja pembukuan di Sekretariat BKM. D. INFRASTRUKTUR a) Teknis. Terdapat kelemahan perencanaan pada pembuatan dinding penahan tanah sehingga ambruk karena talud tersebut tidak menggunakan pipa sulingan, sehingga menambah beban saat hujan karena tanah jenuh air. pembangunan talud selesai namun LPJ belum dibuat. Terdapat kelemahan dalam perencanaan jalan rabat beton. Pembangunan drainase sesuai rencana akan ditinggikan dari permukaan jalan yang ada. Namun ada pembangunan jalan yang dilaksanakan dan didanai dari pemda sehingga jalan menjadi tinggi. Fasilitator Teknik bersama timnya dalam mendampingi harus lebih ketat saat verifikasi proposal dan bila memang ada yang tidak layak harus berani mengembalikan. Perlu dilakukan perencanaan ulang yang baik dan menggunakan material yang masih dapat digunakan dengan tambahan biaya swadaya masyarakat. dilakukan pengurugan sehingga jalan jadi rata dengan pembatas drainase, Melakukan pemugaran semua mulut drainase sehingga rata dengan jalan yang sudah ada atau, Setiap berapa meter diberikan sodetan pembuangan air sehingga air bisa langsung ke sungai, tidak menggenang di jalan. b) Administrasi. Arsip dokumen dan administrasi perencanaan kurang lengkap dan tertib. Perencanaan dalam proposal tidak matang, khususnya dalam hal design dan RAB. Lembar pernyataan hibah volume lahan tertulis satuan meter seharusnya satuan luas, Hasil kesepakatan harga satuan upah/bahan/alat Volume tidak diisi, tanggal survey, harga bahan hanya dari standar kabupaten tidak dari survey 3 toko. Daftar uji dampak lingkungan tidak diisi; Rencana pada proposal salah perencanaan karena perbandingan lebar dasar talud terhadap tinggi talud tidak memadai. Perlu adanya pendampingan yang optimal untuk memahamkan KSM untuk memperbaiki tentang kesadaran bahwa pengerjaan administrasi merupakan proses pebelajaran dalam rangka menuju kemandirian masyarakat melalui KSM. Masih beranggapan bahwa administrasi tersebut merupakan hanya kebutuhan proyek semata c) Operasi dan Pemeliharaan. Penurunan kemanfaatan infrastructur yang disebabkan buruknya pemakaian dan perawatan. Organisasi O&P di proposal hanya formalitas untuk memenuhi syarat proposal, tetapi tidak dilaksanakan. Masyarakat (KSM) dan Tim Faskel tidak mengerti kelanjutan dari O&P tersebut. Perlu adanya pendampingan yang optimal untuk memahamkan KSM tentang kesadaran rasa memiliki sarana yang tekah dibangun, Page 3

5 bahwa O&P merupakan TANGGUNG-JAWAB masyarakat sendiri tidak menggantungkan lagi pada pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat. E. SAFEGUARDS LINGKUNGAN a) Pembangunan Talud dan jalan rabat beton tidak dilengkapi saluran limpasan air hujan. Pembangunan jalan rabat beton tidak dilengkapi dilatasi jalan dan bahkan Daftar uji dampak lingkungan tidak diisi. Kegiatan pembangunan jalan terutama jalan dengan level yang hampir sama dengan area di kiri dan kananya seharusnya dilengkapi dengan saluran limpasan air hujan, sedangkan jalan dari beton seharusnya dilengkapi dengan dilatasi b) Umumnya pembangunan saluran drainase sudah sesuai dengan syarat teknis dan lingkungan, air mengalir dengan baik, tidak tergenang, dan tidak mengairi jalan yang ada disampingnya. Hilir saluran juga sudah menyatu dengan saluran induk. Pemeliharaan saluran tetap diperlukan untuk menjaga agar saluran dalam kondisi baik. Sebaiknya pembangunan saluran drainase selalu diikuti dengan pemeliharaannya, agar tidak terjadi genangan air dan pendangkalan saluran. F. SAFEGUARD SOSIAL Lahan untuk pembangunan infrastruktur. Lembar pernyataan hibah volume lahan tertulis satuan meter seharusnya satuan luas, Kartu tanda penduduk pemberi hibah tidak disebutkan, namun hampir semua lahan yang dipakai tsb. tidak mempunyai dokumen hibah atau ijin pakai. Perlu peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh stakeholder terhadap pentingnya safeguard lingkungan dalam pembangunan infrastruktur. G. PINJAMAN BERGULIR a) Kebijakan Pinjaman bergulir belum dilaksanakan sepenuhnya sesuai pedoman, antara lain : Pemberian pinjaman bergulir kepada KK Non PS 2, Peminjam terdaftar dalam PS 2 tetapi bukan KK miskin, Cadangan resiko pinjaman belum dibentuk, Tabungan tanggung renteng belum dilaksanakan, Penanganan UPK suspend belum dikakukan. Peningkatan kapasitas pelaku dan masyarakat dalam rangka pemahaman atas kebijakan Pinjaman Dana Bergulir. Monitoring target KMW dalam pemberian pinjaman terhadap KK miskin, cadangan resiko pinjaman, dana tanggung renteng dan penanganan UPK suspend. Agar pemanfaatan BLM tepat sasaran, maka seluruh kelurahan agar memiliki Peta dasar, peta jaringan infrastruktur, dan peta sebaran KK Miskin yang pembuatannya dilakukan oleh BKM bersama relawan dengan dibantu tim fasilitator. b) Personil UPK, Dewan pengawas UPK, dan fasilitator belum berfungsi secara optimal sesuai ketentuan, antara lain : Pencatatan di UPK belum berjalan optimal diakrenakan kegiatan dana bergulir tidak berjalan, UPK belum memberikan kartu pinjaman kepada KSM, Pemanfaatan dana UPK yang masih ada iddle money di rekening UPK belum optimal, Pemahaman dari tim pendamping maupun pengelola pinjaman bergulir terhadap substansi pengelolaan pinjaman bergulir dan administrasi pembukuan masih perlu ditingkatkan, serta Kinerja Pinjaman, Kolektibilitas dan pembukuan baik BKM, Page 4

6 UPK, bahkan beberapa fasilitator. Perlu Pengembangan kapasitas melalui pelatihan baik terhadap faskel, UPK maupun dewan pengawas UPK, sehingga memahami substansi dari pinjaman bergulir. Iddle money yang ada di rekening UPK harus didayagunakan dengan baik. Perlu dilakukan monitoring capaian target yang ditetapkan KMW. c) Administrasi pinjaman tidak dipelihara-kerjakan dengan tertib, antara lain : Persyaratan pinjaman seperti KTP dan tabungan tanggung renteng tidak dipenuhi, Kelengkapan barkas pinjaman seperti form pengajuan pinjaman, rekomendasi dan perjanjian pinjaman tidak ditandatangani UPK dan Peminjam, Penyimpanan arsip pinjaman tidak tertib di kantor UPK sehingga menyulitkan supervisi, Laporan penanganan UPK suspend belum dibuat. Persyaratan dan formulir pinjaman sangat penting untuk diperhatikan sebagai syarat yuridis/formal karena pinjaman tersebut tidak ada agunan selain tabungan tanggung renteng. Barkas pinjaman agar disimpan dikantor UPK untuk memudahkan supervisi dan tertib administrasi. KMW agar melaporkan penanganan dan rencana penutupan UPK suspend. d) Penanganan pinjaman bermasalah dan penyimpangan dana pinjaman bergulir kurang serius, antara lain : Pinjaman bergulir terjadi kemacetan akibat penyalahgunaan pembayaran angsuran dari anggota KSM oleh ketua KSM, Tingkat pengembalian pinjaman sangat rendah. Dilakukan mapping atas data pinjaman yang dikelola UPK lama sehingga diketahui pinjaman yang berada di masyarakat atau terjadi penyimpangan. Sebagai shok terapi apabila terjadi penyimpangan bersipat material dan tidak sanggup menyelesaikan dilaporkan secara pidana. Inventarisasi dan penanganan yang cepat atas dana-na kas yang dipinjam petugas UPK dan lainnya. IV. PENGEMBANGAN KAPSITAS 1. Pembahasan Inception Report OSP-5 a) Penyusun Inception Report belum membaca TOR OSP secara keseluruhan, sehingga pemahaman mengenai struktur organisasi dan tupoksi masing-masing unit masih belum terlihat secara rinci. b) Pada laporan ini menggambarkan bahwa OSP5 belum memahami apa tujuan pembuatan Inception Report. c) Secara Umum data dalam tabel yang disajikan tidak dibahas dalam main text dan tidak ditunjuk untuk menjelaskan bagian yang mana. Agar memudahkan untuk memberikan informasi kepada pembaca, ada baiknya tabel2 data disajikan dalam Lampiran d) Ketepatan sasaran pemanfaatan dana BLM harus menjadi concern bagi semua pihak. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan data dan instrumen pendukung seperti Data PS-2, Peta Jaringan infrastruktur dan peta sebaran KK miskin. e) Masih belum terlihat secara rinci dan khusus mengenai Strategi operasional Monitoring dan Evaluasi, pengembangan kapasitas, penanganan pengaduan dan Page 5

7 strategi pengendalian. Dikarenakan strategi yang diusulkan OSP-5 masih umum sama dengan strategi KMP. f) Belum terlihat Strategi khusus untuk masalah akurasi data. Akurasi ini berkaitan dengan tingkat kejujuran Faskel dalam melakukan penilaian kinerja pengelolaan keuangan di BKM dan UPK. g) Dalam isi laporan maupun lampiran - tidak terdapat jadwal kegiatan untuk pelaksanaan selama 15 bulan : periode Oktober Desember Perlu ditambahkan lampiran tentang Jadwal Kegiatan sesuai lazimnya Inception Report. h) Penyusunan inception report dilakukan secara parsial oleh masing-masing personel penanggung jawab, sehingga terlihat ada beberapa data dan informasi yang justru tidak saling mendukung. i) Ketika menyusun kurang membaca TOR, kurang dipahami secara detail, sehingga hal hal yang penting tidak terungkap, tetapi yang tidak penting malah terungkap, sehingga perlu dibenahi, agar tidak menjadi fatal. TOR tidak menajdi landasan dasar, karena TOR inilah yang dimintai pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas! j) Isue strategis belum kelihatan baik dalam pelaporan dan masih copy paste KMP. Bagaimana strategi OSP-5 sesuai dengan TOR bisa dijalankan lingkup uji petik adalah reguler & advanced. Direkomendasikan kepada Tim OSP-5 agar : a) IR adalah pedoman sendri oleh OSP 5, maka dalam menyusunnya semua pihak pihak yang terkait di OSP 5 wajib membaca dan memahami apa yang menjadi target dan strategi ke depannya bagaimana?agar ada perubahan yang lebih baik dari OC 05 jangan malah menurun. b) IR belum memunculkan keadaan atau unsur lokal/ciri lokal, tidak perlu membuat laporan yang tebal, tapi perlu subtansi dan unsur lokal di angkat. c) Perlu ada strategi yang baik dengan apa yang sudah dilakuakn selama 5 bln ini, dan ke depan apa yang menjadi target. d) Perlu ada sinkronisasi Tim OSP pada saat penyusunan Inception report dan perlu duduk kembali untuk menata target-target dan strategi-strategi. Alur laporan harus jelas subtansinya, dan semua Tim OSP 5 wajib memahaminya karena apa yang ada di dalam Inception report adalah acuan OSP 5 mau berbuat dan melaksanakan kegiatan. 2. Rapat Koordinasi Program Director dan Team Leader a) Teknis Penyelenggaraan. Soal teknis penyelenggaraan umum dari sisi fasilitas, tempat khususnya sangat mendukung pelaksanaan Rakor PD dan TL yang lebih efektif, sehingga dapat berlangsung dengan sangat baik. Keterlibatan Manajemen Perusahaan dalam diskusi adalah hal yang berbeda dan menarik, bukan hanya di tuntut faham terhadap pengelolaan keuangan tetapi juga soal substansi, semoga dampak Page 6

8 kepedulian terhadap pekerjaan konsultan jauh lebih tinggi dan oleh karenanya bisa mendukung kegiatan sepenuhnya. Pada awalnya dikhawatirkan peran program direktur sangat minim, namun dalam proses diskusi dapat dilihat sebenarnya, pada dasarnya Program Direktur memiliki SDM yang luar biasa, hanya mungkin karena terlalu banyak bicara hal yang rutin, potensi besarnya menjadi tidak terlihat. Penyusunan kerangka kerja pada rakor ini lebih terstruktur, sistematis dan diturunkan menjadi kerangka taktis, jelas target dan kegiatan yang harus dilakukan, keresahan yang ditunjukan dengan kerangka kerja mudah-mudahan ditularkan juga kepada seluruh konsultan sampai ke tingkat fasilitator, mengajak untuk banyak diskusi bukan hal yang rutin melainkan menyangkut substansi. Hal yang cukup menarik adalah soal diskusi tentang keberlanjutan, banyak pokok-pokok pikiran peserta yang sangat cerdas, diharapkan kerangka keberlanjutan ini dapat dirumuskan menjadi konsep keberlanjutan nasional. b) Capaian Substansi. Dari sisi pelaksanaan Rakor PD dan TL masih ada beberapa hal yang lemah, diantaranya waktu untuk berdiskusi tidak terlalu panjang, hasil diskusi perumusan kerangka taktis OSP tidak sama, sehingga berimplikasi terhadap bahan presentasi yang dibacakan oleh manajamen. Untuk kedepan direkomendasikan agar KMP menyiapkan lebih matang mengenai target diskusi setiap kelompok, disamping itu capaian masing-masing OSP harus di kendalikan dengan baik. KMP harus menindaklanjuti hasil rakor PD dan TL terutama penyusunan kerangka taktis OSP harus selesai paling lambat 2 minggu setelah pelaksanaan rakor, KMP harus mengendalikan pelaksanaan kerangka taktis OSP dan direview capaiannya pada rakor berikutnya. V. SPECIAL REQUEST A. Workshop Penyiapan Pedoman Konsinyasi PLPBK, P2G, GFDRR, pelaksanaan konsinyasi membahas beberapa isu kegiatan diantaranya PLPBK, P2G dan GF-DRR. Berikut adalah hasil kesepakatan-kesepakatan pada kegiatan tersebut : 1) Penetapan kriteria lokasi PLPBK 2013 (a) Kriteria pemilihan lokasi PLPBK 2013 mengikuti kriteria tahun 2011 dengan melakukan updating data berbasis SIM. (target selasa, 12 Februari 2013 Final). (b) Penetapan lokasi baru PLPBK akan diselesaikan paling lambat 31 Juli (c) Dengan melihat point a, dimungkinkan untuk dilakukan pemilihan lokasi PLPBK melalui pilot dengan kriteria tertentu, rekomendasi pilot sudah sampai pada tingkatan Kelurahan. (target 28 Februari 2013 Final). Apabila mau masuk ke wilayah kumuh maka harus dipelajari kategori kumuh. 2) Komposisi Askot UP sesuai TOR, penghitungannya akan diselesaikan paling lambat 28 Februari Surat Direktur untuk perekrutan askot UP paling lambat 1 Maret Page 7

9 Pada tanggal 14 Maret akan dilakukan monitoring mobilisasi Askot UP dilapangan oleh HRM. 3) Penguatan Peran Gender (P2G). Mobilisasi konsultan dan Fasilitator tanggal 1 Juli Ada penambahan Fasilitator. Ada penambahan BOP Korkot. 4) PRBBM (Pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat) lingkup kegiatannya mitigasi dan kesiap siagaan bencana yang didalamnya ada didominasi dengan kegiatan CB dan pilot. konsep pedoman pelaksanaan akan disiapkan oleh PMU untuk dibahas lebih lanjut. Ada tambahan fasilitator. Nama kegiatan (PRBBM) di cari lagi yang lebih menarik. Dari kegiatan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi tindaklanjut, yaitu mengenai PRBBM, P2G dan PLPBK, disamping itu menyangkut isu umum mengenai pengendalian, OSP CB dan kegiatan pengembangan kapasitas, diharapkan semua isu umum tersebut dapat diselesaikan paling lambat akhir Maret eof. Page 8

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012 Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN BASELINE, PLPBK

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Februari 2011 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN 2015 i LAPORAN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Januari 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Maret 2011 1 P a g e 1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah Rembug/Rapat

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Desember 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK Periode : Triwulan-IV 2012, 1 Oktober - 31 Desember 2012

KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK Periode : Triwulan-IV 2012, 1 Oktober - 31 Desember 2012 KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK Periode : Triwulan-IV 2012, 1 Oktober - 31 Desember 2012 I. PENGANTAR Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2012 mencakup 10.923 kelurahan

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 (Disampaikan dalam acara Pembukaan Workshop NMC - NCEP 2011) haripras Didiet Arief Achdiat Kepala PMU P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Oktober 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT - UPK

PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT - UPK PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT - UPK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PEMBUKUAN BKM PERIODE TRIWULAN KE-2 BULAN : APRIL-JUNI 2015 P2KP - WILAYAH 2

LAPORAN UJI PETIK PEMBUKUAN BKM PERIODE TRIWULAN KE-2 BULAN : APRIL-JUNI 2015 P2KP - WILAYAH 2 LAPORAN UJI PETIK PEMBUKUAN BKM PERIODE TRIWULAN KE-2 BULAN : APRIL-JUNI 2015 P2KP - WILAYAH 2 A. PENDAHULUAN Periode pelaporan uji petik ini merupakan kelanjutan dari pelaporan uji petik periode sebelumnya

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91 I. PENDAHULUAN Pada bulan September 2013 direncanakan akan dilakukan penutupan data SIM PPM sampai dengan akhir tahun 2010. Penutupan data tersebut bertujuan data di bawah tahun 2010 tidak ada lagi data

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan Pengaduan pada periode Maret tahun 2013 telah mencapai 2.005 pengaduan. Sedangkan pengaduan informatif berjumlah 1972 pengaduan dan pengaduan masalah berjumlah 23 pengaduan.

Lebih terperinci

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. Anlist.asp II. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di wilayah I di bulan Januari 2013 dilaporkan hanya oleh 7 Propinsi. Pada bulan Januari 2013 ini seluruh tenaga ahli telah didemobilisasi

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan

Lebih terperinci

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing A. Latar Belakang : Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing (Media Pelatihan dan Media Sosialisasi) Dalam berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi baik ditingkat Konsultan, Pemda,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang

Lebih terperinci

PELATIHAN ASKOT, FASILITATOR MANAJEMEN KEUANGAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 OSP.08 PROVINSI SULAWSI UTARA

PELATIHAN ASKOT, FASILITATOR MANAJEMEN KEUANGAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 OSP.08 PROVINSI SULAWSI UTARA PELATIHAN ASKOT, FASILITATOR MANAJEMEN KEUANGAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 OSP.08 PROVINSI SULAWSI UTARA A. Materi Pelatihan Askot dan Fasilitator Ekonomi Tujuan Tema Topik JPL 1. Peserta paham dan mampu

Lebih terperinci

TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL Satker P2KP Pusat

TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL Satker P2KP Pusat TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL 2015 Satker P2KP Pusat 1 USK : MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) 1 Tersusunya dokumen strategi Pengendalian dan Pedoman Pelaksanaan serta

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 7 ( BENGKULU) 1. KABUPATEN BENGKULU UTARA 1. Penyelesaian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT () PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 PENANGANAN PENGADUAN UNTUK TATA PEMERINTAHAN YANG LEBIH BAIK TINGKAT KOMUNITI RELAWAN, KSM, BKM, MASYARAKAT

Lebih terperinci

Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP

Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP Tujuan Perlindungan Sosial dan Lingkungan Menjamin tidak adanya dampak negatif dari hasil pelaksanaan program kepada sosial dan lingkungan Optimalisasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juni 2013 telah mencapai 33.417 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 33.415 pengaduan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012 PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA Triwulan 2 - Tahun 2012 ASPEK DAN BIDANG EVALUASI KINERJA TINGKAT PROVINSI ASPEK FASILITASI ASPEK CAPAIAN INDIKATOR HASIL terdiri dari bidang2 : 1. SIM 2. PPM

Lebih terperinci

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK PERIODE TRIWULAN I (SIKLUS MASYARAKAT & PEMBUKUAN BKM) TAHUN 2015 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 LAPORAN UJI PETIK

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013 Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi

Lebih terperinci

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri I. PENDAHULUAN Selama periode Januari Desember tahun 2013 jumlah pengaduan yang telah dikelola dari tingkat Korkot sampai dengan KMP mencapai 12.403 dengan status pengaduan yang masih proses 57 pengaduan(0,45%).

Lebih terperinci

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 A. Gambaran Umum Program ICDD Phase 3 telah memfasilitasi penguatan peran Pemerintah Daerah dalam rangka menjalin kemitraan, yang akan mensinergikan

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2013

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2013 EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2013 Pengendalian kualitas data sangat penting bagi pengguna data, karena dapat menjadi rambu-rambu dalam hal; betapa pentingnya data, lebih-lebih

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM A. Pelaksanaan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Phase I Pengelolaan Pengaduan Masyarakat pada phase I oleh KMP ICDD Wilayah I di mulai pada periode Agustus 2010. Jumlah pengaduan yang diserah-kelolakan

Lebih terperinci

Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro BAB-1 PENDAHULUAN

Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro BAB-1 PENDAHULUAN BAB-1 PENDAHULUAN Kegiatan pengendalian yang dilakukan KMP PNPM Mandiri Perkotaan pada bulan September 2011 berkaitan dengan optimalisasi pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir yang ada di lapangan, baik

Lebih terperinci

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Pelaku Tingkat Pusat 1. Project Management Unit PMU P2KP adalah unit kerja yang bertanggung atas keberhasilan pelaksanaan program PLP BK

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Berdasarkan progress capaian pengaduan pada periode Maret 2012 jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 801 pengaduan dan secara akumulatif sampai dengan bulan Maret 2012 jumlah pengaduan yang

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Mei 2013 telah mencapai 31.631 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 31.581 pengaduan

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 A. Pendahuluan Lokasi sasaran PNPM

Lebih terperinci

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2 JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2 A. LATAR BELAKANG Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) I tahap I telah dilaksanakan sejak

Lebih terperinci

REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) TAHUN 2015 BKM BLIMBING KELURAHAN BLIMBING

REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) TAHUN 2015 BKM BLIMBING KELURAHAN BLIMBING REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) TAHUN 2015 BKM BLIMBING KELURAHAN BLIMBING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PK BKM : 1. Slamet Djunaedi 2. Drs. Sutrik 3. Kristianto 4. Nur Halimah 5. Budi Hari.S 6. H. Tohir

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2

KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2 KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2 A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan proyek P2KP II tahap 1, yang dimulai pada bulan Oktober

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA Nomor: 0075/Advance/I/SPK/SNVT-PBL/WNG/2010 Tanggal: 07 Januari 2010

SURAT PERJANJIAN KERJA Nomor: 0075/Advance/I/SPK/SNVT-PBL/WNG/2010 Tanggal: 07 Januari 2010 SURAT PERJANJIAN KERJA Nomor: 0075/Advance/I/SPK/SNVT-PBL/WNG/2010 Tanggal: 07 Januari 2010 Pada hari ini Kamis, Tanggal Tujuh Bulan Januari Tahun Dua ribu sepuluh, Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

Laporan Hasil Monitoring Siklus Pemilihan BKM/LKM Tahun 2012

Laporan Hasil Monitoring Siklus Pemilihan BKM/LKM Tahun 2012 Laporan Hasil Monitoring Siklus Pemilihan BKM/LKM Tahun 2012 I. PENDAHULUAN 1. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2012 ini telah menjangkau seluruh provinsi di wilayah Indonesia, meliputi 268 kota/kabupaten

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE STATUS : FEBRUARI 2010

REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE STATUS : FEBRUARI 2010 REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE 2009-2010 STATUS : FEBRUARI 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 N0 Kategori Pertanyaan Kunci Responden Konawe Belitung

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014 EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014 PENGANTAR Hasil evaluasi kinerja SIM untuk periode Oktober - Desember 2014 (triwulan-4) menunjukkan Skor rata-rata nasional pada angka 92.11%

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG

LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG Periode Triwulan IV 2012 : 1 Oktober - 31 Desember 2012 I.

Lebih terperinci

Yogyakarta, 13 Desember 2013

Yogyakarta, 13 Desember 2013 Yogyakarta, 13 Desember 2013 Banyaknya Fasilitator kelurahan yang masuk-keluar (turn over); terutama Faskel Infrastruktur - karena faktor-2 : gaji yang relatif lebih rendah (dibanding program sejenis lain),

Lebih terperinci

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9) Pendahuluan Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9) Progres data pengaduan bulan Agustus 2010 diperoleh dari SIM aplikasi PPM meliputi OC 5 s/d OC 9 menggunakan

Lebih terperinci

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan April 2015 yang dikumpulkan dari tingkat KMW dan pengaduan yang masuk ke KMP berjumlah 506 aduan. Pengaduan telah selesai ditangani sejumlah 497 pengaduan

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Status pengaduan pada periode Juni 2012 sebanyak 815 pengaduan, dengan total pengaduan sampai dengan periode Juni sebanyak 19.677 pengaduan. Pengaduan yang masuk pada periode Juni telah

Lebih terperinci