BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Herman Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 46 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sejarah Perusahaan ADR Group of Companies (Auto Diesel Radiator Co.) berdiri pada tanggal 26 November 1973, bergerak di bidang industri manufaktur komponen otomotif. ADR Group of Companies memiliki kantor pusat di Jl. Pluit Raya I No.1 Jakarta Utara dan beberapa pabrik dikawasan Tangerang Banten. ADR Group of Companies adalah perusahaan yang berangkat dari sebuah bengkel kecil kemudian tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan manufaktur terkemuka dalam industri suku cadang otomotif. ADR Group of Companies memproduksi komponen otomotif berupa filter, radiator, pipa rem, tangki bahan bakar, knalpot, semi trailer, axel, dump hois, kotak kardus, gasket dan berbagai komponen otomotif lainnya.
2 47 ADR Group of Companies terdiri dari beberapa perusahaan yang selanjutnya perusahaan-perusahaan tersebut disebut sebagi anak perusahaan, adapun perusahaanperusahaan yang merupakan anak cabang ADR Group of Companies antara lain: 4.2. Perusahaan Anak Cabang ADR Group of Companies PT. Hydraxle Perkasa PT. Hydraxle Perkasa adalah perusahaan yang memproduksi hoist hidrolik, bak truk, pembongkar axle serta perakitan berbagai kendaraan dengan fungsi khusus. Perusahaan ini di ambil alih oleh ADR Group of Companies pada 8 Desember 1983 dimana setelah bergabung dengan ADR Group of Companies, PT. Hydraxle Perkasa mendapat bantuan teknik dari Shin Maywa Industrial Co.Ltd. Japan, yang bergerak dalam bidang Industri Hydrolic Dumphoist. Sehingga perusahaan yang berlokasi di kawasan industri ADR Group of Companies Tangerang ini juga memasarkan produknya dengan merek Shin Maywa PT. Panata Jaya Mandiri PT. Panata Jaya Mandiri, adalah perusahaan yang memproduksi bermacammacam sistem penyaringan berkualitas untuk jenis truk, mesin-mesin industri serta alat-alat berat dengan berbagai macam aplikasi. PT. Panata Jaya Mandiri, didirikan oleh ADR Goup of Companies pada tanggal 14 Desember PT. Panata Jaya Mandiri, mendapat bantuan teknik dan lisensi dari Donaldson Company Inc. (USA), yang merupakan produsen sistem penyaringan alat berat, truk serta turbin gas yang sudah diakui dan merupakan perusahaan terbesar di bidangnya.
3 48 Selain berkerja sama dengan bidang teknik dengan Donaldson Company Inc. (USA), PT. Panata Jaya Mandiri, juga telah bersertifikasi ISO 9002 sejak 4 Desember 1996 karena kualitas produknya telah berstandar internasional PT. Selamat Sempana Perkasa PT. Selamat Sempana Perkasa menjadi member ADR Group of Companies pada tanggal 9 Maret Produk utama dari PT. Selamat Sempana Perkasa adalah Rubber Seal dan komponen-komponen otomotif yang terbuat dari karet. Hasil produksi perusahaan disuplai ke anak-anak perusahaan yang tergabung dalam ADR Group of Companies yang lain, sebab karet merupakan komponen utama dalam pembuatan filter PT. Cahaya Dinamika Bumi Persada PT. Cahaya Dinamika Bumi Persada adalah anak cabang ADR Group of Companies, merupakan perusahaan yang memproduksi besi tempa untuk komponen kendaraan bermotor serta berbagai macam jenis plastik komponen otomotif (Body motor) dan lain-lain. Selain beberapa macam komponen otomotif tersebut PT. Cahaya Dinamika Bumi Persada juga memproduksi berbagai macam box untuk packaging yang digunakan oleh seluruh anak perusahaan ADR Group of Companies PT. Mangatur Dharma PT. Mangatur Dharma merupakan salah satu anak cabang dari ADR Group yang bergerak pada bidang pemasaran. Perusahaan ini memasarkan produk filter
4 49 khusus untuk pasar lokal dan hanya untuk merk Donaldson, yang diproduksi oleh PT. Panata Jaya Mandiri PT. Prapat Tunggal Cipta PT. Prapat Tunggal Cipta merupakan perusahaan yang tergabung dalam ADR Group of Companies yang berfungsi sebagai perusahaan distributor komponen otomotif hasil produksi dari beberapa perusahaan anak cabang ADR Group of Companies. Tetapi PT. Prapat Tunggal Cipta hanya sebagai distributor hasil produksi anak cabang ADR Group of Companies untuk pasar domestik, dan bukan untuk pasaran internasional (export) PT. Selamat Sempurna Tbk. PT. Selamat Sempurna Tbk. adalah perusahaan go public yang produk utamanya adalah radiator dan filter yang berstandard internasional terbesar di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1973, memproduksi filter dan radiator alumunium maupun alumunium copper serta condensator pendingin udara otomotif. Selain itu perusahaan ini memproduksi pipa rem dan juga pipa bahan bakar, tangki bahan bakar, muffler atau knalpot dan juga komponen press tool. PT. Selamat Sempurna Tbk., memiliki dua cabang pabrik yaitu di Kapuk-Jakarta Utara, yang telah berdiri sejak tahun 1973 dan di Tangerang-Banten yang berdiri sejak tahun 2000, untuk perusahaan di Kapuk merupakan pabrik untuk memproduksi radiator dan di Tangerang sebagai pabrik memproduksi filter.
5 50 Menghasilkan produk yang bermutu adalah tujuan utama yang ditekankan oleh perusahaan kepada setiap karyawan dan staffnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kemampuan teknik yang baik dalam perusahaan, dan juga menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam pengembangan teknik antara lain dengan bantuan teknik atau lisensi. Bantuan teknik ini terjalin dari beberapa produsen multinasional Amerika dan Jepang, contohnya pada tahun 1979 Tokyo Radiator Mfg. Ltd, Japan memberikan bantuan teknik kepada PT. Selamat Sempurna Tbk., untuk memenuhi standarisasi ISO 9002 dan ini telah diperoleh sejak 14 Januari Kemudian untuk melengkapinya maka pada bulan Februari tahun 2000 PT. Selamat Sempurna Tbk., mendapatkan sertifikat QS9000 sebagai standarisari sistem mutu (Quality Sistem). Pada bulan Juli 2003 PT. Selmat Sempurna Tbk., telah mendapat sertikat ISO 9002 dan TS sebagai komitmen management terhadap kualitas untuk memenuhi persyaratan pasaran dunia. PT. Selamat Sempurna Tbk., juga memproduksi filter dengan merk SAKURA untuk pasar domestik dan pasar internasional dan telah memperoleh sertifikasi ISO9002/TS Perusahaan juga telah terdaftar pada Jakarta Stock Exchange (BEJ) pada tahun PT Selamat Sempurna Tbk., memiliki kantor pusat yang berlokasi di Wisma ADR lantai 2, Jln. Pluit Raya I No.1- Jakarta 14440, sedangkan pabriknya terletak di jalan LPPU Curug NO 88, Tangerang, Banten, Indonesia.
6 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu A. Visi: Menjadi perusahaan kelas dunia di bidang industri komponen otomotif. (To become a world class company in the automotive component industry). B. Misi: Perbaikan berkesinambungan untuk memenuhi semua persyaratan dengan proses transformasi yang lebih baik. (Continuous improvement in meeting all requirements through excellence in transformation process). C. Kebijakan Mutu: Memberi pelanggan pilihan yang lebih baik. (To give the customer a better choice).
7 Struktur Organisasi -# %! 0 % "! 0 % % -.%/ 0)0 % -% 0)0 % -.%/ 0)0 % -% 0)0 % 4(/ 0)0 %. #( 0)0 % -'./.2 % - %2.2 % -'./.2 % - %2.2 % %5 #( -" #3.2 % -" #3.2 % -0.2 % -0.2% -/.2 % -/.2 % -5//.2 % -5//.2% - & 3.2 % - & 3.2 % Gambar 4.1 Sruktur Organisasi QA/QC PT. Selamat Sempurna Tbk. Dikarenakan sistem pengendalian kualitas pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dibawah pengawasan departement QA/QC, maka dalam hal ini struktur organisasi perusahaan yang ditampilkan hanyalah struktur organisasi pada bagian QA/QC guna mempermudah didalam pengumpulan data. Pada bagian QA/QC dipimpin oleh seorang kepala departement (Ka.dept.) dan membawahi 3 (tiga) section (Ka.sie.) yaitu section Spin On Filter, Element
8 53 Filter, dan Quality Sistem, pada masing-masing section membawahi 2 (dua) subsection (Ka.subsie). Dan setiap Ka. subsie membawahi inspector dari incoming material hingga delivery. Sedangkan pada section Quality Sistem Ka.sie membawahi 2 (dua) Ka. subsie yaitu section penanganan claim dari customer dan Ka.subsie internal audit, Serta untuk section Internal Audit membawahi bagian administrasi dan sistem dokumentasi departement Inspection Proses Produksi Pengendalian kualitas pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku produk (berupa bahan baku mentah dan bahan setengah jadi) pada area gudang incomming, proses produksi komponen, proses sub assy dan proses assy hingga proses finishing produk serta pada saat penyimpanan dan sebelum pengiriman. Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan dan akan dijual kepasaran adalah produk yang benar-benar telah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh konsumen. A. Inspection Incomming Material Untuk memulai proses produksi pada produk filter spin on tahap pertama adalah melakukan inspection terhadap semua material bahan baku (baik bahan mentah maupun setengah jadi) yang masuk ke gudang incomming. Ispection ini meliputi pemeriksaan terhadap kriteria standard demensi maupun penampilan. Pemeriksaan pada area incomming material meliputi:
9 54 1. Pemeriksaan segi visual meliputi: material packaging (inner dan outer box), bahan plate serta packing/gasket. Dalam melakukan pemeriksaan material disesuaikan antara visual dengan standard yang telah ditetapkan (menyangkut sisi dimensi dan penampilan). 2. Pemeriksaan segi fungsional meliputi: material packaging, material packaging (inner dan outer box) dan packing/gasket. Dalam melakukan pemeriksaan material bahan baku secara fungsional material diperiksa apakah dapat dipergunakan sesuai fungsi utamanya. Uji fungsional biasanya melalui capping test (untuk material packaging), uji tarik dan elastisitas (utuk jenis packing/gasket). 3. Pemeriksaan dalam segi dimensi meliputi: material packaging (inner/outer box), bahan plate serta packing/gasket dan komponen lainnya. Dalam melakukan pemeriksaan didalam sisi dimensi/ukuran, material bahan baku dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur berupa skuitmatch/jangka sorong dan roll meter untuk memastikan apakah bahan baku telah sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan apakah bahan baku memenuhi kriteria dimensi yang diinginkan. 4. Pemeriksaan material bahan baku untuk jenis kimia meliputi: minyak anti karat, oli SAE 90, thinner dan cat. Dalam melakukan pemeriksaan pada jenis bahan baku berupa kimia pemeriksaan melalui cara visual terhadap warna bahan baku, aroma bahan baku, viscossitas bahan baku, dan kebersihan bahan baku.
10 55 Seluruh hasil pemeriksaan yang telah dilakukan harus sesuai dengan spesifikasi dan standard produk dan disertai lampiran COA (Certifikat Of Analisis). B. Inspection pada Proses Seamer Sistem pengendalian kualitas pada proses seamer, jika dilihat dari segi inspeksi secara umum dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yang meliputi: 1. Kategori yang pertama didalam melakukan inspeksi terhadap proses seamer adalah memastikan kesesuaian komponen yang digunakan pada setiap produk yang akan diseamer 2. Kategori yang kedua adalah melakukan pemeriksaan secara visual terhadap hasil proses seamer. Dalam kategori ini ada beberapa faktor yang menjadi parameter keberhasilan proses seamer yang baik kualitasnya. Didalam melakukan inspeksi pada proses seamer, kategori yang tidak kalah pentingnya adalah pemeriksaan terhadap dimensi filter setelah dirakit/diseamer. Pada kategori ini beberapa bagian terpenting pada filter yang harus dilakukan pengukuran meliputi: tinggi filter, diameter liapatan seamer dan diameter body filter setelah diseamer, jarak lipatan seamer terhadap packing (A), Jarak antara ulir pertama dengan packing (A). 3. Sedangkan kategori yang ke empat adalah, memastikan produk hasil proses seamer tidak terjadi kebocoran. Di PT. Selamat Sempurna Tbk. proses pemeriksaan kebocoran pada proses produksi dilakukan setelah proses seamer menggunakan Water Leak Test. Prinsip kerja dari alat ini adalah filter
11 56 dipasang pada neple-neple yang ada pada Water Leak Test yang diberi tekanan angin sebesar 7kg/cm 2 selanjutnya filter yang telah terpasang pada neple dengan tekanan angin tersebut dimasukkan kedalam bak berisikan air selama 10 dtk (sepuluh detik). Kebocoran akan dapat terdeteksi dengan adanya gelembung udara yang keluar dari filter yang bocor melalui celahcelah kebocorannya. Gambar 4.2 Mesin Water Leak Test Jika ditemukan adanya penyimpangan atau ketidak sesuaian kualitas produk terhadap standard mutu yang telah ditentukan, maka proses harus segera diberhentikan dengan melakukan QC Hold, yaitu menempelkan label Hold berwarna merah pada hasil produksi yang bermasalah tersebut. Selanjutnya menginformasikan masalah yang terjadi kebagian terkait (Ka. Produksi, Ka. Engineering atau Ka. QA/QC) untuk mengambil keputusan hasil produksi yang bermasalah tersebut. Apakah masih layak digunakan ataukah harus di rework dan mungkin harus didisposal, sesuai pertimbangan dari beberapa faktor yang mungkin terjadi.
12 Manufaktur (Proses Seamer) Material berupa komponen penyusun filter yang telah melalui proses pada sub assy kemudian di kumpulkan. Setelah masing-masing komponen tersebut telah memenuhi spesifikasi produk yang telah ditentukan kemudian digabungkan satu persatu. Pada tahapan ini proses dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan tenaga manusia dengan cara: Body Dari komponen set Packing (B) Elemnt Assy Spring 1. Persiapan Seat Assy 2. Pengisian 3. Penutupan 4. Verifikasi awal set up 5. Seamer 6.Inspeksi hasil seamer 5.Ke Water Leak -Test Gambar 4.3. Flow Chart Proses seamer
13 58 1. Ambil komponen set dari area penempatan sementara. Komponen penyusun filter oli jenis spin on terdiri dari body filter, spring, element assy, packing (B) dan seat assy. 2. Melakukan proses persiapan yaitu dengan meletakkan komponen filter berupa body diatas konveyor. Pastikan body kosong filter tidak ada benda asing didalamnya (scrap/kotoran lainnya) dan tidak karat. A. Element Assy B. Komponen Penyusun Filter Gambar 4.4 Persiapan Proses Seamer Gambar 4.5 Proses Pengisian
14 59 3. Lakukan proses pengisian body filter dengan komponen-komponen lainnya secara berurutan dimulai dari spring, element assy dan packing (B). Pasang packing (B) pada dudukannya yaitu pada leher endplate atas. 4. Langkah penutupan yaitu meletakkan seat assy pada bagian atas body filter yang telah diisi oleh komponen-komponen filter. Sampai pada tahap ini proses dilakukan dengan cara manual. 5. Proses seamer yaitu proses perakitan/penggabungan atas beberapa komponen penyusun filter dengan cara menggabungkan dua buah komponen yaitu body filter dengan seat assy dengan cara melipat kedua ujung (bibir) komponen tersebut menjadi satu ikatan yang membentuk over lap (overlap seamer). Pada proses ini dilakukan menggunakan mesin semi auto. A. Proses Seamer dan Penutupan (pada mesin semi auto) B. Proses Seamer (pada mesin auto) Gambar 4.6 Proses Seamer (dengan mesin semi auto dan mesin auto)
15 Jaringan Pemasaran Jaringan pemasaran ADR Group of Companies tidak hanya di Indonesia tetapi juga sudah memasuki mancanegara dan lebih dari 60 (enam puluh) negara yang tersebar diberbagai benua di dunia, seperti negara-negara di Eropa, Asia, Australia, Afrika, dan Amerika Variable Penelitian (4M dan 1E) Pada sistem pengendalian kualitas terhadap proses seamer, variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kualitas hasil proses seamer yaitu faktor 4M dan 1E. Pengertian 4M dan 1E adalah sebagai berikut: Variable Man/Personnel (tenaga kerja/karyawan). Pada variabel ini dapat mempengaruhi hasil produksi pada proses seamer, dimana tenaga kerja yang terampil dan pengalaman akan mempengaruhi hasil set up proses yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas produk pada hasil seamer Variabel Material (bahan baku produk) Material yang digunakan sebagai bahan pembuatan filter dapat berpengaruh terhadap hasil proses seamer yang kualitasnya baik. Pemilihan bahan baku yang akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan filter harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Sehingga hasil produksi dapat digunakan secara aman dan memenuhi keinginan terhadap tujuan pembuatan filter.
16 Variabel Machines (mesin dan alat kerja) Mesin dan peralatan yang dipergunakan didalam proses pembuatan filter khususnya pada proses seamer sangat berpengaruh terhadap hasil seamer. Alat atau mesin dengan kondisi yang baik dapat menghasil produk yang baik, demikian juga sebaliknya apabila mesin dalam kondisi tidak normal maka proses atau hasil yang didapat juga kurang baik, atau bahkan akan mengakibatkan produk defect Variabel Methods (metode) Metode yang digunakan pada proses seamer akan berpengaruh terhadap hasil proses seamer. Metode yang baik akan dapat menghasilkan proses yang baik pula. Dengan metode yang baik proses produksi dapat menjadi lebih cepat, lebih tertata dan dapat menurunkan defect yang mungkin timbul pada proses produksi Variabel Environment (lingkungan/area kerja) Suasana dan lingkungan kerja yang tertata rapi dan nyaman dapat membantu kelancaran proses produksi, seperti penempatan barang, kebersihan lingkungan penataan tempat atau lay out proses produksi, dan suhu udara pada ruang kerja akan memberi dampak terhadap kinerja karyawan Pengumpulan Data Data yang dipergunakan didalam melakukan analisa terhadap kualitas produk filter oli jenis spin on pada proses seamer diperoleh melalui:
17 62 1. Melakukan studi lapangan, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui pengamatan langsung pada proses seamer serta melakukan wawancara secara langsung dengan operator seamer maupun dengan staff produksi khusunya bagian seamer. 2. Melakukan studi pustaka, yaitu dengan cara mempelajari toeri-teori atau dasar-dasar Staistik Proses Control (SPC), dan aplikasi terhadap data yang sudah dikumpulkan. Untuk melakukan analisa terhadap kualitas produk pada proses seamer, diambil data yang bersumber dari hasil produksi dengan melakukan pengamatan terhadap proses produksi pada proses seamer selama 2 (dua) bulan yaitu pada periode November-Desember Tabel 4.1. Data Defect Produk Filter Jenis Spin On Oill Filter Pada Proses Seamer periode November-Desember 2009 Kriteria Defect Proses Seamer Observasi % Defect ke- Defect Body Benjol Element Miring P/B Melejit Body Penyok Lipatan Seam Benjol
18 63 Lanjutan Tabel Jumlah 13, % 6,821 2,829 1,951 1, Pengolahan Data Setelah dilakukannya pengumpulan data, maka langkah selanjutnya ialah melakukan pengolahan terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut dengan menggunakan alat didalam sistem pengendalian kualitas yang dikenal dengan 7 tools (seven tools), namun dalam hal ini penulis akan menggunakan 3 (tiga) alat dari
19 64 ketujuh alat sistem pengendali kualitas tersebut. Ketiga komponen tersebut meliputi: Diagram Pareto, Peta Kendali Proses/Peta Control p (p-chart), dan Cause and Effect Diagram/Diagram Fish Bone (Diagram Ishikawa). Berikut ini adalah pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) dari 7 (tujuh) tools didalam pengendalian kualitas tersebut: Pengamatan Terhadap Data Defect Filter Didalam melakukan penelitian, penulis mendapatkan data defect terhadap hasil produksi pada proses seamer sebagai berikut: Tabel 4.2. Data Defect Filter Oil Jenis Spin On pada Proses Seamer Periode November-Desember 2009 Observasi Jumlah Persentasi Proporsi ke- Produksi Defect Defect % 1 61, % 2 62, % 3 74, % 4 85, % 5 76, % 6 67, % 7 65, % 8 65, % 9 75, % 10 61, % 11 68, % 12 75, % 13 61, % 14 72, % 15 65, % 16 65, % 17 63, % 18 75, %
20 65 Lanjutan Tabel , % 20 63, % 21 70, % 22 79, % 23 69, % 24 78, % 25 61, % 26 68, % 27 65, % 28 65, % 29 63, % 30 69, % 31 87, % 32 69, % 33 65, % 34 72, % 35 79, % 36 69, % 37 62, % 38 76, % 39 64, % 40 83, % Jumlah 2,803,697 13, % Agar dapat membuat analisa tentang penerapan pengendalian kualitas yang berkaitan dengan defect yang terjadi setelah seamer di PT. Selamat Sempurna Tbk, yang akan dilakukan pertama kali adalah mencari proses-proses kunci bisnis yang akan mendatangkan profitabilitas serta menentukan planing-planing yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas guna meningkatkan proses-proses bisnis tersebut. Berikut ini adalah informasi tentang perbandingan kesalahan proses seamer yang mengakibatkan defect pada proses seamer dengan sasaran atau target defect
21 66 maksimal yang direncanakan perusahaan melalui Business Plan. Sebagai perbandingan berikut adalah target defect pada proses seamer melalui Business Plan yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk periode 2009 yaitu: Tabel 4.3. Bussiness Plan Proses Assy Periode 2009 Target Quality Target Frekuensi Defect Objective Pencapaian Pelaporan (pcs) PPM (Defect) Spin On Assy (Seamer) Penanggung jawab Saat ini Bulan Produksi Review Period MRM berikutnya Tabel tersebut memberikan informasi bahwa PT.Selamat Sempurna Tbk. Memberikan suatu target tentang produk defect pada proses seamer dengan besarnya jumlah defect yang diijinkan sejumlah pcs dalam ukuran PPM (part per million) untuk periode Hal tersebut berarti dalam jumlah produksi sebanyak pcs (satu juta) produk hasil seamer hanya diperbolehkan pcs produk yang defect. Setelah penulis melakukan pengamatan terhadap apa yang telah di targetkan oleh perusahaan tentang target defect pada proses seamer, selanjutnya penulis akan membandingkan kenyataan dilapangan mengenai jumlah produk defect pada proses seamer terhadap apa yang telah dituangkan dalam business plan. Tabel 4.4. Defect Proses Seamer Periode November -Desember 2009 Proses Assy Assy Spin On (Semaer) Periode produksi Nov Des Jml Produksi Target PPM Jml Defect (%) Defect PPM Defect ,49% 4.918
22 67 Hasil pengamatan terhadap jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah produk yang defect pada peiode November-Desember 2009, defect pada proses seamer mencapai 0.49% dari total produksi yang berjumlah pcs. Sementara itu jika dilihat dari segi pencapaian target PPM terdapat selisih yang sangat tajam dari target yang ditetapkan, atau sebanyak pcs dari pcs target PPM (melonjak hampir 4x lipat) dari target PPM yang telah ditetapkan sehingga perlu segera adanya penanganan terhadap masalah tersebut agar dapat menurunkan angka defect pada proses seamer Diagram Pareto Selanjutnya untuk melakukan langkah perbaikan terhadap kualitas produk pada proses seamer, dilakukan pengelompokan jenis defect pada proses tersebut, langkah yang diambil yaitu dengan cara mengidentifikasi masalah, mulai dari masalah yang terbesar hingga pada masalah terkecil yang terjadi pada proses assy spin on (seamer). Hal ini bertujuan untuk mengetahui pada titik permasalahan yang mana yang paling besar jumlah defect nya, untuk segera dilakukan penanganan agar tidak timbul defect dalam jumlah yang lebih besar lagi pada proses tersebut. Dari data diatas maka diperoleh ringkasan data dan Pareto rangking defect pada proses assy spin on (seamer) sebagai berikut: Tabel 4.5. Jenis Defect Pada Proses Assy Spin On (Seamer) No. Jenis/kriteria Defect Frekuensi Akumulasi % % Akumulasi 1 Body benjol % 49 % 2 Element Assy Miring % 70 % 3 Packing (B) Melejit % 84 %
23 68 Lanjutan Tabel Body Filter Penyok % 94 % 5 Lipatan Seamer Benjol % 100 % Jumlah % % + %(3) 7% "1:'/ 58 9' 7 %(3 3%5 0 7%! 56 Gambar 4.7 Diagram Pareto Kriteria Defect Seamer Berdasarkan pada informasi Tabel 4.5, dan analisa Diagram Pareto defect proses seamer pada Gambar 4.3 diatas maka diketahui bahwa tingkat defect tertinggi berdasarkan rangking pada proses assy spin on (seamer) sebagai berikut: 1. Body benjol 2. Element Assy miring 3. Packing (B) melejit 4. Body filter penyok
24 69 5. Lipatan seamer benjol Terlihat bahwa nilai kerusakan produk/defect tertinggi ialah Body Benjol dengan besarnya nilai kerusakan adalah = 49,5% Penyusunan Peta Kendali p (p-chart) Selanjutnya untuk melakukan pengendalian kualitas pada proses seamer dilakukan penyusunan Peta Kendali p (p-chart) total defect seamer dan pada tiaptiap kriteria defect yang terjadi pada proses assy spin on (seamer). Berikut ini adalah Peta Kendali p (p-chart) total pada proses seamer sebagai berikut: A. Peta Kendali p Untuk Total Defect Proses Seamer Tabel 4.6. Peta Kendali p Untuk Total Defect pada Proses Seamer Observasi Jumlah Proporsi Garis Batas Kendali ke- Produksi Defect Defect Pusat Atas Bawah 1 61, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
25 , Lanjutan Tabel , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah ni = 2,803,697 xi = 13,788 pi = Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: pi xi i = i= 1 13,782 GarisPusat( GP) p = ( GP) p = p = = = g sampel 2,803,697 g g 1 = BPAp = p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 61,825 BPBp = p(1 p) 0.005( ) p + 3 = = ni 61,825 Diamana : pi = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi
26 71 xi ni = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi g = banyaknya observasi Dari perhitungan menggunakan rumus diatas maka akan diperoleh Peta Kendali p Total p Defect Pada Proses Seamer sebagai berikut: )', +,; ) * ;,,; ) ' Gambar 4.8 p-chart Total Defect Seamer Dalam langkah perbaikan didalam pengendalian kualitas pada proses seamer, langkah berikutnya adalah membuat bagan Peta Kendali pada masing-masing permasalahan yang timbul, bagan ini akan dibuat sesuai dengan urutan rangking dengan jumlah angka defect tertinggi ke tingkat angka defect yang terendah, sesuai dengan Diagram Pareto pada Gambar 4.3.
27 72 B. Peta Kendali p untuk Kriteria Defect Body Benjol Tabel 4.7. Kendali p Pada Kriteria Defect Body Benjol Jumlah Observasi Proporsi Garis Body ke- Defect Defect Pusat Benjol Bataa Kendali Atas Bawah
28 73 Lanjutan Tabel Jumlah xi = 13,788 ni = 6,821 pi = Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: pi xi i = i= 1 6,821 GarisPusat( GP) p = ( GP) p = p = = = g sampel 13,788 g g 1 = BPAp = BPBp = p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 Diamana : pi xi ni = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi g = banyaknya observasi Dari hasil perhitungan menggunakan rumus diatas maka akan diperoleh Peta Kendali p pada proses assy spin on (seamer) untuk kriteria defect Body Benjol seperti terlihat pada Gambar 4.9, berikut ini:
29 74 ) ' -. - / +,; ) * ;,,; ) ' Gambar 4.9 p-chart Kriteria Defect Body Benjol C. Peta Kendali p untuk Kriteria Defect Element Assy Miring Tabel 4.8 Kendali p Untuk Kriteria Defect Element Assy Miring Jumlah Observasi Proporsi Garis Element ke- Defect Defect Pusat Miring Bataa Kendali Atas Bawah
30 75 Lanjutan Tabel Jumlah xi = 13,788 ni = 2,829 pi = Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: pi xi i = i= 1 2,829 GarisPusat( GP) p = ( GP) p = p = = = g sampel 13,788 g g 1 = BPAp = BPBp = p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 Diamana : pi xi = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi
31 76 ni = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi g = banyaknya observasi Dari hasil perhitngan berdasarkan nilai pada tabel untuk kriteria defect pada proses semer jenis defect Element Assy Miring di atas, maka akan diperoleh Peta Kendali p seperti terlihat pada Gambar 4.10, berikut ini: ) ' 0 % $ +,; ) * ;,,; ) ' Gambar 4.10 p-chart Kriteria Defect Element Assy Miring D. Peta Kendali p untuk Kriteria Defect Packing (B) Melejit Tabel 4.9 Kendali p Untuk Kriteria Defect Packing (B) Melejit Jumlah Bataa Kendali Observasi Proporsi Garis ke- P/B Defect Defect Pusat Atas Bawah Melejit Lanjutan Tabel 4.9.
32 Jumlah xi = 13,788 ni = 1,951 pi = Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: pi xi i = i= 1 GarisPusat( GP) p = ( GP) p = p = = g sampel g g 1,951 = 13,788 1 =
33 78 BPAp = BPBp = p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 Diamana : Pi xi ni = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi g = banyaknya observasi Untuk Peta Kendali p pada jenis defect Packing (B) Melejit dapat dilihat pada Gambar 4.11, berikut ini: ) ' $ 1-2 / +,; ) * ;,,; ) ' Gambar 4.11 p-chart Kriteria Defect Packing (B) Melejit
34 79 E. Peta Kendali p untuk Kriteria Defect Body Penyok Tabel 4.10 Kendali p Untuk Kriteria Defect Body Penyok Jumlah Observasi Proporsi Garis Body ke- Defect Defect Pusat Penyok Bataa Kendali Atas Bawah
35 80 Lanjutan Tabel Jumlah xi = 13,788 ni = 1,393 pi = Cara perhitungannya adalah sebagi berikut: pi xi i = i= 1 1,393 GarisPusat( GP) p = ( GP) p = p = = = g sampel 13,788 g g 1 = BPAp = BPBp = p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 Diamana : pi xi ni = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi g = banyaknya observasi Bentuk Peta Kendali p untuk jenis defect Body Penyok pada proses assy spin on (seamer) adalah seperti pada Gambar 4.12, berikut ini:
36 81 ) ' -. +,; ) * ;,,; ) Gambar 4.12 p-chart Kriteria Defect Body Penyok F. Peta Kendali p untuk Kriteria Defect Lipatan Seamer Benjol Tabel 4.11 Kendali p Untuk Kriteria Defect Lipatan Seamer Benjol Jumlah Bataa Kendali Observasi Proporsi Garis Lipatan ke- Defect Defect Pusat Atas Bawah Seam Benjol
37 82 Lanjutan Tabel Jumlah xi = 13,788 ni = 794 pi = Cara perhitungannya adalah sebagi berikut: pi xi i = i= GarisPusat( GP) p = ( GP) p = p = = = g sampel 13,788 g g 1 = BPAp = BPBp = p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 p(1 p) ( ) p + 3 = = ni 310 Diamana : pi xi = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi
38 83 ni = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi g = banyaknya observasi Melalui perhitungan dengan menggunakan cara diatas maka akan diperoleh Peta Kendali p untuk jenis defect Lipatan Seamer Benjol pada proses seamer yaitu dapat dilihat seperti tampak pada Gambar 4.13, berikut ini: ) ' 3 4 ) - / +,; ) * ;,,; ) ' Gambar 4.13 p-chart Jenis Defect Lipatan Seamer Benjol Setelah dilakukan perhitungan batas kendali terhadap kelima masalah defect yang timbul pada proses seamer mulai dari rangking yang terkecil (defect terbabnyak) hingga pada rangking yang terbesar (defect terkecil), diketahui tidak terdapat penyebab penyimpangna secara khusus (Assignable cause dan special cause), akan tatepi disebabkan oleh adanya sebab umum dalam perusahaan (random cause dan chance cause). Hal ini sudah lazim terjadi pada proses assy spin on (seamer).
39 Cause and Effect Diagram/Diagram Sebab-Akibat (Fish Bone) Untuk dapat megetahui factor-faktor penyebab kerusakan/defect produk pada proses seamer, selanjutnya digunakan Cause and Effect Diagram/Ishikawa untuk mencari sub-sub faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil proses. A. Diagram Sebab-Akibat Body Benjol $ &&'% &-. - / '5) 5 6 #53/ (/ /5 ) 2/ /5 // +7/2/ %7%17 02/7 " 3/ 02 // 5%2% 0(((6/ 051( 5%2% 02 ) ( 5%2% -. - / :(5(55 & 5 2 5%2% 2 /2 ( ' 25 5%2% (52( 23 < 0. Gambar 4.14 Diagram Sebab-Akibat Body Benjol Dari pengolahan data dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat pada defect Body Benjol dapat diketahui bahwa terdapat beberapa faktor utama yang mneyebabkan terjadinya defect dengan kriteria Body Benjol. Adapun faktor-faktor penyebab defect tersebut adalah: 1). Faktor Manusia (Personnel) Kesalahan yang dilakukan oleh operator didalam menggunakan/menyiapkan jenis komponen pada saat proses seamer.
40 85 Kesalahan yang dilakukan oleh inspektor dalam melihat standard acuan produk berupa drawing produk pada saat verifikasi awal set up. Kesalahan inspektor pada saat melakukan pengukuran terhadap dimensi komponen filter yang akan di seamer. Kesalahan yang dilakukan oleh operator pada saat memberikan identitas hasil produksi yang akan dilanjutkan pada proses seamer. 2). Faktor Mesin (Machines). Pada proses seamer defect body benjol tidak ditemukan adanya sebab yang diakibatkan oleh kerja mesin. 3). Faktor Material Diameter kawat spring kebesaran. Diameter spring kekecilan. Spring ketinggian. Ujung spring menonjol/tajam. Spring jatuh/roboh. Element assy miring. 4). Faktor Metode (Methods) Penempatan komponen tidak pada tempatnya. Barang tanpa identitas. Tidak dilakukan verifikasi. 5). Faktor Pengukuran (Measurement) Masa kalibrasi alat ukur lewat (melampaui batas masa kalibrasi ulang). Alat ukur yang digunakan rusak.
41 86 6). Faktor Lingkungan (Environment). Penempatan komponen set tercampur. B. Diagram Sebab-Akibat Element Assy Miring $ &&'%&0 %$ #5 6 5) #55 =%2% 2 %(3 5 // " ( 5 %%/5 / 02/'/ 2/ 5 // /) 5%2% 02 /5 5%2% 0 //5 ((2%(5 02 //2/ 0 % $ < < < 0. Gambar 4.15 Diagram Sebab-Akibat Element Assy Miring Hasil pengolahan data dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat pada masalah/defect Element Assy Miring dipengaruhi oleh faktor-faktor utama yang meliputi: 1). Faktor Manusia/Karyawan (Personnel). Salah pengambilan komponen. Salah pengukuran komponen.
42 87 Salah menggunakan standard acuan produk. Salah penggunaan spring. 2). Faktor Mesin (Machines). Sedangkan pada mesin tidak ditemukan adanya faktor yang memungkinkan terjadinya defect dengan kategori element assy miring. 3). Faktor Material Komponen filter tercampur. Body filter ketinggian. Element assy kependekan. Potongan kertas miring. Spring miring. Dimensi spring ketinggian. Diameter element kekecilan. 4). Faktor Metode (Methods). Pada jenis defect dengan kategori element assy miring, dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat tidak ditemukan adanya faktor penyebab yang mungkin disebabkan oleh faktor metode. 5). Faktor Pengukuran (Measurements) Alat ukur telah lewat masa kalibrasi. Alat ukur rusak.
43 88 6). Faktor Lingkungan (Environment). Dari segi faktor lingkungan kemungkinan penyebab terjadinya Element Assy Miring juga tidak ditemukan. Sehingga kemungkinan terjadinya Element Assy Miring hanya disebabkan oleh faktor manusia, material, dan pengukuran. C. Diagram Sebab-Akibat Packing (B) Melejit $ &&'%&$1-2 / #5 65) #55 25%2% 2 / ) 2%(5 // 2 /2( 2 225/8 9 5/ 25/8 9 %//, "1#5 5 02//17 02/ %2% = (( 0)5/ %2% = 2 5 5%2% /25/8 9 (52 =%2% ) / 5) 2 $ 1-2 /.( 2( 2 2/8 9 (57 0. Gambar 4.16 Diagram Sebab-Akibat Packing (B) Melejit Faktor-faktor yang menyebabkan defect pada proses seamer terutama Packing (B) Melejit meliputi: 1). Faktor Manusia (Personnel). Kesalahan pada penggunaan acuan standard produk. Salah ambil packing (B).
44 89 Hasil pengukuran dimensi komponen salah. Kesalahan pemakaian komponen. Pemasangan packing (B) tidak pas/tepat pada dudukannya. 2). Faktor Mesin (Machines). Komponen bergeser akibat putaran mesin. 3). Faktor Material Diameter packing (B) longgar. Leher E/P A kekcilan. Spring miring/jatuh. Salah spring/spring tidak sesuai. 4). Faktor Metode (Methods). Salah penempatan komponen, sehingga menagakibatkan kesalahan didalam pemakaian komponen. 5). Faktor Pengukuran (Measurements). Alat ukur telah melewati masa kalibrasi. Alat ukur rusak. 6). Faktor Lingkungan (Enviroment). Identitas pada penempatan Pacing (B) tidak jelas. Penerangan pada area penempatan packing (B) kurang. Penempatan komponen pengembalian sisa produksi salah sehingga tercampur dengan part number lainnya.
45 90 D. Diagram Sebab-Akibat Filter Penyok $ &&'%& ' ' % < %( // = 7 )<) // 7 %(3 5%%1( ) 2 %(5 //5// %(3 ) ) ( 5) )%(35%%/ 0 5%% 5 ) (5 (75 :( / 22()%(3 (5% (2) (/ "&% ' %( ' Gambar 4.17 Diagram Sebab-Akibat Filter Penyok Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan diagram sebab-akibat Filter Penyok disebabkan oleh beberapa faktor utama yang meliputi: 1). Faktor Manusia (Personnel). Kerja terburu-buru sehingga filter jatuh. Opertaor tidak menggunakan sarung tangan. 2). Faktor Mesin (Machines). Dudukan roll seamer terdapat benda asing (scrap dan kotoran/partikel padat). 3). Faktor Material Body filter terkena minyak sehingga licin.
46 91 Body filter kotor/ada bram yang menepel. 4). Faktor Metode (Methods). Tidak melakukan pengelapan pada body filter. Sistem kontrol kebersihan mesin tidak dijalankan. Belum ditentukan batas maksimum penyusunan palet body kosong. 5). Faktor Pengukuran (Measuremenst) Sedangkan faktor pengukuran, pada pengolahan data dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat, tidak ditemukan kemungkinan terjadinya defect. 6). Faktor Lingkungan (Environment). Body filter berbenturan ketika proses pemindahan dari pembuatan body ke proses seamer. E. Diagram Sebab-Akibat Lipatan Seamer Benjol $ &&'% &4) - / #5 51 5)3 6 :/ %& 8)/? 2 3%59 :/)%(3 8)/? )( %7 %16 (/ ( = // % = 2 // 5 4) - / 5 2( / ( (5() 5% 0%(5 >% 8(5 ) 29 >%/ 0. Gambar 4.18 Diagram Sebab-Akibat Lipatan Seamer Benjol
47 92 Hasil pengolahan data dengan menggunakan Digram Sebab-Akibat pada defect Body Benjol terhadap proses seamer dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: 1). Faktor Manusia (Personnel). Kesalahan penggunaan roll seamer. Kesalahan penggunaan cak seamer. 2). Faktor Mesin (Machines). Roll miring. Roll seamer macet (tidak berputar). 3). Faktor Material Triming element cover cacat (sumbing, penyok). Triming body cacat (subing, lebar tidak sama). Hasil projection/welding tidak terpusat (centre). 4). Faktor Metode (Methods). Silicon tidak rata. Tidak diberi silicon. 5). Faktor Pengukuran (Measurements). Alat ukur rusak/masa kalibrasinya lewat, yang mengakibatkan alat ukur tidak dapat berfungsi secara benar dan tidak diketahui kerusakannya. 6). Faktor Lingkungan (Environment). Cak seamer tercampur dengan diameter lain didalam tempat penyimpanan.
48 93 Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Diagram Pareto, Peta Kendali Proses (p-chart) dan Diagram Sebab-Akibat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisa dari hasil pengolahan data dengan ketiga QC tools tersebut yang akan di bahas pada bab selanjutnya.
BAB I TINJAUAN PERUSAHAAN
1 BAB I TINJAUAN PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ADR Group adalah kelompok perusahaan memfokuskan kegiatannya dalam produksi dan distribusi komponen otomotif. Ini didirikan pada tahun 1973 dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Berangkat dari sebuah bengkel kecil, ADR Group (Automotive Diesel Radiator) tumbuh menjadi salah satu group terkemuka dalam industri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah merupakan susunan kegiatan penelitian, mulai dari dilakukannya kegiatan penelitian tersebut, perencanaan sampai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Berdasarkan pareto diagram, diketahui bahwa defect cat menggumpal menempati urutan teratas dan sekaligus menjadi permasalahan yang utama diarea painting selama bulan november desember
Lebih terperinciANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS LINE. SEAMING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk. Diajukan untuk memenuhi syarat
ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS LINE SEAMING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk Diajukan untuk memenuhi syarat Mendapatkan gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : DENI SAPUTRA 4160412-049
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri baik industri produk maupun jasa, kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :
BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri
Lebih terperinciABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAKSI Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses atau berhasil, apabila perusahaan tersebut mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Penilaian terhadap keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1. Data Umum Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan Berangkat dari sebuah bengkel kecil, ADR Group (Automotive Diesel Radiator) tumbuh menjadi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis
Lebih terperinci4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis
4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB V. Analisa dan Pembahasan Masalah
67 BAB V Analisa dan Pembahasan Masalah 5.1 Analisa Masalah Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Diagram Pareto, dan Peta Kendali (p-chart) pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah
Lebih terperinci4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis
4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05
ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan antar produk di pasar perdagangan semakin ketat, dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini menuntut pihak
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK
L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar
Lebih terperinci1.1 Profil Perusahaan
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Profil Perusahaan PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan swasta yang secara resmi didirikan pada tanggal 25 Juni 1988.Tujuan utama pendirian perusahaan ini adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Disusun Oleh: Nama : Asep Darwis Zatnika NPM : 31412199 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciUPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC
UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Dasar utama perancangan dies seat caking ini bertujuan untuk mengganti dies seat manual yang sudah ada di PT. Selamat Sempurna, Tbk. Dies seat manual dirasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciPendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_
Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Pendahuluan Tingkat konsumtif di bidang fashion terus meningkat Fashion 202 di donminasi oleh busana muslim Balita Group memproduksi kerudung merk Pasmira Penelitian ini akan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.
LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. 1. Plant Manager Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas Manager bertugas
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
52 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan ADR GROUP didirikan tanggal 26 November 1973.Yang pada awalnya bernama CV Auto Diesel Radiator Co.yang dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,
Lebih terperinci1. EMISI GAS BUANG EURO2
1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kendaraan sepeda motor di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy Wheel For Motorcycle
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dunia otomotif di Indonesia dinilai oleh para pakar otomotif akan sangat tinggi pertumbuhannya yang ternyata, pertumbuhan otomotif tersebut lebih tinggi
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan di Indonesia Persentase Perubahan Tahun Jumlah Perusahaan (%)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan berbagai industri dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan yang tidak menentu akibat dari adanya persaingan antar perusahaan ataupun dari faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tambah produk berupa output dari setiap organisasi industri, sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena memproduksi dan mendistribusikan produk kepada konsumen. Produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri menjadi sangat ketat ketika dibukanya pasar bebas, terlebih lagi diberlakukannya standarisasi-standarisasi kualitas dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis
26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perindustrian juga turut mengalami kemajuan pesat. Kemajuan ini mendorong
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, perindustrian juga turut mengalami kemajuan pesat. Kemajuan ini mendorong munculnya banyak persaingan,
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : 43 Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI TIPE W PADA PT. DENSO INDONESIA Nama : Muhammad Rizki Syahputra NPM : Jurusan : Teknik
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI TIPE W PADA PT. DENSO INDONESIA Nama : Muhammad Rizki Syahputra NPM : 34411962 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan
Lebih terperinciStatistical Process Control
Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT Selamat Sempurna Tbk. yang beralamat di Jl. LPPU Curug no.88, Tangerang, Banten 3.1. Gambaran Umum
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake
Lebih terperinciErry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana. Abstrak
Analisa Penentuan Faktor Dominan Kegagalan Desain Komponen Seat Ass`y Oil Filter Dengan Metode FMEA (Failure Mode And Effects Analysis) Di PT. Selamat Sempurna Tbk. Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR
BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Mesin Diesel Definisi mesin diesel menurut (Judiyuk, 2009), adalah sejenis mesin pembakaran dalam, lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan A. Sejarah Aisan Nasmoco Industri di Indonesia Pada tahun 1997, Aisan Co. Ltd mendirikan manufaktur anak perusahaan di Indonesia bekerjasama
Lebih terperinciSTATISTICAL PROCESS CONTROL
STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar perusahaan meningkat pesat, era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan. Meningkatnya
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini persaingan usaha semakain ketat, seperti halnya dalam usaha garment. Agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan, pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat perlu dilakukan
Lebih terperinciPengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual
JURUSAN STATISTIKA Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual Silvia Setia Armadi 1308 030 006 Dr. Muhammad Mashuri, MT PENDAHULUAN JURUSAN STATISTIKA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Data Umum Perusahaan PT. Fyrom International berdiri pada tahun 2010 di Jl. Raya Narogong Km.10 Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. bermula
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan
Lebih terperinci