PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT"

Transkripsi

1 PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT Oleh : DONNY WAHYU SAPUTRO G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT Sripsi Sebagai salah satu syarat untu memperoleh gelar Sarana Komputer pada Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Oleh : DONNY WAHYU SAPUTRO G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

3 ABSTRAK DONNY WAHYU SAPUTRO Pengenalan Karater Tulisan Tangan dengan Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Bali Resilient Dibimbing oleh PRAPTO TRI SUPRIYO dan AZIZ KUSTIYO Tenologi omputer telah banya diterapan untu membantu menyelesaian berbagai masalah Salah satu permasalahan tersebut adalah pengenalan arater tulisan tangan, yang telah lama diidentifiasi sebagai salah satu permasalahan yang sulit Untu memecahan masalah tersebut dirancang suatu perangat luna yang menerapan sistem yang menyerupai sistem era ota manusia yang dienal dengan aringan syaraf tiruan (JST) Dalam penelitian ini dibangun suatu sistem yang dapat melauan pengenalan citra-citra arater tulisan tangan menggunaan JST resilient bacpropagation (RPROP) Data yang diambil berupa arater numeral (0,1,2,,9) dari 13 orang dengan menggunaan media ertas Dari 13 orang tersebut 10 orang menulisan arater sebanya 2 ali, di mana penulisan pertama digunaan untu data pelatihan dan penulisan edua digunaan untu data penguian Tiga orang sisanya hanya menulisan arater sebanya 1 ali, arater tulisan tangan dari 2 orang digunaan untu menambah data pelatihan sedangan arater tulisan tangan dari 1 orang lainnya digunaan untu menambah data penguian Karater-arater tulisan tangan tersebut emudian diubah menadi citra digital dengan menggunaan scanner dan setiap arater disimpan sebagai satu file citra, sehingga didapat 230 buah file citra Dari data tersebut 120 citra digunaan sebagai data pelatihan dan 110 citra lainnya digunaan sebagai data penguian Sistem dibangun dengan graphical user interface (GUI) sehingga sistem mudah digunaan dan user-friendly Dari hasil percobaan didapatan parameter-parameter optimal yaitu JST dengan 80 neuron hidden, toleransi galat 10-5, Fator Nai sebesar 12 dan Fator Turun sebesar 07 Dengan penggunaan parameter-parameter tersebut sistem dapat mengenali arater tulisan tangan dengan tingat generalisasi tertinggi sebesar 9364% Kata unci : pengenalan arater tulisan tangan, aringan syaraf tiruan, propagasi bali resilient

4 Kupersembahan Karyau Untu Ibu, Bapa, dan Keluargau Tercinta

5 Judul Sripsi : Pengenalan Karater Tulisan Tangan dengan Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Bali Resilient Nama : Donny Wahyu Saputro NIM : G Menyetuui, Pembimbing I Pembimbing II Drs Prapto Tri Supriyo, MKom NIP Aziz Kustiyo, SSi, MKom NIP Mengetahui, Dean Faultas Matematia Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ir Yonny Koesmaryono, MS NIP Tanggal Lulus:

6 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada tanggal 31 Juli 1981 sebagai ana pertama dari tiga bersaudara, ana dari pasangan Budi Iswahyudi dan Betty Subardini Tahun 1999 penulis lulus dari SMU Negeri 3 Bogor dan pada tahun yang sama melanutan pendidian e Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui alur Uian Selesi Masu IPB (USMI) pada Departemen Ilmu Komputer, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Pada tanggal 3 Februari 2003 sampai dengan 3 April 2003, penulis melasanaan era prati di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Penulis ditempatan pada bagian Pusat Sistem Jaringan dan Standardisasi Data Spasial (PSJSDS) untu mengembangan Sistem Web Internal BAKOSURTANAL Sea Otober 2003 sampai dengan Januari 2005 Penulis pernah beera sebagai programmer di PT Epsylon Citra Informatia, yang bergera di bidang tenologi informasi Penulis cuup berpengalaman dalam mengembangan beberapa situs web dinamis dengan menggunaan PHP dan MySQL, situs yang telah dibuat penulis di antaranya adalah situs web Departemen Kehutanan Republi Indonesia

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala pui dan syuur penulis panatan epada Allah Subhanahu Wa Taala atas segala rahmat dan arunia-nya sehingga arya ilmiah ini berhasil diselesaian Topi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sistem pengenalan arater tulisan tangan, dengan udul Pengenalan Karater Tulisan Tangan dengan Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Bali Resilient Penulis mengucapan terima asih epada Bapa Drs Prapto Tri Supriyo, MKom, dan Bapa Aziz Kustiyo, SSi, MKom selau dosen pembimbing serta Bapa Irman Hermadi, SKom, MS selau dosen pengui yang telah memberian saran, oresi, dan bimbingan selama pengeraan tugas ahir ini Selanutnya penulis uga mengucapan terima asih epada: 1 Seluruh eluarga besar penulis, hususnya epada edua orang tua penulis tercinta, Ibu dan Bapa, serta adi penulis Siwi dan Onggo atas segala cinta asih, doa, esabaran, duungan, dan dorongan semangat epada penulis selama ini 2 Ade, Yustin dan Hadi yang bersedia menadi pembahas Erwin, Yogi, ilomerz 39 dan ilomerz 40 yang datang e seminar 3 Rahmat, Arum, Ipin, Dhia, Hanief, Basoro, Dewis, Pepen, Farid, Boy, Udho, Henny, Copit, dan rean-rean Ilomerz 36 Terima asih sebesar-besarnya atas semua duungan dan doanya Penelitian ini bisa diselesaian berat alian semua 4 Seluruh staf pengaar dan pegawai Departemen Ilmu Komputer 5 Semua rean, sahabat, dan saudara yang tida dapat penulis sebutan satu persatu Semoga arya ilmiah ini dapat bermanfaat Bogor, Desember 2006 Donny Wahyu Saputro vii

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABELix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRANix PENDAHULUAN1 Latar Belaang 1 Tuuan1 Ruang Lingup1 TINJAUAN PUSTAKA1 Representasi Citra Digital1 Normalisasi2 Jaringan Syaraf Tiruan 2 Propagasi Bali Resilient (RPROP) 2 METODE PENELITIAN4 Auisisi Data 4 Tahapan Pengenalan Karater4 Karateristi JST Yang Digunaan5 Parameter Penilaian Sistem 5 Lingungan Pengembangan 5 HASIL DAN PEMBAHASAN6 Menentuan Parameter-Parameter JST yang Optimal6 Mengui Parameter-Parameter JST yang Optimal9 Kelebihan dan Keterbatasan Sistem 9 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya 9 KESIMPULAN DAN SARAN10 Kesimpulan10 Saran10 DAFTAR PUSTAKA 10 LAMPIRAN11 viii

9 DAFTAR TABEL Halaman 1 Karateristi JST yang digunaan 5 2 Definisi target aringan5 3 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya10 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Representasi citra digital 1 2 Model JST sederhana 2 3 Model JST propagasi bali3 4 Tahapan Pengenalan4 5 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap umlah hidden neuron6 6 Grafi perbandingan epoch rata-rata terhadap hidden neuron 6 7 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap toleransi galat7 8 Grafi perbandingan epoch rata-rata terhadap toleransi galat7 9 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap FN8 10 Grafi perbandingan epoch rata-rata terhadap FN 8 11 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap FT 8 12 Grafi perbandingan epoch rata-rata terhadap FT9 13 Grafi generalisasi pada setiap ulangan 9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Algoritme JST RPROP 12 2 Tabel percobaan umlah hidden neuron dengan toleransi galat 10-5, Fator Nai sebesar 12 dan Fator Turun sebesar Tabel percobaan toleransi galat dengan 80 hidden neuron, Fator Nai sebesar 12 dan Fator Turun sebesar Tabel percobaan Fator Nai dengan 80 hidden neuron, toleransi galat 10-5 dan Fator Turun sebesar Tabel percobaan Fator Turun dengan 80 hidden neuron, toleransi galat 10-5 dan Fator Nai sebesar Hasil penguian menggunaan parameter-parameter JST yang optimal 19 ix

10 PENDAHULUAN Latar Belaang Saat ini pemanfaatan tenologi omputer telah banya diterapan dalam berbagai aspe ehidupan manusia Tuuan utamanya adalah untu membantu menyelesaian masalahmasalah tertentu Salah satu permasalahan tersebut adalah pengenalan arater tulisan tangan Pengenalan arater tulisan tangan telah lama diidentifiasian sebagai permasalahan yang sulit dipecahan oleh omputer (Tay & Khalid 1997) Untu memecahan masalah tersebut dirancang suatu perangat luna yang menerapan sistem yang menyerupai sistem era ota manusia yang dienal dengan aringan syaraf tiruan (neural networ) Jaringan syaraf tiruan merupaan salah satu teni untu pengenalan pola yang memilii emampuan yang sangat bai (Tay & Khalid 1997) Telah banya penelitian yang dilauan untu mengenali arater tulisan tangan, di antaranya dilauan oleh Nugroho (2003) yang menggunaan metode-metode aringan syaraf tiruan propagasi bali standar Penelitian tersebut masih dapat diembangan dengan penggunaan metode praproses dan uga penggunaan aringan syaraf tiruan yang lain dan uga diperluan ombinasi percobaan yang lebih banya Beberapa modifiasi dari prosedur propagasi bali telah diauan untu menambah ecepatan pembelaaran Martin Riedmiller dan Heinrich Braun telah mengembangan suatu metode yang disebut Resilient Bacpropagation (RPROP) Menurut Riedmiller & Braun (1993), algoritme RPROP seauh ini terbuti sebagai metode yang memilii ecepatan pembelaaran yang bai dan uga andal Salah satu elemahan aringan propagasi bali adalah pelatihan aan beralan dengan lambat ia dimensi input terlalu besar Untu mengatasi masalah tersebut biasanya dilauan praproses tertentu untu mengestrasi ciri pada data input sehingga dimensi input-nya menadi lebih ecil Algoritme RPROP mampu mengatasi masalah lambatnya watu pelatihan, sehingga praproses untu meredusi dimensi input tida perlu dilauan Dalam penelitian ali ini aan ditelaah pengenalan arater tulisan tangan dengan aringan syaraf tiruan RPROP Tuuan Tuuan dari penelitian ini adalah untu mengimplementasian aringan syaraf tiruan propagasi bali resilient dalam mengenali pola citra arater tulisan tangan Ruang Lingup Penelitian ini dibatasi pada pemrosesan citra digital dengan omposisi warna grayscale Karater tulisan tangan yang digunaan hanya dibatasi pada arater numeral Arabic (0,1,2,,9) TINJAUAN PUSTAKA Representasi Citra Digital Citra digital merupaan suatu fungsi intensitas cahaya dua dimensi f(x,y), dimana x dan y menunuan oordinat spasial Nilai f pada setiap titi (x,y) menunuan tingat ecerahan citra pada titi tersebut (Gonzales & Woods 2002) Citra digital dapat berupa citra dalam sala eabuan (grayscale) ataupun citra berwarna (color) Setiap citra digital direpresentasian dalam bentu matris yang beruuran m n dimana m dan n menunuan umlah baris dan olom matris tersebut Seperti yang diperlihatan pada Gambar 1 f (1,1) f (1,2) L f (1, n) = f (2,1) f (2,2) L f (2, n) f ( x, y) L L L L f ( m,1) f ( m,2) L f ( m, n) Gambar 1 Representasi citra digital Setiap elemen matris tersebut menunuan nilai pixel Suatu citra digital dengan format grayscale 8 bit memilii 256 intensitas warna pada setiap pixel-nya Nilai pixel tersebut berisar antara 0 sampai 255, dimana nilai 0 menunuan intensitas paling gelap, sedangan nilai 255 menunuan intensitas paling terang Citra arater tulisan tangan yang direpresentasian sebagai matris m n, dionversi menadi sebuah vetor olom yang disebut vetor citra Transpose dari vetor citra tersebut adalah sebagai beriut : f(x,y) T =[f(1,1) f(2,1) f(1,n) f(2,n) f(m,n)] 1

11 Normalisasi Proses pembelaaran JST dapat dieraan lebih efisien ia dilauan praproses tertentu pada input aringan Menurut Mathwors (1999), praproses dapat dilauan dengan cara menormalisasi data Tuuan normalisasi ini adalah untu mendapatan data dengan mean nol dan standar deviasi sama dengan satu Jia umpulan citra pelatihan terdiri dari p citra dan setiap citra I i beruuran n n direpresentasian sebagai vetor G i berdimensi n 2, terbentu matris A: A = [G 1 G 2 G p ] Normalisasi pada matris A dilauan dengan langah-langah sebagai beriut: 1 Cari mean dari tiap baris matris A p 1 μ i= pixel i p = 1 2 Sinyal-sinyal disampaian antar-neuron melalui suatu hubungan omuniasi 3 Setiap hubungan omuniasi memilii bobot tertentu yang aan dialian dengan sinyal yang disampaian melalui hubungan tersebut 4 Setiap neuron memilii fungsi ativasi yang aan menentuan sinyal output terhadap input yang diberian epadanya Sebagai contoh, neuron Y diilustrasian pada Gambar 2 menerima input dari neuron X 1,, X n Bobot pada hubungan dari X 1,, dan X n e neuron Y adalah w 1,, w n Input untu neuron e Y (y_in) adalah umlah peralian antara sinyal X 1,, X n dengan bobotnya sebagai beriut : y _ in = w1 x1 + + w n x n n = w i x i i= 1 dengan i = 1, 2,, n 2 2 Cari standar deviasi dari setiap baris matris A p 1 δ i= ( pixel i μ i) p 1 = 1 dengan i = 1, 2,, n 2 3 Kurangi setiap pixel dengan mean-nya lalu bagi dengan standar deviasi ( pixel i μ i) pixel _ normal i= δ i dengan i = 1, 2,, n 2 dan = 1, 2,, p Jia umpulan citra pelatihan dinormalisasi menggunaan langah-langah di atas, setiap citra input baru G uga harus dinormalisasi dengan menggunaan mean dan standar deviasi setiap baris matris A Jaringan Syaraf Tiruan Sebuah aringan syaraf tiruan (JST) adalah sebuah sistem pemrosesan informasi yang mempunyai arateristi serupa dengan aringan syaraf biologis (Fausett 1994) Jaringan syaraf tiruan merupaan generalisasi dari pemodelan matematis syaraf biologis, berdasaran asumsi bahwa: 1 Pengolahan informasi dilauan oleh elemen-elemen sederhana yang disebut neuron Gambar 2 Model JST sederhana Nilai ativasi y dari neuron Y ditentuan oleh fungsi ativasi terhadap input yang diterimanya, y=f(y_in) Fungsi ativasi merupaan fungsi yang menentuan level ativasi, yani eadaan internal sebuah neuron dalam aringan Output ativasi ini biasanya diirim sebagai sinyal e semua neuron pada layer di atasnya Propagasi Bali Resilient (RPROP) Propagasi bali merupaan algoritme pembelaaran yang terawasi (supervised learning) dan biasanya digunaan oleh aringan multilayer untu mengubah bobotbobot yang terhubung dengan semua neuron pada hidden layer (Kusumadewi 2004) 2

