KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI
|
|
- Djaja Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI Muthia Nurhayati Pustakawan Pertama Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui : (1). referensi yang digunakan sebagai referensi orasi ilmiah Profesor Riset, (2). bahasa yang digunakan sebagai referensi orasi ilmiah, dan (3). Ketersediaan referensi yang dipakai oleh Profesor Riset di. Pengumpulan data diambil dari orasi ilmiah Profesor Riset bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI sampai dengan tahun 2013, yakni sebanyak 6 orasi ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan : (1). Referensi yang lebih banyak digunakan adalah jurnal, (2). Untuk jenis bahasa, 5 orasi ilmiah menggunakan jenis referensi berbahasa asing (terutama bahasa Inggris) lebih dari 50% sebagai referensi orasi ilmiah, hanya 1 orasi ilmiah mengunakan referensi berbahasa Indonesia sedikit lebih banyak dari referensi yang berbahasa asing (bahasa Indonesia : bahasa Asing = 16 : 13), (3). Dari 5 orasi ilmiah, lebih dari 50 % referensi untuk orasi ilmiahnya tidak tersedia di, dan hanya satu orasi ilmiah yang persentase referensinya tersedia di lebih sedikit dari ketidaktersediaannya (tersedia: tidak tersedia = 24 : 15). Kata kunci : Orasi Ilmiah; Profesor Riset; Zoologi; Referensi; Kajian Abstract This study was conducted to determine : (1). Reference type that was used as a reference of scientific papers Research Professor, (2). The type of language that was used as a reference of scientific papers, and (3). Availability of reference that was used by Research Professor at the library. The collection of data taken from scientific papers Research Professor in Zoology Division, Research Center for Biology-LIPI until 2013, which is as much as 6 scientific papers. The results showed : (1). The more widely used reference is a journal (2). For the type of language, 5 scientific papers used reference with foreign language (mainly English) more than 50 % as a reference scientific paper, only one scientific paper used reference with Indonesian language more than foreign languange, eventhough the comparison between Indonesian languange and foreign language was not significant (Indonesian : Foreign = 16 : 13), (3). Five of scientific papers reference showed that more than 50 % of references to scientific papers was not available in the library, only one scientific paper reference showed that the availability of the reference in library more than the unavailability, eventough the comparison also was not significant (available : not available = 24 : 15). Keywords: Scientific Papers; Professor Research; Zoology; References; Studies PENDAHULUAN Pusat Penelitian Biologi-LIPI merupakan salah satu Pusat Penelitian di bawah koordinasi Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati, LIPI. Semula Pusat Penelitian Biologi dikenal dengan nama Lembaga Biologi Nasional (LBN). LBN yang dibentuk pada tahun 1962, pada awalnya merupakan bagian dari Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) yang berada di bawah naungan Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesai (MIPI). Seiring dengan perubahan waktu dan kondisi di Indonesia, MIPI berubah menjadi LIPI, kemudian pada tahun 1986, LBN berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, dan sejak tahun 2000 diubah menjadi Pusat Penelitian Biologi. Selain tugas dan pokoknya, berdasarkan SK Kepala LIPI. 1973/2002, Pusat Penelitian Biologi-LIPI ditunjuk sebagai pelaksana harian otoritas keilmuan (Scientific Authority) dalam rangka konservasi tumbuhan dan satwa liar serta dalam rangka pelaksanaan CITES (Convention on International Trade in Endangerd Species of Wild Fauna and Flora) di Indonesia. Tugasnya adalah melaksanakan tugastugas harian yang berkaitan dengan kewenangan LIPI sebagai Otoritas Keilmuan berdasarkan Peraturan Pemerintah. 7 dan 8 Tahun VISI PUSTAKA Vol April 2014
2 Perpustakaan Pusat Penelitian Biologi- LIPI mempunyai tujuan mendukung tercapainya visi dan misi Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Salah satu dari visi dan misi tersebut adalah Perpustakaan Pusat Penelitian Biologi-LIPI diharapkan menjadi terbesar dalam bidang biologi, menajdi rujukan literatur terbesar di Indonesia serta memberikan pelayanan informasi bidang biologi yang maksimal, cepat, dan memuaskan. Pengguna terutama adalah para peneliti di Pusat Penelitian Biologi-LIPI tentu menginginkan koleksi yang mendukung kegiatan penelitiannya. Gelar Profesor Riset merupakan pengakuan, kepercayaan dan penghormatan yang diberikan atas keberhasilan seorang PNS dalam mengemban tugasnya di bidang litbang. Profesor Riset merupakan jenjang tertinggi pada jabatan peneliti di antara jenjang jabatan yang ada, untuk dapat mencapai jabatan tersebut diperlukan perjuangan dan usaha yang tidak mudah. Oleh karena itu pencapaian jenjang jabatan Profesor Riset merupakan prestasi kerja yang membanggakan. Guna mempertanggungjawabkan kompetensi jabatan yang dicapai itu, perlu ada kesempatan khusus yang dapat digunakan para Profesor Riset untuk menyampaikan pandangan dan pemikiran mereka terhadap pengembangan bidang ilmunya. Kesempatan itu terjadi pada saat saat yang bersangkutan dikukuhkan sebagai Profesor Riset. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai instansi pembina jabatan peneliti memfasilitasi penyelenggaraan acara pengukuhan Profesor Riset. Pengukuhan pada dasarnya merupakan bentuk pengakuan dan kepercayaan terhadap keberhasilan seseorang dalam mengemban tugas peneliti sekaligus merupakan suatu penghormatan bagi PNS yang diangkat menjadi Profesor Riset. Maka sebelum pengukuhan dilaksanakan mereka perlu memaparkan orasi ilmiah. Sampai dengan tahun 2013, bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi-LIPI telah melahirkan 6 orang Profesor Riset. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka menurut pengamatan penulis yang menjadi permasalahan dalam kajian ini adalah belum adanya kajian terhadap referensi dalam naskah orasi ilmiah Profesor Riset bidang Zoologi. Sehingga belum diketahui sejauhmana para Profesot Riset memanfaatkan sumber-sumber informasi ilmiah di dalam mendukung pembuatan orasi ilmiah yang mereka hasilkan. Penelitian ini meliputi setiap naskah orasi ilmiah dari 6 profesor riset bidang zoologi. Dari setiap naskah orasi dikaji data referensi yang bersumber dari daftar pustaka, kemudian dijadikan tabel yang meliputi jenis dokumen yang dijadikan referensi, jenis bahasa yang digunakan, dan ketersediaan referensi tersebut di. TINJAUAN PUSTAKA Profesor Riset Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI mor 07/E/2009 tentang Tata Cara Pengukuhan Peneliti Utama untuk Mendapatkan Gelar Profesor Riset, di dalam Bab I, Pasal 1, Ayat 2 : Kandidat Profesor Riset adalah Peneliti Utama yang telah memenuhi persyaratan dan akan melakukan orasi pengukuhan Profesor Riset Ayat 4 : Orasi Ilmiah adalah pidato resmi atau komunikasi formal yang disampaikan kepada hadirin sebagai pengejawantahan karya dan karsa ilmuwan dalam mengabdikan iptek sesuai dengan kepakarannya untuk kemajuan umat manusia serta pembangunan nusa dan bangsa, dan/atau pernyataan diri atas bidang kepakaran yang merupakan refleksi tersurat dari bidang penelitian yang ditekuninya selama ini. Ayat 5 : Naskah orasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah (KTI) Kandidat Profesor Riset disampaikan dalam bahasa yang komunikatif, sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau orang yang tidak sebidang dengan kepakaran atau keilmuannya. Pasal 2 Gelar Profesor Riset merupakan pengakuan, kepercayaan dan penghormatan yang diberikan atas keberhasilan seorang PNS dalam mengemban tugasnya di bidang litbang. BAB II, Pasal 3 Gelar Profesor Riset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada Peneliti Utama yang sudah menyampaikan orasi ilmiah dalam suatu prosesi upacara pengukuhan. Analisis Sitiran Pada kajian bibliometrika banyak digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti : evaluasi program riset; VISI PUSTAKA Vol April
3 pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu; indikator iptek; faktor dampak dari suatu majalah (journal impact factor); kualitas suatu majalah; pengembangan koleksi majalah, dll. Penelitian pertama kali dilakukan Gros and Gros pada tahun 1927 yaitu menganalisis sitiran terhadap majalah bidang kimia untuk pengembangan koleksi di bidangnya. Selanjutnya diikuti penelitian-penelitian lainnya yaitu Eugene Garfield yang selalu menganalisis setiap bidang untuk mengevaluasi majalah/jurnal maupun penulis yang paling banyak disitir oleh jurnal atau penulis lain. Garfield juga mengatakan bahwa analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika karena menurutnya tepat. Jelas mewakili subjek yang diperlukan, tidak memerlukan interpretasi,valid dan reliable. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan kajian biliometrik yaitu penerapan metode statistika untuk mengkaji publikasi kumpulan naskah orasi ilmiah pengukuhan Profesor Riset bidang Zoologi. Kajian bibliometrik dalam penelitian ini tergolong pada bibliometrik evaluatif yaitu menghitung penggunaan literatur dan hitungan sitiran (Sulistyo-Basuki,2001) a. Indikator Penelitian Indikator yang ingin diketahui adalah : 1. Referensi yang berupa buku teks, jurnal, internet, prosiding atau referensi lainnya yang disitir dalam kumpulan naskah orasi ilmiah pengukuhan Profesor Riset bidang Zoologi 2. Referensi tersebut berdasarkan bahasa yang digunakan 3. Ketersediaan referensi tersebut di b. Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan cara menginventarisasi orasi ilmiah Profesir Riset bidang zoologi, kemudian daftar pustaka naskah dianalisis sesuai dengan indikator yang ingin diketahui. c. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data yang dilakukan meliputi: frekuensi jenis dokumen referensi dan tahun terbit; jenis bahasa dari referensi yang digunakan dan ketersediaan jurnal tersebut di. Selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan dan analisis data setiap judul naskah orasi diperoleh hasil sbb : 1. Judul : Perikehidupan Kumbang sebagai Landasan Pengungkapan Potensi dan Pengembangan Ekologi, Oleh : Woro Anggraitoningsih erdjito Waktu Pengukuhan : Desember 2006 Tabel 1. 1 Buku 12 27,27% 2 Jurnal 18 40,91% 3 Internet 0 0,00% 5 Lain ,82% Jumlah ,00% orasi ilmiah adalah jurnal (40,91%). Tabel 2. Bahasa yang digunakan Bahasa 1 Indonesia 14 31,82% 2 Asing 30 68,18% Jumlah ,00% persentase ilmiah adalah bahasa asing (68,18%). 1 Ada 11 25,00% 2 Tidak Ada 33 75,00% Jumlah ,00% persentase jenis dokumen yang digunakan maka dapat terlihat pada Tabel 3., dokumen yang dijadikan referensi untuk membuat orasi yang tersedia di hanya 11 buah (25,00%). 64 VISI PUSTAKA Vol April 2014
4 2. Judul : Collembola : Secercah Harapan untuk Nusantara Oleh : Yayuk Rahayuningsih Waktu Pengukuhan : Juni 2007 Tabel 1. 1 Buku 7 13,46% 2 Jurnal 36 69,23% 3 Internet 0 0,00% 5 Lain2 9 17,31% Jumlah ,00% orasi ilmiah adalah jurnal (69,23%). Tabel 2. Bahasa Bahasa 1 Indonesia 11 21,15% 2 Asing 41 78,85% Jumlah ,00% persentase ilmiah adalah bahasa asing (78,85%). 1 Ada 14 26,92% 2 Tidak Ada 38 73,08% Jumlah ,00% dijadikan referensi untuk membuat orasi yang tersedia di hanya 14 buah (26,92%). 3. Judul : Analisis Morfometri untuk Kajian Taksonomi, Ekologi, dan Zoogeografi Tikus dan Kelelawar Indonesia Oleh : Ibnu Maryanto Waktu Pengukuhan : Desember 2009 Tabel 1. 1 Buku 10 25,64% 2 Jurnal 22 56,41% 3 Internet 1 2,56% 5 Lain2 6 15,38% Jumlah ,00% orasi ilmiah adalah jurnal (56,41%). Tabel 2. Bahasa Bahasa 1 Indonesia 10 25,64% 2 Asing 29 74,36% Jumlah ,00% persentase ilmiah adalah bahasa asing (74,36%). Tabel 4. Ketersediaan dokumen di 1 Ada 24 61,54% 2 Tidak Ada 15 38,46% Jumlah ,00% persentase jenis dokumen yang digunakan maka dapat terlihat pada Tabel 3., dokumen yang dijadikan referensi untuk membuat orasi yang tersedia di adalah 24 buah (61,54%). 4. Judul : Keanekaragaman dan Sebaran Kopepoda di Perairan Indonesia Oleh : Mulyadi Waktu Pengukuhan : Mei 2010 Tabel 1. 1 Buku 4 16,00% 2 Jurnal 20 80,00% VISI PUSTAKA Vol April
5 3 Internet 0 0,00% 5 Lain2 1 4,00% Jumlah ,00% orasi ilmiah adalah jurnal (80,00%). Tabel 2. Bahasa 1 Indonesia 0 0,00% 2 Asing ,00% Jumlah ,00% persentase jenis bahasa yang digunakan maka dapat terlihat pada Tabel 2., jenis bahasa dokumen yang dijadikan sumber untuk membuat orasi ilmiah adalah bahasa asing (100 %). 1 Ada 9 36,00% 2 Tidak Ada 16 64,00% Jumlah ,00% dijadikan referensi untuk membuat orasi dan tersedia di hanya 9 buah (36,00%). 5. Judul : Pengelolaan dan Satwa Liar untuk Pemanfaatan dan Konservasi Oleh : Gono Semiadi Waktu Pengukuhan : Mei 2010 Tabel 1. Koleksi 1 Buku 2 6,90% 2 Jurnal 13 44,83% 3 Internet 1 3,45% 5 Lain ,83% Jumlah ,00% orasi ilmiah adalah jurnal dan lain-lain 13 (44,83%). Lain-lain disini meliputi : Prosiding, lokakarya, disertasi, laporan akhir, laporan penelitian, dan tesis. Tabel 2. Bahasa Bahasa 1 Indonesia 16 55,17% 2 Asing 13 44,83% Jumlah ,00% persentase jenis bahasa yang digunakan maka dapat terlihat pada Tabel 2., jenis bahasa dokumen yang paling banyak dijadikan sumber untuk membuat orasi ilmiah adalah bahasa Indonesia (55,17%). 1 Ada 5 17,24% 2 Tidak Ada 24 82,76% Jumlah ,00% dijadikan referensi untuk membuat orasi dan tersedia di hanya 5 buah (17,24%). 6. Judul : Taksonomi dan Sistematika Tawon Parasitoid Eulophinae (Insecta: Hymenoptera): Dasar Pengembangan Agen Hayati untuk Pengendalian Hama Pertanian Oleh : Rosichon Ubaidillah Waktu Pengukuhan : Desember 2011 Tabel 1. 1 Buku 7 14,29% 2 Jurnal 35 71,43% 3 Internet 2 4,08% 5 Lain2 5 10,20% Jumlah ,00% 66 VISI PUSTAKA Vol April 2014
6 orasi ilmiah adalah jurnal (71,43%). Tabel 2. Bahasa Bahasa 1 Indonesia 4 8,16% 2 Asing 45 91,84% Jumlah ,00% persentase ilmiah adalah bahasa asing (91,84%). Tabel 3. Ketersediaan dokumen di 1 Ada 11 22,45% 2 Tidak Ada 38 77,55% Jumlah ,00% dijadikan referensi untuk membuat orasi dan tersedia di hanya 11 buah (22,45%). KESIMPULAN 1. persentase jenis dokumen yang digunakan maka dapat terlihat pada Tabel 1. semua orasi ilmiah, jenis dokumen yang paling banyak dijadikan sumber untuk membuat orasi ilmiah adalah jurnal. Jurnal menjadi referensi yang paling utama, dikarenakan selalu up to date nya informasi yang terdapat di jurnal yang merupakan hasil penelitian terkini. Buku sebagai referensi kedua yang paling banyak disitir karena memang buku merupakan sumber informasi primer bagi setiap kegiatan penelitian, apalagi dalam bidang taksonomi buku-buku yang relatif sudah lama tahun terbitnya, akan tetap dijadikan sumber acuan. 2. persentase jenis bahasa yang digunakan pada dokumen yang digunakan sebagai referensi orasi ilmiah maka dapat terlihat, 5 orasi ilmiah VISI PUSTAKA Vol April 2014 pada Tabel 2. nya menunjukkan jenis referensi berbahasa asing (terutama bahasa Inggris) lebih dari 50% sebagai referensi orasi ilmiah, hanya 1 orasi ilmiah (Gono Semiadi) mengunakan referensi berbahasa Indonesia sedikit lebih banyak dari referensi yang berbahasa asing (bahasa Indonesia : bahasa Asing = 16 : 13), 3. persentase jenis bahasa yang digunakan pada dokumen yang digunakan sebagai referensi orasi ilmiah maka dapat terlihat, 5 orasi ilmiah pada Tabel 2. nya menunjukkan lebih dari 50 % referensi untuk orasi ilmiahnya tidak tersedia di, dan hanya satu orasi ilmiah (Ibnu Maryanto) yang persentase referensinya tersedia di lebih sedikit dari ketidaktersediaannya (tersedia : tidak tersedia = 24 : 15). 4. Kesimpulan utama yang dapat ditarik adalah bahwa koleksi yang terdapat di Pusat Penelitian Biologi-LIPI belum maksimal dalam mendukung kegiatan penelitian, hal ini terbukti dari analisis yang telah dilakukan, karenanya perlu upaya yang sinergis antar semua pihak terkait untuk mewujudkan koleksi sebagai referensi mengenai biodiversitas yang dimiliki Indonesia. 5. Perlu adanya kesadaran dari peneliti untuk melaksanakan serah simpan karya tulisnya ke DAFTAR PUSTAKA Booklet Perpustakaan Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Gono, Semiadi Pengelolaan Satwa Liar untuk Pemanfaatan dan Konservasi. Jakarta : LIPI Press Ibnu, Maryanto Analisis Morfometri untuk Kajian Taksonomi, Ekologi, dan Zoogeografi Tikus dan Kelelawar Indonesia. Jakarta : LIPI Press Mulyadi Keragaman dan Sebaran Kopepoda di Perairan Indonesia. Jakarta : LIPI Press Peraturan Kepala LIPI. 07/E/2009 tentang Tata Cara Pengukuhan Peneliti Utama untuk Mendapatkan Gelar Profesor Riset. Pusat Penelitian Biologi-LIPI Cibinong : Pusat 67
7 Penelitian Biologi-LIPI. Rochani, Nani Rahayu dan Tupan Analisis Keterpakaian Referensi : Studi Kasus Kumpulan Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama Visi Pustaka. 14 (2) : Rosichon, Ubaidillah Taksonomi dan Sistematika Tawon Parasitoid Eulophinae (Insecta: Hymenoptera) : Dasar Pengembangan Agen Hayati untuk Pengendalian Hama Pertanian. Jakarta : LIPI Press Woro, Anggraitoningsih erdjito Perikehidupan Kumbang sebagai Landasan Pengungkapan Potensi dan Pengembangan Ekologi. Jakarta : LIPI Press Yayuk, Rahayuningsih Soehardjono Collembola : Secercah Harapan untuk Nusantara. Jakarta : LIPI Press 68 VISI PUSTAKA Vol April 2014
PERAN PENELITI PUSLIT BIOLOGI-LIPI DALAM JEJARING RAPTOR INDONESIA (RAIN)
PERAN PENELITI PUSLIT BIOLOGI-LIPI DALAM JEJARING RAPTOR INDONESIA (RAIN) Dewi M. Prawiradilaga Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI, Cibinong Science Centre Email: dewi005 @lipi.go.id STRUKTUR ORGANISASI
Lebih terperinciANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA
ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA 1995-2007 Rochani Nani Rahayu* ; Tupan * Abstract This research is aimed at finding out: 1) the type of the
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2009 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2009 TENTANG TATA CARA PENGUKUHAN PENELITI UTAMA UNTUK MENDAPATKAN GELAR PROFESOR RISET KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PROFESOR RISET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PROFESOR RISET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciREV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,
Lebih terperinciPOLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal
Pola J. Perpus. rujukan Pert. sumber Vol. acuan 22 No. pada 2 Oktober jurnal... 2013: 45-49 POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan (UNIMED merupakan salah satu perguruan tinggi, memiliki tiga landasan perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2
ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI: STUDI KASUS LAPORAN AKHIR RISET KOMPETITIF LIPI 2003 2007 BIDANG KALIMANTAN TIMUR & BANGKA BELITUNG, PRODUK KOMODITAS & TEKNOLOGI, dan WILAYAH PERBATASAN NTT Rochani Nani
Lebih terperinciANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI SUTARDJI Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS
PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos
Lebih terperinciOleh: Sri Wulan ABSTRAK
Produktivitas Dan Tingkat Kolaborasi Penulis Dalam Karya Tulis Ilmiah Peneliti Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI 2005-2010 Oleh: Sri Wulan Pustakawan Muda pada Pusat Penelitian Biologi-LIPI ABSTRAK Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bibliometrika merupakan metode statistik dan matematika terhadap buku dan media dari informasi terekam (Prithchard, 1969:349). Cabang ilmu tertua dari ilmu perpustakaan
Lebih terperinciAKSES INFORMASI DAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT TERHADAP JASA PERPUSTAKAAN
AKSES INFORMASI DAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT TERHADAP JASA PERPUSTAKAAN Nurlela 1 dan Maksum 2 1 Pusat Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Jalan Raya Puncak km 11, Kotak Pos 26, Ciawi,
Lebih terperinciVISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa
VISI & MISI sumber: www.pastordorrell.com Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa Misi 1. Menyediakan layanan dan akses global
Lebih terperinciOrganisasi Sumber Daya Manusia
Organisasi Sumber Daya Manusia Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 7.780 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.344 orang (42,%) adalah tenaga
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga
Lebih terperinciANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE
ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study
Lebih terperinciBAB I. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jurnal merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang wajib ada, terutama pada perpustakaan perguruan tinggi. Dalam jurnal terdapat beberapa artikel hasil penelitian
Lebih terperinciANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO
ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO Zakaria Guninda *), Rukiyah, Lydia Christiani Jurusan Ilmu
Lebih terperinciEVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT
EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT Hanisatul Husna 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciPemanfaatan E-journal oleh Mahasiswa: Kajian Analisis Sitasi Terhadap Tesis Mahasiswa Klaster Saintek Universitas Gadjah Mada**)
Pemanfaatan E-journal oleh Mahasiswa: Kajian Analisis Sitasi Terhadap Tesis Mahasiswa Klaster Saintek Universitas Gadjah Mada**) Purwani Istiana; email: nina@ugm.ac.id Sri Purwaningsih* Email: spurwaningsih@ugm.ac.id
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KODE JUDUL : I. 24 LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya
Lebih terperinciFAKTOR PENGHAMBAT MINAT PEMUSTAKA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN REFERENSI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU
FAKTOR PENGHAMBAT MINAT PEMUSTAKA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN REFERENSI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU HASNIDAR Pustakawan Perpustakaan Pusat Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam
Lebih terperinciJurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OPINI PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Ratnaningsih Pustakawan Muda pada Perpustakaan IPB, email: ratna.andini@gmail.com Abstrak Pengadaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Noer Aida ABSTRAK
Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan salah satu Eselon I (satu) di Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian
Lebih terperinciPOTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG
KODE KEGIATAN: I.24 POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG Peneliti Utama: Prof. Dr. Woro Anggraitoningsih Anggota: Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, Dr. Hari Sutrisno, Drs. Awit Suwito
Lebih terperinciSUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009.
Sumber Daya Manusia. Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 8.124 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau sekitar 3.346 orang (41,18%)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
8 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Sitiran Dalam ilmu perpustakaan dan informasi dikenal adanya istilah sitiran. Kata sitiran berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran memiliki makna
Lebih terperinciSUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%)
Sumber Daya Manusia. Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 8.229 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau sekitar 2.540 orang (30,8%)
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
-1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan informetrik untuk menggambarkan perkembangan suatu ilmu pengetahuan berdasarkan analisis
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI
Menimbang PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, : a. bahwa untuk mendapatkan
Lebih terperinciPROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:
Lebih terperinciINFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA
INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan informasi untuk memperkaya ilmu pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitasnya, seperti dosen,
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program
Lebih terperinciSumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut,
Sumber Daya Manusia B adan LitbangPertanian Pertaniansaat saatini inididukung didukung oleh oleh sumber sumber daya daya manusia manusia Badan Litbang dalam jumlah relatif besar yaitu 7.643 orang. Dari
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH SPESIMEN TUMBUHAN DAN SATWA LIAR UNTUK LEMBAGA KONSERVASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah
PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th. 2014 Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Cibinong, 3 Mei 2017 Unsur Penilaian Unsur Penilaian Bobot Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah 3 Kelembagaan Penerbit 4 Penyuntingan
Lebih terperinciPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-nya kita semua dapat
BHINNEKA TUNGGAL IKA Perpustakaan Nasional Republik Indonesia SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Pada Acara Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia the Santosa Hotel, 9 Nopember 2010
Lebih terperinciBERITA NEGARA. LIPI. Balai Bio Industri Laut. Orta. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
No.1022, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Balai Bio Industri Laut. Orta. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI
Lebih terperinciLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010
PERATURAN KEPALA LIPI NOMOR 04/E/2009 TENTANG STANDAR JABATAN FUNGSIONAL PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010 1 STANDAR JABATAN FUNGSIONAL PENELITI MENJAMIN OBJEKTIVITAS, KEADILAN DAN
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan
Evaluasi Kegiatan 2010-2014 Balai Penelitian Kehutanan Kupang Bogor, 13 November 2014 Balai Penelitian Kehutanan Kupang VISI, MISI & SASTRA VISI Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan wilayah semi arid
Lebih terperinciTransnational Organized Crime
WILDLIFE CRIME Sebagai Salah Satu Bentuk Kejahatan Transnasional Ani Mardiastuti aniipb@indo.net.id Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Transnational Organized Crime Terorisme Penyelundupan senjata
Lebih terperinciZulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang
ANALISIS SITIRAN TERHADAP TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2010 2012 Zulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
No. 1185, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun 2016-2026. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT. Rushendi
KONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Rushendi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jalan Tentara Pelajar (Cimanggu) Bogor 16111, Telp. (0251) 8321879,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah
Lebih terperinci2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom
BERITA NEGARA No.289 2016 KEMEN-LHK. Konsevasi. Amorphophallus. Rencana Aksi. Tahun 2015-2025. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.72/MENLHK-SETJEN/2015 TENTANG STRATEGI DAN RENCANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagi kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini kebutuhan informasi dan pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat, karena informasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI ALAM,
Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Dan Konservasi Alam No. 66/Kpts/DJ_V/2000 Tentang : Kuota Pengambilan Tumbuhan Dan Penangkapan Satwa Liar yang Tidak Dilindungi Undang-Undang Dan Tidak Termasuk
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 148 /Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciHASIL SIDANG KOMISI KEPEGAWAIAN BADAN LITBANG DAN INOVASI
HASIL SIDANG KOMISI KEPEGAWAIAN BADAN LITBANG DAN INOVASI Serpong, Juli 016 PENELITI DENGAN MASA JABATAN KRITIS (s/d Juni 016) Peneliti Utama : 6 orang Perempuan : - Peneliti Madya Perempuan : 7 orang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Andriko Firma 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG
Menimbang : MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI TUMBUHAN DAN SATWA LIAR MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciPERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Penilaian perlindungan keanekaragaman hayati dalam peringkat hijau dan emas ini meliputi: 1) Konservasi insitu, meliputi metode dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah,
Lebih terperinci2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1347, 2014 KEMENHUT. Satwa Buru. Musim Berburu. Penetapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/Menhut-II/2014 TENTANG PENETAPAN MUSIM
Lebih terperinciTransnational Organized Crime (TOC)
Hukum di Indonesia untuk Melindungi Satwa Liar Ani Mardiastuti aniipb@indo.net.id Fakultas Kehutanan IPB Transnational Organized Crime (TOC) Terorisme Penyelundupan senjata Narkoba Kejahatan dunia maya
Lebih terperinciPenilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah
Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah Sosialisasi Penilaian Akreditasi Jurnal Ilmiah Badan Litbang & Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 3 Maret 06 Dipresentasikan oleh Haruni Krisnawati
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BUKU DAN MAJALAH INDONESIA DALAM PENYUSUNAN DATA BIBLIOGRAFI AGRIS
KETERSEDIAAN BUKU DAN MAJALAH INDONESIA DALAM PENYUSUNAN DATA BIBLIOGRAFI AGRIS Tuti Sri Sundari, Sofia Suwardi, dan Joko Suroso Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian ABSTRAK Bahan pustaka
Lebih terperinciMATRIK KONSEP PERUBAHAN AD ART HIMPENINDO MENYESUAIKAN PP 11 /2017 TTG MANAJ PNS DAN KEBUTUHAN ORGANISASI POIN PERUBAHAN AD/ART HIMPENINDO
MATRIK KONSEP PERUBAHAN AD ART HIMPENINDO MENYESUAIKAN PP 11 /2017 TTG MANAJ PNS DAN KEBUTUHAN ORGANISASI POIN PERUBAHAN AD/ART HIMPENINDO Referensi: 1. PP 11/2017, Pasal 99 ayat (3): Instansi Pembina
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM *)
Page 1 of 6 Penjelasan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat, seiring dengan kemajuan zaman dan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Masyarakat dituntut
Lebih terperinciUJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP
Uji J. Perpus. paruh hidup Pert. artikel Vol. 23 pada No. majalah 1 April ilmiah 2014:......-... UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP Analysis on Half Life of
Lebih terperinciPEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA UNTUK KARYA AKHIR MAHASISWA: KAJIAN ANALISIS SITASI
ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai keberhasilan pengembangan koleksi di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan melakukan evaluasi koleksi dengan teknik analisis sitasi. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan
Lebih terperinciKETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA
KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA Oleh Isma Anggini Saktiani 1 Doddy Rusmono 2 Miyarso Dwi Ajie Program Studi Perpustakaan dan Informasi
Lebih terperinciSOSIALISASI PERATURAN KEPALA LIPI NO. 02 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENELITI. Bogor, 11 September 2014
SOSIALISASI PERATURAN KEPALA LIPI NO. 02 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENELITI Bogor, 11 September 2014 PENDAHULUAN Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/128/M.PAN/9/2004:
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 31/Menhut-II/2009 TENTANG AKTA BURU DAN TATA CARA PERMOHONAN AKTA BURU DENGAN RAHMAT TUHAN
Menimbang Mengingat PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 31/Menhut-II/2009 TENTANG AKTA BURU DAN TATA CARA PERMOHONAN AKTA BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan lebih bersifat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.56/Menlhk/Kum.1/2016 TENTANG STRATEGI DAN RENCANA AKSI KONSERVASI MACAN TUTUL JAWA (PANTHERA PARDUS MELAS) TAHUN 2016 2026 DENGAN
Lebih terperinciRaden Fini Rachmarafini Rachmat ( ) ABSTRAK
PERBANDINGAN HUKUM ANTARA PENGATURAN PERLINDUNGAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI DI INDONESIA DAN DI AUSTRALIA DIKAITKAN DENGAN CONVENTION ON INTERNATIONAL TRADE IN ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA
1 PEDOMAN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA DIREKTORAT KARIR DAN KOMPETENSI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK INDIVIDUAL DAN PERSEPSI PENELITI TERHADAP SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI
KARAKTERISTIK INDIVIDUAL DAN PERSEPSI PENELITI TERHADAP SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI Desmita 1) dan Heryati Suryantini 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya)
ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya) Anne Parlina, Sjaeful Afandi, Rima Octavia Abstrak Analisis sitiran adalah cabang dari bibliometrika
Lebih terperinciEvaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh
Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian
Lebih terperinciTUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN
TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN Kusnoto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Yogyakarta RINGKASAN Program kegiatan penelitian
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciLokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun 2016
Lokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun Yan Robeth Kamajaya 1, Richard Togaranta Ginting 2, Made Kastawa 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN STRATEGIS
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Lebih terperinciIII. LITERATUR REVIEW
III. LITERATUR REVIEW Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur
Lebih terperinciDiskusi Publik Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN. Tim LIPI
Diskusi Publik Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN Tim LIPI MANAJEMEN ASN UU no. 5/2014 Aparatur Sipil Negara PP no. 70/2015 Jaminan Kecelakaan dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN PP no. 11/2017 Manajemen
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR U M U M Bangsa Indonesia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan berupa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.52/MENHUT-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI
Lebih terperinciTantangan dan Peluang JFP pasca PP no. 11/2017 tentang Manajemen PNS. Tim LIPI
Tantangan dan Peluang JFP pasca PP no. 11/2017 tentang Manajemen PNS Tim LIPI MANAJEMEN ASN UU no. 5/2014 Aparatur Sipil Negara PP no. 70/2015 Jaminan Kecelakaan dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN PP
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu kekayaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu kekayaan fauna Indonesia yang termasuk satwa langka dan dikhawatirkan akan punah. Satwa ini telah dilindungi
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Jember sebagai suatu perguruan tinggi merupakan institusi pelaksana kegiatan ilmiah yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli yang mampu menguasai
Lebih terperinci