BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun dengan beberapa algoritmaalgoritma baru, antara lain K-means Clustering, dsb. Permasalahannya adalah apakah metode-metode tersebut mampu melakukan segmentasi citra secara akurat? Hal ini dapat terjadi karena dalam proses segmentasi citra, input-input data dari citra tersebut sering bersifat tidak pasti atau tidak lengkap, hal tersebut akan sangat menyulitkan untuk menentukan batas-batas yang jelas untuk men-segmentasi citra tersebut. Ketidakpastian suatu inputan data dalam proses segmentasi dapat berakibat fatal terhadap hasil output yang dihasilkan, hasil output yang tidak akurat akan menyebabkan terjadinya kesalahan pengambilan keputusan. Citra SPOT (Satellite Pour l'observation de la Terre) adalah citra dengan resolusi tinggi yang menggambarkan permukaan bumi yang dihasilkan oleh sistem satelit dan diambil dari luar angkasa. Citra ini terdiri dari ratusan sampai ribuan jumlah warna didalamnya, dimana setiap kumpulan warna menunjukan informasi penting yang dibutuhkan dalam memproses suatu citra SPOT. Untuk menganalisa dan mendapatkan informasi yang akurat dari suatu citra SPOT dibutuhkan sistem yang mampu mensegmentasi bagian-bagian tersebut menjadi bagian-bagian yang jelas yang kemudian akan diterjemahkan menjadi sebuah informasi yang mudah untuk dimengerti dan

2 62 dipahami. Karena hal tersebut terjadinya kebutuhan yang sangat tinggi terhadap sebuah sistem segmentasi citra untuk mengolah dan menganalisa citra SPOT. Selain karena kebutuhan yang sangat tinggi akan sistem segmentasi yang baik untuk mengolah citra SPOT, proses segmentasi citra itu sendiri memiliki tingkat kesulitan tertinggi saat memproses citra SPOT atau citra kedokteran (Medical Image). Kesulitan dalam proses segmentasi citra pada citra SPOT terjadi akibat dari banyaknya jumlah warna yang mencapai ratusan sampai ribuan warna, dimana sistem segmentasi citra tersebut harus mampu menentukan batas-batas dan mengelompokan masingmasing warna menjadi beberapa bagian warna secara jelas dengan memperhitungkan komposisi warna pada setiap kelompok. Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini: Gambar 3.1 Komposisi Warna Pada Citra SPOT

3 63 Dari gambar 3.1 diatas dapat diketahui seberapa banyak jumlah variasi warna didalam sebuah citra SPOT, hal inilah yang menyebabkan proses segmentasi citra pada citra SPOT memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk menghasilkan sebuah sistem segmentasi citra yang akurat, maka citra SPOT menjadi fokus pembahasan dalam skripsi ini. Pada proses menentukan batas-batas dan mengelompokan masing-masing warna terjadi pokok permasalahan dimana, ketidakpastian input dari citra yang akan disegmentasi menyebabkan batasan-batasan input yang akan disegmentasi menjadi tidak jelas. Hal ini akan menyebabkan proses segementasi yang salah. Metode yang ada sekarang ini dapat dikategorikan sebagai metode supervised learning dimana metode ini membutuhkan inputan-inputan sampel dari user untuk membantu proses dalam metode ini, pengambilan sampel input yang salah akan berakibat fatal dalam pengolahan data dan proses pengelompokan data (clustering). Hal ini terjadi pada metode konvensional seperti metode K-Means Clustering yang banyak digunakan dalam melakukan segmentasi citra. Masalah ketidakpastian input dalam proses segmentasi citra dengan metode K- Means Clustering terjadi pada saat metode tersebut tidak mampu mengelompokan (Clustering) data secara akurat berdasarkan warna yang diambil dari input sampel oleh user. Hal ini akan berakibat fatal pada citra hasil segmentasi dimana pada citra tersebut akan terlihat kesalahan segmentasi. Hal tersebut terjadi karena adanya input yang tidak jelas sehingga sulit untuk menentukan batasan yang tepat. Maka, data-data yang memiliki nilai yang berdekatan akan dimasukkan kedalam kelompok yang sama. Hal tersebut dapat dilihat lebih jelas dari tabel dibawah ini:

4 64 Tabel 3.1 Masalah Ketidakpastian Pada Metode Konvensional Citra Asli Citra Hasil Segmentasi (K-Means Clustering) Seperti yang terlihat pada tabel 3.1 diatas, masalah segmentasi terjadi pada bagian-bagian tertentu dimana input yang didapat tidak pasti hal tersebut dapat diketahui pada gambar dibawah ini:

5 65 Gambar 3.2 Ketidakpastian Pada Citra Pada gambar 3.2 ini dapat dilihat bahwa setiap piksel dalam citra ini pada bagian tertentu memiliki nilai RGB (Red Green Blue) yang berdekatan sehingga menyebabkan ketidakpastian input yang mengakibatkan terjadinya kesalahan segmentasi.. Gambar 3.3 Kesalahan Segmentasi Yang Terjadi

6 66 Pada gambar 3.3 dapat dilihat dengan jelas terjadinya kesalahan segmentasi, hal tersebut terjadi akibat dari ketidakpastian input dari citra dimana citra tersebut pada bagian tertentu memiliki nilai RGB yang berdekatan sehingga menyulitkan untuk menentukan batasan-batasan yang jelas dalam untuk melakakukan segmentasi citra. Untuk menentukan suatu citra hasil segmentasi memiliki keakuratan yang baik terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan antara lain : 1. Mampu membedakan citra berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dan mampu memperlihatkan batas-batas yang jelas antara masing-masing segmen. 2. Mampu memberikan informasi yang jelas tentang obyek yang telah di segmentasikan. 3. Mampu menghasilkan hasil segmentasi yang stabil melalui beberapa percobaan terhadap citra yang sama. Berdasarkan kriteria diatas maka dapat diketahui apakah output citra yang dikelompokkan termasuk output citra yang baik bila dibandingkan dengan citra yang di segmentasi dengan metode lainnya. Oleh karena itu pemilihan metode yang tepat untuk mengelompokkan citra tersebut agar menghasilkan citra output yang baik berdasarkan kriteria-kriteria diatas sangat penting, karena dengan menghasilkan output yang baik akan mempermudah dalam pengolahan informasi-informasi yang terdapat dalam citra tersebut dan meminimalisasi kesalahan dalam proses pengambilan keputusan.

7 Pemecahan Masalah Berdasarkan analisis permasalahan yang ada, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi adalah dalam proses pengelompokkan citra terdapat datadata input yang kurang akurat dan tidak lengkap, serta batasan-batasan aturan-aturan dalam menentukan kelompok yang tidak jelas. Pemilihan metode yang baik untuk menyelesaikan masalah ini merupakan hal penting dalam penelitian ini. Metode logika samar (Fuzzy Logic) yang mampu mentoleransi input data yang tidak lengkap atau tidak tepat adalah salah satu pilihan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Metode logika samar ini termasuk kategori metode unsupervised learning, dimana pada prosesnya metode ini tidak membutuhkan inputan sampel dari user sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat dan lebih stabil. Hal ini dapat terjadi karena dengan proses unsupervised learning telah meminimalisasi terjadinya kesalahan inputan sampel. Pada logika samar input data akan diolah dan diproses menjadi derajat keanggotaan yang menunjukan kedekatan masing-masing input data, sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan derajat keanggotaannya. Metode logika samar ini lebih dikenal dengan metode Fuzzy C-Means Clustering. Fuzzy C-Means (FCM) adalah suatu teknik pengclusteran data dimana keberadaan tiap-tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster, yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masi belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimisasi fungsi obyektif yang menggambarkan jarak

8 68 dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot oleh derajat keanggotaan titik data tersebut. Dengan Fuzzy C-Means kita akan mendapatkan hasil yang cukup akurat dibandingkan dengan cara-cara konvensional yang sudah ada seperti K-Means Clustering. Metode K-Means Clustering adalah memilah data menjadi cluster dan data tersebut hanya milik cluster tersebut saja, tetapi algoritma yang digunakan Fuzzy C- Means tidak hanya memilah data menjadi milik sebuah cluster saja, tetapi data tersebut masih merupakan milik cluster yang lain dan dapat dibedakan dari derajat keanggotaan yang didapat dari hasil komputasi dengan Fuzzy C-Means. Hal ini membuat hasil cluster dari Fuzzy C-Means lebih konvergen hasilnya dibandingkan K-Means Clustering tersebut sehingga data yang didapat lebih akurat, karena dengan metode fuzzy, akan didapat hasil yang bervariasi dan tidak hanya 0 atau 1 yang didapat dari metode K- Means Clustering. Algoritma proses segmentasi citra bedasarkan warna yaitu input dari citra SPOT yang berupa citra RGB akan diproses oleh fungsi Fuzzy C-Means Clustering yang disebut juga sebagai proses pengolahan citra. Output yang dihasilkan dari proses pengolahan citra ini adalah derajat keanggotan dari setiap piksel berdasarkan masingmasing cluster. Output ini kemudian menjadi input untuk proses pengelompokan atau segmentasi, proses yang dilakukan adalah mengelompokan masing-masing piksel kedalam kelompok warna (cluster) masing-masing yang telah ditentukan berdasarkan derajat keanggotaan diatas 0,5. Proses ini akan menghasilkan output citra baru dengan pengelompokan berdasarkan warna (cluster) yang telah ditentukan dan output data baru yang berisi data citra per cluster yang ada. Output data baru tersebut yang akan digunakan dalam proses pembuatan citra baru hasil segmentasi, dimana citra baru

9 69 tersebut hanya akan menampilkan citra dengan warna sesuai dengan cluster yang telah ditentukan. Algoritma proses segmentasi citra ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.4 Algoritma proses segmentasi citra berdasarkan Fuzzy C-Means Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode Fuzzy C-Means Clustering dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam proses segmentasi citra.

10 Perancangan Prosedur Segmentasi Citra SPOT Pada bagian ini akan dibahas mengenai perancangan untuk sistem pengelompokkan citra yang akan dibuat. Dimulai dari penjelasan tentang metode Fuzzy C-Means secara keseluruhan, termasuk didalamnya proses pengelompokkan citra, penjejakan kontur (Contour Tracing) adalah pemberian tepi pada gambar agar terlihat batas dari bagian-bagian yang dianggap berlainan obyek, dan kita dapat mengetahui bahwa obyek yang dipisahkan oleh garis batas tersebut adalah obyek yang berbeda. Citra yang dapat digunakan dan juga mengenai perancangan layar dari piranti lunak yang akan dibuat. Untuk lebih jelas tentang proses segmentasi citra yang akan dibahas pada bagian ini dapat dilihat pada contoh gambar dibawah ini. Gambar 3.5 Proses segmentasi Citra

11 71 Proses segementasi citra yang dilakukan dari gambar 3.5 yaitu proses memasukkan citra yang akan disegmentasi kedalam aplikasi (load image), lalu dilakukan proses pegelompokan citra yang terdiri dari proses Fuzzy C-Means dan proses Contour Tracing. Pada proses Fuzzy C-Means terjadi 3 proses didalamnya yaitu proses fuzzifikasi, pengelompokan (clustering), lalu defuzzifikasi. Output dari proses ini akan dilakukan proses perbaikan citra dengan metode penjejakan kontur (Contour Tracing). Setelah proses dari penjejakan kontur akan dihasilkan output berupa citra hasil segmentasi Gambaran Metode Fuzzy C-Means Fuzzifikasi adalah proses mengubah nilai-nilai yang tadinya bernilai pasti menjadi nilai yang bersifat samar. Contohnya: Andi berusia 50 tahun menjadi Andi tua. Defuzzifikasi adalah proses kebalikannya yaitu mengubah nilai yang bersifat samar menjadi nilai yang pasti. Sedangkan proses clustering di dalam Fuzzy C-Means mempunyai beberapa langkah penting. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode Fuzzy C-Means adalah : 1. Pilih jumlah cluster atau jumlah segmentasi yang diinginkan. 2. Secara random inisialisasi sebanyak jumlah cluster yang diinginkan didalam gambar sebagai titik tengah dari cluster tersebut. 3. Komputasi titik tengah cluster-cluster tersebut.. 4. Pindahkan titik tengah cluster ke titik tengah baru yang didapat dari hasil komputasi.

12 72 5. Ulangi kedua langkah terakhir sampai kriteria konvergensi telah terpenuhi, atau sampai titik-titik tengah tersebut tidak berubah keadaannya. 6. Setelah kriteria tersebut terpenuhi, maka akan didapat derajat keanggotaan dari masing-masing data. 7. Klasifikasikan data tersebut kedalam cluster-cluster yang telah ditentukan. Untuk lebih jelas tentang langkah-langkah Fuzzy C-Means dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini Gambar 3.6 Langkah-langkah Fuzzy C-Means Fungsi Fuzzy C-Means ini telah disediakan oleh MATLAB 7.1 dan dapat langsung dipakai dengan fungsi sebagai berikut: [CENTER, U, OBJ_FCN] = FCM (DATA, N_CLUSTER) Input :

13 73 DATA = Matrix dari image yang ingin diproses N_CLUSTER = Jumlah cluster yang diinginkan Output : CENTER U = Matrix yang berisi centroid dari titik koordinat data. = Matrix grade dari titik koordinat data. Jika 0 = tidak masuk cluster, 1= masuk cluster tersebut. Jika antara 0-1 maka data tersebut masih merupakan milik cluster lain. Untuk contoh proses pengelompokkan tersebut dijalankan, dapat dilihat pada gambar dibawah ini dengan menggunakan 2 cluster. Gambar 3.7 Gambar Awal Contoh Proses Fuzzy C-Means

14 74 Gambar 3.8 Inisialisasi k Cluster Fuzzy C-Means Gambar 3.9 Pengambilan titik tengah Cluster Fuzzy C-Means

15 75 Gambar 3.10 Iterasi ke-5 Fuzzy C-Means Gambar 3.11 Iterasi ke-10 Fuzzy C-Means

16 76 Gambar 3.12 Iterasi ke-13 (stop karena tidak ada perubahan) U =

17 77 Membership function U: 1. 5 data pertama masuk pada cluster kedua 2. 5 data terakhir masuk pada cluster pertama Penjejakan Kontur (Contour Tracing) Tujuan penjejakan kontur adalah pemberian tepi pada gambar agar terlihat batas dari bagian-bagian yang dianggap berlainan obyek, dan kita dapat mengetahui bahwa obyek yang dipisahkan oleh garis batas tersebut adalah obyek yang berbeda. Sebenarnya pokok dari proses penjejakan kontur ini adalah mengetahui sejauh mana luas wilayah suatu obyek yang terdapat pada citra. penjejakan kontur juga memudahkan kita untuk melakukan filling pada citra, agar citra yang kita lihat dapat lebih jelas. Proses filling ini digunakan agar tidak menimbulkan kerancuan obyek pada citra. penjejakan kontur banyak digunakan untuk citra-citra yang berbasiskan biner, atau disebut juga gambar hitam putih. Oleh karena itu citra yang akan dipakai dalam skripsi ini harus diubah dulu ke dalam format biner atau hitam putih agar dapat di trace batas-batasnya. Inti dari penjejakan kontur adalah berjalan disekitar wilayah hitam kembali ke titik hitam awal sehingga mendapatkan suatu area. Wilayah hitam yang dilalui oleh contour adalah yang termasuk dalam obyek dan wilayah putih yang dilalui contour adalah termasuk obyek lain. Cara kerja penjejakan kontur adalah selama pointer menunjuk warna hitam, maka pointer akan bergerak ke kiri, dan bila pointer menunjuk warna putih, maka pointer akan bergerak ke kanan. Dengan cara ini maka akan terbentuk area yang tertutup dengan garis batas yang terlihat dengan jelas. Contoh gambar penjejakan kontur yang telah disediakan MATLAB 7.1 adalah sebagai berikut :

18 78 Gambar 3.13 Contoh Gambar penjejakan kontur Langkah-langkah untuk menggunakan contour dalam gambar SPOT yang akan dipakai adalah: 1. Setelah gambar SPOT tersebut telah di-cluster dengan FCM maka gambar tersebut kita ubah menjadi gambar hitam putih/biner. 2. Trace garis-garis batas yang akan dibedakan obyeknya. 3. Setelah mendapatkan garis-garis batas tersebut, maka ubah gambar hitam putih tersebut ke bentuk warna lagi atau bentuk RGB. 4. Hasil dari garis batas tersebut adalah obyek-obyek berbeda, dalam hal ini obyek perumahan, laut/danau, daratan, gunung, dan lain-lain. dibawah ini. Untuk lebih jelas tentang proses penjejakan kontur dapat dilihat pada gambar

19 79 Gambar 3.14 Proses Penjejakan Kontur Citra yang Dapat Dipakai Untuk melakukan penelitian tentang pengelompokkan citra menggunakan kita harus mengetahui citra yang akan dipakai. Dalam hal ini citra yang dipakai adalah citra dari gambar satelit yang berisi perumahan, jalan, laut, dll atau disebut juga SPOT. Contoh citra-citra yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:

20 80 Gambar 3.15 Contoh citra yang dapat dipakai Dari gambar 3.15 kita mengetahui citra yang dapat dipakai sebagai sistem pengelompokkan citra pada skripsi ini. Citra yang dipakai kemudian di-load kedalam program, dan kemudian dilakukan proses pengelompokkannya. Didalam proses pengelompokkan, citra akan diubah menjadi format biner atau hitam putih agar dapat di penjejakan kontur. Citra yang hitam putih tersebut setelah mendapatkan hasil contournya akan diubah kembali menjadi bentuk warna / RGB sehingga terlihat dengan jelas bentuk obyek yang dibedakan Rancangan Aplikasi Agar mempermudah penelitian ini maka dilakukan perancangan sebuah aplikasi untuk membantu pemahaman tentang proses segmentasi citra SPOT dan membantu proses evaluasi penelitian ini. Aplikasi ini terdiri dari 2 fungsi utama yaitu: 1. Fungsi Fuzzy C-Means Segmentation Fungsi ini akan melakukan proses segmentasi citra dengan metode Fuzzy C- Means Clustering yang akan menghasilkan citra baru hasil segmentasi.

21 81 2. Fungsi Show Information Fungsi ini akan mengolah citra baru hasil segmentasi menjadi informasiinformasi yang lebih mudah dimengerti dan dipahami. Layar aplikasi ini dirancang dalam 3 bagian utama, yaitu Menu Area, Picture Area, Segmentation Menu, dan Information Area. Menu Area merupakan menu bar. Picture Area adalah tempat menunjukkan input dan output dari citra yang ingin ditampilkan. Menu Area adalah tombol-tombol dari perintah untuk melakukan segmentasi citra. Information Area berisi informasi-informasi yang ditampilkan dari hasil segmentasi. Gambar 3.16 Rancangan Area Layar

22 82 Menu Area terdiri dari 3 menu, yaitu menu File yang terdiri dari Open Image dan Save Image, yang akan digunakan untuk me-load citra yang akan di segmentasi maupun menyimpan citra yang sudah disegmentasi ke dalam komputer. Menu berikutnya adalah menu About Us yang menampilkan pembuat aplikasi. Selanjutnya adalah menu Exit yang akan digunakan untuk keluar dari program. Picture Area adalah tempat yang akan digunakan untuk citra yang di-load dari sub menu Open Image yaitu satu buah axes. Segmentation Menu terdiri dari 2 button yaitu: 1. 1 tombol Fuzzy C-Means Segmentation untuk memproses citra dengan metode Fuzzy C-Means tombol Show Information digunakan untuk mengolah citra output hasil segmentasi dan menampilkannya di Information Area. Information Area adalah tempat yang akan digunakan untuk menampilkan informasi yang didapat dari citra output hasil segmentasi Fuzzy C-Means, dimana terdapat 6 tombol berdasarkan masing-masing warna cluster dan interpretasi warna tersebut agar mudah dimengerti oleh user, serta persentase jumlah warna tersebut yang terdapat dalam citra output tersebut. Lebih jelasnya diperlihatkan seperti gambar dibawah ini :

23 Gambar 3.17 Rancangan Layar 83

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 84 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yaitu spesifikasi sistem dan cara menggunakan aplikasi segmentasi citra dengan menggunakan metode Fuzzy C- Means

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Walaupun logika samar adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 SEGMENTASI CITRA SPOT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY C-MEANS Jimmy Johan / 0700708953

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa 4.1.1 Analisis Data Pada tahap analisa data ini akan dibahas mengenai citra CT Scan yang akan dilakukan proses segmentasi atau pengelompokan data. Data citra

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan oleh

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan oleh 23 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem kali ini berupa rancangan untuk mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang antara lain bidang teknologi informasi, arkeologi, astronomi, biomedis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dan pembahasan dari aplikasi keamanan data pada citra menggunakan algoritma vigenere. Tampilan ini dibuat sedemikian rupa untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisa Perbandingan Aplikasi Sebelumnya Gambar 3.1 Gambar Tampilan GeoSeg Versi 1.0.0.0 (Sumber Charles:2012) Pada aplikasi GeoSeg versi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang melakukan proses data mulai dari pengolahan citra otak hingga menghasilkan output analisa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN Abdul Aziz, S.Si, M.Si. Abstrak Teknik Fuzzy c-means clustering termasuk dalam salah satu keluarga clustering. Seperti teknik clustering

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor 3, November 2016

Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor 3, November 2016 PENGOLAHAN CITRA UNTUK IDENTIFIKASI TELUR BERDASARKAN UKURAN Syahrul Awalludin Sidiq, Dessy Irmawati Prodi Teknik Elektronika, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY Email: syahrul.awalludin@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM

BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM 3.1 Gambaran Umum Gambar 3.1 Gambar Keseluruhan Proses Secara Umum 73 74 Secara garis besar, keseluruhan proses dapat dikelompokkan menjadi

Lebih terperinci

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Septi Wulansari (5109100175) Pembimbing I: Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc.,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam pengerjaan perancangan dan pembuatan aplikasi pengenalan karakter alfanumerik JST algoritma Hopfield ini menggunakan software Borland Delphi 7.0. 3.1 Alur Proses Sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1 Algoritma Program Dibutuhkan algoritma untuk diimplementasikan ke dalam program aplikasi ini, yaitu langkah langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Form Master Pegawai

Gambar 5.1 Form Master Pegawai BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan gambaran mengenai hasil uji coba sistem/aplikasi yang telah di implementasikan.pada penelitian ini,penulis mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Proses masking terhadap citra bertujuan sebagai penandaan tempat pada citra yang akan disisipkan pesan sedangkan filtering bertujuan untuk melewatkan nilai pada

Lebih terperinci

V. IMPLEMENTASI SISTEM. yang dibutuhkan oleh sistem dari media penyimpan program ke dalam media

V. IMPLEMENTASI SISTEM. yang dibutuhkan oleh sistem dari media penyimpan program ke dalam media V. IMPLEMENTASI SISTEM A. Instalasi Sistem Instalasi sistem temukembali citra adalah proses menggandakan seluruh file yang dibutuhkan oleh sistem dari media penyimpan program ke dalam media penyimpan komputer.

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir apikasi image to text

Gambar 3.1. Diagram alir apikasi image to text ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dalam tahap ini penulis menganalisa kebutuhan dasar sistem. Analisa dilakukan terhadap data-data yang merepresentasikan masalah, sehingga dapat diketahui spesifikasi

Lebih terperinci

TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER

TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER Adhitya Novianto (G24080066) Geofisika Dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor Alat dan Bahan Seperangkat alat komputer Perangkat lunak ER Mapper Pada tutorial

Lebih terperinci

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS Oleh : Nengah Widya Utami 1629101002 PROGRAM STUDI S2 ILMU KOMPUTER PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2017 1. Definisi Clustering

Lebih terperinci

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI OLEH: FARIS SANTA EKA WIARTA NPM : 0736010025 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI - FTI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan BAB III DATASET DAN RANCANGAN PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang dataset citra yang digunakan dalam penelitian ini serta rancangan untuk melakukan penelitian. 3.1 DATASET PENELITIAN Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Pada penelitian ini dilakukan kombinasi edges detectionpada citra manuscripts kuno dengan mengimplementasikan metode gradientedges detection operator Sobel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Masalah Penggunaan citra digital telah menjadi semakin popular akhir-akhir ini. Hal ini menyebabkan program pengolah grafis untuk memanipulasi citra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

GABUNGAN METODE DJIKSTRA DAN FUZZY C-MEANS UNTUK PENENTUAN RUTE DAN JUMLAH OBYEK RINTANGAN

GABUNGAN METODE DJIKSTRA DAN FUZZY C-MEANS UNTUK PENENTUAN RUTE DAN JUMLAH OBYEK RINTANGAN ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL 21/No. 2/September 2014 GABUNGAN METODE DJIKSTRA DAN FUZZY C-MEANS UNTUK PENENTUAN RUTE DAN JUMLAH OBYEK RINTANGAN Setiawardhana 1, Sigit Wasista 2, Lotusia Putri Rizqi 2

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM Dari hasil perancangan yang dilakukan oleh penulis, pada bab ini disajikan implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan spesifikasi sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah sebagai berikut: Prosesor Intel Atom 1,6

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset

Lebih terperinci

BAB 3 PENDEKATAN LOGIKA SAMAR DALAM PEMROSESAN CITRA. Dalam dunia pemetaan untuk skala yang besar, teknik penginderaan jarak jauh

BAB 3 PENDEKATAN LOGIKA SAMAR DALAM PEMROSESAN CITRA. Dalam dunia pemetaan untuk skala yang besar, teknik penginderaan jarak jauh BAB 3 PENDEKATAN LOGIKA SAMAR DALAM PEMROSESAN CITRA 3.1 Pemrosesan Citra Konvensional. Dalam dunia pemetaan untuk skala yang besar, teknik penginderaan jarak jauh merupakan solusi yang sangat baik. Informasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari serangkaian uji coba dan analisa yang telah dilakukan pada aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku Perpustakaan STIKOM Surabaya Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA PADA PETA DENGAN METODE FUZZY C- MEANS

SEGMENTASI CITRA PADA PETA DENGAN METODE FUZZY C- MEANS SEGMENTASI CITRA PADA PETA DENGAN METODE FUZZY C MEANS Novanto Yudistira, S.Kom., M.Sc, Dinda Novitasari, W. Lisa Yunita, Nur Alfiyah, Chasandra Puspitasari, Arista Welasari Laboratorium Komputasi Cerdas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjuan pustaka merupakan acuan utama pada penelitian ini berupa beberapa studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan acuan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Metodologi penelitian berisi rencana kerja yang berurutan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Mesin hitung yang lazim disebut komputer dalam masa satu dekade terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Boleh dikatakan masa sekarang ini adalah masa keemasan bagi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AWAL PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN PROGRAM KONVENSIONAL SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGGUNAAN JARINGAN SARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI AWAL PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN PROGRAM KONVENSIONAL SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGGUNAAN JARINGAN SARAF TIRUAN IDENTIFIKASI AWAL PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN PROGRAM KONVENSIONAL SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGGUNAAN JARINGAN SARAF TIRUAN Soegianto Soelistiono, Ardan Listya Romdhoni Departemen Fisika Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM

BAB 3 ANALISA SISTEM BAB 3 ANALISA SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlakukan analisa yang tepat, sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sesuai seperti yang diinginkan. Setelah dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis dan proses perancangan. Bagian analisis meliputi deskripsi umum sistem yang dibangun, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan data mining varian produk elektronik sound system dengan metode K-Means Clustering yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. Dalam penulisan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Sebab ide dasar

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Sebab ide dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari implementasi sistem untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memindahkan data secara manual ke dalam komputer untuk dapat diolah lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. memindahkan data secara manual ke dalam komputer untuk dapat diolah lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang terus berkembang membuat sistem komputerisasi bergerak dengan cepat, namun hal ini tidak seimbang dengan kemampuan manusia memindahkan data secara manual

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 590~595 PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION 590 Indra Gunawan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat mencapai gelas Sarjana Komputer MUHAMMAD PRAYUDHA 061401016 PROGRAM

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Bab III ANALISIS&PERANCANGAN Pada penelitian sebelumnya yaitu ANALISIS CBIR TERHADAP TEKSTUR CITRA BATIK BERDASARKAN KEMIRIPAN CIRI BENTUK DAN TEKSTUR (A.Harris Rangkuti, Harjoko Agus;

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan.

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan. BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1. Algoritma Program Untuk mengimplementasikan ke dalam program aplikasi dibutuhkan algoritma, yaitu langkah-langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

Perancangan Deteksi Citra USG Kepala Janin untuk mencari Biparetal Diameter dan Head Circumference

Perancangan Deteksi Citra USG Kepala Janin untuk mencari Biparetal Diameter dan Head Circumference Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Deteksi Citra USG Kepala Janin untuk mencari Biparetal Diameter dan Head Circumference Putu Desiana Wulaning

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION RULIAH Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Loktabat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan gambaran umum nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar amerika, metode penelitian, perancangan program aplikasi, rancangan perangkat lunak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION Abdi Haqqi An Nazilli 1, Deddy Kusbianto Purwoko Aji 2, Ulla Delfana Rosiani 3 1,2 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan yang saling berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Flowchart tahapan penelitian yang dilakukan dapat

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 21 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Arsitektur Sistem Template Formulir Sample Karakter Pengenalan Template Formulir Pendefinisian Database Karakter Formulir yang telah diisi Pengenalan Isi Formulir Hasil

Lebih terperinci

FERY ANDRIYANTO

FERY ANDRIYANTO SISTEM ANALISA IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA SKRIPSI Oleh : FERY ANDRIYANTO 0734010123 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan perangkat lunak dari sistem biometrik sidik jari dibuat dibagi menjadi 2 module utama yakni : module enhencement sidik jari berikut aplikasi penyimpanan kedalam database

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Abstrak Segmentasi citra merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan citra yang penting, terutama dalam dunia medis. Apabila seorang dokter

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat setelah melakukan analisa dan perancangan aplikasi filter sobel

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Rancangan Aplikasi Program aplikasi motion detection yang akan dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya yaitu sub menu file,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari para konsumen terhadap

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari para konsumen terhadap BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari para konsumen terhadap produk PT.Warna Mardhika. Respon tersebut diketahui dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang

Lebih terperinci

Penyusun Tugas Akhir : Ivan Hardiyanto (NRP : ) Dosen Pembimbing : Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom Rully Soelaiman, S.Kom, M.

Penyusun Tugas Akhir : Ivan Hardiyanto (NRP : ) Dosen Pembimbing : Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom Rully Soelaiman, S.Kom, M. PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED FUZZY C- MEANS CLUSTERING ALGORITHM WITH IMPROVED FUZZY PARTITIONS (Kata kunci: Algoritma Fuzzy Clustering,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi saat ini tidak dapat dipisahkan dari multimedia. Data atau informasi yang terdapat pada multimedia tidak hanya disajikan dalam bentuk teks,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 23-28 IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS Ilham Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Teknologi, Fakultas

Lebih terperinci

Klasifikasi Mutu Buah Manggis Berdasarkan Warna Berbasis Fuzzy C Means dan Template Matching

Klasifikasi Mutu Buah Manggis Berdasarkan Warna Berbasis Fuzzy C Means dan Template Matching Klasifikasi Mutu Buah Manggis Berdasarkan Warna Berbasis Fuzzy C Means dan Template Matching Octa Heriana 1, Risanuri Hidayat 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci