3 METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
|
|
- Veronika Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 27 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam melakukan penelitian manajemen risiko rantai pasok buah Manggis dilakukan studi kasus di PT Agung Mustika Selaras (PT AMS) yang merupakan eksportir terbesar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mitra dari PT AMS merupakan petani dari Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang yang membentuk suatu Koperasi bernama Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan (KBU Al-Ihsan). Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematik dari suatu rangkaian kegiatan seperti identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, komunikasi risiko, monitoring dan review risiko. Manajemen risiko telah dikembangkan menjadi proses sistematik formal untuk mengidentifikasi potensi risiko, atau ketidakpastian dan mengembangkan, memilih dan mengelola pilihan untuk mengatasi risiko yang terjadi pada perusahaan. fitur dapat berbedabeda sepanjang proses operasi rantai pasok. Untuk melakukan analisis terhadap manajemen risiko rantai pasok buah Manggis perlu untuk mengetahui bagaimana sistem dari manajemen rantai pasok pada PT AMS, kemudian perlu untuk mengetahui apa sumber dan jenis risiko yang ada pada rantai pasok, serta perlu untuk diketahui faktor-faktor risiko apa yang memengaruhi manajemen rantai pasok Manggis, sehingga dapat ditetapkan taktik, atau strategi yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan manajemen risiko rantai pasok buah Manggis. Dalam melakukan proses manajemen risiko dibutuhkan penggunaan metode deskriptif dan metode ANP. Metode deskriptif digunakan melakukan eksplorasi pada rantai pasok buah Manggis berupa kajian pustaka dan wawancara dengan narasumber untuk mengidentifikasi sumber risiko dan faktor yang memengaruhi manajemen risiko rantai pasok Manggis. Identifikasi 1 Analisis 2 Evaluasi 3 4 Metode ANP 5 Penilaian Pengendalian 6 Tidak diterima? YA 7 Pengamatan dan Monitoring Gambar 6 Kerangka pemikiran penelitian
2 28 Metode ANP digunakan untuk melakukan evaluasi dan pengendalian risiko sehingga dapat menghasilkan prioritas dari sumber, jenis risiko dan faktor risiko. Penggunaan metode ANP ini didasarkan dari kekuatan ANP yang dapat mengidentifikasi adanya hubungan saling keterkaitan antar sumber dan jenis risiko, serta faktor pendukung SCRM pada buah Manggis (yang selama ini diabaikan), hal ini memungkinkan interaksi dan umpan balik didalam klaster (inner dependence) dan diantara klaster (outer dependence). Umpan balik dapat menangkap pengaruh kompleks yang saling memengaruhi dengan penggunaan skala prioritas rasio dari distribusi pengaruh antar unsur-unsur dan diantara kelompok. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan April-Desember Pengambilan data dilakukan di PT Agung Mustika Selaras dan Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan berada di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan merupakan salah satu pemasok PT Agung Mustika Selaras. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner dengan anggota rantai pasok yang terdiri dari tiga (3) orang yang mewakili masing-masing dari pihak manajemen KBU Al-Ihsan, PT Agung Mustika Selaras dan kepala PKBT IPB Bogor. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dari jurnal ilmiah, buku, website, disertasi dan tesis yang berhubungan dengan manajemen risiko rantai pasok buah Manggis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Excel 2007 dan Super Decisions ANP versi Pengumpulan Data Pengumpulan data yang relevan dengan topik yang dikaji pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer meliputi data pengetahuan ahli/pakar tentang pemangku pemangku kepentingan rantai pasok buah Manggis, data pengetahuan tentang kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan untuk peningkatan kinerja rantai pasok tersebut dan data pengetahuan tentang risiko. Data sekunder meliputi data BPS, data perkembangan agroindustri Manggis, serta data terkait dan sumber lainnya. Pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: 1. Observasi Lapangan, yaitu melihat secara langsung kegiatan semua pelaku dalam rantai pasok. 2. Wawancara dengan pihak manajerial untuk memperoleh informasi jumlah produksi dan penjualan, sistem transportasi, distribusi, pasokan, serta hubungan kemitraan pelaku dalam rantai pasok. 3. Pendapat ahli/pakar (expert judgement) untuk memperoleh basis pengetahuan melalui wawancara secara mendalam (indepth interview) dengan ahli/pakar yang terkait dengan usaha Manggis melalui kuesioner. Ahli/pakar dipilih secara purposive berdasarkan kriteria bahwa ahli/pakar tersebut mempunyai reputasi keahlian/kepakaran dan telah menunjukkan kredibilitas sebagai ahli/pakar yang berpengalaman dibidangnya.
3 Dalam penelitian ini, diambil tiga (3) orang narasumber ahli/pakar yang mewakili setiap anggota rantai pasok di Kabupaten Bogor yaitu: 1. Mewakili Petani bapak Nanang Koswara yang juga menjadi pimpinan di KBU AL-Ihsan. 2. Mewakili Ekportir, bapak Budi Waluyo sebagai Manajer Operasional PT Agung Mustika Selaras. 3. Mewakili Akademisi/Pelaku pendukung rantai pasok, bapak Dr Ir Sobir, MSi sebagai Kepala Pusat Kajian Buah Tropis IPB Bogor Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis, yaitu analisis deskriptif dan Analytic Network Process (ANP) Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah alat analisis yang digunakan untuk menggambarkan, atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan. Analisis data secara deskriptif dilakukan untuk menggambarkan keadaan umum rantai pasok buah Manggis dan menggambarkan aspek-aspek risiko operasional buah Manggis. Dari keadaan umum rantai pasok Manggis dan aspek risiko operasional dikhususkan pada menganalisis dua (2) aspek, yaitu sumber dan jenis risiko yang dihadapi oleh rantai pasok buah Manggis, kemudian faktor-faktor risiko yang memengaruhi rantai pasok buah Manggis. Dari hasil analisis literatur dan wawancara langsung dengan narasumber didapatkan bahwa pada sumber dan jenis risiko, terdapat lima (5) sumber risiko, yaitu risiko produksi, risiko pasar, risiko kelembagaan, risiko sumber daya manusia dan risiko finansial. Pada risiko produksi, yakni risiko yang mungkin terjadi pada saat poduksi buah Manggis terdapat tiga (3) jenis risiko yang paling potensial terjadi terdiri dari (1) risiko ketidakpastian cuaca, risiko ini sangat memengaruhi proses pembungaan dan pembuahan Manggis, dimana cuaca yang ekstrim baik musim kemarau dan musim penghujan akan sangat memengaruhi produksi dari buah Manggis, dalam hal mengurangi pembentukan bunga dan menimbulkan banyaknya bunga Manggis yang gugur, sehingga berdampak juga pada berkurangnya jumlah dan mutu dari bakal buah Manggis yang terbentuk; (2) risiko ketidakpastian jumlah, selain dari cuaca yang ekstrim, ketidakpastian jumlah Manggis juga sangat dipengaruhi dari cara pemanenan yang kurang baik, dimana proses pemanenan yang kurang baik akan mengakibatkan kerusakan yang dialami oleh Manggis sehingga akan mengurangi jumlah dari Manggis yang dapat dijual; (3) risiko ketidakpastian mutu, selain dari akibat cuaca ekstrim dan pemanenan yang kurang baik juga dapat diakibatkan dari lamanya proses distribusi dan peralatan pengangkutan yang kurang baik, sehingga dapat menurunkan kesegaran ataupun mutu dari buah Manggis. Pada risiko pasar, yakni risiko yang terjadi pada saat melakukan memasarkan buah Manggis dimana terdapat tiga (3) jenis risiko yang potensial, yaitu (1) risiko ketidakpastian harga dimana terjadi fluktuasi harga jual buah
4 30 Manggis, sehingga menyebabkan juga fluktuasi terhadap pendapatan yang diterima dari penjualan tersebut; (2) risiko ketidakpastian permintaan risiko ini berkaitan dengan jumlah dari kebutuhan buah Manggis yang akan dipenuhi untuk konsumen, sehingga dapat terjadi kelebihan dan kekurangan dari pemenuhan kebutuhan tersebut yang nantinya berakibat pada kerugian ataupun kehilangan peluang keuntungan; (3) risiko ketidakpastian pengiriman, risiko ini berkaitan pada waktu dan jarak tempuh, semakin lama dan jauk jarak yang ditempuh akan berakibat pada terjadinya penurunan mutu atau kesegaran dari buah Manggis yang tentunya akan memengaruhi kepada harga jual dari Manggis. Pada risiko kelembagaan, berkaitan kepada kebijakan pemerintah dan hubungan bisnis antar mitra, dimana terdapat ketidakpastian kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan rantai pasok buah Manggis dan ketidakpastian hubungan bisnis antar mitra dapat berakibat pada terjadinya ketidakpastian perudahaan ataupu kelompok tani dalam menjalankan bisnis. Sedangkan pada risiko sumber daya manusia (SDM) terdapat risiko variasi keterampilan dan pengetahuan dan kesejahteraan pelaku. Variasi keterampilan dan pengetahuan dalam melakukan proses penanganan buah Manggis mulai dari pensortiran, grading sampai pada pengepakan yang berakibat pada penurunan mutu Manggis. Apabila tidak memberikan kesejahteraan bagi pelaku maka akan berakibat berkurangnya minat para pelaku, untuk ikut dalam menjalankan rantai pasok Manggis, sehingga dapat menggangu mekanisme rantai pasok. Pada risiko finansial, risiko ini berkaitan pada ketidakpastian nilai tukar uang dan ketidakpastian pengembalian modal. Dalam melakukan aktivitas ekspor sangat dipengaruhi oleh nilai tukar uang, dimana kuat lemahnya nilai tukar mata uang akan memengaruhi keuntungan dan kerugian dari eksportir itu sendiri. Hal ini juga dapat berakibat pada ketidakpastian pengembalian modal apabila terjadi kerugian akibat lemahnya nilai tukar yang selanjutnya akan berakibat pada kebangkrutan dari perusahaan akibat ketidakmampuan dalam melakukan pembayaran pinjaman ataupun kekurangan modal. Tahap selanjutnya penjabaran faktor-faktor yang memengaruhi manajemen risiko rantai pasok terdapat delapan belas (18) faktor yang diklasterkan kedalam empat (4) klaster faktor utama, yaitu OPC, OKP, OPF dan ROP. Secara rinci dapat dijabarkan faktor-faktor ini memengaruhi risiko dalam rantai pasok buah Manggis. Pada operational process cycle (OPC) merupakan siklus dari proses operasional perusahaan yang terdiri dari mulai proses pengadaan, produksi, distribusi, logistik dan pelayanan. Keputusan pengadaan akan memengaruhi keberlanjutan dari produksi dan mutu dari produk akhir. Taktik dari pengadaan cenderung kepada kinerja dari produk baru dalam banyak cara, seperti kesetabilan mutu dan persaingan harga. Terdapat banyak cara dalam menjaga kestabilan dari mutu produk. Beberapa praktisi sangat berhati-hati dalam memilih mitra rantai pasok dan membuat kredit antar rantai pasok. Ketika risiko dipicu oleh perubahan permintaan, penyesuaian dari kebijakan-kebijakan internal rantai pasok dan aplikasi dari hasil keuangan eksternal mungkin tepat. Sebagai contoh modifikasi dari kebijakan-kebijakan kekurangan internal bahwa berbagi hambatan informasi diantara mitra-mitra rantai pasok akan meningkatkan akurasi dari prediksi, perbaikan dari kontrakkontrak pengadaan diantara wakil operator mungkin akan menurunkan volume penyimpanan dan menyempurnakan struktur dari arus aset-aset. Dilain pihak alat-
5 alat keuangan seperti opsi dan transaksi kredit bersama adalah pilihan yang baik untuk mentransfer risiko-risiko dari pengadaan. Terdapat lebih kemungkinan unsur-unsur risiko manajerial dalam produksi, termasuk kemampuan proses, kestabilan mesin, perencanaan kapasitas dan mutu karyawan. Unsur-unsur ini dapat memengaruhi mutu hasil dan akurasi dari pengiriman dalam sebuah rantai pasok. Keberlanjutan peningkatan mutu antar sistem produksi internal dari sebuah rantai pasok dipasangkan dengan outsourcing yang cocok dari beberapa bisnis non inti adalah cara yang sangat efisien untuk melemahkan dan mentransfer risiko-risiko. Distribusi dan logistik juga berisi banyak unsur-unsur risiko dasar, termasuk seleksi dari titik-titik distribusi dan metode-metode transportasi, pengantaran tepat waktu dan perlindungan produk. Untuk mencegah kemungkinan risiko dalam proses-proses ini, satu kebutuhan untuk merancang kebijakan distribusi yang cocok dan metode-metode transportasi berdasarkan pada karakteristik produk dan wilayah pasar. Sesungguhnya logistik termasuk investasi besar dan memiliki periode pengembalian yang lama. Ini merupakan kawasan operasional khusus, dimana terdapat banyak model-model operasional untuk memenuhi tujuan yang sama dengan bermacam rasio efisiensi dan bentuk. Seperti dukungan sendiri, dukungan kerjasama dan logistik pihak ketiga. Kesemuanya memiliki bentuk risiko berbeda. Manajemen dari risiko-risiko dalam penyediaan pelayanan/jasa adalah sebuah tantangan baru. Terdapat ketidakpastian yang penting pada penerimaan konsumen. Penyesuaian pada kemauan konsumen dengan membangun kerjasama dengan mitra lokal akan mengurangi ketidakpastian pada pasar baru. Pada operational key process (OKP) merupakan proses kunci operasional perusahaan dalam melakukan pendekatan dasar untuk mengurangi dampak risiko. Empat (4) pendekatan dasar ini terdiri dari manajemen pasokan, manajemen permintaan, manajemen produk dan manajemen informasi. Manajemen pasokan terdiri dari pengelolaan terhadap pasokan buah Manggis berkaitan dengan jumlah dan mutu dari pasokan yang didapat dari mitra rantai pasok. Manajemen permintaan juga terdiri dari pengelolaan terhadap permintaan buah Manggis oleh konsumen terhadap pemenuhan jumlah dan mutu dari Manggis. Manajemen Produk berkaitan pada pengelolaan Manggis dari proses on farm dalam menjaga mutu dan jumlah buah Manggis melalui proses perbaikan pemupukan, perawatan, pemanenan sampai pada off farm penanganan pasca panen dalam menjaga kesegaran seperti pembersihan Manggis hingga ke pengepakan dan transportasi Manggis. Manajemen informasi berkaitan kepada proses penerimaan dan pemberitahuan terhadap mitra pasok akan informasi yang berkaitan pada rantai pasok seperti mengenai harga Manggis, volume permintaan, fluktuasi nilai tukar uang hingga sampai kepada penerapan proses perawatan penanganan pasca panen yang baik. Pada organization performance factor (OPF) merupakan bentuk dari risiko yang ditinjau dari faktor kinerja organisasi yaitu jumlah, biaya, kualitas dan waktu. Ketidakpastian jumlah akan memengaruhi kegiatan rantai pasok secara menyeluruh. Sebuah kesalahan prediksi atas stok pengaman akan mengarahkan pada kekurangan dari produk dan berdampak pada perubahan pemesanan. Keandalan dari produksi dan pelayanan akan secara serius menyebabkan sebuah gangguan pada pasokan selanjutnya akan menurunkan citra perusahaan sehingga 31
6 32 menghasilkan penurunan jumlah penjualan. Kesalahan prediksi permintaan juga akan mengarahkan kepada kelebihan persediaan produk. Kesalahan desain kegiatan dan struktur rantai pasok sangat beralasan untuk meningkatkan volume dalam penyimpanan. Biaya juga memiliki pengaruh lain. Fluktuasi dari biaya pengadaan akan meningkatkan skala goncangan pendapatan dan keuntungan. Terlalu banyaknya kelambanan sistem produksi seperti dukungan peralatan produksi, terlalu banyak jadwal kerja karyawan dan lead-time yang panjang akan selalu meningkatkan biaya produksi. Sebuah keputusan yang tidak wajar terhadap harga akan mengarahkan kepada suatu kehilangan jumlah penjualan dan suatu peningkatan penyimpanan. Suatu kekurangan sistem dukungan pelayanan akan meningkatkan frekuensi dari pelayanan darurat yang sangat beralasan untuk meningkatkan biaya logistik. Mutu akan memengaruhi kegiatan rantai pasok dalam banyak cara. Rendahnya level mutu dari produk dalam proses yang sulit akan menurunkan pendapatan dari produksi dan menyebabkan pengalaman konsumen yang juga akan menurunkan citra perusahaan. Lagi pula mutu selalu meningkatkan biaya dari jaminan dan pelayanan setelah penjualan. Kesalahan pada sebuah struktur dan desain proses operasional akan beralasan menurunkan tingkat kesesuaian yang menjadi rintangan untuk memaksa Just-In-Time (JIT) dan Vendor Management Inventory (VMI). Mutu dari sistem pendukung setelah penjualan akan memengaruhi kepuasan konsumen. Sebagai bentuk risiko waktu memiliki beragam pengaruh pada sebuah rantai pasok. Dalam masa program pengembangan produk baru, teknologi dan orientasi yang ketinggalan jaman membuat perusahaan kehilangan persaingan. Kompetensi dari waktu pengiriman cenderung menyebabkan fluktuasi dari proses produksi. Penurunan jumlah persediaan memperlihatkan esensi dari ketidaktepatan. Riwayat ketidakwajaran persediaan akan membuat ketidaktepatan dan penurunan mutu dari yang jelek ke buruk. Pada risk operational process (ROP) merupakan alternatif pilihan dalam melakukan pengendalian terhadap risiko yang terjadi pada rantai pasok buah Manggis. Beberapa dari metode dan alat manajemen risiko ini adalah hasil dari inovasi di bidang keuangan. Asuransi tradisional dan produk keuangan lain menguntungkan praktisi dan membantu memudahkan mengurangi pengaruh negatif yang dihasilkan dari perubahan cuaca, fluktuasi harga yang hebat dan energi yang sedikit selama operasi rantai pasok, seperti pengadaan, produksi, distribusi, logistik dan pelayanan. Produk baru dalam keuangan seperti transaksi kredit bersama dan opsi dapat mengurangi kehilangan yang dihasilkan dari risiko peristiwa yang jarang terjadi tetapi sangat serius dan bahkan menyebabkan akhir yang fatal. Selagi hipotek dan sedikit transaksi masih dapat ditransfer dan menghindarkan risiko secara lengkap. Dilain pihak ketika risiko sangat sulit untuk ditransfer dan dihindarkan, maka praktisi dapat menggunakan pengungkit operasional sebagai ganti dari pengungkit yang telah disebutkan, untuk memisahkan dan melemahkan pengaruh negatifnya. Dari analisis ini menjadi masukan sebagai indikator peubah operasional yang digunakan pada analisis ANP untuk melihat seberapa besar sumber risiko dan faktor risiko dalam memengaruhi risiko pada rantai pasok buah Manggis. Sistematika pelaksanaan dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.
7 Metode Analytic Network Process Metode ANP memiliki tiga (3) prinsip dasar, yaitu dekomposisi, penilaian komparasi dan komposisi dari hirarkis atau sintesis dari prioritas secara lengkap proses dari prinsip dasar ANP ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Prinsip dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang kompleks menjadi kerangka hirarki atau jaringan klaster, sub-klaster, sub-sub klaster, dan seterusnya. Dengan kata lain, dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP. Dengan menggunakan metode ANP dapat ditentukan beberapa prioritas, yaitu prioritas dari sumber risiko dan jenis risiko yang dihadapi oleh rantai pasok buah Manggis, kemudian juga dapat diketahui prioritas dari faktor-faktor yang memengaruhi dalam peningkatan manajemen risiko rantai pasok. Dari hasil prioritas faktor-faktor ini dapat menjadi dijadikan sebagai pedoman dalam pengelolaan rantai pasok untuk pencegahan risiko yang mungkin akan terjadi. Pencegahan dari risiko ini akan memberikan peluang dan keuntungan, karena dapat meminimalkan kehilangan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan mitra rantai pasoknya.
8 34 Tahap 1: Persiapan Penelitian Penetapan Judul Penelitian Identifikasi dan Perumusan Masalah Penetapan Tujuan Penelitian Penentuan Metode ANP Tahap 2 Konstruksi Model Pencarian Literatur Interview Mendalam Kuesioner Fokus Grup Diskusi Pembuatan Konstruksi Model Konfirmasi/Validasi Model Tahap 3 Kuantifikasi Model Peneliti Perancangan Kuesioner ANP Pengujian Kuesioner ANP Ahli Tahap 4 Analisis Survey Ahli dan Praktisi Analisis Data Tahap 5 Pembahasan, Kesimpulan Dan Saran Hasil Validasi Hasil Interpretasi Kesimpulan dan Saran Gambar 7 Tahapan penelitian
1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1 Produksi buah Manggis di Indonesia pada tahun Volume (Ton) B a l i Volume (Ton) Provinsi.
7 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis Buah Manggis (Garcinia mangoestana L) merupakan salah satu komoditas buah unggulan Indonesia. Permintaan ekspor buah Manggis dari Indonesia sampai saat ini terus meningkat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura
Lebih terperinci5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR
5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra
Lebih terperinciRIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
Lebih terperinciV. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani
V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Penjelasan rinci dari masing-masing subbab dijelaskan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem
Lebih terperinciRingkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS DI PT AGUNG MUSTIKA SELARAS, JAWA BARAT
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS DI PT AGUNG MUSTIKA SELARAS, JAWA BARAT SUNGGUL JANSIHAR SIMANJUNTAK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya perusahaan diartikan sebagai suatu unit produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri asuransi dewasa ini telah menunjukkan perkembangannya yang semakin membaik. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat, mereka tidak lagi memandang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode
Lebih terperinciVII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN
76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
Lebih terperinciANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK
3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani
LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman sekarang, dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dunia usaha ditandai dengan terbukanya persaingan yang ketat di segala bidang. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciTabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel
54 ANALISIS SISTEM Sistem pengembangan agroindustri biodiesel berbasis kelapa seperti halnya agroindustri lainnya memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciPerencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)
Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning) Dr. Giri W.iyono, M.T. Jurusan Pendidikan. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @ uny.ac.id
Lebih terperinciMateri 8. deden08m.com 1
Materi 8 STRATEGI BISNIS deden08m.com 1 Melihat Keuntungan Persaingan 1) Strategi biaya rendah 2) Strategi membuat perbedaan 3) Strategi berbasis kecepatan 4) Fokus Pasar deden08m.com 2 Ø Strategi Biaya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan metodologi dalam melakukan penelitian mengenai penentuan kriteria yang paling mempengaruhi dan pembentukan strateginya sebagai tahap pengembangan usaha bisnis pada UKM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu produk pertanian Indonesia adalah produk holtikultura. Salah satu produk holtikultura adalah sayur-sayuran. Sayuran merupakan sebutan umum bagi hasil pertanian
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 95~101 PENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL Ruhul Amin STMIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam home industri apparel berbahan baku kulit sangat ketat. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pelaku dalam industri tersebut
Lebih terperinciPuryantoro Fakultas Pertanian - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING MANGGA MANALAGI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PELAKU RANTAI PASOK (STUDI PADA PEDAGANG PENGUMPUL MANGGA DI SITUBONDO) Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja pada sistem klaster agroindustri hasil laut di Indonesia ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka
Lebih terperinci4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB
4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS 4.1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis Rantai pasok buah manggis untuk pasar ekspor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibentuk pada tahun 2007. Koperasi Bina Usaha
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelakupelaku dalam pengadaan paprika,
Lebih terperinciMETODOLOGI Kerangka Pemikiran
METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena berkaitan dengan going concern perusahaan. Ada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko perusahaan merupakan hal yang sangat krusial yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan going concern perusahaan. Ada beberapa macam risiko perusahaan menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan
Lebih terperinciPEMILIHAN VENDOR EKSPEDISI PT. ASIA CAKRA CERIA PLASTIK DI PULAU JAWA DENGAN MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP)
PEMILIHAN VENDOR EKSPEDISI PT. ASIA CAKRA CERIA PLASTIK DI PULAU JAWA DENGAN MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu factor yang dapat menunjang pencapaian laba bersih secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk untuk menghasilkan laba secara optimal dari pemanfaatan potensi yang dimilikinya dengan baik, terutama berkaitan dengan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pertumbuhan angka penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan masyarakat terhadap rumah sebagai salah satu kebutuhan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula perusahaan lokal yang harus gulung tikar karena sudah tidak mampu lagi untuk beroperasi.
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional
Pengelolaan Risiko Operasional Manajemen Risiko, Sesi 9 Latar Belakang Bank-bank menempatkan perhatian terhadap risiko operasional sama pentingnya dengan risiko-risiko lainnya. Risiko operasional dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen persediaan dalam sebuah perusahaan berada di antara fungsi manajemen operasional yang paling penting, karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga tahapan utama dalam manajemen operasi adalah pengaturan input, proses dan output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang
Lebih terperinciManajemen Pengelolaan Pembangkit Energi Listrik. Toha Ardi Nugraha
Manajemen Pengelolaan Pembangkit Energi Listrik Toha Ardi Nugraha Program/Tahapan Manajemen Energi (Craig B. Smith,1981) Tahap inisiasi : Komitmen manajemen; Koordinator manajemen energi; Komite manajemen
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
82 BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Leuwiliang adalah dan mengembangakan kegiatan pertanian
Lebih terperinciMengelola Informasi Pemasaran
Mengelola Informasi Pemasaran Topik Pembahasan Bagaimana cara perusahaan mengembangkan dan mengelola informasi tentang elemenelemen pasar yang penting tentang pelanggan, pesaing, produk dan program pemasaran
Lebih terperinciGambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu.
52 6 PENGEMBANGAN MODEL 6.1 Analisis model sistem dinamis agroindustri gula tebu Sesuai dengan metodologi, maka rancang bangun sistem dinamis bagi pengambilan keputusan kompleks pada upaya pengembangan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace - IAe) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri pesawat terbang, yang dimana memiliki material yang beragam dan aturan-aturan
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bidang yang mendukung perekonomian negara adalah bidang industri. Industri sendiri memiliki berbagai macam jenis antara lain: industri manufaktur,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan dalam kelompok ternak Hidayah Alam yang terletak di Desa Nambo, Kecamatan Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa yang mengelola Pusat Grosir Surabaya (PGS). Pada PT. Jasamitra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Jasamitra Propertindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang mengelola Pusat Grosir Surabaya (PGS). Pada PT. Jasamitra Propertindo memiliki
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis Herfindahl-Hirschman Index (HHI), analisis faktor ekternal
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis Herfindahl-Hirschman Index (HHI), analisis faktor ekternal dan internal, dan analisis VRIO maka dapat disimpulkan bahwa ada 2 strategi Kirana
Lebih terperinciDINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA
DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA Illia Seldon Magfiroh, Ahmad Zainuddin, Rudi Wibowo Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jember Abstrak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang atau membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS
LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinciVII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR
VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan
Lebih terperinciVIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK
VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, dunia bisnis berkembang secara cepat dan penuh ketidakpastian. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam waktu singkat dalam era persaingan
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciMateri Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan
M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6 6.1 Kesimpulan Dalam pembahasan tentang kesiapan PT PAL Indonesia (Persero), penelitian ini menemukan bahwa PT PAL Indonesia (Persero) pada prinsipnya memiliki kesiapan
Lebih terperinciVII. IMPLEMENTASI MODEL
VII. IMPLEMENTASI MODEL A. HASIL SIMULASI Simulasi model dilakukan dengan menggunakan data hipotetik berdasarkan hasil survey, pencarian data sekunder, dan wawancara di lapangan. Namun dengan tetap mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan pemakai. Perkembangan sistem informasi tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi sistem informasi dalam organisasi bisnis dewasa ini menjadi penting artinya berkaitan dengan ketepatan waktu dan kebenaran penyediaan informasi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi menyebabkan perubahan yang besar dalam operasi perusahaan. Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia bisnis menyebabkan perubahan
Lebih terperinciUKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan
1 UKURAN KINERJA Laporan kinerja keuangan meskipun penting tetapi hanya merupakan salah satu aspek dari kinerja suatu organisasi. Ada aspek-aspek lain yang juga merupakan ukuran kinerja suatu organisasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok melalui pendekatan distribusi risiko (Risk Sharing) merupakan proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciLAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:
LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki
Lebih terperinci