12 Jaringan propagasi bali memilii arateristi sebagai beriut: Jaringan multilayer o Arsitetur yang digunaan adalah aringan multilayer, yaitu satu input layer, satu output layer, dan satu atau lebih hidden layer JST propagasi bali dengan satu hidden layer ditunuan oleh Gambar 3 Pada gambar tersebut, input layer ditunuan oleh unit-unit X i, sementara output layer ditunuan oleh unit-unit Y Hidden layer ditunuan oleh unit-unit Z o Setiap neuron pada suatu layer dalam aringan propagasi bali mendapat sinyal input dari semua neuron pada layer sebelumnya beserta satu sinyal bias Fungsi ativasi o Fungsi ativasi yang umum digunaan pada JST propagasi bali adalah: Fungsi Sigmoid biner (output-nya memilii rentang [0,1]) 1 f ( x) = 1 + exp( x) dengan turunannya ' f ( x) = f ( x)[1 f ( x)] Fungsi Sigmoid bipolar (output-nya memilii rentang [-1,1]) 1 exp( x) f ( x) = 1 + exp( x) dengan turunannya ' 1 f ( x) = [1 + f ( x)][1 f ( x)] 2 Proses pelatihan aringan propagasi bali melibatan tiga tahap, yaitu: Feedforward Penghitungan nilai ativasi Setiap neuron pada hidden layer dan output layer menghitung masing-masing nilai ativasinya sesuai dengan fungsi ativasi yang digunaan Propagasi bali galat Setiap output neuron menghitung informasi galat antara nilai output yang dihasilan dan nilai target Informasi galat ini diiriman e layer di bawahnya (propagasi bali galat) Penyesuaian bobot-bobot aringan Setiap output neuron dan hidden neuron mengubah bias dan bobot-bobotnya sesuai dengan nilai galat Model JST propagasi bali dengan satu hidden layer ditunuan pada Gambar v 01 X 1 X i X m v0p v 11 v 1 v 1p v i1 vi v ip v 0 v m1 vm v mp w 01 w 0 w0n Z 1 w 11 w 1 w 1n Y 1 w 1 w Y Z w n w p1 w p Z p w pn input layer hidden layer output layer Gambar 3 Model JST propagasi bali Sebelum proses pelatihan dilauan, inisialisasi bobot awal merupaan satu hal yang perlu diperhatian, mengingat nilai bobot awal sangat mempengaruhi inera ahir aringan Inisialisasi bobot awal dapat dilauan menggunaan metode Nguyen- Widrow Metode Nguyen-Widrow aan menginisialisasi bobot-bobot aringan dengan nilai antara -05 sampai 05, sedangan bobotbobot dari input layer e hidden layer dirancang sedemiian rupa sehingga dapat meningatan emampuan hidden layer dalam melauan proses pelatihan Metode Nguyen-Widrow dilauan dengan menentuan terlebih dahulu fator pengali (β) yang didefinisian sebagai beriut: n p β = 07( p) 1 n Y n : umlah unit input : umlah unit tersembunyi Kemudian inisialisasian bobot-bobot dari input layer e hidden layer V i βv i( old) ( new) = V ( old) V i (old) = nilai aca antara -05 sampai 05 i = 1, 2,, m = 1, 2,, p Di sisi lain, bobot bias (V 0 ) diinisialisasi antara nilai β sampai dengan β 3

13 JST yang dibangun dengan strutur multilayer biasanya menggunaan fungsi ativasi sigmoid Fungsi ativasi ini aan membawa input dengan rentang yang ta terbatas e nilai output dengan rentang terbatas, yaitu antara 0 sampai 1 Salah satu arateristi dari fungsi sigmoid adalah gradien-nya aan mendeati nol, apabila input yang diberian sangat banya Gradien yang mendeati 0 aan menyebaban rendahnya perubahan bobot Apabila bobot-bobot tida cuup mengalami perubahan, maa algoritme aan sangat lambat untu mendeati nilai optimumnya (Kusumadewi 2004) Algoritme RPROP berusaha untu mengeliminasi besarnya efe dari turunan parsial dengan cara hanya menggunaan tanda turunannya saa dan mengabaian besarnya nilai turunan Tanda turunan ini aan menentuan arah perbaian bobot-bobot Besarnya perubahan setiap bobot ditentuan oleh suatu fator yang diatur pada parameter yang disebut Fator Nai (FN) atau Fator Turun (FT) Apabila gradien fungsi error berubah tanda dari satu iterasi e iterasi beriutnya, maa bobot aan berurang sebesar FT Sebalinya, apabila gradien error tida berubah tanda dari satu iterasi e iterasi beriutnya, maa bobot aan bertambah sebesar FN Apabila gradien error sama dengan 0, maa perubahan bobot sama dengan perubahan bobot sebelumnya Pada awal iterasi, besarnya perubahan bobot diinisialisasian dengan parameter delta0 Besarnya perubahan tida boleh melebihi batas masimum yang terdapat pada parameter deltamax, apabila perubahan bobot melebihi masimum perubahan bobot, maa perubahan bobot aan di set sama dengan masimum perubahan bobot Untu lebih elasnya algoritme RPROP disaian pada Lampiran 1 METODE PENELITIAN Auisisi Data Data awal diambil dari 13 orang dan data yang diambil berupa arater numeral (0,1,2,,9) dengan menggunaan media ertas Dari 13 orang tersebut 10 orang menulisan arater sebanya 2 ali, di mana penulisan pertama digunaan untu data pelatihan dan penulisan edua digunaan untu data penguian Tiga orang sisanya hanya menulisan arater sebanya 1 ali, dari 3 orang tersebut arater tulisan tangan dari 2 orang digunaan untu menambah data pelatihan sedangan arater tulisan tangan dari 1 orang lainnya digunaan untu menambah data penguian Karater-arater tulisan tangan tersebut emudian diubah menadi citra digital dengan menggunaan scanner dan setiap arater disimpan sebagai satu file citra, sehingga didapat 230 buah file citra Dari data tersebut 120 citra digunaan sebagai data pelatihan dan 110 citra lainnya digunaan sebagai data penguian Setiap citra disimpan dengan omposisi warna grayscale beruuran pixel Tahapan Pengenalan Karater Tahapan proses pengenalan arater tulisan tangan dapat dilihat pada Gambar 4 Gambar 4 Tahapan Pengenalan Pada setiap citra aan dilauan proses cropping (pemotongan) untu menghilangan bagian-bagian dari citra yang urang penting Bagian-bagian tersebut adalah sisi-sisi di bagian luar pola yang buan merupaan pola arater tulisan tangan Dari proses cropping aan dihasilan uuran citra yang beragam Kalau uuran citra terlalu besar aan memperlambat inera sistem Oleh arena itu, aan dilauan proses resizing untu meredusi dan menyeragaman uuran citra input Citra input aan diseragaman uurannya menadi citra grayscale beruuran Citra arater tulisan tangan beruuran aan direpresentasian menadi vetor olom 4

14 berdimensi 300 Dengan demiian seluruh data latih aan direpresentasian berupa matris beruuran Kemudian dilauan proses normalisasi data input dengan mengurangi intensitas setiap pixel dengan rataan nilai pixel dimensinya dan dibagi dengan standar deviasinya Tahap beriutnya adalah tahap pelatihan JST RPROP dengan menggunaan data pelatihan Kemudian dilauan proses penguian dengan menggunaan parameterparameter JST yang didapat dari proses pelatihan dan penguian dilauan dengan menggunaan data penguian Hasil dari proses penguian berupa tingat aurasi dan watu yang dibutuhan untu melauan pengenalan Karateristi JST Yang Digunaan Pada penelitian ini aan digunaan model JST dengan strutur yang ditunuan pada Tabel 1 Tabel 1 Karateristi JST yang digunaan Karateristi Spesifiasi Arsitetur 1 hidden layer Neuron input 300 Hidden neuron 10 sampai 100 Neuron output 10 Inisialisasi bobot Nguyen-Widrow Fungsi ativasi Sigmoid biner delta0 007 deltamax 50 Toleransi galat 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, 10-7, dan 10-8 FN 11, 12, 13, 14, 15, dan 16 FT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, dan 09 Masimum epoch 500 Jumlah output neuron disesuaian dengan banyanya elas target (pada penelitian ini terdapat 10 elas target) Setiap target aan merepresentasian satu arater tulisan tangan Elemen target e-i yang bernilai 1 merepresentasian elas target e-i Definisi target secara lengap dapat dilihat pada Tabel 2 Misalnya target dengan nilai elemen pertamanya satu dan yang lain nol maa target tersebut merepresentasian elas arater pertama Tabel 2 Definisi target aringan Karater Kelas Anga Karater Target Parameter Penilaian Sistem a Proses Pelatihan Sistem Parameter-parameter yang dinilai pada proses pelatihan sistem adalah parameter onvergensi JST untu mengetahui ecepatan sistem dalam mempelaari pola-pola pada data pelatihan bai dalam satuan deti (watu latih) maupun dalam satuan epoch Satu epoch adalah satu iterasi pembelaaran semua pola pada data pelatihan b Proses Pengenalan Karater Tulisan Tangan Pada proses pengenalan arater tulisan tangan yang aan dinilai adalah watu yang dibutuhan untu melauan pengenalan JST propagasi bali dienal sebagai JST yang dapat memberian respon yang cuup bai untu pola-pola yang serupa tetapi tida identi dengan pola pembelaaran (Fausett 1994) Penguian JST untu pengenalan pola dapat dilauan dengan generalisasi, yaitu umlah (dalam %) pola yang berhasil dienali dengan benar oleh JST Generalisasi diberian oleh persamaan beriut (Nugroho 2003): Jumlah pola yang dienali Generalisasi = 100% Jumlah seluruh pola Lingungan Pengembangan Sistem diembangan dengan menggunaan ompiler Matlab versi 65 yang dilengapi dengan image processing toolbox dan neural networ toolbox Untu pengolahan citra digunaan perangat luna Adobe Photoshop 80 Sistem operasi yang digunaan adalah Microsoft Windows XP Spesifiasi hardware omputer yang digunaan adalah PC dengan prosesor AMD Athlon 650 MHz, RAM sebesar 256 MB, dan apasitas harddis 40 GB 5

15 HASIL DAN PEMBAHASAN Menentuan Parameter-Parameter JST yang Optimal Pada penelitian ini dilauan empat enis percobaan untu mengetahui dampa pengubahan arateristi JST terhadap nilainilai parameter onvergensi dan generalisasi Keempat percobaan ini bertuuan untu menemuan ombinasi optimal antara hidden neuron, toleransi galat, Fator Nai (FN) dan Fator Turun (FT) 1 Percobaan 1: Pengaruh Jumlah Hidden Neuron Pada percobaan ini umlah hidden neuron diubah-ubah dengan tuuan untu mendapatan umlah hidden neuron yang optimal sehingga menghasilan generalisasi yang bai Jumlah hidden neuron yang digunaan JST dalam percobaan ini adalah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 neuron Di sisi lain, toleransi galat ditentuan sebesar 10-5, FN sebesar 12, FT sebesar 05, sehingga seluruhnya terdapat 10 perlauan Proses pelatihan diulang sebanya 5 ali untu setiap perlauan Generalisasi masimum yang dihasilan JST adalah sebesar 9545% (105 citra ui dienal dengan benar) Generalisasi masimum didapat pada saat umlah hidden neuron berumlah 80 (data selengapnya disaian pada Lampiran 2) Dari 5 ali pengulangan, generalisasi rata-rata terbesar uga dicapai pada umlah hidden neuron sebanya 80 Grafi hubungan antara umlah hidden neuron terhadap rata-rata generalisasi dapat dilihat pada Gambar 5 Generalisasi Rata-rata (%) Hidden Neuron Gambar 5 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap umlah hidden neuron Dari Gambar 6 dapat dietahui umlah epoch cenderung mengecil seiring dengan penambahan umlah hidden neuron Semain banya umlah hidden neuron maa aan semain banya pula hubungan antar neuronneuron sehingga aan semain banya pula proses perhitungan yang harus dilauan Dari percobaan yang dilauan, epoch yang diperluan untu mencapai toleransi galat cenderung untu mengecil ia umlah hidden neuron diperbesar Epoch Rata-rata Hidden Neuron Gambar 6 Grafi perbandingan epoch ratarata terhadap umlah hidden neuron Jumlah epoch minimum sebesar 10 epoch dicapai pada hidden neuron sebanya 80, 90, dan 100 Dari 5 ali pengulangan diperoleh rata-rata epoch 80 hidden neuron sebesar 116, rata-rata epoch untu 90 dan 100 hidden neuron adalah sebesar 132 dan 122 Hal ini menunuan bahwa JST dengan 80 hidden neuron menghasilan menghasilan epoch yang lebih ecil dibandingan JST dengan 90 atau 100 hidden neuron Dari uraian di atas dietahui bahwa arsitetur JST dengan 80 hidden neuron dapat menghasilan tingat generalisasi tertinggi dengan epoch terecil sehingga merupaan pilihan terbai 2 Percobaan 2: Pengaruh Toleransi Galat Percobaan selanutnya bertuuan untu menentuan toleransi galat yang optimal, sehingga didapatan sistem dengan generalisasi yang bai Sistem aan diui menggunaan JST dengan 80 hidden neuron, FN sebesar 12, FT sebesar 05, dan 6 nilai toleransi galat yang berbeda yaitu 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, 10-7, dan 10-8, yang masing-masing aan diulang sebanya 5 ali 6

16 Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa generalisasi rata-rata meningat seiring dengan penurunan toleransi galat Ini menunuan bahwa dengan menurunan toleransi galat maa tingat aurasi JST aan semain tinggi, walaupun peningatan generalisasinya tida terlalu besar Hanya saa pada saat toleransi galat 10-6 mulai terlihat geala sistem yang overfit Hal ini tampa pada penggunaan toleransi galat sebesar 10-6 tida teradi peningatan generalisasi ratarata, bahan pada pemilihan nilai toleransi galat yang lebih ecil dari 10-6 teradi penurunan generalisasi rata-rata pada toleransi galat sebesar 10-7 dan 10-8 Geala sistem overfit timbul disebaban sistem mulai terlalu spesifi mempelaari pola pada data pelatihan (seen data), sehingga sulit untu mempelaari pola-pola baru pada data penguian (unseen data) Generalisasi tertinggi didapat pada toleransi galat sebesar 10-5 yaitu sebesar 9182% (hasil selengapnya disaian pada Lampiran 3) Generalisasi rata-rata (%) E-05 1E-06 1E-07 1E-08 Toleransi Galat Gambar 7 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap toleransi galat Jumlah epoch rata-rata meningat seiring dengan penurunan toleransi galat (Gambar 8) Hal ini disebaban arena semain ecil toleransi galat maa proses penghitungan untu mencapai toleransi galat aan semain banya Karena perbedaan umlah epoch ratarata antara eenam nilai toleransi galat yang dicobaan tida besar dan eenamnya menghasilan rata-rata epoch yang cuup ecil, maa parameter toleransi galat optimal dapat dipilih dari nilai toleransi galat yang mencapai generalisasi rata-rata tertinggi Epoch rata-rata E-06 1E-07 1E-08 Toleransi Galat Gambar 8 Grafi perbandingan epoch ratarata terhadap toleransi galat Dari hasil ini dietahui bahwa dengan menggunaan toleransi galat sebesar 10-5 cuup untu menghasilan sistem dengan generalisasi yang tinggi Dari hasil dari percobaan 1 dan 2 dapat diambil esimpulan bahwa JST dengan 80 hidden neuron dan toleransi galat 10-5 merupaan parameter-parameter yang optimal bagi sistem 3 Percobaan 3 : Pengaruh Fator Nai (FN) Percobaan selanutnya bertuuan untu menentuan parameter FN yang optimal, sehingga dapat menghasilan sistem yang stabil dan memilii tingat generalisasi yang tinggi Sesuai dengan hasil dari percobaan sebelumnya, pada percobaan ini aan digunaan JST dengan 80 hidden neuron, toleransi galat 10-5, dan FT sebesar 05 yang masing-masing aan diulang sebanya 5 ali Sedangan nilai FN yang aan diui adalah 11, 12, 13, 14, 15, dan 16 Data selengapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 Generalisasi tertinggi didapat pada FN sebesar 12 yaitu 9273% Generalisasi ratarata tertinggi uga dihasilan oleh FN sebesar 12 yaitu 9036% Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap FN dapat dilihat pada Gambar 9 Pada grafi terlihat bahwa pemilihan nilai FN lebih besar dari 12 aan menurunan generalisasi 7

17 Generalisasi rata-rata (%) Fator Nai Gambar 9 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap FN Epoch minimum dicapai oleh FN sebesar 11 dan 12, yaitu 9 epoch, sedangan rata-rata epoch minimum dicapai pada nilai FN sebesar 11 yaitu 10 epoch Jia dilihat pada Gambar 10, dengan memperbesar nilai FN umlah epoch uga aan semain besar Perbedaan umlah epoch rata-rata dari nilai FN sebesar 11 sampai dengan 14 tida begitu signifian Tetapi dengan memperbesar nilai FN dari 15 e 16 teradi peningatan umlah epoch yang cuup besar, rata-rata epoch nai sampai 39 epoch Pemilihan nilai FN sebesar 12 dapat menghasilan generalisasi yang tinggi dengan epoch yang cuup ecil Epoch rata-rata Fator Nai Gambar 10 Grafi perbandingan epoch ratarata terhadap FN Dari uraian di atas, pemilihan nilai FN 12 mampu menghasilan sistem yang stabil dengan generalisasi yang tinggi Dari hasil dari percobaan 1, 2 dan 3 dapat diambil esimpulan bahwa JST dengan 80 hidden neuron, toleransi galat sebesar 10-5 dan FN sebesar 12 merupaan parameter-parameter yang optimal bagi sistem 4 Percobaan 4 : Pengaruh Fator Turun (FT) Percobaan selanutnya bertuuan untu menentuan nilai parameter FT yang optimal Pada percobaan ini, aan diui 9 nilai parameter FT yaitu 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, dan 09 yang masing-masing aan diulang sebanya 5 ali Di lain piha, berdasaran hasil dari percobaan sebelumnya aan digunaan parameter JST dengan 80 hidden neuron, toleransi galat 10-5, dan FN sebesar 12 Dengan memperbesar nilai FT dari 01 sampai dengan 07 memang menaian generalisasi rata-rata, aan tetapi dengan nilai FT yang lebih besar dari 07 teradi penurunan generalisasi rata-rata Dari percobaan ini generalisasi tertinggi didapat pada FT sebesar 07 yaitu sebesar 9455% (hasil selengapnya disaian pada Lampiran 5) Pada Gambar 11 dapat dilihat grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap FT Generalisasi rata-rata (%) Fator Turun Gambar 11 Grafi perbandingan generalisasi rata-rata terhadap FT Epoch minimum dicapai pada FT sebesar 05, 06, dan 07 yaitu 10 epoch, sedangan ia dilihat dari epoch rata-rata, FT sebesar 05 menghasilan epoch rata-rata 138, FT sebesar 06 dan 07 menghasilan epoch rata-rata masing-masing sebesar 11 dan 118 Dapat dilihat pada Gambar 12, dengan menaian nilai FT dari 01 sampai dengan 07 umlah epoch rata-rata cenderung untu turun walaupun perbedaannya tida besar Penggunaan nilai FT sebesar 08 dan 09 teradi penaian umlah epoch rata-rata, 8

18 bahan dengan menggunaan FN sebesar 09 epoch rata-rata nai hingga 1132 epoch Epoch rata-rata (%) Fator Turun Gambar 12 Grafi perbandingan epoch ratarata terhadap FT Dari uraian di atas, pemilihan nilai FT sebesar 07 merupaan pilihan yang tepat arena menghasilan generalisasi yang tinggi dengan epoch yang cuup ecil, sehingga dapat dipilih nilai FT yang optimal yaitu sebesar 07 Mengui Parameter-Parameter JST yang Optimal Parameter-parameter optimal yang didapat dari percobaan-percobaan sebelumnya digunaan untu mengui sistem Parameterparameter tersebut yaitu, JST dengan 80 hidden neuron, toleransi galat sebesar 10-5, FN sebesar 12 dan FT sebesar 07 Penguian diulang sebanya 5 ali, grafi generalisasi pada setiap ulangan dapat dilihat pada Gambar 13 Generalisasi (%) Ulangan e- Gambar 13 Grafi generalisasi pada setiap ulangan Pada penguian ini, generalisasi tertinggi didapat pada ulangan pertama yaitu sebesar 9364% (103 dari 110 citra dienali dengan benar) Dari 5 ali pengulangan diperoleh rata-rata generalisasi 9164%, rata-rata epoch 126, rata-rata watu pelatihan deti dan rata-rata watu ui 0052 deti Hasil selengapnya disaian pada Lampiran 6 Kelebihan dan Keterbatasan Sistem Kelebihan sistem Dengan pemilihan parameter-parameter JST yang bai (dalam penelitian ini digunaan 80 hidden neuron, toleransi galat sebesar 10-5, FN sebesar 12 dan FT sebesar 07) sistem dapat mengenali citra-citra ui dengan tingat aurasi sebesar 9364%, rata-rata watu pelatihan deti dan rata-rata watu ui 0052 deti Pemilihan parameter-parameter JST tersebut dapat dilauan dengan lebih mudah arena sistem dibangun dengan menggunaan graphical user interface (GUI), sehingga mudah digunaan dan user friendly Keterbatasan sistem Sistem masih mempunyai eterbatasan yaitu belum tersedianya fasilitas untu menambah data baru secara otomatis Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya Pada penelitian yang dilauan Nugroho (2003), dilauan perbandingan metodemetode praproses untu meredusi dimensi, mengestrasi ciri dan menguur ara antara 2 vetor citra atau lebih Penelitian tersebut membandingan metode tanpa estrasi, metode Euclidean, dan metode Principal Component Analysis (PCA), sedangan model JST yang digunaan adalah JST propagasi bali standar Data untu pelatihan dan penguian digunaan data yang sama, sehingga tingat aurasi yang didapat cuup tinggi Dari hasil yang didapat dari penelitian tersebut, generalisasi tertinggi dicapai oleh metode tanpa estrasi dan metode Euclidean yaitu sebesar 985% dan 988% Untu semua metode yang dicobaan, pada epoch e-1000 belum bisa mencapai target Bisa diataan JST propagasi bali standar yang dipaai dalam penelitian tersebut memerluan lebih dari 1000 epoch untu melauan pelatihan citra-citra arater tulisan tangan Berdasaran dari penelitian tersebut, pada penelitian ini digunaan metode tanpa estrasi ciri dan JST yang digunaan adalah JST RPROP yang merupaan modifiasi dari JST propagasi bali standar Hasil yang 9

19 didapat pada penelitian ini, menunuan bahwa generalisasi tertinggi sebesar 9364% Generalisasi yang didapat memang lebih ecil dari penelitian sebelumnya, arena pada penelitian ini data untu pelatihan berbeda dengan data untu penguian Di lain piha, epoch rata-rata yang diperluan untu melauan pelatihan citra-citra arater tulisan tangan hanya 126 epoch Semain besar epoch maa semain besar pula watu yang dibutuhan dalam pelatihan JST Jia dibandingan dengan penelitian sebelumnya yang menggunaan JST propagasi bali standar, JST RPROP yang digunaan dalam penelitian ini menghasilan epoch yang sangat ecil, sehingga JST RPROP dapat melauan pelatihan citra-citra arater tulisan tangan auh lebih cepat dibanding JST propagasi bali standar, dengan tingat generalisasi yang cuup tinggi Perbandingan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya Model RPROP Tanpa estrasi Propagasi bali standar Tanpa estrasi PCA 70% PCA 85% Euclidean Generalisasi (%) Epoch KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jaringan syaraf tiruan propagasi bali resilient dapat melauan pembelaaran dengan umlah epoch yang sediit dan melauan pengenalan terhadap suatu pola dengan tingat generalisasi yang tinggi Jaringan syaraf tiruan diembangan dengan nilai-nilai parameter sebagai beriut: 80 hidden neuron, toleransi galat sebesar 10-5, Fator Nai sebesar 12 dan Fator Turun sebesar 07 memberian hasil yang bai Sistem mampu melauan pengenalan dengan tingat generalisasi tertinggi sebesar 9364% dicapai dengan watu rata-rata 0052 deti Rata-rata watu yang diperluan untu melatih seluruh citra pelatihan sebesar deti dan rata-rata epoch sebesar 126 Saran Penelitian ini masih dapat diembangan untu menciptaan sistem baru yang lebih bai Saran-saran bagi penelitian lebih lanut antara lain: Penguian dilauan secara real time Melauan penambahan pola citra untu melihat inera sistem dengan umlah data yang besar DAFTAR PUSTAKA Fauset, L 1994 Fundamentals of Neural Networs Prentice-Hall, New Jersey Gonzales, R C & Woods, R E 2002 Digital Image Processing Addison Wasley, Massachussets Kusumadewi, S 2004 Membangun Jaringan Syaraf Tiruan Menggunaan MATLAB & Excel Lin Yogyaarta: Graha Ilmu Mathwors Inc 1999 Neural Networ for Use With Matlab Natic: The Mathwors Inc Nugroho, M A 2003 Perbandingan Beberapa Metode Praproses Pada Pengenalan Karater Tulisan Tangan Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Bali Sripsi Jurusan Ilmu Komputer Faultas Matematia Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor Riedmiller, M & Braun, H 1993 A Direct Adaptive Method For Faster Bacpropagation Learning : The RPROP Algorithm cthtml [22 Mei 2006] Tay, YH & Marzui K 1997 Comparison of Fuzzy ARTMAP and MLP Neural Networ for Hand-written Character Recognition nhtml [22 Mei 2006] 10

20 LAMPIRAN 11

21 Lampiran 1 Algoritme JST RPROP Langah 0 Inisialisasi bobot Langah 1 Selama syarat henti salah, lauan langah 2-9 Langah 2 Untu setiap pasangan pelatihan (masuan dan target), lauan langah 3-8 Langah 3 Setiap unit masuan (X i, i=1,,n) menerima sinyal masuan x i dan menerusannya e seluruh unit pada lapisan diatasnya (hidden unit) Langah 4 Setiap unit tersembunyi (Z, =1,,p) menghitung total sinyal masuan terbobot, z _ in = v + x v, 0 n i= 1 i i lalu menghitung sinyal eluarannya dengan fungsi ativasi, z = f z _, ( ) in dan mengiriman sinyal ini e seluruh unit pada lapisan atasnya (lapisan output) Langah 5 Setiap unit output (Y, =1,,m) menghitung total sinyal masuan terbobot, y _ in = w + x w, 0 p = 1 lalu menghitung sinyal eluaran dengan fungsi ativasi, y = f ( y _ in ) Langah 6 Setiap unit output (Y, =1,, m) menerima sebuah pola target yang sesuai dengan pola masuan pelatihannya Unit tersebut menghitung informasi esalahan, ' δ = t y f y _ in ( ) ( ) ϕ 2 = δ z β 2 = δ ϕϕ2 = ϕ2 ϕ2 ( old) ββ 2 = β 2 β 2 ( old) emudian menghitung oresi bobot (digunaan untu mengubah w nanti), Δw Δ w FN; ϕϕ2 = FT; ϕϕ2 Δw ( old); ϕϕ2 = min Δw, delta max ( ) > 0 < 0 = 0 Δw ; ϕ2 > 0 Δw = Δw ; ϕ2 < 0 0; ϕ2 = 0 hitung uga oresi bias (yang nantinya aan digunaan untu memperbaii nilai b2 ) FN; ββ 2 > 0 Δb2 = FT; ββ 2 < 0 Δb2 ( old); ββ 2 = 0 Δ b2 = min Δb2, delta max Δb Δb2 ; = Δb2 ; 0; 2 ( ) β 2 β 2 β 2 > 0 < 0 = 0 12

22 Lampiran 1 Lanutan Langah 7 Setiap unit tersembunyi (Z, =1,, p) menghitung selisih input (dari unit-unit pada layer atasnya) m δ _ in = δ w = 1 lalu mengaliannya dengan turunan fungsi ativasi untu menghitung informasi errornya δ 1 = δ _ in f ' z _ in ϕ 1 = δ1 i x ( ) β 1 = δ1 ϕϕ1 = ϕ1 ϕ1 ( old) i i i ββ1 = β1 β1 ( old) emudian hitung oresi bobot (yang nantinya aan digunaan untu memperbaii nilai v i ) FN; ϕϕ1i > 0 Δvi = FT; ϕϕ1i < 0 Δvi ( old); ϕϕ1i = 0 Δ v = min Δv, delta max i ( ) i Δvi ; ϕ1i > 0 Δv i = Δw ; ϕ1i < 0 0; ϕ1i = 0 hitung uga oresi bias (yang nantinya aan digunaan untu memperbaii nilai b1 ) FT; ββ1 > 0 Δb1 = FN; ββ1 < 0 Δb1 ( old); ββ1 = 0 Δ b1 = min Δb1, delta max Δb Δb1 ; = Δb1 ; 0; 1 ( ) β1 β1 β1 > 0 < 0 = 0 Langah 8 Setiap unit output (Y, =1,, m) mengubah bias dan bobot-bobotnya (=0,, p) w ( new) = w ( old) + Δw b2 ( new) = b2 ( old) + Δb2 Setiap unit tersembunyi (Z, =1,, p) mengubah bias dan bobot-bobotnya (i=1,, n) v ( new) = v ( old) + Δv Langah 9 Ui syarat henti: i i b1 ( new) = b1 ( old) + Δb1 i n 1 2 Jia besar mean square error ( t y ) lebih ecil dari toleransi yang telah n = 1 ditentuan atau umlah epoch pelatihan sudah mencapai epoch masimum, maa selesai; ia tida maa embali e langah 1 13

23 Lampiran 2 Tabel percobaan umlah hidden neuron dengan toleransi galat 10-5, Fator Nai sebesar 12 dan Fator Turun sebesar 05 Hidden Neuron Pelatihan Penguian Watu Watu Tida Epoch Dienal Latih Ui Dienal Ulangan e- Generalisasi (%)

24 Lampiran 2 Lanutan Hidden Neuron Pelatihan Penguian Watu Watu Tida Epoch Dienal Latih Ui Dienal Ulangan e- Generalisasi (%)

25 Lampiran 3 Tabel percobaan toleransi galat dengan 80 hidden neuron, Fator Nai sebesar 12 dan Fator Turun sebesar 05 Toleransi Galat Pelatihan Penguian Watu Tida Epoch Watu Ui Dienal Latih Dienal Ulangan e- Generalisasi (%)

26 Lampiran 4 Tabel percobaan Fator Nai dengan 80 hidden neuron, toleransi galat 10-5 dan Fator Turun sebesar 05 Fator Nai Penguiam Penguian Watu Watu Tida Epoch Dienal Latih Ui Dienal Ulangan e- Generalisasi (%)

27 Lampiran 5 Tabel percobaan Fator Turun dengan 80 hidden neuron, toleransi galat 10-5 dan Fator Nai sebesar 12 Fator Turun Pelatihan Penguian Watu Watu Tida Epoch Dienal Latih Ui Dienal Ulangan e- Generalisasi (%)

28 Lampiran 6 Hasil penguian menggunaan parameter-parameter JST yang optimal Ulangan Pembelaaran e- Pelatihan Penguian Watu Tida Epoch Watu Ui Dienal Latih Dienal Generalisasi (%) 19

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB Wirda Ayu Utari Universitas Gunadarma utari.hiaru@gmail.com ABSTRAK Program pengenalan pola ini merupaan program yang dibuat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Amethis Otaorora 1, Bilqis Amaliah 2, Ahmad Saihu 3 Teni Informatia, Faultas Tenologi

Lebih terperinci

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN RESILIENT BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET INEZA NUR OKTABRONI

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN RESILIENT BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET INEZA NUR OKTABRONI PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN RESILIENT BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET INEZA NUR OKTABRONI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Ihwannul Kholis, 2 Ahmad Rofii. 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jaarta,

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran

Lebih terperinci

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu:

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu: 2.4 Artificial Neural Networ 2.4.1 Konsep dasar Neural Networ Neural Networ (Jaringan Saraf Tiruan) merupaan prosesor yang sangat besar dan memilii ecenderungan untu menyimpan pengetahuan yang bersifat

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer SISTEM PENGENALAN AJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS FACE RECOGNITION SYSTEM USING BACKPROPAGATION ARTIFICIAL

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA

JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA Giri Dhaneswara 1) dan Veronica S. Moertini 2) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katoli Parahyangan, Bandung Email: 1) rebirth_82@yahoo.com,

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation Seminar Nasional e 9: Reayasa Tenologi Industri dan Informasi Sistem Penduung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunaan Metode Bacpropagation Teti Rohaeti 1, Yoyon Kusnendar Suprapto 2, Eo Mulyanto 3

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PRAPROSES MFCC. Oleh:

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PRAPROSES MFCC. Oleh: 1 PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PRAPROSES MFCC Oleh: NURHADI SUSANTO G64103059 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKS BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN FEEDFORWARD MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

PENGENALAN TEKS BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN FEEDFORWARD MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN TEKS BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN FEEDFORWARD MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION Praditya Firmansyah *, Wahyul Amien Syafei**, Iwan

Lebih terperinci

Dany Candra Febrianto ) dan Hindayati Mustafidah )

Dany Candra Febrianto ) dan Hindayati Mustafidah ) Penerapan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Pembelaaran Bacpropagation untu Mengetahui Tingat Kualifiasi Calon Siswa pada Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru di MAN 2 Banarnegara (Application of Artificial

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI METODE PERAMALAN PADA PERHITUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA PINJAMAN DI INDONESIA Nurmalasari Rusmiati 1 Sistem Informasi, Faultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami onsep pembelaaran dalam JST Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui prinsip algoritma Perceptron 2. Dapat mengetahui

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK UNTUK MENDETEKSI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA M. Fuad Latief *, R. Rizal Isnanto, Budi Setiyono Abstra - Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam

Lebih terperinci

TRANSFORMASI KOORDINAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT (Studi Kasus: Daerah Jawa Bagian Barat) SUPRIYANTI

TRANSFORMASI KOORDINAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT (Studi Kasus: Daerah Jawa Bagian Barat) SUPRIYANTI TRANSFORMASI KOORDINAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT (Studi Kasus: Daerah Jawa Bagian Barat) SUPRIYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN TINGKAT PENJUALAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

TEKNIK PERAMALAN TINGKAT PENJUALAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN TENI PERAMALAN TINGAT PENJUALAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Sri Mulyana Program Studi Ilmu omputer F MIPA UGM Seip Unit III Yogyaarta Telp (0274)546194 e-mail : smulyana@ugm.ac.id Abstra Tingat penualan

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Peramalan Jumlah Produsi Air PDAM Samarinda Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Anindita Septiarini 1 dan Nur Sya baniah 2 1 Program Studi Ilmu Komputer FMIPA, Universitas Mulaarman

Lebih terperinci

PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Sutino 1, Helmie Arif Wibawa 2, Priyo Sidi Sasongo 3 123 Jurusan Ilmu Komputer/Informatia, FSM,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik Jangka Panjang di Kabupaten Jember Menggunakan JST Backpropagation

Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik Jangka Panjang di Kabupaten Jember Menggunakan JST Backpropagation 1 Sistem Informasi Peramalan Beban Listri Janga Panang di Kabupaten Jember Menggunaan JST Bacpropagation Dodi Setiabudi Abstra Kebutuhan energi listri sebagai salah satu infrastrutur penting sangat diutamaan.

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN POLA GEOMETRI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Muhamad Tonovan *, Achmad Hidayatno **, R. Rizal Isnanto ** Abstra - Pengenalan waah adalah

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Sistem Pengenalan Nomor Plat Kendaraan Berbasis Foto Diital Dengan Metode Moment Invariant dan Jaringan Syaraf Tiruan Menggunaan Algoritma Bacpropagation Zaiful Bahri, Suamto dan Joo Risanto Jurusan Matematia

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET

ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tenologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET 1 John Maspupu 1 Pussainsa LAPAN, Jl Dr Dundunan No 133 Bandung

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION Wellie Sulistanti Abstract- Tuuan dari penelitian ini untu mengapliasian cara era aringan syaraf tiruan dengan menggunaan

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG Oleh : M.Rizi.H.S, Andri Heryandi,S.T, Bambang Siswoyo,Ir,M.Si Jl. Dipati Uur Bandung Teni Informatia Universitas

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Feedforward Bacpropagation Sorihi *, Wahyudi **, Iwan Setiawan ** Abstra - Jaringan syaraf bacpropagation merupaan aringan syaraf yang telah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Jadwal Secara Umum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jadwal adalah pembagian watu berdasaran rencana pengaturan urutan erja, daftar atau tabel egiatan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE FACE-ARG DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

KAJIAN PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE FACE-ARG DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Media Informatia, Vol. 5, No. 2, Desember 2007, 99-111 ISSN: 0854-4743 KAJIAN PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE FACE-ARG DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Anita Desiani Jurusan Matematia,

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

DETEKSI POLA BERDASARKAN COLOUR FEATURE DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

DETEKSI POLA BERDASARKAN COLOUR FEATURE DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Prosiding Seminar Nasional Apliasi Sains & Tenologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X Yogyaarta, 11 Desember 2010 DETEKSI POLA BERDASARKAN COLOUR FEATURE DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Uning Lestari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN WAJAH

BAB II PENGENALAN WAJAH BAB II PENGENALAN WAJAH Sistem pengenalan waah dapat dibagi menadi empat tahap, yaitu tahap pengolahan citra, detesi waah, estrasi fitur dan tahap pengenalan waah. Pada tugas ahir ini aan lebih diteanan

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI

PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK ANIZZA RESTRA PUSPARIANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA

AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA Aris Puji Widodo, Suhartono 2, Eo Adi Sarwoo 3, dan Zulfia Firdaus 4,2,3,4 Departemen Ilmu Komputer/Informatia,

Lebih terperinci

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Ansari Predisi Kelulusan Mahasiswa Dengan Jaringan Syaraf Tiruan PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Rudy Ansari STMIK Indonesia Banarmasin e-mail: rudy.ansari@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SISTEM PENGENAL WAJAH DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

SISTEM PENGENAL WAJAH DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SISTEM PENGENAL WAJAH DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Julian Supardi, Rz. Abdul Aziz, Syepriansyah Seolah Tggi Manaemen Informatia dan Komputer Darmaaya Jl. Z.A Pagar Alam No. 93 Bandar Lampung Indonesia

Lebih terperinci

Kecerdasan Komputasional Berbasis Jaringan Neural Buatan (JNB) Pada Sistem Pengenalan Wajah (Face Recognition)

Kecerdasan Komputasional Berbasis Jaringan Neural Buatan (JNB) Pada Sistem Pengenalan Wajah (Face Recognition) No. 1/XXVI/2007 Wawan Setiawan, Kecerdasan Komputasional Kecerdasan Komputasional Berbasis Jaringan Neural Buatan (JNB) Pada Sistem Pengenalan Waah (Face Recognition) Wawan Setiawan (Universitas Pendidian

Lebih terperinci

APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES. : Agus Sumarno NRP :

APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES. : Agus Sumarno NRP : APLIKASI WAELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Nama : Agus Sumarno NRP : 06 00 706 Jurusan : Matematia Dosen Pembimbing : Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si Abstra Model time series

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Proses utama dari pengenalan karakter adalah menerima karakter input dan

BAB II LANDASAN TEORI. Proses utama dari pengenalan karakter adalah menerima karakter input dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Teori Proses utama dari pengenalan arater adalah menerima arater input dan memerisa apaah hasil input tersebut sesuai dengan salah satu arater yang ada. Bagian yang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Studi Kasus daerah Kab. Sleman, Provinsi DIY)

Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Studi Kasus daerah Kab. Sleman, Provinsi DIY) Jurnal PROte Vol. 3 No. 1, 216 Predisi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Iis Hamsir Ayub Wahab Program Studi Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Khairun Email: hamsir@unhair.ac.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK (STUDI KASUS DI PT.PLN AREA DISTRIBUSI JABAR)

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK (STUDI KASUS DI PT.PLN AREA DISTRIBUSI JABAR) PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK (STUDI KASUS DI PT.PLN AREA DISTRIBUSI JABAR) Oleh: ¹ HERLY MARDANI (000298) ² BAMBANG SISWOYO,

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING Hendra William *), Achmad Hidayatno, and Aub Aulian Zahra Jurusan Teni Eletro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. relevan, lengkap, dan terkini sejalan dengan permasalahan yang dihadapi. Di sini juga

BAB 2 LANDASAN TEORI. relevan, lengkap, dan terkini sejalan dengan permasalahan yang dihadapi. Di sini juga BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini, pada dasarnya aan dielasan mengenai teori yang relevan, lengap, dan terini sealan dengan permasalahan yang dihadapi. Di sini uga terdapat hubungan antara

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH REAL-TIME DALAM RUANG EIGEN DENGAN SEGMENTASI BERDASARKAN WARNA KULIT. Agus Buono, Ahmad Ridha, Hanief Bastian

SISTEM PENGENALAN WAJAH REAL-TIME DALAM RUANG EIGEN DENGAN SEGMENTASI BERDASARKAN WARNA KULIT. Agus Buono, Ahmad Ridha, Hanief Bastian SISTEM PENGENALAN WAJAH REAL-TIME DALAM RUANG EIGEN DENGAN SEGMENTASI BERDASARKAN WARNA KULIT Agus Buono, Ahmad Ridha, Hanief Bastian 1 Staf Pengajar Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK. Tesis

APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK. Tesis APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Tesis Program Studi Teni Eletro Jurusan Ilmu-ilmu Teni disusun oleh : Wiwien Widyastuti 8475/I-/820/02 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. meneliti bagaimana mesin dapat belajar dan berpikir seperti layaknya manusia. Bidang

BAB 2 LANDASAN TEORI. meneliti bagaimana mesin dapat belajar dan berpikir seperti layaknya manusia. Bidang BAB 2 LANDASAN TEORI Intelegensia Semu (IS) adalah salah satu bidang dalam ilmu omputer yang meneliti bagaimana mesin dapat belajar dan berpiir seperti layanya manusia. Bidang ilmu ini mempelajari bagaimana

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI JARINGAN BASIS RADIAL DAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSK UNTUK PENYELESAIAN CURVE FITTING

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI JARINGAN BASIS RADIAL DAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSK UNTUK PENYELESAIAN CURVE FITTING STUDI KOPARASI IPEENTASI JARINGAN BASIS RADIA DAN FUZZY INFERENCE SYSTE TSK UNTUK PENYEESAIAN CURVE FITTING Sri Kusumadewi Teni Informatia Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyaarta cicie@fti.uii.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN ALIRAN SUNGAI BLEGA ABSTRACT

APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN ALIRAN SUNGAI BLEGA ABSTRACT APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN ALIRAN SUNGAI BLEGA Manyu Fauzi, Minarni Nur Trilita Mahasiswa S3 MRSA, Jurusan Teni Sipil-ITS dan Pengaar Jurusan Teni Sipil Univ. Riau Mahasiswa S3

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN

PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION PADA SISTEM KEAMANAN AKSES MENGGUNAKAN SIDIK JARI.

APLIKASI ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION PADA SISTEM KEAMANAN AKSES MENGGUNAKAN SIDIK JARI. Proceeding Seminar dan Worshop Nasional Pendidian Teni Eletro (SWNE) FPTK Universitas Pendidian Indonesia APLIKASI ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION PADA SISTEM KEAMANAN AKSES MENGGUNAKAN SIDIK JARI.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrosesan Sinyal Menurut Proais et al. (1997), umumnya suatu segmen suara dapat dinyataan dengan deraat etelitian yang tinggi sebagai umlah dari beberapa sinusoida dengan amplitudo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Watu Penelitian Penelitian ini dilauan di Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Watu penelitian dilauan selama semester

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR) Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi

Lebih terperinci

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik:

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik: LAMPIRAN 4 Lampiran Algoritma aringan syaraf tiruan propagasi balik Langkah 0 Inisialisasi bobot Langkah Selama kondisi berhenti bernilai salah, lakukan langkah -9. Langkah Untuk setiap pasangan, lakukan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci