BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Data Umum Perusahaan PT. Fyrom International berdiri pada tahun 2010 di Jl. Raya Narogong Km.10 Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. bermula dari perusahaan Medixe yang berproduksi peralatan medis kemudian berganti nama menjadi PT. Fyrom Int. yang tetap memproduksi peralatan medis seperti Inkubator, Phototerapy, Section Pump, Bed Side Cabinet, Hospital Bed, Children Bed dan alat-alat medis dan furniture healthcare lainnya. Sebagai perusahaan yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO 13485:2007, PT. Fyrom Int. memiliki dan menjalankan suatu visi dan misi yang jelas yaitu: 1. Kebijakan Mutu Memberi Pelanggan Pilihan Yang Lebih Baik FTI Teknik Industri Page 48

2 2. Visi Perusahaan Menjadi perusahaan peralatan medis pertama diindonesia yang berkontribusi dalam pengembangan peralatan medis Global 3. Misi Perusahaan Mengembangkan peralatan Medis dengan kemampuan diri dan memenuhi standar internasional Dari struktur organisasi yang dipergunakan dipt. Fyrom Int. adalah stuktur organisasi lini dan staff, dikatakan staff karena adanya satu otoritas kesamping dimana bertugas membantu bagian /departemen lain dengan member saran dan bantuan tetapi tidak mengambilkeputusan dan staff tidak memiliki otoritas lini, diagram struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Dari segi tenaga kerja, jumlah karyawan PT. Fyrom Int. sampai bulan Desember 2011 adalah kurang lebih sebanyak 100.jumlah tersebut adalah total karyawan dari operator sampai direksi. Hari kerja normalyang berlaku di PT. Fyrom Int. adalah hari senin samapi dengan jumat dengan jumlah jam kerja masing-masing hari adalah 8 jam. FTI Teknik Industri Page 49

3 FTI Teknik Industri Page 50

4 4.1.2 Data Penelitian Proses Produksi Line Produksi di PT. Fyrom Int. adalah satu bagian yg berfungsi memproduksi berbagai jenis produk healthcare dan medis. Dalam produksinya pembuatan produk healthcare inimelalui proses sebagai berikut: 1. Shearing (Pemotong Plate) Pada proses ini material yg berupa plate dipotong menggunakan mesin shearing sesuai ukuran. Setelah dipotong plate ini diberikan kartu identitas material sesuai dengan nama produk yg akan diproduksi, kemudian diletakan pada rak hasil shearing. 2. Bending Proses bending ini adalah proses pembentuka profil / penekukan material plate yg telah dipotong sesuai bentuk produk yg akan diproduksi 3. Circular Saw Proses circular saw ini adalah proses pemotongan material pipa SS ataupun pipa STKM yg telah dipotong sesuai bentuk produk yg akan diproduksi. 4. Roll Pipe Proses Roll Pipe adalah proses pembentuka profil / penekukan material pipa yg telah dipotong sesuai bentuk diameter lingkaran produk yg akan diproduksi. FTI Teknik Industri Page 51

5 5. Welding Adalah proses pengelasan dimana pengelasan dibagi dua sesuai material plate / pipa yg akan diwelding. Ada welding CO2 (untuk pengelasan material besi pipa / plat hitam) dan welding argon (untuk pengelasan material Stainless). 6. Poles Setelah produk selesai diwelding untuk menghilangkan dan merapihkan sisa-sisa akibat pengelasan agar supaya rapid an mengkilat (material Stainless) 7. Painting / Powder Coating Adalah proses pengecatan / pewarnaan material dengan menggunakan cat dan dengan menggunakan serbuk halus (Powder Coating) sesuai permintaan. 8. Assembly Sesuai namanya proses assembly adalah proses perakitan dimana setiap part dari produk dirakit. 9. Pemeriksaan Setelah proses assy produk harus diperiksa / dicek apakah sudah sesuai dengan permintaan pelanggan atau belum. Pemeriksaan dimensi dilakukan dengan mengukur menggunakan meteran / mistar baja dan Caliper. Sedangkan untuk pemeriksaan penampilan diperiksa secara visual. Pemeriksaan dilakuak dengan cara memeriksa satu per satu produk jadi. FTI Teknik Industri Page 52

6 10. Pengemasan (Packing) Produk yang telah lolos dari pemeriksaan kemudian masuk kebagian pengemasan (Packing). Disini produk jadi diberi label identitas produk kemudian dikemas menggunakan kardus atau kayu pallet, lalu disimpan di area produk jadi dan siap dikirim ke customer. Untuk melaksanakan semua proses tersebut, perusahaan memiliki fasilitas produksi berupa mesin dan peralatan Tools seperti terlihat pada tabel 4.1. Sedangkan kapasitas produksi dari masing-masing proses disetiap stasiun kerjadalam satuan per jamdapat dilihat pada table 4.2. Untuk jumlah produksi, manajemen telah menetapkan target produksi perbulan untuk produk furniture healthcare adalah sebagai berikut: 1. Bedside Cabinet (Furniture Healthcare) : 500 pcs/bulan 2. Hospital Bed (Furniture Healthcare) : 200 pcs/bulan 3. Children Bed (Furniture Healthcare) : 300 pcs/bulan 4. Incubator G1 (Medical Equpiment) : jika ada Prod. Req 5. Section Pump (Medical Equpiment) : jika ada Prod. Req 6. Phototherapy (Medical Equpiment) : jika ada Prod. Req FTI Teknik Industri Page 53

7 Tabel 4.1 Data Jumlah Mesin No. Nama Mesin Jumlah 1 Shearing 1 2 Bending 2 3 Circular Saw 1 4 Roll Pipe 1 5 Welding 6 6 JIG Welding 6 7 Gerinda 10 8 Spray gun 1 Proses Tabel 4.2 Kapasitas Produksi per Jam Bed Side (Pcs/jam) Hospital Bed (Pcs/jam) Children Bed (Pcs/jam) Shearing Bending Circular Saw Roll Pipe Welding Poles Painting Pemeriksaan Pengemasan FTI Teknik Industri Page 54

8 Tata Letak Menempati area dengan ukuran 30.7m x 28m, tata letak pada proses diproduksi saat ini adalah seperti pada gambar berikut ini: Gambar 4.2 Tata Letak Line Proses Produksi Keterangan: 1. IN/Out WH : 10.5 x 10m 5. Roll Bend : 1.5 x 1.5m 2. Shearing : 3 x 2m 6. Welding Area : 17.5 x 5m 3. Bending : 2 x 1.5m 7. Poleshing Area : 10 x 5m 4. Circular Saw : 1.5 x 1.5m 8. Painting Area : 20.7 x 7m FTI Teknik Industri Page 55

9 9. SubAssy Area : 21 x 12.5m 11. Componen WH : 12.5 x 5m 10. Packing Area : 21 x 8.2m 12. Electric WH : 8.2 x 5m Dari tata letak ini kita bias mengetahui jarak antar bagian dalam line tersebut. Pengukuran jarak dilakukan dari titik tengah satu bagian menuju titik tengah bagian menuju titik tengah jalan lintasan kemudian menuju tititk tengah bagian berikutnya. Jarak antar bagian selengkapnya bias dilihat pada table 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Jarak Antar Area No. Asal Tujuan Jarak (m) 1 Gudang Material Shearing 12 2 Gudang Material Circular Saw Gudang Komponen Sub Assy 8 4 Shearing Bending 3 5 Circular Saw Roll Pipe 2 6 Bending Welding 6 7 Roll Pipe Welding 5 8 Welding Poles Poles Painting Poles Sub Assy 8 11 Painting Sub Assy Sub Assy Pengemasan 5 Untuk mentransfer atau mengirim barang dari area satu ke area lainnya menggunakan kereta dorong / trolley yang berukuran panjang 1,2 meter, lebar 0.8m dan tinggi 1 meter. Kereta dorong ini untuk memindahkan / membawa material pipa ataupun plat besi dari gudang penyimpanan menuju area shearing dan hasil shearing di bawa kearea berikutnya menggunakan kereta dorong ini. FTI Teknik Industri Page 56

10 Selanjutnya dibuat tabel perkalian antara data besarnya frekuensi pada peta dari-ke dengan jarak yang ditempuh pada tata letak awal. Tabel ini berguna dalam perhitungan biaya material handling. Tabel 4.4 berikut menyajikan data perhitungan frekuensi dikalikan dengan jarak tempuh. Tabel 4.4 Frekuensi x jarak tempuh tata letak awal No. Dari Ke Total Frekuensi Pengangkutan Jarak (m) Frekuensi x Jarak 1 Gudang Material Shearing Gudang Material Circular Saw 14 12, Gudang Komponen Sub Assy Shearing Bending Circular Saw Roll Pipe Bending Welding Roll Pipe Welding Welding Poles 37 15,5 573,5 9 Poles Painting 13 30,5 396,5 10 Poles Sub Assy Painting Sub Assy Sub Assy Pengemasan Total 2470 Semua perpindahan material ini meskipun mempergunakan alat transportasi yang sama, namun dalam satu pengangkutan tidak boleh terjadi pencampuran antara jenis produk dengan jenis produk yang lain karena akan menyebabkan kesulitan pada proses selanjutnya. FTI Teknik Industri Page 57

11 4.2. Pengolahan Data Pengolahan Data Kondisi Awal Langkah pertama dalam pengolahan data ini adalah pembuatan peta proses operasi. Peta proses operasi dibuat untuk menggambarkan seluruh langkahlangkah proses dari awal sampai akhir yang terjadi siarea produksi secara berurutan.peta proses operasi harus dibuat dengan benar agar diperoleh gambaran tentang proses yang terjadi. Peta proses operasi akan menjadi dasar dalam langkah-langkah penelitian selanjutnya. Dari beberapa produk yang dibuat di line produksi, berikut ini penjelasan mengenai peta proses operasi untuk produk children bed. Children bed komponen dan materialnya adalah pipa dengan diameter 5/8,7/8 ¾ dan 1 ¼. Sedangkan untuk plate besi dengan ketebalan 1mm, 1.2mm dan 3mm. komponen pendukung selanjutnya adalah baut dan mur M8 dan Plug Rubber untuk penutup kaki Children Bed yang semua part / komponen sudah disiapkan digudang masuk (IN). untuk proses pertama plate besi dipotong dengan mesin shearing sesuai dimensi yg diminta dan pipa dipotong dengan menggunakan circular saw juga sesuai dimensi yang diminta. Setelah dipotong material plate dan pipa di bawa menggunakan trolley ke area welding, jika materialnya besi biasa dilas menggunakan las CO2 jika materialnya stainless maka digunakan las karbon. karena produk ini menggunakan material besi hitam maka digunakan las Co2 yg menggunakan kawat elektroda. Jika material sudah diproses welding selanjutnya material dibawa kearea poles dimana proses poles ini adalah menghaluskan dan menghilangkan burry hasil dari pemotongan dan pengelasan. Setelah part FTI Teknik Industri Page 58

12 sudah benar-benar bersih dan tidak ada permukaan yang tajam maka komponen / part dibawa ke area painting. komponen / part yang akan dipainting sebelumnya harus diamplas terlebih dahulu agar permukaan yang akan dipainting benar-benar bersih.untuk pengerjaan painting dikeringkan selama dua jam dengan menggunakan panas dari matahari jika tidak ada panas matahari maka didiamkan selama enam jam. Setelah proses painting kering maka proses selanjutnya adalah proses assembly untuk dirakit menjadi sebuah produk jadi, setelah produk selesai disassembly maka produk jadi tersebut di periksa dengan cara cek dimensi panjang, lebar dan tinggi dan cek fungsi semuanya kemudian dicek secara visual mulai dari warna, hasil dari pengelasan dan permukaan yang tajam / kasar jika produk OK maka pihak QC memberikan stiker OK pada prosduk tersebut dan diberi nama dan nomor kode produksi. Karena produk ini didesain knock down maka untuk pengemasan beberapa komponen (tidak semua komponen) dilepas kembali dan dimasukan ke pallet untuk dikemas dan di pindahkan ke area gudang keluar (OUT) dan siap di delivery ke customer. Setelah mengetahui setiap tahapan proses produksi untuk produk children bed, selanjutnya dibuatlah peta proses operasinya. Perbedaan proses antara produk satu dan produk lainnya tergantung pada desain atau bentuk produk dan material yang akan digunakan. Untuk selengkapnya peta proses operasi dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: FTI Teknik Industri Page 59

13 Mur + Baut, Rivet, Bushing, Plug Rubber Plat / Pipa 0-1 Pemotongan Circular Saw 0-1 Pemotongan Shearing 0-2 Bending Roll 0-2 Bending 0-3 Welding Co2 0-4 Poles 0-5 Perakitan / Assembly 0-6 Pemeriksaan 0-7 Packaging / Pengemasan Storage Gambar 4.3 Peta Proses Operasi FTI Teknik Industri Page 60

14 Langkah selanjutnya adalah pembuatan peta aliran proses. Peta ini sama dengan peta proses operasi hanya saja sudah dilengkapi dengan symbol gerakan perpindahan material dari satu area ke area berikutnya. Aliran untuk komponen Bushing, Mur dan Baut, plug Ruberr diambil langsung dari gudang dibawa ke aerea assembly. Komponen tersebut kemudian dimasukan kedalam kontainer plastic yang telah diberi identitas nama dan part number produk. kontainer ini disusun diarea assembly, disini komponen tersebut menunggu untuk dirakit dengan pipa dan plat yang sudah dibentuk. Aliran komponen pipa dan plat sampai proses pengecekan dan pemberian kode produksi untuk semua tipe produk sama yaitu dari gudang dibawa ke mesin shearing (untuk material plat) dan mesin circular saw (untuk material pipa) untuk di bentuk menggunakan kereta dorong untuk dipotong kemudian dibawa ke area welding untuk dilas. Selanjutnya dibawa ke area poles untuk menghilangkan burry dan menghaluskan permukaan material setelah itu sebagian part dibawa ke area paintin guntuk dicat dan part lainnya dibawa ke area assembly untuk dirakit setalah selesai perakitan selanjutnya dicek dan diberi part name, part number dan kode produksi diarea assembly. Setelah selesai kemudian produk yg sudah jadi dibongkar menjadi beberapa sub assy untuk selanjutnya diproses packing. FTI Teknik Industri Page 61

15 Mur + Baut, Rivet, Bushing, Plug Rubber Plat / Pipa Di gudang Di gudang Ke Perakitan Di area Perakitan Ke Pemotongan Di rak Pemotong Circular Saw Ke Pemotongan Di rak Pemotong Shearing 1 Pemotongan Circular Saw 1 Pemotongan Shearing Ke Mesin Roll Ke Mesin Bending Di rak Mesin Roll Di rak Mesin Bending 2 Bending Roll 2 Bending Ke Area Welding Ke Area Welding Di rak Welding 3 Welding Co2 Ke Area Poles Di rak Poles 4 Poles Ke Perakitan Di area Perakitan 5 Perakitan / Assembly 6 Pemeriksaan Ke Area Packaging Di area Packaging 7 Packaging / Pengemasan Produk Jadi Gambar 4.4 Peta Aliran Proses FTI Teknik Industri Page 62

16 4.2.2 Tata letak usulan Berdasarkan analisa pada gambaran layout pada proses produksi ada beberapa hal yang bisa diperbaiki, yaitu: Aliran yang bersifat bolak balik harus diminimalkan bahkan dihilangkan jika memungkinkan. Untuk mengurangi torsi yang terjadi, ada beberapa area yang harus diubah posisinya agar mendekati ke proses selanjutnya. Untuk pengerjaan proses welding tidak bisa di sebut sebagai bagian dari part suatu produk tetapi welding itu disebut suatu proses keseluruhan dalam 1 produk maka bisa dikatakan nilai 1 welding adalah sama dengan 100% pengerjaan untuk 1 produk dengan proses welding. Berdasarkan hal-hal diatas maka kemudian penulis membuat usulan tata letak / plant layout seperti pada gambar 4.5 berikut ini : FTI Teknik Industri Page 63

17 Gambar 4.5 Tata Letak Usulan Line Proses Produksi Keterangan: 1. IN/Out WH : 7.5 x 7m 8. Painting Area : 20.7 x 7.5m 2. Shearing : 3 x 2m 9. SubAssy Area A : 11.5 x 11m 3. Bending : 2 x 1.5m 10. SubAssy Area B : 7.2 x 11m 4. Circular Saw : 1.5 x 1.5m 11. Packing Area A : 11.5 x 7.5m 5. Roll Bend : 1.5 x 1.5m 12. Packing Area B : 7.2 x 7.5m 6. Welding Area : 16.5 x 4m 13. Componen WH : 12.5 x 5m 7. Poleshing Area : 9 x 5m 14. Electric WH : 8.2 x 5m FTI Teknik Industri Page 64

18 Pada tata letak usulan ini tidak terjadi perubahan urutan aliran material hanya merubah posisi dan jarak antar proses. Berikut ini disajikan data mengenai jarak antara area proses. Tabel 4.5 Jarak antar area tata letak usulan No. Asal Tujuan Jarak (m) 1 Gudang Material Shearing 12 2 Gudang Material Circular Saw 7 3 Gudang Komponen Sub Assy 8 4 Shearing Bending 3 5 Circular Saw Roll Pipe 2 6 Bending Welding 6 7 Roll Pipe Welding 4 8 Welding Poles 11 9 Poles Painting Poles Sub Assy A 8 11 Poles Sub Assy B Painting Sub Assy A 5 13 Painting Sub Assy B 9 14 Sub Assy Packing A 2 15 Sub Assy Packing B 2 Pada jarak antar area tata letak usulan ini banyak perubahan mulai dari plant layout dan jalur untuk distribusi sehingga meminimalkan jarak yang lebih pendek sehingga jarak antar proses menjadi lebih pendek dan memudahkan alur proses. berikut ini table perbandingan dari tata letak sebelum dan sesudah perubahan plant layout : FTI Teknik Industri Page 65

19 Tabel 4.6 Perbandingan Jarak antar area tata letak No. Asal Tujuan Jarak (m) (Before) Jarak (m) (After) Waktu (before) Waktu (After) 1 Gudang Material Shearing Gudang Material Circular Saw Gudang Komponen Sub Assy Shearing Bending Circular Saw Roll Pipe Bending Welding Roll Pipe Welding Welding Poles Poles Painting Poles Sub Assy A Poles Sub Assy B Painting Sub Assy A Painting Sub Assy B Sub Assy Packing A Sub Assy Packing B Selanjutnya dibuat tabel perkalian frekuensi perpindahan layout yang baru dengan jarak tempuh : FTI Teknik Industri Page 66

20 No. Dari Ke Tabel 4.7 Frekuensi x jarak tempuh tata letak usulan Total Frekuensi Pengangkutan Jarak (m) Frekuensi x Jarak 1 Gudang Material Shearing Gudang Material Circular Saw Gudang Komponen Sub Assy Shearing Bending Circular Saw Roll Pipe Bending Welding Roll Pipe Welding Welding Poles Poles Painting Poles Sub Assy A Poles Sub Assy B Painting Sub Assy A Painting Sub Assy B Sub Assy Packing A Sub Assy Packing B Total 2098 FTI Teknik Industri Page 67

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

12. LAS DAN PAKU KELING

12. LAS DAN PAKU KELING 12. LAS DAN PAKU KELING 12.1 LAS (WELDING) Las atau welding adalah menyambung metal dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Bantalan Poros (KR3) Cast Steel Gandengan Gandengan (KR2) Round Bar Belakang (KB15) Depan (KB14) UNP 200 UNP 100 Plate Bar Besi Siku Besi Strip MS Plate 10 MS Plate 8 S-12 S-11 S-10 S-9 S-8 S-

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES KERJA PRAKTIK Secara sistematik langkah pembuatan tempat tidur terapi 2 section dapat diuraikan pada diagram alir, seperti gambar berikut : START MENDAPAT

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X I Wayan Sukania 1), Oktaviangel 2), Julita 3) Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 1) Program

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN 30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN (PROCESS ASSY WELDING) PEMBUATAN PART BOX ASSY BATTERY TIPE KVBS VARIO TECHNO 110CC DI PT ADHI WIJAYACITRA PENULISAN ILMIAH SUGIANTO 36409942 Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi ANALISA KESEIMBANGAN LINTASAN PADA PROSES PERAKITAN BOX ASSY BATTERY TYPE KZRA FUEL INJECTION DI PT ADHI WIJAYACITRA Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi 30409425 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Jaya Teknik adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sebuah pagar, perusahaan CV. Jaya Teknik berdiri pada tahun 2013 perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. 1. Plant Manager Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas Manager bertugas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI 28 BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian utama Dinamometer Arus Eddy adalah : 4.1.1 Alat Alat yang digunakan meliputi : 1. Mesin Bubut 2. Mesin

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 27 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL NAMA : DANANG SULARSO WICAKSONO NPM : 21411710 PEMBIMBING : Ir. ARIFUDIN, MM, MSC JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS :

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Raden Maulana Kelas : 6 ID 02 NPM : 30407675 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengendalian kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri sekarang ini sangat pesat ditandai dengan semakin dinamisnya kegiatan kegiatan pembangunan yang menandai pertumbuhan ekonomi yang selalu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Bab I, pada bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian yang akan mengarahkan penelitian menuju topik yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi permasalahan bagi perusahaan,

Lebih terperinci

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK Nama : Hery Hermawanto NPM : 23411367 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Begitu banyak dan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PIPA DENGAN DIAMETER ½ SAMPAI 1 ¼ INCHI DI PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES. Nama : Aga Hasbadi NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN PIPA DENGAN DIAMETER ½ SAMPAI 1 ¼ INCHI DI PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES. Nama : Aga Hasbadi NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN PIPA DENGAN DIAMETER ½ SAMPAI 1 ¼ INCHI DI PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES Nama : Aga Hasbadi NPM : 20410269 Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN PIPA DARI DIAMETER ½ SAMPAI ¼ INCHI ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Dharma Polimetal merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tanggal 27 maret 1989 yang didukung oleh afiliasi perusahaan dengan komitmen untuk selalu menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI. III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong. persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.

BAB III PROSES PRODUKSI. III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong. persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. BAB III PROSES PRODUKSI III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong III.1.1. Bahan Baku Bahan Baku adalah semua bahan utama yang digunakan dalam pembuatan suatu produk, dan ikut dalam proses produksi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Alur Proses Produksi Gambar 4.1 Alur Proses Produksi 4.2. Material Material yang digunakan dalam pembuatan Cylinder Hydraulic Tilting Forklif menggunakan dua type material

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF) 4.1.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di Mechanical Fabrication Department (lantai produksi Divisi Mekanik). Dari hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Pembuatan Mesin Shot Peening 1. Alat a. Mesin las listrik b. Kunci kombinasi c. Gergaji besi d. Mesin penekuk plat e. Gerinda potong f. Mistar

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur Penyediaan Alat dan bahan Perancangan Chasis Pembuatan Chasis Pengujian Chasis Analisa dan Pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten

BAB III METODE PENELITIAN. stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan Media pembelajaran stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten 2. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan di dunia industri makin ketat. Permintaan pasarpun sering berubah-ubah. Kenyataan ini membuat para pengusaha selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fasilitasfasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. fasilitasfasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara umum ditinjau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Perusahaan yang bergerak di bidang produksi parabola ini didirikan oleh Bapak Susanto Lim. Nama perusahaan ini adalah PT. Bintang Persada Satelit.

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Analisis Metode Shared Storage Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dimana barang yang paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata letak fasilitas merupakan pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Perencanaan fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Nilai-nilai Desain Dalam melakukan suatu proses kerja, maka diperlukan suatu perencanaan yang benar-benar matang. Hal ini sangat penting guna memberi arahan dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

Assembling Methods Yusron Sugiarto

Assembling Methods Yusron Sugiarto Assembling Methods Yusron Sugiarto Assembling Methods Metode Perakitan Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu konstruksi yang diinginkan. Proses perakitan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK PIPA BAJA SPESIFIKASI API 5L PSL 1 PADA BAGIAN PRODUKSI VAI-04 di PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK PIPA BAJA SPESIFIKASI API 5L PSL 1 PADA BAGIAN PRODUKSI VAI-04 di PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK PIPA BAJA SPESIFIKASI API 5L PSL 1 PADA BAGIAN PRODUKSI VAI-04 di PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES Disusun oleh: Siti Istiqomah 36410594 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Bengkel Naga Mas, sesuai dengan nama perusahaan tersebut pada awalnya berdiri pada tahun 1989 yang hanya berupa bisnis perantara bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabang Subur merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan produk berbahan baku stainless steel. Perusahaan ini pertama kali

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR Nama : Neneng Suryani NPM : 35412283 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Emirul Bahar, ACSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

PT.SATRIYA EKATAMA PRASETIYA RACKING SYSTEM Pabrikasi Stamping PRESS Sheet metal - Powder CoatinG

PT.SATRIYA EKATAMA PRASETIYA RACKING SYSTEM Pabrikasi Stamping PRESS Sheet metal - Powder CoatinG PT.SATRIYA EKATAMA PRASETIYA RACKING SYSTEM Pabrikasi Stamping PRESS Sheet metal - Powder CoatinG TENTANG KAMI PT.Satria Ekatama Prasetiya didirikan pada tahun 2007 yang bergerak dalam bidang Pabrikasi,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Hando Dinamika merupakan perusahaan produsen filter untuk kendaraan yang didirikan pada tahun 2005. Saat ini perusahaan berlokasi di Jl. Soekarno

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang PT. Dharma Polimetal merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tanggal 27 maret 1989 yang didukung oleh afiliasi perusahaan dengan komitmen untuk selalu menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Pemilihan Bahan Proses Pengelasan Pembuatan Spesimen Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro Menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART 18 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART INSPEKSI PART NG PERBAIKAN REPAIR OK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci