UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN, BUKAN SEBAGAI UPAH STANDAR Oleh:
|
|
- Yuliani Jayadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN, BUKAN SEBAGAI UPAH STANDAR Oleh: GIBSON SIHOMBING, SE., MMl A. PENDAHULUAN Definisi upah menurut UU N. 13/2003: IJpah adatah hak pekerja/buruh yang dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbatan dari pengusaha atau pemberi keria kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut menurut suatu perjanjian.kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tuniangan kepada pekerja/buruh dan keluarganya afas suafu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Hal pengupahan rperupakan faktr sentral dan strategis dalam hubungan industrial dan dapat dikatakan sebagai 'faktr utama bagi kelangsungan hubungan industrial. Berdasarkan data Depnakertrans tahun , rata-' rata perselisihan hubungan industrial yang disebabkan leh faktr upah rata-rata mencapai 43,75/, faktr-faktr penyebab lainnya rata-rata sebesar 56,25/. Tingginya prsentase perselisihan hubungan industrial leh faktr pengupahan dapat dimaklumi karena selain berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, upah berfungsijuga sebagai prestige (harga diri) dan pemicu mtivasi bekerja. Sebagai bagian dari sarana hubungan industrial, UU N. 13l2OO3 tentang Ketenagakerjaan mengatur mengenai pengupahan dalam satu bagian, mulai dari Pasal 88 sampai dengan Pasal 98. Beberapa hal pkk diantaranya sebagai berikut: 1. Pemerintah menetapkan upah minimum 2. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum 3. Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan glngan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kmpetensi. I Anggt Dewn Penguphn Prvinsi DKf Jkrt [,PAH MTNTMI'il.SFBA6AT.TARIN6 PFNaAAAAN il'tan SFLACAI I'PAI{.(iTANI) R
2 4. Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan prduktivitas. 5. Dalam hal kmpnen upah terdiri dari upah pkk dan tunjangan tetap maka besarnya upah pkk sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pkk dan tunjangan tetap. Dari ketentuan dimaksud di atas, penetapan tentang upah minimum leh pemerintah kerap dipersalkan leh kalangan berkepentingan baik pekerja maupun pengusaha. B. UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN 1. Upah Minimum Prvinsi Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pkk termasuk tunjangan tetap (Permenaker 01/1999). Di Prvinsi DKl. Jakarta, Gubernur menetapkan Upah Minimum Prvihsi (UMP) dan Upah Minimum Sektral Prvinsi (UMSP) setelah menerima rekmendasi dari Dewan Pengupahan Prvinsi. UMP tahun 2008 di DKI Jakarta ditetapkan sebesar Rp 972,604,- per bulan berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta N. 143 Tahun Bahan pertimbangan dalam penetapan UMP adalah: a. Hasil survey Kebutuhan Hidup I ayak (KHL) Berdasarkan Permenakertrans N. Per-17lMENA/lll/2005, Dewan Pengupahan Prvinsi melakukan survey terhadap 46 kmpnen kebutuhan yang terbagi ke dalam 7 kelmpk. Survey KHL dilakukan di 10 pasar di 5 wilayah kta Jakarta selama 2kali kunjungan (27 Juli 2006 dan 24 Agustus 2006) dimaksudkan agar fluktuasi harga di pasar yang 1 (satu) dapat dikreksi leh harga di pasar lainnya. Nilai KHL adalah penjumlahan dari seluruh jenis-jenis kebutuhan yang ada dalam kmpnen KHL. Nilai KHL untuk penetapan UMP tahun 2008 adalah sebesar Rp ,06. Kntribusi masing-masing kelmpk berdasarkan hasil survey adalah sebagai berikut: I'P^H MTNTNI'N.SFBA6TT.TAPIN6 PFNE AAAN $jtan S,FBAaAI I'PAH.STANbAP
3 NO KELOMPOK NILAI(Rp) PROSENTASE MAMNAN DAN MINUMAN / tl SANDANG 80, Y ill PERUMAHAN / IV PENDIDIKAN / V KESEHATAN Y VI TRANSPORTASI lY vil REKREASI DAN TABUNGAN 21, / JUMLAH 't ,06 100% b. Prduktivitas Prduktivitas makr sesuai dengan Permenakertrans N. Per- 17lMENA/ll1/2005 pasal 4 ayat (6) adalah perbandingan antara jumlah Prduk Dmestik Reginal Brut (PDRB) DKI Jakarta dengan jumlah tenaga kerja pada peride yang sama. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai PDRB adalah merupakan hasil dari seluruh tenaga kerja yang melakukan prses prduksi pada waktu itu. Sehingga nilai yang diperleh merupakan nilai dari hasil perhitungan agregat seluruh kegiatan pereknmian yang ada di DKI Jakarta dan didata leh BPS. Nilai prduktivitas yang didata secara fime series dibandingkan dengan data pertumbuhan tenaga kerja akan dapat membantu memprediksi perluasan kesempatan kerja. Pada hakekatnya, sangatlah sulit menghubungkan antara prduktivitas makr dengan penetapan upah. Hal ini disebabkan karena upah lebih ideal apabila dikaitkan dengan prduktivitas mikr di tingkat perusahaan, dimana prduktivitas merupakan akumulasi dari berbagai faktr yang ada di dafam prses prduksi seperti skill, attitude, pla manajemen yang ditetapkan, sistem kerja yang sesuai, teknlgi dan lain-lain. Namun demikian, di dalam prakteknya (sesuai dengan ketentuan) faktr prduktivitas makr menjadi salah satu pertimbangan dalam penetapan upah minimum. I'P }'I iltntmi'm SFBAgAT.TARIN6 PFNaAIAAN BI'T^N SFBAcAT I'PAH.STANDAR
4 Pertumbuhan eknmi Pertumbuhan eknmi merupakan hasil kegiatan pereknmian yang ada di DKI dibandingkan dengan peride sebelumnya. perhitungan agregat seluruh Jakarta dan didata leh BPS Secara makr sering dikatakan bahwa apabila terjadi pertumbuhan eknmi maka terdapat pertumbuhan pendapatan masyarakat. Dalam hal ini tenaga kerja merupakan unsur dari masyarakat sehingg apabila teriadi pertumbuhan eknmi maka akan terjadi pertambahan incme dan pertambahan incme bagi masyarakat pekerja dapat juga kita katakan sebagai pertambahan upah atau kenaikan upah. Dari sisi pendekatan ini maka apabila ada pertumbuhan eknmi maka harus ada kenaikan upah karena pembentukan pertumbuhan eknmi juga dipengaruhi leh adanya kenaikan upah. d. Usaha yang paling tidak mampu (marginal) Bahwa negara kita merupakan negara yang labur surp/us, maka pemerintah berupaya untuk mendrng perluasan kesempatan dan pertambahan tenaga kerja. Karena tingginya tingkat pengangguran maka hal ini juga mempengaruhi kndisi syarat-syarat kerja. Sepanjang tingkat pengangguran tetap tinggi maka akan sulit dilakukan perbaikan syaratsyarat kerja termasuk perbaikan upah dalam pelaksanaan hubungan kerja. Demikian halnya dengan usaha yang paling tidak mampu (marginal). Usaha ini sering diglngkan dengan sektr infrmal. Usaha sektr infrmal ini sering juga disebut sebagai katub pengaman pereknmian karena dia mampu bertahan dalam kndisi pereknmian yang sulit. Kaitannya dengan penetapan upah minimum adalah apabila upah minimum ditetapkan relatif tinggi maka sekalipun secara faktual belum secara tegas dinyatakan harus mematuhi ketentuan upah minimum tetapi apabila kenaikan relatif tinggi maka para tenaga kerja yang bekerja di sektr inijuga akan menuntut perbaikan penghasilan di tempat kerjanya. I,PAH iltntaai'ai.sfba6at.taqtn6 PFNaAIAAN BI'TAN S,FBAaAT I'PAI{.STANbAR
5 e. Kndisi pasar kerja Dalam kndisi pasar kerja yang tidak seimbang dimana pencari kerja (penawaran tenaga kerja) jauh lebih besar dari lwngan kerja (permintaan tenaga kerja) maka seperti yang disebutkan atas akan sulit memperbaiki syarat-syarat kerja. Maka dalam kndisi sepertini diperlukan penetapan upah minimum. Secara kuantitatif, hubungan antara upah minimum dengan KHL, prduktivitas, pertumbuhan eknmi, usaha yang paling tidak mampu dan kndisi pasar kerja sampai saat ini belum dapat dirumuskan dalam sebuah mdel. Sehingga,.prses penetapan rekmendasi tentang UMP leh Dewan Pengupahan tidak mudirh dilakukan. Namun demikian, berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa nilai UMP sebesar Rp ,- atau sebesar 92,160/ dari Nilai KHL hanya merupakan jaring pengaman saja. Dan apalagi nilai KHL tersebut diperleh dari hasil survey terhadap kebutuhan serang pekerja lajang. 2. Upah Minimum Sektral Prvinsi Setelah merekmendasikan penetapan UMP kepada Gubernur, Dewan Pengupahan melakukan pembahasan tentang Upah Minimum Sektral Prvinsi (UMSP). UMSP tahun 2008 ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Nrnr 171 Tahun Metdlgiyang digunakan untuk menentukan sektr unggulan adalah: a. Melakukan kajian literatur maupun pengumpulan data lapangan untuk memperleh data dan infrmasi yang cukup lengkap untuk digunakan dalam penetapan kriteria yang dapat menentukan suatu kegiatan perusahaan akan termasuk dalam kelmpk yang akan membayarkan UMSP atau tidak. Kegiatan iniseutuhnya dilakukan leh BPS. b. BPS menyusun kriteria dasar penyebutan sektr unggulan, yaitu: T'PAH TTTNTilT.,IA.SFBA6AT.TARTN6 PFNcAHAN BI'TAN SFBAtrAT I'PAI{.STANr)AR
6 1. DP/DK di atas 1. DP adalah Derajat Penyebaran/ keterkaitan ke belakang (bacward linkage). DK adalah Derajat Kepekaan/ keterkaitan ke depan (frward linkage) Kntributr signifikan terhadapereknmian Labr intensif 4. Penghasil devisa yang besar 5. High technlgy 6. Marketyang luas Berbasiskan DP/DK, dikembangkan dengan melibatkan berbagai variabel sebagai berikut. tenaga kerja, upah, status permdalan, utput, pasar, asal bahan baku, lkasi perusahaan, tingkat pemakaian kapasitas, prduktivitas, nilaitambah, upah gaji per nilai tambah. d. e. f. g. h. i. j k. Berdasarkan data butir c di atas di create mdel lgistik, dan hasil statistik, "mdel tidak valid". Hasil evaluasi terhadap mdel diperleh variabel: utput, nilai tambah dan tenaga kerja. Dari 3 variabel ini dihitung prduktivitas, nilai tambah per tenaga kerja dan rasi upah gaji. Penentuan skr (skr 1 dan 0), berdasarkan rata-rata kelmpk ditetapkan sebagai cut f pint. Jika ttal skr > 2, dicalnkan UMSP. Evaluasi: pemutakhiran data, memperhitungkan semua faktr input termasuk faktr cst investasi, memperhitungkan peluang dan tantangan terutama menghadapi kmpetisi maupun dampak glbalisasi dan memperhatikan kinerja sesuai tren dan prspek berdasarkan frecasting kinerja ke waktu mendatang paling tidak untuk satu tahun ke depan. Penentuan akhir layak UMSP Stratifikasi UMSP berdasarkan teknlgi, resik kerja dan nilai prduk Fasilitasi pertemuan bipartit antara assiasi pengusaha dan SP/SB. Menetapkan rekmendasi UMSP kepada Gubernur. IJPAI{ IAINTAAI. II.SFBA6AT.TARIN6 PFNaAIIAN BI'I(AN SFBAaAT I'PAH.STANDAP
7 Sekali pun nilai UMSP di atas UMP tidaklah berarti UMSP dapat diltatakan sebagai upah standar, karena nilai UMSP tertinggi adalah sebesar Rp ,- atau masih sebesar 99,54% dari nilai KHL. C. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Upah merupakan hal sentral dan strategis dalam hubungan industrial dan sekaligusebagai bagian darisarana hubungan industrial. 2. Upah Minimum Prvinsi (UMP) dan Upah Minimum Sektral Prvinsi (UMSP) hanyalah sebagai jaring pengaman bagi pekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sehingga tidak dapat 'lijadik sebagai upah standar. \ Jakarta, 6 Agustus 2008 I'PAI{ iltntht'ii.sfba6at.tarin6 PFN6AIAAN BI'(AN S,FB.AEAI I'PAH.STANDAR
8 F t v.a V ll 3 a E. J tr F v u(t, f Z 3 +N f; JO d (\l ^ g? f< (t, d - E f I - f UJ Y t. ul (L -c E E t ct ([ J (I' -1? 'aa 't IL c t -v c.9 ii _ E f
9 : E ;$t St-';n;EE ri{tgiigifil ifitt;rt iil;ef}fgig isis E iiigifffff u,f,biegig ifgfgeg,iii{g c '.{ H q E E;r sir "lb;legf;gfff;;i:aiiaugieg FiiF R EfftE$iB;fesE'gFg tr -',igiis$fgf' # H c gfle; c;lselfggf565f;g;1i igigii#e EFiEiiiiiigig E iieg c!g$figfi[$ iebfi R:i:.u'$EEfl:.'':a$e [$.$i:*i.:1-',:':'.' T-si si{iiffigi{gisiifi$gii FgiiEiiiii # F i-'.5*e E s'ei;igg*c EE'FlBifiE gf: F{ F'E ;.,i l b F;$ "?se;atee$gi:iege{ei;b i'.l!ei b#r Er;cEua$irt Ft Enl 5.gt v{ s'','iiiigfli HnE.fri g Es,F e ssssbssg!,sh. igigigia$i$i{ii$f ifff!e.f a islei: I,''l #fssase$n aescssrs${a{s $l;f$fgiaig igaie s I' I Ld;flli,'fl$g$gfflf g{flreiii$fl-*ie
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA
Menimbang : KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA, a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia
BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di
Lebih terperinciLKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB
LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) Pendahuluan Secara umum aktivitas pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciJURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.
JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER
L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri
Lebih terperinciHubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi
Modul ke: Hubungan Industrial Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Proses
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN
Lebih terperinciAKURASI DAN MACAM ANGGARAN
Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai tenagakerja di Indonesia merupakan masalah nasional yang memang sulit diselesaikan. Selama ini pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori 2.1.1. Pekerja/Buruh Pada dasarnya, buruh, Pekerja, Tenaga Kerja maupun karyawan adalah sama. namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan,
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 T E N T A N G UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016
N.28/05/63/Tahun XX/4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,05 juta jiwa, berkurang sebanyak 16,2 ribu jiwa dibandingkan 2015. Jumlah pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur yang merata, material dan spiritual berdasarkan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015
N.31 / 05 / 63 / Th XIX/ 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,07 juta rang, terjadi penambahan sebesar 50,7 ribu rang dibanding Februari
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017
N.29/ 05 / 63 / Th XXI/ 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,15 juta rang, terjadi penambahan sebesar 100,18 ribu rang dibanding 2016. Jumlah
Lebih terperinciLeaD BUKU SAKU PANDUAN HR MENGENAI HUKUM KETENAGAKERJAAN. Partner For Your Solution I. SISTEM PENGUPAHAN DAN PERLINDUNGAN UPAH
Partner Fr Yur Slutin BUKU SAKU PANDUAN HR MENGENAI HUKUM KETENAGAKERJAAN I. SISTEM PENGUPAHAN DAN PERLINDUNGAN UPAH PENGANTAR Hak pekerja/buruh ketika telah memberikan hasil dari kerjanya kepada pengusaha
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS
2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA KEMACETAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS
ANALISIS BIAYA KEMACETAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Persimpangan Jl.Melati-Jl.Hayam Wuruk sampai persimpangan Jl.Nusa Indah-Jl.Hayam Wuruk Denpasar) Agung Yana, A.A. Gde Agung 1, Suparsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017
GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk
III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan ekonomi, permasalahan industri yang selalu dibicarakan adalah persoalan upah. Sebab upah merupakan titik temu antara dua kepentingan dalam hubungan
Lebih terperinciPERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN
PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan
Lebih terperinciMEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT
MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA Diana Fajarwati ABSTRACT Minimum regional wages is set by the government based on recommendation of the Board of Governors Wages. Minimum wage of city
Lebih terperinciby : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi
Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciKabupaten :. Kelompok Hutan :.
Lampiran : Peraturan Direktur Jenderal Bina Prduksi Kehutanan Nmr : P.05/VI-SET/2005 Tanggal : 3 Agustus 2005 FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN
Lebih terperinciAspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Hubungan Kerja Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Keadaan pasar kerja
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003
UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB IX HUBUNGAN KERJA Pasal 50 Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Pasal 51 1. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk keterlibatan pemerintah dalam hubungan industrial adalah dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah minimum. Upah minimum
Lebih terperinciBUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003
BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DENGAN
Lebih terperinciAnggaran Berbasis Kinerja
Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG PENETAPAN BESARNYA UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP), UPAH MINIMUM SEKTORAL DAN SUB SEKTORAL PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 Menimbang
Lebih terperinci3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010
3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010 Contributed by Administrator Friday, 11 December 2009 Pusat Peraturan Pajak Online KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Kepala
Lebih terperinciVISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT
VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Menurut hasil survei Departemen Perdagangan Amerika Serikat, melalui Biro Sensusnya,
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *
Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2015 T E N T A N G UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2016 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciPSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang
PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 65 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 65 TAHUN 201424 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SURVEI KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DAN PENTAHAPAN PENCAPAIAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah suatu situasi atau kondisi yang dialami oleh seseorang atau kelompok orang, yang tidak mampu menyelenggarakan sampai suatu taraf yang dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam Konstitusi terdapat peraturan peraturan yang mengatur mengenai hak hak seorang warga Negara.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Hubungan kerja
Lebih terperinciSISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA
SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA Sistem Penentuan Upah (pengupahan) yang berlaku di Indonesia adalah sistem yang berbasis indeks biaya hidup dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per Kapita sebagai proksi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
Lebih terperinci-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 237). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN Disampaikan pada acara: Members Gathering APINDO, Thema Implementasi PP Pengupahan, Gedung Permata Kuningan, Desember 2015 KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan
Lebih terperinciApakah Perekonomian Indonesia Melambat?
Seminar Nasinal Apakah Pereknmian Indnesia Melambat? Disampaikan leh: PT. Danareksa (Perser) Jl. Medan Merdeka Selatan N. 14 Jakarta Agustus 2017-0 - Outline A. Prspek Pereknmian Glbal dan Ekspr Indnesia
Lebih terperinci-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.237, 2015 TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan tersebut, daerah kabupaten/kota diberikan kewenangan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu perwujudan tnmi daerah dengan UU N.34 tahun 2000, daerah diberikan kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi sesuai dengan ptensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut
Lebih terperinciPengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern
Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalahapapun akan dilakukan leh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan
BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah singkat Kperasi Kampar Mitra Mandiri Sejak bank-bank diwajibkan menyalurkan 22,5% dari prtepel kreditnya untuk Kredit Usaha Kecil (KUK), maka vlume kredit yang
Lebih terperinciDalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun
CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.
Lebih terperinciRESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI
Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak
Lebih terperinciMEMBANGUN E-GOVERNMENT
1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik
Lebih terperinciAnalisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table
Vl. 6, N.1, 1-14, Juli 29 Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggre Aceh Darussalam dengan Metde ife Table Miftahuddin Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN Upah memegang peranan yang sangat penting dan merupakan suatu ciri khas suatu hubungan kerja dan juga tujuan utama dari seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dari masalah ekonomi, maka masalah pembangunan ketenagakerjaan, juga merupakan bagian dari pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciDINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
lata lata DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI DAERAH KHUSVS ffivkota JAKARTA NOMOR: /2 y-c /:2#3. TENTANG
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perilaku, pada kedudukan kedudukan tertentu dalam masyarakat,
Lebih terperinciAmnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id
Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi
Lebih terperinciUSAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D
KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi
Lebih terperinciANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO
Jurnal Sipil Statik Vl.1 N.9, Agustus (623-629) ISSN: 2337-6732 ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Ardi Palin A. L. E. Rumayar, Lintng E. Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2016 T E N T A N G UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2017 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinci187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010
187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010 Contributed by Administrator Monday, 16 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciHutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang
PERANAN SEKTOR KEHUTANAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA BARAT 1) Oleh : Nur Arifatul Ulya 2) ABSTRAK Prvinsi Sumatera Barat merupakan salah satu prvinsi di Pulau Sumatera yang memiliki kawasan
Lebih terperinciFakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi
Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah
Lebih terperinciSOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN TEAM ADVOKASI DAN PENGUPAHAN
SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN TEAM ADVOKASI DAN PENGUPAHAN 1 I. YANG DIATUR DALAM PP 78/2015, antara lain : KEBIJAKAN PENGUPAHAN PENGHASILAN YANG LAYAK (Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA SERTA PENANGGUHAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA 2.1. Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Asing 2.1.1. Pengertian Penanaman Modal Asing Kegiatan
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan
Lebih terperinciBAB 1 SITUASI PENGUPAHAN DI INDONESIA
BAB 1 SITUASI PENGUPAHAN DI Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Keadaan pasar kerja yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan
Lebih terperinciSosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di
Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di Provinsi Jawa Tengah 1 Dasar Hukum 2 1. Undang Undang Nomor
Lebih terperinciPedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial
Rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Pedman Perlidungan Kawasan Eksistem Esensial Bgr 7 Mei 2018 Direktrat Jenderal Knservasi Sumber Daya Alam dan Eksistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank
ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR
BAB 1 PENDAHULUAN Bab iniberisilatarbelakang, maksudtujuandansasaran, ruanglingkuppekerjaan, landasanhukum, pendekatan dan metdlgi sertasistematikapenulisanlapran Akhirkegiatan penyusunanpersiapanpeninjauankembali
Lebih terperinciPenjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia
Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia Penjelasan mengenai penentuan upah sehari Sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (2) UU Ketenagakerjaan No. 13/2003, bahwa waktu kerja adalah: 1. a. 7 (tujuh)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem pengupahan buruh/ pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
Lebih terperinci