PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Subang adalah lngkup pemerntahan yang merupakan tngkatan pemerntahan ttk berat pelaksanaan otonom daerah. Jwa dan semangat otonom daerah memberkan motvas yang besar bag daerah Kabupaten Subang, dalam katan Negara Kesatuan Republk Indonesa maupun menjalankan kewenangan daerah dalam mengurus dan mengatur kepentngan masyarakat dalam wlayah yurdksnya dengan menjunjung tngg aspras dan prakarsa masyarakat sesua dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Serng dengan berubahnya regulas dar pemerntah pusat tentang pertumbuhan d berbaga sektor yang salah satunya Kabupaten Subang sudah mula djadkan daerah pembangunan kawasan ndustr yang dtunjang dengan dbangunnya jalur baru yatu jalan tol Cpal untuk memudahkan akses sebaga pendongkrak pertumbuhan perekonoman. Dalam kerangka untuk memajukan Kabupaten Subang dengan melhat potens potens yang telah ada dan sap untuk dkembangkan guna menngkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Subang maka Dnas Perhubungan Kabupten Subang dalam Pelaksanaan program - program pemerntahan, pembangunan dan kemasyarakatan lebh dtekankan kepada tercptanya pelayanan masyarakat yang ber-akuntabltas publk tngg sehngga pada akhrnya terwujud suatu pemerntahan yang berdmens pelayanan. Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

2 Beberapa sue pada era desentralsas sejalan dengan pelaksanaan otonom daerah kebjakan transportas adalah: yang berkenaan dengan tuntutan 1. Keselamatan angkutan (penumpang-/barang) 2. Kenyamanan angkutan (penumpang) 3. Frekuens pelayanan tetap untuk rute jarak pendek (kepastan pelayanan) 4. Aspek kenyamanan jadwal (jadwal tetap, cepat, tepat, sesua dengan kebutuhan pengguna) 5. Ketepatan dan punctualty pelayanan (door to door servce) 6. Tarf/baya yang murah/sesua 7. Tersedanya aksesbltas menuju dan dar termnal untuk menunjang pelayanan secara door to door (prasarana jalan, parkr, angkutan umum, ruang tunggu termnal, fasltas pendukung lannya) 8. Tersedanya aksesbltas dan keadlan pelayanan bag penumpang khusus (cacat, manusa lanjut usa, wanta dan bay) secara manusaw dan memada. Sejalan dengan vs ms Kabupaten Subang yang dusung oleh Bupat dan Wakl Bupat Kabupaten subang (Perode ) memuat tentang Program-Program dan Kebjakannya yatu ; Vs Kabupaten Subang Terwujudnya kabupaten subang yang relgus, berlmu, mandr, berbudaya dan bergotong royong Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

3 Ms Kabupaten Subang 1. Mewujudkan aparatur pemerntahan yang cerdas, lugas dan terpercaya atau Gapura Permata (Pemerntahan Bermartabat); 2. Menngkatkan ketersedaan nfrastruktur yang bak dan berwawasan lngkungan atau Gapura Intan (Infrastuktur Berkelanjutan); 3. Mewujudkan ekonom mandr berbass ekonom kerakyatan dan keunggulan daerah atau Gapura Emas (Ekonom Masyarakat); 4. Mewujudkan kualtas sumber daya manusa yang berlmu relgus dan berbudaya atau Gapura Perak (Penddkan Rakyat); 5. Mewujudkan masyarakat seras berbass gotong royong atau Gapura Seras (Sehat, Rap, Bersh, Dan Indah); Pada ss lan harus dsadar bahwa sstem kegatan lalu lntas pengangkutan barang/jasa ternyata tdak bsa dan tdak boleh terkotak-kotak oleh batas wlayah admnstras pemerntahan kabupaten, sehngga Pendekatan Wlayah dalam pengembangan Sstem Transportas Daerah kabupaten Subang harus memperhatkan: 1. Selan kepentngan efsens ekonom, perlu dpertmbangkan aspek pemerataan melalu pencptaan kesempatan yang sama pada semua Wlayah untuk berkembang; 2. Harus menghubungkan bu kota, desa, dan daerah terpencl; 3. Keterpaduan d dalam/antar wlayah karena dalam sstem ekonom terbuka dan d era nformas, nteraks kegatan antardaerah tdak dapat dbatas oleh batas admnstratf; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

4 4. Hambatan/gangguan dalam sstem transportas antardaerah pada akhrnya akan menurunkan daya sang produk daerah d pasar, maka Pemda harus menekan sekecl mungkn hambatan/gangguan atas sstem transportas antardaerah 5. Penanganan masalah transportas daerah d bawah koordnas pemerntah daerah sehngga terwujudnya snergtas antara program pusat dengan daerah 6. Dengan Tataran Transportas Lokal (Tatralok) dan Rencana Umum Jarngan Transportas Jalan (RUJTJ), Pemda memlk peluang yang besar mengatkan pengembangan sstem transportas (ruang lalu lntas) dengan rencana pengembangan wlayahnya (ruang kegatan) 7. Pemerntah pusat/daerah ddorong terus mengembangkan sstem transportas pernts. Sehubungan dengan hal tersebut Dnas Perhubungan sebaga nstans aparat tekns dar organsas pemerntah daerah secara keseluruhan dalam knerjanya tdak akan luput dan lepas dar semangat otonom daerah dengan segala mplkasnya pada karakterstk tekns Dnas Perhubungan. Secara yurds formal berdasarkan Peraturan Bupat Kabupaten Subang No. 14C.3 tahun 2008, Dnas Perhubungan memlk tugas pokok melaksanakan kewenangan Daerah d bdang perhubungan serta tugas pembantuan yang dberkan oleh Pemerntah atau Pemerntah Provns Jawa Barat. Kewenangan-kewenangan tersebut antara lan djabarkan dalam bentuk fungs-fungs sebaga berkut : a. Pelaksanaan tugas tekns operasonal dbdang perhubungan yang melput angkutan Darat dan Laut, Sarana dan Prasarana serta Lalu lntas Darat dan Laut berdasarkan kebjakan Bupat. Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

