KOMPUTASI JARAK MINIMUM. Mike Susmikanti *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPUTASI JARAK MINIMUM. Mike Susmikanti *"

Transkripsi

1 KOMPUASI JARAK MINIMUM Mike Susmikanti * ABSRAK KOMPUASI JARAK MINIMUM. Perhitungan arak minimum diperlukan pada beberapa aplikasi seperti aplikasi logika samar fuzzy logic, pengolahan citra image processing untuk bidang kedokteran, aringan saraf neural network dan pengolahan sumber bumi khususnya serta sistim informasi geografi umumnya. Metoda arak minimum yang dikemukakan di sini didasarkan pada konsep vektor dan matrik sehingga dapat memudahkan perhitungan dan kesamaannnya dalam ruang dimensi-n untuk banyak data. Pertama-tama dalam hal ini dikemukakan arak antara dua titik, arak antara satu titik dengan titik-titik lain yang membentuk bidang dalam ruang Euclidean-n. Selanutnya perhitungan arak minimum di sini akan memberikan arak terdekat bagi titik tersebut dengan suatu bidang serta posisi dari titik tersebut pada bidang. Konsep arak minimum tersebut di atas dapat digunakan selanutnya untuk persoalan analisis pengelompokan dalam penerapan logika samar menggunakan metoda Mahalanobis Distance. Metoda ini menyarankan penggunaan titik-titik terdekat tetapi masih di dalam anggota kelompok yang sama dengan memperhatikan matrik kovarian karena ada kemungkinan data berasal dari kelompok yang berbeda. ABSRAC MINIMUM DISANCE COMPUAION. Minimum distance calculation is used for many applications such as neural network, fuzzy logic, image processing for medical science, geology source processing and geografy information system. he minimum distance we discuss here is based on the concept of some geometric interpretation of vectors and matrices, that may be helpful in computation and analogy in Euclidean n-space. he first we calculate the distance between two points, the distance between one point and other points in the same plane in Euclidean n-space which are defined as the minimum distances. hen the calculation of minimum distance will give the minimum distance of the point and a plane as well as a position of the point in the plane. he minimum distance concept above can be used in the cluster analysis problem in fuzzy logic application using the Mahalanobis distance method. his method suggests the nearest points but they are still in same subsets with respect to covarian matrix rule, since the data probability come from different subsets. PENDAHULUAN Perhitungan arak minimum dirasakan banyak diperlukan dalam berbagai bidang di antaranya pada tehnik clustering atau pengelompokan yang digunakan pada * Pusat Pengembangan eknologi Informatika dan Komputasi - BAAN

2 sistem aringan saraf neural network, logika samar fuzzy logic dan pengolahan citra image processing untuk bidang kedokteran, pengolahan sumber bumi khususnya dan sistim informasi geografi umumnya dan lain-lain. Adapun analisis pengelompokan yang sifatnya deterministik dapat digunakan metoda statistik, akan tetapi untuk tehnik pengelompokan yang bersifat stochastik dapat digunakan fuzzy logic sebagai suatu pendekatan fungsi. Dalam analisis berikut ini akan digunakan beberapa interpretasi geometrik dari vektor-vektor yang mungkin dapat membantu dalam perhitungan arak minimum minimum distance ini, dan selanutnya dapat diperluas untuk ruang berdimensi n atau ruang-n. Salah satu keunggulan interpretasi geomerik dari vektor-vektor adalah situasi untuk ruang berdimensi dua atau berdimensi tiga secara analog dapat diperluas menadi ruang-n. Interpretasi vektor secara geometrik dalam ruang-n dapat dipandang sebagai suatu titik dalam ruang koordinat-n dan dapat diartikan pula sebagai suatu segmen garis dari titik pusat ke titik tertentu yang direpresentasikan sebagai vektor. Konsep arak minimum tersebut di atas dapat digunakan selanutnya untuk persoalan analisis pengelompokan dalam penerapan logika samar menggunakan metoda Mahalanobis Distance. Metoda ini menyarankan penggunaan titik-titik terdekat tetapi masih di dalam anggota kelompok yang sama dengan memperhatikan matrik kovarian karena ada kemungkinan data berasal dari kelompok yang berbeda. MEODA JARAK MINIMUM Jarak antara dua titik vektor a dan b dalam ruang Euclidean-n didefinisikan sebagai : n d [ atau dapat ditulis dalam bentuk vektor i a i b i ] / d [ a - b a - b ] ½ di mana a a, a,., a n dan b b, b,., b n Kumpulan titik-titik yang melalui titik a dan b dalam ruang Euclidean-n didefinisikan sebagai L { x : x λ b + - λ a ; λ R } Segmen garis yang menghubungkan titik a dan b dalam ruang Euclidean-n adalah kumpulan dari titik-titik l yang didefinisikan dengan : l { x : x λ b + - λ a ; λ }

3 Jarak antara titik p dan suatu garis l yang melalui titik a dan b gambar, di mana titik x pada garis l ialah : D x [ p x p x ] ½. Jarak terdekat dari suatu titik p ke garis l dalam ruang Euclidean-n gambar : D minimum [ p x p x ] / x l p D x D l a b Gambar. Jarak terdekat dari titik p terhadap garis l yang dinyatakan dengan D Bidang yang melalui n titik-titik b, b,., b n sedemikian sehingga matrik B [b, b,., b n ] mempunyai rank n, didefinisikan sebagai kumpulan titik-titik P yaitu : P { Y : Y n i n λ i b i ; i λ i ; λ i R } Bidang dalam ruang Euclidean-n dengan dimensi k yang melalui titik a, a,., a k, O titik pusat, didefinisikan sebagai kumpulan titik-titik P n k : P k n { Y : Y k i λ i a i ; λ i R, i,,., k} Dalam bentuk vektor, persamaan untuk P k n, dapat ditulis Y A λ ; λ R k ; A [ a, a,., a k ],

4 Proyeksi l p gambar didefinisikan sebagai l p { y : y λ c ; λ } X a l L θ l p c b O X Gambar. Proyeksi dari titik a terhadap garis L yang dinyatakan dengan lp. Sudut antara dua segmen garis a dan b dalam ruang Euclidean-n : cos θ a a a b b b. Untuk menghitung l p, diperlukan terlebih dahulu menghitung titik c yaitu titik dengan posisi yang akan menghasilkan arak minimum, dari suatu titik tertentu terhadap titik-titik yang membentuk bidang. Misal c pengganda skalar dari garis b yang dapat dinyatakan sebagai c λ b. Misal d adalah segmen garis dari ke c dan b* adalah unit vektor dengan arah dari O ke b, maka c d b*. a b Dapat diperoleh bahwa : c b. b b Dengan cara yang sama, apabila l adalah segmen garis dari a ke a dalam ruang euclidean-n dan L adalah garis dari b dan b dalam ruang euclidean-n gambar 3, maka proyeksi dari l pada L didefinisikan dengan segmen garis l p dari O ke c adalah : c [ a b a b b b b b ] b b.

5 a l L θ l p c b Gambar 3. Proyeksi segmen garis l pada garis L yang dinyatakan dengan posisi titik c Misal P n k adalah bidang yang melalui titik pusat dan titik b,, b k dalam ruang euclidean-n dan B [ b,, b k ]. Misalkan l adalah segmen garis dari titik n pusat ke titik a. Maka titik c merupakan titik proyeksi dari l pada P k yang dapat ditentukan posisinya dengan perhitungan ; C B B B - B a yang merupakan proyeksi dari titik a ke bidang P k n. itik c merupakan titik akhir dari proyeksi l pada P k n. Sehingga c adalah titik pada P k n yang mempunyai arak minimum dari titik a. Berarti bahwa arak dari suatu titik a ke bidang P k n yang dinyatakan dengan d, dapat didefinisikan sebagai arak minimum dari titik a ke titik c yang terletak pada bidang P k n sebagai d [ a B B B - B a a B B B - B a ] / 3 MAHALANOBIS DISANCE Dalam suatu sistim fuzzy, tehnik pengelompokan dapat memberikan pendekatan untuk data yang samar. Salah satu metoda yang dapat digunakan dalam tehnik pengelompokan yaitu Mahalanobis Distance. Sistem fuzzy merupakan kumpulan yang memenuhi aturan dalam memetakan input menadi output, yang apabila dinyatakan dalam bentuk fungsi merupakan

6 fungsif : X Y. Pola fuzzy dapat didefinisikan sebagai berikut : ika input x adalah pola A maka output y adalah pola B. Ruang Cartesian-product A x B memenuhi berlakunya aturan fuzzy untuk ruang Input-Output : X x Y gambar 4. Aturan fuzzy dapat mempunyai bentuk elipsoida dalam ruang sistim input-output. Sistim fuzzy memberikan pendekatan fungsi yang diwakili oleh grafik. Penyebaran data membentuk bidang elipsoida yang kemungkinan tumpang tindih gambar 4. Y B 3 B B X Gambar 4. Penyebaran data pada ruang Input-Output XXY Sistim Mahalanobis memberikan suatu kumpulan untuk mengetahui apakah sampel data termasuk sebagai anggota kumpulan. Mahalanobis distance menghasilkan gabungan kumpulan data yang memenuhi aturan kovariasi-samar elipsoida. Dapat diperoleh proyeksi pada kumpulan fuzzy yang memenuhi, dengan memperhatikan struktur korelasi diantara input. Bidang elipsoida menentukan keberadaan semua titik z yang memenuhi α z A A A 3 c Eigenvektor dan eigenvalue dari matrik A mendefinisikan bentuk elipsoida dalam ruang input dan output dimensi-q. q n + p, n merupakan umlah input dan p merupakan umlah output. Matrik A dimisalkan matrik positif-definite. α adalah A z c

7 bilangan nyata yang positif, sedangkan c adalah pusat elipsoida. Dalam hal ini dimungkinkan adanya kehilangan struktur korelasi di antara komponen input. Matrik kovariansi K dapat digunakan untuk mengukur penyebaran data. Matrik kebalikan K - membantu mendefinisikan elipsoida E sebagai lokasi semua titik z yang memenuhi : e z m K z m Dengan proyeksi elipsoida pada sumbu x dan x, diperoleh dua vektor yaitu vektor u dan v yang berarak sama dari titik pusat gambar 5. X 3 u v 7 A A Pusat X Gambar 5. Proyeksi Elipsoida pada sumbu X & X. Bentuk elipsoida di atas disarankan dengan Mahalanobis distance sebagai dasar untuk kumpulan fungsi ax yang similar di mana penyebaran datanya kemungkinan saling tumpang tindih. d x n : vektor x m i i i K i m mempunyai sub matrik kovarian dx : arak input vektor x terhadap rata-rata pusat i K x m i m berskala kovariansi

8 PEMBAHASAN Suatu bidang dapat dibentuk dari suatu titik pusat dan dua titik, masing-masing titik b,, yang dinyatakan dalam bentuk vektor b [,,] dan titik b,, yang dinyatakan dalam vektor b [,,]. Kumpulan vektor-vektor b dapat dibentuk menadi matriks B sebagai berikut B Dapat ditentukan persamaan garis l p, sebagai proyeksi dari l pada bidang P 3 dimana l adalah segmen garis dari titik pusat ke titik a,, dengan menggunakan persamaan tersebut di atas. Adapun titik a dapat dinyatakan dalam bentuk vektor a [,,]. Dalam bentuk matrik titik a dapat dinyatakan sebagai berikut a Persamaan garis l p dapat dihitung dengan sebelumnya menentukan terlebih dahulu posisi titik yang merupakan proyeksi dari l pada bidang P 3. Misalkan posisi titik yang 3 merupakan proyeksi dari l pada bidang P dinyatakan sebagai titik c. Maka posisi titik c dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut C B B B B

9 Persamaan untuk proyeksi l p adalah : Y.3333λ.6667λ.6667λ λ Jarak terdekat dari titik a terhadap bidang P 3 yang didefinisikan sebagai d yaitu arak minimum dari titik a ke titik c dengan posisi,3333,.6667,.6667, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3 tersebut di atas. d [{,,.3333,.6667,.6667} {,,.3333,.6667,.6667}] / d [-.3333,.3333, ,.3333,.3333] / d [.3333] / Sehingga diperoleh arak minimum dari titik a ke titik c, adalah : d.58. Misalkan suatu bidang dilalui oleh beberapa titik masing b,,, b,, dan b 3,,. Agar syarat ruang vektor P terpenuhi yaitu mengandung vektor nol, maka salah satu titik harus digeser menadi titik pusat yaitu dimisalkan titik b,, menadi titik pusat O,,. Sehingga titik-titik lain yaitu b menadi b -,, dan b 3 menadi b,,-. Dapat ditentukan arak minimum dari titik a,, terhadap bidang tersebut di atas, yang sebelumnya titik a digeser pula menadi a,,. Dalam bentuk matrik titik a dapat dinyatakan sebagai berikut a Maka posisi titik c dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut B B B B

10 C Karena salah satu vektor b digeser sebelumnya, maka hasil posisi titik c harus dikembalikan ke bentuk semula yaitu sebelum digeser. Sehingga posisi titik c menadi; C ,.6667, ,,.6667,.6667,.6667 Diperoleh arak minimum dari titik a ke titik c.6667, adalah : d [{,,-.6667,.6667,.6667} {,,-.6667,.6667,.6667}] / d [.3333,.3333, ,.3333,.3333] / d.58. Untuk persoalan diatas apabila titik a diambil titik lain yaitu a,,, maka titik a sebelumnya digeser menadi a-,,-, karena satu titik b yaitu titik b digeser menadi titik pusat. Dalam bentuk matrik titik a dapat dinyatakan sebagai berikut; a Maka posisi titik c dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut; B B B B C

11 Karena salah satu vektor b digeser sebelumnya, maka hasil posisi titik c harus dikembalikan ke bentuk semula yaitu sebelum digeser. Sehingga posisi titik c menadi; C ,.6667, ,,.6667,.6667,.6667 Sehingga diperoleh arak minimum dari titik a ke titik c, adalah : d [{,,-.6667,.6667,.6667} {,,-.6667,.6667,.6667}] / d [{-.6667,-.6667,-.6667} {-.6667,-.6667,-.6667}] / d [.3334] / d.5. Pada permasalahan lain, misalnya ingin ditentukan proyeksi dari a,,- ke a,-, pada bidang P 3 yang dilalui titik O,,, x [,,] dan x [,-,]. Perhitungan diatas dapat digunakan secara umum yaitu dengan sebelumnya membentuk vektor a menadi vektor a a yang diperoleh nilainya adalah a,-,. Konsep ini sama dengan menggeser titik a menadi titik asal atau titik pusat,,. Dalam bentuk matrik titik a dapat dinyatakan sebagai berikut a Maka posisi titik c dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut C B B B B Dari perhitungan diatas, diperoleh bahwa proyeksi dari a,,- ke a,-, pada bidang P 3 yang dilalui titik O,,, x [,,] dan x [,-,] adalah titik c dengan posisi c.5,-,.5.

12 Dalam persoalan filter terhadap pengaruh noise untuk suatu alat, yang telah dihitung matrik kovarian dari input data diperoleh K Mahalanobis distance dari titik x, terhadap titik pusat, dengan matrik kovarin di atas diperoleh : d x d x.47,, ,, Mahalanobis distance untuk titik -, terhadap titik pusat, dengan matrik kovarian penyebaran data yang sama, diperoleh : d x, 5, 4 d x.4 4 5,, Jika dilihat secara Ruang-Euclidian posisi titik -, dan titik,, mempunyai arak yang sama dengan titik pusat. Akan tetapi arak mahalanobis untuk titik, lebih kecil dibandingkan arak dari -,. Hal ini disebabkan dengan perhitungan Mahalanobis distance diperhatikan pula faktor penyebaran datanya. Sehingga posisi titik, yang terpilih karena ika dilihat pula dari proyeksi bidang elipsoida, maka titik tersebut termasuk dalam bidang tersebut. KESIMPULAN. Perhitungan arak minimum dapat digunakan pada tehnik clustering pengelompokan dalam logika samar fuzzy logic khususnya, dan pengolahan citra image processing umumnya.. Perhitungan arak di antara dua titik dapat diperluas menadi perhitungan mencari arak minimum dari satu titik ke beberapa titik yang membentuk bidang.

13 3. Apabila l adalah segmen garis dari a ke a dalam ruang euclidean-n dan L adalah garis dari b dan b dalam ruang euclidean-n. Dapat ditentukan proyeksi dari l pada L yang memberikan posisi terdekat dari segmen garis l dan garis L 4. Apabila suatu bidang dilalui oleh beberapa titik dan titik-titik tersebut tidak melalui titik pusat maka agar syarat suatu ruang vektor terpenuhi yaitu harus mengandung vektor nol, maka salah satu titik harus digeser menadi titik pusat, yang diikuti oleh titik-titik lain. Kemudian hasil posisi titik proyeksi harus dikembalikan ke bentuk semula demikian pula titik yang diproyeksikan. 5. Sistim Mahalanobis sangat baik untuk input data yang berkorelasi. 6. Mahalanobis Distance membantu analisis pengelompokan dalam konsep arak minimum untuk data yang berkorelasi, dengan memperhitungkan matrik kovarian. DAFAR PUSAKA. BANDEMER, HANS; GOWALD, SIEGFRIED, Fuzzy Sets, Fuzzy Logic, Fuzzy Methods with Applications, John Wiley & Sons Ltd., England 995. GRAYBILL, FRANGKLIN A., Introduction to Matrices with Application in Statistics, Colorado State University, Wadsworth Publishing Company, Inc., Belmont, California KOSKO, BAR, Fuzzy Engineering, University of Southern California, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, ROMLI, UP-LAGG, BPP EKNOLOGI, Clustering Analysis, Lokakarya Komputasi dalam Sains dan eknologi Nuklir VI, BAAN, Jakarta 996

14 DISKUSI M. SYAMSA ARDISASMIA Jika suatu titik-titik terkorelasi kuat, bagaimana pengaruhnya terhadap pengukuran arak Mahalanobis? MIKE SUSMIKANI Jarak Mahalanobis dapat digunakan tergantung pada data. Bilamana sampel data menyebar atau noise, kovariansi dari cluster akan besar. Hal ini akan memberikan elipsoida yang besar. Sebaliknya bila penyebaran data-data menyempit/rapat, kovariansi dari cluster akan kecil berarti elipsoidanya kecil. Penyebaran data dapat merubah ukuran dari bidang elipsoida. Berarti setiap matrik kovariansi membentuk elipsoida. Jadi, ika suatu titik-titik terkorelasi kuat maka arak Mahalanobis akan kecil. MUSANGIMAH Dikatakan bahwa arak minimum banyak diaplikasikan dalam clustering. Dalam clustering secara berhirarki atau non-hirarki arak minimum ini dapat diterapkan untuk memperoleh hasil yang terbaik? MIKE SUSMIKANI Dapat diterapkan pada clustering non-hirarki. Jarak Mahalanobis merupakan pengembangan dari clustering non-hirarki K-mean.

15 DAFAR RIWAYA HIDUP. Nama : MIKE SUSMIKANI. empat/anggal Lahir : Jakarta, November Instansi : PIK - BAAN 4. Pekeraan / Jabatan : Bidang Matematika dan Komputasi/ Pranata Komputer 5. Riwayat Pendidikan : setelah SMA sampai sekarang FMIPA-UI, Jurusan Matematiak Statistika S SIE-IGI, Jurusan Manaemen S 6. Pengalaman Kera : Staf Pengolahan Data Biro Bina Program Ka. Sub. Bidang Statistik, Bidang Analis Sistem Staf Bidang Komputasi Pranata Komputer 7. Organisasi Professional : -

PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN

PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN ABSTRAK PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN Mike Susmikanti *) PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL

Lebih terperinci

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti * PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN Mike Susmikanti * ABSTRAK PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Pemodelan dalam penelitian berbagai bidang khususnya bidang industri, merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

Studi Banding antara Metode Minimum Distance dan Gaussian Maximum Likelihood Sebagai Pengklasifikasi Citra Multispektral

Studi Banding antara Metode Minimum Distance dan Gaussian Maximum Likelihood Sebagai Pengklasifikasi Citra Multispektral JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 7. No. 2, 26-35, Agustus 2004, ISSN : 40-858 Studi Banding antara Metode Minimum Distance dan Gaussian Maximum Likelihood Sebagai Pengklasifikasi Citra Multispektral

Lebih terperinci

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) Kurnia Novita Mutu (0722029) Jurusan Teknik Elektro email: mutunia@gmail.com ABSTRAK Perkembangan biometrik pada

Lebih terperinci

Penerapan Logika Samar dalam Peramalan Data Runtun Waktu

Penerapan Logika Samar dalam Peramalan Data Runtun Waktu Penerapan Logika Samar dalam Peramalan Data Runtun Waktu Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia hansun@umn.ac.id Abstract Recently, there are

Lebih terperinci

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST (M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST 1Nor Indah FitriyaNingrum, 2 Suwanda, 3 Anna Chadidjah 1Mahasiswa JurusanStatistika FMIPA UniversitasPadjadjaran 2Jurusan Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer R. Muhammad Subekti 1 1. P2TRR BATAN, Kompleks Puspiptek Gedung 31, Serpong, Tangerang 15310 Abstrak Algoritma umum metode

Lebih terperinci

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3 Vektor-Vektor dalam Ruang Berdimensi-2 dan Ruang Berdimensi-3 Disusun oleh: Achmad Fachrurozi Albert Martin Sulistio Iffatul Mardhiyah Rifki Kosasih Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta, 19 Juni 004 Klasifikasi Pola Menggunakan Jaringan Probabilistik Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia Jl.

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR Andi Pujo Rahadi FKIP Universitas Advent Indonesia Abstrak Materi utama dalam bab Geometri

Lebih terperinci

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9 Aljabar Linier Elementer Kuliah ke-9 Materi kuliah Hasilkali Titik Proyeksi Ortogonal 7/9/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 2 Hasilkali Titik dari Vektor-Vektor Definisi Jika u dan v adalah vektor-vektor

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3 Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3 Maulana Malik 1 (maulana.malik@sci.ui.ac.id) 1 Departemen Matematika FMIPA UI Kampus Depok UI, Depok 16424 2014/2015 1/21 maulana.malik@sci.ui.ac.id Vektor

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

DEKONVOLUSI MENGGUNAKAN METODA NEURAL NETWORK SEBAGAI PRE-PROCESSING UNTUK INVERSI DATA SEISMIK TUGAS AKHIR

DEKONVOLUSI MENGGUNAKAN METODA NEURAL NETWORK SEBAGAI PRE-PROCESSING UNTUK INVERSI DATA SEISMIK TUGAS AKHIR DEKONVOLUSI MENGGUNAKAN METODA NEURAL NETWORK SEBAGAI PRE-PROCESSING UNTUK INVERSI DATA SEISMIK TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kurikuler Program Sarjana (S1) Program Studi Geofisika Institut

Lebih terperinci

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: Perancangan Model Matematis Untuk Penentuan Jumlah Produksi di PT. XZY

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: Perancangan Model Matematis Untuk Penentuan Jumlah Produksi di PT. XZY IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. ~5 ISSN: 978-52 Perancangan Model Matematis Untuk Penentuan Jumlah Produksi di PT. XZY Dian Eko Hari Purnomo Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

SEBUAH TELAAH ELIPS DAN LINGKARAN MELALUI SEBUAH PENDEKATAN ALJABAR MATRIKS

SEBUAH TELAAH ELIPS DAN LINGKARAN MELALUI SEBUAH PENDEKATAN ALJABAR MATRIKS SEBUAH TELAAH ELIPS DAN LINGKARAN MELALUI SEBUAH PENDEKATAN ALJABAR MATRIKS Rahmat Sagara Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kebangkitan Nasional Sampoerna School of Education Building Jl. Kapten

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Konsep Dasar M PENDAHULUAN Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D. ateri yang akan dibahas dalam modul ini adalah konsep-konsep dasar aljabar matriks yang meliputi pengertian matriks, vektor dan skalar;

Lebih terperinci

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN: 2460-6464 Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum 1 Fitria Tri Suwarmi, 2 M. Yusuf Fajar,

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy Pada Sistem Parkir Truk

Penerapan Logika Fuzzy Pada Sistem Parkir Truk Penerapan Logika Fuzzy Pada Sistem Parkir Truk Kuswara Setiawan Program Studi Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Abstrak Suatu sistem dinamis dalam kehidupan sehari-hari seringkali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

MODEL LOGISTIK DENGAN DIFUSI PADA PERTUMBUHAN SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES. Hendi Nirwansah 1 dan Widowati 2

MODEL LOGISTIK DENGAN DIFUSI PADA PERTUMBUHAN SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES. Hendi Nirwansah 1 dan Widowati 2 MODEL LOGISTIK DEGA DIFUSI PADA PERTUMBUHA SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES Hendi irwansah 1 dan Widowati 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang 5075

Lebih terperinci

Euclidean n & Vector Spaces. Matrices & Vector Spaces

Euclidean n & Vector Spaces. Matrices & Vector Spaces Lecture 9 Euclidean n & Vector Spaces Delivered by: Filson Maratur Sidjabat fmsidjabat@president.ac.id Matrices & Vector Spaces #4 th June 05 (90%*score / 0% extra points for HW-Q) Retake Quiz. Compute

Lebih terperinci

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA Utami, H Outline 1 Pendahuluan 2 Tujuan 3 Analisis Komponen Utama 4 Contoh Utami, H Minggu XIANALISIS KOMPONEN UTAMA 2 / 16 Outline 1 Pendahuluan 2 Tujuan 3 Analisis Komponen

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA MENGGUNAKAN JARINGAN PROBABILISTIK

KLASIFIKASI POLA MENGGUNAKAN JARINGAN PROBABILISTIK KLASIFIKASI POLA MENGGUNAKAN JARINGAN PROBABILISTIK Sri Kusumadewi Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta cicie@fti.uii.ac.id ABSTRACT More application often used

Lebih terperinci

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Statistika, Vol. 15 No. 2, 87-97 November 215 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Fitriana A.R. 1, Nurhasanah 2, Ririn Raudhatul

Lebih terperinci

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn) Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn) T 24 Siti Rahmah Nurshiami dan Triyani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal soedirman, Purwokerto

Lebih terperinci

Fuzzy Pattern Recognition. Logika Fuzzy

Fuzzy Pattern Recognition. Logika Fuzzy Fuzzy Pattern Recognition Logika Fuzzy 1 Pengenalan pola (pattern recognition) adalah proses untuk mengidentifikasi struktur yang ada dalam data dengan cara membandingkannya dengan struktur yang telah

Lebih terperinci

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan Jurnal Sains Matematika dan Statistika Vol No Juli 5 ISSN 46-454 Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan Riska Yeni Syamsudhuha M D H Gamal 3 Jurusan Matematika Fakultas Mipa Universitas Riau Jl HR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

Penentuan Daerah Kritis Terbaik dengan Teorema Neyman- Pearson

Penentuan Daerah Kritis Terbaik dengan Teorema Neyman- Pearson Vol. 6, No.1, 44-48, Juli 2009 Penentuan Daerah Kritis Terbaik dengan Teorema Neyman- Pearson Georgina M. Tinungki Abstrak Terdapat beberapa metode untuk membangun uji statistik yang baik, diantaranya

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi SMP Baru di Kabupaten Klungkung dengan Algoritma Fuzzy Subtractive Clustering

Penentuan Lokasi SMP Baru di Kabupaten Klungkung dengan Algoritma Fuzzy Subtractive Clustering Penentuan Lokasi SMP Baru di Kabupaten Klungkung dengan Algoritma Fuzzy Subtractive Clustering I Gede Oka Artawan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran-Bali e-mail: artawanoka@ymail.com

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Artificial Neural Network

Abstract. Keywords: Artificial Neural Network Abstract Artificial Neural Network is one of the technologies which have developed because of Information Technology development itself. Nowadays, more and more large companies are implementing Artificial

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF)

PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF) PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF) Disusun oleh : Alvin Silajaya (0922018) Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Ruang Vektor Euclid R n

Ruang Vektor Euclid R n Ruang Vektor Euclid R n Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Oktober 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R n Oktober 2015 1 / 38 Acknowledgements

Lebih terperinci

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Ronny Susetyoko, Elly Purwantini Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement Fitri Hidayah Sundawati 1), Jadi Suprijadi 2), Titi Purwandari 3) 1) Mahasiswa Statistika Terapan, UniversitasPadjadjaran-Indonesia 2) Pengajar

Lebih terperinci

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Vitawati Bawotong, Hanny Komalig, Nelson Nainggolan 3 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, vbawotong@gmail.com

Lebih terperinci

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) PROSIDING ISBN : 978 979 6353 6 3 S 0 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) Wirayanti ), Adi Setiawan ), Bambang Susanto

Lebih terperinci

Principal Component Analysis

Principal Component Analysis Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Pembimbing: Dr.Ir.Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) Nimas Setya Yaniar 2208.100.616 POSE (posisi

Lebih terperinci

TE Teknik Numerik Sistem Linear

TE Teknik Numerik Sistem Linear TE 9467 Teknik Numerik Sistem Linear Operator Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E. Objektif.

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 34 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN DIAN PUSPITA BEY

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR DWI ACHTI NOVIATUR R. 2208100656 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) PIE Problem Representasi Citra

Lebih terperinci

GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Sangadji *

GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Sangadji * GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK Sangadji * ABSTRAK GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Pada makalah ini akan dibahas hubungan antara formula Pythagoras dan formula sinus dari segitiga pada geometri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

GUI UNTUK INFERENSI VEKTOR MEAN DAN INFERENSI MATRIKS KOVARIANSI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE R

GUI UNTUK INFERENSI VEKTOR MEAN DAN INFERENSI MATRIKS KOVARIANSI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE R KOMPUTASI GUI UNTUK INFERENSI VEKTOR MEAN DAN INFERENSI MATRIKS KOVARIANSI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE R SKRIPSI Disusun oleh YUDHA SUBAKTI J2E009013 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER & OLAH CITRA Fakultas : Ilmu Komputer Jurusan : S1 Sistem Informasi KODE MATA KULIAH / SKS : AK-011204 / 2 SKS PERTEMUAN POKOK BAHASAN &

Lebih terperinci

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga Jurnal Matematika Integratif. Vol. 3, No. 2 (207), pp. 95 04. p-issn:42-684, e-issn:2549-903 doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 Ruang Norm-n Berdimensi Hingga Moh. Januar Ismail Burhan Jurusan Matematika dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Peramalan; metode Automatic Clustering And Fuzzy Logic Relationship Markov Chain;MAPE. 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci: Peramalan; metode Automatic Clustering And Fuzzy Logic Relationship Markov Chain;MAPE. 1. PENDAHULUAN ISSN: 2528-463 PERAMALAN JUMLAH PENDAFTAR MAHASISWA BARU STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING AND FUZZY LOGIC RELATIONSHIP MARKOV CHAIN Nurmalitasari¹ ), Sri Sumarlinda²

Lebih terperinci

ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER. Oleh: Miftahuddin ( )

ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER. Oleh: Miftahuddin ( ) ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER Oleh: Miftahuddin (1206 100 707) Dosen Pembimbing: Subchan, Ph.D Dr. Erna Apriliani, M.Si Abstrak Robot Mobil atau Mobile Robot adalah konstruksi

Lebih terperinci

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS Sri Maryani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Email : sri.maryani@unsoed.ac.id Abstract Inner

Lebih terperinci

METODE RCM UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA MATRIKS DENGAN BANDED TIDAK BERATURAN PADA MEH. Utaja *

METODE RCM UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA MATRIKS DENGAN BANDED TIDAK BERATURAN PADA MEH. Utaja * METODE RCM UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA MATRIKS DENGAN BANDED TIDAK BERATURAN PADA MEH Utaja * ABSTRAK METODE RCM UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA MATRIKS DENGAN BANDED TIDAK BERATURAN PADA MEH. Penyelesaian masalah

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE Dhina Bangkit Kumalasari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK ABSTRAK Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Algoritma umum metode propagasi

Lebih terperinci

Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga

Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga Nilwan Andiraja 1, Zulfikar 2 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl.

Lebih terperinci

Geometri pada Bidang, Vektor

Geometri pada Bidang, Vektor Prodi Matematika FMIPA Unsyiah September 9, 2011 Melalui pendekatan aljabar, vektor u dinyatakan oleh pasangan berurutan u 1, u 2. Disini digunakan notasi u 1, u 2 bukan (u 1, u 2 ) karena notasi (u 1,

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Golub Kahan dan QR Simetri untuk Dekomposisi Nilai Singular

Perbandingan Algoritma Golub Kahan dan QR Simetri untuk Dekomposisi Nilai Singular J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 3, No. 1, May 2006, 19 25 Perbandingan Algoritma Golub Kahan dan QR Simetri untuk Dekomposisi Nilai Singular Dieky Adzkiya, E. Apriliani, Bandung A.S. Jurusan

Lebih terperinci

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1 Hardisk 8 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7..1 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu citra yang akan mengalami proses pengenalan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d Jurnal Matematika Statistika & Komputasi 1 Vol No 201 Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d Taufik Akbar Muh Zakir uh Nur Abstrak Sebuah ruang vektor dapat dilengkapi lebih dari satu buah norm Hal yang sama

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LINIER (Kajian Fungsi antar Ruang Vektor)

TRANSFORMASI LINIER (Kajian Fungsi antar Ruang Vektor) Outline TRANSFORMASI LINIER (Kajian Fungsi antar Ruang Vektor) Drs. Antonius Cahya Prihandoko, M.App.Sc PS. Pendidikan Matematika PS. Sistem Informasi University of Jember Indonesia Jember, 2009 Outline

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN Herfina 1) 1) Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Ciheuleut Bogora email : herfinario@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Objek dan Assessor dari Data Ranking Tidak Lengkap Menggunakan DISTATIS Irlandia Ginanjar 1, 2, *, Bambang Widjanarko O.

Analisis Objek dan Assessor dari Data Ranking Tidak Lengkap Menggunakan DISTATIS Irlandia Ginanjar 1, 2, *, Bambang Widjanarko O. Analisis Objek dan Assessor dari Data Ranking Tidak Lengkap Menggunakan DISTATIS Irlandia Ginanjar 1,, *, Bambang Widjanarko O. 1 1 Jurusan Statistika ITS, Surabaya, Jurusan Statistika UNPAD, Bandung email

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGGI TITIK DENGAN TEKNIK PERATAAN PARAMETER DAN TEKNIK PERATAAN BERSYARAT

PENENTUAN TINGGI TITIK DENGAN TEKNIK PERATAAN PARAMETER DAN TEKNIK PERATAAN BERSYARAT PROSID ING 0 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN TINGGI TITIK DENGAN TEKNIK PERATAAN PARAMETER DAN TEKNIK PERATAAN BERSYARAT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

KEKONVEKSKAN DAERAH FISIBEL SECOND ORDER CONE PROGRAMMING DENGAN NORMA 1

KEKONVEKSKAN DAERAH FISIBEL SECOND ORDER CONE PROGRAMMING DENGAN NORMA 1 KEKONVEKSKAN DAERAH FISIBEL SECOND ORDER CONE PROGRAMMING DENGAN NORMA 1 Caturiyati 1, Ch. Rini Indrati 2, Lina Aryati 2 1 Mahasiswa Program Studi S3 Matematika FMIPA UGM dan dosen Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

GENERALIZED INVERSE. Musafir Kumar 1)

GENERALIZED INVERSE. Musafir Kumar 1) GENERALIZED INVERSE Musafir Kumar 1) 1) Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menhgetahui pengertian dari generalized inverse. Teorema-teorema dan sifat-sifat yang

Lebih terperinci

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah Matematika II : Vektor Dadang Amir Hamzah sumber : http://www.whsd.org/uploaded/faculty/tmm/calc front image.jpg 2016 Dadang Amir Hamzah Matematika II Semester II 2016 1 / 24 Outline 1 Pendahuluan Dadang

Lebih terperinci

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION Agus Setiawan Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Content-Based Image Retrieval (CBIR) adalah proses untuk mendapatkan suatu citra berdasarkan konten-konten tertentu, konten yang dimaksud dapat berupa tekstur, warna, bentuk. CBIR pada dasarnya

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS Kartika Gunadi Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Petra e-mail: kgunadi@peter.petra.ac.id,

Lebih terperinci

Artha Ida Sri Anggriyani

Artha Ida Sri Anggriyani ANALISIS BIPLOT ROW METRIC PRESERVING UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PROVIDER TELEPON SELULER PADA MAHASISWA S1 FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SKRIPSI Disusun Oleh : Artha Ida Sri Anggriyani 24010211130032

Lebih terperinci

ESTIMATOR FUNGSI PDF. Pertemuan 4

ESTIMATOR FUNGSI PDF. Pertemuan 4 ESTIMATOR FUNGSI PDF Pertemuan 4 1 Bangkitkan data dimensi sebanyak N = 500 yang terdistribusi Gaussian N(m,S) dan rerata m = [0 0] T dan kovarian dengan Plot data yg dibangkitkan tsb, pengertian apa yg

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH Nur Aeni, S.Si., M.Pd Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM nuraeniayatullah@gmail.com ABSTRAK Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 1 Edisi: Januari Juni

Lebih terperinci

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik yang bertujuan memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain.

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01 No. 1 (2012) hal 23 30. METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Anastasia Tri Afriani

Lebih terperinci

STMIK MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012

STMIK MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012 STMIK MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012 RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN KARAKTER MANDARIN BERBASIS PENGENALAN KARAKTER DENGAN METODE PCA

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar

Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar Pratama Nugraha Damanik 13513001 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto (versi 1.3) Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami

Lebih terperinci

8.1 Transformasi Linier Umum. Bukan lagi transformasi R n R m, tetapi transformasi linier dari

8.1 Transformasi Linier Umum. Bukan lagi transformasi R n R m, tetapi transformasi linier dari 8.1 Transformasi Linier Umum Bukan lagi transformasi R n R m, tetapi transformasi linier dari ruang vektor V vektor W. Definisi Jika T: V W adalah suatu fungsi dari suatu ruang vektor V ke ruang vektor

Lebih terperinci

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI SAP (1) Buku : Suryadi H.S. 1991, Pengantar Aljabar dan Geometri analitik Vektor Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor Susunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - -

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - - 3 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan salah satu metode analisis peubah ganda yang bertujuan untuk mengelompokkan objek kedalam kelompok kelompok tertentu yang

Lebih terperinci

Oleh : Rahanimi Pembimbing : Dr. M Isa Irawan, M.T

Oleh : Rahanimi Pembimbing : Dr. M Isa Irawan, M.T PERAMALAN JUMLAH MAHASISWA PENDAFTAR PMDK JURUSAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN RELASI LOGIKA FUZZY (STUDI KASUS di INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA) Oleh : Rahanimi

Lebih terperinci

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,

Lebih terperinci

Ruang Norm-2 dan Ruang Hasil Kali Dalam-2

Ruang Norm-2 dan Ruang Hasil Kali Dalam-2 Jurnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volume 0 No, Oktober 04, pp 39-45 Ruang Norm- dan Ruang Hasil Kali Dalam- J.Manuhutu, Y.A.Lesnussa, H. Batkunde JurusanMatematika Fakultas MIPA UniversitasPattimura

Lebih terperinci

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor VEKTOR GAYA Perkalian dan Pembagian vektor dengan scalar Jika vektor dikalikan dengan nilai positif maka besarnya meningkat sesuai jumlah pengalinya. Perkalian dengan bilangan negatif akan mengubah besar

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel Principal Component Analysis Fungsi Polinomial Dalam Menyelesaikan Masalah Pengelompokan Plot Peubah Ganda

Penggunaan Kernel Principal Component Analysis Fungsi Polinomial Dalam Menyelesaikan Masalah Pengelompokan Plot Peubah Ganda Penggunaan Kernel Principal Component Analysis Fungsi Polinomial Dalam Menyelesaikan Masalah Pengelompokan Plot Peubah Ganda Sueharti Maatuil, Hanny A. H. Komalig, Charles Mongi 3 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

Bagan Kendali Rasio Likelihood dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang dan Industri

Bagan Kendali Rasio Likelihood dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang dan Industri Vol. 10, No. 1, 26-34, Juli 2013 Bagan Kendali Rasio Likelihood dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang dan Industri Andi Fitri Ayu 1, Erna Tri Herdiani 1, M. Saleh AF 1, Anisa 1, Nasrah Sirajang 1 Abstrak

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Metode Energi

Prinsip Dasar Metode Energi Mata Kuliah : Analisis Struktur Kode : TSP 202 SKS : 3 SKS Prinsip Dasar Metode Energi Pertemuan - 1 TIU : Mahasiswa dapat menghitung perpindahan/deformasi struktur TIK : Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK VARIAN KOVARIAN YANG ROBUST

ANALISIS KOMPONEN UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK VARIAN KOVARIAN YANG ROBUST ANALISIS KOMPONEN UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK VARIAN KOVARIAN YANG ROBUST Irwan Sujatmiko, Susanti Linuwih, dan Dwi Atmono A.W. Jurusan Statistika ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 6 Abstract. The present

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci