Universitas Sumatera Utara
|
|
- Hengki Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bibliomerika Sejarah Ringkas dan Pengertian Bibliometrika Sebelum ada istilah Bibliometrika terlebih dahulu dikenal istilah Statistical Bibliography yang dikembangkan oleh E.W. Hulme tentang analisis dalam terbitan di Eropa Barat pada tahun Hulme menggunakan istilah ini untuk menerangkan proses dari kejelasan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi tentang penghitungan dokumen. Sejarah bibliometrika menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan, (1987:59) adalah sebagai berikut: Sejarah bibliometrika dapat ditelusuri pada awal abad ke-20 dengan terbitnya karya Cole dan Eals tentang bibliography statistic. Cole dan Eals melakukan analisis statistik terhadap tulisan mengenai anatomi yang berjumlah 6348 karya yang diterbitkan di berbagai Negara Eropa antara tahun Diantara kurun waktu tahun terjadi penurunan publikasi bidang anatomi menjadi 2 (dua) yaitu: histology dan embryology. Beberapa tahun kemudian Wyndham Hulme melakukan hal yang sama dan dalam pidatonya yang dikenal dengan nama Sander Readers in Bibliography di Cambridge University analisis atas terbitan di Eropa Barat. Istilah ini kemudian digunakan oleh Gosnell dan Henkle dalam penelitiannya tentang analisis literatur. Beberapa tahun kemudian Fussler dalam disertasinya juga menggunakan istilah statistical bibliography. Pada tahun 1942 Raisig juga menggunakan istilah statistical bibliography dalam tulisannya mengenai analisis sitiran. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa bibliometrika mulai dapat diketahui pada awal abad ke-20. Berbagai ahli menggunakan istilah pertama adalah : Statistical Bibliography dalam berbagai tulisan mereka. Pritchard menganggap istilah Statistical Bibliography sering dirancukan dengan Statistic atau Bibliography of Statistic. Pritchard (1969:348) dalam Putu (2008:4) mengartikan biblimetrics: The application of the mathematics and statistical methods to book and other media of communication. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode matematika dan statistika dapat diterapkan dalam segala bentuk media komunikasi yang telah direkam arti luas baik grafis maupun elektronik. Pritchard mengusulkan istilah bibliography statistica (statistical bibliography) digantikan dengan istilah bibliometrika (bibliometrics). Menurut Pritchard istilah bibliography statistical (statistical bibliography)
2 sering dirancukan dengan statistic atau bibliography karya-karya dalam bidang statistik. Pritchard menganggap bibliometrika adalah kajian kuantitatif terhadap komunikasi tertulis dan penerapan metode matematika dan statistika terhadap buku dan media komunikasi lain. Metode matematika dan statistik dapat diterapkan dalam segala bentuk media komunikasi yang telah direkam dalam arti luas, baik grafis maupun elektronik. Bibliometrika digunakan untuk mengkaji kuantifikasi dari proses komunikasi tertulis. Faithorne (1969) dalam Ginting (2005:7) mengartikan biblimetrika sebagai kajian kuantitatif dari komunikasi tercetak dan sifat-sifat yang ditimbulkannya. Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya dalam bentuk grafis, dengan demikian objeknya mungkin buku, majalah, laporan penelitian, disertasi dan sebagainya. Namun sampai saat ini, kajian bibliometrika lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah karena dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah (Sulistyo- Basuki, 1990:16). Pendapat lain mengatakan bahwa bibliometrika adalah: Tipe metode penelitian yang digunakan di perpustakaan dan ilmu informasi. Kegunaan dari bibliometrika adalah analisis kuantitatif dan statistik untuk menggambarkan pola dari publikasi atau terbitan tanpa melibatkan ruas atau menggambarkan pola dari publikasi atau bagian keseluruhan literatur. Peneliti dapat menggunakan metode bibliometrika dalam evaluasi untuk menentukan pengaruh dari penulis tunggal atau untuk menggambarkan hubungan di antara dua atau lebih penulis. Satu hal yang biasa atau umum dari mengarahkan penelitian bibliometrika adalah dalam penggunaannya untuk indeks sitiran ilmu sosial, indeks sitiran ilmu murni atau indeks sitiran ilmu sastra untuk mencari sitiran,(gslis, 2001 dalam Ginting 2005:7). Bibliometrika sendiri berasal dari bahasa Yunani asal kata biblio dan metrika. Biblio artinya buku atau catalog dan metrika artinya satuan ukuran yang diterapkan untuk menghitung (mengukur) informasi. Jadi Bibliometrika adalah : suatu kajian yang menggunakan dokumen atau publikasi lainnya untuk dikaji dan diukur dengan menerapkan metode matematika dan statistik. Kajian bibliometrika mencoba menguraikan dan memprediksikan kuantitatif (jumlah) kata dari suatu proses penulisan ilmiah. Dengan kata lain bibliometrika merupakan suatu kajian kuantitatif terhadap informasi terekam yang bersifat tekstual pada bidang bibliografi ataupun kepustakaan. Dengan bibliometrika seorang pustakawan dapat
3 mengukur, menyajikan dan menganalisis berbagai aspek dari informasi ilmiah secara kuantitatif. Kajian bibliometrika mengelompokkan suatu literatur ke dalam tiga bagian yang dikaji yaitu: 1. Objek dari literatur yang dikaji, 2. Isi objek dan bahan materi yang dikaji, 3. Kegunaan (manfaat) dari materi yang dikaji. Perkembangan ilmu komunikasi sangat pesat sejak ditemukannya mesin cetak sebagai sarana pengganda hasil informasi terekam. Dampak dari mesin cetak adalah meningkatnya jumlah literatur ilmiah dalam berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan. Peningkatan kuantitas literatur ilmiah serta kemudahan memperoleh informasi sangat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan terus meningkatkan produktivitas ilmuwan dalam melakukan penelitian, percobaan dan inovasi. Meningkatnya produktivitas karya ilmiah yang dihasilkan ilmuwan akan mendorong terbitnya media komunikasi ilmiah yang mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiah, dari seorang ilmuwan dengan ilmuwan lain pada masanya maupun masa sebelum dan sesudahnya. Media komunikasi yang dimaksud dapat berupa buku atau majalah ilmiah. Kajian bibliometrika lebih dikonsentrasikan pada karya ilmiah bidang ilmu eksakta, hal ini dikarenakan penelitian dibidang ini menghasilkan informasi yang akan disebarluaskan. Para ilmuwan dan pustakawan menghadapi kesulitan dalam penyimpanan dan temu kembali hasil penelitian. Untuk mengatasinya, mereka menyimpan informasi tersebut berdasarkan informasi terbaru tanpa menghilangkan produk dan jumlah penelitian. Ada tiga jenis materi yang dikaji melalui bibliometrika yaitu: 1. Dokumen primer: data numerik, statistikal, tekstual dan tabel- tabel, 2. Dokumen sekunder: abstrak, indeks, bibliografi, 3. Dokumen tersier; buku (textbook) Walaupun bibliometrika mengkaji ketiga jenis literatur di atas, dalam kenyataan yang menjadi objek utama adalah majalah/jurnal. Hal ini dikarenakan bibliometrika menganggap majalah sebagai media paling penting dalam komunikasi ilmiah, merupakan pengetahuan publik serta arsip umum yang dapat dibaca oleh siapa saja setiap saat.
4 Majalah ilmiah/ jurnal sebagai objek kajian memiliki parameter yang tidak dapat dilepaskan dari ciri majalah. Adapun parameter majalah ialah: 1. Pengarang 2. Judul artikel 3. Judul majalah 4. Tahun terbit 5. Referens ialah acuan atau daftar kepustakaan, lazimnya tercetak pada bagian bawah setiap halaman sering disebut catatan kaki ataupun pada bagian akhir sebuah artikel artikel. 6. Sitiran ialah informasi literatur yang dimuat dalam referens 7. Deskriptor yaitu istilah yang digunakan untuk memeriksa isi artikel ilmiah (Sulistyo-Basuki, 2002:4). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa parameter majalah terdiri dari 7 (tujuh) yaitu: pengarang, judul artikel, judul majalah, tahun terbit, referensi (acuan atau daftar kepustakaan), sitiran (informasi literatur yang dimuat dalam referensi) dan deskriptor (istilah yang digunakan untuk memeriksa isi artikel ilmiah suatu dokumen). Dalam bibliometrika, yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya informasi dalam bentuk grafis. Dengan demikian objek kajiannya adalah buku, pengarang (hasil karyanya), majalah, laporan penelitian disertasi dan sebagainya. Pada kenyataannya kajian bibliometrik lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah, karena majalah jenis ini dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah. Majalah ilmiah sering dijadikan media informasi baik rekam maupun tulisan. Hal ini membuat majalah ilmiah banyak ditelusuri oleh banyak peneliti/penulis, disamping memiliki informasi yang mutakhir (up-to-date), majalah ilmiah juga menyajikan informasi yang bertautan dengan lapangan penelitian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu dokumen (literatur) sering digunakan para peneliti. Mustafa (2008:4) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu dokumen (literatur) digunakan adalah: 1. Jumlah dokumen lain yang dibuat berdasarkan dokumen itu. 2. Jumlah kutipan rata-rata per dokumen 3. Jumlah dokumen pada dokumen yang dikutip 4. Aksesibilitasnya secara bibliografis 5. Aksesibilitasnya secara fisik 6. Aksesibilitasnya secara digital 7. Nilai ilmiahnya 8. Jumlah karya lain dalam dokumen yang sama yang mungkin dikutip.
5 Bibliometrika terbagi atas beberapa bagian salah satu diantaranya membagi bibliometrika menjadi bibliometrika deskriptif dan bibliometrika evaluatif. Bibliometrika deskriptif mengkaji produktivitas pada geografis dan periode waktu yang disiplin ilmu. Sedangkan bibliometrika evaluatif menghitung penggunaan literatur topik, subjek atau disiplin ilmu tertentu. Tujuan dari bibliometrika deskriptif ialah membandingkan jumlah penelitian pada berbagai negara, apakah jumlah hitungan melebihi periode sebelumnya atau jumlah yang menghasilkan dalam subbidang. Sedangkan bibliometrika evaluatif bertujuan untuk menghitung penggunaan literatur topik, subjek atau disiplin ilmu tertentu dan dibagi lagi menjadi hitungan rujukan dan analisis sitiran Tujuan Bibliometrika Penelitian dan pengujian dari bibliometrika bertujuan untuk mencari kebenaran universal tentang produksi dan perkembangan ilmu melalui kajian tentang penulis, artikel, dan pengutipan artikel dalam penulisan ilmiah (Pendit, 2003:107). Sedangkan menurut Herubel (1999:380) Bibliometrics is essentially a quantitative analysis of publication for the purpose of ascertaining specific kinds of phenomena. Among the various data found, characteristic of materials used and intellectual content analysis of published materials are generally explored through bibliometrics. Dari pernyataan di atas dapat diuraikan bahwa bibliometrika merupakan suatu analisis kuantitatif yang mengacu pada publikasi yang bertujuan untuk memastikan suatu fenomena yang khusus. Diantaranya adalah variasi data yang ditemukan, karakter dari materi data yang digunakan dan isi dari penelitian yang intelektual dari materi publikasi umum yang mengarah pada kajian bibliometrika. Pendapat lain dapat dilihat dalam Sulistyo Basuki (2002:1) menyatakan tujuan bibliometrika ialah menjelaskan proses komunikasi tertulis dan sifat serta arahan pengembangan sarana deskriptif perhitungan dan analisis berbagai faset komunikasi. Bibliometrika memberikan penjelasan tentang proses komunikasi tertulis sifatnya serta perkembangannya dalam sebuah disiplin ilmu (sepanjang menyangkut komunikasi tertulis) dengan jalan menghitung dan menganalisis berbagai faset komunikasi tertulis. Tujuan umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah: a. Merancang bangun sistem dan jaringan informasi yang lebih ekonomis. b. Penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi.
6 c. Identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada dewasa ini. d. Meramalkan kecenderungan penerbitan, dan e. Penemuan dan elusidadi hukum empiris yang dapat menyediakan basis bagi pengembangan sebuah teori dalam ilmu komunikasi Manfaat Bibliometrika Bibliometrika merupakan bagian dari informetrika yang mengkaji aspek kuantitatif berbagai informasi terekam. Bibliometrika merupakan kajian ilmu yang berhubungan dengan temu-kembali informasi yang dapat membantu pustakawan mencari dan menyajikan informasi di perpustakaan. Menurut Ishak dalam Pustaha (2005:18) manfaat biliometrika dalam perpustakaan adalah: 1. Mengidentifikasikan majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu. 2. Identifikasikan arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu. 3. Menduga keluasan literatur sekunder 4. Mengenali pemakai berbagai subjek. 5. Mengenali kepengarangan dan arah gejalah pada dokumen berbagai subjek. 6. Mengukur manfaat jasa SDI ad-hoc dan retrospektif. 7. Meramalkan arah gejalah perkembangan masa lalu, sekarang dengan mendatang. 8. Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi. 9. Mengkaji keusangan & penyebaran literatur ilmiah. 10. Meramalkan produktivitas penerbit pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin ilmu. Pendapat di atas didukung oleh Sulistyo-Basuki (2002:8), Manfaat aplikasi kuantitatif dari bibliometrika bagi perpustakaan adalah: 1. Identifikasi literatur inti 2. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan 3. Menduga keluasan (comprahensiveness) literatur sekunder 4. Mengenali pemakai berbagai subjek 5. Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek 6. Mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif 7. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang mendatang 8. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagi ilmu
7 9. Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja 10. Mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati model yang ada 11. Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat 12. Memprakarsai sistem jaringan arus ganda yang efektif 13. Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi 14. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui penggugusan dan pasangan literatur ilmiah) 15. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin 16. Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing, autoabstracting dan autoclassification 17. Mengembangankan norma pembakuan Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bibliometrika adalah: mengetahui karakteristik literatur berdasarkan judul, indeks sitasi, kata kunci/ tajuk subjek, keusangan dan kepengarangan Sitiran Sitiran merupakan terjemahan langsung dari kata citation dalam bahasa Inggris. Harrod s Librarian Glossary and Reference Book (1990) menerjemahkan citation adalah suatu rujukan pada suatu teks atau bagian yang menunjuk pada suatu dokumen dimana teks itu dimuat. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983:43) sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau pada beberapa sumber yang memiliki otoritas. Sedangkan Tomson dalam Herlina (1995:33) seperti dikutip oleh Mustikasari (2008:2) menyatakan bahwa sitiran adalah suatu catatan yang menunjuk pada suatu karya atau sebagian karyanya yang dikutip dan suatu penyitiran dari atau acuan untuk suatu keputusan dan keahlian lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diuraikan bahwa yang dimaksud dengan sitiran adalah daftar pustaka dari sejumlah document/literatur yang dirujuk atau dikutip oleh seorang penulis dalam sebuah dokumen baru. Setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip. Sitiran dapat muncul dalam catatn kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar pustaka. Sitiran (citation) sering kali dianggap sama dengan referensi, akan tetapi apabila ditilik dari terjemahan kedua istilah
8 tersebut memiliki makna yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1078) menyatakan bahwa sitiran adalah menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain. Dengan kata lain sitiran adalah kutipan dari tulisan orang lain. Sedangkan Referensi (reference) adalah rujukan atau petunjuk. Hal ini berarti Referensi adalah bantuan yang merujuk ke pustaka lain. Price (1980) dalam Mustikasari (2008) memberikan pandangan yang membedakan pengertian antara rujukan (reference) dengan sitiran (citation) dilihat dari bagaimana cara menghitungnya bahwa jumlah rujukan dari sebuah karya tulis dihitung dari bibliografi, baik itu berupa catatan kaki maupun catatan akhir, sedangkan jumlah sitiran dari sebuah karya tulis didapat dengan menghitung dalam indeks sitiran (citation index) untuk mendapatkan jumlah karya tulis karya lain yang terdaftar di dalamnya. Lebih lanjut, Guha dalam bukunya Documentation and Information Work (1978:253) dalam Mustikasari (2008) menyebutkan beberapa penggunaan sekunder sitiran : 1. Dipergunakan sebagai bibliografi 2. Mempersiapkan daftar peringkat majalah 3. Dipergunakan sebagai daftar peringkat 4. Mengetahui hubungan penggunaan berbagai bentuk dokumen 5. Mengetahui umur penggunaan dokumen 6. Mengetahui keterhubungan dan keterkaitan subjek-subjek 7. Mengetahui asal-usul atau akar dari subjek ilmu 8. Kajian sitiran dari abstrak/ indeks majalah dan kegunaan. Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa sitiran sangat diperlukan untuk membantu seorang penulis mengembangkan hasil tulisannya dalam menghasilkan suatu karya tulis yang baru. Sitiran adalah suatu tulisan atau literatur yang dijadikan acuan atau rujukan dalam sebuah artikel atau buku yang kemudian diterbitkan. Sitiran merupakan pernyataan yang diterima suatu dokumen dari dokumen yang lain. Sitiran mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh penulis sesudah karya yang diacu diterbitkan. Selanjutnya Sophia (2002) menyatakan bahwa arti sitasi atau sitiran adalah 1. Action of citing ani word or written passage, quotation 2. A reference to passage in 2 book 3. To cite (a book, auto etc) for a particular statement or passage 4. To copy or repeat (a passage, statement, etc) from book document speech, etc with some indication that one is giving a words of another.
9 Dengan kata lain Sitasi adalah menunjuk sumber/asal-usul dari suatu kutipan, mengutip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang baru, namun penyitir (pengutip/penulis baru) tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut adalah pernyataan orang lain yang kembali dia tulis dalam karya tulis baru. Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa sitasi adalah pernyataan seseorang yang ditulis/disalin ulang oleh penulis lain dan mencantumkan penulis tersebut dalam sebuah karya tulis yang baru Analisis Sitiran Kajian bibliometrika khususnya bidang analisis sitiran merupakan bagian yang membahas tentang kutipan atau sumber-sumber bacaan dari sebuah karya tulis. Hal ini mengindikasikan bahwa analisis sitiran menunjukan adanya hubungan antara penulis yang lama dengan penulis baru (pengutip) dalam sebuah karya tulis. Metode analisis sitiran merupakan salah satu teknik bibliometrika yang mengkaji hubungan antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Lasa (1990:26) menyatakan : analisis sitiran adalah cara perhitungan yang dilakukan atas karya tulis yang disitir oleh para pengarang. Diungkap juga oleh Harter dalam Rohyanti (2003:30) bahwa : Citation analisis is a generic term for a set of well known techniques that have a long history in bibliometric study of scholary communication. As artifact of the scholary communication proses, citation can reveral formal communication pattern and methods of citation analysis are unobtrusive ang can be higliy reliable. Dengan kata lain analisis sitiran adalah istilah umum yang dikenal dalam teknik studi bibliometrika tentang komunikasi ilmiah. Metode dan pola komunikasi ilmiah dari analisis sitiran adalah ukuran yang dapat dipercaya atau diterima. Hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir dapat ditelusuri melalui motivasi, tujuan, dan fungsi sitiran. Frost (1979) seperti dikutip oleh Liu (1993) dalam Mustikasari (2008:2) mengemukakan bahwa fungsi sitiran dalam bidang humaniora dapat diklasifikasikan sebagai dokumentasi sumber primer dan sekunder untuk mendukung opini
10 dan pernyataan faktual baik di dalam maupun di luar topik dokumen yang menyitir terhadap dokumen yang disitir, dan untuk menyediakan informasi bibliografi. Indikator hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir yaitu sebagai penjelasan, memberikan informasi umum, hubungan historis, hubungan operasional, hubungan kolaboratif, memberikan informasi spesifik, dokumentasi, hubungan metodologis dan hubungan korektif.
11 Menurut Hartinah (2002:1) Ketika dokumen A disebut oleh dokumen B sebagai catatan kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar pustaka maka dikatakan bahwa dokumen A disitir oleh dokumen B dan dokumen B menyitir dokumen A. Dalam kajian bibliometrika dokumen A disebut sebagai cited document sedangkan dokumen B disebut sebagai citing document. Ilustrasi antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir dapat dilihat pada bagan berikut : Sri Hartinah Judul : Sumber: citing document Mustagimah Judul : Sumber: citing document Sulistiyo-Basuki Judul: Sumber: Cited document Igif Judul : Sumber: citing document Gambar 1 : Ilustrasi tentang document disitir dan menyitir Sumber : Hartinah (2002:2) Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa Sri Hartinah, Mustangimah dan Igif menyitir karya Sulistyo-Basuki sebagai rujukan karya mereka. Hal ini berarti Sri Hartinah dan Igif menyitir karya Sulistyo-Basuki disebut citing document. Sebaliknya karya Sulistyo-Basuki yang disitir oleh Sri Hatinah, Mustangimah dan Igif disebut cited document. Hal ini merupakan istilah yang digunakan dalam bibliometrika salah satunya adalah analisis sitiran.
12 Analisis sitiran merupakan suatu analisis informasi yang digunakan untuk mengukur kesamaan atau hubungan antara pasangan dokumen. Menurut Ikpaahindi (1985) dalam Mustikasari (2008:2) metode bibliometrika dapat dilakukan dengan cara penghitungan sitiran langsung (direct citation counting), pasangan bibliografi (bibliographic coupling) dan analisis co- sitiran (co-citation analysis). Metode tersebut didasarkan pada hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir. Analisis sitiran merupakan teknik mengukur atau menghitung karya tulis yang dikutip dalam sebuah dokumen untuk mengetahui karakteristik informasi dalam komunikasi ilmu pengetahuan. Analisis sitiran digunakan untuk mengukur pengaruh intelektual keilmuan dari pengarang yang disitir, karena beberapa studi sitiran literatu digunakan untuk mengetahui karakteristik ilmu pengetahuan dan banyak asfek kualitatif dari peneliti dan publikasi (Mustikasari 2008:4) Untuk menghasilkan suatu karya atau dokumen baru sangat dibutuhkan bahan rujukan yang telah terbit sebelumnya serta mempunyai kaitan dengan dokumen yang menyitirnya sehingga sitir-menyitir merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan oleh seorang peneliti. Ditegaskan pula oleh Garfield dalam Hartinah (2002:3). Analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika karena menurutnya tepat, jelas mewakili subjek yang diperlukan tidak memerlukan interpretasi, valid dan reliable. Dalam menggunakan analisis masalah yang perlu dipertimbangkan adalah : 1. Hanya penulis utama yang menjadi perhatian 2. Penulis yang mempunyai nama sama bidang sama dibutuhkan informasi tambahan nama institusi. 3. Jenis sumber dokumen (artikel, makalah dan lain-lain) 4. Tidak dibatasi oleh waktu 5. Untuk bidang yang multidisiplin, kesulitan untuk analisis subjek. 6. Isi database tidak mencakup seluruh majalah. Hanya sekitar 8580 majalah ilmiah yang diindex setiap tahun dari lebih majalah ilmiah yang ada. Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penulis utama jenis dokumen dan analisis subjek adalah beberapa hal yang sangat diperlukan dan sangat dipertimbangkan dalam atau ketika akan menggunakan analisis sitiran. Kajian analisis sistem dilatarbelakangi oleh tingkat pertumbuhan jurnal ilmiah yang sangat cepat dan mendorong para ahli informasi untuk mengembangkan metode analisis
13 sitiran untuk mengkaji sebuah jurnal/majalah ilmiah. Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya informasi dalam bentuk grafis. Dengan demikian objek kajian analisis sitiran adalah buku, pengarang (hasil karyanya), majalah, laporan penelitian disertasi dan sebagainya. Analisis sitiran dalam kajian bibliometrika memiliki cara dalam menentukan beberapa kebijakan. Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan hal yang terbaik dalam melakukan penelitian. Hartinah (2002:2) menyatakan bahwa pada kajian bibliometrika banyak digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti : 1. Evaluasi program riset 2. Penentuan ilmu pengetahuan 3. Visualisasi suatu disiplin ilmu 4. Indikator IPTEK 5. Faktor dampak dari suatu majalah (Journal Impact Factor) 6. Kualitas suatu majalah 7. Pengembangan koleksi majalah dan lain-lain Dari beberapa cara di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sitiran sangat berguna untuk menganalisis setiap bidang ilmu untuk mengevaluasi jurnal majalah ilmiah maupun penulis yang paling banyak digunakan dalam berbagai kepentingan dan kebijakan dalam kajian bibliometrika Keusangan Literatur Keusangan literatur (literature aging atau obsolescence) adalah penurunan atas waktu dalam hal kesahihan atau pemanfaatan koleksi. Penurunan penggunaan suatu literatur atau kelompok literatur dalam suatu subjek tertentu pada suatu periode atau kurun waktu dikarenakan literatur tersebut semakin tua. Menurut Mustafa (2008:2) Keusangan literatur adalah kajian bibliometrika/informetrika tentang penggunaan dokumen (literatur) yang berkaitan dengan umur literatur tersebut. Sedangkan menurut Vickery dalam Mustafa (2008:2) menyatakan:...obsolescence is in fact a function of two factors, growth and obsolenscesce. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Obsolescence merupakan fungsi dari 2 (dua) faktor yang nyata yakni pertumbuhan dan keusangan.
14 Penurunan atas waktu dalam hal kesahihan atau pemanfaatan dapat dianalogikan bahwa apabila dokumen sudah usang berarti dokumen tersebut kurang digunakan. Menurut Line (1974,1993) dalam Mustafa (2008:4), penurunan kesahihan disebabkan oleh 1. The information is valid, but incorporated in later work 2. The information is valid, but superseded by later work 3. The information is valid, but is in a field of declining interest 4. The information is no longer valid Dari pendapat Line dapat dinyatakan bahwa penurunan kasahihan disebabkan oleh : 1. Informasi sahih, namun sudah terserap oleh dokumen berikutnya 2. Informasi masih sahih namun sudah digantikan oleh karya berikutnya 3. Informasi sahih, namun informasi tersebut berada dalam bidang yang kurang diminati oleh ilmuwan 4. Informasi sudah tidak dianggap sahih lagi. Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa penurunan penggunaan literatur bisa saja terjadi meskipun informasi dalam literatur masih sahih. Maka tidak mungkin dapat dikatakan bahwa informasi yang dikandung dalam suatu literatur menjadi usang hanya karena penurunan penggunaan literatur tersebut. Penurunan kesahihan suatu dokumen dapat terjadi pula dengan peningkatan kesahihan suatu dokumen. Menurut Mustikasari, (2008:2). 1. Informasi yang tidak diakui menjadi sahih. 2. Informasi bersifat sahih, namun tidak ada teori atau teknologi yang mendukung. 3. Informasi yang dimuat sahih dan menarik banyak minat orang atau berada dalam ambang perkembangan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penurunan dan peningkatan kesahihan dokumen dapat terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan. Faktor itulah yang dapat mempengaruhi keusangan literatur suatu dokumen. Penggunaan informasi dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti didasarkan pada informasi yang bernilai mutakhir atau terkini (up-to-date). Hal ini akan mengindikasikan bahwa penelitian yang dilakukan memberi perkembangan dari penelitian yang sebelumnya. Kebutuhan informasi merupakan suatu kecenderungan untuk mencari, memilih, memperoleh dan memanfaatkan informasi guna memecahkan masalah tertentu atau untuk keperluan lainnya. Oleh karena itu informasi yang digunakan adalah informasi yang berkualitas dan bernilai bahasa yang baik dalam penyampaian, artinya informasi
15 tersebut memiliki parameter dalam penelitian. Mustafa (2008:4) menyatakan parameter informasi yaitu: 1. Kuantitas. Diukur dengan jumlah dokumen, halaman, kata, karakter, byte dsb. 2. Isi. Arti atau makna suatu informasi 3. Struktur. Format atau bangun suatu informasi dan kaita logisnya diantara unsurunsur yang membentuknya 4. Bahasa. Simbol, abjad, kode atau tata bahasa informasi itu disampaikan 5. Kualitas. Kelengkapan, ketepatan, relevansi informasi yang disampaikan 6. Usia. Selang waktu kapan suatu informasi masih bernilai atau dimanfaatkan Dasar dari kajian keusangan literatur adalah sitiran. Sitiran yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan yang ada pada referensi atau daftar pustaka suatu literatur. Jika suatu karya tidak pernah lagi disitir oleh penulis maka karya tersebut dapat dikatakan telah usang. Dengan melihat tingkat keusangan literatur maka dapat diketahui perkembangan suatu bidang ilmu pengetahuan dan dapat memprediksi perkembangan literatur yang akan datang. Keusangan literatur (literature aging atau obsolescence) terbagi dua yaitu synchronous dan diachronous. Obsolescence synchronous adalah ukuran keusangan literatur dengan cara memeriksa tahun terbitan referensi melalui median citation age (median umur sitiran). Obsolescence diachronous adalah ukuran keusangan literatur dari sekelompok literatur dengan memeriksa tahun terbitan dari sitiran yang diterima suatu literatur tersebut. Dalam bibliometrika yang menjadi data penelitian dalam ukuran keusangan (Obsolescence) literatur adalah sitiran yang ada pada dokumen tersebut. Obsolescence synchronous dapat diukur melalui median usia ditiran yang dapat diperoleh dengan cara mengurangi tahun terbit dokumen sumber dengan median tahun terbit yang terdapat dalam daftar referensi. Sedangkan obsolescence diachronous dapat mengukur usia kelompok dokumen melalui suatu pengujian terhadap tahun terbit sitiran yang diterima oleh dokumen obsolescence diachronous diukur melalui paro hidup (halflife) yang dapat diperoleh dengan cara mengurangi median tahun terbit dokumen yang menyitir dokumen sumber dengan tahun terbit termuda dokumen sumber.
16 Kedua cara tersebut memang mirip tetapi dengan cara penangan yang berbeda. Jika synchronous menentukan literatur yang menyitir kemudian mengkaji distribusi usia referensi yang ada didalamnya, maka Diachronous menentukan literatur yang disitir kemudian mengkaji penggunaan literatur tersebut pada terbitan selanjutnya. Dikemukakan dalam berbagai penelitian bahwa masing-masing bidang ilmu memiliki keusangan literatur yang berbeda,(purnomowati, 2002:10) Paro Hidup Literatur Peningkatan intensitas ilmu pengetahuan dan komunikasi banyak menerbitkan dokumen-dokumen baru yang merupakan karya ilmiah seorang penulis yang intelektual. Literatur yang baru terbit menggantikan literatur yang lama. Hal ini dikarenakan literatur yang baru memiliki hasil yang baru dan yang berbeda dari literatur yang sebelumnya. Terbitnya literatur dan dokumen baru ini akan membuat terbitan yang sebelumnya menjadi usang karena kekurangan atau kemiskinan informasi. Istilah paro hidup (half-life) pertama digunakan oleh R. E. Borton dan R. W. Kebler tahun 1960 mereka memakai istilah half-life yang berarti waktu saat setengah dari seluruh literatur suatu disiplin ilmu yang digunakan secara terus menerus. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Charless F Gosnell tahun 1944 Gosnell meneliti dengan skala yang lebih kecil yaitu mengenai tingkat keterpakaian koleksi diperpustakaan. Penelitian ini belum bersifat ilmiah dan masih sangat sederhana. Paro hidup merupakan istilah yang diambil dari bidang ilmu fisika yang menunjukkan masa aktif suatu zat radio-aktif. Paro hidup mengacu pada adanya waktu yang diperlukan oleh suatu atom untuk meluruh menjadi setengahnya secara terus menerus hingga atom suatu unsur itu habis. Dalam Mustafa (2008:3). Line menyatakan : The half life of literature is bound to be shorter the more rapidly the literature growing. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa paro hidup dari sebuah literatur adalah batas cepat tidaknya pertumbuhan dari suatu literatur. Paro hidup suatu disiplin bidang ilmu adalah rentang waktu dimana suatu literatur disiplin ilmu digunakan sebanyak 50 persen (separuh) penggunaan total dokumen itu. Untuk menghitung paro hidup suatu disiplin bidang ilmu dapat diperoleh dengan cara mengurangi median tahun terbit dokumen yang menyitir dokumen sumber dengan tahun terbit dokumen sumber.
17 Paro hidup dokumen dapat dihitung dengan mengurutkan semua tahun terbit dan menghitung jumlah sitiran semua dokumen pada masing-masing bidang mulai yang tertua (tahun terkecil) sampai tahun terbaru (tahun terbesar) atau sebaliknya. Kemudian dicarimedian dengan membagi jumlah kumulatif sitiran yang sudah terurut tersebut menjadi 2 (dua) masing-masing. Median tersebut terletak pada tahun berapa. Kemudian dikurangi dengan tahun tertua, (Hartinah, 2002:2). Dalam kajian bibliometrika paro hidup merupakan tingkat keusangan literatur berdasarkan sitirannya. Kajian paro hidup menitikberatkan tahun terbit seluruh jumlah sitiran pada literatur tersebut. Hal ini menunjukkan kemutakhiran kandungan informasi pada literatur ilmiah. Semakin baru terbitan suatu literatur maka literatur tersebut akan sering disitir oleh karya tulis lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kurva di halaman sebelah ini: N u m b e r o f u s e r Age of time of use Gambar 2 : Curve of obsolescense Sumber: Saracevic (2002) dalam Napitupulu (2006:10) Keterangan mengenai kurva dibalik yaitu: 1. Garis kurva tersebut menggambarkan suatu literatur. 2. Number of users adalah pengguna yang menggunakan literatur tersebut. 3. Age of time of use adalah penggunaan literatur tersebut. Pada gambar kurva dan keterangan di atas, dapat dilihat bahwa semakin baru terbitan suatu literatur, maka semakin sering literatur tersebut digunakan. Sedangkan jika
18 tahun terbit literatur tersebut semakin jauh dari waktu sekarang maka akan semakin sedikit pengguna yang menggunakan literatur tersebut. Dalam makalah Hartinah (2002:2) dinyatakan bahwa penelitian diluar negeri setiap subjek memiliki tingkat keusangan literatur yang berbedabeda sesuai dengan bidang ilmunya, misalnya untuk bidang kedokteran tingkat keusangan literaturnya berusia 6,8 tahun ; ilmu Fisika berusia 4,6 tahun; fisiologi berusia 7,2 tahun; ilmiah berusia 8,1 tahun; botani berusia 10,0 tahun; matematika berusia 10,5 tahun; biologi berusia 12,9 tahun dan untuk bidang ilmu sosial kurang dari 2 tahun. Paro hidup literatur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam Mustafa (2008:3) menyatakan: beberapa faktor yang mempengaruhi ialah : 1. Jumlah penggunaan literatur 2. Jumlah publikasi 3. Jumlah penulis pada bidangnya Pendapat ini ditegaskan juga dalam makalah Hartinah (2002:2), paro hidup literatur dipengaruhi oleh: a. Ketersediaan literatur suatu bidang, b. Kemampuan penulis memperoleh sumber informasi yang ada, c. Mengikuti perkembangan informasi dibidangnya, agar selalu menggunakan sumber yang mutakhir Proses Menentukan Paro Hidup Literatur Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut agar pertanyaan-pertanyaan pada Bab 1 dapat dijawab. Untuk menentukan usia paro hidup dapat menggunakan rumus median. Uraian lebih lanjut dengan rumus terkait dapat dilihat pada Bab III Manfaat Paro Hidup Usia paro hidup suatu literatur ditentukan oleh tahun terbit referensinya, sehingga dapat diketahui publikasi yang terbit dalam jangka waktu tertentu dan dapat diprediksi pertumbuhan publikasi selanjutnya dimasa yang akan dating, (Egghe, 2002:7). Manfaat lain dari mengetahui tingkat paro hidup suatu literatur pada bidang ilmu tertentu diantaranya ialah :
19 a. Mengetahui perkembangan suatu bidang ilmu pengetahuan, semakin banyak terbitan yang baru mengenai bidang ilmu itu maka dapat diprediksikan bahwa bidang ilmu terus berkembang. b. Efesiensi dalam bidang pengelolahan koleksi perpustakaan terutama dalam bidang pengembangan koleksi bahan pustaka di perpustakaan. c. Kajian paro hidup juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu informetrika/ bibliometrik. d. Sebagai pertimbangan pada pustakawan dalam memilih dan melanggan jurnal elektronik. e. Pembatasan dalam penggunaan literatur (dokumen) untuk penulisan karya ilmiah. Menurut Hartinah (2002:2) paro hidup literatur dapat dijadikan indikator kekayaan atau kemiskinan informasi. Bagi perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi, paro hidup dapat dijadikan pertimbangan dalam menyediakan koleksi bagi pengguna.
BAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bibliomerika 2.1.1 Sejarah Ringkas dan Pengertian Bibliometrika Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio berkaitan dengan mengukur. Jadi bibliometrics
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bibliometrika 2.1.1 Pengertian Bibliometrika Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio berarti buku dan metris yitu berkaitan dengan mengukur.
Lebih terperinciANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE
ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE 2008-2011 ( STUDI KAJIAN BIBLIOMETRIKA PADA INFORMATION RESEARCH : AN INTERNATIONAL ELECTRONIC JOURNAL ) Oleh Venny Vania Annora Manullang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Sitiran Kata sitiran merupakan terjemahan langsung dari kata citation dalam bahasa Inggris. Menurut Harrod s Librarian Glossary and Reference Book (1990 : 20) citation adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
8 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Sitiran Dalam ilmu perpustakaan dan informasi dikenal adanya istilah sitiran. Kata sitiran berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran memiliki makna
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif
Lebih terperinciUsia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun
Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun 2014 2015 Putu Gede Krisna Yudhi Kartika 1, Richard Togaranta Ginting 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciOBSOLESCENCE: Mengenal Konsep Keusangan Literatur dalam Dunia Kepustakawanan
OBSOLESCENCE: Mengenal Konsep Keusangan Literatur dalam Dunia Kepustakawanan Oleh: B. Mustafa Perpustakaan IPB Bogor mus@ipb.ac.id, mustafa.mustari@gmail.com, mustafa_smada@yahoo.com Abstrak: Kajian mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan lebih bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan informasi untuk memperkaya ilmu pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitasnya, seperti dosen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bibliometrika merupakan metode statistik dan matematika terhadap buku dan media dari informasi terekam (Prithchard, 1969:349). Cabang ilmu tertua dari ilmu perpustakaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bibliometrika 2.1.1 Sejarah Bibliometrika Bibliometrika merupakan salah satu topik penelitian informasi dalam bidang ilmu perpustakaan. Kajian topik ini dilakukan pada literatur
Lebih terperinciANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO
ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO Zakaria Guninda *), Rukiyah, Lydia Christiani Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990:16) menyatakan bahwa:
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 BIBLIOMETRIKA 2.1.1 Pengertian Bibliometrika Bibliometrik merupakan salah satu cabang paling tua dari ilmu perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang karena ada
Lebih terperinciBAB I. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jurnal merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang wajib ada, terutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Dalam jurnal terdapat beberapa artikel hasil penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pada tahun 1969 (Sulistyo-Basuki 2002,2). Istilah bibliometrika berasal dari kata
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bibliometrika 2.1.1 Pengertian Bibliometrika Bibliometrika merupakan salah satu cabang yang tergolong masih muda dari ilmu perpustakaan yang pertama kali diperkenalkan oleh Allan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa:
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Jurnal Ilmiah Jurnal ilmiah sejak tahun 1665 sudah dikenal dalam lingkungan akademik. Jurnal ilmiah berisi data dan informasi yang bersifat ilmiah. Pengertian jurnal ilmiah menurut
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2
ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI: STUDI KASUS LAPORAN AKHIR RISET KOMPETITIF LIPI 2003 2007 BIDANG KALIMANTAN TIMUR & BANGKA BELITUNG, PRODUK KOMODITAS & TEKNOLOGI, dan WILAYAH PERBATASAN NTT Rochani Nani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan
Lebih terperinciANALISIS PARO HIDUP USIA LITERATUR PADA ARTIKEL JURNAL AL-MAKTABAH TAHUN
ANALISIS PARO HIDUP USIA LITERATUR PADA ARTIKEL JURNAL AL-MAKTABAH TAHUN 2012-2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: ZAHRA NURUL FADHILAH
Lebih terperinciLusi Anggraini 1, Bakhtaruddin Nst 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang
EVALUASI KETERSEDIAAN KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SITIRAN TERHADAP TESIS MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK TAHUN 2012 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Lusi
Lebih terperinciANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya)
ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya) Anne Parlina, Sjaeful Afandi, Rima Octavia Abstrak Analisis sitiran adalah cabang dari bibliometrika
Lebih terperinciAnalisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Analisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Jonner Hasugian Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera
Lebih terperinciKajian Bibliometrika Menggunakan Analisis Sitiran terhadap Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP Tahun
Kajian Bibliometrika Menggunakan Analisis Sitiran terhadap Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP Tahun 2005-2009 Elva Rahmah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciPENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS
PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos
Lebih terperinciANALISIS SITIRAN TERHADAP SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN SASTRA INGGRIS TAHUN 2012 DI PERPUSTAKAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNDIP
ANALISIS SITIRAN TERHADAP SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN SASTRA INGGRIS TAHUN 2012 DI PERPUSTAKAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNDIP Esti Sukadar Mawati, Sri Ati, Rosa Widyawan * Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas
Lebih terperinciINFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA
INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini akan dibahas beberapa literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Literatur yang dibahas merupakan literatur yang mempunyai kaitan isi dan mendukung konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan (UNIMED merupakan salah satu perguruan tinggi, memiliki tiga landasan perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika
Lebih terperinciUJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP
Uji J. Perpus. paruh hidup Pert. artikel Vol. 23 pada No. majalah 1 April ilmiah 2014:......-... UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP Analysis on Half Life of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh aktivitas penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di bidang ilmu yang bersangkutan. Perkataan Isaac Newton yang terkenal
Lebih terperinciZulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang
ANALISIS SITIRAN TERHADAP TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2010 2012 Zulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2
Lebih terperinciAnalisis Sitiran Terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Analisis Sitiran Terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Jonner Hasugian Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH
Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain dan Jenis Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 3) pada dasarnya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan kategori kajian
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan kategori kajian perkembangan. Perkembangan atau pertumbuhan dapat digambarkan sebagai perubahan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan informetrik untuk menggambarkan perkembangan suatu ilmu pengetahuan berdasarkan analisis
Lebih terperinciKhoirul Maslahah IAIN Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
EVALUASI PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SITASI TERHADAP SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2011 DI PUSAT PERPUSTAKAAN IAIN SURAKARTA Khoirul Maslahah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu
Lebih terperinciSEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA
MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu perpustakaan dan informasi di Indonesia mulai tumbuh dengan diselenggarakannya Kursus Pendidikan Pegawai Perpustakaan tahun 1952 di Universitas Indonesia (Sulistyo-Basuki,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sitiran 2.1.1 Pengertian Sitiran Kata sitiran merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran dapat ditemukan dalam teks, catatan kaki, bibliografi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya
Lebih terperinciFAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
ANALISIS KEKUATAN PASANGAN BIBLIOGRAFI (BIBLIOGRAPIC COUPLING) DAN KOSITASI (CO-CITATION) PADA IMA JOURNAL OF APPLIED MATHEMATICS, IMA JOURNAL OF MANAGEMENT MATHEMATICS, DAN IMA JOURNAL OF MATHEMATICAL
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
sekurang-kurangnya dirangkaikan dengan buah pikiran penulis menjadi suatu bangunan uraian teoritis. Biasanya sumber literatur yang dikutip atau disitir dicantumkan pada daftar pustaka/daftar referensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Evaluasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran (Echols dan Shadily,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Noer Aida ABSTRAK
Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI
Lebih terperinciPEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X
PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Iin Fridayani Veronika Purba 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS
Lebih terperinciPEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG
PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Uci Oktaviani 1, Marlini 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya
Lebih terperinciEvaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh
Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian
Lebih terperinciLAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN 1. Indeks Artikel tahun 1999 2003 2. Indeks Artikel tahun 2007 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Albert Einstein percaya bahwa ilmu pengetahuan tidaklah lebih dari suatu penyempurnaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.
digilib.uns.ac.id 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
Lebih terperinciBAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP
BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN dan saran. Bab VII (tujuh) ini merupakan bab yang membahas mengenai temuan, kesimpulan, 7.1 Temuan Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa
Lebih terperinciBIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG
BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN 1982-2012 KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG Evi Novita Sari 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan
Lebih terperinciPenerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa
Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas
Lebih terperinciPENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM
PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. dokumen dengan teknik analisis referensi (Sulistiyo-Basuki 2004, 73).
BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode bibliometrika, artinya penggunaan metode matematika dan statistika terhadap dokumen yang diterbitkan.
Lebih terperinciMODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI
MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika untuk Anak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kajian Literatur Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika untuk Anak Usia Dini melalui pengenalan konsep bentuk geometri. Permasalahan ini diawali
Lebih terperinciKETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) JAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENULISAN KARYA ILMIAH:
KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) JAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENULISAN KARYA ILMIAH: KAJIAN ANALISIS SITIRAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan salah satu Eselon I (satu) di Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian,
Lebih terperinciPELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI
PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Makalah ini disampaikan pada Diklat calon tenaga pustakawan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam II Depok Tanggal 21 April 2009 OLEH : SETIAWAN, S.Sos (Pustakawan Pertama) UPT PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija
Analisis J. Perpus. bibliometrik Pert. Vol. pada 23 Buletin No. 1 April Palawija 2014:...-... (Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah) ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the
Lebih terperinciANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA
ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA 1995-2007 Rochani Nani Rahayu* ; Tupan * Abstract This research is aimed at finding out: 1) the type of the
Lebih terperinciIs Citation Analysis A Legitimate Evaluation Tool.?:
ARTIKEL GARFIELD S CITATION TEORY Is Citation Analysis A Legitimate Evaluation Tool.?: Apakah Analisis Citation Alat Evaluasi Yang Sah (SEBUAH TEORI ANALISIS KUTIPAN/SITIRAN) Oleh : Setiawan, S.Sos Pustakawan
Lebih terperinciRATIH AGUSTIN KUSUMA WARDANI JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI : ANALISIS SITIRAN TERHADAP SKRIPSI PROGRAM SARJANA (S1) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF
Lebih terperinciRELEVANSI SUBJEK SITIRAN PADA TESIS MAHASISWA PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA USU TAHUN
RELEVANSI SUBJEK SITIRAN PADA TESIS MAHASISWA PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA USU TAHUN 2004-2006 Skripsi Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh
Lebih terperinciPemanfaatan E-journal oleh Mahasiswa: Kajian Analisis Sitasi Terhadap Tesis Mahasiswa Klaster Saintek Universitas Gadjah Mada**)
Pemanfaatan E-journal oleh Mahasiswa: Kajian Analisis Sitasi Terhadap Tesis Mahasiswa Klaster Saintek Universitas Gadjah Mada**) Purwani Istiana; email: nina@ugm.ac.id Sri Purwaningsih* Email: spurwaningsih@ugm.ac.id
Lebih terperinciAnalisis Sitiran sebagai Alat Evaluasi Koleksi Perpustakaan. Citation Analisis as a Tool of Library Collections Evaluation
Analisis Sitiran sebagai Alat Evaluasi Koleksi Perpustakaan Citation Analisis as a Tool of Library Collections Evaluation Nurul Hayati, M.Hum 1 Library Science Study Program at the Faculty of Adab and
Lebih terperinciPEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII
PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN 2010-2012 DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII Julia Pratiwi 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
Lebih terperinciPerbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016
Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Web of Science (Thomson) Saat ini Publikasi internasional peneliti
Lebih terperinciKata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan. berarti menulis, maka kata bibliografi secara harfiah
1. Pengertian Bibliografi Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion : yang berarti buku dan Graphein : yang berarti menulis, maka kata bibliografi secara harfiah berarti penulisan
Lebih terperinciCHARACTERISTICS OF ARTICLE AND CHARACTERISTICS OF CITATION IN THE JURNAL BAHASA DAN SENI
available at http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi ISSN 1411-3732 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Volume XV Nomor 1 Maret 2014 Hal. 65-79 CHARACTERISTICS OF ARTICLE AND CHARACTERISTICS
Lebih terperinciSTUDI BIBLIOMETRIK DAN SEBARAN TOPIK PENELITIAN PADA JURNAL HAYATI TERBITAN
STUDI BIBLIOMETRIK DAN SEBARAN TOPIK PENELITIAN PADA JURNAL HAYATI TERBITAN 2012-2016 Sri Rahayu dan Abdul Rahman Saleh Perpustakaan Institut Pertanian Bogor Kampus Darmaga Bogor 16001, P.O. Box. 199 Telp.
Lebih terperinciPELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd
PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd Disajikan pada Pendidikan pada Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan Perpustakaan para guru se-kota Mojokerto Tanggal 5-7 Januari 2012 Pendahuluan
Lebih terperinciPerpustakaan perguruan tinggi
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3
Lebih terperinciPEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG Sri Novianti Putri 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Dokumen Proses terjadinya atau terciptanya dokumen bermula dari adanya komunikasi manusia dengan manusia lainnya. Komunikasi berlangsung karena ada informasi yang disampaikan
Lebih terperinciSri Mentari 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang
PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI UNTUK SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA TAHUN 2009-2013 KOLEKSI PERPUSTAKAAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI PADANG Sri Mentari 1,
Lebih terperinciPenggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Nurul Alifah Rahmawati Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi
Lebih terperinciPENELUSURAN PUSTAKA. The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the
PENELUSURAN PUSTAKA The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the midst of an illimitable ocean of inexplicability. Our business is to reclaim a little more land.
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN 2012 PENELITIAN MULA BIDANG KELEMBAGAAN
LAPORAN PENELITIAN 2012 PENELITIAN MULA BIDANG KELEMBAGAAN KAJIAN BIBLIOMETRIK BAHAN AJAR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA: Studi Analisis di Pusat Layanan Pustaka Menggunakan Analisis Sitiran dan
Lebih terperinciTEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,
Lebih terperinciMANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA
MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA Oleh: Abd Manaf Mamonto Antonius M. Golung (e-mail: abdmanafmamonto@gmail.com) Abstrak
Lebih terperinciANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE
ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study
Lebih terperinciMETLIT 6 LITERATUR REVIEW SITASI ATAU PENYITIRAN
METLIT 6 LITERATUR REVIEW SITASI ATAU PENYITIRAN SITASI ATAU PENYITIRAN Sitasi (citation) di dalam penulisan ilmiah sangat penting. Dalam penulisan ilmiah penulis memerlukan bahan pustaka (literatur review)
Lebih terperinciKAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI
KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI Muthia Nurhayati Pustakawan Pertama Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran seumur hidup (long life education) untuk masyarakat. Pengertian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas metode yang digunakan dalam penelitian. Di dalamnya mencakup (1) jenis penelitian, (2) obyek penelitian, (3) prosedur penelitian, yang mencakup pengumpulan
Lebih terperinciSkripsi. Oleh: JELITA PUTRI MULIANA GEA NIM
ANALISIS KESESUAIAN SUBJEK DOKUMEN YANG MENYITIR DAN YANG DISITIR DALAM TESIS MAGISTER (S2) TEKNIK ARSITEKTUR SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Skripsi Diajukan sebagai salah satu persyaratan
Lebih terperinciPanduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik. Nur Cahyati Wahyuni Maryatun
Panduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik Klaster Sosio-Humaniora Nur Cahyati Wahyuni Maryatun 2016 Garis Besar Materi Pengantar Perkenalan Jurnal/Pangkalan Data Umum Perkenalan Jurnal/Pangkalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR. sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas,
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebutan yang dikenakan pada sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan
Lebih terperinciPEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI KOLEKSI AUDIO VISUAL DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG PANJANG
PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI KOLEKSI AUDIO VISUAL DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG PANJANG Wulan Afni Sundari 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat dan mendapat tempat penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dosen pengajar membutuhkan
Lebih terperinci