BAB I PENDAHULUAN Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan a. Akuntabltas Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebjakan yang dpercayakan kepada unt organsas pemerntah dalam rangka pencapaan tujuan yang telah dtetapkan melalu laporan keuangan secara perodk. b. Manajeral Menyedakan nformas keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerntah serta memudahkan pengendalan yang efektf atas seluruh aset, hutang dan ekutas dana. c. Transparans Menyedakan nformas keuangan yang terbuka bag masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerntahan yang bak. Laporan keuangan pemerntah yang selanjutnya dsebut sebaga laporan pertanggungjawaban merupakan hasl proses akuntans atas tran saks transaks keuangan pemerntah. Laporan pertanggungjawaban untuk tujuan umum, terdr dar laporan perhtungan anggaran, neraca, laporan arus kas dan nota perhtungan anggaran, serta tdak tertutup kemungknan laporan keuangan dapat dkembangkan untuk tujuan khusus Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan Akuntans dan laporan keuangan pemerntah harus menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang undangan, antara lan : 1. Peraturan Pemerntah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 2. Peraturan Pemerntah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntans Pemerntah; 3. Peraturan Presden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerntah sebagamana telah dubah beberapa kal terakhr dengan Peraturan

2 Presden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerntah; 4. Peraturan Menter dalam Neger Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagamana telah dubah beberapa kal terakhr dengan Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Peraturan Menter dalam Neger Nomor 55 tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta penyampaannya; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Bupat Nomor 62 Tahun 2011 tentang Kebjakan Akuntans Pemerntahan Daerah Kabupaten Solok; 8. Peraturan Bupat Solok Nomor 46 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pengadaan Barang/Jasa dan Pelaksanaan d Lngkungan Pemerntah Daerah Kabupaten Solok; 9. Peraturan Bupat Solok Nomor 48 Tahun 2012 tentang Standar Bukt Perjanjan Pengadaan Barang/Jasa d Lngkungan Pemerntah Daerah Kabupaten Solok; 10. Peraturan Bupat Solok Nomor 53 Tahun 2012 tentang Sstem dan Prosedur Akuntans Pemerntah Daerah Kabupaten Solok; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Solok tahun 2014; 12. Peraturan Bupat Solok Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sstem dan Prosedur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Solok; 13. Peraturan Bupat Solok Nomor 20 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Solok Tahun 2014; Apabla terdapat pertentangan antara akuntans keuangan pemerntah dengan peraturan perundang -undangan yang lebh tngg, maka yang berlaku adalah peraturan perundang -undangan yang lebh tngg.

3 1.3 Sstematka penulsan Catatan Atas Laporan Keuangan Penulsan Catatan Atas Laporan Keuangan melput penjelasan naratf rncan dar angka yang tertera dalam Laporan Realsas Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Arus Kas, Catatan atas laporan keuangan juga mencakup Informas tentang kebjakan akuntans yang dpergunakan oleh enttas pelaporan dan nformas lan yang dharuskan dan danjurkan untuk dtuangkan dalam Standar Akunta ns Pemerntah serta ungkapan ungkapan yang dperlukan untuk menghaslkan penyajan laporan keuangan secara wajar. BAB II EKONOMI MIKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH 2.1 Ekonom Mkro Poss dan konds keuangan bla dbandngkan dengan perode sebelumnya, maka pencapaan realsas keuangan belum optmal sesua dengan rencana anggaran, yang dsebabkan oleh asums ekonom makro yang dgunakan dalam penyusunan anggaran belum sesua dengan kenakan nflans harga yang dperkrakan. Hal n tdak terlalu sgnfkan mempengaruh dalam tngkat pencapaan realsas anggaran. 2.2 Kebjakan Keuangan Kebjakan kebjakan pemerntah dalam penngkatan pendapatan, efsens belanja dan penentuan atau penggunaan pembayaan telah sesua dengan kebjakan kebjakan dalam penyusunan APBN/APBD, sasaran, program dan pror tas anggaran, kebjakan ntensfkas / ekstensfkas perpajakan, pengembangan pasar, surat utang negara. Indkator- ndkator ekonom makro yang dgunakan adalah PDB/PDRB, pertumbuhan

