PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE
|
|
- Hartanti Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN GRESIK Aditaa Pratama ( ) Juruan Teknik Elektr FTI, Intitut Teknlgi Sepuluh Npember Kampu ITS, Keputih Suklil, Surabaya Mtr litrik untuk pendingin dan penggerak pmpa air high preure pengii biler memiliki peran yang angat penting pada PLTGU. Mtr litrik jeni induki ini memindahkan air dalan jumlah yang angat bear yang dapat mencapai ratuan tn/jam untuk etiap mtr yang berperai ecara terumeneru, ehingga knumi daya yang diperlukan angat bear. Terdapat tiga mtr litrik penggerak pmpa air high preure pengii biler dan atu mtr litrik yang mengkndenaikan uap yang telah digunakan di turbin uap pada PLTGU blk III Unit Pembangkitan Greik. Dengan menghitung bearnya debit air yang dialirkan leh mtr litrik ini per jam dan juga banyaknya uap yang dikndenai yang mengalir per jam, bia ditentukan kapaita yang tepat pada mtr litrik pendingin dan penggerak pmpa air high preure pengii biler, ehingga didapatkan nilai efiieni yang tinggi. Pada Tuga Akhir ini, dibaha cara menghitung kapaita mtr litrik berdaarkan data yang didapatkan dari PLTGU blk III Unit Pembangkitan Greik. Hail tuga akhir ini menunjukkan bahwa pada etiap pembebanan, mtr litrik memiliki perbedaan pada daya maukan dan efiieni. Kata kunci : mtr induki dan aplikai, pmpa dan itim permmpaan 1. PENDAHULUAN Dalam uatu pembangkit litrik, elain generatr ebagai peralatan utama, dibutuhkan peralatan pendukung yang alah atunya mtr litrik. Mtr litrik memiliki peranan yang angat penting dalam ebuah pembangkit litrik. Oleh karena itu, keandalan dari mtr litrik haru tetap dijaga dengan memnitr teru-meneru parameter yang berubah-ubah pada mtr litrik terebut, mialnya bearnya getaran yang ditimbulkan mtr dan aru litrik yang mengalir pada mtr. Selain parameter-parameter yang teru dimnitr, yang tidak kalah penting adalah pemilihan bear kapaita dari mtr litrik. Dengan bear kapaita yang tepat dengan daya mekanik yang dibutuhkan, di dalam tuga akhir ini daya mekani yang dihailkan mtr litrik penggerak pmpa air high preure pengii biler digunakan untuk memindah air dari Deaeratr ke HP ecnmizer, maka daya litrik yang digunakan menjadi lebih efiien, ehingga rugi-rugi dalam energi litrik dapat ditekan. Dan untuk mtr litrik untuk pendingin berfungi mengkndenaikan uap air yang udah digunakan di turbin uap yang kemudian hailnya dialirkan ke preheater. Pada Tuga Akhir ini, data diambil dari PLTGU blk III Unit Pembangkitan Greik. Kemudian dilakukan perhitungan dan dianalii emua data yang didapatkan agar dapat dipilih bear kapaita mtr litrik pendingin dan penggerak pmpa air high preure pengii biler yang memiliki nilai efiien yang lebih tinggi dari nilai efiien yang ekarang 2. TEORI PENUNJANG 2.1 Efiieni mtr lirik [2] Mtr mengubah energi litrik menjadi energi mekanik untuk melayani beban tertentu. Pada pre ini, kehilangan energi ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 1 Le Mtr Efiieni mtr dapat didefiniikan ebagai perbandingan keluaran daya mtr yang digunakan terhadap keluaran daya ttalnya. Faktr-faktr yang mempengaruhi efiieni adalah: Uia. Mtr baru lebih efiien. Kapata. Sebagaimana pada hampir kebanyakan peralatan, efiieni mtr meningkat dengan laju kapaitanya. Kecepatan. Mtr dengan kecepatan yang lebih tinggi biaanya lebih efiien. Jeni. Sebagai cnth, mtr kandang tupai biaanya lebih efiien daripada mtr cincin geer Suhu. Mtr yang didinginkan leh fan dan tertutup ttal (TEFC) lebih efiien daripada mtr creen prtected drip-prf (SPDP) Beban, eperti yang dijelakan ebagai berikut: 1
2 Terdapat hubungan yang jela antara efiieni mtr dan beban. Pabrik mtr membuat rancangan mtr untuk berperai pada beban % dan akan paling efiien pada beban 75%. Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efiieni turun dengan cepat eperti ditunjukkan pada Gambar 2. Mengperaikan mtr dibawah laju beban 50% memiliki dampak pada faktr dayanya. Efiieni mtr yang tinggi dan faktr daya yang mendekati atu angat diinginkan untuk perai yang efiien dan untuk menjaga biaya rendah untuk eluruh pabrik, tidak hanya untuk mtr. Untuk alaan ini maka dalam mengkaji kinerja mtr akan bermanfaat bila menentukan beban dan efiieninya Gambar 2 Efiieni Mtr Beban Sebagian (ebagai fungi dari % efiieni beban penuh) 2.2 Menghitung kinerja pmpa [3] Kerja yang ditampilkan leh ebuah pmpa merupakan fungi dari head ttal dan berat cairan yang dipmpa dalam jangka waktu yang diberikan. Daya batang trak pmpa (P) adalah daya Hp yag dikirimkan ke batang trak pmpa, dan dapat dihitung ebagai berikut: Daya batang trak pmpa P= Daya hidrlik hp (1) Efiieni pmpa? pump atau Efiieni pmpa? pump = Daya hidrlik (2) Daya batang trak pmpa Keluaran pmpa, daya Hp air atau daya Hp hidrlik (hp) adalah daya Hp cairan yang dikirimkan leh pmpa, dan dapat dihitung ebagai berikut: Daya hidrlik hp = Q (m 3 /detik ) x (hd h dalam m) x? (kg/m 3 ) x g (m/detik 2 ) / 1000 Dimana: Q = debit aliran hd = head pembuangan h = head penghiapan? = maa jeni fluida g = percepatan gravitai Head (dalam feet) = Tekanan (pi) X 2,31 (3) Specific gravity 3. DATA PLTGU Greik blk III 3.1 Kegiatan Uaha PT PJB UP Greik Kegiatan inti dari PT PJB UP Greik dalam memprduki tenaga litrik. Dengan ttal daya terpaang 2280 MW, UP Greik mampu memprduki energi litrik ebear GWh per tahun yang dialurkan melalui aluran tranmii tegangan tinggi 150 KV dan tegangan ektra tinggi 500KV. Jeni Pembangkitan Tabel 1 Pembangkitan PT PJB UP Greik Unit Daya Terpaan g (MW) Bahan Bakar PLTU Greik 1 1 1x100 MFO/Ga PLTU Greik 2 1x100 MFO/Ga 2 PLTU Greik 3 1x200 MFO/Ga 3 PLTU Greik 4 1x200 MFO/Ga 4 PLTU Greik 600 PLTG Greik 1 1 1x20,1 HSD/Ga Mulai Berper i PLTG Greik 2 2 1x20,1 HSD/Ga PLTG Gilitimur 1 1 1x20,1 HSD PLTG Gilitimur 2 2 1x20,1 HSD PLTG Greik 80,4 PLTGU Greik (c/c) Blk 1 GT 11,12,1 3 3x112 HSD/Ga ST 10 1x189 PLTGU Greik (c/c) Blk 2 GT 21, 22, 23 ST 20 3x112 PLTGU GT 31, Greik (c/c) 32, 33 Blk 3 ST 30 PLTGU Greik Ttal UP Greik HSD/Ga x189 3x112 Ga x Speifikai Tekni PLTGU Greik Kapaita ttal Pembangkit Litrik Tenaga Ga dan Uap (PLTGU) Greik dapat mencapai 1575 MW. PLTGU Greik blk 1 dan blk 2 dapat menggunakan dua macam bahan bakar yaitu HSD (High Speed Dieel Oil) yang dipak leh PERTAMINA dan ga alam yang dipak langung dari lapangan ga milik MKS dan KODECO yang dialurkan melalui pipa bawah laut dari wilayah Madura utara. Kedua bahan bakar ini digunakan ecara 2
3 bergantian euai dengan tingkat keterediaan bahan bakar. Sedangkan PLTGU Greik blk 3 dideain hanya dapat menggunakan bahan bakar ga alam aja yang dipak leh pemak yang ama dengan blk 1 dan blk 2. Speifikai umum PLTGU Greik untuk etiap blk pembangkit adalah: a. Turbin : 4 Unit Turbin ga : 3 Unit Turbin uap : 1 Unit b. HRSG : 3 unit c. Generatr : 4 Unit Turbin ga : 3 x 112MW Turbin uap : 1 x 189MW 3.4 Data input mtr penggerak Cndenate Extractin Pump (CEP) Tabel 4 Data input mtr penggerak Cndenate Extractin Pump (CEP) Pembebanan input (kg/cm2) preure utput (kg/cm2) flw (kg/m3) 100% 0,956 13,07 685,66 75% 0,965 13,7 566,33 50% 0,971 14,7 482,33 Data pada tabel 4 diambil dari atu buah mtr pengerak Cndenate Extractin Pump (CEP). Walaupun ada dua buah mtr Cndenate Extractin Pump (CEP), tetapi hanya atu yang diperaikan. Sianya cadangan. 3.5 Biaya pembangkit rata-rata per Kwh Jeni Pembang kit Tabel 5 Biaya pembangkit rata-rata per Kwh tahun 2008 Biaya Operai Rata-Rata per kwh(rp/kwh) Penyuu Lai Bahan Pemelihar Pega tan n- Bakar aan wai Aktiva lain Jumla h PLTA 10,69 22,21 79,29 4,60 14,82 131,6 0 Gambar 3 Area PLTGU Greik PLTU 518,1 6 18,53 53,01 2,63 4, ,2 PLTGU Greik belum dapat bekerja ecara makimal euai dengan kapaitanya apabila pakan bahan bakar utama yaitu berupa ga alam maih kurang atau belum dapat memenuhi kebutuhan ptimal PLTGU. PLTD **) PLTG 3232, , ,63 89,69 13,4 2 64,65 92,31 107,18 3,96 10, , , Data maukan mtr High Preure Biler Feed Pump (HP BHP) Tabel 2 Data input mtr penggerak High Preure Biler Feed Pump (HP BHP) Pembeban an input (kg/cm2) preure utput (kg/cm2) flw (kg/m3) 100% 2, ,261 75% 2,5 113,9 133,463 50% 2, ,095 Data pada tabel 2, diambil dari data pada aat 3 mtr HP BHP berperai ecara beramaan. Namun, data pada tabel 2 adalah bukan data ttal ketiga mtr HP BHP, tetapi data maing-maing mtr HP BHP. Tabel 3 Data pada maukan mtr HP BFP Pembebanan Tegangan (kv) Aru (I) Pf 100% ,88 Tabel 3 merupakan data maukan maing-maing mtr pada aat pembebanan makimum pada PLTGU Blk III. PLTP PLTGU 659, , 98 23,47 49,75 2,30 11,38 22,98 43,47 2,59 2,56 Rata-rata ,01 56,82 3,41 8,63 746, , , 84 *) Termauk peluma **) Termauk PLTMG Tabel 5 menjelakan bear biaya pembangkit ratarata per Kwh tahun 2008 untuk beberapa jeni pembangkit litrik. 3.6 Bear efiieni mtr induki untuk penggerak pmpa pengii biler di pembangkit litrik tenaga pana matahari (Slar Thermal Pwer Sytem) di Cambridge, Maachuett, Amerika Serikat [6] Dari hail Thei mahaiwi S3 Maachuett Intitute f Technlgy yang bernama Cyntia Lin, didapatkan bear efiieni mtr induki untuk penggerak pmpa pengii biler di pembangkit litrik tenaga pana matahari (Slar Thermal Pwer Sytem) di Cambridge, Maachuett, Amerika Serikat ebear 70%. 3
4 4. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Pre Utama PLTGU PLTGU memiliki dua item yaitu PLTG dan PLTU, kedua item ini digabungkan membentuk rangkaian item dengan iklu kmbinai antara iklu Brytn dan iklu rankine untuk mengefiienkan energi. Efiieni iklu jika digunakan item pen cycle (item turbin ga) makimal 28% edangkan jika digunakan cmbined cycle efiieni iklu dapat mencapai 44% pada beban perai makimum dengan knfigurai (3 GT 3 HRSG 1 ST). PLTGU Greik terdiri dari 3 bilik dengan maing-maing blk 3 GT, 3 HRSG, 1 ST lebih jelanya lihat pada gambar 4. fluk litrik, ehingga menjadi energi litrik ebear 10,5 KV yang dibangkitkan leh turbin ga. Sebelum ga hail pembakaran mampu memutar pr turbin dan generatr, pr turbin diputar terlebih dahulu leh tarting mtr dan pny mtr ampai putaran 2100 rpm. Putaran turbin teru naik ampai 3000 rpm, dan elajutnya generatr menghailkan energi litrik untuk paralel dengan jaringan interkneki jawabali. Sia ga dari turbin ga yang maih bertemperatur tinggi ekitar 500 derajat celciu akan mauk ke HRSG untuk digunakan ebagai pemana air agar berubah fae menjadi uap melalui exaut damper, akan tetapi bila exaut damper tertutup maka ia ga akan mauk ke bypa tack untuk kemudian dibuang ke udara. Dan demikian cmbined cyle akan berubah menjadi pen cycle atau tanpa iklu di turbin uap Pre di HRSG (Heat Recver Steam Generatr) Gambar 4 knfigurai pada PLTGU Greik Pre di Turbin Ga Gambar 5 Diagram ilutratif pre pada turbin ga Udara digunakan untuk membakar bahan bakar ga (natural ga) etelah dikmprei mencapai 72 bar dengan temperatur kmprer ekitar 435 derajat celciu. Pembakaran terjadi di Cmbutin Chamber, penyala pertama campuran bahan bakar dan udara di dalam Cmbutin Chamber diawali dengan percikan bunga api dari igniter. Sehingga terjadi kenaikan temperatur dan tekanan dalam ruang bakar. Temperatur pembakaran dalam cmbuter dan tekanan tinggi ini akan menekan udu-udu turbin ga untuk membangkitkan energi mekanik dari umber energi pana pre pembakaran, energi mekenik ini dikpel ke generatr menimbulkan Gambar 6 Pre di HRSG Ga buang dari keluaran turbin ga dimanfaatkan untuk membangkitkan kuku dalam HRSG. Pertukaran pana antara ga buang dengan air umpan biler menjadi tubi-tubi yang ada HRSG. Pre pemanaan ecara berurutan mulai dari HP Super Heater II, HP Super Heater I, HP Evapratr, HP Ecnmizer II, LP Evapratr, HP Ecnmizer I, LP Ecnmizer dan bagan ata yaitu preheater. 1. Kndenr Air kndenr dan air make up ebagai air umpan biler (biler feed water) dipmpa dengan Cndenate extractin pump (CEP) untuk dipanakan preheater (bagian paling ata HRSG). Kndenr dari biler digunakan untuk dipanakan preheater. 2. Preheater Di preheater pemanaan air pengii mencapai temperatur 130 derajat celciu dan tekanan 3,5 bar. Air yang keluar dari preheater dimaukkan ke deaeratr. 3. Deaeratr Di deaeratr terjadi pre pembuangan ga yang tidak terkndenai yang terbawa leh air pengii dan dikeluarkan melalui Vent di ii ata deaeratr. Air pengii yang mendapatkan pemanaan dari 4
5 uap temperatur naik dan bercampur dengan air dari pengembunan uap bantu, lalu ditampung di deaeratr drum air yang keluar dari deaeratr drum dipiah menjadi dua aliran HP dan LP untuk mendapatkan tekanan rendah dan tekanan tinggi digunakan LP BFP dan HP BFP 4. LP ecnimizer Menampung air yang keluar dari LP BHP kemudian memanakan kembali dalam LP ecnmizer. Setelah itu mauk ke LP drum di mana air dipmpa dengan LP BWCP melewati pipa penguapan (LP evapratr) 5. LP evapratr Mengalirkan kembali campuran air yang terbentuk di dalam ebelumnya ke LP drum dan uap yang dihailkan dipiahkan dari air biler untuk elanjutnya berama LP team dari unit lain digunakan ebagai penggerak turbin bertekanan rendah dan ebagian digunakan leh unit dealinai team ejectr. 6. HP ecnmizer Memanakan kembali air yang keluar dari HP BFP ebelum ditampung dalam HP drum. Dari HP drum air diirkulaikan dengan HP BWCP melewati HP evapratr. 7. HP evapratr Cairan dan uap yang dihailkan dari HP evapratr elanjutnya dimaukkan ke dalam HP drum untuk melakukan pemiahan antara uap dan air. 8. HP Super Heater Memanakan kembali uap dari hail HP evapratr ampai kndii memenuhi untuk ditampung di HP drum. Uap dari HP drum untuk elanjutnya dipiah antara uap dan air. Uap yang dihailkan dipanakan lagi di dalam HP Super Heater ampai kndii Super Heater untuk meningkatkan kandungan energi pana dan uap Pre di Turbin Uap Gambar 7 Steam Turbine Steam keluaran dai HP turbin 5,2 bar 182 derajat celciu digabungkan dengan team yang beraal dari LP drum 5,5 bar untuk menggerakan LP turbin. Daya yang dihailkan dari HP team turbin generatr 188,91 MW. Keluaran turbin yang berupa campuran antara kndenr dan kuku didinginkan di dalam kndenr dengan kndenr ditambah air make up untuk menjaga kuantita air yang diirkulaikan karena adanya blw dwn tekanan perai ekitar 697 mmhg di dalam. Gambar 8 Gambar keeluruhan pre PLTGU 4.2 Biaya perainal Dalam pengperaian uatu pembangkit litrik diperlukan biaya. Pada tabel berikut ini bia dilihat perincian biaya-biaya prduki PLGU Greik dalam atu tahun yang meliputi biaya bahan bakar, pada PLTGU ini digunakan bahan bakar ga alam dengan harga 5,5 $US per MMBTU dengan 9400 Kur/$US. Selain itu di tabel ini juga dihitung jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengperaikan mtr-mtr litrik dengan harga per kwh, yaitu Rp 1206,98. PARAMETER BIAYA ( Jeni Kegiatan Pre ) START GT. OPEN CYCLE. I. Biaya Energi Litrik : Tabel 6 Biaya perainal WAK VOLU TU ME SATUAN TOTAL OPER (Kwh, ASI Kg, BIAYA BIAYA (Menit) SCF) ( Rupiah ) ( Rupiah ) 1. Pny Mtr , Stating Mtr , Auxiliary Cntrl Oil Pump 4. Auxiliary Lub. Oil Pump 5. Mtr Lainlain II. Biaya Bahan Bakar Ga : START HRSG C/C T ST. I. Biaya Energi Litrik : 1. Mtr Hydrlik Damper. 2. LP & HP BCP 3. LP & HP BFP. 4. Mtr-Mtr Valve , , , , , , , , Biaya ttal
6 Pada tabel 6, biaya untuk mengperaikan pembangkit litrik per tahun angat bear yaitu Rp Oleh karena itu, perlu biaya-biaya terebut perlu dikurangi agar bia digunakan untuk kepentingan yang lain. Salah atu caranya yaitu dengan meningkatkan efiieni dari mtr-mtr litrik, terutama yang memiliki daya yang bear eperti mtr penggerak pmpa High Preure Biler Feed Pump (HP BHP) dan mtr penggerak pmpa Cndenate Extractin Pump (CEP). Maing-maing mtr terebut memiliki kapaita 900 kw untuk mtr HP BHP dan 400 kw untuk mtr CEP. 4.3 High Preure Biler Feed Pump (HP BHP) Di dalam atu unit PLTGU ada 4 pmpa High preure Biler Feed Pump (HP BFP) dan 4 Lw Preure Biler Feed Pump (LP BFP), namun hanya diperaikan 3 pmpa untuk maing-maing HP BFP dan LP BHP perai jika emua HRSG dalam atu blk diperaikan, dan ianya untuk cadangan. Untuk mencapai efiieni mtr yang tinggi, maka perlu dilakukan pemilihan kapaita mtr yang euai dengan kebutuhan. Untuk mencari kapaita dari mtr High Preure Biler Feed Pump (HP BHP), maka digunakan data pada aat PLTGU berperai pada beban 100%: Preure input = 2,5 kg/cm 2 Preure utput = 111 kg/cm 2 Flw (Debit air) = kg/h = 183,261 m 3 /h Differential Preure = 11 kg/cm 2-2,5 kg/cm 2 = 108,5 kg/cm 2 Differential Head = 10 x Differential Preure / SG = 10 x 108,5 kg/cm 2 / 1 m = 1080,5 m 2% Safety factr = 1080,5 m x 0,05 = 54,25 m Required Differential Head = 1080,5 m + 54,25 m = 1139,25m Water Hre Pwer (WHP) atau daya utput mtr High Preure Biler Feed Pump (HP BHP) : WHP = (rh x g x Q x H / (1000 x 3600)) kw = 1000 x 9,8 x 183,261 x 1134,525 (1000 x 3600) = 576 kw Setelah diketahui bear daya utput mtr, dicari bear daya input mtr dengan menggunakan cara di bawah dengan data pada maukan mtr HP BFP pada aat PLTGU bekerja pada beban penuh atau 100% : I = 84 Ampere V = 6 kv= 6000 V Pf = 0,88 lagging Daya input mtr pada aat PLTGU bekerja pada beban penuh: P in 3 V1 I1 C 1 = ,88 = ,1742 Watt = 770 kw Setelah daya input dan daya utput didapat, bia diketahui efiieni dari mtr HP BFP, yaitu: Efiieni mtr HP BFP = Put / Pin = 576 kw / 767kW = 0,748 = 75% Pembebanan Tabel 7 data maukan mtr HP BHP tiap pembebanan preure in (kg/cm 2 ) ut (kg/cm 2 ) flw (kg/m 3 ) 100% 2, ,261 75% 2,5 113,9 133,463 50% 2, ,095 Dengan data dari tabel 7, kemudian dilah dengan cara yang ama untuk mencari daya utput, maka hailnya bia dilihat pada tabel 8. i (kg/m 3 ) Tabel 8 Daya utput HPBHP tiap pembebanan g (m/ 2 ) Q (m 3 /jam) H (m) WHP (kw) ,8 186, , ,8 133, , ,8 112, , Setelah didapatkan bear daya utput untuk etiap pembebanan 50%, 75%, dan 100%, bia dicari bear daya input mtr HP BFP, kemudian dicari bear kwh utuk etiap peren pembebanan untuk bia diketahui pii perentae kerja mtr yang paling efiien. Pin (kw) Tabel 9 daya input mtr HP BHP tiap pembebanan kwh untuk etiap peren pembebanan Percent full lad mtr 770 7, % 566 7, % , % Untuk mengetahui hubungan antara daya mtr HP BHP dengan debit air bia dilihat pada gambar 9. 6
7 Differential Head = 10 x Differential Preure / SG = 10 x 12,114 kg/cm 2 / 1 m = 121,14 m 2% Safety factr = 121,14 m x 0,05 = 6,057m Required Differential Head = 121,14 m + 6,057m = 127,197 m Gambar 9 Hubungan daya input mtr HP BHP terhadap debit air Pada gambar 9, debit air meningkat eiring dengan meningkatnya daya mtr HP BHP. hubungan daya input mtr HP BHP terhadap pembebanan (gambar 10). Sebab emakin tinggi beban PLTGU, debit air yang dibutuhkan untuk diknveri jadi uap, juga emakin banyak. Water Hre Pwer (WHP) WHP = (rh x g x Q x H / (1000 x 3600)) kw = 1000 x 9,8 x 697,67 x 127,197 / (1000 x 3600) = 242 kw Diaumikan efiieni mtr CEP = 75% Pin = Put / efiieni = 241,574 / 75% = 323 kw Tabel 10 data maukan mtr CEP tiap pembebanan Pembebanan preure flw (kg/m 3 ) in (kg/cm 2 ) ut (kg/cm 2 ) 100% 0,956 13,07 685,66 75% 0,965 13,7 566,33 50% 0,971 14,7 482,33 Gambar 10 hubungan daya input mtr HP BHP terhadap pembebanan Pada gambar 10, pembebanan meningkat diiringi dengan meningkatnya daya mtr HP BHP. Seliih daya input pada pembebanan 50% dengan 75% tidak begitu jauh. Namun, eliih daya input mtr HP BHP pada 75% pembebanan dengan pembebanan 100% cukup jauh. 4.4 Cndenate Extractin Pump (CEP) Setelah uap air keluar dari turbin uap, uap air di kndenai di kndener yang kemudian hail kndenai yang berupa air dikembalikan ke biler. Untuk bia memindahkan air dari kndener ke biler diperlukan pmpa yang bernama Cndenate Extractin Pump (CEP). Pada atu blk PLTGU, ada 2 buah Cndenate Extractin Pump (CEP). Namun, hanya atu yang diperaikan, dan ianya ebagai cadangan. Untuk mencari kapaita mtr penggerak CEP bia digunakan cara yang ama eperti cara mencari kapaita mtr penggerak HP BHP. DataCEP pada aat 100% pembebanan: Preure input = 703 mmhg = 0,956 kg/cm 2 Preure utput = 13,07 kg/cm 2 Flw = kg/h = 697,67 m 3 /h Differential Preure = 13,07 kg/cm 2-0,956 kg/cm 2 = 12,114 kg/cm 2 Pada tabel 10, flw(debit air) hail kndenai meningkat eiring dengan meningkatnya beban. Namun, tekanan air hail kndenai tidak banyak berubah. i (kg/m 3 ) Tabel 11 Daya utput HPBHP tiap pembebanan g (m/ 2 ) Q (m 3 /jam) H (m) WHP (kw) ,8 697,67 127, ,8 566,33 133, ,8 482,33 144, Dari etiap pembebanan terebut dapat dicari bear daya utput mtr CEP. Untuk kemudian dicari bear daya input (Pin), kwh untuk etiap peren pembebanan, dan percent full lad mtr (lihat tabel 12) agar bia diketahui pii beban yang memiliki nilai efiieni yang tinggi. Pin (kw) Tabel 12 daya input mtr CEP tiap pembebanan kwh untuk etiap peren pembebanan Percent full lad mtr 323 3, % 275 3, % 253 5, % Setelah emua data yang diperlukan dilah, dibuat grafik agar bia lebih jela untuk mengetahui hubungan 7
8 antara daya mtr CEP dengan debit air dan daya mtr dengan pembebanan. Gambar 11 Hubungan daya input mtr CEP terhadap debit air Dari gambar 11, debit air meningkat diiringi dengan meningkatnya daya input mtr CEP. Begitu juga Hubungan daya input mtr HP BHP terhadap pembebanan. Beban PLTGU meningkat, maka daya input mtr CEP meningkat juga (gambar 12). Hal itu diebabkan leh emakin bearnya debit air yang keluar dari kndener hail kndenai uap air dari turbin uap. Gambar 12 Hubungan daya input mtr HP BHP terhadap pembebanan 5. KESIMPULAN Dari hail perhitungan dan kemudian dianalii, maka dapat diambil beberapa keimpulan ebagai berikut: 1. Dalam pre pembangkitan litrik di PLTGU Greik blk III, mtr litrik jeni induki memiliki banyak peran. Beberapa peran mtr induki dalam pre pembangkitan litrik adalah ebagai pemutar turbin ga ampai putaran 2100 rpm yang dilakukan leh tarting mtr 1450 kw dan pny mtr 90 kw. Selain untuk memutar turbin ga, mtr induki digunakan untuk menggerakkan pmpa pengii biler (mtr High Preure Biler Feed Pump atau mtr HP BHP 900 kw dan mtr Lw Preure Biler Feed Pump atau mtr LP BHP 75 kw), untuk menggerakkan pmpa yang memindahkan air dari HP drum ke HP evapratr (mtr High Preure Circulating Water Pump atau mtr HP BCWP) dan untuk menggerakkan pmpa yang memindahkan air dari LP drum ke LP evapratr (mtr Lw Preure Circulating Water Pump atau mtr LP BCWP). Ga yang keluar dari turbin uap mauk ke kndener yang kemudian hail kndenai dipindahakan ke preheater leh mtr Cndenate Extractin Pump atau mtr CEP 400 kw. 2. Mtr HP BHP yang ekarang digunakan di PLTGU Greik Blk III memiliki efiieni ebear 75% yang hampir mencapai efiieni makimum. Hal ini ditunjukkan pada tabel 9 di klm percent full lad mtr, bahwa bear kerja mtr untuk beban 75% ampai 100% berada pada 63% ampai 85% percent full lad mtr. Sedangkan beban rata-rata pada PLTGU adalah 80% ampai 90%. Menurut teri, mtr mencapai efiieni tertinggi pada aat percent full lad mtr berada pada 75% [2]. Sehingga tidak perlu dilakukan pergantian mtr dengan mtr dengan kapaita yang lebih kecil atau yang lebih bear. 3. Mtr CEP yang ekarang digunakan di PLTGU Greik Blk III udah memenuhi tandar dalam penentuan kapaita mtr litrik, yaitu mtr bekerja pada beban 75%. Hal ini biaa dilihat di tabel 12. percent full lad mtr pada beban 75% dan 100%, yaitu 69% dan 81%. 4. Efiieni mtr litrik jeni induki untuk pengerak pmpa High preure pengii biler pada PLTGU blk III Unit Pembangkitan Greik memiliki nilai efiieni yang lebih tinggi yaitu, 75% dibandingkan efiieni mtr induki untuk penggerak pmpa pengii biler di pembangkit litrik tenaga pana matahari (Slar Thermal Pwer Sytem) di Cambridge, Maachuett, Amerika Serikat yang ebear 70% [6]. DAFTAR PUSTAKA 1. Sebagi, Diktat Kuliah Mein Aru Blak-Balik, Surabaya, Mtr Litrik, <URL: Pmpa dan Sitem Pemmpaan, <URL: Mitubihi, Fatec Panduan Interver. 5. Fitzgerald, A. E. dkk, Electric Machinery Third Editin, McGraw-Hill Bk Cmpany, New Yrk, Lin, Cyntia, Feaibility f Uing Pwer Steering Pump in Small-Scale Slar Thermal Electric Pwer Sytem. Thei Juruan Teknik Mein Maachuett Intitute f Technlgy, Maachuett, Amerika Serikat DAFTAR RIWAYAT HIDUP Aditaa Pratama dilahirkan di Jakarta pada tahun Luluan dari SD Ilam Ar-Rahman Bekai, SLTPN 9 Bekai, dan SMAN 2 Bekai. Penuli menjadi mahaiwa Teknik Elektr Intitut Teknlgi Sepuluh Nvember angkatan 2005 dan mengambil bidang tudi teknik item tenaga. 8
Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :
STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciMODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)
MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan
Lebih terperinciPENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA
BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)
STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,
Lebih terperinciBAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI
BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA
PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Oleh : Awal Mu amar 2404 100 030 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT Fitri Adi Ikandarianto
Lebih terperinciMotor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham
Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciSIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB
36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciPENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS
PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK
JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN 141-037 ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciPRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI
PRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI Nama : Afrian Syaiibrahim Kholilulloh NRP : 42 09 100
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN
BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,
Lebih terperinciANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice
NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler
72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR
ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater
Lebih terperinciBAB XV PEMBIASAN CAHAYA
243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.
Lebih terperinciBAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT
BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciNERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:
SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering
Lebih terperinciPengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,
Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).
Lebih terperinciTOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul?
SOAL-SOAL KONSEP TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON Sebuah bla karet dijatuhkan ke ata lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bla itu memantul? Mlekul-mlekul pada lantai melawan/menlak bla aat menumbuk lantai dan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR)
PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) Dioniiu Ramaditya Putra Fatruan Program Sarjana Departemen Teknik Mein Fakulta
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciBAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG
BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG 2.1 Gambaran Umum Unit pembangkit Muara Karang dioperasikan pertama kali pada tahun 1979. Pada awalya dikelola oleh PT Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka
1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak
Lebih terperinciPERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)
Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI
PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN
Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB
Lebih terperinciSistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID
6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni
Lebih terperinciBAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF
Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciSISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH
SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciBAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan
BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciSimulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif
Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciAnalisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa
ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciBAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN
ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciawalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan
Lebih terperinciTOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI
TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi listrik daerah Sumatera bagian Utara setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu, perkiraan
Lebih terperinciPEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari
PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).
Lebih terperinciMODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)
MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)
SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan
Lebih terperinciANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER
ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Unit Pembangkitan Muara Karang, dioperasikan pertama kali pada tahun 1979 oleh PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian barat (PLN KJB) yang dikenal dengan
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI
TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI Dosen Pembimbing : Ir. Joko Sarsetiyanto, MT Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh
Lebih terperinciSESSION 12 POWER PLANT OPERATION
SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai
BAB III PENGUMPULAN DATA 3.1. PLTU Muara Karang. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai Teluk Jakarta, di Muara Karang. Kapasitas terpasang total PLTU Muara Karang sebesar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciPermasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.
STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciInduksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.
Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik
Lebih terperinciPemilihan Kecepatan Putaran Direct Current (DC) Gearhead Motor Pada Roda Pengendali Arah di Kursi Roda Elektrik Menggunakan Direct Current
Pemilihan Kecepatan Putaran Direct Current (DC) Gearhead Mtr Pada Rda Pengendali Arah di Kuri Rda Elektrik Menggunakan Direct Current (DC) Chpper tanpa Filter Dikdik Krinandi Pulit Infrmatika - LIPI dikdik@infrmatika.lipi.g.id
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinci