BAB 1 PENDAHULUAN. (PNPM-MPd) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan. pendekatan pembangunan partisipatoris (pembangunan yang dilaksanakan
|
|
- Hengki Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pembangunan partisipatoris (pembangunan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat) atau yang disingkat dengan DOUM dengan tujuan mendorong peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat desa. Program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air ini mengadopsi prinsip dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak tahun Menurut Pretty dan Guijt (1992) dalam Mikkelsen (2011:56) mengatakan bahwa pendekatan pembangunan partisipatoris harus mulai dengan orang-orang yang paling mengetahui tentang sistem kehidupan mereka sendiri. Pendekatan ini harus menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka serta memberikan sarana yang diperlukan bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri. Pendapat Pretty dan Guijt tersebut mengindikasikan bahwa seorang Fasilitator Program dengan pendekatan partisipatoris harus bisa melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan di setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pemeliharaan hasil-hasil kegiatan dan memberikan akses kepada masyarakat untuk memberikan umpan balik. Pendapat tersebut sejalan dengan fungsi Fasilitator Program PNPM Mandiri Perdesaan sebagaimana dalam Petunjuk Teknis Operasional (PTO) penjelasan 1
2 II yang menjelaskan bahwa fungsi Fasilitator adalah sebagai narasumber, sebagai guru dan sebagai mediator. Fasilitator sebagai narasumber tentunya harus mempunyai pemahaman dan informasi yang cukup tentang program dan masyarakat, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Sedangkan sebagai guru, fasilitator dibutuhkan untuk membantu mengembangkan potensi yang ada di masyarakat dengan mengedepankan pemberdayaan sebagai ruh program. Sementara itu, fasilitator sebagai mediator diharapkan mampu memediasi masyarakat dalam hal membangun kerjasama dengan pihak ketiga dan memediasi permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dengan memberikan berbagai alternatif kesepakatan, tetapi fasilitator bukan sebagai pembuat keputusan. Fungsi Fasilitator sebagaimana dijelaskan dalam PTO PNPM Mandiri Perdesaan tersebut juga diperkuat dengan pendapatnya Chambers dalam Mikkelsen (2011:69) yang mengatakan bahwa Prinsip tambahan yang ditekankan dalam penilaian perdesaan yang partisipatoris bagi seorang fasilitator antara lain: (1) Fasilitasi, dimaksudkan untuk pelancaran dalam hal investigasi, analisis, dan presentasi oleh masyarakat pedesaan sendiri. Seorang fasilitator diperlukan sebagai penggerak suatu proses yang kemudian membiarkan proses berlanjut tanpa interupsi olehnya. (2) Kesadaran otokritik dan tanggungjawab, kesadaran otokritik berarti seorang fasilitator harus terus mawas diri dan selalu berupaya menjadi lebih baik. Seorang fasilitator harus bisa menerima kesalahan sebagai hikmah untuk menjadi lebih baik. Sedangkan tanggungjawab dimaknai sebagai penerimaan tanggungjawab 2
3 pribadi, bukan menggunakan tanggungjawab itu dalam cara yang kaku. (3) Pertukaran informasi dan gagasan, dilakukan antara masyarakat dengan fasilitatornya, antara fasilitator dengan fasilitator lainnya atau satu organisasi dengan organisasi lainnya. Penerapan pendampingan kegiatan oleh Fasilitator Program PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Gresik dihadapkan pada situasi yang sulit, dimana disatu sisi program PNPM Mandiri Perdesaan ini adalah program pemberdayaan masyarakat yang menuntut adanya partisipasi masyarakat, tetapi disisi lain Fasilitator Program juga dituntut progres yang cepat, sehingga berdampak pada pola komunikasi yang mereka lakukan dengan masyarakat dan pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya, komunikasi yang lebih cenderung instruktif bukan komunikasi yang partisipatif. Ditinjau dari fungsi fasilitator sebagai narasumber dalam memberikan informasi tentang program baik dalam bentuk musyawarah, pelatihan atau rapat koordinasi Kader Pemberdsayaan Masyarakat Desa (KPMD), Fasilitator lebih cenderung mendominasi, masyarakat kurang antusias dalam memberikan umpan balik terhadap apa yang disampaikan oleh Fasilitator. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan berkomunikasi fasilitator masih kurang baik (kemapuan presentasi, kemapuan menyemangati orang lain dan kemampuan berinovasi). Ditinjau dari fungsi fasilitator sebagai guru yang diharapkan mampu membantu dalam mengembangkan potensi yang ada di masyarakat, namun dalam kenyataannya fasilitasi yang dilakukan oleh Fasilitator Program masih terpusat pada penyerapan dana BLM, mereka terjebak pada tuntutan 3
4 administrasi dan progres yang cepat sehingga kurang berkonsentrasi pada terwujudnya misi program, yaitu: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya, (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif, (3) pengefektifan peran dan fungsi pemerintah lokal, (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat, dan (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Ditinjau dari fungsi fasilitator sebagai mediator yang diharapkan mampu memediasi dan menstimulasi potensi masyarakat serta memediasi permasalahanpermasalahan yang ada dimasyarakat dengan memberikan berbagai alternatif kesepakatan tanpa ada intervensi, tetapi dalam fasilitasinya, komunikasi yang diterapkan oleh fasilitator lebih cenderung bersifat instruktif, hal ini menunjukkan adanya intervensi atau pengambilalihan peran. Hal ini mengindikasikan prinsip fasilitasi kurang bisa berjalan dengan baik, sehingga jauh dari nilai-nilai pemberdayaaan dan misi pelembagaan sistem pembangunan partisipatif. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh Koordinator Povinsi Jawa Timur dalam acara Semiloka Kabupaten Gresik Tahun 2013 tentang kondisi kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan, diataranya: kelembagaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK), kelembagaan Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan (BP-UPK) dan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). Permasalahan utama kelembagaan UPK antara lain adalah aturan yang ada (SOP) belum mencerminkan kondisi riil dan sebagian besar pengurus belum memahami, mekanisme kerja belum mengacu pada aturan yang ada, hubungan antar pengurus belum berjalan dengan baik, kinerja keuangan 4
5 masih banyak yang kurang sehat (tingginya uang yang mengendap di bank dan tingginya tingkat tunggakan) dan lemahnya kontrol terhadap UPK yang berdampak pada tingginya penyalagunaan dana oleh pengurus UPK. Sedangkan permasalahan utama kelembagaan BP-UPK antara lain adalah mekanisme dan aturan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) belum dipahami secara baik oleh para pengurus, mekanisme kerja belum mengacu pada aturan yang ada dan kapasitas sebagian besar pengurus masih jauh dari harapan. Sementara itu permasalahan utama kelembagaan BKAD antara lain adalah aturan yang ada (aturan dasar) belum mencerminkan kondisi riil dan sebagian besar pengurus belum memahami, sebagian besar BKAD masih berkutat dengan Dana BLM dan belum mampu membangun kerjasama dengan pihak ketiga dan sebagian besar BKAD, dokumen pendiriannya masih belum lengkap. Secara kuantitatif, indikasi menurunya kinerja Fasilitator ditunjukkan oleh menurunnya angka partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa program PNPM Mandiri Perdesaan. Secara kumulatif dari 253 desa di 13 Kecamatan wilayah program PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Gresik menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam program PNPM Mandiri Perdesaan mulai mengalami grafik naik turun seiring dengan pergantian kepemimpinan, baik fasilitator ditingkat kecamatan maupun fasilitator ditingkat kabupaten. Pada tahun 2009 angka partisipasi masyarakat sebanyak orang dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 dengan partisipasi masyarakat sebanyak orang, sedangkan pada tahun 2011 angka partisipasi masyarakat mulai menurun, yaitu sebanyak dan tahun 5
6 2012 angka partisipasi masyarakat kembali menurun dengan jumlah partisipasi sebanyak orang. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa ada korelasi antara kepemimpinan dengan partisipasi masyarakat, dimana partisipasi masyarakat merupakan indikator keberhasilan program PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus menjadi salah satu ukuran kinerja Fasilitator Program.Menurut Lund dalam mikkelsen (2011 : 61) mengatakan bahwa kurangnya partisipasi merupakan suatu ekspresi dari ketidakmampuan untuk berpartisipasi: kurangnya dana, pendidikan, dan sumber-sumber lain, serta tingkat organisasinya rendah. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan adanya kesenjangan antara misi pemberdayaan masyarakat dan penerapan pendampingan yang dilakukan oleh Fasilitator Program, dimana disatu sisi program PNPM Mandiri Perdesaan menekankan pada pemberdayaan masyarakat sehingga lebih menekankan pada berorientasi proses, sedangkan disisi lain Fasilitator Program juga dituntut adanay progres yang cepat sehingga mereka juga menekankan pada orientasi hasil. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Fasilitator Program PNPM Mandiri Perdesaan dilapangan tersebut memberikan sinyalemen bahwa ada sesuatu yang perlu dicermati dan dikaji ulang tentang penerapan gaya kepemimpinan yang efektif dalam penerapan program PNPM Mandiri Perdesaaan dan variabel-veriabel penting yang mempengaruhi kinerja Fasilitator Program di tingkat kecamatan. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka menarik untuk diteliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Fasilitator Program melalui motivasi dan knowledge sharing. 6
7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi berprestasi? 2. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap knowledge sharing? 3. Bagaimana pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja Fasilitator Porgram? 4. Bagaimana pengaruh knowledge sharing terhadap kinerja Fasilitator Program? 5. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Fasilitator Program melalui motivasi berprestasi? 6. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Fasilitator Program melalui knowledge sharing? C. Tujuan Penelitian Berdasrkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi berprestasi. 2. Menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap knowledge sharing. 3. Menguji pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja Fasilitator Program. 4. Menguji pengaruh knowledge sharing terhadap kinerja Fasilitator Program. 5. Menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Fasilitator Program melalui motivasi berprestasi. 7
8 6. Menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Fasilitator Program melalui knowledge sharing. D. Kegunaan Penelitian 1. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan konstribusi positif terhadap perkembangan teori kepemimpinan dengan pendekatan studi perilaku. 2. Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan review bagi penerapan gaya kepemimpinan yang efektif untuk program PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Gresik. 3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan melalui peningkatan kinerja Fasilitator Program ditingkat kecamatan. 8
BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial
Lebih terperinciAnalisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Lebih terperinciPENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN
PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciKEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA
Lampiran-1 Surat Nomor : B.046/DPPMD/06/2015 Tanggal : 19 Juni 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERDESAAN
PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran
Lebih terperinciKEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd
KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd DAMPAK PNPM MPd 2007 2014 FOKUS PRIORITAS INDIKATOR IMPACT GOAL Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ( Pro Job & Pro poor) Terpenuhinya kebutuhan dan hak
Lebih terperinciTATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010
Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015
Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengalaman masa lalu telah memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia, bahwa pembangunan yang dilaksanakan dengan pendekatan top-down dan sentralistis, belum berhasil
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa Program Pengembangan Kecamatan;
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Karangasem I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural
Lebih terperinciPENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI
PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan
Lebih terperinci(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah
BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG W/ W Menimbang Mengingat BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, a. bahwa Kebijakan Pokok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk menjadi negara maju, yaitu dengan terus melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
Lebih terperinciBUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA
Lebih terperinciLAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...
LAMPIRAN Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam Nama :............................. Jenis Kelamin Umur : Laki-laki/Perempuan* :.... Tahun Peran di PNPM-MPd :............................. 1. Meningkatkan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP
KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah
Lebih terperinciOptimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional
Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional I. LATAR BELAKANG Wacana kemiskinan di Indonesia tetap menjadi wacana yang menarik untuk didiskusikan dan dicarikan solusi pemecahannya.
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN A.1. Pelaksanaan PPK 1. Efektifitas Pemberdayaan dalam PPK a) Kesesuaian Pemberdayaan dengan dimensi Konteks Program pemberdayaan yang dilakukan: untuk penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial
Lebih terperinciASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02
No. Urut 05 ASESMEN MANDIRI SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat 2013 Nomor Registrasi Pendaftaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan terdapat prinsip transparansi dan partisipatif, yang mengandung arti bahwa semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PNPM Mandiri merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN DANA BERGULIR HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1.1 Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) adalah salah satu program yang dicanangkan mulai tahun 1998 oleh pemerintah
Lebih terperinci(PNPM : : PJOK,
LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) Tahun 2010-2011 (Studi di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
Lebih terperinciSOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT
BADAN USAHA MILIK Desa (BUMDes) BERSAMA SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT (PNPM-Mpd) Dasar Hukum UU no 6 tahun 2014 Tentang Desa PP no 43 tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Kesimpulan Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan hibah kepada
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan 1.1. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan hibah kepada masyarakat dalam bentuk belanja bantuan sosial yang dari Pemerintah disebut Dana Urusan Bersama (DUB) dan
Lebih terperinciTOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK
1. Definisi TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK KM-Kab adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi KM-Kab dalam PPK adalah sebagai supervisor
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
57 BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT A. Implementasi SPP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) di Desa Tungu Kecamatan Godong
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci menjabarkan secara rinci situasi dan kondisi poktan sebagai
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DAFTAR LARANGAN BAGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan pemerintah yang memfokuskan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 3A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2008
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.
Lebih terperinciPROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR
PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kegiatan. perencanaan program sudah berjalan dengan baik.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian Partisipasi Masyarakat Pekon Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 4 SURAT NOMOR : 046.I /DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM
Lebih terperinciLANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012
draft LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 Workshop Four Seasons, 26 28 Maret 2012 LATAR BELAKANG Arahan Wakil Presiden Maret 2010 PNPM adalah kebijakan nasional mengenai pemberdayan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang Gambar 1.1 Logo UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang Sumber: www.pnpmkabbandung.wordpress.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Demikian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG KEPUTUSAN NO : 141 / 05 / SK / 2011 PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MPd) adalah mekanisme progam yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.
Lebih terperinciKurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan
1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai
Lebih terperinciJurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:
PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA BINUANG KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Farhanuddin Jamanie Dosen Program Magister Ilmu
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
122 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Program Mengangkat Ekonomi Kerakyatan Melalui Koperasi Rukun Tetangga (RT) dalam Rangka Ketahanan Desa di Kabupaten Wonogiri, yang bertujuan untuk mempercepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda
Lebih terperinci- 1 - KABUPATEN MALANG KECAMATAN WAGIR
- 1 - SALINAN KABUPATEN MALANG KECAMATAN WAGIR PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA GONDOWANGI NOMOR 11 TAHUN 2015, KEPALA DESA PANDANLANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2015, KEPALA DESA PARANGARGO NOMOR 4 TAHUN 2015, KEPALA
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA A. PENDAHULUAN PNPM Mandiri Perdesaan adalah program nasional Pemerintah Indonesia
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT A. Profil Pelaksanaan Perjanjian dalam Program Nasional
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan
Lebih terperinciSehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang begitu cepat menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkualitas serta desentralisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Salah satu tujuan Nasional Republik Indonesia yang ada pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Namun dalam upaya mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Setiap perusahaan tentunya menginginkan tingkat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPUTUSAN NO. PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN (PNPM-MD) PADA TAHUN 2009 Membaca
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Desa Tarai Bangun. yaitu Dusun IV Tarai dan Dusun V Rawa Bangun.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Desa Tarai Bangun 1. Sejarah Desa Tarai Bangun Desa Tarai Bangun adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, menurut
Lebih terperinciP R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Gambaran Umum Provinsi NTB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 115 45-119 10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan
Lebih terperinci13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada uraian di bawah ini :
IKHTISAR EKSEKUTIF BPMPD Kabupaten Bandung sebagai lembaga teknis daerah Pemerintah Kabupaten Bandung, dalam pencapaian tujuan dan sasarannya sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciPanduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara
Panduan Wawancara Judul penelitian: Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (studi Pada Simpan Pinjam Perempuan di Desa Napagaluh, kecamatan Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil,
Lebih terperinciMATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 I. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2011
Lebih terperinciPTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN
PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA I. KEBIJAKAN POKOK 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN
KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN KINERJA KOMITE PENANGGULANGAN KEMISKINAN
LAPORAN PERKEMBANGAN KINERJA KOMITE PENANGGULANGAN KEMISKINAN I. PENDAHULUAN Keppres No. 124 tahun 2001 juncto No. 8 tahun 2002 tentang Pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK) menyatakan bahwa
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa indikator ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini media cetak maupun media elektronik di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa ini media cetak maupun media elektronik di Indonesia, banyak sekali mengeluarkan pemberitaan tentang aparatur pemerintah indonesia yang menyelewengkan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merbau pada saat itu disebut Distrik Merbau dengan Ibu Negerinya Teluk
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Merbau Sebelum Indonesia merdeka Kecamatan Merbau berada dalam lingkungan pemerintahaan kerajaan siak yang berdiri sampai dengan tahun
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciLKIP LKIP DPMD 2016/subagpenyusunanprogram IKHTISAR EKSEKUTIF
IKHTISAR EKSEKUTIF DPMD Kabupaten Bandung sebagai lembaga teknis daerah Pemerintah Kabupaten Bandung, dalam pencapaian tujuan dan sasarannya sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara Indonesia adalah memajukkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan pedesaan adalah bagian dari usaha peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciDAFTAR SINGKATAN. Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan
DAFTAR SINGKATAN 1. AD : Anggaran Dasar 2. AP : Administrasi Pusat 3. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 4. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 5. ADD : Alokasi Dana Desa 6. ART :
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciSALINAN SKKNI FPM. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) STANDAR KOMPETENSI KERJA FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
No. Urut 04 SALINAN SKKNI FPM SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) STANDAR KOMPETENSI KERJA FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KAPASITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN (BUKU I)
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KAPASITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN (BUKU I) [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI 4 LANGKAH
Lebih terperinci