ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA
|
|
- Veronika Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA Rochani Nani Rahayu* ; Tupan * Abstract This research is aimed at finding out: 1) the type of the most cited documents in each speech script, 2) the source of the cited information, 3) the journal applicability, 4) the age of the literatures used as the reference in the speech scripts. The data collecting is done by inventorying the speech titles from the book entitled A Compilation of Scientific Speeches in the Main Librarian Inauguration. Afterwards, the bibliography of each script is analyzed in accordance to the objectives of the research. The result shows that: 1. The scientific speech script using the newest literature reference aged less than 1 year is the one entitled Meretas Kebuntuan Kepustakawanan Indonesia Dilihat dari Sisi Sumber Daya Perpustakaan Breaking Down (Indonesian Librarianship Deadlock from Library Resources Perception) 2. The scientific speech script using the oldest literature reference aged more than 31 years is the one entitled Peran Perpustakaan Pesantren dalam Pendidikan (The Role of Islamic Boarding School Library in Education) 3. The number of the most citation is 33 which is found in the speech entitled Profesi Pustakawan : Tantangan dan Harapan (Librarian Profession: Challenges and Hopes) 4. The scientific speech scripts using the most foreign journals and literature is the one entitled Hubungan Timbal Balik Antara Institusi, Pembelajaran Sepanjang Hayat dengan Perkembangan Karier Pustakawan (Cordial Relationship between Institutions, Lifelong Learning and Librarian Career Development) with the number of journal is 10 and the number of literature is The most variable reference used is in the one entitled Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan antara Keinginan dan Kenyataan (Library as a Center for Research and Development between Expectation and Reality). This script uses 7 kinds of literature including books, journals, articles, newspapers, government regulations, proceedings and theses. 6. The scientific speech script using Indonesian books only as literature reference is the one entitled Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan Nasional : Wacana ke arah Pembentukan Suatu Lembaga Nasional Pemberdayaan Masyarakat Membaca (Increasing Reading Interest in the Society through National Institution: An Issue to Address the Establishment of a National Institution for Society Empowerment) with the number of 7 citations. Keywords: librarians, scientific, reference analysis * Pustakawan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI PENDAHULUAN Dalam rangka memberikan lahan perolehan angka kredit yang lebih luas serta mengantisipasi keluarnya Keputusan Presiden tentang Rumpun Jabatan Pegawai Negeri Sipil, pada tanggal 24 Pebruari 1998 terbit Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 33 Tahun 1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya sebagai revisi dari Kep. MENPAN Nomor 18 Tahun Keputusan MENPAN ini diikuti dengan Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus
2 07 Tahun 1998 dan Nomor 59 Tahun 1998 sebagai petunjuk pelaksanaannya. Seiring dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan, maka sebagai konsekuensi logisnya Kep. MEN- PAN Nomor 33 Tahun 1998 tersebut perlu direvisi dan pada tanggal 3 Desember 2002 terbit Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Keputusan Menpan ini diikuti dengan terbitnya Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 Tahun Jenjang jabatan fungsional pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan No. 132/ KEP/M.PAN/12/2002 terdiri atas jalur terampil dan ahli. Perbedaan kedua jalur ini didasarkan atas latar belakang pendidikan pustakawan. Jalur terampil bagi pejabat fungsional pustakawan yang berlatar belakang pendidikan D2/D3 Pusdokinfo atau D2/D3 Nonpusdokinfo ditambah diklat yang disetarakan. Adapun jalur ahli adalah bagi para pustakawan yang memiliki latar belakang minimal S1 Pusdokinfo atau S1 Nonpusdokinfo ditambah dengan diklat bagi pustakawan ahli. Pustakawan utama merupakan jenjang jabatan tertinggi di antara jenjang jabatan yang ada. Sesuai jenjang jabatannya, para pustakawan utama seharusnya memiliki kompetensi profesional di atas jenjang jabatan di bawahnya. Mereka selayaknya dapat memberi teladan, kontribusi pemikiran, dan analisis terhadap masalah perpustakaan dan kepustakawanan dalam rangka pengembangan yang lebih baik. Untuk dapat mencapai jabatan tersebut diperlukan perjuangan dan usaha yang tidak mudah. Oleh karena itu pencapaian jenjang jabatan Pustakawan Utama merupakan prestasi kerja yang membanggakan. Guna mempertanggungjawabkan kompetensi jabatan yang dicapai itu, perlu ada kesempatan khusus yang dapat digunakan para Pustakawan Utama untuk menyampaikan pandangan dan pemikiran mereka terhadap pengembangan kepustakawanan. Kesempatan itu terjadi pada saat yang bersangkutan dikukuhkan sebagai Pustakawan Utama. Perpustakaan Nasional RI sebagai Instansi Pembina Jabatan Pustakawan memfasilitasi penyelenggaraan acara Pengukuhan Pustakawan Utama. Pengukuhan pada dasarnya merupakan bentuk pengakuan dan kepercayaan terhadap keberhasilan seseorang dalam mengemban tugas pustakawan sekaligus merupakan suatu penghormatan bagi PNS yang diangkat menjadi Pustakawan Utama. Maka sebelum pengukuhan dilaksanakan mereka perlu memaparkan orasi ilmiah. Sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan Orasi Ilmiah dalam rangka Pengukuhan Pustakawan Utama sebanyak 13 orang Pustakawan Utama. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka menurut pengamatan penulis yang menjadi permasalahan dalam kajian ini adalah belum adanya analisis referensi yang disitir dalam naskah orasi ilmiah Pustakawan Utama. Sehingga belum diketahui sampai seberapa jauh para Pustakawan Utama memanfaatkan sumber-sumber informasi ilmiah di dalam mendukung pembuatan Orasi Ilmiah yang mereka hasilkan. Penelitian ini meliputi seluruh judul orasi ilmiah yang tercantum pada kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama Dari setiap naskah orasi dibuat pertanyaan penelitian 16 VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012
3 yang meliputi jenis dokumen apakah yang sering disitir, dari mana asal sumber dokumen yang disitir dan berapa paro hidup literatur yang digunakan. Tinjauan Pustaka Berikut ini diuraikan tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini. 1. Jabatan Fungsional Pustakawan Jenjang jabatan fungsional pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan No. 132/ KEP/M.PAN/12/2002 terdiri atas jalur terampil dan ahli. Perbedaan kedua jalur ini didasarkan atas latar belakang pendidikan pustakawan. Jalur terampil bagi pejabat fungsional pustakawan yang berlatar belakang pendidikan D2/D3 Pusdokinfo atau D2/D3 Nonpusdokinfo ditambah diklat yang disetarakan. Sedangkan jalur ahli adalah bagi para pustakawan yang memiliki latar belakang minimal S1 Pusdokinfo atau S1 Nonpusdokinfo ditambah dengan diklat bagi pustakawan ahli. Jalur terampil meliputi: 1) Pustakawan Pelaksana : Golongan ruang II/b, II/c dan II/d ; 2) Pustakawan Pelaksana Lanjutan: Golongan ruang III/a dan III/b; 3) Pustakawan Penyelia : Golongan ruang III/c dan III/d Jalur Ahli meliputi: 1) Pustakawan Pertama : Golongan ruang III/a dan III/b; 2) Pustakawan Muda : Golongan ruang III/c dan III/d; 3) Pustakawan Madya : Golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c ; 4) Pustakawan Utama : Golongan ruang IV/d dan IV/e 2. Analisis Sitiran Pada kajian bibliometrika banyak digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti: evaluasi program riset; pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu, indikator iptek; faktor dampak dari suatu majalah (Journal Impact Factor); kualitas suatu majalah; pengembangan koleksi majalah,dll. Penelitian pertama kali dilakukan Gros and Gros pada tahun 1927 yaitu menganalisis sitiran terhadap majalah bidang kimia untuk pengembangan koleksi dibidangnya. Selanjutnya diikuti penelitian penelitian lainnya yaitu Eugene Garfield yang selalu menganalisis setiap bidang untuk mengevaluasi majalah/jurnal maupun penulis yang paling banyak disitir oleh jurnal atau penulis lain. Garfield juga mengatakan bahwa analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika karena menurutnya tepat. Jelas mewakili subjek yang diperlukan, tidak memerlukan interpretasi, valid dan reliable. 3. Keusangan Literatur Lane dan Sandison dalam Sulistyo- Basuki (1988:90) menyatakan bahwa keusangan literatur adalah penurunan atas waktu dalam kesasihan atau pemanfaatan informasi. Konsep keusangan informasi bermanfaat bagi teoritisi dan praktisi. Bagi teoritisi masalah keusangan menyangkut pengembangan, pemanfaatan dan kematian atau peleburan informasi tersebut. Bagi praktisi masaalah keusangan menyangkut bahan pustaka yang perlu diasingkan dari jajaran koleksi untuk dimasukan ke gudang. Kedua faktor tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap minat suatu bidang ilmu pengetahuan. Bidang pengetahuan umumnya direkam dalam dokumen. Kajian terhadap perubahan dan manfaat dari kesasihan pengetahuan biasanya dituangkan dalam bentuk kajian yang terjadi terhadap dokumen yang merekam perubahan tersebut, walaupun hubungan antara pengguna dokumen dan kesasihan informasi masih samar-samar. Penurunan penggunaan dokumen mungkin terjadi walaupun informasi yang direkam dalam dokumen tersebut masih sahih dan potensial berguna. Karenanya tidak mungkin mengatakan bahwa jenis VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus
4 pengetahuan tertentu menjadi usang hanya berdasarkan penurunan penggunaan dokumen. Kajian terhadap dokumen karenanya hanya merupakan sebagian indikator tentang keusangan pengetahuan. Untuk menghitung paro hidup yaitu mengurutkan semua referensi yang digunakan oleh semua dokumen pada masing-masing bidang mulai dari tahun yang tertua sampai dengan tahun yang terbaru atau sebaliknya. Kemudian dicari median yang membagi daftar referensi yang sudah berurut tersebut menjadi dua bagian masing-masing 50%. Median ini menunjukkan paro hidup literatur pada bidang yang bersangkutan. Antara disiplin ilmu yang satu dengan ilmu yang lain berbeda waktu paruhnya. Menurut Hartinah (2002) berdasarkan hasil penelitian di luar negeri : Paro hidup untuk ilmu fisika adalah 4,6 tahun ; fisiologi 7,2 tahun; kimia 8,1 tahun; botani 10 tahun; matematika 10,5 tahun; geologi 11, 8 tahun; kedokteran 6,8 tahun; hukum 12,9 tahun; dan untuk bidang sosial kurang dari 2 tahun. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan kajian bibliometrik yaitu penerapan metode statistika untuk mengkaji Publikasi Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama Kajian bibliometrik dalam penelitian ini tergolong pada bibliometrik evaluatif yaitu menghitung penggunaan literatur dan hitungan sitiran (Sulistyo-Basuki, 2001). a. Indikator Penelitian Indikator yang ingin diketahui adalah: 1. Referensi yang berupa buku teks, jurnal, makalah atau referensi lainnya yang disitir dalam Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama Sumber informasi Indonesia dan Asing yang paling banyak disitir. 3. Keterpakaian jurnal. 4. Umur literatur (paro hidup) sitiran dari setiap naskah dalam Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama b. Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan cara menginventarisasi judul-judul orasi dari buku hasil Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama Kemudian bibliografi naskah dianalis sesuai dengan indikator yang ingin diketahui. c. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data yang dilakukan meliputi; frekuensi jenis dokumen referensi dan tahun terbit; frekuensi keterpakaian jurnal dan umur literatur (paro hidup) yang di gunakan. Selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan dan analisis data setiap judul naskah orasi diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Perpustakaan Sebagai Lembaga Pendidikan dan Sarana Mencerdaskan Masyarakat dan Bangsa Rincian jumlah sitiran referensi orasi dari judul di atas adalah adalah 5 sitiran publikasi Indonesia dan 4 sitiran publikasi asing dengan rincian buku 7 sitiran (78%) dan peraturan 2 sitiran (22%). Adapun rincian lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Tabel 1. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis dan Asal Sumber Dokumen Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase tahun terbit sitiran yang digunakan diperoleh paro hidup literatur 6 tahun. Rincian perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tahun Referensi Sitiran 18 VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012
5 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Dari judul ini diperoleh buku 3 sitiran (30%) makalah 4 sitiran (40%) dan majalah/ jurnal 3 sitiran (30%) yang berasal dari 5 sitiran publikasi Indonesia dan 5 sitiran publikasi asing. Rincian lengkapannya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Berdasarkan frekuensi usia terbit sitiran diperoleh paro hidup literatur 5 tahun. Rincian frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Tahun Referensi Sitiran Tabel 3. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup literatur 4 tahun. Rincian jumlah frekuensi usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Tahun Referensi Sitiran 4. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan Nasional : Wacana ke arah Pembentukan Suatu Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca Jumlah Sitiran Rincian jumlah sitiran pada orasi ilmiah ini adalah berupa buku sebanyak 7 sitiran yang berasal dari publikasi Indonesia. Rincian jumlah sitiran dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan 3. Penyelenggaraan dan Pembangunan Nasional Perpustakaan dan Peran Pustakawan Rincian jumlah sitiran pada judul orasi ini adalah adalah buku 7 sitiran (38,89%) peraturan 7 sitiran (38,89%0 dan majalah/ jurnal sebanyak 4 sitiran (22,22%) yang berasal dari 8 sitiran publikasi Indonesia dan 10 sitiran publikasi asing. Rincian jumlah sitiran dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup literature 3 tahun. Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Tahun Referensi Sitiran Tabel 5. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan 5. Meretas Kebuntuan Kepustakawanan Indonesia Dilihat dari Sisi Sumber Daya Perpustakaan VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus
6 orasi ilmiah ini adalah berupa buku sebanyak 6 sitiran (50%), makalah 4 sitiran (40%), dan majalah/jurnal 2 sitiran (16,67%) yang berasal dari 11 sitiran publikasi Indonesia dan 1 sitiran publikasi asing. Tabel 9. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Berdasarkan jumlah frekuensi dan perentase sitiran diperoleh paroh hidup literatur 8 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia literatur dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tahun Referensi Sitiran usia tahun terbit sitiran diperoleh paroh hidup 0 tahun. Rician lengkap frekuensi dan persentase usia tahun terbit sitiran diperoleh paroh hidup literatur 0 tahun. Tabel 10. Tahun Referensi Sitiran 6. Peningkatan Kelembagaan Pengembangan Budaya Baca di Perpustakaan Merupakan Strategi yang Efektif untuk Menciptakan Kebiasaan Membaca Masyarakat dan Bangsa orasi ilmiah ini yang adalah berupa buku sebanyak 22 sitiran (68,75%), makalah 4 sitiran (12,50%), dan majalah/jurnal 1 sitiran (3,13%) dan peraturan 5 judul (15,62%) yang terdiri dari 31 publikasi Indonesia dan 1 sitiran publikasi asing. Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen 7. Perpustakaan Sekolah Lahan Tidur Pustakawan. orasi ilmiah ini adalah berupa buku sebanyak 9 sitiran (56,25%), makalah 4 sitiran (25%), dan majalah/jurnal 3 sitiran (10,75%). Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase tahun sitiran diperoleh paroh hidup 5 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase sitiran dapat dilihat pada Tabel 14. berikut. Tabel 14. Tahun Referensi Sitiran 20 VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012
7 8. Konsep Peningkatan Daya Saing pada Pelayanan Jasa Informasi Perpustakaan. Jumlah referensi yang digunakan dalam orasi ilmiah ini adalah sebanyak 18 sitiran. Tabel 15 berikut. Tabel 15. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Berdasarkan frekuensi dan persentase sitiran diperoleh paroh hidup 14 tahun. Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Tabel 18. Tahun Referensi Sitiran 10. Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan, antara keinginan dan Kenyataan orasi ilmiah ini adalah sebanyak 21 sitiran. Tabel 19 berikut. Tabel 19. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Tabel 16. Tahun Referensi Sitiran 9. Quo Vadis Perpustakaan Nasional Republik Indonesia orasi ilmiah ini adalah sebanyak 15 sitiran. Tabel 17 berikut. usia sitiran diperoleh paroh hidup 10 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 20. berikut. Tabel 20. Tahun Referensi Sitiran Tabel 17. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan usia sitiran diperoleh paroh hidup 7 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 18. berikut. 11. Peran Perpustakaan Pesantren dalam Pendidikan orasi ilmiah ini adalah sebanyak 20 sitiran. Tabel 21 berikut. VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus
8 Tabel 21. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan usia sitiran diperoleh paroh hidup 31 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 22. berikut. Tabel 22. Tahun Referensi Sitiran 13. Hubungan Timbal Balik Antara Institusi, Pembelajaran Sepanjang Hayat dengan Perkembangan Karier Pustakawan orasi ilmiah ini adalah sebanyak 29 sitiran. Tabel 25 berikut. Tabel 25. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen 12. Profesi Pustakawan : Tantangan dan Harapan. orasi ilmiah ini adalah sebanyak 33 sitiran. Tabel 23 berikut. Tabel 23. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan usia sitiran diperoleh paroh hidup 12 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 26. berikut. Tabel 26. Tahun Referensi Sitiran usia sitiran diperoleh paroh hidup 2 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 24. berikut. Tabel 24. Tahun Referensi Sitiran 22 VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012
9 PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut : 1. Orasi ilmiah yang paling lengkap menggunakan literatur adalah orasi judul orasi Peningkatan kelembagaan pengembangan budaya baca di perpustakaan merupakan strategi yang efektif untuk menciptakan kebiasaan membaca masyarakat dan bangsa yang terdiri dari buku 22 sitiran, makalah/seminar 4 sitiran, peraturan 5 sitiran dan jurnal 1 sitran. 2. Orasi ilmiah yang menggunakan yang literatur paling baru adalah orasi dengan judul Meretas kebuntuan kepustakawanan Indonesia dilihat dari sisi sumber daya perpustakaan dengan usia literatur 0 tahun. 3. Orasi ilmiah yang menggunakan literatur paling lama adalah o r a s i dengan judul Peran Perpustakaan Pesantren dalam Pendidikan dengan usia literatur 31 tahun. 4. Jumlah sitiran terbanyak adalah orasi dengan judul Tantangan dan Harapan dengan jumlah sitiran Orasi ilmiah yang banyak menggunakan literatur asing adalah orasi dengan judul Hubungan Timbal balik Antara Institusi, Pembelajaran Sepanjang Hayat dengan Perkembangan Karier Pustakawan dengan jumlah sitiran asing sebanyak 15 sitiran. DAFTAR PUSTAKA Anonim Bibliometrics. Akses 11 April 2011 Sulistyo-Basuki Kajian Jaringan Ilmiah di Indonesia dengan menggunakan analisis subjek dan sitiran. Laporan Final Hibah bersaing VII/3 Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2000/ hml Sulistyo Basuki Bibliometrics, scientometrics dan informetrics. Kumpulan kursus bibliometrika. Universitas Indonesia. Garfield, Eugene; Malin, Morton; Small, Henry Citation Data as Science Indicators Reprinted in Esssays of Science: The Advent of Science Indicator, Eds. Yehuda Elkana, Joshua Leideberg, Robert K.Merton, Arnold. Hartinah Keusangan dan Paro hidup Literatur. Dalam Kumpulan Makalah Kursus Bibliometrika, Depok, Mei Depok: UI Perpustakaan Nasional RI Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Sri Purnomowati Ciri-ciri Kepengarangan dan penggunaan Literatur dalam Majalah Indonesia Bidang Ilmu-ilmu Sosial. Baca 28(1) 2004 : Soedarsono, B dan Kismiyati, Titiek Pengukuhan Pustakawan Utama Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. Yudha Prawira, Donni Analisis Sitiran Terhadap Disertasi Program Doktor (S3) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan : Skripsi Fakultas Sastra Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus
ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2
ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI: STUDI KASUS LAPORAN AKHIR RISET KOMPETITIF LIPI 2003 2007 BIDANG KALIMANTAN TIMUR & BANGKA BELITUNG, PRODUK KOMODITAS & TEKNOLOGI, dan WILAYAH PERBATASAN NTT Rochani Nani
Lebih terperinciKAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI
KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI Muthia Nurhayati Pustakawan Pertama Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciPEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI
BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer
PENDAHULUAN Tujuan dan Keuntungan Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer Pengertian, Rumpun Jabatan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Jenjang Jabatan Tujuan dan Keuntungan 1.1. Tujuan Penetapan Jabatan
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN ARSIPARIS, PUSTAKAWAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian, dan gairah kerja bagi Pegawai
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pengembangan dan kemajuan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang
Lebih terperinciUsia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun
Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun 2014 2015 Putu Gede Krisna Yudhi Kartika 1, Richard Togaranta Ginting 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL
PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional
Lebih terperinciInternalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB
Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1 PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPeningkatan profesionalisme pustakawan
Peningkatan profesionalisme pustakawan Alih jalur dari pustakawan tingkat terampil ke pustakawan tingkat ahli Suharyanto Suharyanto_m@yahoo.com Librarian National Library of Indonesia Abstrak Profil pustakawan
Lebih terperinciANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009
ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009 Anna N Nuryani Arsiparis BPAD Provinsi DIY LATAR BELAKANG Pemerintah telah memberikan pengakuan
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum
JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Lebih terperinciDASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :
DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI
Menimbang PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, : a. bahwa untuk mendapatkan
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN RESCUER, KEAGAMAAN,
Lebih terperinciBUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA
Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian No. 40 BUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin pembinaan profesi, karir, kepangkatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA
KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya
Lebih terperinciBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 051 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS
PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos
Lebih terperinci2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5
No.2075, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Jabatan Fungsional. AnalisPasir Hasil Perikanan. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PERMEN-KP/2016
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinci16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPeluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh
Peluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh A. Pendahuluan Fungsi dari Jabatan Fungsional Widyaiswara amat erat kaitannya dengan
Lebih terperinci2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2042, 2016 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Nuklir. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN
Lebih terperinciSINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 DASAR JABATAN FUNGSIONAL Undang-Undang NO. 5 Tahun 2014 tentang
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI
Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI 2006 Kajian pembentukan jabatan fungsional di Setjen DPR RI: Wiyakarsa/Analis Kebijakan Parlemen/Analis Anggaran
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN PENELITIAN DAN
Lebih terperinci2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi
No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008
PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
PERATURAN BERSAMA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2014 NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinci2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege
No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciby Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017
1 SOSIALISASI PERATURAN KEPALA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING PusatPengembanganPustakawan 2 Perpustakaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.697, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Statistisi. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN
IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN Oleh : Kepala Bagian Organisasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian UU NO.5 TAHUN 2014 TENTANG ASN FUNGSI DAN
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciUJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP
Uji J. Perpus. paruh hidup Pert. artikel Vol. 23 pada No. majalah 1 April ilmiah 2014:......-... UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP Analysis on Half Life of
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN
PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 27 TAHUN 2014 NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.138, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 27 TAHUN 2014 NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 051 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a b bahwa dalam
Lebih terperinciKep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI
Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI DISAMPAIKAN OLEH: KEDEPUTIAN BIDANG SDM APARATUR, KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REPORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Noer Aida ABSTRAK
Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN PENGAWAS KUALITAS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya)
ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya) Anne Parlina, Sjaeful Afandi, Rima Octavia Abstrak Analisis sitiran adalah cabang dari bibliometrika
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI
Lebih terperinciVI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM
VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PERADILAN UMUM, PERADILAN TATA USAHA NEGARA DAN PERADILAN AGAMA Menimbang : a. bahwa Hakim sebagai Pejabat yang melaksanakan
Lebih terperinciCatatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia
Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia Oleh : Rusidi * Arsip sebagai rekaman informasi aktivitas seseorang, kegiatan pemerintahan dan pembangunan, dan rekaman kejadian atau peristiwa. Perjalanan hidup
Lebih terperinciPENINGKATAN TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN
Anwar Makkasau / JUPITER Vol. XIV No.1 (2015) 13 PENINGKATAN TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN Anwar Makkasau Pustakawan Madya Balai Penelitian Tanaman Serealia Kab.
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pengawasan
Lebih terperinciINFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA
INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI SINGARAJA, 23 / 10 / 2012 MANAJEMEN PNS Diarahkan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL JAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL JAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:
-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN WALIKOTA SURABAYA
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pengembangan sistem
Lebih terperinciMATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran
MATERI BUKU 1. Peraturan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 412/D/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Kepala Lembaga
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1312,2014 BPKP. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Pendidikan. Pelatihan. Sertifikasi. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK
Lebih terperinciJabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014
Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014 Suharyanto Pustakawan Madya Perpustakaan Nasional RI Suharyanto_m @ yahoo.com -- FB : Suharyanto Mallawa Abstrak Jabatan fungsional
Lebih terperinciBUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewadahi keberadaan dan sekaligus
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25/PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PEMBINA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN
IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN Oleh: Kepala Bagian Organisasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian UU NO.5 TAHUN 2014 TENTANG ASN FUNGSI DAN TUGAS
Lebih terperinci2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan
No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciXXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM
XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN Dra. Nadimah, MBA. ASISTEN DEPUTI STANDARISASI JABATAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PNDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang
Lebih terperinci2012, No
2012, No.882 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
No. 888, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Formasi. Jabatan Fungsional. Statistisi. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 142 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU/KHUSUS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2015 PERATURAN BERSAMA. Jabatan Fungsional Perawat. Angka Kredit. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciLEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MEMANGKU JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN
Lebih terperinciURAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN
URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2015 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA
Lebih terperinciV. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM
V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan. KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciDRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN
DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA Revisi tgl 19-21 Oktober 2012, di Hotel patrajasa semarang NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.458, 2015 PERATURAN BERSAMA. Penera. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Ketentuan Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk
Lebih terperinci