Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin
|
|
- Sri Shinta Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAA PENGANAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi enggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi enggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah, perkembangan perbankan dan sistem pembayaran, informasi tentang keuangan daerah serta prospek perekonomian daerah Sulawesi enggara. Kajian ini disusun secara triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Kendari baik dengan menggunakan data internal maupun data yang diperoleh dari instansi terkait di luar Bank Indonesia. Untuk itu, tanggung jawab penulisan laporan ini sepenuhnya berada pada Kantor Bank Indonesia Kendari. Kami berharap kajian ini dapat terus ditingkatkan mutu, isi dan cara penyajiannya sehingga dapat bermanfaat bagi para pihak yang membutuhkannya. Untuk itu, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan buku kajian ini sungguh akan kami hargai. Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memungkinkan tersusunnya buku kajian ini dan kiranya kerja sama, saling tukar menukar informasi dan data dapat terus berkelanjutan. Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI Lawang M. Siagian Pemimpin
2 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan KANOR BANK INDONESIA KENDARI ii
3 DAFAR ISI KAA PENGANAR... DAFAR ISI... DAFAR GRAFIK... DAFAR ABEL... i iii v vii RINGKASAN EKSEKUIF... 1 PERKEMBANGAN EKONOMI... 1 INFLASI... 1 PERBANKAN DAN SISEM PEMBAYARAN... 2 KEUANGAN DAERAH... 5 KEENAGAKERJAAN DAN KESEJAHERAAN... 5 PROSPEK EKONOMI... 6 BAB I. ASESMEN MAKROEKONOMI Kondisi Umum PDRB Menurut Penggunaan PDRB Menurut Lapangan Usaha Boks I Dampak Perdagangan Bebas ACFA BAB II. ASESMEN INFLASI Kondisi Umum Perkembangan Inflasi Bulanan di Provinsi Sulawesi enggara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi/Deflasi Inflasi ahun Berjalan dan Inflasi ahunan Inflasi/Deflasi erbesar per-sub Kelompok BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN Kondisi Umum Perkembangan Aset Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) KANOR BANK INDONESIA KENDARI iii
4 3.4 Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perolehan Laba Perkembangan Kredit UMKM dan KUR BAB IV. KEUANGAN DAERAH Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja BAB V. PERKEMBANGAN SISEM PEMBAYARAN Perkembangan Pembayaran unai Perkembangan Pembayaran Non unai BAB VI. ENAGA KERJA DAERAH DAN INDIKAOR KESEJAHERAAN Ketenagakerjaan Daerah Kesejahteraan BAB VII. PROSPEK EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Prospek Ekonomi Makro Perkiraan Inflasi LAMPIRAN DAA KANOR BANK INDONESIA KENDARI iv
5 DAFAR GRAFIK Nama Grafik...Nomor Halaman Grafik Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi enggara... 7 Grafik Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi enggara... 9 Grafik Indeks Kondisi Ekonomi saat ini... 9 Grafik Penerimaan Pajak Grafik Konsumsi Air Grafik Konsumsi Listrik Grafik Konsumsi Bahan Bakar Grafik Perkembangan Kendaraan Bermotor Grafik Perkembangan Realisasi Kredit Konsumsi Grafik Realisasi Kredit Investasi Grafik Volume Ekspor Provinsi Sultra Grafik Arus Bongkar Muat Pelabuhan Grafik Kontribusi iap Sektor Grafik Share iap Sektor Grafik Produksi Biji Nikel P.Antam, bk Grafik Produksi Ferronikel P.Antam, bk Grafik ingkat Penghunian Kamar Hotel Sultra Grafik Realisasi Pengadaan Semen Sulawesi enggara Grafik Jumlah Arus Penumpang Di Bandara Haluoleo Grafik NB Perbankan Sulawesi enggara Grafik Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m) Nasional dan Kendari Grafik Perkembangan Harga Beras dan Inflasi Bulanan Sub-Kelompok Padi-padian Grafik Perkembangan Emas Internasional (per troy ounce) Grafik Perkembangan Harga Gula Pasir dan Inflasi Bulanan Sub-Kelompok Minuman idak Beralkohol Grafik Inflasi ahunan dan ahun Berjalan Kota Kendari Grafik Pangsa Kepemilikan Aset Grafik Pangsa DPK Golongan Pemilik Grafik Pangsa Penyaluran Kredit Menurut Sektor Ekonomi Grafik Realisasi Pendapatan Provinsi Sulawesi enggara ahun KANOR BANK INDONESIA KENDARI v
6 Grafik Realisasi Belanja Provinsi Sulawesi enggara ahun Grafik Aliran Uang Keluar /Outflow riwulan II Grafik Aliran Uang Masuk I Inflow riwulan II Grafik Perkembangan ransaksi Kliring Grafik Perkembangan ransaksi RGS Grafik Pertumbuhan Angkatan Kerja Sulawesi enggara Grafik Pangsa dan Pertumbuhan Penduduk yang Bekerja Grafik Pekerja Berdasarkan Lapangan Kerja Utama Grafik NP Sulawesi enggara Mei Mei Grafik Inflasi Bulanan dan Ekspektasi Inflasi Kota Kendari DAFAR ABEL KANOR BANK INDONESIA KENDARI vi
7 Nama abel... Nomor Halaman abel Pertumbuhan PDRB Penggunaan Sulawesi enggara... 8 abel Kontribusi Komponen PDRB Penggunaan erhadap Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi enggara... 8 abel Pertumbuhan iap Sektor (dalam persen) abel Produksi Padi Provinsi Sulawesi enggara abel Perkembangan Kredit Perumahan/Ruko abel Perkembangan Inflasi Kendari abel Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) abel Sumbangan Per Kelompok erhadap Inflasi Bulanan (mtm) abel Komoditi Penyumbang Inflasi Kelompok Bahan Makanan Bulan April-Juni abel Komoditi Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Sandang Bulan April-Juni abel Inflasi Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan embakau Bulan April-Juni abel Bebrapa Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi/Deflasi Di Kota Kendari abel Inflasi (Deflasi) erbesar Per Sub Kelompok Secara Bulanan abel Perkembangan Indikator Perbankan Sulawesi enggara abel Perkembangan Penghimpunan DPK abel Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Penggunaan abel NPLs Kredit Bank Umum Berdasarkan Penggunaan abel Perkembangan Pendapatan Bunga Bank abel Perkembangan Kredit UMKM abel Realiasai Pendapatan dan Belanja Sulawesi enggara ahun abel Pekerjaan Berdasarkan Status Pekerjaannya abel Nilai ukar Petani (NP) abel Ekspektasi Dunia Usaha KANOR BANK INDONESIA KENDARI vii
8 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan KANOR BANK INDONESIA KENDARI viii
9 RINGKASAN EKSEKUIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI ENGGARA RIWULAN II-2010 PERKEMBANGAN EKONOMI Perekonomian Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 sebesar 8,98% (y.o.y), Pertumbuhan ekonomi Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 kembali menunjukkan trend yang positif yaitu sebesar 8,98% (y.o.y) 1. Pertumbuhan tersebut meningkat baik secara tahunan maupun triwulanan. Pada sisi penggunaan, konsumsi masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan.. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh konsumsi. Meskipun demikian, konsumsi tercatat mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan konsumsi yang terjadi terutama disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumah tangga. Sementara, ekspor dan impor menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang relatif tinggi. Secara sektoral, yang memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran (PHR), industri pengolahan, serta sektor bangunan. Inflasi Kendari triwulan II-2010 tercatat sebesar 2.41% (y.o.y) Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 didorong oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restauran (PHR), industri pengolahan, serta sektor bangunan. Ketiga sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi masing-masing sebesar 13,55%, 21,64% dan 16,15% secara tahunan. INFLASI Perkembangan IHK di Kota Kendari pada periode April Juni 2010 ditandai dengan terjadinya deflasi pada bulan Juni 2010 sebesar -0,06% (m.t.m). Pada bulan tersebut, tercatat empat kelompok mengalami inflasi dimana kelompok sandang tercatat sebagai kelompok yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,24% (m.t.m). Sementara itu, terdapat tiga kelompok yang tercatat mengalami deflasi dimana kelompok transportasi, 1 Sumber: BPS Prov Sulawesi enggara
10 RINGKASAN EKSEKUIF komunikansi, dan jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar - 1,70% (m.t.m). Pada sisi lain, Kota Kendari tercatat mengalami inflasi pada bulan April dan Mei Inflasi Kota Kendari pada bulan April tercatat sebesar 0,31% (m.t.m). Berdasarkan kelompoknya, terdapat dua kelompok yang mengalami deflasi dan lima kelompok lainnya tercatat mengalami inflasi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau serta kelompok perumahan tercatat sebagai kelompok yang mengalami deflasi masingmasing sebesar -0,24% (m.t.m) dan -0,18% (m.t.m). Sementara itu, kelompok transportasi tercatat sebagai kelompok yang mengalami inflasi tertinggi pada bulan April 2010 sebesar 1,20% (m.t.m)... otal asset perbankan pada triwulan II-2010 tercatat sebesar Rp7.937 miliar. PERBANKAN DAN SISEM PEMBAYARAN erpeliharanya iklim usaha yang kondusif di Sulawesi enggara telah memberikan peluang kepada sektor perbankan untuk terus meningkatkan volume usahanya. Hal ini terlihat pada perkembangan total aset dimana pada triwulan II-2010 tercatat sebesar Rp7.937 miliar. Secara agregat menunjukkan peningkatan dengan laju pertumbuhan sebesar 10,53% (y-t-d). Berdasarkan kelompok bank, peningkatan terbesar terjadi pada kelompok bank umum dengan laju pertumbuhan sebesar10,62%, sementara aset BPR hanya tumbuh 1,24%. Peningkatan total aset tersebut terutama di dorong oleh meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun. Setelah 5 bulan terakhir perkembangan DPK yang dihimpun perbankan Sulawesi enggara relatif stagnan, pada akhir triwulan II-2010 DPK menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,45% (y-t-d) atau meningkat sebesar Rp444,87 miliar, dari Rp5.262 miliar pada triwulan IV-2009 menjadi Rp5.707 miliar, yang terdiri dari tabungan sebesar Rp3.143 miliar (55,08%), giro Rp1.433 miliar (25,10%) dan deposito Rp1.131 miliar (19,81%). 2
11 RINGKASAN EKSEKUIF DPK tercatat sebesar Rp444,87 miliar pada triwulan II-2010 Kredit tumbuh 13,06% (ytd) Dengan meningkatnya DPK yang dihimpun, tentunya telah memberikan peluang kepada perbankan Sulawesi enggara untuk lebih meningkatkan kapasitas kredit/pembiayaan yang disalurkan. Posisi triwulan II-2010 total kredit/pembiyaan yang disalurkan tercatat sebesar Rp5.348 miliar, selama tahun berjalan (y-t-d) kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 13,06%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 yang sebesar 11,77%, sementara secara tahunan tumbuh sebesar 26,28%. Pada II-2010 laba perbankan Sulawesi enggara tercatat sebesar sebesar Rp269 miliar, tumbuh 34,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 yang sebesar Rp201 miliar. Posisi kredit UMKM yang disalurkan bank umum di Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 tercatat sebesar Rp5.079 miliar, meningkat sebesar 11,99% dibanding posisi Desember 2009 yang tercatat sebesar Rp4.535 miliar (y-t-d). Kredit kepada UMKM tersebut mencapai 94,06% dari total kredit yang disalurkan. Jumlah uang yang diedarkan oleh KBI Kendari mencapai Rp489 miliar. SISEM PEMBAYARAN Dalam upaya memenuhi permintaan masyarakat terhadap uang kartal baik dalam jumlah maupun nominal yang dibutuhkan untuk kebutuhan bertransaksi (transaction motive), KBI Kendari telah mengedarkan uang kartal baik melalui perbankan maupun langsung kepada masyarakat yang ada di wilayah Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 tercatat sebesar Rp489 miliar, meningkat sebesar Rp406 miliar dibandingkan triwulan I-2010 yang hanya sebesar Rp83 miliar. Dalam upaya memenuhi pelaksanaan kebijakan clean money policy dimana Bank Indonesia wajib menyediakan uang kartal dalam kondisi yang layak edar dan kebijakan diskresi, KBI Kendari telah menerima penukaran uang dan atau setoran yang dilakukan oleh masyarakat dan perbankan yang ada di Sulawesi enggara. Setelah pada triwulan I-2010 aliran uang masuk mengalami net inflow sebagai akibat arus balik uang keluar yang terjadi pada triwulan sebelumnya, pada triwulan II-2010 KBI Kendari menerima penukaran uang yang tidak layak edar dan setoran bank sebesar Rp19,83 miliar sehingga terjadi net out 3
12 RINGKASAN EKSEKUIF ransaksi non tunai melalui kliring tercatat sebesar Rp528,46 miliar sedangkan melaui RGS sebesar Rp18,525 miliar. flow sebesar Rp469,56 miliar. Aktivitas transaksi pembayaran non tunai di KBI Kendari yang dilakukan melalui sarana Sistim Kliring Nasional BI (SKNBI) pada triwulan II menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan I Hal ini terlihat pada perkembangan jumlah warkat maupun nominal kliring. Warkat kliring tercatat sebanyak dengan total nominal sebesar Rp528,46 miliar, masing-masing meningkat 3,89% dan 3,93%. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga telah mendorong peningkatan kegiatan transaksi non tunai melaui sarana Bank Indonesia Real ime Gross Settlement (BI-RGS), sebagaimana terlihat pada meningkatnya jumlah maupun nominal transaksi. Jumlah transaksi melalui BI-RGS pada triwulan II-2010 tercatat sebanyak transaksi, meningkat sebesar 86,63% dari periode sebelumnya (q-t-q), sementara jumlah nominal transaksi tercatat sebesar Rp18,525 miliar, meningkat sebesar 32,23%. KEUANGAN DAERAH erdapat defisit anggaran sebesar Rp88,98 Milyar pada APBD-P Realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi enggara tahun 2009 sebesar 81,48% dari target angagra dalam APBD-P Realisasi pendapatan APBD-P Provinsi Sulawesi enggara 2009 tercatat sebesar Rp1.030,72 milyar, sedangkan realisasi belanja APBD-P Provinsi Sulawesi enggara tercatat sebesar Rp1.119,70 milyar sehingga terdapat defisit sebesar Rp88,98 milyar. Realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi enggara tahun 2009 tercatat sebesar Rp1.030,72 milyar milyar atau 81,48% dari anggaran pendapatan dalam APBD-P tahun 2009 sebesar Rp1.264,93 milyar. Berdasarkan kelompoknya, realisasi pendapatan tersebut didominasi oleh dana perimbangan sebesar Rp764,56 milyar atau 74% dari total realisasi pendapatan. Selanjutnya, angka realisasi dana perimbangan tersebut hanya 97,03% dari yang telah dianggarkan atau terdapat sekitar Rp23,37 miliar dana perimbangan yang diperkirakan menjadi pendapatan daerah Provinsi Sulawesi enggara yang tidak terealisasi. Sementara itu, realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Sulawesi enggara pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp223,13 milyar atau 21,65% dari total pendapatan. Angka realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Sulawesi enggara tahun 2009 juga tercatat hanya 47,17% atau jauh dibawah angka yang telah 4
13 RINGKASAN EKSEKUIF. dianggarkan. Belanja Daerah didefinisikan sebagai semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Realisasi belanja daerah Provinsi Sulawesi enggara pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp1.119,70 milyar atau 82,30% dari pagu anggaran belanja Provinsi Sulawesi enggara tahun Proporsi terbesar atau 61,26% dari total realisasi belanja daerah adalah belanja operasional terutama pengeluaran untuk belanja pegawai serta belanja barang dan jasa masing-masing sebesar Rp397,82 milyar dan Rp260,37 milyar sehingga proporsi dari total belanja tersebut mencapai 95,96% dari total realisasi belanja operasional Provinsi Sulawesi enggara. Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Sementara itu, belanja barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. KEENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHERAAN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi enggaa meningkat 4,81% dibandingkan tahun Nilai ukar Petani (NP) Juni 2010 meningkat 0,23%.. Perkembangan ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi enggara berdasarkan survei BPS pada bulan Februari 2010 menunjukkan peningkatan angkatan kerja sebesar 4,81% dibandingkan dengan bulan Februari Peningkatan tersebut diperkirakan disebabkan oleh shifting dari penduduk yang bukan angkatan kerja yang mengalami penurunan -3,02% dibandingkan dengan data bulan Februari Berdasarkan pemantauan harga-harga di pedesaan pada bulan Juni 2010, NP Sulawesi enggara tercatat sebesar 108,61. Nilai ini mengalami penurunan 0,23% dibandingkan NP bulan Mei 2010 yang tercatat sebesar 108,86. Penurunan NP pada bulan Juni 2010 tersebut 5
14 RINGKASAN EKSEKUIF dipengaruhi oleh penurunan indeks pada sub sektor perikanan sebesar 0,06%. Kondisi perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami tumbuh pada kisaran 8%+ 1% (yoy). Inflasi pada triwulan III-2010 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan II PROSPEK EKONOMI Kondisi perekonomian Sulawesi enggara pada triwulan III-2010 diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi dan berada pada kisaran 8% + 1% (y.o.y). Perkiraan kinerja perekonomian tersebut sesuai dengan optimisme ekspektasi pelaku usaha terhadap kondisi dunia usaha pada triwulan III-2010 yang tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SB) dengan SB ekspektasi usaha sebesar 30,62 atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar 20,85. Kondisi ini mencerminkan bahwa pelaku usaha masih optimis terhadap kondisi perekonomian yang baik sehingga akan mendorong peningkatan aktivitas usahanya. Setelah mengalami inflasi yang relatif stabil pada triwulan II-2010, pergerakan harga-harga di Kota Kendari diperkirakan akan mengalami inflasi yang lebih tinggi pada triwulan III Inflasi tersebut terutama akan dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditi bahan makanan, makanan jadi, minuman dan rokok, dan perumahan. Perkiraan kondisi inflasi tersebut juga tercermin dari angka ekspektasi inflasi 3 bulan kedepan pada Survei Konsumen di Kota Kendari dimana masyarakat memperkirakan inflasi akan bergerak naik pada akhir triwulan III
15 BAB I ASESMEN MAKROEKONOMI 1.1 KONDISI UMUM Pertumbuhan ekonomi Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 kembali menunjukkan trend yang positif yaitu sebesar 8,98% (y.o.y) 1. Pertumbuhan tersebut meningkat baik secara tahunan maupun triwulanan. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh konsumsi. Meskipun demikian, konsumsi tercatat mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan konsumsi yang terjadi terutama oleh perlambatan konsumsi rumah tangga. Sementara, ekspor dan impor menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang relatif tinggi. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 didorong oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restauran (PHR), industri pengolahan, serta sektor bangunan. Ketiga sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi masing-masing sebesar 13,55%, 21,64% dan 16,15% secara tahunan. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi enggara 3,500, ,000, ,500, ,000, ,500, ,000, , Jutaan 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q * PDRB Pertumbuhan (y.o.y) Sumber: data BPS diolah 1 Sumber: BPS Prov Sulawesi enggara
16 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO 1.2 PDRB MENURU PENGGUNAAN Pada sisi penggunaan, seperti halnya periode-periode sebelumnya konsumsi masih menjadi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi enggara triwulan II-2010 yaitu sebesar 4,44%. Selanjutnya, cukup kondusifnya kegiatan dunia usaha di Sulawesi enggara memberikan dampak positif terhadap investasi sehingga pertumbuhan investasi juga memberikan kontribusi yang cukup penting bagi kinerja perekonomian Sulawesi enggara. Sumber : BPS Sultra abel 1.1 Pertumbuhan PDRB Penggunaan Sulawesi enggara Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Konsumsi 12.26% 7.71% 4.71% 0.94% 4.06% 6.06% Rumah angga 8.48% 7.95% 5.45% 1.18% 4.20% 3.14% Pemerintah 23.32% 7.02% 2.69% 0.33% 3.73% 14.43% Investasi 8.26% 8.76% 14.11% 29.81% 20.02% 11.28% Ekspor barang dan jasa 3.06% 1.95% -0.47% 18.37% 1.83% 7.38% Dikurangi impor barang dan jasa 15.05% 4.04% 2.66% 15.36% 2.92% 6.27% PRODUK DOMESIK BRUO 7.40% 7.47% 6.65% 8.73% 8.23% 8.98% abel 1.2 Kontribusi Komponen PDRB Penggunaan erhadap Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi enggara KONSUMSI Keterangan Kontribusi Konsumsi 4.44% Investasi 3.36% Ekspor barang dan jasa 2.17% Impor barang dan jasa 2.05% Sumber: Data BPS diolah Aktivitas konsumsi pada triwulan II-2010 secara tahunan tumbuh 6,06% (y.o.y) (abel 1.1). Meskipun konsumsi masih menjadi penggerak utama perekonomian Sulawesi enggara, namun pertumbuhan konsumsi menujukkan perlambatan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan konsumsi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh perlambatan konsumsi rumah tangga dari 7,95% (y.o.y) pada triwulan II-2009 menjadi 3,14% (y.o.y) pada triwulan II Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut juga tercermin dari menurunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Kendari dari 135,14 pada triwulan II-2009 menjadi 130,36 (Grafik 1.2). Selain itu perlambatan pertumbuhan konsumsi juga tercermin dari menurunnya indikator keyakinan masyarakat akan kondusifnya kondisi ekonomi saat ini 8
17 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO untuk melakukan aktivitas konsumsi yaitu Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) yang turun dari 122,15 pada triwulan II-2009 menjadi 122,01 (Grafik 1.3). Meski mengalami perlambatan, konsumsi pada periode berjalan masih tumbuh positif, hal ini sesuai dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat lebih rendah namun masih berada pada level optimisme. Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi enggara Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Kendari Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Aug Oct Dec Feb Apr Jun Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yang lalu Ketersediaan lapangan kerja saat ini Ketepatan waktu pembelian (konsumsi) barang tahan lama 2010 Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Kendari Optimisme tersebut didorong oleh keyakinan masyarakat akan adanya kenaikan penghasilan saat ini dibanding enam bulan yang lalu yang juga tercermin dari peningkatan penerimaan hasil pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari yaitu sebesar 11,52% (yoy) (Grafik 1.4). Selain itu beberapa indikator lainnya yang tumbuh positif juga mencerminkan pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga antara lain konsumsi air, listrik dan konsumsi 9
18 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO bahan bakar. Konsumsi air di Kota Kendari pada triwulan II-2010 tumbuh 6,82% secara tahunan (Grafik 1.5) dengan rata-rata pemakaian air sebesar 18 M 3. Konsumsi listrik pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 11,53% (Grafik 1.6) dengan pengguna utama adalah rumah tangga dengan pangsa sebesar 63,06%. Peningkatan konsumsi listrik pada periode berjalan didorong oleh event piala dunia yang ditayangkan hingga dini hari sehingga menambah jam penggunaan listrik masyarakat untuk televisi. Konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar minyak tanah, premium dan solar juga mengalami peningkatan yang masing-masing sebesar 0,90%, 10,80% dan 13,20% secara tahunan (Grafik 1.7). Hal ini juga sesuai dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang tumbuh masing-masing sebesar 38,25% dan 14,02%. Sementara itu, pembiayaan oleh perbankan terhadap konsumsi rumah tangga juga tumbuh positif yang tercermin dari pertumbuhan realisasi kredit baru untuk konsumsi sebesar 11,78% (y.o.y) (grafik 1.9). Grafik 1.4 Penerimaan Pajak Grafik 1.5 Konsumsi Air Billion s Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q % 15% 10% 5% 0% -5% -10% Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q h ous an ds Pajak Penghasilan PPN & PPnBM Pendapatan atas Pl dan PIB Sumber: Kantor Pajak Pratama Kendari Konsumsi Air Rumah angga (M3) Sumber: PDAM Kendari Growth Konsumsi Air Rumah angga Grafik 1.6 Konsumsi Listrik Grafik 1.7 Konsumsi Bahan Bakar M illion s Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Millions Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% KWH Growth PREMIUM M.SOLAR Growth Premium Growth M.Solar Sumber: PLN Divre VII Sumber: Pertamina Kendari 10
19 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Grafik 1.8 Perkembangan Kendaraan Bermotor Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Kredit Konsumsi Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q Ju ta a n Ja nu a r i F e br ua ri M a r et A p r il M e i Ju n i Ju l i A g us tu s S ep te m be r O c to be r N ov em b e r D e c e m be r Ja n ua r y F e br u a ry M a r c h A p r il M a y Ju n e 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% -80% Jumlah Roda 2 Jumlah Roda 4 Pertumbuhan Jumlah Roda 2 Pertumbuhan Jumlah Roda Realisasi Kredit Konsumsi Growth Konsumsi Sumber: Kepolisian Daerah Sulawesi enggara Sumber: LBU Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan positif konsumsi rumah tangga pada periode berjalan antara lain kondisi liburan sekolah, tahun ajaran baru, kenaikan penghasilan dengan datangnya masa panen kakao dan padi. Berbeda dengan perlambatan pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi pada periode berjalan mengalami peningkatan dari 8,76% (y.o.y) pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 11,28% (y.o.y) pada triwulan II Peningkatan pertumbuhan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cairnya dana alokasi khusus dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah pada bulan Mei INVESASI Pada triwulan II-2010 investasi Sulawesi enggara menunjukkan perkembangan yang cukup baik. rend peningkatan investasi tersebut sudah berlangsung sejak triwulan I-2010, sementara pada periode laporan investasi tercatat tumbuh sebesar 11,28% (y.o.y) (abel 1.1). Pertumbuhan investasi antara lain tercermin dari pertumbuhan kredit investasi pada triwulan-ii 2010 yang secara tahunan tercatat sebesar 31,97%. Selain itu, realisasi kredit investasi juga tumbuh sebesar 3,54% (Grafik 1.9). 11
20 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Grafik 1.10 Realisasi Kredit Investasi Jutaan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September October November December January February March April May June 350% 300% 250% 200% 150% 100% 50% 0% -50% -100% Realisasi Kredit Investasi Growth Investasi Sumber : Laporan Bank Umum Perkembangan investasi terutama didorong oleh perkembangan investasi swasta khususnya pada sektor bangunan, sektor pertambangan dan sektor pertanian. Kondisi tersebut perlu didukung oleh pemerintah daerah Sulawesi enggara dengan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif khususnya dengan kemudahan-kemudahan perijinan usaha dan dukungan infrastruktur yang memadai EKSPOR & IMPOR Ekspor Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,38% (y.o.y) (abel 1.1). Pertumbuhan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,95% (y.o.y). Peningkatan pertumbuhan ekspor luar negeri tercermin pada peningkatan volume ekspor yaitu sebesar 280,34% (grafik 1.11) pada triwulan II Relatif tingginya pertumbuhan ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor komoditas pertambangan dan industri pengolahan antara lain Bijih Nikel dan Ferronikel. Nilai ekspor 2 komoditas sektor pertambangan pada periode berjalan tumbuh sebesar 7,32% (y.o.y) yaitu dari USD menjadi sebesar USD ,16. 2 Sumber data dari Bank Indonesia 12
21 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Grafik 1.11 Volume Ekspor Provinsi Sulawesi enggara Millions Jan'0 9 Fe b'09 Mrt'09 Apr'0 9 Mei' 09 Jun'09 Jul'09 Agst'0 9 Se p'09 Okt' 09 Nov'0 9 Des'09 Jan'1 0 Fe b'10 Mrt'10 Apr'1 0 Mei' 10 Jun'10 Sumber: Datawarehouse Bank Indonesia Peningkatan ekspor juga tergambar dari aktivitas perdagangan antar wilayah yang juga menjadi bagian perhitungan ekspor yang tercatat pada PDRB Sulawesi enggara. Pada periode berjalan, perdagangan antar pulau mengalami peningkatan yang tercermin dari peningkatan arus muat barang di pelabuhan Kendari yaitu sebesar 19,14% (y.o.y) menjadi on (Grafik 1.11) dari on pada triwulan II-2009 (Grafik 1.11). Grafik 1.12 Arus Bongkar Muat Pelabuhan 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% -5% Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 140, , ,000 80,000 60,000 40,000 20, Sumber: Pelabuhan Kendari 13
22 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Impor Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,27%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,04% (yoy) (abel 1.1). Peningkatan pertumbuhan impor Sulawesi enggara tercermin dari peningkatan pertumbuhan perdagangan antar pulau dengan Indikator peningkatan aktivitas arus bongkar pada pelabuhan utama Sulawesi enggara yaitu pelabuhan Kendari yang tercatat mengalami pertumbuhan 1,37% (Grafik 1.11). Dengan kondisi impor yang tumbuh lebih tinggi dari ekspor maka Net Balance arus perdagangan Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 masih tercatat negatif sebesar Rp118,207 Milyar. 1.3 PDRB MENURU LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian Sulawesi enggara secara sektoral pada triwulan II menunjukkan pertumbuhan yang positif pada semua sektor. (abel 1.4). abel 1.3 Pertumbuhan ahunan iap Sektor (dalam persen) * Sektor Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Pertanian 2.67% -0.11% 5.58% 0.36% 2.22% Pertambangan 23.81% 21.48% % 16.25% 13.98% Industri % -9.35% 10.26% 18.70% 21.64% Listrik, Gas dan Air 15.52% 17.57% 17.74% 5.77% 10.65% Bangunan 10.13% 14.55% 15.25% 19.86% 16.15% Perdagangan 13.73% 14.71% 16.21% 15.32% 13.55% Angkutan 19.16% 21.38% 20.80% 9.10% 6.90% Keuangan 10.10% 2.56% 7.89% 10.51% 24.33% Jasa-jasa 10.64% 8.62% 5.13% 2.31% 1.18% PDRB 7.47% 6.65% 8.73% 8.23% 8.98% Sumber: BPS Sulawesi enggara Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu sektor keuangan dan sektor industri pengolahan. Sementara itu, sektor yang memiliki kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi yaitu sektor perdagangan hotel dan restauran, sektor industri pengolahan dan sektor angkutan yaitu masing-masing sebesar 2,24%, 1,70% dan 1,34% (Grafik 1.12). 14
23 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Grafik 1.13 Kontribusi iap Sektor erhadap Pertumbuhan PDRB (dalam persen) Jasa-jasa Keuangan 0.16% 1.31% Angkutan 0.60% Perdagangan 2.24% Bangunan Listrik, Gas dan Air 0.08% 1.34% Industri 1.70% Pertambangan Pertanian 0.81% 0.74% 0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50% Sumber: Data BPS Prov. Sultra diolah Pada triwulan II-2010, sektor pertanian masih merupakan sektor dengan pangsa terbesar sumbangannya dalam perekonomian Sulawesi enggara yaitu sebesar 31,21% yang disusul oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 17,23% (grafik 1.13). Grafik 1.14 Share iap Sektor 12.41% 6.13% 31.21% 8.55% 17.23% 6.07% 8.78% 8.87% 0.76% Sumber: Data BPS Prov. Sultra diolah Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa Perkembangan tiap sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terhadap pembentukan PDRB akan dianalisis lebih lanjut dalam sub bab berikut ini. 15
24 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Sektor Pertanian Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2,22% (y.o.y) (abel 1.4) dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,74% (Grafik 1.12). Pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,67% (y.o.y) (tabel 1.4). Faktor yang mempengaruhi kinerja sektor pertanian pada periode laporan antara lain berlangsungnya masa panen kakao dan padi pada saat bersamaan serta meningkatnya produksi rumput laut. Pada sisi lain, hasil produksi padi pada periode laporan menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu dari on menjadi on. Sumber: Data Dinas Pertanian Prov. Sulawesi enggara abel 1.4 Produksi Padi Prov. Sultra Indikator riwulan I riwulan II riwulan III riwulan IV riwulan I riwulan II Produksi Padi (on) 60, , , , , , Luas Lahan (Ha) 31, , , , , , Luas Panen (Ha) 15, , , , , , Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga turut menunjukkan penurunan tingkat realisasi kegiatan usaha pada sektor pertanian dengan nilai Saldo Bersih ertimbang (SB) - 3,14%. Persepsi masyarakat akan menurunnya realisasi usaha diperkirakan disebabkan oleh kondisi cuaca dengan curah hujan yang tinggi yang menyebabkan terjadinya puso di beberapa daerah Sektor Pertambangan Perkembangan sektor pertambangan Provinsi Sulawesi enggara pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 13,98% (y.o.y) melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 23,81% (abel 1.4). Kontribusi sektor pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar sebesar 0,81% (Grafik 1.12). Melambatnya pertumbuhan sektor pertambangan disebabkan oleh menurunnya hasil pertambangan komoditas bijih nikel P.Antam, bk yang tercatat tumbuh negatif sebesar 16
25 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO 9,21% (y.o.y) (Grafik 1.14). Penurunan produksi bijih nikel tersebut disebabkan oleh berkurangnya deposit bijih nikel pada kuasa pertambangan yang sedang dieksplorasi P.Antam saat ini 3. Meski mengalami perlambatan, namun sektor pertambangan masih tumbuh positif yang ditopang oleh peningkatan produksi aspal Buton yang diperkirakan disebabkan oleh adanya wacana pemerintah untuk mewajibkan penggunaan Aspal Buton dalam pengembangan infrastruktur jalan 4. Grafik 1.15 Produksi Bijih Nikel P.Antam, bk 800, , , , , , , ,000 - Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 % Biji Nikel Pertumbuhan Sumber: P. Antam bk Sektor Industri Pengolahan Perkembangan sektor industri pengolahan pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,64% (y.o.y) (abel 1.4) dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,70% (Grafik 1.12). Salah satu indikator peningkatan pertumbuhan sektor industri adalah peningkatan produksi Ferronikel pada P.Antam, bk yaitu sebesar 73,85% (y.o.y) (Grafik 1.14). Peningkatan produksi Ferronikel tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan yang datang dari Cina, Korea dan Jepang. Selain itu, pembiayaan perbankan terhadap sektor industri pengolahan juga mengalami peningkatan yang tercermin dari pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan sebesar 16,15% (y.o.y). 3 Informasi dari P.Antam,bk Pomalaa 4 Berdasarkan hasil informasi dari Bappeda Provinsi Sulawesi enggara 17
26 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Grafik 1.16 Produksi Ferronikel P.Antam, bk 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q Ferronikel Pertumbuhan Sumber: P. Antam bk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pada triwulan II-2010 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) tumbuh 13,55% (y.o.y) (abel 1.4) melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,73% (y.o.y) dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 2,24% (Grafik 1.12). Pada sektor perhotelan, melambatnya kinerja sektor PHR tersebut antara lain ditandai dengan menurunnya rata-rata tingkat penghunian kamar hotel di Sulawesi enggara dari 33,76% menjadi 31,70% pada triwulan II Lebih lanjut, aktivitas perdagangan di Sulawesi enggara juga menunjukkan perlambatan yang tercermin dari melambatnya volume total bongkar dan muat di pelabuhan Kendari yaitu dari 14,94% menjadi 5,99% (y.o.y). Dari sisi pembiayaan perbankan, perlambatan sektor PHR juga tercermin dari pertumbuhan negatif kredit terhadap sektor PHR yaitu sebesar -11,16% (y.o.y). Faktor yang mendorong perlambatan perkembangan sektor PHR antara lain dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi masyarakat pada periode berjalan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 5 Sumber: Data BPS Prov. Sultra diolah 18
27 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Grafik 1.17 ingkat Penghunian Kamar Hotel Di Sulawesi enggara Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Sektor Bangunan Perkembangan sektor bangunan pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,15% (y.o.y) (abel 1.4) lebih tinggi dibandingkan dengan periode Sumber: BPS Prov. Sulawesi enggara *) yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,13% (y.o.y) dengan kontribusi atas pertumbuhan ekonomi sebesar 1,34% (Grafik 1.12). Relatif tingginya pertumbuhan sektor bangunan juga sesuai dengan tingginya pertumbuhan kredit perumahan/ruko pada perbankan yang tercatat tumbuh 36,73% (y.o.y) menjadi sebesar Rp491,65 Miliar (tabel 1.7) Selain itu, peningkatan pertumbuhan sektor bangunan juga tercermin dari meningkatnya penjualan semen di Sulawesi enggara yang mengalami pertumbuhan sebesar 28,62% (y.o.y). Realisasi pengadaan semen pada periode ini tercatat sebesar ton meningkat dibandingkan periode ton (Grafik 1.15). Pertumbuhan sektor bangunan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar tersebut antara lain didorong oleh meningkatnya aktivitas pembangunan sektor swasta yang tercermin dari berbagai pembangunan ruko serta perumahan. Selain itu, aktivitas pembangunan oleh pemerintah juga turut menjadi pendorong pertumbuhan sektor bangunan khususnya pembangunan yang merupakan lanjutan dari pembangunan pada tahun sebelumnya. 19
28 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Penggunaan abel 1.5 Perkembangan Kredit Perumahan/Ruko Growth Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 q.t.q y.o.y KPR s/d ype , , , , , % % KPR Di atas ype , , , ,885 31, % 30.45% Ruko dan Rukan 76,657 79,835 79,190 82,148 55, % 71.75% otal 320, , , , , % % Sumber: Laporan Bank Umum Grafik 1.18 Realisasi Pengadaan Semen Sultra 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% Penjualan Semen Sultra Pertumbuhan Penjualan Semen Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Sektor Angkutan dan Komunikasi Perkembangan sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 6,90% (abel 1.4) namun mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 19,16% (y.o.y). Kontribusi sektor angkutan dan komunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi enggara tercatat sebesar 0,60% (Grafik 1.12). Kinerja sektor angkutan tersebut antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah arus penumpang yang menggunakan alat transportasi udara di Bandara Haluoleo. Pada periode laporan jumlah penumpang yang tiba di bandara Haluoleo tercatat sebanyak
29 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO orang, dan jumlah penumpang yang berangkat tercatat sebanyak orang (grafik 1.16) yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 5,92% dan 5,43% (y.o.y). Kondisi tersebut didorong oleh semakin tingginya mobilitas masyarakat Sulawesi enggara khususnya pada liburan sekolah, serta aktivitas kunjungan baik dari pemerintah dan swasta. Grafik 1.19 Jumlah Arus Penumpang Di Bandara Haluoleo Kendari 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q IBA BERANGKA Sumber: Bandara Haluoleo Kendari Sektor Keuangan Sektor keuangan pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 24,33% (y.o.y). mengalami perlambatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,10% (y.o.y). Kontribusi sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi enggara tercatat sebesar 1,31%. Grafik 1.20 NB Perbankan Di Sulawesi enggara (Milyar Rp) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q Sumber:Data LBU Bank Umum diolah 21
30 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Pertumbuhan sektor keuangan juga tercermin pada peningkatan NB perbankan Sulawesi enggara yang tercatat sebesar Rp juta atau meningkat dibandingkan triwulan II-2009 yang tercatat sebesar Rp juta (grafik 1.17). Selain itu, perkembangan sektor keuangan juga tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit yang pada triwulan II-2010 tercatat 26,50% (y.o.y) atau menjadi sebesar Rp5.248,03 miliar. Hasil SKDU Bank Indonesia juga menunjukkan optimisme pelaku usaha akan realisasi pada sektor Keuangan yang tercermin dari nilai SB sebesar 1,52% Sektor Lainnya Perkembangan sektor listrik, gas & air bersih (LGA) serta sektor jasa-jasa pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan yang positif masing masing sebesar 10,65% (y.o.y) dan 1,18% (y.o.y) dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 0,08% dan 0,16%. Kinerja sektor LGA pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi listrik masyarakat seiring dengan adanya event olah raga di tingkat internasional yang berlangsung pada bulan Juni Juli Selain itu, 22
31 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Boks I Dampak Perdagangan Bebas ASEAN China (ACFA) erhadap Kinerja Sektor Unggulan Daerah : Implikasi terhadap Penyerapan enaga Kerja; Dampak perdagangan bebas ASEAN China (ACFA) terhadap kinerja sektor unggulan di Sulawesi enggara belum menunjukkan dampak yang signifikan terutama untuk sektor perdagangan. Hal ini terlihat dari hasil survei terhadap tiga pedagang di kota Kendari yang memiliki beraneka ragam komoditas dagangan antara lain sembako, perlengkapan rumah tangga, pakaian jadi dan sepatu yang memiliki omset yang berkisar antara Rp25 Juta Rp200 Juta per bulan menyatakan bahwa pengimplementasian ACFA belum memberikan dampak bagi kinerja usaha mereka. Hal ini juga terkonfirmasi dari kondisi keuangan yang belum mengalami perubahan setelah pemberlakuan ACFA. Sementara itu dari sisi tenaga kerja seluruh responden menyatakan tidak melakukan pengurangan tenaga kerja, dan memiliki rencana untuk menambah tenaga kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada sektor perdagangan, pemberlakuan ACFA belum memberikan dampak yang berarti bagi pelaku usaha perdagangan. Kondisi tersebut diperkirakan disebabkan oleh komoditas perdagangan di Sulawesi enggara yang lebih banyak didatangkan dari luar khususnya komoditas bahan pokok serta belum masuknya komoditas perdagangan yang didatangkan dari Cina. Sementara itu, seluruh responden masih belum dapat memberikan gambaran tentang ekspektasi mereka terhadap ACFA karena belum terlalu paham akan mekanisme ACFA serta komoditas yang sudah mengalami pembebasan tarif. Sementara pada sektor industri pengolahan komoditas pengolahan kayu yang terdiri dari dua responden yang masing-masing memiliki omset sebesar Rp25 Juta Rp200 per bulan dan daerah pemasaran hingga ke luar provinsi menyatakan bahwa belum merasakan dampak ACFA terhadap perkembangan usaha mereka. Hal ini juga terkonfirmasi dengan kondisi keuangan yang semakin membaik setelah pemberlakuan ACFA meski bukan merupakan dampak dari ACFA. Sementara dari sisi tenaga kerja, seluruh responden menyatakan tidak mengurangi tenaga kerja dan memiliki rencana untuk menambah tenaga kerja. Kondisi tersebut diperkirakan disebabkan oleh sebagian besar bahan baku berasal dari Sulawesi enggara. Sementara itu, seluruh responden menyatakan 23
32 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO bahwa dengan pemberlakuan ACFA merupakan sebuah kesempatan bagi mereka untuk memperluas pasar mereka. Pada sektor industri pengolahan komoditas pengolahan makanan yang terdiri dari dua responden menunjukkan bahwa pemberlakuan ACFA belum memberikan dampak pada kedua responden tersebut. Kondisi keuangan pelaku usaha tersebut juga tidak menunjukan pengetatan dengan semakin membaiknya kondisi usaha mereka. Hal ini diperkirakan karena komoditas makanan yang berasal dari Cina belum memasuki pasar Kendari sehingga pelaku usaha belum merasakan adanya penurunan permintaan. Selain itu bahan baku yang seluruhnya berasal dari kota Kendari juga turut menjadi alasan belum dirasakannya dampak ACFA bagi perkembangan usaha mereka. Sementara itu dari sisi tenaga kerja, kedua pelaku usaha juga belum melakukan pengurangan tenaga kerja sebagai dampak dari ACFA dan merencanakan untuk menambah jumlah tenaga kerja. Sementara itu, kedua pelaku usaha belum memiliki ekspektasi tertentu dengan pemberlakuan ACFA karena belum jelasnya mekanisme pelaksanaan ACFA serta komoditas yang sudah bebas tarif. Sektor industri pengolahan komoditas ikan merupakan salah satu sektor usaha yang merasakan dampak dari ACFA dengan mengalami pengurangan penjualan. Hal ini terjadi karena pada daerah pemasaran mereka sudah dikuasai dengan penjualan ikan dari Cina. Penurunan penjualan tersebut berdasarkan informasi dari pelaku usaha disebabkan oleh kualitas ikan dari Cina yang lebih bagus karena proses pendinginan yang lebih baik. Sementara kualitas ikan dari Sulawesi enggara relatif kurang bagus karena minimnya teknologi pendinginan yang digunakan sehingga mengurangi kesegaran ikan. Kondisi ini telah mendorong penurunan usaha mereka hingga mencapai 10%. Selain itu pelaku usaha sektor perikanan juga mengeluhkan adanya kekurangan pelayanan dari perbankan sehingga timbul keengganan untuk melakukan pinjaman dari perbankan, suku bunga yang relatif tinggi juga menjadi kendala pelaku usaha dalam meningkatkan investasi yang pendanaannya bersumber dari perbankan. Masukan yang diberikan oleh responden untuk pemerintah antara lain : 1. Mempermudah akses terhadap kredit perbankan 2. Kepastian kontinuitas pasokan energi (listrik dan gas) 3. Pengurangan pungutan-pungutan liar 4. Kepedulian terhadap berlakunya usaha 24
33 BAB II ASESMEN INFLASI 2.1 Kondisi Umum Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional pada bulan Juni 2010 mengalami inflasi sebesar 0,97% (m.t.m). Laju inflasi tahun kalender sampai dengan Juni 2010 sebesar 2,42% (y.t.d), sedangkan inflasi tahunan bulan Juni 2010 sebesar 5,05% (y.o.y). Penyumbang inflasi bulan Juni 2010 (m.t.m) adalah kelompok bahan makanan (0,73%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau (0,08%), dan kelompok sandang (0,07%). Selanjutnya, komoditas yang dominan menyumbang inflasi antara lain cabe merah (0,26%), beras (0,13%), daging ayam ras dan bawang merah masing-masing 0,07%, cabe rawit, emas perhiasan dan angkutan udara masing-masing 0,05%, serta telur ayam ras (0,04%). Pada sisi lain, komoditas yang menyumbang deflasi adalah gula pasir (0,03%), bensin (0,02%), dan ikan segar (0,01%). Berdasarkan perkembangan harga yang terjadi di 66 kota pada bulan Juni 2010, 63 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jambi sebesar 3,23%, sementara deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar -1,07%. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m) Nasional & Kendari 7.0% 6.0% 5.0% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% -1.0% -2.0% -3.0% Inflasi Nasional (MtM) Inflasi Kendari (MtM) Sumber: Data BPS diolah
34 ASESMEN INFLASI Pada bulan Juni 2010, Kota Kendari menjadi salah satu kota yang tercatat mengalami deflasi. Perkembangan harga yang digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Kendari tercatat mengalami deflasi sebesar - 0,06%(m.t.m) (grafik 2.1) sedangkan laju inflasi tahunan tercatat sebesar 2,41% (y.o.y) jauh lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahunan Juni 2009 yang tercatatat sebesar 6,81% (y.o.y). Sementara, inflasi tahun berjalan Kota Kendari sampai dengan bulan Juni 2010 tercatat sebesar 0,50% (y.t.d). Relatif rendahnya laju inflasi tahunan Kota Kendari tersebut antara lain dipengaruhi oleh terjaganya stok serta semakin ketatnya tingkat persaingan diantara pelaku usaha sehingga mempengaruhi perilaku pembentukan harga. Berdasarkan kelompoknya, deflasi yang terjadi pada bulan Juni 2010 terutama didorong oleh deflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. abel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Kendari Inflasi Umum (%) Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Bulanan (m.t.m) (0.77) (0.78) (0.06) hn Berjalan (y.t.d) ahunan (y.o.y) Sumber: data BPS diolah 2.2 Perkembangan Inflasi Bulanan di Provinsi Sulawesi enggara Perkembangan IHK di Kota Kendari pada periode April Juni 2010 ditandai dengan terjadinya deflasi pada bulan Juni 2010 (tabel 2.1) sebesar -0,06% (m.t.m). Pada bulan tersebut, tercatat empat kelompok mengalami inflasi dimana kelompok sandang tercatat sebagai kelompok yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,24% (m.t.m). Sementara itu, terdapat tiga kelompok yang tercatat mengalami deflasi dimana kelompok transportasi, komunikansi, dan jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar -1,70% (m.t.m). Pada sisi lain, Kota Kendari tercatat mengalami inflasi pada bulan April dan Mei Inflasi Kota Kendari pada bulan April tercatat sebesar 0,31% (m.t.m). Berdasarkan kelompoknya, terdapat dua kelompok yang mengalami deflasi dan lima kelompok lainnya tercatat mengalami inflasi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau serta kelompok perumahan tercatat sebagai kelompok yang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,24% (m.t.m) dan -0,18% (m.t.m). Sementara itu, kelompok transportasi tercatat sebagai kelompok yang mengalami inflasi tertinggi pada bulan April 2010 sebesar 1,20% (m.t.m). 26
KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciKendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, Oktober 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan
Lebih terperinciKajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014
Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, 9 November 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, Agustus 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, 8 Februari 2012 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M Siagian Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, 5 Mei 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperinciKendari, 8 Mei 2013 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA. Dian Nugraha Deputi Direktur
KAJIAN EKONOMI REGIONAL (www.bi.go.id) Tw I-2013 KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)
Lebih terperinciii Triwulan I 2012
ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian
Lebih terperinciBAB 7 : OUTLOOK EKONOMI
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciKajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,
Lebih terperinciGrafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara
RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN
2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00
SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, 8 Agustus 2012 BANK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA. FEERY TUMPAL D SARIBU Asisten Direktur
KAJIAN EKONOMI REGIONAL (www.bi.go.id) Tw-II 2012 KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Banten
Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi
Lebih terperinciPuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BONGKAR BARANG
TON PERSEN BAB 1 Sementara itu tumbuhnya kegiatan impor luar negeri sedikit diredam oleh melambatnya kinerja impor antar pulau. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan
01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2011 Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperincii
i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi
Lebih terperinciTriwulan IV iii
ii Triwulan IV 2012 iii iv Triwulan IV 2012 v vi Triwulan IV 2012 vii viii Triwulan IV 2012 Indikator 2010 2011 2012 Total I II III IV Total I II III IV Total Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM
INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2009 2010 2011 2012 Pertumb Trw IV Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw. I Tw.
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM
INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2008 2009 2010 Pertumb Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III qtq
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM
INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 2008 2009 Pertumb Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH
Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 01/01/76/Th. X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2015 MAMUJU INFLASI 1,70 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006
INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 Pertumb Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV qtq MAKRO Laju
Lebih terperinciPERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO
No. 14/03/Th. VIII, 3 Maret 2014 PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO Kota Manado pada bulan Februari 2014 mengalami deflasi sebesar 0,23 persen. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,83 persen dan inflasi
Lebih terperinciRingsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik
B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan
Lebih terperinciBAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.028/05/2016, 18 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN Pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,40 persen dengan
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV Tahun 2009 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untuk menganalisis
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014
Lebih terperinciBPS KABUPATEN BELU No. 05/01/5306/Th. IV, 5 Februari 2015 JANUARI 2015, KOTA ATAMBUA INFLASI 2,39 % Dengan menggunakan tahun dasar baru (2012=100), di bulan Desember 2014 Kota Atambua mengalami Inflasi
Lebih terperinciBank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia
Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Lebih terperinci. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2009 2010 I II III IV I II III 1. PERTANIAN 7,74 5,42 (2,89) 5,18 1,52 1,35
Lebih terperinci6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74
i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 01/01/73/Th. XVIII, 1 Januari 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DESEMBER KOTA MAKASSAR INFLASI SEBESAR 0,84 PERSEN Pada ember, di Kota Makassar terjadi inflasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih
Lebih terperinci