MSDM STRATEGIK DAN KEUNGGULAN BERSAING YANG BERKESINAMBUNGAN: PERAN KAPABILITAS DINAMIK DAN KAPABILITAS INOVASI MURKHANA FAIRUZZABADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MSDM STRATEGIK DAN KEUNGGULAN BERSAING YANG BERKESINAMBUNGAN: PERAN KAPABILITAS DINAMIK DAN KAPABILITAS INOVASI MURKHANA FAIRUZZABADI"

Transkripsi

1 Jurnal Manajemen dan Inovasi Vol 1, No. 2, Juni 2010: MSDM STRATEGIK DAN KEUNGGULAN BERSAING YANG BERKESINAMBUNGAN: PERAN KAPABILITAS DINAMIK DAN KAPABILITAS INOVASI MURKHANA FAIRUZZABADI Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh ABSTRACT To achieve superior performance and continual competitiveness, a company needs to integrate and adjust among strategic choices with human resource policies in order to execute the best chosen strategy effectively. The existence of Inside Out approach supported by Resource Based View is not absolutely changing the Outside-in approach in the formulation and implementation of Human Resource Strategies. Otherwise, this situation is forced to empower human resource functions to be more strategic to synergize with the challenges by creating real value added for a company to lead in fierce business competition. The roles and functions of Strategic Human Resource must be directed to produce core competitiveness of company, and managing the capabilities of company to more flexible and dynamic. This strategy is expected to stimulate a continual innovation which integrates human resource practices, so a company can manage itself to be more adaptive with environment changes. Keywords: Strategic Human Resource Management, RBV, Dynamic Capabilities, Innovational Capabilities, Competitive Advantage PENDAHULUAN Riset manajemen sumberdaya manusia strategik (strategic human resource management) yang dilakukan akhir-akhir ini telah memberikan perhatian yang lebih pada isu-isu pengelolaan sumberdaya manusia (managing people) yang menyeluruh dan terintegrasi pada level perusahaan. Hal ini merupakan kritik terhadap berbagai penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada strategi dan praktik MSDM yang secara parsial dan terpisah dari kebijakan dan strategi perusahaan yang lain (Lepak & Snell, 2002). Isu pengintegrasian pengelolaan sumberdaya manusia dengan berbagai strategi menjadi penting karena kinerja superior dan keunggulan bersaing yang berkesinambungan perusahaan ditentukan oleh ketepatan strategi bisnis yang dipilih, sumberdaya manusia dan kapabilitas

2 149 internal yang dimiliki perusahaan, di samping juga oleh kapabilitas organisasional untuk merespon setiap peluang dan mengurangi ancaman yang muncul baik dari lingkungan eksternal dan internal (Michie & Sheehan, 2005). Oleh karena itu, integrasi dan kesesuaian antara strategi yang dipilih (strategic fit) dengan kebijakan dan praktik sumberdaya manusia untuk mengeksekusi strategi menjadi faktor yang sangat menentukan (Michie & Sheehan, 2005). Seiring dengan perkembangan lingkungan, pendekatan yang menjelaskan proses pengintegrasian strategi yang dipilih dengan kebijakan sumber daya manusia juga terus berkembang. Secara garis besar ada dua pendekatan manajemen SDM strategik, yaitu pendekatan outside-in yang menekankan pada analisis lingkungan eksternal dan isu-isu bisnis seperti: struktur industri, persaingan, konsumen dan people issue lainnya sebagai titik awal penyusunan strategi manajemen sumber daya manusia. Namun, seiring dengan perubahan lingkungan yang terjadi, pendekatan outside-in dinilai tidak cukup memenuhi kebutuhan dan tantangan persaingan, karena itu muncullah pendekatan inside-out yang didukung oleh teori Resource Based View (RBV) sebagai pendekatan alternatif yang menjelaskan proses integrasi antara strategi dengan kebijakan sumber daya manusia tersebut. Sesuai dengan pendekatan RBV yang menekankan pentingnya sumberdaya dan kapabilitas perusahaan (firm s capabilities) untuk mencapai rents dan keunggulan bersaing yang berkesinambungan (Barney, 1991; Wernerfelt, 1984), pendekatan inside-out ini lebih berfokus pada status quo dari fungsi SDM, yang mana strategi SDM dibangun sesuai dengan kapabilitas internal dan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan (Paauwe & Boselie, 2003). Namun demikian, pendekatan inside-out juga tidak dapat menggantikan sepenuhnya pendekatan outside-in. Hal ini dikarenakan di dalam implementasinya, konsep RBV secara implisit diasumsikan sebagai static equilibrium, yaitu ketidakmampuannya untuk menyediakan indikator kesuksesan yang berkelanjutan bagi perusahaan di dalam lingkungan yang dinamis dan terus berubah-ubah (Mahoney, 1995; Teece et al., 1997 dalam Chan et al., 2004). Di samping itu, konsep RBV juga hanya fokus pada bagaimana menjadikan perusahaan agar sulit untuk ditiru, digantikan atau diambil alih sumber dayanya daripada complementaries atau co-specialization terhadap sumber daya manusia

3 150 yang dimiliki perusahaan (Amit & Schoemaker, 1993; Mueller, 1996; Powell, 1995 dalam Chan et al., 2004). Walaupun dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, penulis meyakini bahwa pendekatan inside-out dengan konsep RBVnya merupakan konsep yang telah menjadikan pentingnya peran sumber daya manusia di dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan. Hal ini dikarenakan, konsep RBV telah menyediakan landasan kunci baik secara teoritis dan rasional bagi penting dan potensialnya peran dari SDM sebagai aset strategis bagi perusahaan (Wright & McMahan, 1992). Berdasarkan analisa di atas, terlihat jelas bahwa masing-masing pendekatan MSDM stratejik memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu, seiring dengan semakin kuatnya badai kehancuran kreatif atau the gale of creative destruction (Schumpeter, 1942) yang ditandai dengan semakin tingginya tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan, yang terpenting adalah bagaimana perusahaan mampu terus mempertahankan dan mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana mencapai hal tersebut? Untuk mengatasi hal ini, yang terpenting adalah bagaimana menjadikan proses pengintegrasian strategi perusahaan dengan praktik dan kebijakan sumber daya manusia di dalam perusahaan harus dipandang sebagai sebuah siklus yang tidak terputus dan harus terus diperbaiki melalui pembelajaran stratejik dan perubahan stratejik (strategic learning and strategic change). kondisi inilah yang menjadi esensi dari konsep kapabilitas dinamik (dynamic capabilities) yang dipopulerkan oleh Teece, Pisano, dan Shuen (1997), yang dengannya memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi, mengintegrasi dan menformulasi ulang sumberdaya internal dan eksternalnya untuk menghadapi perubahan lingkungan. Di samping itu, sesuai dengan perspektif kapabilitas dinamik, strategic fit juga menjadi kata kunci dalam proses formulasi maupun implementasi strategi. Strategi yang dihasilkan haruslah cocok, sesuai dan sejalan dengan faktor-faktor kontingensi baik di lingkungan eksternal maupun faktor-faktor organisasional yang dihadapi perusahaan lainnya. Strategic fit yang lebih bersifat dinamis, multidimensional dan bersifat normatif merupakan bagian terpenting dari contingency atau best fit approach yang diharapkan bisa menjembatani

4 151 pendekatan outside-in dan inside-out agar diperoleh sinergi untuk mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan bagi sebuah perusahaan. Contingency atau best fit approach berpandangan bahwa untuk meningkatkan kinerja bisnis diperlukan adanya konsistensi atau kesesuaian antara kebijakan SDM dengan strategi bisnis yang digunakan (Michie & Sheehan, 2005). Di samping itu, dengan pendekatan kontingensi ini pula, peran MSDM menjadi sangat penting untuk menciptakan sebuah mekanisme dan sistem yang unik yang sesuai dengan konteks sosial-budaya dan institusional masing-masing perusahaan (best fit). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Baumol (2004) dan Danneels (2002) dalam Beugelsdijk (2008) yang mengatakan bahwa di dalam menghadapi kondisi lingkungan ekonomi sekarang ini proses pembaruan organisasi (organizational renewal) yang berbasis pada kemampuan inovasi produk merupakan tantangan utama bagi perusahaan untuk tetap bisa sukses dan bertahan hidup. Untuk itu tingkat kompetensi dan kapabilitas dinamik dan fleksibel (dynamic capabilities) baik individu karyawan maupun perusahaan, serta struktur organisasional yang mendukung proses inovasi yang berkelanjutan, menjadi faktor yang sangat menentukan. Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, artikel ini bertujuan untuk membangun sebuah pendekatan yang menjembatani pendekatan outside-in dan inside-out dengan membangun kompetensi inti perusahaan yang dinamis dengan kapabilitas inovasi yang terus menerus dari karyawan dan perusahaan. Adanya kapabilitas dinamik dan kapabilitas inovasi yang terus menerus ini, pendekatan apapun yang dipilih dalam formulasi dan implementasi strategi tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Di samping itu, kapabilitas dinamik dan kapabilitas inovasi ini akan tercapai bila didukung oleh budaya perusahaan yang sesuai, yang mendorong perusahaan dan karyawannya mampu menciptakan nilai tambah melalui kapabilitas untuk menciptakan kreatifitas dan keinovasian lanjutan (advanced-creating capabilities of creatifity and innovativeness) yang dinamis (Chan, et al., 2004) yang pada akhirnya akan mampu menjawab setiap perkembangan dan tantangan yang ada di lingkungan perusahaan.

5 152 Manajamen Sumber Daya Manusia Strategik (Strategic Human Resource Management) Manajemen sumber daya manusia strategik (strategic human resource management) telah banyak digunakan sebagai kerangka kerja untuk menguji hubungan antara strategi SDM dengan kinerja perusahaan (Rose & Kumar, 2006) sekaligus menjadi sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan (Wright, Dunford, & Snell, 2001). Manajemen sumber daya manusia strategik didefinisikan sebagai seperangkat aktifitas (practices), kebijakan, dan strategi yang terintegrasi, yang dengannya organisasi mengelola modal manusia (human capital) yang mempengaruhi atau sebaliknya dipengaruhi oleh strategi bisnis, faktor organisasional dan sosial ekonomi (Mulla & Premarajan, 2008). Sementara Becker dan Huselid (2006) mengatakan bahwa SHRM secara sederhana menggambarkan hubungan antara HR architecture perusahaan dengan kinerja yang dicapainya. Dimana HR architecture ini terdiri dari sistem (systems), practices, kompetensi (competencies), dan perilaku karyawan yang berbasis kinerja (employee performance behaviors) yang menggambarkan atau mencerminkan bagaimana proses pengelolaan dan pengembangan modal manusia yang dimiliki perusahaan berjalan. Di dalam memahami manajemen sumber daya manusia strategik, Michie and Sheehan (2005) mengatakan ada tiga pendekatan utama yang bisa digunakan yaitu pendekatan universalistik (universalistic approach), pendekatan kontijensi (contingency approach) dan pendekatan konfigurasional (configurational approach). Pendekatan universalistik yang juga disebut best practice ini beranggapan bahwa ada praktik-praktik SDM yang bersifat universal dan lebih baik dari yang lainnya, sehingga perusahaan yang mengadopsi dan menggunakan praktik SDM ini akan mendapatkan kinerja yang lebih baik (Rose & Kumar, 2006). Walaupun pendekatan universalistik ini merupakan pendekatan yang popular, namun pendekatan ini tidak bebas dari berbagai kritikan seperti yang dilontarkan oleh Brewster (1999) dalam Mulla dan Premarajan (2008) yang mengklaim bahwa pendekatan universalistik ini terlalu sederhana untuk menjelaskan bahwa sebuah praktik SDM akan sesuai dan efektif untuk diterapkan

6 153 pada konteks industri, situasi ataupun budaya yang berbeda. Sementara di sisi lain, pendekatan kontingensi beranggapan bahwa untuk meningkatkan kinerja bisnisnya, perusahaan harus memastikan adanya konsistensi atau kesesuaian antara kebijakan SDM yang dipilih dengan strategi bisnis yang digunakan serta berbagai aspek organisasi lainnya, sehingga dengan adanya kesesuaian ini perusahaan dapat memastikan bahwa perilaku karyawannya konsisten dengan pencapaian tujuan organisasi. Yang terakhir adalah pendekatan konfigurasional (configurational approach). Pendekatan konfigurasional ini menitikberatkan kepada kapabilitas perusahaannya untuk menjadikan sumberdaya manusia sebagai sebuah sistem atau pola yang terencana (planned human resource) yang mengatur setiap aktifitas untuk menciptakan konsistensi horizontal (konsistensi internal) dan konsistensi vertikal (konsistensi eksternal) untuk mencapai kinerja bisnis. Konsistensi horizontal atau horizontal fit menunjukkan adanya konsistensi internal di antara setiap kebijakan dan praktik SDM (congruence among the various HRM practices). Sementara konsistensi vertikal menunjukkan ada kesesuaian antara fungsi, sistem dan strategi SDM dengan strategi perusahaan (Mulla & Premarajan, 2008). Resource-Based View, Kapabilitas Dinamik (Dynamic Capabilities) dan Kapabilitas Inovasi Munculnya RBV pada awal 1990an (Wernelfelt, 1984 dan Barney, 1991) berawal dari pendekatan formulasi strategi yang umumnya berangkat dari penilaian terhadap kompetensi dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan (insideout), yang mana hal-hal yang berbeda (distinctive) atau superior dari pesaing dapat menjadi basis bagi keunggulan bersaing (Paauwe & Boselie, 2005). Asumsi dasar Resource Based View adalah sumberdaya dalam perusahaan bergabung menjadi satu bundles (resource heterogeneity) yang mendasari proses produksi sebuah perusahaan yang tidak sama dengan yang lainnya. Sehingga dengan resource heterogeneity ini perusahaan mampu menggunakan sumberdaya dan kapabilitasnya secara efisien dan memiliki peluang yang lebih besar untuk beroperasi secara lebih ekonomis atau lebih baik dari pesaing dalam memuaskan pelanggannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan menikmati

7 154 keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Atau dari perspektif yang lain, fokus utama pandangan RBV ini adalah bagaimana sumberdaya dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan sulit untuk dicopy (costly to copy), sehingga perusahaan dituntut untuk terus mengembangkan dan mengakumulasi kombinasi sumberdaya dan kapabilitas yang bernilai, langka, sulit untuk ditiru, dan sulit untuk disubstitusi atau melekat dalam proses organisasional, atau yang lebih dikenal dengan konsep VRIN atau VRIO (Barney, 1991; Barney & Clark, 2007:57). Namun di dalam perkembangannya, RBV juga mengalami kesulitan di dalam proses implementasinya. Hal ini terjadi karena dalam implementasinya konsep RBV secara implisit diasumsikan sebagai static equilibrium berupa ketidakmampuannya untuk menyediakan indikator kesuksesan yang berkelanjutan bagi perusahaan di dalam lingkungan yang dinamis dan terus berubah-ubah (Mahoney, 1995; Teece et al., 1997 dalam Chan et al., 2004). Di samping itu konsep RBV juga hanya fokus pada bagaimana menjadikan perusahaan agar sulit untuk ditiru, digantikan atau diambil alih sumber dayanya daripada complementaries atau co-specialization terhadap sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan (Amit and Schoemaker, 1993; Mueller, 1996; Powell, 1995 dalam Chan et al., 2004). Untuk mengatasi hal tersebut, muncullah konsep kapabilitas dinamik (Teece, Pisano, & Shuen, 1997; Eisenhardt & Martin, 2000; Zollo & Winter, 2002; Winter, 2003) atau dynamic core competencies (Danneels, 2002; Lei, Hitt, & Bettis, 1996) dalam Schreyogg & Eberl (2007). Kapabilitas dinamik didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk mengintegrasi, membangun dan mengkonfigurasikan kembali kompetensi dan kapabilitas internal dan eksternal, untuk mengatasi perubahan lingkungan yang sangat cepat (Teece, et al., 1997). Eisenhardt dan Martin (2000) beranggapan karena kapabilitas dinamik merupakan sebuah proses, maka konsep ini tidak hanya bisa diidentifikasikan, tetapi juga secara empiris bisa dibuktikan. Seperti misal, rutinitas pengembangan produk, berbagai proses transfer, rutinitas alokasi sumberdaya, kapabilitas co-evolution, rutinitas penciptaan pengetahuan dan aliansi serta akuisisi merupakan bagian dari kajian kapabilitas dinamik, sehingga kapabilitas dinamik lebih dikenal sebagai successful routine processes yang didasarkan pada mekanisme pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapatnya

8 155 Zollo dan Winter (2002) yang memfokuskan pada pembelajaran organisasional sebagai sumber dari kapabilitas dinamik. Lebih lanjut, Zollo dan Winter (2002: 340) mendefinisikan kapabilitas dinamik sebagai sebuah pola pembelajaran yang tetap dari aktivitas kolektif di mana organisasi secara sistematis menghasilkan dan memodifikasi rutinitas operasionalnya untuk mencapai dan meningkatkan keefektifannya. Konsep kapabilitas dinamik ini juga sejalan dengan konsep fleksibilitas sumber daya manusia (HR flexibility) yang dikemukakan oleh Bhattacharya et al. (2005) dan Martin et al. (2008). Berbagai definisi teoritis ini juga sejalan dengan berbagai bukti empiris, seperti Martin et al. (2008) mengatakan bahwa fleksibilitas sumber daya manusia (HR flexibility) memediasi hubungan antara high performance work system dengan kinerja yang dicapai perusahaan. Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kapabilitas dinamik ataupun fleksibilitas SDM yang disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan lingkungan sangat menentukan tingkat kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Lebih lanjut, Wright dan Snell (1998) dalam Bhattacharya et al. (2005) mengatakan bahwa fleksibilitas sumber daya manusia merupakan karakteristik atau trait internal perusahaan yang bisa dilihat dari tiga komponen yaitu keahlian karyawan (employee skill), perilaku karyawan (employee behavior) dan praktik sumberdaya manusia (HR practices). Fleksibilitas di dalam keahlian karyawan merupakan jumlah dari alternatif potensial dari skill karyawan yang bisa dipergunakan atau diaplikasikan oleh perusahaan atau dengan kata lain bagaimana karyawan dengan skill yang berbeda bisa dipergunakan kembali dengan cepat. Bhattacharya et al. (2005) mengatakan bahwa fleksibilitas dari skill karyawan ini dapat dilihat dari seberapa mudah dan cepat karyawan belajar untuk menerima dan menerapkan skill dan kemampuan yang baru untuk melakukan tugas yang baru. Sementara fleksibilitas perilaku karyawan (employee behavior) menunjukkan kemampuan karyawan untuk berperilaku dan beradaptasi dengan tuntutan atau situasi yang spesifik dalam perusahaan atau dengan kata lain adanya toleransi dari karyawan terhadap perilaku yang tidak rutin (Martin et al., 2008). Yang terakhir adalah fleksibilitas praktik sumber daya manusia, fleksibilitas ini

9 156 menunjukkan bagaimana praktik dan kebijakan SDM yang dimiliki perusahaan bisa diterapkan untuk setiap situasi yang berbeda, atau untuk unit yang berbeda di dalam perusahaan, serta seberapa cepat proses adaptasi dan penerapan dari praktik MSDM bisa dilakukan untuk situasi dan unit yang berbeda tersebut. Agar fleksibilitas sumber daya manusia di atas bisa dicapai maka yang paling penting adalah menciptakan ketiga dimensi dari fleksibilitas ini menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dan saling ketergantungan yang berbasis pada proses pembelajaran dan pengembangan yang terus menerus (Martin et al., 2008). Bila dihubungkan dengan kapabilitas inovasi, banyak penelitian menjelaskan bahwa sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan kompetensi merupakan faktor utama yang menentukan proses inovasi yang terus menerus (Brown & Eisenhardt, 1995; Verona, 1999). Sejalan dengan pendapat Brown dan Eisenhardt tersebut, Teece, Pisano dan Shuen (1997) juga menegaskan bahwa sumberdaya yang dinamis (dynamic resource) merupakan sumber utama untuk menciptakan keunggulan bersaing ketika lanskap (landscape) dari sebuah persaingan tersebut berubah. Lebih lanjut Teece, Pisano dan Shuen (1997) juga menyebutkan bahwa kapabilitas dinamik merupakan bagian dari tingkat kompetensi atau kapabilitas yang memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan memproses produk baru sebagai upaya untuk merespon setiap perubahan yang terjadi dipasar. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa pentingnya peran kapabilitas dinamik dan fleksibilitas SDM yang diwujudkan dalam bentuk modal intelektual, merupakan dasar munculnya inovasi di dalam perusahaan. Ada banyak penelitian yang mencoba menjelaskan peran modal intelektual dalam meningkatkan inovasi di dalam perusahaan yang pada akhirnya mewujudkan core competencies perusahaan yang dinamis. Para peneliti (Ahuja, 2000; Dougherty, 1992; Tsai & Ghosal, 1998), menyatakan bahwa modal intelektual sebagai variabel anteseden bagi inovasi yang diukur sebagai luaran. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan berperan penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kapabilitas inovasinya. Berbagai pendekatan terus dilakukan oleh perusahaan untuk mengakumulasi modal intelektual sebagai sumber inovasi dengan membedakan dimensi modal intelektual ke dalam modal manusia, modal sosial dan modal

10 157 organisasional (human capital, social capital dan organizational capital). (Subramaniam & Youndt, 2005). Modal manusia merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan melekat pada setiap individu yang membentuk kompetensi. Modal sosial merupaka pengetahuan yang melekat pada nilai dan norma yang tidak tertulis dalam perusahaan yang digunakan pada saat terjadinya interaksi antar individu di dalam perusahaan. Modal organisasional merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan yang secara formal dilembagakan dalam bentuk paten, manual, sistem, proses dan prosedur standar. Berdasarkan hal tersebut, social capital dan organizational capital memainkan peran yang sangat penting dalam membangun kemampuan yang dinamis yang memungkinkan perusahaan secara fleksibel terus mengembangkan kapabilitas inovasinya. Ide-ide kreatif dan inovatif yang dimiliki individu tidak dapat meningkatkan kemampuan inovasi perusahaan, bahkan sebaliknya, kecuali jika sistem nilai yang ada dalam perusahaan memberikan peluang dan memfasilitasi ide-ide tersebut melalui sebuah mekanisme pembagian atau transfer ide dan pengetahuan individual. Hal ini sesuai dengan pendapat Chan et al. (2004) yang mengatakan bahwa modal intelektual dan kemampuan inovasi ini akan tercapai bila didukung oleh budaya perusahaan yang sesuai seperti keterlibatan, konsistensi, kemampuan beradaptasi, misi dan fleksibilitas yang mendorong perusahaan dan karyawannya mampu menciptakan nilai tambah melalui advanced-creating capabilities of creativeness and innovativeness yang dinamis (Chan et al., 2004) yang pada akhirnya akan mampu menjawab setiap perkembangan dan tantangan yang ada di lingkungan perusahaan. Kompetensi Organisasional, Kapabilitas Inovasi dan Keunggulan Bersaing yang Berkesinambungan Vakola et al. (2007) mengatakan bahwa keunggulan bersaing yang berkesinambungan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya (teknologi, modal dan tenaga kerja) yang ada di dalam perusahaan. Oleh karena itu, fokus utamanya tertuju pada bagaimana perusahaan mampu meningkatkan dan mengembangkan kompetensi anggotanya (McLagan, 1997 dalam Ozcelik & Ferman, 2006). Hal ini dikarenakan teknologi

11 158 dan modal (capital) mudah untuk dimiliki oleh siapapun dan kapanpun sehingga tidak lagi menjamin keberlangsungan pencapaian kinerja sekaligus sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan (Ozcelik & Ferman, 2006). Seperti disebutkan di dalam Ozcelik dan Ferman (2006), studi tentang kompetensi dalam bidang manajemen sumber daya manusia telah dilakukan sejak awal tahun 1970an yang pertama kali dipelopori oleh McClelland pada tahun 1973 yang mengatakan bahwa behavioral traits dan karakteristik individu lebih efektif daripada tes kecerdasan di dalam menjelaskan siapa yang sukses dalam pekerjaannya, kemudian diikuti oleh Boyatzis pada tahun 1982 yang lebih berkonsentrasi pada pentingnya kompetensi yang dimiliki oleh seorang manajer. Di samping itu Boyatzis juga mengidentifikasi karakteristik dari karyawan yang berkinerja superior yang didorong oleh kebutuhan untuk menjadikan perusahaan lebih efektif melalui proses seleksi, pengembangan dan pemberian kompensasi yang tepat. Kemudian studi tentang kompetensi dan manajemen sumber daya manusia terus berkembang sampai saat ini. Berdasarkan hasil penelitian di atas, banyak para ahli yang mendefinisikan konsep kompetensi. Spencer and Spencer (1993) dalam Ozcelik dan Ferman (2006) mendefinisikan kompetensi sebagai kombinasi dari atribut atau karakteristik karyawan, keterampilan, pengetahuan, sikap, kepribadian, dan motivasi yang mampu menghasilkan kinerja efektif dan superior dalam tugasnya. Sementara Lucia dan Lepsinger seperti juga dikutip oleh Ozcelik dan Ferman (2006) menyebutkan kompetensi sebagai: a cluster of related knowledge, skill and attitude that affect a major part of one s job (a role responsibility), that correlated with performance on the job, that can be measured against well-accepted standards, and can be improved via training and development. Dari kedua definisi yang kemukakan oleh para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi merupakan karakteristik yang melekat pada individu karyawan yang sangat menentukan tingkat kinerja dari pekerjaannya dan bisa ditingkatkan melalui proses pelatihan dan pengembangan yang terus menerus.

12 159 Karena begitu pentingnya kompetensi karyawan bagi perusahaan, maka perusahaan jangan hanya melihat kompetensi karyawan berdasarkan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya. Tapi perusahaan juga harus menjadikan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan sebagai sumber daya yang unik yang dibutuhkan perusahaan untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu perusahaan berkepentingan untuk membangun kompetensi tersebut dengan efektif dan efisien. Selama ini kebanyakan perusahaan menganggap kompetensi lebih bersifat backward looking daripada forward looking jika dikaitkan dengan strategi dan perubahan perusahaan. Oleh karena itu, seiring dengan tuntutan dan dinamika lingkungan yang terus berubah, pendekatan kompetensi yang menekankan pada forward-looking dan proaktif di dalam implementasi perubahan strategy-driven harus dikedepankan (Vakola et al., 2007) Dalam konteks perubahan strategi bisnis sebagai akibat dari perubahan lingkungan, kompetensi dinilai tidak hanya pada tingginya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan, tetapi juga kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, bagaimana karyawan bisa belajar dengan cepat dan disertai dengan adanya komitmen setiap individu untuk terus meningkatkan profesionalisme dan pengembangan diri. Dengan pendekatan forward-looking dan proactive approach ini memungkinkan perusahaan dengan mudah melakukan penyesuaian proses, struktur dan kinerja yang dibutuhkan dalam mengantisipasi perubahan. Sehingga pendekatan kompetensi baru dapat menjadi media komunikasi yang efektif dalam implementasi proses perubahan dalam perusahaan. (Vakola et al., 2007). Di samping itu, dengan pendekatan forward looking dan proactive approach juga diharapkan dapat mendorong terciptanya sebuah sistem yang terintegrasi secara baik yang mampu mengarahkan perilaku dan sikap karyawan untuk terus memberdayakan diri dan lingkungannya bagi penciptaan inovasi dan kreatifitas yang terus menerus yang pada akhirnya berujung pada tercapainya kinerja perusahaan dan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Karena suksesnya implementasi kompetensi di dalam jangka panjang sangat tergantung pada adanya kesesuaian antara kompetensi dengan strategi dan tujuan jangka panjang perusahaan, maka di sinilah letak penting dan krusialnya peran MSDM strategik. MSDM strategik dituntut untuk mampu menyediakan

13 160 sebuah sistem yang efektif yang mampu mendukung dan mengarahkan tingkat kompetensi, daya inovasi dan kreatifitas anggota serta mampu memberikan pemahaman kepada para anggotanya bagaimana mereka harus berperilaku dan bersikap, di samping juga harus terus mengembangkan kompetensi para anggotanya agar sesuai dengan strategi yang dipilih perusahaan. Pendekatan Outside-In dan Inside-Out, Kompetensi Organisasional dan Kapabilitas Inovasi Munculnya pendekatan inside-out yang didukung oleh teori Resource Based View yang lebih berfokus pada status quo dari fungsi SDM, yang mana strategi SDM dibangun sesuai dengan kapabilitas internal dan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan tidak secara mutlak dapat menggantikan pendekatan Outside-in yang menekankan pada analisa lingkungan eksternal dan isu-isu bisnis seperti: struktur industri, persaingan, konsumen dan people issue lainnya sebagai titik awal penyusunan strategi manajemen sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena masing-masing pendekatan memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing. Untuk itu, perlu dibangun sebuah pendekatan yang bisa menjembatani perbedaan ke dua pendekatan tersebut sehingga dapat menghasilkan sinergi antara kedua pendekatan yang berujung pada semakin baiknya peran dan fungsi SDM dalam mencapai kinerja perusahaan. Permasalahan utama yang harus diperhatikan di dalam melakukan formulasi strategi adalah bukanlah pada pendekatan outside-in atau inside-out yang dipilih. Tapi yang lebih penting adalah adanya sinergi kedua pendekatan outside-in dan inside-out dan fleksibilitas perusahaan di dalam menganalisis situasi dan kondisi lingkungan persaingan dapat menjadi petunjuk yang komprehensif bagi formulasi strategi perusahaan. Hal lain yang penting adalah bagaimana menjadikan peran dan fungsi SDM strategis harus secara langsung dan tepat mampu menjawab tantangan dan mengkreasikan solusi nyata serta menambahkan real value pada kreasi tersebut (value creation) sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan. Untuk itu, peran dan fungsi MSDM strategis harus diarahkan pada bagaimana menciptakan dan mengelola kompetensi organisasional yang diarahkan

14 161 untuk mendorong munculnya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus sehingga perusahaan mampu mengadaptasi, mengintegrasi, mengatur dan menyesuaikan kembali sumber daya dan kemampuan perusahaan agar sesuai dengan kebutuhan perubahan lingkungan. Hal ini bisa dilakukan oleh para praktisi MSDM dengan cara terus meningkatkan keahlian dan kapabilitas karyawan, lebih mengedepankan dan mendorong adanya perilaku positif dan meningkatkan motivasi karyawannya serta memberikan tanggungjawab kepada karyawannya untuk terus memanfaatkan skill dan kemampuan mereka sehingga dengan cara ini proses perbaikan dan inovasi yang terus menerus akan tercipta. Hal inilah yang menjadi esensi dari konsep kapabilitas dinamik. Konsep kapabilitas dinamik yang menitik beratkan pada perbaikan dan inovasi yang terus menerus ini juga menjadi pelengkap bagi konsep RBV. Di mana dengan konsep RBV memungkinkan perusahaan memiliki alternatif pendekatan formulasi strategi dengan berbasis sumberdaya dan kapabilitas yang mampu menciptakan keunggulan bersaing berkesinambungan dan kompetensi inti perusahaan. RBV juga memungkinkan perusahaan memiliki keunikan keunggulan perusahaan yang bernilai, tidak mudah ditiru, dan langka dengan menciptakan ambiguitas sistem dan kompleksitas sosial sumberdaya dan kapabilitas. Untuk itu peran dari MSDM strategik dalam setiap perusahaan menjadi pertimbangan yang sangat penting untuk menciptakan mekanisme dan sistem yang unik dalam mengadopsi konsep dalam teori RBV yang sesuai dengan konteks sosial-budaya dan institusional masing-masing perusahaan (best fit). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MSDM berperan strategis dalam proses membangun hubungan antara pendekatan outside-in dan inside-out melalui serangkaian proses khususnya dalam membangun kapabilitas dinamik, kompetensi inti dan kapabilitas inovasi yang terus menerus agar sesuai dengan perubahan lingkungan, sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan bagi perusahaan. Integrasi Konsep Kapabilitas Dinamik dan Kapabilitas Inovasi ke Dalam Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia.

15 162 Dari penjelasan sebelumnya terlihat jelas bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kompetensi merupakan faktor utama yang menentukan proses inovasi yang terus menerus sekaligus merupakan sumber utama untuk menciptakan keunggulan bersaing perusahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut, peran dan fungsi SDM strategis harus di arahkan untuk menciptakan dan mengelola kompetensi organisasional yang diarahkan untuk mendorong munculkan kreatifitas dan inovasi yang terus menerus sehingga perusahaan mampu menyesuaikan sumber dayanya agar sesuai dengan kebutuhan perubahan lingkungan. Hal terpenting dari semua ini adalah bagaimana konsep kapabilitas dinamik atau dynamic competency ini kemudian dijabarkan serta diintegrasikan kedalam strategi dan praktik MSDM (HR strategy), khususnya di dalam proses rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, serta manajemen kinerja dan sistem kompensasi, sehingga mampu mengarahkan kompetensi dan perilaku karyawan sesuai dengan proses pencapaian tujuan organisasi. Rekruitmen dan seleksi. Proses rekruitmen dan seleksi yang berbasis kompetensi merupakan sistem yang telah digunakan perusahaan untuk pengambilan keputusan pengadaan karyawan. Dimana tujuan utama dari proses rekruitmen dan seleksi tersebut adalah untuk mendapatkan karyawan dengan tingkat kompetensi dan perilaku (behavior) yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik (Rowe, 1995 dalam Ozcelik & Ferman, 2006). Di dalam menghadapi lingkungan yang sangat dinamis dan untuk mempertahankan kinerja superior dan keunggulan bersaing, perusahaan secara strategis selalu dihadapkan dengan tuntutan fleksibilitas karyawan baik secara internal maupun eksternal (Michie & Sheehan, 2005). Kondisi ini berdampak langsung pada keputusan untuk merekruit karyawan dan mempertahankannya dalam kontrak jangka panjang atau sebaliknya lebih memilih kontrak jangka pendek. Beugelsdijk (2008) mengatakan walaupun hubungan antara fleksibilitas karyawan dengan kinerja bisa saja bersifat kontingensi sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan dan dalam jangka pendek bisa saja memberikan manfaat bagi perusahaan dengan adanya pengurangan biaya upah dan peningkatan efisiensi,

16 163 namun dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif khususnya kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi yang terus menerus. Hal ini terjadi karena dalam sistem kontrak jangka pendek, karyawan tidak bisa mendapatkan pelatihan yang terus menerus yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga proses peningkatan kompetensi yang dinamis tidak berlangsung, di samping itu kontrak jangka pendek juga mempengaruhi hubungan emosional antara karyawan dengan perusahaan sehingga biasanya karyawan dengan kontrak jangka pendek tingkat loyalitasnya terhadap perusahaan rendah (Davis-Blake et al., 2003 dalam Beugelsdijk, 2008). Oleh karena itu jika perusahaan lebih mengedepankan untuk membangun kapabilitas inovasi dan kapabilitas inovasi yang terus menerus, perusahaan harus merekruit karyawannya dalam kontrak jangka panjang (Beugelsdijk, 2008). Pelatihan dan pengembangan. Hatch dan Dyer (2004: 1173) dalam Beugelsdijk (2008) menyebutkan bahwa kinerja pembelajaran yang superior dihasilkan dari SDM terbaik dan dari praktik terbaik untuk mengembangkan human capital yang spesifik yang miliki oleh perusahaan dan bagaimana mendorong aktifitas pembelajaran yang terus menerus. Di samping itu perusahaan yang menyediakan fasilitas pelatihan yang baik akan menciptakan sikap positif dari karyawan sekaligus meningkatkan komitmen organisasionalnya (Benson et al., 2004 dalam Beugelsdijk, 2008). Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa higher innovative performance akan tercipta jika perusahaan menyediakan fasilitas pelatihan dan pengembangan yang terus menerus yang bertujuan untuk terus meningkatkan kemampuan karyawannya sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Manajemen kinerja dan sistem kompensasi. Kinerja seorang karyawan tidak lihat sebagai hasil dari apa yang dikerjakan seseorang tetapi juga bagaimana kompetensi yang digunakannya untuk menghasilkan atau menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya (Ozcelik & Ferman, 2006). Manajemen kinerja atau penilaian kinerja merupakan salah satu fungsi dan isu strategis di dalam praktik MSDM karena penilaian kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa aktifitas dan output yang hasilkan oleh karyawan sejalan

17 164 dengan pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu, umpan balik dari penilaian kinerja ini juga menjadi dasar bagi manajemen di dalam menentukan keputusankeputusan dan kebijakan-kebijakan MSDM yang berhubungan dengan pemberian kompensasi (compensation), perencanaan suksesi kepemimpinan (succession planning), pengembangan karir (career development), rencana pengembangan individu (individual development planning), pelatihan (training) dan lain-lain yang pada akhirnya juga berhubungan dengan program pencapaian kepuasan individu karyawan, pengembangan organisasi dan pencapaian keunggulan bersaing organisasi. Di samping itu strategi dan kebijakan kompensasi merupakan salah satu fungsi dan isu strategis di dalam praktik MSDM karena kompensasi merupakan alat bagi manajemen untuk meningkatkan motivasi, komitmen, kepuasan kerja dan mempertahankan (retaining) serta mengurangi tingkat turnover karyawannya. Di samping itu strategi kompensasi juga berhubungan dengan kemampuan organisasi untuk mengendalikan sikap dan perilaku karyawan agar tetap bekerja dan bersama organisasi untuk jangka waktu yang layak. Oleh karena itu kemampuan organisasi untuk mendesain dan mengimplementasikan strategi kompensasi yang tepat dan adil merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi untuk menjamin terciptanya kepuasan kerja dan komitmen karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi. Bila dihubungkan dengan kemampuan inovasi, Lau dan Ngo (2004) dalam Beugelsdijk (2008) menyebutkan bahwa kinerja individu yang berbasis pada kompensasi secara proaktif akan meningkatkan kreatifitas. Namun dalam menciptakan sebuah inovasi ada kalanya individu dihadapkan dengan masalah yang kompleks sehingga permasalahan tersebut harus diselesaikan secara kolektif melalui pendekatan inovasi berbasis tim (team-based approaches). Maka untuk itu diperlukan adanya sistem kompensasi yang berdasarkan tim (Beugelsdijk, 2008). Akhirnya sistem kompensasi juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan sehingga dengan sendirinya karyawan akan terus belajar dan mengembangkan kapabilitas dan kompetensi yang dimilikinya serta mendorong inovasi dan kreatifitas bagi perusahaan.

18 165 PENUTUP Riset tentang MSDM Strategik (strategic human resource management) telah memberikan perhatian yang lebih pada isu-isu yang berhubungan dengan pengelolaan SDM (managing people) pada level perusahaan secara menyeluruh dan terintegrasi, daripada hanya berfokus pada praktik MSDM secara individual dan terpisah dari kebijakan dan strategi perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan karena untuk mencapai kinerja superior dan keunggulan bersaing yang berkesinambungan diperlukan adanya integrasi dan kesesuaian antara strategi yang dipilih dengan kebijakan sumber daya manusia untuk mengeksekusi strategi tersebut. Munculnya pendekatan inside-out yang didukung oleh teori Resource Based View tidak secara mutlak dapat menggantikan pendekatan outside-in dalam proses formulasi dan implementasi strategi SDM. Hal disebabkan karena masing-masing pendekatan memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menjadikan peran dan fungsi SDM strategis harus secara langsung dan tepat mampu menjawab tantangan dan mengkreasikan solusi nyata serta menambahkan real value pada kreasi itu (value creation) sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan. Untuk itu peran dan fungsi dari MSDM strategis harus diarahkan pada bagaimana menciptakan dan mengelola kompetensi inti perusahaan agar dinamis dan fleksibel (dynamic capabilities) yang diarahkan untuk mendorong munculkan kreatifitas dan inovasi yang terus menerus yang terintegrasi kedalam setiap aktifitas, praktik dan strategi manajemen sumber daya manusia (HR strategy) sehingga perusahaan mampu mengadaptasi, mengintegrasi, mengatur serta menyesuaikan kembali sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan perubahan lingkungan (best fit approach).

19 166 REFERENSI Ahuja, G Collaborative networks, structural holes and innovation: a longitudinal study. Administrative Science Quartely, Vol. 45, pp Barney, J.B Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management, 17: Barney, J.B. & Clark, D. N Resource-based theory: creating and sustaining competitive advantage (1 st edition). Oxford University Press Inc.: NewYork Becker, B.E., & Huselid, M.A Strategic human resources management: where do we go from here? Journal of Management; 32. 6: Beugelsdijk, S Strategic Human Resource Practices and Product Innovation. Organization Studies, 29(06): Bhattacharya, M., Gibson, D. E., & Doty, D. H The Effects of Flexibility in Employee Skills, Employee Behaviors, and Human Resource Practices on Firm Performance. Journal of Management, Vol. 31 No. 4, : Brown, S.L. & Eisenhardt, K. M The Art of continuous change: Linking complexity theory and time-paced evolution in relentlessly shifting organizations. Administrative Science Quarterly, 42: Chan, L. L. M., Shaffer, M. A. & Snape, E 'In search of sustained competitive advantage: the impact of organisational culture, competitive strategy and human resource management practices on firm performance', International Journal of Human Resource Management, 15: Dougherty, D Interpretive barriers to successful product innovation in large firms. Organization Science. Vol. 3, pp Eisenhardt, K. M. & Martin. J. A Dynamic capabilities: what are they? Strategic Management Journal, 21: Lepak, D.P, & Snell S.A Examining the human resource architecture: the relationships among human capital, employment, and human resource configurations, Journal of Management, 28: 517

20 167 Martin, I.B., Puig, V. R., Tena, A.E., Carlos, J Human Resource Flexibility as a Mediating Variable Between High Performance Work Systems and Performance. Journal of Management, Vol. 34 No. 5: Michie, J. & Sheehan, M Business strategy, human resources, labour market flexibility and competitive advantage', International Journal of Human Resource Management, 16: Mulla, Z.R. & Premarajan, R. K Strategic human resource management in indian it companies: development and validation of a scale, The Journal of Business Perspective,Vol. 12. No. 2: Ozcelik, G. & Ferman, M Competency Approach to Human Resources Management: Outcomes and Contributions in a Turkish cultural context, Human Resource Development Review, 5. 1: Paauwe, J. & Boselie, P Challenging 'strategic HRM' and the relevance of the institutional setting. Human Resource Management Journal, 13: Paauwe, J. & Boselie, P Best practices... in spite of performance': just a matter of imitation?' International Journal of Human Resource Management, 16: Rose, R. C., & Kumar, N The Influence of Organizational and Human Resource Management Strategies on Performance, Performance Improvement Journal, 45, 4 : Schreyogg, G. & Eberl, M.K How dynamic can organizational capabilities be? towards a dual-process model of capability dynamization. Strategic Management Journal, 28: Subramaniam, M. & Youndt, M.A The influence of intellectual capital on the types of innovative capabilities. Academy of Management Journal, 48. 3: Teece, D.J., Pisano, G., & Shuen, A Dynamic capabilities and strategic management. Strategic Management Journal, 18: Tsai, W. & Ghosal, S Social capital and value creation: the role of intrafirm networks. Academy of Management Journal, 41: Vakola, M., Soderquist, K. E. & Prastacos, G. P Competency management in support of organisational change, International Journal of Manpower, 28: Verona, G A Resource-based View of Product Development. Academy of Management Review, 24 (1):

21 168 Wernerfelt, B A resource based view of the firm. Strategic Management Journal, 5: Wright, P. M., & McMahan, G. C Alternative theoretical perspectives on strategic human resource management. Journal of Management, 18: Wright, P. M., Dunford, B. B., & Snell, S. A Human resources and the resource based view of the firm. Journal of Management, 27:

MSDM STRATEGIK: INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY, CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo

MSDM STRATEGIK: INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY, CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo MSDM STRATEGIK: INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY, CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstraksi Pendekatan-pendekatan dalam strategi MSDM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang besar terhadap tata kelola suatu bisnis dan strategi bersaing perusahaan. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK Kinerja organisasional dapat

Lebih terperinci

Strategic Human Resource Management

Strategic Human Resource Management Modul ke: Strategic Human Resource Management Pengertian Strategic Human Resource Management (HRM) dan Perkembangan Pemikiran tentang HRM Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Human Resources Management (HRM)

Human Resources Management (HRM) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Human Resources Management (HRM) Pertemuan 1: Pendahuluan Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Overview People Management Human Resources Management Sebuah pendekatan strategis

Lebih terperinci

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214 Becoming 1 Becoming A. Transformasi Pengembangan Organisasi B. Dimensi Pokok Pertumbuhan Sistem SDM C. Optima Integrated HR Development Program D. Knowledge Management E. Manfaat dan Kendala Implementasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M. Pd Disusun Oleh: Moh Khoerul Anwar, S. Pd 14713251002

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Disusun Oleh : Muhamad Wahyudin 125030207111110 Johanes Hartawan Silalahi 125030207111101 Arrahman 125030207111044 JURUSAN

Lebih terperinci

Minggu 3: Manajemen Modern

Minggu 3: Manajemen Modern Minggu 3: Manajemen Modern TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Mempelajari dasar-dasar yang menjadi pemikiran manajemen moderen Mengetahui arah pengembangan

Lebih terperinci

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) ASPEK KAJI BANDING I KEPEMIMPINAN 1.1. Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) 1.2. Misi-misi rumah sakit dioperasionalkan 1.3. Budaya Organisasi diterapkan dalam semua aktifitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Strategi Diferensiasi Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan

Lebih terperinci

Human Resources Development

Human Resources Development Human Resources Development Presented by : M Anang Firmansyah SELECTION PRACTICES Main objective : Menyesuaikan karakteristik individu dengan persyaratan pekerjaan. JOB ANALYSIS Merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2. PERAN STRATEGIS MSDM 2

BAB 2. PERAN STRATEGIS MSDM 2 BAB 2. Pemahaman kaitan antara manajemen sumber daya manusia dengan proses manajemen strategi organisasi secara keseluruhan. Pemahaman peran strategis manajemen sumber daya manusia dalam organisasi Pemahaman

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD Didien Suhardini dan Citra Kurniawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan. Pertemuan ke-2

Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan. Pertemuan ke-2 Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan Pertemuan ke-2 Sumber: Mathis, R.L. and J.H. Jackson, 2010. Human Resources Management, 13th ed.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini memberikan deskripsi mengenai budaya perusahaan yang ada dalam Bahana Group. Bahana group adalah kelompok perusahaan yang bergerak di dalam industry pasar modal

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL MANAGEMENT Mencapai Nilai Tambah Melalui Sumberdaya Manusia

HUMAN CAPITAL MANAGEMENT Mencapai Nilai Tambah Melalui Sumberdaya Manusia HUMAN CAPITAL MANAGEMENT Mencapai Nilai Tambah Melalui Sumberdaya Manusia Suharto Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro email: hartoumm@gmail.com Abstract This paper aims

Lebih terperinci

PENGARUH KAPABILITAS TERHADAP KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ADI CIPTA, MAKASSAR

PENGARUH KAPABILITAS TERHADAP KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ADI CIPTA, MAKASSAR PENGARUH KAPABILITAS TERHADAP KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ADI CIPTA, MAKASSAR Dyah Budiastuti 1 ; Versia 2 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kompetensi Mark Lancaster mendefinisikan kompetensi sebagai suatu atau sekelompok sikap/perilaku yang menghasilkan performa yang sangat baik dalam melakukan konteks pekerjaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Media Informatika Vol.16 No.2 (2017) MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Muksin Wijaya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dituntut untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam kondisi persaingan

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Manajemen SDM. 1 st Week

Manajemen SDM. 1 st Week Manajemen SDM 1 st Week DEFINISI Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE 1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE K ita tentunya sering mendengar pernyataan bahwa Sumber Daya Manusia adalah aset terpenting di dalam perusahaan. Namun demikian pada pelaksanaannya

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF

KEUNGGULAN KOMPETITIF BB 2. Pemahaman kaitan antara manajemen sumber daya manusia dengan proses manajemen strategi organisasi secara keseluruhan. Pemahaman peran strategis manajemen sumber daya manusia dalam organisasi Pemahaman

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA BISNIS UKM

PENGARUH PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA BISNIS UKM PENGARUH PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA BISNIS UKM 1. Latar Belakang Kondisi perekonomian dunia baik pada skala lokal, regional, nasional dan global saat ini menunjukkan

Lebih terperinci

Manajemen Stratejik. Dosen: Pristiana Widyastuti

Manajemen Stratejik. Dosen: Pristiana Widyastuti Manajemen Stratejik Dosen: Pristiana Widyastuti Literature: 1. Assauri, Sofyan 2016. Strategic Management Sustainable Competitive Advantages. Depok: PT. Rajagrafindo Persada 2. Rangkuti, Freddy. 2015.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi merek di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen ataupun mengurangi

Lebih terperinci

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KINERJA Penggunaan informasi pengukuran kinerja untuk memberikan pengaruh positif pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota Bandung saat ini jumlahnya sedang mengalami pola peningkatan (BPS, 2015). Para pengusaha tahu

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 1.. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI Oleh : Alex Sujanto *) Abtraksi Aset organisasi yang paling penting adalah sumber daya manusia, karena sumber

Lebih terperinci

Perancangan Model Kapabilitas Optimasi Sumber Daya TI Berdasarkan COBIT 5 Process Capability Model

Perancangan Model Kapabilitas Optimasi Sumber Daya TI Berdasarkan COBIT 5 Process Capability Model Perancangan Model Kapabilitas Optimasi Sumber Daya TI Berdasarkan COBIT 5 Process Capability Model Heru Nugroho Abstrak Optimasi sumber daya TI merupakan salah satu bagian dari tatakelola TI suatu organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Manajemen SDM Dewasa ini dalam dunia praktik, manajer SDM semakin terlibat dalam komite strategis untuk menentukan arah strategis perusahaan. Manajemen SDM telah menjadi

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

Analisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV

Analisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV Analisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV Oleh: Mas Wigrantoro Roes Setiyadi Mahasiswa S3, Strategic Management, PSIM-FEUI Mengapa suatu perusahaan secara terus menerus mampu

Lebih terperinci

Human Resource Management

Human Resource Management Human Resource Management Adalah : Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja. HRM termasuk desain dan implementasi sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL Oleh: Herlina (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

Knowledge and Research Management

Knowledge and Research Management Knowledge and Research Management FROM RESEARCH TO ACTION FROM INVENTION TO INNOVATION FROM GOOD TO GREAT PENCIPTAAN PENGETAHUAN DALAM SUATU ORGANISASI Oleh: Dr.Ir. Nastiti Siswi Indrasti PENGETAHUAN Pengetahuan

Lebih terperinci

Human Resource Management

Human Resource Management Human Resource Management Adalah : Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja. HRM termasuk desain dan implementasi sistem

Lebih terperinci

SUPPLY-CHAIN STRATEGY: Organizational Influence Through Supplier Alliances

SUPPLY-CHAIN STRATEGY: Organizational Influence Through Supplier Alliances SUPPLY-CHAIN STRATEGY: Organizational Influence Through Supplier Alliances Presented by : M Anang Firmansyah 1. Alur pikir jurnal : A. Dari mana penelitian ini dimulai : supply-chain management merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Pertanyaan mendasar yang sering diajukan dalam penelitian-penelitian manajemen strategis, khususnya yang mengusung tema Resource Base View (RBV) dan turunan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIK KARAKTERISTIK MANAJEMEN STRATEGIK STRATEGI STRATEGI STRATEGI

MANAJEMEN STRATEGIK KARAKTERISTIK MANAJEMEN STRATEGIK STRATEGI STRATEGI STRATEGI MANAJEMEN K Suatu Seni Menggunakan Pertempuran Untuk Memenangkan Suatu Perang Aktivitas-aktivitas Penting Yang Diperlukan Untuk Mencapai Tujuan Strategy Is A Plan, A How, A Means Of Getting From Here To

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis resource based view (RBV), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Key Success

Lebih terperinci

Peranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia

Peranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia Peranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia (Dr. Syuhada Sufian, MSIE) 1. Pendahuluan Fokus penelitian ini berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 6 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori Stakeholder, Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis), Resources Based Theory (RBT), Knowledge

Lebih terperinci

By dendar

By dendar www.dendar.co.nr By dendar INPUT OFFICE POLICY & PHYSICAL CONDITION LAYOUT & EQUIPMENT & WORK STATION OUTPUT CHAIR & DESK MACHINES SPACE UTILIZATION ENVIRONMENT REGULATION 1. TUJUAN BAB 2 2. KONSEP DASAR

Lebih terperinci

Internal Assessment. The Nature of an Internal Audit. Chapter 4

Internal Assessment. The Nature of an Internal Audit. Chapter 4 Chapter 4 Internal Assessment Bab ini berfokus mengidentifikasi dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan suatu perusahaan dalam area fungsional dalam bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi,

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis semakin mengalami kemajuan yang pesat. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir di semua sektor kehidupan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD DESIGN OF PERFORMANCE MEASURMENT DIVISION OF HUMAN RESOURCE SCORECARD AT XYZ COMPANY BY USING

Lebih terperinci

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016 Dunamis Human Capital Overview Program 11 Februari 2016 MENGENAI DUNAMIS HUMAN CAPITAL Investment $ Our Value Preposition Human Capital Solution Provider Dunamis Human Capital offers a technology based

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE

PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE OLEH SUSANTI KURNIAWATI PENGERTIAN KINERJA Hasil evaluasi proses, produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan yang telah dievaluasi dan dibandingkan dengan tujuan, standar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Strategi Resources Based View (RBV) 2.1.1.1 Pengertian Strategi Resources Based View (RBV) Menurut Grant (2001) dalam Raduan

Lebih terperinci

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Modul ke: Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Fakultas 02Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Manajemen Proyek Organisasional

Lebih terperinci

Chapter 2 STRATEGIC TRAINING

Chapter 2 STRATEGIC TRAINING Chapter 2 STRATEGIC TRAINING Outline: 1. Pengaruh strategi bisnis terhadap jenis dan jumlah pelatihan yang diselenggarakan perusahaan 2. Perubahan peran fungsi pelatihan 3. Pelatihan strategis dan proses

Lebih terperinci

strategi bisnis. Ketertarikan antara strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis ini menjadi dasar bagi manajemen sumber daya manusia (Human

strategi bisnis. Ketertarikan antara strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis ini menjadi dasar bagi manajemen sumber daya manusia (Human 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang cepat, meningkatnya persaingan dan pertumbuhan perusahaan membuat pelanggan dan pemegang saham menuntut perusahaan dapat menyediakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENGERTIAN

SEJARAH DAN PENGERTIAN SEJARAH DAN PENGERTIAN HRM mulai berkembang dan populer di tahun 1980an Konsep HRM berkembang di Amerika Serikat, sebagai reaksi terhadap : - sistem manajemen Jepang yang sangat kompetitif. - studi yang

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRAKTEK CORPORATE ENTREPRENEURSHIP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN KERJA STUDI KASUS: LEMBAGA PASAR MODAL PT ABC PROYEK AKHIR

STUDI TENTANG PRAKTEK CORPORATE ENTREPRENEURSHIP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN KERJA STUDI KASUS: LEMBAGA PASAR MODAL PT ABC PROYEK AKHIR STUDI TENTANG PRAKTEK CORPORATE ENTREPRENEURSHIP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN KERJA STUDI KASUS: LEMBAGA PASAR MODAL PT ABC PROYEK AKHIR Oleh: DICKY HENRIA NUGRAHA NIM : 29106011 Program Magister

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN EFEKTIFITAS ORGANISASI Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar Isi

Lebih terperinci

KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT

KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT Posted by Fitri Qoriawaty, NPM 260120150029 KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT Apoteker merupakan salah satu penggerak pelayanan kefarmasian di rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Formulasi Strategi 1. Tentukan tugas utama 2. Menilai kompetensi inti 3. Menentukan urutan pemenang & urutan kualifikasi 4. Posisi perusahaan Persaingan pada Biaya

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT.

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT. PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT. KERTA RAJASA RAYA Dewi Suryani Budiono Universitas Negeri Surabaya Informasi Artikel

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

Human Resource Management

Human Resource Management Human Resource Management Adalah : Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja. HRM termasuk desain dan implementasi sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Wijayanto (2012:10) manajemen merupakan ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu disusun melalui proses pengkajian yang panjang oleh para ilmuwan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengetahuan dan pengalaman sumber daya manusia, maupun lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengetahuan dan pengalaman sumber daya manusia, maupun lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan memerlukan tidak hanya aset wujud seperti bangunan, mesin, gedung, namun juga memerlukan aset nirwujud, antara lain kultur organisasi, pengetahuan dan pengalaman

Lebih terperinci

FRAMEWORK SUSTAINABILITY STRATEGY SUMBER DAYA MANUSIA

FRAMEWORK SUSTAINABILITY STRATEGY SUMBER DAYA MANUSIA FRAMEWORK SUSTAINABILITY STRATEGY SUMBER DAYA MANUSIA Lenny Ch Nawangsari 1) Farida Elmi 2) 1),2) Magister Manajemen, Univ. Mercu Buana Jakarta Jl. Raya Meruya Selatan no 1, Kembangan, Jakarta Barat Email

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Human Resource Diagnostic

Human Resource Diagnostic Human Resource Diagnostic Latar Belakang Perkembangan bisnis kini tidak hanya bergantung pada strategi bisnis yang baik. Banyak perusahaan dari sektor bisnis yang berbeda-beda terus menerus mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoretis 2.1.1 Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

TEORI ORGANISASI UMUM 1. Aris Budi Setyawan Disarikan dari berbagai Sumber

TEORI ORGANISASI UMUM 1. Aris Budi Setyawan Disarikan dari berbagai Sumber TEORI ORGANISASI UMUM 1 Aris Budi Setyawan Disarikan dari berbagai Sumber Peraturan Perkuliahan Hadir di kelas dengan berpakaian yang baik dan tidak memakai sandal Tidak terlambat masuk kelas (maksimal

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system Integrated Management System Berbagai Standar Sistem Manajemen ISO a.l: ISO 9001:2008 Manajemen Mutu, ISO 14001:2004 Manajemen Lingkungan, OHSAS

Lebih terperinci

PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa PT. PJBS di Sidoarjo) TESIS

PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa PT. PJBS di Sidoarjo) TESIS PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa PT. PJBS di Sidoarjo) TESIS Diajukan kepada Universitas Katolik Widya Mandala Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Performance Management Taryana Suryana. M.Kom taryana@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Scorecard, Merupakan sebuah metrik kinerja yang digunakan dalam manajemen strategis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun manajemen informasi. Kompleksitas dan perubahan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. maupun manajemen informasi. Kompleksitas dan perubahan eksternal BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu perusahaan apapun bentuk dan tujuan perusahaannya (Rivai&Sagala, 2009). Peran SDM juga sedemikian pentingnya

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori-teori manajemen terutama mengenai teori knowledge management dan managemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma dari persaingan global saat ini menjadi persaingan tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI "Often the difference between a successful man and a failure is not one's better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on his ideas, to take a calculated risk, and

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM Arief Purnomo¹, Wiyono.², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB I. Manajemen Strategi : - Tidak lagi terbatas bagi kalangan militer - Bukan hanya sekedar bagaimana merancang bentuk strategi yang efektif saja.

BAB I. Manajemen Strategi : - Tidak lagi terbatas bagi kalangan militer - Bukan hanya sekedar bagaimana merancang bentuk strategi yang efektif saja. BAB I Manajemen : - Tidak lagi terbatas bagi kalangan militer - Bukan hanya sekedar bagaimana merancang bentuk strategi yang efektif saja. Pengertian Manajemen : - Sejumlah keputusan & tindakan yg mengarah

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Wright, 2012

Manajemen Kinerja Wright, 2012 KINERJA ORGANISASI Manajemen Kinerja Definisi dari manajemen kinerja adalah cara-cara melalui mana para manajer menjamin bahwa aktivitas-aktivitas dan hasil-hasil karyawan sesuai dengan tujuan organisasi.

Lebih terperinci

Proses Manajemen Stratejik. Dosen: Pristiana Widyastuti, S.AB.,M.AB.,MBA

Proses Manajemen Stratejik. Dosen: Pristiana Widyastuti, S.AB.,M.AB.,MBA Proses Manajemen Stratejik Dosen: Pristiana Widyastuti, S.AB.,M.AB.,MBA Proses Manajemen Stratejik Proses Manajemen Stratejik Visi dan Misi Stratejik Tingkatan Manajemen Stratejik Strategi Bisnis Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Ketujuh: Rancangan Pengembangan SDM

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Ketujuh: Rancangan Pengembangan SDM Penempatan School of Communication Pegawai & Business Ketujuh: Rancangan Pengembangan SDM The Workforce Environtment Competitive Environment Fakultas Komunikasi dan Bisnis Internal Environment Social &

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: 07 Distinctive Strategic Management Strategik Plan and Business Model Flatform Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan (PKK) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci