BAB II TINJAUAN LITERATUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Dokumen Proses terjadinya atau terciptanya dokumen bermula dari adanya komunikasi manusia dengan manusia lainnya. Komunikasi berlangsung karena ada informasi yang disampaikan tertutup, baik informasi yang telah terjadi atau sedang terjadi, bahkan yang ada dalam pikiran manusia. Komunikasi bukan saja terjadi dalam hubungan pribadi dan dilakukan secara lisan yang jumlahnya terbatas. Komunikasi juga terjadi dengan jumlah yang tak terbatas apabila dilihat dari jumlah informasi yang disampaikan ataupun jumlah penerimanya. Karena itu penyebaran informasi menjadi pembentuk komunikasi, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Komunikasi langsung dapat dilakukan secara lisan antar manusia yang bergantung pada waktu dan ruang. Komunikasi akan awet bilamana komunikasi meninggalkan bekas, yaitu berupa rekaman dalam bentuk buku,cerita, foto atau rekaman suara. Wahana tersebut dikenal dengan nama dokumen (Sulistyo, 1992). 19

2 Komunikasi tidak langsung dapat dilakukan dengan merekam apa yang ada dalam pikiran seseorang dan menyampaikannnya kepada orang lain, baik dalam bentuk tulisan, rekaman suara atau bentuk visual lainnya, yang mcnghasilkan sebuah benda. Benda yang berisi informasi disebut dokumen. Dokumen merupakan hasil rekaman pikiran manusia yang digunakan baik untuk diri sendiri maupun untuk dikomunikasikan kepada sesama. Komunikasi ilmiah dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan. Istilah komunikasi ilmiah diartikan sebagai komunikasi di antara ilmuwan atau penyebaran informasi khusus ilmuwan ke ilmuwan lainnya. Menurut SchWeppe dalam Igif (2001), komunikasi ilmiah adalah penyampaian informasi ilmiah dari satu orang ke orang lain melalui berbagai media. Komunikasi ilmiah secara garis besar terbagi dua, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal dilakukan melalui saluran formal seperti buku, majalah, monograf, sari karangan, prosiding, dan pertukaran informasi di pertemuan profesional. Adapun komunikasi informal tidak dilakukan melalui saluran yang formal, akan tetapi dilakukan secara lisan dan pribadi, termasuk kunjungan pribadi, pertemuan tatap muka, pembicaraan melalui telepon, dan korepondensi atau surat menyurat. Dengan demikian komunikasi ilmiah merupakan suatu proses yang dimulai dari pencetus informasi ke pengguna informasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung kepada pengguna informasi. Saluran komunikasi ilmiah terjadi karena adanya suatu kebutuhan pengguna. Berangkat dari kebutuhan pengguna tersebut, pengguna akan melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan. Pencarian informasi ini dapat dilakukan melalui penelusuran dengan berbagai titik akses seperti tajuk subjek, pengarang, judul dan kata kunci. 2.2 Pengetahuan Ilmiah dan Pemetaan Pengetahuan Ilmiah Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan, dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu diperoleh melalui suatu proses yang panjang, penelitian demi penelitian dilakukan untu menguji suatu hipotesis. Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagi pernyatan pengetahuan ilmiah yang baru dan memperkaya khasanah ilmu yang telah ada. 20

3 Jika pengetahuan yang baru ini ternyata salah disebabkan kelengahan dalam salah satu langkah dalam proses penemuannya, cepat atau lambat kesalahan ini akan diketahui dan kebenaran dari pengetahuan ini akan terbantahkan dan dibuang dari khasanah keilmuan. Karena metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat krektif, maka penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan atau verifikasi untuk memperkuat kebenaran dan mengurangi kesalahan. Batas penelitian menciptakan pengetahuan baru, sistem komunikasi formal, evaluasinya dan penyebarannya melebihi batas wilayah penelitian yang dihasilkan. Secara kontinyu penyusunan dan pengembangan batas penelitian membuat seseorang sulit mengikuti penemuan lapangan penelitian baru melaui artikel yang disebabkan dalam sistem komunikasi formal. Studi dalam bidang ilmu informasi dan komunikasi ilmiah memperlihatkan ketika ilmuwan dalam penelitiannya sulit menemukan informasi melalui saluran komunikasi formal, karena konteks pengetahuan dimana informasi utama tidak familiar dan sering tidak punya alasan. Pengetahuan ilmiah diproses lewat serangkaian langkahlangkah tertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan, dan dari karakteristik inilah maka ilmu sering dikonotasikan sebagai disiplin. Disiplin ini memungkinkan ilmu berkembang relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan pengetahuan pengetahuan lainnya. Ilmu dapat diibaratkan sebagai piramida terbalik dengan perkembangan pengetahuannya yang bersifat kumulatif di mana penemuan pengetahuan ilmiah yang satu memungkinkan penemuan pengetahuanpengetahuan ilmiah lainnya. (Suriasumantri, 1996:141) Pemetaan Peta ilmu menggambarkan hubungan ruang antara batas penelitian dalam bidang kegiatan yang signifikan, juga di mana bidang bidang penelitian itu didistribusikan serta dapat memberikan makna dari hubungan tersebut (Chen, 2003:33). Dalam kamus bahasa Indonesia pemetaan atau visualisasi adalah pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan, peta, grafik. Sementara itu Spasser (1997) mengatakan bahwa peta adalah alat relasi (relational tools) yang menyediakan informasi antarhubungan entitas yang dipetakan. Peta ilmu pengetahuan tidak hanya merupakan alat yang praktis untuk menyampaikan informasi mengenai aktivitas ilmiah, tetapi juga sebagai dasar untuk mengkaji atau memahami aktivitas ilmiah dengan 21

4 menggambarkannya secara tersusun dan terstruktur. Visualisasi ilmu pengetahuan dapat diwujudkan dalam bentuk peta, sehingga muncullah bidang pemetaan pengetahuan atau (knowledge mapping). Pemetaan ilmu pengetahuan dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yang terkait erat dengan subjek dokumen. Pemetaan pengetahuan dapat dilakukan dengan bentuk pemetaan kronologis, pemetaan berbasis co-words, pemetaan kognitif dan pemetaan konseptual(sulistyo-basuki,2001:1). Untuk melakukan pemetaan tersebut dapat digunakan teknik analisis bibliometrik. Hal yang sama dikemukakan Hasibuan dan Mustangimah (2002) bahwa pemetaan ilmu pengetahuan yang dikembangkan dalam bidang bibliometrika, antara lain peta jurnal inter sitiran (journal intercitation), journal co-citation, documen co-citation, author co-citation, co-word (deskriptor). dan co classification. Pemetaan berdasarkan co-words dilakukan melalui analisis kemunculan istilah yang dipakai bersama oleh pasangan dokumen, yaitu dengan melihat kata kunci yang dipakai secara bersama oleh suatu dokumen. 2.3 Pemetaan Berdasarkan Pasangan Kata (Co Words) Pemetaan co words dilakukan melalui analisis kemunculan istilah yang dipakai secara bersama oleh suatu pasangan dokumen dengan melihat kata-kata yang dipakai secara bersama oleh suatu dokumen. Kopesa (1998) dalam penelitiannya menyajikan pemetaan co words berdasarkan kata kunci yang dimiliki oeh artikel yang ditelitinya. Dia menggunakan kata kunci dari suatu artikel yang dipasangkan dengan artikel lainnya untuk menentukan co words. Hasilnya adalah pemetaan co words yang oleh Kopesa dinamakan technology map. 2.4 Analisis Data Multivariat (MDA) Multivariate Data Analysis (MDA) adalah bentuk analisis statistik yang dirancang khusus untuk menganalisa data inferensial atau deskriptif dari data kuantitatif dalam jumlah banyak. Analisis data multivariate kaya dengan tampilan grafisnya yang memperlihatkan hubungan antar variabel yang sedang diselidiki. Selain itu analisis secara deskritif dapat memfasilitasi dan mengobservasi struktur 22

5 data multidimensional yang komplek tanpa memerlukan pemilihan awal variabel atau nilai variable. 2.5 Analisis Kelompok atau Gugus Analisis kelompok atau juga disebut gugus merupakan teknik statistik yang digunakan untuk mengidentifikasi kelompok atau gugus dari objek yang mirip dalam ruang multidimensi (Shaw dan Willett, 1993). Dengan kata lain analisis gugus adalah suam teknik yang secara otomatis menilai objek ke dalam kelompok yang belum diketahui berdasarkan penghitungan tingkat similarity diantara objek. Metode gugus sebagai prosedur statistik multivariat, dimulai dengan suatu kumpulan data yang berisi informasi tentang sampel dari suatu entitas dan kemudian menyusun ulang entitas tersebut ke dalam kelompok yang relatif homogen (Qin He 2001). Kelompok yang dibentuk tersebut seharusnya memiliki tingkat asosiasi yang tinggi diantara anggotanya dari pada anggota kelompok lain. Biasanya analisis gugus digunakan untuk menemukan struktur yang belum diketahui dari suatu kumpulan objek. Dalam analisis gugus, kelompok tidak perlu diidentifikasi terlebih dahulu pada waktu pengolahan (Hasibuan, 1995). Hal ini dikarenakan maksud dari analisis gugus adalah untuk menemukan struktur yang tersembunyi (hidden structure) darisuatu kumpulan objek. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi dalam penggugusan. pertama, data tidak memiliki gugus. Hal ini terjadi bila pemilihan variabel sangat independen. Kedua, data hanya berada dalam satu gugus. Hal ini terjadi karena variabel yang dipilih juga sangat independen atau co-linear. Qin He (2001), mengutip pendapat Aldenderfer dan Blanhfield yang mengemukakan bahwa tujuan dilaksanakannya analisis gugus adalah digunakan untuk: (1) mengembangkan suatu tipologi atau klasifikasi, (2) menyelidiki skema konseptual untuk mengelompokan entitas, (3)membangun hipotetis melalui eksplorasi data, (4) menguji hipotesis. 23

6 2.6 Teknis Kelompok Gugus Dalam menganalisis kelompok dokumen diperlukan teknik tertentu Teknik gugus merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengelompokan dokumen. Teknik pengelompokan dapat disusun secara hirarkis atau tak hirarkis. Teknis gugus tak hirarkis hanya membagi suatu kumpulan objek atau dokumen ke dalam beberapa gugus tanpa memperlihatkan hubungan hirarkis antar gugus. Pengelompokan atau teknik gugus hirarkis dilakukan secara bebas tanpa menentukan jumlah kelompok yang dibentuk sendiri berdasarkan data dan informasi yang tersedia. Artinya sistem dapat menentukan sendiri kelompok objek atau dokumen berdasarkan kemiripan. Kemiripan antara dokumen dapat dilihat dari subjek, bentuk, sumber, jenis dan lainnya. Pengelompokan hirarkis diperoleh dari matrik similarity dengan cara membandingkan antara satu dokumen dengan dokumen yang lainnya. Dengan menggunakan rumus tertentu akan dihasilkan suatu dendrogram atau diagram sesuai dengan yang dibutuhkan. Hasibuan (1995) mengatakan bahwa beberapa teknis gugus hirarkis yang telah secara luas digunakan adalah single-link,complete link median, average-link dan word methode. Metode single-link digunakan untuk mengukur similarity dan jarak antar objek. Artinya setiap objek akan dikelompokan menurut jarak antara dokumen yang mirip atau dekat dengan yang sejenis atau mirip yang dimulai dengan jarak yang terdekat. Metode complete-link atau juga disebut furthers neighbour merupakan metode yang berlawanan dengan metode yang sebelumnya atau nearest neighbour, yaitu bahwa jarak antara kelompok diartikan sebagai jarak antara pasangan individu yang terjauh. Metade median merupakan metode yang menjelaskan bahwa apabila ada kelompok kelompok yang memiliki ukuran sama, maka posisi kemunculan yang baru akan selalu berada diantara kedua kelompok yang berukuran sama tersebut. Metode average-link atau group average mengartikan jarak antara kelompok jarak rata-rata antara semua pasangan objek atau dokumen pada setiap individu dalam dua kelompok. Sedangkan Word's methode menjelaskan bahwa kehilangan informasi yang berasal dari pengelompokan individu individu ke dalam gugus dapat diukur berdasarkan jumlah total dari simpangan kwadrat atau squared deviation (Qin He, 2001). 24

7 2.7 Similarity (Kesamaan) Hubungan kedekatan antara dokumen yang satu dengan dokumen lainnya dalam suatu komunitas dokumen tidaklah sama. Untuk mengetahui tingkat kedekatan atau kejauhan hubungan tersebut dapat dilakukan dengan mengukur similarity antar dokumen. Untuk mengelompokkan dokumen dalam suatu koleksi, diperlukan menghitung tingkat hubungan antardokumen tersebut. Untuk mengukur hubungan tersebut dapat menggunakan distance measure atau mengukur similarity antar dokumen. Pada prinsipnya meminimalkan distance akan memaksimalkan similarity. (Boyce, Meadow, Kraft, 19985). Prinsipnya bila dua teks memiliki subjek yang berhubungan maka akan memiliki klasifikasi yang mirip juga. Perhitungan similarity diukur menurut distribusi kata, misalnya dua dokumen dikatakan mirip (similar) jika menggunakan kata yang sama. Boyce, Meadow, Kraf (1994, 88) mengatakan bahwa apapun ukuran similarity yang digunakan sangat tergantung dari tujuan penelitian. Dengan kata lain, tidak ada suatu ukuran yang lebih baik dibandingkan ukuran yang lainnya. Berikut ini akan dipaparkan teknik pengukuran yang digunakan mengukur similarity ; Simple matcing : X Y Dice s Coefficient : 2 X Y X + Y Jaccard s Coefificient Cosine Coefficient Overlap Coefficient : X Y X Ụ Y : X Y X ½ X Y ½ : X Y Min (X, Y) Variabel X dan Y dalam figur tersebut merepresentasikan istilah indeks yang muncul dalam dua dokumen. Dalam penelitian ini digunakan pengukuran similarity simple mathing. Menurut van rijsbergen (1979) dalam Hasibuan 25

8 (1995,67) kelemahan rumus ini adalah ketidaknormalan variabel dalam rumus ini. Koefisien dari hasil rumus ini adalah berdasarkan jumlah kata (istilah indeks) yang dimiliki bersama. Bila dokumen Di memiliki 10 kata kunci, dan dokumen Dj memiliki 1 kata kunci maka similarity antara dokumen Di dan Dj sama dengan Skala Multidimensi (MDS) Skala Multidimentional merupakan suatu tcknik statistik yang menggambarkan struktur serta menempatkannya dalam bentuk gambar grafik kelompok data atau objek yang satu dengan yang lainnya. Pengelompokan ini didasarkan pada kemiripan objek-objek atau data tersebut. Tujuan skala multidimensional adalah untuk memudahkan memahami objek dalam bentuk grafts, serta dapat menginterprestasikan hubungan yang ada pada setiap objek. Dengan menggunakan multidimentional scale suatu objek dapat diberi pendapat dan argumen untuk menetapkan hubungan yang terjadi antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lainnya. sekelompok data atau objek yang satu dengan yang lainnya. Pengelompokan ini didasarkan pada kemiripan objek-objek atau data tersebut. Tujuan skala multidimensional adalah untuk memudahkan memahami objek dalam bentuk grafts, serta dapat menginterprestasikan hubungan yang ada pada setiap objek. Dengan menggunakan skala multidimentional suatu objek dapat diberi pendapat dan argumen untuk menetapkan hubungan yang terjadi antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lainnya. Jurnal penelitian adalah salah satu dokumen sebagai media penyimpanan informasi dan ilmu. Dengan demikian dokumen tersebut memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan bertambahnya jumlah dokumen hasil penelitian. Dengan pertambahan dokumen yang semakin meningkat memungkinkan dihasilkannya dokumen yang mirip atau dokumen yang sama. Akibatnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya duplikasi hasil penelitian. Karena itu dokumen perlu diorganisasikan dan dipublikasikan serta dilakukan pengkajian yang memungkinkan orang lain atau pengguna informasi dapat melihat perkembangan dari suatu disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat dihindari terjadinya duplikasi penelitian. Bibliometrika merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk mengkaji 26

9 struktur ilmu pengetahuan dengan menerapkan metode matematika dan statistik. Analisa hubungan antar dokumen didasarkan pada analisa terhadap deskriptor yang mengungkapkan isi suatu dokumen dengan kata. Artinya bahwa dokumen dapat diwakilkan oleh deskriptor dari dokumen tersebut. Untuk keperluan penganalisaan terhadap hubungan kedekatan dokumen dalam penelitian dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan memberikan notasi klasifikasi terhadap subjek sesuai dengan peraturan pengklasifikasian bahan pustaka. Apabila sebuah dokumen memiliki subjek lebih dari satu, maka dari satu dokumen saja yang diambil notasi klasifikasi untuk mewakili dokumen tersebut. Kedua dengan memunculkan deskriptor dokumen. Setiap dokumen dapat dikeluarkan beberapa deskriptor. Hubungan antara satu dokumen dengan yang lainnya, hanya terjadi apabila pasangan dokumen memiliki subjek atau mirip dan deskriptor yang sama. Kemiripan antara satu dokumen dengan dokumen yang lainnya, terlihat dari jarak pada peta yang dimunculkan oleh kedekatan atau kejauhan notasi klasifikasi dan kesamaan deskriptor dokumen. Untuk menggambarkan hubungan kedekatan antar dokumen, dipergunakan alat bantu multivariate Data Analysis (MDA) atau analisis data multivariat. Analisis data multivariat merupakan alat analisa yang dapat memberi gambar atau grafik. Untuk keperluan pemetaan analisis data multivariat dilakukan dengan metode Hierarchical Cluster Analysis (HCA) dan Multidimentional Scaling (MDS). Hierarchical Cluster Analysis (HCA) adalah teknik statistik untuk mengidentifikasi dokumen dalam kelompok atau gugus berdasarkan kesamaan atau kemiripan dalam ruang multidimensi. Skala Multidimensional adalah suatu teknik statistik untuk membuat grafik atau peta (map) yang menggambarkan objek atau dokumen yang satu dengan objek atau dokumen lainnya. 27

PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN : MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS

PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN : MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 999 2007: MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS M.PANDU RISTIYONO G652060034 MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI Untuk PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN 1. Indeks Artikel tahun 1999 2003 2. Indeks Artikel tahun 2007 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Albert Einstein percaya bahwa ilmu pengetahuan tidaklah lebih dari suatu penyempurnaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN 2012 PENELITIAN MULA BIDANG KELEMBAGAAN

LAPORAN PENELITIAN 2012 PENELITIAN MULA BIDANG KELEMBAGAAN LAPORAN PENELITIAN 2012 PENELITIAN MULA BIDANG KELEMBAGAAN KAJIAN BIBLIOMETRIK BAHAN AJAR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA: Studi Analisis di Pusat Layanan Pustaka Menggunakan Analisis Sitiran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan sebanyak tiga tahap analisis sampai terbentuk peta MDS. Tahapan tersebut adalah analisis subjek, analisis co-words, dan analisis multivariat (HCA

Lebih terperinci

PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN : MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS

PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN : MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 1999 2007: MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS M.PANDU RISTIYONO G652060034 MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI Untuk PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN : MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS

PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN : MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS PEMETAAN BIDANG ILMU BERDASARKAN ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 1999 2007: MENGGUNAKAN ANALISIS CO-WORDS M.PANDU RISTIYONO G652060034 MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI Untuk PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Indonesia dan Institut Teknologi Bandung Tahun (Tesis). Depok:

DAFTAR PUSTAKA. Indonesia dan Institut Teknologi Bandung Tahun (Tesis). Depok: DAFTAR PUSTAKA Arwendria. 2002. Pemanfaatan Teknik Descriptive Multivariate Data Analytic untuk Mengungkapkan Struktur Literatur Bidang Teknik Mesin: analisis cowords terhadap skripsi mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasitelahmaju dengan pesat. Perkembangannya membawa perubahan mendasar serta dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan lebih bersifat

Lebih terperinci

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis cluster adalah pengorganisasian kumpulan pola ke dalam cluster (kelompok-kelompok) berdasar atas kesamaannya. Pola-pola dalam suatu cluster akan memiliki kesamaan

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan (UNIMED merupakan salah satu perguruan tinggi, memiliki tiga landasan perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto (versi 1.3) Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002

Lebih terperinci

M. Pandu Ristiyono 1. Keyword : Mapping Knowledge, Economic,Co-Words, Bibliometric, Citation

M. Pandu Ristiyono 1. Keyword : Mapping Knowledge, Economic,Co-Words, Bibliometric, Citation KAJIAN BIBLIOMETRIK BAHAN AJAR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA: Studi Analisis di Pusat Layanan Pustaka Universitas Terbuka Menggunakan Analisis Sitiran dan Co Words M. Pandu Ristiyono 1 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 97 102. PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE Nicolaus, Evy Sulistianingsih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh aktivitas penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di bidang ilmu yang bersangkutan. Perkataan Isaac Newton yang terkenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan informetrik untuk menggambarkan perkembangan suatu ilmu pengetahuan berdasarkan analisis

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20010/2011 PENERAPAN METODE CLUSTERING HIRARKI AGGLOMERATIVE UNTUK KATEGORISASI DOKUMEN PADA WEBSITE SMA NEGERI

Lebih terperinci

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ditunjang oleh metode kuantitatif. Metode

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ditunjang oleh metode kuantitatif. Metode 33 BAB III. METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ditunjang oleh metode kuantitatif. Metode kualitatif berupa ungkapan kalimat. Metode kuantitatif berupa

Lebih terperinci

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik yang bertujuan memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL A. Analisis Pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Pembahasan dibagi atas empat bagian yang terdiri dari kolaborasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP N kabila Kab.Bonebolango pada kelas VII semester genap tahun ajaran 0/03. Penelitian dilakukan selama ±

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau

Lebih terperinci

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning CLUSTERING DEFINISI Clustering : Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning # Unsupervised learning

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR 8 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Sitiran Dalam ilmu perpustakaan dan informasi dikenal adanya istilah sitiran. Kata sitiran berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran memiliki makna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang asal-usul penelitian ini. Beberapa hal yang dibahas pada bab ini adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, metodologi penelitian, dan

Lebih terperinci

Pertemuan 14 HIERARCHICAL CLUSTERING METHODS

Pertemuan 14 HIERARCHICAL CLUSTERING METHODS Pertemuan 14 HIERARCHICAL CLUSTERING METHODS berdasar gambar berdasar warna A A A A Q Q Q Q K K K K J J J J 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 10 A K Q J (a). Individual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Hasan (2002:22), penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain dan Jenis Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 3) pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Modul II CLUSTERING TUJUA PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

Lebih terperinci

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOMETRIKA BERDASARKAN PENDEKATAN CO-WORDS : PEMETAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI LUKMAN BUDIMAN

ANALISIS BIBLIOMETRIKA BERDASARKAN PENDEKATAN CO-WORDS : PEMETAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI LUKMAN BUDIMAN ANALISIS BIBLIOMETRIKA BERDASARKAN PENDEKATAN CO-WORDS : PEMETAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI LUKMAN BUDIMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013 tentang standart lulusan dalam Dimensi Pengetahuan menyebutkan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskripsi yang objektif dan sistematik mengenai isi (content) yang terungkap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskripsi yang objektif dan sistematik mengenai isi (content) yang terungkap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten (content analysis), yaitu suatu metode penelitian untuk menghasilkan deskripsi yang

Lebih terperinci

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA Disusun oleh: Ainun Aisyiyah 2014001690 Iman Safuad 2014001726 Ismi Fadhilah 2014001729 AMIK Harapan Bangsa Surakarta 2015 MODEL DATA A. Pengertian Model Data

Lebih terperinci

BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP

BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN dan saran. Bab VII (tujuh) ini merupakan bab yang membahas mengenai temuan, kesimpulan, 7.1 Temuan Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK UNTUK OPTIMALISASI DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING

PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK UNTUK OPTIMALISASI DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK UNTUK OPTIMALISASI DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK

Lebih terperinci

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I CLUSTERING Secara umum cluster didefinisikan sebagai sejumlah objek yang mirip yang dikelompokan secara bersama, Namun definisi dari cluster bisa beragam tergantung

Lebih terperinci

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi:

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi: BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL 8.1. Model Data Model data adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk mendiskripsikan data, hubungan antar data dan batasan batasannya dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 1 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING (PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu Tahun 2013/2014) NASKAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisis Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut : a. Analisis adalah

Lebih terperinci

PENELUSURAN PUSTAKA. The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the

PENELUSURAN PUSTAKA. The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the PENELUSURAN PUSTAKA The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the midst of an illimitable ocean of inexplicability. Our business is to reclaim a little more land.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran matematika dapat dipandang sebagai usaha guru, dosen, dalam membantu siswa, mahasiswa, dan peserta didik untuk memahami atau terampil matematika. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) kemampuan representasi matematis yaitu kemampuan menyatakan ide-ide matematis dalam bentuk gambar, grafik, tulisan atau simbol-simbol

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan suatu pengetahuan terhadap sesuatu. Menurut Rosser

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan suatu pengetahuan terhadap sesuatu. Menurut Rosser 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemetaan Konsep Konsep merupakan suatu pengetahuan terhadap sesuatu. Menurut Rosser (dalam Dahar, 1996: 80) konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas, objek-objek,

Lebih terperinci

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar berbahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal dalam proses berkomunikasinya

Lebih terperinci

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Rasional Pengajaran membaca dalam bahasa, termasuk dalam bahasa Sunda, kini telah berkembang. Namun khususnya dalam pengajaran membaca, hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam kegiatan rebranding Dhea Bordir, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu telah banyak yang menerapkan data mining, yang bertujuan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan seputar dunia pendidikan. Khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Jurnal Ilmiah Jurnal ilmiah sejak tahun 1665 sudah dikenal dalam lingkungan akademik. Jurnal ilmiah berisi data dan informasi yang bersifat ilmiah. Pengertian jurnal ilmiah menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Konsep a. Konsep Konsep (concept), atau sering disebut juga construct, latent variable dan unobserved variabel, adalah simbol yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma hierarchical clustering dan k-means untuk pengelompokan desa tertinggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang diteliti bersifat multidimensional dengan menggunakan tiga atau lebih variabel

Lebih terperinci

3. Pengindeksan Dokumen

3. Pengindeksan Dokumen 3. Pengindeksan Dokumen Dasar-Dasar Dokumentasi (Modul 3) by Yuni Nurjanah Page 1 Bahasa Indeks (bhs sehari-hari dunia pusdokifo), adalah: Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK UNTUK OPTIMALISASI DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING

PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK UNTUK OPTIMALISASI DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING PENERAPAN DATA MINING PADA PENJUALAN HARDISK UNTUK OPTIMALISASI DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Klasterisasi Data

Pengenalan Pola. Klasterisasi Data Pengenalan Pola Klasterisasi Data PTIIK - 2014 Course Contents 1 Konsep Dasar 2 Tahapan Proses Klasterisasi 3 Ukuran Kemiripan Data 4 Algoritma Klasterisasi Konsep Dasar Klusterisasi Data, atau Data Clustering

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. individual maupun kelompok (Sukmadinata: 2011: 60).

BAB III METODE PENELITIAN. individual maupun kelompok (Sukmadinata: 2011: 60). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif itu sendiri adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan.

Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan. TAHAPAN PENELUSURAN INFORMASI Oleh Arief Surachman Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan. Pemakai Kebutuhan Pencatatan Analisa Penelusuran

Lebih terperinci

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia nomor 65 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bibliometrika merupakan metode statistik dan matematika terhadap buku dan media dari informasi terekam (Prithchard, 1969:349). Cabang ilmu tertua dari ilmu perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA

ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA Afdilah Marjuki 1, Herny Februariyanti 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank e-mail: 1 bodongben@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis profil menurut Stanton dan Reynolds dalam Kim, Davison dan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis profil menurut Stanton dan Reynolds dalam Kim, Davison dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis profil menurut Stanton dan Reynolds dalam Kim, Davison dan Frisby (2004: 595) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antar kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing 1. Pengertian Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktiva Lancar sebagai variabel bebas ( independent

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sendiri merupakan salah satu jenis bahasa. Bahkan menurut Jujun S. Suriasumantri (2007, hlm.190) matematika merupakan bahasa yang berupa/melambangkan serangkaian

Lebih terperinci

Clustering. Virginia Postrel

Clustering. Virginia Postrel 8 Clustering Most of us cluster somewhere in the middle of most statistical distributions. But there are lots of bell curves, and pretty much everyone is on a tail of at least one of them. We may collect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Menurut Nurhadi (2004:112) model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama dalam program pembangunan di Indonesia, karena pada dasarnya pembangunan tidak hanya

Lebih terperinci

Analisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan Metode Hierarchical Clustering

Analisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan Metode Hierarchical Clustering SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Analisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan Metode Hierarchical Clustering Viga Apriliana Sari, Nur Insani Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Berikut adalah pengertian dokumen dari beberapa sumber, antara lain : 1. Kamus Umum Bahasa Indonesia, menyebutkan :

Berikut adalah pengertian dokumen dari beberapa sumber, antara lain : 1. Kamus Umum Bahasa Indonesia, menyebutkan : SISTEM DOKUMENTASI Materi Presentasi 1 2 3 4 5 6 Pengertian Dokumen Pengertian Dokumentasi Perbedaan Dokumen & Dokumentasi Jenis-jenis Dokumen Ruang Lingkup Dokumen Kegunaan, Peranan & Kegiatan Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peminatan siswa SMA Negeri 8 Bandung dilakukan di kelas X SMA setelah tahap daftar ulang. Hal tersebut berdasarkan aturan kurikulum 2013 [11]. Peminatan merupakan hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu

Lebih terperinci

16 Apakah pihak yang berwenang pada situs web jelas? 17 Apakah penyedia sumberdaya situs web berkompeten?

16 Apakah pihak yang berwenang pada situs web jelas? 17 Apakah penyedia sumberdaya situs web berkompeten? NO 1 Aksesibilitas dan Kecepatan INDIKATOR YANG DIUKUR HASIL PEROLEHAN DATA YA TIDAK 1 Apakah pengguna dapat melihat sesuatu pada halaman situs web dalam waktu 8 detik? 2 Apakah situs web dapat diakses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1 KOM341 Temu Kembali Informasi KULIAH #9 Text Clustering (Ch.16 & 17) Clustering Pengelompokan, penggerombolan Proses pengelompokan sekumpulan obyek ke dalam kelas-kelas obyek yang memiliki sifat sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan masalah. 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan penggunaan informasi

Lebih terperinci

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining Data Mining Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi Avinanta Tarigan 22 Nov 2008 1 Avinanta Tarigan Data Mining Outline 1 Pengertian Dasar 2 Classification Mining 3 Association Mining 4 Clustering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga semakin berkembang pesat di berbagai bidang yang meliputi sains, teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. juga semakin berkembang pesat di berbagai bidang yang meliputi sains, teknologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khun (1970) mengatakan bahwa ilmu pengetahuan berkembang secara revolusioner dari paradigma satu menuju paradigma yang lain. Ilmu pengetahuan juga semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti menetapkan dua jenis lokasi untuk penelitian ini, lokasi pertama merupakan lokasi pengembangan produk, yaitu di SLB Bina Kasih Kota Bandung. Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan menjadi mata pelajaran

Lebih terperinci

Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang harus dibuat harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. 1. Penulis laporan harus ta

Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang harus dibuat harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. 1. Penulis laporan harus ta Penulisan Laporan Penelitian (KTI) Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang harus dibuat harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. 1. Penulis laporan harus tahu betul kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kulit Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Gangguan pada kulit sering terjadi karena ada faktor peyebabnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam manajemen informasi karena jumlah informasi yang semakin besar jumlahnya. Data mining sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pemetaan Ilmu Pengetahuan Dalam kamus bahasa Indonesia pemetaan atau visualisasi adalah pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan,

Lebih terperinci