4 ekonom, tngkat nflas, nla tukar, harga mnyak, tngkat suku bunga dan neraca pembayaran. 2.3 Indkator Pencapaan Target Knerja APBD Indkator Pencapaan Target Knerja APBD selama perode berjalan dbandngkan dengan anggaran yang pertama kal dsahkan oleh DPRD telah sesua dengan rencana yang dtetapkan. In berart hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaan target yang telah dtetapkan, serta masalah lan tdak terlalu sgnfkan mempengaruh pencapaan target knerja APBD. Namun demkan dkarenakan alasan dan konds tertentu perlu melakukan perubahan anggaran dengan persetujuan dar DPRD yang drealsaskan karena adanya nflas harga dan kebjakan kebjakan yang harus dpenuh. Untuk masa yang akan datang dharapkan kebjakan kebjakan dalam perode anggaran berjalan tdak terlalu sgnfkan mempengaruh target yang telah drencanakan. BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 Ikhtsar Realsas Pencapaan Target Knerja Keuangan.

5 Grafk Realsas Pencapaaan Target Knerja Keuangan. Capaan knerja keuangan enttas dalam pelaporan realsas anggaran telah sesua dengan rencana yang telah dtetapkan. In terlhat dar ndkator dan pencapaan knerja kegatan operasonal keuangan dalam perode pelaporan rata rata telah mencapa 95,91% dar total anggaran sebesar Rp ,- terealsas sebesar Rp ,- dengan rncan sebaga berkut : a. Belanja pegawa sebesar Rp ,- terealsas sebesar Rp ,- (94,29%), ssa anggaran gaj dan tunjangan pegawa serta Uang Lembur PNS sebesar Rp ,-. kekurangan realsas target n terjad karena penganggaran Belanja Pegawa yang mash terlalu besar terutama pada Gaj dan Tunjangan terdapat ssa sebesar Rp ,- b. Belanja barang dan jasa sebesar Rp ,- terealsas sebesar Rp ,- (96,89%) ssa anggaran Rp ,-. Kekurangan capaan target n terjad dsebabkan antara lan : 1. Perbedaan harga standar Alat Tuls Kantor dengan harga pasar dan harga setelah negosas pada pekerjaan yang melbatkan penyeda. 2. Predks jumlah Rumah tangga sasaran yang belum optmal pada kegatan Penyusunan dan Pengumpulan data Informas Kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan sehngga berdampak pada Baya Jasa Enumerator yang harus dbayarkan.

6 3. Belum optmalnya perencanaan pelaksanaan Perjalanan Dnas serta Belanja Makanan dan Mnuman Rapat. c. Belanja modal sebesar Rp ,- terealsas sebesar Rp ,- (99,05%) ssa anggaran Rp ,- kekurangan capaan n terjad karena adanya perbedaan harga setelah negosas dengan harga perkraan sendr dar pengadaan peralatan dan mesn. d. Untuk aset lancar, terdapat persedaan sebesar Rp ,- yang merupakan barang paka habs untuk persedaan awal tahun e. Aset tetap bertambah d tahun 2014 sebesar Rp ,- (5,42%) yang terdr dar Peralatan dan Mesn serta Buku Perpustakaan. Keberhaslan pencapaan knerja dapat dketahu berdasarkan tngkat efsens dan efektftas suatu program. Efsens dapat dukur dengan membandngkan keluaran (output) dengan masukan (nput) sedangkan efektftas dukur dengan membandngkan hasl (outcome) dengan target yang dtetapkan. 3.2 Hambatan dan Kendala dalam pencapaan knerja yang telah dtetapkan. Dalam pencapaan knerja pelaporan knerja keuangan, terdapat keterbatasan dan kesultan dalam pengukuran dan. Keterbatasan yang relevan beragam dar satu program ke program lannya, antara lan : a. Knerja tdak dapat dungkapkan secara utuh dengan hanya menggunakan satu ndkator saja. b. Indkator knerja tdak dapat memperlhatkan alasan mengapa knerja berada pada tngkat yang dlaporkan. c. Indkator kuanttas secara eklusf serng kal menghaslkan konsekuens yang tdak dngnkan.

7 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Enttas Akuntans dan Enttas Pelaporan Keuangan Daerah Dasar penyajan laporan keuangan dan kebjakan akuntans yang dgunakan adalah Pasal 294 s.d. 296 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagamana telah dubah dengan Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Bupat Nomor 9 tahun 2013 tentang Mekansme Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Solok. Sesua dengan kerangka Konseptual Akuntans Pemerntah, asums dasar dalam pelaporan keuangan dlngkungan pemerntah adalah anggapan yang dterma sebaga suatu kebenaran tanpa perlu dbuktkan agar standar akuntans dapat dterapkan, yang terdr dar: a. Asums kemandran enttas Asums kemandran enttas berart bahwa setap unt organsas danggap sebaga suatu unt yang mandr dan mempunya kewajban untuk menyajkan laporan keuangan sehngga tdak terjad kekacauan antar unt nstans pemerntah dalam pelaporan keuangan. b. Asums kesnambungan enttas Asums kesnambungan enttas berart laporan dsusun dengan asums bahwa enttas pelaporan akan berlanjut keberadaannya c. Asums keterukuran dalam satuan uang ( moneterary measurement) Asums keterukuran dalam satuan uang berart laporan enttas pelaporan harus menyajkan setap kegatan yang dasumskan dapat dnla dengan satuan mata uang.

8 Hal n dperlukan agar memungknkan dlakukannya analss pengukuran dalam akuntans. Penggunaan laporan keuangan mengandung nformas bag pemaka yang berbeda beda, sepert anggota legslatf, kredtor dan karyawan. Pemaka pentng lan melput pemasok, pelanggan, organsas perdagangan, analss keuangan, calon nvestor, penjamn, ahl statstk, ahl ekonom dan phak yang berwenang membuat peraturan. Pengungkapan enttas pelaporan yang membentuk suatu laporan untuk dapat memaham nformas keuangan yang dsajkan pada laporan keuangan. 4.2 Bass Akuntans yang Mendasar Penyusunan Laporan Keuangan Bass akuntans yang mendasar penyusunan laporan keuangan adalah pencatatan berbass kas untuk pengakuan transaks yang mempengaruh kas dan berbass akrual untuk pengakuan transaks atau perstwa lannya pada saat terjadnya kejadan atau perstwa tersebut. Msalnya untuk penermaan SP2D yang masuk pada kas bendahara pada suatu saat dan pada saat tu juga telah daku adanya penermaan dan dcatat berbass kas. SP2D LS dan phak ketga dcatat berdasarkan bass akrual. 4.3 Bass pengukuran yang Mendasar penyusunan Laporan Keuangan Bass pengukuran yang mendasar penyusunan laporan keuangan adalah berbass kas dan berbass akrual sehngga nformas yang dsajkan cukup memada untuk dapat mengndkaskan aset dan kewajban yang menggunakan bass pengukuran tersebut. 4.4 Penerapan Kebjakan Akuntans berkatan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntans Pemerntah. Penerapan kebjakan akuntans perlu dungkapkan berdasarkan pertmbangan manajemen sehngga membantu pengguna untuk memaham setap transaks yang tercermn dalam laporan keuangan. Adapun pertmbangan tersebut adalah : a. Pertmbangan sehat b. Substans Mengunggul Bentuk Formal c. Materaltas

9 BAB V PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN 5.1Rncan dan Penjelasan Masng masng Pos Pelaporan Keuangan Pendapatan a. Pendapatan Pendapatan Asl Daerah adalah Pendapatan yang dterma bersumber dar pajak daerah, retrbus daerah dan Lan-lan Pendapatan Asl Daerah yang sah. b. Dana Permbangan Dana Permbangan adalah dana yang dalokaskan pemerntah untuk daerah berdasarkan formula yang telah dtetapkan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. c. Lan lan nya

10 Pendapatan lan lan nya adalah pendapatan yang bersumber dar SILPA dan penermaan dar phak lannya yang sah dan tdak mengkat Belanja a. Belanja Pegawa Belanja Pegawa adalah belanja yang dalokaskan untuk pegawa dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas antara lan belanja : 1.Gaj dan Tunjangan Gaj dan tunjangan pada Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 danggarkan sebesar Rp ,- realsas sebesar Rp ,- (92,48%) dengan ssa anggaran Rp ,- 2.Tambahan Penghaslan PNS Tambahan Penghaslan PNS pada Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 danggarkan sebesar Rp ,- realsas sebesar Rp ,- (98,56%) dengan ssa anggaran Rp ,- 3.Uang Lembur Uang Lembur Pada Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 danggarkan sebesar Rp ,- realsas sebesar Rp ,- (99,83%) dengan ssa anggaran Rp ,- b. Belanja Barang dan Jasa No. Uraan Anggaran Rp. Realsas Rp. 1. Belanja Bahan Paka Habs Belanja Bahan /Materal Belanja Jasa Kantor Belanja Perawatan Kendaraan Bemotor Belanja Cetak dan Penggandaan Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkr Belanja Sewa Kpas Angn / AC Belanja Makanan dan Mnuman Belanja Pakaan Khusus dan Har-har Terten Belanja Perjalanan Dnas Belanja Jasa Phak Ketga Honorarum PNS Honorarum Non PNS

11 Jumlah Dar anggaran belanja barang dan jasa yang danggarkan pada Bappeda Kabupaten Solok tahun 2013 sebesar Rp ,- sedangkan realsas adalah sebesar Rp ,- (96,89%) dengan ssa anggaran Rp ,-. Hal n sebagan besar dsebabkan oleh terdapatnya anggaran belanja jasa kantor, makan mnum rapat, perjalanan dnas luar daerah serta belanja jasa tenaga kerja non pegawa yang belum terserap dengan maksmal serta adanya perbedaan harga setelah dlakukan negosas untuk pengadaan jasa konsultans bak melalu Tender maupun Pengadaan Langsung. c. Belanja Modal No. Uraan Anggaran Rp. Realsas Rp. 1. Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor Belanja Modal Pengadaan Komputer Belanja Modal Pengadaan Mebeuler Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studo Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaa Jumlah Dar total belanja modal yang danggarkan sebesar Rp ,- pada tahun 2014, yang terserap hanya sebesar Rp ,- (99,05%) dengan ssa anggaran sebesar Rp , hal n dsebabkan oleh konds harga pasar yang berubah dan perubahan harga setelah negosas pengadaan barang dan Pengadaan konstruks gedung kantor Asset a. Asset Lancar 1. Kas d Bendahara Pengeluaran Aset lancar yang terdapat pada Bappeda Kabupaten Solok sampa pada akhr tahun 2014 berupa Kas d Bendahara Pengeluaran Rp. 0,- 2. Persedaan Asset lancar yang terdapat pada Bappeda Kabupaten Solok sampa pada akhr tahun 2014 berupa Persedaan Rp ,- Dbandngkan dengan tahun 2013 terdapat persedaan sebesar Rp ,- atau terdapat

12 kenakan sebesar 45,83%. Hal n dsebabkan karena nla saldo persedaan barang paka habs per akhr Desember Secara umum aset lancar pada Bappeda Kabupaten Solok pada akhr Tahun 2014 terdapat kenakan sebesar Rp ,- (45,83%) dar Tahun 2013 sebesar Rp ,- menjad Rp ,- pada akhr tahun b. Asset Tetap 1. Alat Alat Angkutan Aset tetap berupa Alat alat angkutan yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok pada tahun sebesar Rp.433,525,000,- Hal n tdak mengalam perubahan dbandngkan dengan konds akhr tahun Alat Alat Bengkel dan Ukur Aset tetap berupa Alat Alat Bengkel dan Ukur yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok tahun sebesar Rp ,- dbandngkan Tahun 2013 terdapat sebesar Rp ,- hal n tdak mengalam perubahan. 3. Alat Alat Kantor dan Rumah Tangga Asset tetap berupa Alat Alat kantor dan Rumah tangga yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebesar Rp ,- dbandngkan dar tahun 2013 Rp ,- mengalam kenakan sebesar Rp ,- atau (9, 05%) Perubahan nla pada tahun 2014 menjad Rp ,- dsebabkan oleh : a). Penambahan dar Belanja Modal sebesar Rp ,- dengan uraan sebaga berkut : No. Uraan Anggaran Rp. Realsas Rp. 1. Belanja modal pengadaan Mesn Pemotong Rumput Belanja Modal Pengadaan Komputer Note Book Belanja Modal Pengadaan UPS/Stablzer Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Komputer Belanja Modal Pengadaan Peralatan Jarngan Komputer Belanja modal pengadaan Kurs kerja

13 Jumlah b). Pengurangan berupa realsas Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Komputer sebesar Rp ,- yang daku sebaga penambahan Nla Aset adalah sebesar Rp ,- sedangkan ssanya sebesar Rp ,- dkategorkan sebaga belanja bahan paka habs yang terdr dar : 1) Mouse sebanyak 12 buah Rp ,- 2) Speaker sebanyak 2 set Rp ,- 3) Flashdsk 8 Gb sebanyak 2 buah Rp ,- Berdasarkan data datas yang daku sebaga sebaga penambahan nla asset dar Alat Alat Kantor dan Rumah Tangga pada tahun 2014 adalah sebesar Rp Rp = Rp ,-. 4. Alat - Alat Studo dan Komunkas Aset tetap berupa Alat - Alat Studo dan Komunkas yang dmlk oleh Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 sebesar Rp ,- dbandngkan Tahun 2013 sebesar Rp ,- mengalam kenakan sebesar Rp ,- (85,85%). Hal n dsebabkan adanya penambahan Belanja Modal pada Tahun 2014 sebesar Rp ,- dengan rncan sebaga berkut: No. Uraan Anggaran Rp. Realsas Rp. 1. Belanja modal pengadaan Kamera Belanja Modal pengadaan Proyektor Belanja Modal Pengadaan Wreless Jumlah Gedung dan Bangunan Asset tetap berupa Gedung dan Bangunan yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebesar Rp ,- hal n tdak mengalam perubahan dbandng pada Tahun Jalan, Irgas dan jarngan Asset tetap berupa Jalan, Irgas dan jarngan yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebesar Rp ,- dbandngkan dengan saldo akhr Desember 2013 aset n tdak mengalam kenakan. 7. Aset Tetap lannya Asset tetap berupa aset tetap lannya yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebesar Rp ,- dbandngkan dengan tahun 2013

14 sebesar Rp ,- mengalam kenakan sebesar Rp ,- dsebabkan adanya pengadaan Buku Perencanaan sebanyak 3 (tga) buku dengan anggaran sebesar Rp ,- Secara umum nla aset tetap pada Bappeda Kabupaten Solok pada Akhr Tahun 2014 mengalam kenakan sebesar Rp ,-(5,35%) sehngga menjad Rp ,-. c. Asset Lannya Pada Bappeda Kabupaten Solok tahun 2014 nla asset lannya sebesar Rp ,- hal n tdak mengalam perubahan dbandngkan dengan Saldo akhr pada Tahun Secara umum Aset yang dmlk Bappeda Kabupaten Solok pada Tahun 2014 sebesar Rp ,-. Dbandngkan dengan tahun 2013 sebesar Rp ,- hal n mengalam kenakan sebesar Rp ,- (4,94%) Kewajban a. Kewajban Jangka Pendek Pada Akhr tahun 2014 d Bappeda tdak terdapat kewajban Jangka Pendek yang harus dpenuh. Hal n tdak mengalam perubahan dbandngkan dengan Tahun b. Kewajban Jangka Panjang Pada Akhr tahun 2014 d Bappeda tdak terdapat kewajban Jangka Panjang yang harus dpenuh. Hal n tdak mengalam perubahan dbandngkan dengan Tahun Ekutas Dana 1.Ekutas Dana Lancar Ekutas Dana lancar yang terdapat d Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 sebesar Rp ,- Hal n mengalam kenakan sebesar Rp ,- 45,83%) dbandngkan Tahun 2013 sebesar Rp ,-. Hal n dsebabkan karena terdapatnya Cadangan Persedaan sebesar Rp ,- per 31 Desember Ekutas Dana Investas Untuk Ekutas Dana nvestas sampa dengan akhr Tahun 2014 sebesar Rp yang terdr dar nvestas dalam aset tetap sebesar Rp ,-dan nvestas dalam aset lannya sebesar Rp ,-. dbandngkan dengan Tahun 2013 Ekutas dana Investas hanya sebesar Rp ,- dengan perncan nvestas pada aset tetap sebesar Rp.

15 ,- dan nvestas dalam aset lannya sebesar Rp ,-. Secara umum ekutas dana nvestas per 31 Desember 2014 mengalam kenakan sebesar Rp ,- (4,93%) 3.Ekutas Dana Untuk Dkonsoldas Ekutas Dana untuk dkonsoldas pada Bappeda Kabupaten Solok dmana pada Akhr Tahun 2014 sebesar Rp. 0,- dbandngkan dengan Tahun 2013 hal n tdak mengalam perubahan. Secara umum ekutas dana pada Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 sebesar Rp ,- dbandngkan dengan Tahun 2013 sebesar Rp ,- mengalam kenakan sebesar Rp ,- (4,94%). 5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajban yang tmbul sehubungan dengan bass akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonslasnya dengan penerapan bass kas, untuk enttas akuntans /enttas pelaporan yang menggunakan bass akrual pada SKPD Enttas telah menyusun laporan keuangan berbass akrual atas pendapatan dan belanja telah mengungkapkan pos pos aset dan kewajban yang tmbul sehubungan denga n penerapan bass kas. Tujuan dar rekonslas adalah untuk menyajkan hubungan antara laporan knerja keuangan dengan laporan realsas keuangan. BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI INFORMASI NON KEUANGAN Domsl dan bentuk hukum suatu enttas serta jur dks tempat enttas berada adalah sesua dengan ketentuan ketentuan yang tertuang dalam peraturan peraturan dan ketentuan yang mengatur tentang akuntans Pemerntah Daerah. Ketentuan dan peraturan n juga djadkan sebaga landasan kegatan dalam ope rasonal kegatan dan enttas pelaporan.

16 BAB VII PENUTUP Salah satu upaya konkrt untuk mewujudkan tranparans dan akuntabltas pengelolaan keuangan daerah adalah penyampaan laporan pertanggungjawaban keuangan pemerntah yang memenuh prnsp tepat waktu dan dsusun dengan mengkut standar akuntans pemerntahan yang telah dterma secara umum. Dalam hal n Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Solok telah berupaya menyusun laporan keuangannya sesua dengan Standar Akuntans Pemerntah yang dtetapkan. Dharapkan dengan tersedanya laporan tahunan n akan memberkan gambaran tentang pelaksanaan anggaran Bappeda Kabupaten Solok Tahun 2014 yang merupakan bagan dar Pelaksanaan Anggaran Pemerntah Kabupaten Solok, dan dapat dmanfaatkan bag semua stakeholder yang membutuhkan nformas dar penyajan laporan keuangan n. Arosuka, Januar 2015 PENGGUNA ANGGARAN TAUFIK EFFENDI

17 NIP BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SOLOK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK) TAHUN ANGGARAN 2014 Lampran I : Pernyataan tanggungjawab Lampran II : Laporan Realsas Angggaran Lampran III : Neraca Daftar Is... v Ba I Pendahuluan... 1 b 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Sstematkan Penulsan Catatan Atas Laporan Keuangan SKPD.. 3 Ba II Ekonom Makro, Kebjakan Keuangan dan Pencapaaan Target b Knerja APBD SKPD Ekonom Makro Kebjakan Keuangan Indkator Pencapaan Target Knerja Keuangan Ba III Ikhtsar Pencapaan Knerja Keuangan SKPD... 6 b 3.1 Ikhtsar Realsas Pencapaaan Target Knerja Keuangan Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaaan 6 8 Knerja Yang Telah Dtetapkan Ba IV Kebjakan Akutans... 9 b 4.1 Enttas Akuntans/Enttas Pelaporan Keuangan Daerah Bass Akuntans yang Mendasar Penyusunan Laporan Keuangan 10...

18 4.3 Bass Pengukuran yang Mendasar Penyusunan Laporan 10 Keuangan Penerapan Kebjakan Akutans Berkatan Dengan Ketentuan yang Ada Dalam SAP... Ba V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan SKPD b 5.1 Rncan Dar Penjelasan Masng - masng Pos - pos Pelaporan Keuangan Pengungkapan Pos - pos Aset dan Kewajban yang Tmbul Sehubungan Dengan Penerapan Bass Akrual Pendapatan dan Belanja dan Rekonslasnya dengan Penerapan Bass Kas Ba VI Penjelasan dan Informas-Informas Non Keuangan SKPD b Ba b VI I Penutup LAMPIRAN I

19 PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB Laporan Keuangan Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Solok yang terdr dar (a) Laporan Realsas Anggaran, (b) Neraca, (c) Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014 sebagamana terlampr adalah tanggungjawab kam. Laporan Keuangan tersebut telah dsusun berdasarkan sstem pengendalan ntern yang memada, dan snya telah menyajkan nformas pelaksanaan anggaran, poss keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesua dengan Standar Akuntans Pemerntahan. Arosuka, Januar 2015 PENGGUNA ANGGARAN TAUFIK EFFENDI NIP

20

21

22

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan.

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan. BUPAT PACTAN. PERATUEAN BUPAT PACTAN : NOMOR 3 5 TAHUN 2008! TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KEBJAKAN AKUNTANS TAUN 2008 DAN SSTEM DAN PROSEDUR AKUNTANS! DENGAN

Lebih terperinci

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012 j! BUPATI PACITAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012 ' TENTANG KUALITAS PIUTANG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 i

! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 i BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 ' TENTANG PERUBAHANKETIGAATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR S TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKAS DANA DESA KABUPATEN PACTAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang Bahwa dalam rangka tertb

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG 1 [ BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG BESARAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF (TKI) BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTADEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012

I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012 f BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KLINIK PENGELOLA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menmbang

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. : PERATURAN BUPATI PACITAN ] NOMOR 15 TAHUN 2014 i TENTANG

BUPATI PACITAN. : PERATURAN BUPATI PACITAN ] NOMOR 15 TAHUN 2014 i TENTANG BUPAT PACTAN : PERATURAN BUPAT PACTAN ] NOMOR 5 TAHUN 204 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPAT NOMOR 20 TAHUN 203 TENTANG KEBJAKAN AKUNTANS PEMERNTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG s BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG PERUBAHANKEDUAATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACTAN TAHUN 2013 BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 26

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

DENGAN RAIIMATTUIIAN YANG MAMA ESA

DENGAN RAIIMATTUIIAN YANG MAMA ESA BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN } NOMOR 3 TAHUN 2011 f \ TENTANG PETUNJUK PENERMAAN BAG ASL PAJAK BUM DAN BANGUNAN (PBB), MGAS DAN NON MGAS BAGAN KABUPATEN PACTAN KEPADA PEMERNTA DESA/KELURAAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG JENJANG NLA PENGADAAN BARANG/JASA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 204 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 205 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA <

i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA < PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 : ' TENTANG!. TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA BUPATI PACITAN Menmbang:

Lebih terperinci

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 13 TAHUN2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN BUPAT PACTAN! PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERAN PENGURANGAN, KERNGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRBUS PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menlmbang

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERNTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menmbang Mengngat

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Sangihe

Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Sangihe Jurnal Sstem Informas Bsns 0(011) On-lne : http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/jsnbs 59 Sstem Informas Pendapatan Asl Daerah Pada Dnas Pendapatan Kabupaten Sanghe Alfranus Papuas a,*, Mustafd b, Eko Ad

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

Jatan Jaksa Agung Suprapto Nomor S Pacitao Kode Pot i. Jawa Timor : Tctp. (0357) Fai. (0357)

Jatan Jaksa Agung Suprapto Nomor S Pacitao Kode Pot i. Jawa Timor : Tctp. (0357) Fai. (0357) BUPAT PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR: ^0 TAHUN 2010 TENTANG REMUNERAS PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BAD AN LAYANAN UMUM DAERAH \ KABUPATEN PACTAN Menmbang DENGAN

Lebih terperinci

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014 LAKIN Laporan Knerja BPS Provns Maluku Tahun 2014 Jl. WolterMongnsd-Passo, Ambon 97232 Telep. (0911) 361329, Fax. (0911) 361319 E-mal : maluku@bps.go.d Kata Pengantar Akuntabltas knerja BPS Provns Maluku

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

^ PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR : 21 TAHUN 2008 TEIVTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

^ PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR : 21 TAHUN 2008 TEIVTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH r V t \ T ^ PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR : 2 TAHUN 2008 TEVTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA HBAH BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 42 ayat () Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN BUPAT OGAN KOMERNG ULU SELATAN PERATURAN BUPAT OGAN KOMERNG ULU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT OGAN KOMERNG ULU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATACARA PERHITUNGAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH KABUPATEN PACITAN KEPADA PEMERINTAH DESA t T

Lebih terperinci

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Untuk memperoleh buku ini hubungi: 2004 Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal Untuk memperoleh buku n hubung: Pusat Data dan Informas Perencanaan Pembangunan Jl. Taman Suropat No. 2, Jakarta Pusat 10310 Telepon/Fax: 021-31934973 atau Webste:

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

NOMOFT io renurt 2P1l

NOMOFT io renurt 2P1l BUPAT KATNGAN PERATURAN BUPAT KATNGAN ') NOMOFT o renurt 2P1l TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN NFRASTRUKTUR DAERAH (DPPD) TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN R*HTUNT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011

BUPATI PACITAN. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011 BUPAT PACTAN j PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011 f! TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLK DAN STANDAR OPERASONAL PROSEDUR PADA PEMERNTAH DAERAH ; KABUPATEN PACTAN DENGAN RAMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN PEMERNTAH KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN PERATURANjDAERAH- KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN NOMOR 1 TAHUN 1934 - = TENTANG ; POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN TAHUN 1994/1995-1998/1999

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIHUR. PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR;i-i Jl TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIHUR. PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR;i-i Jl TAHUN 2014 TENTANG J BUPAT PACTAN PROVNS JAWA THUR PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR;- Jl TAHUN 204 TENTANG TATA CARA PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK BUM DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHBfAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT

Lebih terperinci

Jt. JaluaAgungSupiaptoNo. SPociUn Kode Pos laws Timur Telp. 03S Fax

Jt. JaluaAgungSupiaptoNo. SPociUn Kode Pos laws Timur Telp. 03S Fax BUPATI PERATURAN BUPATI NOMOR 29 TAHUN 200S T E N T A N G PEN3ABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 BUPATI Menmbang : bahwa memenuh ketentuan Pasa1 6 Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI PERSEDIAAN DAN ASET BIOLOGIS (PSAK 14) DOSEN PEMBIMBING : DR.H.YUSKAR,SE,MA,Ak OLEH : KELOMPOK 6

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI PERSEDIAAN DAN ASET BIOLOGIS (PSAK 14) DOSEN PEMBIMBING : DR.H.YUSKAR,SE,MA,Ak OLEH : KELOMPOK 6 MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI PERSEDIAAN DAN ASET BIOLOGIS (PSAK 14) DOSEN PEMBIMBING : DR.H.YUSKAR,SE,MA,Ak OLEH : KELOMPOK 6 1. YUNITA SYAFRI YENTI 1210532068 2. ANISA AMELIA 1210532069 3. ALMIRA MUTHIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. i ;

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. i ; BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR,-. ^ I "' PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALukSI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH

BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHHAT TUHAN YANG MAHA ESA,. BUPATI PACITAN, Menlmbang : a. bahwa barang mlk Daerah

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR A I TAHUN 2011

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR A I TAHUN 2011 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR A TAHUN 20 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 22 TAHUN 200 TENTANG RETRBUS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA t BUPAT PACTAN* Menmbang

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA } BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 1 ^. TAHUN 2009 TENTANG PARTSPAS MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN NFRASTRUKTUR D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN. Menmbang : a.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Dua cara melakukan proyeksi risiko : 1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata 2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko

Dua cara melakukan proyeksi risiko : 1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata 2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko PROYEKSI RISIKO / PERKIRAAN RISIKO Dua cara melakukan proyeks rsko : 1. Probabltas d mana rsko adalah nyata 2. Konsekuens masalah yang berhubungan dengan rsko Perencanaan proyek bersama dengan manajer

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I UROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL & OPERASIONAL

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN20IO TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN20IO TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN20O TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DNAS D UNT LAYANAN PENGADAAN (ULP) ; KABUPATEN PACTAN \ \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' BUPAT PACTAN, Menmbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011 BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KUALTAS AR DAN PENGENDALAN PENCEMARAN AR! D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN BUEAn PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAAN TUGAS, FUNGS DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa dengan bcrlakunya

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA PENDAHULUAN Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 27/03/20 27/03/20 2 27/03/20 3 Ekonom Makro : Mempelajar mekansme bekerjanya perekonoman secara keseluruhan

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRBUS TEMPAT REKREAS DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017 LAPORAN PENGUKURAN NDEK PENERAPAN NLA BUDAYA KERJA (PNBK) TAHUN 2017 KEMENTERAN PERTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANAN BALA BESAR PELATHAN PERTANAN KETNDAN MALANG - JAWA 2017 TMUR KATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR A? TAHUN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR A? TAHUN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN 1.. \ ' BUPAT PACTAN, PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR A? TAHUN 2006 TENTANG 1 TATA KEARSPAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertb admnstras dan ( penyeragaman

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci