LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
|
|
- Herman Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1
2 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan rangkaian kegiatan peninjauan secara partisipatif terhadap seluruh siklus kegiatan PNPM di kelurahan, kinerja BKM/LKM, capaian program (kualitas dan kuantitas) dan kinerja pengelolaan keuangan. Kegiatan review ini difasilitasi oleh BKM/LKM bersama para relawan (unsur masyarakat). Tinjauan (review) partisipatif dilakukan secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, dan menitik-beratkan pada : Pelaksanaan siklus kegiatan PNPM di kelurahan. Kinerja BKM/LKM sebagai lembaga pimpinan kolektif yang digerakkan oleh nilai-nilai universal dalam pengambilan keputusan dan pengendalian kegiatan penanggulangan kemiskinan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Implementasi dan capaian Renta Pronangkis dan atau PJM Pronangkis termasuk capaian secara fisik maupun kualitas. Pengelolaan keuangan; efektifitas dan efisiensi (dalam mendukung Rencana Tahunan Pronangkis), transparansi, dan pencatatan/pembukuan keuangan. Tinjauan Partisipatif dilaksanakan oleh kelurahan/lkm yang memasuki siklus mulai tahun ke-2 dan seterusnya. Pada tahun ke-4 kembali dilakukan perencanaan partisipatif untuk menyusun PJM Pronangkis yang baru dengan melaksanakan proses siklus seperti tahun pertama. II. CAKUPAN UJI PETIK SIKLUS REVIEW PARTISIPATIF Sasaran uji petik ini mencakup 3 bidang kegiatan dalam siklus tinjauan (review) partisipatif, yaitu : i). Review Program, ii). Review Kelembagaan, dan iii). Review Keuangan. Uji petik siklus review partisipatif ini dilakukan selama bulan Juni 2012 di 25 kelurahan yang tersebar di 12 kota/ kabupaten di 6 provinsi. Pelaksanaan kegiatan tinjauan (review) itu sendiri masih akan berlangsung hingga akhir bulan Juli (Lokasi Lama) dan uji petik siklus ini juga akan dilakukan pada kelurahan lain untuk mengetahui gambaran lebih utuh tentang pelaksanaan review partisipatif di masyarakat. P a g e 2
3 Berikut lokasi sasaran pelaksanaan uji petik tinjauan/review partisipatif bulan Juni 2012: No Kelurahan Kota/Kabupaten Provinsi 1 Legok Kota Jambi Jambi 2 Rawasari 3 SumurAnyir kota Sungai Penuh 4 Permanti 5 Gabek 1 Pangkalpinang Bangka Belitung 6 Taman Bunga 7 Sungai Daeng Bangka Barat 8 TambelanSampit Pontianak Kalimantan Barat 9 Sungai JawiBerkah 10 Kuala Singkawang 11 Setapuk Kecil 12 Babakan Sari Bandung Jawa Barat 13 Karasak 14 Dago 15 Kopo Kab. Bogor 16 BojongGede 17 Cimahi Kab. Sukabumi 19 Cicantayan 20 TanjungUnggat Tanjung Pinang Kepulauan Riau 21 BengkongLaut kotabatam 22 Duriangkang 23 Silampuyang Simalungun Sumatera Utara 24 RambungMerah 25 PematangSimalungun P a g e 3
4 III. HASIL UJI PETIK DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Petik Tinjauan (Review) Program 120% 100% 100% 100% Mengetahui pemenuhan substansi pelaksanaan kegiatan review program & menumbuhkan pemahaman masy yg makin baik dlm menyusun PJM Pronangkis&melakukan penyempurnaannya setiap thn shg kualitas PJM Pronangkis yg ada memiliki nilai maksimal untuk direalisasikan 80% 94% 83% 79% 71% 69% 93% 74% 68% 83% 81% 78% 72% 87% 79% 78% 75% 67% 89% 72% 85% 77% 76% 69% Mewujudkan PJM Pronangkis Kelurahan/Desa yang berbasis MDG's sebagai Keputusan Kelurahan/Desa Mengetahui pelaksanaan Pelatihan/ Coaching Tim PP 60% 61% 62% 58% 50% 50% 40% 38% 44% Mengetahui capaian indikator kuantitatif dan kesesuaian dengan informasi dari lapangan(akurasi data SIM) 33% 25% 20% Memastikan bahwa program kegiatan yang ada di PJM, merupakan kegiatan yang sustainability maksimal 0% Jambi Kalbar Jabar Babel Kepri Sumut Rerata Capaian Rata-Rata Masing-masing Kota Provinsi P a g e 4
5 1. Aspek Pemenuhan Substansi Dalam pelaksanaan siklus Tinjauan (Review) Program hampir seluruh ketentuan (koridor) sesuai pedoman teknis terpenuhi. Secara umum capaian kegiatan ini berkisar diantara Cukup dan Baik. Ketentuan yang umumya tidak terpenuhi adalah : Lokakarya review program berjalan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan dalam pedoman teknis review PJM Pronangkis P2KP. Hasil review PS disosialisasikan kepada seluruh masyarakat melalui media warga minimal di 5(lima) tempat strategis. Penyusunan draft PJM Pronangkis dilakukan oleh Tim PP bersama BKM dihadiri oleh anggota Tim PP dan anggota BKM selalu memenuhi quorum (2/3 dari jumlah anggota BKM + anggota Tim PP). Kondisi bahwa hasil review PS tidak disosialisasikan melalui media warga minimal di 5 tempat strategis diungkapkan oleh masyarakat (responden) dengan pernyataan : Media warga (papan pengumuman) yang ada tidak mencapai 5 unit. Anggapan bahwa lima tempat strategis harus berupa papan pengumuman. Masyarakat tidak mengetahui (secara pasti) adanya pengumuman tersebut. Responden menyatakan tidak mengetahui proses penyusunan draft PJM Pronangkis dilakukan oleh anggota BKM dan Tim PP yang tidak mencapai quorum. Responden lain menyatakan bahwa proses penyusunan PJM Pronangkis dilakukan hanya oleh beberapa orang anggota BKM dan Tim PP (tidak mencapai quorum); bahkan ada yang hanya oleh anggota BLM/LKM saja. P a g e 5
6 2. Aspek Muatan PJM Pronangkis Pada aspek Muatan PJM yang menjelaskan tentang proses dan hasil terkait pembahasan dan penyepakatan isi PJM Pronangkis hasil review, secara umum kegiatan ini dapat berlangsung sesuai koridor dalam pedoman. Secara umum capaian aspek ini rata-rata Baik di Jambi (83%), Cukup di Jawa Barat (74%), Kepulauan Riau (79%), Bangka Belitung (72%) dan Sumatera Utara (72%) serta kurang di Kalimantan Barat (33%). Dari 6 ketentuan (koridor) pada aspek ini umumnya dipenuhi dalam hal : PJM Pronangkis hasil review berbasis dan mendukung MDG's, kegiatan yang disusun memiliki umur ekonomis 3 tahun, dan kegiatan dalam PJM tersebut berhubungan (mengatasi) permasalahan yang ada. Kekurangan terjadi pada pemenuhan ketentuan : Pelibatan pihak luar BKM, Keputusan dan pengesahan dari pihak Lurah terhadap PJM Pronangkis sebagai program kelurahan, dan sosialisasi PJM hasil review kepada masyarakat (melalui 5 titik pusat informasi). Di beberapa lokasi tergambarkan bahwa masyarakat tidak memahami proses yang terjadi dan hasil yang diperoleh pada kegiatan review program tersebut. 3. Aspek Pelatihan Penyelenggaraan pelatihan (coaching) untuk unsur masyarakat, yaitu Tim perencanaan Partisipatif (PP) - terkait dengan pembekalan dalam kegiatan siklus tinjauan (review) ini ada 6 ketentuan (koridor). Secara umum di seluruh lokasi uji petik dicapai dengan Sangat Baik di Sumatera Utara (100%) dan Jawa Barat (93%), Baik di Bangka Belitung (83%) dan Kepulauan Riau (87%) dan Cukup di Jambi (79%) dan Kalimantan Barat (71%). P a g e 6
7 Ketentuan yang umumnya dapat dipenuhi adalah : Pelatih (adalah Faskel yang dilatih oleh KMW), Penggunaan modul, Pembuat undangan (panitia adalah BKM), dan Tim PP ada yang berasal dari anggota BKM/ UP-UP/ Sekertaris BKM aktif. Di beberapa lokasi tidak mengetahui adanya penggunaan media pelatihan, bahkan ada yang menyatakan `tidak ada'. Kelemahan yang umum terjadi terkait transparansi penggunaan dana pelatihan fixed cost: Peserta dan masyarakat tidak sepenuhnya mengetahui besar dan pengelolaan dana pelatihan tersebut dan Penyebaran informasi tentang hal ini minim. 4. Aspek Capaian Indikator Kuantitatif Dari aspek ini diketahui sejauh mana tingkat capaian kuantitatif dari proses kegiatan ini; yaitu meliputi : 80 % undangan lokakarya dapat menghadiri pelaksanaan lokakarya, Jumlah peserta lokakarya aktif (> 50%), dan Jumlah kehadiran peserta dari unsur perempuan dan warga miskin (>30%). Capaian pada seluruh lokasi uji petik menunjukkan kategori Cukup di Kepulauan Riau (67%), Bangka Belitung (78%), dan Kurang di Jambi (50%), Kalimantan Barat (25%), Jawa Barat (38%) dan Sumatera Utara (44%). Ada 2 hal yang dipandang lemah pada capaian aspek ini, yaitu : Jumlah peserta perempuan dan warga miskin yang hadir dalam lokakarya kurang dari 30% dan Peserta yang hadir kurang dari 80% undangan yang disebarkan oleh BKM/LKM. P a g e 7
8 Di beberapa lokasi memang tercatat bahwa realisasi partisipasi dalam lokakarya review ini di bawah standar yang ditetapkan, tetapi di lokasi lain tidak ditemui dokumen (arsip) kegiatan tersebut dan responden tidak dapat memastikan jumlah kehadiran warga. 5. Aspek Kegiatan Berkelanjutan Yang dimaksud kegiatan berkelanjutan pada aspek ini meliputi : Kegiatan fisik/lingkungan yang mempunyai masa pakai minimal 3 tahun dan ada rencana pemeliharaan yang konkrit, Kegiatan sosial yang merupakan kegiatan yang berkelanjutan (bukan charity), kegiatan pinjaman bergulir yang mempunyai tingkat pengembalian lebih dari 80 %, dan kinerja keuangan BKM untuk Sekretariat & UPK berkategori "Memadai" atau lebih tinggi. Lokasi uji petik di Bangka Belitung memiliki Capaian Kurang (58%), dan Cukup untuk, Kepulauan Riau (75%), Kalimantan Barat (69%) dan Jawa Barat (68%), serta Sangat Baik untuk Jambi (94%) dan Sumatera Utara (100%). Kelemahan umumnya terjadi yaitu : kegiatan pinjaman bergulir yang mempunyai tingkat pengembalian lebih dari 80 %, kinerja keuangan BKM untuk Sekretariat & UPK berkategori "Memadai" atau lebih tinggi. P a g e 8
9 3.2 Uji Petik Tinjauan (Review) Kelembagaan 120% 100% 80% 83% 83% 79% 75% 67% 100% 100% 95% 94% 86% 82% 83% 83% 83% 81% 79% 80% 79% 77% 78% 75% 73% 72% 70% 67% Masyarakat memahami bahwa kelembagaan yang ada diwilayahnya sebagai milik masyarakat yang perlu di review dengan merefleksikan bersama secara berkala Adanya keterbukaan BKM untuk melakukan Refleksi Kelembagaan BKM 60% 50% 61% 56% 50% 60% Mengetahui pelaksanaan Pelatihan/ Coaching Tim Refleksi Kelembagaan-BKM 40% 20% 25% 38% Mengetahui capaian indikator kuantitatif dan kesesuaian dengan informasi dari lapangan(akurasi data SIM) Capaian Rata-Rata Masing-masing Kota 8% 0% Jambi Kalbar Jabar Babel Kepri Sumut Rerata Provinsi 1. Pemenuhan Substansi Aspek pemenuhan substansi yang merefleksikan pemahaman masyarakat dalam melaksanakan siklus tinjauan (review) kelembagaan ini dapat dicapai dengan Baik, Cukup dan Kurang. Lokasi uji petik pada 6 provinsi menunjukkan hasil Baik di Jambi (83%), Cukup di Jawa Barat (61% ), Kepulauan Riau ( 75% ), Bangka Belitung (79%), dan Sumatera Utara ( 73% ). P a g e 9
10 Diantara 10 ketentuan yang harus dipahami dan dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan tinjauan (review) kelembagaan ini, pada umumnya ketentuan terkait transparansi yang tidak dapat dipenuhi, yaitu : Daftar nama-nama Tim RK-BKM diketahui oleh masyarakat (ditempel di lima tempat strategis) Ada pernyataan sikap masyarakat (hasil pleno lokakarya) yang dituangkan secara lengkap kedalam Berita Acara. Program kerja BKM disosialisasikan kepada masyarakat dan hasilnya ditempel di lima tempat strategis, pengumuman daftar nama Tim RK-BKM diketahui olehmasyarakat (ditempel di 5tempat strategis), BKM-BKM memenuhi ketentuan sosialisasi refleksi kelembagaan di tingkat basis, menyatakan kesediaan melakukan refleksi secara internal (juga bersama UP-UP), dan menyusun berita acara pelaksanaan review kelembagaan, materi pembahasan termasuk semua hal yang ada di AD/ART, yang berhubungan dengan kelembagaan termasuk masa kepengurusan BKM, akan tetapi ketentuan penyebaran hasil kegiatan melalui media (sarana) pengumuman tidak terpenuhi hingga (kurang dari) 5 unit. 2. Keterbukaan BKM. Pemenuhan aspek Keterbukaan BKM dalam tinjauan (review) kelembagaan dapat dicapai dengan Sangat Baik (100%) di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau, Baik di Jawa Barat ( 86% ) dan Sumatera Utara (83% ) Cukup di Jambi (75%), dan Kurang di Kalimantan Barat (25 %). Dalam hal kehadiran anggota BKM dalam pelaksanaan FGD review kelembagaan yang diikuti oleh warga masyarakat hampir seluruh lokasi memenuhi ketentuan ini. Sedangkan untuk pembahasan internal BKM oleh anggota BKM & UP-UP di beberapa lokasi dihadiri kurang dari 2/3 anggota BKM, atau tidak terpenuhi. P a g e 10
11 3. Pelatihan Aspek pelaksanaan Pelatihan (coaching) untuk Tim Refleksi Kelembagaan BKM kegiatan siklus tinjauan (review) kelembagaan ini dapat dilaksanakan dengan capaian terendah di Kalimantan Barat (67%), dan tertinggi di Sumatera Utara(94%). Ketentuan yang tidak dapat dipenuhi di sebagian besar lokasi adalah tentang pengelolaan dana pelatihan masyarakat (fixed cost) yang transparan & akuntabel dengan menyebarluaskan laporannya di 5 sarana pengumuman. 4. Capaian Indikator Kuantitatif Indikator kuantitatif dari kegiatan tinjauan (review) kelembagaan meliputi : kehadiran undangan yang hadir dalam lokakarya (80%), kepesertaan perempuan dalam Tim Refleksi Kelembagaan BKM (20%), dan jumlah minimal relawan yang dilatih (25 orang). Pada lokasi sasaran uji petik secara keseluruhan capaian kegiatan ini menunjukkan hasil Sangat Baik di Jawa Barat (95%), Baik di Jambi(83%), dan Sangat Kurang (8 %) di Kalimantan Barat P a g e 11
12 3.3 Uji Petik Tinjauan (Review) Keuangan 120% 100% 80% 60% 40% 20% 96% 98% 93% 90% 87% 84% 83% 83% 81% 78% 80% 75% 69% 67% 62% 58% 53% 54% 17% 68% 63% 57% 89% 87% 86% 82% 73% 67% 68% 60% 50% 45% 33% 33% 25% Mengetahui transparansi dan akuntabilitas manajemen keuangan BKM sesuai amanah yang diberikan oleh masyarakat BKM memahami proses review keuangan adalah sebagai daur program yang harus dilakukan secara periodik sebagai bentuk evaluasi dan pertanggungjawaban kepada masyarakat/ publik Mengetahui pelaksanaan Pelatihan/ Coaching Tim Review Keuangan BKM Mengetahui capaian indikator kuantitatif dan kesesuaian dengan informasi dari lapangan(akurasi data SIM) Capaian Rata-Rata Masing-masing Kota 0% Jambi Kalbar Jabar Babel Kepri Sumut Rerata Provinsi 1. Transparansi & Akuntabilitas Transparansi dan akuntabilitas yang merupakan aspek substansial dari ketentuan (koridor) proses dalam pelaksanaan kegiatan siklus review keuangan, secara umum dapat diterapkan dengan baik. Pada lokasi uji petik, kegiatan ini dilaksanakan dengan capaian Sangat Baik di Kepulauan Riau (93%) dan Jambi (90%), Baik di Bangka Belitung dan Sumatera Utara ( 87%), Jawa Barat (84%) dan Kurang di Kalimantan Barat (53%). Kelemahan umum yang terjadi karena ada 5 ketentuan yang tidak dipenuhi di banyak lokasi, yaitu : pembentukan Tim/ Panitia Review dihadiri minimal 30 peserta rembug warga di tingkat kelurahan, Ada penyepakatan terhadap kapan Audit dan LPJ secara rutin dilaksanakan oleh BKM, P a g e 12
13 dana BLM telah mempunyai LPJ dari KSM/Panitia, yang sudah diperiksa oleh masingmasing UP dan telah dilakukan secara benar system pembukuan yang digunakan oleh UPK-BKM sudah sesuai dengan system pembukuan yang berlaku di P2KP tidak diperoleh kesepakatan tentang waktu Audit dan LPJ secara rutin dilaksanakan oleh BKM. Ketentuan-ketentuan yang umumnya dapat dipenuhi adalah : dilakukan sosialisasi review keuangan di tingkat basis (RT/ RW/Lingkungan/Komunitas), perkembangan informasi/proyek pembangunan/perbaikan lingkungan, minimal berisi tentang : nama kegiatan, volume kegiatan, lokasi kegiatan, nilai BLM, Swadaya, sumber dana lain, tanggal pelaksanaan, nama KSM pelaksana telah dipublikasikan melalui papan informasi, ada keterwakilan perempuan dalam Tim/ panitia review keuangan, kerjasama yang baik antara Tim Review dengan BKM / UP selama review berlangsung, sistem pembukuan yang digunakan oleh UPK-BKM sudah sesuai dengan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP, pelibatan Lurah dan unsur masyarakat lainnya dalam pelaksanaan dan pengkajian review keuangan. 2. Laporan Keuangan Aspek Laporan Keuangan dalam pelaksanaan review keuangan ini memiliki capaian yang Cukup di Jawa Barat (62%), dan Kurang di Jambi (58%), Kalimantan Barat (17%), Bangka Belitung (33%), dan Kepulauan Riau (33%). Koridor laporan keuangan dalam review ini meliputi : BKM telah melakukan Audit yang dilakukan oleh lembaga audit independent, P a g e 13
14 hasil review keuangan disosialisasikan kepada masyarakat melalui papan pengumuman minimal di 5 tempat strategis, dan laporan keuangan secara periodik disampaikan kepada Lurah / Kades, PJOK, dan RW. Dari ketiga koridor tersebut, dua aspek ini rata-rata lemah di semua provinsi, yakni: hasil review keuangan disosialisasikan kepada masyarakat melalui papan pengumuman minimal di 5 tempat strategis laporan keuangan secara periodik disampaikan kepada Lurah/ Kades, PJOK, dan RW. 3. Pelatihan Penyelenggaraan pelatihan (coaching) untuk pembekalan bagi Tim Refleksi Keuangan dalam siklus tinjauan (review) keuangan mencapai kinerja yang Sangat Baik di Jawa Barat (98%) dan Jambi (96%), Baik di Sumatera Utara( 89%), Kepulauan Riau (83%) dan Bangka Belitung (83%), serta Cukup di Kalimantan Barat (67%) Kelemahan yang umum terjadi adalah tidak dipenuhinya ketentuan dalam hal transparansi dan akuntabilitas penggunaan fixed cost pelatihan (coaching) Tim Review Keuangan BKM oleh Faskel melalui penyebarluasan laporan pengelolaan keuangan dengan ditempel pada sarana di 5 tempat strategis. 4. Capaian Indikator Kuantitatif Capaian indikator kuantitatif dalam pelaksanaan review ini menunjukkan kinerja Kurang di Bangka Belitung (25%) dan Sumatera Utara (50%), Cukup di Jawa Barat ( 75%), Jambi (69%) dan Kepulauan Riau (63%), serta Baik di Kalimantan Barat (81%). Dari 4 ketentuan yang tentang capaian secara kuantitatif, diantaranya yang dominan tidak bisa dicapai di beberapa lokasi, adalah : Repayment rate minimal 90% 90% minimal dana pinjaman merupakan out standing loan P a g e 14
15 IV. CATATAN UMUM & REKOMENDASI 1. Masih belum dipahaminya konsep tinjauan partisipatif secara utuh di tingkat lapangan, sehingga berdampak pada kualitas pelaksanaan di tingkat masyarakat yakni proses perencanaan partisipatif yang tidak maksimal dan dokumen hasil tinjauan partisipatif tidak lengkap/tidak tertib. 2. Review/ tinjauan partisipatif belum dilaksanakan secara rutin. 3. Hasil kegiatan review/tinjauan partisipatif belum disosialisasikan kepada seluruh masyarakat kelurahan. 4. Kepedulian kerelawanan menurun, dilihat dari pelaksanaantinjauan Partisipatif yang hanya dilaksanakan oleh internal anggota BKM/LKM. 5. Ditemukan beberapa BKM yang belum memiliki kantor secretariat. 6. Ditemukan beberapa bukti kegiatan daftar hadir yang sama untuk kegiatan yang berbeda. 7. Pemahaman PNPM Perkotaan yang bagus hanya sebatas pada kepengurusan. 8. Anggota LKM lama yang terpilih kembali sedangkan anggota LKM yang baru terpilih masih lemah. 9. Kriteria kemiskinan dari hasil RK masih menggambarkan bagi warga miskin yang sudah tidak produktif (usia dan usaha/pekerjaan) sehingga data PS-2 juga perlu dilakukan review. Hal ini berdampak pada ketepatan sasaran untuk kegiatan pinjaman bergulir. 10. Administrasi infrastuktur/lingkungan dinilai sulit oleh LKM dan Panitia/ KSM. 11. LKM telah dilakukan audit Tahun Buku 2011, namun hasil opini dari lembaga audit independen belum diterbitkan oleh lembaga audit tersebut yang mana fungsi hasil dari opini akan digunakan untuk Tinjauan Partisipatif khususnya Tinjauan Keuangan. 12. Hasil PK Sekretariat dan UPK belum diberikan secara rutin tiap bulan oleh faskel kepada LKM/Sekretariat dan UPK dan belum dibahas dan ditindak lanjuti, baik di KMW maupun di masyarakat. 13. RAPB dalam laporan Review Keuangan rata-rata belum disusun. 14. Laporan keuangan belum diinformasikan secara rutin di 5 tempat strategis. P a g e 15
16 15. Pengawas belum terbentuk atau terbentuk tapi belum berfungsi. 16. Belum ada upaya maksimal dalam penanganan pinjaman bermasalah. 17. Beberapa BKM belum memiliki kantor sekretariat. 18. Dalam proposal infrastruktur terdapat perhitungan satuan yang belum sesuai SNI, misalkan: untuk penghitungan material pasir dengan satuan truk. 19. Adanya penggantian anggota BKM karena sebagian besar anggota BKM tidak aktif menunjukkan bahwa BKM bukan lembaga alternatif yang terpilih dan menjadi alternatif warga masyarakat untuk dapat menyelesaikan setiap persoalan yang ada di lingkungannya. Proses kaderisasi di anggota BKM menjadi alternatif dalam penguatan BKM secara kelembagaan untuk mengokohkan BKM sebagai lembaga yang representatif. 20. Masih lemahnya penggalian data PS dalam memetakan potensi dan masalah yang dapat diselesaikan melalui sistem sumber dari luar dan sistem sumber/potensi dari dalam. Penyerahan data PS pada RT/ RW berdampak pada penyusunan daftar KK Miskin tidak berbasis pada hasil RK di tingkat kelurahan. Bahkan, menggunakan data baku yang ada di Podes, BKKBN, Raskin, Jamkesmas dan lain-lain. Seharusnya data-data tersebut menjadi data pembanding dengan hasil pemetaan swadaya. 21. Lemahnya visi dan misi BKM yang termaktub dalam Anggaran Dasar (AD) LKM tidak terkoreksi dalam kegiatan review kelembagaan. Seharusnya, kelemahan dan kekurangan dalam pengorganisasian LKM baik yang tercantum dalam AD/ ART maupun tidak tetapi menjadi perbaikan dan perubahan pada keorganisasian LKM tersebut ke depan. 22. Visi dan Misi LKM yang tidak jelas tercermin dari PJM nangkis yang tersusun tidak memiliki arah pembangunan yang jelas sehingga cenderung program yang dibuat hanya berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka pendek dan tidak memiliki targetan jangka panjang. Hal tersebut tercermin dari daftar peminjam ekonomi bergulir yang tidak memiliki catatan daftar peminjam dan rencana atau target peminjam dalam satu tahun serta target berapa warmis yang ada di kelurahan tersebut dapat terlayani serta berapa modal tambahan yang dalam satu KSM yang dapat mereka peroleh dalam kurun 3 tahun ke depan. Sehingga dapat diprediksi kekuatan modal peminjam serta omset dari perputaran uang yang telah dipinjamkan. P a g e 16
PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Januari 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Maret 2011 1 P a g e 1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah Rembug/Rapat
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Oktober 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Desember 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Februari 2011 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan
Lebih terperinciMASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011
MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...
Lebih terperinciINFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA
INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi
Lebih terperinciREKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007
REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan
BOOKLET PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MANDIRI PERKOTAAN Review Partisipatif Program Penanggulangan Kemiskinan * Review Program
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.
Lebih terperinciPanduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciTabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM
A. Pelaksanaan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Phase I Pengelolaan Pengaduan Masyarakat pada phase I oleh KMP ICDD Wilayah I di mulai pada periode Agustus 2010. Jumlah pengaduan yang diserah-kelolakan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciPertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?
Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP
Lebih terperinciTidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN
Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan
Lebih terperinciMengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung
Lebih terperinciTATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP
TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk
Lebih terperinciKurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan
1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai
Lebih terperinciKonsep Dasar. Mau. Paham. Mampu
Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM
BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan
Lebih terperinciNo KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN
Langkah-langkah pelaksanaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan di berbagai tataran; pusat, daerah dan masyarakat, yang dapat bersifat urutan (sekuensial), bersamaan (paralel) atau menerus,
Lebih terperinciModul 1 Topik: Orientasi Belajar
Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciKAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN
KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode
Lebih terperinciProses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.
I. PENDAHULUAN Pengaduan sampai status Juni 2014 yang telah dikelola di wilayah I telah mencapai 46.066 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai ditangani mencapai 99,57% dan masih status proses sebesar
Lebih terperinciPELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK
A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi PJM Pronangkis
BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM
Lebih terperinciREMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) TAHUN 2015 BKM BLIMBING KELURAHAN BLIMBING
REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) TAHUN 2015 BKM BLIMBING KELURAHAN BLIMBING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PK BKM : 1. Slamet Djunaedi 2. Drs. Sutrik 3. Kristianto 4. Nur Halimah 5. Budi Hari.S 6. H. Tohir
Lebih terperinciPendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM
Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di
Lebih terperinciDAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK
DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK Periode Juni-Juli 2010 No PROPINSI Kab/ Kota 1 NTB 1 Kabupaten Lombok Timur 2 KALTENG 2 Kabupaten Palangkaraya 3 NAD 3 Kota LANGSA 4 Kota SABANG 4 D I Y 5 Kabupaten
Lebih terperinciKEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun
Lebih terperinciMembangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciBAGIAN B PELAKSANAAN LAPANGAN PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN
BAGIAN B PELAKSANAAN LAPANGAN PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN i i BAB IV KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT Substansi dasar proses pemberdayaan masyarakat dititikberatkan pada memulihkan dan melembagakan
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012
PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA Triwulan 2 - Tahun 2012 ASPEK DAN BIDANG EVALUASI KINERJA TINGKAT PROVINSI ASPEK FASILITASI ASPEK CAPAIAN INDIKATOR HASIL terdiri dari bidang2 : 1. SIM 2. PPM
Lebih terperinciSELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran
KMW-4 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-4 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. Quick Status SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 8 TIM, Kel. ) P2KP Status data: 1-28
Lebih terperinciP2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08
: KMW-2 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-2 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 1 TIM, Kel. ) 9 () Quick Status P2KP Status
Lebih terperinciProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN RKM RKM merupakan tahapan awal dari keseluruhan intervensi pembelajaran
Lebih terperinciP E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN
P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah
Lebih terperinciOleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013
Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun
Lebih terperinciSELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN
SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah
Lebih terperinciGambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi
Lebih terperinciPROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA
PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA BKM HARAPAN SEJAHTERA Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : HARAPAN SEJAHTERA : Patumbak Dua : Patumbak : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis
Lebih terperinciII. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan
I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan April 2015 yang dikumpulkan dari tingkat KMW dan pengaduan yang masuk ke KMP berjumlah 506 aduan. Pengaduan telah selesai ditangani sejumlah 497 pengaduan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) TEGAK DESA TEGAK, KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT BKM TEGAK DESA TEGAK KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan
Lebih terperinciBAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN
38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran
Lebih terperinciII. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah
I. PENDAHULUAN Status pengaduan pada periode Juni 2012 sebanyak 815 pengaduan, dengan total pengaduan sampai dengan periode Juni sebanyak 19.677 pengaduan. Pengaduan yang masuk pada periode Juni telah
Lebih terperinciPENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015
PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015 Latar Belakang Pengembangan Kapasitas dalam P2KKP merupakan salah satu pilar penting, karena merupakan sistem yang akan menghantarkan
Lebih terperinciPENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015
PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015 Latar Belakang Pengembangan Kapasitas dalam P2KKP merupakan salah satu pilar penting, karena merupakan sistem yang akan menghantarkan
Lebih terperinciVI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP
VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
Lebih terperinciPROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan
I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciLampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia
112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan
Lebih terperinciOleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013
Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi
Lebih terperinciII. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan
I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan Maret 2015 yang dikumpulkan dari tingkat KMW dan pengaduan yang masuk ke KMP berjumlah 560 aduan. Pengaduan telah selesai ditangani sejumlah 558 pengaduan
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN Sleman, 7 JANUARI 2014 2 PHASE PELAKSANAAN PNPM TAHAP KEMANDIRIAN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1
KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang
Lebih terperinciQS PENGENDALIAN PELATIHAN MASYARAKAT PPMK 2014 Rekap Nasional Periode Laporan (Minggu ke 4) 30 April 2015
2014 STATUS KEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS TINGKAT MASYARAKAT PROPOSAL KEGIATAN PEMANFAATAN DANA PELATIHAN MASYARAKAT DANA DARI DANA DI REK BKM KE PANITIA BKM (Rp) PELAKSANA (Rp) PENCAIRAN BLM/APBN (Rp)
Lebih terperinciPROFIL BKM/LKM ANDESPA
PROFIL BKM/LKM ANDESPA BKM ANDESPA Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : ANDESPA : Patumbak Satu : Patumbak : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis Desa Patumbak Satu Kecamatan
Lebih terperinciReview Pelaksanaan Siklus
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan
Lebih terperinciPROFIL BKM/LKM LESTARI
PROFIL BKM/LKM LESTARI BKM LESTARI Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : LESTARI : Bangun Sari : Tanjung Morawa : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis Desa Bangun Sari
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan
Lebih terperinciGBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN
GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah
Lebih terperinciBOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR
BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan
Lebih terperinciKLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)
KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda
Lebih terperinciOleh. Lely Kusumaningrum ( )
STUDI DESKRIPTIF TENTANG PROSES PERUMUSAN USULAN KEGIATAN BIDANG LINGKUNGAN PADA PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2007 (STUDI KASUS DI DESA KALISALAM KECAMATAN DRINGU KABUPATEN PROBOLINGGO) SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciQS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016
QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016 PEMANFAATAN DANA PELATIHAN No Provinsi Kota / Kabupaten Jumlah kelurahan / Desa Alokasi Dana yang seharusnya
Lebih terperinciBAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta
Lebih terperinciQS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016
QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016 PEMANFAATAN DANA PELATIHAN No Provinsi Kota / Kabupaten Jumlah kelurahan / Desa Alokasi Dana yang seharusnya
Lebih terperinciKONSULTAN MANAJEMEN PUSAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK Periode : Triwulan-IV 2012, 1 Oktober - 31 Desember 2012
KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK Periode : Triwulan-IV 2012, 1 Oktober - 31 Desember 2012 I. PENGANTAR Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2012 mencakup 10.923 kelurahan
Lebih terperinciISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011
ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 (Disampaikan dalam acara Pembukaan Workshop NMC - NCEP 2011) haripras Didiet Arief Achdiat Kepala PMU P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan
Lebih terperinciOleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi sasaran
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan
Lebih terperinciRapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012
Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 PERUMUSAN MASALAH... 7 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 7 1.4 MANFAAT PENELITIAN... 7 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN... 8 1.5.1 Komunikasi Pembangunan... 8 1.5.2
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT - UPK
PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN KINERJA PEMBUKUAN SEKRETARIAT - UPK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciII. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah
I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan
Lebih terperinci