Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab V Perancangan Model Ensiklopedia"

Transkripsi

1 Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan kolaborasi yang berisi seluruh elemen informasi dan pengetahuan yang dikelola ensiklopedia dalam mendukung pembentukan dan pemeliharaan suatu lingkungan kolaborasi. Untuk mendukung peran ensiklopedia sebagai perangkat terotomasi yang mampu meningkatkan kecepatan dalam membangun dan memodifikasi sistem, serta mengkoordinasikan sejumlah besar pengetahuan yang harus dikelola dan diperbaharui, maka dirancang otomasi pengembangan ensiklopedia yang berisi transformasi model antar layer dalam ensiklopedia. Bagian ini akan menghasilkan suatu model otomasi yang mencakup proses transformasi, validasi, dan transformasi balik model antar layer. V.1 Pemetaan Lingkungan Kolaborasi terhadap Ensiklopedia Dalam perancangan ensiklopedia, dilakukan pemetaan atas layer dalam ensiklopedia dengan level yang ada dalam collaborative framework. Pemetaan ini didasarkan pada aktivitas yang dilakukan di masing-masing layer atau level. Dengan adanya sinkronisasi antara layer pada ensiklopedia dan level pada collaborative framework maka diharapkan sistem collaborative akan terbangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Berdasarkan karakteristik layer dalam ensiklopedia, dan level pada collaborative framework, maka secara keseluruhan pemetaan layer pada ensiklopedia terhadap collaborative framework dapat diilustrasikan seperti pada Gambar V.1. 88

2 89 Gambar V.1 Pemetaan Collaborative Framework Level Layer terhadap Ensiklopedia Dari Gambar V.1 dapat dilihat bahwa layer information strategy planning mengakomodasi elemen dalam requirement level. Layer business area analysis mengakomodasi elemen dalam capability level. Layer design system mengakomodasi service level dan technology level. Layer construction hanya mewakili ensiklopedia. Elemen detail lingkungan kolaborasi yang diakomodasi oleh ensiklopedia akan dijelaskan pada bab V.1.1 hingga bab V.1.4.

3 90 V.1.1 Information Strategy Planning Layer ini berfokus pada tujuan top management dan critical success factors (CSF). Dalam tahap ini dirumuskan bagaimana teknologi digunakan untuk menciptakan peluang baru atau competitive advantages. Disusun pula high-level overview mengenai enterprise, fungsi-fungsinya, data, dan kebutuhan informasi. Tujuan top management diturunkan menjadi peluang strategis, hierarki dari goal yang ingin dicapai, dan critical success factors. Dalam collaborative environment, critical success factors yang harus dikelola juga meliputi collaborative critical success factors. High-level overview perusahaan direpresentasikan dengan model enterprise. Fungsi-fungsi yang dibutuhkan didekomposisi, dan diklasifikasikan dalam work task dan transition task. Social protocols dan error management juga perlu didefinisikan dalam mendukung fungsi-fungsi yang telah ditetapkan. Diperlukan juga identifikasi terhadap kebutuhan informasi beserta rancangan informasi yang akan dikelola dalam collaborative system. Informasi yang dibutuhkan diantaranya group characteristics, dashboard, dan history. Ilustrasi rancangan layer information strategy planning dapat dilihat pada Gambar V.2. Sisi kiri menunjukkan kontribusi dari konsep collaborative environment, sisi kanan menunjukkan konsep information engineering (IE).

4 91 Model Kolaborasi Collaborative Critical Success Factors (CCSF) Dekomposisi fungsi (work task dan transition task) Rancangan informasi yang akan dikelola dalam collaborative system Social protocols Group characteristics Error management Konsep Dashboard dan History Information Strategy Planning Business Area Analysis System Design Peluang Strategis Critical Success Factors (enterprise) Model enterprise Hierarki dari goal yang ingin dicapai Construction Konsep Collaborative Environment Konsep Information Engineering Gambar V.2 Information Strategy Planning Langkah yang dilakukan dalam layer ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tujuan, target, dan strategi organisasi. 2. Penentuan critical success factors dari enterprise. 3. Mendefinisikan permasalahan, peluang, dan informasi yang dibutuhkan dengan melakukan interview terhadap key executives. 4. Mengidentifikasi struktur organisasi. 5. Mengidentifikasi model kolaborasi yang sesuai diterapkan untuk menyelesaikan persoalan (dapat berupa gabungan beberapa model kolaborasi). 6. Pendefinisian Collaborative Critical Success Factors (CCSF) (dapat menggunakan CCSF yang telah didefinisikan pada Bab IV.5). 7. Mendekomposisi fungsi-fungsi yang mendukung proses kolaborasi, terdiri atas work tasks dan transition tasks. 8. Menetapkan social protocols yang digunakan.

5 92 9. Mengidentifikasi karakteristik grup, meliputi tipe grup (jumlah, lokasi, homogenitas, kematangan grup, motivasi), group s time constraint (durasi,sinkronisitas), dan kebutuhan grup (kebutuhan hardware, software, training, kemahiran menggunakan perangkat). 10. Merencanakan konsep error management. Meliputi pendefinisian fault, error, failure, detector, dan exception dari sistem yang akan dibangun (dapat menggunakan konsep error management yang telah didefinisikan pada Bab IV.6) 11. Merancang konsep dashboard dan history yang dapat memudahkan proses kolaborasi antar participant. Keseluruhan hasil dari pelaksanaan langkah tersebut disimpan dan dikelola dalam ensiklopedia. V.1.2 Business Area Analysis Layer ini berfokus pada proses yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu business area, keterkaitan antar proses, dan data yang dibutuhkan. Layer business area analysis meliputi deskripsi dari proses model dan data model. Proses dan data model didefinisikan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi capability apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung work task, transition task dan social protocols yang telah didefinisikan pada layer information strategic planning. Capability tersebut kemudian dipetakan dalam model proses yang akan dibangun. Ilustrasi rancangan layer business area analysis dapat dilihat pada Gambar V.3. Sisi kiri menunjukkan kontribusi dari konsep collaborative environment, sisi kanan menunjukkan konsep information engineering (IE).

6 93 Dukungan terhadap Work Task Dukungan terhadap Transition Task Dukungan terhadap Social Protocols Information Strategy Planning Business Area Analysis Detailed Process Model Detailed Data Model System Design Construction Konsep Collaborative Environment Konsep Information Engineering Gambar V.3 Business Area Analysis Langkah yang dilakukan pada layer ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kapabilitas yang mendukung work tasks. 2. Mengidentifikasi kapabilitas yang mendukung transition tasks. 3. Mengidentifikasi kapabilitas yang mendukung social protocols. 4. Merancang process model. 5. Merancang data model. Keseluruhan hasil dari pelaksanaan langkah tersebut disimpan dan dikelola dalam ensiklopedia. Beberapa karakteristik yang harus diperhatikan dalam tahap business area analysis adalah : 1. Target participant dari collaborative system harus dilibatkan secara intensif. 2. Seluruh perancangan tidak bergantung pada teknologi (technology independent). 3. Seluruh perancangan tidak bergantung pada sistem dan prosedur yang telah ada.

7 94 4. Perancangan sistem dan prosedur harus benar-benar dipersiapkan secara matang. Perlu diperkirakan sejumlah skenario yang mungkin terjadi. Konsep error management yang digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan mengelola kemungkinan kesalahan juga harus dapat diakomodasi. V.1.3 Design of System Tujuan dari layer system design menurut (Martin, 1989) adalah sebagai berikut : 1. Melibatkan user secara penuh. Metode yang dapat digunakan misalnya mengajarkan user untuk membuat prosedurnya sendiri, menggunakan metode prototyping, membangun information center, menjalankan sesi joint application design. 2. Mempercepat perancangan sistem dan implementasi. 3. Membuat sistem yang fleksibel dan mudah diubah sesuai kebutuhan. 4. Mengotomasi desain, dokumentasi, dan pemeliharaan. 5. Melakukan perancangan berdasarkan ensiklopedia. 6. Menghubungkan otomasi desain dengan 4GL (fourth-generation language) atau code generator. 7. Menciptakan dan mengembangkan prototipe. Layer ini berfokus pada implementasi proses pada suatu business area ke dalam suatu prosedur dan cara kerja dari prosedur tersebut. Pada level ini dideskripsikan struktur program, screen design/interface (antarmuka), dan elemen yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan teknologi yang digunakan dalam sistem kolaborasi. Dalam layer ini juga direncanakan alternatif service dan teknologi yang dapat digunakan dalam rangka mendukung aktivitas kolaborasi. Ilustrasi rancangan layer design of system dapat dilihat pada Gambar V.4. Sisi kiri menunjukkan kontribusi dari konsep collaborative environment, sisi kanan menunjukkan konsep information engineering (IE).

8 95 Alternatif service yang mendukung aktivitas dalam Capability Level Alternatif teknologi yang sesuai dengan proses kolaborasi yang dilakukan Information Strategy Planning Business Area Analysis Data flow diagrams Program structures Screen design (User Interface) Dialog design Report design Database design System Design Construction Konsep Collaborative Environment Konsep Information Engineering Gambar V.4 Design of System Langkah yang dilakukan pada layer ini adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan alternatif service yang mendukung aktivitas dalam capability level 2. Mendefinisikan alternatif teknologi yang sesuai dengan proses kolaborasi yang dilakukan 3. Merancang struktur data 4. Merancang struktur program 5. Merancang antarmuka (user interface) 6. Merancang dialog. 7. Merancang report. 8. Merancang database. Keseluruhan hasil dari pelaksanaan langkah tersebut disimpan dan dikelola dalam ensiklopedia.

9 96 V.1.4 Construction Layer construction menerjemahkan keseluruhan komponen yang telah didefinisikan dalam layer design of system ke dalam suatu bahasa yang kemudian akan menjadi komponen utama dari collaborative system yang dibangun. Implementasi prosedur yang digunakan menggunakan code generator, fourth-generation languages, dan end-user tools. Design dihubungkan dengan construction untuk melakukan proses prototyping. Ilustrasi rancangan layer construction dapat dilihat pada Gambar V.5. Information Strategy Planning Business Area Analysis System Design Code Generator Construction Konsep Collaborative Environment Konsep Information Engineering Gambar V.5 Construction Berdasarkan pendefinisian informasi yang dilakukan pada tahapan information strategy planning, business area analysis, system design, dan construction, maka terbentuklah suatu ensiklopedia lingkungan kolaborasi. Ilustrasi ensiklopedia lingkungan kolaborasi dapat dilihat pada Gambar V.6.

10 97 Model Kolaborasi Collaborative Critical Success Factors (CCSF) Dekomposisi fungsi (work task dan transition task) Rancangan informasi yang akan dikelola dalam collaborative system Social protocols Group characteristics Error management Konsep Dashboard dan History Information Strategy Planning Peluang Strategis Critical Success Factors (enterprise) Model enterprise Hierarki dari goal yang ingin dicapai Detailed Process Model Detailed Data Model Dukungan terhadap Work Task Dukungan terhadap Transition Task Dukungan terhadap Social Protocols Alternatif service yang mendukung aktivitas dalam Capability Level Alternatif teknologi yang sesuai dengan proses kolaborasi yang dilakukan Business Area Analysis System Design Construction Data flow diagrams Program structures Screen design (User Interface) Dialog design Report design Database design Code Generator Konsep Collaborative Environment Konsep Information Engineering Gambar V.6 Ensiklopedia Lingkungan Kolaborasi V.2 Otomasi Pengembangan Salah satu peran ensiklopedia adalah untuk memastikan adanya kesesuaian antara tahap perencanaan, analisis, desain, dan implementasi, dan juga sebagai perangkat terotomasi untuk menghasilkan sebuah sistem yang dapat dipergunakan dalam suatu lingkungan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu aturan yang mendukung transformasi model yang didefinisikan pada setiap layer dalam ensiklopedia. Transformasi model adalah proses untuk mengubah satu model ke model yang lain sesuai kebutuhan dengan menggunakan metode, syarat, dan aturan tertentu. Transformasi ini terjadi dalam tiga tahapan yaitu : (1) layer information strategy planning ke layer business area analysis (2) layer business area analysis ke layer system design (3) layer system design ke layer construction (code generator)

11 98 Ketiga tahapan tersebut diilustrasikan dalam Gambar V.7. Gambar V.7 Tahapan Transformasi Proses transformasi dilakukan dengan melakukan pemetaan model asal ke model sasaran. Model akan ditransformasikan sesuai dengan masukan tambahan berupa aturan, model lain, atau deskripsi lain. Proses pemetaan tersebut akan didokumentasikan dalam bentuk rekaman transformasi. Model yang telah dibangkitkan dapat divalidasi melalui proses validasi dan transformasi balik dengan masukan model sasaran dan rekaman transformasi. Dengan demikian keterhubungan antar model dalam satu layer ke model dalam layer sebelumnya dapat tetap terjamin. Konsep ini terinspirasi dari (Ayubi, 2007) yang membangun sistem pembangkit aplikasi menggunakan konsep MDA (Model Driven Architecture). Pola umum transformasi dapat dilihat pada Gambar V.8. Gambar V.8 Pola Umum Transformasi

12 99 V.2.1 Transformasi Information Strategy Planning ke Business Area Analysis Transformasi model pada layer information strategy planning ke model pada layer business area analysis dilakukan dalam dua tahap, yaitu : (1) Identifikasi objek model yang dapat ditransformasikan ke dalam layer business area analysis. Seluruh model yang telah teridentifikasi akan ditandai melaui proses penandaan model information strategy planning. (2) Objek model information strategy planning yang sudah ditandai kemudian akan ditransformasikan melalui proses pemetaan model information strategy planning ke model business area analysis. Aktivitas transformasi akan didokumentasikan dalam rekaman transformasi model information strategy planning-business area analysis. Rekaman ini berisi deskripsi keterhubungan objek yang terdapat dalam model information strategy planning dengan dengan objek yang terdapat dalam model business area analysis. Setelah proses transformasi, proses validasi dan tranformasi balik dapat dilakukan dengan masukan berupa rekaman transformasi dan model pada layer business area analysis. Ilustrasi proses transformasi model pada layer information strategy planning ke business area analysis dapat dilihat pada Gambar V.9. Transformasi (a)-(b) Transformasi (b)-(c) Gambar V.9 Transformasi Model pada Layer Information Strategy Planning ke Business Area Analysis

13 100 V.2.2 Transformasi Business Area Analysis ke System Design Transformasi model pada layer business area analysis ke model pada layer system design dilakukan dalam dua tahap, yaitu : (1) Identifikasi objek model yang dapat ditransformasikan ke dalam layer system design. Seluruh model yang telah teridentifikasi akan ditandai melaui proses penandaan model business area analysis. (2) Objek model business area analysis yang sudah ditandai kemudian akan ditransformasikan melalui proses pemetaan model business area analysis ke model system design. Aktivitas transformasi akan didokumentasikan dalam rekaman transformasi model business area analysis - system design. Rekaman ini berisi deskripsi keterhubungan objek yang terdapat dalam model business area analysis dengan dengan objek yang terdapat dalam model system design. Setelah proses transformasi, proses validasi dan tranformasi balik dapat dilakukan dengan masukan berupa rekaman transformasi dan model pada layer system design. Ilustrasi proses transformasi model pada layer business area analysis ke system design dapat dilihat pada Gambar V.10. Transformasi (a)-(b) Transformasi (b)-(c) Gambar V.10 Transformasi Model pada Layer Business Area Analysis ke System Design

14 101 V.2.3 Transformasi System Design ke Construction Transformasi model pada layer system design ke model pada layer construction dilakukan dalam dua tahap, yaitu : (1) Identifikasi objek model yang dapat ditransformasikan ke dalam layer construction. Seluruh model yang telah teridentifikasi akan ditandai melaui proses penandaan model system design. (2) Objek model system design yang sudah ditandai kemudian akan ditransformasikan melalui proses pemetaan model system design ke model construction. Masukan dalam proses transformasi adalah spesifikasi teknologi dan aspek interaksi dengan sistem lain. Objek yang dihasilkan adalah executable collaborative system, yaitu elemen-elemen pembentuk lingkungan kolaborasi yang dapat diaplikasikan dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. Aktivitas transformasi akan didokumentasikan dalam rekaman transformasi model system design - construction. Rekaman ini berisi deskripsi keterhubungan objek yang terdapat dalam model system design dengan objek yang terdapat dalam executable collaborative system. Setelah proses transformasi, proses validasi dan tranformasi balik dapat dilakukan dengan masukan berupa rekaman transformasi dan executable collaborative system. Ilustrasi proses transformasi model pada layer construction ke cobstruction dapat dilihat pada Gambar V.11.

15 102 Transformasi (a)-(b) Transformasi (b)-(c) Gambar V.11 Transformasi Model pada Layer Construction ke Construction V.2.4 Model Otomasi Otomasi pengembangan sistem adalah proses untuk melakukan pengembangan sistem secara otomatis, dengan seminimal mungkin mengikutsertakan campur tangan manusia. Otomasi pengembangan dilakukan terutama pada transformasi model yang didefinisikan oleh manusia menjadi model yang bisa dieksekusi. Model otomasi dideskripsikan berdasarkan transformasi yang dilakukan antar layer dalam ensiklopedia. Deskripsi model otomasi sudah dibahas secara detail pada bab V.5.1 V.5.3 dengan urutan sebagai berikut : 1. Transformasi information strategy planning ke business area analysis 2. Transformasi business area analysis ke system design 3. Transformasi system design ke construction Ilustrasi model otomasi dapat dilihat pada Gambar V.12.

16 103 Model pada layer Information Strategy Planning (a) Penandaan Model Information Strategy Planning Model pada layer Information Strategy Planning yang sudah ditandai (b) Pemetaan Model Information Strategy Planning-Business Area Analysis Rekaman Transformasi Model Information Strategy Planning-Business Area Analysis Validasi dan Transformasi Balik Model Information Strategy Planning-Business Area Analysis Model pada layer Business Area Analysis (c) Penandaan Model Business Area Analysis Model pada layer Business Area Analysis yang sudah ditandai (d) Validasi dan Transformasi Balik Model Business Area Analysis- System Design Pemetaan Model Business Area Analysis- System Design Rekaman Transformasi Model Business Area Analysis-System Design Model pada layer System Design (e) Penandaan Model System Design Model pada layer System Design yang sudah ditandai (f) Technology & System Interaction Validasi dan Transformasi Balik Model System Design- Construction Pemetaan Model System Design- Construction (Code Generator) Rekaman Transformasi Model System Design- Construction Executable Collaborative System (g) Gambar V.12 Model Otomasi

17 104 V.3 Maintenance Hal yang menarik dari suatu sistem yang kompleks adalah beragamnya desain dan implementasi. Sistem tersebut berkembang dalam sejumlah tahapan pada tempat dan waktu yang berbeda. Untuk memperoleh sistem yang dapat bertahan dalam jangka panjang diperlukan model data dan model proses yang terstruktur. Desain yang sangat kompleks harus direpresentasikan sedemikan rupa dalam ensiklopedia sehingga orang-orang yang berada dalam tempat berbeda dapat menambahkan desain ke dalamnya dengan mudah. Desain harus sesuai dengan standard, memiliki reusable component (komponen yang dapat diguna ulang), dan memiliki sebuah arsitektur yang mampu memfasilitasi penambahan fungsi baru. Ketika suatu sistem dirancang sedemikian sehingga dapat berkembang dengan mudah, siklus hidup pengembangan sistem akan menjadi sebuah siklus, seperti yang dapat dilihat pada Gambar V.13. Gambar V.13 Siklus Hidup Evolutionary Tahap maintenance atau pemeliharaan merupakan tahapan panjang dari sebuah sistem yang telah dibangun. Dalam tahap ini perlu dilakukan improvement atau perbaikan dan pengembangan agar sistem tetap dapat mendukung aktivitas dalam organisasi yang selalu mengalami perubahan pada rentang waktu tertentu.

18 105 Dengan menggunakan konsep ensiklopedia, sistem dirancang agar dapat mengakomodasi perubahan dengan cepat dan mudah. Proses pemeliharaan tidak dilakukan dengan mengubah kode, melainkan modifikasi desain yang selanjutnya diikuti dengan penciptaan kode kembali (regeneration of code). Dengan demikian perubahan dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat. Ketika terjadi perubahan pada desain, maka ensiklopedia akan terbaharui (updated) secara otomatis. V.4 Kesimpulan Perancangan Model Ensiklopedia Konsep IE yang diterapkan dalam pembangunan dan pemeliharaan lingkungan (sistem) kolaborasi diharapkan dapat memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut : 1. Pembangunan sistem lebih cepat dengan adanya automated tools. 2. User terlibat secara langsung dalam proses perancangan sistem sehingga sistem yang dibangun akan sesuai dengan kebutuhan user. 3. Terbangunnya sistem yang berkualitas sehingga akan lebih sedikit revisi dan pemeliharaan. 4. Modifikasi pada prosedur dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. 5. End user dapat membuat sistem mereka sendiri dengan menggunakan end-user language and tools.

Bab VI Implementasi. VI.1 Protokol Implementasi

Bab VI Implementasi. VI.1 Protokol Implementasi Bab VI Implementasi Pada bab ini dirancang sebuah protokol untuk mengimplementasikan seluruh artifak (model kolaborasi, lingkungan kolaborasi, dan ensiklopedia) yang dihasilkan dalam pelaksanaan tesis.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Bagian ini berisi kajian yang menjadi landasan pelaksanaan tesis atau state of the art. Kajian yang terkait antara lain konsep dasar kolaborasi, konsep ensiklopedia dalam rekayasa

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM. Konsep dan Prinsip Analisis

REKAYASA SISTEM. Konsep dan Prinsip Analisis REKAYASA SISTEM Konsep dan Prinsip Analisis Cakupan Materi Pengertian rekayasa sistem Pemodelan sistem Hierarki sistem Bussiness Process Engineering Arsitektur sistem Perencanaan strategi infomasi Penentuan

Lebih terperinci

SOFTWARE ENGINEERING (REKAYASA PERANGKAT LUNAK)

SOFTWARE ENGINEERING (REKAYASA PERANGKAT LUNAK) SOFTWARE ENGINEERING (REKAYASA PERANGKAT LUNAK) SOFTWARE Software merepresentasikan masalah di dunia nyata Masalah di dunia nyata lebih komplek dari pertukaran dua nilai Software program Software meliputi

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Desain Sistem "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah

Lebih terperinci

Kerekayasaan Informasi Dalam Proses Bisnis

Kerekayasaan Informasi Dalam Proses Bisnis Kerekayasaan Informasi Dalam Proses Bisnis Diana Effendi Program Studi Manajemen Informatika, Universitas Komputer Indonesia, Indonesia diana.effendi@email.unikom.ac.id Abstract Business process is a series

Lebih terperinci

Rapid Application Development

Rapid Application Development Rapid Application Development Definisi RAD Adalah seperangkat teknik terintegrasi, pedoman dan tools yang memfasilitasi kebutuhan sistem perangkat lunak pelanggan dalam waktu singkat. Jangka waktu yang

Lebih terperinci

The Process. A Layered Technology. Software Engineering. By: U. Abd. Rohim, MT. U. Abd. Rohim Rekayasa Perangkat Lunak The Process RPL

The Process. A Layered Technology. Software Engineering. By: U. Abd. Rohim, MT. U. Abd. Rohim Rekayasa Perangkat Lunak The Process RPL The Process By: U. Abd. Rohim, MT A Layered Technology Software Engineering tools methods process model a quality focus 2 1 Langkah-langkah SE v Definition (What?) System or Information Engineering, Software

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Lingkungan Kolaborasi

Bab IV Perancangan Lingkungan Kolaborasi Bab IV Perancangan Lingkungan Kolaborasi Perancangan lingkungan kolaborasi dilakukan dalam rangka menjawab turunan research question yang kedua dari tesis ini yaitu Bagaimana membangun lingkungan kolaborasi

Lebih terperinci

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) SDLC adalah suatu proses logis dimana analis sistem, engineer, programmer, dan pengguna (end-users) membangun sistem

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo SDLC Concepts Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Http://yusufxyz.wordpress.com Email: muhammadyusuf@trunojoyo.ac.id IVS Task Group Produk terdiri dari : hardware, software, dokumentasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Tinjauan pustaka dalam thesis ini tidak terlepas dari penelitian yang menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi. Perkembangan

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING Defri Kurniawan M.Kom Content Pengenalan Perancangan Model Analysis to Model Design Design Concept Design Model Pengenalan Perancangan Perancangan PL

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, perusahaan menyadari bahwa teknologi dapat berperan dalam mencapai tujuan pada bagian yang kritis seperti keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : Maret 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54405/ Rekayasa Perangkat Lunak 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4.

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

Aplikasi yang pendekatannya sistematis, disiplin, bisa terukur untuk pengembangan operasional dan pembuatan software. Tools. Methods.

Aplikasi yang pendekatannya sistematis, disiplin, bisa terukur untuk pengembangan operasional dan pembuatan software. Tools. Methods. 2 Prosess, Metode dan Peralatan 1. Pendahuluan RPL merupakan teknologi layer Menurut IEEE, RPL adalah : Aplikasi yang pendekatannya sistematis, disiplin, bisa terukur untuk pengembangan operasional dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBUATAN METODOLOGI

BAB III ANALISIS DAN PEMBUATAN METODOLOGI III BAB III ANALISIS DAN PEMBUATAN METODOLOGI Pada bab ini dilakukan pembuatan metodologi untuk pembangunan dashboard. Metodologi difokuskan pada tahap identifikasi kebutuhan, perencanaan, dan perancangan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today Sistem Informasi Enterprise Information Systems Today Leonard Jessup and Joseph Valacich 1 2 SASARAN : Memahami bagaimana teknologi informasi mendukung aktifitas bisnis Memahami System Enterprise dan bagaimana

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

PROSES DESAIN FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3/14/2017

PROSES DESAIN FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3/14/2017 PROSES DESAIN FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3/14/2017 PROSES PERANGKAT LUNAK PROSES PERANGKAT LUNAK Rekayasa perangkat lunak (RPL) adalah disiplin untuk memahami proses pengembangan perangkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK. Created by MTA Revised by HPU

MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK. Created by MTA Revised by HPU MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK Created by MTA Revised by HPU SET THE FRAME, GET TO WORK Arsitektur MVC Programming-in-large Pengembangan Berbasis Komponen Framework MODEL-VIEW-CONTROLLER (MVC)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1. PERANGKAT LUNAK DAN PERKEMBANGANNYA

1. PENDAHULUAN 1. PERANGKAT LUNAK DAN PERKEMBANGANNYA 1 1. PENDAHULUAN Topik meliputi : 1. Perangkat Lunak dan Perkembangannya 2. Karakteristik Perangkat Lunak 3. Aplikasi Perangkat Lunak 4. Software Engineering 5. Siklus Kerja Sistim Engineering 6. Prototipe

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

Tujuan 04/07/ :01

Tujuan 04/07/ :01 Sistem Basis Data : Perancangan Perangkat Lunak Tujuan Mahasiswa mampu memahami analisis dan desain model database Mahasiswa paham dan mengerti konsep desain database Mahasiswa mengerti desain arsitektur

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Software Process(2) Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak 1. Linear Sequential Model 1. Waterfall Model 2. V Model 3. RAD Model 2. Prototyping Model 3. Evolutionary Model 1. Incremental Model

Lebih terperinci

Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIAN PALUPI RINI, M.KOM 1

Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIAN PALUPI RINI, M.KOM 1 Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP Oleh : Hendra Gunawan Jurusan Teknik Informatika, STMIK-IM email : hendra_gunawan@engineer.com Abstrak Kegiatan yang terjadi dalam suatu

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

PERANCANGAN ENSIKLOPEDIA DALAM PENGEMBANGAN COLLABORATIVE ENVIRONMENT TESIS ANISA HERDIANI NIM (Program Studi Magister Informatika)

PERANCANGAN ENSIKLOPEDIA DALAM PENGEMBANGAN COLLABORATIVE ENVIRONMENT TESIS ANISA HERDIANI NIM (Program Studi Magister Informatika) PERANCANGAN ENSIKLOPEDIA DALAM PENGEMBANGAN COLLABORATIVE ENVIRONMENT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: ANISA HERDIANI NIM

Lebih terperinci

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12 Tugas Softskill Mata Kuliah Nama : Sistem Informasi Manajemen : Waldhi Supriono NPM : 37111352 Kelas : 2 DB 12 Universitas Gundarma 2011 Siklus Hidup Sistem Siklus Hidup Sistem DASAR PERENCANAAN SISTIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) pada saat ini berkembang dengan cepat dan mempengaruhi kegiatan usaha manusia dibidang bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Lebih terperinci

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

Rational Unified Process (RUP)

Rational Unified Process (RUP) Universitas IGM HD-UIGM-FK-01 Fakultas : Ilmu Komputer Pertemuan ke : 8 Program Studi : Teknik Informatika Handout ke : 1 Kode Matakuliah : Jumlah Halaman : 25 Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak Mulai

Lebih terperinci

Model-Model Perusahaan. Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T.

Model-Model Perusahaan. Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T. Model-Model Perusahaan Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T. Alat-alat Pemodelan Proses Bisnis Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memodelkan proses bisnis Phalp, K.T. (1998), The CAP framework

Lebih terperinci

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan atau

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

THE SOFTWARE PROCESS

THE SOFTWARE PROCESS 1 THE SOFTWARE PROCESS Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom Introduction 2 Proses perangkat lunak telah menjadi perhatian yang serius selama dekade terakhir Proses perangkat lunak merupakan sebuah kerangka kerja

Lebih terperinci

CHAPTER 12. DEVELOPING BUSINESS SYSTEM (SUMMARY)

CHAPTER 12. DEVELOPING BUSINESS SYSTEM (SUMMARY) Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Batas Pengumpulan : 04 Oktober 2013 Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Tanggal Penyerahan : 03 Oktober 2013 CHAPTER 12. DEVELOPING BUSINESS SYSTEM (SUMMARY)

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

System Design. Jika system analysis menekankan pada masalah bisnis, system design menekankan pada segi teknis atau berfokus pada implementasi sistem.

System Design. Jika system analysis menekankan pada masalah bisnis, system design menekankan pada segi teknis atau berfokus pada implementasi sistem. SYSTEMS DESIGN Chapter Map System Design Desain sistem informasi didefinisikan sebagai tugas-tugas yang berfokus pada spesifikasi solusi berbasis komputeri yang detil. Disebut juga dengan physical design.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) A. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN DALAM PERUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN DALAM PERUSAHAAN 4 Bentuk

Lebih terperinci

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak Secara umum tujuan RPL tidak berbeda dengan bidang rekayasa yang lain. Bidang rekayasa akan selalu berusaha menghasilkan output yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework

BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi uraian mengenai framework yang diawali dengan pengertian framework kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai karakteristik dan klasifikasi framework, proses pengembangan

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Review of Process Model SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Beberapa Model Proses RPL Linear Sequential Model Evolutionary Software Process Model Incremental Model Spiral Model

Lebih terperinci

Catatan Archimate 2.1

Catatan Archimate 2.1 Catatan Archimate 2.1 Versi 0.1 Referensi The Open Group, N131 Archimate 2.1 Reference Card.pdf, https://www2.opengroup.org/ogsys/catalog/n131 Archimate 2.1 Active Structural Behavioral Passive Structural

Lebih terperinci

Proses Pengembangan 1

Proses Pengembangan 1 Proses Pengembangan 1 Unified Software Development Process USDP dikembangkan oleh team yang membangun UML best practice pada system development Mengadopsi pendekatan iterative dengan 4 buah fase setiap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Pendahuluan. Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit. Melibatkan hal-hal: teknis (hardware, jaringan) dan perilaku (interaksi manusiamesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Multipolar Tecnology sering menerima permintaan jasa pemeliharaan perangkat IT Infrastruktur dari pelanggan melalui divisi account management. Setelah menerima

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

Manejemen Pusat Data

Manejemen Pusat Data Manejemen Pusat Data Modul ke: 03 Fakultas Ilmu Komputer ITSM (Management Layanan Teknologi Informasi) Dian Wirawan, S.Kom, M.Kom Program Studi Teknik Informatika ITSM (BERBASIS ITIL V3) Management Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan beberapa komputer yang terhubung dalam Local Area Network

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan beberapa komputer yang terhubung dalam Local Area Network BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah permainan (game) komputer sering menggunakan sistem jaringan sehingga permainan (game) dapat dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan beberapa

Lebih terperinci

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Metode Waterfall Merupakan pendekatan tradisional One big project Fase yang lain dimulai setelah fase sebelumnya selesai (sequential process) Tanpa backtracking

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Desain Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Desain Sistem Setelah tahap analisis selesai, maka analis sistem mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Setelah itu tiba waktunya

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Pengembangan Sistem

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Pengembangan Sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SDLC (Software Developent Life Cycle) yang merupakan siklus pengembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan basis data yang digunakan pada perkembangan teknologi informasi era globalisasi ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang berskala kecil maupun yang berskala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agenda online sudah banyak dijumpai di dunia internet dan memiliki kegunaan, kebutuhan dan fitur yang berbeda-beda dalam penggunanya. Namun tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi dan komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Pada model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming:

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan 02 Perancangan Aplikasi Basis Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Latar Belakang 2 Metodologi perancangan basis data dapat menggunakan alat bantu seperti Designer 2000 dari Oracle, ERWin, BPWin, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP (RATIONAL UNIFIED PROCESS) Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Memahami arti pengembangan perangkat lunak. Mengetahui aktivitas pengembangan perangkat lunak. Memahami

Lebih terperinci

EDU SOFT. Statement Of Work

EDU SOFT. Statement Of Work EDU SOFT Aplikasi Penilaian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Statement Of Work Version: (1) Date: (02/18/2010) Document History and Distribution Revision History : Revision # Revision Date Description

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pengertian Dasar Istilah Reakayasa Perangkat Lunak (RPL) secara umum disepakati sebagai terjemahan dari istilah Software engineering. Istilah Software Engineering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

Business Process Reengineering ( BPR )

Business Process Reengineering ( BPR ) Business Process Reengineering ( BPR ) BPR atau Reengineering Proses Bisnis secara umum didefinisikan sebagai pemikiran ulang secara fundamental dan mendesain ulang proses bisnis untuk meraih perbaikan

Lebih terperinci

STRATEGI. KONTEKS ORGANISASI STRATEGI, STRUKTUR, dan BUDAYA STRATEGIC MANAGEMENT. Konsep dan Proses Manajemen Proyek Sistem Informasi

STRATEGI. KONTEKS ORGANISASI STRATEGI, STRUKTUR, dan BUDAYA STRATEGIC MANAGEMENT. Konsep dan Proses Manajemen Proyek Sistem Informasi PERTEMUAN 2 KONTEKS ORGANISASI STRATEGI, STRUKTUR, dan BUDAYA Konsep dan Proses Manajemen Proyek Sistem Informasi STRATEGIC MANAGEMENT STRATEGI Ilmu merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi keputusan

Lebih terperinci