BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE"

Transkripsi

1 BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE Pada bab ini akan dibahas hasil dari perencanaan dan analisis pengembangan Moxie. Moxie merupakan sebuah knowledge library yang dikembangkan dengan studi kasus yang spesifik, yaitu sebagai sistem untuk mendukung proses belajar bagi mahasiswa tugas akhir. Pada bab ini, pembahasan akan diawali dengan metodologi yang dipilih untuk pengembangan Moxie. Selanjutnya, pembahasan berlanjut kepada proses dan hasil dari fase perencanaan dan analisis untuk pembangunan prototipe Moxie. Untuk fase perancangan dan implementasi, masing-masing akan dijabarkan lebih lanjut pada Bab V dan Bab VI. 4.1 Fase Perencanaan Deskripsi Umum dan Tujuan Pengembangan Moxie Moxie merupakan knowledge library (KL) yang dispesifikasikan untuk kebutuhan riset tugas akhir (TA). Pengguna utama sistem ini adalah mahasiswa TA yang dalam domain sistem ini disebut sebagai pembelajar. Tujuan pengembangan Moxie sebagai representasi KL adalah untuk menunjukkan level penerapan dari konsep KL dalam domain permasalahan yang nyata. Gambar IV-1 Hubungan Konseptual antara KL dan Moxie Berdasarkan definisi sistem menurut Charles S.Wasson dalam [WAS06], KL dapat dikatakan sebagai entitas sistem yang memiliki berbagai properti, seperti: stakeholder, tujuan, fungsi, sumber daya, kontrol, input, dan output. Sedangkan, Moxie merupakan sebuah instansiasi (instance) dari KL. Dengan demikian, Moxie juga memiliki properti yang sama dengan KL. IV-1

2 IV-2 Namun, nilai dari properti ini sudah spesifik sesuai dengan studi kasus Moxie sebagai KL untuk kebutuhan mahasiswa TA. Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada Gambar IV-1. Alasan pemilihan TA sebagai domain permasalahan adalah karena proses belajar yang dilakukan saat mengerjakan TA merupakan jenis pendekatan riset. Dalam pendekatan ini, pembelajar harus bekerja di antara kumpulan sumber belajar yang tidak terstruktur (tidak disusun berdasarkan kurikulum), baik dalam bentuk dokumen tekstual, video, gambar, atau suara. Kasus ini menarik karena dapat menunjukkan bagaimana sebuah KL menjadi sistem untuk mendukung proses belajar berbasis riset pada individual Metodologi Pengembangan Moxie Dalam pengembangan sebuah sistem, metodologi perlu ditentukan untuk menjamin proses yang sistematis dan terarah. Pada pengembangan Moxie, metodologi yang akan digunakan adalah prototyping dengan pendekatan exploratory. Metodologi prototyping dipilih karena merupakan pendekatan yang baik untuk membangun sistem yang kompleks. Pada sistem semacam ini, spesifikasi kebutuhan umumnya cukup banyak sehingga sulit untuk diidentifikasi secara lengkap dalam satu siklus pengembangan. Dengan metodologi prototyping, pendefinisian spesifikasi kebutuhan dapat dilakukan secara bertahap dalam beberapa siklus. Pendekatan exploratory dipilih karena prototipe yang dibangun memang ditujukan sebagai media untuk mengkomunikasikan model sistem dengan pengguna dalam rangka menganalisis spesifikasi kebutuhan. Gambar IV-2 Metodologi Pengembangan Moxie dengan Prototyping Rencana umum dari pengembangan Moxie dapat diilustrasikan seperti Gambar IV-2. Sesuai dengan prinsip metodologi prototyping, dalam setiap siklus pengembangan Moxie akan

3 IV-3 dihasilkan prototipe. Setiap prototipe akan memiliki nomor versi, misalnya: versi 1.0, versi 2.0, dan seterusnya. Dalam tugas akhir ini, pengembangan Moxie akan dilakukan hingga siklus kedua. Dengan demikian, di akhir masa pengembangan akan diperoleh prototipe Moxie versi 1.0 dan versi 2.0. Fokus pembangunan prototipe untuk setiap siklus tentunya akan berbeda. Pada siklus 1, fase analisis menjadi proses awal untuk memperoleh spesifikasi kebutuhan pengguna dan spesifikasi sistem. Oleh sebab itu, dalam fase ini ditetapkan landasan mekanisme yang sesuai untuk mengumpulkan kebutuhan pengguna. Fase perancangan siklus 1 ditujukan untuk merancang blueprint sistem berupa model skenario utama proses belajar TA. Skenario yang dihasilkan pada fase ini menjadi landasan untuk membuat skenario simulasi yang dibangun saat implementasi. Pada akhirnya, siklus 1 pengembangan Moxie akan menghasilkan prototipe versi 1.0 berupa simulasi. Tabel IV-1 Perbedaan Orientasi untuk Pengembangan Moxie Siklus 1 dan Siklus 2 Siklus Pengembangan ke- Fase Satu Dua Analisis Perancangan Implementasi Prototipe yang dihasilkan Dititikberatkan pada proses untuk memperoleh spesifikasi awal dari kebutuhan pengguna dan spesifikasi sistem. Dititikberatkan pada perancangan model skenario utama proses belajar TA dengan Moxie. Dititikberatkan pada pembangunan prototipe berdasarkan spesifikasi awal sistem. Prototipe versi 1.0, yaitu berupa simulasi yang skenarionya didefinisikan dari spesifikasi awal sistem. Dititikberatkan pada proses untuk melengkapi spesifikasi kebutuhan dari pengguna dan spesifikasi sistem. Dititikberatkan pada perancangan arsitektur Moxie. Dititikberatkan pada penyempurnaan prototipe versi 1.0. Pengembangan prototipe versi 2.0 didasarkan pada spesifikasi sistem yang telah direvisi. Prototipe versi 2.0, yaitu berupa simulasi yang skenarionya didefinisikan dari spesifikasi sistem hasil revisi. Untuk siklus 2, fase analisis lebih dititikberatkan pada proses untuk melengkapi spesifikasi kebutuhan pengguna dan spesifikasi sistem. Pengumpulan spesifikasi ini dilakukan dengan mekanisme yang telah dirancang pada siklus 1. Fase perancangan siklus 2 difokuskan kepada pemodelan arsitektur Moxie. Model arsitektur ini dapat menjadi blueprint bagi pengembangan Moxie selanjutnya. Untuk implementasi siklus 2, prosesnya ditujukan untuk menyempurnakan prototipe versi 1.0. Prototipe versi 2.0 berupa simulasi yang dikembangkan dari versi 1.0, namun dilengkapi dengan tambahan spesifikasi sistem yang baru diidentifikasi

4 IV-4 pada siklus ini. Ringkasan dari perbedaan orientasi untuk pengembangan Moxie siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel IV Rincian Task dalam Pengembangan Moxie Setiap fase pengembangan sistem memiliki orientasi produk yang berbeda. Untuk menghasilkan sebuah produk, terdapat sejumlah task dan subtask yang harus dilakukan. Dalam pengembangan Moxie, penjabaran task, subtask, dan produk untuk setiap fase direpresentasikan dalam bentuk Work Breakdown Structure (WBS). WBS untuk siklus 1 dan siklus 2 pengembangan Moxie dapat dilihat pada Lampiran A. WBS ini disertai juga dengan penjelasan untuk setiap task dan subtask yang ada. 4.2 Fase Analisis Dalam pengembangan Moxie, fase analisis dilakukan untuk memperoleh spesifikasi atau requirements sistem. Pernyataan mengenai spesifikasi sistem ini juga merupakan pernyataan dari domain model. Secara garis besar, produk yang dihasilkan dari analisis Moxie, baik pada siklus 1 maupun siklus 2, meliputi: spesifikasi pengguna, rumusan spesifikasi sistem, dan pemodelan spesifikasi sistem tersebut ke dalam diagram use case Spesifikasi Pengguna Dari sudut pandang sistem, pengguna Moxie dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1. Administrator Administrator bertanggungjawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan sistem, misalnya pengelolaan pengguna dan dokumen digital, dan mengkoordinasikan kebijakan terhadap apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pengguna terhadap sistem. 2. Pembelajar Pembelajar merupakan pengguna utama dari Moxie. Yang dimaksud dengan pembelajar adalah pengguna yang memanfaatkan Moxie sebagai sistem untuk mendukung proses belajar dalam rangka mengerjakan TA. Di dalam sistem, pembelajar dapat juga menjadi bagian dari suatu komunitas minat (community of interest), misalnya: dengan mengikuti forum diskusi. Komunitas minat merupakan sekumpulan pembelajar yang memiliki persamaan, misalnya latar belakang jurusan, atau minat terhadap topik bahasan tertentu. Bergabung dengan komunitas minat merupakan sebuah pilihan. Pembelajar dapat juga bergabung dengan beberapa komunitas sekaligus. 3. Pembimbing Pembimbing adalah dosen yang berperan serta dalam membimbing TA. Keberadaan pembimbing dalam proses pengerjaan TA sangat diperlukan, terutama ketika pembelajar ingin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan.

5 IV Identifikasi Kebutuhan Pembelajar terhadap Sistem Mekanisme Pengumpulan Data Untuk menstrukturkan kebutuhan pembelajar terhadap sistem, maka perlu dilakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan menyangkut fakta mengenai aktivitas apa saja yang umumnya dilakukan pembelajar saat melakukan proses belajar dalam rangka mengerjakan TA. Hasil identifikasi aktivitas belajar ini kemudian dipetakan terhadap proses aliran pengetahuan. Lebih lanjut mengenai hal ini akan diuraikan dalam subbab Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan secara individual terhadap lima responden yang merupakan mahasiswa TA di Teknik Informatika ITB. Setiap sesi wawancara dilakukan dalam waktu + 30 menit. Tipe pertanyaan yang digunakan adalah open-ended (pertanyaan yang tidak menyediakan jawaban spesifik) dan closed-ended (pertanyaan yang menyediakan sekumpulan jawaban yang dapat dipilih). Perancangan pertanyaan untuk wawancara dilakukan dengan mempelajari referensi [LEF03]. Panduan wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data ini dapat dilihat pada Lampiran B Pemetaan Aktivitas Belajar terhadap Proses Aliran Pengetahuan Secara garis besar, pemetaan aktivitas belajar terhadap proses aliran pengetahuan dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1. Memodelkan proses belajar dalam rangka mengerjakan TA secara umum. Pemodelan ini dituangkan dalam bentuk metodologi proses belajar TA. 2. Mengidentifikasi aktivitas yang lebih rinci dari setiap proses belajar. Pengumpulan data untuk tahap (1) dan (2) ini dilakukan dengan metode wawancara. 3. Mengklasifikasikan aktivitas belajar ke dalam proses aliran pengetahuan yang ada - apakah termasuk ke dalam knowledge, knowledge retention, knowledge sharing, atau knowledge utilization. Metodologi Proses Belajar Tugas Akhir Secara Umum Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh kesimpulan bahwa proses belajar dalam rangka mengerjakan TA umumnya memiliki runtutan proses yang hampir serupa antara pembelajar yang satu dan yang lain. Runtutan proses belajar tersebut dapat dipetakan ke dalam sebuah metodologi proses yang diilustrasikan dalam Gambar IV-3. Proses pertama yang dilakukan oleh pembelajar adalah mencari topik TA. Setelah menentukan topik, pembelajar mulai melakukan proses pencarian referensi atau sumber belajar. Referensi belajar tidak hanya berupa buku atau file, melainkan dapat juga berupa

6 IV-6 pembelajar lain atau pembimbing. Tahap berikutnya adalah mensarikan atau mengekstraksi pengetahuan dari referensi atau sumber belajar yang telah diperoleh. Proses ini dapat melibatkan aktivitas membaca, menulis, mendengar, dan melihat. Melalui proses ini dapat pula dihasilkan pengetahuan baru yang oleh sebagian pembelajar didokumentasikan, misalnya dalam bentuk catatan. Rangkaian proses ini dapat berulang, namun pada akhirnya ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan baru sebagai hasil dari pengerjaan TA. Pengetahuan ini akan diartikulasikan ke dalam bentuk dokumen TA. Gambar IV-3 Metodologi Proses Belajar Tugas Akhir (TA) Identifikasi Aktivitas Belajar Dari setiap proses belajar yang didefinisikan dalam metodologi pada Gambar IV-3, dapat diidentifikasi sejumlah aktivitas belajar yang lebih rinci. Hasil identifikasi ini kemudian diklasifikasikan ke dalam proses aliran pengetahuan. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana keterkaitan antara proses dan aktivitas belajar terhadap proses aliran pengetahuan. Sejauh pengamatan yang dilakukan, belum ada literatur yang mendefinisikan secara pasti bagaimana memetakan sebuah aktivitas ke dalam aliran pengetahuan. Sebuah aktivitas mungkin diklasifikasikan sebagai knowledge sharing pada literatur yang satu, namun dianggap sebagai knowledge utilization pada literatur yang berbeda. Oleh sebab itu, pemetaan aktivitas belajar yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yang telah didefinisikan penulis terlebih dahulu. Pendekatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

7 IV-7 1. Dalam pendekatan ini, aktivitas yang tergolong knowledge, knowledge retention, knowledge sharing, dan knowledge utilization dibedakan dengan melihat tujuan atau maksud dari pelakunya. 2. mencakup segala aktivitas yang dilakukan pembelajar dengan tujuan membentuk pengetahuan baru. Aktivitas ini dapat meliputi proses pencarian sumber belajar, analisis pengetahuan yang telah ada, mengajukan pertanyaan, memperoleh jawaban, dan sebagainya. 3. retention mencakup segala aktivitas yang dilakukan pembelajar untuk menyimpan pengetahuan baru ke dalam bentuk terarsip (sebagai informasi). Dalam hal ini, penyimpanan pengetahuan masih terbatas untuk kebutuhan pembelajar saja. 4. sharing mencakup segala aktivitas yang dilakukan pembelajar untuk mendistribusikan pengetahuan yang dimiliki kepada pihak eksternal. sharing dapat dilakukan kapan saja sesuai keinginan pembelajar dan manfaat pengetahuannya mungkin tidak langsung dirasakan oleh orang lain saat itu. 5. utilization mencakup segala aktivitas yang dilakukan pembelajar untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki pada saat yang tepat dan kepada pihak yang memerlukan. Contoh aktivitas ini misalnya memberikan jawaban atau opini atas pertanyaan yang diajukan pembelajar lain. 6. Sebuah aktivitas mungkin saja dapat dikategorisasikan ke beberapa proses aliran pengetahuan sekaligus. Namun, untuk menyederhanakan kondisi, maka dipilih satu proses yang dianggap paling dominan. Hal ini ditujukan untuk menyederhanakan proses pemetaan aktivitas ke dalam domain model dari sistem. Hasil pemetaan aktivitas belajar terhadap data sample yang diperoleh dari pengumpulan data dapat dilihat hasilnya pada Tabel IV-2. Pemetaan ini dilakukan berdasarkan pendekatan yang telah dijabarkan di atas. Seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan tersebut, pendekatan untuk pemetaan aktivitas ke aliran pengetahuan yang digunakan dalam pengembangan Moxie ini dilihat dari tujuan atau maksud pelakunya. Dengan kata lain, sudut pandang yang digunakan adalah dari pembelajar. Hasil pemetaan akan berbeda jika dilakukan terhadap sudut pandang sistem (dalam hal ini Moxie). Namun, sudut pandang sistem ini tidak digunakan karena Moxie merupakan sistem yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan belajar. Oleh sebab itu, yang perlu ditunjukkan adalah bagaimana spesifikasi Moxie dapat memenuhi keinginan atau maksud pembelajar saat melakukan aktivitas belajar.

8 IV-8 Meskipun, pemetaan dengan sudut pandang sistem ini tidak dimanfaatkan, namun usaha untuk memahami hal tersebut telah dilakukan dalam tugas akhir ini. Hasil dari pemahaman ini dituangkan dalam Lampiran C. Pada lampiran ini dijabarkan definisi pendekatan dengan sudut pandang sistem serta beberapa studi kasus untuk menunjukkan bagaimana pendekatan dengan sudut pandang pelaku dan sistem digunakan untuk memetakan aktivitas belajar ke dalam proses aliran pengetahuan. Tabel IV-2 Pemetaan Aktivitas Belajar terhadap Proses Aliran Pengetahuan Aktivitas Belajar Creation Retention Sharing Utilization (1) Mencari topik Tugas Akhir (TA). Mencari dan membaca dokumen TA milik pembelajar lain. Mengajukan pertanyaan kepada pembimbing atau pembelajar lain. Memperoleh jawaban dari pembimbing atau pembelajar lain. (2) Mencari referensi atau sumber belajar. Mencari sumber belajar yang relevan di World Wide Web. (3) Mensarikan pengetahuan dari referensi atau sumber belajar. Mengkonsumsi (membaca, mendengar, melihat) materi belajar. Membaca kembali catatan yang telah dibuat. Mengajukan pertanyaan kepada pembimbing atau pembelajar lain. Memperoleh jawaban dari pembimbing atau pembelajar lain. (4) Mendokumentasikan pemahaman atas hasil belajar. Membuat catatan/ringkasan materi. Menyimpan catatan/ringkasan hasil proses belajar. Mengarsipkan dan mendistribusikan pengetahuan ke dalam bentuk yang suatu saat dapat diakses pembelajar lain. Memberikan jawaban atas pertanyaan dari pembelajar lain. Memberikan opini atas hal-hal yang ingin diketahui pembelajar lain. (5) Mendokumentasikan hasil Tugas Akhir (TA). Menyimpan dokumentasi TA sehingga dapat diakses oleh pembelajar lain Rumusan Spesifikasi Kebutuhan Moxie Moxie merupakan sistem yang dikembangkan sebagai alat pendukung proses belajar dan ditujukan terutama bagi pembelajar. Oleh sebab itu, perumusan spesifikasi kebutuhan Moxie harus berorientasi pada spesifikasi kebutuhan pembelajar.

9 IV-9 Hasil pemetaan aktivitas belajar yang dijabarkan pada subbab memberikan gambaran mengenai kebutuhan pembelajar untuk setiap proses aliran pengetahuan yang ada. Hal ini kemudian menjadi dasar untuk menentukan spesifikasi apa yang perlu disediakan oleh Moxie. Pertimbangan utama dalam pendefinisian spesifikasi ini adalah bahwa sistem harus dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajar dalam aktivitas knowledge, knowledge retention, knowledge sharing, knowledge utilization sebagai rangkaian dari proses belajar. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka spesifikasi kebutuhan Moxie dapat dijabarkan dalam pernyataan berikut: 1. Sistem dapat menyediakan layanan untuk knowledge, antara lain: a. mencari dan menyediakan akses ke dokumen TA milik pembelajar lain. b. mencari dan menyediakan akses ke sumber belajar yang relevan di World Wide Web. c. menyediakan fasilitas untuk mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban dari pembimbing. d. menyediakan fasilitas untuk mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban dari pembelajar lain. e. menyediakan fasilitas untuk mengkonsumsi materi secara aktif, misalnya: membaca sambil menambahkan highlight tulisan atau menulis anotasi. f. menyediakan fasilitas untuk membuat catatan/ringkasan materi. g. mengakses kembali catatan yang telah dibuat. 2. Sistem dapat menyediakan layanan untuk knowledge retention, antara lain: menyimpan dan mengorganisasikan catatan/ringkasan hasil proses belajar. 3. Sistem dapat menyediakan layanan untuk knowledge sharing, antara lain: a. menyediakan fasilitas untuk mengarsipkan pengetahuan ke dalam bentuk yang dapat diakses pembelajar lain. b. mengelola dokumen hasil Tugas Akhir (TA) dalam bentuk digital. 4. Sistem dapat menyediakan layanan untuk knowledge utlization, antara lain: menyediakan fasilitas untuk memberikan jawaban atau opini atas pertanyaan dari pembelajar lain. 5. Sistem dapat mengelola pengguna aplikasi.

10 IV Domain Model: Diagram Use Case Model sistem dibutuhkan untuk mengkomunikasikan aspek penting dari sistem kepada pengguna [GUS02]. Dalam hal ini domain model - yang merupakan produk dari analisis domain - akan direpresentasikan dalam bentuk diagram use case untuk memberikan overview dari spesifikasi kebutuhan yang disediakan sistem. Selain mampu memberikan gambaran mengenai kemampuan apa saja yang dimiliki oleh sistem, diagram ini juga merupakan alat bantu yang baik untuk melakukan analisis dan mengantisipasi adanya kebutuhan sistem yang belum terdefinisi. Untuk pembangunan prototipe Moxie, identifikasi use case dilakukan berdasasarkan pernyataan spesifikasi kebutuhan pada subbab Beberapa spesifikasi kebutuhan dapat dikelompokkan sebagai satu use case dan dapat berlaku sebaliknya. Hasil analisis use case ini dapat dilihat pada Tabel IV-3. Kemudian untuk memperjelas hasil analisis use case, dibuat diagram use case seperti yang tampak pada Gambar IV-4. Pada diagram ini digambarkan juga hasil klasifikasi use case terhadap proses aliran pengetahuan yang diakomodasi. Klasifikasi ini ditandai dengan garis putus-putus. Secara keseluruhan, dalam siklus pengembangan ini, diagram use case digunakan sebagai alat untuk memberikan gambaran konseptual mengenai spesifikasi sistem. Tabel IV-3 Hasil Analisis Use Case Moxie No. Spesifikasi Kebutuhan Moxie 1. Sistem dapat mencari dan menyediakan akses ke dokumen TA milik pembelajar lain. 2. Sistem dapat mencari dan menyediakan akses ke sumber belajar yang relevan di World Wide Web. 3. Sistem dapat menyediakan fasilitas untuk mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban dari pembimbing. Proses Aliran Pengetahuan yang Diakomodasi Use Case Mencari Dokumen TA Mencari Sumber Belajar di World Wide Web Melakukan Korespondensi Kode Use Case UC-01 UC-02 UC-03

11 IV-11 No. Spesifikasi Kebutuhan Moxie 4. Sistem dapat menyediakan fasilitas untuk mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban dari pembelajar lain. 5. Sistem dapat menyediakan fasilitas untuk memberikan jawaban atau opini atas pertanyaan dari pembelajar lain. 6. Sistem dapat menyediakan fasilitas untuk mengkonsumsi materi secara aktif. 7. Sistem dapat menyediakan fasilitas untuk membuat catatan/ringkasan materi. 8. Sistem dapat mengakses kembali catatan yang telah dibuat. 9. Sistem dapat menyimpan dan mengorganisasikan catatan/ringkasan hasil proses belajar. 10 Sistem dapat menyediakan fasilitas untuk mengarsipkan pengetahuan ke dalam bentuk yang dapat diakses pembelajar lain. 11. Sistem dapat mengelola dokumen hasil Tugas Akhir (TA) dalam bentuk digital. 12. Sistem dapat mengelola pengguna aplikasi. Proses Aliran Pengetahuan yang Diakomodasi utilization retention sharing sharing -- Use Case Mengkonsumsi Sumber Belajar Secara Aktif Mengelola Catatan / Ringkasan Mengarsipkan Hasil Belajar untuk Publik a. Melakukan Upload Dokumen TA b. Mengelola Dokumen TA Kode Use Case UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 a. Mengelola Anggota UC-09 b. Validasi Pengguna UC-10

12 Gambar IV-4 Diagram Use Case Moxie IV-12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knowledge management (KM) dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

BAB V STUDI KASUS. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus yang Dipilih

BAB V STUDI KASUS. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus yang Dipilih BAB V STUDI KASUS Pada bab ini dipaparkan mengenai studi kasus yang ditujukan untuk melakukan uji coba sebagai validasi terhadap KMS framework fokus pada manusia pada organisasi pembelajar yang telah dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep

Lebih terperinci

BAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV.

BAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. BAB V STUDI KASUS Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus Studi kasus dipilih adalah forum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE LIBRARY SEBAGAI ALAT PENDUKUNG PROSES BELAJAR

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE LIBRARY SEBAGAI ALAT PENDUKUNG PROSES BELAJAR PENGEMBANGAN KNOWLEDGE LIBRARY SEBAGAI ALAT PENDUKUNG PROSES BELAJAR LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Lely Triastiti / 13503070 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja HKTY Ganjuran adalah salah satu gereja katolik yang terletak di dusun Ganjuran, Sumbermulyo Bambanglipuro, Bantul. Gereja ini dibangun pada tahun 1924

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan perancangan model komunitas belajar dengan prinsip psikologis learner-centered sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berikut penjelasannya. IV.1

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer pada saat ini telah membawa kemajuan yang besar dalam berbagai bidang di setiap instansi pemerintah dan swasta, terutama bagi negara

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan Plomp. Model ini terdiri dari lima fase pengembangan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitan pengembangan pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Course Review Horay ini

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya dari pendidikan untuk mewujudkan pengembangan potensi diri peserta didik atau siswa agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Informatika. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Informatika. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Informatika Lampiran II Sekolah Teknik Elektro dan Infomatika Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya adalah perguruan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya adalah perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya adalah perguruan tinggi swasta bidang kesehatan yang berada dibawah naungan yayasan Dr. Soetomo yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu pekerjaan yang tidak dijadwalkan dengan baik akan memberikan hasil yang mungkin tidak seoptimal pekerjaan yang dijadwalkan dengan baik. Sebagai contoh adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah pengembangan model (Research and Development). Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pembayaran kredit saat ini terus berkembang pesat. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pembayaran kredit saat ini terus berkembang pesat. Ini BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pembayaran kredit saat ini terus berkembang pesat. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya perangkat perangkat

Lebih terperinci

Garis-Garis Besar Program Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Garis-Garis Besar Program Pembelajaran Berbasis Kompetensi Garis-Garis Besar Program Pembelajaran Berbasis Kompetensi Perguruan Tinggi Kompetensi Judul Unit Kompetensi Kode Unit Deskripsi Singkat : POLITEKNIK PIKSI GANESHA : Rekayasa Perangkat Lunak : Bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pariwisata Kabupaten Rote Ndao adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pariwisata Kabupaten Rote Ndao adalah sebagai berikut: 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah pengumpulan bahan dan alat dan langkah-langkah penelitian. A. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar setiap individu memiliki cara sendiri. Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung berbagai aspek kebutuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK. <Nama Perangkat Lunak>

DESKRIPSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK. <Nama Perangkat Lunak> DPPL-W-xx DESKRIPSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK untuk: Dipersiapkan oleh: Program Studi Teknik Informatika FIK - UDINUS Jl. Imam Bonjol No. 207

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan yang berjalan pada saat ini yaitu tatap muka antara mahasiswa dengan dosen memang sudah berjalan dengan baik. Namun terkadang ada beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi, organisasi, perusahaan maupun lembaga pendidikan sekolah, dapat dipastikan mempunyai suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang administrasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan dengan sasaran yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke berbagai bidang baik pendidikan, kesehatan, perbankan termasuk di dalamnya pada bidang pemerintahan.

Lebih terperinci

DESKRIPSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK. <Nama Perangkat Lunak>

DESKRIPSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK. <Nama Perangkat Lunak> DPPL-W-xx DESKRIPSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK untuk: Dipersiapkan oleh: Program Studi Teknik Informatika FIK - UDINUS Jl. Imam Bonjol No. 207

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai hasil kerja yang baik dalam sebuah kelompok kerja, tentu dibutuhkan komunikasi yang baik pula diantara anggotanya. Komunikasi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Desain Sistem "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah

Lebih terperinci

3.1 Ganesha Digital Library

3.1 Ganesha Digital Library BAB III ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis perangkat lunak yang akan dibangun. Analisis dilakukan pada sistem lama dan sistem baru. Analisis pada sistem lama meliputi penerapan folksonomy,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI WEB UNTUK PENGAJUAN CUTI PEGAWAI SECARA ONLINE. Gandana Akhmad Syaripudin 1, Rinda Cahyana 2

PENGEMBANGAN APLIKASI WEB UNTUK PENGAJUAN CUTI PEGAWAI SECARA ONLINE. Gandana Akhmad Syaripudin 1, Rinda Cahyana 2 PENGEMBANGAN APLIKASI WEB UNTUK PENGAJUAN CUTI PEGAWAI SECARA ONLINE Gandana Akhmad Syaripudin 1, Rinda Cahyana 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai garis besar tugas akhir, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Pembuatan Tugas Akhir, Metodologi Pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, lingkup tugas akhir, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistem penulisan laporan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA REVISI TAHUN 2016 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR Setiap mahasiswa yang akan mengerjakan Tugas Akhir sebagai

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prima Cable Indo adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur kabel listrik dan telekomunikasi yang dibangun pada tahun 1994. Perusahaan yang dulu putra ometraco

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin tidak terasa bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sekarang ini menyebabkan kebutuhan akan informasi itu sendiri bertambah

Lebih terperinci

Kebutuhan Aplikasi Web

Kebutuhan Aplikasi Web Rekayasa Web #2 Kebutuhan Aplikasi Web Oleh: Nurwahyu Alamsyah @wahyualam wahyualam.com wahyu@plat-m.com Teknik Informatika Universitas Trunojoyo Madura Fakta Pada tahun 1989, WWW (World Wide Web) dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan laporan Tugas Akhir yang menjelaskan secara garis besar mengenai pembahasan yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan laporan Tugas Akhir yang menjelaskan secara garis besar mengenai pembahasan yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan laporan Tugas Akhir yang menjelaskan secara garis besar mengenai pembahasan yang dilakukan. I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I dari laporan Tugas Akhir ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan metodologi pelaksanaan Tugas Akhir. I.1 Latar Belakang Persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Notaris PPAT Agus Rachman, S.H. merupakan kantor yang saat ini sangat dicari oleh masyarakat untuk membantu membuat berbagai macam akta otentik. Baik itu dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan gambaran desain penelitian yang menunjukan alur penelitian dalam penulisan skripsi ini: Gambar 3.1 Desain Penelitian 37 38 Berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia usaha harus didampingi dengan sistem IT yang dapat menunjang keberhasilan sebuah usaha, banyak usaha yang dapat ditekuni dan dijalani dan

Lebih terperinci

Penerapan Analisis Kebutuhan Metode Use Case pada Metode Pengembangan Terstruktur

Penerapan Analisis Kebutuhan Metode Use Case pada Metode Pengembangan Terstruktur Penerapan Analisis Kebutuhan Metode Use Case pada Metode Pengembangan Terstruktur Nyimas Artina STMIK MDP Palembang Email: nyimas@stmik-mdp.net Abstrak: Salah satu faktor terbesar dalam keberhasilan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Oleh : Dewi Sartika, M.Kom

Pendahuluan. Oleh : Dewi Sartika, M.Kom Universitas IGM HD-UIGM-FK-01 Fakultas : Ilmu Komputer Pertemuan ke : 1 Program Studi : Teknik Informatika Handout ke : 1 Kode Matakuliah : Jumlah Halaman : 16 Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak Mulai

Lebih terperinci

Susunan Dokumen Rancangan Aplikasi E-Bisnis

Susunan Dokumen Rancangan Aplikasi E-Bisnis Susunan Dokumen Rancangan Aplikasi E-Bisnis Halaman sampul: Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Nama Rancangan Aplikasi E-Bisnis Tugas Akhir Mata Kuliah Aplikasi E-Bisnis Nama Penyusun Program Studi

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Laboratorium Data Mining Center (DMC), merupakan salah satu laboratorium Institut Teknologi Telkom Fakultas Informatika. Kegiatan yang dijalankan oleh lab ini antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO

COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN COMMUNITY OF PRACTICE (OFFLINE DAN ONLINE) 1 PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI COP PLN mendefinisikan CoP sebagai berikut: Sekumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan administrasi atau yang lebih dikenal dengan kegiatan ketata usahaan pada sebuah lembaga mempunyai output yang sangat penting, terkait diberbagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS METODE

BAB 3 ANALISIS METODE BAB 3 ANALISIS METODE 3.1 Analisis Pembangunan Aplikasi SOA dengan SOAD dan Aplikasi SOA adalah aplikasi yang menggunakan konsep service-oriented dalam pembangunan dan penggunaan aplikasi. Penggunaan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini diperlukan pada semua aspek kehidupan. Teknologi mempermudah manusia untuk memaksimalkan suatu kinerja. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK NAMA SISTEM

SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK NAMA SISTEM SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK NAMA SISTEM (..) untuk: IMHERE UPI Dipersiapkan oleh: Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung

Lebih terperinci

memiliki sebuah teknologi internet seperti website untuk mempermudah melakukan pemesanan ruang karaoke. Website adalah nama untuk koleksi yang ada di

memiliki sebuah teknologi internet seperti website untuk mempermudah melakukan pemesanan ruang karaoke. Website adalah nama untuk koleksi yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, kegiatan karaoke telah menjadi sebuah hobi bagi kebanyakan orang. Karaoke merupakan sebuah kegiatan hiburan dimana seseorang menyanyi dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini menuntut instansi pemerintah untuk melakukan modernisasi administrasi pemerintahan guna mempercepat dan mempermudah penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat menjadikan jarak bukan lagi suatu hambatan untuk berkomunikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat menjadikan jarak bukan lagi suatu hambatan untuk berkomunikasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan akan komunikasi dan teknologi informasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan lagi suatu hambatan untuk berkomunikasi dan

Lebih terperinci

E-PLANNING SYSTEM PROJECT MANAGEMENT PLAN

E-PLANNING SYSTEM PROJECT MANAGEMENT PLAN E-PLANNING SYSTEM PROJECT MANAGEMENT PLAN Version 26/10/2015 VERSION HISTORY Dokumen Project Management Plan (PMP) ini adalah dokumen versi pertama dan dibuat pada tanggal 1 November 2015 oleh Divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari tahun ketahun yang semakin cepat menjadi tantangan berat bagi pengguna teknologi informasi itu sendiri dan mendorong setiap sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakultas Informatika adalah salah satu fakultas yang ada di Institut Teknologi Telkom yang memiliki tujuan menciptakan lulusan yang berpengetahuan dan berkemampuan

Lebih terperinci

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD Pemrograman Web Berbasis Framework Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD hasan@uad.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Requirement atau penelusuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari tahun ke tahun sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini merupakan bukti bahwa manusia senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

4 OUTLINE TERBARU MANAJEMEN INFORMATIKA AMIK BSI

4 OUTLINE TERBARU MANAJEMEN INFORMATIKA AMIK BSI 4 OUTLINE TERBARU MANAJEMEN INFORMATIKA AMIK BSI 1. Kode Outline : Perancangan Sistem Berbasis Objek Bentuk Outline Tugas Akhir Perancangan Sistem Berbasis Objek (Mahasiswa Wajib melakukan Riset *) 2.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Raya Kedung

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Raya Kedung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Institut Bisnis dan Informatika yang selanjutnya disebut Stikom Surabaya merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Raya Kedung Baruk

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT MODEL ANALISIS. Defri Kurniawan M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT MODEL ANALISIS. Defri Kurniawan M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT MODEL ANALISIS Defri Kurniawan M.Kom content Penyelesaian Masalah by George Poyla Konsep Komunikasi dan Analisa Pengertian Model Analisis Elemen-elemen Model Analisis Sasaran

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian yang dilakukan pada tugas akhir, permasalahan, tujuan, ruang lingkup dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Rencana Manajemen

Lebih terperinci

RANCANGAN PIRANTI LUNAK PEMBANTU PEMETAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

RANCANGAN PIRANTI LUNAK PEMBANTU PEMETAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH RANCANGAN PIRANTI LUNAK PEMBANTU PEMETAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH Anwar Fuadi Informatika Universitas Paramadina Jl. Gatot Subroto Kav.97 Mampang Prapatan Jakarta Selatan, 12780 Email : anwar.fuadi@paramadina.ac.id

Lebih terperinci

MODEL DESAIN & DOKUMENTASI DESAIN

MODEL DESAIN & DOKUMENTASI DESAIN MODEL DESAIN & DOKUMENTASI DESAIN Tugas ke 9 Rekayasa Perangkat Lunak Dibuat oleh : Dekha Sundhawati (41813120217) Dosen Pengampu : Wachyu Hari Haji, S.Kom,MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 161~166 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Irza asrita 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan teknologi meningkat dengan sangat pesat. Hal itu dikarenakan pekerjaan akan terasa lebih mudah jika diselesaikan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan yang sangat besar akan teknologi informasi sekarang ini adalah kebutuhan akan sistem informasi. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian 12 Bab 3 Metode Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN PRAKATA ARTI SINGKATAN ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Batasan Masalah 2 1.4 Keaslian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dalam membangun aplikasi simulasi pembelajaran struktur data materi queue, penulis akan menganalisa kebutuhan dasar sistem. Analisa dilakukan terhadap

Lebih terperinci