KNOWLEDGE ACQUISITION PADA KNOWLEDGE BASED ECONOMY ERA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KNOWLEDGE ACQUISITION PADA KNOWLEDGE BASED ECONOMY ERA"

Transkripsi

1 KNOWLEDGE ACQUISITION PADA KNOWLEDGE BASED ECONOMY ERA oleh : Fitrasani, S.T a1_luv17@yahoo.com ABSTRAK Era ekonomi berbasiskan pengetahuan yang berawal pada tahun 1990 ketika kecenderungan usaha berubah dari industri manafaktur menjadi ekonomi layanan (service). Peran dari alat-alat produksi dan modal konvensional berkurang. Tenaga kerja yang dibutuhkan industri tidak hanya mempertimbangkan kuantitas tetapi juga kualitas sebagai faktor yang lebih penting. Kualitas dari tenaga kerja berupa pengetahuan dan keahlian yang memberikan nilai tambah dan dukungan dalam peningkatan produksi dari sebelumnya. Oleh karena itu, pengetahuan menjadi sebuah modal virtual dari organisasi pada era berbasis ekonomi. Organisasi yang dapat unggul dalam kompetisi era ini yaitu organisasi yang dapat mengelola dengan baik pengetahuan dari anggotanya. Proses awal dalam mengelola pengetahuan yang berupa usaha untuk memperoleh pengetahuan itu sendiri disebut dengan akuisisi pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh akan digunakan pada proses berikutnya. Akuisisi pengetahuan mencakup proses mengekstraksi, mengumpulkan, menganalisis, memodelkan, dan memvalidasi pengetahuan proyek rekayasa pengetahuan maupun manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, akuisisi pengetahuan merupakan proses yang penting untuk dipertimbangkan dari organisasi. 1

2 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses akuisisi pengetahuan yaitu pertama keberagaman dan banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, kedua setiap orang pasti memiliki pengetahuan yang masih tersimpan di kepala masing-masing (tacit knowledge). Kemudian, pengetahuan merupakan hal yang selalu dapat diperbarui sehingga perlu dikolaborasikan dengan pengetahuan lain. Oleh karena itu, dibutuhkan metode untuk mengakuisisi pengetahuan dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut. 2

3 DAFTAR ISI ABSTRAK...1 DAFTAR ISI Pendahuluan Kemunculan Knowledge Based Economy Kebutuhan Knowledge Management pada Knowledge Based Economy Akuisisi Pengetahuan...Error! Bookmark not defined. 2.1 Hubungan antara Knowledge Management dan Knowledge Acquisition Model Knowledge Acquisition Kebutuhan Knowledge Acquisition pada Knowledge Based Economy Tantangan Knowledge Acquisition Isu Terbuka

4 1. Pendahuluan 1.1 Kemunculan Knowledge Based Economy Menurut Peter Drucker, di era pengetahuaan saat ini pengetahuan telah menjadi sumber daya ekonomis kunci yang dominan dan mungkin menjadi satu-satunya sumber daya dari comparative advantage perusahaan [TOB07]. Era pengetahuan telah menciptakan era persaingan global yang kompleks dan dinamis sehingga untuk dapat bersaing maka perusahaan harus dapat mengelola pengetahuan dengan baik. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) perekonomian semakin meningkat berdasarkan pengetahuan dan informasi. Pengetahuan diakui sebagai penggerak dari produktivitas dan peningkatan ekonomi yang berfokus pada peran informasi, teknologi, dan pembelajaran dari performansi ekonomi. Negara-negara anggota OECD sejak tahun 1996 menitikberatkan kebijakan mengenai teknologi untuk memaksimalkan kinerja Knowledge Based Economy (KBE), yakni suatu sistem perekonomian yang langsung berbasiskan pada produksi, distribusi, dan pemanfaatan pengetahuan dan informasi. Kebutuhan informasi, kehebatan teknologi yang dimanfaatkan pada sistem produksi telah ada sejak revolusi industri tetapi integrasi teknologi, ICT, baru muncul selama 2-3 dasawarsa ini. Pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi yang sudah mapan hingga kini dan dapat menjadi sumber bagi pertumbuhan dan produktivitas jangka panjang. Istilah KBE lahir dari pengakuan terhadap peranan pengetahuan dan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi pada umumnya [ZEN08]. 1.2 Kebutuhan Knowledge Management pada Knowledge Based Economy Pada era ekonomi berbasiskan pengetahuan (Alvin Toffler) saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk menunjukkan keunggulan kompetitifnya sehingga dapat 4

5 memiliki nilai lebih dari perusahaan lainnya. Dengan kata lain, untuk dapat unggul dalam kompetisi di era pengetahuan maka setiap perusahaan perlu memperhatikan pengelolaan pengetahuan perusahaan sehingga pengetahuan tersebut dapat menjadi nilai tambah dan sekaligus melahirkan inovasi pada perusahaan. Pengetahuan dapat juga menjadi aset intelektual yang merupakan sumber keunggulan dan longterm growth suatu perusahaan. Menurut penelitian KPMG&Conference Board (2000) bahwa 80% perusahaan terbesar di seluruh dunia mengimplementasikan knowledge management. Dari penelitian tersebut diperoleh informasi keberhasilan yang diperoleh perusahaan dalam implementasi KMS yaitu inventori yang baik dari pengetahuan yang dibutuhkan dan pelatihan yang luas pengetahuan yang dibutuhkan. Selain itu, sebuah lembaga pelatihan KM di Indonesia, Sharing Vision, melakukan penelitian kepada 42 perusahaan besar di Indonesia dan hasilnya yaitu 75% responden menyatakan telah memiliki Knowledge Management System (KMS). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan sebuah keberhasilan besar yang diperoleh perusahaan yaitu karyawan dapat menambah dan berbagi ilmu pengetahuan. Dengan demikian, keberhasilan implementasi KM pada perusahaan sangat berhubungan dengan pengembangan kompetensi dan pengetahuan karyawan. Melalui penelitian oleh KPMG s European Knowledge Management Survey (2002/2003) diperoleh informasi tentang keuntungan atas pemanfaatan KMS oleh perusahaan yaitu perusahaan mengalami perbaikan kualitas dan pembuatan keputusan menjadi menjadi lebih baik. Secara kebetulan pun hasil penelitian oleh Sharing Vision menghasilkan 72% perusahaan di Indonesia mengalami perbaikan kualitas. Adanya informasi tersebut menjelaskan bahwa implementasi KMS pada perusahaan memiliki 5

6 dampak besar umumnya pada kemajuan bisnis perusahaan dan khususnya pada proses pengambilan keputusan. 2. Knowledge Acquisition Beberapa tahun belakangan proses rekayasa pengetahuan menjadi perhatian besar dalam dunia penelitian. Hal tersebut mendorong akhirnya proses knowledge acquisition (akuisisi pengetahuan) sendiri menjadi sebuah bidang ilmu khusus untuk diteliti bersama dengan rekayasa pengetahuan. Proses pengambilan pengetahuan yang berkualitas merupakan bagian dari rekayasa pengetahuan. Proses pengambilan pengetahuan tersebut dinamakan akuisisi pengetahuan. Dalam memahami definisi dari akuisisi pengetahuan maka dijelaskan hubungannya terhadap knowledge management yaitu istilah yang terlebih dahulu familiar dalam KBE. Kemudian untuk memberi gambaran dari definisi tersebut maka dibuat sebuah model. 2.1 Hubungan antara Knowledge Management dan Knowledge Acquisition Menurut definisi dari American Productivity and Quality Centre (APQC), knowledge management adalah pendekatan-pendekatan sistemik yang membantu muncul dan mengalirnya informasi dan knowledge kepada orang yang tepat pada saat yang tepat untuk menciptakan nilai. Menurut Amrit Tiwana, knowledge management merupakan pengelolaan knowledge perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Secara umum, knowledge management (KM) merupakan proses yang mengkoordinasikan penggunaan pengetahuan dari sebuah organisasi. Sedangkan pengetahuan (knowledge) menurut Peter Drucker (1988) adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, hal itu terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi 6

7 tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif. Tiga langkah dasar proses pengetahuan dan belajar [TIW06] seperti pada Gambar 1 antara lain: 1) Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition) Akuisisi Pengetahuan merupakan proses pengembangan dan pembangunan pandangan (insight), keahlian (skill), dan hubungan (relationship). 2) Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) Berbagi pengetahuan merupakan proses yang mencakupi penyebaran pengetahuan. 3) Utilisasi pengetahuan (knowledge utilization) Penggunaan pengetahuan biasanya berguna bila proses pembelajaran telah terintegrasi dengan organisasi. Gambar 1 Proses Pengetahuan dan Jenis Teknologi yang Mendukung Tiap Tahap[TIW06] Dengan demikian knowledge acquisition merupakan salah satu rangkaian proses dalam knowledge management. Pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan diperoleh dari knowledge acquisition. Proses sharing maupun utilization berawal dari proses 7

8 akuisisi terhadap pengetahuan yang ada baik itu berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan sadar bahwa mereka perlu mempelajari pengetahuan tertentu agar dapat mengeksekusi proses bisnis yang lebih efektif. Selanjutnya eksekutor ini dapat mengidentifikasikan knowledge source. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika proses interaksi eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge seller) berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari knowledge source ke knowledge buyer [TOB07]. 2.2 Model Knowledge Acquisition Menurut Christopher Brewster (2001), dalam bukunya knowledge acquisition for knowledge management, Akuisisi pengetahuan mencakupi proses ekstraksi pengetahuan (knowledge elicitation) dari pemilik pengetahuan dan merepresentasikan pengetahuan hasil ekstraksi ke suatu bentuk formal (knowledge representation) kepada pengguna pengetahuan. Dengan kata lain, akuisisi pengetahuan merupakan proses belajar dengan memanfaatkan pengetahuan tacit yang dieksplisitkan melalui konsep maupun diagram. Oleh karena itu, bila dihubungkan dengan cakupan proses di dalamnya maka proses akuisisi pengetahuan merupakan proses ekstraksi pengetahuan tacit dan merepresentasikan pengetahuan tersebut melalui konsep maupun diagram. Dalam memahami proses sebuah akuisisi pengetahuan maka dibuat sebuah model proses akuisisi pengetahuan secara umum seperti Gambar 2. 8

9 Gambar 2 Model Knowledge acquisition Berdasarkan Error! Reference source not found. maka proses akuisisi pengetahuan terdiri dari proses ekstraksi pengetahuan pada pemilik pengetahuan yang kemudian direpresentasikan pada proses berikutnya agar hasilnya dapat digunakan bagi pengguna pengetahuan. Masukan proses akuisisi pengetahuan berupa pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik pengetahuan. Sedangkan, keluarannya berupa pengetahuan hasil ekstraksi pemilik pengetahuan dan telah direpresentasikan. Adanya perekayasa pengetahuan menunjukkan sebuah peran yang mengatur pelaksanaan proses akuisisi pengetahuan Proses Ekstraksi Pengetahuan Banyak teknik yang dikembangkan untuk membantu proses pengambilan pengetahuan dari seseorang. Teknik tersebut disebut dengan teknik akuisisi pengetahuan. Berbagai jenis teknik akuisisi muncul karena terdapat berbagai jenis pengetahuan berbeda-beda yang dimiliki oleh pakar. Hal ini berdasarkan pada berbagai hipotesis akses yang berbeda, dan ditunjukkan dengan bukti-bukti yang mendukung [EPI03]. Gambar 3 menunjukkan hubungan berbagai teknik yang disebutkan sebelumnya dengan jenis pengetahuan yang diekstrak/dikeluarkan. Garis vertikal pada 9

10 gambar menunjukkan dimensi dari concept knowledge ke process knowledge, dan garis horizontal merepresentasikan dimensi dari explicit knowledge ke tacit knowledge. Gambar 3 Teknik Akuisisi Pengetahuan dan Jenis Pengetahuan yang diekstrak [EPI03] Berikut beberapa jenis teknik yang digunakan untuk mengambil, menganalisis, dan memodelkan pengetahuan [EPI03]: a. Protocol-generation techniques mencakup berbagai jenis wawancara (unstructured, semi-structured, and structured), teknik laporan dan observasi b. Protocol analysis techniques digunakan dengan transkrip dari wawancara atau informasi berbasis teks lain untuk mengidentifikasikan berbagai jenis pengetahuan seperti tujuan, keputusan, hubungan, dan atribut. Teknik ini merupakan penghubung penggunaan protocol based techniques dan teknik pemodelan pengetahuan. c. Hierarchy-generation techniques seperti teknik laddering yaitu dimana proses pembuatan, review, dan modifikasi dari hirarki pengetahuan dibentuk dari penjenjangan (ladder) misalnya diagram pohon. Teknik ini digunakan untuk membangun taksonomi atau struktur hirarki lain seperti pohon. 10

11 d. Matrix-based techniques mencakup pembangunan grid yang mengindikasikan masalah dipertemukan dengan solusinya. e. Sorting techniques digunakan untuk memperoleh cara membandingkan dan mengurutkan konsep sehingga dapat menghasilkan pembukaan pengetahuan yang berhubungan dengan kelas, properti, dan prioritas. f. Limited-information and constrained-processing tasks merupakan teknik yang terbatas waktu dan/atau informasi tersedia pada ahli ketika task dilakukan. g. Diagram-based techniques mencakup generasi dan penggunaan dari concept maps, state transition networks, event diagrams dan process maps. Penggunaan diagram-diagram tersebut sangat berguna untuk memperoleh pengetahuan atas what, how, when, who, and why dari suatu tugas dan kegiatan Representasi Pengetahuan Terdapat berbagai cara untuk merepresentasikan pengetahuan setelah mengekstraksi pengetahuan dari seseorang. Dalam dunia rekayasa pengetahuan, representasi dapat berupa model pengetahuan [EPI03]. Model pengetahuan tersebut mempengaruhi munculnya beragam teknik akuisisi pengetahuan. Terdapat tiga tipe model pengetahuan antara lain: a. Penjenjangan (ladders): suatu diagram hirarki seperti pohon. Beberapa tipe diagram ini yaitu concept ladder, composition ladder, decision ladder dan attribute ladder. b. Network diagram: diagram yang menunjukkan node yang terhubungkan dengan garis. Berdasarkan pada tipe network diagram, sebuah node dapat merepresentasikan konsep, atribut, nilai, konteks dan garis antar node 11

12 menggambarkan berbagai macam hubungan. Contoh network diagram mencakupi concept map, process map, dan state transition network. c. Tabel dan grid: merepresentasi tabular (bentuk tabel). Tiga tipe yang penting yaitu dalam bentuk form, frame, timeline dan matriks. Bentuk lain dari representasi hasil akuisisi pengetahuan menurut amrit tiwana yaitu dokumentasi atau dengan kata lain tulisan. Hal ini menunjukkan adanya proses menulis merupakan sebuah bagian dari proses akuisisi pengetahuan. Tulisan akan bermanfaat sebagai modal untuk berbagi pengetahuan. 3. Kebutuhan Knowledge Acquisition pada Knowledge Based Economy Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus pertumbuhan pada knowledge based economy. Pada konsep ini dinyatakan dengan tegas bahwa kunci sukses meningkatnya kesejahteraan serta kualitas kehidupan kerja individu maupun kelompok pada suatu organisasi, sangat ditentukan oleh penemuan dan pendalaman atas ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, anggota dari organisasi tersebut [TJA06]. Pengetahuan adalah sesuatu yang tersimpan di dalam otak manusia, yang berasal dari pengetahuan maupun pengalaman masa lalu, berupa informasi yang direkam dan disimpan di dalam otak. Pengetahuan yang dimiliki oleh anggota organisasi dapat dikelola dengan berdasarkan pada proses pengetahuan dan belajar yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam usaha untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi yang salah satunya ditentukan oleh faktor pengalaman maupun pengetahuan, maka setiap anggota sewajarnya dapat melakukan proses pengetahuan dan belajar. Proses belajar dapat 12

13 membantu pengelolaan modal pengetahuan organisasi agar dapat bersaing di era pengetahuan ini. Pada kenyataannya, salah satu proses belajar yaitu akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition), proses untuk memperoleh pengetahuan dari anggota organisasi yang berupa proses pengembangan dan pembangunan pandangan (insight), keahlian (skill), dan hubungan (relationship), merupakan suatu proses awal yang esensial dari proses pengelolaan pengetahuan dan bukanlah hal yang mudah. 4. Tantangan Knowledge Acquisition Tujuan dari proses akuisisi pengetahuan yaitu untuk membangun metode maupun perangkat yang memudahkan usaha memperoleh pengetahuan orang dapat berjalan seefisien dan efektif mungkin. Akuisisi pengetahuan yang efektif akan berdampak pada metode yang digunakan dapat menghasilkan pengetahuan esensial bukan sekedar informasi. Hal ini akan sangat berpengaruh ketika telah banyak pengetahuan yang dihasilkan membutuhkan tempat penyimpanan yang besar. Akuisisi pengetahuan yang efisien sangat berdampak pada efisiensi waktu yang menjadi keterbatasan bagi seseorang yang memiliki pengetahuan. Terdapat berbagai tantangan dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam menjelaskan mengenai tantangan pada proses akuisisi pengetahuan maka telah dilakukan penelitian terhadap studi kasus sebuah forum knowledge sharing Tugas Akhir [FIT08] yang dilaksanakan di Laboratorium Sistem Informasi, Teknik Informatika ITB (forum TA). Proses akuisisi pengetahuan pada forum TA terkait dengan proses ekstraksi masingmasing anggota forum sehubungan dengan materi dan topik tugas akhir dan kemudian merepresentasikannya dalam bentuk formal yang akan dipresentasikan di forum TA. 13

14 Dengan metode standar akuisisi pengetahuan yaitu mewawancara anggota forum yang akan presentasi maka sangat sulit untuk memperoleh pengetahuannya secara keseluruhan karena banyaknya pengetahuan yang dimiliki dan sangat beragam. Padahal waktu yang dimiliki terbatas. Kendala dalam mengakuisisi pengetahuan karena beberapa pengetahuannya telah berupa pengetahuan tacit. Berdasarkan pada observasi dan masukan dari pemilik pengetahuan pada studi kasus forum TA tersebut maka dilakukan analisis atas rumusan masalah dari akuisisi pengetahuan tersebut. Berikut hasil dari analisis tersebut yaitu: a. Keberagaman dan banyaknya pengetahuan namun waktu pembelajaran (memberi dan menerima) pengetahuan pun terbatas. b. Para ahli memiliki banyak pengetahuan tacit, pengetahuan yang masih terdapat di dalam kepala dan belum terdokumentasikan. c. Setiap orang tidak mengetahui segalanya, pengetahuan seseorang terbatas sehingga dibutuhkan kolaborasi antar pengetahuan. d. Pengetahuan memiliki siklus hidup sehingga setiap pengetahuan perlu adanya pembaruan. e. Perbedaan persepsi tentang pengetahuan yang dimiliki pemilik pengetahuan dengan yang diterima oleh perekayasa pengetahuan. Beberapa tantangan akuisisi pengetahuan di atas juga ditemukan di penelitian lain [EPI03]. Oleh karena itu, proses akuisisi pengetahuan merupakan sebuah proses yang mahal [FIT08] karena kesulitan untuk mengekstraksi pengetahuan dari orang tersebut. Metode akuisisi pengetahuan konvensional yang biasanya digunakan dalam akuisisi pengetahuan yaitu observasi dan interview. Kelemahan dari interview yaitu pengetahuan yang tergali sangat bergantung kepada pertanyaan si pewawancara dimana 14

15 pewawancara juga merupakan orang yang memiliki pemahaman terbatas [EPI03]. Sedangkan dalam observasi, langsung melihat pengalaman seseorang atau sumber pengetahuan, pengetahuan yang diperoleh terbatas pada bagian proses. Berdasarkan pada kesulitan yang dihadapi, pelaksanaan proses akuisisi pengetahuan sebaiknya dilakukan dengan metode yang berbeda dari cara konvensional. 5. Isu Terbuka Perkembangan kebutuhan akuisisi pengetahuan mendorong timbulnya banyak penelitian dalam mempelajari metode-metode yang beragam dalam akuisisi pengetahuan. Keberagaman pengetahuan dan pemilik pengetahuan juga membutuhkan pendekatan metode yang berbeda pula dalam mengakuisisinya. Oleh karena itu, penelitian berbagai metode diharapkan dapat memaksimalkan tercapainya tujuan knowledge acquisition yang efektif dan efisien. Berdasarkan kebutuhan knowledge acquisition dalam knowledge based economy ini perlu diperhatikan berbagai pihak bahwa usaha untuk memperoleh pengetahuan merupakan langkah awal bagi penguasaan pengetahuan. Hal sederhana yang dapat dilakukan oleh masing-masing individu yaitu dengan banyak membaca dan menuliskannya maka seseorang telah melakukan sebuah metode knowledge acquisition. Dengan demikian, ketika semua individu dalam sebuah organisasi maupun negara menerapkan kebiasaan knowledge acquisition tersebut maka organisasi maupun negara tersebut memiliki modal yang bagus dalam bersaing di knowledge based economy saat ini. 15

16 Daftar Pustaka [BRE01] Brewster, Christopher, Fabio Ciravegna, dan Yorick Wilks, Knowledge Acquisition for Knowledge Management: Position Paper, International Conference on Artificial Intelligence, [EPI03] Epistemics, provider of Knowledge Engineering and Knowledge Management services, methods, and tools, Knowledge Acquisition, 2003 (diakses di pada 15 September 2008) [FIT08] Fitrasani, Metode Context Mapping untuk Akuisisi Pengetahuan. Program Studi Teknik Informatika ITB [OEC96] OECD, Knowledge Based Economy, Paris, [TJA06] Tjakraatmadja, Jan H., Lantu, Donald C. Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajaran. Bandung:SBM ITB, [TOB07] Tobing, Paul L. Knowledge Management : Konsep, Arsitektur, dan Implemetasi. Yogyakarta:Graha Ilmu, [ZEN08] Zen, M.T. Membangun Masyarakat dengan Sistem Perekonomian Berbasiskan Pengetahuan. ITB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini dunia sedang meninggalkan era mesin industri menuju era pengetahuan. Pada era pengetahuan saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk menunjukkan keunggulan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT MULTIMEDIA PADA PROSES PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN STUDI KASUS DI BPMTV SURABAYA

PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT MULTIMEDIA PADA PROSES PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN STUDI KASUS DI BPMTV SURABAYA PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT MULTIMEDIA PADA PROSES PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN STUDI KASUS DI BPMTV SURABAYA Djoko Purnomo, Fajar Baskoro Magister Manajemen Teknologi - Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knowledge management (KM) dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan

Lebih terperinci

4. Halaman mendownload video. Gambar Desain Halaman Mendownload Video

4. Halaman mendownload video. Gambar Desain Halaman Mendownload Video 4. Halaman mendownload video Gambar Desain Halaman Mendownload Video d. Desain antarmuka untuk hak akses PetugasPSB Gambar Desain Halaman PetugasPSB d. Desain antarmuka untuk hak akses AdminKMS 1. Halaman

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Memahami arti pengembangan g perangkat lunak. Mengetahui siklus pengembangan perangkat lunak. Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Dalam buku The Third Wave, Alvin toffler dalam Triyono (2008) menyatakan sejarah perkembangan peradaban manusia dibagi dalam tiga era, yaitu era manual, era mesin

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge - 9 - BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai seluruh dasar teori yang akan berkaitan dengan kegiatan Tugas Akhir. Dasar teori yang ada akan menjadi acuan untuk melanjutkan analisis

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

Luh Putu Ary Sri Tjahyanti

Luh Putu Ary Sri Tjahyanti Skema Sistem Computer Supported Collaborative Learning (CSCL) Berbasis Konstruktivisme Presentasi Tesis Luh Putu Ary Sri Tjahyanti 5108201003 Pembimbing : Daniel Oranova Siahaan, S.Kom, M.Sc, P.D.Eng.

Lebih terperinci

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi perusahaan. Membuat suatu inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan yang sangat bergantung

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan) Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan) Literature Review Vebri Naldo Madawara (912014051) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

Aplikasi Pengetahuan

Aplikasi Pengetahuan Aplikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan yang ingin dicapai KM: 1. Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi 2. Inovasi untuk melakukan hal-hal secara lebih efektif 1 Esensi Pengetahuan Inti

Lebih terperinci

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014 Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Tujuan yang ingin dicapai KM: 1. Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi 2. Inovasi untuk melakukan hal-hal secara lebih efektif ESENSI PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip penyelarasan bisnis dan teknologi informasi sebagai faktor penting pendorong arsitektur

Lebih terperinci

Defri Kurniawan, M.Kom

Defri Kurniawan, M.Kom Review & Motivation Software Engineering Defri Kurniawan, M.Kom 1 Content Why Software Engineering? Definisi Software Engineering Peranan Perangkat Lunak Disiplin ilmu Software Engineering 2 WHY SOFTWARE

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI No. SIL/EKA/PTI 201/06 Revisi : 00 Tgl: 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : Pengantar KODE MATA KULIAH : PTI SEMESTER : 1 PROGRAM STUDI : Pendidikan Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Rahmatul Irfan,

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Requirement Elicitation (1) Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Hirarki Materi Pemodelan Sistem Rekayasa Informasi Rekayasa Perangkat Lunak Konsep dan Prinsip Analisis Analisis persyaratan

Lebih terperinci

Evaluasi Calon Pembimbing Publikasi dalam tiga tahun terakhir H-index : 4, SINTA Score: 17.4 No. Nama Artikel Nama Jurnal Tahun

Evaluasi Calon Pembimbing Publikasi dalam tiga tahun terakhir H-index : 4, SINTA Score: 17.4 No. Nama Artikel Nama Jurnal Tahun I. Identitas Calon Promotor Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA Fakultas/Sekolah : Fakultas Teknologi Industri ITB Kelompok Keahlian : Manajemen Industri Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail :

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE Pada bab ini akan dibahas hasil dari perencanaan dan analisis pengembangan Moxie. Moxie merupakan sebuah knowledge library yang dikembangkan dengan studi kasus yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya dalam suatu organisasi. Metode pemecahan masalah yang dimasa lalu untuk dapat menyajikan informasi

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi

Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi Irma Sari Rahayu Staf Perpustakaan Universitas Telkom 12811043-1 Abstraksi Indonesia memiliki 7716 perguruan tinggi, dimana setiap perguruan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI

Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI Badan Kerja Sama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia (BKSTI) Yogyakarta, 15 September 2012 Pembahasan Apakah KKNI

Lebih terperinci

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin IDLN: Indonesia Digital Library Network Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manär. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan dan penyebarluasan artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Knowledge Management (KM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, dalam konferensi manajemen Eropa yaitu APQC (American Productivity and Quality Center).

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG

ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG Eva Handriyantini dan Rully Soelaiman Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Materi II Overview Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Why Study Information Systems? Teknologi Informasi dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan bisnis meningkatkan atau bahkan mengubah

Lebih terperinci

Implementasi Metode Know/edge Sharing dalam Meminimalisasi Penurunan Daya Ingat (Studi Kasus : Rumah Sakit AI Islam Bandung)

Implementasi Metode Know/edge Sharing dalam Meminimalisasi Penurunan Daya Ingat (Studi Kasus : Rumah Sakit AI Islam Bandung) Prosiding Seminar Nasional Ergonomi IX TI-UNDIP 2009 Semarang, 17-18 November 2009 ISBN : 978-979-704-802-0 Implementasi Metode Know/edge Sharing dalam Meminimalisasi Penurunan Daya Ingat Oktri Mohammad

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D.

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D. Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D. 1 Informatika Organisasi pada STEI STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) 5 Program Studi Sarjana Teknik Informatika Sistem

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Perangkat Lunak Pertemuan 4 Konsep dan Prinsip Analisis Dan Pemodelan Analisis.: Erna Sri Hartatik :. Definisi Tahap Analisis : yaitu tahap dimana kita berusaha mengenali segenap permasalahan

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik Industri muncul sebagai suatu disiplin ilmu keteknikan yang baru adalah karena hasil dari revolusi industri dan dibarengi dengan kebutuhan akan seorang

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak. Tujuan

Rekayasa Perangkat Lunak. Tujuan Rekayasa Perangkat Lunak Arna Fariza Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Rekayasa Perangkat Lunak 1 Tujuan Mengetahui bagaimana melakukan rekayasa terhadap sebuah perangkat lunak Mengetahui software

Lebih terperinci

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : / (D3) Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 100 menit Tgl mulai berlaku

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang berfungsi sebagai divisi riset dan pengembangan untuk membangun kapabilitas perusahaan dalam

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tahapan terpenting di dalam penelitian adalah tahap analisa dan pembahasan. Tujuan utama dari analisa dan pembahasan adalah menganalisa sejauh mana model yang dipergunakan

Lebih terperinci

Minggu 3: Manajemen Modern

Minggu 3: Manajemen Modern Minggu 3: Manajemen Modern TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Mempelajari dasar-dasar yang menjadi pemikiran manajemen moderen Mengetahui arah pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Proyek Kumpulan orang-orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan Sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah hasil

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS

12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS 12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS 12.1 Analisis Persyaratan 12.2 Prinsip-Prinsip Analisis 12.3 Area Kerja Analisis 12.3.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah 12.3.2 Evaluasi dan Sintesis 12.3.3 Pemodelan

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui pendidikan bermutu

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP

DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama Jl. KL. Yos Sudarso, Km. 6,5 No. 3A Tanjung Mulia Medan Abstrak Staf atau Pegawai adalah salah

Lebih terperinci

FROM THE VENDOR S PERSPECTIVE: EXPLORING THE VALUE PROPOSITION IN INFORMATION TECHNOLOGY OUTSOURCING

FROM THE VENDOR S PERSPECTIVE: EXPLORING THE VALUE PROPOSITION IN INFORMATION TECHNOLOGY OUTSOURCING FROM THE VENDOR S PERSPECTIVE: EXPLORING THE VALUE PROPOSITION IN INFORMATION TECHNOLOGY OUTSOURCING Natalia Levina Information Systems Group/IOMS Stern School of Business New York University Jeanne W.

Lebih terperinci

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN 2012-2016 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2012 ROADMAP PENELITIAN KBI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena

BAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena memiliki beberapa karakteristik. Industri penerbangan bersifat global bahkan merupakan

Lebih terperinci

Pemahaman (cont.) Analisis merupakan sebuah : Penemuan Perbaikan Pemodelan Spesifikasi (baru) Tim RPL 1

Pemahaman (cont.) Analisis merupakan sebuah : Penemuan Perbaikan Pemodelan Spesifikasi (baru) Tim RPL 1 Pertemuan 4 Pemahaman Pemahaman lengkap mengenai persyaratan perangkat lunak sangat penting bagi keberhasilan usaha pengembangan perangkat lunak. Tidak peduli bagaimana perangkat lunak dirancang atau dikodekan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode merupakan suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University S/W Process Model Tahapan S/W Process Model Proses S/W Materi Model Waterfall Model Prototype Model Rapid Application Development

Lebih terperinci

EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Meity Martaleo 1, *) dan Togar M. Simatupang 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik

Lebih terperinci