5 b. Pelaksana pengawasan dan pengendalan tekns operasonal dbdang perhubungan. c. Penyelenggaraan pelayanan tekns admnstras ketatalaksanaan, yang melput urusan Umum, Keuangan dan Kepegawaan Maksud, Tujuan dan Sasaran 1. Maksud Penyusunan dokumen Renja dmaksudkan untuk mewujudkan keterpaduan perencanaan bdang perhubungan dengan cara mensnergkannya perencanaan/pengusulan dar tngkat kecamatan dengan RPJMD Kabupaten sehngga aspratf dan aplkatf serta sesua kebutuhan rl masyarakat bsa terakomodr. 2. Tujuan Penyusuan dokumen Renja bertujuan untuk memberkan arah secara tegas bag kepentngan pelayanan bdang perhubungan khususnya dalam rangka mewujudkan transportas yang selamat dan nyaman sesua arahan sstranas yang dharapkan teraplkas dalam dokumen tataran transportas lokal Landasan Hukum Dokumen Renja dsusun atas dasar petunjuk penyusunan perencanaan pembangunan yang berlaku landasan hokum : 1. Undang undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Subang; 2. Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersh, dan Bebas dar Korups, Kolus dan Nepotsme; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

6 3. Undang undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sstem Perencanaan Pembangunan Nasonal; 5. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah; 6. Undang undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Permbangan Keuangan Antara Pemerntah Pusat dan Daerah (PKPD); 7. Undang undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasonal Tahun ; 8. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 ttg Lalulntas dan Angkutan Jalan; 9. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerntah Nomor 39 Tahun 2006, tentang Tata Cara Pengendalan dan Evaluas Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 11. Peraturan Pemerntah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagan Urusan Pemerntahan antara Pemerntah, Pemerntahan Daerah Provns dan Pemerntahan Daerah Kabupaten / Kota; 12. Peraturan Pemerntah Nomor 41 Tahun 2007, tentang Organsas Perangkat Daerah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 8 Tahun 2008, tentang Organsas dan Tata Kerja Dnas Daerah d Lngkungan Pemerntah Kabupaten Subang; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

7 14. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Subang Tahun ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Subang nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Subang Tahun ; 16. Permendagr No. 54 Tahun 2010 tentang sstematka/susunan penyajan awal dokumen rancangan Renja SKPD 17. Peraturan Bupat Nomor 14C.3 Tahun 2008, tentang Tugas Pokok dan Fungs Dnas Perhubungan Kabupaten Subang Hubungan Renja Dengan Dokumen Perencanaan Sebagamanan amanat Bab III UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang sstem Perencanaan Pembangunan Nasonan (SPPN) tentang ruang lngkup Perencanaan Pembangunan Nasoanal. Rencana Kerja (Renja) Dshub dsusun dengan berpedoman kepada Rencana trategs (Renstra) Dshub dan mengacu kepada RKPMD yang memuat kebjakan, Program dan Kegatan pembangunan serta pendanaan yang bersfat ndkatf, bak yang Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

8 dlaksanakan langsung oleh Pemda maupun oleh sumber-sumber lan yang dtempuh dengan mendorong partspas masyatakat. Rencana Strategs (Renstra) Dshub memuat Vs, Ms, Tujuan, Strateg, Kebjakan, Program dan Kegatan Pembangunan sesua dengan Tupoks serta berpedoman pada RPJMD dan berrsfat ndkatf Proses Penyusunan Proses Penyusunan Rencana Kerja Dshub yang telah dan akan dlakukan oleh Bdang Program adalah sebaga berkut: Musyawarah Rencana Pembangunan Lngkup Dnas Perhubungan Kabupaten Subang untuk tahun yang akan datang; Mengnventarsr kebutuhan untuk tahun yang akan datang dar Bdang-Bdang dan secretarat sesua dengan kebutuhan masng masng; Mengkoordnaskan, mengolah, mengevaluas Lakp dan menyusun Rencana Kerja; 1.6. Sstematka Penyusunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang; 1.2. Maksud dan Tujuan; 1.3. Landasan Hukum; 1.4. Hubungan Renja dengan Dokumen Perencanaan; 1.5. Proses penyusunan; 1.6. Sstematka Penyusunan. Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

9 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PERHUBUNGAN TAHUN LALU 2.1 Evaluas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 Serta Harapan d Tahun 2016; 1.2 Permasalahan permasalahan. BAB III PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DINAS PERHUBUNGAN TAHUN Arah dan Kebjakan Pembangunan Tahun 2016; 3.2 Program Prortas Tahun 2016 Yang Drencanakan. BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN 4.1. Lampran 2; 4.2. Lampran 6. BAB V PENUTUP Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

10 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PERHUBUNGAN TAHUN LALU 2.1. Evaluas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 Serta Harapan d Tahun Kabupaten Subang dengan luas wlayah ,950 Ha memlk letak yang strategs, bak dtnjau dar ss potens kewlayahan maupun dar potens efektf yang dmlk. Dengan poss kewlayahan yang memlk jalur nasonal Pantura dan terbangunnya jalur baru yatu jalan Tol Ckopo Palmanan (Cpal), yang akan membawa dampak postf terhadap promos kewlayahan dan potens yang dmlk, sehngga membawa konsekuens logs pada pertumbuhan dan perkembangan wlayah d Kabupaten Subang. Dar aspek potens efektf yang dmlk, bak komodtas pertanan, ndustr dan parwsata serta sektor lannya yang tengah dan akan dkembangkan, Kabupaten Subang secara nyata memerlukan sarana dan prasarana penunjang mobltas produks dan masyarakat. Dantara sarana dan prasarana dmaksud adalah sarana dan prasarana transportas sebaga moblsas bag aktvtas masyarakat dan pemerntah, terlebh peranan sektor transportas dalam penyerapan tenaga kerja ternyata cukup besar. Berdasarkan data statstk Kabupaten Subang, penyerapan tenaga kerja pada sektor transportas n telah mencapa 4,84 % masyarakat Kabupaten Subang, dan n belum termasuk penyerapan Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

11 sektor lan yang memlk hubungan kualtas dengan sektor transportas n. Dalam rangka memperkuat sektor transportas guna menunjang keberhaslan sektor lan, bak sektor ekonom, penddkan maupun kesehatan sebaga komponen utama pembangunan IPM, penyelenggaraan tugas pokok dan fungs Dnas Perhubungan Kabupaten Subang secara substansal dhadapkan pada konds objektf sumber daya yang dmlk, antara lan : 2. Perlengkapan Dnas Perhubungan sesua tugas dan fungsnya yang secara tekns memerlukan daya dukung kelengkapan tugas, namun kelengkapan dmaksud secara rl mash sangat mnm, sehngga mobltas dnas secara keseluruhanpun belum dapat berjalan secara optmal. Namun demkan kelengkapan yang ada, melalu optmalsas dalam pemanfaatannya, knerja dnas bsa berjalan sekalpun dengan berbaga keterbatasan. 3. Personala Kualtas sumber daya aparat merupakan faktor pentng dan menentukan terhadap berjalannya tugas dan fungs dnas. Kualtas Personala merupakan salah satu hal yang sangat dtekankan, dan satu hal yang mungkn memlk hubungan kausaltas adalah latar belakang penddkan aparat perhubungan, bak formal maupun penddkan tekns. Secara kualtas, aparat Dnas Perhubungan yang memlk latar belakang penddkan perhubungan/transportas mash sedkt, namun demkan kualfkas penddkan orentas kelalulntasan telah dmlk oleh sebagan petugas/aparat PNS d Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

12 Lngkungan Dnas Perhubungan bahkan beberapa orang telah memlk kualfkas tekns sebaga hasl kerjasama dengan PUSDIKLAT PERHUBUNGAN DARAT d Jakarta. Namun demkan berbcara mengena program dan kegatan yang merupakan jens pelayanan dasar, Dnas belum secara optmal melaksanakannya mengngat keterbatasan perlengkapan dan dukungan pembayaan. Sebaga gambaran menjelang pelaksanaan Renstra dapat dsajkan bahwa sampa dengan tahun pelaksanaan 2015 adalah sebaga berkut : 1. Ketersedaan Alat Perlengkapan Jalan Ketersedaan Alat Perlengkapan Jalan berdasarkan Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lntas dan Angkutan Jalan adalah merupakan kewajban pemerntah sebaga penyelenggara lalu lntas dan angkutan jalan. a. Alat Pengendal Isyarat Lalu Lntas Untuk jens Traffc Lght, sstem yang dmlk adalah sngle program. Penngkatan teknolog Controller menjad Mult program dengan teknolog mkroprosesor sstem dgtal baru dlakukan d lokas smpang Wesel pada tahun anggaran 2006 Demkan pula dengan teknolog Sgnal yang dmlk, mengngat rawannya kejadan bencana alam berupa fluktuas arus lstrk dampak petr sehngga Traffc Sgnal Lamp yang memlk usa tekns 6 bulan (5000 jam) pada kenyataannya serng mat sebelum mencapa usa tekns; maka dpandang perlu untuk menggunakan teknolog LED yang lebh ekonoms Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

13 mengngat usa teknsnya sampa jam (± 23 tahun pemakaan dan kemungknan mat total dalam sebuah box dapat dhndar sehngga keberlanjutan penyampaan syarat lalu lntas dapat berjalan terus menerus). Adapun jumlah APILL yang dmlk Kabupaten Subang adalah sebaga berkut : 1) Traffc Lght, 8 unt dengan lokas : 1. Smpang 4 Wsma Karya; 2. Smpang 4 Yayasan; 3. Smpang 4 Tugu Tan; 4. Smpang 4 Wesel; 5. Smpang 4 GOW; 6. Smpang 4 Tegalkalapa; 7. Smpang 4 Pasar Panjang; 8. Smpang 3 Pondok Dew. Pada tahun 2011 telah dlakukan pengadaan Counterdown untuk Smpang 4 Wesel, dan drencanakan pada tahun 2013 dlakukan rehabltas/perawatan pada seluruh Traffc Lght sehngga permasalahan padam/rusaknya Traffc Lght dapat dmnmalsr dengan bak. Dsampng tu juga pada tahun 2011 telah dlakukan pengadaan Counterdown untuk satu ttk, yatu pada smpang empat wesel, dan pada tahun 2013 telah terpasang tga ttk yatu pada Smpang 4 Wsma Karya, Smpang 4 GOW, dan Smpang 4 Tugu Tan. Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

14 2) Warnng Lght, 25 unt dengan lokas : Smpang Sar Ater, Smpang jalancagak- Sagalaherang, Mesjd Jalancagak, Smpang Jalancagak-Subang, Ruas pasrkareumb, Termnal Subang B, T, Smpang Dolog, Smpang Kaum, Bundaran Wera, Ruas Wera T, U, Smpang Cadka, SMP I Casem, Smpang Purwadad-Casem, Gerbang Pemda B, T, Ruas Tambakan Jalancagak, Smpang Pageden, Smpang Tga MT Haryono Jembatan Somp, Ruas Jalan Hutan Kota Ranggawulung, dan Ruas Kaljat. Adapun Konds dar banyaknya Warnng Lght yang dbarkan mat karena kurangnya dukungan dar seg pendanaan yang akan berakbat pada rusaknya tatanan kota dan tnggnya angka kecelakaan. b. Rambu Dar 3255 rambu yang d rencanakan pada Restra sedangkan pada Renstra Tahun baru terealsas sebanyak 921 buah, dan untuk pengadaan Rambu-rambu lalu lntas pada Tahun 2014 sebanyak 107 buah pada tahun 2015 pengadaan rambu-rambu lalu lntas Water Barer 96 buah dan Traffc Corn 100 buah. Tngkat Urgens rambu untuk pelayanan pengguna jalan adalah pemberan nformas konds jalan yang akan d lalu, bak berupa perngatan, perntah, larangan maupun petunjuk. Tngkat urgens rambu untuk pelayanan pengguna jalan adalah pemberan nformas konds jalan yang akan Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

15 dlalu, bak berupa perngatan, perntah, larangan maupaun petunjuk. c. Marka Berdasarkan Renstra Tahun , untuk marka jalan drencanakan sebesar m¹. untuk tahun 2012 dlaksanakan marka jalan dengan ukuran m¹, d tahun 2013 tdak dlaksanakan Pengadaan dan pemasangan marka jalan, pada tahun 2014 pengadaan marka jalan dengan ukuran m¹, dan pada tahun 2015 pengadaan marka jalan dengan ukuran m¹, baru terealsas sepanjang m¹ sehnggga marka jalan yang belum terealsa sebanyak 73,136 m¹. d. Fasltas Pendukung Lalu Lntas 1). Fasltas Pejalan Kak Mengena fasltas pejalan kak, terdapat fasltas menelusur jalan (Trotoar) dan fasltas menyeberang jalan (Zebra Cross). Besaran M² dar zebra cross adalah merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar besaran M² marka jalan sebagamana durakan datas, yang membedakan adalah fungs dan sfesfkas tekns dalam hal lebar marka, Sedangkan untuk trotoar kepengelolaan dan data tekns mash ada d Dnas Bna Marga dan Pengaran. 2). Fasltas Pagar Pengaman Jalan Pada tahun 2012, Dnas Perhugungan Kabupaten Subang telah melaksanakan pembuatan pagar Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

16 pengaman jalan (Guadrll) d Kecamatan Cjambe sebanyak 20 m dengan pemasangan pada daerah tep jurang dan Kecamatan Sagalaherang sebanyak 20 m dengan pemasangan pada daerah tep jurang, sehngga jumlah total yang sudah terpasang adalah 40 m, untuk pengadaan tahun 2013 terpasang sepanjang 70 M, pada tahun 2014 terpasang sepanjang 20 M dan pada tahun 2015 terpasang sepanjang 93 M. Pengunaan Pengaman jalan (Guadrll) adalah pada daerah rawan kecelakaan, tep jurang, tkungan tajam, dan daerah rawan longsor. 3). Fasltas Penerangan Jalan Fasltas penerangan jalan lebh popular dengan stlah PJU, sebaga sarana pelayanan masyarakat pengguna jalan khusus dalam konds gelap/malam har. Mengena pemasangan bak yang dtujukan untuk kepentngan lalu lntas maupun penerangan lngkungan, sejak tahun 2009 kepengelolaan dan data tekns mash ada d Dnas Tarkmsh. Undangundang 22 Tahun 2009 tentang Lalulntas dan Angkutan Jalan seharusnya Fasltas Penerangan Jalan sudah dkelola oleh Dnas Perhubungan. Penerangan Jalan Umum (PJU) akan dserahkan oleh Dnas Tata Ruang Permukman dan Kebershan Kabupaten Subang ke Dnas Perhubungan Kabupaten Subang pada tahun ). Fasltas Tunggu (Shelter) Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

17 Pada tahun 2005 telah dbangun 3 buah melalu kerjasama dengan phak swasta (PT. Djarum Super) pada lokas yang berdasarkan pertmbangan bsns fsbel dan sampa tahun 2009 telah dlakukan pembangunan oleh phak perbankan swasta sebanyak 7 buah. Pengembangan sstem transportas pada dasarnya merupakan suatu usaha pengaturan sstem pelayanan transportas sekalgus pemecahan masalah yang berkatan dengan transportas, sepert mempertngg tngkat kemudahan (aksesbltas) antar bagan pengembangan kawasan/ kegatan, menngkatkan efsens dan efektvtas pelayanan transportas serta mengatas kemacetan lalu lntas dan masalah transportas lannya. Pendekatan dalam kebjaksanaan pengembangan sstem transportas Kabupaten Subang, khusus dalam Kota Subang sebenarnya merupakan usaha mewujudkan suatu sstem transportas yang mampu melayan kebutuhan bag pengembangan dan pertumbuhan kota secara keseluruhan. Secara gars besar, pendekatan pola transportas Kota Subang adalah sebaga berkut : 1. Pengembangan sstem transportas d dalam kota harus memperhatkan aspek-aspek kecepatan pelayanan jasa angkutan umum, kapastas tekns rata-rata jarngan jalan dalam kota serta aspek sosal ekonom masyarakat; 2. Penggunaan jens angkutan umum harus memperhatkan aspekaspek kecepatan pelayanan jasa angkutan umum, kapastas tekns rata-rata jarngan jalan dalam kota serta aspek sosal ekonom masyarakat; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

18 3. pengaturan sstem pelayanan angkutan umum dalam bentuk trayek-trayek dan kawasan pelayanan termnal harus dsesuakan dengan kapastas dar angkutan tersebut serta kebutuhan rl pelayanan angkutan umum; 4. Pengaturan lokas termnal berdasarkan fungs dan penambahan jumlah/ sub termnal berdasarkan analsa kebutuhan lalu lntas; 5. Pengaturan arus lalu lntas yang melalu jalan utama sedapat mungkn dhndarkan lokas-lokas yang sbuk dengan kegatan dan kesbukan lalu lntas dalam kota; 6. Pengembangan jarngan jalan baru untuk menghubungkan antar bagan wlayah kota; 7. Pemenuhan perlengkapan jalan dan fasltas pendukung lalu lntas dalam upaya mencptakan sstem transportas yang lancar, aman, selamat dan pemberdayakan. Sejalan dengan pelaksanaan kewenangan tekns, maka Dnas Perhubungan Kabupaten Subang pada tahun 2009 menetapkan arah pembangunan sebaga berkut : 1. Penyelenggaraan pelayanan umum dbdang perhubungan darahkan untuk memenuh tuntutan penngkatan dan pemantapan knerja pemerntah daerah sehngga dapat menngkatkan efektvtas pelayanan publk oleh aparatur pemerntah daerah ; 2. Perumusan kebjakan operasonal dalam pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana perhubungan khususnya perlengkapan jalan sepert Rambu, APILL, Marka Jalan yang lannya dharapkan dapat memcu dan memacu aktvtas sosal Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

19 ekonom dan budaya masyarakat serta menunjang akseleras penngkatan kesejahteraan masyarakat Permasalahan - Permaslahan Dalam keterkatannya dengan kemajuan perekonoman sejalan dengan pembangunan dan atau pengembangan ruang kegatan tentu saja pada ss pengembangan ruang lalu lntas cenderung metmbulkan masalah; hal demkan merupakan suatu yang wajar apabla dkatkan dengan fakta eksstng Kabupaten subang dalam hal-hal sebaga berkut : a. Tdak sembangnya pertambahan jarngan jalan serta fasltas lalu lntas bla dbandngkan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan yang dlhat dar rata-rata perkembangan jarngan jalan dar total luas wlayah dengan pertambahan prosentase pertambahan jumlah kendaraan dalam tahun yang sama. b. Perkembangan/pertumbuhan suatu wlayah tdak dkut dengan struktur tata guna tanah yang seras sehngga waktu perjalanan haran langsung masyarakat kota menjad lebh panjang terutama pada waktu tertentu dan jam tertentu pada ruas-ruas tertentu terjad kemacetan yang luar basa dan akut. c. Terjadnya tumpang tndh aturan dalam penegakan hukum lalulntas; d. Khusus permasalahan yang ada dalam Desa Mandr Gotong Royong adalah Sebaga berkut :. Pertumbuhan permukman tdak dawal dar perencanaan transportas yang bak; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

20 . Kurangnya sarana dan prasarana penunjang transportas, msalnya kurang/tdak adanya rambu-rambu, Alat Pember Isyarat Lalu Lntas (APILL), Marka Jalan, parkr, Pagar pengaman jalan, ruang tunggu/shelter, dan lan lan;. Rendahnya dspln masyarakat dan pengemud kendaraan dalam berlalu lntas d Desa; v. Tdak dpergunakannya Peraturan Lalu Lntas d jalan Desa v. Kurangnya Pengawasan/penegakan hukum dar Phak Berwenang kepada pengguna jalan sehngga banyak angkutan barang yang melebh kapastas muat jn, dan tdak sesua dengan kemampuan daya dukung jalan Untuk mengatas permasalahan dbutuhkan Manajemen lalu lntas dan snkronsas antara perkembangan jarngan, dengan perkembangan jumlah kendaraan serta perkembangan/ pertumbuhan wlayah/kawasan dalam formula knerja jarngan atau Level Of Servce (LOS). Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

21 REALISASI PERBANDINGAN DENGAN TAHUN LALU DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

22 BAB III PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Arah Kebjakan Pembangunan Dnas Perhubungan Tahun 2016 Arah pembangunan yang ngn dcapa adalah sebaga berkut : 1. Mewujudkan profesonalsme aparat Dnas Perhubungan; 2. Menngkatkan ketersedaan fasltas kerja sesua spesfkas Dnas Perhubungan; 3. Mewujudkan pelayanan jasa perhubungan berdasarkan prnsp layanan prma; 4. Mengembangkan sstem nformas dan manajemen bdang perhubungan; 5. Memberdayakan ketertban dan kedsplnan masyarakat transportas Program Prortas Tahun 2016 Yang Drencanakan Secara operasonal Arah Kebjakan Umum Dnas Perhubungan Tahun 2016 djabarkan dalam program sebaga berkut : a. Pelayanan Admnstras Perkantoran; b. Penngkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; c. Penngkatan Dspln Aparatur; d. Penngkatan Kapastas Sumber Daya Aparatur; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

23 e. Penngkatan Pengembangan Sstm Pelaporan Capaan Kerja dan Keuangan; f. Pembangunan Prasarana dan Fasltas Perhubungan; g. Rehabltas dan Pemelharaan Prasarana dan Fasltas LLAJ; h. Penngkatan Pelayanan Angkutan;. Pengendalan dan Pengamanan Lalu Lntas. Adapun rncaanya sebaga berkut : 1. Program Pelayanan Admnstras Perkantoran; Program n darahkan pada kegatan : a. Penyedaan Jasa Surat Menyurat; b. Penyedaan jasa Komunkas, Sumber daya ar dan lstrk; c. Penyedaan jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor; d. Penyedaan jasa Pemelharaan dan Perznan Kendaraan Dnas/Operasonal; e. Penyedaan jasa kebershan kantor ; f. Penyedaan Alat Tuls Kantor; g. Penyedaan Barang Cetakan dan Penggandaan; h. Penyedaan Komponen Instalas Lstrk/Penerangan bangunan Kantor;. Penyedaan Peralatan Rumah Tangga; j. Penyedaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangan; k. Penyedaan Makanan dan Mnuman; l. Rapat-rapat Koordnas dan Komunkas ke Luar Daerah; m. Jaga Kawal Pket Kantor Dnas Perhubungan Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

24 2. Program Penngkatan sarana dan Prasarana Aparatur; Program n darahkan pada kegatan : a. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor; b. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; c. Pengadaan Kendaraan Dnas; d. Pengadaan Pakaan Dnas; e. Pemelharaan Rutn/Berkala Gedung Kantor; f. Pemelharaan Rutn/Berkala Kendaraan Dnas/Operasonal. 3. Program Penngkatan Kualtas Sumber Daya Aparatur; Program n darahkan pada kegatan : a. Bmbngan Tekns Inplentas Peraturan Perundangundangan; 4. Program Pengembangan Sstem Pelaporan Capaan Kerja dan Keuangan; Program n darahkan pada kegatan : a. Laporan Capaan Knerja dan Ikhtsar Realsas Knerja SKPD; b. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran; c. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhr Tahun. 5. Program Pembangunan Prasarana dan Fasltas Perhubungan; Program n darahkan pada kegatan : a. Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasltas Perhubungan; b. Sosalsas Kebjakan Bdang Perhubungan; c. Montorng, Evaluas dan Pelaporan. Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

25 d. Pembangunan Halte Bus, Tax, Gedung dan Termnal e. Survey dan Evaluas Jarngan Trayek f. Pendataan Angkutan Barang dan Khusus 6. Program Rehabltas dan Pemelharaan Prasarana dan Fasltas LLAJ; Program n darahkan pada kegatan : a. Rehabltas/Pemelharaan Sarana Alat Pengujan Kendaraan Bermotor; b. Rehabltas/Pemelharaan termnal/pelabuhan; c. Rehabltas/Pemelharaan APIL. 7. Program Penngkatan Pelayanan Angkutan; Program n darahkan pada kegatan : a. Penngkatan dspln pengoprasan angkutan umum d jalan raya; b. Pencptaan dspln dan pemelharaan kebershan d lngkungan termnal; c. Kegatan penataan tempat tempat pemberhentan angkutan umum; d. Kegatan pencptaan pelayanan cepat, tepat, murah dan mudah; e. Pengmupulan dan analsa data base pelayanan angkutan; f. Sosalsas Keselamatan Lalulntas. 8. Program Pembangunan Saranan dan Prasarana Perhubungan a. Pembangunan Halte Bus, Tax, Gedung dan Termnal b. Pengadaan Alat Komunkas Perhubungan 9. Program Pengendalan dan Pengamanan Lalu Lntas; Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

26 Program n darahkan pada kegatan : a. Pengadaan Rambu-rambu lalu lntas; b. Pengadaan Pagar Pengaman Jalan; c. Pengadaan Marka Jalan; d. Penngkatan Keselamatan Transportas; e. Pengadaan Alat Pember Isyarat Lalu Lntas (APILL). 10. Program Penngkatan Kelakan Pengoperasan Kendaraan Bermotor a. Pengadaan Alat Pengujan Kendaraan Bermotor b. Pengadaan Mobl Derek Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

27 BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN TAHUN Lampran 2 Berdasarkan Surat Edaran Bupat Subang Nomor 050/1902/Bapp perhal Penyusunan Rancangan Rencana Kerja SKPD Tahun Menndaklanjut hal tersebut bahwa Dnas Perhubungan Kabupaten Subang sesua Peraturan Bupat Kabupaten Subang No.14C.3 Tahun 2008 yang memlk Tugas Pokok dan Fungs melaksanakan kewenangan Daerah yang concern dalam menngkatkan pelayanan Perhubungan. Kemudan untuk mengantspas perkembangan d Kabupaten Subang yang begtu pesat terutama d sektor ndustr, pertanan, dan parwsata sehngga dbutuhkan anggaran yang memada. Untuk tu kam mencoba untuk merencanakan kegatan yang mungkn dapat drealsaskan pada Tahun Anggaran Adapun Kegatan yang kam rencanakan adalah sebagamana terlampr Lampran 3 Rencana Kerja telah kam susun sedemkan rupa sesua dengan format yang dtentukan (terlampr pada lampran 6) Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

28 BAB V P E N U T U P Perhubungan merupakan sektor yang memlk peranan pentng dalam rangka mendukung pembangunan. Rencana Kerja Dnas Perhubungan tahun 2016 dsusun dalam rangka perencanaan penyelenggaraan perhubungan ke depan sehngga dapat djadkan acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegatan kegatan d bdang perhubungan pada masa mendatang. Akhrnya kam hanya bsa memberkan nformas bahwa seberapa besar upaya Dnas Perhubungan untuk memberkan kenyamanan, keselamatan, kelancaran transportas dan apabla jarngan jalan belum terbangun secara menyeluruh dar luas wlayah Kabupaten Subang, segala upaya tdak akan membawa hasl yang optmal. Kam menyadar, bahwa dokumen n mash banyak kekurangan dan jauh dar kesempurnaan, segala saran dan krtkan yang sfatnya membangun dar semua phak sangat kam nantkan. Subang, 24 Agustus 2015 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG HARLAN ADINATA, S.Sos, M.S Pembna Utama Muda (IV/c) NIP Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

29 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puj syukur kehadrat Tuhan Yang Maha Esa dan atas lmpahan Rahmat serta Hdayahnya sehngga tersusunlah Rencana Kerja Dnas Perhubungan Kabupaten Subang Tahun Rencana Kerja (RENJA) Dnas Perhubungan Kabupaten Subang Tahun 2016 merupakan bagan ntegral dar program pembangunan Kabupaten Subang d bdang perhubungan.dengan tersusunnya Rencana Kerja n merupakan pedoman dan acuan bag seluruh jajaran Dnas Perhubungan dalam mencapa vs,ms, tujuan dan sasaran Dnas Perhubungan. Kam menyadar bahwa penyusunan Rencana Kerja n mash jauh dar sempurna. Oleh karena tu kam mengharapkan krtk dan saran yang bjak, obyektf dan konstruktf untuk penyempurnaan penyusunan Rencana Kerja dmasa yang akan datang. Akhrnya, semoga Rencana Kerja Dnas Perhubungan Kabupaten Subang Tahun 2016 n dapat memberkan manfaat bag semua phak yang berkepentngan. Subang, 24 Agustus 2015 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG HARLAN ADINATA, S.Sos, M.S Pembna Utama Muda (IV/c) NIP Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

30 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud, Tujuan dan Sasaran Landasan Hukum Hubungan Renja dg Dokumen Perencanaan Lannya Proses Penyusunan Sstematka Penyusunan... 8 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PERHUBUNGAN TAHUN LALU 2.1 Evaluas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 Serta Harapan d Tahun Permasalahan - permasalahan BAB III PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DINAS PERHUBUNGAN TAHUN Arah dan Kebjakan Pembangunan Tahun Program Prortas Tahun 2016 Yang Drencanakan BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN 4.1. Lampran Lampran BAB V PENUTUP Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

31 DAFTAR TABEL Realsas Perbandngan Dengan Tahun Lalu Dan Beberapa Tahun Terakhr Matrks rencana Kerja dan Pendanaan Program dan Kegatan Prortas tahun Renja Dnas Perhubungan Tahun 2016

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR S TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKAS DANA DESA KABUPATEN PACTAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang Bahwa dalam rangka tertb

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 PEMERNTAH KOTA SURABAYA DNAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 SURABAYA, SEPTEMBER 2014 DAFTAR S Halaman DAFTAR S... BAB PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menentukan arah kebijakan Pembangunan Dinas Perhubungan,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menentukan arah kebijakan Pembangunan Dinas Perhubungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk menentukan arah kebjakan Pembangunan Dnas Perhubungan, Komunkas dan Informatka Kabupaten Breuen 2013 2017 yang harus sejalan dengan RPJMD Kabupaten Breuen, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN BUEAn PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAAN TUGAS, FUNGS DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa dengan bcrlakunya

Lebih terperinci

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 13 TAHUN2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Untuk memperoleh buku ini hubungi: 2004 Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal Untuk memperoleh buku n hubung: Pusat Data dan Informas Perencanaan Pembangunan Jl. Taman Suropat No. 2, Jakarta Pusat 10310 Telepon/Fax: 021-31934973 atau Webste:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BUPAT1 B W UASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERNTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menmbang Mengngat

Lebih terperinci

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 PROGRAM DAN KEGIATAN I Program Pelayanan Admnstras Perkantoran 1 Penyedaan jasa surat menyurat 2 Penyedaan jasa komunkas, sumber daya ar dan lstrk 3 Penyedaan jasa pemelharaan dan perznan kendaraan dnas/operasonal

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB DAN PILIHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACTAN TAHUN 2013 BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 26

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM DAN KEGIATAN NO. I Program Pelayanan Admnstras Perkantoran 1 Penyedaan jasa komunkas, sumber daya ar dan lstrk 2 Penyedaan jasa pemelharaan dan perznan kendaraan dnas/operasonal 3 Penyedaan jasa

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011

BUPATI PACITAN. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011 BUPAT PACTAN j PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011 f! TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLK DAN STANDAR OPERASONAL PROSEDUR PADA PEMERNTAH DAERAH ; KABUPATEN PACTAN DENGAN RAMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN \. J 1 1! BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MNMAL BDANG PENDDKAN D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA j BUPAT PACTAN 'j Menmbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN PEMERNTAH KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN PERATURANjDAERAH- KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN NOMOR 1 TAHUN 1934 - = TENTANG ; POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN TAHUN 1994/1995-1998/1999

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017 LAPORAN PENGUKURAN NDEK PENERAPAN NLA BUDAYA KERJA (PNBK) TAHUN 2017 KEMENTERAN PERTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANAN BALA BESAR PELATHAN PERTANAN KETNDAN MALANG - JAWA 2017 TMUR KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA } BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 1 ^. TAHUN 2009 TENTANG PARTSPAS MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN NFRASTRUKTUR D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN. Menmbang : a.

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri 3 A S KEMENTERAN PERHUBUNGAN DREKTQRAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA * t % 3 PERATURAN DREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP/317 /V / 2 0 1 1 TENTANG : TARGET NDKATOR KNERJA UTAMA (KU) Dl LNGKUNGAN

Lebih terperinci

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014 LAKIN Laporan Knerja BPS Provns Maluku Tahun 2014 Jl. WolterMongnsd-Passo, Ambon 97232 Telep. (0911) 361329, Fax. (0911) 361319 E-mal : maluku@bps.go.d Kata Pengantar Akuntabltas knerja BPS Provns Maluku

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR A? TAHUN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR A? TAHUN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN 1.. \ ' BUPAT PACTAN, PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR A? TAHUN 2006 TENTANG 1 TATA KEARSPAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertb admnstras dan ( penyeragaman

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN s PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAAN TUGAS. FUNGS DAN TATA KERJA DNAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACTAN > DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA \ BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 25 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Renja Tahun Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi i

Renja Tahun Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi i Renja Tahun 2017- Dnas Perumahan Kawasan dan Pertanahan Kota Bekas KATA PENGANTAR Puj syukur kam panjatkan kehadrat Allah SWT, karena hanya dengan Rahmat dan Karuna-Nya penyusunan Rencana Kerja (RENJA)

Lebih terperinci

LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON

LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON Edtor : Dra. Hj. St Sumjat, M.S. Penuls : Dndn Ahmad

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN ; NOMOR 8 TAHUN 2001 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA!

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN ; NOMOR 8 TAHUN 2001 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA! PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN ; NOMOR 8 TAHUN 200 ; TENTANG SUSUNAN ORGANSAS DAN TATA KERJA! PEMERNTAH DESA t DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA. BUPAT PACTAN ESA Menmbang : a,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011 BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KUALTAS AR DAN PENGENDALAN PENCEMARAN AR! D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG JENJANG NLA PENGADAAN BARANG/JASA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 3^ TAHUN 2012 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, ' Menmbang

Lebih terperinci

BUPATI PACriAN. PERATURAN BUPATI PACITAN t NOHOR 25 A TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACriAN. PERATURAN BUPATI PACITAN t NOHOR 25 A TAHUN 2013 TENTANG BUPAT PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN t NOHOR 25 A TAHUN 2013 TENTANG PEDOBSAN PENANGANAN PENGADUAN NTERNAL {WHSTLEBLOWER STSTEM ATAS TNDAK PDANA KORUPS D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN 1 DENGAN RAHBAT

Lebih terperinci

! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 i

! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 i BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 ' TENTANG PERUBAHANKETIGAATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 3g TAHUN 2012 TENTANO PENTELENGGARAAN PENDDKAN NKLUSF D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang a. bahwa peseta ddk yang memlk

Lebih terperinci

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta.

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta. BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BERMAIN ANAK DI YOGYAKARTA 4.1. Pendekatan Konsep Tata Ruang dan Kualtas Ruang Pendekatan konsep dar tata ruang dan kualtas ruang n ddapat dar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah dpandang sebaga suatu upaya penguatan Persatuan dan Kesatuan Nasonal, sehngga program mplementas kebjakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

NOMOFT io renurt 2P1l

NOMOFT io renurt 2P1l BUPAT KATNGAN PERATURAN BUPAT KATNGAN ') NOMOFT o renurt 2P1l TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN NFRASTRUKTUR DAERAH (DPPD) TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN R*HTUNT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT

Lebih terperinci

MENTERI KOORD[NATOR BlDANG POLITlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORD[NATOR BlDANG POLITlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA . MENTER KOORD[NATOR BlDANG POLTlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLK NDONESA PERATURAN MENTER KOORDNATOR BDANG POLTK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER-07 MENKO/POLHUKAM/1212011 TEN-TANG ORGANSAS DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I UROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL & OPERASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora Potens dan Pengembangan Kawasan Wsata Desa Kraktan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Stud Kasus Obyek Wsata Rawa Jombor Dan Bukt Sdagora LAPORAN TUGAS AKHIR Dajukan untuk memenuh sebagan persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG 1 [ BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG BESARAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF (TKI) BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTADEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN BUPAT PACTAN! PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERAN PENGURANGAN, KERNGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRBUS PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menlmbang

Lebih terperinci

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 660/HK/2015 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/KUASA

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 660/HK/2015 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/KUASA 4 PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 660/HK/2015 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA BARANG PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

Lebih terperinci

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012 j! BUPATI PACITAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012 ' TENTANG KUALITAS PIUTANG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan.

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan. BUPAT PACTAN. PERATUEAN BUPAT PACTAN : NOMOR 3 5 TAHUN 2008! TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KEBJAKAN AKUNTANS TAUN 2008 DAN SSTEM DAN PROSEDUR AKUNTANS! DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran)

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran) Buku Pedoman Akademk (Standar Kompetens Lulusan & Standar Is Pembelajaran) dsampakan Tatk Suryan tatk@perbanas.ac.d Catatan: Sebagan sldes dambl dar sldes yang dproduks oleh Tm Belmawa Dkt Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN t PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 17 TAHUN 2001 [ TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : bahwa untuk meaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG s BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG PERUBAHANKEDUAATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Pancasila Berdasarkan Landasan Yuridis SETIYAWAN S1TI-12 Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

TUGAS AKHIR Pancasila Berdasarkan Landasan Yuridis SETIYAWAN S1TI-12 Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. TUGAS AKHIR Pancasla Berdasarkan Landasan Yurds SETIYAWAN 11.11.5490 11-S1TI-12 Abdarn Rosd, Dr, M.Ma. KATA PENGANTAR Puj syukur kam panjatkan kehadrat Allah SWT yang telah memberkan rahmat dan hdayahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan a. Akuntabltas Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebjakan yang dpercayakan kepada unt organsas pemerntah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

DENGAN RAIIMATTUIIAN YANG MAMA ESA

DENGAN RAIIMATTUIIAN YANG MAMA ESA BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN } NOMOR 3 TAHUN 2011 f \ TENTANG PETUNJUK PENERMAAN BAG ASL PAJAK BUM DAN BANGUNAN (PBB), MGAS DAN NON MGAS BAGAN KABUPATEN PACTAN KEPADA PEMERNTA DESA/KELURAAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH, Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan

GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH, Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2O2 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVNS JAWA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESUNGGUHAN DAN JAMINAN REKLAMASI I PERTAMBANGAN UMUM

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESUNGGUHAN DAN JAMINAN REKLAMASI I PERTAMBANGAN UMUM BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG JAMNAN KESUNGGUHAN DAN JAMNAN REKLAMAS PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang Mengngat a. bahwa guna mendukung

Lebih terperinci

f BUPATI PACTEAN \ PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

f BUPATI PACTEAN \ PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG f BUPAT PACTEAN \ PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 2 TAHUN 202 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN NFORMAS DAN DOKUMENTAS D LNGKUNGAN PEMERNTAHAN DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 3 TAIIUN 2008 TENTANG. i TATA CARA MEMPEROLEH IZIN LOKASI, IZIN PEMANFAATAN TANAH, DAN PENETAPAN LOKASI

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 3 TAIIUN 2008 TENTANG. i TATA CARA MEMPEROLEH IZIN LOKASI, IZIN PEMANFAATAN TANAH, DAN PENETAPAN LOKASI BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 3 TAUN 2008 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH ZN LOKAS, ZN PEMANFAATAN TANAH, DAN PENETAPAN LOKAS BUPAT PACTAN Menmbang a. ^^wa dengan semakn terbukanya peran swasta

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Mcnimbang. Mengingat. Menetapkan. i i

Mcnimbang. Mengingat. Menetapkan. i i Mcnmbang Mengngat Menetapkan PERATURAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENDAFTARAN ULANG IZIN USAHA INDUSTRI PRIMER I HASIL HUTAN KAYU (luiphhk ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog dalam bdang ndustr d Indonesa berkembang dengan pesat, sehngga menghaslkan mesn dan alat-alat canggh yang berguna sebaga alat

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRBUS TEMPAT REKREAS DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA <

i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA < PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 : ' TENTANG!. TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA BUPATI PACITAN Menmbang:

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 204 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 205 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012

I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012 f BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KLINIK PENGELOLA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menmbang

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN

REVISI RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN REVISI RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2012-2016 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Assalamu alakum Warahmatulllaah Wabarakaatuh Puj syukur kehadrat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA

MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 051 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN PEDOMAN lzln USAHA NIAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFLIEL)

Lebih terperinci

BUEAn PACriAN TENTANG GERAKAN MENANAM BIBIT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DIDIK BARU PADA PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN PACITAN

BUEAn PACriAN TENTANG GERAKAN MENANAM BIBIT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DIDIK BARU PADA PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN PACITAN BUEAn PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR G TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN MENANAM BBT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DDK BARU PADA PENDDKAN DASAR D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

Oleh : Selvia Mamahit 2. Kata Kunci : Peranan, BPD, Fungsi Pengawasan, ADD.

Oleh : Selvia Mamahit 2. Kata Kunci : Peranan, BPD, Fungsi Pengawasan, ADD. PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN PADA PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (Stud D Desa Lobu Dua Kecamatan Touluaan Kabupaten Mnahasa Tenggara) 1 Oleh : Selva Mamaht 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

Jatan Jaksa Agung Suprapto Nomor S Pacitao Kode Pot i. Jawa Timor : Tctp. (0357) Fai. (0357)

Jatan Jaksa Agung Suprapto Nomor S Pacitao Kode Pot i. Jawa Timor : Tctp. (0357) Fai. (0357) BUPAT PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR: ^0 TAHUN 2010 TENTANG REMUNERAS PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BAD AN LAYANAN UMUM DAERAH \ KABUPATEN PACTAN Menmbang DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci