METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel"

Transkripsi

1 IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan dalam kelompok ternak Hidayah Alam yang terletak di Desa Nambo, Kecamatan Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian berlangsung selama satu bulan, yaitu yang telah dilaksanakan antara tanggal 1 Desember 2011 sampai dengan 5 Januari Pemilihan lokasi penelitian dalam kelompok ternak Hidayah Alam ini berdasarkan pertimbangan peneliti secara sengaja untuk mencapai tujuan penelitian tertentu, yaitu untuk mengetahui dan pengembangan yang dilakukan kelompok ternak tersebut yang telah menjalankan kemitraan dengan program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan di sekitarnya, sehingga menjadi kelompok ternak yang memiliki populasi ayam buras terbesar di Kabupaten Bogor. Sementara, pembudidayaan ayam buras ini belum banyak yang dikembangkan dengan kemitraan, khususnya kelompok ternak ayam buras yang terdapat di Kabupaten Bogor Metode Penentuan Sampel Sebuah populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Cooper dan Emory 1996). Anggota populasi yang menjadi satuan analisis dalam penelitian ini adalah kelompok ternak Hidayah Alam, Desa Nambo. Sementara sebuah elemen adalah subjek dimana pengukuran untuk menarik kesimpulan tersebut dilakukan dan elemen ini merupakan unit penelitian (the unit of study). Metode penentuan elemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus, yaitu studi yang mencakup seluruh elemen dalam populasi sebagai unit penelitian. Adapun jumlah seluruh elemen atau unit penelitian yang diambil adalah sebanyak enam orang peternak yang tergabung dalam kelompok ternak Hidayah Alam di Desa Nambo tersebut. Pemilihan metode sensus sebagai teknik penentuan unit penelitian dari populasi kelompok ternak tersebut didasarkan karena jumlah populasi sasaran penelitian, yaitu peternak yang tergabung dalam kelompok ternak ayam buras petelur Hidayah Alam kecil dan masing-masing elemen, yaitu peternak ayam

2 buras petelur antara satu dengan lainnya memiliki karakteristik usaha ternak yang berbeda-beda, misalnya dalam hal produksi telur dan luas kandang pemeliharaan Desain Penelitian Ruang lingkup topik penelitian pengembangan usaha ternak ayam buras petelur ini lebih sempit dalam suatu kelompok ternak, yaitu kelompok peternak ayam buras petelur Hidayah Alam, berdasarkan pertimbangan alternatif kemitraan yang telah dikembangkan dalam pengembangan telur ayam buras. Oleh karena itu, kedalaman identifikasi dan analisis yang diharapkan adalah terperinci secara mendetail dalam kelompok ternak tersebut. Cooper dan Emory (1996) menyampaikan bahwa studi kasus lebih menekankan kepada analisis konteks secara penuh berdasarkan peristiwa atau kondisi yang lebih sedikit dan hubungannya satu dengan yang lain. Karena menekankan kepada hal-hal secara rinci, maka studi kasus sangat cocok untuk penyelesaian masalah, evaluasi dan strategi. Dengan demikian, untuk memverifikasi hipotesis yang telah disusun sebelumnya melalui identifikasi permasalahan secara spesifik itulah, desain studi kasus ini digunakan dalam penelitian ini Data dan Instrumentasi Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang sengaja dikumpulkan khusus untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Sementara, data sekunder adalah data yang bersifat cross section atau menunjukkan titik waktu tertentu dan telah terdokumentasi sebelumnya yang diterbitkan oleh pihak lembaga-lembaga terkait. 1) Data Primer Sumber data primer ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada narasumber-narasumber yang terkait dengan Kelompok Ternak Hidayah Alam, antara lain peternak-peternak yang tergabung ke dalam Kelompok Ternak Hidayah Alam, lembaga-lembaga pemasaran yang terkait dengan pemasaran telur ayam buras Kelompok Ternak Hidayah Alam dan perusahaan yang memberikan bantuan permodalan kepada peternak-peternak 37

3 Kelompok Hidayah Alam. Wawancara dilakukan dengan metode wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner, dimulai dengan kuesioner yang ditujukan kepada peternak, lembaga pemasaran telur ayam buras dan perusahaan mitra. Kuesioner peternak terdiri dari tahapan pertanyaan mengenai identitas karakteristik peternak responden, komponen penerimaan atau produksi telur usaha ternak, komponen biaya, kepemilikan alat-alat peternakan, usaha lain di luar usaha ternak dan pola produksi telur atau siklus bertelur tahun Pertanyaan juga dilengkapi dengan informasi pemasaran telur ayam buras dan aktivitas kemitraan dari peternak. Wawancara yang dilakukan oleh lembaga pemasaran telur ayam buras meliputi identitas usaha penjualan telur, profil pola pembiayaan usaha, kegiatan pembelian dan kegiatan penjualan telur ayam buras untuk mengetahui pengsa pasar dan pasar potensial telur ayam buras. Wawncara terhadap perusahaan mitra terdiri dari pertanyaan mengenai kondisi perusahaan mitra, pelaksanaan teknis kemitraan dan pembiayaan atau pendanaan oleh perusahaan mitra kepada peternak. 2) Data Sekunder Sumber data sekunder ini diperoleh melalui pihak Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) unit Gunung Putri yang salah satu wilayah cakupannya adalah Kecamatan Klapa Nunggal dan data monografi desa yang diperoleh dari Kantor Desa Nambo. Selain itu, data sekunder yang digunakan juga diperoleh dari berbagai sumber literatur dan bahan bacaan seperti text book, skripsi dan internet Instrumentasi Penelitian Dalam mengumpulkan data dan informasi, alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini disusun menjadi tiga bagian kuesioner, yang terdiri dari kuesioner yang ditujukan untuk peternak Kelompok Hidayah Alam, kuesioner yang ditujukan untuk lembaga pemasar telur ayam buras dan kuesioner untuk perusahaan mitra yang memberikan permodalan. 38

4 4.5. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah metode observasi, wawancara langsung dan pengisian kuesioner kepada peternak ayam buras petelur, berkaitan dengan data fisik dan biologis mengenai faktorfaktor produksi yang terdapat dalam masing-masing usaha ternak yang dijalankan serta data ekonomi mengenai harga-harga input dan harga output. Data harga output juga diperoleh melalui wawancara dengan lembaga pemasar agen penjual jamu di pasar tradisional untuk perhitungan harga rata-rata output. Observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengamati, memahami dan menganalisis kondisi peternak, pemasar dan perusahaan mitra dalam pengusahaan ternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam. Observasi ini dilakukan untuk mengamati sistem dan mekanisme kemitraan yang terjadi antara kelompok ternak dengan perusahaan dengan pengisian kuesioner. Kegiatan pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan secara rinci dalam Tabel 6. Wawancara ini dilakukan kepada enam orang peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam selama delapan hari dimulai dari tanggal 23 sampai dengan 31 Desember 2011 di Desa Nambo, Kecamatan Klapa Nunggal, Bogor dengan melibatkan keenam peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam. Wawancara yang dilakukan kepada pihak perusahaan mitra peternak melibatkan pihak Departemen CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. selama tiga hari antara 30 Desember 2011 sampai dengan 9 Januari 2012 di kantor Departemen CSR Pabrik Citeureup dan pihak Community Relations Officer PT. Holcim Indonesia Tbk. selama sehari pada tanggal 5 Januari 2012 di Pabrik Narogong. Wawancara yang dilakukan kepada pihak lembaga pemasar telur ayam buras pasokan peternak Kelompok Hidayah Alam, yaitu seorang agen penjual jamu Pasar Tradisional Cileungsi selama dua hari pada tanggal 6-7 Januari Sementara, data monografi diperoleh dari Kantor Desa Nambo pada tanggal 5 Januari 2012 melalui koordinasi dengan Kepala Urusan Pemerintahan Desa Nambo. 39

5 Tabel 6. Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data Penelitian Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam Tahun 2011 No Kegiatan Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner Peternak Pencatatan Monografi Desa Pengisian Kuesioner Mitra PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Pengisian Kuesioner Mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Pengisian Kuesioner Lembaga Pemasaran Telur Ayam Buras Kelompok Hidayah Alam Waktu Pengumpulan Data Desember 2011 Lama Pengumpulan Data 8 hari 5 Januari hari 30 Desember 2011 s.d. 9 Januari hari 5 Januari hari 6-7 Januari hari Lokasi Kegiatan Pengumpulan Data Desa Nambo, Kecamatan Klapa Nunggal, Bogor Desa Nambo, Kecamatan Klapa Nunggal, Bogor PT. ITP (Pabrik Citeureup) PT. HI (Pabrik Narogong) Pondok Damai, Perum. Cileungsi, Bogor (Kediaman Bapak Sobari) Personal-Personal yang Terlibat dalam Pengumpulan Data Enam orang peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam Kepala Urusan Pemerintahan Desa Nambo (Edi Junaedi) dan Kepala BPD Desa Nambo (Nurrohim) Kepala Seksi Divisi CD Section Departemen CSR PT. ITP (Ibu Lia Damayanti) dan Kepala Seksi Training Departemen HRD PT.ITP (Bapak Andi Prayitno) Community Relations Officer (Bapak Sazili) Agen Penjual Jamu yang dipasok oleh peternak Kelompok Hidayah Alam (Bapak Sobari) 4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menjelaskan mengenai deskripsi dan perbandingan variabelvariabel yang masing-masing berskala kategori dan ordinal, sedangkan analisis kuantitatif menjelaskan ukuran pendapatan usaha ternak, kemudian digunakan untuk memperkirakan pengembalian (return) dalam pengembangan skala usaha ternak. Data yang disusun dalam kuesioner penelitian yang ditujukan untuk peternak terdiri dari data mengenai identitas peternak responden, komponen penerimaan atau produksi telur termasuk kendala-kendala produksi, komponen biaya produksi usaha ternak yaitu investasi, modal kerja tetap dan tidak tetap, kepemilikan alat-alat peternakan, pekerjaan atau usaha di luar usaha ternak, pola siklus bertelur, faktor ekstern aktivitas pemasaran hasil dan kemitraan, unsur hukum dan unsur manajemen (pengelolaan). 40

6 Sementara, kuesioner yang ditujukan kepada lembaga pemasar terdiri dari identitas responden/usaha, profil pola pembiayaan usaha dan aspek pemasaran antara lain kegiatan pembelian telur, kegiatan penjualan telur, saluran distribusi dan fungsi serta lembaga pemasaran yang terlibat. Kuesioner yang ditujukan untuk perusahaan mitra terdiri dari kondisi perusahaan mitra, pelaksanaan kemitraan dan pembiayaan dalam permodalan. Beberapa faktor-faktor produksi usaha ternak dan faktor-faktor ekstern seperti aktivitas pemasaran hasil dan kemitraan yang dijadikan dalam variabel pengukuran penelitian memiliki skala rasio, sehingga pengolahan data yang digunakan adalah analisis kuantitatif atau metode statistik inferensia. Data yang memiliki skala kategori seperti identitas responden dan skala ordinal seperti deskripsi unsur hukum, manajemen dan kemitraan yang dilaksanakan dalam usaha ternak dianalisis secara kualitatif dengan prinsip deskripsi dan perbandingan. Selanjutnya, alternatif pengembangan skala usaha ternak dapat diidentifikasi berdasarkan hasil analisis kuantitatif yaitu tingkat keuntungan investasi usaha ternak dengan mempertimbangkan kondisi teknis atau pemasaran saat ini berdasarkan analisis kualitatif. Perhitungan analisis kuantitatif tersebut diolah menggunakan bantuan Software Microsoft Excel Analisis Pendapatan Usaha Ternak Keberhasilan usaha ternak dijelaskan melalui tiga ukuran analisis, diantaranya analisis arus uang tunai, analisis pendapatan dan keuntungan dan analisis R/C rasio usaha ternak. Analisis arus uang tunai digunakan untuk menentukan likuiditas petani dalam rangka menganalisis keadaan kredit petani. Hanya transaksi tunai, termasuk pembelian dan penjualan barang-barang modal yang dimasukkan ke dalam analisis (Gittinger 1986). Arus uang tunai memiliki tiga ukuran penting, antara lain pendapatan tunai usahatani, kelebihan uang tunai usahatani dan pendapatan tunai rumah tangga. Pendapatan tunai usahatani merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani dalam mengukur kemampuan usahatani menghasilkan uang tunai. Kelebihan uang tunai usahatani adalah pendapatan tunai yang ditambahkan dengan pinjaman tunai dari luar usahatani setelah dikurangi pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Ukuran kelebihan uang tunai usahatani menunjukkan 41

7 besarnya uang tunai yang digunakan untuk keperluan rumah tangga petani, jika ukuran ini bernilai negatif maka petani mengalihkan pembayaran bunga dan pokok pinjaman untuk pembayaran rumah tangga. Hal ini penting dalam menentukan kapan pembayaran bunga dapat dilakukan tanpa menghasilkan nilai kelebihan uang tunai yang negatif. Pendapatan tunai rumah tangga adalah kelebihan uang tunai yang ditambahkan dengan penerimaan tunai dari luar usahatani dan merupakan ukuran kesejahteraan keluarga petani. Pentingnya ukuran ini yaitu dalam melihat besarnya proporsi penerimaan yang berasal dari kelebihan uang tunai usaha ternak dan pekerjaan di luar usaha ternak terhadap kesejahteraan petani. Analisis pendapatan usaha pertanian pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam satu tahun (Gittinger 1986). Tujuannya adalah membantu perbaikan pengolahan usaha pertanian. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku dengan memperhitungkan penyusutan pada tahun tersebut untuk investasi modal yang umur penggunaannya cukup lama. Penggunaan barang yang bukan tunai seperti produksi yang dikonsumsi sendiri di rumah dan pengeluaran di luar usaha pertanian tidak dimasukkan karena analisis bertujuan untuk melihat perkembangan usaha pertanian saja. Perhitungan pendapatan kotor dikurangi dengan pengeluaran total merupakan pendapatan bersih (net farm income) dan digunakan untuk mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Ukuran pendapatan bersih sebagai ukuran keuntungan usahatani yang sebenarnya digunakan untuk membandingkan keberhasilan beberapa cabang usahatani. Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) berasal dari pendapatan bersih yang telah dikurangkan dengan pembayaran bunga kepada modal pinjaman dapat menggambarkan pengembalian terhadap seluruh modal petani sendiri yang digunakan untuk usahatani. Penghasilan keluarga (family earnings) yaitu penghasilan bersih setelah ditambahkan dengan penghasilan yang berasal dari luar usahatani dapat digunakan untuk melihat proporsi penghasilan yang berasal dari usahatani dan dari luar usahatani terhadap kesejahteraan sebenarnya kepada petani. 42

8 Analisis Efisiensi Usaha Ternak Ukuran penting lainnya seperti efisiensi penerimaan usahatani untuk setiap rupiah yang dikeluarkan (revenue cost ratio) adalah analisis R/C. Analisis R/C rasio dalam usahatani menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari suatu usahatani yang dilaksanakan. Selain itu, R/C rasio juga merupakan perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani. Penerimaan yang dihitung merupakan total penerimaan usahatani (total farm revenue) yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu, sedangkan pengeluaran usahatani ini merupakan pengeluaran total usahatani yang berasal dari pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai usahatani. Rumus penerimaan dan total biaya adalah sebagai berikut (Soekartawi et al 1986): TR = P x Q TC = Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan Keterangan: TR = Total Penerimaan Kotor Usahatani (Rp) TC = Total Biaya Usahatani (Rp) Rasio R/C yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Rasio R/C atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam periode tertentu. Rasio R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani adalah sebagai berikut (Soekartawi et al 1986): R/C rasio atas biaya tunai = TR/biaya tunai R/C rasio atas biaya total = TR/TC Keterangan: TR : Total Penerimaan Usahatani (Rp) TC : Total Biaya Usahatani (Rp) Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C. Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio lebih besar dari satu (R/C > 1), semakin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun, apabila nilai R/C lebih kecil 43

9 dari satu (R/C < 1), usaha ini tidak mendatangkan keuntungan dan belum efisien sehingga tidak layak untuk diusahakan Analisis Keuntungan Investasi Usaha Ternak Penilaian keuntungan investasi dalam suatu usahatani menggunakan hasil perhitungan analisis pendapatan usahatani, yaitu pendapatan bersih usahatani. Imbalan atas total modal (return to total capital) diperoleh dari pengurangan pendapatan bersih dengan nilai kerja keluarga, kemudian membandingkan nilai tersebut dengan nilai total modal yang digunakan dalam usaha ternak. Imbalan atas modal pinjaman yaitu diperoleh dari mengurangkan pendapatan bersih usahatani dengan nilai kerja keluarga dan bunga modal milik petani, sedangkan imbalan atas modal petani (return to farm equity capital) yaitu diperoleh dari mengurangkan pendapatan bersih dengan nilai kerja keluarga dan bunga modal pinjaman. Imbalan atas modal pinjaman (return to debt capital) dapat dibandingkan dengan suku bunga pinjaman yang diberlakukan, sedangkan imbalan atas modal petani dapat dibandingkan dengan suku bunga deposito yang berlaku sebagai biaya imbangan. Rumus imbalan atas total modal, imbalan atas modal pinjaman dan imbalan atas modal petani adalah sebagai berikut (Soekartawi et al 1986): Imbalan atas Total Modal = (Π-W)/(E+C) x 100% Imbalan atas Modal Pinjaman = [Π-W-(d*E)]/(E+C) x 100% Imbalan atas Modal Petani = [Π-W-(p*C)]/(E+C) x 100% Keterangan: Π = Pendapatan Bersih Usahatani (Rp) W = Nilai Kerja Keluarga (Rp) E = Nilai Modal Petani (Rp) C = Nilai Modal Pinjaman (Rp) p = Suku Bunga Pinjaman berlaku (%) d = Suku Bunga Deposito berlaku (%) d*e = Bunga Modal Milik Petani (Rp) p*c = Bunga Modal Pinjaman (Rp) 44

10 Secara teoritis, jika persentase imbalan atas modal pinjaman lebih besar dari suku bunga pinjaman maka usahatani yang dijalankan adalah layak dengan besar keuntungan investasi sebesar selisih dari imbalan atas modal pinjaman dengan suku bunga pinjaman. Hal tersebut menjelaskan bahwa dari setiap satu persen modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani akan memperoleh pengembalian (return) sebesar nilai imbalan atas modal pinjaman tersebut. Sementara, imbalan atas modal petani yang persentasenya lebih besar daripada suku bunga deposito maka usahatani yang dijalankan adalah layak dengan besar keuntungan investasi yaitu selisih dari imbalan atas modal petani dengan suku bunga deposito. Hal ini menjelaskan bahwa setiap satu persen modal petani yang diinvestasikan ke dalam usahatani akan memperoleh pengembalian (return) kepada petani sebesar nilai imbalan atas modal petani tersebut Definisi Operasional Beberapa definisi operasional berikut ini menjelaskan definisi yang digunakan dalam penelitian, antara lain: (1) Produktivitas telur optimum (butir per ekor per tahun) adalah telur yang dapat dihasilkan oleh bibit induk ayam buras produktif pada pemeliharaan intensif adalah rata-rata 168,48 butir per ekor induk dalam satu tahun proses produksi (Septiwan 2007); (2) Bibit induk produktif (ekor) adalah induk ayam buras yang umurnya berada di antara 5-18 bulan dan dapat memproduksi telur secara optimum; (3) Bibit induk non produktif (ekor) adalah induk ayam buras yang umurnya berada di bawah umur lima bulan dimana induk belum dapat menghasilkan telur; (4) Bibit induk afkir (ekor) adalah induk ayam buras yang umurnya berada di atas umur 18 bulan dimana induk memproduksi telur lebih rendah dari produksi telur optimum hingga induk tidak menghasilkan telur sama sekali; (5) Harga bibit ayam buras (rupiah per ekor) adalah harga rata-rata tahunan bibit ayam buras menurut umur ayam yang dihitung berdasarkan rata-rata dari harga rata-rata bulanan bibit ayam buras menurut umur; 45

11 (6) Harga jual telur (rupiah per butir) adalah harga jual rata-rata tahunan telur yang dihitung berdasarkan rata-rata dari harga jual rata-rata bulanan telur masing-masing peternak; (7) Skala pengusahaan ternak (ekor per tahun) adalah rata-rata inventaris ternak, yaitu ternak produktif, ternak non produktif dan ternak afkir yang diusahakan oleh peternak dalam kurun waktu satu tahun, dihitung dari jumlah stok awal dan stok akhir tenak dibagi dua; dan (8) Biaya modal peternak (persen) adalah biaya atas modal sendiri jika digunakan untuk deposito, yaitu tingkat suku bunga deposito rata-rata tahunan untuk bank umum pada tahun 2011 sebesar 7,37 persen per tahun (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia 2012) 6). (9) Biaya modal pinjaman (persen) adalah biaya atas modal pinjaman dari pihak luar (pemberi pinjaman) yang diberikan kepada usaha ternak jika dipinjamkan kepada selain usaha ternak, yaitu tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (KUR BRI) untuk Kredit Ritel jangka waktu pengembalian maksimal tiga sampai lima tahun sebesar 14 persen per tahun (Bank Rakyat Indonesia 2012) 7). 6) ( Daftar Bank-Bank dengan Bunga Deposito Terbesar Tahun Diakses Tanggal 6 April ) ( KUR BRI. Diakses Tanggal 6 April

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (http://www.bps.go.id). Populasi Ternak (000) Ekor Diakses Tanggal 3 Oktober 2011.

PENDAHULUAN. (http://www.bps.go.id). Populasi Ternak (000) Ekor Diakses Tanggal 3 Oktober 2011. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rata-rata laju pertumbuhan populasi ternak unggas selama enam tahun dari tahun 2004 hingga 2010 menunjukkan peningkatan, diantaranya ternak ayam ras petelur dan pedaging

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di gabungan gelompok tani (Gapoktan) Desa Hasang, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang 12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha ternak ayam petelur merupakan usaha yang mempunyai prospek sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (pusposive). Alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Diiringi dengan: 1. Jumlah penduduk semakin meningkat 2. Konversi lahan meningkat 3. Pemenuhan pangan yang masih dibawah pemenuhan gizi Pemantapan kemandirian pangan melalui pekarangan Persepsi masyarakat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi tersebut adalah salah satu lokasi pengembangan pertanian porduktif

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gapoktan Bunga Wortel Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penetuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau gejala-gejala

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011

Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011 Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2009 Keterangan RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 Total Industri 399 325 261 379 370 412 251 255

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produk total (TP) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika jumlah semua input kecuali satu faktor

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN Tri Santoso, Uswatun Hasanah, dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud membuat penyandaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai usahatani bunga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendiskripsikan, dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sabila Farm dan wilayah Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data primer dilaksanakan

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, dalam pembahasannya lebih ditekankan pada biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, input yang digunakan, penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, 44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), berdasarkan keterjangkauan pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula mendeskripsikan identitas petani, teknik budidaya ikan nila, bawal, dan udang galah kemudian menganalisis besarnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan biasanya digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Pengumpulan data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani (wholefarm) adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif karena dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis. Dalam pembahasannyan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2010. Kecamatan Sedong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI Sapta Andaruisworo Email : saptaandaruisworo@gmail.com Nur Solikin Email : gatotkoco.80@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Produksi Produksi merupakan serangkaian proses dalam penggunaan berbagai input yang ada guna menghasilkan output tertentu. Produksi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam (modal sendiri) dan modal dari luar (pinjaman/kredit).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, dengan waktu pelaksanaan pengumpulan data pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci